Diana Novita.S.Kep
22221033
2021/2022
Pengaruh Latihan Relaksasi Otot Progresif Terhadap Kualitas Tidur Lansia
Diana Novita
22221033
2020/2021
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : 22221033
Telah diperiksa dan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
disetujui untuk dilakukan proses Ujian Komprehensif.
Pembimbing I Pembimbing II
Disetujui,
NBM: 1056216
HALAMAN PENGESAHAN
Nim : 22221033
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Palembang
Tanggal : Januari 2021
NBM. 999587
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Seminar Komprehensif ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber yang
dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
NIM : 22221033
Tanda Tangan :
Dibuat : Palembang
Yang Menyatakan
(Diana Novita)
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Biodata
NIM : 22221033
Agama : Islam
Ayah : H.M.Asdi.DH
No Telpon : 081290848933
Pendidikan
Tahun 2010 - 2012 : SMP Arrahamniya (ARMY 485) Depok Jawa Barat
Palembang
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan studi kasus ini. Penulisan ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Ners di Institut
Ilmu Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah Palembang. Saya menyadari
bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan studi kasus ini, sangatlah sulit bagi saya untuk
menyelesaikan studi kasus ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Heri Shatriadi Cp., M.Kes. selaku Ketua IKest Muhammadiyah
Palembang
2. Ibu Maya Fadlilah, S.Kep., Ns., M.Kes. selaku Dekan Ilmu Kesehatan IKesT
Muhammadiyah Palembang
3. Ibu Puji Setya Rini, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Sektretaris Profesi Ners IKesT
Muhammadiyah Palembang
4. Bapak Yudi Abdul Majid, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan
5. Bapak Yudi Abdul Majid, S.Kep., Ns., M.Kep. Selaku Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu membimbing dan memberikan dukungan dalam
penyelesaian Studi Kasus ini.
6. Ibu Puji Setya Rini, S.Kep., Ns., M.Kep. Selaku Penguji dalam penyusunan
Studi Kasus
9. Kepada sahabat saya yang membantu dan menemani via onlen dalam
penyusunan Studi Kasus ini
Diana Novita
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................................
HALAMAN PENESAHAN.................................................................................................
HALAMAN ORISINALITAS............................................................................................
HALAMAN PUBLIKASI...................................................................................................
RIWAYAT HIDUP..............................................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
DAFTAR TABEL................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
A. Latar Belakang...........................................................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................................................
C. Tujuan Penulisan........................................................................................................
D. Manfaat Penulisan
A. Konsep Teori..............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
Lansia merupakan seorang yang sudah berumur 60 tahun ke atas.
Mencapai usia lansia merupakan proses alamiah dan tidak bisa
dihindari, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan
yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda baik secara
biologis maupun psikologis. Angka terjadinya masalah gangguan tidur
pada lansia sangat tinggi, berdasarkan informasi diketahui bahwa
terdapat 50% dari lansia pada usia 65 tahun lebih yang mengalami
masalah istirahat. Perawat sebagai petugas kesehatan berperan penting
dalam mengatasi insomnia pada lansia dengan memberika
penatalaksaan farmakologi bisa dilakukan dengan pemberian obat dan
penatalaksanaan non farmakologi dengan memberikan terapi relaksasi
otot progresif penderita insomnia pada lansia.
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum : Menjelaskan asuhan keperawatan pada lansia
dengan memberikan intervensi nonfarmakologi terapi relaksasi otot
progresif untuk meningkatkan kualitas tidur pada lansai
2. Tujuan khusus : Tujuan dari penelitian ini yang akan dilakukan
pada lansia untuk mengetahui apakah ada pengaruh terapi relaksasi
otot progresif terhadapa kalitas tidur lansia
D. Menfaat penulisan
a. Bagi institusi pendidikan
Dapat menjadi bahan referensi serta bahan acuan dan bahan
megajar dan sumber informasi untuk mahasiswa/i dalam
pembelajaran studi kasus yang akan datang
b. Bagi Keluarga
Diharapkan keluarga mampu mengetahui adanya pengaruh pada
terapi relaksasi otot progresif untuk mengatasi pola tidur pada
lansia, mulai dari mengenal atau mengetahui masalah kesehatan,
mengambil keputusan yang tepat, melakukan perawatan,
modifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas kesehatan.
c. Bagi Penulis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah suatu penerapan
ilmu pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang sudah
didapatkan dan diaplikasikan dilapangan dalam memberikan
asuhan keperawatan Gerontik
d. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi bahan referensi atau sumber bacaan dan
bisa dijadikan data awal bagi penelitian berikutnya terkait asuhan
keperawatan keluarga dengan masalah kecanduan sosial media
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori
1. Konsep Lansia
a.Pengertian Lansia
a. Pengertian Insomnia
b. Etilogi
2 problem psikiatri
Hal ini membuktikan bahwa prasaan yang berlebihan, neorosa
( gangguan jiwa) dengan gangguan psikologi lainya juga sering
menjadi penyebab dari gangguan tidur
3.Berdasarkan sakit fisik
Hal ini merupakan bahwa orang yang mengalami sakit fisik
seperti sesak nafas pada orang yang terangsang asma,sinustis,
maupun flu yang menyebabkan hidung tersumbat dapat menjadi
peyebab gangguan tidur.
d. Manifestasi klinis
Usia lanjut
Insomnia
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Lakukan pengkajian pada identitas pasien dan isi identitasnya, yang
meliputi: nama, jenis kelamin, suku bangsa, tanggal lahir, alamat,
agama, tanggal pengkajian.
2. Keluhan Utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
adalah kaki kesemutan, mati rasa, kelelahan/keletihan, penglihatan
yang mulai kabur.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Gejala dan keluhan yang sering dialami pasien saat ini.
Kemungkinan pasien merasa kesemutan pada kakinya dan sudah
mati rasa namun pasien tidak menyadari.
4. Riwayat Penyakit Masa Lalu
Perjalanan penyakit yang dialami pasien dari awal terdiagnosa
Rheumatoid Arthritis. Pernah atau tidaknya pasien dirawat di RS
karena keluhan yang dirasakan.
5. Genogram
Keturunan pasien dalam keluarga dan anggota keluarga yang tinggal
bersama pasien
6. Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat adanya penyakit Rheumatoid Arthritis pad keluarga
7. Riwayat pekerjaan
Riwayat pekerjaan yang pernah dijalani oleh klien
8. Riwayat Lingkungan Hidup
Klien selama hidupnya tinggal bersama siapa dan keadaan di dalam
rumah klien.
9. Riwayat rekreasi
Kegiatan yang dilakukan pasien untuk menghibur dan
menghilangkan stress
10. Sistem pendukung
Sistem pendukung yang menjadi sumber kehidupan bagi klien
11. Spiritual/Kultural
Untuk menerangkan sikap, keyakinan klien dalam melaksanakan
agama yang dipeluk dan konsekuensinya dalam keseharian. Dengan
ini diharapkan perawat dalam memberikan motivasi dan pendekatan
terhadap klien dalam upaya pelaksanaan ibadah dan persepsi
individu tentang arti kehidupan
12. Keyakinan tentang kesehatan
Persepsi pasien terhadap penyakit yang dialami.
13. Pola Fungsi Gordon
a. Persepsi Kesehatan-Manajemen Kesehatan
Mengkaji kemampuan pasien dan keluarga mengenai penyakit
yang dialami pasien
b. Pola Aktivitas/Latihan
Gejala : Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk
dengan stres pada sendi, kekakuan pada pagi hari, biasanya
terjadi bilateral dan simetris.Limitasi fungsional yang
berpengaruh pada gaya hidup, waktu senggang, pekerjaan,
keletihan. Tanda : Malaise Keterbatasan rentang gerak; atrofi
otot, kulit, kontraktor/ kelaianan pada sendi.
c. Kardiovaskuler
Gejala : Fenomena Raynaud jari tangan/ kaki (mis: pucat
intermitten, sianosis, kemudian kemerahan pada jari sebelum
warna kembali normal).
d. Integritas ego
Gejala : Faktor-faktor stres akut/ kronis: mis; finansial,
pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan. Keputusan
dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan) Ancaman pada
konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi (misalnya
ketergantungan pada orang lain).
e. Makanan/ cairan
Gejala ; Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi
makanan/ cairan adekuat: mual, anoreksia Kesulitan untuk
mengunyah Tanda : Penurunan berat badan Kekeringan pada
membran mukosa.
f. Hygiene
Gejala : Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas
perawatan pribadi. Ketergantungan
g. Neurosensori
Gejala : Kebas, semutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi
pada jari tangan, pembengkakan sendi simetris h. Nyeri/
kenyamanan Gejala : Fase akut dari nyeri (mungkin tidak
disertai oleh pembengkakan jaringan lunak pada sendi).
h. Keamanan
Gejala : Kulit mengkilat, tegang, nodul subkutan, Lesi kulit,
ulkus kaki. Kesulitan dalam ringan dalam menangani tugas/
pemeliharaan rumah tangga.Demam ringan menetap Kekeringan
pada mata dan membran mukosa.
i. Interaksi social
Gejala : Kerusakan interaksi sosial dengan keluarga/ orang lain;
perubahan peran; isolasi.
j. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang
cukup tinggi apalagi pada pasien yang mengalami deformitas
pada sendi-sendi karena ia merasakan adanya kelemahan-
kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari
menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap
konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri
klien.
14. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
b. Tingkat kesadaran: Compos Mentis, apatis, delirium,
somnolen, coma
c. GCS: E4: V5: M6
d. Tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, respirasi dan suhu
pasien
e. Antropometri:
1) Tinggi Badan: Pada pria: 64,19- (0,04 x Usia dalam tahun)
+ (2,02 x tinggi lutut (cm)) Pada wanita: 84,88 – (0,24 x
Usia dalam tahun) + (1,83 x tinggi lutut (cm))
2) Berat Badan: IMT
a. Pemeriksaan Head to Toe
5. Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaa Keperawatan
Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Gangguan Tidur
Menurut Aspiani (2014) pengkajian asuhan keperawatan
gerontik dengan gangguan tidur adalah sebagai berikut:
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas Pasien
b. Identitas penanggungjawab
c. Riwayat Kesehatan
e. Pemeriksaan fisik
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor menua
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi
C. Prioritas Masalah
1. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor menua
ditandai dengan klien sering terbangun di malam hari
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
diharapkan gangguan pola tidur tidak tejadi
Dengan Kriteria hasil : Nyaman dan rileks
Intervensi :
- Pengakajian masalah gangguan tidur klien
karakteristik dan penyebab kurang tidur
- Lakukan persiapan untuk tidur malam seperti jam 8
- Anjurkan makan yang cukup satu jam sebelu tidur
- Keadaan tepat tidur yang nyaman
- Lingkungan yang tidak berisik dari kebisingan
- Tingkat aktivitas sehari-hari dan kurangi aktivitas
seblum tidur.
BAB III
METODELOGI
A. Desain
Desain yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode
pendekatan kualitatif dengan strategi penelitian kualitatif Case Study
Research (CSR) atau penelitian studi kasus. Menurut Prof. Dr. H. Mudjia
Rahardjo, M.Si Case study merupakan suatu rangkaian kegiatan ilmiah yang
dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam tentang suatu program,
peristiwa, dan aktivitas, baik pada tingkat perorangan, sekelompok orang,
lembaga, atau organisasi untuk memperoleh pengetauan mendalam tentang
peristiwa tersebut. Pada umumnya target penelitian studi kasus adalah hal
yang aktual (Real Life) dan unik.
Penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang dilakukan dengan
paradigma ilmiah yang bersumber dari pandangan fenomenologis. Pilihan
pada pendekatan lebih banyak menggunakan analisis teori, dan hermenetik
yang kuat untuk sampai pada sebuah kesimpulan. Penelitian kualitatif banyak
menggunakan data bersifat deskritif seperti daftar wawancara, laporan hasil
pengamatan lapangan, dan catatan-catatan pengamatan. Laporan disusun dari
rangkuman semua sumber-sumber tersebut dengan dukungan teori yang ada,
menjadi uraian analisis. Tahap analisis dalam pendekatan ini sudah dimulai
sejak penelitian dan data pertama telah diperoleh. Penelitian kualitatif
dilakukan untuk memahami fenomena empiris, khususnya mencari gambaran
yang sebanyak-banyaknya tentang fenomena tersebut tanpa memerincinya
dalam hubungan antar variabel yang saling terkait (Zaluchu,2020).
B. Subjek Studi Kasus
Partisipasi atau responden dalam penelitian ini berjumlah 1 orang lansia
yang mengalami susah tidur di malam hari Insomnia.
Tabel 3.1
Definisi Operasional
1. Observasi
Dalam observasi ini, peneliti mengobservasi atau melihat kondisi
dari pasien, seperti keadaan umum pasien dan keadaan pasien, selain itu
juga mengobservasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada pasien,
misalnya pengaruh terapi progresif terhadap kualitas tidur pada lansia
Inomnia
2. Pengukuran
Pengukuran yaitu melakukan pemantauan kondisi pasien dengan
metode mengukur dengan menggunakan alat ukur pemeriksaan seperti
melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan aktivitas sehari-hari.
3. Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalu tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
dalam suatu topik tertentu (Sugiyono, 2014).
Pada penelitian ini wawancara dilakukan dengan menggunakan
pedoman wawancara bebas terpimpin. Wawancara jenis ini merupakan
kombinasi dari wawancara tidak terpimpin dan wawancara terpimpin.
Meskipun dapat unsur kebebasan, tapi ada pengarah pembicara secara
tegas dan mengarah sesuai dengan format pengkajian. Jadi wawancara
ini mempunyai ciri yang fleksibelitas (keluwesan) tapi arahnya yang
jelas. Artinya, pewawancara diberi kebebasan untuk mengolah sendiri
pertanyaan sehingga memperoleh jawaban yang diharapkan dan
responden secara bebas dapat memberikan informasi selengkap
mungkin. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan untuk
mengumpulkan data identitas, keluhan pasien, riwayat kesehatan, dan
aktivitas sehari-hari pasien.
4. Studi Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang.
F. Etika Studi Kasus
Untuk melakukan pengumpulan data perlu membawa rekomendasi dari
institut pendidikan Institut Ilmu Kesehatan dan Teknologi Muhammadiyah
Palembang dengan cara mengajukan pemohonan izin pengumpulan data.
Setelah mendapat persetujuan, pengumpulan data perlu menekankan masalah
etika menurut Nursalam (2012) yang meliputi :
1. Lembar persetujuan pengumpulan data (Informed Consent)
Pasien harus mendapatkan informsi secara lengkap tentang tujuan
pengumpulan data yang akan dilaksanakan, mempunyai hak bebas untuk
berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed consent
juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan
dipergunakan untuk pengembangan ilmu pasien diberikan penjelasan
mengenai tindakan yang akan dilakukan hanya untuk kepentingan studi
kasus. Pasien diberikan kertas yang berisikan pernyataan kesediaan
menjadi responden dalam penelitian studi kasus secara suka rela.
2. Rahasia (Privacy)
Untuk menjaga kerahasiaan responden. Pengumpulan data tidak akan
mencantum nama responden. Pada saat penyusunan laporan asuhan
keperawatan, peneliti hanya mencantumkan kode huruf pertama pada
nama identitas klien, usia, jenis kelamin.
3. Kerahasiaan (Confidentialy)
Untuk menjaga kerahasiaan responden, pengumpulan data
menyakinkan kepada klien bahwa partisipasinya dalam pengumpulan
data ini hanya untuk mengumpulkan data dan informasi yang telah
diberikan dan menyakinkan bahwa data atau informasi responden
dijamin hanya pengumpulan data dan pengetahuan. Pasien diberikan
informasi mengenai tujuan pengumpulan data, yaitu hanya untuk
keperluan studi kasus dan tidak menyebarluaskan mengenai informasi
yang telah di dapat.
4. Respect for Justice Inclusiveness
Prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk
memenuhi prinsip keterbukaan dalam pengumpulan data, maka harus
bekerja secara jujur, berhati-hati, profesional, berperikemanusiaan dan
akan memperhatikan faktor-faktor ketepatan, keseksamaan, intimita,
psikologis, serta perasaan subjek studi kasus. Lingkungan pengumpulan
data dikondisikan untuk memenuhi prinsip keterbukaan dengan membuat
prosedur studi kasus yang jelas, keadian dikonotasikan didistribusikan
yang sama terhadap keuntungan dan beban antara kelompok intervensi
dan perlakuan secara merata atau sesuai kebutuhan. Melakukan
pengkajian sampai discharge planning pada pasien dengan nyeri Artritis
Rheumatoid.
5. Respect for Privacy and Confidencetiality
Studi kasus pasti menjamin privasi dan hak asasi untuk informasu
yang dapat pengumpulkan data ini akan merahasiakan berbagai informasi
terhadap responden yaitu dengan pengkodean yang hanya diketahui oleh
studi kasus. Penelitian menjaga informasi yang telah diberikan dan
menjaga kerahasiaan identitas pasien akan penulisan studi kasus.
6. Balancing Harm and Benefit
Studi kasus ini telah dirancang sesuai standar prosedur pelaksanaan
oleh pengumpulan data guna mendapat hasil yang bermanfaat
semaksimal mungkin terhadap subjek pengumpulan data. Subjek
pengumpulan data dapat digeneralisasikan dalam populasi (benefience),
memaksimalkan uraian yang didapatkan subjek pengumpulan data (non
maleficence). Studi kasus ini dilaksanakan sesuai prosedur pemberian
asuhan keperawatan yang sudah memiliki Standar Operasional Prosedur.