Anda di halaman 1dari 27

TUGAS MAKALAH

ASUHA KEBIDANAN HOLISTIK KEHAMILAN


“EVIDENCE BASED DALAM ASUHAN
KEHAMILAN”

Dosen : MAESAROH NAYLA S.ST. M.Kes


Disusun oleh : AGUSTIN GITA NURANI Amd,Keb
TARSINIH Amd,Keb
CUSTIN Amd, Keb
HJ. SUYEMAmd. Keb

POLITEKNIK KESEHATAN BHAKTI PERTIWI HUSADA


CIREBON

i
ii
DAFTAR ISI
Jurnal 1...............................................................................................................................1
PELAKSANAAN ANTENATAL CARE BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA
PADA KEHAMILAN TRIMESTER III............................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................................2
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................3
Jurnal 2...............................................................................................................................5
HUBUNGAN PENERAPAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN................5
DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN OLEH IBU HAMIL....................5
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................6
Jurnal 3.............................................................................................................................10
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN.......................10
KEJADIAN RISIKO TINGGI KEHAMILAN................................................................10
PENDAHULUAN...........................................................................................................10
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
Jurnal 4.............................................................................................................................17
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERUBAHAN..................17
PSIKOLOGIS KEHAMILAN.........................................................................................17
PENDAHULUAN...........................................................................................................17
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................19
Jurnal 5.............................................................................................................................21
PERMASALAHAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA KEHAMILAN REMAJA....21
PENDAHULUAN...........................................................................................................21
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................24

iii
Jurnal 1

ISSN2354-7642
JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA
Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia

PELAKSANAAN ANTENATAL CARE BERHUBUNGAN DENGAN


ANEMIA PADA KEHAMILAN TRIMESTER III

Fatimah, Susi Ernawati

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta

Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta

PENDAHULUAN

Anemia merupakan masalah yang masih terjadi pada wanita khususnya


ibu hamil. Prevalensi anemia secara umum terjadi pada 56 juta ibu hamil yang
tersebar di seluruh dunia dengan pembagian sekitar 7 juta di Eropa dan Amerika
dan sisanya yaitu 49 juta terjadi di negara maju, berkembang dan negara miskin di
Asia dan Afrika.

Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukan nilai yang cukup tinggi. Hoo
Swie Tjiong dalam Manuaba menemukan angka anemia kehamilan 3,8% pada
trimester I, 13,6% trimester II, dan 24,8% pada trimester III, sedangkan menurut
Saifudin menyebutkan angka anemia secara nasional untuk ibu hamil mencapai
angka 63,5%.

1
HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kekurangan zat besi yang
berasal dari makanan yang dimakan setiap hari dan diperlukan untuk
pembentukan hemoglobin sehingga disebut anemia kekurangan besi. Anemia
yang disebabkan oleh kekurangan zat besi dapat menyebabkan risiko bayi berat
lahir rendah, prematuritas, cacat bawaan dan perdarahan pada waktu melahirkan.

Prevalensi terjadinya anemia pada wanita hamil di Indonesia cukup tinggi yaitu
berkisar 20%-80%, tetapi pada umumnya banyak penelitian yang menunjukan
prevalensi anemia pada wanita hamil yang lebih besar dari 50%. Sehingga dapat
dikatakan 5 dari 10 wanita hamil di Indonesia menderita Anemia. World Health
Organization (WHO) melaporkan bahwa prevalensi anemia pada kehamilan
secara global 55% dimana secara bermakna tinggi pada trimester III.

Penanganan anemia dengan pemberian suplemen tablet zat besi (Fe) yang
merupakan suatu cara yang paling efektif untuk meningkatkan kadar zat besi (Fe)
dalam jangka waktu yang pendek pada ibu hamil. Pelayanan bidan dalam
mencegah terjadinya anemia melalui pemeriksaan antenatal care (ANC) kepada
setiap ibu hamil. Peran bidan mendukung peningkatan konsumsi tablet zat
besi.Tetapi, Kenyataannya pemberian tablet besi belum efektif menurunkan
prevalensi anemia. Alasan utama kurang efektif adalah rendahnya kepatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Sehingga peran bidan mendapatkan
tantangan yang lebih besar untuk meningkatkan kepercayaan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet zat besi, bidan mampu memberikan dukungan dan
mengurangi efek samping yang dapat terjadi pada ibu hamil jika mengkonsumsi
zat besi. Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
pelaksanaan ANC oleh bidan dengan kejadian anemia dalam kehamilan.

2
DAFTAR PUSTAKA

Milman N. Postpartum anemia II: prevention and treatment. Ann Hematol.


2013;91 (2):143-54.

Manuaba IBG. Gawat-Darurat Obstetri–Ginekologi dan Obstetri–Ginekologi


Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta: EGC; 2010.

Saifudin. Buku Acuan: Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: EGC; 2005.

Waryono. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihanna; 2010.

WHO. World Health Statistics [internet]. 2008 [cited 2015 Apr 13]. Available
from: http://www.who.int/whosis/whostat/Corrigenda_20080521.pdf

Heryanti N. Gambaran Mutu Pelayanan Dan Tingkat Kepuasan Ibu Hamil


Trimester III Oleh Bidan Dalam Penanggulangan Anemia di Puskesmas Pajangan
Kabupaten Bantul Tahun 2015. Yogyakarta: StiKes Alma Ata; 2015.

Depkes RI. Laporan Hasil Riset Kesehetan Dasar (Riskesdas) Indonesia 2007.
Jakarta: Depkes RI; 2008.

Darlina. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia Gizi pada Ibu
Hamil. Bogor: Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga, Fakultas
Pertanian Institut Pertanian Bogor; 2008.

Wijayanti T, et al. Analisis Pengaruh Penerapan Standart Pelayanan Kehamilan


Terhadap Kunjungan Ibu Hamil di Puskesmas Gemolong Sragen Tahun 2011.
Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali. Jurnal Kebidanan.
2013;5(2).Wundashary. Analisis Mutu Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas
Wonrely Kabupaten Maluku Barat Daya Provinsi Maluku Tahun 2012 [internet].
2013 [cited 2015 Sept 23]. Available from:
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/han dle/123456789/5821/JURNAL%20
(WUNDASHARY%20D%20A%20DEMNY).pdf?sequence=111. Jaya E.

3
Hubungan Tingkat Pengetahuan Mengkonsumsi Makanan yang Mengandung Fe
dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil di Puskesmas Ngampilan Yogyakarta.
Yogyakarta: StiKes Alma Ata; 2012.

Vasra E. Hubungan Pelayanan Antenatal dan Budaya Masyarakat dengan


Perubahan Kadar Haemoglobin Ibu Hamil Sesudah Pemberian Tablet Besi di
Puskesmas Cakupan Rendah dan Puskesmas Cakupan Tinggi. FK UNPAD; 2012.

Hendrayani MD, Sawitri AAS, Karmaya M. Perilaku pemeriksaan antenatal


sebagai faktor risiko anemia gizi ibu hamil di Puskesmas II Denpasar Selatan
tahun 2012. Public Health and Preventive Medicine Archive. 2013;1(1).

Sistiarani C. Tentang Faktor Maternal dan Kualitas Pelayanan Antenatal yang


Berisiko Terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Studi pada Ibu
yang Periksa Hamil ke Tenaga Kesehatan dan Melahirkan di RSUD Banyumas
Tahun 2008 [internet]. 2008 [cited 2015 Mei 5] Available from:
http://eprints.undip.ac.id/16901/

4
Jurnal 2

E-Journal Keperawatan (EKP) Volome 5 Nomor 1 Februari 2017

HUBUNGAN PENERAPAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN


DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI KEHAMILAN OLEH IBU HAMIL

Ni Made Werdiyanthi, Mulyadi, Michael Karundeng

Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran

Universitas Sam Ratulangi

Email : mwerdhy43@gmail.com

PENDAHULUAN

Kematian ibu merupakan salah satu indikator status kesehatan penduduk yang
berguna untuk menggambarkan kesehatan ibu, lingkungan mereka, dan tingkat
kesehatan bagi ibu hamil, nifas dan post-partum (Patonah, 2012).

Komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan penyebab langsung


kematian ibu. Semakin tinggi kasus komplikasi maka semakin tinggi kasus
kematian ibu. Komplikasi sebagai penyebab langsung kematian ibu masih
merupakan masalah global.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Adapun jenis komplikasi sebagai penyebab langsung terjadinya kematian ibu


adalah pendarahan 28%, eklamsia 24%, infeksi 11%, dan komplikasi kehamilan
lain 15% (Afdhal, Rismayanti &Wahiduddin,2013).

5
Salah satu upaya untuk menurunkan Angka Kematian Ibu akibat komplikasi
kehamilan yaitu dengan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) Ibu Hamil (Dwijayanti, 2013). Diharapkan dengan berjalannya
program P4K dapat mengurangi angka kematian ibu. Karena semua ibu hamil
yang telah diberi stiker dapat terpantau oleh semua komponen masyarakat, suami,
keluarga, bidan dan perawat secara cepat dan tepat. Supaya pemantauan berhasil
dengan baik maka dari sisi masyarakat perlu dipersiapkan dengan sistem
kesiagaan desa oleh dan untuk masyarakat (Andira, 2015).

Pelaksanaan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi oleh


ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya pengetahuan, dukungan
keluarga, situasi geografis dan budaya. Kurangnya pengetahuan baik ibu hamil
atau masyarakat tentang kehamilan dan pencegahan komplikasi kehamilan
memengaruhi rendahnya cakupan P4K. Anggapan bahwa kehamilan dan
persalinan adalah sesuatu yang dialami sehingga tidak memerlukan pemeriksaan
dengan perawatan akan menyebabkan ibu hamil termasuk dalam kelompok resiko
tinggi (Pertiwi, 2013).

DAFTAR PUSTAKA

Afdhal M, Rismayanti, Wahiduddin. (2012) Faktkor Risiko Perencanaan


Persalinan Terhadap Kejadian Komplikasi Persalinan Di Kabuoaten Pinrang
Tahun 2012. Makassar.

Andira VY. (2015). Pengaruh Penyuluhan Tentang Program Perencanaan


Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Terhadap Upaya Pencegahan
Komplikasi Pada Ibu Hamil Di Desa Ngestihardjo Kasihan Bantul. Yogyakarta.

Anonim Pregnancy Complications. (2015). Diambil dari:


www.cdc.gov/reproductivehealth/maternalinfanthealth/pregcomplicaions .

htm Diakses pada tanggal 1 Januari 2016.

Anonim WHO, UNICEF, UNFPA, WBG and UNPDMMEIAG. (2015). Maternal


Mortality In 1990-2015 in United States Of America. Availableat:

6
http://www.who.int/gho/maternal_health/countries/usa.pdf . Diakses tanggal 1
Januari 2016.

Anonim Kementrian Kesehatan (2012). dalam Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil


Tentang Resiko Tinggi Kehamilan di BPS Siti Mursidah Sumber Lawang Sragen
Tahun 2013.

Diambil dari http://www.stikeskusumahusada.ac.id/digilib/download.php?id=332


Diakses Tanggal 2 November 2016.

Anonim BKKBN, BPS, Kementerian Kesehatan RI dan USAID. (2013). Survey


Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012.

Botha AK, Maluwa A, Pindani M, Bultemeier. (2013). BirthPreparedness


AndComplicationRealinesAmong PostnatalMothers In Malawi. SciRes Health
Vol.5 No. 9, 1486-93.

CDC. (2015). Pregnancy Complications.

Availableat:http://www.cdc.gov/reproductivehealth/maternalinfanthealth/pregcom
plications.htm . Dilihat pada tanggal 5 Juni 2016.

Cunninghametal. (2013). Obstetri Williams Edisi 23 Volume 2. Penerbit Buku


Kedokteran EGC. Jakarta.

Darmining. (2010). Faktor-Faktor Yang mempengruhi Keberhasilan Penerapan


Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Dalam
Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) (Studi Kasus Di Wilayah Kerja
Puskesmas Ngletih Kota Kediri). Surakarta.

Departemen Kesehatan RI. (2009). Pedoman Program Perencanaan Persalinan


Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Dengan Stiker. Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat.

Dewi WS. (2012). Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Tentang Program


Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Terhadap Pemilihan

7
Penolong Persalinan Oleh Ibu Hamil Di Desa Karangsari Kecamatan
KarangpawitanKabupaten Garut Provinsi Jawa Barat Tahun 2012. Depok.

Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. (2013). Buku Saku Profil Kesehatan
Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2012. Manado.

Direktorat Jenderal Bina Gizi KIA. (2015). Kesehatan Dalam Kerangka


Sustainable Development Goals (SDGs). Jakarta.

Dwijayanti P. (2013). Analisis Implementasi Program Perencanaan Persalinan


Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Oleh Bidan Desa Di Kabupaten Demak.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013.

Mochtar R. (2015). Sinopsis Obstetri Jilid 1 Edisi 3. Penerbit Buku Kedokteran


EGC. Jakarta.

Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Patonah S. (2012). Analisis Social Capital Dalam Pencapaian Program


Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Jurnal Penelitian
Akademi Kesehatan Rajekwesi Bojonegoro Vol. 6, No. 3, Mei-Agustus 2012: 23-
27. ISSN: 2087-5231.

Pertiwi D. (2013). Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Hamil Tentang


Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) Sebagai
Upaya Pencegahan Komplikasi Kehamilan Di Kelurahan Kutambaru Kabupaten
Langkat Tahun 2013. Medan.

Prawirohardjo S. (2013). Ilmu Kebidanan Edisi Keempat Cetakan Ketiga.


Penerbit PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.Jakarta.

Sunyoto, D. dan Setiawan,A. (2013). Buku Ajar : Statistika Kesehatan,


Paramatrik, Non Paramatrik, Validitas dan Reliabelitas, Yogyakarta : Nuha
Medika.

8
Notoadmojo (2007). dalam Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
ResikoTinggi Kehamilan di BPS

Siti Mursidah Sumber Lawang Sragen Tahun 2013. Diambil dari :


http://www.stikeskusumahusada.ac.id/digilib/download.php?id=332 . Diakses
Tanggal 2 November 2016.

Linda (2013). dalam Pengaruh Penyuluhan Tentang Program perencanaan


Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi (P4K) terhadap upaya pencegahan
Komplikasi Pada Ibu Hamil di Desa Ngestihardjo Kasihan Bantul. Diambil Dari
https://www.google.co.id Di akses Tanggal 2 November 2016.

Depkes.RI.(2009). dalam Hubungan Antara Dukungan Suami Dengan Pengisian


Sticker Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi di Desa
Mertan Sukoharjo. Jurnal Kebidanan. Vol. VI. Diambil Dari :
https://www.google.co.id Diakses Tanggal 2 November 2016.

Misar (2012). dalam Hubungan Penerapan Program Perencanaan Persalinan dan


Pencegahan Komplikasi (P4K) oleh Ibu Hamil Dengan Upaya Pencegahan
Komplikasi Kehamilan Di Puskesmas Sidorejo Bidun Salatiga.

Jurnal Kebidanan. Vol. II.

Diambil Dari : http://journal.stikeseub.ac.id/index.php/jkeb/article/view/70 .


Diakses tanggal 2 November 2016.

Nugroho. T. (2011). Buku Ajar Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Nuha


Medika Yogjakarta.

9
Jurnal 3

ISSN 2599-1841
Jurnal Maternitas Kebidanan, Vol 3, No. 2, Oktober 2018

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL DENGAN


KEJADIAN RISIKO TINGGI KEHAMILAN

Parida Hanum, Kastia Nehe

Staf Pengajar Universitas Prima Indonesia

Mahasiswa Kebidanan Unpri

PENDAHULUAN

Kehamilan risiko tinggi merupakan suatu kehamilan yang memiliki risiko lebih
besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya) yang dapat mengakibatkan
terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun sesudah persalinan
(Christiyanti, dkk, 2014).

Kehamilan yang termasuk kelompok risiko tinggi yaitu kehamilan yang


dipengaruhi oleh 4T, antara lain terlalu tua dengan usia ibu > 35 tahun, terlalu
muda dengan usia ibu < 19 tahun, terlau sering dengan ibu yang melahirkan > 3
kali dan terlalu dekat dengan jarak melahirkan < 2 tahun (Astuti, dkk, 2017).
Faktor risiko tinggi yangmempunyai potensi komplikasi yaitu usia< 19 tahun
karena pada usia tersebut tergolong usia remaja yang masih mengalami
pertumbuhan dan perkembangan secara fisik dan psikologis maka akan
menimbulkan komplikasi terutama pada persalinan misalnya perdarahan karena
rahim belum dapat berkontraksi dengan baik dan dapat menyebabkan persalinan

10
lebih awal sehingga bayi lahir prematur.Komplikasi ibu hamil dengan usia > 35
tahun memiliki risiko tinggi karena organ reproduksi telah mengalami penurunan
fungsi, sehingga dapat memudahkan terjadinya komplikasi pada saat kehamilan
dan persalinan misalnya hipertensi dalam kehamilan, persalinan lama karena
kehamilan yang tidak kuat dan perdarahan karena otot rahim tidak berkontraksi
dengan baik. Faktor kamplikasi pada ibu paritas akan mengganggu kesehatan ibu
misalnya anemia, perut ibu terlihat menggantung, kehamilan letak lintang,
persalinan lama, perdarahan paska persalinan, solusio plasenta dan plasenta
previa. Risiko tinggi pada Ibu hamil yang jarak kehamilan < 2 tahun sangat
memungkinkan terjadinya perdarahan karena kondisi ibu lemah, melahirkan
prematur dan melahirkan BBLR (Astuti, dkk, 2017).

Menurut Depkes RI (2010) kebanyakan kematian maternal di akibatkan oleh


kehamilan risiko tinggi. kehamilan risiko tinggi sesungguhnya dapat dicegah jika
mereka segera mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan. Sayangnya justru
mereka terlambat memperoleh pertolongan karena tidak mengenali tanda-tanda
komplikasi yang mengancam jiwa, terlambat mengambil keputusan mencari
pertolongan, sangat jauh untuk mendapatkan perawatan yang memadai atau sering
disebut 3 terlambat (Christiyanti, dkk, 2014).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Setiap tahun jumlah ibu hamil 210 juta, 30 juta orang diperkirakan mengalami
komplikasi, jumlah kematian ibu sebanyak 515.000 orang, jumlah kematian bayi
baru lahir sebanyak 3 juta bayi, Tragedi ini telah diakui sejak lama dan sebagian
besar dapat dicegah (WHO, 2001). Kajian UNICEF Indonesia seprti yang telah
diungkapkan dalam buku Kesehatan Masyarakat di Indonesia (2014) menyatakan
bahwa setiap 1 jam, satuwanita meninggal dunia saat melahirkan atau akibat hal
yang berhubungan dengan kehamilan (Astuti, dkk, 2017).

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2012, menegaskan setiap
tahun diseluruh dunia 358.000 ibu meninggal saat hamil atau bersalin dimana

11
355.000 ibu (99%) dan berasal dari negara berkembang termasuk Indonesia. Rasio
kematian ibu di negara-negara berkembang merupakan grade tertinggi dengan 290
kematianibu per 100.000 kelahiran hidup jika dibandingkan dengan rasio
kematian ibu di negara maju, yaitu 14 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup
(Erlinawati dan Putri, 2014).

Hasil dari survei awal yang telah dilakukan peneliti di Klinik Pratama Sunggal
Medan Januari sampai Desember 2017 didapatkan ibu hamil umur< 19 tahun 4
orang, usia > 35 tahun 26 orang, paritas > 3 kali 26 orang, dekat jarak melahirkan
< 2 tahun 25 orang. Hasil dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap 9
orang ibu hamil yang datang keklinik didapatkan 5 orang dari 9 orang ibu hamil
kurang mengetahui tentang kejadian risiko tinggi kehamilan. “Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan Kejadian Risiko Tinggi Kehamilan” di
Klinik Pratama Sunggal Medan.

 Hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kejadian risiko tinggi kehamilan di


Klinik Pratama Sunggal Medan Tahun 2018.

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap obyek terjadi
melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi
terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga (Notoatmodjodalam Wawan dan Dewi, 2017).

Kehamilan merupakan hasil dari “konsepsi” sperma dan sel telur.Dalam


prosesnya, perjalanan spermauntuk menemui sel telur (ovum) betul-betul penuh
perjuangan. Dari sekitar 20-40 juta sperma yang dikeluarkan, hanya sedikit yang
survive dan berhasilmencapai tempat sel telur. Jumlah yang sudah sedikit itu,
cumu 1 sperma saja yang biasa membuahi sel telur (Walyani, 2015).

Kehamilan risiko tinggi merupakan kehamilan yang memungkinkan terjadinya


komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan dari risiko yang dimiliki ibu

12
dibandingkan dengan kehamilan normal. Kehamilan mempunyai risiko tinggi jika
dipengaruhi oleh faktor pemicu yang akan menyebabkan terjadinya komplikasi
selama kehamilan, bahkan saat persalinan berlangsung dan juga saat masa nifas.
Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah ibu hamil memiliki risiko tinggi, maka
dilakukan deteksi dini dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan kehamilan dan
pemeriksaan penunjang jika dibutuhkan (Astuti, dkk, 2017).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Indrawati, Nuke Devi, dkk (2016),
populasi sebanyak 110 orang wanita hamil. Teknik sampling menggunakan
simple random sampling. Sampel 72 orang, hasil penelitian ada perbedaan
pengetahuan antara pra penyuluhan (LCD) dan post penyuluhan (LCD) tentang
peningkatan pengetahuan ibu hamil risiko tinggi dengan penyuluhan berbasis
media (p-value = 0,000), Ada perbedaan pengetahuan pra penyuluhan dengan post
penyuluhan (Leaflet) tentang peningkatan pengetahuan ibu hamil risiko tinggi
dengan penyuluhan berbasis media (p-value = 0,000).

 Hubungan sikap ibu hamil dengan kejadian risiko tinggi kehamilann di Klinik
Pratama Sunggal MedanTahun 2018.

Dapat dilihat bahwa dari 15 responden yang memiliki sikap positif mayoritas
tidak berisiko tinggi terhadap kehamilan sebanyak 14 orang (93,3%), minoritas
tidak berisiko tinggi terhadap kehamilan sebanyak 1 orang (6,7%). Responden
yang memiliki sikap negatif mayoritas berisiko tinggi terhadap kehamilan
sebanyak5 orang (83,3%) dan minoritas tidak berisiko tinggi terhadap kehamilan
1 orang (16,7%).

Berdasarkan hasil uji Chi square hubungan sikap ibu hamil dengan kejadian risiko
tinggi kehamilan di Klinik Pratama Sunggal Medan Tahun 2018 dengan derajat
kemaknaan (α) = 0,05 dan df = 1 diperoleh hasil perhitungan yaitu p value = 0.000
(p< 0.005), dapat disimpulkan nilai yang berarti Ho ditolak Ha diterima.
Kesimpulannya ada hubungan sikap ibu hamil dengan kejadian risiko tinggi
kehamilan di Klinik Pratama Sunggal Medan Tahun 2018.Sikap merupakan

13
evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri,orang lain, objek
atau isue.

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek. Sikap merupakan pandangan-pandangan atau perasaan yang
disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi (Wawan dan Dewi,
2017).

Kehamilan risiko tinggi merupakan kehamilan yang memungkinkan terjadinya


komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan dari risiko yang dimiliki ibu
dibandingkan dengan kehamilan normal. Kehamilan mempunyai risiko tinggi jika
dipengaruhi oleh faktor pemicu yang akan menyebabkan terjadinya komplikasi
selama kehamilan, bahkan saat persalinan berlangsung dan juga saat masa nifas.
Oleh karena itu, untuk mengetahui apakah ibu hamil memiliki risiko tinggi, maka
dilakukan deteksi dini dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan kehamilan dan
pemeriksaan penunjang jika dibutuhkan (Astuti, dkk, 2017).

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hidayah, Retna Nur, dkk. (2016) sikap ibu
hamil tentang kehamilan resiko tinggi memiliki sikap positif 37 orang (57,8%),
Sikap ibu hamil tentang kehamilan resiko tinggi memiliki sikap positif.

Menurut asumsi peneliti, sikap yang positif sangat berpengaruh terhadap risiko
tinggi kehamilan yang dapat mengurangi rasa kesakitan pada ibu hamil serta dapat
menurunkan Angka Kematian Ibu, ibu hamil yang masih memiliki sikap negatif
akan mempengaruhi jumlah kesakitan dan kematian pada ibu hamil. Jadi dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu hamil dengan kejadian risiko
tinggi Kehamilan di Klinik Pratama Sunggal.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Sri, dkk. 2017. Asuhan Ibu Dalam Masa KehamilanBuku Ajar Kebidanan-
Antenatal Care; Erlangga, Yogyakarta.

Christiyanti, Joan, dkk. 2014. Persepsi IbuHamilDenganFaktor Resiko Tinggi


Kehamilan.

14
http://manisanasam.files.ac.id .Diakseskan tanggal 24 Februari 2018.

Corneles, Sandra Maria dan Fredrika N. Losu. 2015. Hubungan Tingkat


Pendidikan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kehamilan Risiko Tinggi.
https://www.neliti.com . Diakseskan tanggal 16 Februari 2018.

Indrawati, Nuke Devi, dkk.2016. Peningkatan Pengetahuan dan Sikap IbuHamil


Resiko Tinggi Dengan Penyuluhan Berbasis Media.http://media.neliti.com
.Diakseskan tanggal 24 Februari 2018.

Kurniawwati, DewiOkta. 2014. Profil IbuHamil Risiko Tinggi Berdasarkan Umur


Dan Paritas. www.jurnal.akbid-griyahusada.ac.id . Diakseskan tanggal 18
Februari 2018.

Lochart, Anita dan Lyndon Saputra.2017. Asuhan Kebidanan Kebidanan Patologi;


Bina rupa Aksara Publisher, Tangerang.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan;PT.Rineka Cipta,


Jakarta.

Riyanto. 2015. Faktor Risiko Kejadian Retensio Plasenta Pada Ibu Bersalin.

https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id . Diakseskan tanggal 27 Februari 2018.

Sugiarti, dkk.2012. Upaya Pemberdayaan IbuHamil Untuk Deteksi Dini Risiko


Tinggi Kehamilan Trimester Satu.www.jurnal.akbid-Griya husada.ac.id
.Diakseskan tanggal 16 Februari 2018.

Syafaruddin.2012. Filsafat Ilmu Mengembangkan Kreaktivitas Dalam Proses


Keilmuan;

Cita pustaka Media Perintis, Medan.

Sitinjak, Rama R. 2013. Konsepdan Teknik Pelaksanan Riset Keperawatan; Bina


Media Perintis,Medan.

Ummah, Faizatul. 2015. Kontribusi Faktor Risiko I Terhadap Komplikasi


Kehamilan.Stikes muhla.ac.id. Diakseskan tanggal 27 Februari 2018.

15
Wawan, A. danDewi M. 2017.Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia Dilengkapi Contoh Kuesioner; Nuha Medika, Yogyakarta.

Walyani, Elisabeth Siwi. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan; PT. Pustaka
Baru, Yogyakarta

16
Jurnal 4

Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 8 No. 1 Edisi Juni 2017,
hlm. 1-9

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG PERUBAHAN


PSIKOLOGIS KEHAMILAN

Lisa Rahmawati, Mahdalena Prihatin Ningsih

Prodi D III Kebidanan Padang PoltekkesKemenkes Padang

Jalan Gajah Mada, Komplek Kesehatan, Gunung Pangilun Padang 25137

Email: lisa_rahmawati_ssit@yahoo.com

PENDAHULUAN

Masa kehamilan akan terjadi berbagai perubahan pada ibu, baik secara fisiologis
maupun psikologis. Perubahan tersebut sebagian besar adalah karena pengaruh
hormon yaitu peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang dihasilkan
korpus luteum yang berkembang menjadi korpus graviditas dan dilanjutkan
sekresinya oleh plasenta setelah terbentuk sempurna. Hal ini menyebabkan ibu
merasa tidak nyaman selama kehamilan dan memicu timbulnya stress yang di
tandainya ibu sering murung.

Pengaruh perubahan hormon yang berlangsung selama kehamilan juga berperan


dalam perubahan emosi, membuat perasaan jadi tidak menentu, konsentrasi
berkurang dan sering pusing. Hal ini menyebabkan ibu merasa tidak nyaman
selama kehamilan dan memicu timbulnya stress yang di tandainya ibu sering
murung. Gangguan emosi baik berupa stress atau depresi yang di alami pada
kehamilan akan berpengaruh pada janin, karna pada saat itu janin sedang dalam

17
masa pembentukan, akan mengakibatkan pertumbuhan bayi terhambat atau
BBLR.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil data WHO, terdapat 352 orang dari 2,321 ibu hamil
primigravida yang mengeluh rasa takut 36%, cemas 42%, tidak percaya diri 22%
pada saat kehamilan. Data ini juga didukung oleh hasil Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI), terdapat 50 orang dari 850 ibu hamil primigravida
yang mengeluh stress 20%, cemas 35% dan takut 45% pada kehamilan.
Sedangkan menurut Depkes Medan tahun 2009, terdapat 25 orang dari 100 ibu
hamil yang mengeluh cemas 70%, takut 25%, dan stres 5%. Salah satu yang hal
yang dapat dilakukan agar ibu memahami perubahan psikologis yang terjadi yaitu
dengan cara pemeriksaan antenatal care

Adapun dampak psikologis pada ibu hamil di antaranya sensitif, cenderung malas,
minta perhatian lebih, gampang cemburu, dan ansietas (kecemasan). Wanita hamil
akan lebih terbuka terhadap dirinya sendiri dan suka berbagi pengalaman kepada
orang lain. Ibu hamil akan merenungkan segala impiannya, angan-anganya,
fantasinya terhadap objek-objek, peristiwa, atau konsep abstrak, seperti kematian,
kehidupan, keberhasilan dan kebahagiaan selama hamil.

Berdasarkan survei awal yang peneliti lakukan di wilayah kerja Puskesmas


Pariaman, diketahui bahwa dari 15 ibu yang di wawancara terdapat sebanyak 8
orang yang tidak mengetahui perubahan psikologis dan ibu mengeluh tidak
percaya diri terhadap perubahan pada tubuh ibu. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka penelitian tertarik melakukan penelitian mengenai Gambaran
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Perubahan Psikologis pada Kehamilan Trimester
I, Trimester II, Trimester III, dan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Dampak Perubahan Psikologis di Wilayah Kerja Puskesmas Pariaman.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006), Prosedur Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.

Astuti, Yuni. (2011), Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Wanita Pasangan
Usia Subur dengan Penggunaan Metode Kontrasepsi AKDR di Puskesmas Sintuk
Toboh Gadang Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat. KTI.

Badan Pusat Statistik. (2012), Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2011.

Bhakti, Sri Madya. (2008), Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap


Partisipasi Pria Dalam Keluarga Berencana di Kecamatan Selo Kabupaten
Boyolali Jawa Timur.

BKKBN Kota Pariaman. (2012), Laporan Jumlah Akseptor KB Tahun 2011.

BKKBN Pusat. (2008), Laporan Jumlah Akseptor KB Tahun 2008.

BKKBN Sumatera Barat. (2010), Laporan Jumlah Akseptor KB Tahun 2010.

BP2KB Kota Pariaman. (2011), Laporan Peserta KB Aktif Kec. Batang Gasan
Tahun 2011.

F. Rayburn, Wiliam. (2001), Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Widya Medika.

Hacker, Neville F. (2001), Esensial Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: Hipokrates

Hardanti, Sri. (2009), Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi PUS dalam


Pemilihan Alat Kontrasepsi dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi KB di Sungai
Geringging Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat. KTI.

Imam, Saptono. (2009), Partisipasi Pria Dalam Keluarga Berencana di Kecamatan


Jetis Kabupaten Bantul Yogyakarta.

Marlina, Leni. (2009), Hubungan Tingkat Pengetahuan Pria PUS terhadap


Partisipasi Aktif dalam Ber-KB di Korong Batu Mangaum Kabupaten Padang
Pariaman Sumatera Barat. KTI.

19
Sudrajat Akhmad, 2012. Pendidikan Menurut Umur UU No.20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas. Di akses di http://www.Definisi Pendidikan Menurut UU No.
20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS _ AKHMAD SUDRAJAT TENTANG
PENDIDIKAN.htm Juli 2012

Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998), Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan
Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010), Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

___________, Soekidjo. (2003), Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT.


Rineka Cipta

Rampai, Bunga. (2005), Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saifudin, Abdul Bari. (2006), Buku Panduan Praktis Pelayanan


Kontrasepsi.Jakarta: JBPSP.

Wiknjosastro, Hanifa. (2005), Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP.

20
Jurnal 5

Bidan Prada : Jurnal Ilmiah Kebidanan, Vol. 6 No. 1 Edisi Juni 2015,
hlm. 80-89

PERMASALAHAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA KEHAMILAN


REMAJA

Yuli Trisnawati, Amik Khosidah

Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto

Jl. KH Wahid Hasyim No. 274A, Telp. (0281) 641655

Email : ulees18@gmail.com

PENDAHULUAN

Kehamilan pada remaja adalah masalah yang serius dan sedang berkembang di
seluruh dunia dan juga di negara berkembang seperti Indonesia.Kehamilan pada
remaja mempunyai resiko yang tinggi, tidak hanya merusak masa depan remaja
yang bersangkutan tetapi juga sangat berbahaya untuk kesehatan remaja. Pada
usia remaja yaitu usia antara 15-19 tahun, memiliki faktor resiko kehamilan yang
lebih buruk seperti anemia, kehamilan preterm, dan berat bayi lahir rendah.
Komplikasi lain dapat terjadi karena belum berkembangnya tulang pelvis yang
bisa mengganggu proses persalinan dan kejadian preeklampsia, infeksi, serta
perdarahan pada ibu dengan kehamilan remaja (Yuditiya, 2013).

21
HASIL DAN PEMBAHASAN

Ibu dengan kehamilan remaja sebaiknya mengunjungi bidan atau tempat


pelayanan kesehatan sedini mungkin untuk mendapatkan pelayanan Antenatal
Care (ANC). Menurut Depkes RI (2009), Antenatal Care (ANC) merupakan
program yang terencana berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada
ibu hamil. Tujuan Antenatal Care adalah memantau kemajuan kehamilan,
memastikan kesehatan, dan tumbuh kembang bayi serta untuk meningkatkan dan
mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi.Ada beberapa
faktor penyebab mengapa ibu hamil remaja tidak mau melakukan Antenatal Care
(ANC), antara lain yaitu : tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi yang
rendah, pengetahuan yang rendah, dukungan suami yang kurang, kurangnya
kemudahan untuk pelayanan maternal.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M &Asron, M. (2009). Psikologi remaja : perkembangan peserta didik. Edisi


6. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Departemen Kesehatan RI. (2009). Panduan pelayanan antenatal. Jakarta: Depkes


RI.Dewi, Lia & Sunarsih, Tri. (2010). Asuhan kehamilan untuk kebidanan.
Jakarta:Salemba Medika.

Mufdlillah. (2010). Panduan asuhan kebidanan ibu hamil. Yogyakarta: Nuha


Medika.

Mubarak, Wahit Iqbal. (2011). Promosi kesehatan untuk kebidanan. Jakarta:


Salemba Medika.

Notoatmodjo, S. (2003). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

22
Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu kesehatan masyarakat prinsip – prinsip dasar.
Jakarta:Rineka Cipta.

Prawirohardjo, S. (2003). Ilmu kebidanan. Jakarta: Penerbit Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, S. (2007). Panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan


neonatal. Jakarta: Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu kebidanan. Jakarta: Penerbit Yayasan Bina


Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Purwosunu, Yuditiya. (2013). Kehamilan remaja. Terdapat pada:


http://anakku.net/kehamilan-remaja.html . Diakses tanggal 15 November 2013.

Rumini, Sri & Siti Sundari. (2004). Perkembangan anak dan remaja. Jakarta:
Rineka Cipta.

23
DAFTAR PUSTAKA

https://scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&q=pelaksanaan+antenatal+care+dengan+anemia+pada+kehamilan+trimest
er+III&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3Do-mQLnkotDUJ

https://schoolar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Hubungan+penerapan+program+perencanaan+persalin
an+dan+pencegahan+komplikasi+kehamilan+oleh+ibu+hamil&btnG=#d=gs_qabs
&u=%23p%3Dndy4pfk0UhoJ

https://schoolar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Hubungan+pengetahuan+dan+sikap+ibu+hamil+denga
n+kejadian+risiko+tinggi+kehamilan&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p
%3DoRaEkXuIgakJ

https://schoolar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=gambaran+pengetahuan+
+ibu+tentang+perubahan+psikologis+kehamilan&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p
%3DWGUYgmVkrzcJ

https://schoolar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Permasalahan+antenatal+care+pada+kehamilan+remaj
a+&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p%3DjV4ymaT_EGOJ

24

Anda mungkin juga menyukai