OVER LUAR
SKRIPSI
M. ABD. WAKI, AM
153010069
i
2019
ii
SAMPUL DALAM
SKRIPSI
M. ABD. WAKI, AM
153010069
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
M. ABD. WAKI, AM
153010069
Pembimbing
Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Keperawatan
STIKes Payung Negeri Pekanbaru
iv
HALAMAN PENGESAHAN
M. ABD. WAKI, AM
153010069
Pekanbaru,
Ns. Sri Yanti, M.Kep, Sp.Kep.MB Ns. Wardah, M.Kep Iyang Maisi Fitriani, M.Kom
NIDN. 1001058102 NIDN. 1020068201 NIDN. 1012059002
Mengesahkan,
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Payung Negeri Pekanbaru
Ketua,
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
M. ABD. WAKI, AM
NIM. 153010069
vi
KATA PENGANTAR
الرحيم
ّ الرحمن
ّ بس ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـ ـم اهلل
Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji hanya bagi هللاyang maha pengasih
lagi maha penyayang, yang telah melimpah rahmat dan karunia-Nya dan selalu
memberikan kemudahan bagi hamba-hamba-Nya sehingga penyusunan proposal
ini dapat terselesaikan. Sholawat beriringkan salam dihadiahkan bagi junjungan
Nabi besar Muhammad ﷺyang telah membawa umat manusia dari alam
Skripsi ini disusun peneliti untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan pendidikan program studi Strata 1 (S1) Keperawatan di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Payung Negeri Pekanbaru tahun 2019 dengan
judul “PENGARUH MASSAGE DENGAN PEPPERMINT OIL TERHADAP
NYERI DISMENORE PADA MAHASISWI S1 KEPERAWATAN STIKES
PAYUNG NEGERI PEKANBARU”
Dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti tidak terlepas dari peran serta
berbagai pihak yang senantiasa memberikan bantuan, bimbingan, dukungan, serta
do’a sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Untuk itu peneliti ingin mengucapkan
terimakasih kepada :
1. Ibu Ns. Hj. Deswinda, S.Kep, M.Kes, selaku ketua STIKes Payung Negeri
Pekanbaru.
2. Ibu Ns. Sri Yanti, M.Kep, Sp.Kep.MB, selaku ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru dan selaku pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Ns. Wardah, M.Kep, selaku ketua penguji dalam menyusun skripsi ini.
4. Ibu Iyang Maisi Fitriani, M.Kom, selaku penguji dalam menyusun skripsi
ini.
vii
5. Seluruh staf Dosen beserta karyawan dan karyawati STIKes Payung
Negeri Pekanbaru yang telah banyak memberi pengetahuan dan bimbingan
kepada peneliti selama mengikuti pendidikan di STIKes Payung Negeri
Pekanbaru.
6. Kepada instansi yang telah membantu dalam kelancaran penyusunan
skripsi ini (STIKes Payung Negeri Pekanbaru).
7. Teristimewa ucapan terimakasih kepada kedua orang tua tercinta yang
terus memberi didikan, semangat maupun do’anya sehingga bisa mencapai
titik saat ini, Bapak (Ase’), Mamak (Masnah), serta adik (M. Hidayatul
Adli, AM - M. Abd. Rafiqi, AM) dan keluarga besar yang telah
memberikan semangat, dorongan dan do’anya sehingga peneliti bisa
menjalani dan melalui semua tahap dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Para sahabat (Elisa, Irza, Yola, Riri, Ilvi, Riska, Fitri), Wak Adi Grup, PK
Family, yang selalu memberikan semangat, masukan untuk menyelesaikan
skripsi dan selalu menemani kemanapun peneliti butuhkan.
9. Kepada teman-teman seperjuangan Program Studi S1 Keperawatan
khususnya kelas 4B dan angkatan tahun 2015 yang telah memberi
semangat, kritik dan saran peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga segala kebaikannya dilipatgandakan dan mendapat imbalan serta
pahala dari هللا. Dalam penyusunan skripsi ini peneliti menyadari masih banyak
kesalahan dan kekurangan, untuk itu skripsi mengharapkan kritik maupun saran
yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini.
M. ABD. WAKI, AM
viii
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU
M. Abd. Waki, AM
ABSTRAK
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklus dari uterus, disertai pelepasan
endometrium, banyak wanita mengalami nyeri perut yang disebut dismenore yaitu
kekuatan atau kejang dibawah perut yang terjadi pada waktu menjelang atau selama
menstruasi. Salah satu pengobatan non-farmakologi untuk mengurangi rasa nyeri adalah
massage. Massage bermanfaat untuk dapat melancarkan sirkulasi darah didalam seluruh
tubuh merangsang hormon endorphin sehingga dapat mengurangi rasa nyeri. Peppermint
oil bermanfaat untuk merelaksasikan kerja otot polos di perut sehingga dapat mengurangi
rasa kram di perut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh
massage dengan peppermint oil terhadap nyeri dismenore pada mahasiswi S1
Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan terhadap 16
responden yang diambil dengan teknik purposive sampling. Desain yang digunakan
quasy eksperimental dengan rancangan design pre-test and post-test one group. Alat
ukur yang digunakan adalah numeric pain rating scale 0-10 dan lembar observasi
untuk mengetahui intensitas nyeri responden. Hasil uji paired t-test menunjukkan
ρ value = 0,000 (<0,05) artinya ada pengaruh massage dengan peppermint oil
terhadap nyeri dismenore. Didapatkan nilai mean selisih antara pre-test dan post-
test adalah 3,813 dengan standar deviasi 0,834. Direkomendasikan adanya
pelayanan dan penyuluhan tentang penanganan non-farmakologi untuk
mengurangi nyeri dismenore.
ix
NURSING PROGRAM STUDY
STIKES PAYUNG NEGERI PEKANBARU
M. Abd. Waki, AM
ABSTRACT
Menstruation is periodic and cycle bleeding from the uterus, accompanied by the release
of the endometrium, many women experience abdominal pain called dysmenorrhea,
namely strength or spasm under the stomach that occurs at the time before or during
menstruation. One of the non-pharmacological treatments to reduce pain is massage.
Massage is beneficial for the circulation of blood in the entire body to stimulate the
hormone endorphin so that it can reduce pain. Peppermint oil is useful for relaxing
smooth muscle work in the stomach so that it can reduce cramping in the stomach. The
purpose of this study was to determine the effect of massage with peppermint oil on the
pain of dysmenorrhea in undergraduate students of Nursing STIKes Payung Negeri
Pekanbaru. This research was conducted on 16 respondents taken by purposive sampling
technique. The design used was quasy experimental with design pre-test and post-test one
group. The measuring instrument used is numeric scale 0-10 and observation sheet to
determine the pain intensity of the respondents. The paired t-test results showed ρ value =
0,000 (<0.05) meaning that there was an effect of massage with peppermint oil on the
pain of dysmenorrhea. In getting straight mean the difference between pre-test and post-
test is 3,813 with the standard deviation 0,834. Recommended the service and
information about the handling of non-farmokologi the reduce pain dysmenorrhea.
x
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR.....................................................................................................i
SAMPUL DALAM................................................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN.............................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vi
ABSTRAK...........................................................................................................viii
ABSTRACT.........................................................................................................viii
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR SKEMA...............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................7
C. Tujuan....................................................................................................................8
D. Manfaat Penelitian..................................................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................10
A. Tinjauan Teoritis..................................................................................................10
B. Penelitian Terkait.................................................................................................25
C. Kerangka Konsep.................................................................................................26
D. Hipotesis...............................................................................................................26
BAB III METODE PENELITIAN....................................................................27
A. Jenis dan Desain Penelitian..................................................................................27
B. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................................27
C. Populasi dan Sampel............................................................................................28
D. Instrumen Penelitian.............................................................................................31
E. Definisi Operasional.............................................................................................32
F. Etika Penelitian....................................................................................................32
G. Prosedur Pengumpulan Data................................................................................33
H. Analisa Data.........................................................................................................36
BAB IV HASIL PENELITIAN...........................................................................37
A. Analisis Univariat.................................................................................................37
B. Analisis Bivariat...................................................................................................40
BAB V PEMBAHASAN......................................................................................42
A. Analisis Univariat.................................................................................................42
B. Analisis Bivariat...................................................................................................46
C. Keterbatasan Penelitian........................................................................................47
BAB VI PENUTUP..............................................................................................49
A. Kesimpulan..........................................................................................................49
B. Saran....................................................................................................................49
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................51
LAMPIRAN..........................................................................................................55
xi
DAFTAR TABEL
xii
DAFTAR SKEMA
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Permohonan Pra Penelitian/Pra Riset Dari Stikes Payung
Negeri Pekanbaru
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian Dari Stikes Payung Negeri Pekanbaru
Lampiran 3 : Lembar Observasi
Lampiran 4 : Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 5 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 6 : Lembar Prosedur Massage Dengan Peppermint Oil
Lampiran 7 : Surat Selesai Penelitian riset dari STIKes Payung Negeri
Pekanbaru
Lampiran 8 : Master Tabel
Lampiran 9 : Hasil Pengolahan Data
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menstruasi adalah bagian normal dari proses siklus alami yang terjadi pada
wanita sehat di antara masa pubertas hingga akhir tahun-tahun reproduksi
(Verawaty & Rahayu, 2012). Menstruasi termasuk keadaan yang normal, yang
akan dialami oleh setiap perempuan yang normal kesehatannya. Tetapi pada saat
menstruasi dapat terjadi beberapa hal yang mungkin dapat mencemaskan diri kita
ataupun keluarga. Walaupun tidak semua perempuan akan mengalami hal yang
sama, namun beberapa gangguan atau perubahan keadaan ketika menstruasi
adalah normal (Sinaga. et al, 2017). Salah satu gangguan yang terjadi saat
menstruasi adalah nyeri haid atau dismenore.
Dismenore (dysmenorrhea) berasal dari kata dalam bahasa Yunani kuno
(Greek) kata berasal dari dys yang berarti sulit, nyeri, abnormal; meno yang
berarti bulan; dan rrhea yang berarti aliran menstruasi yang sulit atau menstruasi
yang mengalami nyeri (Anurogo & Wulandari, 2011). Bagi wanita mengalami
nyeri perut yang biasa disebut dengan dismenore. Dismenore adalah kekuatan atau
kejang dibawah perut yang terjadi pada waktu menjelang atau selama menstruasi,
sehingga memaksa wanita untuk beristirahat dan meninggalkan pekerjaan atau
cara hidup sehari-hari untuk beberapa jam atau beberapa hari (Prawirorahardjo,
2009).
Pada saat wanita yang sedang mengalami dismenore pada saat menstruasi,
sebagian besar dari mereka sering merasakan gejala yang tidak mengenakkan. Hal
ini akan membuat penurunan produktivitas saat sekolah, kuliah, bekerja maupun
melakukan aktivitas lainnya. Rasa sakit yang akan dirasakan penderita seperti
mulas, kram perut, perubahan mood, dan lemas membuat sebagian wanita harus
beristirahat bahkan ada juga yang memaksakan diri untuk tetap beraktivitas. Bagi
wanita yang bekerja tentunya dismenore ini akan sangat mengganggu
aktivitasnya, mulai dari tidak konsentrasi, akan cepat merasa lelah bahkan mual
hingga ada yang pingsan.
1
2
yang sangat intens saat mengeluarkan darah menstruasi dari dalam rahim.
Kontraksi otot yang sangat intens ini kemudian menyebabkan otot-otot menegang
dan menimbulkan kram atau rasa sakit atau nyeri. Ketegangan otot ini tidak hanya
terjadi pada bagian perut, tetapi juga pada otot-otot penunjang yang terdapat di
bagian punggung bawah, pinggang, paha hingga betis.
Proses ini sebenarnya merupakan bagian normal proses menstruasi, dan
biasanya mulai dirasakan ketika mulai perdarahan dan terus berlangsung hingga
32-48 jam. Sebagian besar perempuan yang menstruasi pernah mengalami
dismenore dalam derajat keparahan yang berbeda-beda. Dismenore yang dialami
remaja umumnya bukan karena penyakit, dan disebut dismenore primer.
Dismenore primer pada perempuan yang lebih dewasa akan makin berkurang rasa
sakit dan nyerinya. Dismenore primer juga makin berkurang pada perempuan
yang sudah melahirkan.
Pada wanita lebih tua, dismenore dapat disebabkan oleh penyakit tertentu,
misalnya fibroid uterus, radang panggul, endometriosis atau kehamilan ektopik.
Dismenore yang disebabkan oleh penyakit disebut dismenore sekunder. Berbeda
dengan dismenore primer, rasa sakit dan nyeri pada dismenore sekunder biasanya
lebih lama dari pada dismenore primer. Nyeri karena dismenore sekunder
biasanya dimulai beberapa hari sebelum menstruasi, makin lama akan terasa nyeri
selama menstruasi berlangsung, dan biasanya baru hilang beberapa hari setelah
menstruasi selesai. Apabila pada dismenore primer, rasa sakit akan makin
berkurang seiring dengan makin bertambahnya umur, pada dismenore sekunder,
makin bertambah umur biasanya makin bertambah parah.
Dismenore salah satu gangguan medis paling umum dari sistem ginekologis
yang mempengaruhi hampir 50% wanita dengan menstruasi teratur. Saat ini,
untuk perawatan dan pengendalian rasa sakit dan gejala, berbagai metode seperti
terapi herbal, panas lokal, thiamin, vitamin E, suplemen minyak ikan, akupuntur
dan stimulasi saraf transkutan digunakan. Tanaman obat terpenting yang berasal
dari Iran, yang efektif untuk rasa sakit dilaporkan. Ramuan Iran seperti mint,
platyloba, adas manis, valerian, thyme, teh gunung, jahe, lemon balm, sage,
vitakous, dill, kayu manis, chamomile, seledri, kunyit, jinten, borage,
4
lalap. Khasiat dari daun mint salah satu nya penghilang rasa kram pada perut
(Satya, 2013).
Daun mint diyakini menjadi obat yang digunakan untuk mengobati nyeri
dalam tubuh. Karena dalam daun mint memiliki kandungan antispasmodic. Zat ini
bekerja sangat baik untuk mengendurkan otot-otot menegang, sehingga cocok
untuk mengatasi nyeri dalam tubuh. Manfaat kesehatan dari daun mint di dunia
medis sebagai aromaterapi. Aroma khas mint digunakan untuk menambah
ketenangan dan kenyamanan, hal ini biasanya digunakan untuk pasien yang
membutuhkan relaksasi.
Jaelani (2009) menyatakan aromaterapi adalah terapi yang menggunakan
essential oil atau sari minyak murni untuk memperbaiki atau menjaga kesehatan,
membangkitkan semangat, menyegarkan serta menenangkan jiwa dan raga. Kata
“aroma” berarti bau wangi atau keharuman dari tumbuhan, aroma ini bisa kita
temukan di halaman rumah kita sendiri seperti aroma bunga melati atau mawar
misalnya. Kata “theraphy” yang dapat diartikan sebagai cara pengobatan atau
penyembuhan. Sehingga aromaterapi dapat diartikan sebagai “suatu cara
perawatan tubuh dan atau penyembuhan dengan menggunakan minyak esensial
(essential oil). Sedangkan terapi adalah upaya membangkitkan semangat,
menyegarkan dan mejaga kesehatan pikiran, jiwa, dan raga, serta merangsang
proses penyembuhan dengan menggunakan essential oil.
Essential oil bekerja dengan berbagai cara. Jika dioleskan pada kulit, minyak
ini akan diserap dengan cepat melalui kantong rambut karena strukturnya yang
ringan, kemudian tersebar keseluruh tubuh. Setiap jenis essential oil diserap
dalam kurun waktu yang berbeda, dari 20 menit hingga 2 jam. Sehingga sangat
dianjurkan untuk tidak langsung mencuci tubuh setelah melakukan aromaterapi
pijat. Tapi, hindari membalur essential oil langsung pada kulit tubuh tanpa
mencampurnya lebih dulu dengan minyak dasar, karena konsentrasinya terlalu
tinggi untuk digunakan langsung pada kulit. Perlu dimengerti bahwa essential oil
bukan untuk penyembuhan suatu penyakit, sifatnya adalah merangsang proses
daya penyembuhan tubuh sehingga meningkatkan daya tahan tubuh,
keseimbangan jiwa dan fisik.
6
beberapa mahasiswi yang mengatakan mereka sampai harus izin untuk mengikuti
perkuliahan karena mengalami nyeri hebat. Untuk mengatasi nyeri yang dialami
mahasiswi, biasanya mereka akan pergi ke apotek untuk membeli obat penghilang
nyeri, ada juga yang hanya membiarkannya saja kemudian mengurung diri
dikamar dan istirahat. Karena mahasiswi belum banyak yang mengetahui tentang
terapi massage dengan peppermint oil yang dapat mengendorkan otot-otot yang
tegang, merileksasikan badan, bahkan bisa mengurangi kram maupun nyeri.
Melihat fenomena tersebut, maka sangatlah penting bagi mahasiswi untuk
mengetahui informasi tentang cara penanganan nyeri haid/dismenore dengan cara
non-farmakologi. Mengingat pentingnya hal tersebut, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian tentang “Pengaruh Massage dengan Peppermint Oil
Terhadap Nyeri Dismenore Pada Mahasiswi S1 Keperawatan STIKes Payung
Negeri Pekanbaru”.
B. Rumusan Masalah
Dari hasil pernyataan ahli dan data diatas, dismenore adalah rasa nyeri
menyertai menstruasi, yang dapat mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari
seperti misalnya kerja, kuliah, sekolah maupun aktivitas lainnya. Nyeri menstruasi
terjadi terutama diperut bagian bawah, pinggang, panggul, paha atas, hingga betis.
Nyeri juga bisa disertai kram perut yang parah. Sehingga membuat wanita untuk
beristirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidup sehari-hari untuk
beberapa jam atau beberapa hari.
Nyeri haid/dismenore dapat diatasi dengan melakukan berbagai alternatif,
bisa dengan cara non-farmakologi. Banyak terapi non-farmakologi yang bisa
dilakukan untuk mengurangi nyeri salah satunya adalah massage dengan
aromaterapi, seperti aromaterapi peppermint. Karena aromaterapi mengandung
essential oil yang membuat sentuhan bisa menjadi lembut dan nyaman pada
bagian atau titik yang akan di massage. Massage tersebut bisa dilakukan pada
bagian perut, punggung, pinggang dan beberapa titik nyeri yang dirasakan oleh
penderita dismenore. Jadi, massage dengan peppermint oil bisa menjadi suatu
metode sentuhan ringan yang membantu merileksasikan tubuh, mengendorkan
8
otot-otot yang tegang, bahkan mengurangi rasa kram maupun nyeri. Oleh karena
itu, rumusan masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui “Adakah Pengaruh
Massage dengan Pepermint Oil Terhadap Nyeri Dismenore Pada Mahasiswi
S1 Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui adanya pengaruh
massage dengan peppermint oil terhadap nyeri dismenore pada mahasiswi
S1 Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui skala nyeri pada mahasiswi S1 Keperawatan yang
mengalami dismenore sebelum massage dengan peppermint oil di
STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
b. Untuk mengetahui skala nyeri pada mahasiswi S1 Keperawatan yang
mengalami dismenore setelah massage dengan peppermint oil di
STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
c. Untuk mengetahui pengaruh skala nyeri pada mahasiswi S1
Keperawatan yang mengalami dismenore sebelum dan sesudah
massage dengan peppermint oil di STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Responden
Melalui penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi
responden maupun tambahan ilmu tentang pengaruh massage dengan
peppermint oil terhadap dismenore.
2. Bagi Pendidikan Keperawatan
Sebagai bahan bacaan bagi yang memerlukannya dan tambahan
referensi bagi mahasiswa untuk dapat dijadikan ilmu pengetahuan maupun
dasar penelitian selanjutnya.
9
A. Tinjauan Teoritis
1. Konsep Menstruasi
a. Definisi Menstruasi
Menstruasi merupakan perdarahan akibat dari luruhnya dinding
sebelah dalam rahim (endometrium). Lapisan endometrium
dipersiapkan untuk menerima implantasi embrio. Jika tidak implantasi
embrio lapisan ini akan luruh. Perdarahan ini terjadi secara periodik,
jarak waktu antar menstruasi dikenal dengan siklus menstruasi
(Purwoastuti & Walyani, 2015).
Haid atau menstruasi adalah pengeluaran darah dan sel-sel tubuh
dari vagina yang berasal dari dinding rahim perempuan secara
periodik. Defenisi lain bisa juga diartikan sebagai siklus alami yang
terjadi secara regular untuk mempersiapkan tubuh perempuan setiap
bulannya. Rata-rata masa haid perempuan 3-8 hari dengan siklus rata-
rata 28 hari pada setiap bulannya. Dan batas maksimal masa haid
adalah 15 hari. Selama darah yang keluar belum melewati batas
tersebut, maka darah yang keluar adalah darah haid (Anurogo &
Wulandari, 2011).
b. Siklus Menstruasi
Siklus menstruasi berkisar antara 27 sampai 30 hari, umumnya 28
hari, artinya masa menstruasi akan terjadi setiap 28 hari sejak masa
“menarche” (menstruasi pertama) dan terus berlangsung sampai masa
“menopause” (berhentinya menstruasi secara permanen) yaitu ketika
seseorang sudah tidak mengalami menstruasi lagi karena alasan
fisiologis terkait usia dan kesuburan sistem reproduksinya. Walaupun
siklus menstruasi rata-rata antara 27-30 hari, namun seseorang yang
memiliki siklus menstruasi sangat pendek misalnya 21 hari atau
10
11
2. Konsep Dismenore
a. Defenisi Dismenore
Dismenore adalah nyeri menstruasi yang memaksa wanita untuk
istirahat atau berakibat pada menurunnya kinerja dan berkurangnya
aktivitas sehari-hari. Istilah nyeri haid atau dismenore
(dysmenorrohea) berasal dari bahasa “Greek” yaitu dys (gangguan
atau nyeri hebat/abnormalitas), meno (bulan) dan rrhoea yang artinya
14
b. Klasifikasi Dismenore
Calis (2011) mengemukakan dismenore dapat dibagi dua
berdasarkan jenis nyeri dan ada tidaknya kelainan yang dapat diamati,
yaitu :
1) Nyeri Spasmodik
Nyeri ini terasa di bagian bawah perut dan berawal sebelum
masa haid atau setelah masa haid mulai. Banyak perempuan yang
terapaksa harus berbaring karena terlalu menderita nyeri itu
sehingga tidak dapat mengerjakan apapun. Diantara mereka ada
yang pingsan, merasa sangat mual, bahkan ada yang muntah.
Kebanyakan penderita nyeri ini adalah perempuan muda
15
c. Etiologi Dismenore
1) Dismenore Primer
Dismenore primer adalah proses normal yang dialami ketika
menstruasi. Kram menstruasi primer disebabkan oleh kontraksi
otot rahim yang sangat intens, yang dimaksudkan untuk
melepaskan lapisan dinding rahim yang tidak diperlukan lagi.
Dismenore primer disebabkan oleh zat kimia alami yang
diproduksi oleh sel-sel lapisan dinding rahim yang disebut
prostaglandin. Prostaglandin akan meransang otot-otot halus
dinding rahim berkontraksi. Makin tinggi kadar prostaglandin,
kontaksi akan makin kuat, sehingga rasa nyeri yang dirasakan
juga makin kuat. Biasanya, pada hari pertama menstruasi kadar
prostaglandin sangat tinggi. Pada hari kedua dan selanjutnya,
lapisan dinding rahim akan mulai terlepas dan kadar
prostaglandin akan menurun. Rasa sakit dan nyeri haid pun akan
berkurang seiring dengan menurunnya kadar prostaglandin
(Sinaga. et al, 2017).
Anurogo dan Wulandari (2011) menyatakan dismenore
primer juga disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
a) Faktor kejiwaan
Pada wanita yang secara emosional tidak stabil, jika
mereka tidak mendapatkan penjelasan yang baik tentang
proses haid maka mudah timbul dismenore.
b) Faktor konstitusi
Faktor konstitusi ini yang erat hubungannya dengan
faktor kejiwaan dapat juga menurunkan ketahanan terhadap
rasa nyeri, faktor-faktor seperti anemia, penyakit menahun
dan sebagainya dapat mempengaruhi dismenore.
17
d. Gejala Dismenore
Gejala dan tanda dari dismenore ialah nyeri pada bagian bawah
yang bisa menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai. Nyeri
yang dirasakan kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul
yang terus menerus ada. Nyeri biasanya akan mulai timbul sesaat
sebelum atau selama menstruasi, serta mencapai puncaknya dalam 24
jam dan setelah 2 hari akan menghilang. Dismenore juga akan sering
disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit, diare dan sering berkemih,
bahkan kadang sampai terjadi muntah (Maulana, 2009).
e. Derajat Dismenore
Menurut Manuaba. et al (2010), pada awal menstruasi biasanya
setiap menstruasi akan menyebabkan nyeri dengan kadar nyeri yang
berbeda-beda. Secara siklik dismenore dibagi menjadi empat derajat,
ringan, sedang, berat dan sangat berat.
1) Dismenore ringan
Dismenore ringan berlansung beberapa saat dan dapat
melakukan aktivitas sehari-hari. Terdapat pada skala nyeri dengan
tingkatan 1-3.
2) Dismenore sedang
Dismenore sedang membuat penderita memerlukan obat
penghilang rasa nyeri, tanpa perlu meninggalkan aktivitasnya.
Terdapat pada skala nyeri dengan tingkatan 4-6.
3) Dismenore berat
Dismenore berat membutuhkan penderita untuk istirahat
beberapa hari dan dapat disertai sakit kepala, diare dan rasa
tertekan. Terdapat pada skala nyeri dengan tingkatan 7-9.
19
f. Penanganan Dismenore
Penanganan dismenore menurut (Lestari, 2013) dibagi menjadi
dua yaitu :
1) Farmakologis
Upaya penanganan yang dapat dilakukan dengan
memberikan obat analgetik sebagai penghilang rasa sakit. Obat-
obatan dapat menurunkan rasa nyeri dan menghambat produksi
prostaglandin dari jaringan-jaringan yang mengalami trauma dan
inflamasi yang menghambat reseptor nyeri untuk menjadi sensitif
terhadap stimulus menyakitkan sebelumnya seperti obat anti
inflamasi non steroid yaitu aspirin. Penanganan dismenore primer
meliputi :
a) Penanganan dengan nasehat, perlu dijelaskan kepada
penderita bahwa dismenore adalah gangguan yang tidak
berbahaya bagi kesehatan. Hendaknya diadakan penjelasan
dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan, kegiatan, dan
lingkungan penderita. Kemungkinan salah informasi
mengenai menstruasi yang perlu dibicarakan. Nasehat-
nasehat mengenai makanan sehat, istirahat yang cukup
maupun olahraga akan sangat berguna.
b) Pemberian obat analgesik, obat analgesik yang sering
digunakan meliputi preparat kombinasi aspirin, fenasetin, dan
kafein. Obat-obatan yang beredar dipasaran yaitu novalgin,
ponstan, maupun acet-aminophen.
20
g. Pencegahan Dismenore
Pencegahan dismenore dapat menghindari stres, miliki pola
makan yang teratur dengan asupan gizi yang memadai, memenuhi
standar 4 sehat 5 sempurna. Sebisanya hindari makanan yang
cenderung asam dan pedas, saat menjelang haid. Istirahat yang cukup
dapat menjaga kondisi agar tidak terlalu lelah dan tidak terlalu
menguras energi yang berlebihan. Tidur yang cukup sesuai standar 6-8
jam dalam sehari. Olahraga yang ringan secara teratur (Anurogo &
Wulandari 2011).
Cobalah diurut atau dipijat dengan tekanan ringan, jangan terlalu
keras, untuk membantu menghilangkan rasa pegal pada otot-otot
tubuh. Berbaring pada satu sisi tubuh, lalu tarik lutut sampai ke batas
dada, lakukan beberapa kali. Ini akan membantu meringankan rasa
sakit dan pegal pada punggung. Makan makanan bergizi dan hindari
konsumsi garam dan kafein (Sinaga. et al, 2017).
3. Konsep Massage
a. Defenisi Massage
Istilah massage diambil dari bahasa Francis, sedangkan dalam
bahasa Arab berasal dari kata “Maas” yang berarti menyentuh atau
meraba. Didalam bahasa Indonesia disebut dengan pijat atau urut.
Selain itu massage dapat disempurnakan dengan ilmu-ilmu tentang
tubuh manusia atau gerakan-gerakan tangan yang mekanis terhadap
tubuh manusia dengan mempergunakan bermacam-macam bentuk
pegangan atau teknik (Trisnowiyanto, 2012).
Nurgiwiati (2015) menyatakan massage adalah suatu tindakan
manipulasi otot-otot dan jaringan dari tubuh dengan cara menekan,
22
b. Manfaat Massage
Manfaat fisiologi dari massage adalah dapat memperlancar
peredaran darah atau meningkatkan sirkulasi darah maupun getah
bening. Massage dapat membantu memperlancar metabolisme dalam
tubuh. Massage akan mempengaruhi kontraksi dinding kapiler
sehingga terjadi keadaan vasodilatasi atau melebarnya pembuluh
darah kapiler. Aliran oksigen dalam darah meningkat, pembuangan
sisa-sisa metabolik semakin lancar sehingga memacu hormon
endorphin yang berfungsi memberikan rasa nyaman dan dapat
mengurangi rasa nyeri (Brunner & Suddarth, 2013).
c. Teknik Massage
1) Mengusap (Efflurage)
Efflurage merupakan gerakan urut yang mempergunakan
seluruh permukaan telapak tangan yang melekat pada pada bagian
tubuh secara berirama dan berturut-turut ke atas. Efflurage ini
yaitu gerakan ringan dan terus-menerus yang dilakukan dengan
ujung jari bagian bawah. Gerakan ini sering dipakai untuk muka,
leher, kulit kepala, punggung, dada, lengan dan kaki.
23
2) Meremas (Petrisage)
Teknik petrisage ini menggunakan ujung jari dan telapak
tangan untuk menjepit beberapa bagian kulit. Gerakan ini perlu
sedikit tekanan (pressure) yang dilakukan secara berirama dan
ringan.
3) Menggosok (Friction)
Teknik friction memberi tekanan pada kulit untuk
melancarkan sikulasi darah, mengaktifkan kelenjar kulit,
menghilangkan kerut dan menguatkan otot kulit. Pada pijatan ini,
lakukan dengan cara melingkar ringan pada bagian yang dipijat.
4) Menekan (Pressure)
Teknik ini dilakukan dengan kedua ibu jari yang disatukan
atau menggunakan jari-jari tangan yang lain. Pressure dilakukan
dengan cara penekanan pada titik saraf tertentu yang tegang
dengan menggunakan kekuatan jari tangan. Penekanan ini
dilakukan dengan kekuatan sedang hingga kuat.
5) Menggetar (Vibration)
Vibration merupakan teknik menggetar untuk meransang atau
menenangkan urat saraf. Pada teknik ini menggunakan ujung jari
dan telapak tangan untuk menggetarkan kulit secara bergantian.
Gerakan ini untuk melemaskan jaringan-jaringan dan
menghilangkan ketegangan.
6) Mengetuk (Tapotament)
Tapotament adalah gerakan dengan ketukan yang berturut-
turut dan cepat, dilakukan dengan seluruh tangan atau ujung jari.
Ketukan ini dilakukan untuk mengembalikan tonus otot-otot yang
kendur. Mencincang merupakan gerakan menepuk yag dilakukan
dengan menggunakan bagian samping dari luar kedua tangan,
yang kemudia ditepukkan pada kulit secara berturut-turut dan
bergantian ke punggung, bahu dan lengan. Gerakan ini dapat
menyegarkan otot-otot dan melancarkan peredarah darah.
24
B. Penelitian Terkait
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah formulasi atau simplifikasi dari kerangka teori atau
teori-teori yang mendukung penelitian. Kerangka konsep terdiri dari variabel-
variabel serta hubungan antara variabel satu denga variabel lainnya yang akan
mengarahkan untuk menganalisis hasil penelitian (Notoatmodjo, 2012).
Skema 2.1
Kerangka Konsep
D. Hipotesis
Skema 3.1
Desain Penelitian
Pre-test Post-test
R O1 X O2
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di STIKes Payung Negeri Pekanbaru. Lokasi
ini dipilih karena STIKes Payung Negeri Pekanbaru termasuk institusi
pendidikan yang memiliki jumlah mahasiswi yang banyak. Dari studi
pendahuluan yang telah dilakukan, banyak dari mahasiswi S1
Keperawatan yang mengalami nyeri dismenore dan belum pernah
dilakukan penelitian tentang Pengaruh Massage dengan Peppermint Oil
27
28
2. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dimulai dari persiapan riset yang dilakukan
mulai bulan Februari 2019 dan pelaksanaan penelitian hingga seminar
hasil riset yaitu bulan Juli 2019, jadwal penelitian lengkap dapat dilihat
pada tabel 3.1 :
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
Bulan
No. Uraian Kegiatan
Feb Mar April Mei Juni Juli
1. Pengajuan Judul
2. Pembuatan Proposal
3. Ujian Proposal
4. Pengumpulan Data
5. Pengolahan Data
6. Analisa Data
7. Ujian Hasil
8. Perbaikan Skripsi
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah unit dimana suatu hasil penelitian akan diterapkan
(digeneralisir). Idealnya penelitian-penelitian dilakukan pada populasi,
karena dapat melihat gambaran seluruh populasi sebagai unit dimana hasil
penelitian akan diterapkan (Dharma, 2015). Populasi dari penelitian ini
adalah mahasiswi S1 Keperawatan yang mengalami nyeri dismenore yaitu
77 orang.
2. Sampel
Sampel penelitian sebagai unit yang lebih kecil lagi adalah
sekelompok individu yang merupakan bagian dari populasi terjangkau
dimana peneliti langsung mengumpulkan data atau melakukan
29
15,5
Keterangan :
= 1-p (100% - p)
Keterangan :
3. Sampling
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode “Purposive
Sampling”, yaitu metode pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan
maksud atau tujuan tertentu yang ditentukan oleh peneliti (Dharma, 2015).
a) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang harus diambil
masing-masing anggota masing-masing anggota yang akan dijadikan
sampel (Notoatmodjo, 2012).
1) Sedang mengalami dismenore
2) Bersedia menjadi responden
b) Kriteria Eksklusi
31
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengobservasi, mengukur atau menilai suatu fenomena. Data yang diperoleh sari
suatu pengukuran kemudian dianalisis dan dijadikan sebagai bukti (evidence) dari
suatu penelitian (Dharma, 2015).
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala nyeri Numeric
Pain Rating Scale (NPRS), lembar observasi data nyeri pre-test dan post-test dan
terapi massage dengan peppermint oil yang sudah diolah dalam sebuah botol 60
ml, didalamnya mengandung oleum menthae piperithae 5% dan oleum cocos 95%.
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Gambar 3.1
Peppermint Oil
32
E. Definisi Operasional
Tabel 3.2
Definisi Operasional
Defenisi Skala
No. Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
1. Variabel Memberikan Terapi Nominal Diberikan terapi
Independen pijatan lembut massage massage
: Massage dengan
dengan menggunakan
Peppermin peppermint oil
t Oil
F. Etika Penelitian
Etika merupakan suatu hal yang penting untuk diperhatikan dalam penelitian.
Hal ini disebabkan karena penelitian dalam bidang keperawatan berhubungan
dengan manusia. Beberapa hal yang dilakukan peneliti terkait etika penelitian,
yaitu (Hidayat, 2012) :
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan Responden)
Informed consent merupakan cara bentuk bukti persetujuan antara
peneliti dan responden yang ditunjukkan dengan lembar persetujuan.
Tujuannya yaitu responden mengetahui maksud, tujuan serta manfaaat dari
penelitian tersebut. Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang
memenuhi kriteria inklusi penelitian. Bagi responden yang bersedia,
diminta untuk menandatangani lembar persetujuan. Bagi responden yang
tidak bersedia, peneliti tidak memaksa dan menghormati hak responden.
2. Veracity (Kejujuran)
Veracity atau kejujuran merupakan upaya untuk menyampaikan
kebenaran informasi yang diberikan, tidak melakukan kebohongan, dalam
hal ini peneliti memberikan informasi benar tanpa ada responden.
4. Confidentiality (Kerahasiaan)
Informasi yang telah diperoleh dijamin kerahasiaanya oleh peneliti,
hanya kelompok data tertentu saja yang dilaporkan peneliti sebagai hasil
penelitian.
34
c. Data Entry
Data Entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan kedalam master table atau database komputer.
d. Cleaning (Pembersihan Data)
Cleaning adalah suatu kegiatan mengecek kembali data untuk
melihat kemungkinan-kemungkinan terjadi kesalahan kode,
ketidaklengkapan, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
e. Processing (Memproses)
Processing adalah kegiatan memproses data agar data yang sudah
di entry dapat dilakukan analisa.
H. Analisa Data
1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan distribusi
frekuensi dari tiap variabel yang diteliti baik variabel independen maupun
variabel dependen, yang termasuk dalam variabel independen adalah
massage dengan peppermint oil dan variabel dependen intensitas nyeri
dismenore.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel yaitu variabel independen (massage dengan peppermint oil)
dengan variabel dependen (intensitas nyeri dismenore). Data yang telah
terkumpul kemudian ditabulasi kedalam tabel sesuai dengan variabel yang
diukur. Setelah tabulasi untuk mengetahui pengaruh variabel digunakan uji
statistik dengan paired t-test dengan derajat kepercayaan (ρ=0.05) apabila
dari uji statistik didapatkan ρ<0.05 maka diartikan ada Pengaruh Massage
dengan Peppermint Oil Terhadap Nyeri Dismenore Pada Mahasiswi S1
Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru, sehingga Ho ditolak.
Apabila ρ>0.05 maka tidak ada Pengaruh Massage dengan Peppermint Oil
37
Tabel 3.3
Perbandingan Rata-rata Skala Nyeri Dismenore Responden Pre-test dan Post-test
Massage dengan Peppermint Oil di STIKes Payung Negeri Pekanbaru
A. Analisis Univariat
1. Data Umum
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Umur Mahasiswi S1 Keperawatan STIKes
Payung Negeri Pekanbaru
Tabel 4.2
38
39
2. Data Khusus
Tabel 4.3
Rata-Rata Intensitas Skala Nyeri Pre-test Massage Dengan Peppermint Oil
Tabel 4.4
Berdasarkan Tingkatan Skala Nyeri Pre-test Massage Dengan Peppermint Oil
Tabel 4.5
Rata-Rata Intensitas Skala Nyeri Post-test Massage Dengan Peppermint Oil
Tabel 4.6
Berdasarkan Tingkatan Skala Nyeri Post-test Massage Dengan Peppermint Oil
Distribusi skala nyeri post-test paling banyak tingkat nyeri adalah ringan
dengan responden 16 (100,0%) responden (8 responden berada pada skala nyeri 1,
6 responden berada pada skala nyeri 2 dan 2 responden berada pada skala nyeri 3).
B. Analisis Bivariat
Tabel 4.7
Pengaruh Massage Dengan Peppermint Oil Terhadap Nyeri Dismenore
95%
Std. Confidence Value
Variabel Std. t df
Mean Error Interval of the (ρ)
Deviation
Mean Difference
Lower Upper
Skala
Nyeri
3,813 0,834 0,209 3,368 4,257 18,282 15 0,000
Pre-test
Post-test
Sumber : Analisa Data Primer, 2019
Skala nyeri pada pre-test adalah 5,44 dengan standar deviasi 1,31. Pada post-
test didapat skala nyeri adalah 1,63 dengan standar deviasi 0,71. Terlihat nilai
mean selisih antara pre-test dan post-test adalah 3,813 dengan selisih perbedaan
antara 3.368 sampai dengan 4.257 dan didapatkan nilai standar deviasi 0,834.
Hasil uji statistik didapatkan nilai ρ value = 0,000 lebih kecil dari alpha ρ<α
(0,05), sehingga Ho ditolak artinya ada perbedaan yang signifikan antara skala
nyeri pre-test dan post-test massage dengan peppermint oil.
BAB V
PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat
43
44
B. Analisis Bivariat
lebih kecil dan jalan sensasinya lebih lambat dari pada serabut sentuhan
yang luas. Ketika sentuhan dan nyeri diransang bersamaan, sensasi
sentuhan berjalan ke otak dan menutup pintu gerbang dalam otak,
sehingga pembatasan jumlah nyeri dirasakan dalam otak.
Komponen utama daun mint adalah minyak atsiri. Minyak atsiri atau
dikenal juga dengan istilah essential oil adalah komoditi ekstrak alami dari
jenis tumbuhan yang berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian bahkan
putik bunga. Minyak atsiri banyak digunakan sebagai antibakteri,
antifungi, antiseptik, pengobatan lesi dan anti nyeri. Selain itu, daun mint
juga bermanfaat untuk merelaksasikan kerja otot polos diperut sehingga
dapat mengatasi terjadinya kram dibagian perut (Gunawan dalam
Indriyanti, 2013).
Teknik massage bermanfaat untuk dapat melancarkan sirkulasi darah
didalam seluruh tubuh, menjaga kesehatan agar tetap prima, membantu
mengurangi rasa sakit dan kelelahan, meransang produksi hormon
endorphin yang berfungsi untuk relaksasi tubuh mengurangi beban yang
ditimbulkan akibat stress, menyingkirkan toksin, menyehatkan dan
menyeimbangkan kerja organ-organ tubuh dengan massage ini stress,
nyeri dan ketegangan dapat diminimalisir (Brunner & Suddarth, 2013).
Menurut asumsi peneliti, berdasarkan hasil penelitian terapi massage
dengan peppermint oil dapat menurunkan skala intensitas nyeri dismenore
pada mahasiswi S1 Keperawatan STIKes Payung Negeri Pekanbaru.
Sehingga terapi massage dengan peppermint oil sangat efektif untuk
meringankan rasa nyeri pada saat menstruasi.
C. Keterbatasan Penelitian
angkatan saja sehingga populasi dalam penelitian ini masih belum terdata
seluruhnya, sehingga ketika peneliti melakukan intervensi, banyak
mahasiswi diluar responden ingin di intervensi dismenorenya.
2. Penelitian ini hanya untuk mengetahui tentang pengaruh dan tidak
mengkaji bagaimana hubungan setiap variabel.
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi Responden
Melalui penelitian ini diharapkan sebagai bahan masukan bagi
responden maupun tambahan ilmu tentang pengaruh massage dengan
peppermint oil terhadap dismenore.
50
51
DAFTAR PUSTAKA
Andrews, Gilly. (2009). Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC
Bahmani, M., Eftekhari, Z., Jelodari, M., Saki, K., Abdollahi, R., Majlesi, M., …
Rasouli, S. (2015). Effect of iranian herbal medicines in dysmenorrhea
phytotherapy. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research.
Brunner & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Vol. 2. Edisi 8. Editor ; Smeltzer, S.C. Bare, B.G. Jakarta : EGC
Manuaba. et al. (2010). Buku Ajar Penuntun Kuliah Ginekologi. Jakarta : TIM
Potter, P.A & Perry, A.G. (2009). Fundamental Keperawatan. Edisi 7. Jakarta :
Salemba Medika
Samori, Angelia. (2012). Gizi Saat Sindrom Menstruasi. Jakarta : Bhuana Ilmu
Populer Kelompok Gramedia
Suliawati, G. (2013). Hubungan Umur, Paritas dan Status Gizi dengan Kejadian
Dismenore Pada Wanita Usia Subur Di Gambung Klieng Kecamatan
Baitussalam Aceh Besar. Journal Midwifery U’budiyah
55
Verawaty, S.N & Rahayu. (2012). Merawat dan Menjaga Kesehatan Seksual
Wanita, Bandung : PT. Grafindo Media Pratama
LAMPIRAN