Anda di halaman 1dari 89

EFEKTIFITAS SLOW DEEP BREATHING DAN

DAUN SELEDRI UNTUK MENURUNKAN


TEKANAN DARAH PADA PASIEN
HIPERTENSI

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana


pada Program Studi S1 Keperawatan

Oleh :

SANTIKA AMEILIA
NIM : 180112048

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA
TAHUN 2022
EFEKTIFITAS SLOW DEEP BREATHING DAN
DAUN SELEDRI UNTUK MENURUNKAN
TEKANAN DARAH PADA PASIEN
HIPERTENSI

SKRIPSI

Diajukan untuk Menempuh Ujian SarjanaA


pada Program Studi S1 Keperawatan

Oleh :

SANTIKA AMEILIA
NIM : 180112048

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA
TAHUN 2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi :

Efektiftas Slow Deep Breathing Dan Daun Seledri Untuk Menurunkan


Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi.

Oleh :

Santika Ameilia
NIM. 180112048

Skripsi ini telah disetujui, diperiksa, dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi program studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Abdi Nusantara

Jakarta, 12 Agustus 2022

Pembimbing

(Ns. Achmad Fauzi, M. Kep., Sp. Kep., MB.)


NIDN : 0301059103

ii
PERNYATAAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Efektiftas Slow Deep Breathing Dan Daun Seledri Untuk
Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi.

Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa oleh pembimbing dan dinyatakan siap
untuk diujikan

Jakarta, 12 Agustus 2022

Mengetahui,

Ketua Program Studi

Ns. Sahrudi, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.MB

NIDN : 04-0906-8006

Pembimbing

Ns. Achmad Fauzi, M. Kep., Sp. Kep., MB

NIDN : 0301059103

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Santika Ameilia
NIM : 180112048
Judul Skripsi : Efektifitas Slow Deep Breathing Dan Daun Seledri Untuk
Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh Sarjana pada Program
Studi Keperawatan, STIKes Abdi Nusantara

Jakarta, 12 agustus 2022

Ketua/penguji I

Ns. Sahrudi, M.Kep.Sp.Kep.MB


NIDN : 0409068006

Anggota penguji Anggota penguji

Ns. Abdul khamid, M.Kep Ns. Achmad Fauzi, M.Kep.Sp.Kep.MB


03-2510-7003 NIDN : 03-0105-9103

iv
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan

saya, di dalam naskah skripsi yang berjudul “Efektifitas Slow Deep Breathing

Dan Daun Seledri Untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien

Hipertensi” tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh pihak lain

untuk mendapatkan karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh

orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebut dalam

sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat

unsur-unsur jiplakan, saya bersedia skripsi ini digugurkan dan gelar akademik

yang telah saya peroleh (S-1) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku (Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, Pasal

25 ayat 2 dan Pasal 70).

Jakarta, 25 maret 2022


Yang membuat pernyataan
.

(Santika Ameilia)
NIM. 180112048

v
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDI NUSANTARA
Jakarta, 25 Maret 2022

Santika Ameilia
Efektifitas Slow Deep Breathing Dan Daun Seledri Untuk Menurunkan
Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi

ABSTRAK

Pendahuluan : Hipertensi adalah Peningkatan tekanan darah yang kronis (dalam kurun
waktu yang lama) dan bisa menimbulkan kesakitan pada seseorang, bahkan berujung
pada kematian. Seseorang bisa disebut menderita hipertensi jika tekanan darah
sistoliknya >140 mmHg dan diastoliknya >90 mmHg. WHO menjelaskan negara
ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi sebesar 40% sedangkan negara maju
hanya 35%, kawasan Afrika berada di posisi teratas penderita hipertensi, yaitu sebesar
40%. Kawasan Amerika sebesar 35% dan Asia Tenggara 36%. Di kawasan Asia penyakit
ini telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Penyakit Hipertensi bisa ditangani
dengan melakukan terapi nonfarmakologis contohnya yaitu Slow deep breathing ialah
latihan relaksasi dengan teknik latihan pernapasan yang dilakukan secara sadar dan
rebusan daun seledri ialah terbukti dapat mengobati hipertensi.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan dalam
pemberian teknik slow deep breathing dan daun seledri untuk menurunkan tekanan darah
di Puskesmas karang kitri kota Bekasi.

Metode Penelitian : Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif


dengan pendekatan pre eksperimen dengan one group pre-test dan post-test. Populasi
dalam penelitian ini sebanyak 30 responden . Teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan teknik random
sampling atau pengambilan sampel secara acak.

Hasil Penelitian : Hasil pre-test sebesar 0,811 (<0,05) maka pada sebelum diberikan
slow deep breathing dan daun seledri tekanan darah pada pasien hipertensi tidak
mengalami perubahan yang signifikan. Hasil post-test setelah diberikan slow deep
breathing dan daun seledri yaitu 0,000(<0,05) maka terdapat perubahan yang signifikan
setelah diberikan slow deep breathing dan daun seledri terhadap penurunan tekanan darah
pada pasien hipertensi.

Kesimpulan dan Saran : Terdapat pengaruh setelah diberikan terapi slow deep
breathing dan daun seledri terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di
Puskesmas Karang Kitri Kota Bekasi. Tidak ada perbedaan efektivitas yang signifikan
dari kedua intervensi yang dilakukan pada pasien hipertensi di Puskesmas Karang Kitri.
Diharapkan hasil penelitian selanjutnya tentang menurunkan tekanan darah dengan
menggunakan terapi atau intervensi lainnya dengan jumlah responden yang lebih banyak
lagi.

Kata Kunci : Slow deep breathing, rebusan daun seledri dan hipertensi.

vi
NURSING PROGRAM
INSTITUTE OF HEALT SCIENCE ABDI NUSANTARA
Jakarta, 25 March 2022

Santika Ameilia
The Effectiveness Of Slow Deep Breathing And Celery Leaf To Reduce Blood
Pressure In Hypertension Patients In Karang Kitri Puskesmas, Bekasi City

ABSTRACT

Introduction: Hypertension is an increase in blood pressure that is chronic (over a long


period of time) and can cause pain to a person, even leading to death. A person can be
said to have hypertension if his systolic blood pressure is > 140 mmHg and his diastolic
blood pressure is > 90 mmHg. WHO explains that developing economies have 40% of
hypertension sufferers, while developed countries only have 35%, the African region is in
the top position with hypertension sufferers, which is 40%. Americas 35% and Southeast
Asia 36%. In Asia, this disease kills 1.5 million people every year. Hypertension can be
treated by performing non-pharmacological therapy, for example, slow deep breathing is
a relaxation exercise with conscious breathing exercise techniques and celery leaf stew is
proven to treat hypertension.

Research Objectives: To find out whether there is a significant difference in the


administration of slow deep breathing techniques and celery leaves to lower blood
pressure at Karang Kitri Public Health Center in Bekasi City.

Research Methods: The research method used is quantitative research with a pre-
experimental approach with one group pre-test and post-test. The population in this study
were 30 respondents. The sampling technique used in this research is probability
sampling with random sampling technique or random sampling.

Research Results: The pre-test results were 0.811 (<0.05), so before being given slow
deep breathing and celery leaves, blood pressure in hypertensive patients did not
experience significant changes. The post-test results after being given slow deep
breathing and celery leaves were 0.000 (<0.05), then there was a significant change after
being given slow deep breathing and celery leaves to decrease blood pressure in
hypertensive patients.

Conclusions and Suggestions: There is an effect after being given slow deep breathing
therapy and celery leaves on reducing blood pressure in hypertensive patients at Karang
Kitri Health Center Bekasi City. There was no significant difference in the effectiveness
of the two interventions performed on hypertensive patients at the Karang Kitri Health
Center. It is hoped that the results of further research on lowering blood pressure by using
therapy or other interventions with even more respondents.

Keywords: Slow deep breathing, celery leaf stew and hypertension

vii
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul : “Efektifitas Slow Deep Breathing Dan Daun Seledri Untuk

Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasie Hipertensi”

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Studi S1

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Abdi Nusantara.

Penulis sangat menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan

terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

kepada yang terhormat :

1. Bapak Khairil Walid Nasution, SKM, M.Pd, Ketua Yayasan Abadi

Nusantara.

2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, SST, MARS, Ketua STIKes Abdi Nusantara

dan selaku dosen pembimbing yang selalu bersedia meluangkan waktu

untuk membimbing dengan penuh perhatian, ketelitian dalam mengawasi

penulis dalam menyelesaikan skripsi

3. Kepala Puskesmas Karang Kitri, yang telah memberikan izin kepada

penulis untuk pengambilan data.

4. Para dosen dan seluruh staf yang terkait di program Studi Sarjana

Keperawatan STIKes Abdi Nusantara Jakarta yang banyak membantu

dalam penyusunan skripsi.

viii
5. Kedua orang tuaku yang aku cintai dan saudara-saudaraku yang aku

sayangi, terimakasih atas doa dan dukungannya kepada penulis.

6. Teman-teman Program Studi S1 Keperawatan STIKes Abdi Nusantara

yang telah memberikan dukungan dan semangat baik disaat suka maupun

duka.

7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan memberikan

sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan

Jakarta, 25 Maret 2022

Santika Ameilia

ix
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………... i


LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................................ii
PERNYATAAN PENGESAHAN..................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................................iv
PERNYATAAN ORISINALITAS..................................................................................v
ABSTRAK.......................................................................................................................vi
ABSTRACT....................................................................................................................vii
KATA PENGANTAR...................................................................................................viii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Kebaharuan Penelitian....................................................................................5
1.3 Rumusan Masalah............................................................................................7
1.4 Tujuan Penelitian.............................................................................................8
1.4.1 Tujuan Umum.............................................................................................8
1.4.2 Tujuan Khusus............................................................................................8
1.5 Manfaat Penelitian...........................................................................................8
1.5.1 Manfaat Teoritis.........................................................................................8
1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan............................................................................9
1.6 Ruang Lingkup.................................................................................................9
BAB II.............................................................................................................................10
TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................10
2.1 Hipertensi........................................................................................................10
2.1.1 Pengertian Hipertensi...............................................................................10
2.1.2 Jenis Hipertensi.......................................................................................11
2.1.3 Etiologi Hipertensi....................................................................................12
2.1.4 Patofisiologi Hipertensi............................................................................14
2.1.5 Klasifikasi Hipertensi...............................................................................16
2.1.6. Tanda dan Gejala Hipertensi........................................................................17
2.1.7 Komplikasi Hipertensi..............................................................................18
2.1.8 Penatalaksanaan Hipertensi......................................................................19
2.2 Daun Seledri...................................................................................................22
2.2.1 Definisi Daun Seledri...............................................................................22
2.2.2 Kandungan Seledri...................................................................................23

x
2.2.3 Manfaat Seledri........................................................................................24
2.2.4 Prosedur Pembuatan Air Rebusan Daun Seledri.......................................25
2.2.5 Penyakit Yang Dapat Diobati Dengan Seledri..........................................25
2.2.6 Efek Samping...........................................................................................26
2.2.7 Kontraindikasi..........................................................................................26
2.2.7 Pengaruh Pemberian Air Rebusan Seledri Terhadap Penurunan Tekanan
Darah………………………………………………………………………………..27
2.3 Teknik Slow Deep Breathing.........................................................................28
2.3.1 Definisi Slow Deep Breathing..................................................................28
2.3.2 Tujuan Slow Deep Breathing....................................................................29
2.3.3 Manfaat Slow Deep Breathing..................................................................29
2.3.4 Mekanisme Slow Deep Breathing............................................................30
2.3.5 Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Tekanan Darah.......................31
2.3.6 Prosedur Slow Deep Breathing.................................................................31
BAB III............................................................................................................................34
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS................34
3.1 Kerangka Konsep...........................................................................................34
3.2 Definisi Operasional.......................................................................................35
3.3 Hipotesis..........................................................................................................36
BAB IV............................................................................................................................37
METODOLOGI PENELITIAN....................................................................................37
4.1 Desain Penelitian................................................................................................37
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian...........................................................................38
4.3 Populasi dan Sampel..........................................................................................38
4.3.1 Populasi....................................................................................................38
4.3.2 Sampel......................................................................................................38
4.4 Kriteria Sampel :............................................................................................39
4.4.1 Kriteria Inklusi.........................................................................................39
4.4.2 Kriteria Eksklusi.......................................................................................39
4.5 Teknik Sampling.............................................................................................39
4.6 Etika Penelitian..............................................................................................40
4.7 Pengolahan Data.............................................................................................41
4.8 Analisis Data...................................................................................................42
4.8.1 Analisis Univariat.....................................................................................42
4.8.2 Analisis Bivariat.......................................................................................42

xi
BAB 5..............................................................................................................................43
HASIL PENELITIAN...................................................................................................43
5.1 Profil Puskesmas Karang Kitri Kota Bekasi................................................43
5.2 Analisis Univariat...........................................................................................43
5.3 Analisis Bivariat.............................................................................................45
BAB VI............................................................................................................................49
PEMBAHASAN.............................................................................................................49
6.1 Pembahasan....................................................................................................49
6.1.1 Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik Sebelum dan Sesudah Dilakukan
Slow Deep Breathing...............................................................................................49
6.1.2 Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan Rebusan Daun Seledri
……………………………………………………………………..………………..51
6.1.3 Perbedaan Hasil Pre-test Dan Post-test Slow Deep Breathing Dan Daun
Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi......................52
BAB VII..........................................................................................................................53
PENUTUP.......................................................................................................................53
7.1 Kesimpulan.....................................................................................................53
7.2 Saran...............................................................................................................54
7.2.1 Bagi Kepala Puskesmas............................................................................54
7.2.2 Bagi Perawat Puskesmas..........................................................................54
7.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya..........................................................................54
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................55
LAMPIRAN....................................................................................................................58

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.2 Definisi Operasional …………………………………………….35


Tabel 5.1 Karakteristik Responden ………………………………………..43
Tabel 5.2 Mean Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Dilakukan Slow Deep
Breathing ………………………………………………………..45
Tabel 5.3 Mean Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan Daun
Seledri …………………………………………………………..46
Tabel 5.4 Hasil Uji T-Test Sebelum Dan Sesudah dilakukan Slow Deep
Breathing dan Daun Seledri …………………………………….47

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ......................................................................... 33

Gambar 3.1. Kerangka Konsep ........................................................................ 34

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 2. Jawaban Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 3. Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4. Lembar Kuesioner

Lampiran 5. Hasil Output SPSS

Lampiran 6. Hasil Uji Paired T-Test

Lampiran 7. Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian

Lampiran 9. Lembar Konsultasi

xv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper

merupakan tekanan yang berlebihan dan tension merupakan tensi. Hipertensi

adalah Peningkatan tekanan darah yang kronis (dalam kurun waktu yang

lama) dan bisa menimbulkan kesakitan pada seseorang, bahkan berujung

pada kematian. Seseorang bisa disebut menderita hipertensi jika tekanan

darah sistoliknya >140 mmHg dan diastoliknya >90 mmHg. Apabila tekanan

darah selalu tinggi dan tidak dicegah sejak dini, akan sangat berisiko

menyebabkan penyakit degeneratifc contohnya retinopati, penebalan dinding

jantung, kerusakan ginjal, jantung koroner, pecahnya pembuluh darah, stroke,

bahkan bisa sampai menimbulkan kematian mendadak (Ainurrofiq, Maria &

Risnah, 2019).

Hipertensi merupakan salah satu contributor yang paling penting untuk

penyakit jantung dan stroke yang menjadi penyebab kematian dan kecacatan

nomer satu (WHO, 2012 dalam Murniati, 2017).

Menurut Whelton et al., (2018) secara garis besar Hipertensi atau

tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140

mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali

1
pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup

istirahat/tenang, lebih lanjut, Kemenkes RI menjelaskan sampai saat ini,

hipertensi merupakan penyakit yang memiliki prevalensi tinggi sebesar

25,8% berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 dan naik menjadi 34,1%

berdasarkan data Riskesdas tahun 2018 (Riskesdas Kementerian Kesehatan

RI, 2013; 2018)

Menurut WHO (World Health Organization) tahun 2018 menyatakan

jumlah penderita hipertensi terus meningkatnya jumlah penduduk yang

bertambah, pada 2025 mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia

terkena hipertensi. WHO (World Health Organization) menjelaskan negara

ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi sebesar 40% sedangkan

negara maju hanya 35%, kawasan Afrika berada di posisi teratas penderita

hipertensi, yaitu sebesar 40%. Kawasan Amerika sebesar 35% dan Asia

Tenggara 36%. Di kawasan Asia penyakit ini telah membunuh 1,5 juta orang

setiap tahunnya.

Berdasarkan pada hasil Riskesdas tahun 2018, prevalensi hipertensi

pada kelompok umur 18 tahun sebesar 34,1%, pada kelompok umur 31-44

tahun sebesar 31,6%, kelompok umur 45-54 tahun sebesar 45,3%, dan

2
kelompok umur 55-64 tahun sebesar 55,2%. Angka ini mengalami kenaikan

jika dibandingkan dengan hasil Riskesdas tahun 2013 yaitu sebesar 25,8%

(Lilis & Fani, 2022).

Prevalensi hipertensi di Indonesia yang diperoleh melalui pengukuran

pada usia lebih dari 18 tahun mencapai 34,11% prevalensi tertinggi di

Kalimantan Selatan sebesar 44,13% diikuti Jawa Barat mencapai 39,60%

Kalimantan Timur sebesar 39,30% dan Kalimantan Barat mencapai 29,4%.

Dan dari hasil pengukuran pada masyarakat usia lebih dari 18 tahun

prevalensi hipertensi yang terjadi di Bali sebesar 29,7% (Riskesdas, 2018).

Dengan tingginya angka kejadian hipertensi yang ada di Indonesia

namun upaya untuk mengendalikan hipertensi tersebut masih kurang, perlu

adanya berbagai macam upaya yang bisa dilakukan untuk mengendalikan

angka kejadian hipertensi yang tinggi tersebut sehingga dapat menekan angka

hipertensi (Andri et al., 2018; Sartika et al., 2018).

Penyakit Hipertensi merupakan suatu gangguan yang ada di pembuluh

darah dan mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang ada di darah

terganggu. Hipertensi disebut juga silent killer (pembunuh diam-diam),

karena menjadi salah satu penyakit yang mematikan ( Heru Turdja’i, 2020).

Hipertensi bisa ditangani dengan melakukan terapi nonfarmakologis

contohnya yaitu Slow deep breathing ialah salah satu bagian dari latihan

relaksasi dengan teknik latihan pernapasan yang dilakukan secara sadar. Slow

deep breathing merupakan relaksasi yang dilakukan secara sadar untuk

mengatur pernapasan secara dalam dan lambat (Martini, 2016).

3
Terapi relaksasi banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk

dapat mengatasi berbagai masalah, misalnya stress, ketegangan otot, nyeri,

hipertensi, gangguan pernapasan, dan lain-lain (Martini, 2016). Relaksasi

secara umum merupakan keadaan menurunnya kognitif, fisiologi, dan

perilaku (Andarmoyo, 2017).

Penanganan hipertensi dengan terapi non farmakologis juga banyak

diminati karena sangat mudah dipraktekan, dan tidak terlalu mengeluarkan

banyak dan tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya. Salah satu

terapi non farmakologis untuk menurunkan tekanan darah yaitu dengan

rebusan daun seledri. Seledri (Apium graveolens) terbukti dapat mengobati

hipertensi karena mengandung kalium dan bersifat diuretik yang berfungsi

untuk menolong tubuh mengeluarkan air dan natrium agar dapat menurunkan

tekanan darah. Kandungan phtalides dan magnesium dalam seledri berguna

untuk membantu melemaskan otot-otot pembuluh darah arteri sehingga

penyempitan pembuluh darah arteri dapat normal kembali (M. Ilham Rivany,

2021).

Beberapa penelitian telah membuktikan manfaat slow deep breathing

secara luas, salah satunya adalah penelitianya Meidila(2017), yaitu pengaruh

slow deep breathing terhadap tekanan darah lansia hipertensi di wilayah kerja

puskesmas dengan hasil terdapat perbedaan MAP sebelum dan setelah

perlakuan dengan p value= 0.00 Sedangkan penanganan non farmakologis

yang dipergunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi adalah seledri

4
menurut (Muzakar, 2012). Daun seledri banyak mengandung apiin, suatu

senyawa yang bersifat diuretik dan diduga mampu melebarkan pembuluh

darah. Seledri telah banyak digunakan di masyarakat dan telah banyak

dilakukan penelitian mengenai efek farmakologinya dan telah terbukti

mampu menurunkan tekanan darah tinggi (Muzakar, 2012).

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama menjadi Klinikal teacing

di Puskesmas karang kitri kota bekasi, peneliti menemukan bahwa

penanganan Hipertensi dengan pendekatan farmakologi yaitu mengkonsumsi

obat-obatan anti hipertensi, disisi lain penatalaksanaan Hipertensi mandiri

dapat dilakukan sendiri kapan saja dan dimana saja dan yang terpenting dapat

mengurangi efek samping akibat obat-obatan.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik menjadikan permasalahan

tersebut sebagai Penelitian “ Efektifitas Terapi Slow Deep Breathing dan

Rebusan Daun Seledri Terhadap Tekanan Darah Pendierita Hipertensi di

Puskesmas karang kitri kota bekasi. Tujuan penelitian ini adalah

mendapatkan gambaran efektifitas Slow deep Breathing dan rebusan daun

seledri terhadap tekanan darah pada penderita hipertensi di puskesmas karang

kitri

1.2 Kebaharuan Penelitian


Sepanjang penelusuran yang dilakukan, belum pernah diketahui pada

penelitian yang sama, Tetapi ada beberapa penelitian terdahulu yang dapat

dijadikan acuan, hal ini dapat disajikan dalam tabel berikut :

5
No Nama Peneliti Judul Metode Hasil
1. Indraningsih Penetapan kadar Menggunakan Kadar flavonoid total dan
(2020) flavonoid total dan metode aktifitas antioksidan dari
aktifitas penelitian abts ekstrak dan fraksi daun
antioksidan dari (ekstrak dan seledri memiliki
ekstrak daun fraksi). perbedaan yang
seledri ( Apium signifikan (p<0,05)
berdasarkan uji statistic
graveolens L.)
menggunakan one way
anova
2. Ainurrofiq, Terapi non Pengumpulan Terapi non farmakologi
Risnah & farmakologi dalam data dan dinilai cukup efektif
Maria ( 2019) pengendalian informasi untuk menurunkan
tekanan darah padadiseleksi tekanan darah tinggi
pasien hipertensi :
kerelavanann terutama pemberian
systematic review ya rebusan daun salam yang
menggunaka dimana melakukannya
n Duffy’s cukup mudah dan tidak
Research terlalu memakan banyak
Apprasial biaya.
Checklist
Approach.
3. Weny Terapi Jenis Berdasarkan hasil
kusuma, komplementer penelitian ini penelitian dari literature
yulius tiranda yang berpengaruh menggunakan riview ini bahwa terapi
& sukron terhadap metode komplementer seperti :
(2021) penurunan tekanan literature jus mentimun, ainfused
darah pasien review dengan air mentimun, buah
hipertensi di menggunakan psang, jus tomat, rebusan
indonesia 3 database daun alpukat, rebusan
seperti google daun sirih, yoga,
scholar, meditasi, music, tekuk
pubmed, dan hipnotis, terapi seft,
perpusnas, relaksasi otot progresif,
antara tahun teknik nafas dalam, pijat
20112-2020. . rfleksi, dance movement
terapi, mases kaki,
hidroterapi, terapi
tertawa, terapi
akupresure, terapi
akupuntur. Menunjukan
hasil signifikan terhadap
penurunan tekanan darah
pada pasien hipertensi.

6
4. Yusuf Anbari Pengaruh teknik Metode Hasil penelitian
(2019) slow deep penelitian yag menunjukan bahwa pada
breathing terhadap digunakan analisa univariate rata-
tekanan darah yaitu pre- rata pretest sistol selama
pada lansia dengan eksperimen 3 hari yaitu 160 mmhg
hipertensi di dengan dan post-test rata-rata
wilayah kerja pendekatan sistol yaitu 144 mmhg.
puskesmas one group Sedangkan data rata-rata
cileunyi pretest post pretest diastole selama 3
test dengan hari 94 mmhg dan post-
jumlah test diastole selama 3
populasi 205 hari yaitu 86 mmhg.
yang kemudian Yang artinyaa terdapat
dilakukan pengaruh teknik slow
pengambilan deep breathing terhadap
sempel nilai tekanan darah
purposive sistolik dan diastolic
sampling pada lansia penderita
degan jumlah hipertensi.
27 lansia .
5. Anisa Daya antibakteri Jenis Hasil pengamatan
Luthfiyah ekstrak daun penelitian ini menunjukkan bahwa
(2019) seledri (Apilium menggunakan ekstrak daun seledri pada
Graveolens L.) eksperimental semua konsentrasi yaitu
labolatoris konsentrasi 100%, 50%,
dengan 25%, 12,5% dan 6,25%
rancangan tidak terbentuk zona
penelitian the hambat pada medium
pre-post test biakan bakteri P.
only one gingivalis. Hal ini bisa
group design. dibuktikan pada masing-
masing konsentrasi
tersebut tidak terbentuk
daerah bening disekitar
sumuran. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa
ekstrak daun seledri
(Apium graveolens L.)
tidak memiliki daya
antibakteri terhadap P.
gingivalis.

7
1.3 Rumusan Masalah

Dengan perkembangan ilmu kesehatan yang pesat saat ini, ternyata

melakukan teknik slow deep breathing bisa merileksasikan tubuh dan

kandungan kalium yang ada pada daun seledri dapat menekan atau

menurunkan tekanan darah tinggi.

Dengan dukungan teori, peninjauan dan studi pustaka yang

dilakukan pada penderita hipertensi dengan melakukan teknik slow deep

breathing dan meminum air daun seledri maka penulis sangat ingin

meneliti. Apakah ada perbedaan yang signifikan bagi penderita hipertensi

dengan melakukan teknik slow deep breathing dan meminum air rebusan

daun seledri untuk menurunkan tekanan darah?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang

signifikan dalam pemberian teknik slow deep breathing dan daun seledri

untuk menurunkan tekanan darah di Puskesmas karang kitri kota Bekasi.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Menganalasi tentang penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik

sebelum dilakukan teknik slow deep breathing dan diberikan daun

seledri di Puskesmas Karang Kitri Kota Bekasi.

2. Menganalasi tentang penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik

setelah dilakukan teknik slow deep breathing dan diberikan air rebusan

daun seledri di Puskesmas Karang Kitri Kota Bekasi.

8
1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Teoritis

Semoga hasil dari penelitian ini bisa memberikan manfaat yang signifikan

untuk kemajuan di bidang ilmu kesehatan, khususnya dibidang ilmu keperawatan

terutama tentang perbedaan teknik slow deep breathing dan daun seledri untuk

menurunkan tekanan darah tinggi di Puskesmas Karang Kitri Kota Bekasi.

1.5.2 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan untuk lembaga institusi pendidikan dalam bidang kesehatan

sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan dipahami

masyarakat, selanjutnya mahasiswa/i dapat melanjutkan penelitian atau dijadikan

acuan penelitian.

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan teknik slow deep

breathing dan daun seledri untuk menurunkan tekanan darah tinggi di wilayah

Puskesmas Karang Kitri Kota Bekasi. Jenis penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dengan desain Quasi Eksperimen Pre-Post Test. Populasi dalam

penelitian sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu Total Sampling.

Hasil penelitian harus menunjukkan tekanan darah sistolik maupun diastolik

terjadi penurunan setelah diberikan teknik slow deep breathing dan daun seledri

9
selama 10 hari berturut-turut. Hasil uji statistik di bantu dengan bantuan program

komputer Spss 25.0.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hipertensi

2.1.1 Pengertian Hipertensi

Menurut Whelton et al., (2018) secara garis besar Hipertensi atau

tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari

140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali

pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup

istirahat/tenang.

10
Tekanan darah tinggi atau bisa juga disebut dengan kata Hipertensi

berasal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper adalah tekanan

yang berlebihan dan tension adalah tensi. Hipertensi adalah peningkatan

tekanan darah yang kronis (dalam kurun waktu yang lama) dan bisa

menimbulkan kesakitan pada seseorang, bahkan berujung pada kematian.

Seseorang bisa disebut menderita hipertensi jika tekanan darah sistoliknya

>140 mmHg dan diastoliknya >90 mmHg dan apabila tekanan darah selalu

tinggi dan tidak dicegah sejak dini, tentu akan sangat berisiko

menimbulkan penyakit degeneratif contohnya retinopati, penebalan

dinding jantung, kerusakan ginjal, jantung koroner, pecahnya pembuluh

darah, stroke, bahkan sampai menimbulkan kematian mendadak

(Ainurrofiq, Maria & Risnah, 2019).

Kemenkes RI menjelaskan sampai saat ini, hipertensi merupakan penyakit

yang memiliki prevalensi tinggi sebesar 25,8% berdasarkan data Riskesdas

tahun 2013 dan naik menjadi 34,1% berdasarkan data Riskesdas tahun

2018 (Riskesdas Kementerian Kesehatan RI, 2013; 2018).

World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan

sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3

orang di dunia terdiagnosis hipertensi.

Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya,

diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar. Di Indonesia estimasi

jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan

angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian.

11
Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54

tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%) (Riskesdas Kementerian

Kesehatan RI, 2018).

2.1.2 Jenis Hipertensi

Kayce Bell, June Twiggs, 2018 dalam penelitiannya, jenis tekanan darah

tinggi dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Hipertensi primer atau bisa juga disebut dengan hipertensi essensial

merupakan peningkatan tekanan darah yang belum diketahui secara

pasti penyebabnya, dan kasusnya sekitar lebih dari 90% sudah masuk

dalam hipertensi primer.

b. Hipertensi sekunder merupakan suatu peningkatan tekanan darah yang

disebabkan oleh kondisi kesehatan lain yang mendasarinya,

Mengontrol kondisi medis yang mendasarinya atau menghilangkan

obat-obatan penyebab akan mengakibatkan penurunan tekanan darah

sehingga menyelesaikan hipertensi sekunder. Bentuk tekanan darah

tinggi ini cenderung muncul tiba-tiba dan sering menyebabkan tekanan

darah lebih tinggi daripada hipertensi primer. Kurang dari 10% pasien

dengan tekanan darah tinggi memiliki hipertensi sekunder.

Dalam penelitian Nurul Khusnul (2018) menjelaskan peningkatan tekanan

darah sistolik, diastolik dan campuran.

a. Peningkatan tekanan darah sitolik (isolated sistolic hypertension) yaitu

peningkatan darah sistolik dan tidak diikuti dengan peningkatan darah

diastolik, biasanya ditemukan pada usia lanjut.

12
b. Peningkatan tekanan darah diastolik (isolated diastolic hypertension)

yaitu peningkatan darah diastolik dan tidak diikuti dengan peningkatan

darah sistolik, biasanya ditemukan pada anak-anak.

c. Peningkatan tekanan campuran adalah peningkatan darah sistolik dan

diastolik secara bersamaan.

2.1.3 Etiologi Hipertensi

Menurut Acociation Hear Amarica (2017) ada dua penyebab terjadi

peningkatan tekanan darah, yaitu:

1. Faktor Hereditas

a. Riwayat penyakit keluarga

b. Usia

Ketika usia semakin tua, semakin besar pula kemungkinan

terkenanya penyakit tekanan darah tinggi. Hal ini terjadi karena

elasitisitas pembuluh darah berkurang.

c. Jenis kelamin

Pada usia 65 tahun, wanita sangat berisiko memiliki tekanan darah

tinggi. Sedangkan pada pria pada usia 45 tahun akan lebih rentan

terkana hipertensi.

d. Ras

Masyarakat afrika dan amerika lebih cenderung terkena tekanan

darah tinggi dibandingkan dengan negara lain.

2. Faktor Gaya Hidup

a. Kurangnya aktivitas fisik

13
Aktivitas fisik sangat bagus untuk melancarkan peredarah darah,

olahraga yang cukup menjadi salah satu contoh yang baik untuk

melancarkan peredaran darah.

b. Diet tidak sehat (sodium tinggi)

Konsumsi garam yang tinggi pada makanan, kalori dan juga lemak

jenuh akan sangat berisiko untuk meningkatkan tekanan darah.

c. Obesitas

Kelebihan berat badan sangat berisiko memiliki penyakit

hipertensi, hal ini disebabkan tekanan yang sangat ekstra pada

jantung dan pembuluh darah yang bisa menyebabkan masalah

yang serius.

d. Minuman berakohol

Konsumsi minuman berakohol dapat menyebabkan masalah

kesehatan, contohnya gagal jantung.

e. Merokok

Menggunakan tembakau atau merokok bisa menimbulkan arteri

rusak sehinggan menyebabkan tekanan darah meningkat.

f. Stress

Stres bisa menjadi tekanan dalam kehidupan, semakin banyak

tekanan maka akan menimbulkan prilaku yang menimbulkan

tekanan darah meningkat.

14
2.1.4 Patofisiologi Hipertensi

Hipertensi adalah penyakit multifaktorial yang diakibatkan beberapa

interaksi faktor resiko tertentu. Dari pusat vasomotor ini bermula jarak saraf

simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna

medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat

vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui

saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan

asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh

darah kapiler, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan

konstriksi pembuluh darah kapiler (Krisnanda, 2017).

Tekanan darah arteri merupakan produk total resisten perifer dan curah

jantung. Curah jantung meningkat karena keadaan yang meningkat frekuensi

jantung, volume secunkup atau keduanya. Resitensi perifer meningkat karena

faktor-faktor yang meningkatkan viskositas darah (darah mengalir) atau yang

menurunkan ukuran lumen pembuluh darah khususnya pembuluh anteriol. Teori-

teori yang menjelaskan terjadinya hipertensi adalah:

 Perubahan pada bantalan dinding pembuluh darah arteriolar yang

menyebabkan peningkatan resistensi perifer.

 Peningkatan tonus pada system saraf simpatik yang abnormal dan

berasal dari dalam pusat system vasomotor, peningkatan tonus ini

menyebabkan peningkatan resitensi vaskuler perifer.

 Penambahan volume darah yang terjadi karena disfungsi renal atau

hormonal.

15
 Peningkatan penebalan dinding arteriol akibat faktor genetik yang

menyebabkan peningkatan resitensi vaskeler perifer.

 Pelepasan renin yang abnormal sehingga terbentuk angiotensin II yang

menimbulkan kontriksi anteriol dan meningkatkan volume darah.

Salah satu faktor contohnya kecemasan dan ketakutan akan mempengaruhi

respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokontriktor. Individu dengan

hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun belum jelas diketahui

mengapa hal tersebut bisa terjadi. Secara bersamaan sistem saraf simpatis

merangsang pembuluh darah menjadi respon rangsang emosi, kelenjar adrenal

yang terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula adrenal

mengsekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal

mengsekresi kortisol dan steroid lainnya, yang bisa memperkuat respon

vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi mengakibatkan penurunan aliran

darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan

angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor

kuat, pada saat gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.

Hormon ini menjadi retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan

peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor itu cenderung mencetus keadaan

hipertensi. Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah

perifer bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut

usia. Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan

ikat, dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada

gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah

(Krisnanda, 2017).

16
2.1.5 Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi tekanan darah yang telah direkomendasikan oleh AHA (America

Heart Association) pada usia dewasa > 18 tahun dapat dikelompokkan menjadi 5

yang didasarkan pada nilai tekanan darah.

Tabel 2. 1 Klasifikasi tekanan darah pada usia dewasa >18 berdasarkan


American Heart Association, 2017.
Kategori Sistolik Diastolik
tekanan (mmHg) (mmHg)
darah
Normal <120 Dan <80
Prehipertens 120-139 Atau 80-89
i
Hipertensi 140-159 Atau 90-99
derajat 1
Hgipertensi >160 Atau >100
derajat 2
Hipertensi >180 Atau >110
kritis

Tabel 2.3 derajat hipertensi menurut JNC- 8 (Eight Report of


The Joint Committee on Prevention, Detection, Evluation, and treatment
of High Blood Pressure) (Soldavini, 2019)
Kelompok umur Normal Hipertensi
20-45 tahun 120-125/75-80 mmHg >140/90 mmHg
45-60 tahun 135-140/85 mmHg >150/90 mmHg
>65 tahun 150/85 mmHg 160/90 mmHg

17
1. Prahipertensi

Prahipertensi adalah kondisi di mana tekanan darah sistolik 120 – 139

mmHg dan diastolik mencapai 80 – 89 mmHg. Jika Anda memiliki

kondisi prahipertensi, Anda termasuk ke dalam kelompok berisiko

tinggi terkena hipertensi. Karenanya, Anda disarankan untuk merubah

gaya hidup untuk mengurangi risiko hipertensi di masa depan.

2. Hipertensi tingkat 1

Hipertensi tingkat 1 adalah kondisi tekanan darah sistolik 140 – 159

mmHg dan diastolik 90 – 99 mmHg. Jika tekanan darah Anda berada

pada rentang ini, kemungkinan Anda sudah memerlukan pengobatan

karena risiko terjadinya kerusakan pada organ menjadi lebih tinggi.

3. Hipertensi tingkat 2

Kondisi ini ditandai dengan tekanan sistolik > 160 mmHg dan

diastolik > 100 mmHg. Penderita biasanya sudah mulai mengalami

kerusakan organ tubuh dan kelainan kardiovaskular.

2.1.6. Tanda dan Gejala Hipertensi

American Heart Association (2017) menurutnya pada saat

pemeriksaan fisik, tidak ditemukan kelainan apapun selain peningkatan

tekanan darah, tetapi biasanya juga ditemukan perubahan pada retina,

contohnya perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh darah, dan pada

kasus berat dapat ditemukan edema pupil (edema pada diskus optikus).

Gejala-gejala penyakit yang sering dijumpai baik pada penderita

hipertensi maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal

hipertensi yaitu sakit kepala, gelisah, jantung berdebar, perdarahan hidung,

18
sulit tidur, sesak nafas, cepat marah, telinga berdenging, tekuk terasa berat,

berdebar dan sering kencing pada malam hari. Gejala akibat komplikasi

hipertensi yang pernah ditemukan meliputi gangguan penglihatan, saraf,

jantung, fungsi ginjal dan gangguan serebral (otak) sehingga terjadi kejang

dan pendarahan pembuluh darah otak yang mengakibatkan kelumpuhan

dan gangguan kesadaran hingga koma.

2.1.7 Komplikasi Hipertensi

Menurut America Heart Assosiasi (2017) komplikasi yang

ditimbulkan oleh peningkatan darah tinggi adalah sebagai berikut:

1) Serangan jantung

Tekanan darah tinggi merusak arteri yang dapat tersumbat dan

mencegah darah mengalir ke jaringan di otot jantung.

2) Stroke

Tekanan darah tinggi bisa menyebabkan pembuluh darah di otak

pecah atau menyumbat lebih mudah.

3) Gagal jantung

Beban kerja yang meningkat dari tekanan darah tinggi dapat

menyebabkan jantung membesar dan gagal memasok darah ke tubuh.

4) Penyakit ginjal atau gagal ginjal

Tekanan darah tinggi dapat merusak arteri di sekitar ginjal

dan mengganggu kemampuan mereka untuk secara efektif menyaring

darah.

19
5) Kerugian penglihatan

Tekanan darah tinggi bisa menyiksa atau merusak pembuluh darah di

mata.

6) Disfungsi seksual

Ini bisa menjadi disfungsi ereksi pada pria atau libido pada wanita

menjadi rendah.

2.1.8 Penatalaksanaan Hipertensi

Menurut dr. I Made Sutarga, M. Kes. (2017) penatalaksanaan hipertensi

dibagi menjadi dua, yaitu penatalakasanaan farmakologis dan Non

farmakologis.

I. Non Farmakologis

Terapi non farmakologis telah banyak dikembangkan di luar negeri

dan menjadi salah satu intervensi pendamping yang bisa dipakai

untuk pengganti pengobatan konvensional. National For

Complementery And lternative Medicine (NCAM) menggolongkan

terapi ini ke dalam Complementary Alternative Therapy (CAT).

Pengobatab tradisional menggunakan dedaunan misalnya daun salam,

daun seledri dan kayu manis sebagai obat herbal sudah banyak

diketahui di kalangan masyarakat Indonesia ( Noor Ch, 2022).

Dalam terapi non farmakologis, ada beberapa negara yang

menggunakan obat tradisional. Selain itu melakukan pola hidup sehat

selalu ampuh dapat menekan peningkatan tekanan darah dan sangat

menguntungkan dalam menekan risiko permasalahan kardiovaskular.

20
Pada penderita hipertensi derajat 1, tanpa faktor risiko kardiovaskular

lain, maka strategi pola hidup sehat adalah tahap awal, yang harus

dilakukan secara benar dan tepat, setidaknya kurang lebih 4 – 6 bulan.

Jika setelah jangka waktu tersebut, peningkatan tekanan darah tidak

menurun sesuai yang diharapkan atau didapatkan faktor risiko

kardiovaskular yang lain, maka sangat direkomendasikan untuk

melakukan terapi farmakologi (Perhimpunan Dokter Spesialis

Kardiovaskular Indonesia, 2015 dalam Sutarga, 2017).

Beberapa pola hidup sehat yang sangat di rekomendasikan, antara

lain:

 Penurunan berat badan.

Memperbanyak makan sayuran dan buah-buahan dapat

memberikan manfaat yang lebih selain penurunan tekanan darah,

ialah menghindari diabetes dan dislipidemia.

 Mengurangi asupan garam.

Direkomendasikan untuk asupan garam tidak melebihi 2 gr/hari.

 Olah raga.

Olah raga yang secara teratur sebanyak 30 – 60 menit/ hari,

minimal 3 hari/ minggu, bisa membantu penurunan tekanan darah.

 Mengurangi konsumsi alkohol.

Meminum alkohol lebih dari dua gelas per hari pada pria atau satu

gelas per hari pada wanita, bisa meningkatkan tekanan darah.

 Berhenti merokok.

21
II. Terapi Farmakologis

Penatalaksanaan hipertensi dengan farmakologis. jenis obat yang

dianjurkan adalah :

 Diuretik (Hidroklorotiazid) Mengeluarkan cairan dari tubu

sehingga volume cairan tubuh berkurang yang mengakibatkan daya

pompa jantung menjadi lebih ringan.

 Beta blocker (Metropolol, propranolol, atenolol) Menurunkan daya

pompa jantung dan tidak dianjurkan pada penderita yang telah

diketahui mengidap gangguan pernafasan seperti asma bronkial.

 Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin, Reserpin)

Menghambat aktifitas syaraf simpatis.

 Calcium chanel blocker atau calcium antagonis (Diltiasem,

verapamil) Menghambat kontraksi jantung.

 Vasodilator (Prasosin, Hidrasin) Bekerja langsung pada pembuluh

darah dengan relaksasi otot polos pembuluh darah.

 Penghambat reseptor angiotensin II (valsatran) Menghilangi

penempelan zat angiotensin II pada reseptor sehingga meringankan

pompa jantung. Sebagian besar pasien hipertensi, terapi dimulai

secara bertahap ,dan target tekanan darah mencapai secara

progresif dalam beberapa minggu.

22
Dianjurkan untuk minum obat yang jangka panjang sampai 24 jam

degan pemberian sehari satu kali sehari. Jika terapi dimulai dengan

satu jenis obat dalam dosis rendah tetapi target belum tercapai,

langkah selanjutnya menigkatkan dosis obat tersebut.

2.2 Daun Seledri

2.2.1 Definisi Daun Seledri

Seledri adalah tumbuhan serbaguna, terutama sebagai sayuran dan

obatobatan. Sebagai sayuran daun, tangkai daun, dan umbi sebagai campuran sup.

Daunnya juga bisa dipakai sebagai lalap atau dipotong kecil-kecil lalu ditaburkan

di atas sup bakso, soto, macam-macam sup lainnya, atau juga bubur ayam. Seledri

(terutama buahnya) sebagai bahan obat telah disebut-sebut oleh Dioskurides serta

Theoprastus dari masa Yunani Klasik dan Romawi sebagai "penyejuk perut".

Veleslavin (1596) memperingatkan agar tidak mengonsumsi seledri terlalu banyak

karena dapat mengurangi air susu. Seledri disebut-sebut sebagai sayuran

antihipertensi. Fungsi lainnya adalah sebagai peluruh (diuretika), anti reumatik

serta pembangkit nafsu makan (karminativa). Umbinya memiliki khasiat yang

mirip dengan daun tetapi digunakan pula sebagai afrodisiaka (pembangkit gairah

seksual) (A Luthfiyah , 2019).

Ciri-ciri dari daun seledri adalah:

 Seledri adalah terna kecil, kurang dari 1 m tingginya.

 Daun tersusun majemuk dengan tangkai panjang.

 Tangkai ini pada kultivar tertentu dapat sangat besar dan dijual sebagai

sayuran terpisah dari daunnya.

 Batangnya biasanya sangat pendek.

23
 Pada kelompok budidaya tertentu membesar membentuk umbi yang juga

dapat dimakan.

 Bunganya tersusun majemuk berkarang khas Apiaceae.

 Buahnya kecil-kecil berwarna coklat gelap.

2.2.2 Kandungan Seledri

Herbal seledri mengandung flavonoid, saponin, tanin 1%, minyak asiri

0,033%, flavo-glukosida (apiin), apigenin, phtalides, kolin, lipase, asparagine, zat

pahit, vitamin (A,B dan c). Setiap 100 gr herba seledri mengandung air sebanyak

93 ml, protein 0,9 gr, lemak 0,1 gr, karbohidrat 4 gr, serat 0,9 gr, kalsium 50 mg,

besi 1 mg, fosfor 40 mg, yodium 150 mg, kalium 400 mg, magnesium 85 mg,

vitamin A 130 IU, vitamin C 15 mg, riboflavin 0,05 mg, tiamin 0,03 mg dan

nikotinamid 0,4 mg. Akar mengandung asparagin, manitol, zat pati, lendir,

minyak asiri, pentosan, glutamin dan tirosin. Biji mengandung apiin, minyak

menguap, apigenin dan alkaloid. Apigenin berkhasiat hipotensif.

Daun seledri memiliki kadar flavonoid total pada ekstrak air daun seledri

sebesar 0,51%. Herba seledri mengandung senyawa 3-n-butylphthalide (NBP)

sehingga mempunyai aktivitas antihipertensi dan vasorelaksan. Pemberian secara

intraperitonial selama 13 hari pada dosis 2 dan 4 mg/hari menghasilkan efek

hipotensif (Sowbhagya, 2014).

Fraksi air seledri pada dosis 25, 50 dan 100 mg/kgBB dapat menurunkan

kadar kolesterol total karena adanya flavonoid yang bersifat sebagai antioksidan

(Helmi dkk., 2013).

24
2.2.3 Manfaat Seledri

Dalam penelitian Anisa Luthfiyah (2019), manfaat dari daun seledri antara lain:

 Mengurangi Tekanan Darah

Di dalam seledri terkandung bahan kimia yang bisa menurunkan kadar

dari hormon stres dalam darah kita. Hal ini tentu saja memungkinkan

dalam memperluas pembuluh darah, dan juga memberi ruang darah lebih,

sehingga dapat mengurangi tekanan darah.

 Mengurangi Kolesterol Tubuh

Jika kalian mengkonsumsi seledri setiap hari, maka dapat mengurangi

kolesterol yang menyumbat arteri.

 Menyehatkan Sendi

Seledri juga baik bagi orang-orang yang kerap menderita radang sendi,

rematik atau asam urat. Anti inflamasi dalam seledri dapat membantu

mencegah dan mengurangi pembengkakan dan nyeri di sekitar sendi.

Selain itu batang daun seledri mengandung zat bernama diuretik, yang

dapat membantu menghilangkan suatu kristal asam urat di sekitar sendi.

 Kaya akan vitamin C Daun seledri juga kaya akan vitamin C dan juga

dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

 Mencegah Kanker

Daun seledri mengandung phthalides dan polyacetylenes, komponen anti

kanker detoksifikasi karsinogen. Selain itu daun seledri juga mengandung

coumarin yang mampu meningkatkan aktivitas sel darah putih.

25
2.2.4 Prosedur Pembuatan Air Rebusan Daun Seledri

SOP pembuatan air rebusan daun seledri untuk mengatasi tekanan darah

yaitu bahan yang digunakan adalah seledri (Apium graveolens) segar, sebanyak 40

gr dan air 2 gelas. Prosedur pembuatan air rebusan seledri :

 Daun seledri segar sebanyak 40 gr.

 Direbus dengan 2 gelas (400 cc) hingga didapatkan segelas air (200cc)

selama ± 15 menit.

 Setelah dingin di saring lalu hasil saringan diminum 2 kali sehari sebanyak

100 cc pagi hari dan 100 cc sore hari.

2.2.5 Penyakit Yang Dapat Diobati Dengan Seledri

Menurut Ellena penyakit yang dapat diobati dengan seledri adalah :

 Penurunan tekanan darah.

 Menurunkan kolesterol.

 Mengatasi alergi.

 Mengobati rematik.

 Menyuburkan rambut

 Meredakan batuk

 Mengatasi sakit perut.

 Mengobati bronkitis.

26
2.2.6 Efek Samping

Seledri adalah herbal yang terbukti bisa menurunkan tekanan darah. Tetapi

perlu diperhatikan, ada beberapa efek samping yang mungkin ada dari konsumsi

seledri. Seledri dapat menyebabkan inflamasi pada kulit dan sensitivitas matahari.

Wanita hamil dan menyusui sebaiknya menghindari mengkonsumsi seledri selama

masa kehamilan. Konsumsi seledri dalam jumlah besar dapat menyebabkan

kontaksi uterus dan keguguran. Seledri juga menyebabkan alergi pada orang yang

sensitive pada beberapa tanaman termasuk wortel, & dandelion. Penyakit ini

disebut sindrom celery-carrot-mugwort-spice. Orang yang mengalami ganggunan

ginjal juga dilarang mengkonsumsi seledri. Seledri dapat berefek pada system

nervous. Pada beberapa penelitian kombinasi anastesi dan obat lain yang dipakai

selama dan setelah operasi menurun system nevous sangat banyak. Hentikan

penggunaan seledri minimal 2 minggu sebelum jadwal operasi (Anisa Luthfiyah,

2019)

2.2.7 Kontraindikasi

Wanita hamil dan menyusui direkomendasikan untuk menghindari

mengkonsumsi seledri selama masa kehamilan. Konsumsi seledri dalam jumlah

besar akan menyebabkan kontaksi uterus dan keguguran. Orang dalam ganggunan

ginjal juga dilarang mengkonsumsi seledri. Seledri dapat berefek pada system

nervous. Pada beberapa penelitian, kombinasi anastesi dan obat lain yang dipakai

selama dan setelah operasi menurun system nevous sangat banyak. Hentikan

penggunaan seledri minimal 2 minggu sebelum jadwal operasi.

27
2.2.7 Pengaruh Pemberian Air Rebusan Seledri Terhadap Penurunan

Tekanan Darah.

Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam pembuluh darah nadi

(arteri). Ketika jantung kita berdetak, lazimnya 60 sampai 70 kali dalam 1 menit

pada kondisi istirahat (duduk atau berbaring), darah dipompa menuju dan melalui

arteri (Kowalsky, 2010 dalam A Luthfiyah, 2019). Pengaturan tekanan darah

normal seperti yang dipaparkan sebelumnya sangatlah kompleks. Saat jantung

berdenyut, jantung memompa darah ke pembuluh darah dan tekanan darah

meningkat. Ini disebut tekanan darah sistolik, yakni angka tekanan darah tertinggi.

Pada saat jantung rileks (tidak berdenyut) tekanan darah jatuh ke tingkat terendah.

Ini disebut tekanan darah diastolik. Dapat dibayangkan semakin tinggi tekanan

darah seseorang maka semakin tinggi kekuatan yang mendorong darah dan dapat

mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dan perdarahan (haemmorrhage) yang

dapat terjadi di otak dan jantung sehingga dapat mengakibatkan, stroke, gagal

jantung bahkan kematian.

Seledri adalah tumbuhan serbaguna, terutama sebagai sayuran dan

obatobatan. Sebagai sayuran, daun, tangkai daun, dan umbi sebagai campuran

sup. Seledri disebut-sebut sebagai sayuran anti-hipertensi. Fungsi lainnya adalah

sebagai peluruh (diuretika), antireumatik serta pembangkit nafsu makan

(karminativa). Banyak sekali manfaat dari seledri selain dapat menurunkan

tekanan darah seledri juga dapat mengurangi kolesterol tubuh menyehatkan sendi,

mencegah kanker, menyuburkan rambut, mengobati bronchitis, mengatasi alergi

dan banyak mengandung vitamin C (Apriliano, 2012 dalam A Lutfiyah, 2019).

28
Daun seledri sudah diketahui banyak orang memiliki kemampuan

membantu menurunkan tekanan darah tinggi atau hipertensi. Sudah banyak yang

membuktikannya, bisa dimakan dalam campuran jus sayur atau makanan lain,

cukup efektif. Manfaat seledri untuk mengurangi tekanan darah sudah

dipraktikkan masyarakat sejak lama. Dalam ilmu botani, daun seledri dikatakan

memiliki kandungan Apigenin yang dapat mencegah penyempitan pembuluh

darah dan Phthalides yang dapat mengendurkan otot-otot arteri atau membuat

rileks pembuluh darah. Kandungan itulah yang mengatur aliran darah.

2.3 Teknik Slow Deep Breathing

2.3.1 Definisi Slow Deep Breathing

Slow Deep Breathing atau relaksasi napas dalam juga dapat diartikan

sebagai suatu teknik relaksasi sederhana, dimana paru-paru menghirup oksigen

sebanya mungkin, merupakan gaya pernapasan yang pada dasarnya dilakukan

dengan lambat, dalam dan rileks sehingga memungkinkan seseorang merasa lebih

tenang (Nipa, 2017).

Slow Deep Breathing merupakan teknik pernapasan yang berfungsi

meningkatkan relaksasi, yang dapat menurunkan tingkat kecemasan (Nusantoro &

Listyaningsih, 2018).

Slow Deep Breathing memberikan pengaruh terhadap tekanan darah melalui

peningkatan sensitivitas baroreseptor dan menurunkan aktivitas sistem saraf

simpatis serta meningkatkan aktifitas sistem saraf parasimpatis pada penderita

hipertensi primer. Latihan napas meningkatkan kesehatan fisik maupun mental

yang akan meningkatkan fluktuasi dan interval frekuensi pernapasan dan

berdampak pada peningkatan efektifitas barorefleks (SK Janet, 2017).

29
2.3.2 Tujuan Slow Deep Breathing

Tujuan teknik relaksasi Slow Deep Breathing adalah untuk meningkatkan

ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru,

meningkatkan efisiensi batuk, mengurangi stress beik fisik meupun emosional

(Smeltzer & Bare, 2013).

Tujuan relaksasi Slow Deep Breathing adalah mengontrol pertukaran gas

agar menjadi efisien, mengurangi kinerja bernapas, meningkatkan inflamasi

alveolar maksimal, meningkatkan relaksasi otot, menghilangkan ansietas,

menyingkirkan pola aktivitas otot-otot pernapasan yang tidak berguna, tidak

terkoordinasi, melambatkan frekuensi pernapasan, mengurangi udara yang

tertangkap serta mengurangi kerja bernapas (Bruner & Suddarth, 2013).

2.3.3 Manfaat Slow Deep Breathing

Manfaat teknik relaksasi Slow Deep Breathing menurut (Wardani,2015) adalah

sebagai berikut :

1) Ketentraman hati

2) Berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah

3) Tekanan darah dan ketegangan jiwa menjadi rendah

4) Detak jantung lebih rendah

5) Mengurangi tekanan darah

6) Meningkatkan keyakinan

7) Kesehatan mental menjadi lebih baik

30
2.3.4 Mekanisme Slow Deep Breathing

Slow Deep Breathing memberi pengaruh terhadap kerja saraf otonom

dengan mengeluarkan neurotransmitter endorphin. Neurotransmitter endorphin

menyebabkan penurunan aktivitas saraf simpatis, peningkatan saraf parasimpatis,

peningkatan rekalsasi tubuh, dan menurunkan aktivitas metabolism. Hal tersebut

menyebabkan kebutuhan tubuh terhadap insulin akan menurun. Salah satu teknik

relaksasi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan Slow Deep Breathing.

Slow Deep Breathing (SDB) merupakan tindakan yang disadari untuk mengatur

pernapasan secara sadar dilakukan oleh medulla oblongata. Napas dalam lambat

dapat menstimulasi respon saraf otonom yaitu dengan menurunkan respon saraf

simpatis, meningkatkan aktivitas tubuh, sedangkan respon parasimpatis lebih

banyak menurunkan aktivitas metabolic (Sukesih, Ismonah & Syamsul, 2017).

Gejala yang timbul akibat kecemasan dapat berupa fisik maupun psikis,

dimana dari beberapa gejala yang timbul dapat mengakibatkan peningkatan saraf

simpatis. Respon peningkatan saraf simpatis berupa peningkatan tekanan darah,

mempercepat denyut jantung, meningkatkan ketegangan otot, dan keringat

berlebih yang disebabkan oleh meningkatnya kinerja otak akibat pikiran berlebih

dan tidak pasti. Sehingga menjadikan kerja otot pernapasan dikendalikan oleh

otak tidak stabil yang kemudian menyebabkan napas terengah-engah, dan

mengakibatkan kekurangan suplai ksigen hingga sistem metabolism tubuh

terganggu. Gejala fisik seperti mual, ketegangan otot, mudah lelah, sakit kepala,

pusing, pernapasan cepat, keringat dingin, peningkatan tekanan darah dan

palpitasi pun dapat muncul diiringi dengan gejala psikologis seperti gelisah,

31
khawatir, takut, tidak tenang, sulit berkonsentrasi sehingga sulit tidur (Nipa,

2017).

2.3.5 Pengaruh Slow Deep Breathing Terhadap Tekanan Darah

Penurunan kadar hormone adrenalin juga terjadi saat latihan teknik Slow

Deep Breathing yang akan memberikan rasa tenang dan rileks sehingga

berdampak terhadap perlambatan denyut jantung yang akhirnya akan membuat

tekanan darah mengalami penurunan (Prasetyo & Hafid, 2018)

2.3.6 Prosedur Slow Deep Breathing

Standar Operasional Prosedur Terapi Relaksasi Slow Deep Breathing menurut

(Nipa,2017)

Standar Operasional Prosedur


Terapi Relaksasi Slow Deep Breathing

Pengertian Suatu bentuk asuhan keperawatan berupa teknik bernapas


secara lambat, dalam dan rileks, yang dapat memberikan
respon relaksasi.
Tujuan Meningkatkan dan mengontrol pertukaran gas, untuk
mengurangi kinerja bernapas, meningkatkan inflamasi alveolar
maksimal, meningkatkan relaksasi otot, menhilangkan ansietas,
menyingkirkan pola aktifitas otot-otot pernapasan yang tidak
berguna, tidak terkoordinasi, melambatkan frekuensi
pernapasan, mengurangi dara yang tertangkap serta mengurangi
kinerja bernapas.
Persiapan 1) Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien dan
keluarga prosedur yang akan dilakukan
2) Menjaga privasi pasien

32
3) Menciptakan suasana nyaman
Pelaksanaan 1) Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
2) Meminta pada pasien agar rileks dan tenang
3) Memastikan posisi tulang belakang pasien dalam
keadaan lurus, tungkai dan kaki tidak menyilang
4) Meminta pasien untuk meletakan kedua tangan di
daerah perut
5) Meminta pasien mulai menarik napas dalam dan lambat
selama 5 detik sehingga udara masuk keparu-paru dan
rasakan pergerakan abdomen dan meminimalisir
pergerakan dada
6) Kemudian minta pasien untuk menahan napas selama 3
detik
7) Lalu minta pasien untuk menghembuskan napas secara
perlahan melalui mulut
8) Lakukan berulang sesuai prosedur
9) Setelah melakukan teknik relaksasi minta pasien untuk
melakukan peregangan otot tangan, kaki, lengan dan
seluruh tubuh
10) Lalu duduk dengan tenang selama 2 menit
Evaluasi 1) Menanyakan perasaan pasien
2) Memberikan kesempatan kepada pasien untuk memberikan
umpan balik dari terapi yang telah dilakukan

2.4 Kerangka Teori

Tekanan Darah
33 - Sistolik

- Diastolik
Slow Deep Breathing Dan
Daun Seledri

Faktor-faktor yang mempengaruhi Faktor-faktor yang


penurunan tekanan darah secara memmpengaruhi penurunan
farmakologis antara lain : tekanan darah secara non
farmakologis antara lain :
- Diuretik (Hidroklorotiazid)
- Diet rendah garam
- Beta blocker (Metropolol,
- Berhenti merokok dan
propranolol, atenolol)
alcohol

- Penghambat simpatetik - Latihan fisik secara

(Metildopa, Klonidin, Reserpin) teratur

- Menghindari stress
- Calcium chanel blocker atau
- Memperbaki gaya hidup
calcium antagonis (Diltiasem,
yang kurang sehat
verapamil).
- Terapi komplementer
- Vasodilator (Prasosin, Hidrasin)
(terapi herbal)

- Penghambat reseptor
angiotensin II

34
BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu hubungan yang saling berkaitan antara konsep

yang satu dengan konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti

(Notoatmodjo, 2018). Penelitian ini terdiri dari konsep penelitian digambarkan

sebagai berikut:

Faktor Non Farmakologis yang mempengaruhi


penurunan tekanan darah :
- Diet rendah garam
- Berhenti merokok dan meminum alkohol
- Latihan fisik secara teratur
- Menghindari stress
- Gaya hidup sehat
- Terapi Komplementar
1. Relaksasi
2. Terapi herbal

Tekanan darah Terapi komplementer :


- Sistolik > 150 - Slow Deep Breathing
mmHg
- Daun seledri
- Diastolik > 90
mmHg

Penuruan tekanan darah


: Area yang tidak diteliti

: Area yang diteliti

: Pengaruh

35
3.2 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Indikator Alat ukur Hasil Skor
Operasional Ukur
Dependen
Nilai Pengukuran Tekanan darah : Tensimeter Rasio Tekanan darah
penurunan tekanan darah meningkat = 0
Tekanan systole dan - Sistolik > 140 mmhg Tekanan darah
Darah (MAP) diastole - Diastolik > 90 mmhg tetap = 1
Tekanan darah
menurun = 2

Independen
Air RebusanAir rebusan - Jumlah : masing- masing Rebusan Ordinal
Daun Seledri seledri adalah 200cc/hari selama 10 hari dau seledri
daun seledri dan
yang direbus - Waktu : pagi jam 08:00 tensimeter
sesuai dengan setelah sarapan
SOP - Jenis Air : air rebusan
menggukan air daun seledri
mineral
- Bahan :
 Daun dan batang
seledri yang segar
sebanyak 4-5
batang
 Air mineral 2 gelas
Independen
Slow Deep Slow deep - Duduk dengan posisi Tarik nafas Ordinal
Breathing breathing senyaman mungkin lalu dalam dan
adalah Tarik lakukan Tarik nafas tensimeter
nafas yang dalam dan ditahan
dalam sesuai selama 3 detik lalu
dengan SOP dihembuskan
- Waktu : pagi, dan siang

36
3.3 Hipotesis

Hipotesa merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

yang dimana rumusan masalah telah dinyatakan dalam kalimat pernytanyaan

(sugiono, 2011 dalam Senja N, 2018), hipotesa penelitian ini yaitu:

1. Ada Pengaruh Teknik Slow Deep Breathing Terhadap Penurunan Tekanan

Darah Di Puskesmas Karang Kitri Kota Bekasi.

2. Ada Pengaruh Pemberian Air Rebusan Seledri, Terhadap Penurunan

Tekanan Darah Di Puskesmas Karang Kitri Kota Bekasi.

37
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuatitatif artinya suatu penelitian

diidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data dan

struktur penelitian yang akan dilaksanakan. Teknik pengambilan sampel yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah pre eksperimen dengan one group pre-

test dan post-test, ciri dari penelitian ini mengkaitkan hubungan sebab akibat

dengan cara melibatkan suatu Kelompok subjek, lalu diobservasi sebelum

dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah dilakukan intervensi

(Nursalam, 2016 dalam senja N, 2018).

Tabel 4.1 skema desain penelitian

Subjek Pre Perlakuan Pasca test


K O I O1
Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3

Keterangan :

K : Subjek

O : observasi sebelum intervensi

I : Intervensi

OI : Observasi setelah intervensi

38
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Karang Kitri Kota Bekasi. Waktu

penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2022. Alasan melakukan penelitian di

Puskesmas Karang Kitri Kota Bekasi karena masih banyak masyarakat yang

menyepelekan tekanan darah tinggi.

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Populasi adalah merupakan keseluruhan obyek/subyek yang akan diteliti

(Omega, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi di

Puskesmas Karang Kitri Kota Bekasi sebanyak 30 orang.

4.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian kecil dari jumlah dan karakteristik yang ada pada

populasi yang dianggap dapat merepresentasikan populasi (Omega, 2017). Yang

menjadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien hipertensi di

Puskesmas Karang Kitri Kota Bekasi Sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan

sampel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah pre eksperimen dengan one

group pre-test dan post-test, ciri dari penelitian ini mengkaitkan hubungan sebab

akibat dengan cara melibatkan suatu Kelompok subjek, lalu diobservasi sebelum

dilakukan intervensi, kemudian diobservasi lagi setelah dilakukan intervensi

(Nursalam, 2016 dalam senja N, 2018).

39
Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung dengan rumus besar sampel,

menggunalan rumus slovin, adapun rumus slovin sebagai berikut :

n= N
1+N(d)2
n= 33
1+33(0.0025)
n= 33
1,082
n = 30,4 n = 30 (pembulatan)

Keterangan :
n : besar sampel
N : besar populasi
d : tingkat signifikasi (0,05)2

4.4 Kriteria Sampel :

4.4.1 Kriteria Inklusi

1. Pasien hipertensi di puskesmas karang kitri kota Bekasi pada bulan mei

2022.

2. Pasien hipertensi yang bersedia menjadi responden dan bersedia mengisi

kuesioner dengan baik

4.4.2 Kriteria Eksklusi

a. Pasien hipertensi yang tidak bersedia menjadi responden.

4.5 Teknik Sampling

Metode yang digunakan untuk pengambilan sample dilakukan dengan

probability sampling dengan teknik random sampling atau pengambilan sampel

secara acak.

40
4.6 Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti memberikan surat ijin

permohonan penelitian kepada pihak kepala puskesmas karang kitri kota

Bekasi dengan memperhatikan etika penelitian, yang meliputi :

4.6.1 Beneficience

Peneliti yang dilakukan haruslah mempunyai keuntungan baik yang tidak

menimbulkan bahaya bagi responden. Sebelum kuesioner disebar

responden diberikan penjelasan mengenai tujuan penelitian.

4.6.2 Confidentiality

Menurut Notoatmodjo (2018,h.207-209) setiap orang mempunyai hak-hak

dasar individu termasuk privasi dan kebebasan individu dalam

memberikan informasi. Peneliti tidak boleh menampilkan informasi

mengenai identitas dan kerahasiaan identitas subjek. Peneliti cukup

menggunakan coding sebagai pengganti identitas responden.

4.6.3 Maleficience

Penelitian ini menggunakan prosedur yang tidak menimbulkan bahaya

bagi responden. Penelitian ini memberikan jaminan tidak merugikan

responden baik secara fisik maupun psikologis selama proses

pengumpulan data.

4.6.4 Inform Consent

Inform consent merupakan lembar persetujuan yang diberikan kepada

responden yang akan diteliti yaitu yang akan mendapatkan intervensi

pemberian teknik slow deep breathing dan daun seledri. Peneliti

memberikan penjelasan maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang

41
mungkin terjadi selama pengumpulan data. Jika responden bersedia maka

mereka harus menandatangani surat persetujuan penelitian. Peneliti tidak

akan memaksa dan tetap menghormati hak responden untuk menolak.

4.7 Pengolahan Data

Dilakukan dengan cara bantuan komputer program SPSS dengan tahapan

sebagai berikut:

4.7.1 Editing Data

Tahapan ini merupakan tahap menyeleksi. Pada tahapan ini data yang

telah dikumpulkan diperiksa ulang, untuk memeriksa adanya kesalahan

dan kekurangan kelengkapan data yang telah terkumpul dari buku laporan,

sehingga dapat menghasilkan data yang lebih akurat untuk pengolahan

data selanjutnya.

4.7.2 Coding Data

Pengelompokan data (pemberi kode) sesuai dengan klasifikasi yang sudah

ditetapkan untuk mempermudah pengolahan data. data dipisahkan

kedalam tabel kemudian dikelompokan sesuai dengan variabel yang akan

diteliti.

4.7.3 Entri Data

Entri data adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan

kedalam computer.

42
4.8 Analisis Data

Analisa data merupakan analisis terhadap data yang berhasil dikumpulkan

oleh peneliti melalui perangkat metodelogi tertentu. Dalam penelitian ini,

data yang sudah terkumpul selanjutnya diolah dan dianalisis dengan teknik

statistik. Proses pemasukan data dan pengolahan data menggunakan

aplikasi perangkat lunak komputer.

4.8.1 Analisis Univariat

Menurut Notoatmodjo (2018;h.182) analisis univariate bertujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian.

Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi

dan persentase dari tiap variabel.

4.8.2 Analisis Bivariat

Analisa bivariat apabila telah dilakukan analisis univariate hasilnya akan

diketahui karakteristik atau distribusi setiap variabel dan dapat

melanjutkan analisis bivariate (Notoatmodjo, 2018 hal.183). Metode

analisis statistik yang digunakan adalah Uji Paired T-Test. Uji Paired

TTest dilakukan karena data yang dikumpulkan dari dua sampel yang

saling berhubungan, artinya bahwa satu sampel akan mempunyai dua data.

Ada tidaknya perbedaan yang bermakna sebelum dan sesudah dilakukan

intervensi dapat diketahui melalui dua cara. Cara ini digunakan nilai

probabilitas berdasarkan tingkat kemaknaan 95% (alpha 0,05). Dikatakan

ada perbedaan bermakna sebelum dan sesudah perlakuan bila p≤0,05 maka

H0 ditolak dan jika p ≥0,05 maka H0 diterima (Sopiyudin, 2014).

43
BAB 5

HASIL PENELITIAN

5.1 Profil Puskesmas Karang Kitri Kota Bekasi

Puskesmas karang kitri merupakan puskesmas yang berada di kelurahan

margahayu, kota Bekasi dengan alamat Jl. Chairil anwar No. 111,

RT.004/RW.009, Margahayu, Kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa barat

17113. Jam operasional puskesmas ini adalah pada hari senin sampai sabtu

mulai jam 07.00 s/d 14.00.

Puskesmas ini melayani berbagai progam puskesmas seperti check up, rawat

jalan, cabut gigi, tes hamil, poned 24jam, periksa anak, ugd 24jam. Dalam

melayani masyarakat puskesmas karang kitri telah bersama-sama

menyatukan langkah sesuai visi, misi dan nilai-nilai perilaku yang dapat di

jadikan acuan.

5.2 Analisis Univariat

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, usia, pendidikan dan

riwayat hipertensi.

Table 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Di

Puskesmas Karang Kitri Kota Bekasi Bulan Mei 2022

No Variable Frekuensi (n) Persentase (%)

1. Jenis kelamin

44
Laki-laki 12 40,0

Perempuan 18 60,0

Total 30 100,0

2. Usia

35-45 Tahun 8 26,7

46-56 Tahun 15 50,0

57-65 Tahun 7 23,3

Total 30 100,0

3. Pendidikan

SD 10 33,3

SMP 13 43,3

SMA 7 23,3

Total 30 100,0

4. Riwayat Hipertensi

Iya 18 60,0

Tidak 12 40,0

Total 30 100,0

(Sumber Data : Primer 2022)

Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dilihat bahwa dari 30 responden sebagian besar

berjenis kelamin perempuan sebanyak 18 responden (60,0%), berdasarkan usia

sebagian besar berusia 46-56 tahun sebanyak 15 responden (50,0%), berdasarkan

pendidikan sebagian besar responden berpendidikan SMP sebanyak 13

responden (43,3%), berdasarkan riwayat hipertensi sebagian besar memiliki

riwayat hipertensi sebanyak 18 responden (60,0%)

45
5.3 Analisis Bivariat

Data khusus ini akan diuraikan hasil tekanan darah sebelum dan sesudah

pemberian teknik slow deep breathing pada responden di puskesmas karang kitri

kota Bekasi.

1. Nilai rata-rata tekanan darah sebelum dan sesudah di lakukan teknik Slow

Deep Breathing di puskesmas karang kitri kota Bekasi.

Table 5.2 Distribusi frekuensi rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolic

sebelum dan sesudah dilakukan intervensi Slow Deep Breathing di puskesmas

karang kitri kota Bekasi pada bulan Mei 2022

Variabel Sistolik Diastolik


Tekanan Darah
Mean SD Mean SD
Sebelum 150,67 11,280 91,47 7,736
Sesudah 139,40 10,391 82,40 5,926

Berdasarkan table 5.2 diatas didapatkan bahwa rata-rata tekanan darah

sistolik sebelum dilakukan slow deep breathing adalah 157,00 mmhg dengan

standar deviasi 0,000. Sedangkan nilai rata-rata tekanan darah diastolic sebelum

dilakukan slow deep breathing yaitu 91,47 mmhg dengan standar deviasi 7,736.

Sedangkan nilai rata-rata tekanan darah diastolic sesudah dilakukan slow

deep breathing adalah 139,40 mmhg dengan standar deviasi 10,391. Sedangkan

nilai rata-rata tekanan darah diastolic sesudah dilakukan slow deep breathing

yaitu 82,40 mmhg dengan standar deviasi 5,926.

46
2. Nilai rata-rata tekanan darah sebelum dan sesudah di berikan Rebusan Daun

Seledri di puskesmas karang kitri kota Bekasi.

Table 5.3 Distribusi frekuensi rata-rata tekanan darah sistolik dan diastolic

sebelum dan sesudah dilakukan intervensi Rebusan Daun Seledri di puskesmas

karang kitri kota Bekasi pada bulan Mei 2022

Variabel Sistolik Diastolik


Tekanan Darah
Mean SD Mean SD
Sebelum 149,67 11,757 88,40 10,602
Sesudah 141,80 9,033 84,07 5,365

Berdasarkan table 5.3 diatas didapatkan bahwa rata-rata tekanan darah

sistolik sebelum diberikan rebusan daun seledri adalah 149,67 mmhg dengan

standar deviasi 11,757. Sedangkan nilai rata-rata tekanan darah diastolic sebelum

diberikan rebusan daun seledri yaitu 88,40 mmhg dengan standar deviasi 10,602.

Sedangkan nilai rata-rata tekanan darah diastolic sesudah diberikan

rebusan daun seledri adalah 141,80 mmhg dengan standar deviasi 9,033.

Sedangkan nilai rata-rata tekanan darah diastolic sesudah diberikan rebusan daun

seledri yaitu 84,07 mmhg dengan standar deviasi 5,365.

47
3. Hasil T-test sebelum dan sesudah diberikan intervensi slow deep breathing

dan daun seledri

Table 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan perubahan hipertensi sebelum dan

sesudah diberikan slow deep breathing dan daun seledri di Puskesmas Karang

Kitri Kota Bekasi Pada Bulan Mei 2022

Variable Kategori N Mean SD SE P.value N

Tekanan Hipertensi Laki-laki = 1,000 15,90 4,106 0,811 3

Darah Derajat 1 12 1 0

Sebelum Di Perempuan =

berikan 18

Slow Deep

Breathing

Dan Daun

Seledri

Tekanan Pra- Laki-laki = 60,23 8,097 1,478 0,000 30

Darah hipertensi 12 3

Sesudah Di Perempuan =

Berikan Slow 18

Deep

Breathing

Dan Daun

Seledri

48
Dari table 5.4 berdasarkan tabel diatas menunjukan hasil pre-test dan post-test

diberikan slow deep breathing dan daun seledri terhadap penurunan tekanan

darah, hasil pre-test sebesar 0,811 (<0,05) maka pada sebelum diberikan slow

deep breathing dan daun seledri tekanan darah pada pasien hipertensi tidak

mengalami perubahan yang signifikan. Hasil post-test setelah diberikan slow

deep breathing dan daun seledri yaitu 0,000(<0,05) maka terdapat perubahan

yang signifikan setelah diberikan slow deep breathing dan daun seledri terhadap

penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi.

49
BAB VI

PEMBAHASAN

6.1 Pembahasan
6.1.1 Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik Sebelum dan Sesudah

Dilakukan Slow Deep Breathing

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa tekanan darah pada

penderita hipertensi sebelum dilakukan terapi slow deep breathing pada 15

responden menunjukan nilai rata-rata perubahan tekanan darah sistolik

150,67 mmhg dan nilai rata-rata perubahan tekanan darah sistolic sebesar

139,40 mmhg.

Dari hasil penelitian diatas ternyata tekanan darah dari 15 responden

tersebut di atas normal. Sejalan dengan penelitian ini, menunjukan bahwa

terdapat hubungan teknik slow deep breathing dengan penurunan tekanan

darah tinggi.

Setelah dilakukan intervensi teknik slow deep breathing didapatkan nilai

rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 139,40 mmhg dan tekanan darah

diastolic 82,40 mmhg, dalam hal ini terjadi penurunan antara tekanan

darah sistolik dan diastolic sebelum dan sesudah diberikan teknil slow

deep breathing.

Latihan nafas dalam merupakan suatu bentuk terapi nonfarmakologis,

yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada pasien bagaimana cara

melakukan napas dalam, napas lambat dan bagaimana menghembuskan

50
napas secara perlahan, selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik

napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan

oksigenasi dalam darah (Smeltzer & Bare, 2013).

Penelitian ini menunjukan adanya pengaruh yang signifikan antara tekanan

darah sebelum dan sesudah dilakukan teknik slow deep breathing pada

pasien hipertensi. Teknik slow deep breathing diberikan selama 7 menit.

Rata-rata tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah dilakukan teknik

slow deep breathing sebesar 153,80 mmhg dan 142,56 mmhg. Sedangkan

pada tekanan darah diastolic sebelum dan sesudah sebesar 94,40 mmhg

dan 84,80 mmhg. Ini berarti terjadi penurunan tekanan darah rata-rata

11,24 / 96. Ada pengaruh yang signifikan antara tekanan darah sebelum

dan sesudah dilakukan teknik slow deep breathing pada pasien hipertensi

yaitu p value 0,000 (p<0,000). (Luluk cahyanti, Febriyanto (2018).

Teknik relaksasi dilakukan sebanyak tiga kali selama 5 menit. Dengan

hasil tekanan darah sistolik dan diastolic pada pasien hipertensi sebelum

diberikan intervensi slow deep breathing memiliki rata-rata 174,41/103,82.

Sedagkan hasil tekanan darah sistolik dan diastolic pada pasie hipertensi

setelah diberikan intervensi slow deep breathing memiliki rata-rata

154,71/89,41, ini berarti terjadi penurunan tekanan darah rata-rata

19,7/14,41 (Bahrudin Lutfi S, 2019).

51
6.1.2 Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberikan Rebusan Daun

Seledri

Berdasarkan penelitian didapatkan hasil bahwa tekanan darah pada

penderita hipertensi sebelum diberikan rebusan daun seledri pada 15

responden menunjukan nilai rata-rata teknan darah sistolik sebesar 149,67

mmhg dan nilai rata-rata tekanan darah diastolic sebesar 88,40 mmhg.

Setelah diberikan intervensi rebusan daun seledri didapatkan terjadi

penurunan tekanan darah pada responden. Frekuensi rata-rata tekanan

darah sistolik sesudah diberikan intervensi rebusan daun seledri adalah

141,80 mmhg dan rata-rata tekanan darah diastolic sesudah diberikan

intervensi rebusan daun seledri yaitu 84,07 mmhg.

Hal ini menunjukan bahwa setelah pemberian air rebusan seledri sekali

sehari semala 12 hari dapat menyebabkan tekanan darah sebagian besar

responden mengalami penurunan. Meskipun ada juga responden yang

tekanan darahnya tetap setelah pemberian air rebusan daun seledri, ini

terjadi kemungkinan disebabkan oleh umur responden yang sudah tua,

dimana elastisitas dari pembuluh darah yang sudah tua mengalami

kekakuan dan tidak elastis lagi sehingga pemberian air rebusan daun

seledri kurang bekerja maksimal.

Pada dasarnya daun seledri banyak mengandung suatu senyawa yang

bersifat diuretik dan diduga mampu melebarkan pembuluh darah,

membantu ginjal mengeluarkan kelebihan cairan dan garam dari dalam

tubuh sehingga berkurangnya cairan dalam darah akan menurunkan

tekanan darah dan sebagai bet blocker yang dapat memperlambat detak

52
jantung dan menurunkan kekuatan kontraksi jantung sehingga tekanan

darah menjadi berkurang (Asmadi, 2012).

6.1.3 Perbedaan Hasil Pre-test Dan Post-test Slow Deep Breathing Dan

Daun Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien

Hipertensi

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi penurunan tekanan

darah ssudah diberikan teknik slow deep breathing dan daun seledri.

Terapi slow deep breathing dan daun seledri terbukti mampu dalam

menurunkan tekanan darah, namun kedua terapi tersebut tidak memiliki

perbedaan dan terbukti sama-sama efektif dalam menurunkan tekanan

darah.

Dari hasil analisis statistic terhadap Perbedaan Hasil Pre-test Dan Post-test

Slow Deep Breathing Dan Daun Seledri Terhadap Penurunan Tekanan

Darah Pada Pasien Hipertensi menunjukan, hasil pre-test sebesar 0,811

(<0,05) maka pada sebelum diberikan slow deep breathing dan daun

seledri tekanan darah pada pasien hipertensi tidak mengalami perubahan

yang signifikan. Hasil post-test setelah diberikan slow deep breathing dan

daun seledri yaitu 0,000(<0,05) maka terdapat perubahan yang signifikan

setelah diberikan slow deep breathing dan daun seledri terhadap

penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi.

maka tidak ada perbedaan efektifitas terapi slow deep breathing dan

rebusan daun seledri terhadap peurunan tekanan darah pada pasien

hipertensi di Puskesmas Karang Kitri Kota Bekasi.

53
BAB VII

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang berkaitan dengan bab sebelumnya,

maka dapat dibuat kesimpulan dan saran sebagai berikut :

7.1 Kesimpulan
1. Tekanan darah responden sebelum diberikan terapi slow deep

breathing dan daun seledri sebagian besar mengalami peningkatn

tekanan darah.

2. Tekanan darah sistolik dan diastolic sesudah diberikan terapi slow

deep breathing dan daun seledri sebagian besar responden mengalami

penurunan tekanan darah.

3. Terdapat pengaruh setelah diberikan terapi slow deep breathing dan

daun seledri terhadap penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi

di Puskesmas Karang Kitri Kota Bekasi.

4. Tidak ada perbedaan efektivitas yang signifikan dari kedua intervensi

yang dilakukan pada pasien hipertensi di Puskesmas Karang Kitri.

54
7.2 Saran

7.2.1 Bagi Kepala Puskesmas

Untuk membantu pasien yang menderita hipertensi dalam menurunkan

tekanan darahnya. Diharapkan puskesmas karang kitri untuk memberikan

informasi mengenai manfaat terapi slow deep breathing dan daun seledri

terhadap penurunan tekanan darah sehingga pernggunaan obat

farmakologi bisa dikurangi.

7.2.2 Bagi Perawat Puskesmas

Terapi slow deep breathing dan rebusan daun seledri terbukti sangat

efektif dalam menurunkan tekanan darah, maka disarankan agar terapi

slow deep breathing dan rebusan daun seledri dapat menjadi salah satu

intervensi mandiri keperawatan yang dapat dilakukan perawat untuk

mengatasi hipertensi, dan menjadi salah satu sop dalam perawatan pasien

hipertensi.

7.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini direkomendasikan untuk penelitian lebih lanjut tentang

menurunkan tekanan darah dengan menggunakan terapi atau intervensi

lainnya dengan jumlah responden yang lebih banyak lagi.

55
DAFTAR PUSTAKA

Ainurrpfiq, Risnah dan Maria. 2019. Terapi Non Farmakologi dalam

pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi. Media Publikasi

Promosi Kesehatan Indonesia (MPKI) 2 (3), 192-199.

Andri, J., Waluyo, A., Jumaiyah, W., & Nastashia, D. (2018). Efektivitas

Isometric Handgrip Exercise dan Slow Deep Breathing Exercise

terhadap Perubahan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi.

Jurnal Keperawatan Silampari, 2(1), 371–384.

https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JKS/article/view/382.

Asmadi. (2012). Seledri Dapat Menurunkan Hipertensi.

http://artikelkesehatan.com/

Helmi, A., Meydiza, F., Surya, D., 2013, Perkembangan Terkini Sains Farmasi

dan Klinik III 2013 293 Pengaruh Fraksi Air Herba Seledri (Apium

Graveolens L.) terhadap Kadar Kolesterol Total Mencit Putih Jantan

Hiperkolesterol, Prosiding Seminar Nasional Fakultas Farmasi

Universitas, 6, 293.

Indraningsih, 2020. Penetapan Kadar Flavonoid Total Dan Aktivitas

Antioksidan Dari Ekstrak Dan Fraksi Daun Seledri (Apium

Graveolens L.) Dengan Metode Abts. Surakarta. Sekolah tinggi

ilmu kesehatan.

J Andri, 2021. Penurunan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi

Menggunakan Intervensi Slow Deep Breathing Exercise. Bengkulu.

Jurnal Keperawatan Silampari.

56
Luluk Cahyanti, F, 2018. Pengaruh teknik relaksasi nafas dalam terhadap

penurunan tekanan darah darah pada pasien hipertensi di RSUDDr.

Soeratno Gemolong tahun 2018. Jurnal profesi keperawatan vol.6 no. 1

januari 2019, 15.

Luthfiyah Anisa. 2019. Daya antibakteri ekstrak daun seledri (Apium

graveolens L.) terhadap Porphyromonas gingivalis. Jember. FK.

Kedoktern Gigi.

Mahrifatulloh, Heru Turja’I, 2017. Faktor-faktor yang yang berhubungan

dengan kejadian hipertensi pada lansia. Bekasi. Institute Medika Drg.

Suherman.

Notoatmojo, 2018. Metodelogi Penlitian Kesehatan. Jakarta : PT Rineka

Cipta.

S, B. L, 2019. Efektifitas Tehnik Relaksasi Nafas Dalam (Deep Breathing)

Dalam Menurunkan Tekanan Darah Pada Pasien Hipertensi Di

Puskesmas Cibatu Kabupaten Garut. Jurnal Keperawatan & Kebidanan

Stikes Mitra Kencana Tasikmalaya P-ISSN : 2599-0055, E-ISSN : 2651-

1987, Volume 3 Nomer 1, Mei 2019, 8.

Smeltzer dan Bare, 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi .

jakarta: EGC

Sowbhagya, 2014, Chemistry, technology, and nutraceutical functions of celery

(Apium graveolens L.): an overview, Crit Rev Food Sci Nutr, 54(3),

38998.

57
Weny Kusuma, Yulius Tiranda dan Sukron, 2021. Terapi Komplementer Yang

Berpengaruh Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pasien

Hipertensi di Indonesia. Palembang. Sumatra selatan. Literature

Review.

World Hearth Organization (2021) Hypertension, World Health

Organization. Available at: https://www.who.int/news-room/fact-

sheets/detail/hypertension.

58
LAMPIRAN

Lampiran 1

Surat Izin Penelitian Dari Stikes Abdi Nusantara Jakarta

59
Lampiran 2
Surat Balasan Izin Penelitian Dinas Kesehatan

60
Lampiran 3
Informed Consent

61
Lampiran 4

Kuesioner Hipertensi

62
Lampiran 5

Hasil Outpus SPSS

Frequencies

Statistics

jenis kelamin usia pendidikan riwayat hipertensi

Valid 30 30 30 30
N
Missing 0 0 0 0

Frequency Table

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

laki-laki 12 40.0 40.0 40.0

Valid perempuan 18 60.0 60.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

35-45 8 26.7 26.7 26.7

46-56 15 50.0 50.0 76.7


Valid
57-65 7 23.3 23.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

63
pendidikan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

SD 10 33.3 33.3 33.3

SMP 13 43.3 43.3 76.7


Valid
SMA 7 23.3 23.3 100.0

Total 30 100.0 100.0

riwayat hipertensi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

ya 18 60.0 60.0 60.0

Valid tidak 12 40.0 40.0 100.0

Total 30 100.0 100.0

64
Lampiran 6
Hasil Uji Paired T-Test

Nilai Tengah Sistol Dan Diastol Slow Deep Breathing


Report
diastol pre-test diastol post-test
sistol pre-test sdb sistol post-test sdb sdb sdb
Mean 150.67 139.40 91.47 82.40
N 15 15 15 15
Std. Deviation 11.280 10.391 7.736 5.926

Nilai Tengan Sistol Dan Diastol Daun Seledri

Report
sistol post diastol pre diastol post
sistol pre R.seledri R.seledri R.seledri R.seledri
Mean 149.67 141.80 88.40 84.07
N 15 15 15 15
Std. Deviation 11.757 9.033 10.602 5.365

65
Hasil T-Test Sebelum Dan Sesudah Diberikan Teknik Slow Deep BreathingDan Daun Seledri

Paired Samples Test


Paired Differences

95% Confidence Interval of the


Difference
Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 sistol pre-test SDB - sistol pre- 1.000 15.901 4.106 -7.806 9.806 .244 14 .811
test daun seledri

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of the


Difference

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed)
Pair 1 post-test sdb - post-test daun 60.233 8.097 1.478 -3.327 2.506 .194 14 .000
seledri

66
67
Lampiran 7
Daftar Riwayat Hidup

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Santika Ameilia Tempat

Tanggal Lahir : Bekasi, 17 Mei 2001

Alamat Tempat Tinggal : JL. Mayor Oking No.03, RT/RW. 002/001, Kelurahan
Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, Kode Pos.
17113
Nomor Telepon/ Handphone : 089509904656

E-Mail : santikaamelia985@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. SDN Margahayu VIII Lulus 2012

2. SMPN 18 Bekasi Lulus 2015

3. SMK Bakti Bangsa Lulus 2018

4. S1 STIKes Abdi Nusantara Jakarta Dari tahun 2018- sekarang

Riwayat Pekerjaan : Belum Bekerja

Pengalaman Organisasi : Tidak Ada

Publikasi Ilmiah : Belum Ada

Prestasi : Tidak Ada

68
Lampiran 8
Dokumentasi Penelitian

69
Lampiran 9
Lembar Konsultasi

KARTU KONSULTASI SKRIPSI

NAMA : SANTIKA AMEILIA


PROGRAM STUDI : SARJANA KEPERAWATAN

Topik
Arahan Dosen Nama dan
No Hari/Tgl Pertemuan/Diskusi
Pembimbing Paraf
/Konsultasi

1. 25/02/2022 Acc Judul Acc Judul

2. 01/03/2022 Pengarahan Arahan Pembuatan


Skripsi Skripsi

Perbaikan Bab 1
Konsul Bab 1
3. 02/03/2022 Perbaikan Bab I dan
dilanjutkan
mengerjakan Bab II

Konsul Bab I dan


4. 03/03/2022 Perbaikan Bab I
Membuat Bab II

70
Perbaikan Bab II dan
5. 04/03/2022 Konsul Bab II dilanjutkan
mengerjakan Bab III

Konsul Bab II dan


6. 07/03/2022 Perbaikan Bab III
Bab III

Konsul Perbaikan Perbaikan Bab III dan


7. 09/03/2022
Bab III Lanjut Bab IV

8. 14/03/2022 Konsul Bab IV Lanjutkan Penelitian

Konsul Lembar
9. 18/05/2022 Acc Lembar Kuesioner
Kuesioner

Acc Uji Penelitian


Konsultasi
Digunakan Untuk Hasil
10. 04/06/2022 Uji T-Test Aplikasi
Penelitian Dan Aplikasi
SPSS
SPSS

11. 18/06/2022 Konsul Bab V Perbaikan Bab V

71
Konsul Perbaikan
12. 27/06/2022 Perbaikan Uji T-Test
Uji T-Test

Konsul Perbaikan Lanjut Bab VI dan


13. 28/06/2022
Uji T-Test Bab VII

Konsul Bab VI dan


14. 30/06/2022 Lanjut Daftar Pustaka
Bab VII

72
73

Anda mungkin juga menyukai