Karya Ilmiah Akhir Ners adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik
yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nim : 202214903037
Tanda Tangan :
Tanggal :
Nim : 202214903037
DEWAN PENGUJI
Penguji :
Penguji :
Ditetapkan di :
Tanggal :
Puji syukur Saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat meneylesaikan karya ilmiah ini. Penulisan karya ilmiah ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Ners pada Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Awal Bros. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan karya
ilmiah ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan karya ilmiah ini. Oleh karena
itu, saya mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dr. Ennimay, SKP.,M kes selaku rektor Universitas Awal Bros beserta
jajarannya.
2. Ibu Bd. Aminah Atinaa Adhyatma, S.Si.T.M.Keb selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Awal Bros beserta segenap civitas akademik.
3. Ibu Ns. Sri Muharmi, M.Kep selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan dan
Profesi Ners Universitas Awal Bros
4. Ibu Fitriany Suangga, S.Kp,MSN selaku pembimbing dalam penulisan Karya Tulis
Akhir Ners.
5. Direktur RSUD Kabupaten Bintan dr. Bambang Utoyo, M.AP dan seluruh staf
RSUD Kabupaten Bintan.
6. Keluarga tercinta yang telah memberikan segala dukungan moral, spiritual dan
material, serta doa yang selalu dipanjatkan untuk penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal ini dengan baik.
7. Rekan-rekan seperjuangan Universitas Awal Bros Batam yang saling memberikan
semangat.
8. Rekan-rekan kerja yang sudah memberikan semangat dan segala dukungan.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga karya ilmiah ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu.
Judul : Penerapan Relaksasi Benson pPada Ny. A dengan Nyeri Akut Post Op
Pembimbing :
Apendisitis adalah kondisi di mana terjadi peradangan pada usus buntu yang disebabkan
oleh parasit seperti E. Histolytica, dan kondisi ini merupakan penyebab umum dari nyeri
perut akut yang memerlukan tindakan operasi. Tindakan bedah seperti apendiktomi
dapat menyebabkan masalah perawatan seperti rasa nyeri. Nyeri adalah sensasi sensorik
yang timbul akibat rangsangan yang disebabkan oleh kerusakan jaringan, dan nyeri
setelah operasi termasuk dalam kategori nyeri akut yang dapat menghambat proses
penyembuhan pasien. Pengelolaan nyeri dapat dilakukan melalui pengobatan
menggunakan obat-obatan maupun metode non-farmakologi. Salah satu pendekatan
non-farmakologi adalah terapi relaksasi Benson. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memberikan perawatan yang komprehensif terhadap nyeri dengan menerapkan teknik
relaksasi Benson pada pasien yang menjalani operasi pengangkatan apendiks. Metode
studi kasus ini melibatkan pendekatan Asuhan Keperawatan, di mana subjek studi
adalah pasien yang mengalami nyeri setelah operasi dan diberikan terapi relaksasi
Benson selama 3 hari dengan durasi 10-15 menit setiap kali. Data dikumpulkan melalui
wawancara dan observasi pada periode asuhan keperawatan yang berlangsung dari
tanggal 21-23 Juli 2023. Hasil dari asuhan keperawatan menunjukkan penurunan tingkat
nyeri pada pasien pasca operasi apendiktomi. Skala nyeri pada hari pertama setelah
tindakan perawatan adalah 6 (nyeri sedang), namun setelah intervensi perawatan nyeri,
skala nyeri menurun menjadi 3 (nyeri ringan). Kesimpulan dari penelitian ini adalah
bahwa penerapan teknik relaksasi Benson efektif dalam mengurangi nyeri pada pasien
pasca operasi apendiktomi. Harapannya, hasil penelitian ini dapat menjadi informasi
yang berguna dan panduan dalam pelayanan kesehatan untuk mengatasi nyeri pada
pasien pasca operasi apendiktomi dengan menggunakan teknik relaksasi Benson.
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................iii
KATA PENGANTAR...............................................................................................iv
ABSTRAK................................................................................................................ v
ABTRACT................................................................................................................ vi
DAFTAR ISI.............................................................................................................vii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................xi
A. Latar Belakang..................................................................................................
1
B. Rumusan Masalah............................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian..............................................................................................3
D. Manfaat.............................................................................................................4
A. Pengkajian keperawatan................................................................................... 8
B. Analisa Data..................................................................................................... 13
A. Intervensi Keperawatan.................................................................................... 14
B. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan.........................................................15
BAB V PEMBAHASAN
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................................31
B. Saran................................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA
JURNAL
DOKUMENTASI KEGIATAN
LK (Laporan Kasus)
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Inflamasi pada usus buntu mengacu pada situasi apendisitis. Kondisi ini
sering kali menjadi pemicu utama rasa sakit perut tiba-tiba dan dianggap sebagai
keadaan darurat bedah umum. Apendisitis umumnya dipicu oleh penyumbatan di
saluran dalam usus buntu. Penyumbatan ini bisa disebabkan oleh adanya batu di
dalam usus buntu atau oleh berbagai faktor mekanis lainnya (Henfa & Mayasari,
2022).
Dari sudut pandang lain, informasi mengenai prevalensi yang disajikan oleh
Pemerintah Kabupaten Bintan menggambarkan bahwa dalam jangka waktu Januari
hingga Desember tahun 2021, terdapat 128 orang yang menjalani operasi apendiks.
Proporsi individu pria mencapai 35,04%, sedangkan individu perempuan sekitar
64,95%. Kejadian ini paling banyak tercatat pada kelompok usia 20-44 tahun.
Selanjutnya, jumlah pasien yang menjalani apendiktomi dan dirawat di kamar
Anyelir Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bintan dari Januari hingga Juli
tahun 2023 mencapai 10 pasien.
2
3
merasa lebih nyaman, tenaga medis juga bisa mengenalkan pasien pada teknik
relaksasi
Nyeri sampai saat ini merupakan masalah dalam dunia keperawatan. Nyeri
bukan hanya berkaitan dengan kerusakan struktural dari sistem saraf dan jaringan
sajatetapi juga menyangkut kelainan transmiter yang berfungsi dalam proses
penghantaran implus saraf. Bila masalah nyeri tidak diatasi maka dampak dari
pasien yaitu akan mengalami hambatan mobilitas fisik, ansietas atau cemas, serta
mempengaruhi morbilitas, mortilitas, dan mutu kehidupan.
3
4
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah Penulis dapat memberikan gambaran
pelaksanaan asuhan keperawatan nyeri pada pasien post op appendiktomi
dalam berbagai aspek biologis, psikososial dan spiritual dengan pendekatan
proses keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana
keperawatan, pelaksanaan dan evaluasi ke perawatan dalam bentuk studi
kasus.
2. Tujuan Khusus
a. Memaparkan pengkajian pada pasien Post Apendiktomi dengan Nyeri
Akut di Ruang Anyelir RSUD Kabupaten Bintan
b. Memaparkan analisis data dan diagnosis keperawatan pada pasien Post
Apendiktomi dengan Nyeri Akut di Ruang Anyelir RSUD Kabupaten
Bintan
c. Memaparkan rencana keperawatan pada pasien Post Apendiktomi dengan
Nyeri Akut di Ruang Anyelir RSUD Kabupaten Bintan
d. Memaparkan tindakan keperawtan pada pasien Post Apendiktomi dengan
Nyeri Akut di Ruang Anyelir RSUD Kabupaten Bintan
e. Memaparkan evaluasi keperawatan pada pasien Post Apendiktomi dengan
Nyeri Akut di Ruang Anyelir RSUD Kabupaten Bintan
f. Memaparkan hasil analisis inovasi keperawatan pemberian teknik relaksasi
benson di Ruang Anyelir RSUD Kabupaten Binta
4
5
D. MANFAAT
1. Bagi Ilmu Keperawatan
Diharapkan penelitian ini berguna untuk perkembangan ilmu
keperawatan dalam penggunaan tindakan non farmakologis terutama dengan
menggunakan teknik relaksasi benson dan menerapkan sebagai salah satu
Intervensi Keperawatan.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Sebagai salah satu pilihan penanganan non farmakologis untuk
menurunkan skala nyeri pada pasien post op appendiktomi.
3. Bagi Peneliti
Menambah pengalaman dan meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan
mengenai terapi relaksasi benson sehingga dapat menerapkan ilmu asuhan
keperawatan untuk menurunkan skala nyeri pada pasien post op Apendiktomi.
TINJAUAN TEORI
Hasil penelitian yang diacu dari (Wainsani & Khoiriyah, 2020) dalam
jurnal kesehatan (Apriani, dkk, 2023) menyimpulkan bahwa teknik relaksasi
Benson efektif dalam menurunkan skala nyeri pada pasien post operasi
Hasil analisa uji t pre eksperimen dan post eksperimen kelompok kontrol
diperoleh nilai p = 0,00, yang berarti ada perbedaan penurunan skala nyeri pada
kelompok kontrol yang dilakukan relaksasi Benson. Hasil analisa uji t pre
eksperimen dan post eksperimen kelompok intervensi diperoleh nilai p = 0,00,
yang berarti ada perbedaan penurunan skala nyeri pada kelompok intervensi
yang dilakukan fisioterapi dada. Hasil anasisa uji t pre eksperimen kelompok
kontrol dan pre eksperimen kelompok intervensi diperoleh nilai p = 0,003, yang
berarti ada perbedaan penurunan skala nyeri antara pre eksperimen kelompok
kontrol dengan pre eksperimen kelompok intervensi yang dilakukan relaksasi
bensin. Hasil analisa uji t post eksperimen kelompok kontrol dan post
eksperimen kelompok intervensi diperoleh nilai p=0,00, yang berarti perbedaan
penurunan skala nyeri anatara post eksperimen kelompok kontrol dengan post
Appendisitis
Appendektomi
Nyeri Post Op :
- Ringan
- Sedang
- Berat
Penurunan skala
nyeri
GAMBARAN KASUS
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Keterangan :
: Laki-laki : Meninggal
11
: Klien
Selama masa sakit, klien melaporkan adanya nyeri pada bagian kanan
bawah dari luka insisi setelah menjalani apendiktomi pada hari pertama dan
kedua pasca operasi. Klien menggambarkan nyeri yang terasa seperti sensasi
tertusuk-tusuk. Pada hari pertama, nyeri dirasakan secara berkelanjutan,
sedangkan pada hari kedua, nyeri bersifat intermiten atau hilang timbul. Klien
juga merasa bahwa nyeri sedikit berkurang setelah berbaring dalam posisi
terlentang (supine). Penyebab dari nyeri ini adalah luka insisi setelah operasi
apendiktomi. Klien menggambarkan rasa nyeri seperti sensasi tertusuk-tusuk
dan perih yang terjadi selama 1-3 menit, tanpa waktu yang pasti, dengan skala
nyeri sekitar 6. Klien terlihat gelisah, terlihat meringis saat merasa nyeri,
kadang-kadang mengubah posisi tidur, dan tampak lemah. Ketika perban
diganti, kulit di sekitar luka tampak sedikit kemerahan, namun tidak ada tanda-
tanda infeksi pada luka insisi pasca operasi apendiktomi. Klien menyatakan
bahwa nyeri terlokalisir di bagian kanan bawah perut dan terasa menyebar
hingga ke daerah pinggang kanan. Nyeri ini mengganggu aktivitas klien secara
signifikan.
pada bagian luka operasi saat berusaha untuk bergerak atau mengubah posisi
tubuh saat berbaring. Klien juga mengungkapkan bahwa ia membutuhkan
bantuan
dari anggota keluarganya untuk melakukan aktivitas seperti makan, minum, dan
mengganti pakaian.
Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress pada saat klien
sebelum masuk rumah sakit klien mengatakan pernah mengalami stres/kepikiran
terhadap masalah ekonominya yang kurang untuk kebutuhan sehari-hari dan
sekolah anaknya. Setelah sejak sakit klien mengatakan selalu kepikiran anaknya
dirumah, klien mengatakan klien mempunyai anak bayi yang masih berumur 8
bulan yang sekarang dititipkan ke tetangganya. Klien berharap supaya cepat
sembuh dan bisa pulang kerumah untuk mengurus suami dan anaknya. Klien
tampak gelisah dan berharap semoga diberi kesembuhan dan ingin pulang
kerumah.
Pada pemeriksaan fisik di area dada, terlihat bentuk dada simetris tanpa
kelainan. Saat palpasi, getaran suara vokal teraba sama antara sisi kanan dan
kiri. Perkusi pada batas paru dan hati tidak teraba. Pada auskultasi, suara napas
vesikuler terdengar normal tanpa tambahan suara. Saat memeriksa jantung,
terlihat ictus cordis tanpa kelainan pada ICS 5 di garis midclavicularis kiri. Saat
palpasi ictus cordis, teraba di ICS 5 garis midclavicularis kiri. Batas atas jantung
terletak di ICS 3 garis midclavicularis kiri, batas kanan jantung di ICS 3 garis
parasternalis kanan, dan batas kiri jantung di ICS 4 garis midclavicularis kiri.
Pada auskultasi, terdengar bunyi jantung tunggal dari ICS 2 hingga 5 tanpa suara
tambahan. Denyut jantung (Heart Rate) tercatat sekitar 89 kali per menit.
Kekuatan otot 5 5
5 5
TERAPI CARA
NO DOSIS INDIKASI
OBAT PEMBERIAN
1. Gentamicin 2x1 IV Mengurangi produksi
asam lambung.
2. Asam 2x1 IV Untuk mengurangi
Tranexamat atau mengatasi
perdarahan.
3 Ketorolac 2x1 Iv Menurunkan nyeri
menghidrasi.
6 Norages 2x1 IV Untuk mengurangi
rasa sakit yang
bersifat akut maupun
kronis, termasuk nyeri
pasca trauma atau
operasi.
7 Ceftriaxone 2x1 IV Obat antibiotik
digunakan untuk
mengatasi beragam
infeksi bakteri.
B. ANALISA DATA
1. Masalah keperawatan : Nyeri Akut (D.0077)
Data Subjektif :
- Pasien melaporkan adanya rasa nyeri pada bekas sayatan setelah menjalani
apendiktomi.
- Pasien menggambarkan sensasi yang terasa perih dan seperti tertusuk-
tusuk.
- Pasien mengindikasikan bahwa nyeri yang dirasakan berlangsung sekitar
1-3 menit.
- Pasien menyebutkan bahwa nyeri muncul saat melakukan perubahan posisi
tubuh.
- Pasien melaporkan bahwa nyeri yang dirasakan menjalar hingga ke daerah
pinggang kanan.
P : luka insisi post op apendiktomi
Q : tertusuk-tusuk dan perih selama 1-3 menit
R : bagian kanan bawah di luka post operasi
S : skala nyeri 6
T : nyeri hilang timbul dan tiba-tiba terutama pada saat bergerak atau pindah
posisi nyeri selama 1-3 menit.
Data Objektif :
- Pasien terlihat dalam keadaan lemah dan agak cemas saat berbaring.
- Sesekali terlihat ekspresi meringis pada pasien yang mencoba menahan rasa
nyeri.
- Durasi nyeri berkisar sekitar 1-3 menit.
- Skala nyeri dilaporkan sebesar 6, mengindikasikan nyeri sedang.
TTV: Tekanan Darah: 140/80 mmHg, Denyut Nadi: 101x/menit, Suhu:
36,7℃, Laju Pernapasan: 21x/menit.
A. INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan menggunakan Standar Luaran Keperawatan
Indonesia (SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) sebagai
acuan dalam menyusun perencanaan keperawatan dalam mengatasi masalah
keperawatan Ny.A selain itu juga ditambahkan intervensi inovasi berdasarkan
konsep Evidence Based Practice dan penelitian terkait. Berikut susunan rencana
keperawatan yang diberikan yang berfokus pada masalah keperawatan dengan
penerapan Evidence Based Practice: Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik di
tandai dengan klien tampak meringis, gelisah dan adanya kondisi pembedahan
(D0077)
SLKI : Tingkat nyeri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan tingkat nyeri
menurun dengan kriteria hasil : keluhan nyeri menurun dengan rentang 3-5,
Meringis menurun dalam rentang 4-5, gelisah menurun dalam rentang 3-5.
SLKI : Kontrol nyeri
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan nyeri terkontrol
rentang (1-3), kemampuan menggunakan teknik non-farmakologis dalam
rentang (3-5).
SIKI : Manajemen nyeri (I.08238)
Observasi : Mengidentifikasi letak, sifat, lamanya, seringnya, kualitas, dan
tingkat keparahan rasa nyeri, mengenali skala penilaian nyeri, mengamati tanda-
tanda nonverbal nyeri, mengidentifikasi faktor yang memperburuk dan
meringankan nyeri, mengevaluasi dampak rasa nyeri pada kualitas hidup,
memantau hasil dari terapi komplementer yang telah diberikan, dan memonitor
kemungkinan efek samping dari penggunaan analgetik.
istirahat dan tidur yang cukup, Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri saat
memilih strategi untuk meredakan sensasi nyeri.
Edukasi : Uraikan faktor pemicu, durasi, dan sumber nyeri, jelaskan pendekatan
untuk mengurangi nyeri, sarankan pengawasan pribadi terhadap tingkat nyeri,
Pada penerapan intervensi untuk diagnosa awal Nyeri Akut akibat agen
pencedera fisik, yakni Klien mengatakan nyeri pada luka insisi pasca
apendiktomi, ditemukan data subjektif dan objektif sebagai berikut: Klien
melaporkan bahwa rasa nyeri di bekas luka terasa seperti perih dan sensasi
tusukan-tusukan. Klien menjelaskan bahwa nyeri ini berlangsung sekitar 1-3
menit. Selain itu, Klien merasakan nyeri saat mengubah posisi tubuh dan
sensasi nyeri menjalar hingga ke daerah pinggang kanan. Secara visual, pasien
terlihat berbaring dalam kondisi lemah dengan sedikit rasa cemas. Ekspresi
meringis terkadang terlihat saat Klien berusaha menahan rasa nyeri. Durasi
nyeri juga berkisar antara 1-3 menit dengan skala nyeri sekitar 6, menunjukkan
intensitas nyeri sedang. Data vital tanda-tanda tubuh menunjukkan Tekanan
Darah: 140/80 mmHg, Denyut Nadi: 101x/menit, Suhu: 36,7℃, Laju
Pernapasan: 21x/menit. Klien memiliki infus RL yang mengalir dengan laju 20
tetes per menit. Dalam upaya penanganan nyeri, dilakukan pengkajian
mendalam terkait nyeri, meliputi lokasi, frekuensi, penyebaran, serta skala
nyeri. Pengamatan dilakukan melalui respons verbal dan nonverbal klien.
Tindakan dilakukan dengan mengatur posisi klien dalam posisi supine atau
berbaring yang nyaman. Selain itu, pasien diajarkan teknik relaksasi Benson, di
mana pasien memilih kalimat spiritual yang ingin diucapkan dalam hati, dan
dalam keadaan rileks, mata tertutup, otot-otot direlaksasikan, bernafas secara
perlahan melalui hidung sambil memusatkan pikiran pada ketenangan, dan
dengan hitungan 1-3, menghembuskan nafas melalui mulut sambil
mengucapkan kalimat spiritual yang dipilih. Observasi terus dilakukan
terhadap tanda-tanda vital pasien, serta kerjasama dengan dokter dilakukan
untuk memberikan analgetik sesuai kebutuhan pasien.
PEMBAHASAN
RSUD Kabupaten Bintan dari tanggal 21 Juli 2023 hingga 23 Juli 2023, penulis
yang tersedia agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan dasar teori
pada pasien dan merancang rencana intervensi serta implementasi yang sesuai
penulis harus mematuhi keterbatasan dalam hal jarak dan waktu, yang
mengakibatkan hanya tiga kali intervensi yang dapat dilakukan. Sepanjang proses
lebih serius seperti perforasi, peritonitis, atau pembentukan abses (Marijata seperti
Tingkat keparahan nyeri mencerminkan sejauh mana tingkat rasa sakit yang
personal, dan nyeri dengan tingkat intensitas yang sama dapat diartikan dengan
berbeda oleh individu yang berbeda. Salah satu metode yang lebih objektif untuk
pada pasien yang mengalami nyeri atau kecemasan. Dalam teknik relaksasi Benson,
cemas yang sedang dialami oleh pasien. Keunggulan teknik relaksasi Benson
minimnya risiko efek samping yang mungkin timbul (Solehati & Kosasih, 2015).
memiliki potensi sebagai salah satu bentuk intervensi dalam manajemen nyeri.
Keyakinan ini didukung oleh hasil berbagai penelitian dan studi kasus yang
lain yang dapat diterapkan untuk mengurangi nyeri, seperti memberikan informasi
tingkat kecemasan, ketegangan, dan nyeri yang dialami pasien dapat berkurang.
temuan kasus yang penulis alami selama studi lapangan. Penulis akan merinci
A. Pengkajian
dilakukan pada periode 21-23 Juli 2023, menggunakan metode wawancara dan
otonom, dimulai dari informasi dasar klien, catatan riwayat penyakit, evaluasi
nyeri yang awalnya terasa di epigastrium dan kemudian menjalar ke perut kanan
bawah, mual, muntah, serta hilangnya nafsu makan. Tanda khas apendisitis
menurut teori meliputi nyeri tekan di kuadran kanan bawah serta demam yang
tindakan pembedahan atau operasi, yang ternyata sesuai dengan temuan dalam
pencetusan konstipasi.
1) Identitas klien
populasi pria, dan angka kejadian paling tinggi terjadi pada kelompok usia
2) Faktor penyebab
konstipasi ini dapat meningkatkan tekanan di dalam usus besar, yang dapat
2012).
Sesuai dengan teori, tanda dan gejala yang umum terlihat setelah
sering disertai oleh demam ringan, mual, muntah, kurangnya nafsu makan,
serta nyeri pada luka insisi khususnya di daerah titik McBurney. Pada saat
melakukan pengkajian pada pasien, terlihat adanya tanda dan gejala yang
sesuai, termasuk nyeri pada luka insisi, demam ringan, mual dan muntah
setelah operasi, anoreksia, serta risiko infeksi pada luka insisi pasca
apendiktomi
4) Data laboratorium
tetap berada dalam rentang normal. Namun, dalam kasus yang penulis temukan,
5) Pemeriksaan fisik
B. Diagnosa Keperawatan
b.d agen pencedera fisik. Setelah dikaji di dapatkan diagnosa keperawatan pada
Ny. A yaitu Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik di tandai dengan adanya klien
mengatakan nyeri bagian luka post operasi, nyeri di rasakan seperti ditusuk-
tusuk, skala nyeri 6, klien tampak meringis, nyeri disrasakan terus menerus 1-3
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosis pertama yang terkait dengan nyeri akut akibat adanya luka
post op apendiktomi memiliki tujuan yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil
yang diinginkan. Sesuai dengan asumsi teoretis, hasil yang diharapkan termasuk
peningkatan relaksasi pada klien, pengurangan nyeri dengan skala nyeri berada
dalam kisaran 1-3, tekanan darah (TD) tetap dalam batas normal 140/80 mmHg,
denyut nadi klien mencapai 101 denyut per menit, dan penilaian tingkat nyeri
klien dilakukan. Rencana intervensi keperawatan untuk masalah nyeri akut yang
dengan lembut, tanpa menekan terlalu keras. Selama terapi, klien diajak untuk
bernapas secara perlahan dan alami, sambil melepaskan ketegangan otot dari
kaki hingga kepala. Napas diambil melalui hidung dengan fokus pada ekspansi
perut, dan saat napas dikeluarkan melalui mulut, klien mengucapkan ungkapan
yang telah dipilih sesuai dengan keyakinannya. Sikap pasif juga dijaga selama
proses relaksasi ini. Tujuan dari teknik relaksasi Benson adalah membantu klien
mengurangi intensitas nyeri dan mencapai tingkat relaksasi yang lebih optimal.
Penurunan Skala Nyeri Pasca Operasi Apendiktomi di RSUD Porsea, analisis uji
nilai p=0,000. Hasil ini mengindikasikan bahwa nilai p<0,05, yang menunjukkan
hal ini dapat merangsang respons saraf simpatis yang berpotensi memperburuk
gejala kecemasan yang telah ada sebelumnya. Oleh karena itu, siklus antara
kecemasan dan nyeri dapat dimulai lagi, dengan dampak yang semakin
merugikan bagi pikiran dan tubuh (Solehati & Kokasih, 2015). Hasil temuan dari
pasien di Thailand.
D. Implementasi Keperawatan
durasi, dan frekuensi nyeri pada bekas luka operasi di perut bagian kanan bawah.
Nyeri ini terjadi selama sekitar 3 menit dengan sifat yang berulang-ulang. Skala
nyeri yang dirasakan oleh klien mencapai angka 6. Selain itu, faktor-faktor yang
Benson. Prosedur terapi ini melibatkan penciptaan suasana yang tenang dan
nyaman. Klien diminta untuk memilih kata-kata atau ungkapan yang memiliki
arti khusus dan mencerminkan keyakinannya. Setelah itu, dengan mata tertutup,
dimulai dari kaki hingga kepala. Pusatkan perhatian pada perut yang
melalui mulut sambil mengucapkan ungkapan yang telah dipilih. Langkah ini
yang diambil disesuaikan dengan kebutuhan dan respons klien terhadap tindakan
yang diberikan.
mengenali lokasi, durasi, dan frekuensi nyeri pada bekas luka operasi di perut
bagian kanan bawah. Nyeri ini terjadi selama sekitar 1-2 menit dengan sifat yang
berulang-ulang. Skala nyeri yang dirasakan oleh klien mencapai angka 5. Selain
itu, usaha untuk mengontrol faktor lingkungan yang memperburuk nyeri tetap
nyaman, serta pemilihan kata atau ungkapan yang memiliki makna istimewa dan
sesuai dengan keyakinan klien. Setelah itu, dengan mata tertutup, klien diminta
untuk bernafas perlahan dan mengendurkan otot-otot tubuh, dimulai dari kaki
hingga kepala. Fokus pada perut yang mengembang saat menghirup udara
ungkapan yang telah dipilih. Proses ini diakhiri dengan sikap pasif. Selama
analgetik yang sesuai diberikan guna meredakan nyeri yang masih dirasakan
klien. Semua tindakan ini bertujuan untuk meminimalkan nyeri yang dirasakan
relaksasi yang lebih nyata. Oleh karena itu, fokus utama pada tahap ini tetap
pada terapi relaksasi Benson untuk mengendalikan dan mengurangi nyeri. Skala
nyeri yang dirasakan oleh klien sekarang mencapai angka 3, menandakan bahwa
pada klien dan mendukung pemulihan optimal post op apendiktomi. Pada tahap
mencapai hasil yang diharapkan. Penerapan rencana ini berlangsung selama satu
shift kerja selama tiga hari. Selama proses Asuhan Keperawatan ini, dilakukan
dengan kerjasama antara perawat, klien, keluarga klien, dan tim kesehatan yang
terlibat.
E. Evaluas keperawatan
pengobatan telah diterapkan, serta apakah semua isu telah diatasi dalam jangka
waktu yang ditentukan, yaitu 3 hari. Terkait dengan masalah nyeri akut yang
terkait dengan cedera fisik, hasil evaluasi mengindikasikan bahwa masalah ini
telah diatasi sebagian. Hal ini tercermin dari fakta bahwa skor nyeri pasien
berada pada angka 3, yang sesuai dengan kriteria hasil yang ditetapkan dalam
rentang 1-3. Tambahan pula, pasien juga tidak melaporkan adanya nyeri yang
signifikan.
dianggap berhasil mencapai tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan sesuai
dengan diagnosis yang ada. Pencapaian ini tentunya tidak terlepas dari
kerjasama yang efisien antara pasien, keluarganya, dan tim medis di unit
nyeri akut yang terkait dengan cedera fisik telah teratasi, terbukti dengan
pengakuan pasien bahwa nyerinya telah berkurang dari skor 6 menjadi skor 3.
keluarga dan efektif mengurangi rasa nyeri pada pasien yang merasa tidak
nyaman karena faktor kecemasan. Teori ini sangat sesuai dengan kasus
holistik pada pasien. Kenyamanan holistik ini akan mempengaruhi cara pasien
memandang dan menghadapi rasa nyeri, sehingga rasa nyeri dapat berkurang,
dalam yang menggabungkan unsur keyakinan religi dengan kata-kata atau frasa
dan kesejahteraan seseorang. Hasil dari terapi ini menunjukkan bahwa klien
penurunan intensitas nyeri dari skala 6 menjadi skala 3 dari hari pertama hingga
hari ketiga. Dalam konteks perawatan, terapi relaksasi Benson ini terbukti efektif
dalam mengatasi masalah nyeri yang dialami oleh klien. Inovasi ini
dalam mengurangi tingkat nyeri yang dirasakan oleh pasien, dan yang lebih
penting lagi, terapi ini dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien,
dalam dan unsur keyakinan religi merupakan langkah yang sangat bermanfaat
dalam mengatasi masalah nyeri pada klien. Dengan memungkinkan pasien untuk
mengatasi nyeri secara mandiri, terapi ini memiliki potensi untuk membantu
A. KESIMPULAN
Setelah penjelasan lengkap oleh penulis dalam setiap bagian dari BAB
meliputi tahap pengkajian hingga tahap evaluasi, maka penulis dapat menarik
cacing, suatu kantong tersembunyi yang terletak dekat katup ileocecal pada
bagian kanan bawah perut. Umumnya, kondisi ini dikenal sebagai penyakit
usus buntu.
masalah, termasuk yang berkaitan dengan aspek fisik, psikologis, sosial, dan
spiritual. Beberapa isu keperawatan yang timbul termasuk rasa sakit akut
karena cedera fisik, gangguan mobilitas fisik karena nyeri, dan kecemasan
3. Untuk mengatasi tantangan ini, kerjasama yang efektif antara tim medis,
pasien berbaring dalam keadaan santai dengan mata tertutup. Pasien juga
napas perlahan dalam hitungan 1-3 sambil mengucapkan kalimat spiritual yang
telah dipilih. Teknik relaksasi benson ini terbukti mengurangi tingkat rasa sakit
dari 6 (sedang) menjadi 3 (ringan) pada pasien, dan pasien dapat melakukannya
B. SARAN
De jong. 2012. BAB II Tinjauan pustaka Apendiktomi. Tesis ilmiah. UI. Diakses tanggal
20 Juli 2023, pukul 20.00
Depkes. 2019. Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia
Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau. 2021. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP). Dinkes:Prov Kepri
Hananida, dkk. 2023. Penerapan Teknik Relaksasi Benson Terhadap Skala Nyeri Pada
Pasien Post Op Appendiktomi Diruang Bedah Di Rsud Jend. Ahmad Yani
Metro. Jurnal Cendikia Muda Volume 3, Nomor 4: Akademi Keperawatan
Dharma Wacana Metro
Kusuma. 2013. Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap skala Nyeri Pasien post
apendiksitis. www. jurnal keperawatan. Diakses tanggal 21 Juli pukul 19:00
Manurung, dkk. 2019. Pengaruh Teknik Relaksasi Benson Terhadap Penurunan Skala
Nyeri Post Appendixtomy Di Rsud Porsea. Jurnal Keperawatan Priority: Vol 2,
No. 2
Mubarak, dkk. 2015. Pengaruh Terapi Relaksasi Benson Terhadap skala Nyeri Pasien
post SC www. jurnal keperawatan. Diakses tanggal 21 Juli pukul 19:00
PPNI. 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI. 2018. Standar Liuran Keperawatan Indonesia. Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
Suara, Mahyar. Dkk. 2010. Konsep Dasar Keperawatan. Cetakan 1. Jakarta : CV.Trans
Info Media
LAMPIRAN 2
SOP RELAKSASI BENSON
STANDAR OPERASIONAL
PROSEDUR (SOP)
TEKNIK RELAKSASI BENSON
LAMPIRAN 4
b. Skala Deskriptif
Skala deskriptif merupakan alat pengukuran tingkat keparahan nyeri yang
lebih objektif. Skala pendeskriptif verbal (Verbal Descriptor Scale, VDS)
merupakan sebuah garis yang terdiri dari tiga smapai lima kata pendeskripsi yang
tersusun dengan jarak yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini dirangking
dari “tidak terasa nyeri” sampai “nyeri tidak tertahankan”. Perawat menunjukkan
klien skala tersebut dan meminta klien untuk memilih intensitas nyeri terbaru yang
LAMPIRAN 5
DOKUMENTASI PELAKSANAAN
Pelaksanaan hari ke 3
LAMPIRAN 6
LAPORAN KASUS
Keterangan :
: Laki – Laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal Serumah
a. Data Subyektif
1) Keadaan sebelum sakit :
Sebelum sakit klien mengatakan selalu pergi cek kesehatan ke
pelayanan kesehatan, klien juga mengatakan sering mengalami nyeri
perut di bagian kanan bawah yang disertai mual dan muntah, namun
saat klien pergi berobat ke puskesmas, dokter mengatakan maag klien
hanya kambuh saja. Klien mengatakan nyeri diperut bagian kanan
bawah hilang timbul, dan cara klien menghilangkan nyeri dengan
berbaring setengah duduk.
2) Keadaan sejak sakit :
Sejak sakit klien mengatakan nyeri dibagian kanan bawah luka
insisi post apendiktomi pada hari pertama dan kedua, klien
mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tertusuk-tusuk. Klien
mengatakan hari pertama nyeri terus menerus dan hari kedua nyeri
hilang timbul. Klien juga mengatakan setelah berbaring nyeri yang
dirasakan sedikit berkurang.
b. Data Obyektif
4) Terapi :
Table 3.2 Tabel Terapi Obat Klien
CARA
NO TERAPI OBAT DOSIS INDIKASI
PEMBERIAN
1. Gentamicin 2x1 IV Menurunkan kadar
asam yang
diproduksi di dalam
3. Pola Eliminasi
a. Data subyektif
1) Keadaan sebelum sakit :
Klien mengatakan sebelum sakit dapat BAB dan BAK dengan
lancar dan tidak ada masalah. Klien mengatakan frekuensi BAB 1x
dalam sehari tetapi kadang juga 2 hari sekali baru BAB, sedangkan
BAK lebih dari 4 kali dalam sehari.
2) Keadaan sejak sakit :
Sejak sakit klien mengatakan BAB 2 hari sekali dan untuk BAK
hanya 4x berwarna kuning.
b. Data obyektif
1) Observasi :
Tidak teraba adanya distendi abdomen. Klien mengatakan pola
BAB dan BAK selama sakit tidak ada masalah.
2) Pemeriksaan fisik
a) Peristaltik usus : 14 x/m
b) Palpasi suprapublik : Kosong
c) Nyeri ketuk ginjal : Kiri :Tidak ada nyeri
Kanan : Tidak ada nyeri
d) Mulut urethra : Tidak adanya lesi/ peradangan
e) Anus : Tidak dikaji
i. Peradangan : Tidak ada peradangan
ii. Fisura : Tidak ada fisura
- Kerapian :2
2 : Bantuan orang
- Buang air besar :0
- Buang air kecil :0 3 : Bantuan orang dan alat
- Mobilisasi ditempat tidur : 0
- Ambulasi :2
Kanan 1 2 3 4 5
iv. Refleks fisiologis : Tidak dikaji
v. Refleks patologi : Babinski:
Kiri : Positif
b. Data Obyektif
1) Observasi :
Klien tampak gelisah, klien tampak meringis menahan nyeri, skla
nyeri yang dirasakan 6 (nyeri sedang).
2) Pemeriksaan fisik
a) Penglihatan
- Cornea : Tampak bersih
adanya dengan tubuh yang sehat dan tidak ada gangguan dengan
konsep dirinya.
b. Data Obyektif
1) Observasi
a) Kontak mata : Ada kontak mata saat berbicara
b) Rentang perhatian : Baik
c) Suara dan cara bicara : Pelan dan jelas
d) Postur tubuh : Tampak berbaring lemah
2) Pemeriksaan fisik
a) Kelainan bawaan yang nyata : Tidak ada kelainan bawaan
b) Abdomen : Bentuk : Simetris kiri dan kanan
Bayangan vena : Tidak ada bayangan vena
Benjolan / Massa : Tidak tampak adanya massa
c) Kulit : Lesi pada kulit : Tampak adanya lesi luka insisi
apendiktomi
8. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama
a. Data subjektif
1) Keadaan sebelum sakit :
DO :
- Klien tampak terbaring lemah
dan sedikit gelisah.
- Klien tampak sesekali meringis
menahan nyeri.
- Durasi nyeri ± 1-3 menit
- Skala nyeri 6 (nyeri sedang)
- TTV : - TD : 140/80 mmHg
- N : 101x/mnt
- S : 36,7oC
- RR : 21x/mnt
Terpasang infus RL 20 Tpm
2. DS : Nyeri Ganggua mobilitas fisik
- Klien mengatakan badannya
terasa lemah.
- Klien mengatakan sulit untuk
beraktivitas karena nyeri.
- Klien mengatakan semua
aktivitasnya dibantu keluarga.
DO :
- Klien tampak berbaring lemah.
- Klien tampak terpasang infus
pada tangan kanan
- Tampak luka insisi apendiktomi
- Program pasien tirah baring
selama 24 jam setelah dilakukan
operasi
- TTV : - TD : 140/80 mmHg
- N : 101x/mnt
- S : 36,7oC
- RR : 21x/mnt
Terapi Relaksasi
Definisi : menggunakan teknik peregangan untuk mengurangi tanda dan
gejala ketidaknyamanan seperti nyeri, ketegangan otot, atau kecemasan
Observasi
Identifikasi penurunan tingkat energi, ketidakmampuan
berkonsentrasi, atau gejala lain yang mengganggu kemampuan
kognitif
Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
2. 21 Juli 2023 14.45 Hambatan mobilitas fisik 1. Menganjurkan pasien mengungkapkan S: Octa
berhubungan dengan nyeri perasaan secara verbal mengenai Klien mengatakan badannya
luka insisi post apendiktomi keterbatasan yang dialami masih terasa lemah, klien
Hasil: memngatakan masih sulit
a. Klien mengatakan badannya melakukan aktivitas karena
terasa lemah nyeri.
b. Klien mengatakan sulit untuk
beraktivitas karena nyeri O:
c. Klien mengatakan semua Klien tampak berbaring lemah,
aktivitasnya di bantu keluarga. tampak segala kebutuhan klien
2. 22/ 07/ 2023 14.30 Hambatan mobilitas fisik 1. Menganjurkan pasien mengungkapkan S: Octa
berhubungan dengan nyeri perasaan secara verbal mengenai Klien mengatakan badannya
luka insisi post apendiktomi keterbatasan yang dialami masih terasa lemah, klien juga
Hasil: mengatakan sudah bisa berjalan
a. Klien mengatakan badannya pelan-pelan melakukan
terasa lemah aktivitas secara mandiri
b. Klien mengatakans sudah bisa
beraktivitas pelan-pelan O:
Klien tampak masih lemah,
2. Ajarkan pasien dan keluarga tampak sudah bisa ke wc secara
14:30 melakukan latihan ambulasi dengan mandiri secara perlahan-lahan.
melakukan ROM aktif dan melakukan
perawatan diri secara mandiri sesuai A:
kemampuan klien. Masalah hambatan mobilitas
fisik belum teratasi.
3. 22/07/2023 14.30 Ansietas b.d kurang terpapar 1. Mengkaji pengetahuan klien S: Octa
informasi tentang definisi penyabab dan tanda Klien mengatakan luka post
gejela apendikomi apendiktomi masih terasa nyeri
Hasil: namun sudah sekit berkurang.
Klien mengatakan sedikit Klien mengatakan makan
memahami tentang penyebab dan makanan yang diberi dari
tanda gejala apendiktomi rumah sakit tidak habis hanya
14:30 2. Mengjaurkan klien diit yang tinggi menghabiskan 6 sendok saja.
protein seperti telur ikan dan sayur-
sayuran O:
Hasil: Luka tampak bersih, sudah
Klien menhgatakan dapat tidak tampak kemerahan di area
memahami apa yang di jelaskan luka, klien tampak tenang
perawat dan akan mekan-makannan
yang bergizi tinggi protein A:
15: 00 3. Mengajurkan klien agar tetap Masalah teratasi sebagian.
menjaga luka agat terhindar dari
infeksi P:
Hasil: Intervensi dilanjutkan dengan:
Klien memahami .
2. 23/ 07/ 2023 14.30 Hambatan mobilitas fisik 1. Menganjurkan pasien mengungkapkan S: Octa
berhubungan dengan nyeri perasaan secara verbal mengenai Klien mengatakan badannya
luka insisi post apendiktomi keterbatasan yang dialami sudah tidak lemah lagi, klien
Hasil: mengatakan sudah bisa
a. Klien mengatakan badannya melakukan aktivitas secara
sudah tidak lemah lagi. mandiri secara perlahan-lahan.
b. Klien mengatakn sudah bisa
beraktivitas secara mandiri O:
Klien tampak rileks dengan
15:00 2. Ajarkan pasien dan keluarga posisi duduk, tampak sudah
melakukan latihan ambulasi dengan bisa melalukan aktivitas
melakukan ROM aktif dan melakukan perlahan-lahan secara mandiri.
3. 23/ 07/ 2023 Ansietas b/d kurang terpapar 1. Mengkaji pengetahuan klien S: Octa
14.30 informasi tentang definisi penyabab dan tanda Klien mengatakan luka post
gejela apendikomi apendiktomi masih terasa nyeri
Hasil: namun sudah sekit berkurang.
Klien mengatakan sedikit Klien mengatakan makan
memahami tentang penyebab dan makanan yang diberi dari
tanda gejala apendiktomi rumah sakit tidak habis hanya
15:00 2. Mengjaurkan klien diit yang tinggi menghabiskan 6 sendok saja.
protein seperti telur ikan dan sayur-
sayuran O:
Hasil: Luka tampak bersih, sudah
Klien menhgatakan dapat tidak tampak kemerahan di area
memahami apa yang di jelaskan luka, klien tampak tenang
perawat dan akan mekan-makannan
yang bergizi tinggi protein A:
15: 30 3. Mengajurkan klien agar tetap Masalah teratasi sebagian.
menjaga luka agat terhindar dari
infeksi P:
Hasil: Intervensi dilanjutkan
Klien memahami .