Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengertahuan merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan
yang terjadi melalui pancaindra manusia yaitu indra pengelihatan,
pendengaran, penciuman rasa dan raba. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seorang (overt behavior) ( Notoatmojo,2012)
b. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan yang cukup dalam Domain kognitif terdiri dari 6tingkat :
1) Tahu (know)
Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) suatu yang spesifik dari seuruh
bahan yang dipelajari atau rangsanagan yang telah diterima. Oleh
karena itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling
rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa
yang dipelajari anatara lain menyebutkan, menguraikan,
mendenfinisikan, menyatakan sebagainya.

2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahu dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
faham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan .
3) Aplikasi (application)
Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk mneggunakan
materi yang telah dipealajari pada situasi atau kondisi real yang

8
9

sebenarnya. Aplikasi disni dapat diartikan sebagai aplikasi atau


pengunaan hukum - hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis(analysis)
Analisis adalah suatau kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek kedalam komponen – komponen, tetapi masih di
dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitanya satu sama
lain.
5) Sintesis(synthesi)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk
meletakan atau menghubungkan bagian–bagian didalam suatu
bentuk suatu keseluruhan yang baru.
6) Evaluasi(evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian – penilaian ini
didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan criteria –kriteria yang ada.
c. Cara Memperoleh Pengetahuan
Dari berbagai cara yang digunakan untuk memperoleh kebenaran
pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokan menjadi dua,
yaitu:
1) Cara kuno atau cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan
a) Cara coba salah (Trial and Eror)
Cara coba–coba ini dilakukan dengan menggunkana
kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila
memungkinkan tersebut tidak berhasil maka akan dicoba
kemungkinan yang lain. Apabila kemungkanan kedua ini gagal
pula maka dicoba kembali dengan kemungkinan yang lain
sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.
b) Cara kekuasaan atau otoritas
Cara ini dapat berupa pemimpin – pemimpin masyarakat baik
formal atau pun non formal, ahli agama, pemegang pemerintah
10

dan berbagai prinsip orang lain yang menerima apa yang


dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa
menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenaran baik
berdasarkan fakta empiris maupun penalaran.
c) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali
pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi masa lalu.
2) Cara modern atau cara ilmiah
Cara ini disebut etode penelitian ilmiah atau lebih populer atau
disebut metode penelitian.Cara ini mula- mula dikembangkan oleh
Francis Bacon (1561-1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold
Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan penelitian
yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.
d. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
1) Faktor Internal
a) Pendidikan
Bimbingan yang diberikan seseorang terhadap orang lain
menuju arah cita - cita tertentu yang menentukan manusia itu
untuk berbuat untuk mencapai keselamatan dan kesehatan.
b) Pekerjaan
Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursam (2003), pekerjaan
adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk
menunjang kehidupanya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan
bukanlah sumber kesnangan, tetapi lebih banyak merupakan
caramencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak
tantangan, sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan
yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai
pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
11

c) Umur
Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003) adalah
umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai
berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) semakin
cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan
lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi
kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa di
percaya dari orang yang belum tinggi kedewasaanya. Hal ini
akan sebagai pengalaman dan kematangan jiwa.
2) FaktorEksternal
a) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar
manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.
b) Sistem Sosial Budaya
Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi dari sakit dalam menerima informasi
(A.Wawan dan Dewi,2010)

2. Promosi Kesehatan
a. Pengertian
Promosi kesehatan adalah upaya yang direncanakan untuk
mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidik.
Ada pun unsur – unsure pendidikan adalah :
1) Input adalah sasaran pendidikan (individu , kelompok, atau
masyarakat) , dan pendidik ( pelaku pendidikan)
2) Proses (upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain)
3) Melakukan apa yang diharapkan ( perilaku )
b. Tujuan dan Sasaran
1) Tujuan
12

Tujuan promosi kesehatan adalah tersosialisasinya program –


program kesehatan , terwujudnya masyarakat yang berbudaya.
2) Sasaran
a) Perorangan
b) Kader Kesehatan
c) Toko masyarakat atau took agama
d) Petugas kesehatan
e) Lembaga pemerintah ( lintas sektoral atau lintas program )
c. Strategi Promosi Kesehatan
1) Advokasi
Pendekatan kepada para pengambil kputusan, teman atau
kelompok yang menolak atau mendorong suatu perubahan alam
kebijakan, program dan peraturan dan secara aktif mendukung suatu
masalah serta mencoba mendapatkan dukungan dari pihak lain.
2) Bina Suasana
Upaya untuk menciptakan suasana yang menunjang
pembangunan kesehatan, sehingga masyarakat terdorong untuk
melakukan peningkatan pengetahuan tentang kesehatan
3) Gerakan Masyarakat
Memandirikan masyarakat secara proaktif hidup sehat secara
mandiri.
d. Metode Pendidikan
Dalam promosi kesehatan metode pendidikan yang bersifat
individual digunakan untuk membina perilaku baru atau membina
seseorang yang mulai tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau
inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang
mempunyai masalah atau alas an yang berbeda beda .agar petugas
kesehatan mengetahui dengan tepat serta dapat membantunya maka
perlu menggunakan metode atau (cara). Bentuk pendekatan ini anatara
lain:
1) Bimbingan dan penyuluhan
13

Dengan cara ini kontak anatara klien dengan petugas lebih


intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat diteliti dan
dapat dibantu penyelesaianya.
2) Wawancara
Cara ini bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara
antara petugas kehetan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum mau menerima perubahan. Apabila
belum maka perlu peyuluhan yang lebih mendalam lagi.
e. Media atau Alat Bantu Promosi Kesehatan
Yang dimaksud media promosi kesehatan adalah alat- alat yang
digunakan oleh pendidik dalam menyampaikan bahan pendidikan
/pengajaran.Alat peraga ini disusun berdasarkan prinsip bahwa
pengetahuan yang ada pada setiap manusia diterima atau di tangkap
melalui panca indera. Semakin banyak indra yang digunakan untuk
menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jela pula
pengetahuan yang diperoleh, seseorang atau masyarakat didalam proses
promosi kesehatan dapat memperoleh pengetahuan melalui berbagai
macam alat bantu pendidikan.
Alat peraga pada garis besarnya hanya ada tiga macam alat
bantu pendidkan yaitu :
1) Alat bantu lihat yang berguna untuk membantu menstimulasi indra
mata.
2) Alat bantu dengar yaitu alat yang dapat membantu menstimulasi
indra pendengaran
3) Alat bantu lihat – dengar yaitu alat yang dapat membantu keduanya
Alat peraga juga dapat dibagi menjadi dua macam menurut
pembuatan nya dan penggunaanya, yaitu:
a) Alat peraga yang rumit: seperti film dan sebagainya yang
memerlukan listrik dan proyektor
b) Alat peraga yang sederhana, yang mudah dibuat dengan bahan
yang mudah diperoleh, contoh:
14

(1) Dirumah tangga seperti, leafleat , buku bergambar , dan


benda-benda yang nyata
(2) Dimsyarakat umum, misalnya poster, spanduk , boneka
wayang dan sebagainya.
Berdasar kan fungsinya sebagai penyalur pesan – pesan
kesehatan, media ini menjadi 3, yakni media cetak , media
elektronik dan media papan.
(1) Media cetak
Media cetak sebagai alat bantu menyampaikan pesan-
pesan kesehatan sangat bervariasi anatara lain sebagai
berikut:
a. Booklet ialah suatu media untuk menyampaikan pesan –
pesan kesehatan dalam bentuk buku , baik berupa tulisan
maupun gambar.
b. Leafleat ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-
pesan kesehatan melalui lembar yang dapat dilipat. Isi
informasi dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun
gambar atau kombinasi
c. Flyer(selebaran) bentuk seperti leafleat, tetapi tidak berlipat
d. Filt chart (lembar balik), media penyampaian pesan atau
informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik
e. Rublik atau tulisan – tulisan pada surat kabar atau majalah
f. Poster ialah bentuk media cetak yang berisi pesan atau
informasi kesehatan, yang biasanya ditempel ditembok atau
ditempat – tempat umum.
g. Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan
2. Media elektronik, sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-
pesan atau informasi kesehatan yang berbeda-beda bentuk dan
jenisnya
3. Media papan yaitu papan yang dipasang ditempat tempat
umum yang dapat di isi dengan informasi kesehatan
a. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
15

1. Promosi kesehatan pada aspek promotif


Tujuan : kelompok orang sehat
Sasaran: agar tetap sehat dan meningkatkan kesehatan
2. Promosi kesehatan pada aspek preventif
Tujuan :kelompok beresiko tinggi
Sasaran:tidak jatuh sakit
3. Promosi kesehatan pada aspek kuratif
Tujuan :kelompok penderita penyakit
Sasaran: agar segera pulih kesehatanya
4. Promosi kesehatan pada aspek rehabilitative
Tujuan : penderitayang baru sembuh
Sasaran: agar segera pulih kesehatanya
3. Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)
a. Pengertian IVA
IVA adalah singkatan dari Inspeksi Visual dengan Asam Asetat,
merupakan metode pemeriksaan dengan mengoles serviks atau leher
rahim dengan asam asetat.Kemudian diamati apakah ada kelainan
seperti area yang berwarna putih.Jika tidak ada perubahan warna,
maka dapat dianggap tidak ada infeksi pada serviks.
Pemeriksaan IVA adalah pemeriksaan dengan cara mengoleskan
secara langsung asam asetat atau cuka dapur encer (konsentrat 3-5 %)
pada leher rahim, setelah d tunggu kurang lebih satu menit akan
terlihat bercak putih bila terdapat perubahan pada sel, tujuanya adalah
untuk menemukan kanker serviks dari sejakperubahan awal sel sampai
dengan pra kanker. (Seksi Bindal Pencegahan Penyakit Bidang Bina
P2PL, Dinas kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, 2011)
IVA adalah tes visual menggunakan larutan asam cuka (asam
asetat 2 %) dan larutan iodium lugol pada serviks dan melihat
perubahan warna yang terjadi setelah dilakukan olesan.Tujuanya
untuk melihat adanya sel yang mengalami dysplasia sebagai salah satu
metode skrining kanker mulut rahim. (Dr. dr. Imam Rasjidi , SpOG
,2010 )
16

b. Persiapan Dalam Pemeriksaan IVA


1) Ruangan dan Tempat
a) Ruangan tertutup
b) Meja tempat tidur periksa yang memungkinkan pasien berada
pada posisi litotomi
2) Alat
a) Kain sarung untuk dipakai ibu setelah membuka pakaian
dalam
b) Duk untuk menutupi tubuh ibu saat pemeriksaan
c) Lampu sorot atau senter
d) Trolli untuk tempat meletakan alat – alat
e) Speculum cocor bebek
f) Mangkok kecil untuk asam asetat
g) Larutan asam asetat ( 3 – 5% )
h) Swab kapas stril
i) 3 buah ember berisi :klorin 1 %. Air sabun dan air biasa
j) Tempat sampah kering
3) Persiapan Pasien
a) Mengisi Surat Persetujuan Tindakan
b) Mendapat kan penjelasan lebih dahulu sebelum dilakukan
pemeriksaan
c. Cara Kerja Dalam Pemeriksaan IVA
1) Pasien dibaringkan dengan posisi litotomi
2) Memasang speculum dan menyesuaikan sehingga seluruh leher
rahim dapat terlihat
3) Memasang speculum dengan leher tertutup kemudian dibuka agar
leher rahim dapat dilihat
4) Memindahkan lampu atau senter sehingga dapat melihat leher
rahim dengan jelas
5) Menggunakan swab kapas yang bersih untuk menghilangkan
cairan, darah atau mokusa dari leher rahim. Membuang kapas
17

yang telah dipakai kedalam wadah tahan bocor atau kantung


plastik yang telah tersedia
6) Mencelupkan swab bersih kedalam cairan asam asetat lalu
mengoleskan pada leher rahim. Membuang swab kedalam
kantong plastic
7) Menunggu minimal 1 menit agar asam asetat terserap dan tampak
perubahan warna putih yang disebut lesi putih
8) Bila pemeriksaan IVA sudah selesai, gunakan swab baru untuk
menghilangkan sisa cairan asam asetat dari leher rahimdan
vagina. Membuang swab kedalam kantong plastic
9) Melepaskan speculum dan melakukan dekontaminasi dengan
meletakan speculum dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
d. Cara Membaca Hasil Test IVA
Klasifikasi IVA sesuai temuan klinis yang telah baku menurut Depkes
RI 2009 adalah:
1) Hasil tes positif temuan klinisnya:
Plak putih yang tebal atau epitel acetowhite
2) Hasil tes negative temuan klinisnya:
Permukaan polos dan halus, berwarna merah jambu
3) Kanker temuan klinisnya:
Massa mirip kembang kola atau ulkus
e. Kelebihan IVA
1) Mudah dan praktis
2) Membutuhkan bahan dan alat yang sederhana, tidak memerlukan
alat yang khusus
3) Akurasi pemeriksaan IVA pada beberapa penelitian terbukti cukup
baik (92 ,2%) dibandingkan dengan papsmir (91,3%)
4) Sensitifitas IVA dalam mendeteksi kelainan lahir rahim lebih tinggi
(77%) dari pada papsmear , meskipun tingkat spesifik sebesar
(64%) lebih rendah
5) Metode IVA sesuai untuk pusat pelayanan sederhana, yang
memiliki jumlah peralatan dan tenaga medis yang terbatas
18

6) Hasil pemeriksaan dapat segera diketahui, karena tidak


memerlukan pemeriksaan laboraturium menunggu lama untuk
mengetahui hasilnya
7) Dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah terlatih dalam
pemeriksaan IVA bukan hanya dokter ginekologi
8) Biaya sangat murah bahkan gratis di puskesmas
f. Tempat dan Sasaran IVA
1) Tempat Pemeriksaan IVA
Pemeriksaan IVA dengan asam asetat dapat dilakukan antara lain :
a) Bidan Desa
b) Puskesmas Pembantu
c) Puskesmas
d) Rumah Sakit
e) Rumah Bersalin
2) Sasaran pemeriksaan IVA
Sasaran pemeriksaan IVA dianjurkan untuk perempuan yang
sudah menikah atau yang sudah melakukan hubungan seksual dan
semua perempuan usia 30 – 50 tahun. Kanker serviks menempati
angka tertinggi diantara perempuan usia 40 – 50 tahun, sehingga tes
harus dilakukan pada usia dimana lesi pra kanker lebih mungkin
terdeteksi, biasanya 10 sampai 20 tahun lebih awal ( Depkes RI,
2009)
Pemeriksaan IVA dapat dilakukan pada perempuan yang
berusai <30 tahun jika ditemukan sejumlah Faktor resiko yang
berhubngan dengan perkembangan kanker serviks. Faktor-Faktor
resiko diantaranya sebagai berikut :
a) Usia muda saat pertama kali melakukan hubungan seksual ( usia
<20)
b) Memiliki banyak pasangan ( perempuan atau pasanganya)
c) Riwayat pernah mengalami IMS
d) Ibu atau saudara perempuan yang memiliki kanker serviks
e) Hasil test papsmear sebelumnya yang tak normal
19

f) Merokok
Waktu Penatalaksanaan IVA
Pemeriksaan IVA bias dilakukan kapan saja dalam keadaan
tidak menstruasi dan tidak dalam keadaan hamil, post partum 40 hari
atau paska keguguran. Tes tersebut dapat juga dilakukan pada
perempuan yang dicurigai atau diketahui memiliki IMS atau HIV /
AIDS (Depkes RI, 2009)

B. Kerangka Teori

Faktor Internal Pengetahuan


 Umur
 Pekerjaan
 Pendidikan Metode
 Bimbingan
dan
Faktor eksternal penyuluhan
 Lingkungan  Wawancara
 Media Media
 System Sosial  Cetak
Budaya
 Elektronik
 Papan

Gambar 2.1 Kerangka teori Modifikasi Wawan dan Dewi (2010)

Anda mungkin juga menyukai