HALUSINASI
Oleh:
Reza Fahlefi
20510164
1. Halusinasi Pendengaran
Gangguan stimulus dimana pasien mendengar suara-suara terutama
suara-suara orang, biasanya pasien mendengar suara orang yang sedang
membicarakan apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk
melakukan sesuatu.
2. Halusinasi Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk beragam seperti bentuk pencaran
cahaya, gambaraan geometrik, gambar kartun dan/ atau panorama yang
luas dan komplesk. Bayangan bias bisa menyenangkan atau menakutkan.
3. Halusinasi Penghidu
Gangguan stimulus pada penghidu, yamg ditandai dengan adanya bau
busuk, amis, dan bau yang menjijikan seperti : darah, urine atau feses.
Kadang-kadang terhidu bau harum.
4. Halusinasi Peraba
Gangguan stimulus yang ditandai dengan adanya sara sakit atau tidak
enak tanpa stimulus yang terlihat. Contoh merasakan sensasi listrik datang
dari tanah, benda mati atau orang lain.
5. Halusinasi Pengecap
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan sesuatu seperti
darah, urine, dan feses. Sering meludah dan muntah
D. Proses Terjadinya Masalah
Tahapan terjadinya halusinasi terdiri dari 4 fase dan setiap fase memiliki
karakteristik yang berdeda yaitu:
1. Fase I
Pasien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian, rasa
bersalah dan takut serta mencoba berfokus pada pikiran yang
menyenangkan untuk meredakan ansietas. Di sini pasien tersenyum atau
tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan lidah tanpa suara, pergerakan
mata yang cepat, diam dan asyik sendiri.
2. Fase II
Pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan. Pasien mulai lepas
kendali dan mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan
sumberdipersepsikan. Disini terjadi peningkatan tandatanda sistem saraf
otonom akibat ansietas seperti peningkatan tanda-tanda vital ( denyut
jantung, pernapasan, dan tekanan darah), asyik dengna pengalaman sensori
dan kehilangan kemampuan untuk membedakan halusinasi dengan realita.
3. Fase III
Pasien berhenti menghentikan perlawanan terhadap halusinasi dan
menyerah pada halusinasi tersebut. Di sini pasien sukar berhubungan
dengan orang ain, berkeringat, tremor, tidak mampu mematuhi perintah
dari orang ain dan berada dalam kondisi yang sangat menegangkan
terutamajika akan berhubungan dengan orang lain.
4. Fase IV
Pengalaman sensori menjadi mengancam jika pasien mengikuti
perintah halusinasi. Di sni terjadi perikalu kekerasan, agitasi, menarik diri,
tidak mampu berespon terhadap perintah yang komplek dan tidak mampu
berespon lebih dari 1 orang. Kondisi pasien sangan membahayakan.
(Prabowo, 2014)
E. Tanda dan Gejala
Perilaku paisen yang berkaitan dengan halusinasi adalah sebagai berikut:
1. Bicara, senyum, dan ketawa sendiri
2. Menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, dan respon verba
lambat
3. Menarik diri dari orang lain,dan berusaha untuk menghindari diri dari
orang lain
4. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan keadaan yang tidak
nyata
5. Terjadi peningkatan denyut ajntung, pernapasan dan tekanan darah
6. Perhatian dengan lingkunganyang kurang atau hanya beberapa detik dan
berkonsentrasi dengan pengalaman sensorinya.
7. Curiga, bermusuhan,merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya)
dan takut
8. Sulit berhubungan dengan orang lain
9. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung,jengkel dan marah
10. Tidak mampu mengikuti perintah
11. Tampak tremor dan berkeringat, perilaku panik, agitasi dan kataton.
(Prabowo, 2014)
F. Pohon Masalah
2. Tindakan Keperawatan:
a. Mendiskusikan dengan pasien isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi
perasaan, respon terhadap halusinasi.
Untuk membantu pasien mengenali halusinasi saudara dapat
melakukannya dengan cara berdiskusi dengan pasien tentang isi
halusinasi (apa yang didengar/dilihat), waktu terjadinya halusinasi,
frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan halusinasi
muncul dan respon pasien saat halusinasi muncul
b. Menggunakan obat secara teratur.
Menjelaskan pentingnya penggunaan obat, jelaskan bila obat tidak
digunakan sesuai program, jelaskan akibat bila putus obat, jelaskan
cara mendapat obat/berobat, jelaskan cara menggunakan obat dengan
prinsip 6 benar (benar jenis, guna, frekuensi, cara, kontiniutas minum
obat).
c. Menjelaskan dan melatih cara mengontrol halusinasi
a. Menghardik halusinasi
Menjelaskan cara menghardik halusinasi, memperagakan cara
menghardik, meminta pasien memperagakan ulang, memantau
penerapan cara ini dan menguatkan perilaku pasien.
b. Bercakap-cakap dengan orang lain
Untuk mengontrol halusinasi dapat juga dengan bercakap-cakap
dengan orang lain, ketika pasien bercakap-cakap dengan orang lain
maka terjadi distraksi, focus perhatian pasien akan beralih dari
halusinasi ke percakapan yang dilakukan dengan orang lain tersebut,
sehingga salah satu cara efektif untuk mengontrol halusinasi adalah
dengan bercakap-cakap dengan orang lain.
d. Melakukan aktifitas yang terjadwal
Menjelaskan pentingnya aktifitas yang teratur, mendiskusikan aktifitas
yang biasa dilakukan oleh pasien, melatih pasien melakukan aktifitas,
menyusun jadwal aktifitas sehari-hari sesuai dengan jadwal yang telah
dilatih, memantau jadwal pelaksanaan kegiatan, dan memberikan
reinforcement.
DAFTAR PUSTAKA