Pengaruh Senam Nifas Terhadap Tinggi Fundus Uteri dan Jenis Lochea
Pada Primipara
Ineke, S`H*, Murti Ani** , Sri Sumarni***................................................................................................................... 45
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita sekalian,
sehingga kita dapat menerbitkan Jurnal Ilmiah Bidan volume I nomor 3 di tahun 2016 sebagai kontribusi
ilmiah yang signifikan Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (PP IBI). Jurnal Ilmiah Bidan merupakan
salah satu sarana untuk menyajikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pelayanan
kebidanan.
Jurnal Ilmiah Bidan dapat dimanfaatkan oleh semua pihak, baik para bidan akademisi, bidan di
fasilitas pelayanan kesehatan, bidan yang ada di birokrasi dan di lembaga lainnya, mahasiswa kebidanan
maupun masyarakat umum yang tertarik dengan hal seputar kebidanan. Jurnal ini dapat menjadi wadah
berbagi ilmu teman sejawat bidan, sehingga kita dapat menjadi bidan yang profesional sebagaimana
diharapkan oleh masyarakat.
PP IBI mengucapkan terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak dalam menjaga eksistensi
dan keberlanjutan penerbitan jurnal ini. PP IBI menghimbau teman sejawat bidan agar menjadikan jurnal
ini sebagai media untuk membudayakan menulis ilmiah dengan berpartisipasi aktif mengirimkan tulisan
ilmiah sehingga dapat menjadi acuan dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan pendidikan kebidanan.
Semoga jurnal ini secara terus menerus meningkat kinerjanya ditinjau dari kuantitas maupun kualitas
makalah yang dimuat. Semoga bidan bertambah maju.
e-mail : sriwuwuh1973@gmail.com
Abstract
In Indonesia the incidence of anemia is high at 37.1%. Anemia prevention program in pregnant
women conducted by the government is giving 90 Fe tablets to pregnant women during pregnancy, but the
implementation of the program giving Fe tablets found many obstacles one compliance pregnant women
remains low in consuming Fe supplement.Community participation in improving the efficiency of the service
is very important is to engage cadre in the health program. The purpose of this research was to determine
the effect on pregnant women cadres assistance in drinking iron suplement.
This research is a quasi experiment with using post test only control group design. The study
population is pregnant women in the region Puskesmas Bogorejo Blora December 2015 through March
2016 some 98 people, while the number of samples of 52 people, divided into 2 groups: pregnant women
advocacy groups and the control group. The sampling technique is simple randoom sampling. Analysis of
the data by the statistical test Mann Whitney.
The results showed that there is a difference between compliance pregnant mothers who Fe supplement
accompanied by unaccompanied social worker, p value 0.001 <α 0:05. The expected implementation of the
program - which doing health programs need to involve cross-program and cross-sectoral especially social
worker as a partner with a midwife. Family or husband is also important to provide support and participate
in the monitoring of iron suplement that can improve compliance pregnant mothers drink during pregnancy
Fe suplement.
Keywords: Assistance, Compliance, Iron Suplement
ABSTRAK
Di Indonesia angka kejadian anemia cukup tinggi yaitu 37,1%. Program penanggulangan anemia
pada ibu hamil yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil
selama kehamilannya, namun pada pelaksanaaan program pemberian tablet Fe ditemukan berbagai
kendala salah satunya kepatuhan ibu hamil yang masih rendah dalam mengkonsumsi tablet Fe. Peran serta
masyarakat dalam meningkatkan efisiensi pelayanan sangat penting yaitu dengan mengikutsertakan kader
dalam program kesehatan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendampingan
kader pada ibu hamil dalam minum tablet Fe.
Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan menggunakan post test only control group
design. Populasi penelitian adalah ibu hamil diwilayah Puskesmas Bogorejo Kabupaten Blora bulan
Desember 2015 sampai Maret 2016 sejumlah 98 orang, sedangkan jumlah sampel 52 orang yang terbagi
dalam 2 kelompok yaitu kelompok pendampingan ibu hamil dan kelompok kontrol. Teknik pengambilan
sampel yaitu simple randoom sampling. Analisa data dengan uji statistik Mann Whitney
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan antara kepatuhan ibu hamil dalam minum tablet
Fe yang didampingi kader dengan yang tidak didampingi kader, nilai p value 0.001 < α 0.05.
Diharapkan pelaksanaan program-program kesehatan yang dilaksanakaan perlu untuk melibatkan
lintas program dan lintas sektoral terutama kader sebagai mitra kerja bidan. Keluarga atau suami juga
penting untuk memberikan dukungan dan berpartisipasi dalam pemantauan minum tablet Fe sehingga dapat
meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam minum tablet Fe selama kehamilannya.
Kata kunci: Pendampingan, Kepatuhan Minum Tablet Fe
kepada ibu hamil. Dalam pendampingan kader patuh dalam minum tablet Fe tersebut, terkait
ada banyak cara dalam melakukan yaitu melalui dengan pendidikan responden yang sebagian besar
kunjungan rumah ibu hamil untuk mengingatkan berpendidikan dasar pada kedua kelompok. Orang
dan mengecek ibu hamil dalam mengkonsumsi yang berpendidikan tinggi relatif mudah menerima
tablet Fe, komunikasi lewat jaringan pesan singkat. pengetahuan daripada orang yang berpendidikan
Menurut Safudin (2009), kunjungan kader dapat rendah. Sesuai dengan Notoatmodjo (2010),
membina hubungan kedekatan dengan ibu hamil faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
dan menimbulkan kepercayaan antara kader antara lain tingkat pendidikan, adalah upaya
dengan ibu hamil. untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi
Tabel 3
Pengaruh tingkat kepatuhan ibu hamil dalam minum tablet Fe
Tabel 3. menunjukkan bahwa kepatuhan ibu perubahan perilaku yang positif. Pengetahuan
hamil minum tablet Fe, pada kelompok perlakuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
dan kelompok kontrol berdasarkan uji Mann penting dalam membentuk tindakan seseorang.
Whitney U test didapati p value 0,001 < 0,05 yang Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa
artinya bahwa H0 ditolak dan Ha diterima sehingga perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
ada beda antara ibu hamil dalam minum tablet Fe bertahan daripada perilaku yang tidak didasari oleh
yang didampingi kader dengan ibu hamil yang pengetahuan. Pendampingan kader dalam minum
tidak didampingi kader dalam minum tablet Fe. tablet Fe merupakan suatu bentuk intervensi
untuk merubah perilaku pada ibu hamil dalam
Pembahasan mengkonsumsi tablet Fe. Dikatakan mendampingi
karena yang melakukan kegiatan pemecahan
Ibu hamil yang mendapatkan pendampimgan masalah itu bukan pendamping. Pendamping
dari kader dalam meminum tablet Fe ,memiliki hanya berperan untuk memfasilitasi bagaimana
kecenderungan lebih patuh dalam meminum tablet memecahkan masalah secara bersama-sama dengan
Fe. Hal ini sesuai dengan penelitian Namchar (2013) masyarakat (Safrudin,2009).
faktor yang mempengaruhi kepatuhan konsumsi Dukungan kader pada ibu hamil memberikan
tablet Fe pada ibu hamil adalah pengetahuan, kontribusi kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet
dukungan keluarga, peran petugas kesehatan dan Fe, karena kader selalu memotivasi, mendorong,
ketersediaan tablet Fe sedangkan faktor yang menyadarkan ibu hamil mengenali potensi masalah
berhubungan dengan kepatuhan konsumsi tablet dan dapat mengembangkan potensi memecahkan
Fe adalah pengalaman dan sosial budaya. Dan masalahnya, dalam hal ini untuk mengkonsumsi
faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap tablet Fe sampai habis sesuai dengan program
kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe yaitu pemerintah (Safrudin, 2009). Penelitian ini sejalan
peran petugas kesehatan. dengan penelitian Aditiani Yurista Permanasari
Masih ditemukannya ibu hamil yang kurang (2013), menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
pemberian penyuluhan pada ibu hamil dengan meminimalkan kejadian anemia sehingga akan
anemia dapat meningkatkan kepatuhan minum mengurangi komplikasi perdarahan pada proses
tablet tambah darah (p < 0.05). persalinannya. Sesuai hasil penelitian (Dian L dkk,
Masih ditemukan adanya ibu hamil yang 2014), bahwa kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe
sedikit minum tablet Fe dalam penelitian ini bisa dapat meningkatkan hemoglobin.
karena berbagai alasan. Alasan yang mungkin
menyebabkan ibu hamil tidak mengkonsumsi Kesimpulan
Fe secara teratur (patuh ) antara lain ibu hamil
takut terjadinya efek samping minum tablet Fe, 1. Karakteristik Responden.
seperti mual, sembelit, frustrasi tentang frekuensi Sebagian besar ibu hamil pada kelompok yang
dan jumlah pil yang diminum dan takut bayinya mendapatkan pendampingan kader berusia
besar. Alasan efek samping dari tablet Fe yang antara 20-35 tahun (78%), berpendidikan dasar
ditimbulkan tersebut dapat memicu seseorang untuk (86%), tidak bekerja atau sebagai ibu rumah
kurang mematuhi konsumsi tablet Fe secara benar, tangga (96 %) dan paritas multipara (61%).
sehingga tujuan dari pemberian Fe tersebut tidak 2. Rata-rata jumlah tablet Fe yang diminum
tercapai. Pendidikan responden sebagian besar selama 30 hari, pada kelompok ibu hamil yang
berpendidikan dasar, hal tersebut juga menjadi mendapat pendampingan kader sebanyak 27
kendala bagi kepatuhan ibu hamil dalam minum butir dan pada kelompok kontrol 22 butir.
tablet Fe, karena masih kurangnya pengetahuan 3. Ada pengaruh pendampingan kader pada ibu
tentang tablet Fe. Individu yang berpendidikan hamil dalam minum tablet Fe dengan kepatuhan
rendah relatif mengalami kesulitan untuk minum tablet Fe yang ditunjukkan dengan nilai
menyerap informasi, pengetahuan yang sifatnya p value 0,001 < α = 0,05.
baru. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe, diantaranya Saran
pengetahuan ibu hamil, motivasi ibu hamil, peranan
keluarga, perilaku petugas kesehatan. Pengetahuan 1. Ibu hamil diharapkan dapat minum tablet Fe
ibu hamil tentang kesehatan khususnya anemia sesuai dengan aturan, yaitu diminum setiap
akan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil hari, mengingat kepatuhan ibu hamil minum
terhadap program pencegahan anemia (BKKBN, tablet Fe merupakan faktor penting dalam
2012). Sesuai dengan penelitian yang dilakukan peningkatan kadar haemoglobin selama
oleh Kutila Nur Aini (2010) menunjukkan hasil kehamilannya.
ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu 2. Diperlukan peningkatan peran kader dalam
hamil dengan kepatuhan mengkonsusmsi tablet memberikan motivasi pada ibu hamil dan
Fe. Selain itu juga penelitian lain oleh Robiatul adanya strategi program pengawasan minum
Adawiyani (2013) enunjukkan bahwa Pemberian tablet Fe secara terpadu melibatkan unsur-unsur
Booklet Anemia dapat meningkatkan pengetahuan, pemerintah terkait, peran serta masyarakat
kepatuhan minum tablet tambah darah dan kadar dimulai dari individu, keluarga maupun
hemoglobin ibu hamil. kelompok organisasi masyarakat tertentu.
Kepatuhan ibu hamil minum tablet Fe 3. Hasil penelitian ini bisa dikembangkan lagi
merupakan faktor penting dalam menjamin untuk penelitian selanjutnya dengan metode
peningkatan kadar haemoglobin ibu hamil. Tablet dan desain penelitian yang berbeda sehingga
Fe sebagai suplemen yang diberikan pada ibu intervensi program pemberian tablet Fe
hamil menurut aturan harus dikonsumsi setiap merupakan suatu program utama dalam
hari. Ibu hamil yang patuh minum tablet Fe dapat penanganan Ante Natal Care.
akbidkertosono@yahoo.co.id
Abstrak
Latar belakang: Wanita hamil primigravida hampir semuanya mengalami kekhawatiran, kecemasan,
dan ketakutan baik selama hamil, saat menghadapi persalinan maupun setelah persalinan. Adaptasi
terhadap stres diatur oleh kapasitas hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) untuk mensekresikan
hormon seperti kortisol. Peningkatan kadar kortisol pada masa kehamilan merupakan indikator adanya
stress emosional. Hal ini mungkin akan berpengaruh terhadap lama persalinan. Yoga prenatal dan senam
hamil merupaka terapi untuk menurunkan tingkat stress pada ibu hamil.
Tujuan penelitian: Membuktikan pengaruh kombinasi yoga prenatal dan senam hamil terhadap
perubahan kadar kortisol dan lama persalinan kala I.
Metode penelitian: Metode penalitian quasy-experimental (experiment semu) rancangan
Non-Equivalen Group Desain. Populasi adalah ibu hamil trimester III di Kabupaten Nganjuk. Cara
pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling penelitian ini dilakukan pada 26 responden yang
terdiri dari kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Analisis data dengan menggunakan uji beda sampel
berpasangan yang sebelumnya dilakukan uji normalitas.
Hasil penelitian: Ada perbedaan yang bermakna kadar kortisol sebelum dan sesudah intervensi pada
kelompok perlakuan Hasil uji Mann- Whitney diperoleh nilai signifikasi 0,010 lebih kecil dari 0,05. Terjadi
penurunan sebesar -209.67 ng/ml pada kelompok perlakuan dan -129.96 ng/ml pada kelompok kontrol.
Rerata lama persalinan pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol setelah dilakukan uji statistik
dengan uji Wilcoxon di peroleh nilai p = 0,003 lebih kecil dari 0,05, artinya ada pengaruh kombinasi yoga
prenatal dan senam hamil terhadap lama persalinan kala I.
Kesimpulan: Kombinasi yoga prenatal dan senam hamil terbukti lebih efektif dalam menurunkan
kadar kortisol pada ibu hamil dengan rerata lama persalinan lebih cepat.
Saran: Setiap ibu hamil trimester III disarankan melakukan latihan kombinasi yoga prenatal dan
senam hamil secara rutin
kecemasan. Senam hamil ini dibentuk dalam suatu masing kelompok adalah 12 responden. Sehingga
kelas ibu hamil yang menjadi program disetiap jumlah sampel yang seluruhnya untuk 2 kelompok
puskesmas di Indonesia. adalah 24 responden.
Di Kabupaten Nganjuk kejadian preterm
masih sering ditemui, data dari tahun 2012 terdapat 1) Tahap pra pemberian perlakuan
190 kasus kelahiran preterm, kasus tersebut a) Pengukuran sebelum perlakuan.
menurun hingga 173 kejadian pada tahun 2013,
sedangkan pada tahun 2014 terdapat 182 kasus Pretest Perlakuan Post test
kelahiran preterm, hasil studi pendahuluan yang O1 -----------------X------------------- O2
dilakukan di RSUD Nganjuk pada 07 September O ------------------ X0----------------- O4
2015 dari data sekunder didapatkan angka kejadian
sectio caesaria 1077 kasus pada tahun 2012, 1019 Gambar 1. Rancangan Penelitian
pada tahun 2013, sedangkan meningkat pada tahun
2014 terdapat 1681 kejadian, pada bulan September b) Memberikan penjelasan kepada masing-
2015 sudah tercatat 1533 kejadian. dimana faktor masing kelompok bahwa akan diambil sampel
yang mempengaruhi kejadian sectio caesaria darah untuk pemeriksaan kadar hormon kortisol
antara lain adalah adanya komplikasi dalam 5 menit sebelum perlakuan.
kehamilan, faktor lain adalah atas permintaan c) Pengambilan darah dilakukan oleh peneliti
pasien sendiri dengan alasan khawatir akan rasa d) Darah yang diambil adalah darah dari vena
sakit saat persalinan normal, dan sebagian memang mediana cubiti sebanyak 3 cc dengan spiut 3 cc
menginginkan operasi. Sedangkan kejadian dan needle G24, disimpan dalam vaccutainer
partus lama (prolonged active phase) pada tahun kemudian di sentrifuge dan disimpan dalam
2012 sebanyak 48 kasus. Kejadian partus lama kulkas yang bersuhu -800C, sambil menunggu
tertinggi selama dua bulan (September - Oktober jumlah sampel darah seluruhnya lengkap.
2013) adalah 18 kasus di RSUD Nganjuk. (Dinas e) Setelah jumlah sampel darah seluruhnya
Kesehatan Kabupaten Nganjuk, 2012). lengkap dilakukan pemeriksaan ELISA untuk
mengetahui kadar hormon kortisol sebelum
Metode Penelitian dilakukan perlakuan pada ketiga kelompok.
Kadar kortisol
bermakna sebelum intervensi antara kelompok Perbedaan Lama Persalinan Kala I Pada
kontrol dan kelompok perlakuan. Setelah diberikan Kelompok Intervensi Dan
perlakuan selama 3 minggu didapatkan hasil
bahwa nilai p= 0,002 lebih kecil dari 0,05 artinya Kelompok Kontrol
ada perbedaan rerata kadar kortisol yang bermakna Berdasarkan hasil penelitian Rusmita (2011),
sesudah intervensi pada kelompok kontrol dan senam hamil yoga mampu meningkatkan kesiapan
kelompok perlakuan. fisik dalam menghadapi persalinan sebesar 60,8%.
Rerata kadar kortisol kelompok perlakuan Sedangkan dalam penelitian Putri (2013), angka
yang diberikan intervensi kombinasi yoga kejadian robekan perineum saat persalinan mencapai
prenatal dan senam hamil mengalami penurunan 90% pada ibu yang tidak melakukan senam hamil.
lebih banyak dibandingkan kelompok kontrol, Menururt penelitian Widyawati & Syahrul (2013), ibu
yang hanya diberikan intervensi senam hamil. yang melakukan senam hamil mengalami persalinan
Rerata kadar kortisol pada kelompok perlakuan lebih cepat 1,80 kali dibandingkan ibu hamil yang
mengalami penurunan sebesar -209.67 ng/ml. tidak senam (Widyawati & Syahrul, 2013). Sedangkan
Rerata kadar kortisol pada kelompok kontrol dalam penelitian Maharana et al(2013), intervensi
juga mengalami penurunan sebesar -129.96 senam hamil yoga 1 jam perhari dari usia kehamilan
ng/ml. 19-20 minggu didapatkan hasil lama persalinan kala
Hasil penelitian ini didukung oleh I, lebih singkat dari pada kelompok kontrol. Selain itu
teori yang menunjukkan bahwa Latihan yoga menurut penelitian Almasyhur (2010), ada pengaruh
dihubungkan oleh adanya peningkatan Gamma senam hamil yoga terhadap kekuatan otot dasar
Amino Butyric Acid (GABA) (Streeter et al, panggul wanita primigravida postpartum pervaginam
2010). GABA merupakan neurotransmitter sebesar 1,75 mmHg pada kondisi tanpa kontraksi dan
yang memegang peranan penting dalam 1,5 mmHg pada kondisi kontraksi.
gejala-gejala pada gangguan jiwa. Fungsi Selain kondisi psikologis kekuatan otot-otot
utama GABA adalah menurunkan aurosal dan dasar panggul juga berperan dalam kelancaran dan
mengurangi agresi, kecemasan dan aktif dalam kenyamanan persalinan, diantaranya adalah otot
fungsi eksitasi (Subu, 2011). Brown et al (2005) perineum. Pada saat persalinan robekan perineum
menyatakan bahwa yoga merupakan suatu terjadi pada hampir semua persalinan (primigravida
metode yang unik untuk menyeimbangkan yaitu 73,53% dan multigravida 57,14%) (Juaria &
sistem saraf otonom dan memberikan pengaruh Istianawati, 2012). Di Indonesia robekan perineum
pada gangguan fisik dan gangguan yang juga merupakan penyebab kedua perdarahan
berhubungan dengan stress. Teknik pernafasan post partum. Menurut Rosdiana (2010), robekan
yoga menyebabkan terjadinya peningkatan persalinan dipengaruhi oleh paritas, jarak kehamilan,
kerja parasimpatis, memberikan efek tenang, riwayat persalinan dan berat bayi lahir. Berdasarkan
merangsang pelepasan oksitosin dan disebutkan hal tersebut sebaiknya ibu mempersiapkan
juga dengan latihan pernafasan yoga selama kenyamanan persalinan dimulai dari masa
tiga minggu menyebabkan penurunan produksi kehamilan. Salah satunya adalah dengan melakukan
hormon kortisol yang signifikan. senam hamil yoga (Wahyuni & Siswanto, 2010).
desitrisiani@yahoo.co.id
ABSTRAK
Kehamilan merupakan waktu transisi dari suatu masa sebelum mempunyai anak hingga janin
berada dalam kandungan dan kemudian lahir. Perubahan status yang radikal ini akan memerlukan
persiapan psikologis dan salah satu bentuk adaptasinya adalah kecemasan. Kecemasan merupakan unsur
kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimiliki oleh seseorang pada saat
menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya. Hal ini dapat membuat spasme pembuluh darah
menjadi memburuk sehingga terjadi kenaikan tekanan darah pada ibu hamil dan apabila tidak dikelola
dengan baik dapat menyebabkan hipertensi bahkan preeklampsia.
Tujuan penelitian ini untuk mengatahui hubungan antara kecemasan terhadap ibu hamil dengan
preeklampsia.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analitik korelatif, dengan pendekatan case control
jumlah sampel 90 responden (1:2) yang dikumpulkan secara accidental sampling.
Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan antara kecemasan pada ibu hamil dengan
kejadian preeklampsi. Dukungan psikologis yang diperlukan oleh ibu hamil salah satunya adalah dari
bidan yang diberikan pada saat kunjungan ANC, dengan memberikan informasi yang baik (konseling)
untuk mengatasi setiap kecemasan yang dirasakan klien serta mencegah kecemasan berkelanjutan yang
bisa menyebabkan stress dan depresi yang akan berdampak pada kesehatan ibu dan janin.
Kata Kunci: Kecemasan, Preeklampsia.
penyebab utama meningkatnya kematian ibu akibat Hubungan Kecemasan pada ibu hamil
preeklampsi dan eklampsi. Mulai dari karakteristik Terhadap Kejadian Preeklampsi
ibu , riwayat penyakit sebelumnya ataupun factor di RSUD Majalaya Kab.Bandung Periode
social yang lainnya (Hidayat, 2015). Bulan Januari-Agustus 2016
RSUD Majalaya merupakan salah satu
Rumah Sakit Rujukan yang ada di Wilayah Pre Kecemasan Total Pv
Kabupaten Bandung dengan angkat kejadian eklampsia Ringan Sedang Berat
preeklampsi yang cukup tinggi. Pada tahun 2013
diketahui kejadian Preeklampsi 146 kasus dari Ya 0 29 11 30
2137 ibu bersalin (6,83%). Pada tahun 2014 (Kasus) 0% 63,4% 36,6% 100%
kejadian preeklampsi 136 kasus dari 2217 ibu 0,000
bersalin (6,13%) dan pada tahun 2015 terdapat 141 Tidak 26 26 8 60
kasus dari 2425 ibu bersalin (5,81%). Meskipun (Kontrol) 43,3% 43,3% 13,4% 100%
terdapat penurunan angka kejadian preeklampsi
namun hal tersebut tidaklah signifikan mengingat Jumlah 26 45 19 90
dampak yang ditimbulkan hingga pada kematian 28,9% 50% 21,1 100%
ibu dan janin.
pada ibu hamil preeklampsia menjelang persalinan Cemas dapat mempengaruhi kesehatan dan
antara lain: kecemasan terhadap diri sendiri yang menjadi faktor penting dalam kesehatan janin.
meliputi: takut mati, takut berpisah dengan bayi, Kecemasan pada ibu hamil dapat terkendali dengan
cemas terhadap kesehatan, cemas terhadap rasa baik apabila terdapat peran keluarga yang saling
nyeri saat persalinan, kemungkinan komplikasi saat mendukung. Terdapat hubungan peran keluarga
hamil atau bersalin, khawatir tidak segera mendapat terhadap kecemasan ibu hamil di poli kandungan
pertolongan dan perawatan saat melahirkan. RSUDZA Banda Aceh (Banita, 2015)
Kecemasan tidak langsung berhubungan dengan Apabila menemukan tanda gejala Ibu hamil
kehamilan dan persalinan, seperti: takut suami tidak dengan masalah atau gangguan kejiwaan yang
hadir saat persalinan, takut beban hidup semakin dapat mempengaruhi kesehatan/keselamatan ibu
berat dan takut akan tanggung jawab sebagai ibu. maupun janin yang dikandungnya, maka dugaan
Kecemasan terhadap anaknya, yang meliputi: bayi kehamilan dengan gejala cemas, panik, obsesif-
cacat, bayi mengalami kelainan alat-alat tubuh, bayi kompulsif, depresi, mania atau skizofrenia harus
mengalami gangguan pertukaran zat dalam tubuh, ditegakkan untuk mendapatkan upaya apa yang
takut keguguran dan kematian dalam kandungan. harus dilakukan. Di tingkat Polindes upaya yang
Ibu hamil yang mengalami kecemasan dan dilakukan diantaranya : kenali, rujuk, observasi
stres dapat mengakibatkan tekanan darahnya naik. dan pascaterapi. Di Puskesmas : Diagnosis,
Hipertensi pada ibu hamil termasuk preeklampsia Terapi psikoterapi, sedatif, rujuk bila gejala tetap
dapat menyebabkan bayi yang dilahirkan memiliki memburuk dan observasi pasca rujukan. Di Rumah
berat lahir rendah, bahkan kematian. Janin dalam sakit diagnosis psikoanalis dan terapi sedatif,
rahim dapat merespon apa yang sedang dirasakan konsultasi dengan Psikolog/psikiater (Priyanto,
ibunya, seperti detak jantung ibu, semakin cepat 2009).
detak jantung ibu, semakin cepat pula pergerakan
janin dalam rahim. Ibu hamil yang mengalami KESIMPULAN
kecemasan dapat meningkatkan detak jantung, dan
ibu hamil yang hipertensi memiliki rasa cemas karena Kecemasan merupakan bentuk adaptasi
senantiasa berfikir tentang kelangsungan kehidupan psikologis yang normal terhadap perubahan
janin hingga masa persalinan (Alder, 2007). psikologis yang terjadi pada perempuan selama
Lingkungan emosional diketahui hamilnya. Kecemasan adalah salah satu bentuk
mempengaruhi morbiditas perinatal meskipun hal perubahan psikologis yang apabila berlangsung
tersebut masih jauh dari penyebab atau penentu terus menerus dapat menyebabkan stress hingga
faktor utama, dan belum adayang menyebutkan depresi.
bahwa stres di berbagai rekomendasi global Dukungan psikologis yang diperlukan
berhubungan dengan masih tingginya angka oleh ibu hamil selain dari diri sendiri, pasangan
kematian perinatal. Lebih dari setengah wanita dan lingkungan keluarganya, adalah dari bidan
hamil terkena stres, faktor risiko utama terjadinya yang diberikan pada saat kunjungan ANC dengan
stress yaitu dukungan keluarga dan orang memberikan informasi yang baik (konseling)
terkait (mitra-orang). Stres meningkatkan risiko untuk mengatasi setiap kecemasan yang dirasakan
morbiditas pada ibu, seperti : gangguan organik klien serta mencegah kecemasan berkelanjutan
(infeksi, gastritis dan gangguan hipertensi) atau yang bisa menyebabkan stress dan depresi yang
non organik (insomnia dan depresi) (Umba, 2014). akan berdampak pada kesehatan ibu dan janin.
Abstract
Maternal mortality ratio in Indonesia is 359 of 100,000 living births. One of indirect causes of
maternal mortality is anemia. Anemia can be avoided by consuming Fe tablet. Husbands’ support is one
of the factors which can increase pregnant women’s obedience in consuming Fe tablet. Disobedience in
consuming Fe tablet can impact anemia to pregnant women.
The objective research is to investigate the correlation between husbands’ support and obedience
in consuming Fe tablet.
The study employed observational analytical method with cross sectional approach. The samples
of the study were 50 trimester II and III pregnant women from 12-20 July 2016 by purposive sampling
technique. Instruments using a questionnaire and analyzed using chi square.
The result showed that pregnant women with high support from the husbands were 30 people (60%),
medium 10 people (20%), and low 10 people (20%). Pregnant women who were obedient in consuming Fe
tablet were 36 people (72%) the result of chi square test got x2calculation value with 28.836. significant
value of fisher exact test on 0.000 (p value < 0.05), and the contingency coefficient was 0.605 with strong
closeness rate.
There was positive influence between husbands’ support and the obedience in consuming Fe tablet
at Primary Health Center of Jetis Yogyakarta in 2016. It is expected that pregnant women understand the
importance of consuming Fe tablet, and husbands should give support to pregnant women.
Keywords : Husbands’ support, obedience, pregnant women, Fe tablet
Abstrak
Angka Kematian Ibu di Indonesia 359 per 100.000 kelahiran hidup. Salah satu penyebab tidak
langsung kematian ibu adalah anemia. Anemia dapat dicegah dengan mengkonsumsi tablet Fe. Dukungan
suami merupakan salah satu faktor yang meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet
Fe. Ketidakpatuhan mengkonsumsi tablet Fe berdampak pada anemia pada ibu hamil. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet Fe.
Metode penelitian menggunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel
penelitian ini sebanyak 50 ibu hamil trimester II dan III pada tanggal 12-20 Juli 2016 dengan teknik
purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan analisis data menggunakan chi
square.
Ibu hamil yang memperoleh dukungan suami baik 30 orang (60%), cukup 10 orang (20%), dan
kurang 10 orang (20%). Ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 36 orang (72%). Hasil
uji chi square diperoleh nilai x2 hitung sebesar 28,836 nilai fisher exact test signifikan pada 0,000 (p
value<0,05), dan koefisien kontingensi sebesar 0,605 dengan tingkat keeratan kuat.
Kata kunci: dukungan suami, kepatuhan, ibu hamil, tablet Fe
istri menemui kesulitan selama hamil, suami dapat melakukan ANC tepat waktu ketika tablet Fe telah
memberikan informasi berupa saran, petunjuk, habis sebelum jadwal kunjungan berikutnya. Hal
pemberian nasehat, mencari informasi lain yang ini sesuai dengan Niven (2008) patuh tidaknya
bersumber dari media cetak/elektronik, dan juga seseorang tidak terlepas dari faktor-faktor yang
tenaga kesehatan; bidan dan dokter. Dukungan mempengaruhi kepatuhan yaitu pendidikan,
emosional adalah kepedulian dan empati yang akomodasi, modifikasi faktor lingkungan dan
diberikan oleh orang lain atau suami yang dapat sosial, pengetahuan, usia, dan dukungan suami.
meyakinkan ibu hamil bahwa dirinya diperhatikan Ketidakpatuhan ibu hamil dalam
(Kunjtoro, 2012). mengkonsumsi tablet Fe juga dipengaruhi oleh
peran bidan yang masih kurang optimal terhadap
b. Kepatuhan Ibu hamil dalam Mengkonsumsi konseling pentingnya mengkonsumsi tablet Fe
Tablet Fe ibu hamil dan kurangnya pemanfaatan buku
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Kepatuhan KIA kepada ibu hamil. Hal ini sesuai dengan
Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe di penelitian Amaliana (2015) Peran bidan yang
Puskesmas Jetis Yogyakarta. kurang, mempengaruhi ketidakpatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe karena
No Kepatuhan Frekuensi Presentase bidan merupakan tenaga kesehatan pertama yang
mengkonsumsi Fe (orang) (%) langsung berhubungan dengan ibu hamil, sehingga
patuh atau tidak patuhnya ibu hamil dalam minum
1. Patuh 36 72,0
obat memang sangat dipengaruhi oleh bidan.
2. Tidak patuh 14 28
Ketidakpatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi
Total 50 100,0
tablet Fe memberikan peluang lebih besar untuk
terjadinya anemia, hal ini sesuai dengan penelitian
Berdasarkan tabel 4.6 bahwa sebagian besar
Gebre (2015) ibu yang patuh mengkonsumsi tablet
ibu hamil patuh mengkonsumsi tablet Fe yaitu
Fe tidak mengalami anemia dan janin sejahtera,
sebanyak 36 orang (72%). Keberhasilan pemenuhan
tetapi jika ibu hamil tidak patuh mengkonsumsi
zat besi pada ibu hamil dapat terjadi apabila ibu
tablet Fe akan beresiko mengalami anemia lebih
hamil patuh mengkonsumsi tablet Fe sesuai dengan
tinggi.
aturan yang diberikan. Kepatuhan ibu hamil dalam
mengonsumsi tablet zat besi sangat penting karena
c. Hubungan Dukungan Suami dengan
akan menghindarkan ibu dari anemia yang dapat
Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe
meningkatkan risiko terjadinya perdarahan pasca
Tabel 4.8 Hasil Uji Tabulasi Silang dan
persalinan. Berdasarkan penelitian Wiradyani
Chi-square Hubungan Dukungan Suami dengan
(2013) salah satu faktor yang mempengaruhi
Kepatuhan Ibu Mengkonsumsi Tablet Fe di
kepatuhan ibu hamil adalah dukungan suami.
Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta.
Dukungan yang diberikan pada ibu hamil
Tabel 4.8 menunjukkan ada hubungan
mempengaruhi psikologi ibu sehingga ibu merasa
dukungan suami dengan kepatuhan ibu hamil
senang dengan kehamilannya dan mementingkan
dalam mengkonsumsi tablet Fe di Puskesmas Jetis
kehamilannya sehingga akan lebih memahami
Kota Yogyakarta dengan nilai x2 hitung sebesar
anjuran yang diberikan tenaga kesehatan.
28,836 dan nilai fisher exact test sebesar 0,000
Beberapa ibu mengatakan ibu hamil tidak
(P value < 0,005), hasil koefisiensi kontingensi
patuh mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 14
sebesar 0,605 (0,60-0,799) yang menunjukan
orang (28%) dikarenakan merasa malas atau lupa
tingkat keeratan kuat. Berdasarkan hasil penelitian
mengkonsumsi tablet Fe, merasa malas untuk
tersebut sesuai dengan penelitian Amanda (2012)
Kurang Jumlah 9 1 10
(orang)
% 18% 2% 20%
Dukungan Cukup Jumlah 4 6 10
Suami (orang)
% 8% 12% 20% 28,836 0,000 0.605
Baik Jumlah 1 29 30
(orang)
% 2% 58% 60%
Total Jumlah 14 36 50
(orang)
% 28% 72% 100%
bahwa dukungan suami merupakan salah satu yang mendapatkan dukungan kurang dan cukup dari
faktor yang berpengaruh positif dan signifikan karakteristik suami berpendidikan dasar. Kepatuhan
terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe dapat
tablet Fe. Ibu hamil yang mendapatkan dukungan dipengaruhi dari pendidikan suami. Penelitian
baik tetapi tidak patuh mengkonsumsi tablet Fe Yenita (2011) menyatakan bahwa pendidikan
sebesar 1 orang (2%). Ibu hamil yang tidak patuh yang lebih tinggi dapat menjamin pengetahuan
mengkonsumsi tablet Fe suami berpendidikan itu lebih baik dibandingkan dengan pendidikan
tinggi dan ibu berpendidikan menengah. Kepatuhan rendah. Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka
ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe tidak akan semakin mudah seseorang untuk memahami
hanya dipengaruhi oleh dukungan suami yang dan mempengaruhi perubahan perilaku termasuk
baik, kesadaran ibu dan peran bidan juga berperan bidang kesehatan.
penting dalam kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe. Ketidakpatuhan mengkonsumsi tablet Fe
Kurangnya motivasi dan konseling bidan terkait dapat dipengaruhi oleh peran bidan di Puskesmas
mengkonsumsi tablet Fe mempengaruhi ibu hamil Jetis Kota Yogyakarta dalam memberikan konseling
dalam mengkonsumsi tablet Fe, hal ini sesuai terkait mengkonsumsi tablet Fe belum optimal
dengan penelitian Retnaningtyas (2014) bahwa juga dalam pemanfaatan buku KIA dimungkinkan
peran bidan sebagai motivator dan fasilitator karena ketersediaan waktu untuk setiap pasien
mempunyai peran yang paling dominan terhadap yang hanya sedikit dan jarang didampingi suami
kepatuhan jumlah tablet yang diminum dan saat ANC, sehingga ibu hamil kurang memahami
peran bidan sebagai komunikator paling dominan pentingnya mengkonsumsi tablet Fe. Hal ini
berpengaruh terhadap cara minum tablet besi. sejalan dengan penelitian Amaliana (2015) bidan
Ibu hamil yang tidak patuh mengkonsumsi mempunyai peran yang penting dalam kepatuhan
tablet Fe sebagian besar mendapatkan dukungan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Fe.
yang kurang dari suami yaitu 9 orang (18%) dan Ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet
dukungan cukup sebesar 4 orang (8%). Ibu hamil Fe sebagian besar ibu hamil yang mendapatkan
dukungan baik dari suami yaitu sebesar 29 orang kuat, dengan hasil uji chi-square diperoleh x2 hitung
(58%). Dukungan dan peran serta suami dalam sebesar 28,836 dan fisher exact test sebesar 0,000
masa hamil terbukti meningkatkan kesiapan ibu (P value < 0,005), dengan koefisien kontingensi
hamil dalam mengahadapi kehamilan. Suami sebesar 0,605 (0,60-0,799).
mempunyai tugas penting diantaranya memberikan
perhatian dan membina hubungan baik dengan Saran
istri, sehingga pasangan akan mengkonsultasikan Ibu hamil lebih tertib mengkonsumsi tablet
setiap ada masalah yang dialaminya dalam Fe, meminum tablet Fe terjadwal denganmembuat
menghadapi kesulitan-kesulitan selama hamil alaram pengingat minum tablet Fe, melakukan
(Astuti, 2012). kunjungan ANC rutin sehingga selalu juga
mendapatkan tablet Fe.
SIMPULAN DAN SARAN Suami meningkatkan dukungan informasi
terkait mengkonsumsi tablet Febaik melalui bidan
Simpulan ataupun media informasi dari internet atau buku
Suami memberikan dukungan baik terhadap pendukung.
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet Bidan untuk dapat meningkatkan pemberian
Fe, sebanyak 30 orang (60%), ibu hamil patuh informasi dan motivasi pada ibu tentang tablet Fe,
mengkonsumsi tablet Fe sebesar 36 orang (72%), dan optimalisasi pemanfaat buku KIA sehingga
ada hubungan dukungan suami dengan kepatuhan ibu hamil pahamdalam pentingnya mengkonsumsi
mengkonsumsi tablet Fe dengan tingkat keeratan tablet Fe.
email: amie1511@gmail.com
ABSTRACT
Anxious in pregnant women will affect to mother even the fetus, if it is untreated. Therefore, a
pregnant woman should maintain her body and mind balance to facilitate comfort to achieve comfortable
and cheerful pregnancy and labor. Dancing is one way to reach it.. Belly dance is a belly exercise that
stimulate relaxation and handle pain. This study was to examine the effect of belly dance to reduce anxiety
among primigravide women during third trimester of pregnancy. A Quasy eksperiment study with pretest
dan postest control group desing was conducted to investigate the effect of belly dance among 22sample
collected through probability randomsampling. HRSA was administered to measure anxiety, and a family
support questioner assessed the support from family.Hypothesis test result showed significant discrepancy
between intervention and control group (p=,001). It concluded that Belly Dance affect significantly on
alleviating anxiety among primigravide during third trimester of pregnancy
Keywords: belly dance, anxiety, third trimester, pregnant women
ABSTRAK
Ibu hamil yang mengalami kecemasan bila tidak ditangani akan membawa dampak dan pengaruh
pada ibu maupun janin. Ibu hamil harus menjaga keseimbangan tubuh dan pikirannya untuk menciptakan
pikiran tenang dan nyaman sehingga keduanya bisa bekerja seimbang yang akan mengarah pada kehamilan
dan persalinan yang tenang dan membahagiakan. Salah satu cara untuk mencegah dan mengurangi gangguan
psikologis adalah dengan menari. Belly dance adalah gerakan tari perut yang mempunyai peranan penting
sebagai tarian melahirkan. Belly dance dapat membuat pikiran menjadi rileks dan mengatasi rasa sakit.
Penelitian ini bertujuan menguji Belly Dance terhadap penurunan tingkat kecemasan pada ibu primigravida
trimester III. Penelitian Quasy eksperimen rancangan pretest dan postest with control group dilakukan
pada 22 sampel yang dipilih secara acak. HRSA digunakan untuk mengukur kecemasan, dan dukungan
dikaji dengan kuesioner dukungan keluarga. Hasil uji hipotesis menunjukkan ada perbedaan bermakna
rerata kecemasan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p=,001). Disimpulkan Belly Dance
berpengaruh terhadap perbaikan tingkat kecemasan ibu primigravida trimester III.
Kata kunci: Belly dance, kecemasan, ibu hamil trimester III
tarian timur tengah telah berkembang dari waktu pendekatan Pretest-Posttest Control Group Design.
ke waktu, menyebar ke banyak negara dan sudah Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
menyatu dengan gaya tarian lainnya. Belly dance ini menggunakan teknik random (Probabilyty
sangat ideal di lakukan oleh seorang perempuan samples). Jumlah sampel dalam penelitian ini
karena dapat memberikan ketenangan, kelenturan adalah 22 responden yang terbagi dalam dua
dan kekuatan selama kehamilannya, selain itu juga kelompok, yaitu kelompok kontrol (11 responden)
ibu hamil dapat menggunakan energinya secara dan perlakuan (11 responden). Penelitian ini
seimbang dan memiliki efek yang positif dalam dilakukan pada bulan Januari-Februari 2016.
menghadapi permasalahan atau keluhan yang Lokasi penelitian adalah BPM ranting 3 Kota
muncul saat hamil. Belly dance adalah gerakan Semarang. Kriteria inklusi dalam penelitian ini
tari perut yang mempunyai perananan sebagai yaitu:1) Ibu dengan kehamilan yang tidak berisiko
tarian untuk melahirkan. Tarian ini aman, efektif 2) Ibu dengan kehamilan pertama 3) Ibu dengan
dan mendukung wanita selama kehamilan dan kehamilan trimester III 4) Usia ibu 20-35 tahun
persalinan. Belly dance dapat membuat pikiran 5) Pendidikan terakhir SMP/ MTS, SMA/MA 6)
menjadi rileks dan mengatasi rasa sakit (Mardshana, Ibu yang belum pernah mendapat perlakuan untuk
1999). mengurangi tingkat kecemasan. Kriteria eksklusi
Studi penelitian menujukkan bahwa tari dalam penelitian ini yaitu: 1) Ibu yang menarik diri
perut juga merupakan bentuk olahraga yang sangat dari penelitian (drop out) 2) Ibu yang di tiba-tiba
baik untuk membantu ibu hamil menguatkan kehamilannya menjadi beresiko 3) Ibu yang tidak
otot-otot yang digunakan selama persalinan mengikuti perlakuan sampai akhir 4) Ibu yang
(Waldrop, 2002). Semakin banyak penelitian berhalangan hadir atau tidak ada di tempat ketika
yang menunjukkan bahwa olahraga yang teratur pengambilan data dilakukan.
mempunyai manfaat bagi ibu dan bayi. Seperti Penelitian ini memberikan perlakuan
halnya yoga dan tai chi, belly dance merupakan terapi dengan teknik belly dance yang dilakukan
bentuk dari latihan yang menyelaraskan pikiran sebanyak 3 kali dalm 3 minggu.Analisis data
dan tubuh yang merupakan elemen penting bagi untuk mengetahui pengaruh penurunan tingkat
wanita hamil dalam menghadapi kehamilannya kecemasan antara kedua kelompok. Dilihat dari
(Moore, 2002). jumlah sampel yang digunakan, maka uji distribusi
Kecemasan pada ibu hamil merupakan hal data dengan menggunakan tes of normality
penting yang sering terlupakan. Bidan mempunyai Shapiro- Wilk. Untuk kelompok berpasangan jika
peran cukup besar dalam mengatasi masalah tersebut. data berdistribusi normal maka menggunakan uji t
Bidan harus dapat mengenali gejala kecemasan ibu test paired, tapi jika data berdistribusi tidak normal
hamil dan menguranginya dengan memberikan maka menggunakan uji Wilcoxon. Untuk kelompok
penjelasan mengenai kehamilan, persalinan, tidak berpasangan, jika data berdistribusi normal
kecemasan, dan efek kecemasan pada ibu hamil maka menggunakan uji tindependent, namun jika
dan janin. Dukungan emosional sangat dibutuhkan data tidak berdistribusi normal maka dipilih uji
oleh ibu hamil untuk mempersiapkan diri baik fisik Mann Whitney.
maupun mental dalam menghadapi kehamilan dan
persalinan sebagai salah satu proses yang alamiah. Prosedur penelitian
hamil primigravida trimester III dari catatan yang pengisian kuesioner kepada responden.
ada di BPM ranting 3 Kota Semarang. Peneliti Responden diberikan kuesioner tentang
dimulai dengan memilih sampel dari data yang dukungan keluarga terlebih dahulu kemudian baru
di dapat di BPM dan yang memenuhi kriteria dilakukan pengukuran tingkat kecemasan sebelum
kemudian melakukan penapisan terhadap calon pelaksanaan penelitian dengan memberikan
sampel untuk memenuhi kriteria inklusi yang telah kuesioner pre test pada kelompok intervensi
ditetapkan. Sampel kemudian di bagi menjadi 2 maupun kelompok kontrol.
kelompok. Setelah itu responden baru diberikan
Pengambilan sampel menggunakan random perlakuan 1 kali per minggu secara teratur selama 3
sesuai kiteria yang telah dibuat, kemudian minggu baru kemudian dilakukan penilaian tingkat
dilakukan pengundian untuk menentukan kelompok kecemasan responden menggunakan kuesioner
perlakuan dan kelompok kontrol. post test.
Ibu hamil primigravida trimester III dibagi Pada kelompok intervensi sebelum diberikan
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan perlakuan tetap dilakukan pemeriksaan ANC
(belly dance) dan kelompok kontrol (pemeriksaan terlebih dahulu oleh peneliti setelah itu responden
ANC). Pada kelompok intervensi responden dikumpulkan menjadi satu di studio belly dance
dikumpulkan menjadi 1 kelas untuk diberikan untuk diberikan perlakuan oleh enumerator
perlakuan dan apabila responden berhalangan yaitu seorang instruktur belly dance profesional,
hadir maka akan diganti pada hari yang lain di pemeriksaan ANC dilakukan langsung oleh peneliti
minggu yang sama, sedangkan pada kelompok di BPM.
kontrol responden diambil dari ibu hamil yang
sedang melakukan pemeriksaan kehamilan di BPM HASIL PENELITIAN
Suryanti, BPM Endang dan BPM Dewi. Untuk
pelaksanaan selanjutnya peneliti dan responden Tabel 1 disimpulkan bahwa kedua kelompok
membuat kesepakatan jadwal pemeriksaan ANC mempunyai kesetaraan umur yang sama. Tingkat
selanjutnya. pendidikan responden pada kelompok belly dance
Peneliti menemui calon responden, dan kelompok ANC mayoritas adalah menengah
kemudian memperkenalkan diri, menjelaskan dengan prosentase masing-masing kelompok 90,9
tujuan, manfaat dan prosedur penelitian. Peneliti % dan 81,1%. Pada kelompok belly dance maupun
meminta ibu menandatangani lembar informed kelompok kotrol semua responden di dukung oleh
consent bagi yang bersedia menjadi responden keluarga dengan skor dukungan keluarga tinggi
penelitian.Peneliti menjelaskan tentang cara (75-100%).
Umur (tahun) Mean: 25,1: Median: 25; Mean: 24,7; Median: 25;
Range: 21 – 33 Range: 20 – 33
n (%) n (%)
Pendidikan
Dasar (SMP/MTS) 1 (9,1) 2 (18,2)
Menengah Atas(SMA/MA) 10 (90,9) 9 (81,1)
Dukungan Keluarga
Tinggi (76-100%) 11(100,0) 11(100,0)
Pada tabel 2 hasil analisis menunjukkan kelompok belly dance dan ANC adalah dengan
rerata selisih penurunan tingkat kecemasan sebelum menggunakan Independent Samples Test.
dan sesudah pada kelompok belly dance lebih baik. Pada tabel 2 dilihat ada perbedaan
Hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai rerata selisih bermakna kecemasan antara kelompok belly
dari sebelum dan sesudah (13,27). dance dan kelompok ANC p value 0,012. Terlihat
Hasil uji normalitas data dengan pengaruh belly dance pada kelompok belly dance
menggunakan Shapiro Wilks didapatkan hasil p terlihat penurunan kecemasan yang lebih besar
value kecemasan ibu hamil sebelum dan sesudah dibandingkan dengan kelompok ANC.
perlakuan baik kelompok ANC maupun kelompok
belly dance > 0,05 sehingga disimpulkan data PEMBAHASAN
terdistribusi normal atau homogen. Untuk
mengetahui adakah perbedaan mean atau rerata Usia
yang bermakna masing-masing kelompok sebelum Usia merupakan salah satu faktor
perlakuan dan sesudah perlakuan adalah dengan predisposisi kecemasan, semakin bertambah usia
menggunakan Paired Samples Test. semakin baik tingkat kematangan emosi seseorang
Pada tabel 2 menunjukkan adanya perbedaan serta kemampuan dalam menghadapi persoalan.
yang bermakna pada kelompok belly dance Walaupun usia termasuk faktor risiko yang tidak
sebelum diberikan perlakuan dan sesudah diberikan dapat dimodifikasi, kita dapat mengendalikan faktor
perlakuan dengan nilai p value < 0,05. Sedangkan risiko tersebut dengan merencanakan umur yang
pada kelompok ANC menunjukkan bahwa tidak ideal bagi wanita untuk hamil yaitu 20-35 tahun
adanya perbedaan yang bermakna sebelum dan yang juga merupakan rentang umur reproduksi
sesudah pemeriksaan ANC dengan nilai p value sehat. Selain itu seorang wanita yang berumur
>0.05 walaupun terlihat adanya penurunan 20-35 tahun sudah dianggap siap secara fisik dan
rata-rata selisis kecemasan sebelum dan setelah psikologi untuk melahirkan dan merawat anak.
pemeriksaan ANC. Karena pada umur seperti ini tingkat kedewasaan,
Untuk mengetahui perbedaan tingkat cara berfikir dan berprilaku juga akan mengalami
kecemasan pada kelompok belly dance dan peningkatan seiring dengan bertambahnya umur.
kelompok ANC, maka dilakukan uji normalitas Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan
data untuk menentukan uji yang akan dilakukan bahwa usia seseorang dapat mempengaruhi
selanjutnya. Hasil uji normalitas data dengan keadaan kehamilannya dimana bila wanita tersebut
menggunakan Shapiro Wilks didapatkan hasil p hamil pada masa reproduksi kecil kemungkinan
value kecemasan ibu hamil sesudah perlakuan baik untuk mengalami komplikasi dibandingkan dengan
kelompok ANC maupun kelompok belly dance wanita hamil di bawah atau di atas usia reproduksi
> 0,05 sehingga disimpulkan data terdistribusi (Pillitteri,2003). Hal sependapat juga diungkapkan
normal. Untuk mengetahui adakah perbedaan mean oleh Asri yang menyatakan bahwa ada hubungan
atau rerata yang bermakna sesudah perlakuan pada yang signifikan antara umur dengan kecemasan ibu
hamil. Wanita dengan usia reproduksi tidak sehat sangat berpengaruh terhadap keadaan emosi
memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi ibu hamil. Wanita hamil sering kali mempunyai
dikarenakan usia <20 tahun organ reproduksinya ketergantungan terhadap orang lain disekitarnya
masih dalam tahap perkembangan sedangkan terutama pada ibu primigravida.
usia >35 tahun masuk dalam kategori kehamilan Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian
berisiko terhadap kelainan bawaan dan penyulit Reta yang menyatakan bahwa semakin tinggi
pada persalinan (Wanda, 2011). dukungan keluarga maka akan semakin rendah
tingkat kecemasan ibu hamil demikian pula
Tingkat Pendidikan sebaliknya. Dukungan keluarga terhadap ibu hamil
Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka dapat menyebabkan adanya ketenangan batin
akan semakin berkualitas pengetahuannya dan dan perasaan senang dalam diri ibu hamil, maka
semakin matang intelektualnya. Mereka cenderung diharapkan ibu dapat menjaga kehamilannya dengan
lebih memperhatikan kesehatan dirinya dan baik sampai saat persalinan. Dengan memiliki
keluarganya. Hal senada juga diungkapkan oleh dukungan keluarga diharapkan ibu hamil dapat
Susanti dimana semakin tinggi tingkat pendidikan mempertahankan kondisi kesehatan psikologisnya
seseorang semakin besar peluang untuk mencari dan lebih mudah menerima perubahan fisik serta
pengobatan ke pelayanan kesehatan. Sebaliknya, mengontrol gejolak emosi yang timbul (Saiffudin,
rendahnya pendidikan akan menyebabkan 2006).
seseorang mengalami stres, dimana stres dan
kecemasan yang terjadi disebabkan kurangnya Tingkat kecemasan sebelum dan sesudah
informasi yang didapat orang tersebut. perlakuan pada kelompok intervensi dan
Tingkat pendidikan formal yang dimiliki kontrol.
memungkinkan seseorang untuk meningkatkan Pada kelompok kotrol hasil penelitian
konsep dirinya dalam penyelesaian masalah setelah dilakukan pemeriksaan ANC sebanyak 3
yang dihadapi. Hal ini sesuai dengan penelitian kali, dapat memberikan pengaruh penurunan rerata
Sjolstrolm et al., penelitian Dieler et al, bahwa tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida
kecemasan dan depresi yang dimiliki oleh ibu hamil trimester III walupun kecil.
risiko tinggi dipengaruhi oleh status pendidikan ibu Ibu hamil trimester III dianjurkan untuk
hamil tersebut (Sjolstrom, 2010). memeriksakan kehamilannya minimal 2 kali selama
kehamiannya. ANC adalah periode persiapan baik
Dukungan keluarga secara fisik maupun secra psikologis. Keteraturan
Dalam penelitian ini didapatkan bahwa dalam melakukan kunjungan ANC akan
seluruh responden mendapat dukungan keluarga meningkatkan pemahaman ibu tentang kahamilan,
di dalam menghadapi kehamilannya hal ini dilihat persalinan dan nifas, sehingga mereka mampu
dari hasil kuesioner dukungan keluarga tinggi (76- megurangi kecemasan yang dialami selama proses
100%). Dukungan selama masa kehamilan sangat kehamilan dan proses persalinan.
dibutuhkan bagi seorang wanita yang sedang Pada kelompok belly dance diperoleh hasil
hamil, terutama dari orang terdekat apalagi bagi bahwa teknik belly dance yang diberikan selama 3
ibu yang baru pertama kali hamil. Dukungan kali, dapat memberikan pengaruh penurunan rerata
peran serta suami dalam masa kehamilan tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida
terbukti meningkatkan kesiapan ibu hamil dalam trimester III. Kecemasan merupakan respon
mengahadapi kehamilan dan proses persalinan. individu terhadap suatu keadaan yang tidak
Selain dukungan suami keluarga yang harmonis menyenangkan dan dialami oleh semua mahluk
ataupun lingkungan tempat tinggal yang kondusif hidup dalam kehidupan sehari-hari
Banyak cara yang dapat dilakukan dalam keadaan bayi di dalam perutnya. Hal ini cukup
mengatasi kecemasan ibu hamil, salah satunya membawa pengaruh relaksasi sesuai dengan
adalah dengan belly dance yang merupakan salah pendapat Primatia yang menyatakan bahwa dengan
satu jenis tarian yang sangat ideal dilakukan oleh membayangkan dapat membuat tubuh menjadi
seorang perempuan karena dapat memberikan rileks (Bobak., 2005)
ketenangan, kelenturan dan kekuatan selama Secara keseluruhan belly dance membawa
kehamilannya. Selain itu juga ibu hamil dapat efek relaksasi pada tubuh ibu hamil, baik yang
menggunakan energinya secara seimbang dan bersifat relaksasi pernafasan maupun relaksasi
memiliki efek yang positif dalam menghadapi otot. Para responden penelitian merasakan keadaan
permasalahan atau keluhan yang muncul saat yang tenang, santai, rileks, dan nyaman dalam
hamil. menjalani minggu-minggu terakhir kehamilannya.
Hal itu sesuai dengan pernyataan Inka bahwa jika
Perbedaan penurunan tingkat kecemasan ibu hamil merasa rileks maka ia telah melakukan
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada sesuatu yang bermanfaat pada bayinya.
kelompok belly dance dan kelompok ANC. Sedangkan pada kelompok kontrol ada
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perbedaan yang tidak signifikan terhadap penurunan
ada perbedaan yang signifikan pada kelompok tingkat kecemasan yang dapat dilihat melalui nilai
intervensi terhadap penurunan tingkat kecemasan. signifikasi 0,082. Walaupun tidak mempunyai
Hal ini dapat dilihat melalui prosentase penurunan pengaruh akan tetapi jika dilihat melalui perbedaan
tigkat kecemasan pada kelompok intervensi sebesar rerata terdapat penurunan tingkat kecemasan.
30% dan nilai signifikasi 0,001 yang juga dapat Hal ini bertolak belakang dengan hasil penelitian
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna Purwanto yang menyatakan bahwa pelayanan ANC
pada kelompok intervensi sebelum diberikan merupakan pelayanan yang melibatkan psikologis
perlakuan dan sesudah diberikan perlakuan. ibu hamil yang juga merupakan salah satu faktor
Dalam penelitian ini, belly dance terbukti yang berkontribusi terhadap tingkat kecemasan ibu
memiliki dampak positif dalam menyeimbangkan hamil primigravida dalam menghadapi persalinan.
kondisi psikologis ibu hamil. Gerakan dalam Ibu hamil yang mendapat pelayanan ANC yang baik
tarian ini umumnya menenangkan dan dilakukan akan mempunyai tingkat kecemasan yang rendah
berulang-ulang sehingga membutuhkan konsentrasi dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan
yang dapat mengurangi cemas dan membantu pelayanan ANC yang tidak berkualitas.
mengurangi rasa nyeri punggung. Di samping itu Hal ini karena ANC merupakan pelayanan
gerakan di dalam belly dance juga dapat membantu kesehatan oleh tenaga kesehatan terlatih untuk ibu
dalam penguatan otot lengan, dada, perut dan selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
panggul, selain itu juga memberikan efek relaksasi dengan standart pelayanan kebidanan minimal 4
pada otot perut dan panggul sehingga persalinan kali kunjungan. ANC adalah periode persiapan,
akan jauh lebih lancar. Beberapa responden baik secara fisik maupun secara psikologis (Wanda,
penelitian ternyata mampu merasakan efek 2011)
psikologis terhadap keluhan yang dirasakan seperti Keteraturan dalam melakukan kunjungan
rasa pegal di punggung. ANC akan meningkatkan pemahaman ibu tentang
Di dalam gerakan belly dance, terdapat kehamilan, persalinan dan nifas sehingga mereka
latihan relaksasi yang menggabungkan antara akan mampu mengurangi kecemasan yang dialami
ralaksasi otot dan relaksai pernafasan. Pada latihan selama proses kehamilan dan proses persalinan. Hal
ini, ibu hamil diajarkan untuk memberikan energi ini sesuai dengan penelitian Iriani yang menyatakan
positif ke dalam bayinya sambil membayangkan bahwa ada hubungan keteraturan kujungan ANC
dengan kecemasan ibu dalam menghadapi kala I gerakan belly dance, hal ini penting karena dengan
(Aprianawati, 2010). adanya energi dapat mengontrol fisik maupun
emosi dalam kehidupan sehari-hari seseorang.
Perbedaan penurunan tingkat kecemasan Selain itu hal ini juga penting dalam menghadapi
antara kelompok belly dance dan kelompok kehamilan dan persalinan bagi seorang wanita.
ANC Pada saat melakukan belly dance ibu hamil harus
Belly dance dan ANC merupakan hal yang berkonsentrasi pada daerah panggul sehingga dapat
bisa diberikan kepada ibu hamil guna meningkatkan meningkatkan aliran darah dan memungkinkan
kesehatannya.. Hasil analisis diperoleh nilai lebih banyak oksigen yang dapat meningkatkan
signifikansi 0,012 (p<0,05), yang artinya ada kesehatan fungsi tubuh. Fisik yang baik mengarah
perbedaan rerata selisih skor kecemasan yang kepada kesejahteraan emosional yang baik pula
bermakna antara kelompok kontrol dan kelompok (Moore,2005).
intervensi pada ibu hamil primigravida trimester Hal ini diperkuat dari pernyataan Julia et.al
III. yang menyatakan bahwa terapi pribadi seperti
Dalam penelitian ini belly dance lebih besar berolahraga dapat menurunkan tingkat kecemasan
pengaruhnya dalam menurunkan skor kecemasan saat hamil maupun saat menyusui. Pernyataan
dibandingkan dengan hanya mendapatkan tersebut diperkuat dari hasil penelitian Barthel
pemeriksaaan ANC saja. Hal ini menunjukkan et.al yang menyatakan bahwa kesehatan mental
bahwa responden menikmati gerakan belly dance seseorang dipengaruhi oleh dukungan keluarga
yang diajarkan sehingga membawa dampak yang maupun keadaan sosilanya salah satunya adalah
positif dalam menghadapi rasa cemas selama kemampuan ekonomi (Martini, 2014)
kehamilannya dan bukan membawa dampak
sebaliknya. Selain itu belly dance juga menghasilkan KESIMPULAN
keuntungan yang lain yaitu kesehatan fisik
responden menjadi meningkat, setelah mengikuti Dukungan keluarga terhadap ibu hamil
belly dance 27 % responden menjadi lebih bugar, primigravida trimester III tinggi.Tingkat kecemasan
sehat dan keluhan nyeri punggung juga berkurang. ibu hamil primigravida trimester III mengalami
Berdasarkan studi penelitian oleh Sheri penurunan pada kelompok perlakuan maupun
disampaikan bahwa wanita yang berolahraga kelompok ANC, tetapi penurunan drastis terjadi
secara teratur dapat meningkatkan energi, mood pada kelompok perlakuan. Perbedaan penurunan
dan meningkatkan harga dirinya. Belly dance juga kecemasan pada kelompok perlakuan bermakna.
dapat meningkatkan kesadaran seorang ibu hamil .
terhadap kesehatannya, dengan sadar terhadap SARAN
tubuhnya, belly dance membantu memperkuat fisik
dan fungsi tubuh secara alami sehingga saat seorang Tenaga kesehatan khususnya bidan
wanita memasuki kehamilan dan persalinan dengan diharapkan dapat mengikuti pelatihan belly dance
kekuatan fisik dan pikiran seorang wanita tersebut sehingga mampu mengajarkan kepada ibu hamil
akan menjalaninya dengan lebih baik (Waldrop, demi meningkatkan status kesehatannya karena
2002). terbukti efektifitasnya dalam menurunkan tingkat
Hal ini juga sesuai dengan artikel yang kecemasan ibu hamil.
menyatakan bahwa hubungan pikiran dan tubuh Bagi Pelayanan Kesehatan diharapkan belly
yang dikembangkan dalam seni tari perut adalah dance menjadi salah satu program baru dalam
sama dengan prinsip Yoga. Energi yang dihasilkan meningkatkan kesehatan ibu dan anak sehingga
harus bisa dibawa saat melakukan melakukan dapat di terapkan di berbagai fasilitas kesehatan
demi memberikan pelayanan kebidanan yang Davinson, et. al. (2010). Psikologi abnormal.
profesional dan berkualitas. Jakarta: Raja Wali Pers.
Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Bagi Hawari, D. (2011). Manajemen stres cemas dan
peneliti selanjutnya diharapkan dapat memberikan depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
terapi sugesti dan menilai status mental awal Mardshana, G. (1999). Belly dance through
setiap responden serta menggunakan sampel yang pregnancy.International Journal of Childbirth
lebih besar dan waktu penelitian yang lebih lama. Education14 (3).
Dimulai sejak umur kehamilan memasuki trimester Martini, J., Petzoldt, J., Einsle, F., Beesdo-Baum,
II sampai menjelang persalinan sehingga hasil yang K., Höfler, M., & Wittchen, H. U. (2015). Risk
diharapkan nantinya lebih efektif. factors and course patterns of anxiety and
Ibu hamil hendaknya terus mencari informasi depressive disorders during pregnancy and
tentang hal yang berhubungan dengan kecemasan after delivery: a prospective-longitudinal study.
yang dialami pada saat kehamilan sampai persalinan Journal of affective disorders, 175, 385-395.
sehingga ibu lebih siap menghadapi persalinannya Moore, C. (2005), Belly Dance for Pregnancy and
dengan mencari solusi untuk mengatasi kecemasan Birth. Boston. CNM.
yang berhubungan dengan persalinan salah satunya Musa, MA. (2008). Dance of the womb. Australia:
dengan melakukan belly dance National Library of Australia Cataloguing.
Pericleous I. (2011). Healing through movement..
DAFTAR PUSTAKA New York: Human Sciences Press.
Pillitteri. (2003). Maternal and child health nursing
Aprianawati, RB. (2010).Hubungan antara care of the childbearing and childbearing family
dukungan keluarga dengan kecemsan ibu hamil (4 thed). Philadelphia: Lippincot.
mengahadapi kelahiran anak pertama pada Safari, E N,Triantoro dan Saputra. (2012).
masa triwulan ketiga. Magister Kebidanan. Manajemen emosi. Jakarta : Bumi Aksara.
Universitas Padjajaran Bandung. Saiffudin, A. (2006)/ Pelayanan Kesehatan
Barthel, D., Kriston, L., Barkmann, C., Appiah- Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Poku, J., Te Bonle, M., Doris, K. Y. E., ... & Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Fordjour, D. (2016). Longitudinal course Sjolstrolm, et.al. (2010). Maternal distress. Jurnal
of ante-and postpartum generalized anxiety of Advance Nursing.:1365
symptoms and associated factors in West- Waldrop , S. (2002). The Benefits of Belly Dance
African women from Ghana and Côte d’Ivoire. As a Prenatal Exercise. Discover Belly Dance
Journal of affective disorders, 197, 125-133 Journal.
Bobak, I. M., Lowdermilk, D. L., & Jensen, M. Wanda A, Bidjuni, H, Kallo, V. (2011). Hubungan
D. (2005). Buku ajar keperawatan maternitas. karateristik ibu hamil trimester iii dengan
Jakarta: EGC. tingkat kecemasan dalam menghadapi
Chaplin, JP. (2009). Kamus lengkap psiklogi. persalinan.Magister Kebidanan. Universitas
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Padjajaran Bandung.
PENGARUH HYPNOBIRTHING
TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU
BERSALIN DAN LAMA PERSALINAN DI
BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH
KABUPATEN MALANG
ABSTRAK
Latar belakang: Ibu primipara biasanya mengalami rasa kecemasan yang tinggi dalam menghadapi
proses persalinan, hal tersebut dapat mempengaruhi kekuatan kontraksi ibu untuk mendorong janin keluar
selama proses persalinan. Persalinan dapat berjalan lancar jika ibu mampu menyelaraskan antara pernafasan
dengan kontraksi uterus yang dirasakan, hal tersebut dapat dilakukan jika ibu dalam kondisi yang rileks.
Aplikasi hipnosis dalam obstetri saat ini menjadi trend, khususnya dalam merencanakan persalinan yang
fisiologis tanpa disertai gangguan psikologis seperti cemas yang berlebihan.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh Hypnobirthing terhadap
tingkat kecemasan ibu bersalin dan lama persalinan di Bidan Praktek Mandiri wilayah Kabupaten Malang.
Metode: Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain postest only control group design.
Jumlah sampel seluruhnya dalam penelitian ini sebanyak 30 ibu primipara yang dibagi dalam 2 kelompok,
yaitu 15 ibu bersalin dengan hypnobirthing dan 15 ibu bersalin tanpa menggunakan hypnobirthing.
Pengambilan data dilakukan pada bulan Agustus 2015 sampai dengan Desember 2015. Analisis data
dilakukan dengan uji Mann Whitney dengan p value 0,05.
Hasil: Ibu bersalin dengan hypnobirthing sebanyak 11 orang (73,3%) tidak mengalami gejala
kecemasan dan 8 orang (53,3%) dalam katagori lama persalinan normal (4-8 jam). Sedangkan ibu bersalin
tanpa hypnobirthing sebanyak 6 orang (40%) termasuk dalam katagori gejala kecemasan sedang dan 6 orang
(40%) dengan proses persalinan normal. Hasil analisis dengan mann whitney terhadap lama persalinan
signifikasi sebesar 0,229. Dan nilai signifikasi terhadap tingkat kecemasan sebesar 0,001. Karena nilai
signifikasi < 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada tingkat
kecemasan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
Kesimpulan: Tingkat kecemasan pada ibu bersalin dengan hypnobirthing lebih rendah dari pada
tanpa hypnobirthing, namun tidak ada perbedaan terhadap lama persalinan
Kata Kunci : Hypnobirthing, Kecemasan, Lama Persalinan
mendukung proses persalinan, yang lebih dikenal orang responden dintaranya mengalami kecemasan
dengan istilah hypnobirthing.8 sedang.11
Di beberapa negara seperti Amerika Serikat Metode hypnobirthing yang dapat dilakukan
telah dikembangkan metode non-farmakologis mulai masa kehamilan dapat membantu menurunkan
untuk menghadapi persalinan yaitu metode tingkat kecemasan Teknik hypnobirthing dapat
hypnobirthing. Metode ini merupakan metode membantu merilekskan otot-otot sehingga ibu
alamiah yang digunakan untuk menghilangkan rasa terhindar dari kecemasan dan dapat membantu ibu
takut, panik, tegang dan tekanan-tekanan lain yang lebih tenang dalam menghadapi persalinan.
menghantui ibu selama persalinan. Hypnobirthing Teknik hypnobirthing merupakan salah satu
di sinyalir banyak memberikan manfaat karena cara yang dapat di aplikasikan oleh ibu hamil,
melatih ibu hamil untuk selalu rileks, bersikap bersalin, dan Nifas untuk memperoleh ketenangan
tenang dan menstabilkan emosi. Hypnobirthing saat menghadapi kehamilan dan persalinan. Metode
bertujuan agar ibu dapat melahirkan dengan ini dapat diajarkan pada ibu hamil sebagaimana
nyaman dan menghilangkan rasa sakit melahirkan intervensi bidan dengan metode manajemen
tanpa bantuan obat bius apapun.9 kecemasan yang lain. Hal ini sangat sesuai dengan
Hypnobirthing mengekspolarasi mitos peran bidan sebagai health education dimana bidan
bahwa rasa sakit adalah hal yang wajar dan dapat mengajarkan ketrampilan tertentu kepada
dibutuhkan saat melahirkan normal. Saat wanita pasien. Jumlah tenaga kesehatan terutama bidan
yang melahirkan terbebas dari rasa takut, otot desa sangat terbatas yaitu dalam satu dusun hanya
tubuhnya, termasuk otot rahim, akan mengalami terdapat satu orang bidan. Dengan keterbatasan
relaksasi yang membuat proses kelahiran jadi lebih jumlahini informasi yang seharusnya disampaikan
mudah dan bebas stres. tentang pengetahuan baru pada proses kehamilan
Ibu bersalin yang diberikan latihan dan persalinan menjadi tidak maksimal.
hypnobirthing dapat lebih cepat dalam mencapai Saat ini metode hypnobirthing mulai
pembukaan lengkap dibandingkan dengan ibu berkembang di Indonesia salah satunya yaitu di
bersalin yang tidak diberikan. Manfaat tersebut beberapa klinik dan praktek swasta di Jawa timur.
juga berlanjut sampai tahap post partum yaitu pada Untuk itu penulis tertarik untuk mengambil judul
ibu bersalin yang diberikan latihan hypnobirthing, ”Pengaruh Metode Hypnobirthing Terhadap
secara psikologis dapat lebih tenang dalam Tingkat Kecemasan dan Lama Persalinan di BPM
menjalani adaptasi selama post partum dan wilayah kabupaten Malang”.
tidak ditemukan permasalahan dalam proses
adaptasinya.10 METODE PENELITIAN
Berdasarkan beberapa hasil penelitian,
diketahui sekitar 118 ibu bersalin 75% nya Desain Penelitian, dalam penelitian ini
mengalami kecemasan yang sangat tinggi pada peneliti menggunakan desain Postest only control
saat kala I aktif. Dari jumlah tersebut mengalami group design atau yang lebih sering disebut
kecemasan dan menyatakan rasa takut dengan rancangan postest dengan kelompok kontrol.12
kehamilan dan proses persalinan yang akan Desain ini memenuhi syarat dalam eksperimen
berlangsung baik pada ibu primipara maupun sesungguhnya yaitu adanya perlakuan, kelompok
multipara. Penelitian lain dengan judul ”Pengaruh kontrol dan adanya pengambilan sampel secara
Pemberian Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat acak. Kelompok eksperimen adalah kelopok ibu
Kecemasan Ibu Primigravida dalam Menghadapi bersalin dengan hypnobirthing, dan kelompok
Rasa Nyeri Persalinan di Layanan Primer” dengan kontrol adalah ibu bersalin normal tanpa
jumlah populasi ibu hamil sebanyak 24 orang 18 menggunakan metode hypnobirthing.
Variabel, variabel bebas dalam penelitian bersalin yang melakukan latihan hypnobirthing
ini adalah latihan hypnobirthing, sedangkan untuk pada proses persalinannya dan persalinan normal
variabel terikatnya adalah tingkat kecemasan Ibu tanapa dilakukan latihan hypnobirthing. Pengujian
Bersalin dan lama persalinan. dilakukan dengan menggunakan uji Mann Whitney
Populasi, Sampel dan Sampling, Populasi U yaitu uji statistik untuk mengetahui perbedaan
dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di dua variabel dalam skala ordinal.
Bidan Praktek Mandiri (BPM) wilayah kabupaten
Malang, dengan jumlah 6 BPM. Adapun kriteria HASIL PENELITIAN
BPM yang digunakan adalah sebagai berikut:1).
BPM yang berada di wilayah kabupaten Malang, Penelitian yang dilaksanakan pada bulan
2). BPM dengan sertifikasi “Bidan Delima”, 3). Januari – Desember 2015 di BPM Wilayah
BPM yang melayani persalinan dengan latihan Kabupaten Malang, Pada 15 orang ibu bersalin yang
hypnobrithing. diberikan Hypnobirthing (Kelompok Eksperimen)
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini dan 15 orang ibu bersalin yang tidak diberikan
adalah semua ibu hamil di Bidan Praktek Mandiri Hypnobirthing (Kelompok Kontrol) diketahui lama
wilayah kabupaten Malang , dengan kriteria sampel persalinan dan tingkat kecemasan sebagai berikut :
yang dipilih adalah :
1. Kriteria Inklusi Kelompok Eksperimen
a. Primigravida dengan resiko rendah menurut
SPR Tabel 4.1
b. Ibu bersalin dengan kehamilan cukup bulan Hasil Lama Persalinan yang Telah Diberikan
c. Ibu bersalin pada fase aktif (pembukaan > 4 cm) Teknik Hypnobirthing
bahwa perempuan dapat mengalami persalinan eksperimen, didapatkan bahwa tidak ada perbedaan
melalui insting untuk melahirkan secara alami yang signifikan terhadap lama persalinan. Salah
dengan tenang, nyaman, dan percaya diri. Latihan satu yang mempengaruhi persalinan lama adalah
ini mengajarkan ibu hamil menjalankan teknik tidak adekuatnya kontraksi uterus (his) selama kala
relaksasi yang alami, sehingga tubuh dapat bekerja I proses persalinan. Hal ini dapat menyebabkan
dengan seluruh syaraf secara harmonis dan dengan terjadinya perdarahan intrapartum dan postpartum
kerjasama penuh. Rangkaian teknik relaksasi yang merupakan penyebab terbesar tingginya
mulai dari relaksasi otot, relaksasi pernafasan, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia. Kondisi
relaksasi pikiran dan penanaman kalimat positif lain yang mempengaruhi lama persalinan adalah
yang dilakukan secara teratur dan konsentrasi akan kondisi psikologis meliputi persepsi ibu pada rasa
menyebabkan kondisi rileks pada tubuh sehingga nyeri dan cemas saat persalinan nyeri bersalin dapat
tubuh memberikan respon untuk mengeluarkan menimbulkan respon fisiologis yang mengurangi
hormon endorfin yang membuat ibu menjadi kemampuan rahim saat kontraksi, sehingga bisa
rileks dan menurunkan rasa nyeri terutama ketika memperpanjang waktu persalinan.21
otak mencapai gelombang alfa atau saat istirahat. Nyeri bersalin juga dapat mempengaruhi
Pada kondisi ini saat tubuh mengeluarkan hormon ketegangan emosi akibat rasa cemas sampai rasa
serotonin dan endorfin sehingga manusia dalam takut. Selain itu, nyeri dalam persalinan juga
kondisi rileks tanpa ketegangan dan kecemasan menyebabkan respon psikologis pada ibu berupa
Relaksasi mendalam, memusatkan rasa cemas dan gelisah yang semakin menggangu
perhatian (focus), dan hypnosis berguna untuk respon fisiologis pada organ-organ kardiovaskuler,
mengistirahatkan alam sadar dan memasukkan pernapasan, maupun neuroendokrin.4,21
sugesti pada alam bawah sadar sehingga tindakan Dalam mengatasi rasa nyeri saat bersalin
yang dilakukan banyak dipengaruhi oleh alam yang dapat berpengaruh terhadap lama persalinan,
bawah sadar. Hal ini akan menjadikan jiwa diberikan suatu metode nonfarmakologis yang
seseorang lebih tenang, terpusat dan tidak stres.9 dapat digunakan untuk menurunkan nyeri
Pada Penelitian pengaruh hypnobirthing persalinan dengan latihan hypnobirthing atau
terhadap tingkat kecemasan ibu hamil pada masa hipnosis. Hal ini sesuai dengan beberapa manfaat
persiapan persalinan didapatkan bahwa tingkat hypnobirthing sebagai berikut: 1) meminimalkan
kecemasan ibu sebelum dilakukan hypnobirthing bahkan menghilangkan rasa takut, ketegangan,
adalah 25% dengan kecemasan sedang, 63% bahkan sindrom rasa sakit dan kepanikan
kecemasan ringan, dan 12% tidak cemas. Namun selama proses persalinan dan periode setelahnya
setelah dilakukan hypnobirthing didapatkan bahwa sehingga tidak menjadi trauma, 2) meminimalkan,
56% ibu tidak cemas.20 dan bahkan menghilangkan keinginan untuk
Dapat disimpulkan bahwa hypnobirthing menggunakan obat bius dan obat penghilang rasa
berpengaruh terhadap penurunan kecemasan pada sakit saat bersalin, 3) mempersingkat fase awal
ibu hamil pada masa persiapan persalinan.20 proses persalinan yaitu pembukaan, yang biasanya
Sehingga dalam penelitian ini, pemberian bias memakan waktu 10 sampai 24 jan (terutama
latihan hypnobirthing mempunyai pengaruh dalam untuk kelahiran anak pertama), 4) menghilangkan
menurunkan tingkat kecemasan ibu saat bersalin, keletihan yang amat sangat sehinga setelah proses
bahkan dapat mengatasi dan menghilangkan kelahiran bayinya ibu masih tetap bertenaga, 5)
kecemasan ibu saat bersalin. mengurangi kemungkinan terjadinya hiperventilasi
Berdasarkan uji analisis Mann Whitney yang (pernafasan yang cepat dan pendek karena
dilakukan terhadap perbedaan lama persalinan bagi menahan rasa sakit) saat persalinan berlangsung,
ibu hamil pada kelompok kontrol dan kelompok 6) mempercepat masa pemulihan pascapersalinan,
membuat proses kelahiran menjadi sesuatu yang didapatkan hasil bahwa 40% responden
lebih indah dan tidak traumatis, serta mempercepat menunjukkan gejala kecemasan sedang dan
ikatan batin antara ibu, bayi, dan suami.9 sebanyak 60% responden memiliki lama
Lama persalinan kala I juga dipengaruhi persalinan <4jam (persalinan cepat) dan 40%
oleh banyak hal antara lain umur, paritas, dan dengan lama persalinan normal.
psikologi ibu. Keterlambatan dalam pembukaan 3. Terdapat perbedaan antara kelompok kontrol
kala I persalinan merupakan ancaman bagi nyawa dan kelompok eksperimen terhadap tingkat
ibu maupun bayinya. Wanita yang mengalami kecemasan ibu bersalin di Bidan Praktek
keterlambatan pembukaan kala I fase aktif Mandiri wilayah kabupaten Malang dengan
berdampak juga terhadap psikologisnya.17 nilai signifikasi p = 0,001. Serta tidak terdapat
Keterlambatan pembukaan kala I fase aktif perbedaan antara kelompok kontrol dan
yang paling dominan disebabkan oleh karena kelompok eksperimen terhadap lama persalinan
faktor psyche, meskipun ada faktor lain seperti di Bidan Praktek Mandiri wilayah kabupaten
power, passage, passenger, dan provider yang telah Malang dengan nilai signifikasi p = 0,229.
diidentifikasi sebagai suatu stressor. Persalinan dengan metode hypnobirthing akan
Penggunaan hypnobirthing dapat lebih baik menurunkan tingkat kecemasan persalinan
dalam menurunkan tingkat kecemasan dalam dan tidak ada perbedaan terhadap lama
persalinan normal dan lama persalinan pada kala persalinannya.
I, kala II dan kala III, tingkat nyeri yang dirasakan
oleh ibu bersalin lebih rendah, ritme kontraksi yang SARAN
lebih teratur dibandingkan dengan ibu bersalin 1. Diharapkan bagi para bidan yang Praktik
yang diberikan terapi dengan metode Bradley.22 Mandiri, lebih memperkenalkan atau
Sehingga teknik hypnobirthing yang mensosialisasikan Persalinan dengan teknik
digunakan tidak terlalu berpengaruh terhadap Hypnobirthing dan pemberian informasi
lama persalinan pada penelitian ini sehingga tidak melalui KIE pada saat Ante Natal care,
didapatkan perbedaan yang signifikan dikarenakan pemberian brosur / leaflet, pemasangan banner
faktor yang mempengaruhi lama persalinan tidak ditempat Bidan Praktik Mandiri
dapat dilihat hanya dari segi psikologis saja akan 2. Diharapkan agar para bidan meningkatkan
tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor power, keterampilan (mengikuti pelatihan dan
passage, passenger, dan provide. seminar) dalam upaya pertolongan persalinan
dengan menggunakan metode Hypnobirthing.
KESIMPULAN 3. Diharapkan dapat melakukan penelitian lebih
lanjut untuk mengembangkan penelitian
1. Tingkat kecemasan dan lama persalinan Ibu dengan menggunakan variable yang berbeda
Bersalin yang diberikan latihan hypnobirthing seperti factor yang mempengaruhi tingkat
di Bidan Praktek Mandiri wilayah kabupaten kesakitan / nyeri pada saat persalinan, sehingga
Malang masing-masing didapatkan hasil bahwa dapat diketahui factor lain tingkat kecemasan
73,3% responden tidak menunjukkan gejala yang dapat mempengaruhi proses persalinan.
kecemasan dan sebanyak 53,3% responden Sampel yang digunakan juga dapat diperbanyak
memiliki lama persalinan normal (4-8 jam). sehingga penelitian lebih valid. Pengambilan
2. Tingkat kecemasan dan lama persalinan data juga dapat dilakukan dengan teknik
Ibu Bersalin yang tidak diberikan latihan berbeda yang memungkinkan eksplorasi ilmiah
hypnobirthing di Bidan Praktek Mandiri secara kualitatif.
wilayah kabupaten Malang, masing-masing
hestisupriyanti81@gmail.com. marninugroho@yahoo.com
ABSTRACT
Background: One of causes of the high maternal mortality rate by IDHS (Indonesia Demographic
Health Survey) is post-partum haemorrhage (20%). No smooth involution adversely affects postpartum
bleeding. Early ambulation such as postpartum exercise facilitates a normal involution. This study aims
to determine the effect of post postpartum exercise with the high fundal uterine and the types of lochea on
primiparous woman.
Method: This is a “quasy experimental study” with pre-postes with control group design. This study
was taken at Kaliori Public Health care of Rembang. The sample of this study gained from 46 primiparaous
women which was selected by a simple random sampling. The samples were devided into two groups. A
control group consisted by 23 normal primiparaous women. Furthermore, another 23 women were given
by a series of postpartum exercise as an intervension groups. Data were tested by Wilcoxon test, Mann
Whytney, and Spearman Rho.
Result: There is an effect of postpartum exercise with the high fundal uterine with p = 0.000 (<0.05).
Moreover, there is an influence on the kinds of lochea by postpartum exercise on day 4th and 7th with p =
0.000 (<0.05). There is an effect of postpartum exercise on the high fundal uterine on day 2nd, 4th, and 7th
with p = 0.000 (<0.05). There is an influence of postpartum exercise on the types of lochea on day 7 with
a value of p = 0.001 (<0.05).
Conclusion: there is a positive effect of postpartum exercise on fastering the uterine involusion and
delivering a normal types of lochea. It is a need that a caregiver especially midwives should encourage
postpartum mother to do postpartum exercise.
Kata Kunci: postpartum exercise, High fundal uterine ; Types of Lochea
ABSTRAK
Latar Belakang: Salah satu penyebab kematian ibu berdasarkan SDKI adalah perdarahan pasca salin
(20%). Ketidaklancaran involusi berakibat buruk pada ibu nifas seperti perdarahan yang bersifat lanjut.
Ambulasi dini dengan senam nifas bertujuan memperlancar involusi. Penelitian ini bertujuan mengetahui
pengaruh senam nifas terhadap tinggi fundus uteri dan jenis lochea pada ibu nifas primipara.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah “quasy experimenal study” dengan desain pre test –
post test with control group. Lingkup penelitian di wilayah UPT Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang.
Sampel sebanyak 46 ibu nifas yang dipilih secara simple random sampling. Sampel terdiri 2 kelompok
yaitu 23 ibu kelompok kontrol, dan 23 ibu kelompok perlakuan dengan senam nifas selama seminggu. Data
dianalisis dengan Wilcoxon test, Mann Whytney, dan Spearman Rho.
Hasil penelitian: Ada pengaruh senam nifas terhadap tinggi fundus uteri dengan p=0,000 (< 0,05).
Ada pengaruh senam nifas terhadap jenis lochea pada hari ke-4 dan ke-7 dengan p=0,000 (< 0,05). Ada
pengaruh senam nifas terhadap penurunan tinggi fundus uteri hari ke-2, ke-4, dan ke-7 dengan p=0,000 (<
0,05). Ada pengaruh senam nifas terhadap jenis lochea pada hari ke-7 dengan nilai p=0,001 (< 0,05).
Simpulan: Ada pengaruh positif senam nifas terhadap penurunan tinggi fundus uteri dan pengeluaran
jenis lochea pada ibu primipara. Disarankan bahwa pelayanan kesehatan khususnya bidan menganjurkan
ibu postpartum untuk melakukan senam nifas.
Kata Kunci: Senam Nifas ; Tinggi fundus uteri ; Lochea
segera setelah proses involusi. simple random sampling yaitu dimana sampel
Hasil penelitian yang dilakukan Pramandari diperoleh secara acak dari bagian populasi yang
pada tahun 2014 tentang “Pengaruh Senam ditemui9.
Nifas Terhadap Involusi Uteri Ibu Post Partum Pengumpulan data ini meliputi data primer
Primigravida di RSIA Srikandi Jember”, dan data sekunder. Data primer yaitu penurunan
menunjukkan ada pengaruh signifikan senam TFU dan jenis lochea, di dapatkan dari observasi,
nifas terhadap involusi uteri pada ibu post partum sedangkan data sekunder yaitu karakteristik
primigravida di RSIA Srikandi Jember7. responden meliputi paritas, umur, pendidikan,
Di wilayah UPT Puskesmas Kaliori pekerjaan di dapatkan dari melihat status pasien dan
Kabupaten Rembang, pada bulan Desember 2015 dicatat pada format pencatatan. Setelah menemukan
didapatkan data jumlah persalinan normal sebanyak sampel yang sesuai, peneliti memasukkannya
34 persalinan. Dari 34 ibu nifas yang melahirkan dalam kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
normal, 3 orang melakukan senam nifas, dan 31 Analisis bivariat dilakukan terhadap
orang tidak melakukan senam nifas. Fenomena dua variabel yang diduga berhubungan atau
yang nampak pada ibu post partum merasa takut, berkorelasi9. Dalam penelitian ini analisa bivariat
malas dan merasa capek setelah melahirkan. digunakan untuk menguji perbedaan penurunan
Masyarakat juga memiliki beberapa pantangan tinggi fundus uteri dan menguji perbedaan jenis
yang merupakan warisan orang tua, salah satunya lochea antara ibu postpartum yang melakukan
adalah tidak melakukan ambulasi dini. Berdasarkan senam nifas dengan yang tidak melakukan senam
rasional serta latar belakang di atas, penulis tertarik nifas. Dilakukan uji normalitas data dengan
untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh menggunakan uji Shapiro-Wilk karena besarnya
Senam Nifas Terhadap Tinggi Fundus Uteri dan sampel kurang dari 50. Didapatkan nilai p ada
Jenis Lochea Pada Ibu Nifas Primipara di Wilayah yang < 0,05, sehingga menggunakan uji Wilcoxon,
UPT Puskesmas Kaliori Kabupaten Rembang diperoleh untuk kelompok perlakuan pada hari
Tahun 2016”. kedua, keempat, dan ketujuh nilai p 0,000 (< 0,05),
artinya ada pengaruh pada kelompok perlakuan
Metode Penelitian terhadap Tinggi Fundus Uteri (TFU) hari kedua,
keempat, dan ketujuh.
Penelitian ini merupakan penelitian Kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-
kuantitatif jenis “quasy experiment”, rancangan ini Whytney, dengan hasil hari kedua nilai p 0,001
berupaya untuk mengungkapkan hubungan sebab (< 0,05), hari keempat nilai p 0,000 (< 0,05),
akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol hari ketujuh nilai p 0,000 (< 0,05) maka terdapat
disamping kelompok eksperimental8. perbedaan yang signifikan penurunan tinggi fundus
Populasi dalam penelitian ini adalah semua uteri antara kelompok kontrol dan kelompok
ibu nifas primipara normal di wilayah UPT perlakuan. Berdasarkan uji korelasi Spearman Rho
Puskesmas Kaliori pada bulan Maret-Juni 2016. terhadap jenis lochea pada hari ketujuh didapat
Kriteria sampel adalah Ibu nifas primipara, bersedia nilai p 0.001 < (0.05), yang berarti ada hubungan
menjadi responden, ibu nifas yang menyusui yang positif antara senam nifas terhadap jenis
bayinya, ibu nifas dengan kehamilan normal/aterm, lochea pada ibu nifas primipara di UPT Puskesmas
ibu nifas yang tidak pantangan makanan, ibu nifas Kaliori Kabupaten Rembang.
yang tidak mengalami komplikasi nifas, ibu nifas
yang melakukan kegiatan ringan (mengambil Hasil dan Pembahasan
makanan, minum, mandi sendiri, merapikan
pakaian bayi). Teknik pengambilan sampel adalah Karakteristik Responden berdasarkan umur,
pendidikan, dan pekerjaan dapat dilihat pada tabel Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
dibawah ini: bahwa usia sebagian besar responden pada
Tabel 1. kelompok kontrol adalah 20-35 tahun yaitu 22
Distribusi Responden Berdasarkan Usia, orang. Sedangkan pada kelompok perlakuan
Pendidikan, Pekerjaan Kelompok Kontrol dan menunjukkan bahwa usia sebagian besar
Kelompok Perlakuan responden adalah 20-35 tahun yaitu 20 orang.
Menurut Prawirohardjo pada tahun 2009 usia
Variabel Frekuensi Persentase mempunyai pengaruh terhadap proses involusi
(f) (%) uteri, elastisitas otot uterus pada usia lebih
Usia 35 tahun ke atas berkurang, dengan adanya
Kelompok Kontrol penurunan regangan otot akan mempengaruhi
- <20 tahun 1 21,7 pengecilan otot rahim setelah melahirkan, serta
- 20-35 tahun 22 78,3 membutuhkan waktu yang lama dibandingkan
- >30 tahun 0 0 dengan ibu yang mempunyai kekuatan dan
Total 23 100 regangan otot yang lebih baik10. Hal ini sejalan
Kelompok Perlakuan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi di
- <20 tahun 3 30,4 ruang kebidanan RSUD Toto Kabila menunjukan
- 20-35 tahun 20 69,6 bahwa ada hubungan antara usia dengan
- >35 tahun 0 kecepatan involusi uteri post partum (p=0,021),
Total 23 100 rata-rata distribusi responden ibu dalam kategori
Pendidikan usia resiko rendah (20-35 tahun) dengan
Kelompok Kontrol presentase mengalami involusi uteri cepat
- SD 1 4,3 sebesar 88,2 %11.
- SMP 4 17,4 Berdasarkan pendidikan responden pada
- SMU 16 69,6 kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
- SARJANA 2 8,7 sebagian besar adalah SMU, yaitu 16 orang
Total 23 100 pada kelompok kontrol dan 12 orang pada
Kelompok Perlakuan kelompok perlakuan. Pendidikan diperlukan
- SD 0 0 untuk mendapatkan informasi, pada umumnya
- SMP 7 30,4 makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah
- SMU 12 52,2 menerima informasi12.
- SARJANA 4 17,4 Pekerjaan adalah serangkaian tugas
Total 23 100 atau kegiatan yang harus dilaksanakan atau
Pekerjaan diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan jabatan
Kelompok Kontrol atau profesi masing-masing9. Berdasarkan
- Ibu Rumah Tangga 13 56,5 pekerjaan responden pada kelompok kontrol dan
- Swasta 9 39,2 kelompok perlakuan sebagian besar adalah ibu
- PNS 1 4,3 rumah tangga, yaitu 13 orang pada kelompok
Total 23 100 kontrol dan 14 orang pada kelompok perlakuan.
Kelompok Perlakuan Perubahan tinggi fundus uteri pada
- Ibu Rumah Tangga 14 60,9 kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dapat
- Swasta 7 30,4 dilihat pada tabel di bawah ini:
- PNS 2 8,7
Total 23 100
Tabel 2
Perubahan Tinggi Fundus Uteri Responden Sebelum dan
Sesudah Diberikan Senam Nifas (n=23)
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan kedua terdapat selisih rata-rata penurunan 0,144
bahwa dari 23 responden yang tidak mengikuti cm, pada hari keempat terdapat selisih rata-rata
senam nifas, rata-rata Tinggi Fundus Uteri (TFU) penurunan 0,839 cm, pada hari ketujuh terdapat
hari pertama responden adalah 11,2 cm, rata-rata rata-rata selisih penurunan 1,678 cm. Hal ini
Tinggi Fundus Uteri (TFU) hari kedua responden sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
adalah 10,2 cm, rata-rata Tinggi Fundus Uteri Rullinyl pada tahun 2015 dengan judul “Pengaruh
(TFU) hari keempat responden adalah 8,2 cm, Senam Nifas terhadap Penurunan Tinggi Fundus
rata-rata Tinggi Fundus Uteri (TFU) hari ketujuh Uteri pada Ibu Post Partum di RSUP DR. M.
responden adalah 5,2 cm. Sedangkan 23 responden Djamil Padang” bahwa terdapat perbedaan yang
yang mengikuti senam nifas, rata-rata Tinggi signifikan penurunan tinggi fundus uteri antara
Fundus Uteri (TFU) hari pertama responden adalah kedua kelompok pada hari ke-3 (p=0,00) dan
11,2 cm. Rata-rata Tinggi Fundus Uteri (TFU) hari hari ke 6 (p=0,00), penurunan tinggi fundus uteri
kedua responden adalah 10,0 cm, rata-rata Tinggi pada kelompok intervensi lebih turun dibanding
Fundus Uteri (TFU) hari keempat adalah 7,3 cm. kelompok kontrol13.
Rata-rata Tinggi Fundus Uteri (TFU) hari ketujuh Rata-rata tinggi fundus uteri antara kelompok
responden adalah 3,5 cm. kontrol dan kelompok perlakuan terjadi penurunan.
Sedangkan penurunan tinggi fundus uteri Hal ini sesuai dengan teori bahwa adanya proses
pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan involusi uterus yaitu adanya perubahan retrogresif
dapat dilihat pada tabel di bawah ini: pada uterus yang menyebabkan berkurangnya
Tabel 3
Penurunan Tinggi Fundus Uteri (n=23)
TFU Hari ke-2 1.056 1.000 1.00 0.90-2.00 1.200 1.200 1.00 1.00-1.50
TFU Hari ke-4 3.017 3.000 3.00 2.40-3.50 3.856 3.800 3.50 3.00-4.50
TFU Hari ke-7 5.987 6.000 6.00 5.00-6.50 7.665 7.700 7.00 7.00-8.50
Berdasarkan tabel di atas, dari nilai rata-rata ukuran uterus, Tinggi Fundus Uteri (TFU) ini akan
penurunan tinggi fundus uteri kelompok perlakuan berkurang 1-2 cm setiap harinya dan pada hari ke 9
lebih turun dibanding kelompok kontrol. Pada hari uterus tidak dapat teraba.
Menurut Brayshaw (2008) penurunan Tinggi 23 responden (100%), hari kedua lochea rubra
Fundus Uteri (TFU) ini terjadi secara gradual, dengan 23 responden (100%), hari keempat lochea
artinya tidak sekaligus tetapi setingkat demi sanguinolenta dengan 23 responden (100%) dan
setingkat. Saat melaksanakan senam nifas terjadi hari ketujuh lochea serosa dengan 23 responden
kontraksi otot-otot perut yang akan membantu (100%).
proses involusi yang mulai setelah plasenta keluar Pada kelompok kontrol maupun kelompok
segera setelah proses involusi6. perlakuan semua mengalami perubahan jenis
Perubahan jenis lochea pada kelompok lochea karena adanya proses involusi uterus. Hal
kontrol dan kelompok perlakuan senam nifas di ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa dengan
wilayah UPT Puskesmas Kaliori dapat dilihat pada adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari
tabel di bawah ini: decidua yang mengelilingi situs plasenta akan
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Lochea Kelompok Kontrol
dan Kelompok Perlakuan
Kelompok Perlakuan
Lochea Hari 1 23 100,0 0 0,0 0 0
Lochea Hari 2 23 100,0 0 0,0 0 0
Lochea Hari 4 0 0,0 23 100,0 0 0
Lochea Hari 7 0 0,0 0 0,0 23 100
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa menjadi nekrotik15. Decidua yang mati akan keluar
dari 23 responden yang tidak mengikuti senam bersama dengan sisa cairan. Menurut penelitian
nifas, pada hari pertama jenis lochea adalah rubra Anggraini tahun 2010 umumnya jumlah lochea
dengan 23 responden (100%), hari kedua lochea lebih sedikit bila wanita postpartum berada dalam
rubra dengan 23 responden (100%), hari keempat posisi berbaring daripada berdiri. Hal ini terjadi
lochea sanguinolenta dengan 23 responden (100%) akibat pembuangan bersatu di vagina bagian atas
dan hari ketujuh jenis lochea sanguinolenta saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian
sebanyak 8 responden (34,8%) dan lochea serosa akan mengalir keluar saat berdiri16.
sebanyak 15 responden (65,2%). Sedangkan dari Pengaruh senam nifas terhadap Tinggi
23 responden yang mengikuti senam nifas, pada Fundus Uteri (TFU) pada kelompok perlakuan
hari pertama jenis lochea adalah rubra dengan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
senam nifas adalah memulihkan kembali kekuatan wilcoxon kelompok perlakuan dapat disimpulkan
otot dasar panggul, mengencangkan otot-otot ada pengaruh senam nifas terhadap jenis lochea
dinding perut dan perinium, membentuk sikap pada hari hari ke-4 dan hari ke-7 pada ibu nifas
tubuh yang baik dan mencegah terjadinya primipara di UPT Puskesmas Kaliori Kabupaten
komplikasi. Komplikasi yang dapat dicegah sedini Rembang. Hal ini sejalan dengan penelitian
mungkin dengan melaksanakan senam nifas adalah Ikhtiarinawati dan Dwi (2012), membuktikan
perdarahan post partum. Saat melaksanakan senam dengan banyaknya keuntungan dari mobilisasi dini
nifas terjadi kontraksi otot-otot perut yang akan dalam masa nifas, maka ibu nifas yang malas atau
membantu proses involusi yang mulai setelah takut melakukan mobilisasi dini akan berakibat
plasenta keluar segera setelah proses involusi6. buruk diantaranya keterlambatan penurunan
Menurut Maritalia tahun 2014 bahwa dengan tinggi fundus uteri, perdarahan berkepanjangan,
mengikuti senam nifas, gerakan-gerakan yang ada pengeluaran lochea tidak lancar, serta peredaran
dapat melatih dan mengencangkan otot-otot perut darah menjadi tidak lancar karena ibu hanya tidur
sehingga secara tidak langsung dapat merangsang terlentang di tempat tidur.
otot-otot rahim agar berfungsi secara optimal dan
tidak terjadi perdarahan post partum2. Dengan Hubungan senam nifas terhadap jenis lochea
demikian tujuan dilakukannya senam nifas bagi pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
ibu nifas yaitu memperbaiki elastisitas otot-otot menggunakan uji Spearman’s Rho.
yang telah mengalami peregangan, meningkatkan
ketenangan dan memperlancarkan sirkulasi darah, Tabel 8.
dan mengembalikan rahim pada posisi semula Hubungan Senam Nifas Terhadap Jenis Lochea
(involusi).
Pelaksanaan P engeluaran lochea Total p
Pengaruh senam nifas terhadap jenis lochea senam nifas Cepat Lambat
dapat dilihat pada tabel dibawah ini: n % n % n %
hubungan yang positif antara senam nifas terhadap tubuh, membantu kelancaran pengeluaran ASI,
pengeluaran lochea. Senam nifas pada penelitian mempercepat proses involusi uteri dan pemulihan
terdiri dari 7 gerakan yang dilakukan secara teratur fungsi alat kandungan, memperlancar pengeluaran
mulai hari pertama sampai dengan hari ketujuh lochea, serta meminimalisir timbulnya kelainan dan
masa nifas. komplikasi nifas, misalnya emboli dan trombosis18.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Berdasarkan hasil di atas maka untuk lebih
yang dilakukan Hasrani pada tahun 2015 pada mempercepat pengeluaran lochea diharapkan
penelitian ini berdasarkan hasil uji Spearman’s ibu nifas untuk melakukan senam nifas secara
Rho, didapatkan nilai p=0,003 < α = 0,05, dimana terstruktur, sistematis dan berkelanjutan.
r = 0.377, yang berarti ada hubungan yang positif
antara senam nifas modifikasi terhadap pengeluaran Simpulan
lokia. Senam nifas modifikasi pada penelitian
terdiri dari 7 gerakan yang dilakukan secara teratur Ada pengaruh senam nifas terhadap Tinggi
mulai hari pertama sampai dengan hari ketujuh Fundus Uteri (TFU) pada hari kedua, hari keempat,
masa nifas18. dan hari ketujuh dan ada pengaruh senam nifas
Pada penelitian ini didapatkan bahwa terhadap jenis lochea pada ibu nifas primipara
perbedaan jenis lochea pada responden yang di wilayah UPT Puskesmas Kaliori Kabupaten
mengikuti senam nifas dan tidak mengikuti Rembang Tahun 2016.
senam nifas hanya terjadi pada hari ketujuh. Hal
ini disebabkan karena pada hari pertama secara Saran
fisiologis tahapan jenis lochea masih berada pada
jenis lochea rubra. Lochea rubra merupakan lochea Ibu post partum tetap melakukan senam
yang muncul pada hari 1 sampai hari ke 4 masa nifas di rumah sampai masa nifas selesai, karena
postpartum. Warnanya merah dan mengandung dapat membantu mempercepat pemulihan kondisi
darah dari perobekan/ luka pada plasenta dan serabut rahim selama masa nifas dan menjaga kesehatan
dari decidua dan chorion. Terdiri dari sel desidua, bagi ibu dan anak.
verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum
dan sisa darah15. Jenis lochea hari ketujuh sudah Acknowledgement
mulai timbul perbedaan jenis lochea antara yang
ikut senam dengan yang tidak mengikuti senam, Penelitian ini mendapatkan surat persetujuan
dimana yang ikut senam jenis lochea adalah serosa atau ethical Clearance dari Komite Etik Penelitian
sedangkan yang tidak ikut senam terdiri dari lochea Kesehatan Poltekkes Kemenkes Semarang
sanguinolenta dan lochea serosa. dengan nomor 20/KEPK/Poltekkes-Smg/EC/2016
Tujuan dilakukan senam nifas yaitu pada tanggal 18 Mei 2016. Ucapan terimakasih
memperbaiki elastisitas otot-otot yang telah disampaikan kepada Direktur, Ketua Jurusan
mengalami peregangan, memperlancarkan Kebidanan, Ketua Prodi, Kepala Dinas kesehatan
sirkulasi darah, mencegah pembuluh darah yang Kab Rembang, Ka. Puskesmas Kaliori Rembang,
menonjol terutama kaki, mencegah kesulitan responden, dan semua pihak yang terlibat dalam
buang air kecil, mengembalikan kerampingan penelitian ini.
1,2,3
Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang
ABSTRACT
Babies with low birth weight (LBW) is one of the risk factors that contribute to infant mortality,
especially in the perinatal period, thus requiring special attention and care. The proximity of the baby and
his parents were very help improve infant growth. LBW often require intensive care until stable and ready
to get treatment dirumah.Salah an alternative method incubator to keep the baby warm is Kangaroo Care
Method (PMK). The aim of research to determine the independence of Kangaroo Mother Care home in
comparison to the control group.
This research is Quasi-experimental with Nonequivalent Control Group Design With Pre-Post Test
Design. The population of all LBW were treated in hospitals and hospitals Ambarawa Ungaran at 57 LBW.
Sample in each group of 25 LBW, the data is taken by accidental sampling. Data collection treatment
groups: postpartum mothers accompanied LBW and given health education about the PMK using the
module for 3 sessions while the control group was given LBW postpartum mothers verbally about PMK
when going home from the hospital. Measurements were made prior to the administration module and after
one month return hospital. Analysis of the data by the Mann Whitney and Wilcoxon.
There is a difference between the independence of mothers whose mothers had received assistance
and Kangaroo Care module and a control group with p value <0.0001. Mothers who are given assistance
and module about kangaroo care method, women are more independent compared to the control group.
The need for health workers in the room perinatology improve and implement kangaroo care method
proposed operasioanl standard procedure, the policy of the hospital to implement the provision of education
modules PMK and followed up to the patient’s home.
Keywords: Postpartum, Kangaroo Care, Independence Mother
ABSTRAK
Bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu faktor resiko yang berkontribusi
terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal, sehingga membutuhkan perhatian dan perawatan
khusus. Kedekatan bayi dan orang tuanya sangat membantu peningkatan tumbuh kembang bayi. BBLR
seringkali memerlukan perawatan intensif sampai stabil dan siap untuk mendapatkan perawatan dirumah.
Salah satu metode alternative incubator untuk menjaga kehangatan bayi adalah Perawatan Metode Kanguru
(PMK). Tujuan penelitian untuk mengetahui kemandirian ibu dalam Perawatan Metode Kanguru dirumah
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Jenis penelitian Quasi eksperimen dengan Nonequivalent Control Group Design With Pre-Post
Test Design. Populasinya semua BBLR yang dirawat di RSUD Ambarawa dan RSUD Ungaran sebesar
57 BBLR. Sampel pada masing-masing kelompok 25 BBLR, data diambil secara accidental sampling.
Pengumpulan data kelompok perlakuan: ibu nifas BBLR didampingi dan diberikan pendidikan kesehatan
tentang PMK menggunakan modul selama 3 kali pertemuan sedangkan kelompok kontrol ibu nifas BBLR
diberikan penjelasaan secara verbal tentang PMK saat akan pulang dari rumah sakit. Pengukuran dilakukan
sebelum pemberian modul dan setelah 1 bulan pulang Rumah sakit. Analisa data dengan uji Mann Whitney
dan Wilcoxon.
Ada perbedaan kemandirian ibu antara kelompok ibu yang diberikan pendampingan dan modul
Perawatan Metode Kanguru dan kelompok kontrol dengan p value <0.0001. Kelompok ibu yang diberikan
pendampingan dan modul tentang perawatan metode kanguru, ibu lebih mandiri dibandingkan dengan
kelompok kontrol.
Perlunya bagi tenaga kesehatan di ruang perinatologi meningkatkan dan melaksanakan perawatan
metode kanguru mengusulkan adanya standar operasioanl prosedur tentang PMK, kebijakan dari rumah
sakit untuk menerapkan edukasi dengan pemberian modul PMK dan ditindaklanjuti ke rumah pasien.
Kata Kunci : Ibu Nifas, Perawatan Metode Kanguru, Kemandirian Ibu
memberi manfaat sebagai pelengkap perawatan Metode Kanguru dirumah dibandingkan dengan
konvensional atau incubator (Shetty,2007). kelompok kontrol.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan
bahwa PMK efektif dalam mengontrol suhu METODE PENELITIAN
tubuh, pemberian ASI, kedekatan ibu dengan bayi,
peningkatan berat badan dan perbaikan klinis Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen,
bayi (WHO, 2008). Endyarni (2010) menyatakan dengan Nonequivalent Control Group Design With
bahwa PMK mempunyai beberapa kelebihan Pre-Post Test Design. Populasinya semua BBLR
antara lain merupakan cara yang efektif untuk yang dirawat di RSUD Ambarawa dan Ungaran 57
memenuhi kebutuhan bayi paling mendasar, BBLR. Sampel tiap kelompok 25 BBLR diambil
memudahkan pemberian ASI, perlindungan dari secara accidental sampling. Pengumpulan data
infeksi, stimulasi, keselamatan, kasih sayang. PMK kelompok perlakuan: dirumah sakit ibu nifas BBLR
dapat menurunkan kejadian infeksi, penyakit berat, didampingi dan diberikan pendidikan kesehatan
masalah menyusui dan ketidakpuasan ibu serta menggunakan modul selama 3 kali materi tentang
meningkatnya hubungan antara ibu dan bayi serta perawatan metode kanguru, cara menyusui selama
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan posisi kanguru, sedangkan kelompok kontrol ibu
bayi (Perinasia,2009). Untuk mencegah hipotermi nifas BBLR diberikan penjelasaan secara verbal
dan meningkatkan kemandirian ibu dirumah dalam tentang penggunaan baju kanguru dan manfaatnya
perawatan metode kanguru, perlu kiranya ibu saat akan pulang dari rumahsakit. Pengukuran
dibekali dengan modul perawatan metode kanguru dilakukan sebelum diberikan modul dan setelah 1
sebagai acuan sejak mendapatkan pelayanan bulan pulang Rumah sakit. Analisa data dengan uji
kesehatan. Faktor budaya, tingkat pengetahuan Mann Whitney dan Wilcoxon.
dan kebijakan tempat pelayanan kesehatan dapat
berpengaruh terhadap pelaksanaan metode kanguru HASIL PENELITIAN
dimasyarakat. Tujuan Penelitian ini adalah untuk
mengetahui kemandirian ibu dalam Perawatan 1. Karakteristik Responden
Dari Tabel 1. menunjukkan bahwa pada metode kanguru, dapat dilihat dari kenaikan skor
kelompok perlakuan sebagian besar bayi berjenis rata-rata pada kelompok perlakuan. Kemandirian
kelamin perempuan dan kelompok kontrol berjenis merupakan keadaan seseorang yang dapat berdiri
kelamin laki-laki sedangkan rata-rata usia gestasi kedua sendiri, tumbuh dan berkembang karena disiplin dan
kelompok sebagian besar < 37 minggu. Kelahiran yang komitmen sehingga dapat menentukan diri sendiri yang
terjadi pada sekitar usia kehamilan 28-36 minggu, disebut dinyatakan dalam tindakan dan perilaku yang dapat
dengan persalinan prematur (Varney,2007). Beberapa dinilai (Bahara, 2008). Lima komponen kemandirian
kondisi yang berhubungan dengan prematuritas adalah yang utama yaitu bebas progresif, ulet, inisiatif,
adanya sindrom gangguan pernafasan idiopatik, pengendalian dari dalam (internal focus of control) dan
pneumonia aspirasi karena reflex menelan dan batuk kemantapan diri (self esteem confidence). Pada ibu yang
belum sempurna, hipotermi dan hipoglikemi. Beberapa diberikan modul tentang perawatan metode kanguru
upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah hal lebih mandiri dan percaya diri dalam merawat bayinya.
tersebut adalah dengan mempertahankan suhu tubuh, Sehingga ketika sudah pulang dari rumah sakit tetap
pengawasan nutrisi (ASI), penimbangan berat badan menerapkan perawatan dengan skin to skin. Dalam
secara ketat karena perubahan berat badan mencerminkan penelitian sebelumnya oleh Erna Rahma yani (2010)
kondisi gizi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh menyebutkan bahwa ibu yang mempunyai bayi BBLR
(Saifuddin, 2009). Penelitian Ashish and Johan (2015) di yang diberikan paket pendidikan kesehatan RINDU
Nepal menunjukkan BBLR resiko mengalami kematian (respon, interakasi dan dekapan ibu) sejak dari rumah
44% lebih tinggi dibandingkan kelahiran aterm, setelah sakit memiliki kemampuan pengetahuan, sikap dan
dilakukan perawatan metode kanguru dan support ekstra skill yang lebih baik dalam merawat bayi premature
nutrisi dengan baik terjadi penurunan kematian BBLR. di rumah. Hal ini mendukung hasil penelitian ini
bahwa ibu BBLR dengan didampingi sejak dari rumah
2. Kemandirian Ibu sebelum dan sesudah sakit dan bekali modul tentang perawatan metode
Pendampingan dan Pemberian Modul kanguru memiliki wawasan dan kepercayaan diri serta
Perawatan Metode Kanguru pada kelompok ketrampilan yang lebih baik dalam merawat bayinya.
perlakuan dan kontrol. Hasil uji statistik pada kedua kelompok sebelum
perlakuan didapatkan p value = 0, 194 artinya tidak
Tabel 2. ada perbedaan kemandirian ibu antara kelompok yang
Kemandirian Ibu sebelum dan sesudah diberikan modul dan edukasi PMK, ini berarti kedua
Pendampingan dan Pemberian Modul PMK kelompok memiliki kondisi kemandirian yang sama,
sehingga datanya homogen. Pada uji statisitk sebelum
Kemandirian Sebelum Sesudah
dan sesudah perlakuan diuji wilcoxon didapatkan p
Ibu Rerata skor SB Rerata SB value 0.0001 artinya ada perbedaan kemandirian ibu
Perlakuan 15 1.4 20 1.53 sebelum dan sesudah pendampingan dan pemberian
Kontrol 15 1.42 16 1.53 modul tentang perawatan metode kanguru. Selain itu
hasil uji statistik sesudah perlakuan antara kelompok
Uji Mann Whitney Sebelum (perlakuan dan kontrol) kontrol dan perlakuan didapatkan ada perbedaan
µ =0.194 kemandirian ibu antara kelompok yang diberikan
Uji Mann Whitney Sesudah (perlakuan dan kontrol) pendampingan dan modu Perawatan Metode Kanguru
µ =0.0001 sedangkan kelompok kontrol dengan p value
Uji Wilcoxon sebelum dan sesudah (perlakuan)
µ=0.0001 <0.0001. Pendampingan merupakan kegiatan untuk
Tabel 2. menunjukkan ibu yang diberikan membantu individu maupun kelompok agar punya
pendampingan dan diberikan modul perawatan PMK kemampuan dengan mengembangkan proses interaksi
cenderung lebih mandiri dalam melakukan perawatan dan komunikasi dalam rangka tumbuhnya kesadaran
sebagai manusia yang utuh, sehingga dapat berperan ibu untuk merawat bayi BBLR setelah pulang dari
dalam kehidupan (Safrudin,2009). Ibu yang diberikan rumah sakit. Hasil penelitian ini didukung penelitian
pendampingan dan modul cenderung lebih mandiri oleh Wobil& Yakubu di Ghana tahun 2011, bahwa ibu-
dalam melakukan perawatan metode kanguru. Hasil ibu yang mempunyai bayi BBLR sejak di Rumah sakit
penelitian ini juga mendukung penelitian Bang et.al ibu diwawancarai untuk memastikan pengetahuan
(2005) di Gadchiroli, India yang menyatakan bahwa mereka tentang KMC, dan praktek tentang KMC,
”home based neonatal care” dapat menurunkan didapatkan hasil 95,5% berpikir KMC adalah
morbiditas neonatal hingga mencapai setengahnya. bermanfaat bagi mereka dan 96,0% bermanfaat bagi
Kesulitan ibu merawat bayi prematur bayi serta 98,0% akan merekomendasikan KMC untuk
dirumah juga berkaitan dengan masih kurangnya ibu-ibu lain dan 71,8% bersedia untuk berlatih KMC
keterlibatan ibu selama perawatan di rumah sakit. outdoors. Selanjutnya menindaklanjuti kunjungan
Ibu yang dibekali modul tentang perawatan metode kerumah didapatkan hasil 99,5% (181 responden)
kanguru akan lebih percaya diri karena dapat masih berlatih baik intermiten atau kontinu KMC.
mengulang langkah yang ada didalam modul dalam Pengetahuan ibu tentang KMC yang rendah diawal,
melakukan perwatan metode kanguru. Menurut dengan diberikan intervensi ibu di latih KMC di rumah
Parker (2005) faktor-faktor yang mempengaruhi sakit dan di rumah ibu jadi lebih mantap melakukan
kemandirian ibu adalah adanya rasa tanggung KMC sehingga berat badan bayi jadi optimal. Hal
jawab untuk merawat bayinya agar dapat tumbuh ini berarti dengan adanya dukungan dari petugas, dan
dan berkembang sesuai dengan tahap-tahap pemberian informasi tentang perawatan kanguru secara
usianya, ibu menjadi lebih percaya diri sehingga terus menerus akan meningkatkan kemampuan ibu
akan melakukan perawatan bayinya dengan baik. dalam merawat bayinya sehingga akan meningkatkan
Kepercayaan pada petugas yang memberikan rasa percaya diri dan lebih mandiri dalam merawat
pendidikan kesehatan, adanya otonomi ibu untuk bayinya. (Wobil& Yakubu, 2011)
merawat atau mendekap bayinya sejak perawatan
dirumah sakit akan meningkatkan kemandirian ibu KESIMPULAN
selanjutnya sampai pulang ke rumah. 1. Karaktersitik bayi pada kelompok perlakuan
sebagian besar bayi berjenis kelamin
3. Kemandirian Ibu Merawat BBLR dirumah perempuan dan kelompok kontrol berjenis
antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol kelamin laki-laki, usia gestasi kedua kelompok
sebagian besar kurang dari 35 minggu dan
Tabel 3.
rata-rata berat badan lahir 2000-2400 gram.
Kemandirian Ibu dalam Merawat BBLR
2. Kelompok perlakuan yang diberikan
pendampingan dan modul tentang perawatan
Kelompok n ∆ scor Uji
kemandirian Mann metode kanguru memiliki skor kemandirian
Rerata/SB Whitney lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
kontrol.
Perlakuan 25 4/1.76 P value : 3. Ada perbedaan kemandirian ibu antara
kelompok yang diberikan pendampingan
Kontrol 25 2/1.005 0.0001
dan modul Perawatan Metode Kanguru dan
Pada Tabel 3. menunjukkan bahwa ada Kelompok Kontrol dengan p value <0.0001.
perbedaan kemandirian ibu antara kelompok Ibu yang diberikan pendampingan dan modul
yang diberikan pendampingan dan modul PMK cenderung lebih mandiri dalam melakukan
dibandingkan kelompok kontrol. Pendampingan dan perawatan metode kanguru setelah pulang dari
pemberian modul efektif meningkatkan kemandirian rumah sakit.