Anda di halaman 1dari 69

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP


AKSEPTOR KB SUNTIK TENTANG EFEK PENAMBAHAN
BERAT BADAN

Oleh :
NUR KHAYATI

AKADEMI KEBIDANAN WIDYAGAMA HUSADA-MALANG


MALANG
2006
KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP


AKSEPTOR KB SUNTIK TENTANG EFEK PENAMBAHAN
BERAT BADAN

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan


Pendidikan Tinggi Diploma III Kebidanan

Oleh :
NUR KHAYATI
NIM. 0302.41

AKADEMI KEBIDANAN WIDYAGAMA HUSADA-MALANG


MALANG
2006
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas segala karunia dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan
judul “ Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Akseptor KB
Suntik tentang Efek Penambahan Berat Badan “. Sebagai salah satu
persyaratan akademis dalam rangka menyelesaikan kuliah di Akademi Kebidanan
Widyagama Husada Malang.
Pada kesempatan ini, saya menyampaikan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada :
1. Ibu Yuliyanik, SKM selaku Direktur Akademi Kebidanan Widyagama Husada
Malang.
2. Ibu Yuniar Angelia P, S SiT selaku pembimbing I yang telah memberikan
petunjuk, saran dan koreksi hingga terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini.
3. Bapak dr. I Wayan Agung I, SpOG selaku pembimbing II yang telah
memberikan petunjuk, saran dan koreksi hingga terwujudnya Karya Tulis
Ilmiah ini.
4. Ibu Izzawati D selaku Bidan di BPS Ny. Izzawati yang telah memberikan ijin
untuk dilakukan penelitian serta memberikan informasi data yang diperlukan
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Kedua Orang Tua saya tercinta yang dengan tulus ikhlas memberikan
dorongan baik berupa materiil maupun spirituil, sehingga penulis dapat
melaksanakan pendidikan di Akademi Kebidanan Widyagama Husada Malang
dan terselesaikannya Karya Tulis Ilmiah ini
6. Rekan-rekan mahasiswa Akademi kebidanan Widyagama Husada Malang dan
semua pihak yang telah banyak membantu sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat terselesaikan.
Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala amal yang telah
diberikan dan semoga proposal karya tulis ilmiah ini berguna baik bagi diri saya
sendiri maupun pihak lain yang memanfaatkan.
Malang, Oktober 2006

Penulis
ABSTRACT

Khayati, Nur. 2006. The relation among the level of Knowledge Family planning
injection acceptor about added effect weight in BPS Izzawati Desa Bugis
Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Karya Tulis Ilmiah. Midwifery
Academic Widyagama Husada-Malang. Advisor (1) Yuniar Angelia P,
S.SiT, Advisor (2) dr. I Wayan Agung I, SpOG.

Each of contrasepcy method have decreased and increased. Injection


contraception giving often effects amenorea. This amenorea disturb the health
permanently. Beside that, it can be side effects, such as quesay, headaches, emesis,
spotting, mammae sickness and weight increasing. Nevertheless, this side effects
is common, it is not dangerous and it is so cured (Saefuddin, 2004). From the
previous study done by interviews in BPS Izzawati Bugis Villages Kecamatan
Pakis Kabupaten Malang held in April 7 – April 14, 2006. From 34 acceptors of
injection family planning found, they are 26 peoples said that they are having
weight increasing. Because it is going on and on and mother has decreased of
knowledge of side effects on each family planning method. Therefore, she is
frequently worried and she may choose other contracepcy. Meanwhile mother
does not understand about her knowledge, she is going to be stayed to choose
incorrectly family planning. This study is supposed to know is there any relation
between knowledge of injection family planning acceptors about weight adding.
This research uses corelation analyses design destinated to analyze to the
correlation of double variable those are the variable of injection KB acceptor
understanding. The population used to this research is whole of injection KB
acceptor per years that is 102 peoples. Sampling technique used to from this study
is sampling quota, it is used to 31 peoples. This research held in BPS Ny. Izzawati
Bugis Villages Kecamatan Pakis Kabupaten Malang done by August 20 –
September 7, 2006.
The result study shows that 31 acceptors of most of a good knowledge
positive acted are 13 peoples and they have a good enough knowledge is acted
positive as many as 7 peoples. Based on the result of Chi-Square statistics
examination, it is  = 0,0001. The point is lack of 0,005 it means that H 0 is
refused and H 1 is going to be accepted. From this time, it is able to concluse that
there is the relation of a knowledge among to acceptor acted for weight added
effect from injection KB.

Bibliographies : 14 references ( in 1980 up to 2006)


Key Words : Knowledge, The attitude of injection KB acceptor and
weight added effect.
ABSTRAK

Khayati, Nur. 2006. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dengan Sikap


Akseptor KB Suntik tentang Efek Penambahan Berat Badan di BPS
Izzawati Desa Bugis Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Karya Tulis
Ilmiah. Akademi Kebidanan Widyagama Husada-Malang. Pembimbing (1)
Yuniar Angelia P, S SiT, Pembimbing (2) dr. I Wayan Agung I, SpOG.

Setiap metode kontrasepsi mempunyai kelebihan dan kekurangan.


Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (amenorea).
Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu
kesehatan. Selain itu juga dapat terjadi efek samping seperti mual, sakit kepala,
muntah, spotting (perdarahan bercak), nyeri payudara serta penambahan berat
badan. Namun efek-efek samping ini jarang terjadi, tidak berbahaya dan cepat
hilang (Saifuddin, 2004). Dari studi pendahuluan tanggal 7 April-14 April 2006
yang dilakukan dengan cara wawancara di BPS Izzawati Desa Bugis Kecamatan
Pakis Kabupaten Malang, dari 34 akseptor KB suntik yang ditemui, 26 orang
mengatakan mengalami penambahan berat badan. Karena penambahan berat
badan yang terus menerus dan kurangnya pengetahuan ibu akan efek samping
pada setiap metode KB maka seringkali ibu merasa khawatir dan mengatakan
akan memilih metode kontrasepsi yang lain. Apabila ibu dengan pengetahuan
yang kurang, maka tidak jarang ibu akan tetap memilih KB yang tidak tepat..
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
pengetahuan dengan sikap akseptor KB suntik tentang efek penambahan berat
badan.
Penelitian ini menggunakan disain Analitik Korelasi yang bertujuan
menganalisa hubungan 2 variabel yaitu variabel pengetahuan Akseptor KB suntik
dan variabel sikap Akseptor tentang efek penambahan berat badan. Populasi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah semua Akseptor KB suntik per tahun yang
berjumlah 102 orang , tekhnik sampling yang digunakan adalah quota sampling,
sampel yang digunakan sebanyak 31 orang. Tempat penelitian ini adalah BPS Ny.
Izzawati Desa Bugis Kecamatan Pakis Kabupaten Malang yang dilakukan pada
tanggal 20 Agustus – 7 September 2006.
Hasil penelitian menunjukkan, dari 31 Akseptor paling banyak memiliki
pengetahuan baik bersikap positif sebanyak 13 orang sedangkan yang
berpengetahuan cukup baik bersikap positif adalah sebanyak 7 orang. Dan setelah
dilakukan uji statistik Chi-Square maka didapatkan  = 0,0001. Nilai tersebut
kurang dari 0,05 sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap Akseptor KB
suntik tentang efek penambahan berat badan.

Kepustakaan : 14 kepustakaan ( tahun 1980-2006 )


Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap Akseptor KB Suntik dan Efek
Penambahan Berat Badan
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................. iv
ABSTRACT ........................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xi
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................. 4
1.4 Manfaat penelitian ............................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 6
2.1 Konsep Pengetahuan ............................................................ 6
2.1.1 Pengertian Pengetahuan..................................................... 6
2.1.2 Tingkatan Pengetahuan ..................................................... 6
2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan ....................................... 8
2.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan .............. 9
2.1.5 Kriteria Pengetahuan ......................................................... 10
2.2 Konsep Sikap ....................................................................... 10
2.2.1 Pengertian Sikap ................................................................ 10
2.2.2 Struktur Sikap .................................................................... 11
2.2.3 Pembentukan Sikap ........................................................... 12
2.2.4 Dimensi Sikap ................................................................... 12
2.2.5 Pengukuran Sikap .............................................................. 13
2.3 Konsep KB Suntik ............................................................... 15
2.3.1 Pengertian .......................................................................... 15
2.3.2 Macam Kontrasepsi Suntikan ............................................ 16
2.3.3 Efek Samping .................................................................... 21
2.4 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap ................................ 22
BAB 3 METODE PENELITIAN ........................................................... 24
3.1 Kerangka Konseptual ........................................................... 24
3.2 Kerangka Operasional .......................................................... 25
3.3 Desain Penelitian .................................................................. 25
3.4 Hipotesa Penelitian ............................................................... 25
3.5 Populasi, Sampel, dan Sampling .......................................... 26
3.6 Kriteria Sampel .................................................................... 27
3.7 Variabel Penelitian ................................................................ 27
3.8 Definisi Variabel ................................................................... 28
3.9 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 28
3.10 Tehnik Pengumpulan Data ................................................. 29
3.11 Alat Ukur Yang Digunakan ................................................. 29
3.12 Tehnik Pengolahan dan Analisa Data ................................. 31
3.13 Etika Penelitian .................................................................. 34
3.14 Jadwal Penelitian ................................................................ 35
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 36
4.1 Hasil Penelitian .................................................................... 36
4.2 Pembahasan .......................................................................... 40
4.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................ 44
BAB 5 PENUTUP .................................................................................. 45
5.1 Kesimpulan ........................................................................... 45
5.2 Saran ..................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Gambar Halaman

3.1 Kerangka Konseptual Hubungan Tingkat Pengetahuan 24


dengan Sikap Akseptor KB Suntik tentang Efek
Penambahan Berat Badan
3.2 Kerangka Operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan 25
dengan Sikap Akseptor KB Suntik tentang Efek
Penambahan Berat Badan
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Tabel Halaman

3.1 Definisi operasional variabel 28


4.1 Distribusi Frekuensi Akseptor KB 37
Berdasarkan Usia
4.2 Distribusi Frekuensi Akseptor KB 37
Berdasarkan Pendidikan
4.3 Distribusi Frekuensi Akseptor KB 37
Berdasarkan Pekerjaan
4.4 Distribusi Frekuensi Akseptor KB 38
Berdasarkan Lama Pemakaian
4.5 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan 38
Akseptor KB Tentang KB suntik
4.6 Distribusi Frekuensi Gambaran Sikap 39
Akseptor KB suntik tentang Efek Penambahan
Berat Badan
4.7 Distribusi Frekuensi Hubungan antara Tingkat 39
Pengetahuan dengan Sikap Akseptor KB suntik
tentang Efek PenambahanBerat Badan
4.8 Hasil Perhitungan Chi-square Test dengan 39
menggunakan SPSS Versi Windows Pengetahuan
dengan Sikap
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran

1 Surat Ijin Pengambilan Data dari Kampus


2 Surat Ijin Penelitian dari Kampus
3 Surat Pemberian Ijin dari BPS Ny. Izzawati
4 Pengantar Informed Consent
5 Lembar Persetujuan menjadi Responden
6 Kuesioner Penelitian
7 Uji validitas Instrumen
8 Tabulasi Data Pengetahuan Akseptor KB suntik di BPS Izzawati
9 Tabulasi Data Sikap Akseptor KB suntik di BPS Izzawati
10 Jadwal Penelitian
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia termasuk negara-negara yang paling banyak jumlah penduduknya

yaitu kira-kira 185 juta jiwa. Diperkirakan jumlah penduduk Indonesia pada

tahun 2025 akan bertambah menjadi 273,65 juta jiwa dengan harapan hidup

meningkat menjadi 73,7 tahun dari saat ini yaitu 69,0 tahun. Dari peningkatan

jumlah penduduk Indonesia ini tentunya akan banyak timbul masalah sosial,

selain itu juga peningkatan jumlah penduduk juga merupakan ancaman bagi

bangsa Indonesia jika jumlahnya besar tetapi tidak berkualitas atau hanya

terkonsentrasi pada satu pulau atau beberapa pulau saja (Fauzi, 2006).

Dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun sedangkan

produksi makanan dan kebutuhan pokok lainnya masih jauh dari mencukupi maka

pemerintah berupaya untuk menekan jumlah angka kelahiran dengan

mencanangkan program KB (Keluarga Berencana) Nasional yang mempunyai visi

untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas tahun 2015.

Salah satu metode Kontrasepsi adalah metode suntikan. Suntikan

merupakan metode kontrasepsi hormonal yang berdaya kerja lama dan efektif

untuk digunakan dalam program Keluarga Berencana secara luas. Caranya hanya

satu kali suntik dengan interval satu bulan atau lebih sehingga dapat dikatakan

metode ini sangat lebih menguntungkan bila dibandingkan dengan pil terutama

dalam situasi dimana motivasi dan taraf pendidikan dalam masyarakat masih

sangat kurang atau rendah. Kontrasepsi suntikan terbagi dua macam yaitu
Suntikan Kombinasi (Cyclofem) dan Suntikan Progestin (DMPA dan Depo

Noristerat). Angka efektivitas Suntikan Kombinasi adalah 0,1 – 0,4 kehamilan per

100 perempuan selama satu tahun pertama pemakaian sedangkan angka

keefektivitasan Suntikan Progestin adalah 0,3 kehamilan per 100 perempuan

selama setahun jika penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah

ditentukan (Saifuddin, 2004).

Setiap metode mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun demikian,

meskipun telah mempertimbangkan untung rugi semua kontrasepsi yang tersedia

tetap saja terdapat kesulitan untuk mengontrol fertilitas ssecara aman, efektif,

dengan metode yang dapat diterima, baik secara perseorangan maupun budaya

pada berbagai tingkat reproduksi (Maryani, 2006).

Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid

(amenorea). Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali

mengganggu kesehatan. Selain itu juga dapat terjadi efek samping seperti mual,

sakit kepala, muntah, spotting (perdarahan bercak), nyeri payudara serta

penambahan berat badan. Namun efek-efek samping ini jarang terjadi, tidak

berbahaya dan cepat hilang (Saifuddin, 2004). Dari data yang diambil di BPS Ny.

Sih Edy Setyowati, Sidoarjo menyebutkan bahwa Akseptor yang mengalami

penambahan berat badan sebagai efek samping dari metode KB hormonal yaitu:

Implant sebanyak 66,6%, suntik KB 56%, dan pil KB 40%. Dan dari Akseptor

tersebut kebanyakan mengalami penambahan berat badan pada 9-12 bulan setelah

pemakaian dan selebihnya terjadi setelah lebih dari 12 bulan pemakaian.

Dari studi pendahuluan tanggal 7 April-14 April 2006 yang dilakukan

dengan cara wawancara di BPS Ny. Izzawati Desa Bugis Kecamatan Pakis
Kabupaten Malang, dari 34 akseptor KB suntik yang ditemui, 26 orang

mengatakan mengalami penambahan berat badan. Karena penambahan berat

badan yang terus menerus dan kurangnya pengetahuan ibu akan efek samping

pada setiap metode KB maka seringkali ibu merasa khawatir dan mengatakan

akan memilih metode kontrasepsi yang lain. Apabila ibu dengan pengetahuan

yang kurang, maka tidak jarang ibu akan tetap memilih KB hormonal dengan

metode lain seperti Pil KB. Sehingga apa yang diharapkan ibu unntuk mengurangi

berat badan tidak akan berhasil dikarenakan metode Pil KB akan tetap berpotensi

untuk meningkatkan berat badan. Setidaknya bila ibu mengatakan drop out dari

KB suntik, maka metode yang dipilih oleh ibu adalah KB non hormonal seperti

IUD.

Dengan alasan diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan antara pengetahuan dengan sikap akseptor KB suntik tentang

efek penambahan berat badan di BPS Ny. Izzawati Desa Bugis Kecamatan Pakis

Kabupaten Malang sehingga diharapkan dengan adanya penelitian ini maka

pengetahuan ibu akan bertambah sehingga akan diikuti dengan sikap yang baik

pula.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis merumuskan masalah yaitu:

“Adakah Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap Akseptor KB Suntik

Tentang Efek Penambahan Berat Badan?”


1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mempelajari hubungan antara pengetahuan dengan sikap akseptor

KB suntik tentang efek penambahan berat badan di BPS Ny. Izzawati Desa Bugis

Kecamatan Pakis Kabupaten Malang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi pengetahuan akseptor KB suntik tentang

penambahan berat badan di BPS Ny. Izzawati Desa Bugis Kecamatan

Pakis Kabupaten Malang.

2. Mengidentifikasi sikap akseptor KB suntik terhadap penambahan

berat badan di BPS Ny. Izzawati Desa Bugis Kecamatan Pakis Kabupaten

Malang.

3. Menganalisa hubungan antara pengetahuan dan sikap akseptor KB

suntik tentang efek penambahan berat badan di BPS Ny. Izzawati Desa

Bugis Kecamatan Pakis Kabupaten Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi peneliti

Merupakan kesempatan untuk menerapkan teori yang sudah diperoleh

selama kuliah baik mengenai metode penelitian maupun mengenai pengetahuan

dan sikap tentang penambahan berat badan pada akseptor KB suntik.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan untuk tambahan materi pada mata kuliah KB suntik.


1.4.3 Bagi Pelayanan Kesehatan di BPS Ny. Izzawati

Melalui BPS Ny. Izzawati setempat diharapkan hasil penelitian ini dapat

bermanfaat dan dapat digunakan sebagai bahan acuan serta prosedur tentang

konseling pelayanan KB terutama penyuluhan tentang kejadian penambahan berat

badan yang dialami oleh akseptor KB suntik, yang pada hakikatnya diharapkan

dapat meningkatkan mutu pelayanan khususnya pelayanan KB suntik.

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan acuan dalam meneliti lebih lanjut tentang efek samping yang

terjadi dari penggunaan kontrasepsi hormonal.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang

untuk memecahkan masalah yang dihadapinya baik diperoleh dari pengalaman

langsung maupun pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2002).

Sedangkan tahu adalah kemampuan untuk mengingat materi yang telah

dipelajari sebelumnya termasuk diantaranya mengingat kembali terhadap sesuatu

yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah

diterima (Notoatmodjo, 2003)

2.1.2 Tingkatan Pengetahuan

Menurut B.S Bloom ada 3 tingkat kemampuan pengetahuan yang dianut

sampai saat ini yaitu :

1. Tingkat kemampuan kognitif

2. Tingkat kemampuan afektif

3. Tingkat kemampuan psikomotor

Tingkat kemampuan kognitif menyangkut pemahaman tentang sesuatu dan

dibagi menjadi enam tingkatan atau kemampuan yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Kata kerja untuk mengukur bahwa seseorang tahu tentang apa yang
dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan

dan sebagainya.

2. Paham (comprehension)

Diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek

yang diketahui dan dapat menginterpretasikan suatu konsep. Orang yang telah

paham terhadap obyek atau materi terus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu obyek yang dipelajari.

3. Penerapan (aplication)

Penerapan dapat diartikan sebagai penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip

dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

4. Analisis (analisys)

Adalah suatu kemampuan menganalisa faktor dan menghubungkan faktor

tersebut satu sama lain serta membentuk suatu organisasi. Kemampuan analisis ini

dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambar (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (synthesys)

Penunjukan pada kemampuan untuk menghimpun bagian kesatuan-kesatuan

seperti merumuskan tema suatu rencana, melihat hubungan abstrak dari suatu

informasi atau fakta.

6. Evaluasi (evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penelitian terhadap suatu

materi atau obyek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.


2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2002), cara memperoleh pengetahuan yaitu dengan

cara tradisional (non alamiah) dan cara modern (cara alamiah).

A. Cara Tradisional Non Alamiah

1) Cara coba salah (Trial and Error)

Metode ini telah digunakan orang dalam waktu cukup lama untuk

menyelesaikan dan memecahkan berbagai masalah. Metode ini telah

banyak jasanya terutama dalam meletakkan dasar-dasar menemukan teori-

teori dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan.

2) Cara Kekuasaan (Otoritas)

Metode ini berpendapat bahwa pemegang otoritas seperti pemimpin

pemerintah, tokoh agama, maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya

mempunyai mekanisme yang sama di dalam penemuan pengetahuan

sehingga orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang

yang mempunyai otoritas tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan

kebenarannya baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan dan merupakan suatu cara

memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman

pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.

4) Melalui jalan pikiran

Metode memperoleh pengetahuan dengan menggunakan penalaran baik

induksi maupun deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran

secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan kemudian dicari


hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan. Proses pembuatan

kesimpulan melalui pernyataan khusus ke umum dinamakan induksi,

sedangkan pembuatan kesimpulan dari pernyataan umum ke khusus

dinamakan deduksi.

B. Cara Modern (Cara Alamiah)

Merupakan metode memperoleh pengetahuan secara sistematis, logis, dan

ilmiah yang biasa disebut “Metode Penelitian Ilmiah” atau lebih popular disebut

“Metode Penelitian”.

2.1.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan antara lain :

1. Pendidikan

Sampai saat ini pendidikan memang memiliki peranan yang sangat penting

pada setiap perubahan perilaku untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan

tingginya pendidikan yang ditempuh maka diharapkan tingkat pengetahuan

seseorang bertambah banyak sehingga mudah dalam menerima atau mengadopsi

perilaku yang baru.

2. Usia

Usia juga mempengaruhi pengetahuan seseorang karena dengan bertambahnya

usia biasanya seseorang lebih dewasa pula intelektualnya.

3. Pengalaman

Pengalaman juga merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan . Hal ini dilakukan dengan memecahkan

permasalahan yang dihadapi masa lalu.


4. Penyuluhan

Meningkatkan pengetahuan masyarakat juga dapat melalui metode

penyuluhan. Dengan bertambahnya pengetahuan diharapkan seseorang akan

mengubah perilakunya.

5. Media massa

Dengan majunya tekhnologi yang tersedia juga dengan bermacam-macamnya

media massa dapat pula mempengaruhi perilaku masyarakat tentang inovasi

terbaru.

6. Sosial Budaya

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran,

apakah yang dilakukan tersebut berdampak baik atau buruk, dengan demikian

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun itu tidak melakukan.

2.1.5 Kriteria Pengetahuan

Menurut Arikunto (1998) pengetahuan dapat dikriteriakan menjadi

prosentase yang ditafsirkan ke dalam kalimat yang bersifat komulatif yaitu:

1) Baik : 76-100%

2) Cukup : 56-75%

3) Kurang : 40-55%

4) Tidak Baik : <40%

2.2 Konsep Sikap

2.2.1 Pengertian Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau obyek (Notoatmodjo, 2002)


Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk

bertindak sesuai dengan sikap yang obyek tadi. Jadi sikap senantiasa terarah

terhadap suatu hal, suatu obyek, tidak ada sikap tanpa obyek dan manusia dapat

mempunyai sikap terhadap bermacam-macam hal (Purwanto, 1998)

2.2.2 Struktur Sikap

Menurut Azwar (1995), mengikuti skema triadik, struktur sikap terdiri atas

tiga komponen yang saling menunjang yaitu :

A. Komponen Kognitif

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku

atau apa yang benar bagi obyek sikap. Kepercayaan datang dari apa yang telah

kita ketahui. Berdasarkan apa yang telah kita lihat itu kemudian terbentuk suatu

ide atau gagasan mengenai sifat atau karakteristik umum suatu obyek.

Kepercayaan dapat terus berkembang. Pengalaman pribadi, apa yang diceritakan

orang lain, dan kebutuhan emosional kita sendiri merupakan determinan utama

dalam terbentuknya kepercayaan.

B. Komponen Afektif

Komponen afektif menyangkut masalah emosional subyektif seseorang

terhadap suatu obyek sikap. Secara umum, komponen ini disamakan dengan

perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. Pada umumnya, reaksi emosional yang

merupakan komponen afektif ini banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa

yang kita percayai sebagai benar dan berlaku bagi obyek yang dimaksud.

C. Komponen Konatif

Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan

bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada pada diri seseorang
berkaitan dengan sikap yang dihadapinya. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa

kepercayaan dalam perasaan banyak mempengaruhi perilaku. Kecenderungan

berperilaku konsisten, selaras dengan kepercayaan dan perasaan ini membentuk

sikap individu yang berbeda (individual).

2.2.3 Pembentukan Sikap

Menurut Azwar (1995), sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial

yang dialami oleh individu. Dalam interaksi sosialnya, individu bereaksi

membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai obyek psikologis yang

dihadapinya. Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman,

pendidikan, pengaruh orang lain yang dianggap penting, motivasi dan media

massa.

2.2.4 Dimensi Sikap

Beberapa karakteristik (dimensi) sikap menurut Azwar (1995), yaitu :

1. Sikap mempunyai arah, artinya sikap terpilah pada dua arah kesetujuan yaitu

apakah setuju atau tidak setuju, apakah memihak atau tidak memihak, apakah

mendukung atau tidak mendukung.

2. Sikap memiliki intensitas, artinya kedalaman atau kekuatan sikap terhadap

sesuatu belum tentu sama walaupun arahnya mungkin agak berbeda.

3. Sikap juga memiliki keluasan, artinya kesetujuan atau ketidaksetujuan

terhadap sesuatu obyek sikap dapat mengenai hanya aspek yang sedikit dan

sangat spesifik akan tetapi dapat pula mencakup banyak sekali aspek yang ada

pada obyek sikap.


4. Sikap memiliki konsistensi, maksudnya adalah kesesuaian antara pernyataan

sikap yang dikemukakan dengan responnya terhadap sikap yang dimaksud.

Konsistensi sikap diperlihatkan oleh kesesuaian sikap antar waktu.

5. Sikap memiliki spontanitas, yaitu menyangkut sejauh mana kesiapan individu

untuk menyatakan sikapnya secara spontan. Sikap dikatakan memiliki

spontanitas yang tinggi apabila dapat dinyatakan secara terbuka tanpa harus

melakukan pengungkapan atau desakan terlebih dahulu agar individu

mengungkapkannya.

2.2.5 Pengukuran Sikap

Sampai sekarang sudah lebih dari 500 macam metode pengukuran sikap

yang muncul (Fishbein dan Ajzen, 1972 dalam Brehn dan Kassin, 1990 dalam

Azwar, 1995). Berikut ini adalah uraian mengenai beberapa diantara banyak

metode pengungkapan sikap yang secara historic telah dilakukan orang :

1. Observasi perilaku

Untuk mengetahui sikap seseorang terhadap sesuatu kita dapat

memperlihatkan perilakunya, sebab perilaku merupakan salah satu indikator sikap

individu. Sayangnya, perilaku ternyata menjadi indikator yang baik bagi sikap

hanya apabila sikap berada pada posisi ekstrim.

2. Menyatakan langsung

Asumsi yang mendasari metode penanyaan langsung guna pengungkapan

sikap pertama adalah asumsi bahwa individu merupakan orang yang paling tahu

mengenai dirinya sendiri dan kedua adalah asumsi keterusterangan bahwa

manusia akan mengemukakan secara terbuka apa yang telah dirasakannya. Oleh
karena itu, dalam metode ini jawaban yang telah diberikan oleh mereka yang

ditanyai dijadikan indikator sikap mereka.

3. Pengungkapan langsung

Suatu versi metode penanyaan langsung adalah pengungkapan langsung

secara tertulis yang dilakukan dengan menggunakan item tunggal maupun dengan

menggunakan item ganda. Reponden diminta menjawab langsung pernyataan

sikap tertulis dengan memberi setuju atau tidak setuju.

4. Skala sikap

Skala sikap (attitude scales) berupa kumpulan pernyataan mengenai suatu

obyek sikap. Dari responden subyek pada setiap pernyataan itu kemudian dapat

disimpulkan mengenai arah dan intensitas seseorang.

5. Pengukuran terselubung

Metode ini sebenarnya berorientasi kembali ke metode observasi perilaku

yang telah dikemukakan, akan tetapi sebagai subyek pengamatan bukan lagi

perilaku tampak yang disadari atau disengaja dilakukan oleh seseorang melainkan

reaksi-reaksi fisiologis yang terjadi lebih dari luar kendali orang yang

bersangkutan.

Selanjutnya untuk memberikan interpretasi dari skor sikap, dilakukan langkah-

langkah sebagai berikut :

a. Untuk setiap pernyataan, respon yang diberikan responden diberi skor dan

dijumlahkan.

b. Membandingkan skor tersebut dengan harga rata-rata atau mean skor

kelompok dimana responden itu termasuk. Perbandingan relative ini akan

menghasilkan interpretasi skor individual sebagai lebih atau kurang favorable


dibandingkan dengan rata-rata kelompoknya. Perbandingan ini harus

dinyatakan dalam satuan deviasi standart kelompok itu sendiri yang berarti

kita harus mengubah skor individual menjadi skor standart.

Salah satu skor standar yang biasa digunakan dalam skala model Likert adalah

skor T, yaitu :

  
T= 50+10  
 S 

X : Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T

 : Mean skor kelompok

S : Deviasi standar kelompok

Apabila skor T > mean kelompok maka sikap lebih favorablel, berarti relative

positif

Apabila skor T < mean kelompok maka mempunyai sikap kurang favorable,

berarti bersikap negatif

2.3 Konsep KB Suntik

2.3.1 Pengertian

Dalam pengertian umum dapat diuraikan bahwa Keluarga Berencana ialah

suatu usaha yang mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa sehingga

bagi ibu maupun bayinya dan bagi ayah serta keluarganya atau masyarakat yang

bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari

kelahiran tersebut. Sedangkan pengertian Keluarga Berencana secara khusus

(sempit) Keluarga Berencana dalam kehidupan sehari-hari berkisar pada

pencegahan konsepsi atau pencegahan terjadinya pembuahan atau mencegah


pertemuan antara sel mani dari laki-laki dan sel telur dari wanita ( Bagian Obgin

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung, 1980).

Kontrasepsi adalah upaya mencegah kehamilan yang bersifat sementara

ataupun menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat, secara

mekanis, menggunakan obat atau alat serta dengan operasi (Mansjoer ,2000).

Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi

fertilitas (Wiknjosastro, 1999).

KB suntik adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang diberikan

melalui suntikan secara periodik (DEPKES RI, 1999).

2.3.2 Macam Kontrasepsi Suntikan

Menurut Saifuddin (2004) ada dua macam metode kontrasepsi suntikan

yaitu:

1) Suntikan Kombinasi

Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg depo medroksiprogesteron asetat dan 5

mg estradiol sipionat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali (Cyclofem), dan

50 mg noretindron enantat dan 5 mg estradiol valerat yang diberikan injeksi I.M

sebulan sekali.

a. Cara Kerja

1) Menekan ovulasi

2) Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma

terganggu

3) Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu.

4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.


b. Keuntungan

1) Resiko terhadap kesehatan kecil.

2) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.

3) Jangka panjang

4) Mengurangi nyeri saat haid.

5) Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium.

6) Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium.

7) Mencegah kehamilan ektopik.

8) Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul.

c. Kerugian

1) Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan bercak

(spotting).

2) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan ini akan hilang

setelah suntikan kedua atau ketiga.

3) Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali

setiap 30 hari untuk mendapatkan suntikan.

4) Efektivitasnya berkurang bila digunakan dengan obat-obatan epilepsy

(fenitoin dan barbiturate) atau obat tuberculosis (rifampisin)

5) Penambahan berat badan

6) Tidak melindungi terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B

virus, atau infeksi virus HIV

7) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian

pemakaian.
d. Indikasi

1) Usia reproduksi.

2) Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan.

3) Pasca persalinan dan tidak menyusui.

4) Nyeri haid hebat.

5) Riwayat kehamilan ektopik.

6) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

e. Kontra Indikasi

1) Hamil atau diduga hamil.

2) Menyusui dibawah 6 bulan pasca persalinan.

3) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

4) Penyakit hati akut (virus Hepatitis).

5) Usia > 35 tahun yang merokok.

6) Riwayat jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (>180/110

mmHg).

7) Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis >20 tahun.

8) Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain.

9) Keganasan payudara.

f. Penggunaan

Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan I.M. Klien

diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal,

dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7

hari yang telah ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.
2) Suntikan Progestin

Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin,

yaitu: 1) Depo medroksiprogesteron asetat (DMPA) yang mengandung 150 mg

DMPA. Diberikan ssetiap 3 bulan dengan cara disuntik I.M, 2) Depo noritisteron

enantat (Depo Noristerat) yang mengandung 200 mg noretindron enantat.

Diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik I.M.

a. Cara Kerja

1) Mencegah ovulasi.

2) Mengentalkan lendir serviks.

3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi.

4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

b. Keuntungan

1) Sangat efektif.

2) Pencegahan kehamilan jangka panjang.

3) Tidak mengandung estrogen.

4) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.

5) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.

6) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.

7) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.

8) Menurunkan krisis anemia bulan sabit.

c. Kerugian

1) Sering ditemukan gangguan haid, seperti: siklus haid yang memendek atau

memanjang, perdarahan yang banyak atau sedikit, perdarahan yang tidak

teratur atau perdarahan bercak dan tidak haid sama sekali.


2) Klien sangat tergantung pada sarana pelayanan kesehatan (harus kembali

untuk suntik).

3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu.

4) Permasalahan berat badan.

5) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,

virus hepatitis B atau infeksi virus HIV.

6) Terlambatnya kesuburan setelah penghentian pemakaian.

7) Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan

tulang (densitas).

d. Indikasi

1) Usia reproduksi.

2) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi.

3) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.

4) Setelah abortus.

5) Perokok.

6) Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitonin dan barbiturate) atau obat

tuberculosis (rifampisin).

7) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.

8) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

9) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan

pil kontrasepsi kombinasi.

e. Kontra Indikasi

1) Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7 per 100.000

kelahiran).
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.

3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.

4) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

5) Diabetes Melitus disertai komplikasi.

f. Penggunaan

Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik

I.M. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan

akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan setiap 90

hari. Pemberian kontrasepsi Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap

8 minggu. Mulai dengan injeksi lima diberikan setiap 12 minggu.

2.3.3 Efek Samping

1. Kontrasepsi suntikan sangat efektif tetapi bisa mengganggu siklus menstruasi.

Sepertiga pemakaian KB suntik tidak mengalami menstruasi pada tiga bulan

setelah suntikan pertama dan sepertiga lainnya mengalami perdarahan tidak

teratur dan spotting (bercak perdarahan) selama lebih dari 11 hari setiap bulannya.

Semakin lama suntikan KB dipakai, maka lebih banyak wanita yang tidak

mengalami menstruasi tetapi lebih sedikit wanita yang mengalami perdarahan

tidak teratur. Suntikan KB dapat menyebabkan penambahan berat badan yang

sifatnya ringan. Setelah pemakaian dihentikan, bisa terjadi osteoporosis yang

bersifat sementara

2. Menurut Saifuddin (2004), kontrasepsi suntikan dapat terjadi efek samping

seperti peningkatan berat badan, sakit kepala, dan nyeri payudara. Efek-efek

samping ini jarang terjadi, tidak berbahaya dan cepat hilang.


3. Menurut Hartanto (2002), efek samping kontrasepsi suntikan antara lain:

gangguan haid, berat badan yang bertambah, sakit kepala, efek pada system

kardiovaskuler, efek metabolik syaraf, efek pada sistem reproduksi.

Efek pada pola haid tergantung pada lama pemakaian. Perdarahan inter-menstrual

dan perdarahan bercak berkurang dengan jalannya waktu, sedangkan kejadian

amenorea bertambah besar. Insiden yang tinggi dari amenorea diduga

berhubungan dengan atrofi endometrium. Sedangkan sebab-sebab dari perdarahan

irregular masih belum jelas, dan tampaknya tidak ada hubungan dengan

perubahan-perubahan dalam kadar hormone atau histology endometrium. DMPA

lebih sering menyebabkan perdarahan,perdarahan bercak dan amenorea

dibandingkan dengan Depo Noristerat.

Berat badan yang bertambah, umumnya penambahan berat badan tidak terlalu

besar, bervariasi antara kurang dari 1 kg sampai 5 kg dalam tahun pertama.

Penyebab penambahan berat badan tidak jelas. Tampaknya terjadi karena

bertambahnya lemak tubuh, dan bukan karena retensi cairan tubuh. Hipotesa para

ahli menyebutkan bahwa DMPA merangsang pusat pengendali nafsu makan di

Hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak daripada biasanya.

2.4 Hubungan Pengetahuan dengan Sikap

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi

proses yang berurutan, yaitu:


1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau obyek tersebut. Disini sikap

subyek sudah mulai timbul.

3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Trial, dimana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa

yang dikehendaki oleh stimulus.

5. Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa

perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap diatas. Apabila penerimaan

perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh

pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan

bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari

oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama

(Notoatmodjo, 2003)
BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Faktor yang mempengaruhi


pengetahuan:
Umur, pendidikan, pengalaman,
penyuluhan, media massa,
sosial budaya.

Pengetahuan
akseptor KB suntik:
- Pengertian Sikap Akseptor
- Macam terhadap efek
- Mekanisme kerja penambahan berat
- Kontra indikasi badan dari KB
- Efek samping suntik

Kriteria: - Favorabel (relatif


- Baik positif)
- Cukup -Unfavorabel
- Kurang (relatif negatif)
- Tidak baik

Keterangan:
: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan


dengan Sikap Akseptor KB Suntik Tentang Efek
Penambahan Berat Badan.

Tingkat pengetahuan Akseptor KB suntik dipengaruhi oleh umur,

pendidikan, pengalaman, penyuluhan, media massa, sosial budaya. Sedangkan


sikap akseptor KB suntik ipengaruhi oleh faktor pengalaman, media massa,

lembaga pendidikan, lembaga agama, pengaruh budaya. Antar pengetahuan dan

sikap dipengaruhi oleh banyak faktor yang berbeda. Penelitian ini untuk

mengetahui adakah hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap akseptor

KB suntik tentang penambahan berat badan.

3.2 Kerangka Operasional

Pengetahuan Akseptor Sikap Akseptor KB suntik tentang efek


KB suntik penambahan berat badan

Gambar 3.2 Kerangka Operasional Hubungan Antara Tingkat


Pengetahuan dengan Sikap Akseptor KB Suntik Tentang
Penambahan Berat Badan.

3.3 Desain Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan desain analisis korelasi dengan

menggunakan pendekatan crossectional survey yaitu variabel sebab akibat yang

terjadi pada obyek penelitian diukur dan dikumpulkan pada waktu tertentu yang

bersamaan (Notoatmodjo, 2002).

Pada penelitian ini menganalisa hubungan antara tingkat pengetahuan

dengan sikap akseptor terhadap efek penambahan berat badan dari KB suntik di

BPS Ny. Izzawati Desa Bugis Kecamatan Pakis Kabupaten Malang.

3.4 Hipotesis

H 1 : Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap Akseptor KB

suntik tentang penambahan berat badan.


3.5 Populasi, Sampel dan Sampling.

3.5.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 1998).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu yang menjadi Akseptor KB

suntik di BPS Ny. Izzawati Desa Bugis Kecamatan Pakis Kabupaten Malang

selama satu tahun yang berjumlah 102 orang.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1998).

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian ibu-ibu yang

menjadi Akseptor KB suntik di BPS Ny. Izzawati Desa Bugis Kecamatan Pakis

Kabupaten Malang dengan jumlah 31 0rang, diambil 30% dari populasi yaitu 102

orang. Jumlah sampel ini diambil dengan penentuan besar sampel jika besar

populasi ≤ 1000 orang, maka sampel bisa diambil 20-30% (Nursalam, 2003).

3.5.3 Sampling

Sampling pada penelitian ini menggunakan teknik quota sampling yaitu

pengambilan sampel dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel

secara quotum atau jatah (Notoatmodjo, 2002). Dalam penelitian ini, peneliti

menentukan jatah sebanyak 31 orang sebagai sampel yang diambil 30% dari

jumlah populasi sebanyak 102 orang dengan prosedur, peneliti menunggu

akseptor KB suntik yang datang ke BPS Ny. Izzawati Desa Bugis Kecamatan

Pakis Kabupaten Malang, yaitu akseptor KB suntik yang memenuhi syarat kriteria

inklusi sampai memenuhi quota atau jatah yang diinginkan peneliti. Peneliti baru

berhenti setelah memenuhi jatah tersebut.


3.6 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Sampel dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria inklusi dan kriteria

eksklusi (Nursalam, 2003).

3.6.1 Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian dari suatu

populasi target dan terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003).

(1) Akseptor KB metode suntik 1 bulan sampai 3 bulan.

(2) Tingkat pendidikan minimal SD.

(3) Akseptor KB metode suntik 1 bulan sampai 3 bulan yang bersedia menjadi

responden.

3.6.2 Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subyek yang

memenuhi kriteria inklusi karena gangguan penyakit, hambatan etis, subye

menolak berpartisipasi (Nursalam, 2003).

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah akseptor KB metode suntik 1

bulan sampai 3 bulan yang tidak bersedia menjadi responden.

3.7 Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang

dimilki atau didpatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian dan

berdasarkan hubungan fungsional antara variabel independent dan variabel

dependent (Notoatmodjo, 2002).

3.7.1 Variabel independent : tingkat pengetahuan akseptor tentang KB suntik.

3.7.2 variabel dependent : sikap akseptor tentang penambahan berat badan.


3.8 Definisi variabel

No Variabel Definisi Alat ukur Skala data Kategori


operasional
1 Pengetahuan Kemampuan Kuesioner Ordinal - Baik (76-100%)
tentang KB akseptor dalam - Cukup (56-75%)
suntik menjawab butir- - Kurang (40-55%)
butir pertanyaan - Tidak baik (<40%)
dalam kuesioner (Arikunto, 1998)
tentang KB
suntik yang
meliputi
pengertian,
macam,
mekanisme kerja,
kontra indikasi,
efek samping.
2 Sikap terhadap Reaksi responden Kuesioner Nominal - Favorabel (bila T >
penambahan terhadap mean kelompok)
berat badan penambahan - Unfavorabel (bila
berat badan yang T< mean
meliputi tetap kelompok)
mengikuti KB (Azwar, 1995)
suntik atau
pindah alat
kontrasepsi yang
diidentifikasi
melalui
kuesioner.

3.9 Tempat dan Waktu Penelitian

3.9.1 Tempat

Tempat penelitian ini dilakukan di BPS Ny. Izzawati Desa Bugis Kecamatan

Pakis Kabupaten Malang. Alasan penulis memilih tempat ini sebagai tempat

penelitian oleh karena banyak pemakai KB suntik yang mengalami penambahan

berat badan, sehingga menimbulkan kekhawatiran pada pemakai KB suntik.


3.9.2 Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 20 Agustus sampai 7 September

2006.

3.10 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

3.10.1 Cara Menyebarkan Kuesioner

Peneliti menyebarkan kuesioner saat akseptor datang untuk suntik KB di

BPS Ny. Izzawati Desa Bugis Kecamatan Pakis Kabupaten Malang

3.10.2 Informasi Tentang Penelitian

Sebelum dilakukan pengisian kuesioner, akseptor KB suntik diberikan

informasi terlebih dahulu tentang tujuan penelitian, manfaat penelitian serta cara

pengisian kuesioner. Akseptor juga diminta untuk mengisi informed consent yang

telah disediakan untuk kesediaannya menjadi responden dalam penelitian ini. Jika

responden sudah mengisi informed consent, maka responden dipersilahkan untuk

mengisi kuesioner.

3.11 Alat Ukur Yang Digunakan

Alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

bebentuk kuesioner. Karena kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti, maka sebelum

digunakan untuk pengambilan data, dilakukan uji validitas dan reliabilitas

instrument. Pengujian instrument tersebut dilakukan terhadap 10 akseptor KB

suntik di BPS Ny. Izzawati.

3.11.1 Uji Validitas


Uji validitas instrument menggunakan rumus Product Moment, yaitu:

      
Rxy =
  2

     2    
2 2

Dimana:

X : skor pertanyaan pada nomor soal tertentu

Y : skor total pada nomor soal tertentu

XY : skor pertanyaan pada nomor soal tertentu dikalikan skor total pada nomor

tertentu

Hasil penggunaan rumus terseut kemudian dianalisa. Bila hasil

perhitungan (r hitung) lebih besar dari (r tabel) maka instrument dinyatakan valid.

3.11.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ini menggunakan rumus formula alpha, yaitu:

  b 2 
Rii = 1  
  1   i 2 

Keterangan

rii = Reliabilitas instrumen

K = Banyaknya butir pertanyaan

 b 2 = Jumlah varians butir

 i 2 = Varians total

Hasil hitungan rumus ini kemudian dianalisa. Bila hasil hitungan semakin

mendekati angka 1 maka instrument penelitian ini dikatakan reliabel.

Sugiyono (2005) mengatakan bahwa instrument penelitian ini dikatakan reliabel

bila  >0,60. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan

kuesioner yang sudah diuji dan sudah dilakukan modifikasi kembali yang

disesuaikan dengan keperluan penelitian berdasar konsep teorinya. Kuesioner


terdiri dari tiga bagian yaitu bagian A untuk identitas responden, bagian B

kuesioner pengetahuan tentang kontrasepsi suntikan dan bagian C kuesioner

tentang sikap terhadap penambahan berat badan.

3.12 Pengolahan Data

Menurut Arikunto (2002), pengolahan data dilakukan dengan langkah-

langkah sebagai berikut:

3.12.1 Editing

Memeriksa kembali data yang terkumpul melalui kuesioner dan

memastikan semua jawaban responden terisi sesuai pertanyaan. Jika terdapat

kuesioner yang belum dapat terisi atau tidak sesuai dengan petunjuk atau antara

pertanyaan dan jawaban tidak sesuai, maka reponden dipersilahkan untuk mengisi

kembali kuesioner yang masih kosong dan tidak sesuai. Kuesioner yang

terkumpul telah terisi sesuai dengan pertanyaan dan pernyataan.

3.12.2 Koding

Memberi tanda kode pada jawaban secara huruf. Hal ini dimaksudkan

untuk mempermudah dalam melakukan tabulasi dan analisa data.

Untuk pengetahuan : (P)

Untuk sikap :- Sangat tidak setuju (STS)

- Tidak setuju (TS)

- Ragu-ragu (RR)

- Setuju (S)

- Sangat setuju (SS)

3.12.3 Skoring
Untuk bagian B (mengenai pengetahuan) diberi skor 1 untuk setiap

jawaban yang benar, dan slor 0 untuk jawaban yang salah. Dengan kriteria

penilaian baik (76-100%), cukup (56-75%), kurang (40-55%) dan tidak baik

(<40%). Sedangkan untuk kuesioner bagian C ( mengenai sikap) diberi penilaian

dengan skor berkisar 1 sampai 5. Dalam penelitian ini, pada pernyataan positif,

skor 1 diberikan untuk jawaban sangat tidak setuju (STS), skor 2 untuk jawaban

tidak setuju (TS), skor 3 untuk jawaban ragu-ragu(RR), skor 4 untuk jawaban

setuju(S), skor 5 untuk jawaban sangat setuju (SS). Sedangkan pada pernyataan

negatif, skor 1 diberikan untuk jawaban sangat setuju (SS), skor 2 untuk jawaban

setuju (S), skor 3 untuk jawaban ragu-ragu(RR), skor 4 untuk jawaban tidak

setuju(TS), skor 5 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS).

3.12.4 Tabulating

Data yang diperoleh kemudian dimasukkan dalam master sheet kemudian

data tersebut diproses dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi.

3.12.5 Analiting

Analisa data untuk mengetahui pengetahuan akseptor didapat dari hasil

kuesioner dimana untuk jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah

diberi nilai 0. Kemudian nilainya dijumlah, dibagi nilai maksimal dan dikalikan

100% untuk mendapatkan nilai prosentasenya. Atau dengan menggunakan rumus:


  100
 max

Dimana:

X = nilai akhir yang diperoleh

Y = Nilai yang diperoleh dari kuesioner


Untuk menghitung sikap menggunakan skala likert, skor yang diperoleh

diubah menjadi skor T.

Sebagaimana diungkapkan oleh Syaifuddin Azwar (1995), sesuai dengan

rumus:

  
  50  10 
 S 

Dimana:

 = skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T

 = mean skor kelompok

S = deviasi standar skor kelompok

Favorabel (relatif positif) jika T>mean kelompok

Unfavorabel (relatif negatif) jika T<mean kelompok

Sedangkan untuk menganalisa hubungan antara pengetahuan dengan sikap

menggunakan chi square:

2  
 Fo  Fh  2
Fh

Dimana:

 2 = chi square

Fo = frekuensi yang diobservasi

Fh = frekuensi yang diharapkan

Diolah dengan program SPSS versi 10,0 for windows, dengan tingkat kepercayaan

sebesar 0,05.

Kriteria penolakan Ho:

- Jika X2 hitung > X2 tabel maka Ho ditolak, Hi diterima

- Jika X2 hitung < X2 tabel maka Ho diterima, Hi ditolak


3.13 Etika penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapat rekomendasi dari

Akademi Kebidanan Widyagama Husada Malang serta mengajukan permohonan

kepada Ibu Izzawati selaku pemilik BPS Ny. Izzawati untuk mendapatkan

persetujuan dilakukan penelitian.

Setelah membuat persetujuan, selanjutnya kuesioner disampaikan kepada

responden dengan menekankan etika penelitian yaitu:

3.13.1 Informed Consent

Yaitu lembar persetujuan untuk menjadi responden yang diedarkan

sebelum penelitian dilaksanakan pada seluruh responden yang bersedia.

Jika responden bersedia untuk diteliti maka responden harus mencantumkan tanda

tangan pada lembar persetujuan menjadi responden dengan terlebih dahulu diberi

kesempatan untuk membaca isi persetujuan tersebut. Jika responden menolak

untuk diteliti maka penulis tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-hak

responden.

3.13.2 Anonimity

Untuk menjaga kerahasiaan responden, maka dalam lembar pengumpulan

data penelitian tidak dicantumkan nama tetapi diberikan nomor kode.

3.13.3 Confidentiality
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijaga oleh

peneliti. Data hanya akan disajikan atau dilaporkan dalam bentuk kelompok yang

berhubungan dengan penelitian ini

3.14 Jadwal Kegiatan Penelitian

Terlampir

BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan data hasil penelitian yang berjudul “Hubungan

antara Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Akseptor KB Suntik tentang Efek

Penambahan Berat Badan di Desa Bugis Kecamatan Pakis Kabupaten Malang”

pada tanggal 20 Agustus – 7 September 2006 dengan jumlah responden 31 orang.

Berdasarkan kuesioner yang telah kembali maka diperoleh data yang perlu

diolah dengan tabulasi , diprosentasekan dan dianalisa pada masing-masing

variabel agar dapat diinterpretasikan sehingga dapat diketahui beberapa hal yang

berkaitan dengan judul penelitian.

Data hasil penelitian terdiri dari data umum yang mencakup karakteristik

responden yaitu umur responden, pendidikan responden dan pekerjaan responden.

Sedangkan data khusus hasil penelitian mencakup data tingkat pengetahuan

tentang KB suntik dengan sikap ibu tentang efek penambahan berat badan.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Umum

Pada sub bab ini disajikan data yang merupakan karakteristik responden

berdasarkan umur (tabel 4.1), tingkat pendidikan (tabel 4.2), pekerjaan (tabel 4.3)

dan lama pemakaian (tabel 4.4).

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Akseptor KB Suntik Berdasarkan Usia


Umur dalam tahun Frekuensi Prosentase (%)
20-24 2 6,5
25-29 7 22,5
30-34 9 29,0
35-39 10 32,3
40-44 3 9,7
Interpretasi Data:

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Akseptor berusia 35-39 tahun (32,3%)

dan paling sedikit berusia 20-24 tahun (6,5%).

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Akseptor Berdasarkan Pendidikan


Pendidikan Frekuensi (f) Prosentase (%)
SD 10 32,3
SLTP 12 38,7
SLTA 7 22,6
DIPLOMA 2 6,4

Interpretasi Data:

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pendidikan Akseptor sebagian besar

(38,7%) berpendidikan SLTP dan sedikit yang berpendidikan Diploma (6,4%).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Akseptor KB Suntik Berdasarkan


Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi (f) Prosentase (%)


IRT 19 61,3
Swasta 9 29,0
PNS 3 9,7
Interpretasi Data:

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar Akseptor tidak bekerja

(61.3%) dan paling sedikit pekerjaannya sebagai PNS (9,7%).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Akseptor KB Suntik Berdasarkan Lama


Pemakaian

Lama dalam tahun Frekuensi (f) Prosentase (%)


1-4 9 29,0
5-8 12 38,7
9-12 10 32,3
Interpretasi Data:
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar (38,7%) lama Akseptor

KB suntik adalah 5-8 tahun, sedangkan (29%)nya adalah 1-4 tahun.

4.1.2 Data Khusus

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Gambaran Pengetahuan Akseptor tentang


KB Suntik
Kategori Frekuensi (f) Prosentase (%)
Baik 15 48,4
Cukup Baik 8 25,8
Kurang Baik 8 25,8
Tidak Baik 0 0
Jumlah 31 100

Interpretasi data:

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pengetahuan Akseptor KB suntik

(48,4%) baik, (25,8%) cukup baik dan (25,8%) kurang baik.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Gambaran Sikap Akseptor KB Suntik


terhadap Efek Penambahan Berat Badan dari KB Suntik
Kategori Frekuensi (f) Prosentase (%)
Positif 20 64,5
Negatif 11 35,5
Jumlah 31 100

Interpretasi data:

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sikap Akseptor KB suntik sebagian besar

(64,5%) adalah positif dan (35,5%) negatif.


Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hubungan Antara Pengetahuan dengan
Sikap Akseptor terhadap Efek Penambahan Berat Badan
dari KB Suntik
Kriteria Sikap
Total
Pengetahuan Positif Negatif
Baik 13 2 15
Cukup Baik 7 1 8
Kurang Baik 0 8 8
Total 20 11 31

Interpretasi data:

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Akseptor KB yang berkriteria baik dan

bersikap positif adalah 13, berkriteria cukup baik dan bersikap positif adalah 7

dan berkriteria kurang baik dan bersikap negatif adalah 8.

4.8 Tabel Hasil Perhitungan Chi-Square Test dengan menggunakan SPSS


Versi Windows Pengetahuan dengan Sikap.

Value Df Asmp-sig (Z-Sided)


19.606
a
Pearson Chi-Square 2 .0001

Dari hasil uji Chi-square maka didapatkan  = 0,0001. Nilai tersebut kurang

dari 0,05 sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap Akseptor

terhadap efek penambahan berat badan dari KB suntik.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengetahuan Ibu tentang KB suntik

Dari hasil penelitian pengetahuan ibu tentang KB suntik adalah (48,4) baik,

(25,8) cukup baik, dan (25,8) kurang baik. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor

menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan, usia,

pengalaman, penyuluhan,dan media massa.


Dari segi usia dalam penelitian ini memperoleh responden yang berusia 20

tahun sampai 44 tahun. Berdasarkan data yang diperoleh ternyata sebagian besar

responden (32,3%) berusia 35-39 tahun. Dan jika dihubungkan dengan

pengetahuan, maka dengan bertambahnya usia seseorang akan bertambah dewasa

pula daya nalar dan intelektualnya. Sehingga akan lebih mudah dalam

memperoleh pengetahuan. Hal ini sesuai dengan pendapatnya Nursalam (2001)

bahwa usia dapat mempengaruhi pengalaman karena dengan bertambahnya usia

maka seseorang akan bertambah dewasa pula daya nalar dan intelektualnya, hal

ini sebagai akibat dari kematangan jiwanya Selain usia, pendidikan dan

pengalaman juga merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan.

Berdasarkan data yang diperoleh ternyata sebagian besar (38,7%) responden

berpendidikan SLTP dan sedikit sekali (6,5%) yang lulus perguruan tinggi,. Hal

ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang ikut KB Suntik di BPS Ny.

Izzawati Desa Bugis Kecamatan Pakis Kabupaten Malang tersebut tingkat

pendidikannya tergolong agak rendah sehingga jika dihubungkan dengan

pengetahuan maka akan mempunyai pengetahuan yang agak rendah pula. Hal ini

tidak sesuai dengan pendapatnya Nursalam (2001) yaitu bahwa semakin

pendidikan seseorang semakin tinggi pula pengetahuan yang didapat karena

dengan tingginya pendidikan yang ditempuh diharapkan seseorang tersebut akan

mudah dalam menerima atau mengadopsi perilaku yang baru.

Sedangkan jika dilihat dari lama pemakaian KB suntik didapatkan bahwa

sebagian besar (38,7%) adalah 5-8 tahun dan sebanyak (29%) 1-4 tahun, sehingga

dengan lamanya akseptor memakai KB suntik maka diharapkan pengalaman


pribadi yang didapatkan juga akan bertambah pula sesuai dengan lama

pemakaiannya.

Dengan demikian tingkat pendidikan Akseptor yang sebagian besar masih

SLTP dengan kriteria pengetahuan baik tersebut dapat diperoleh dari pengalaman

pribadi yang didukung dengan usia Akseptor antara 35-39 tahun. Dari usia

tersebut, maka pengalaman selama memakai KB suntik sudah banyak sehingga

dapat dijadikan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan.

Pengetahuan akseptor tentang KB suntik adalah kemampuan ibu untuk

mengetahui, memahami mengenai pengertian KB suntik, macam, mekanisme

kerja, kontra indikasi dan efek samping. Dari hasil penelitian yang dilakukan,

dapat diketahui bahwa sebagian besar pengetahuan akseptor tentang KB suntik

adalah baik. Hal ini dikarenakan para akseptor telah mendapatkan konseling

ataupun penyuluhan yang diberikan oleh Bidan mengenai KB suntik terutama

efek samping yang akan dialami oleh akseptor. Selain itu juga pengetahuan

akseptor bisa juga dipengaruhi oleh media massa seperti radio, televisi dan media

cetak. Hal ini dapat terjadi karena dengan media massa ataupun media

elektronika, kita dapat mengetahui hal-hal yang terjadi diseluruh belahan dunia

sehingga wawasan kita akan menjadi bertambah luas dan dapat mempengaruhi

hidup seseorang.

4.2.2 Sikap Akseptor terhadap Efek Penambahan Berat Badan dari KB

Suntik

Pada penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa sebagian besar responden

(64,5%) mempunyai sikap positif. Hal ini dibuktikan dengan pernyataan

responden dalam kuesioner sikap terhadap efek penambahan berat badan dari KB
suntik yang antara lain menyatakan bahwa kenaikan berat badan merupakan efek

samping yang akan dialami oleh para akseptor KB suntik yang bersifat individu

dan sementara. Perubahan sikap akan terjadi perlahan-lahan seiring dengan

bertambahnya pengetahuan dan informasi serta pengalaman yang didapatkan. Hal

ini sesuai dengan pendapat Azwar (1995) yang menyatakan bahwa pembentukan

sikap dipengaruhi beberapa faktor yaitu pendidikan, pengalaman, pengaruh orang

lain yang dianggap penting, motivasi dan media massa.

Selain itu, sedikit juga para Akseptor KB suntik (35,5%) mempunyai sikap

negatif . Hal ini dinyatakan dengan perasaan khawatir jika kenaikan berat badan

tersebut berlangsung terus menerus khususnya bagi ibu-ibu yang sangat

memperhatikan penampilan yang akhirnya menyatakan akan drop out dari KB

suntik atau memilih metode kontrasepsi yang lain. Hal ini sesuai dengan yang

dinyatakan oleh Azwar (1995) kadang-kadang suatu bentuk sikap merupakan

pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran

frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat

merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang,

dan dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten yang bertahan lama.

4.2.3 Hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap akseptor KB

suntik tentang efek penambahan berat badan

Pada hasil analisa data hubungan antara pengetahuan dengan sikap Akseptor

terhadap efek penambahan berat badan dari KB suntik yang menggunakan uji

Chi-square didapatkan nilai 0,0001, dimana angka ini kurang dari batas

penerimaan yaitu  0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan


yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan sikap Akseptor KB suntik

tentang efek penambahan berat badan. Hasil ini sesuai dengan pendapat

Notoatmodjo (2003) yang menyatakan bahwa terbentuknya suatu perilaku baru

terutama pada orang dewasa dimulai dari domain kognitif dalam arti si subyek

diluarnya sehingga menimbulkan pengetahuan yang baru pada subyek tersebut

dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap si subyek terhadap

obyek yang diketahuinya tersebut. Akhirnya, rangsangan yakni obyek yang telah

diketahui dan disadari sepenuhnya akan menimbulkan respon lebih jauh lagi yaitu

berupa tindakan terhadap stimulus atau obyek tersebut.

Pengaruh pengetahuan terhadap sikap menunjukkan bahwa responden yang

mempunyai kriteria baik dan cukup baik akan cenderung lebih mempunyai sikap

yang positif dibanding sikap negatif (tabel 4.6). Hal ini menunjukkan bahwa

pengetahuan responden dengan kriteria baik dan cukup baik akan mempengaruhi

sikap mereka yang lebih positif terhadap efek penambahan berat badan dari KB

suntik.

Menurut Notoatmodjo (2003) bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan, oleh karena itu amatlah penting untuk memberikan penyuluhan

ataupun konseling pada Akseptor KB suntik sehingga dengan pengetahuan yang

cukup tersebut diharapkan dapat membentuk suatu sikap dan perilaku yang

adaptif dan langgeng.

Penelitian ini terbatas pada mengetahui pengetahuan dan sikap Akseptor

terhadap efek penambahan berat badan dari KB suntik. Sikap merupakan suatu
respon individu terhadap suatu stimulus yang masih bersifat tertutup sedangkan

tindakan merupakan respon individu yang lebih jauh lagi yang bersifat terbuka.

4.3 Keterbatasan penelitian

Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagian kecil dari populasi,

dimana jumlah sampel yang diambil adalah 31 orang. Diharapkan untuk

penelitian-penelitian selanjutnya sampel lebih banyak lagi karena dengan semakin

banyak sampel diharapkan hasil penelitian akan bertambah valid.

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan dalam bab sebelumnya

beserta analisanya, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

Tingkat pengetahuan Akseptor KB suntik di BPS Ny. Izzawati Desa Bugis

Kecamatan pakis Kabupaten Malang adalah baik (48,4%), cukup baik (25,8%)

dan kurang baik (25,8%). Sedangkan untuk data sikap Akseptor KB suntik tentang

efek penambahan berat badan didapatkan bahwa sebagian besar (64,5%) positif

dan (35,5%) masih negatif.

Dan setelah dilakukan uji statistik Chi-square, ternyata didapatkan adanya

hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap Akseptor KB suntik

tentang efek penambahan berat badan di BPS Ny. Izzawati Desa Bugis Kecamatan

Pakis Kabupaten Malang. Hal ini dibuktikan dengan mendapatkan nilai  kurang
dari 0,05 yaitu 0.0001.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi masyarakat

Untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap akseptor tehadap efek

penambahan berat badan dari KB suntik maka diharapkan khususnya ibu untuk

selalu memperhatikan dan menghayati penyuluhan ataupun konseling yang telah

diberikan oleh petugas kesehatan dan bagi masyarakat pada umumnya.

5.2.2 Bagi team kesehatan atau institusi kesehatan

Setelah mengetahui hasil penelitian ini diharapkan petugas kesehatan

ataupun Bidan yang memberikan pelayanan Keluarga Berencana dapat

meningkatkan mutu pelayanan dengan memberikan konseling pada tiap Akseptor


sebelum pemberian pelayanan metode KB khususnya pelayanan KB suntik.

Pemberian penyuluhan dilaksanakan secara berkala dan menyeluruh pada seluruh

lapisan masyarakat.

5.2.3 Bagi peneliti selanjutnya

Agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas, petugas

kesehatan, institut terkait serta mahasiswa maka dipandang perlu adanya

penelitian selanjutnya. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai data awal

dikemudian hari dan diharapkan sampel lebih banyak lagi karena semakin banyak

sampel maka hasil dari penelitian akan lebih baik.

5.2.4 Bagi institusi pendidikan Akademi Kebidanan Widyagama Husada Malang

Institusi pendidikan sebagai tempat dalam menempuh ilmu kebidanan

diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai literatur.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.


Jakarta, Rineka Cipta
Azwar, Saifuddin. (1995). Sikap Manusia, teori dan Pengukurannya. Yogyakarta,
Pustaka Pelajar

Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran


Bandung. (1980). Teknik KB. Bandung, Elstar Offset

Depkes RI. (1999). Pedoman Penanggulangan Efek Samping atau Komplikasi


Kontrasepsi. Jakarta, Depkes RI

Fauzi, Ahmad. (2006). Penduduk Indonesia 2025 Akan Capai 273,65 Juta jiwa.
Retrieved at April 11, 2006. From www.kesrepro.htm.

Fauzi, Ahmad. (2006). Konseling Keluarga Berencana. Retrieved at April 11,


2006. From www.kesrepro.info2.htm.

Hartanto, Hanafi. (2002). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta, Sinar


Harapan

Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran jilid I. Jakarta, Media


Aesculapius

Maryani, Herti. (2006). Cara Tepat Memilih Alat Kontrasepsi KB Bagi Wanita.
Retrieved at April 11, 2006. From www.medicastore-com.htm.

Notoatmodjo, Sukidjo. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta,


Rhineka Cipta

Notoatmodjo, Sukidjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta, Rhineka


Cipta

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Ilmu. Jakarta, Salemba Medika

Purwanto, Heri. (1998). Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan.


Jakarta, EGC

Saifuddin, Abdul Bari. (2004). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta, YBP-SP
PENGANTAR INFORMED CONCENT

Perkenalkan saya,

Nama : Nur Khayati

Status : Mahasiswa Akademi Kebidanan Widyagama Husada Malang


Tujuan : Mengadakan penelitian dengan judul Hubungan Antara Pengetahuan

dengan Sikap Akseptor terhadap Efek Penambahan Berat Badan dari KB

Suntik

Apabila ibu tidak keberatan, mohon mengisi lembar pernyataan Informed

Concent (terlampir). Adapun identitas dari jawaban ibu akan kami jaga

kerahasiaannya.

Hormat saya

Nur Khayati

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONCENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini

Nama :
Umur :

Alamat:

Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan dan manfaat penelitian, maka saya

( Bersedia / Tidak Bersedia* )

Untuk berperan serta sebagai responden.

Apabila sesuatu hal yang merugikan diri saya akibat penelitian ini, maka saya

akan bertanggung jawab atas pilihan saya sendiri dan tidak akan menuntut di

kemudian hari.

*) Coret yang tidak dipilih

Malang, 2006

Yang bersangkutan

KUESIONER A
Kode Responden : (Diisi Oleh Peneliti)
Umur :
Agama :  Islam
 Kristen
 Hindu
 Budha
 Kong Hu Chu
Pendidikan :  SD
 SLTP / sederajat
 SLTA / sederajat
 DIII
 S1
Pekerjaan :  IRT
 Petani
 Swasta
 PNS
Alamat : RT :
RW :
KEL :
KEC :
KAB/KOTA :

KUESIONER B

A. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan teliti.
2. Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar.

B. Soal
1. KB suntik adalah …
A. suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang diberikan melalui suntikan
B. suatu cara kontrasepsi untuk pria yang diberikan melalui suntikan
C. suatu cara kontrasepsi yang banyak dipakai oleh wanita dan pria
D. suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang diberikan berupa pil
2. Ada berapa macam kontrasepsi suntikan yang biasanya digunakan?...
A. 1 macam B. 2 macam C. 3 macam D. 4 macam
3. Pada ibu menyusui biasanya menggunakan KB suntik yang berapa bulan?...
A. 1 bulan B. 2 bulan C. 3 bulan D. 4 bulan
4. Sedangkan untuk ibu yang tidak menyusui, bisa menggunakan KB suntik yang
berapa bulan?...
A. 1 bulan B. 2 bulan C. 3 bulan D. 4 bulan
5. Yang termasuk cara kerja KB suntik adalah …
A. menyebabkan hamil B. memperbanyak anak
C. meningkatkan kelahiran D. mencegah kesuburan
6. Setelah anda menggunakan KB suntik, perubahan yang dirasakan pada lendir
adalah menjadi …
A. kering B. sedikit dan kental C. encer D. banyak
7. Wanita yang mempunyai penyakit keganasan pada payudara (kanker)..…
menggunakan KB suntik
A. dilarang B. dianjurkan C. diperbolehkan D. diharuskan
8. Wanita yang hamil …. menggunakan KB suntik
A. dilarang B. dianjurkan C. diperbolehkan D. diharuskan
9. Wanita yang menyusui …. Menggunakan KB suntik
A. dilarang B. dianjurkan C. diperbolehkan D. diharuskan
10. Setelah penggunaan KB suntik biasanya terjadi …
A. gangguan haid B. gangguan pencernaan
C. gangguan pendengaran D. gangguan pernafasan
11. Gangguan haid pada penggunaan KB suntik berupa …
A. perdarahan bercak B. perdarahan banyak
C. perdarahan terus menerus D. perdarahan banyak dan terus menerus
12. Perdarahan bercak tersebut .. dengan jalannya waktu
A. berkurang B. Bertambah banyak C. Lebih sering D. Bertambah parah
13. Pada penggunaan KB Suntik, bila dihentikan maka ...
A. bisa hamil B. Tidak bisa hamil
C. tidak punya anak D. Bayi dalam kandungan mati
14. Yang termasuk efek samping KB suntik adalah …
A. Berat badan bertambah B. Berat badan berkurang
C. Menurunkan nafsu makan D. Gangguan pencernaan
15. Penambahan berat badan pada KB suntik dikarenakan …
A. nafsu makan meningkat B. nafsu makan menurun
C. banyak minum D. pikiran menjadi tenang
16. Penambahan berat badan pada pemakaian KB suntik bervariasi antara …
A. kurang dari 1 kg – 5 kg dalam tahun pertama
B. lebih dari 5 kg
C. lebih dari 10 kg dalam tahun pertama
D. lebih dari 5 kg dalam bulan pertama
17. Kebanyakan penambahan berat badan sering terjadi setelah ...
A. 1-5 bulan pemakaian B. 9-18 bulan pemakaian
C. 5 tahun pemakaian D. 3 tahun pemakaian
18. Penambahan berat badan pada pemakaian KB suntik ...
A. bersifat sementara dan individu
B. merupakan respon yang tidak baik bagi pemakai KB suntik
C. terjadi pda semua pemakai
D. terjadi terus-menerus selama memakai KB suntik
19. Yang bisa dilakukan untuk mengurangi berat badan yang berlebihan adalah...
A. ganti dengan pil KB
B. diet rendah kalori dan olahraga
C. menurunkan aktivitas fisik
D. minum obat-obatan
20. Menurut anda, konseling yang diberikan Bidan pada pemakai KB suntik dapat
diberikan pada ...
A. sebelum dan selama pemakaian
B. setelah pemakaian
C. 1 bulan setelah pemakaian
D. 2 bulan setelah pemakaian

KUESIONER C

A. Petunjuk Mengerjakan
1. Bacalah tiap pernyataan berikut dengan teliti
2. Berilah tanda centang () pada kolom sebelah kanan pernyataan yang
sesuai dengan pendapat anda
KETERANGAN :
SS : sangat setuju
S : setuju
RR : ragu-ragu
TS : tidak setuju
STS : sangat tidak setuju

No Pernyataan SS S RR TS STS
1 Menurut saya, bila terjadi penambahan berat
badan saya tidak akan khawatir karena sudah
diberi penjelasan sebelumnya.
2. Untuk mendpatkan pengetahuan tentang efek
samping perlu penjelasan dari Bidan
3. Menurut saya, penambahan berat badan tidak
mengganggu bagi saya
4. Setelah terjadi penambahan berat badan, saya
tidak ikut KB suntik lagi
5. Meskipun terjadi penambahan berat badan,
saya tetap datang untuk suntik KB
6. Bila terjadi penambahan berat badan, saya
pergi ke Bidan untuk ganti alat kontrasepsi
7. Saya sangat khawatir dengan terjadinya
penambahan berat badan akibat KB suntik
8. Jika terjadi penambahan berat badan, saya
akan diit ( mengatur pola makan )
9. Bila setelah ikut KB suntik dan terjadi
penambahan berat badan, saya akan menerima
10. Bila terjadi penambahan berat badan setelah
ikut KB suntik, berarti saya tidak cocok KB
suntik
Frequency Table
Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang baik 8 25.8 25.8 25.8
Cukup baik 8 25.8 25.8 51.6
Baik 15 48.4 48.4 100.0
Total 31 100.0 100.0

Sikap

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Negatif 11 35.5 35.5 35.5
Positif 20 64.5 64.5 100.0
Total 31 100.0 100.0
Crosstabs

Pengetahuan * Sikap Crosstabulation

Count
Sikap
Negatif Positif Total
Pengetahuan Kurang baik 8 8
Cukup baik 1 7 8
Baik 2 13 15
Total 11 20 31

Chi-Square Tests

Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 19.606a 2 .000
Likelihood Ratio 22.516 2 .000
Linear-by-Linear
14.205 1 .000
Association
N of Valid Cases 31
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 2.84.

Symmetric Measures

Value Approx. Sig.


Nominal by Nominal Contingency Coefficient .622 .000
N of Valid Cases 31
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
Tabulasi Data Sikap Ibu terhadap Efek Penambahan Berat Badan dari KB Suntik
di BPS Ny. "IZZAWATI" Desa Bugis Kecamatan Pakis Malang Tahun 2006

No. No. Item Soal


Total Skor T Kriteria
Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 5 3 4 4 3 4 4 3 4 38 55,97 Positif
2 2 4 2 2 2 3 3 3 2 4 27 40,07 Negatif
3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 38 55,97 Positif
4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 37 54,52 Positif
5 2 4 3 2 2 2 2 3 3 4 27 40,07 Negatif
6 3 5 3 4 4 3 4 4 4 4 38 55,97 Positif
7 2 4 2 2 2 3 3 3 2 4 27 40,07 Negatif
8 4 5 3 4 4 3 4 4 3 3 37 54,52 Positif
9 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 37 54,52 Positif
10 4 5 4 4 3 3 4 4 3 4 38 55,97 Positif
11 2 4 2 2 3 3 3 2 2 3 26 38,62 Negatif
12 3 5 3 4 4 3 4 3 4 3 36 53,08 Positif
13 3 5 3 2 2 3 3 3 3 3 30 44,40 Negatif
14 4 5 4 4 4 3 4 4 4 3 39 57,41 Positif
15 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 37 54,52 Positif
16 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 23 34,28 Negatif
17 3 4 2 5 4 3 3 3 5 3 35 51,63 Positif
18 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 37 54,52 Positif
19 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 39 57,41 Positif
20 4 5 4 4 4 4 4 3 3 3 38 55,97 Positif
21 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 42 61,75 Positif
22 2 5 2 2 2 3 3 3 2 3 27 40,07 Negatif
23 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 42 61,75 Positif
24 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3 23 34,28 Negatif
25 4 5 4 5 4 4 4 5 4 5 44 64,64 Positif
26 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 22 32,84 Negatif
27 2 4 3 3 3 4 3 3 5 4 34 50,19 Positif
28 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 43 63,20 Positif
29 2 4 2 2 2 2 2 3 2 2 23 34,28 Negatif
30 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 42 61,75 Positif
31 2 4 2 2 2 2 2 3 2 3 24 35,73 Negatif

Rata-rata 33,87
S.Deviasi 6,92
Mean
T 50

Anda mungkin juga menyukai