Anda di halaman 1dari 65

DEWAN REDAKSI JURNAL ILMIAH BIDAN

Penanggung Jawab / : Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes


Pimpinan Umum

Pemimpin Redaksi : Dr. Indra Supradewi, SKM., MKM

Dewan Redaksi : 1. Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes


2. Dr. Indra Supradewi, SKM., MKM
3. Laurensia Lawintono, MSc
4. Herlyssa, STT., M.Kes
5. Juli Oktalia, M.Keb
6. Bintang Petralina, SST., M.Keb
7. Zulvi Wiyanti, STT., MKM

Sekretaris Redaksi : 1. Ike Kurnia, S.Keb., Bd.


2. Siti Fatimah, S.Keb., Bd

Alamat Redaksi : Jl. Johar Baru V No. D13


Johar Baru, Jakarta Pusat
Telp. 021 – 424 77 89
Fax. 021 – 424 42 14
Email : jurnal@ibi.or.id

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 1i


DA F TA R I S I

Perbedaan Hasil Skrining Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Pada Akseptor
Pil Oral Kombinasi dan Akseptor IUD di Puskesmas Pesantren II Kota Kediri
Susanti Pratamaningtyas, Herawati Mansur, Winda Agus Setyo Rahaya................................................... 1
Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu Melakukan Pemeriksaan
Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVO) di Kelurahan Lepo-Lepo Kota Kediri
Rosmiati Pakkan.................................................................................................................................................................... 12

Pengetahuan Sikap dan Praktik Wanita Usia Subur Dalam


Pemeriksaan Pap Smear Di Desa Bangsri Kecamatan Kertosono
Kabupaten Nganjuk Tahun 2015
Efi Kristiana, Niniek Suharyani.................................................................................................................................. 18

Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri Pada Remaja Putri


SMK 1 Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar
Nuraeni...................................................................................................................................................................................... 25

Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zone


Pelusida Sebagai Kandidat Imunokontrasepsi
Milatun Khanifah1, Sri Poeranto2, Sutrisno3............................................................................................................. 33

Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temulawak (Curcuma


Xanthorhiza Roxb) Terhadap Penurunan Nyeri Dismenore Primer
Tuti Sukini1, Bekti Yuniyanti2, AnisAryanti3................................................................................................................ 41

Efektivitas Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) Eksklusif Terhadap


Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
Bekti Yuniyanti, Siti Rofi’ah, Rubiyanti......................................................................................................................... 48

Hubungan Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Tehnik Menyusui


Dengan Terjadinya Bendungan ASI di Wilayah Kerja PKM Melong Asih
Kota Cimahi Periode Juni-Agustus 2016
Fitri Nurhayati, Amalia Suratni...................................................................................................................................... 55

ii2 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


SAMBUTAN
KETUA UMUM IKATAN BIDAN INDONESIA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita sekalian,
sehingga kita dapat menerbitkan Jurnal Ilmiah Bidan volume II nomor 1 di tahun 2017 sebagai kontribusi
ilmiah yang signifikan Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (PP IBI). Jurnal Ilmiah Bidan merupakan
salah satu sarana untuk menyajikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pelayanan
kebidanan.

Jurnal Ilmiah Bidan dapat dimanfaatkan oleh semua pihak, baik para bidan akademisi, bidan di
fasilitas pelayanan kesehatan, bidan yang ada di birokrasi dan di lembaga lainnya, mahasiswa kebidanan
maupun masyarakat umum yang tertarik dengan hal seputar kebidanan. Jurnal ini dapat menjadi wadah
berbagi ilmu teman sejawat bidan, sehingga kita dapat menjadi bidan yang profesional sebagaimana
diharapkan oleh masyarakat.

PP IBI mengucapkan terima kasih atas dukungan dari berbagai pihak dalam menjaga eksistensi
dan keberlanjutan penerbitan jurnal ini. PP IBI menghimbau teman sejawat bidan agar menjadikan jurnal
ini sebagai media untuk membudayakan menulis ilmiah dengan berpartisipasi aktif mengirimkan tulisan
ilmiah sehingga dapat menjadi acuan dalam meningkatkan kualitas pelayanan dan pendidikan kebidanan.

Semoga jurnal ini secara terus menerus meningkat kinerjanya ditinjau dari kuantitas maupun kualitas
makalah yang dimuat. Semoga bidan bertambah maju.

Selamat membaca dan semoga bermanfaat.

Wa’alaikumsalam, Wr. Wb.

Jakarta, April 2017

Dr. Emi Nurjasmi, M.Kes

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 iii


3
4 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017
Perbedaan Hasil Skrining Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

PERBEDAAN HASIL SKRINING INSPEKSI


VISUAL ASAM ASETAT (IVA) PADA
AKSEPTOR PIL ORAL KOMBINASI
DAN AKSEPTOR IUD DI PUSKESMAS
PESANTREN II KOTA KEDIRI

Susanti Pratamaningtyas, Herawati Mansur,


Winda Agus Setyo Rahayu

Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

ABSTRAK

Banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya kanker serviks. Salah satu diantaranya
adalah penggunaan kontrasepsi pil oral kombinasi dan IUD yang digunakan lebih dari lima tahun. Perlu
adanya deteksi dini untuk pencegahan terjadinya lesi pra kanker salah satunya dengan pemeriksan inspeksi
visual asam asetat (IVA). Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan serviks dengan cara melihat langsung
dengan mata telanjang pada serviks setelah memulas dengan larutan asam asetat 3-5%. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil skrining inspeksi visual asam asetat (IVA) pada
akseptor pil oral kombinasi dan akseptor IUD di Puskesmas Pesantren II Kota Kediri. Metode penelitian
ini menggunakan studi komparatif Non-Eksperimen bentuk Cross Sectional. Sampel dalam penelitian ini
adalah 14 responden akseptor pil oral kombinasi lebih dari lima tahun dan 14 responden akseptor IUD
lebih dari lima tahun dengan Simple Random Sampling. Alat ukur dalam penelitian ini yaitu kohort KB dan
atlas inspeksi visual asam asetat. Dari hasil penelitian didapatkan hasil kurang dari setengah akseptor pil
oral kombinasi menunjukkan hasil skrining IVA radang (28,57%). Sedangkan sebagian kecil akseptor IUD
menunjukkan hasil skrining IVA negatif (25%). Dari analisis data menggunakan uji Mann-Whitney U-Test
didapatkan hasil Sig 2 tailed (0,242) > ά (0,05) maka menolak hipotesis berarti tidak ada perbedaan
hasil skrining inspeksi visual asam asetat (IVA) pada akseptor pil oral kombinasi dan akseptor IUD di
Puskesmas Pesantren II Kota Kediri Tahun 2013. Pemeriksaan IVA hendaknya menjadi pemeriksaan rutin
di pelayanan dasar yaitu di Puskesmas kepada semua wanita yang menjadi faktor risiko sehingga deteksi
dini dapat dilakukan dengan baik.
Kata Kunci: Hasil Skrining IVA, Pil Oral Kombinasi, IUD

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 1


Perbedaan Hasil Skrining Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

PENDAHULUAN 20-25 perempuan meninggal karena kanker serviks


artinya setiap satu jam, satu wanita Indonesia
Latar Belakang meninggal dunia karena kanker serviks. Insiden
Salah satu jenis kanker yang menjadi kanker serviks di propinsi Jawa Timur, sebesar
ancaman bagi perempuan adalah kanker serviks. 16 per 100.000 perempuan meninggal karena
Kanker ini merupakan jenis penyakit kanker paling kanker serviks. Dari distribusi semua rumah
umum diderita wanita (Kartikawati, 2013). Kanker sakit di propinsi Jawa Timur didapatkan jumlah
serviks adalah kanker yang tumbuh dari sel-sel kasus kanker serviks selama periode tahun 2011
serviks yang dapat berasal dari sel-sel di leher rahim sebanyak 901 kasus kanker serviks (Dinkes
tetapi dapat pula tumbuh dari sel-sel mulut rahim Jatim, 2012). Dari studi pendahuluan yang telah
atau keduanya. Kanker serviks merupakan salah dilakukan, selama tahun 2012 prevalensi kanker
satu penyakit yang paling banyak menyebabkan serviks di Kota Kediri yaitu sebanyak 282 kasus,
kematian pada perempuan Indonesia (Nurwijaya, dan yang telah meninggal sebanyak 7 orang. Dari
2010). data Dinkes Kota Kediri, didapatkan bahwa data
Organisasi WHO menyatakan, pada kanker serviks di tingkat puskesmas yang hasilnya
tahun 2015, diperkirakan ada 9 juta orang positif selama kurun waktu 2012 adalah 5 orang,
yang meninggal karena kanker dan tahun 2030 dan yang terbanyak di Puskesmas Pesantren II,
diperkirakan ada 11,4 juta kematian juga karena yaitu sebanyak 3 orang.
kanker. WHO mengungkapkan terjadi peningkatan Kanker serviks disebabkan oleh Human
jumlah penderita kanker setiap tahunnya hingga Papilloma Virus atau lebih dikenal dengan virus
mencapai 6,25 juta orang atau 80% berasal dari HPV. Virus ini penularannya dapat terjadi saat
negara berkembang termasuk Indonesia (Depkes berhubungan seksual (Samadi, 2011). Yang menjadi
RI, 2010). Faktanya, di dunia sekitar 500 ribu faktor risiko penyebab kanker serviks diantaranya
wanita didiagnosa menderita kanker serviks dan wanita umur 35-55 tahun, makanan, gangguan
rata-rata 270 ribu kematian tiap tahunnya atau sistem kekebalan tubuh, ras, polusi udara, golongan
dengan kata lain setiap dua menit seorang wanita ekonomi lemah, terlalu sering membersihkan
meninggal karena kanker serviks. Sementara di vagina, merokok, penggunaan celana ketat, paritas,
Asia, kanker serviks merupakan penyakit kanker usia wanita saat menikah dan juga pemakaian alat
pada wanita kedua terbanyak diderita dan lebih kontrasepsi (Aminati, 2013).
dari setengah wanita Asia yang menderita kanker Pemakaian kontrasepsi merupakan salah
serviks meninggal dunia. Ini sama dengan 226 satu faktor risiko terjadinya kanker serviks.
ribu wanita yang didiagnosa menderita kanker Terutama pil oral kombinasi dan IUD. Kontrasepsi
serviks dan sebanyak 143 ribu penyebab kematian pil dalam jangka waktu lama (5 tahun atau lebih)
atau dengan kata lain setiap empat menit, seorang meningkatkan risiko kanker serviks sebanyak 2 kali
wanita di Asia Pasifik meninggal karena kanker lipat. Ini disebabkan tugas pil oral adalah mencegah
serviks (Kartikawati, 2013). kehamilan dengan cara menghentikan ovulasi dan
Depkes RI (2012) melaporkan penderita menjaga kekentalan lendir serviks sehingga tidak
kanker leher rahim di Indonesia diperkirakan 90- dilalui sperma (Aminati, 2013). Kekentalan lendir
100 diantara 100.000 penduduk per tahun. Kanker pada serviks akan memperlama keberadaan suatu
serviks menduduki peringkat pertama pada kasus agen karsinogenik di serviks yang terbawa melalui
kanker yang menyerang perempuan di Indonesia. hubungan seksual (Nurwijaya, 2010). Sedangkan
Menurut data Kementrian Pemberdayaan penggunaan kontrasepsi IUD yang digunakan
Perempuan dan Perlindungan Anak setiap harinya selama 5 tahun atau lebih, akan lebih berisiko
diperkirakan muncul 40-45 kasus baru dan sekitar terjadinya bakterial vaginosis yaitu infeksi pada

2 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Perbedaan Hasil Skrining Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

vagina yang bila dibiarkan akan mengarah pada sehingga sangat penting untuk melakukan
kanker serviks (Rifkin, 2009). pemeriksaan dini (Kartikawati, 2013). Meskipun
Berdasarkan penelitian Pratiwi (2009), bahwa kanker serviks masih belum dapat dieleminasi,
dari 15 kasus kanker serviks, 11 diantaranya adalah namun angka kejadiannya dapat ditekan dengan
wanita dengan riwayat pemakaian alat kontrasepsi melakukan berbagai pemeriksaan untuk mendeteksi
pil oral kombinasi. Berdasarkan jurnal penelitian dini kanker serviks, sekurang-kurangnya setahun
Joesoef (2009), bakterial vaginosis yang merupakan sekali (Rasjidi, 2010). Deteksi dini kanker
salah satu infeksi vagina yang mengarah ke kanker dimaksudkan untuk mengetahui kemungkinan
serviks yang sering menyerang diantara pengguna terjadinya kanker, deteksi ini dapat mengurangi
kontrasepsi IUD. Studi oleh Oxford dalam Family jumlah kematian akibat kanker karena jika kanker
Planning Association memperlihatkan adanya ditemukan pada stadium paling dini biasanya dapat
peningkatan yang signifikan dalam kejadian diobati sebelum menyebar lebih jauh (Rahayu,
neoplasia serviks pada para pemakai pil oral 2010). Pengobatan kanker serviks pada stadium
kombinasi jangka panjang dibandingkan dengan dini hasilnya akan lebih baik dengan salah satunya
pemakai IUD (Glasier, 2006). melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual
Berdasarkan jurnal New Zealand Family Asam Asetat). IVA adalah pemeriksaan skrining
Planning Association, menyatakan bahwa hampir kanker serviks dengan cara mengamati serviks yang
50% wanita di dunia menggunakan kontrasepsi oral. telah diolesi asam asetat (Sari dkk, 2012). WHO
Dan akseptor pil oral lebih dari lima tahun di dunia menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi
dengan prosentase sebesar 28,4% (Bagshaw, 2009). tingkat atas prakanker (High-Grade Pracancerous
Sedangkan sebesar sembilan puluh juta wanita di Lesions) dengan sensitivitas sekitar 66-96% dan
dunia menggunakan IUD sebagai kontrasepsi yang spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif
efektif untuk jangka waktu yang lama (Serfaty, (positive predictive value) dan nilai prediksi negatif
2010). Menurut laporan BKKBN (2013), bahwa (negative predictive value) masing-masing antara
pengguna pil oral di Indonesia hampir 47% dan 10-20 % dan 92-97% (Wijaya, 2010).
pengguna IUD hanya 20,9%. Penggunaan pil Di benua Asia, Ghaemmaghami et al (2008)
oral yang lebih dari lima tahun sebesar 19,4% melaporkan penelitian terhadap 1200 perempuan
sedangkan IUD hampir 50% digunakan dalam yang menjalani skrining IVA didapatkan hasil
jangka waktu lama berkisar antara 5-8 tahun. positif 321 perempuan. Di Indonesia dalam
Sedangkan untuk peserta KB aktif di Propinsi Jawa penelitian Nuranna (2008) bahwa dari 1260 hasil
Timur selama tahun 2012 adalah 6.126.215 orang. IVA positif sebanyak 253 kasus. Di Jawa Timur,
Jumlah akseptor pil oral yaitu 21,41% dan untuk hasil IVA positif selama tahun 2011 sebanyak
akseptor pil oral lebih dari lima tahun sebesar 697 kasus. Hasil IVA positif selama tahun 2012
11,2% sedangkan untuk akseptor IUD 14,77% di Kota Kediri sebanyak 5 kasus. Selama tahun
dan digunakan dalam jangka waktu rata-rata 4-8 2009-2012 sebanyak 481 wanita telah melakukan
tahun. Jumlah akseptor pil oral di Kota Kediri pemeriksaan IVA di Puskesmas Pesantren II Kota
selama tahun 2012 adalah 6257. Sedangkan untuk Kediri dan didapatkan hasil IVA positif sebanyak
akseptor IUD sebesar 3535. Untuk akseptor pil 14 kasus. Dan dari 14 kasus yang hasilnya IVA
oral di Puskesmas Pesantren II selama tahun 2012 positif didapatkan 8 orang merupakan akseptor pil
yaitu 706 akseptor. Dan akseptor pil oral kombinasi oral kombinasi dengan lama pemakaian rata-rata
lebih dari 5 tahun sebanyak 15 orang. Sedangkan 4-5 tahun, dan 2 orang lainnya merupakan akseptor
akseptor IUD sebanyak 256 akseptor dan akseptor IUD selama lebih dari 5 tahun.
IUD lebih dari 5 tahun sebanyak 15 orang. Berdasarkan latar belakang diatas, maka
Semua perempuan berisiko kanker serviks, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 3


Perbedaan Hasil Skrining Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

“Perbedaan Hasil Skrining Inspeksi Visual Asam Kota Kediri.


Asetat (IVA) Pada Akseptor Pil Oral Kombinasi Pengumpulan data dalam penelitian ini
dan Akseptor IUD di Puskesmas Pesantren II Kota menggunakan data sekunder dari tempat penelitian
Kediri Tahun 2013.” yaitu kohort KB untuk memperoleh data mengenai
akseptor pil oral kombinasi dan akseptor IUD
Tujuan Penelitian yang lebih dari lima tahun. Sedangkan untuk
Mengetahui perbedaan hasil skrining hasil skrining inspeksi visual asam asetat (IVA)
inspeksi visual asam asetat (IVA) pada akseptor pil dengan melakukan pemeriksaan IVA yaitu dengan
oral kombinasi dan akseptor IUD. menggunakan speculum, asam asetat 3-5% dan lidi
wotten dan menyesuaikan hasilnya dengan atlas
Metodologi Penelitian inspeksi visual asam asetat serviks. Kedua hasil
Desain penelitian dalam penelitian ini penelitian kemudian dicatat pada lembar observasi
adalah studi komparatif Non-Eksperimen bentuk responden.
Cross Sectional, yaitu untuk membedakan hasil Analisis terhadap perbedaan hasil skrining
skrining IVA antara akseptor pil oral kombinasi inspeksi visual asam asetat (IVA) pada akseptor pil
dan akseptor IUD. Semua sampel penelitian yaitu oral kombinasi dan akseptor IUD menggunakan
akseptor pil oral kombinasi dan akseptor IUD yang uji statistik Mann-Whitney U-Test. Mann-Whitney
lebih dari 5 tahun saat itu juga langsung dilakukan U-Test digunakan untuk menguji hipotesis
pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) dan komparatif dua sampel independent bila datanya
hasilnya dicatat pada lembar observasi responden. berbentuk ordinal.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Rumus yang digunakan sebagai berikut:
ibu akseptor pil oral kombinasi lebih dari lima
tahun dan semua ibu akseptor IUD lebih dari lima U1 = n1n2 + n1 (n1+1) _ R1
tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 2
akseptor pil oral kombinasi lebih dari lima tahun
sejumlah 15 orang sedangkan akseptor IUD lebih dan
dari lima tahun sejumlah 15 orang.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian
U1 = n1n2 + n2 (n1+1) _ R2
ibu akseptor pil oral kombinasi lebih dari lima 2
tahun dan sebagian ibu akseptor IUD lebih dari
lima tahun. Keterangan:
Besar masing-masing sampel dalam n1 : jumlah sampel 1
penelitian ini adalah akseptor pil oral kombinasi n2 : jumlah sampel 2
lebih dari lima tahun sejumlah 14 orang sedangkan U1 : jumlah peringkat 1
akseptor IUD lebih dari lima tahun sejumlah 14 U2 : jumlah peringkat 2
orang. R1 : jumlah rangking pada sampel n1
Teknik sampling yang digunakan dalam R2 : jumlah rangking pada sampel n2
penelitian ini adalah Simple Random Sampling.
Semua populasi penelitian dirandom untuk Kedua rumus tersebut untuk menentukan U
menentukan besar sampel yaitu 14 akseptor pil hitung dan menentukan harga U mana yang lebih
oral kombinasi yang lebih dari lima tahun dan 14 kecil. Harga U yang lebih kecil tersebut nantinya
akseptor IUD yang lebih dari lima tahun. Lokasi digunakan untuk pengujian dan membandingkan
penelitian dilaksanakan di Puskesmas Pesantren II dengan U tabel.

4 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Perbedaan Hasil Skrining Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

HASIL Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa


setengah dari akseptor pil oral kombinasi memiliki
Data Umum jumlah paritas 2 (50%). Sedangkan setengah dari
Data umum responden berisi tentang akseptor IUD memiliki jumlah paritas 3 (57,15%).
karakteristik responden yang merupakan faktor-
faktor yang tidak termasuk dalam variabel. Tabel 5.3
Karakteristik yang dimaksud adalah umur, paritas Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan di
dan pekerjaan ibu. Puskesmas Pesantren II Kota Kediri 2013
Tabel 5.1
Peker- Pil Oral Kombinasi IUD
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur di
Puskesmas Pesantren II Kota Kediri 2013 jaan Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(n) (%) (n) (%)
Umur Pil Oral Kombinasi IUD Ibu Rumah
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Tangga 10 71,43 9 64,29
(n) (%) (n) (%) Karyawan/
Pegawai 1 7,14 4 28,57
35-40 3 21,43 4 28,57 Swasta 3 21,43 1 7,14
41-45 3 21,43 4 28,57
Total 14 100 14 100
46-50 4 28,57 4 28,57
51-55 4 28,57 2 14,29
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa
Total 14 100 14 100 lebih dari setengah akseptor pil oral kombinasi
(71,43%) dan akseptor IUD (64,29%) beraktifitas
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagai ibu rumah tangga (IRT).
kurang dari setengah karakteristik umur pada
akseptor pil oral kombinasi yaitu kelompok umur Data Khusus
46-50 tahun dan 51-55 tahun sejumlah 4 orang Data khusus responden berisi tentang
(28,57%). Dan begitu juga kurang dari setengah penyajian data karakteristik responden yang
karakteristik umur pada akseptor IUD yaitu pada termasuk dalam variabel penelitian. Karakteristik
kelompok umur 35-40 tahun, 41-45 tahun, dan 46- yang dimaksud yaitu jumlah akseptor, hasil
50 tahun sejumlah 4 orang (28,57%). inspeksi visual asam asetat, dan distribusi silang
hasil inspeksi visual asam asetat pada akseptor pil
Tabel 5.2 oral kombinasi dan akseptor IUD.
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Paritas di
Puskesmas Pesantren II Kota Kediri 2013 Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jumlah
Paritas Pil Oral Kombinasi IUD Akseptor di Puskesmas Pesantren II Kota
Kediri 2013.
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
(n) (%) (n) (%) Akseptor Jumlah Persentase
(n) (%)
1 1 7,14 1 7,14
2 7 50 5 35,71 Pil Oral Kombinasi 14 50
3 6 42,86 8 57,15 IUD 14 50

Total 14 100 14 100 Total 28 100

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 5


Perbedaan Hasil Skrining Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa negatif sejumlah 7 orang (25%).


setengah (50%) responden adalah akseptor pil oral Dari hasil analisis data yang dilakukan dengan
kombinasi dan setengah (50%) responden lainnya bantuan program komputer, dengan menggunakan
merupakan akseptor IUD. Uji Mann Whitney U-Test didapatkan nilai p
(0,242) > α (0,05) sehingga menolak hipotesis yang
Tabel 5.5 artinya tidak ada perbedaan hasil skrining inspeksi
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hasil visual asam asetat pada akseptor pil oral kombinasi
Skrining Inspeksi Visual Asam Asetat di dan akseptor IUD di Puskesmas Pesantren II Kota
Puskesmas Pesantren II Kota Kediri 2013 Kediri.

Hasil IVA Jumlah (n) Persentase (%) PEMBAHASAN

Negatif 11 39,28 1. Hasil Skrining Inspeksi Visual Asam Asetat


Radang 14 50 pada Akseptor Pil Oral Kombinasi
Positif 3 10,72 Penelitian yang dilakukan pada akseptor pil
Kanker - - oral kombinasi di Puskesmas Pesantren II Kota
Total 28 100 Kediri sesuai dengan besar perhitungan sampel
yaitu 14 responden. Berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa didapatkan bahwa kurang dari setengah (28,57%)
setengah dari 28 responden hasil skrining inspeksi akseptor pil oral kombinasi menunjukkan hasil
visual asam asetat adalah radang yaitu sejumlah skrining IVA radang, 14,28% memiliki hasil
14 orang (50%). Hasil skrining IVA negatif skrining IVA negatif, dan 7,14% hasil skrining IVA
sejumlah 11 orang (39,28%). Dan sebagian kecil positif. Sedangkan untuk hasil skrining IVA dengan
hasil skrining IVA positif 3 orang dari 28 jumlah kanker tidak ditemukan.
responden (10,72%). Pil oral kombinasi merupakan pil kontrasepsi
yang berisi hormon estrogen dan progesteron
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa (Gant, 2011). Pil oral kombinasi merupakan salah
hasil skrining IVA kurang dari setengah pada satu faktor predisposisi terjadinya kanker serviks
akseptor pil oral kombinasi mengalami radang yaitu apabila digunakan lebih dari lima tahun. Menurut
sejumlah 8 orang (28,57%). Sedangkan sebagian penelitian Pratiwi (2009), menunjukkan bahwa alat
kecil dari akseptor IUD dengan hasil skrining IVA kontrasepsi kombinasi merupakan faktor penyebab

Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Hasil Skrining Inspeksi Visual Asam Asetat Pada Akseptor Pil Oral
Kombinasi dan Akseptor IUD di Puskesmas Pesantren II Kota Kediri 2013

Hasil IVA
Jenis Akseptor Negatif Radang Positif Kanker Total

N % N % N % N % N %

POK > 5 tahun 4 4,28 8 8,57 2 7,14 - - 14 50


IUD > 5 tahun 7 25 6 1,43 1 3,58 - - 14 50

Total 11 9,28 14 50 3 10,72 - - 28 100

6 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Perbedaan Hasil Skrining Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

terjadi kanker serviks. Kemungkinan terjadinya 2. Hasil Skrining Inspeksi Visual Asam Asetat
kanker serviks pada pasien dengan pemakaian alat pada Akseptor IUD
kontrasepsi kombinasi estrogen dan progesteron Penelitian yang dilakukan pada akseptor
adalah 17,9 kali dibandingkan dengan pasien yang IUD di Puskesmas Pesantren II Kota Kediri
tidak menggunakan alat kontrasepsi estrogen dan sesuai dengan besar perhitungan sampel yaitu 14
progesteron. responden. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian
Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa kecil (25%) dari akseptor IUD menunjukkan hasil
dari 14 responden akseptor pil oral kombinasi yang skrining IVA negatif, kemudian sebesar 21,43%
digunakan selama lebih dari lima tahun mengalami dengan hasil skrining IVA radang dan sebesar 3,58%
peradangan pada serviks sebanyak 8 orang. dengan hasil skrining IVA positif. Sedangkan untuk
Keputihan sebagai akibat ektopik serviks, cukup hasil skrining IVA dengan kanker tidak ditemukan.
sering terjadi sebagai respons terhadap komponen Paritas merupakan keadaan dimana seorang
estrogen. Mucus inilah yang dapat mengiritasi wanita pernah melahirkan bayi yang dapat hidup
vagina dan vulva. Dan menurut Nurwijaya (2010), atau viable. Dari hasil penelitian menunjukkan
bila melihat dari mekanisme kerja dari pil oral bahwa lebih dari setengah akseptor IUD memiliki
kombinasi dalam mencegah kehamilan dengan jumlah paritas 3 (57,15%). Paritas yang berbahaya
cara menghentikan ovulasi dan menjaga kekentalan adalah dengan memiliki jumlah anak 3 atau lebih
lendir serviks yang akan memperlama keberadaan atau jarak persalinan terlampau dekat. Sebab
suatu agen karsinogenik di serviks yang terbawa dapat menyebabkan timbulnya perubahan sel-sel
melalui hubungan seksual. abnormal pada mulut rahim. Begitu juga dengan
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa pemakaian IUD yang seringkali menyebabkan
kurang dari setengah karakteristik umur pada trauma pada serviks, sehingga potensial terjadi
akseptor pil oral kombinasi yaitu kelompok umur perubahan sel abnormal. Hal tersebut didukung oleh
46-50 tahun dan 51-55 tahun sejumlah 4 orang Nurwathon (2009), menyatakan bahwa jika jumlah
(28,57%). Secara umum tanpa memperhatikan anak yang dilahirkan melalui jalan normal banyak
jenis kontrasepsi, umur 35-55 tahun memiliki dapat menyebabkan trauma pada serviks sehingga
risiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker memicu terjadinya perubahan sel abnormal dari
serviks. Risiko infeksi menetap/persisten justru epitel pada serviks dan dapat berkembang menjadi
meningkat di usia tua. Hal ini diduga karena seiring keganasan.
pertambahan usia, terjadi perubahan metaplasia. Berdasarkan tabel 5.6 bahwa akseptor
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil IVA IUD dengan hasil skrining IVA radang sebanyak
positif pada akseptor pil oral kombinasi antara usia 6 dari 14 responden. Sesuai dengan mekanisme
46-55 tahun sebanyak 2 orang. Usia ini termasuk kerja dari kontrasepsi IUD yaitu menimbulkan
usia menopause dimana kadar estrogen dalam respons inflamasi. IUD yang mengandung
tubuh wanita sudah berkurang dan kadang sudah polyethilien yang sudah berkarat membentuk ion
hilang secara fisiologis. Namun karena penggunaan Ca, kemudian bereaksi dengan ion sel sehat PO4,
pil oral kombinasi yang rata-rata digunakan lebih sehingga terjadi denaturasi/koagulasi membran
dari 10 tahun menyebabkan menopause lambat sel. Bisa juga dari gesekan benang IUD yang
yang artinya kadar estrogen dalam tubuh wanita menyebabkan iritasi lokal sehingga menyebabkan
masih ada dan bisa juga banyak sehingga paparan sel superfisialis terkelupas. Dari posisi IUD yang
estrogen yang tinggi dari pil oral kombinasi tidak tepat menyebabkan reaksi radang non spesifik
menyebabkan ketidakteraturan hormon sehingga sehingga menimbulkan sekresi sekret vagina yang
terjadi pertumbuhan abnormal pada serviks. Inilah meningkat dan menyebabkan kerentanan pada
yang dapat memicu terjadinya lesi pra kanker. sel superfisialis. Hal-hal tersebut yang menjadi

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 7


Perbedaan Hasil Skrining Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

penyebab terjadinya eversi pada serviks. Selain merupakan salah satu predisposisi kanker serviks
itu IUD juga dapat menyebabkan bertambahnya bila penggunaan kontrasepsi ini lebih dari lima
volume dan lama haid. Darah merupakan media tahun. Lesi pra kanker dapat dideteksi secara dini
subur untuk masuknya kuman sehingga berpotensi dengan melakukan pemeriksaan IVA. Pemeriksaan
menyebabkan infeksi bila personal hygiene kurang. IVA merupakan pemeriksaan serviks dengan cara
Dengan adanya infeksi dapat menyebabkan epitel melihat langsung dengan mata telanjang pada
serviks menipis sehingga mudah mengalami eversi. serviks setelah memulas dengan larutan asam
Hal ini ditandai dengan sekret bercampur darah, asetat 3-5%.
metrorrhagia, ostium uteri eksternum tampak Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemerahan sekret juga bercampur dengan nanah, setengah (50%) dari 28 responden baik akseptor
dan ditemukan ovula nabothi. pil oral kombinasi dan IUD dengan hasil skrining
Hasil skrining IVA positif pada akseptor IVA radang. Keputihan pada serviks sebagai akibat
IUD sebesar 1 orang (3,58%). Hasil skrining IVA ektopik serviks, cukup sering terjadi sebagai respon
positif disebabkan eversi serviks yang menahun inflamasi baik dari sistem endokrin tubuh maupun
yang dapat menjadi servisitis kronik. Dari oleh trauma. Keputihan abnormal dapat disebabkan
semua kejadian eversi serviks itu menyebabkan oleh banyak hal. Salah satunya akibat paparan
tumbuhnya bakteri pathogen. Bila sampai kronis estrogen dan pemasangan IUD. Fungsi dari hormon
menyebabkan metastase keganasan leher rahim. estrogen itu sendiri yaitu menghasilkan cairan
Hal ini dipertegas oleh Romauli (2011) bahwa yang melembabkan serviks dan vagina. Apabila
pemakaian IUD yang lama yaitu lebih dari lima komponen estrogen berlebihan dalam tubuh,
tahun akan menyebabkan infeksi sehingga terjadi misalnya dengan pemakaian pil oral kombinasi,
eversi pada serviks yang akhirnya menjadi kanker dapat menyebabkan produksi cairan pada serviks
serviks. meningkat dari biasanya. Lendir serviks merupakan
media subur tumbuhnya kuman patogen. Mucus
3. Perbedaaan Hasil Skrining Inspeksi Visual inilah yang dapat mengiritasi vagina dan vulva dan
Asam Asetat pada Akseptor Pil Oral berpotensi terjadinya infeksi. Begitu juga dengan
Kombinasi dan Akseptor IUD trauma pemasangan IUD, yaitu akibat gesekan
Dari hasil analisis data dengan menggunakan benang IUD yang terus menerus membuat iritasi
Uji Mann Whitney U-Test dengan bantuan program lokal pada serviks sehingga terjadi eversi serviks
komputer didapatkan nilai p (0,242) > α (0,05) dan akhirnya menyebabkan servicitis kronik.
sehingga menolak hipotesis yang artinya tidak Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa
ada perbedaan hasil skrining inspeksi visual asam ada hubungan yang ditemukan antara peningkatan
asetat pada akseptor pil oral kombinasi dan akseptor risiko terjadinya kanker serviks dengan lama
IUD di Puskesmas Pesantren II Kota Kediri. Hasil penggunaan pil oral kombinasi yang digunakan
analisis tersebut berdasarkan penelitian yang lebih dari lima tahun (Cibula, 2010). Sedangkan
dilakukan kepada 28 akseptor, dimana 14 akseptor penggunaan kontrasepsi IUD akan lebih berisiko
pil oral kombinasi dan 14 akseptor IUD. terjadinya bakterial vaginosis yaitu infeksi
Pil oral kombinasi adalah pil kontrasepsi pada vagina yang bila dibiarkan akan mengarah
yang berisi hormon sintesis estrogen dan pada kanker serviks (Rifkin, 2009). Studi oleh
progesteron. Sedangkan kontrasepsi IUD adalah Oxford dalam Family Planning Association
alat kontrasepsi yang diletakkan dalam cavum uteri memperlihatkan adanya peningkatan yang
sebagai usaha kontrasepsi, menghalangi fertilisasi signifikan dalam kejadian neoplasia serviks pada
dan menyulitkan telur berimplantasi dalam para pemakai pil oral kombinasi jangka panjang
uterus (Medfort, 2012). Kedua kontrasepsi ini dibandingkan dengan pemakai IUD (Glasier, 2006).

8 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Perbedaan Hasil Skrining Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

Tapi hal tersebut bertentangan dengan hasil Dalam studi di Spanyol yang dipublikasikan
penelitian bahwa tidak ditemukan hasil IVA dengan dalam jurnal kesehatan The Lancet Oncology
kanker baik pada akseptor pil oral kombinasi dan disebutkan bahwa para wanita yang menggunakan
IUD yang digunakan lebih dari lima tahun. Hal ini kontrasepsi jangka panjang jenis intrauterine
dikarenakan wanita dengan kanker serviks selalu device (IUD), bisa menurunkan risiko terkena
dirujuk fasilitas kesehatan yang lebih tinggi sedini kanker serviks. Dikatakan pula ada penurunan
mungkin untuk mendapatkan penanganan segera signifikan risiko kanker serviks pada pengguna
sehingga kecil kemungkinan dari pemeriksaan IVA kontrasepsi IUD. Walau IUD tidak berpengaruh
yang terbatas ditemukan hasil skrining IVA kanker. pada risiko infeksi HPV, tetapi alat kontrasepsi
Secara umum apabila dipantau dengan yang dimasukkan dalam rahim tersebut diketahui
benar, pil oral kombinasi terbukti relatif aman mencegah HPV menjadi ganas dan menyebabkan
bagi sebagian wanita. Menurut Cunningham kanker. Hal tersebut disimpulkan dari penelitian
(2006), kemungkinan kontrasepsi hormon sebagai epidemiologi yang menganalisa 26 hasil riset
kausa kanker tampaknya kecil. Pada penelitian mengenai kanker serviks dan melibatkan lebih dari
sebelumnya, justru memperlihatkan adanya efek 20.000 wanita dengan periode kajian hingga satu
protektif terhadap kanker serviks, ovarium dan dekade. IUD berhubungan dengan penurunan risiko
endometrium. Suatu studi multisentra WHO dua tipe utama kanker serviks hingga sepuluh tahun.
memperkuat pandangan bahwa tidak terjadi Dalam setahun pertama penggunaan IUD, risiko
peningkatan neoplasia yang signifikan pada terkena kanker ini bahkan turun hingga setengahnya.
akseptor pil oral kombinasi. Setiap wanita memiliki Mengenai durasi penggunaan IUD tidak memiliki
mekanisme pembentukan dan keseimbangan dampak pada risiko penyakit. Castellsague, dkk
hormonalnya masing-masing. Sehingga pil oral (2011), menjelaskan kemungkinan alasan bahwa
kombinasi memberikan efek samping yang terjadi suatu mekanisme dimana IUD menimbulkan
berbeda terhadap wanita satu sama lainnya karena efek protektif melalui induksi dari respon yang
pola hormonal yang mendasari pun juga berbeda. reaktif, kronis, pada tingkat rendah, inflamasi steril
Komposisi dalam pil oral kombinasi yang terdiri pada endometrium, kanal endoserviks, leher rahim
dari levonogestrel 0,15 mcg dan etinil estradiol yang mungkin termodifikasi melalui perubahan
0,03 mcg merupakan dosis standar minimal yang status imun mukosa setempat dan tidak ada
sudah dinyatakan aman dikonsumsi bagi wanita perbedaan efek protektif dalam lama pemakaian.
sebagai alat kontrasepsi. Tetapi hal ini tidak serta Mereka juga menyebutkan memasukkan atau
merta langsung dapat menyebabkan pemicu mencabut alat kontrasepsi akan mengganggu
terjadinya lesi pra kanker bila digunakan dalam lesi prakanker atau memicu respon imun dalam
jangka panjang, karena banyak hal yang menjadi jangka panjang yang memiliki efek proteksi
faktor penyebab selain kontrasepsi oral, seperti yang menghambat perkembangan HPV. Kendati
pola hidup yang tidak sehat, kadar cholesterol penelitian menemukan kaitan antara penggunaan
dalam darah yang tinggi, riwayat penyakit IUD dan risiko kanker serviks, namun para peneliti
diabetes mellitus dan jantung, sehingga dapat mengatakan tidak terbukti adanya sebab akibat
meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh. Namun dalam keduanya.
dalam penelitian ini, peneliti tidak mengkaji secara Saat ini publisitas kepada masyarakat tentang
rinci tentang hal tersebut. Menurut peneliti, efek keunggulan masing-masing dari kontrasepsi
samping merugikan dari pil KB yang selama ini membuat banyak perusahaan obat berlomba-lomba
terlalu banyak mendapat perhatian terutama pada membuat kontrasepsi yang dapat meminimalkan
para pemakai mungkin hanya terjadi akibat rasa efek samping negatif. Menurut analisis peneliti,
cemas karena publisitas yang terus menerus. akibat publisitas kepada masyarakat inilah yang

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 9


Perbedaan Hasil Skrining Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

membuat masyarakat menjadi lebih berhati-hati and risk of cervical cancer: a pooled analysis of
dalam memilih metode kontrasepsi khususnya pil 26 epidemiological studies. The Lancet Oncology,
oral kombinasi dan IUD, sehingga hal tersebut Volume 12, Issue 11, Pages 1023 - 1031, October
dapat menurunkan kejadian lesi pra kanker yang 2011
murni disebabkan oleh faktor predisposisi dari Cibula D, Gompel A, Mueck AO, La Vecchia C,
penggunaan kontrasepsi tersebut. Hannaford PC, Skouby SO, Zikan M, Dusek L.
Hormonal contraception and risk of cancer. 2010
KESIMPULAN Nov-Dec; 16(6):631-50
Cunningham, F. Gary. (2009) Obstetry Williams Vol 1
1. Kurang dari setengah akseptor pil oral edisi 22. Jakarta: EGC
kombinasi di Puskesmas Pesantren II Kota Curtis KM, Marchbanks, Peterson HB. Neoplasia
Kediri Tahun 2013 yang melakukan skrining with use of intrauterine devices. Contraception
inspeksi visual asam asetat (IVA) menunjukkan 2007:75(6):60-9
hasil adanya radang. Depkes RI. (2009) Buku Saku Pencegahan Kanker
2. Sebagian kecil akseptor IUD di Puskesmas Leher Rahim Dan Kanker Payudara
Pesantren II Kota Kediri Tahun 2013 yang ________(2010) Gerakan Perempuan Melawan
melakukan skrining inspeksi visual asam asetat Kanker Serviks. http://www.depkes.go.id diakses
(IVA) menunjukkan hasil negatif. tanggal 21 Februari 2013
3. Tidak ada perbedaan hasil skrining inspeksi ________(2012) Kegiatan Dalam Rangka Hari
visual asam asetat (IVA) pada akseptor pil oral Kanker Sedunia 2013 Di Jawa Timur.http://dinkes.
kombinasi dan akseptor IUD di Puskesmas jatimprov.go.id/contentdetail/11/1/275/kegiatan_
Pesantren II Kota Kediri Tahun 2013. dalam_rangka_hari_kanker_sedunia_2013_di_
jawa_timur.html. Diakses tanggal 13 Maret 2013
DAFTAR PUSTAKA Dinas Kesehatan Jawa Timur. (2012) Kegiatan
Pengendalian Kanker di Jawa Timur<http://
Aminati, Dini. (2013) Cara Bijak Mengahadapi dinkes.jatimprov.go.id/contentdetail/11/5/156/
dan mencegah Kanker Leher Rahim (Serviks). kegiatan_pengendalian_kanker_di_Jawa_timur.
Yogyakarta: Briliant Books html> diakses tanggal 4 Februari 2013
Anwar, Muchamad. (2011) Ilmu Kandungan Edisi Emilia, Ova. Hananta, I putu Yudha. Kusumanita,
ketiga. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Dhanu. Freitag LM, Hary. (2010) Bebas Ancaman
Prawirohardjo Kanker Serviks. Yogyakarta: Buku Seru
Arikunto, Suharsimi. (2010) Prosedur Penelitian Gant, Norman F. (2011) Dasar-Dasar Ginekologi dan
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Obstetri. Jakarta: EGC
Cipta Glasier, Anna. Ailsa. Gebbie (2006) Keluarga
Bagshaw. The combined oral contraceptive. Risks and Berencana dan Kesehatan Reproduksi. Jakarta:
adverse effects in perspective. Manager Medical EGC
Service. 2009:12(2):91-6 Handayani, Sri. (2010) Buku Ajar Pelayanan Keluarga
Baziad, Ali. (2008). Kontrasepsi Hormonal. Jakarta: Berencana. Yogyakarta: Pustaka Rihanna
YBP-SP Hidayat, Aziz Alimul. (2008) Riset Keperawatan
BKKBN. (2013) Laporan Pelayanan Kontrasepsi. dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba
http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/MDKReports/ Medika
KB/. Diakses tanggal 2 Maret 2013 Joesoef MR, Karundeng A, Runtupalit C, Moran
Castellsague, Xavier. (2011) Intrauterine device use, JS, Lewis JS, Ryan CA. High rate of bacterial
cervical infection with human papillomavirus, vaginosis among women with intrauterine device

10 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Perbedaan Hasil Skrining Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA)

in Manado, Indonesia. Contraception 2009: Saepudin, Malik. (2011) Metodologi Penelitian


64(3): 169-72 Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Trans Info Media
Kartikawati, Erni. (2013) Awas!!! Bahaya Kanker Samadi, Heru. Priyanto. (2011). Yes I know Everything
Payudara & Kanker Serviks. Bandung: Buku About Kanker Serviks Mengenali, Mencegah dan
Baru Bagaimana Anda Menjalani Pengobatannya.
Medforth, Janet. (2012) Kebidanan Oxford dari Jakarta: Tiga Kelana
Bidan untuk Bidan. Jakarta: EGC Sari, Wening. Lili Indrawati. Basuki Dwi Harjanto.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2010) Metodologi Penelitian (2012) Panduan Lengkap Kesehatan Wanita.
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Jakarta: Penebar Plus
Nuranna. (2008) Skrining Kanker Leher Rahim Saryono, Ari Setiawan (2011) Metodologi Penelitian
Dengan Metode Inspeksi Visual Asam Asetat Kebidanan DIII, DIV, S1 dan S2. Yogyakarta:
(IVA). Health Technology Assessment Indonesia Nuha Medika
Departemen Kesehatan Republik Indonesia Serfaty D. Vaginal and Intrauterine Contraception.
Nurwathon, Aulia. (2009) “Faktor yang Article in Franch Rev Prat. (2010) Dec:1;45
mempengaruhi terjadinya kanker leher rahim (19):2407-15
(kanker serviks) di RSUD Prof Dr. Margono Sherris JD, Wells ES, Tsu VD, Bishop A. Cervical
Soekarjo Pirwokerto. “Jurnal Kesehatan cancer in developing countries: a situation
Masyarakat Indonesia Volume 2. Elex Media analysis. Program for Appropriate Technology in
Komputindo. Health (PATH) 2008.
Nurwijaya, Hartati. (2010) Cegah dan Deteksi Kanker Sibagariang, Eva Ellya. (2010) Kesehatan Reproduksi
Serviks. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Wanita. Jakarta: Trans Info Media
Pinem, Saroha. (2009) Kesehatan Reproduksi dan Sopiyudin, Dahlan. (2008) Statistik Untuk Kedokteran
Kontrasepsi. Jakarta: Trans Media Info dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika
Pratiwi, Muthiah Rissa. (2009) Pengaruh Alat Sugiyono. (2010) Statiska Untuk Penelitian.
Kontrasepsi Kombinasi Progesteron Estrogen Bandung: Alfabeta
Terhadap Kejadian Kanker Leher Rahim Di Sulistyawati. (2011) Pelayanan Kontrasepsi dengan
RSUD dr. Moewardi Surakarta Metode Modern. Yogyakarta: Nuha Medika
Prawirohardjo, Sarwono. (2009) Onkologi dan Suryati, Rahayu. Anna Valia. (2009) Kesehatan
Ginekologi. Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka Reproduksi Wanita. Jakarta: Nuha Medika
Sarwono Prawirohardjo Tapan, Erik (2009) Kanker, Antioksidan dan Terapi
_____(2011) Ilmu Kandungan. Yogyakarta: Yayasan Komplementer. Jakarta: Elex Media Komputindo
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo Veljkovic M, Veljkovic S. The risk of breast
Rasjidi, Imam. (2010) 100 Question & Answer: cervical, endometrial and ovarian cancer in oral
Kanker Pada Wanita. Jakarta: PT. Elex Media contraceptive users. Med Preggl 2010:63 (9-
Komputindo 10):657-61
Rifkin SB, Smith MR, Brotman RM, Gindi RM, Wijaya, Delia. (2010) Pembunuh Ganas Itu Bernama
Erbelding EJ. Hormonal contraception and Kanker Serviks. Yogyakarta: Sinar Kejora
risk of bacterial vaginosis diagnosis in an Wiknjosastro, Hanifa. (2012) Ilmu Kebidanan Edisi
observational study of women attending STD ketiga. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
clinics in Baltimore, MD. Contraception 2009: Prawirohardjo
80(1); 63-7 World Health Organization. (2008) Comprehensive
Romauli, Suryati. Anna Vida Vindari. (2011) Cervical Cancer Control. A Guide to Esssential
Kesehatan Reproduksi Buat Mahasiswa Pratice Geneva: WHO.
Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 11


Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu

FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI
IBU MELAKUKAN PEMERIKSAAN
METODE INSPEKSI VISUAL ASAM
ASETAT (IVA) DI KELURAHAN
LEPO-LEPO KOTA KENDARI

Rosmiati Pakkan
Pengurus Cabang IBI Kota Kendari

e-mail : rosmiati_pakkan@yahoo.com

ABSTRAK

Metode Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) merupakan salah satu metode yang efektif dan efisien
untuk mendeteksi dini kanker serviks. Angka kematian karena kanker serviks (kanker leher rahim) masih
tinggi di dunia setiap dua menit seorang perempuan meninggal karena kanker serviks, penyebab kematian
utama wanita di negara berkembang termasuk Indonesia, Lebih 70 persen kasus yang datang ke rumah
sakit ditemukan dalam keadaan stadium lanjut. Beberapa faktor yang disinyalir berhubungan dengan
motifasi ibu melakukan Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) pengetahuan,pekerjaan dan sosial ekonomi. Hal
tersebut sebagaimana terjadipada umumnya Pasangan usia subur di wilayah Puskesmas lepo-lepo kota
kendari tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan, pekerjaan dan sosial ekonomi dengan
motivasi ibu melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam asetat ( IVA ) Kelurahan Lepo–Lepo.
Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan rancangan cross secsional study dimana
Populasi adalah ibu pasangan usia subur di kelurahan Lepo-Lepo Kota Kendari pada tahun 2015 sebanyak
105 responden. Pengambilan Sampel menggunakan teknik probability simple random sampling didapatkan
sampel 83 responden secara acak Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner. Data
yang telah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan program statistic (SPSS) versi
21 dengan menggunakan uji chi-square.
Hasil analisis bivariat didapatkan ada hubungan pengetahuan dengan motivasi ibu melakukan
pemeriksaan Inspeksi Visual Asam asetat ( IVA ) dengan X2 hitung 9,303 > X2 tabel 3,841dengan nilai
p-value=0,001, ada hubungan pekerjaan dengan motivasi ibu melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual
Asam asetat (IVA) X2 hitung 7,751 > X2 tabel 3,841 dengan nilai p-value=0,003 ada hubungan sosial
ekonomi dengan motivasi ibu melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) Kelurahan Lepo–
Lepo X2 hitung 8,811 > X2 tabel 3,841 atau nilai p-value=0,001.
Kata Kunci : Pengetahuan, Pekerjaan, Sosial Ekonomi, Motivasi Ibu Melakukan Pemeriksaan IVA

12 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu

PENDAHULUAN dan kira-kira sebanyak 8000 kasus diantaranya


berakhir dengan kematian,Angka kematian
Di dunia setiap dua menit seorang perempuan kangker serviks tahun 2011 mencapai 100 per
meninggal karena kanker serviks, Lebih 70 persen 100.000 penduduk pertahun, dan penyebarannya
kasus yang datang kerumah sakit dalam keaadaan terlihat terakumulasi di Jawa Bali. Angka ini di
stadium lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa perkirakan akan terus meningkat 25 % dalam kurun
pengetahuan masyarakat tentang kanker serviks waktu 10 tahun mendatang jika tidak dilakukan
masih tergolong rendah, sehingga kesadaran untuk tindakan pencegahan. ( Rasjidi, 2012).
termotifasi masyarakat skrining kanker serviks Data dari Dinas Kesehatan Kota Kendari
juga rendah.Saat ini di seluruh dunia diperkirakan yang telah melakukan pemeriksaan Inspeksi Viasul
lebih dari 1 juta perempuan menderita kanker leher Asam asetat (IVA) tahun 2012 sebayak 1078
rahim dan 3-7 juta orang perempuan memiliki lesi orang tahun 2013 sebanyak 987 orang dan tahun
prekanker derajat tinggi (high grade dysplasia). 2014 bulan Januari- Mei sebanyak 458 orang Di
Kanker serviks paling sering ditemukan Puskesmas Lepo-Lepo Kota Kendari berdasarkan
di antara penyakit kanker ginekologik yang lain, data pasangan usia subur yang telah melakukan
dan menjadi penyebab kematian utama wanita di pemeriksaan metode Inspeksi Viasul Asam asetat
negara berkembang, termasuk Indonesia (Boyke, (IVA) pada tahun 2012 yaitu 277 orang tahun 2013
2006). Angka kematian kangker serviks tahun 2011 sebayak 190 orang tahun 2014 bulan januari sampai
mencapai 100 per 100.000 penduduk pertahun, dengan bulan mey berjumlah 158 orang.
Angka ini di perkirakan akan terus meningkat 25 % Berdasarkan survey pendahuluan terhadap
dalam kurun waktu 10 tahun mendatang jika tidak 15 ibu yang ditemui di Kelurahan Lepo-Lepo
di lakukan tindakan pencegahan. ( Rasjidi, 2012) Kota Kendari, Pada saat diwawancarai 5 orang ibu
Pencegahan kanker serviks yang paling mengatakan belum mengerti tentang deteksi dini
efektif adalah melalui pendeteksian dini dengan kanker serviks,10 orang mengatakan takut untuk
pap smear atau dengan Inspeksi Visual Asam Asetat terdeteksi diantaranya 2 orang wiraswasta, 3 orang
(IVA). merupakan salah satu metode yang efektif pendapatan memadai dan 5 orang berpenghasilan
dan efisien untuk mendeteksi dini kanker serviks, rendah. Sedangkan untuk pelaksaan deteksi dini
selain dari biaya yang murah juga dapat dilakukan kanker serviks, di Kelurahan Lepo-Lepo Kota
oleh bidan atau petugas puskesmas. Kendari menggunakan metode Inspeksi Visual
Deteksi dini kanker serviks merupakan Asam asetat (IVA) test.
kunci upaya penyembuhan semua jenis kanker Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Pentingnya deteksi dini dilakukan untuk hubungan pengetahuan, Pekerjaan dan Sosial
mengurangi prevalensi jumlah penderita dan untuk Ekonomi dengan Motivasi Ibu Melakukan
mencegah terjadinya kondisi kanker pada stadium Pemeriksaan Metode Inspeksi Visual Asam Asetat
lanjut. (IVA) Di Kelurahan Lepo-Lepo Kota Kendari.
WHO menyatakan, saat ini penyakit
kanker serviks menempati peringkat teratas di METODOLOGI PENELITIAN
antara berbagai jenis kangker yang menyebabkan
kematian pada perempuan di dunia. Prevelansi ca Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan
serviks (Kanker Serviks ) di dunia mencapai 1,4 juta Lepo-Lepo Kota Kendari pada bulan Juli 2015
dengan 493.000 kasus baru dan 273.000 kematian. Desain penelitian adalah analitik observasional
Dari data tersebut lebihg dari 80% penderita berasal dengan rancangan cross secsional study yaitu jenis
dari Negara berkembang, Di Indonesia setiap tahun penelitian yang menekankan waktu pengukuran
terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kangker serviks, atau observasi data variable independen dan

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 13


Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu

dependen hanya satu kali pada satu saat. cukup dan pengetahuannya cukup 21 responden (33,7%)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mutivasi kurang sedangkan pengetahuannya kurang 21
Pasangan Usia Subur (PUS) yang berdomisili di responden (33,7%) motivasi cukup dan pengetahuan
Kelurahan Lepo – Lepo Kota Kendari berjumlah kurang 24 responden (20,5%) motivasi kurang.
105 0rang Pasangan Usia Subur (PUS). Penentuan Hasil uji statistic Continuity Corection
besar sampel penulis menggunakan rumus Soekidjo diperoleh nilai X2 hitung > X2 tabel (9,303 > 3,481)
Notoatmodjo (2010). besarnya sampel adalah dan nilai p = 0,001 (p< 0,05) yang artinya ada
83 orang Tehnik pengambilan sampel dilakukan hubungan signifikan pengetahuan dengan mutivasi
secara simple random sapling. ibu melakukan pemeriksaan metode inspeksi visual
asam asetat (IVA).
HASIL DAN PEBAHASAN
2. Hubungan Pekerjaan Ibu Dengan Motivasi Ibu
A. Hasil Peneitian Melakukan Pemeriksaan Inspeksi Viasul Asam
1. Hubungan Pengetahuan Dengan Motivasi Ibu asetat (IVA)
di Kelurahan Lepo-Lepo Kota Kendari dapat Hubungan pekerjaan ibu dengan motivasi
dilihat pada tabel 1 berikut ini : ibu melakukan pemeriksaan Inspeksi (Visual Asam

Tabel 1. Distribusi Hubungan Pengetahuan Dengan Motivasi Ibu


di Kelurahan Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2014

No Pengetahuan Motivasi Frekuensi X2 Hit p


Cukup Kurang
N % n %
1 Cukup 17 12,0 21 33,7 38 45,8 9,303 0,001
2 Kurang 21 33,7 24 20,5 45 54,2
Total 38 45,8 45 54,2 83 100
Sumber : Data Primer, Juli 2015

Tabel 1. menunjukkan bahwa dari 83 responden asetat) IVA di Kelurahan Lepo-Lepo Kota Kendari
yang pengetahuan cukup 17 responden (12 %) motivasi-nya dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini :

Tabel. 2 Distribusi Pekerjaan Dengan Motivasi Ibu


di Kelurahan Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2014

No Pekerjaan Motivasi Frekuensi X2 Hit p


Cukup Kurang
N % n %
1 Bekerja 15 9,6 17 28,9 32 38,6 7,751 0,003
2 Tidak Bekerja 23 36,1 28 25,3 51 61,4
Total
38 45,8 45 54,2 83 100
Sumber : Data Primer, Juli 2015

14 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu

Tabel 2. menunjukkan bahwa dari 83 responden dan nilai p = 0,001 (p < 0,05) yang artinya Ho
yang bekerja 15 responden (9,6%) motivasi cukup ditolak yaitu ada hubungan antara sosial ekonomi
dan yang bekerja 17 responden(36,1%) motivasinya dengan mutivasi ibu melakukan pemeriksaan
kurang sedangkan tidak bekerja 23 responden(36,1 metode inspeksi visual asam asetat (IVA).
%) responden motivasi cukup dan 28 responden
(25,3) tidak bekerja motivasi kurang PEMBAHASAN
Hasil Uji statistic Continuity Corection
variabel pekerjaan dengan motivasi ibu melakukan A. Hubungan Pengetahuan dengan Motivasi Ibu
Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) diperoleh nilai X2 Berdasarkan tabel distribusi responden
Hitung 7,751 > X2 tabel 3,841) dan nilai p= 0,003 mengenai pengetahuan yaitu dari 83 responden
(p < 0,05) yang artinya ada hubungan pekerjaan yang melakukan pemeriksaan IVA sebahagian
dengan mutivasi ibu melakukan pemeriksaan mempuyai pengetahuan cukup 21 responden
metode inspeksi visual asam asetat (IVA). (33,7%) motivasi kurang dan pengetahuan kurang
21 responden ( 33,7%) motivasi cukup dari hasil
3. Hubungan Sosial Ekonomi Ibu Dengan uji statistik yang dilakukan pada taraf kepercayaan
Motivasi Ibu Melakukan Pemeriksaan IVA. 95% (α = 0,05) diperoleh nilai X2 hitung = 9,303
Hubungan Sosial Ekonomi ibu dengan lebih besar dari X2 tabel pada df 1 = 3,841 dengan
motivasi ibu melakukan pemeriksaan Inspeksi melihat nilai p value = 0,001 < α 0,05, yang berarti
Visual Asam Asetat (IVA) di Kelurahan Lepo-Lepo ada hubungan pengetahuan dengan motivasi ibu
Kota Kendari dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini : melakukan pemeriksaan inspeksi visual asam

Tabel 3. Distribusi Hubungan Sosial Ekonomi Dengan Motivasi Ibu


Kelurahan Lepo-Lepo Kota Kendari Tahun 2015

No Sosial Motivasi Frekuensi X2 Hit p


Ekonomi Cukup Kurang
N % n %
1 Cukup 13 20,5 15 13,3 28 33,7 8,811 0,001
2 Kurang 25 25,3 30 41,0 55 66,9
Total 38 45,8 45 54,2 83 100
Sumber : Data Primer, Juli 2015
Tabel 3. menunjukkan bahwa dari dari 83 asetat ( IVA).
responden yang sosial ekonomi cukup 13 responden Dari hasil wawancara dengan responden,
(20,5%) motivasi cukup dan sosial ekonomi cukup yang memiliki pengetahuan cukup motivasi kurang
15 responden (13,3%) motivasi kurang sedangkan untuk melakukan pemeriksaan inspeksi visual
sosial ekonomi kurang 25 responden (25,3%) asam asetat mengatakan takut hasil diagnosa yaitu
mutivasi cukup dan sosial ekonomi kurang 30 kanker leher rahim yang dapat menggangu aktivitas
responden (41,0 %) motivasi kurang. sehari-hari karena memfokuskan pemikiran pada
Hasil Uji statistic Continuity Corection diagnosa tersebut dan beberapa respon memilih
variabel sosial ekonomi dengan mutivasi ibu tempat – tepat yang lebih bagus yaitu pada dokter/
melakukan inspeksi visual asam asetat (IVA) Bidan praktek swasta dan laboratorium yang
diperoleh nilai X2 Hitung 8,811 > X2 tabel 3,841) memadai ( Swasta ) menurut pemikiran responden

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 15


Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu

khawtir hasilnya tidak akurat jika pemeriksaannya asetat (IVA) , dan melihat poster-poster di sarana
dilakukan di Puskesmas atau di tempat-tepat pelayanan kesehtan Posyandu,Puskesmas serta dari
pelayanan lainnya seperti di pos-pos pelayanan media elektronik (TV) bahaya dari kankerserviks
Inspeksi Viasul Asam asetat (IVA), Sedangkan jika tidak sedini mungkin tidak terdeteksi. beberapa
responden pengetahuan kurang motivasi cukup dari responden mengatakan tindakan yang lebih
melakukan inspeksi visual asam asetat (IVA) awal lebih baik untuk segera ditindaki jika terjadi
yaitu responden yang sangat memperhatikan perubahan-perubahan kondisi serviks apakah ada
kesehatannya dan rasa ingin tahu hasil pemeriksaan perubahan sel.Bagi responden yang bekerja tidak
Inspeksi Viasul Asam asetat (IVA). termotivasi melakukan pemeriksaan Inspeksi Viasul
Dari hasil wawancara peneliti dengan Asam asetat (IVA) ,takut/malu akan diagnosa
esponden pengetahuan cukup dan motivasi cukup yang dikemukakan dokter serta beberapa dari
peningkatan pengetahuan tentang kanker serviks responden tidak mengutamakan kesehatan lebih
dan pemeriksaan Inspeksi Viasul Asam asetat (IVA) memperhatikan melakukan kesibukan pekerjaan
diperoleh dari penyuluhan, baik secara formal yaitu rumah tangga setelah kembali dari kantor.
penyuluhan di tempat-tempat pelayanan kesehatan Sedangkan responden bekerja diluar rumah
seperti Posyandu (penyuluhan di tempat arisan, memiliki penghasilan lebih mudah menjangkau
atau dasa wisma), baik oleh petugas kesehatan sarana dan prasarana sesuai yang dikehendaki
maupun dari pemerintahan setempat. responden,bahkan akan lebih banyak memiliki
Sejalan dengan yang dikemukakan pengetahuan tentang cara medeteksi kanker serviks
Handayani (2012) menyatakan salah satu hal melalui pengalaman/pergaulan di tempat pekerjaan
yang mempengaruhi ibu dalam mendeteksi dini dan membaca majalah, brosur, leaflet, dan
dalam upaya pencegahan kanker serviks adalah penyuluhan, di tempat-tempat pelayanan kesehatan
pengetahuan ibu yang bisa didapatkan dari media yaitu puskesmas, posyandu,bidan praktek mandiri
informasi dan lingkungan ibu semakin baik dokter praktek swasta dan pemerintahan setempat
pengetahuan ibu maka akan semakin baik pula yang bekerja sama dengan dinas Kesehatan. Hal
dukungan ibu utuk termotivasi dalam tindakan ini sejalan dengan teori (Dinas Tenaga Kerja dan
preventif (melakukan deteksi dini dengan metode Transmigrasi). Dengan bekerja, seseorang akan
tes Inspeksi Viasul Asam asetat (IVA) memperoleh jasa. Dengan jasa inilah manusia
memenuhi kebutuhannya.
B. Hubungan Pekerjaan dengan Motivasi Ibu
Berdasarkan tabel 2 distribusi responden C. Hubungan Sosial Ekonomi dengan Motivasi
mengenai pekerjaan yaitu dari 83 responden bekerja Berdasarkan tabel distribusi responden
32 responden (38,6 %) tidak bekerja 51 responden mengenai sosial ekonomi yaitu dari 83 responden
(61,4 %) . dari hasil uji statistik yang dilakukan pada yang sosial ekonomi cukup yaitu sebanyak
taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) diperoleh nilai 23 (27,7 %) responden dan yang sosial ekonomi
X2 hitung = 7,751 lebih besar dari X2 tabel pada df kurang sebanyak 60 (72,3 %) .dari tabel hubungan
1 = 3,841 dengan meihat nilai p value = 0,003 < α sosial eknomi dengan motivasi ibu melakukan
0,05 yang berarti ada hubungan pekerjaan dengan pemeriksaan metode Inspeksi Visual Asam asetat
motivasi ibu melakukan pemeriksaan metode (IVA) dari hasil uji statistik yang dilakukan pada
inspeksi visual asam asetat ( IVA). taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) diperoleh nilai
Hasil penelitian tidak bekerja 23 responden X2 hitung = 8,811 lebih besar dari X2 tabel pada
(36,1 %) motivasi cukup karena memiliki peluang df 1 = 3,841 dengan nilai p value = 0,001 < α
memperoleh informaasi seputar deteksi dini 0,05 berarti ada hubungan sosial ekonomi dengan
kanker serviks dengan metode inspeksi visual asam motivasi ibu melakukan pemeriksaan metode

16 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Motivasi Ibu

Inspeksi Visual Asam asetat ( IVA). DAFTAR PUSTAKA


Responden yang memiliki sosial ekonomi
kurang motivasi cukup memiliki kesadaran Andriana.2008. kanker serviks pada wanita
memperhatikan kesehatan didukung oleh adanya Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta
layanan gratis, kesempatan inilah yang selalu Arikunto.2010. Metodologi Penelitian. Jakarta :
digunakan oleh para pengguna layanan geratis Rineka Cipta
dengan harapan memperoleh diagnosa tanpa Bertiani. 2009. Kanker serviks pada wanita. Jakarta
mengeluarkan biaya,berbeda dengan responden : Health Books
memiliki pendapatan cukup namun tidak Boyke.2012. Organ Reproduksi pada wanita.
termotivasi untuk mengikuti pemeriksaan kanker (Online), www.klikdokter.com.diakses (4 Mei
serviks melalui metode Inspeksi Visual Asam asetat 2015)
(IVA), di Puskesmas, Hal ini Responden merasa Notoatmodjo. 2007. Dasar-dasar Pengetahuan.
lebih memilih pada laboratorium–laboratorium Yogyakarta: Ar.Ruzz Media
swasta dan dokter praktek, Hasil uji chi-square Notoatmodjo,S.2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu
menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna Perilaku. Jakarta:Rineka Cipta
diperoleh nilai p =0,001 lebih kecil dari nilai α = Rasjidi. Epidemiologi kanker serviks. Indonesian
0,05 antara sosial Ekonomi dengan motivasi ibu Journal of Cancer Juli - September 2010.Vol.III
melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Soekanto. 2006. Inspeksi Visual Asam Asetat.
asetat ( IVA ) Yogyakarta : Liberty
Penelitian ini sejalan dengan penelitian ----------- 2009) Perempuan Berpotensi Kena
Roswati Dani Ningrum dan Dyah Fajarsari Kanker Serviks ( Online) Tersedia : http ://
Tahun 2012 menunjukkan bahwa ada pengaruh Obsgyn-rsemfkui-com/indexphp(1)(Mey
antara sosial ekonomi dengan mutivasi ibu 2015)
melakukan pemeriksaan kanker serviks dengan Aziz, MF., Andrijono, Saifuddin AB, editors.,
metode Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) pada 2006. Buku Acuan Nasional O n k o l o g i
Akademi Kebidanan YLPP Purwokerto dengan Ginekologi. Edisi kedua. Jakarta: Yayasan Bina
menggunakan uji spearman rank diperoleh nilai p Pustaka
= 0,002 yang lebih kecil dari = 0,05. Siregar, Budiningsih., 2006. Buku Acuan Nasional
Onkologi Ginekologi. In: Aziz
KESIMPULAN DAN SARAN M Farid, Adrijojo, Saifuddin Abdul Bari,
editors. Pemeriksaan histopatologi d a l a m
Dari hasil penelitian disimpulkan ada penanganan kanker ginekologi. Jakarta:Yayasan
hubungan siknifikan antara Pengetahuan,Pekerjaan, Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo,253-273.
dan sosial ekonomi dengan motivasi ibu melakukan Dalimartha S. 2004. Deteksi Dini Kanker. Jakarta :
pemeriksaan Inspeksi Visual Asam asetat (IVA) di Penebar Swadaya.
Kelurahan Lepo-Lepo Tahun 2015. Disarankan Edianto, Deri., 2006. Buku Acuan Nasional
kerjasama lintas sektoral mensosialisasikan Onkologi Ginekologi. In: Aziz M
pemeriksaan Iva dan kepada instansi terkait untuk Farid, Adrijojo, Saifuddin Abdul Bari, editors.
memperluas akses pelayanan kesehatan gratis Kanker Serviks. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
pemeriksaan Inspeksi Visual Asam asetat (IVA). Sarwono Prawirohardjo, 442-455.
Diananda R. 2007. Mengenal Seluk Beluk Kanker.
Yogyakarta : Katahati.

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 17


Pengetahuan Sikap dan Praktik Wanita Usia Subur

PENGETAHUAN SIKAP DAN PRAKTIK


WANITA USIA SUBUR DALAM
PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI DESA
BANGSRI KECAMATAN
KERTOSONO KABUPATEN NGANJUK
TAHUN 2015

Efi Kristiana, Niniek Suharyani


Akademi Kebidanan Wiyata Mitra Husada

akbidkertosono@yahoo.co.id

ABSTRAK

Latar belakang: Setiap tahunya terdapat lebih dari 500.000 kasus baru dan 260.000 kasus kematian
akibat kanker serviks, PenelitianWHO (2005) dalam Rasjidi (2010). Indonesia setiap harinya terdapat 41
kasus baru kanker serviks dan 20 wanita meninggal dunia sehingga diperkirakan setiap satu jam seorang
perempuan meninggal karena kanker serviks (Yuliatin, 2010). Cakupan program skrining di Indonesia baru
sekitar 5% wanita yang melakukan pemeriksaan skrining Pap Smear, Sehingga hal tersebut yang dapat
menyebabkan masih tinggi kanker serviks di negara Indonesia (Samadi, 2010), Sedangkan target Indonesia
80%. Tujuan: Mempelajari dan menjelaskan hubungan pengetahuan sikap dan praktik serta perbedaan
antar tingkat risiko WUS dalam pemeriksaan pap smear di desa Bangsri Kecamatan Kertosono Kabupaten
Nganjuk.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian Cross sectional.
Alat pengumpulan data berupa kuesioner dengan sampel sebanyak 129 responden. Penelitian ini
menggunakan teknik proporsional random sampling Selanjutnya penentuan sampel penelitian dilakukan
secara random. Uji statistik menggunakan chi-square, t-test dan regresi logistic sederhana. Hasil:
Responden yang melakukan praktik pap smear sebanyak 7%, variabel yang berhubungan dengan praktik
pap smear yaitu dukungan suami dan sikap. Terdapat perbedaan sikap, praktik pap smear berdasarkan
tingkat risiko. Variabel yang paling dominan dalam penelitian ini adalah dukungan suami dengan nilai
OR 26,520. Saran: Kegiatan edukasi yang terarah, terencana dan berkesinambungan kepada suami untuk
memberikan dukungan pada istri tentang pentingnya pemeriksaan pap smear, pemberian edukasi dapat
masuk melalui kegiatan pengajian, arisan kelompok suami dalam kelompok kecil atau interpersonal.
Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, praktik pap smear

18 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Pengetahuan Sikap dan Praktik Wanita Usia Subur

LATAR BELAKANG tidak dilaksanakan tindakan dan penatalaksanaan


yang adekuat.
Neoplasma ganas atau yang dikenal dengan Pap smear merupakan suatu metode untuk
kanker adalah penyakit pertumbuhan sel yang tidak pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim dengan
nornal yaitu tumbuh sangat cepat, tidak terkontrol mengunakan mikroskop, yang dilakukan secara
dan tidak berirama yang dapat menyusup ke cepat, tidak sakit, dan dengan biaya yang relatif
jaringan tubuh normal sehingga mempengaruhi terjangkau serta hasil yang akurat (Wijaya, 2010).3
fungsi tubuh. Kanker terdiri dari sel-sel yang Pemeriksaan Pap smear bertujuan untuk mendeteksi
mempunyai bentuk, sifat dan kinetika yang berbeda sel-sel yang tidak normal yang dapat berkembang
dari sel normal asalnya. Kanker mulut rahim adalah menjadi kanker servik. Wanita yang dianjurkan
jenis kanker kedua setelah kanker payudara yang pemeriksaan pap smaer ini adalah wanita yang telah
paling umum diderita oleh perempuan. Kanker aktif melakukan hubungan seksual, biasanya wanita
servik merupakan penyakit kanker berada pada dalam masa usia subur, karena tingkat seksualnya
leher rahim yang menimbulkan kematian terbanyak lebih tinggi sehingga lebih tinggi risiko kanker servik
terutama di negara berkembang (Diananda, 2008)1 bagi mereka. Namun tidak menjadi kemungkinan
Penyebab utama kanker servik adalah juga wanita yang tidak mengalami aktivitas seksual
infeksi virus HPV (Human Papilloma Virus) memeriksakan diri (Sukaca, 2009).4
yang merangsang perubahan perilaku sel epitel Promosi kesehatan tentang kanker mulut rahim
servik. Sebab langsung dari kanker servik belum sangat penting sekali dilakukan, mengingat sebagian
diketahui. Kemungkinan penyebab kanker servik penderita kanker diketahui sudah pada stadium lanjut.
dipengaruhi oleh faktor ekstrinsik, diantaranya Diharapkan dengan diadakannya promosi kesehatan,
kemungkinan terkena kanker servik lebih tinggi perempuan akan semakin tahu tentang bahaya kanker
pada mereka yang kawin pada usia dibawah 16 servik dan kesadaran untuk melakukan deteksi dini
tahun. Insiden meningkat dengan tingginya paritas semakin tinggi. Dari uraian diatas, maka peneliti
apalagi dengan jarak persalinan terlampau dekat. tertarik untuk mengambil judul “ Pengetahuan Sikap
Selian itu, golongan sosial ekonomi yang rendah, dan Praktik Wanita Usia Subur dalam Pemeriksaan
merokok serta aktivitas seksual yang sering Pap smear di Desa Bangsri Kecamatan Kertosono
berganti ganti pasangan serta higyenis seksual Kabupaten Nganjuk Tahun 2015”.
yang jelek merupakan salah satu faktor risiko dari
kanker servik. Diagnosa kanker servik tidak terlalu TUJUAN
sulit, apalagi bila tingkatannya sudah terlalu lanjut
(Romauli, 2009).2 Mempelajari dan menjelaskan hubungan
Profil Kesehatan di Indonesia pada tahun pengetahuan sikap dan praktik serta perbedaan
2012 menyebutkan bahwa penderita kanker servik antar tingkat risiko WUS dalam pemeriksaan pap
90,2% terjadi pada wanita usia subur yaitu pada smear di Desa Bangsri Kecamatan Kertosono
usia 30-55 tahun sebesar 14.000 orang dengan Kabupaten Nganjuk.
jumlah penduduk usia subur lebih dari 5.925.639.
Jumlah penderita kanker di Jatim dalam kurun RANCANGAN PENELITIAN
waktu lima tahun terakhir terus meningkat. Pada
tahun 2005 terdapat 1.600 penderita, tahun 2008 Penelitian ini merupakan penelitian
meningkat menjadi 3.821 penderita, dan tahun 2010 kuantitatif dengan desain penelitian Cross
mencapai 4.736 penderita. Diperkirakan kematian sectional. Penelitian ini dilaksanakan bulan Mei
akibat kanker leher rahim akan terus meningkat 2015, Penelitian ini dilaksanakan di Desa Bangsri
25% dalam kurun waktu 10 tahun mendatang jika Kecamatan Kertosono.

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 19


Pengetahuan Sikap dan Praktik Wanita Usia Subur

Populasi dalam penelitian ini adalah semua


Alat kontrasepsi
WUS di Desa Bangsri Kecamatan Kertosono
1 Tidak memakai atau 96 74,4
Kabupaten Nganjuk Tahun 2015 sebanyak 410.
memakai non oral
Sampel penelitian ini adalah sebagian WUS di
2. Memakai kontrasepsi oral 33 25,6
Desa Bangsri yang diangap mewakili seluruh
populasi. Pada penelitian ini digunakan tingkat
Riwayat keluarga kanker servik
ketelitian = 0,1 (10%) dan jumlah populasi WUS di
1. Tidak ada riwayat 127 98,4
desa Bangsri adalah 410 orang Berdasarkan rumus
2. Ada riwayat keluarga 2 1,6
sampel Lameshow (Lemeshow,1990)5. diperoleh
jumlah sampel sebanyak 129 responden.
Penghasilan
1. ≥ Rp.1.267.000 20 15,5
HASIL PENELITIAN
2. < Rp. 1.267.000 109 84,5
A. Analisis
Dukungan suami
1. Hasil Analisis Univariat
1. Mendapat dukungan 28 21,7
Tabel Distribusi responden menurut praktik
2. Tidak mendapat dukungan 101 78,2
WUS, umur saat ini, umur menikah,
pendidikan terakhir, paritas, alat kontrasepi,
Informasi
penghasilan, riwayat keluarga kanker serviks,
0. Tidak mendapat informasi 25 19,4
dukungan suami, informasi, pengetahuan
1. Bidan 70 54,3
WUS, perilaku WUS di Desa Bangsri
2. Dokter 5 3,9
Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk
3. Petugas kesehatan lain 14 10,9
VARIABEL f % 4. Kader 1 0,8
5. Tetangga 5 3,9
Praktik pap smear 6. Teman 4 3,1
1. Pap smear 9 7.0 7. Keluarga 5 3,9
2. Tidak pap smear 12.0 93

Umur saat ini 2. Hasil Analisis Bivariat


1. ≤ 35 67 51,9 Penelitian ini memperlihatkan bahwa
2. >35 62 48,1 responden yang memiliki pengetahuan tinggi dan
melakukan praktik pap smear sebanyak 5 (6%)
Umur menikah dan responden yang memiliki pengetahuan rendah
1. < 20 tahun 17 13,2 dan melakukan praktik pap smear sebanyak 4
2. ≥ 20 tahun 112 86,8 (8,7%). Dari hasil analisis hubungan pengetahuan
dengan praktik pap smear diperoleh nilai p =
Pendidikan terakhir 0,720, sehingga dapat disimpulkan bahwa secara
1. Tinggi 74 57,4 statistik tidak ada hubungan antara pengetahuani
2. Rendah 55 44,6 dengan praktik pap smear atau dapat diartikan
bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara
Paritas responden yang memiliki pengetahuan tinggi
1. 0-3 117 90,7 dengan responden yang memiliki pengetahuan
2. >3 12 9,3 rendah.

20 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Pengetahuan Sikap dan Praktik Wanita Usia Subur

Tabel Hubungan Pengetahuan dengan Praktik Pap smear pada WUS di Desa Bangsri
Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk Tahun 2015

Praktik pap smear Total OR95% CI P-value


Pengetahuan Pap smear Tidak pap smear
N % n % N %

Tinggi 5 6,0 78 94 83 100 0,673 0,720


Rendah 4 8,7 42 91,3 46 100 (0,172-2,642)

Penelitian ini memperlihatkan bahwa Penelitian ini memperlihatkan bahwa


responden yang memiliki sikap positif dan kategori berisiko memiliki mean 73,37, sedangkan
melakukan praktik pap smear sebanyak 8 (15,1%) tidak berisiko memiliki mean 73,26 dimana p value
dan responden yang memiliki sikap negatif dan = 0,948 sehingga 0,05 < 0,948, tidak ada berbedaan
melakukan praktik pap smear sebanyak 1 (1,3%). pengetahuan berdasarkan faktor risiko.

Tabel Hubungan Sikap dengan Praktik Pap smear pada WUS di Desa Bangsri Kecamatan
Kertosono Kabupaten Nganjuk Tahun 2015

Praktik pap smear Total OR95% CI P-value


Sikap Pap smear Tidak pap smear
N % n % N %

Positif 8 15,1 45 84,9 53 100 13,333 0,004


Negatif 1 1,3 75 98,7 76 100 (1,614-110,136)

Dari hasil analisis hubungan pengetahuan dengan Perbedaan Sikap Berdasarkan


praktik pap smear diperoleh nilai p = 0,004, Faktor Risiko pada WUS
sehingga dapat disimpulkan bahwa secara statistik di Desa Bangsri Kecamatan Kertosono
ada hubungan antara sikap dengan praktik pap Kabupaten Nganjuk Tahun 2015
smear.

Katagori Mean SD SE P value n


a. Uji T- Test

Risiko 26,03 2,83 0,493 0,023 33


Tabel Perbedaan Pengetahuan Berdasarkan
Faktor Risiko Pada WUS di Desa Bangsri Tidak risiko 24,88 2,35 0,241 96
Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk
Tahun 2015 Penelitian ini memperlihatkan mean berisiko
18,18, sedangkan tidak berisiko 5,21 dimana p
Katagori Mean SD SE P value n value = 0,036 sehingga 0,05 > 0,036, sehingga
ada berbedaan praktik pap smear antara responden
Risiko 73,37 7,90 1,37 0,948 33
berisiko maupun tidak berisiko.
Tidak risiko 73,26 8,11 0,82 96

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 21


Pengetahuan Sikap dan Praktik Wanita Usia Subur

3. Analisis Multivariat dan sikap.


Model akhir analisis multivariat

Tabel Hasil Nilai Seleksi Variabel kandidat Multivariat antara


Variabel Independen dengan Varriabel Dependen Praktik Pap smear
pada WUS di Desa Bangsri Kecamatan Kertosono Kabupaten
Nganjuk Tahun 2015

Variabel Nilai p Keterangan


Menuju Tahap
Multivariat

Umur saat ini 0,058 Diikutsertakan

Umur menikah 0,439 Tidak


Diikutsertakan

Pendidikan 0,420 Tidak


Diikutsertakan

Paritas 0,850 Tidak


Diikutsertakan

Alat kontrasepsi 0,203 Diikutsertakan

Riwayat keluarga 0,095 Diikutsertakan


kanker serviks

Pengasilan 0,694 Tidak


Diikutsertakan

Dukungan suami 0,001 Diikutsertakan

Informasi 0,605 Tidak


Diikutsertakan

Pengetahuan 0,574 Tidak


Diikutsertakan

Sikap 0,002 Diikutsertakan

Nilai p pada variabel umur menikah, memperlihatkan bahwa variabel dukungan


pendidikan, paritas, penghasilan, informasi, suami adalah variabel yang berhubungan
pengetahuan lebih besar dari 0,25, sehingga dengan praktik pap smear pada WUS di Desa
variabel yang diikut sertakan ke dalam tahap Bangsri Kecamatan Kertosono Kabupaten
multivariat adalah umur saat ini, alat kontrasepsi, Nganjuk Tahun 2015. Dukungan suami adalah
riwayat keluarga kanker servik, dukungan suami, variabel yang dominan untuk WUS melakukan

22 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Pengetahuan Sikap dan Praktik Wanita Usia Subur

Model Akhir Analisis Multivariat antar Variabel Independen dengan


Praktik Pap smear pada WUS di Desa Bangsri Kecamatan Kertosono
Kabupaten Nganjuk Tahun 2015

95 % CI
Variabel B p-value OR For Exp (B)

Lower
Upper

Usia saat ini -2,070 0,032 0,126 0,019 0,833

Dukungan suami 3,278 0,001 26.520 4,270 164,720


Riwayat

keluarga kanker -1,089 0,601 0,337 0,006 19,818

Alat kontrasepsi -1,004 0,269 0,366 0,062 2,173

pemeriksaan pap smear 95% (CI 4,270-164,720) 6. Responden yang memiliki sikap positif
yang dikontrol oleh variabel usia saat ini, sikap, sebanyak 41,1%.
dan riwayat keluarga kanker serviks.
B. SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Bagi Responden
Wanita Usia Subur diharapkan lebih
A. Kesimpulan aktif mencari informasi mengenai pemeriksaan
Berdasarkan analisis data penelitian, pap smear pada petugas kesehatan, rekan,
maka kesimpulan penelitian ini adalah sebagai keluarga dan media masa. Diharapkan wanita
berikut: usia subur mendapatkan edukasi dan periksa
1. Variabel yang berhubungan yaitu dukungan pap smear secara terarah terencana dan
suami dan sikap. berkesinambungan.
2. Tidak terdapat perbedaan pengetahuan
berdasarkan tingkat risiko, terdapat perbedaan 2. Bagi Dinas Kesehatan
sikap, praktik berdasarkan tingkat risiko. Diharapkan dapat meningkatkan kualitas
3. Variabel yang paling dominan dalam tenaga keesehatan terlatih dan menyediakan sarana
penelitian ini adalah dukungan suami. dan prasarana untuk meningkatkan program pap
Responden yang mendapatkan dukungan smear.
suami berpelung 26 kali untuk melakukan
praktek pap smear dibanding dengan 3. Bagi Puskesmas
responden yang tidak mendapatkan dukungan Menindak lanjuti hasil penelitian dapat
suami. melakukan kegiatan edukasi yang terarah,
4. Responden yang melakukan praktik pap smear terencana dan berkesinambungan kepada suami
sebanyak 7%. untuk memberikan dukungan pada istri tentang
5. Responden memiliki pengetahuan tinggi pentingnya pemeriksaan pap smear, pemberian
sebanyak 64,3%. edukasi dapat masuk melalui kegiatan pengajian,

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 23


Pengetahuan Sikap dan Praktik Wanita Usia Subur

arisan kelompok suami dalam kelompok kecil atau DAFTAR PUSTAKA


interpersonal saat waktu istirahat.
1. Diananda, Rama. 2008. Mengenal Seluk-Beluk
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Kanker. Yogyakarta: Katahati.
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat 2. Romauli., 2009. Kesehatan Reproduksi.
melakukan penelitian dengan variabel dukungan Yogyakarta: Nuha Medika.
suami yang lebih spesifik, meliputi dukungan 3. Sukaca, S. 2009. Cara Cerdas Menghadapi
suami dalam bentuk saran, biaya, mengantar istri Kanker Serviks. Yogyakarta: Genius Printika.
ke tempat pemeriksaan, dan mendampingi saat 4. Wijaya, Delia, 2010. Pembunuh Ganas itu
pemeriksaan. Serta memasukkan lebih banyak Bernama Kanker Serviks. Yogyakarta: Sinar
faktor risiko dan mengenai pelayanan petugas Kejora.
kesehatan. 5. Lemeshow, Stanley.et.al.1990. Besar Sampel
dalam Penelitian Kesehatan. Yogyakarta,
Indonesia: Gadjah Mada University Press

24 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri

PENGARUH SENAM DISMENORE


TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA
REMAJA PUTRI SMK 1 TAPANGO
KECAMATAN TAPANGO KABUPATEN
POLEWALI MANDAR

Nuraeni
Stikes Bina Generasi Polewali Mandar, Kab. Polewali
Mandar, Propinsi Sulawesi Barat

Neny7997@gmail.com

ABSTRACT

Gymnastics is a sport that involves the performance of movements that require strength, speed and
harmony Regular physical movement. The modern form of gymnastics is: Cross unbalanced, balance beam,
floor exercise. These forms supposedly evolved from exercises used by the ancient Greeks to climb and
descend a horse and circus performances.
The purpose of this study was to prove no effect disminore gymnastics against a decrease in pain in
adolescents SMK 1 Tapango District of Tapango Polewali Mandar
The gymnastics group Mann Whitney test to determine the effect is not significant given and given
gymnastics dysmenorrhea.
The population was 30 patients teenage girls in vocational Tapango Tapango District of Polewali
Mandar. The technique used is total sample and the sampling consisted of 30 respondents of which 15
respondents were diberika group gymnastics dysmenorrhea and 15 respondents were not given group
gymnastics dimenore who met the inclusion criteria. Data collected by means of unstructured interviews
and direct observation in patients.
From the results of the study showed that there is influence given and not given exercises to decrease
pain of dysmenorrhea. This can be seen with a value of P = 0.000 which is less than the significance level
α = 0:05 to show gymnastics dysmenorrhea effectively used to reduce pain
Based on the results of the study are gymnastic effect on the pain of dysmenorrhea dysmenorrhea.
While the advice is recommended for researchers to multiply the number of existing samples so the results
more meaningful and more accurate than research ini.
Keywords: Gymnastics, Dysmenorrhea, pain, Mann Whitney

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 25


Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri

ABSTRAK

Senam merupakan suatu cabang olahraga yang melibatkan performa gerakan yang membutuhkan
kekuatan, kecepatan dan keserasian gerakan fisik yang teratur. Bentuk modern dari senam ialah : Palang
tak seimbang, balok keseimbangan, senam lantai. Bentuk-bentuk tersebut konon berkembang dari latihan
yang digunakan oleh bangsa Yunani kuno untuk menaiki dan menuruni seekor kuda dan pertunjukan sirkus.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan ada pengaruh senam disminore terhadap
penurunan nyeri pada remaja SMK 1 Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar
Kelompok senam di uji Mann Whitney untuk mengetahui ada pengaruh bermakna tidak diberikan
dan diberikan senam dismenore.
Populasinya adalah 30 pasien remaja putri di SMK Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali
Mandar. Tehnik sampel yang digunakan secara Total sampling dan terdiri dari 30 responden dimana 15
responden merupakan kelompok diberikan senam dismenore dan 15 responden kelompok tidak diberikan
senam dimenore yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara
tidak terstruktur dan observasi langsung pada pasien.
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh diberikan dan tidak diberikan senam dismenore
terhadap penurunan nyeri. Hal ini dapat dilihat dengan nilai P = 0.000 yaitu kurang dari tingkat kemaknaan
α = 0.05 sehingga menunjukan senam dismenore efektif digunakan untuk menurunkan nyeri
Berdasarkan hasil penelitian adalah senam dismenore berpengaruh terhadap nyeri dismenore.
Sedangkan saran yang dianjurkan bagi peneliti memperbanyak jumlah sampel yang ada agar hasilnya lebih
bermakna dan lebih akurat dari penelitian ini.
Kata Kunci : Senam, Dismenore, Nyeri, Mann Whitney

PENDAHULUAN nyeri menstruasi, sifat dan derajat rasa nyeri ini


bervariasi. Mulai dari yang ringan sampai yang
Masa remaja adalah suatu fase berat. Keadaan yang hebat dapat mengganggu
perkembangan yang dinamis dalam kehidupan aktivitas sehari hari, sehingga memaksa penderita
seseorang. Masa ini merupakan periode transisi untuk istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau
dari masa anak ke masa dewasa yang ditandai cara hidup sehari-hari untuk beberapa jam atau
dengan percepatan perkembangan fisik, mental, beberapa hari. Hampir semua wanita mengalami
emosional, dan sosial (1). rasa tidak enak pada perut bagian bawah saat
Menstruasi merupakan proses pelepasan menstruasi. Uterus atau rahim terdiri atas otot
dinding rahim yang disertai dengan pendarahan yang juga berkontraksi dan relaksasi. Umumnya,
yang terjadi secara berulang setiap bulan, kecuali kontraksi otot uterus tidak dirasakan, namun
pada saat terjadi kehamilan. Hari pertama kontraksi yang hebat dan sering menyebabkan
terjadinya menstruasi dihitung sebagai awal setiap aliran darah ke uterus terganggu sehingga timbul
siklus menstruasi (hari ke – 1). Menstruasi akan rasa nyeri (2).
terjadi 3 – 7 hari. Hari terakhir menstruasi adalah Nyeri haid/dismenore merupakan adalah
waktu berakhir sebelum mulai siklus menstruasi ketidakseimbangan hormon progesteron dalam
berikutnya. Rata – rata perempuan mengalami darah sehingga mengakibatkan rasa nyeri timbul,
siklus menstruasi selama 21 – 40 hari. Hanya faktor psikologis juga ikut berperan terjadinya
sekitar 15 % perempuan yang mengalami siklus dismenore pada beberapa wanita. Wanita pernah
menstruasi selama 28 hari (2). mengalami dismenore sebanyak 90%. Masalah
Dismenore dalam bahasa Indonesia adalah ini setidaknya mengganggu 50% wanita masa

26 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri

reproduksi dan 60-85% pada usia remaja, yang menjadikan senam sebagai salah satu alternatif
mengakibatkan banyaknya absensi pada sekolah terapi ke dalam intervensi yang diterapkan bidan/
maupun kantor. Pada umumnya 50-60% wanita perawat untuk memberikan pelayanan asuhan
diantaranya memerlukan obat-obatan analgesik kebidanan bagi masalah dismenore yang sering
untuk mengatasi masalah dismenore ini (3). dialami remaja d. Memberi pengalaman baru
Latihan-latihan olahraga yang ringan bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian dan
sangat dianjurkan untuk mengurangi dismenore. dapat mengetahui keefektifan terapi senam secara
Olahraga/senam merupakan salah satu teknik langsung dalam menangani masalah dismenore
relaksasi yang dapat digunakan untuk mengurangi remaja dan mengaplikasikan teori yang telah
nyeri. Hal ini disebabkan saat melakukan olahraga/ didapat untuk mengatasi masalah dismenore pada
senam tubuh akan menghasilkan endorphin. keluarga peneliti sendiri.
Endorphin dihasilkan di otak dan susunan syaraf
tulang belakang. Hormon ini dapat berfungsi BAHAN DAN CARA KERJA
sebagai obat penenang alami yang diproduksi otak
sehingga menimbulkan rasa nyaman (4). Dari hasil 1. Desain penelitian
penelitian ternyata dismenore lebih sedikit terjadi Berdasarkan tujuan penelitian ini, desain
pada olahragawati dibandingkan wanita yang tidak yang akan digunakan adalah quasy experiment,
melakukan olahraga/senam (3). dengan rancangan kelompok tidak diberikan
Dari uraian diatas dan mengingat sering intervensi dan diberikan intervensi. Sampel
timbulnya masalah dismenore pada remaja yang terlebih dahulu memenenuhi kriteria inklusi
dapat mengganggu aktivitas belajar mengajar maka setelah itu sampel dilakukan penilaian skala
perlu adanya penelitian untuk mencari alternative nyeri sebelum intervensi dan setelah intervensi
terapi yang mudah dilakukan dan tidak memerlukan senam dismenore. Berdasarkan penelitian ini
biaya untuk mencegah dan mengatasi masalah maka desain yang digunakan adalah rancangan
dismenore tersebut dengan senam dismenore dalam dibagi dua kelompok, pertama kelompok yang
mengurangi maupun mengatasi masalah nyeri haid diberikan intervensi dan kedua kelompok
ini. diberikan intervensi. Dalam rancangan ini
Adapun tujuan khusus dalam penelitian dilakukan randomisasi, artinya pengelompokan
ini adalah: Mengetahui penurunan nyeri sebelum anggota-anggota kelompok control dan kelompok
dilakukan senam dismenore pada remaja putri eksperimen dilakukan berdasarkan acak atau
SMK Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten random. Kemudian dilakukan pretes (01) pada
Polewali Mandar. kedua kelompok tersebut, dan diikuti intervensi
Manfaat dari penelitian ini antara lain (X) pada kelompok eksperimen. Setelah beberapa
a. Dapat membantu remaja yang mengalami waktu dilakukan post tes (02) pada kedua
dismenore dalam mengurangi dan mencegah kelompok tersebut ( 9).
nyeri saat menstruasi sehingga dapat mengikuti
pembelajaran dari awal hingga akhir mata pelajaran 2. Sampel
b. Sebagai informasi bagi institusi pendidikan Sampel adalah sebagian atau wakil dari
bahwa senam merupakan salah satu alternatif populasi yang diteliti dan dianggap mewakili
terapi untuk mengatasi dan mengurangi siswa- seluruh populasi (9).
siswa yang mengalami dismenore sehingga mereka Dengan kriteria inklusi adalah karakteristik
dapat lebih berkonsentrasi dalam mengikuti proses sampel yang dapat dimasukkan atau layak
pembelajaran dan dapat mengajarkan gerakan untuk di teliti. Sampel yang diambil adalah
senam tersebut kepada siswa-siswanya c. Dapat 30 kemudian dibagi menjadi 15 remaja putri

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 27


Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri

melakukan senam dismenore dan 15 remaja b. Nyeri saat menstuasi setelah melakukan
putri yang tidak melakukan senam dismenore di senam
SMK Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten 1) Definisi Operasional
Polewali Mandar. Perasaan tidak nyaman yang dirasakan
remaja saat menstruasi akibat kontraksi uterus
3. Identifikasi Variabel (dismenore) sebelum melakukan teknik relaksasi
3.1. Variabel Independen dengan senam gerakan sederhana.

Senam Dismenore 2) Alat Ukur


a. Definisi Operasional Lembar skala nyeri Universal Pain
Teknik relaksasi merupakan salah satu teknik Assessment Tool yang menampilkan tingkatan
dalam memberikan kondisi yang nyaman dan rileks nyeri 1-10 dan ekspresi wajah yang ditampilkan dan
pada remaja saat mengalami dismenore dengan lembar kuesioner untuk mengetahui lebih mendalam
melakukan senam dismenore gerakan sederhana tentang siswa yang mengalami dismenore (9).
minimal selama 3 hari sebelum menstruasi setiap
pagi dan atau sore hari. Diharapkan senam tersebut 4. Cara Kerja
memberikan efek dalam mengurangi dan mencegah Peneliti mengidentifikasi remaja putri yang
dismenore. Karena senam dapat menyebabkan mengalami dismenore, mengidentifikasi skala nyeri
tubuh menjadi relaks dengan menghasilkan hormon dismenore yang mereka rasakan dari pengalaman
endorphin. menstruasi bulan lalu, serta waktu remaja tersebut
mengalami menstruasi dengan menyebar lembar
b. Alat ukur observasi sebagai tahap pretest. Melakukan pendekatan
Berupa gerakan senam sederhana yang pada remaja-remaja putri tersebut satu persatu dan
dilakukan minimal 3 hari sebelum menstruasi pada melakukan kontrak tempat dan waktu. Kemudian
pagi dan atau sore hari. peneliti menjelaskan tujuan dan maksud dari pertemuan
yang telah disepakati dan memberikan surat kesediaan
3.2. Variabel dependen mereka menjadi responden. Peneliti mengajarkan
tentang gerakan senam dismenore dan tata cara
a. Nyeri saat menstuasi sebelum melakukan pelaksanaan, kemudian membuat kesepakatan agar
senam remaja bersedia untuk melakukan senam dismenore
1) Definisi Operasional tersebut di rumah selama minimal 3 hari sebelum
Perasaan tidak nyaman yang dirasakan menstruasi setiap pagi dan atau sore hari.
remaja saat menstruasi akibat kontraksi uterus
(dismenore) sebelum melakukan teknik relaksasi HASIL PENELITIAN
dengan senam gerakan sederhana.
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal
2) Alat Ukur 15 Mei 2015 sampai 21 Mei 2015. Pengambilan
Lembar skala nyeri Universal Pain sampel dengan cara Total Sampling dan banyaknya
Assessment Tool yang menampilkan tingkatan anggota sampel adalah 30 orang. Responden yang
nyeri 1-10 dan ekspresi wajah yang ditampilkan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah siswi
dan lembar kuesioner untuk mengetahui lebih SMK Tapango yang mengalami menstruasi.
mendalam tentang siswa yang mengalami Data primer diambil melalui tehnik
dismenore (6). wawancara tidak terstruktur dan observasi langsung
yang dilakukan pada responden.

28 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri

Tabel 1 Berdasarkan data diatas menujukkan bahwa


Distribusi Responden Berdasarkan karakteristik nyeri dismenore tidak diberikan senam
Karakteristik Nyeri Pada Remaja Putri SMK dismenore sebanyak 0 responden nyeri ringan, 5
Tapango Kecamatan Tapango Kabupaten responden nyeri sedang dan sebanyak 10 responden
Polewali Mandar Tahun 2016 nyeri berat, sedangkan kelompok remaja yang
diberikan senam dismenorea 8 responden nyeri
Skala nyeri frekwensi % ringan, 7 responden nyeri sedang dan 0 responden
untuk nyeri berat.
Ringan 8 26,7
Sedang 12 40
1. Analisis Bivariat Variabel Penelitian
Berat 10 33,3
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat ada
total 30 100 pengaruh antara sebelum dan sesudah pemberian
senam dismennore terhadap nyeri. Dari hasil
Tabel.2
Crostabulation Antara Nyeri Dismenore Dengan Senam Dismenore Terhadap Remaja Putri SMK
Tapango di Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar

Nyeri Responden * Senam Dismenore Crosstabulation


Count
Senam Dismenore
Tidak diberikan Diberikan Total
senam senam
Nyeri Responden Nyeri ringan 0 8 8
Nyeri sedang 5 7 12
Nyeri berat 10 0 10
Total 15 15 30
Sumber : Data Primer 2015
Berdasarkan data diatas menujukkan bahwa perhitungan dengan program SPSS versi 21 maka
nyeri dismenore dari 30 responden didapatkan dapat ditabulasikan sebagai berikut :
bahwa responden paling banyak adalah nyeri Pada penelitian ini hasil nilai p adalah
sedang yaitu nyeri sedang sebanyak 12 responden 0,036 dengan signifikasi 0,000 < α = 0,05 yang
(40 %) kemudian nyeri berat yaitu 10 responden berarti ada pengaruh senam dismenore terhadap
(33,3 %) dan paling sedikit adalah nyeri ringan nyeri. Sehingga dapat dikatakan bahwa dengan
sebanyak 8 responden (26,7 %). melakukan senam dismenore dapat menurunkan
Responden yang diberikan dan tidak nyeri dismenore secara berarti.
diberikan selanjutnya ditabulasi menjadi
crostabulasi antara kelompok yang diberikan 2. Pembahasan
dan tidak diberikan senam sehingga dapat dilihat Terdapat pengaruh sebelum dan sesudah
perbedaan antara diberikan dan tidak diberikan senam dismenore terhadap penurunan nyeri
senam pada 30 responden remaja putri SMK dismenore.
Tapango seperti data dibawah ini : Hasil analisis data tentang pengaruh

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 29


Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri

Tabel 3
Uji Unpaired T Test
Group Statistics
Nyeri Responden N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Senam Dismenore Nyeri ringan 8 1.00 .000 .000


Nyeri sedang 12 .58 .515 .149

Independent Samples Test


Levene’s Test for T-test for Equality of Means
Equality of Variances
F Sig. t df Sig. Mean Std. Error 95%Confidence
(2-tailed) Difference Difference Interval of the
Difference
Lower
Upper

Senam Equal 252.000 .000 2.268 18 .036 .417 .184 .031 .803
Dismenore variances
assumed
Equal variances 2.803 11.000 .017 .417 .149 089 .744
not assumed

Sumber : Data Sekunder 2015


senam dismneore sebelum dan sesudah senam terhadap dismenore yang dialami oleh remaja.
menunjukkan nilai signifikasi (p) 0,000 artinya p Tujuan dari senam dismenore adalah
< α, dengan nilai < 0,05 yang berarti ada pengaruh meningkatkan ketegangan otot-otot dan pembuluh
yang bermakna sebelum dan sesudah pemberian darah yang jarang sekali bisa menurunkan tegangan
senam dismenore. Hasil penelitian ini sesuai darah tinggi Dengan pemberian kompres air dingin
dengan teori yang menyatakan bahwa senam Peningkatan volume darah yang mengalir keseluruh
dapat meningkatan jumlah dan ukuran pembuluh – tubuh, termasuk organ reproduksi. Dengan olahraga
pembuluh darah yang menyalurkan darah keseluruh rutin atau senam terjadi peningkatan volum darah
tubuh. Jadi olahraga penting untuk remaja putri yang mengalir keseluruh tubuh, termasuk organ
yang mengalami dismenore karena latiahan yang reproduksi sehingga memperlancar pasokan oksigen
sedang dan teratur akan meningkatkan pelepasan ke pembuluh darah yang mengalami vasokontraksi,
endorfin beta (penghilang nyeri alami) kedalam sehingga nyeri haid dapat berkurang.
aliran darah, sehingga dapat mengurangi nyeri haid
atau dismenore. (4). KESIMPULAN DAN SASARAN
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil
penelitoan yang dilakukan oleh Istiqamah Puji yang 1. Tingkat nyeri dismenore diberikan senam
melakukan penelitian tentang Efektifitas senam menunjukkan bahwa nyeri dismenore dari 30
dismenore dalam mengurangi dismenore pada respon didapatkan bahwa responden paling
remaja putri di SMU N 5 Semarang memperoleh banyak adalah nyeri sedang yaitu nyeri sedang
hasil bahwa ada pengaruh senam dismenore sebanyak 12 responden (40 %)

30 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri

2. Tingkat nyeri dismenore tidak diberikan dan kehidupan sehari-hari


senam menujukkan bahwa karakteristik nyeri
dismenore tidak diberikan senam dismenore 2. Bagi profesi kebidanan
didapatkan bahwa responden paling banyak Senam dismenore dalam merupakan suatu
adalah nyeri ringan yaitu 8 responden. bentuk tindakan kebidanan, yang dalam hal ini
3. Pengaruh senam dismenore terhadap penurunan perawat mengajarkan kepada klien khususnya
nyeri didapatkan nilai signifikasi dengan nilai remaja. Maka kita harus berusaha untuk menerapkan
signifikasi (p) 0,000; artinya p > α, dengan nilai tehnik non farmakologik tersebut kepada pasien
> 0,05 yang berarti ada pengaruh pemberian khususnya yang mangalami dismenore.
senam dismenore terhadap penurunan nyeri
pada remaja putri dikarenakan senam dadapat 3. Bagi pembaca
memperlebar darah dan menghasilkan hormon Untuk menambah pengetahuan khususnya
endorphin sehingga nyeri dismenore dapat tentang nyeri dismenore untuk pembaca harus lebih
diatasi setelah remaja putri melakukan senam mencari secara spesifik tentang kompres air dingin.
tersebut.
4. Bagi Penelitian lebih lanjut
SARAN Diharapkan lebih banyak menambah
besar sampel penelitian dan menambah daerah
1. Bagi SMKN 1 Tapanggo penelitian sehingga dapat terjangkau sasaran
Berdasarkan kesimpulan diatas dengan penelitian untuk mengetahui sejauh mana
melakukan senam dismenore terhadap penurunan pengaruh senam dismenore terhadap penurunan
nyeri, maka diharapkan kepada remaja putri di nyeri pada remaja putri, selain itu juga perlu
ruangan untuk mengaplikasikan tindakan non penelitian lanjutan dengan cara terapi non
farmakologik seperti senam dismenore dirumah farmakologis yang lain.

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 31


Pengaruh Senam Dismenore Terhadap Penurunan Nyeri

DAFTAR PUSTAKA 7. Bobak.2005.Keperawatan maternitas. edisi 4.


jakarta EGC
1. F.J. Monks, Koers, Haditomo.S.R . 2002. 8. Bruner dan suddrat, 2007. Keperawatan
Psikologi perkembangan : pengantar dalam maternitas Edisi 8 vol 1,Jakarta :EGC
berbagai bagiannya. Yogyakarta : Gadjah 9. Mauaba,IBG.2006. Ilmu Kebidanan Penyakit
Mada University Press. Kandungan Dan Keluarga Berencana.
2. Sumodarsono,S. 1998. Pengetahuan Jakarta:EGC
praktis kesehatan dalam olahraga. Jakarta : 10. Notoatmadjo,Soekidjo.2010.Metodologi
PT.Gramedia. Penelitian Kesehatan.jakarta: Rineka Cipta.
3. Annathayakeishka. Nyeri haid. 2009. Available 11. P r a w i r o h a r d j o , S a r w o n o . 2 0 0 9 . I l m u
at http://forum.dudung.net/index.php?actio Kandungan.Jakarta: YBPSP
n=printpage;topic=14042.0. Diposkan tanggal 12. Winjosastro. 2005 Ilmu Kebidanan. Jakarta;
10 Januari 2009 Yayasan Bina Pustaka
4. A. Azis Alimul Hidayat (2006). Pengantar 13. https://ciniacinau.wordpress.com/pengertian-
Kebutuhan Dasar Manusia, Alikasi Konsep senam-dan-jenis-jenis-senam-lantai/
dan Proses Keperawatan I. Jakarta : Salemba (jurnalsenam.co.id) Diakses pada tanggal 28
Medika Februari 2015
5. Harry. Mekanisme endorphin dalam tubuh. 14. Istiqamah Puji A.2010. Efektifitas Senam
2007. Available at Http:/klikharry.files. Dismenore dalam Mengurangi Dismenore
wordpress.com/2007/02/1.doc + endorphin + pada Remaja Putri di SMU N 5 Semarang.
dalam + tubuh. Diposkan tanggal 10 Januari Diakses tanggal 19 Agustus 2016.
2009 15. Desti Ismarozi, Sri Utami, Riri Novayelinda.
6. Setiadi. 2007. Konsep dan penulisan riset 2015. Efektifitas Senam DismenoreTerhadap
keperawatan. Cetakan pertama. Yogyakarta : Penanganan Nyeri Haid Primer Pada Remaja.
Graha Ilmu. Diakses tanggal 18 Agustus 2016

32 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida

FOLIKEL ANTRAL OVARIUM PADA


PEMBERIAN ANTIBODI MONOKLONA
BOVINE ZONA PELUSIDA SEBAGAI
KANDIDAT IMUNOKONTRASEPSI

Milatun Khanifah1, Sri Poeranto2, Sutrisno3


1
Muhammadiyah Health Science Institute of Pekajangan,
Pekalongan, Indonesia
milatun_hanif@yahoo.co.id
2
Departement of Parasitology Faculty of Medicine University of
Brawijaya, Malang, Indonesia
3
Division of Fertility, Endocrinology and Reproduction, Departement
of Obstetric and Gynocology, Saiful Anwar General Hospital,
Malang, Indonesia
snospogk@gmail.com

ABSTRACT

Overpopulation is still an importance issue in developing countries such as Indonesia. On the


other side of the contraceptive method that is currently relied upon to handle such problems have many
deficiencies that promote efforts to suppress a population of less than optimal. Development of contraceptive
methods such as the use of non-hormonal targets Monoclonal antibodies bovine imunokontrasepsi ZP3 as
a candidate material needs to be done. This study aims to determine the effect of Mab-bZP3 as candidate
materials immunokontrasepsi against ovarian histology, namely the number of antral follicles are normal
and atretic. True experimental research was conducted on 36 animals model, there were consist of three
control groups and three treatment groups, respectively were analyzed on day 5th, 10th, and 20th after the
treatment. The control groups were given an injection of 50 mL of Phosphate Buffer Saline and the treatment
groups were given an injection of Mab bZP3 50 mL. There was no significant evidence on discrepancy effect
of Mab bZP3 toward average number of normal antral follicles (p-value 0.715) and atretic antral follicles
(p-value 0.604). There was no significant evidence on discrepancy effect of Mab bZP3 toward average
number of atretic antral follicles (p-value 0071) between the times observation on each of the control and
treatment groups. However, There was significant evidence on discrepancy effect of Mab bZP3 toward
average number of normal antral follicles (p-value 0.036) between the times observation on their respective
control and treatment groups. The control group were examined on day 5th, the only significant different
with the control group and the treatment group were examined on the 20th day. While the average number
of normal antral follicles lowest for the control group were examined on day 20, but no significant evidence
on discrepancy in the treatment groups were examined on the 20th day. These results indicate that Mab
bZP3 as a candidate imunocontraceptive material has no effect on follicles development, in terms of the

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 33


Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida

regulation of apoptosis and FSH receptors on the granulosa cells. Reversiblility of contraceptive methode,
as demonstrated by evidance that no significant disperancy effect of Mab bZP3 toward average number of
antral follicles between control and treatment groups on day 20th.
Key words: imunocontraception, Monoclonal antibody bovine zona pelusida 3, normal antral
follicles, atretic antral follicles.

ABSTRAK

Kepadatan penduduk masih merupakan masalah yang penting bagi negara-negara bekembang seperti
Indonesia. Di sisi lain penggunaan metode kontrasepsi yang saat ini diandalkan untuk menangani masalah
tersebut memiliki bbeberapa kekurangan yang menyababkan upaya menekan jumlah penduduk kurang
optimal. Pengembangan metode kontrasepsi dengan target non hormonal seperti penggunan Monoklonal
antibodi bovine ZP3 sebagai kandidat bahan imunokontrasepsi perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan
mengetahui pengaruh Mab-bZP3 sebagai kandidat bahan immunokontrasepsi terhadap histologi ovarium
yaitu jumlah folikel antral yang normal dan atretik. Penelitian True experimental ini dilakukan terhadap
36 hewan coba yang terdiri dari tiga kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan, masing-masing
dianalisa pada hari ke-5, ke-10, dan ke-20 setelah perlakuan. Kelompok kontrol diberikan suntikan Phospat
Buffer Saline 50 μl dan kelompok perlakuan diberi suntikan Mab bZP3 sebanyak 50 μl. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah folikel antral normal
(p-value 0,715) maupun folikel antral atretik (p-value 0,604) antara kelompok kontrol dengan perlakuan.
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p-value 0.071) rata-rata jumlah folikel antral atretik antara
waktu pemeriksaan pada masing-masing kelompok kontrol dan perlakuan. Namun, terdapat perbedaan
yang signifikan (p-value 0.036) rata-rata jumlah folikel antral normal antar waktu pemeriksaan pada
masing-masing kelompok kontrol dan perlakuan. Kelompok kontrol yang diperiksa pada hari ke-5, berbeda
signifikan hanya dengan kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan yang diperiksa pada hari ke-20.
Sedangkan rata-rata jumlah folikel antral normal terendah terdapat pada kelompok kontrol yang diperiksa
pada hari ke-20, namun tidak berbeda signifikan dengan kelompok perlakuan yang diperiksa pada hari
ke-20. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa Mab bZP3 sebagai kandidat bahan imunokontrasepsi tidak
berpengaruh terhadap perkembangan folikel, dalam hal regulasi apoptosis dan fungsi reseptor FSH pada
sel granulosa. Efek kontrseptif bersifat reversible, yang ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan yang
signifikan jumlah folikel antral antara kelompok kontrolndan perlakuan pada hari ke-20.
Kata Kunci: imunokontrasepsi, Monoclonal antibodi bovine zona pelusida 3, folike antral normal,
folikel antral atretik.

PENDAHULUAN difokuskan pada perbaikan metode kontrasepsi


yang sudah ada sekarang ini dalam hal kemanjuran,
Populasi penduduk dunia diperkirakan efek samping, durasi dan aksi kerja, kemudahan
mencapai lebih dari sembilan milyar pada tahun penggunaan, proses produksi dan biaya, tidak
2050 [1]. Salah satu upaya untuk menangani mengganggu kesehatan dan dengan target baru
masalah overpopulasi tersebut adalah mencari non-hormonal [3].
target suatu bahan sebagai kandidat metode Salah satu upaya yang dilakukan untuk
kontrasepsi [2]. Pengembangan metode kontrasepsi mendapatkan kandidat metode kontrasepsi yang
untuk mengontrol fertilitas, di masa mendatang aman dan reversibel adalah pengembangan metode

34 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida

immunokontrasepsi. Immunokontrsepsi merupakan memiliki spesifisitas yang lebih baik sehingga


metode penghambatan fertilisasi dan perkembangan lebih efektif dan aman untuk menghambat
melalui cara imunologis. Induksi respon imun oleh fertilisasi/antifertilisasi [4]. Pada penelitian ini
antigen yang berperan terhadap interaksi gamet penggunaan Mab-bZP3 sebagai kandidat bahan
secara spesifik merupakan salah satu pendekatan immunokontrasepsi dilihat pengaruhnya terhadap
untuk immunokontrasepsi. Antigen Zona Pellucida histologi ovarium yaitu jumlah folikel antral yang
(ZP) efektif digunakan sebagai imunokontrasepsi normal dan atretik.
pada berbagai jenis hewan. Pada mamalia Zona
Pellucida tersusun atas beberapa jenis glikoprotein METODE PENELITIAN
pada tiap spesies, yang diberinama ZP1, ZP2,
ZP3, dan ZP4. ZP3 merupakan glikoprotein Penelitian ini merupakan penelitian True
major dari zona pellucida yang berperan sebagai Eksperimen dengan Nested Design yang dilakukan
reseptor spermatozoa, menginduksi antibodi serta di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran
menimbulkan infertilitas yang reversibel tanpa Brawijaya Malang dan Laboratorium Patologi
menyebabkan gangguan pada ovarium [4]. Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Sumitro dan kelompoknya dalam berbagai Airlangga Surabaya.
rangkaian penelitian di bidang immunokontrasepsi
menggunakan bahan dasar ZP3 dari sapi. ZP3 sapi Hewan Coba
dipilih karena dari penelitian mereka menunjukkan Penelitian ini menggunakan mencit Mus
reaksi interspesifik antibodi terhadap zona ZP Musculus Balb/c betina yang berusia 1-2 bulan,
(anti-bZP3) di antara kelas mamalia yaitu mencit, yang didapatkan dari Unit Pra-Klinik Laboratorium
tikus putih, kambing dan sapi [5]. Selain itu, Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT)
penggunaan ZP3 sapi juga dilakukan mengingat Universitas Gadjah Mada Yogyakarta berjumlah 36
limbah ovarium sapi dari Rumah Pemotongan ekor. Mencit dibagi menjadi enam kelompok yaitu
Hewan (RPH) yang belum termanfaatkan dengan 3 kelompok kontrol dan 3 kelompok kontrol yang
maksimal dapat digunakan sebagai sumber ZP3 [6]. masing-masing dibedah pada hari ke-5, ke-10, dan
Penelitian imunokontrasepsi berbahan ke-20.
dasar zona pelusida sapi telah dilakukan oleh
peneliti sebelumnya. Namun, mereka lebih banyak Pemberian Imunisasi Pasive Mab bZP3 dan PBS
mengkaji pengaruhnya terhadap tingkat kehamilan, Pemberian Mab bZP3 dan Phospate Buffer
seperti yang dilakukan oleh Pantiwati. Penelitian Saline (PBS) dilakukan pada fase estrus. Mencit
dengan memberikan passive imunisasi anti bZP3 perlakuan mendapat Mab bZP3 sebanyak 50 μl
terhadap 36 tikus (100µl anti bZP3 dalam 100µl yang dicampur dengan 50μl adjuvan, sedangkan
Complet Freund’s Adjuvant/CFA) dan 36 mencit mencit kontrol mendapat 50μl PBS. Injeksi
(50µl anti bZP3 dalam 50µl Complet Freund’s dilakukan secara Intra Muskuler.
Adjuvant/CFA) menunjukkan bahwa titer antibodi
tertinngi didapat pada serum mencit perlakuan Pembuatan preparat histopatologis
yang diinkubasi selama 63 hari. Mencit perlakuan, Pemotongan organ dilakukan setelah melewati
mencit dan tikus kontrol terjadi kebuntingan proses fiksasi organ, dehidrasi, clearing, impregnansi
terjadi kebuntingan 100% sampai hari ke-126, dan embedding. Penyayatan organ dilakukan
sedangkan tikus perlakuan mengalami kegagalan menggunakan microtome dengan ketebalan 4 μm.
4,5%[7]. Penelitian menggunakan monoklonal
antibodi bZP3 (Mab bZP3) masih terus dilakukan Pengamatan Jumlah Folikel Antral
dalam rangka mendapatkan kandidat bahan yang Proses identifikasi folikel normal dan atretik

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 35


Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida

pada folikel antral dilakukan dengan pewarnaan transformasi data dengan transformasi untuk
Haematoksilin Eosin. Pengamatan dilakukan di folikel antral atretik dan Log (Y+0.5) untuk data
bawah mikroskop cahaya. Sel folikel dihitung folikel normal.
di bawah mikroskop cahaya dengan pembesaran Hasil uji normalitas pada folikel antral
400x. Ciri folikel atretik menurut JuniquerA (1997) normal yaitu nilai koefisien 0,989 dan p-value
adalah folikel dengan ciri terlepasnya sel granulosa > 0.100. Hasil uji normalitas pada folikel antral
dari membrane basal, terdapat banyak celah di atretik yaitu nilai koefisien 0,984 dan p-value >
antara sel-sel penyusun membrane granulosa serta 0.100. Ini menunjukkan bahwa asumsi normalitas
terlepasnya sel-sel folikel dan masuk ke dalam pada kedua variabel tersebut telah terpenuhi.
antrum folikuli. Hasil uji homogenitas pada folikel antral
normal yaitu nilai koefisien 2.09 dan p-value 0.094.
ANALISA STATISTIK Hasil uji homogenitas pada folikel antral atretik
yaitu nilai koefisien 1.22 dan p-value 0.326. Ini
Hasil pemeriksaan jumlah folikel antral normal menunjukkan bahwa asumsi normalitas pada kedua
dan atretik ditampilkan dalam bentuk mean±SD variabel tersebut telah terpenuhi.
dan dianalisa secara statistik menggunakan Nested Jumlah Folikel Antral Normal dan Atretik
ANOVA. P value kurang dari 0,005 dinyatakan pada pemberian Antibodi Mab-bZP3
tidak signifikan secara statistik. Pengujian asumsi Berikut deskriptif jumlah folikel antral
normalitas dilakukan dengan menggunakan uji normal dan atretik pada masing-masing kelompok :

Tabel 1.
Deskriptif Jumlah Folikel Antral Normal dan Atretik

Mean ± SD

Antibodi Pemeriksaan Jumlah Folikel Jumlah Folikel


Antral Normal Antral Atretik

Kontrol 5 hari 5.00 ± 6.13 3.17 ± 3.06


10 hari 2.50 ± 3.33 2.83 ± 2.56
20 hari 0.50 ± 0.84 4.50 ± 3.15

Perlakuan 5 hari 2.17 ± 0.98 6.83 ± 1.47


10 hari 2.00 ± 1.1 5.00 ± 0.89
20 hari 0.83 ± 1.17 3.00 ± 2.37

Saphiro Wilk. Pengujian asumsi homogenitas ragam deskriptif ditunjukkan bahwa pada kelompok
dilakukan dengan menggunakan uji Levene. kontrol, rata-rata jumlah folikel antral normal
terendah didapatkan pada kelompok mencit yang
HASIL DAN PEMBAHASAN diperiksa pada hari ke-20 yakni sebesar 0.50 ± 0.84
dan tertinggi didapatkan pada kelompok mencit
Dalam penelitian ini, data jumlah folikel yang diperiksa pada hari ke-5 yakni sebesar 5.00
antral normal dan atretik bernilai kecil, sehingga ± 6.13. Pada kelompok perlakuan, rata-rata jumlah
sebelum dilakukan analisis, dilakukan proses folikel antral normal terendah didapatkan pada

36 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida

kelompok mencit yang diperiksa pada hari ke-20 menentukan jumlah oosit, yang secara klinis
yakni sebesar 0.83 ± 1.17 dan tertinggi didapatkan berhubungan dengan outcome berupa kehamilan
pada kelompok mencit yang diperiksa pada hari atau kelahiran hidup, tergantung pada kualitas dan
ke-5 yakni sebesar 2.17 ± 0.98. kuantitas oosit [10].
Rata-rata jumlah folikel antral atretik Untuk menguji perbedaan rata-rata jumlah
pada kelompok kontrol, terendah didapatkan folikel antral normal dan atretik dilakukan proses
pada kelompok mencit yang diperiksa pada pengujian dengan menggunakan Nested ANOVA
hari ke-10 yakni sebesar 2.83 ± 2.56. dan kemudian dilanjutkan dengan uji lanjut LSD 5%.
tertinggi didapatkan pada kelompok mencit yang Berikut hasil perbandingan rata-rata jumlah folikel
diperiksa pada hari ke-20 yakni sebesar 4.50 antral dengan menggunakan Nested ANOVA dan
± 3.15. Rata-rata jumlah folikel antral atretik LSD 5% :

Tabel 2.
Hasil Perbandingan Rata-Rata Jumlah Folikel Antara Kontrol dan Perlakuan
Menggunakan Nested ANOVA dan LSD 5%

Mean ± SD

Antibodi Jumlah Folikel Jumlah Folikel


Antral Normal Antral Atretik

Kontrol 2.67 ± 4.26 3.5 ± 2.85


Perlakuan 1.67 ± 1.19 4.94 ± 2.26
p-value 0.715 0.064

terendah didapatkan pada kelompok mencit yang Hasil perbandingan rata-rata jumlah folikel
diperiksa pada hari ke-20 yakni sebesar 3.00 ± antral normal dan atretik didapatkan p-value lebih
2.37. dan tertinggi didapatkan pada kelompok dari 0,05 pada semua variabel. Hal ini menunjukkan
mencit yang diperiksa pada hari ke-5 yakni bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan
sebesar 6.83 ± 1.47. rata-rata jumlah folikel antral normal maupun
Berdasarkan tabel 1. jumlah folikel antral folikel antral atretik antara kelompok kontrol
normal semakin sedikit seiring dengan semakin dengan perlakuan.
bertambahnya usia saat dilakukan pemeriksaan. Tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan
Pola perubahan folikel normal seperti ini mirip antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
dengan proses fisiologis yang terjadi pada pada kedua jenis folikel antral, baik normal maupun
perkembangan folikel di ovarium. Seiring atretik menjadi indikasi bahwa pemberian Mab
dengan bertambahnya usia wanita, jumlah folikel b-ZP3 hanya bekerja untuk menutup reseptor ZP3,
berkurang sehingga menurunlah jumlah folikel tidak menyebabkan gangguan pada sel granulosa.
antral[8]. Jumlah folikel antral dapat digunakan Dijelaskan bahwa sel granulosa terbukti sebagai
sebagai metode untuk memperkirakan jumlah oosit sel utama dalam ovarium yang menyediakan
yang sehat dalam ovarium pada masa reproduksi kondisi fisik dan kimia yang adekuat berguna
dan memiliki hubungan diagnostik yang penting bagi perkembangan folikel dan oosit normal. Hal
dalam keluarga berencana [9]. Jumlah folikel antral ini berlangsung selama proses folikulogenesis

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 37


Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida

diferensiasi sel pregranulosa menjadi sel granulosa / cyclic recruitment) untuk mencapai tahap pre-
yang matur [11]. ovulasi. Akhirnya, berkurang jumlah folikel pada
Hasil penelitian ini juga memberi petunjuk kumpulan folikel pada fase istirahat menyebabkan
bahwa pemberian mab-bZP3 tidak mempengaruhi folikel ovarium menyusut [14].
reseptor FSH yang terdapat pada sel granulosa. Tidak adanya perbedaan yang signifikan
Reseptor FSH pada folikel hanya dimiliki oleh jumlah folikel antral yang mengalami atresia pada
sel granulosa[12]. Proses seleksi folikel dominan penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian Mab-
memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap FSH, bZP3 tidak menyebabkan regulasi apoptosis pada
yang menyebabkan peningkatan ekspresi reseptor folikel. Dikemukakan bahwa apotosis folikular
FSH. Hasilnya adalah, peningkatan inhibin dan diperlukan untuk mengatur perkembangan folikel
estradiol memicu mekanisme feedback negatif yang primordial sampai ke tahap preovulatory dan hanya
mencegah folikel melanjutkan proses perkembangan. satu yang dominan akhirnya mengalami ovulasi,
Selain sel granulosa, sel teka juga memainkan peran sedangkan lebih dari 99% folikel mengalami
penting, karena produksi hormon steroid dibutuhkan atresia. atresia diatur oleh kematian sel terprogram
untuk pertumbuhan folikel yang normal [13]. (apoptosis) dan survival promotoring factor
Jumlah folikel antral normal atau yang sehat termasuk gondaotropin dan regulator ontraovarian
secara morfologi berkaitan dengan keberlangsungan (steroid gondala, sitokin, protein intraseluler) [15] [16].
fungsi reproduksi seorang wanita. Dijelaskan bahwa Berikut hasil perbandingan rata-rata jumlah
pada tahap antral, kebanyakan folikel mengalami folikel antral normal dan atretik antara waktu
atresia. Namun, di bawah stimulasi gonadotropin pemeriksaan :

Tabel 3.
Hasil Perbandingan Rata-Rata Jumlah Folikel Antara Waktu Pemeriksaan
Menggunakan Nested ANOVA dan LSD 5%

Mean ± SD

Jumlah Jumlah
Antibodi Pemeriksaan Folikel Folikel
Antral Normal Antral Atretik

Kontrol 5 hari 5.00 ± 6.13 3.17 ± 3.06 a


10 hari 2.50 ± 3.33 2.83 ± 2.56 abc
20 hari 0.50 ± 0.84 4.50 ± 3.15 c

Perlakuan 5 hari 2.17 ± 0.98 6.83 ± 1.47 ab


10 hari 2.00 ± 1.10 5.00 ± 0.89 ab
20 hari 0.83 ± 1.17 3.00 ± 2.37 bc

p-value 0.036 0.071

yang optimal setelah pubertas, sebagian kecil di Keterangan: Pada mean±sd jika memuat
antaranya dibebaskan (pengambilan secara siklik huruf yang berbeda berarti ada perbedaan yang

38 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida

signifikan dan jika memuat huruf yang sama berarti dan kelompok perlakuan, dan antara kelompok
tidak ada perbedaan yang signifikan. kontrol hari ke-20 dengan kelompok perlakuan
Tabel 3. menunjukkan bahwa tidak terdapat hari ke-5 dan ke-10. Ini menjadi bahwa Mab bZP3
perbedaan yang signifikan (p-value 0.071) rata- dapat diharapkan sebagai metode kontrasepsi
rata jumlah folikel antral atretik antara waktu yang memiliki ciri berdaya guna (efektif) dalam
pemeriksaan pada masing-masing kelompok kontrol mencegah kehamilan dan bersifat reversible. Sifet
dan perlakuan. Namun, terdapat perbedaan yang efektif ditunjukkan oleh adanya antara kelompok
signifikan (p-value 0.036) rata-rata jumlah folikel kontrol hari ke-20 dengan kelompok perlakuan
antral normal antara waktu pemeriksaan pada hari ke-5 dan ke-10. Sifat reversible ditunjukkan
masing-masing kelompok kontrol dan perlakuan. dengan adanya perbedaan yang signifikan antara
Berdasarkan hasil uji LSD 5%, ditunjukkan kelompok kontrol hari ke-5 dengan hari ke-20
bahwa rata-rata jumlah folikel antral normal baik kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.
tertinggi terdapat pada kelompok kontrol yang Diterangkan bahwa secara umum persyaratan
diperiksa pada hari ke-5, namun tidak berbeda metode kontrasepsi ideal antara lain aman, berdaya
signifikan dengan kelompok kontrol yang diperiksa guna, harga terjangkau dan bersifat reversibel [2].
pada hari ke-10, dan kelompok perlakuan yang Sifat efektif dan reversible dari suatu
diperiksa pada hari ke-5 dan ke-10. Sedangkan metode kontrasepsi sangat sesuai bagi pengguna
rata-rata jumlah folikel antral normal terendah kontrasepsi yang berada dalam rentang reproduksi
terdapat pada kelompok kontrol yang diperiksa sehat, yaitu mereka yang paling mungkin untuk
pada hari ke-20, namun tidak berbeda signifikan mengalami kehamilan. Saifudin (2012) menjelaskan
dengan kelompok perlakuan yang diperiksa pada bahwa dalam penggunaan kontrasepsi rasional,
hari ke-20. berdasarkan usia, maka pada usia reproduksi sehat
Dari tabel 3. dapat dilihat, perbedaan yang (20-35 tahun), pilihan utama kontrasepsi adalah
signifikan hanya terjadi antara kelompok kontrol yang memiliki ciri efektifitas tinggi dan mampu
hari ke-5 dengan hari ke-20 baik kelompok kontrol mengembalikan kesuburan [17].

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 39


Folikel Antral Ovarium Pada Pemberian Antibodi Monoklona Bovine Zona Pelusida

DAFTAR PUSTAKA 8. Loho, M.F., Cadangan Ovarium 9Ovarian


reserve), in Maj Obstet Ginekol Indones2010.
1. Cleland, J., et al., Family planning: the p. 43-46.
unfinished agenda. The Lancet, 2006. 9. Ireland, J., et al., Antral follicle count reliably
368(9549): p. 1810-1827. predicts number of morphologically healthy
2. Soewart, S. and S.B. Sumitro, Perkembangan oocytes and follicles in ovaries of young adult
Kontrasepsi, in Imunokantrasepsi: cattle. Biology of reproduction, 2008. 79(6): p.
Konsep-Konsep Dasar dan Bunga Rampai 1219-1225.
Penelitian2011, Airlangga University Press: 10. Roudebush, W.E., W.J. Kivens, and J.M.
Surabaya. Mattke, Biomarkers of ovarian reserve.
3. Rabe, T., Contraception-Update and Trends. Biomarker insights, 2008. 3: p. 259.
Journal für Reproduktionsmedizin und 11. Palma, G.A., et al., Biology and biotechnology
Endokrinologie-Journal of Reproductive of follicle development. The Scientific World
Medicine and Endocrinology, 2007. 4(6): p. Journal, 2012. 2012.
337-357. 12. Johnson, M. and B. Everitt, Essential
4. Sumitro, S.B. and Aulanni’am, Antibodi reproduction. 2000, Oxford: Blackwell
Zona Pellusida dan Aplikasinya Sebagai Sciences Ltd. Google Scholar.
Kandidat Imunokontrasepsi Wanita, in 13. Chedrese, P.J., Reproductive Endocrinology: A
Imunokontrasepsi Konsep Dasar dan Bunga Molecular Approach2009: Springer.
Rampai Penelitian2011, Pusat Penerbitan dan 14. McGee, E.A. and A.J. Hsueh, Initial and Cyclic
Percetakan Unair (AUP): Surabaya. p. 61-66. Recruitment of Ovarian Follicles 1. Endocrine
5. Sumitro, S.B. and Aulanni’am, Rangkaian reviews, 2000. 21(2): p. 200-214.
Penelitian Penemuan Imunokontrasepsi Wanita 15. Avellaira, C., et al., Expression of molecules
Berbasis Molekul Antibodi Hasil Induksi bZP3 associated with tissue homeostasis in
dan bZP3DG, in Imunokontrasepsi Konsep secretory endometria from untreated women
Dasar dan Bunga Rampai Penelitian2011, with polycystic ovary syndrome. Human
Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair (AUP): Reproduction, 2006. 21(12): p. 3116-3121.
Surabaya. p. 67-81. 16. Villarroel, C., et al., Polycystic ovarian
6. Widodo, E. and Aulanni’am, Specificity of morphology in adolescents with regular
antibody bovine zonna pellucidae 3 to rabbit menstrual cycles is associated with elevated
ZP3 based on bZP3 as contraceptive antigens. anti-Müllerian hormone. Human Reproduction,
Indo. J. Chem, 2005. 5(2): p. 182-187. 2011. 26(10): p. 2861-2868.
7. Pantiwati, Y., Passive immunization of anti
bZP3 (zona pelusida3) in wistar rat (Rattus
Norvegicus) and mouse (Mus Musculus).
Media Peternakan, 2012. 1: p. 163-169.

40 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak

EFEKTIFITAS PEMBERIAN LIDAH


BUAYA (ALOE VERA) DAN TEMU
LAWAK (CURCUMA XANTHORHIZA
ROXB) TERHADAP PENURUNAN NYERI
DISMENORE PRIMER

Tuti Sukini1, Bekti Yuniyanti2, Anis Aryanti3


1,2
Dosen Prodi Kebidanan Magelang,
3
Bidan di Puskesmas Mungkid Magelang
tutisukini@yahoo.com

ABSTRACT

Early changes that appear in adolescents especially young women is biological development. One
of adolescent development that appear is menstruation in young women. At the time of menstruation
problems that many women experience is the discomfort or pain and it is commonly called dysmenorrhea.
The prevalence of dysmenorrhea is quite high in the world which estimated 50% of all women in the
world suffer from dysmenorrhea in a menstrual cycle. The prevalence of dysmenorrhea is quite high of 183
adolescents, 119 (65%) experienced dysmenorrhea and decreased quality of life (70.6% became irritable,
44.5% emotionally unstable, and lazy to do the legwork (Kumhar et al, 2011: pages 267). The incidence
of dysmenorrhea in Central Java reached 56%, incidence of dysmenorrhea 68.4% is discovered in Jepara
itself.
The purpose of this study was to determine the effectiveness of the leaf extract of aloe vera (aloe
vera) and Temu Lawak (Curcuma Xanthorhiza Roxb) in reducing dysmenorrhea in adolescent girls.
This research is a quantitative pre experimental design “Quasi Experimental Pre-Post Test with
Control Group”. Interventions that were given is aloe vera and temulawak. The population in this study
were all girl students in class VIII junior of IT Ihsanul Fikri Junior High School and the sample of 40
respondents were taken by simple random sampling technique. Data were collected using a questionnaire
containing a pain scale of Bourbanis scale. The results were analyzed using the Wilcoxon test with Confident
Interval by 95%.
Results showed there is effect giving extract aloe vera and temulawak to the reduction of dysmenorrhea
and get the value of p = 0.001. Giving aloe vera more effective than temulawak with a mean value of aloe
vera 3.2 greater than temulawak 2,85. Giving aloe vera more effective against decrease pain scale in
students with dysmenorrhea.
Keywords: Aloe Vera, Temu Lawak, dysmenorrhea

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 41


Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak

ABSTRAK

Pada remaja wanita perubahan paling awal muncul adalah perkembangan secara biologis. Salah
satu tanda ke remajaan secara biologis, yaitu mulainya remaja wanita mengalami menstruasi. Pada saat
menstruasi masalah yang banyak dialami wanita adalah rasa tidak nyaman atau rasa nyeri yang hebat dan
hal ini biasa disebut dismenore. Prevalensi dismenore cukup tinggi di dunia, dimana diperkirakan 50% dari
seluruh wanita di dunia menderita dismenore dalam sebuah siklus menstruasi .Prevalensi dismenore cukup
tinggi dari 183 remaja, 119 (65%) mengalami dismenore dan mengalami penurunan kualitas hidup (70,6%
menjadi mudah tersinggung, 44,5% emosi tidak stabil, dan malas melakukan pekerjaan rutin (Kumhar et al,
2011: hal 267). Angka kejadian dismenore di Jawa Tengah mencapai 56%, di Jepara sendiri angka kejadian
dismenore 68,4%.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas pemberian ekstrak daun lidah buaya (aloe
vera) dan temu lawak dalam menurunkan dismenore pada remaja putri.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif pre experimental dengan desain “Quasi Experimental Pre-Post
Test with Control Group”. Intervensi yang diberikan adalah pemberian lidah buaya dan temulawak. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswi putri di kelas VIII SMP IT Ihsanul Fikri dengan jumlah sampel
40 responden diambil dengan teknik simple random sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan
kuesioner berisi skala nyeri dari Bourbanis scale. Hasil dianalisis menggunakan Wilcoxon test. dengan
Confident Interval 95%.
Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pemberian lidah buaya dan temulawak terhadap
penurunan dismenore dan mendapatkan nilai p= 0,001. Pemberian lidah buaya lebih efektif untuk
menurunankan skala nyeri dismenore dibandingkan dengan temulawak dengan nilai mean lidah buaya 3,2
lebih besar dari temulawak 2,85.
Disarankan dapat disosialisasikan melalui seminar, atau lokakarya dan digunakan sebagai salah satu
sumber Evidence Based Practice khususnya penggunaan tanaman herbal yaitu lidah buaya dan temulawak
sebagai tanaman untuk mengatasi dismenore.
Kata Kunci : Lidah Buaya, Temulawak ,Dismenore

PENDAHULUAN pada saat menstruasi yang digambarkan sebagai


nyeri kram pada abdomen bagian bawah yang
Masa remaja merupakan periode transisi dari terjadi selama menstruasi.4 Hasil penelitian
masa anak ke masa dewasa yang ditandai dengan Chung et al, menunjukkan bahwa dijumpai 95%
percepatan perkembangan fisik, mental, emosional mengalami sindroma Pre-menstruasi dan 95%
dan sosial.1 Pada remaja wanita perubahan paling di antaranya disertai perasaan sedih, tegang pada
awal muncul adalah perkembangan secara biologis. payudara, nyeri perut, dan sakit kepala. Kondisi
Salah satu tanda ke remajaan secara biologis, yaitu ini mempengaruhi beratnya dysmenorrhea.
mulainya remaja wanita mengalami menstruasi.2 Dismenorea dan gejala pra menstruasi adalah
Pada saat menstruasi masalah yang banyak dialami gangguan umum yang mempengaruhi lebih
wanita adalah rasa tidak nyaman atau rasa nyeri dari50% dari wanita menstruasi, penyebabnya
yang hebat dan hal ini biasa disebut dismenore.2,3 adalah kelebihan produksi prostaglandin (PG)
Dismenore merupakan masalah ginekologis diendometrium selama siklus ovulasi.5 Hal ini
yang paling umum dialami wanita baik wanita menunjukkan bahwa wanita dengan dismenore
dewasa maupun wanita pada umur remaja.2 memiliki kadar yang lebih tinggi dari PG dalam
Dismenore adalah rasa nyeri yang dirasakan plasma dan debit menstruasi dibanding wanita

42 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak

tanpa dismenore, sedangkan gejala pra menstruasi dihilangkan sehingga tidak terjadi dismenorhea
yang dialami sebelum menstruasi karena perubahan primer.16 Curcumenol sebagai agen analgetika akan
kadar estrogen serta progesteron. 6 menghambat pelepasan PG yang berlebihan.17
Dismenorea primer adalah penyakit yang
paling sering dilaporkan oleh remaja dan dewasa METODE PENELITIAN
muda.7 Prevalensi dismenore cukup tinggi di dunia,
dimana diperkirakan 50% dari seluruh wanita di Jenis penelitian ini adalah kuantitatif
dunia menderita dysmenorrhea dalam sebuah siklus dengan desain penelitian “Quasi Experimental
menstruasi.8 Prevalensi dysmenorrhea cukup tinggi Pre Test Post Test with Control Group”. Intervensi
dari 183 remaja, 119 (65%) mengalami dysmenorrhea yang diberikan adalah pemberian lidah budaya
dan mengalami penurunan kualitas hidup (70,6% dan temulawak. Penelitian ini dilakukan untuk
menjadi mudah tersinggung, 44,5% emosi tidak stabil, mengetahui efektifitas pemberian ekstrak
dan malas melakukan pekerjaan rutin. 9 Kejadian daun lidah buaya (aloe vera) dan temu lawak
dysmenorrhea meningkat dengan umur (13,6% pada dalam menurunkan dysmenorrhea pada remaja
umur 12 tahun, 39,5% pada umur 13 tahun, 50,3% putri. Penelitian dilakukan bulan Juni 2016 di
pada umur 14 tahun dan 55% pada umur 15 tahun. SMP IT Ihsanul Fikri Kecamatan Mungkid.
10 Dysmenorrhea pada remaja harus ditangani Teknik pengambilan sampel pada penelitian
meskipun hanya dengan pengobatan sendiri atau ini menggunakan Purposive sampling Sampel
non farmakologis. 11 Pendekatan non-farmakologis pada penelitian ini sebanyak 40 orang yaitu
yang sering digunakan remaja untuk mengatasi remaja putri di kelas VIII SMP IT Ihsanul Fikri
dysmenorrhea antara lain: kompres hangat, olahraga, Kecamatan Mungkid yang mengalami dismenore
terapi mozart,dan relaksasi, senam dan minum yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi,
minuman herbal. Brain gym dapat meningkatkan meliputi bersedia menjadi responden, tidak sedang
b-endorphin sehingga bisa menurunkan rasa nyeri saat mengalami stres psikologis, tidak alergi terhadap
mengalami dysmenorrhea. 12 Sejumlah 90% wanita temulawak, tidak alergi terhadap lidah buaya, siswi
menggunakan pengobatan herbal untuk mengatasi dengan haid teratur, tidak memiliki sakit yang
dysmenorrhea dan melaporkan efektif mengurangi berhubungan dengan alat reproduksi, dismenore
nyeri.13 pada hari 1 atau hari ke 2 pada saat penelitian tidak
Lidah buaya (Aloe vera) merupakan tanaman minum obat yang dapat mengurangi nyeri.
fungsional karena semua bagian dari tanaman dapat
dimanfaatkan, baik untuk perawatan tubuh maupun HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mengobati berbagai penyakit .14 Antrakuinon
dalam lidah buaya mengandung aloin dan emodin Hasil Penelitian
yang berfungsi sebagai analgesik.15 Kandungan 1. Intensitas Nyeri Dismenore Sebelum Dan
bahan alami temulawak bisa mengurangi keluhan Sesudah Diberikan Lidah Buaya
dismenorea primer. Temulawak mempunyai
kandungan curcumin dan curcumenol, curcumine Tabel 1.1.Distribusi Frekwensi Nyeri
berfungsi sebagai antiinflamasi dan antipiretik, Dismenore Sebelum Dan Sesudah Diberikan
sedangkan curcumenol berfungsi sebagai analgetik. Lidah Buaya Pada Remaja Putri(n=20)
Mekanisme biokimia terpenting yang dihambat Tidak Nyeri Nyeri Nyeri
oleh curcumine adalah influks ion kalsium ke dalam Nyeri Ringan Sedang Berat
sel-sel epitel uterus. Jika penghambatan terhadap
influks ion inidilakukan ke dalam sel epitel uterus, Sebelum 0 9(45 %) 10(50%) 1(5%)
maka kontraksi uterus bisa dikurangi atau bahkan Sesudah 10(50%) 10(50%) 0 0

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 43


Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak

Berdasarkan Tabel 1.1 sebelum diberikan efektif menurunkan nyeri dismenore. Namun dari
lidah buaya responden paling banyak mengalami kedua intervensi tersebut lidah buaya lebih efektif
nyeri sedang sebanyak 10 responden.Setelah dibanding temu lawak. Hal ini dilihat dari selisih
diberikan intervensi lidah buaya tidak dijumpai mean masing-masing intervensi. Pada intervensi
lagi responden dengan nyeri sedang ataupun nyeri lidah buaya selisih rata–rata sebesar 3,2 yang berarti
berat. lebih besar dari selisih rata-rata pada intervensi
temu lawak yaitu 2,8.
2. Intensitas Nyeri Dismenore Sebelum Dan
Sesudah Diberikan Temu Lawak PEMBAHASAN

Tabel 1.2.Distribusi Frekwensi Intensitas Nyeri 1. Intensitas nyeri dismenore sebelum dan
Dismenore Sebelum Dan Sesudah sesudah diberikan lidah buaya dan temulawak
Diberikan TemulawakPada Remaja Putri Nyeri haid terjadi karena ada peningkatan
(n=20) produksi prostaglandin. Peningkatan ini akan
mengakibatkan kontraksi uterus dan vasokontriksi
Tidak Nyeri Nyeri Nyeri pembuluh darah, maka aliran darah yang menuju
Nyeri Ringan Sedang Berat ke uterus menurun sehingga tidak mendapat suplai
Sebelum 0 12(60%) 7(35%) 1(5%) oksigen yang adekuat sehingga menyebabkan
nyeri. 18
Sesudah 15(75%) ) 4(20 %) 1(5 %) 0
Untuk mengatasi dismenore dapat dilakukan
dengan pemberian obat analgesik dan anti inflamasi
Melihat Tabel 1.2 didapatkan sebelum
dan terapi ramuan herbal yang telah di percaya
diberikan temu lawak skala nyeri remaja putri
khasiatnya yang berasal dari bahan-bahan tanaman.
sebagian besar adalah nyeri ringan sebanyak 12
Obat herbal lain yang dapat digunakan adalah
responden. Setelah diberikan tindakan tidak di
lidah buaya. Lidah mengandung antrakuinon
jumpai lagi responden dengan nyeri berat.
dan kuino, antrakuinon dan kuinon memiliki
efek menghilangkan rasa sakit (analgetik) dan
3. Perbedaan Penurunan Nyeri dismenore
menghilangkan pusing. Antrakuinon mengandung
Sebelum Dan Sesudah Intervensi Lidah Buaya
aloin dan emodin yang dapat berfungsi sebagai
dan Temulawak
analgesik. 15 Aktivitas analgesik dari tanaman ini
dikaitkan dengan kehadiran carboxypeptidases
Tabel 1.3. Perbedaan Nyeri Dismenore Sebelum
enzim dan Bradykinase yang cenderung untuk
Dan Sesudah Intervensi Lidah Buaya dan
menghilangkan rasa sakit.Tanaman diketahui
TemulawakPada Remaja Putri (n=20)
mengandung beberapa alkaloid dan zat steroid
Mean Mean Selisih bertanggung jawab atas pelepasan rasa sakit.
Kelompok Skala Nyeri Skala Nyeri skor skala p value Selain itu, kehadiran dua Dihydrocoumarin dengan
sebelum sesudah nyeri imunomodulator dan antioksidan properti telah
Lidah buaya 3,8 0,6 3,2 0,000 dilaporkan dalam studi sebelumnya. Ini cenderung
untuk membantu dalam pengurangan rasa sakit
Temulawak 3,3 0,45 2,85 0,000
melalui stimulasi sistem kekebalan tubuh dan
penurunan prostaglandin yang bertanggung jawab
Hasil Uji Wilcoxon diperoleh p value 0,001
untuk rasa sakit.19
baik pada pemberian lidah buaya maupun temu
Pemberian temulawak pada respon yang
lawak. Hal ini berarti lidah buaya dan temulawak
mengalami dismenorea akan dapat mengurangi

44 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak

skala nyeri haid. Kurkumin yang terkandung dalam 2010, antrakuinon cenderung membantu dalam
temulawak mempunyai aktivitas penghilang rasa pengurangan rasa sakit melalui stimulasi sistem
sakit dan anti radang. Selain itu Curcumin juga kekebalan tubuh dan penurunan prostaglandin yang
dapat mengatasi ansietas, demensia, dismenore bertanggung jawab untuk rasa sakit.19 Antrakuinon
gingivitis, sakit kepala, impotensi, lumbago, berfungsi sebagai anti imflamasi, sedangkan aloin
paringitis dan vertigo. Curcumin yang terkandung dan emodin dalam antrakuinon berfungsi sebagai
dalam temulawak 100% mampu menghilangkan analgesik.
nyeri bawah perut yang dapat terjadi selama Pemberian temulawak pada responden yang
menstruasi. Curcumin sebagai analgesic telah di mengalami dismenore juga dapat mengurangi nyeri
konfirmasi dalam mengurangi berbagai jenis nyeri dismenore. Temulawak mengandung curcumin yang
seperti sakit gigi, kolik perut dan nyeri sendi.20 dapat berfungsi sebagai analgesik. Curcumine dan
anthocyanin akan bekerja dalam menghambat rekasi
2. Efektifitas pemberian lidah buaya dan cyclooxygenase (COX) sehingga menghambat atau
temulawak dalam menurunkan nyeri dismenore mengurangi terjadinya inflamasi sehingga akan
pada remaja putri mengurangi atau bahkan menghambat kontraksi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa uterus. Mekanisme penghambatan kontraksi uterus
tingkat efektifitas pemberian lidah buaya dengan melalui curcumine adalah dengan mengurangi
temulawak dalam menurunkan dismenore adalah influks ion kalsium (Ca2+) ke dalam kanal kalsium
lebih efektif pada pemberian temulawak daripada pada sel-sel epitel uterus. Sebagai agen analgetika,
lidah buaya akan tetapi dengan perbedaan selisih curcumenol akan menghambat pelepasan
rata-rata penurunan skala nyeri yang sedikit (hampir prostaglandin yang berlebihan.21 Hasil penelitian
sama). Pemberian lidah buaya dan temulawak pada ini menunjukkan bahwa pemberian temulawak juga
siswi yang mengalami nyeri haid mempunyai efek berpengaruh pada penurunan dysmenorhea pada
yang sama yaitu terjadi penurunan skala nyeri siswi. Hal ini karena curcumenol yang terkandung
antara 3,2 dan 2,85. Jika dilihat dari hasil penelitian dalam temulawak dapat berfungsi sebagai
tersebut, kedua perlakukan menimbulkan efek analgesik. Curcumenol sebagai agen analgetika
analigesik yang hampir sama. Hasil penelitian ini akan menghambat pelepasan Prostaglandin yang
menunjukkan lidah buaya mempunyai pengaruh berlebihan.22
terhadap dismenore. Fungsi analgesik pada lidah
buaya adalah antrakuinon. KESIMPULAN
Prostaglandin cenderung untuk merangsang
saraf yang sinyal rasa sakit ke otak dan terlibat Gambaran skala nyeri sebelum diberikan
dalam pembengkakan pembuluh darah di lokasi lidah buaya skala nyeri respoden sebagian
cedera, membuka ruang di dinding kapiler untuk besar mempunyai intensitas nyeri ringan 9
sel darah putih.19 Aktivitas analgesik dari tanaman (45%) Setelah diberikan intervensi lidah buaya
ini dikaitkan dengan kehadiran carboxypeptidases tidak dijumpai lagi responden dengan nyeri
enzim dan Bradykinase yang cenderung untuk sedang maupun nyeri berat. Gambaran nyeri
menghilangkan rasa sakit.Tanaman diketahui sebelum diberikan temulawak, skala nyeri siswi
mengandung beberapa alkaloid dan zat steroid sebagian besar mempunyai intensitas nyeri
bertanggung jawab atas pelepasan rasa sakit. ringan 12 (60%).Setelah diberikan temulawak
Hasil penelitian sebelumnya juga sebanyak tidak dijumpai lagi responden dengan
menunjukkan adanya pengaruh pemberian lidah nyeri berat.Pemberian lidah buaya (p value =
buaya terhadap penurunan nyeri. Penelitian 0,001) dan temulawak (p value = 0,001) efektif
yang dilakukan oleh Mawle Dan Masika tahun terhadap penurunan nyeri dismenore. Pemberian

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 45


Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak

lidah buaya lebih efektif dibandingkan dengan Students and its Correlation with Biological
temulawak dengan nilai mean lidah buaya 3,2 Variables. Scholars Journal of Applied Medical
lebih besar daru temulawak 2,85. Disarankan Sciences (SJAMS).., 2014; 2(6E):3165-3175.
pada: mayarakat hendaknya membudidayakan 7. Rehman, H., Begum, W., Anjum, F.,
tanaman lidah buaya dan temulawak untuk bahan dan Tabasum, H. (2013). Approach to
herbal mengatasi dismenore, sekolah hendaknya dysmenorrhoea in ancient ages and its current
dapat memberikan informasi kepada siswi tentang relevance. International Journal of Herbal
pemanfaatan temulawak dan lidah buaya sebagai Medicine 2013; 1 (4): 88-91
salah satu pengoabatan secara nonfarmakologis 8. Iswari. D.P., Surinati, K., dan Mastini, P. (2014).
dalam menurunkan nyeri menstruasi sehingga Hubungan Dismenore dengan aktivitas belajar
dapat mengurangi pemakaian obat analgesik mahasiswi PSIK FK UNUD Tahun 2014.
bagi siswi yang mengalami dismenore. Tenaga Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kesehatan (bidan), hendaknya secara periodik Kedokteran Universitas Udayana
bekerja sama dengan pihak sekolah (BP) 9. Kumbhar, S.K., Reddy, M., Sujana, B.,
memberikan penyuluhan kesehatan tentang Reddy, R.K., Bhargavi, D.K., Balkrishna, C.
reproduksi sehat, khususnya tentang dismenore (2011). Prevalence Of Dysmenorrhea Among
dan penanganannya dengan lidah buaya atau Adolescent Girls (14-19 Yrs) Of Kadapa
temulawak. Peneliti lain ini bisa menjadi sumber District And Its Impact On Quality Of Life:
referensi di bidang farmakologis atau obat A Cross Sectional Study. National Journal of
alternatif untuk mengurangi nyeri haid baik untuk Community Medicine Vol 2 Issue 2 July-Sept
siswi maupun wanita lainnya. 2011
10. Kazama, M., Maruyama, K., dan Nakamura,
DAFTAR PUSTAKA K. (2015). Prevalence of Dysmenorrhea and
Its Correlating Lifestyle Factors in Japanese
1. F.J. Monks, Koers, Haditomo.S.R. Psikologi Female Junior High School Students. Tohoku
perkembangan : pengantar dalam berbagai J. Exp. Med., 2015, 236, 107P-r1
bagiannya. Gajah Mada University Press : 11. Azizah, N. (2013). Aplikasi relaksasi nafas
Yogyakarta. 2002. dalam sebagai upaya Penurunan skala nyeri
2. Schwartz. M.W. Pedoman klinis pediatric. menstruasi (dismenorrhea) pada siswi MTS.
EGC : Jakarta. 2005. Ibtidaul Falah Samirejo Dawe Kudus tahun
3. Sarwono.W. Psikologi remaja edisi revisi. PT. 2013. JIKK Vol. 5. No. 1 Januari 2014 : 14-22
Raja Grafindo Persada : Jakarta. 2013. 12. Yona, F., Misrawati., Zulfitri, R., Efektivitas
4. Tangcai.K, Titapant.V, Bonboonhirnsarn.P. Brain Gym Terhadap Penurunan Nyeri
Dysmenorrhoae in thai adolescent prevalence, Dismenore. Skripsi. Tidak dipublikasikan
impact and knowledge of treatment. J.Med 13. Tariq, N., Hashim, M.J., Jaffery, T., Ijaz, S.,
ASSOC Thai. 2004. Sami, S.A., Badar, S., dan Ara, Z. (2009).
5. Chung, S., Kim, T., Lee, H., Lee, A., Jeon, D., Impact and Healthcare-seeking Behaviour of
Park, J., dan Kim, Y. (2014). Premenstrual premenstrual symtoms and dysmenorrhoea.
Syndrome and Premenstrual Dysphoric British Journal of Medical Practitioners,
Disorder in Perimenopausal Women. Journal Desember 2009. Volume 2 Number 4. 40-43
of Menopausal Medicine 2014;20:69-74 14. Widiawati, W., dan Lutfiati, D. (2014).
6. Lakkawar, N.J., Jayavani R. L., Arthi, N.P., Perbedaan hasil penyembuhan kulit wajah
Alaganandam, P., dan Vanajakshi N. (2014. berjerawat antara masker lidah buaya dengan
A Study of Menstrual Disorders in Medical masker non lidah buaya. e- Journal. Volume 03

46 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Efektifitas Pemberian Lidah Buaya (Aloe Vera) dan Temu Lawak

Nomer 01 Tahun 2014, Edisi Yudisium Periode 19. Mwale, M., dan Masika, P.J. (2010). Analgesic
Februari 2014, hal 217-225 and anti-inflammatory activities of Aloe ferox Mill.
15. Surya, P., Gouri, B., Yogeshchand, R., aqueous extract. African Journal of Pharmacy and
Gyanander, A., Jitender, B., Balram, G. (2015). Pharmacology Vol. 4(6) pp. 291-297, June 2010
Aloevera; A natural adjunct in periodontal 20. Chakraborty, P.S., Ali, S.A., dan Kaushik, S
therapy. Journal Of Biological Science. VOL et al (2011). Curcuma longa - A multicentric
2 ISSUE 9 September 2015 Paper 1 clinical verification study. Indian Journal of
16. Safitri, M., Utami, T., dan Sukmaningtyas, Research in Homoeopathy. Vol. 5, No. 1,
W. (2014). Pengaruh Minuman Kunyit Asam January - March, 2011
Terhadap Penurunan Skala Nyeri Haid 21. Amaza, D.S., Sambo, N., Zirahei, J.V., Dalori,
Primer Pada Mahasiswi DIII Kebidanan. M.B., Japhet, H., dan Toyin, H. (2012).
Diakses tanggal 8 Februari 2016 dari jurnal. Menstrual Pattern among Female Medical
unimus.ac.id/index.php/ psn12012010/article/ Students in University of Maiduguri, Nigeria.
view/1216 British Journal of Medicine & Medical
17. Winarso, A. (2012). Pengaruh Minum Research 2(3): 327-337, 2012
Kunyit Asam Terhadap Penurunan Tingkat 22. Winarso, A. (2012). Pengaruh Minum
Nyeri Dismenorea Pada Siswi Di Madrasah Kunyit Asam Terhadap Penurunan Tingkat
Tsanawiyah Negeri Jatinom Klaten. Jurnal Nyeri Dismenorea Pada Siswi Di Madrasah
Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 2, Tsanawiyah Negeri Jatinom Klaten. Jurnal
November 2014, hlm 106-214 Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 2,
18. Guyton A.Cdan J.E. Hall. (2007). Buku Ajar November 2014, hlm 106-214
Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: Buku
Penerbit Kedokteran EGC

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 47


Efektivitas Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) Eksklusif

EFEKTIVITAS KELOMPOK
PENDUKUNG ASI (KP-ASI) EKSKLUSIF
TERHADAP PERILAKU PEMBERIAN
ASI EKSKLUSIF

Bekti Yuniyanti, Siti Rofi’ah, Rubiyanti


Poltekkes Kemenkes Semarang Prodi Kebidanan Magelang

Email : bekti_yuniyanti@yahoo.com

ABSTRACT

National policy in giving exclusive breastfeeding for 6 (six) months has been firmed as SK Menkes
No. 450/Menkes/SK/IV/2004. The scoop in giving exclussive breastfeeding doesn’t fullfill national target
yet, one of the factors is any stigma and stereotype that breastfeeding is women’s bussiness. Exclussive
breastfeeding support groups (KP-ASI) is a group that consist of pregnant mother and mother with 2 years
old baby, handled by motivator so they will be supported, loved and attented to merge positive emotionally
that can increase oxytocine hormon product to accelerate breasstmilk product.
This research is to know the effectivity for exclussive breastfeeding support groups (KP-ASI) toward
attitude in giving exclussive breastfeeding. The type of that research is Quasi Experiment with Postest
Only Control Group Design. That was done at March to May 2016 in Puskesmas Tembarak, Temanggung
District. Getting sample with total sampel 44 respondences that were divided into 2 groups. Intervention
group was given KP-ASI support and control group was given a leaflet about exclussive breastfeeding.
Data prepared by using Chi Square Test.
The result showed that there were most of groups (86,4%) which had KP-ASI support and few groups
(31,8%) with leaflet gave exclussive breastfeeding.
The conclusion of the research is a group establishment with exclussive breastfeeding support
efectively towards in giving exclusive breastfeeding (p value 0,0001). Suggested to society to establish
exclussive breastfeeding support group (KP-ASI) in each area with midwife and health volunteer local
assistance, so they can give support to pregnant mother and mother with 2 years old baby to give exclussive
breastfeeding. For midwives are able to be companion and motivator for exclussive breastfeeding support
group (KP-ASI).
Key Words : KP-ASI, exclusive breastfeeding

48 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Efektivitas Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) Eksklusif

ABSTRAK

Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI eksklusif selama 6 (enam) bulan telah ditetapkan dalam
SK Menteri Kesehatan No.450/Menkes/SK/IV/2004. Cakupan pemberian ASI eksklusif secara nasional
belum memenuhi target nasional, salah satunya karena adanya stigma dan stereotipe bahwa menyusui
merupakan urusan perempuan. KP-ASI eksklusif adalah suatu kelompok yang beranggotakan ibu hamil
dan ibu yang memiliki bayi dibawah usia dua tahun dengan dipandu oleh motivator agar ibu merasa
didukung, dicintai dan diperhatikan sehingga muncul emosi positif yang akan meningkatkan produksi
hormon oksitosin untuk melancarkan produksi ASI.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas kelompok pendukung ASI eksklusif terhadap
perilaku pemberian ASI Eksklusif. Jenis penelitian Quasi Experiment dengan rancangan Postest Only
Control Group Design. Penelitian dilakukan bulan Maret-Mei 2016 di wilayah kerja Puskesmas Tembarak
Kabupaten Temanggung. Pengambilan sampel dengan total sampel sejumlah 44 responden yang terbagi
menjadi dua kelompok. Kelompok intervensi diberikan perlakuan Dukungan KP-ASI eksklusif sedangkan
kelompok kontrol diberikan perlakuan pemberian leaflet tentang ASI eksklusif. Pengolahan data
menggunakan Uji Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan kelompok yang mendapat dukungan KP-ASI sebagian besar (86,4%)
memberikan ASI secara eksklusif sedangkan kelompok dengan pemberian leaflet hanya sebagian kecil
(31,8 %) yang memberikan ASI secara eksklusif.
Kesimpulan penelitian ini adalah pembentukan kelompok pendukung ASI eksklusif efektif terhadap
perilaku pemberian ASI eksklusif (p value 0,0001). Disarankan pada masyarakat agar membentuk KP-
ASI eksklusif di masing-masing wilayah dengan dibantu oleh bidan desa dan kader kesehatan setempat
sehingga dapat memberikan dukungan pada ibu hamil dan ibu yang memiliki anak usia kurang dari dua
tahun untuk memberikan ASI secara eksklusif. Bagi bidan agar bersedia menjadi pendamping sekaligus
motivator bagi KP-ASI eksklusif dalam upaya meningkatkan cakupan ASI eksklusif.
Kata Kunci : KP-ASI, ASI eksklusif

LATAR BELAKANG obat dan vitamin3.


Cakupan pemberian ASI eksklusif secara
Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan nasional pada tahun 2015 yaitu hanya sebesar
terbaik bagi bayi karena mengandung komposisi gizi 52,3%, sedangkan target program adalah sebesar
yang paling lengkap sehingga penting bagi tumbuh 80%4. Cakupan ASI eksklusif secara umum belum
kembang yang optimal baik fisik maupun mental memenuhi target nasional, antara lain disebabkan
dan kecerdasan bayi. Pemberian ASI akan berhasil masih adanya stigma dan stereotipe yang melekat
apabila ada komitmen ibu untuk memberikan ASI, erat di sebagian besar masyarakat Indonesia yaitu
dilaksanakan secara dini (early initiation), posisi menyusui merupakan urusan perempuan atau
menyusui yang benar, menyusukan atas permintaan ibu saja. Pandangan ini sangat bias gender, pada
bayi (on demand), serta diberikan secara eksklusif1. hakikatnya perempuan yang memiliki kodrat untuk
Kebijakan Nasional untuk memberikan ASI menyusui, namun laki-laki memiliki peran penting
eksklusif selama 6 (enam) bulan telah ditetapkan dalam memberikan dukungan bagi ibu untuk terus
dalam SK Menteri Kesehatan No. 450/Menkes/SK/ menyusui sehingga tercapai keberhasilan menyusui
IV/20042. ASI eksklusif adalah Air Susu Ibu yang eksklusif pada anak usia 6 bulan dan dilanjutkan
diberikan kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan dengan ASI dan Makanan Pendamping ASI (MP-
tanpa diberikan makanan dan minuman, kecuali ASI) hingga anak berusia 2 tahun5. Alasan ibu-

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 49


Efektivitas Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) Eksklusif

ibu tidak memenuhi ASI eksklusif antara lain menyusui bayi10.


adalah produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam Angka pencapaian ASI eksklusif di
menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak Kabupaten Temanggung pada tahun 2015 adalah
menunjang, ibu bekerja, keinginan untuk disebut 20,2%, sedangkan di Kecamatan Tembarak
modern dan pengaruh iklan/ promosi pengganti angka pencapaiannya hanya sebesar 18,9%. Hal
ASI6. ini menunjukkan bahwa angka pencapaian ASI
Pemberian ASI eksklusif masih belum eksklusif masih sangat rendah. Berdasarkan uraian
sesuai target dapat berdampak pada gangguan tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti secara
psikomotor, kognitif, dan sosial serta secara langsung tentang efektivitas kelompok pendukung
klinis terjadi gangguan pertumbuhan. Dampak ASI eksklusif terhadap pemberian ASI Eksklusif.
lain adalah derajat kesehatan dan gizi anak
Indonesia masih memprihatinkan7. Rendahnya TUJUAN
pengetahuan ibu dan keluarga tentang pentingnya
pemberian ASI Eksklusif dan gencarnya promosi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
susu formula merupakan kendala dalam upaya efektivitas kelompok pendukung ASI (KP-ASI)
peningkatan pemberian ASI Eksklusif. Dengan eksklusif terhadap pemberian ASI Eksklusif.
demikian keberhasilan dan kelancaran ibu dalam
menyusui memerlukan kondisi kesetaraaan antara RANCANGAN/METODE
laki-laki dan perempuan, laki-laki dalam hal ini
suami memiliki peran penting dalam memberikan Jenis penelitian ini quasi experiment dengan
dukungan bagi ibu untuk terus menyusui sehingga rancangan Post Test Only Control Group Design11.
tercapai keberhasilan menyusui eksklusif pada usia Pada rancangan ini kelompok eksperimen diberi
6 bulan8. perlakuan berupa pendampingan KP-ASI selain
Faktor yang dapat menghambat pemberian diberikan leaflet saat postpartum sedangkan
ASI secara eksklusif diantaranya adalah kurangnya kelompok kontrol hanya diberikan leaflet saat
dorongan dari keluarga seperti suami atau orang postpartum. Pada kedua kelompok pengukuran
tua yang dapat menurunkan semangat ibu untuk hanya dilakukan setelah pemberian perlakuan
menyusui dan mengurangi motivasi ibu untuk selesai. Sampel dalam penelitian ini adalah
menyusui. Pembentukan Kelompok Pendukung semua ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas
ASI (KP-ASI) eksklusif penting dibentuk karena Tembarak Kabupaten Temanggung pada bulan
ibu merasa didukung, dicintai dan diperhatikan, Maret-Mei 2016 yang memenuhi kriteria yaitu
maka akan muncul emosi positif yang akan tidak ada kontra indikasi memberikan ASI serta ibu
meningkatkan produksi hormon oksitosin sehingga dan bayi dalam keadaan sehat. Dari kriteria tersebut
produksi ASI pun lancar9. Manfaat KP-ASI diperoleh responden sebanyak 44 orang. Penelitian
eksklusif yaitu ibu hamil mempunyai kepercayaan ini menggunakan checklist yang digunakan untuk
diri untuk dapat menyusui bayi, ibu-ibu menyusui mengukur pelaksanaan pemberian ASI eksklusif
bisa memperoleh dukungan dan bisa belajar sesudah perlakuan. Analisa data menggunakan Uji
dari pengalaman ibu-ibu menyusui, Bayi akan Chi Square12.
mendapatkan makanan/ nutrisi yang terbaik sejak
awal, suami dan anggota keluarga mendapatkan HASIL
peran sebagai pendukung keberhasilan ibu
menyusui dan petugas kesehatan dapat merujuk Hasil analisa menunjukkan sebagian besar
kepada komunitas untuk mendapatkan dukungan responden yang mendapat pendampingan KP-
keberlangsungan mempertahankan ditahap ASI eksklusif memberikan ASI secara eksklusif.

50 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Efektivitas Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) Eksklusif

Tabel Efektivitas Kelompok Pendukung ASI Eksklusif terhadap


Perilaku Pemberian ASI Eksklusif

Kelompok Pemberian ASI Eksklusif Jumlah


ASI Eksklusif Tidak ASI Eksklusif
f % f % F %
Eksperimen : KP-ASI 19 86,4 3 13,6 22 100
Kontrol : Leaflet 7 31,8 15 68,2 22 100
p value = 0,0001
Pemberian ASI secara eksklusif menurut PP No.33 Ichsan15 alasan ibu-ibu anggota KP-Ibu yang gagal
Tahun 2012 adalah pemberian Air Susu Ibu tanpa dalam ASI eksklusif adalah status bekerja, tradisi,
makanan dan minuman lain sampai bayi berusia 6 kurang dukungan keluarga, kurangnya produksi
bulan dilanjutkan dengan memberikan Makanan ASI dan kurang bagusnya teknik menyusui serta
Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat sejak genap teknik menyimpan ASI.
umur 6 (enam) bulan; dan meneruskan pemberian Pada kelompok yang tidak mendapat
ASI sampai anak berumur 2 (dua) tahun. Penerapan pendampingan KP-ASI eksklusif sebagian besar
pola pemberian makan ini akan meningkatkan memberikan ASI secara tidak eksklusif. Pemberian
status gizi bayi dan anak serta mempengaruhi ASI yang tidak eksklusif dapat menyebabkan bayi
derajat kesehatan selanjutnya5. menderita gizi kurang atau gizi buruk. Hal ini sesuai
Pemberian ASI eksklusif tidak terlepas dari dengan penelitian Puspitasari yang menyatakan
dukungan baik dari suami, keluarga dan masyarakat bahwa ada hubungan antara pemberian ASI
di sekitar ibu menyusui. Adanya dukungan KP-ASI Eksklusif dengan status gizi bayi usia 7-8 bulan di
maka ibu akan merasa lebih didukung, dicintai Puskesmas Tlogomulyo16.
dan diperhatikan. Bentuk-bentuk dukungan yang Dalam upaya mendukung tercapainya ASI
dapat berupa bantuan seorang ayah merawat eksklusif diperlukan gizi yang cukup bagi ibu
bayi, terutama saat menyusui. Hati istri akan menyusui8. Kualitas ASI bergantung pada asupan
dipenuhi perasaan dicintai dan diperhatikan. Hal gizi ibu, untuk itu diperlukan pemenuhan gizi
ini menyebabkan ibu merasa senang, dan refleks yang optimal bagi ibu menyusui. Seorang suami
oksitosin akan bekerja dengan baik, sehingga ASI yang mendukung ibu dalam pencapaian ASI
mengalir lancar13. eksklusif dapat memastikan kecukupan gizi istri
Adanya KP-ASI eksklusif juga akan yang sedang menyusui, termasuk juga menentukan
meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya suplemen tambahan yang membantu memastikan
ASI Eksklusif. Hal ini sesuai penelitian Dewi14 kecukupan gizi seperti susu, makanan pendamping
yang menyebutkan bahwa ada pengaruh kelompok dan sebagainya. Susu bagi ibu hamil dan menyusui
pendukung (KP) ibu terhadap pengetahuan gizi pada umumnya mengandung DHA dan Omega 3
tentang ASI dan MP-ASI serta asupan energi dan yang dapat membantu pertumbuhan daya pikir
protein. Hal ini karena pada saat pertemuan KP-ASI bayi13.
eksklusif diutamakan membahas isu-isu seputar Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan
menyusui, ASI, dan pemberian MP-ASI. Meskipun Perempuan dan Perlindungan Anak RI
demikian, ada beberapa ibu menyusui dengan menyebutkan bahwa seorang suami mempunyai
pendampingan KP-ASI eksklusif yang gagal peran yang sangat besar dalam membantu ibu
menyusui secara eksklusif. Menurut penelitian mencapai keberhasilan dalam menyusui bayinya8.

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 51


Efektivitas Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) Eksklusif

Saat menyusui bayinya terjadi 2 reflek dalam keluarga dan masyarakat sangat penting dalam
tubuh ibu, yaitu refleks oksitosin dan refleks let mempersiapkan, mendorong, dan mendukung ibu
down. Rangsangan hisapan bayi pada puting susu serta menciptakan suasana yang kondusif bagi ibu
akan dilanjutkan ke hipofise posterior sehingga hamil dan menyusui.
dikeluarkan oksitosin melalui aliran darah sampai Seorang ibu hamil dan menyusui
ke alveoli sehingga akan mempengaruhi sel membutuhkan asupan gizi yang mencukupi agar
mioepitelium. Kontraksi sel ini akan memeras produksi ASI optimal8. Anggota keluarga khususnya
air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan suami mempunyai peran penting agar ibu hamil dan
masuk ke sistem duktulus selanjutnya mengalir ke menyusui terjamin asupan gizinya. Pada sebagian
duktus dan masuk ke mulut bayi. Refleks ini akan besar keluarga, perempuan atau istri bahkan yang
dapat meningkat dengan adanya perasaan senang sedang menyusui mendapatkan prioritas terakhir
ibu saat melihat bayi, mendengarkan suara bayi, saat makan setelah suami dan anak-anaknya. Hal ini
mencium bayi, memikirkan untuk menyusui bayi. dapat menyebabkan produksi ASI kurang optimal.
Sedangkan jika ibu merasa kurang mendapatkan Selain itu, di masyarakat masih ada beberapa
dukungan maka akan menyebabkan ibu merasa makanan yang harus dipantang selama menyusui.
cemas, stress, dan takut. Hal ini dapat menghambat Oleh karena itu, dukungan keluarga termasuk
refleks let down sehingga pengeluaran ASI akan pemberian kesempatan gizi yang optimal amat
terhambat dan dapat mengganggu pencapaian ASI diperlukan oleh seorang ibu dalam masa menyusui.
Eksklusif9. Dukungan masyarakat luas akan dapat
Hasil analisa bivariat menyebutkan bahwa membantu ibu dalam mencapai keberhasilan
pembentukan KP-ASI eksklusif efektif terhadap menyusui. Masyarakat dapat berpartisipasi
perilaku pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian dengan membantu mendorong dan memberikan
ini sejalan dengan penelitian Pawestri dengan hasil kesempatan sebanyak mungkin bagi ayah dan
Peran KP-Ibu efektif mempengaruhi pemberian ASI ibu menyusui untuk bersama dengan bayinya dan
eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Puskesmas Pandak menciptakan kasih sayang yang erat. Anggota KP
I Bantul Yogyakarta17. Adanya KP-ASI eksklusif ASI eksklusif selain ibu-ibu menyusui maupun
akan mendorong suatu komunikasi antar anggota yang tidak menyusui juga melibatkan suami serta
baik sesama ibu menyusui, suami dan masyarakat tokoh agama dan tokoh masyarakat. Keterlibatan
dalam upaya memberikan wawasan dan merubah tokoh masyarakat dan tokoh agama sebagai tokoh
sikap ibu menyusui serta meningkatkan peran dan yang dihormati dan dianut maka diharapkan akan
dukungan keluarga maupun masyarakat dalam mampu menjadikan kegiatan menyusui sebagai
mencapai keberhasilan ASI eksklusif18. sebuah gerakan atau budaya yang merupakan suatu
Dukungan dari lingkungan keluarga bentuk ibadah. Dengan menumbuhkan menyusui
termasuk suami, orang tua, saudara dan masyarakat sebagai sebuah gerakan budaya serta salah satu
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi bentuk ibadah dalam masyarakat maka akan
pemberian ASI secara eksklusif7. Adanya dukungan muncul upaya untuk terus menciptakan kondisi
dari berbagai pihak akan memberikan kebahagiaan, yang kondusif bagi kegiatan menyusui8.
ketenangan, dan kenyamanan yang dirasakan ibu Dukungan yang tidak kalah penting adalah
sehingga meningkatkan produksi hormon oksitosin kebijakan yang dikeluarkan oleh Kementerian/
yang akan membantu kelancaran produksi ASI. lembaga/ dinas terkait terhadap pemberian ASI.
Sebaliknya kesedihan, lelelahan fisik dan mental Peraturan tersebut diharapkan mampu menjadi
seorang ibu akan menghambat produksi hormon payung bagi tenaga kerja perempuan yang
oksitosin sehingga mengganggu pengeluaran menyusui agar tetap bisa menyusui/ memerah ASI
ASI9. Dengan demikian, peran seorang suami, selama waktu kerja, dan mendorong pengusaha

52 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Efektivitas Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) Eksklusif

untuk menyediakan ruang laktasi yang sesuai dengan pemberian leaflet hanya sebagian kecil
dengan standar kesehatan8. Selain itu, perlu adanya (31,8 %) yang memberikan ASI secara eksklusif.
supervisi dan motivasi dari Dinas Kesehatan pembentukan kelompok pendukung ASI efektif
dan Puskesmas secara berkala, pendampingan terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif (p value
kegiatan KP-ASI eksklusif oleh bidan, penerbitan 0,0001). Disarankan agar masyarakat membentuk
surat keputusan serta kegiatan penyegaran bagi KP-ASI eksklusif di masing-masing wilayah
motivator KP-ASI eksklusif 19. dengan dibantu oleh bidan desa dan kader kesehatan
setempat sehingga dapat memberikan dukungan
KESIMPULAN pada ibu hamil dan ibu setelah melahirkan untuk
memberikan ASI secara eksklusif. Bagi bidan agar
Kelompok yang mendapat dukungan KP- bersedia menjadi pendamping sekaligus motivator
ASI eksklusif sebagian besar (86,4%) memberikan bagi KP-ASI eksklusif dalam upaya meningkatkan
ASI secara eksklusif sedangkan kelompok cakupan ASI eksklusif.

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 53


Efektivitas Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) Eksklusif

DAFTAR PUSTAKA Pendukung (KP) Ibu terhadap Pengetahuan


dan Perilaku Ibu dalam Pemberian ASI dan
1. Roesli, Utami. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta. MP ASI serta Status Gizi Balita 6-24 bulan.
Trubus Agriwidya. 2007 Seminar Nasional Hasil - Hasil Penelitian dan
2. Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Pengabdian LPPM Universitas Muhammadiyah
Republik Indonesia Nomor 450/MENKES/SK/ Purwokerto. Sabtu, 26 September 2015
IV/2004 Tentang pemberian ASI Eksklusif pada ISBN : 978-602-14930-3-8.http://download.
Bayi di Indonesia. Jakarta: Depkes RI. 2004 portalgaruda.org/article.php?article diakses 16
3. Dinkes Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Agustus 2016
Provinsi Jawa Tengah. Semarang. 2013. 15. Ichsan, Burhanudin. Jonathan Eko A, Wisnu
4. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Wijayanto. 2015. Faktor-Faktor Yang
Tahun 2014. Jakarta. 2015. Menyebabkan Ibu-Ibu Mengikuti Program
5. Peraturan Pemerintah RI No. 33 Tahun 2012 Kelompok Pendukung Ibu di Wilayah
Tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif Puskesmas Purwosari Surakarta Gagal dalam
6. Siregar, Arifin . 2004. Faktor-Faktor yang Tindakan ASI Eksklusif. Gaster, Jurnal Ilmu
Mempengaruhi Pemberian ASI oleh Ibu Kesehatan. Vol. XII No. 1 Februari 2015 http://
Melahirkan. http://library.usu.ac.id/download/ www.jurnal.stikes-aisyiyah.ac.id/index.php/
fkm/fkm-arifin.pdf. diakses tanggal 16 agustus gaster/article/view/86. diakses tanggal 16
2016 Agustus 2016
7. Haryono. (2014). Manfaat ASI Eksklusif 16. Puspitasari, Siwi. Wahyu Pujiastuti. Hubungan
untuk Buah Hati Anda. Yogyakarta : Gosyen Pemberian ASI Eksklusif terhadap Status Gizi
Publishing pada Bayi Usia 7-8 bulan di Wilayah Puskesmas
8. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Tlogomulyo Kabupaten Temanggung Tahun
Perempuan dan Perlindungan Anak Republik 2014. Jurnal Kebidanan Vol.4 No.8 April 2015
Indonesia Nomor 03 Tahun 2010 Tentang 17. Pawestri, Nila Titis. Sulistyaningsih. Efektifitas
Penerapan Sepuluh Langkah Menuju Peran Kelompok Pendukung Ibu terhadap
Keberhasilan Menyusui. Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Pandak
9. Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. I Bantul. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan,
Edisi Ke-12. Djauhari M, editor Bahasa Vol. 8 No.1 Juni 2012
Indonesia. Jakarta. EGC. 2008 18. Sari, Yustisia Ditya. Titi Nur Vidyarini. Inri Inggrit
10. Portal Banyuwangi. Sarasehan Pembentukan Indrayani. Persepsi Ibu Menyusui Mengenai
Kelompok Pendukung Air Susu Ibu. http:// Kampanye ASI Eksklusif di Puskesmas Jagir
portal.banyuwangikab.go.id/news/detail/3510/ Surabaya. Seminar Nasional Pascasarjana UMB
sarasehan-pembentukan-kelompok- 2014. Yogyakarta, 28-29 Agustus 2014. repository.
pendukung-air-susu-ibu.html. 2014. diakses petra.ac.id/16715/1/Publikasi1_09003_1616.pdf.
tanggal 10 Februari 2016. diakses 1 September 2016
11. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian 19. Maryani, Tri . Analisis Kinerja Motivator
Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. 2010 Menyusui dalam Mengelola Kelompok
12. Dahlan, Sopiyudin. 2010. Statistik Untuk Pendukung Ibu (KP-Ibu) sebagai Upaya
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta : Salemba Peningkatan Pemberian ASI Eksklusif di
Medika Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa
13. Sunardi. Ayah, Beri Aku ASI. Solo : Yogyakarta. Masters thesis, UNIVERSITAS
Aqwamedika. 2008 DIPONEGORO. 2012. http://eprints.undip.
14. Dewi, Devillya Puspita. Pengaruh Kelompok ac.id/39799/ diakses 16 Agustus 2016

54 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Hubungan Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Tehnik Menyusui

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU


POSTPARTUM TENTANG TEHNIK
MENYUSUI DENGAN TERJADINYA
BENDUNGAN ASI DI WILAYAH KERJA
PKM MELONG ASIH KOTA CIMAHI
PERIODE JUNI- AGUSTUS 2016

Fitri Nurhayati, Amalia Suratni

ABSTRACT

Postpartum period is a most susceptible to morbidity. The problem there is that one of them is the
process of lactation. During childbirth, the knowledge of breastfeed technique is very important to know.
How breastfeeding can cause breast milk don’t come out optimally so that can lead to a dam of breatfeeding.
Good knowledge of the dam can have breatfeeding if not applied they already know. This research aims to
know the relationship of knowledge of postpartum mothers about breastfeeding techniques with the barrage
of breastfeeding.
Methods the study was analytic with cross sectional design. Sample research postpartum mothers
over three days in total sampling and population of 32 mother. The methode of data collection by interview
and observations. Data analysis that is analysis Univariate and bivariate with test chi square.
Most of the research results (35%) of mothers have a good knowledge and a fraction (18.8%) of
mothers experience a dam of breatfeeding. The results of the P value (0.036) < 0.05) there is means a
significant relationship between knowledge of postpartum mothers about breastfeeding techniques with the
dam of breastfeeding.
From the research results expected health workers understand more about the process of lactogenesis
and give information for public about the process of establishing breastfeeding
Keywords: Knowledge, Childbirth, Breastfeeding techiques, Dams Engineering ASI

ABSTRAK

Masa nifas merupakan masa paling rentan terjadinya angka kesakitan. Salah satu penyebab kesakitan
pada ibu nifas yaitu masalah pada proses laktasi. Dalam masa nifas, pengetahuan tentang tehnik menyusui
sangat penting untuk di ketahui. Cara menyusui yang salah dapat menyebabkan ASI tidak keluar optimal
sehingga dapat mengakibatkan Bendungan ASI. Ibu yang mempunyai pengetahuan baik dapat mengalami
bendungan ASI karena ibu tidak menerapkan yang telah diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 55


Hubungan Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Tehnik Menyusui

hubungan pengetahuan ibu postpartum tentang tehnik menyusui dengan terjadinya bendungan ASI.
Metode penelitian ini adalah analitik dengan rancangan crosssectional. Sampel penelitian yaitu ibu
postpartum lebih dari tiga hari secara total sampling dan populasi berjumlah 32 ibu. Tehnik pengumpulan
data dengan cara wawancara dan observasi. Analisa data yaitu analisa univariat dan bivariat dengan
menggunakan uji chi square.
Hasil penelitian sebagian besar (56,3%) ibu mempunyai pengetahuan baik dan sebagian kecil (18,8%)
ibu mengalami bendungan ASI. Hasil p value (0,036)<0.05 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan
antara pengetahuan ibu postpartum tentang tehnik menyusui dengan terjadinya bendungan ASI.
Diharapkan tenaga kesehatan lebih memahami tentang proses laktogenesis dan memberitahukan
pada masyarakat tentang proses pembentukan ASI.
Kata Kunci : Pengetahuan, Nifas, Tehnik Menyusui, Bendungan ASI

PENDAHULUAN 5 hari postpartum. Sebanyak 10% wanita mungkin


melaporkan nyeri berat hingga 14 hari post partum
Menurut WHO 81% AKI akibat komplikasi dan seperempat sampai setengah dari wanita
selama hamil dan bersalin, dan 25% selama tersebut mengkonsumsi analgesik untuk meredakan
masa post partum. Kematian ibu pada masa nifas nyeri payudara pada masa nifas.5,6
biasanya disebabkan oleh infeksi nifas (10%), ini Dampak bendungan ASI yaitu statis pada
terjadi karena kurangnya perawatan pada luka, pembuluh limfe akan mengakibatkan tekanan
perdarahan (42%) (akibat robekan jalan lahir, sisa intraduktal yang akan mempengaruhi berbagai
placenta dan atonia uteri), eklampsi (13%), dan segmen pada payudara, sehingga tekanan seluruh
komplikasi masa nifas (11%). Infeksi pada masa payudara meningkat, akibatnya payudara sering
nifas juga dapat disebabkan karena adanya masalah terasa penuh, tegang, dan nyeri walaupun tidak
laktasi. Masalah laktasi yang dapat terjadi yaitu disertai dengan demam. Terlihat kalang payudara
Bendungan ASI.1 lebih lebar sehingga sukar dihisap oleh bayi. Pada
Insiden bendungan ASI dapat dikurangi ibu yang mengalami bendungan ASI menyusui
hingga setengahnya bila disusui tanpa batas waktu. pun akan terhambat karena ibu merasa sakit dan
Pada tahun-tahun berikutnya sejumlah peneliti lain nyeri pada payudara sehingga ibu takut atau malas
juga mengamati bahwa bila waktu untuk menyusui untuk menyusui. Hal itu mengakibatkan bayi tidak
dijadwalkan, lebih sering terjadi bendungan yang disusui secara adekuat, sehingga ASI terkumpul
sering diikuti dengan mastitis dan kegagalan pada duktus laktiferus yang mengakibatkan
laktasi.2 terjadinya pembengkakan. Bendungan ASI yang
Angka kejadian bendungan ASI sampai saat tidak disusukan secara adekuat akhirnya terjadi
ini tidak diketahui secara pasti. Menurut penelitian mastitis. 5,8,9
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Bendungan ASI biasanya sering terjadi pada
RI pada tahun 2006 kejadian bendungan ASI di ibu nifas atau setelah melahirkan, oleh sebab itu
Indonesia terbanyak terjadi pada ibu-ibu bekerja pada masa ini, disebut juga sebagai masa rawan
sebanyak 16% dari ibu menyusui.3,4 Menurut WHO, terjadinya pembengkakan payudara, sehingga ibu
kurang lebih 40 % wanita Amerika saat ini memilih diminta untuk benar – benar melakukan perawatan
untuk tidak menyusui dan banyak diantaranya payudara serta mengetahui bagaimana cara atau
mengalami nyeri dan pembengkakan payudara teknik menyusui yang baik dan benar. 9,10. Beberapa
yang cukup nyata. Pembesaran ASI, pembengkakan faktor yang memengaruhi ibu dalam proses
dan nyeri payudara mencapai puncaknya 3 sampai menyusui yaitu pengetahuan, sikap, dan pekerjaan .

56 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Hubungan Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Tehnik Menyusui

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan Berdasarkan tabel 4.1 di atas menunjukkan
ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan bahwa dari 32 ibu postpartum sebagian besarnya
terhadap suatu objek tertentu.10,11 mempunyai pengetahuan baik yaitu sebanyak 18
ibu (56,3%), hampir setengahnya yaitu sebanyak
TUJUAN 12 ibu (37,5%) mempunyai pengetahuan cukup,
sebagian kecil yaitu sebanyak 2 (6,3%) mempunyai
Berdasarkan uraian di atas tujuan penelitian ini pengetahuan kurang.
adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan ibu
postpartum tentang tehnik menyusui dengan terjadinya Tabel 4.2
bendungan asi di wilayah kerja PKM Melong Asih Gambaran Frekuensi Kejadian Bendungan Asi
Kota Cimahi periode Juni- Agustus 2016. di Wilayah Kerja PKM Melong Asih

METODE Bendungan ASI Frekuensi Persentase


Ya 6 18,8
Metode penelitian yang digunakan yaitu
Tidak 26 81,3
analitik. Penelitian ini yaitu untuk mengetahui
hubungan antara pengetahuan ibu tentang tehnik Total 32 100,0
menyusui dengan terjadinya bendungan ASI.
Rancangan penelitian yang digunakan yaitu Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui
menggunakan metode pendekatan cross sectional. bahwa dari 32 ibu yang mengalami Bendungan ASI
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 32 ibu sebanyak 6 ibu (18,8%).
dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa dari
yaitu total sampling dari wilayah kerja PKM Melong 2 ibu postpartum yang mempunyai pengetahuan
Asih. Pengambilan data pengetahuan menggunakan kurang terdapat 2 ibu (100%) yang tidak mengalami
kuisioner, pengetahuandilakukan dengan bendungan ASI, dari 12 ibu yang mempunyai
menggunakan instrumen berupa kuesioner yang sudah pengetahuan cukup sebagian besar yaitu sebanyak
dilakukan uji validitas dan reliabilitas, dan dianalisis 7 (58,3%) ibu yang tidak mengalami bendungan
dengan mengunakan analisis bivariat.Penelitian ASI, dan dari 18 ibu yang mempunyai pengetahuan
dilakukan mulai Juni-Agustus 2016 di Wilayah Kerja baik hampir seluruhnya yaitu sebanyak 17 (94,4%)
Puskesmas Melomg Asih Kota Cimahi. ibu yang tidak mengalami bendungan ASI.Hasil
analisis menunjukkan bahwa nilai hasil uji statistik
HASIL didapatkan nilai p= 0.036 (p value < 0,05) sehingga
Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan terdapat
Tabel 4.1 hubungan yang signifikan antara pengetahuan
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu ibu postpartum tentang tehnik menyusui dengan
Postpartum Tentang Tehnik Menyusui di terjadinya bendungan ASI.
Wilayah kerja PKM Melong Asih
PEMBAHASAN
Kategori Pengetahuan Frekuensi Persentase
Kegagalan dalam proses menyusui sering
Kurang 2 6,3
disebabkan karena timbulnya beberapa masalah
Cukup 12 37,5
pada ibu maupun pada bayi. Pada sebagian ibu
Baik 18 56,3
yang tidak paham masalah ini, kegagalan menyusui
Total 32 100,0 sering dianggap masalah pada anaknya saja. 12,13

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 57


Hubungan Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Tehnik Menyusui

Tabel 4.3
Hubungan Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Tehnik Menyusui dengan
Terjadinya Bendungan ASI di Wilayah Kerja PKM Melong Asih

Bendungan ASI
Kategori Total P
Pengetahuan Bendungan ASI Tidak Bendungan ASI Value

N % N % N %

Kurang 0 0 2 100 2 100


Cukup 5 41,7 7 58,3 12 100 0,036
Baik 1 5,6 17 94,4 18 100
Total 6 18,8 26 81,3 32 100

Selama kehamilan, payudara disiapkan sering menyusui, produksi meningkat, terlambat


untuk laktasi. Pembesaran payudara terjadi dengan menyusukan, hubungan dengan bayi yang kurang
adanya penambahan sistem vascular dan limpatik baik, dan dapat pula terjadi akibat pembatasan
sekitar payudara sehingga menjadi besar, mengeras waktu menyusui. 18,19
dan sakit bila disentuh. Sementara itu, konsentrasi Pada permulaan nifas apabila bayi tidak
hormone yang menstimulasi perkembangan menyusu dengan baik, atau kemudian apabila
payudara selama ibu hamil menurun dengan cepat kelenjar-kelenjar tidak dikosongkan dengan
setelah bayi lahir. Waktu yang dibutuhkan hormon- sempurna, terjadi pembendungan air susu. Payudara
hormon ini untuk kembali ke kadar sebelum hamil panas serta keras pada perabaan dan nyeri: suhu
sebagian ditentukan oleh apakah ibu menyusui atau badan tidak naik. Puting susu bisa mendatar dan
tidak 14,15 hal ini menyulitkan bayi untuk menyusu. Kadang-
Bendungan air susu terjadi akibat kadang pengeluaran air susu juga terhalang sebab
pembengkakan pada payudara karena peningkatan duktus laktiferi menyempit karena pembesaran
aliran vena dan limfe sehingga menyebabkan vena serta pembuluh limfe. 20,21,22
bendungan ASI dan rasa nyeri disertai kenaikan Berdasarkan hasil penelitian pada tabel
suhu badan. Pada umumnya setelah melahirkan, 4.3 didapatkan hasil bahwa p value (0,036)<0.05
payudara ibu membesar, terasa panas, keras, dan berarti H0 diterima (p value < α). Uji statistik
tidak nyaman. Pembesaran tersebut dikarenakan menunjukan ada hubungan antara pengetahuan
peningkatan suplai darah ke payudara bersamaan ibu postpartum tentang tehnik menyusui dengan
dengan terjadinya produksi air susu. Biasanya hal terjadinya bendungan ASI.
ini berlangsung selama beberapa hari. Kondisi ini Pengetahuanmerupakan hasil dari tahu, dan
bersifat normal dan tidak perlu dikhawatirkan. ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
Namun, terkadang pembesaran itu terasa terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
menyakitkan sehinga ibu tidak leluasa mengenakan melalui indra manusia, yakni indra penglihatan,
kutang ataupun membiarkan benda apapun pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian
menyentuh payudaranya. 15,16,17 besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
Bendungan air susu dapat terjadi pada hari dan telinga.14,15
ke-2 atau ke-3 ketika payudara telah memproduksi Pengosongan mamae yang tidak sempurna
air susu. Bendungan disebabkan oleh pengeluaran (Dalam masa laktasi, terjadi peningkatan produksi
air susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup ASI pada Ibu yang produksi ASI-nya berlebihan.

58 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017


Hubungan Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Tehnik Menyusui

apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu, KESIMPULAN


&payudara tidak dikosongkan, maka masih
terdapat sisa ASI di dalam payudara. Sisa ASI Berdasarkan hasil penelitian yang telah
tersebut jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Melong
bendungan ASI).1,17 Hasil penelitian tersebut Asih periode Juni- Agustus 2016 mengenai
hampir sama dengan penelitian ini yaitu dari “Hubungan Ibu Postpartum Tentang Tehnik
ibu yang berpengetahuan baik ada juga ibu yang Menyusui dengan Terjadinya Bendungan ASI”
masih mengalami bendungan ASI dikarenakan maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
ibu tidak menerapkan apa yang telah disampaikan 1. Hampir seluruh ibu postpartum yaitu 17 ibu
oleh tenaga kesehatan walaupun sudah diberitahu (94,4%) mempunyai pengetahuan baik tentang
berulang kali diberitahu. Dan dari hasil wawancara tehnik menyusui.
pada ibu yang memiliki pengetahuan baik tersebut 2. Sebagian besar ibu postpartum tidak mengalami
ternyata ibu tersebut mempunyai pekerjaan sebagai bendungan ASI yaitu 7 ibu (58,3%).
pedagang sehingga tidak ibu tidak menyusui 3. Ada hubungan yang signifikan antara
bayinya. Dari hasil penelitian ternyata ibu yang pengetahuan ibu post partum tentang tehnik
mengalami bendungan ASI sebagian ibu sudah menyusui dengan terjadinya bendungan ASI
mempunyai pengetahuan baik namun hal selain dengan nilai p = 0,036 alpha(0.05) berarti Ha
pengetahuan ternyata pekerjaan, paritas, dan diterima(p value < α).
pendidikanpun menjadi faktor dari pengetahuan Diharapkan tenaga kesehatan terutama Bidan
ibu.Hal ini didukung oleh penelitian Erna (2015) agar Lebih memahami tentang proses pembentukan
hasil peelitian sebagian responden dengan ASI sehingga bidan atau tenaga kesehatan yang
pekerjaan swasta sebanyak 15 responden (43%). lain lebih bersabar dalam membimbing ibu untuk
Menurut Mubarak (2012) lingkungan pekerjaan menerapkan tehnik menyusui yang benar sehingga
seseorang dapat memperoleh pengetahuan, baik meningkatkanpelayanan terhadap Ibu nifas terutama
secara langsung maupun tidak langsung. 1, 21,22 dengan Ibu nifas yang mengalami bendungan ASI.

JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017 59


Hubungan Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Tehnik Menyusui

DAFTAR PUSTAKA 12. Notoatmodjo. (2010). Metode Penelitian


Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
1. Katherine R. Shealy, MPH, IBCLC, RLC, 13. Nuraeni. (2013). Hubungan Antara Cara
et al. The CDC Guide For Breastfeeding. Menyusui dengan Kejadian Bendungan ASI
https://www.cdc.gov/breastfeeding/pdf/ pada Ibu Nifas di Wilayah Kerja Puskesmas
breastfeeding_interventions.pdf Tengaran.Akademik Kebidanan Gudi Waluyo
2. Badan Pusat Statistik. 2009-2013. Keadaan 14. Prasetyono,D.S.(2009). ASI Eksklusif
Angkatan Kerja di Provinsi Jawa Barat 2008- Pengenalan, Praktik dan Kemanfaatan
2012.BPS Provinsi Jawa Barat. kemanfaatannya. Diva Press. Yogyakarta
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 15. Rina. (2012). Tingkat Pengetahuan Ibu
(2008). Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Menyusui Tentang Cara Menyusui Yang
Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Benar Di Dusun Lemahbang Plosokerep
Reproduksi Karangmalang Kabupaten Sragen. STIKes
4. Elsa R. J. Giugliani. 2014. Common problems Kusuma Husada Surakarta
during lactation and their management. 16. Riskesdas.http://www.depkes.go.id/resourcres/
Jornal de Pediatria. http://www.jped.com.br/ download/general/pokok2%20hasil%20
conteudo/04-80-S147/ing.pdf riskesdas%202013.pdf, tanggal Diunduh
5. Erna. (2015). Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tanggal 30 September 2015
tentang Bendungan ASI di di BPM Al-firdaus 17. Saryono dan Pramitasari. (2008). Perawatan
Ngemplak Boyolali. Program Studi D-3 Payudara Dilengkapi dengan Deteksi Dini
Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Terhadap Penyakit Payudara. Jogjakarta:
6. Fatma. (2015). Studi Tentang Hubungan Mitra Cendekia Press.
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang 18. Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu
Perawatan Payudara Dan Tehnik menyusui Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
dengan terjadinya Bendungan ASI di RSB 19. Budiman. (2011). Penelitian Kesehatan.
Permata Hati Malang. Studi Pasca Sarjana Bandung : PT Refika Aditama.
Universitas Brawijaya Malang 20. Wawan, A dan Dewi M. (2010).Pengetahuan
7. Manuaba. (2010). Ilmu Kebidanan Penyakit Sikap dan Perilaku Manusia. Yogyakarta :
Kandungan Dan Keluarga berencana Untuk Nuha Medika
Pendidikan Bidan. Jakarta; 21. WHO. (2014). Maternal Mortality Rate.
8. Danso, Janet. 2014.Examining the Practice of Tersedia http://www.who.int/maternal_child_
Exclusive Breastfeeding among Professional adolescent/epidemiology/profiles/maternal/
Working Mothers in Kumasi Metropolis of npl.pdf?ua=1
Ghana. International Journal of Nursing. 22. Vijayalakshmi Poreddi, et Al. 2015. Knowledge,
http://aripd.org/journals/ijn/Vol_1_No_1_ attitudes, and breast feeding practices of
June_2014/2.pdf postnatal mothers: A cross sectional survey.
9. Maryunani, Anik. (2009). Asuhan Pada Ibu International Journal of Health Sciences,
Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta: TIM. Qassim University, Vol. 9, No. 4.https://www.
10. Mubarak. (2012). Promosi Kesehatan Untuk ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4682591/
Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. pdf/ijhs-9-4-364.pdf.
11. Mochtar, Rustam, 2010. Sinopsis Obstetri
Fisiologi Patologi. JILID 1.Jakarta, EGC

60 JURNAL ILMIAH BIDAN, VOL.II, NO.1, 2017

Anda mungkin juga menyukai