HIV AIDS
DIBIMBING OLEH
DISUSUN OLEH
Santika Ameilia
JURUSAN KEPERAWATAN
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunianya sehinga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….. 6
C. Tujuan…………………………………………………………………………………… 6
D. Manfaat…………………………………………………………………………………. 6
BAB II PEMBAHASAN
B. Epidemiologi HIV……………………………………………………………………..... 7
C. Etiologi HIV/AIDS………………………………………………………………………. 8
D. Patofisiologi ……………………………………………………………………………. 8
E. Diagnosis ………………………………………………………………………………. 8
F. Penatalaksanaan ……………………………………………………………………… 9
3
J. Intervensi askep pasien terminal …………………………………………………... 12
A. Kesimpulan …………………………………………………………………………… 20
B. Saran ………………………………………………………………………………….. 20
4
Bab I
Pedahuluan
A. Latar belakang
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, sebuah virus
yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.AIDS singkatan dari
Acquired Immune Deficiency Syndrome.AIDS muncul setelah virus (HIV)
menyerang sistem kekebalan tubuh.Sistem kekebalan tubuh menjadi lemah,
dan satu atau lebih penyakit dapat timbul. Karena lemahnya sistem
kekebalan tubuh tadi, beberapa penyakit bisa menjadi lebih berat daripada
biasanya (Spiritia, 2015). Penyakit AIDS telah menjadi masalah internasional
karena dalam waktu singkat terjadi peningkatan jumlah penderita dan
melanda semakin banyak negara. Dikatakan pula bahwa epidemi yang terjadi
tidak saja mengenai penyakit (AIDS ), virus (HIV) tetapi juga reaksi/dampak
negatif berbagai bidang seperti kesehatan, sosial, ekonomi, politik,
kebudayaan dan demografi. Hal ini merupakan tantangan yang harus
dihadapi baik oleh negara maju maupun negara berkembang (Siregar,
5
2004).Orang yang terkena HIV/AIDS sangat mudah tertular oleh berbagai
macam penyakit karena sistem kekebalan tubuh penderita yang
menurun.HIV/AIDS bisa menular ke orang lain melalui hubungan seks (anal,
oral, vaginal) yang tidak terlindungi (tanpa alat pengaman kondom) dengan
orang yang telah terinfeksi HIV, jarum suntik, tindik, tato yang tidak steril yang
dipakai bergantian, mendapat tranfusi darah dari orang yang darahnya
mengandung virus HIV positif dan ibu yang positif HIV kepada bayinya ketika
dalam kandungan, saat melahirkan atau melalui ASI (Parikesit, 2008).
Sumber penularan yang utama HIV/AIDS pada ibu rumah tangga adalah dari
pasangannya sendiri atau suami.Berdasarkan data disebutkan bahwa
heteroseksual merupakan penyebab utama HIV/AIDS.Kementrian Kesehatan
RI menyebutkan kasus AIDS paling tinggi adalah pada kelompok
heteroseksual yaitu sebesar Suami yang sering menggunakan jasa pekerja
seks komersial besar untuk menularkan HIV/AIDS pada istrinya.
B. Rumusan masalah
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang HIV/AIDS membuat minat
masyarakat untuk melakukan VCT berkurang. Dari masalah diatas peneliti
akan menilai masalah tentang “Gambaran Karakteristik dan Pengetahuan
Pasien tentang HIV/AIDS
C. Tujuan
1. Mengetahui tentang penyakit HIV/AIDS
2. Mengetahui penyebab HIV/AIDS
3. Mengetahui pencegahan HIV/AIDS
D. Manfaat
1. Memberikan masukan bagi orang awing agar dapat meningkatkan
pengetahuan tentang HIV/aidsdan pencegahan penularan HIV/AIDS.
2. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat khususnya pasien
HIV/aidsdalam upaya pencegahan penyakit HIV/AIDS.
6
Bab II
Pembahasan
A. Pengertian HIV/AIDS
HIV/AIDS ➔ salah satu penyakit yang perlu diwaspadai.
B. Epidemiologi HIV/AIDS
7
Unaid memperkirakan pada tahun 1993 ➔ penderita hiv didunia 12 juta
Akhir tahun 2000➔ 20 juta
Tahun 2001 ➔
◦ insiden infeksi hiv pada anak berjumlah 800.000 dengan 580.000
kematian
◦ 65.000 kasus diperkirakan terjadi di asia selatan dan tenggara
Aspek budaya, sosial, perilaku yang berbeda ➔ menentukan karakteristik
penyakit hiv
C. Etiologi HIV/AIDS
1. Mereka yang mempunyai banyak pasangan seksual (homo maupun
hetero).
2. Penerima transfusi darah.
3. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang positif hiv.
4. Pecandu narkotika secara suntikan.
5. Pasangan dari pengidap aids atau yang positif hiv.
6. Prilaku seks beresiko tinggi dan makin maraknya industry seks.
7. Kurangnya informasi tentang penularan hiv/aids dan masalah budaya
D. Patofisiologi HIV/AIDS
Masa inkubasi 5-10 tahun
Selama masa inkubasi jumlah hiv bertambah terus sedangkan sel t
semakin berkurang
Kekebalan tubuh menurun
Masa inkubasi
◦ tahap 1 : window periode
◦ tahap 2 : asimtomatik
◦ tahap 3 : pemnesaran kelenjar limfe
8
E. Diagnosa
Gejala minor
◦ batuk kronis > 1bulan
◦ bercak bercak merah dan gatal dipermukaan kulit
◦ herpes zoster muncul berulang ulang
◦ sariawan pada mulut & tenggorokan disebabkan jamur candida albicans
◦ pembengkakan kelenjar getah bening yang menetap diseluruh tubuh
Gejala mayor
◦ demam yang berkepanjangan lebih dari tiga bulan
◦ diare kronis lebih dari satu bulan berulang-ulang atau terus-menerus
◦ penurunan berat badan lebih 10 persen dalam kurun waktu tiga bulan.
F. Penatalaksanaan
Pengobatan
1. Pengobatan supportif
2. Penanggulangan penyakit opportunistik
3. Pemberian obat antivirus
4. Penanggunalangan dampak psikososial
Tujuan pengobatan : mencegah imun tubuh memburuk ke titik dimana
infeksi oportunistik bermunculan
Penatalaksanaan hiv tergantung stadium penyakit & infeksi oportunistik
yang terjadi
Obat antivirus hiv/ aids
Didanosin (ddl) dosis
2x100 mg, setiap 12 jam (bb<60kg)
2 x125 mg setiap 12 jam (bb> 60kg)
Zidovudin (zdv)
9
Dosis 500 – 600 mg/hr, pemberian setiap 4 jam sebanyak
100mg sebanyak 100mg saat penderita tidak bisa tidur
Lamivudin (3tc)
Stavudin (d4t)
Obat arv (antretrovirus ) masih merupakan terapi pilihan
Arv bisa memperlambat progresivitas penyakit dan dapat memperpanjang
daya tahan tubuh➔ pencegahan perburukan
Arv aman, mudah dan tidak mahal.
Angka transmisi dapat diturunkan sampa terdeksi nol melalui identifikasi
ibu hamil dengan hiv positif dan pengelolaan klinis yang agresif
Hasil penelitian dengan vaksin belum memuaskan
Beberapa ahli mengusulkan penelitian tentang pembuatan cd4 tiruan
diserang virus hiv, cd4 alami tetap ormal
Anjurkan untuk istirahat sesuai kemampuan & derajat sakit
Dukungan nutrisi
Konseling (pendekatan psikologis & psikososial
Biasakan gaya hidup sehat
Terapi infeksi sekunder/oportunistik/malignansi diberikan sesuai gejala &
diagnosis penyerta yang ditemukanprofilaksis untuk infeksi oportunistik
spesifik diindikasikan pada kasus kasu tertentu
10
a. Gerakan pengindraan menghilang secara berangsur – angsur dari ujung
kaki dan ujung jari
b. Aktifitas dari GI berkurang
c. Reflek mulai menghilang
d. Kulit kebiruan dan pucat
e. Denyut nadi tidak teratur dan lemah
f. Nafas berbunyi keras dan cepat ngorok
g. Penglihatan mulai kabur
h. Klien kadang-kadang kelihatan rasa nyeri
i. Klien dapat tidak sadarkan diri
2. Psikososial
A. Respon kehilangan
a) Rasa takut diungkapkan dengan ekspresi wajah , keakutan, cara
tertentu untuk mengatur tangan
b) Cemas diungkapkan dengan cara menggerakan otot rahang dan
kemudian mengendor
c) Rasa sedih diungkapkan dengan mata setengah terbuka /
menangis
11
4. Depresi berhubungan dengan keadaan fisik yang bertambah parah dan
kunjungan keluarga yang tidak teratur
5. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan denial
6. Tidak efektifnya koping individu berhubungan dengan rasa takut
7. Tidak efektifnya koping keluarga berhubungan dengan denial
8. Perubahn proses keluarga berhubungan dengan kehilangan anggota
keluarga
9. Takut ( kamatian atau katidaktahuan ) berhubungan dengan tidak
memprediksi masa depan.
10. Antisipasi berduka berhubungan dengan antisipasi kehilangan..
11. Disfungsi berduka berhubungan dengan kehilangan
12. Putus harapan berhubungan dengan perubahan fungsi
13. Potensial self care defisit berhubungan dengan meningkatnya
ketergantungan pada orang lain tentang perawtan
14. Gangguan self konsep berhubungan dengan kehilangan fungsi fisik /
mental
15. Dystress spiritual
12
Angger, pada tahap ini kita dapat mempergunakan tehnik komunikasi :
Listening: perawat berusaha dengan sabar mendengar apapun yang
dikatakan klien
Bargaining
A) Focusing
B) Bantu klien mengembangkan topik atau hal yang penting
C) Sharing perception
D) Menyampaikan pengertian perawat dan mempunyai kemampuan untuk
meluruskan kerancuan
Acceptance
a) Informing Membantu dalam memberikan penkes tentang aspek yang
sesuai dengan kesejahteraan atau kemandirian klien
b) Broad opening Komunikasikan kepada klien tentang apa yang
dipikirkannya dan harapan –harapannya
c) Focusing Membantu klien mendmendiskusikan hal yang mencapai topik
utama dan menjaga agar tujuan komunikasi tercapai
13
Penularan meningkat dengan meningkatnya viral load yaitu 12 % pada
mereka yang mempunyai jumlah viral load <1000 RNA /ml dibandingkan
dengan 29 % pada mereka dengan yang mempunyai jumlah viral load
>10.000 RNA /ml.
2. Faktor Ibu
Penurunan status kekebalan ibu, tercermin dari jumlah CD4. Peningkatan
risiko penularan dari ibu ke anak jika CD4 ibu jumlahnya < 700 mm3.
Transmisi meningkat hampir linear dengan penurunan jumlah CD4.
3. Faktor Obstetrik
Kontak kulit secara langsung, yaitu kontak antara selaput lendir bayi dan ibu
melalui sekresi cairan serviko-vagina. Virus HIV dalam cairan sekresi serviko-
vaginal akan meningkat 4 kali lipat selama kehamilan. Persalinan melalui
operasi sesaria elektif dapat menyebabkan tingkat transmisi penularan < dari
1%.
4. Faktor Bayi
Lebih dari 30% infeksi HIV perinatal akan terjadi melalui ASI. Selama
menyusui, risiko penularan yang diperkirakan sekitar 30%. Risiko penularan
melalui ASI juga tergantung pada faktor-faktor lain, seperti stadium penyakit
ibu, abses payudara, mastitis, puting yang retak.
14
2. Pencegahan Kehamilan Yang Tidak Direncanakan Pada Perempuan
Dengan HIV.
a) Mengadakan KIE tentang HIV-AIDS dan perilaku seks aman
b) Menjalankan konseling dan tes HIV untuk pasangan
c) Melakukan upaya pencegahan dan pengobatan IMS
d) Melakukan promosi penggunaan kondom
e) Memberikan konseling pada perempuan dengan HIV untuk ikut KB
dengan menggunakan metode kontrasepsi dan cara yang tepat
f) Memberikan konseling dan memfasilitasi perempuan dengan HIV yang
ingin merencanakan kehamilan (Kemenkes, 2015).
3. Pencegahan Penularan HIV Dari Ibu Hamil Dengan HIV Ke Bayi Yang
Dikandungnya.
Pelayanan komprehensif kesehatan ibu dan anak meliputi layanan ANC
terpadu termasuk penawaran dan tes HIV, diagnosis HIV, pemberian terapi
antiretroviral, persalinan yang aman, tatalaksana pemberian makanan bagi
bayi dan anak, menunda dan mengatur kehamilan, pemberian profilaksis
ARV dan kotrimoksazol pada anak, pemeriksaan diagnostik HIV pada anak
(Kemenkes, 2015).
15
h) Layanan klinik dan rumah sakit yang bersahabat
i) Kunjungan rumah (home visit)
j) Dukungan teman-teman sesama HIV positif, terlebih sesama ibu dengan
HIV
k) Adanya pendampingan saat sedang dalam perawatan
l) Dukungan dari pasangan dan orang-orang terdekat
m) Dukungan kegiatan peningkatan ekonomi keluarga
n) Dukungan perawatan dan pendidikan bagi anak (Kemenkes, 2015).
16
e) Informasi yang sudah diberikan pada ibu hamil tentang kehamilan dan
penyakitnya
f) Kultur dalam keluarga berkenaan dengan kehamilan,
g) Harapan akan jenis kelamin bayi,
h) Status ekonomi keluarga
i) Penerimaan akan penyakitnya
12)Riwayat Perkawinan, untuk mengetahui status dan kondisi perkawinan
ibu.
13)Kebiasaan Sehari-hari, untuk mengetahui kebiasaan sehari-hari ibu,
meliputi :
a) Personal Hygiene,
b) Pola makan dan minum,
c) Pola eliminasi,
d) Pola istirahat,
e) Aktivitas sehari-hari,
f) Hubungan seksual, dan
g) Ada/tidaknya kebiasaan yang merugikan kesehatan.
Data objektif
Head to toe
1. Pemeriksaan Umum, meliputi :
a) Tingkat Kesadaran ibu,
b) Postur tubuh ibu, termasuk Berat Badan (BB), tinggi badan, dan
Lingkar Lengan Atas (LILA)
c) Tanda tanda perubahan emosional pada ibu (sedang- berat),
perubahan mood ibu hingga apakah mengalami gangguan kejiwaan
(menarik diri, keinginan untuk bunuh diri) karena penyakitnya
d) Rencana perawatan bayi setelah lahir
Pemeriksaan Fisik:
17
conjungtiva anemis, candidiasis oral, stomatitis , karies dentis, leukoplakia
pada mulut,
4. . Dada
5. Abdomen
a) Ada/tidaknya bekas jahitan/operasi,
b) Lihat ada/tidaknya striae dan linea.
c) Leopold
d) Taksiran Berat Badan Janin (TBBJ), untuk mengetahui perkiraan berat
badan janin.
e) Detak Jantung Janin (DJJ), Frekuensi( 120 -160x/menit ), Irama,
Intensitas
f) Pergerakan janin
6. Ekstremitas
apakah ada tanda-tanda udem, varises, warna kulit(hiperpigmentasi),
sirkulasi vaskuler.
7. Genetalia
18
a) Vulva dan vagina, apakah ada edema, varises, hipervaskularisasi,
perineum (varises /tidak), massa( bentuk, ukuran)
b) Haemoroid
c) Pengeluaran pervaginam (cairan, pus, warna, bau, jumlah)
Pemeriksaan Penunjang/Laboratorium
a) Hemoglobin (Hb),
b) Protein Urin, dan
c) Glukosa Urin
d) Pemeriksaan Tes serologis: tes antibodi serum terdiri dari skrining HIV dan
ELISA, viral load, CD4.
e) Pemeriksaan tes sifilis
f)Pemeriksaan HCV, HbSAg
19
6. Risiko Penurunan Perfusi Jaringan Jantung berhubungan dengan
perdarahan akibat involusi tidak adekuat
7. Kekurangan Volume cairan Berhubungan dengan Kehilangan cairan aktif
(perdarahan
8. Risiko syok berhubungan dengan perdarahan.
9. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Psikologi : suara, rangsangan
berlebihan, restrain fisik, kurangnya privasi untuk tidur
Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
HIV/AIDS menjadi masalah serius karena bukan hanya merupakan
masalah kesehatan atau persoalan pembangunan, tetapi juga masalah
ekonomi, sosial, dan lain-lain. Berdasarkan sifat dan efeknya, sangatlah
unik karena AIDS mematikan kelompok yang paling produktif dan paling
efektif secara reproduksi dalam masyarakat, yang kemudian berdampak
pada mengurangi produktivitas dan kapasitas dari masyarakat. Dampak
yang ditimbulkan AIDS terhadap masyarakat dapat bersifat permanen
atau setidaknya berjangka sangat panjang. AIDS secara sosial tidak
terlihat (invisible) meski demikian kerusakan yang ditimbulkannya
20
sangatlah nyata. HIV/AIDS karena sifatnya yang sangat mematikan
sehingga menimbulkan rasa malu dan pengucilan dari masyarakat yang
kemudian akan mengiring pada bentuk-bentuk pembungkaman,
penolakan, stigma, dan diskriminasi pada hampir semua sendi kehidupan.
Hampir semua orang yang diduga terinfeksi AIDS tidak memiliki akses
terhadap tes HIV, inilah yang membuat usaha-usaha pencegahan dan
penyembuhan menjadi sangat rumit.
B. Saran
Masa depan bangsa ini harus segera diselamatkan caranya adalah
dengan mendidik dan membimbing generasi muda secara intensif agar
mereka mampu menjadi motor penggerak kemajuan dan mendorong
perubahan kearah yang lebih dinamis, progesif dan produktif. Dengan
demikian diharapkan kedepannya bangsa ini mampu bersaing dengan
negara lainya .
21
22