Anda di halaman 1dari 69

PERAN PROMOSI KESEHATAN DALAM MENINGKATKAN

MOTIVASI IBU HAMIL UNTUK MELAKUKAN ANTENATAL


CARE DI UPT PUSKESMAS SELATBARU TAHUN 2021

Oleh :

NAMA : ADE IRMA SURYANI


NIM : 1805100

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN

PROGRAM STUDI S2 KESEHATAN MASYARAKAT SEKOLAH


TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH PEKANBARU TAHUN 2021
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Laporan Residensi

Nama Mahasiswa : Ade Irma Suryani


Judul : Peran Promosi Kesehatan dalam meningkatkan motivasi
ibu hamil untuk melakukan Antenatal Care di Puskesmas
Selatbaru Tahun 2021
NIM : 1805100
Peminatan : Promosi Kesehatan

Laporan ini telah diperiksa, di setujui dan siap untuk dipertahankan dihadapan tim
Penguji Residensi Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan (STIKes) Hang Tuah Pekanbaru.

Pekanbaru,22 Desember2021

Pembimbing Akademik pembimbing Lapangan

(Dr. Yessi Harnani, M. Kes) (Sri Rezeki. S.K.M)


NIDN:1021117901 NIP:197009121991012001
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN RESIDENSI
JUDUL :
Promosi Kesehatan dalam meningkatkan motivasi ibu hamil untuk melakukan
Antenatal Care di UPT Puskesmas SelatBaru Tahun 2021

Nama Mahasiswa : Ade Irma Suryani


NIM : 1805100

Laporan ini telah diseminarkan dihadapan Pembimbing Akademik dan


Pembimbing Lapangan Residensi Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Hang Tuah Pekanbaru.

Pekanbaru,…………….2021

Pembimbing Akademik pembimbing Lapangan

(Dr. Yessi Harnani, M. Kes) (Sri Rezeki. S.K.M)


NIDN:1021117901 NIP:197009121991012001

Pekanbaru,…………….2021

Ketua Prodi S2 Ilmu Kesehatan


Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Dr.Jasrida Yunita, SKM.M.Kes


NIDN: 0027068002
Daftar Hadir Mahasiswa Residensi
Nama Mahasiswa : Ade Irma Suryani
NIM : 1805100
Unit Kerja :
Nama Pembimbing Lapangan : Sri Rezeki.S.K.M
No Hari/Tanggal Datang Pulang TTD Catatan pembimbing
Mahasiswa
1

5
6

10

11

12
Jadwal Kegiatan Mahasiswa Residensi

No Hari/Tanggal Jam Kegiatan Paraf


Pembimbing
Lapangan

6
7

10

11

12
KOP SURAT INSTANSI (WAJIB ADA)

Pekanbaru, ……….. 2021


Nomor : ………………..
Lampiran : ………………..
Perihal : Surat keterangan selesai residensi

Kepada YTH

Ketua Prodi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Di_

Pekanbaru

Dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa yang bernama

Nama : Ade Irma Suryani

NIM : 1805100

Telah selesai melaksanakan residensi di UPT Puskesmas SelatBaru dari

Dari tanggal 15-30 November2021

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat sebagaimana

Perlunya.

Mengetahui,

Kepala instansi / pejabat berwenang

(Sri Rezeki.S.K.M)

LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING LAPANGAN


Nama Mahasiswa : Ade Irma Suryani
Judul Laporan Residensi : Peran leatflet dalam meningkatkan motivasi ibu
hamil untuk melakukan ANC pada suku asli akit
Di UPT Puskesmas SelatBaru Tahun 2021
Tempat Residensi : UPT Puskesmas SelatBaru Tahun 2021
Pembimbing Lapangan : Sri Rezeki,S.K.M
No Hari/Tanggal Topik Diskusi Tanda Tangan
Pembimbing
Lapangan
1

5
6

10

11

12

LEMBAR KONSULTASI PEMBIMBING AKADEMIK

Nama Mahasiswa : Ade Irma Suryani


Judul Laporan Residensi : Peran leatflet dalam meningkatkan motivasi ibu
hamil untuk melakukan ANC pada suku asli akitS
Di UPT Puskesmas SelatBaru Tahun 2021
Tempat Residensi : UPT Puskesmas SelatBaru Tahun 2021
Pembimbing Akademik : Dr.Yessi Harnani,M.Kes
No Hari/Tanggal Topik Diskusi Tanda Tangan
Pembimbing
Akademik
1

6
7

10

11

12

EVALUASI PENILAIAN KEGIATAN RESIDENSI


PEMBIMBING LAPANGAN

Nama Mahasiswa : Ade Irma Suryani


NIM : 1805100
Tempat Residensi : UPT Puskesmas SelatBaru Tahun 2021
No PARAMETER ANGKA
A KEDISIPLINAN
1 Ketetapan waktu/disiplin
2 Sikap Kerja
3 Tanggung jawab terhadap Tugas
4 Kehadiran/Absensi
B PRESTASI KERJA
1 Kemampuan Kerja
2 Keterampilan Kerja
3 Kualitas Kerja
C KEMAMPUAN BERADAPTASI
1 Kemampuan Berkomunikasi
2 Kerjasama
3 Kerajinan/inisiatif
D LAIN-LAIN
1 Memiliki Rasa Percaya Diri
2 Mematuhi Aturan dan Tata tertib Residensi
3 Penampilan Kerapian

Total Nilai Rata Huruf

Total Nilai
13

Keterangan

A : Sangat Baik (85-100)

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena Berkat dan Rahmat dan Karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan
laporan ini dengan judul “Promosi Kesehatan Dalam Meningkatkan Motivasi Ibu
Hamil Untuk Melakukan Kunjungan ANC di UPT Puskesmas Selatbaru
Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Riau Tahun 2021”

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari masih banyak kesalahan


dan kekurangannya, namun harapan penulis, pembaca dapat memperoleh manfaat
dan dapat memberikan masukan.Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan ini,
terutama :

1. Bapak H. Ahmad Hanafi, S.K.M., M.Kes Selaku Ketua STIKes


Hang Tuah Pekanbaru Riau.
2. Ibu Dr. Jasrida Yunita, S.K.M., M.Kes Selaku Ketua Program
Studi S2 Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Hang Tuah Pekanbaru Riau.
3. Ibu Dr. Yessi Harnani, M. Kes Selaku Pembimbing Akademik
Residensi.
4. Ibu Sri Rezeki. S.K.M, Selaku Pembimbing Lapangan di UPT
Puskesmas Selatbaru Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis
Riau.
5. Teman-teman Seperjuangan Residensi yang tidak ada henti-
hentinya saling tolong menolong dan memberikan semangat untuk
menyelesaikan laporan Residensi ini.
Akhir kata penulis mohon maaf apa bila dalam penyusunan laporan
residensi ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Penulis membuka diri untuk
menerima masukan dan saran demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Pekanbaru, 09 Desembar 2021

Penulis

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................ii
ABSTRAK........................................................................................................ iii
KATAPENGANTAR.......................................................................................iv
DAFTAR ISI....................................................................................................v
DAFTAR TABEL............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.....................................................................1
B. Tujuan Residensi................................................................................3
C. Manfaat Residensi..............................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................6
A. Pengertian ANC.................................................................................6
B. Tujuan Pemeriksaan Antenatal Care.................................................7
C. Pelayanan Antenatal Care...................................................................8
D. Kunjungan Ante Natal Care (ANC)...................................................10
E. Standar Pemeriksaan ANC yang wajib...............................................11
F. Factor-faktor yang mempengaruhi Antenatal Care............................13
G. Penatalaksanaan Antenatal Care.......................................................14
H.Pengertian Komunikasi......................................................................14
I. Pengertian Leaflet...............................................................................16
BAB 3 METODE KEGIATAN........................................................................17
A. Metode Kegiatan................................................................................17
B. Waktu Residensi.................................................................................17
C. Tahap Persiapan..................................................................................17
D. Tahap Pelaksanaan.............................................................................18
BAB 4 GAMBARAN UMUM TEMPAT RESIDENSI..................................20
A. Profil UPT Puskesmas Selatbaru Kabupaten Bengkalis....................20
B. Visi, Misi, dan Tujuan........................................................................23
C. Tugas, dan Fungsi UPT Puskesmas Selatbaru....................................24
D. Jenis/Program Pelayanan Kesehatan .................................................24
E. Struktur Organisasi dan Ketenangan..................................................25
F. Sarana dan Prasarana..........................................................................30
G. Pembiayaan........................................................................................32
BAB 5 ANALISIS SITUASI UNIT KERJA....................................................33
A. Fungsi Manajemen.............................................................................33
B. Alur Proses Kegiatan..........................................................................41
BAB 6 IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH................................44
A. Identifikasi Masalah...........................................................................44
B. Prioritas Masalah...............................................................................45
BAB 7 ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH.......................................47
A. Diagram Fish Bone.............................................................................47
B. Alternatif Pemecahan Masalah...........................................................53
BAB 8 RENCANA INTERVENSI (PLAN OF ACTION).............................55
A. Plan Of Action (POA)........................................................................55
B. BAB 9 PENUTUP.............................................................................57
C. A. Kesimpulan...................................................................................57
D. B. Rekomendasi .................................................................................58
E. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN..................................................

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Tabel USG Menetapkan Prioritas Masalah ......................................


Tabel 2 : Tahap Pelaksanaan Residensi Tabel..................................................
Tabel 3 : Jumlah Angka Kematian Bayi...........................................................
Tabel 4 : Alternatif Pemecahan Masalah Tabel................................................
Tabel 5 : Plan Of Action (POA).......................................................................
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 : Struktur Organisasi UPT Puskesmas Selatbaru


Kabupaten Bengkalis....................................................................

Gambar 2 : Struktur Organisasi UPT Puskesmas Selatbaru


Kabupaten Bengkalis....................................................................

Gambar 3 : Alur Proses Kegiatan Di UPT Puskesamas Selatbaru


Kabupaten Bengkalis ...................................................................

Gambar 4 : Alur Proses Pelayanan ANC di UPT Puskesmas Selatbaru


Kabupaten Bengkalis....................................................................

Gambar 5 : Diagram Fish Bone........................................................................


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat perizinan ( surat pengantar dari STIKes Hang Tuah Pekanbaru,
surat keterangan telah selesai residensi ) ....................................
Lampiran 2 : Daftar hadir yang diketahui oleh pembimbing lapangan............
Lampiran 3 : Struktur organisasi .....................................................................
Lampiran 4 : Matriks wawancara ....................................................................
Lampiran 5 : Data pendukung .........................................................................
Lampiran 6 : Dokumentasi hasil observasi (berupa foto kegiatan) .................
Lampiran 7 : Lembar konsultasi.......................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antenatal Care merupakan Suatu pelayanan yang diberikan oleh tenaga


kesehatan yaitu dokter kandungan maupun bidan kepada wanita selama hamil
disebut dengan dilakukan pemantauan kesehatan secara fisik,psikologi, termasuk
pertumbuhan dan perkembangan janin untuk mempersiapkan proses persalinan
dan kelahiran agar ibu siap menghadapi peran baru sebagai orangtua. ( Wagiyo &
Purnomo, 2016 ).
Kementrian Kesehatan RI ( 2010 ) mengatakan bahwa tujuan pemeriksaan
kehamilan dibagi menjadi dua yakni tujuan umum dan tujuan khusus, dimana
untuk tujuan umum yaitu untuk memenuhi hak setiap ibu hamil agar memperoleh
pelayanan antenatal care yang berkualitas sehingga mampu menjalani suatu
kehamilan dengan sehat,bersalin dengan selamat dan melahirkan bayi dengan
sehat.dimana tujuan khusus antenatal care adalah menyediakan pelayanan
antenatal terpadu, komprehensif, serta berkualitas memberikan konsling
Kesehatan dan gizi ibu hamil.selain itu juga pemeriksaan kehamilan atau antenatal
care serta dapat dijadikan ajang promosi Kesehatan serta Pendidikan tentang
kehamilan,persalinan dan persiapan menjadi orang tua ( simpson & Creehan, 2008
dalam Novita 2011 )

Adapun standar pelayanan pelayanan pemeriksaan kehamilan atau ANC


meliputi 14 T.timbang berat badan,ukur tekanan darah,ukur tinggi fundus
uteri,pemberian tablet Fe,pemberian imunisasi tetanus teksoid,pemeriksaan
Hb,pemeriksaan VDRL,perawatan payudara,senam ibu hamil,persiapan
rujukan,pemeriksaan protein urine,pemeriksaan reduksi urine atas
indikasi,pemberikan terapi kapsul yodium,dan pemebrian anti malaria.( Wagiyo,
2016 )

Menurut data SDGs tahun 2017, angka kematian ibu (AKI) masih tinggi dan
jauh dari target sebelumnya dalam MDGs. Masalah utama dalam upaya
percepatan penurunan kematian ibu bukanlah cakupan, tetapi masalah kualitas
pelayanan, termasuk kebutuhan peningkatan kompetensi petugas serta
kelengkapan obat, peralatan, sarana dan prasarana layanan di semua lini layanan.
Berdasarkan data dari Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2012
menyebutkan bahwa AKI di Indonesia sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016 menganjurkan setiap ibu hamil
untuk melakukan pemeriksaan kehamilan setidaknya 8 kali, dimulai dari usia
kehamilan 12 minggu. yaitu Trimester pertama: 1 kali di usia kandungan 4-12
minggu. Trimester kedua: 2 kali usia kandungan 20 minggu dan 26 minggu.
Trimester ketiga: 5 kali di usia kehamilan 30, 34, 36, 38, dan 40 minggu. Di
trimester ketiga, pemeriksaan kandungan dilakuk Hampir seluruh kematian terjadi
di wilayah dengan sumber daya yang rendah, walaupun demikian sebagian besar
dapat dicegah (WHO, 2016).

Menurut profil kesehatan Indonesia Tahun 2015, angka kematian ibu (AKI)
adalah sebesar 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Ibu yang meninggal
merupakan akibat dari kejadiaan komplikasi pada masa kehamilan, persalinan,
dan nifas. Permasalahan kejadian komplikasi tentu tidak terlepas dari buruknya
status gizi ibu hamil yang pada akhirnya berdampak kepada kondisi kesehatan
serta kondisi janin yang dikandungnya (Kemenkes RI, 2015)

Dampak bagi ibu yang tidak mau melakukan pemeriksaan antenatal care
akan meningkatkan ibu hamil dengan resiko tinggi disebabkan kurangnya skrining
awal untuk penampisan resiko kehamilan, Adapun upaya yang sudah dilakukan
dipuskesmas yaitu mengatur jadwal kunjungan pemeriksaan antenatal care pada
ibu hamil dimasa pandemi selain itu membuat grup konsultasi online tentang
informasi pemeriksaan kehamilan. (Qomar, dkk. 2020)

Di Indonesia terjadi penurunan cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil k4


yaitu 90,18% pada tahun 2018 menjadi 86,85% di tahun 2019. Dari tahun ke
tahun cakupan semakin menunjukkan penurunan dan berakhir di angka 85,35%
pada tahun 2019. Meskipun terjadi penurunan pada tahun 2019, cakupan
pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada tahun 2019 belum memenuhi target
Rencana Strategi (Renstra) kementrian kesehatan sebesar 74% dan pada masa
pendemi hanya 19,2% posyandu yang masih aktif (Profil Kesehatan Indonesia,
2020).

Sarana prasarana disiapkan oleh Dinas kesehatan yang diadakan secara


bertahap melalui dana yang disiapkan oleh pemerintah daerah, maupun
pemerintah pusat. Tidak semua sarana tersebut tersedia dengan cukup , terutama
untuk sarana polindes (Wiwid, 2015). Dukungan dari petugas kesehatan sangat
penting dalam mendorong ibu hamil untuk melakukan kunjungan ANC. Petugas
kesehatan adalah orang yang mengabdikan diri di bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan yang tinggi dan memiliki kewenangan dalam meningkatkan upaya
kesehatan (Maramis, 2019)

Adapun Upaya pemerintah dalam meningkatkan kelangsungan dan kualitas


ibu dan anak dilakukan dengan pendekatan continuum of care the life cycle dan
continuum of care of pathway, yang menekankan bahwa upaya promotif dan
preventif sama pentingnya dengan upaya kuratif dan rehabilitatif pada tiap siklus
kehidupan dan pada tiap level pelayanan. Kualitas pelayanan ini didukung oleh
SDM kesehatan yang kompeten dan patuh terhadap standar, kesiapan fasilitas
pendukung pelayanan lainnya di samping biaya operasional dan supervisi
fasilitatif yang terus menerus. (Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak 2018)

Berdasarakan Data Dinas Kesehatan kabupaten bengkalis tahun 2019 angka


kematian ibu hamil mencapai 10 orang disebabkan perdarahan,eklamsi,partus
lama dan infeksi. Sedangkan jumlah kematian pada bayi baru lahir berjumlah 7
kematian bayi.

Di UPT Puskesmas Selatbaru Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis saya


melakukan wawancara kepada kepala bidan coordinator diunit KIA maka
didapatkan data kematian ibu pada tahun 2019-2021 yaitu 4 orang dan kematian
bayi pada tahun 2019-2021 mencapai 7 bayi.untuk itu saya tertarik untuk
mengakat tema “promosi Kesehatan dalam meningkatkan motivasi ibu hamil
untuk melakukan kunjugan Antenatal Care di UPT Puseksmas Selatbaru
Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum


Diketahuinya Promosi Kesehatan Dapat Meningkatkan Motivasi Ibu
Hamil Untuk Melakukan Pemeriksaan Antenatal Care di UPT Puskesmas
Selatbaru Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis

1.2.2 Tujuan Khusus


1.2.1 Dilakukan dan diketahuinya analisis situasi UPT Puskesmas
Selatbaru Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis
1.2.2 Diketahuinya permasalahan berdasarkan data dan informasi yang
diperoleh khususnya mengenai program promosi kesehatan
meningkatakan kan motivasi ibu hamil untuk melakukan
pemeriksaan Antenatal Care di UPT Puskesmas Selatbaru
Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis
1.2.3 Ditentukannya prioritas dan alternatif pemecahan masalah
kesehatan yang ada di UPT Puskesmas Selatbaru Kecamatan
Bantan Kabupaten Bengkalis.
1.2.4 Dibuatnya suatu rencana intervensi dan rekomendasi dari alternatif
pemecahan masalah yang telah diusulkan.
1.2.5 Dipahaminya pola kepemimpinan di Instansi tempat residensi
1.2.6 Mampu merancang strategi promkes meliputi advokasi, bina
sunsana,kemitraan, dan dukungan social dalam mengatasi masalah
kesehatan.

1.3 Manfaat Residensi

1.3.1 Bagi Mahasiswa


1.3.2 Menerapkan teori yang diperoleh selama menjalani perkuliahan
1.3.3 Mendapatkan pengalaman nyata dengan terlibat dalam pelaksanaan
residensi dilapangan.
1.3.4 Mendapatkan ide untuk dijadikan topik penulisan thesis
1.3.5 Menambah pengalaman dan memperluas wawasan dalam
komunikasi koordinasi dan advokasi
1.4. Bagi Tempat Residensi UPT Puskesmas Selatbaru
1.4.1 Sebagai media promosi Kesehatan
1.4.2 Meningkatakan MOU kerja sama bagi tempat residensi
1.4.3 Sebagai acuan atau referensi dalam pembentukan promosi
Kesehatan dalam meningkatakan motivasi ibu hamil untuk
melakukan pemeriksaan Antenatal care
1.5. Bagi Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat STIKes Hangtuah
Pekanbaru
1.5.1 Untuk pengembangan ilmu Kesehatan masyarakat khususnya
dibidang promosi Kesehatan.
1.5.2 Mempunyai bahan kajian dan studi kasus yang dapat disajikan
kepada angkatan berikutnya.
1.5.3 Dapat menjadi sebuah acuan peningkatan proses kualitas belajar
mengajar yang melibatkan mahasiswa secara aktif dalam kegiatan
Promosi Kesehatan yang secara nyata di UPT Puskesmas Selatbaru
Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Tahun 2021.

BAB 2
TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Antenatal Care

Antenatal Care / ANC sering disebut dengan perawatan kehamilan.


Kehamilan adalah proses pemeliharaan janin dalam kandungan yang disebabkan
pembuahan sel telur oleh sel sperma. Dalam proses kehamilan terdapat mata
rantai yang saling berkesinambungan, terdiri dari mulai ovulasi pelepasan ovum,
terjadi migrasi spermatozoa dan ovum, terjadi konsepsi dan pertumbuhan zigot,
terjadi nidasi (implantasi) pada rahim, pembentukan plasenta, tumbuh kembang
hasil konsepsi sampai kehamilan matur atau aterm (Susilowati dan Kuspriyanto,
2016).

2.1.2 Standar Kunjungan Ibu hamil

Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2016 menganjurkan setiap ibu


hamil untuk melakukan pemeriksaan kehamilan setidaknya 8 kali :Usia
kehamilan 12 minggu yaitu Trimester pertama: 1 kali di usia kandungan 4-
12 minggu. Trimester kedua: 2 kali usia kandungan 20 minggu dan 26
minggu. Trimester ketiga: 5 kali di usia kehamilan 30, 34, 36, 38, dan 40
minggu. Di trimester ketiga, pemeriksaan kandungan dilakukan Hampir
seluruh kematian terjadi di wilayah dengan sumber daya yang rendah,
walaupun demikian sebagian besar dapat dicegah (WHO, 2016).

2.1.3 Tujuan Antenatal Care

Adapun Tujuan Antenatal Care

1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan


tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,maternal dan
sosial ibu dan bayi.
3) Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin
terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat
ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian ASI
eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kernbang secara normal.

2.1.4 Tempat Pelayanan Antenatal care

Menurut prasetywati ( 2011 ), pelayanan ANC dapat diperoleh di


1. Klinik bersalian
2. Rumah sakit
3. Puskesmas dan
Bidan

2.1.5 Standar Pelayanan Asuhan Antenatal Care

Dimana secara nasional kebijakan program standar pelayanan


asuhan antenatal ada 14 butir (14 T) yang meliputi :

1. Timbang Berat Badan (BB) (T1) Ukur berat badan dalam kilo gram tiap
kali kunjungan. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 Kg
per minggu mulai trimester kedua.
2. Ukur tekanan darah (T2)
3. Ukur tinggi fundus uteri (T3)
4. Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4
5. Pemberian imunisasi TT (T5)
6. Pemeriksaan Hb (T6)
7. Pemeriksaan VDRL (T7)
8. Perawatan payudara, senam payudara dan pijat tekan payudara (T8)
9. Pemeliharaan tingkat kebugaran / senam ibu hamil (T9)
10. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
11. Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12. Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13. Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13) 13
14. Pemberian terapi anti malaria untuk daerah endemis malaria (T14)

2.2 Faktor Rendahnya Kunjungan ANC

Faktor predisposisi (umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dukungan


suami dan sikap ibu hamil), faktor pemungkin (sarana dan prasarana, transport,
penghasilan keluarga jarak dan fasilitas kesehatan) dan faktor penguat (perilaku
petugas kesehatan dan tokoh masyarakat) yang dapat mempengaruhi seseorang
dalam melakukan kunjungan ANC.Program Kebijakan Departemen Kesehatan
dalam upaya mempercepat penurunan AKI dan AKB pada dasarnya mengacu
kepada intervensi strategis “Empat Pilar Safe Motherhood” yaitu meliputi :
Keluarga Berencana, ANC, Persalinan Bersih dan Aman, dan Pelayanan Obstetri
Essensial. (Notoatmodjo, 2016)

2.3 Promosi Kesehatan


(Menurut WHO 2021), promosi kesehatan adalah proses yang
memungkinkan orang untuk meningkatkan kontrol atas faktor-faktor penentu
kesehatan dan dengan demikian meningkatkan kesehatan mereka. Promosi
kesehatan berarti : Membangun kebijakan publik yang sehat menciptakan
lingkungan yang mendukung, memperkuat aksi komunitas, mengembangkan
keterampilan pribadi, dan mengorientasikan layanan kesehatan. 
2.3.1 Strategi Komunikasi Kesehatan
Menurut WHO( 2019) strategi komunikasi secara global terdiri dari
tiga poin :
1. Advokasi
Yaitu kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain tersebut
membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan.
2. Dukungan Sosial
Dukungan Sosial adalah kegiatan untuk mencari dukungan sosial
melalui tokoh masyarakat, baik tokoh masyarakat formal maupun
informal. 
3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan
kepada masyarakat langsung. Tujuan pemberdayaan masyarakat
adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
2.3.2 Media Promosi Kesehatan
Media promosi kesehatan atau juga bisa disebut dengan alat bantu
pendidikan adalah alat-alat yang digunakan oleh petugas dalam
menyampaikan bahan, materi atau pesan kesehatan. Berdasarkan
fungsinya sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, media ini dibagi
menjadi tiga :media cetak, media elektronik, dan media papan.
(Notoadmodjo, 2018)
2.3.3 Media Cetak,
Leaflet ( selebaran) , ialah bentuk menyampaikan informasi atau
pesan-pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat
dalam bentuk kalimat maupun gambaran atau kombinasi. Leaflet
digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentang suatu masalah,
misalnya deskripsi tentang diare dan pencegahannya, dan lain- lain.
Leaflet dapat diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan-pertemuan
dilakukan seperti pertemuan FGD, pertemuan Posyandu, kunjungan
rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat dibuat sendiri dengan perbanyakan
sederhana seperti di photo copy (Notoatmodjo, 2018).
2.3.4 Kegunaan Leaflet
1. Mengingat kembali tentang hal-hal yang telah diajarkan atau
dikomunikasikan.
2. Diberikan sewaktu kampanye untuk memperkuat ide yang telah
disampaikan.
3. Untuk memperkenalkan ide-ide baru kepada orang banyak.
2.3.5 Keunggulan leaflet
1 Dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama.
2 Bila lupa akan dapat dilihat dan dibuka kembali.
3 Dapat digunakan sebagai bahan rujukan.
4 Isi informasi dapat dipercaya karena dicetak dan dikeluarkan oleh
instansi yang berwenang.
5 Jangkauannya jauh dan dapat membantu jangkauan media lain bila
diperlukan dapat dilakukan pencetakan ulang.
6 Dapat digunakan sebagai bahan diskusi untuk kesempatan yang
berbeda. (Taufik.2018).
2.3.6 Kekurangan leaflet
1)Apabila cetakannya kurang dapat menarik perhatian orang maka
kemungkinan orang tersebut merasa enggan untuk menyimpannya.
2) Apabila huruf tulisannya terlalu kecil dan susunannya kurang
menarik kebanyakan orang juga malas untuk membacanya dan tidak
bisa dipergunakan oleh orang yang tidak bisa membaca dan menulis
(buta huruf). (Junita M.2010).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Eliberti (2018) menyatakan ada
pengaruh media promosi kesehatan melalui leaflet disertai ceramah dan
diskusi kelompok terhadap pengetahuan ibu hamil untuk melakukan
antenatal care.
Hasil penelitian oleh Gunawan ( 2017 ) bahwa media leatflet sangat
berperan penting dan efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu
hamil dalam melakukan antenatal care.
2.3.7 Media Elektronik
Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan atau
informasi kesehatan berbeda-beda jenisnya contohnya Televisi,radio ,film ataupun
vedio
2.3.8 Media Papan
Media Papan (billboard) yakni yang dipasang ditempat-tempat umum
dapat diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan.
BAB 3

METODE KEGIATAN

3.1. Tahap Persiapan Residensi


Tahap persiapan residensi terdiri dari pembekalan dan
pengorganisasian oleh Tim Residensi, sebagai berikut :
3.1.1 Mahasiswa mengajukan tempat Residensi ke bagian Tim Residensi
Program Studi S2 Kesehatan Masyarakat (Prodi S2 Kesmas) Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Hang Tuah Pekanbaru.
3.1.2 Prodi mengurus izin dan MOU ke tempat Residensi UPT
Puskesmas Pangkalan Baru dan melakukan koordinasi dengan
semua pihak yang terkait dengan kegiatan residensi.
3.1.3 Mahasiswa di beri pembekalan I pada tanggal 28 Oktober 2021
yang membahas tentang pengenalan residensi dan system
pelaksanaan residensi. Kemudian mahasiswa diberikan
pembekalan II pada tanggal 29 Oktober 2021 tentang sistematika
penulisan laporan dan publikasi pemecahan masalah dan plan of
action.
3.1.4 Prodi menetapkan Dosen Pembimbing Akademik
3.1.5 Mahasiswa melakukan diskusi dengan Pembimbing Akademik
sebelum pelaksanaan residensi
3.2 Tahap Pelaksanaan Residensi
Tahap Pelaksanaan Residensi dimulai pada tanggal senin 15 november
sampai dengan selasa 30 november 2021 yang direncanakan oleh pihak prodi 12
hari kerja.hari senin 15 November mahasiswa residensi sudah berada ditempat
masing-masing institusi peserta residensi yang mana Pada tahap ini dimulai
dengan pembukaan Residensi pukul 10.00 wib dengan menggunakan Platform
Zoom oleh pihak prodi kepada seluruh peserta residensi,dan diikuti oleh
pembimbing lapangan masing-masing.kemudian perkenalan serta pemaparan oleh
Pimpinan Kepala UPT Puskesmas Selatbaru Kecamatan Bantan Kabupaten
Bengkalis dan staf Institusi Residensi serta mendapatkan pengarahan atau
penjelasan tentang prosedur tempat dan melakukan orentasi ruangan kesemua unit
pelayanan yang ada di UPT Puskesmas selatbaru serta penjelasan mengenai
mekanisme yang berlaku untuk peserta Residensi Di UPT Puskesmas Selatbaru
Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis.
Pada tahap pelaksanaan dilanjutkan dengan mencari sumber data yaitu
sumber data primer yaitu melakukan wawancara dan observasi kepada Kasubag
TU Kepala sub bagian Bidang Kesehatan. Data Sekunder dilakukan dengan
dengan penyelusuran dokumen,memepelajari program Antenatal Care serta
promosi kesehatan seperti data kunjungan ANC serta profil UPT Puskesmas
Selatbaru Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Riau Tahun 2021.

3.3 Tahap Akhir Residensi


Penulisan laporan pertama melakukan bimbingan kepada pembimbing
lapangan dan pembimbing akademik sebanyak empat kali bimbingan terkait
laporan residensi lalu disetujui setelah itu baru melakukan pendaftaran keprodi
untuk ujian seminar setelah seminar melakukan revisi sesuai dengan masukan-
masukan oleh penguji kemudian setelah dilakukan revisi lalu melakukan penjilitan
laporan residensi.
Setelah Laporan Residensi disetujui oleh pembimbing akademik dan
pembimbing lapangan baru digandakan dan diserahkan kepada pihak-pihak yang
berhubungan dengan residensi tersebut, yaitu 1 (Satu) buku untuk UPT
Puskesmas Selatbaru, 1 (Satu) buku untuk Bidan Koordinasi unit bagian KIA 1
(Satu) buku untuk Pembimbing Lapangan, 1 (Satu) buku untuk Pembimbing
Akademik.

Tabel 1. Tahap Pelaksanaan Kegiatan Residensi di UPT Puskesmas


Selatbaru Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Tahun 2021

Waktu Kegiatan Uraian Keterangan


Minggu Pengarahan dan 1. Perkenalan diri ke Pelaksanaan
I Perkenalan orentasi pimpinan instansi dan disesuaikan dengan
ke semua ruangan staf. situasi dan kondisi
dan pemetaan 2. Pengarahan dari tempat residensi.
alur,pengumpulan pimpinan instansi dan
data dokumen. pembimbing
lapangan,pemetaan
alur proses kegiatan
Orientasi dan Observasi dan Kegiatan ini
observasi ke semua wawancara tentang memberikan
unit bagian kerja di pengelolaan unit kerja gambaran singkat
UPT Puskesmas mempelajari program tentang instansi
Selatbaru kerja, pembagin tugas, tempat residensi.
Kabupaten job description, prosedur
Bengkalis Tahun kerja, pencatatan dan
2021. pelaporan serta
pengawasan/alternatif
oleh atasan.

Memetakan alur Melakukan pemilihan Mahasiswa memilih


proses dan unit yang ada ditempat salah satu unit atau
mendalami proses residensi untuk masing- bagian untuk
kegiatan di unit atau
masing mahasiswa dipetakan dan dibuat
bagian yang dipilih.
berdasarkan hasil alur prosesnya.
pemetaan yang telah
dilakukan
Minggu Identifikasi dan Mengidentifikasi Penetapan dan
II penentuan prioritas masalah yang ada pada penentuan prioritas
masalah. salah satu proses diatas, masalah dilakukan
merumuskan tujuan, setelah konsultasi
menentukan prioritas, dengan pembimbing
dan mencari alternatif lapangan dan
pemecahan masalah pembimbing
termasuk membuat POA akademik.
berkaitan dengan
pemecahan masalah
tersebut serta penilaian
dan evaluasi
Mencari alternative Menentukan akar Menetapkan akar
pemecahan masalah. masalah dengan fish masalah dan
bone diagram serta alternatif pemecahan
menetapkan alternatif masalah dengan
pemecahan masalah. pembimbing
lapangan dan
pembimbing
akademik.
Melakukan Laporan residensi bab 1 Melalui Platform
konsultasi kepada Laporan residesni bab 2 Zoom peserta
pembimbing Laporan residensi bab 3 residensi yang
lapangan dan didampingi oleh
pembimbing pembimbing
akademik terkait lapangan kepada
laporan residnsi pembimbing
akademik
Membuat Plan of Membuat Table POA. Diskusi kelompok
Action dengan penmbimbing
lapangan dan
pembimbing
akademik.
Minggu Konsultasi ke Menyelesaikan perbaikan Format laporan
III pembimbing laporan residensi sesuai dengan Buku
lapangan dan Laporan residensi bab 4 panduan Residensi
pembimbing Laporan residensi bab 5 oleh pihak prodi
akademik Residensi Laporan residensi bab 6 Stikes Hang Tuah
dan artikel untuk pekanbaru
Prosiding Residensi.

Minggu Konsul melakukan perbaikan Format laporan


ke IV kepembimbing laporan residensi sesuai dengan Buku
lapangan dan Residensi
pembimbing
akademik

Tabel 2. Jadwal Konsultasi dan Seminar Laporan Residensi

No Hari/Tanggal Jam Kegiatan Keterangan


.
1. Sabtu, 20 08.30 – Jadwal konsultasi Sebelum mahasiswa
November 11.30 dengan dosen konsultasi wajib
2021 – Sabtu, pembimbing menghubungi
27 November akademik. pembimbing
2021 akademik,
Prodi S2 STIKes
Hang Tuah
Pekanbaru.
2. Kamis, 09 08.00 – Seminar hasil Jadwal
Desember selesai menyesuaikan.
2021 – Sabtu (Laporan dan
23 Desember manuskrip residensi
2021 paling lambat 3
(Tiga) hari sebelum
jadwal seminar hasil).
3. Minggu,19 Revisi Laporan
Desember Residensi
2021 –
Sabtu,25
Desember
2021
4. Minggu,26 Revisi Manuskrip
Desember Artikel
2021 – 03
januari 2022

BAB 4

GAMBARAN UMUM TEMPAT RESIDENSI

4.1 Wilayah Kerja UPT Puskesmas Selatbaru


UPT Puskesmas Selat baru Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Riau
adalah salah satu Puskesmas yang berada di wilayah Kec Bantan, yang awalnya
merupakan puskesmas rawat jalan dan pada bulan Juli tahun 2010 berubah
menjadi puskesmas rawat inap dengan cakupan wilayah kerja 23 desa kemudian
mengalami pemekaran wilayah kerja menjadi 14 desa. Adapun 14 desa di wilayah
kerja UPT Puskesmas Selatbaru sebagai berikut :
1 Desa Jangkang
2 Desa Deluk
3 Desa Bantan Tua
4 Desa Pasiran
5 Desa Resam Lapis
6 Desa Selatbaru
7 Desa Berancah
8 Desa Bantan Tengah
9 Desa Mentayan
10 Desa Hulu Pulau
11 Desa Teluk Papal
12 Desa Bantan Sari
13 Desa Bantan Air
14 Desa Bantan Timur
A. Peta Stuasi Kabupaten Bengkalis 2021

4.1.2 Geografis
Kecamatan Bantan merupakan salah satu dari Kecamatan yang berada di
pulau Bengkalis yang mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bengkalis
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bengkalis dan Selat Malaka
4. Sebelah Timur Berbatasan dengan Selat Malaka.
5. Sedangkan Letak wilayah adalah :
6. 10 15’ Lintang Utara s/d 10 36’43” Lintang Utara
7. 1000 Bujur Timur s/d 1020 30’29” Bujur Timur
Berdasarkan data - data dari Kantor Camat Bantan, Luas wilayah Kecamatan
Bantan adalah 566 Km2, dimana desa terluas adalah Selatbaru dengan luas 145
km2 dari luas keseluruhan Kecamatan Bantan, diikuti oleh desa resam lapis 114
km2 . Desa dengan jarak lurus terjauh dari ibukota Kecamatan Bantan adalah
Desa Bantan Timur dengan Jarak lurus 27 km. Dan jarak terdekat adalah desa
Selat Baru sebagai ibukota Kecamatan Bantan (Profil Data Kecamatan Bantan
2019).
Wilayah Kecamatan Bantan beriklim tropis, dengan dua musim yaitu musim
hujan dan musim kemarau. Topografi Wilayah desa Selat Baru yaitu daerah
dengan dataran rendah, tinggi daratan dari permukaan laut 2 Mdl dan bersuhu
rata-rata harian 320 C Kelembaban 320 dan tingkat curah hujan rata-rata dalam 1
bulan adalah 236 mm.

4.1.3 Sosio, Ekonomi, Budaya


Sebagian besar penduduk Desa Kecamatan Bantan berada di dataran
rendah dan tepi pantai dengan mata pencaharian terbesar berada di sektor
pertanian, peternakan dan perikanan. Komoditi andalan masyarakat adalah buah
naga, jagung, buah durian, kelapa sawit dan kebun karet. Dan pada sektor
peternakan yaitu ikan, sapi, kambing dan ayam.
Pemerintah Desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan
peningkatan pendapat perkapita menggunakan terobosan dengan mengadakan
proyek pengembangan komoditi lain seperti : menanam berbagai macam sayur-
sayuran, pohon matoa, durian. Kekayaan alam yang begitu besar membuat
pemerintah desa terus berupaya agar kekayaan alam tersebut dapat menjadi
pendukung sistem perekonomian mandiri untuk mewujudkan masyarakat yang
sejahtera berwawasan, sehingga bisa terbebas dari keterbelakangan perekonomian
yang selama ini menjadi masalah yang sulit untuk dipecahkan.

4.1.4 Visi, Misi, dan Motto UPT Puskesmas Selatbaru

1. Visi dan Misi

UPT Puskesmas Selatbaru Kecamatan Bantan memiliki Visi yaitu


“Terwujudnya UPT Puskesmas Selatbaru Kecamatan Bantan Kabupaten
Bengkalis mamelalui penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan yang
Optimal Menuju Bantan Sehat 2020”.
Untuk mencapai Visi Kecamatan Bantan sehat 2020, maka ditetapkan 4 (empat)
Misi UPT Puskesmas Selatbaru Kecamatan Bantan yaitu :
1. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan diwilayah
Kecamatan Bantan
2. Mendorong kemandirian individu, keluarga dan masyarakat untuk
hidup sehat
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu
merata dan terjangkau
4. Memelihara kesehatan meningkatkan pelayanan kesehatan individu,
keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.

B. Motto dan Tata Nilai


Motto Puskesmas Selatbaru adalah Melayani dengan Siaga. Sedangkan
Tata Nilai Puskesmas Selatbaru adalah S (senyum, Sapa, Salam, Sopan,
Santun ), I (Inovatif), A ( Adil dalam pelayanan ), G (Gelorakan semangat
pelayanan prima ), A ( Amanah menjaga keselamatan pasien )

4.1.3. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi


1. Kedudukan
Kedudukan Puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan Sistem
Kesehatan Nasional, Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah
Daerah: Sistem Kesehatan Nasional Kedudukan puskesmas dalam Sistem
Kesehatan Nasional adalah sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama
yang bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Kedudukan puskesmas di antara
berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat
adalah sebagai pembina.Puskesmas mempunyai tugas teknis operasional, yaitu
tugas untuk melaksanakan kegiatan teknis yang secara langsung berhubungan
dengan masyarakat. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mempunyai tugas untuk
menetapkan struktur organisasi Puskesmas dengan pertimbangan beban kerja dan
potensi sumberdaya yang tersedia di Puskesmas.
2. Tugas Puskesmas
Tugas pokok Puskesmas adalah melaksanakan kebijakan kesehatan untuk
mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka
mendukurng terwujudnya kecamatan sehat.
Adapun tugas dari pada puskesmas itu sendiri adalah
1. Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan
pendekatan keluarga.
3. Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara Puskesmas
mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga
3. Fungsi Puskesmas
Fungsi Puskesmas Untuk membuat panduan implementasi manajemen, lebih
mudah bila uraiannya berdasarkan fungsi Puskesmas. Puskesmas diera
desentralisasi mempunyai 3 fungsi yaitu: Menggerakkan pembangunan
berwawasan kesehatan Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan
memiliki makna bahwa Puskesmas harus berperan sebagai motor dan motivator
terselenggaranya pembangunan yang mengacu, berorientasi serta dilandasi oleh
kesehatan sebagai faktor pertimbangan utama.

4.1.4 Jenis/Program Pelayanan Kesehatan

Upaya kesehatan yang diselenggarakan di UPT Puskesmas Selatbaru


Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis terdiri dari Upaya Kesehatan Wajib,
Upaya kesehatan Pengembangan maupun Upaya Kesehatan Penunjang. Upaya
kesehatan ini dikelompokkan menjadi tiga yaitu:

1. Upaya Kesehatan Wajib meliputi:


1. Promosi Kesehatan
2. Kesehatan Lingkungan
3. Kesehatan Ibu dan Anak termasuk KB
4. Gizi
5. Pemberantasan Penyakit
6. Upaya Pengobatan
7. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
2. Upaya Kesehatan Pengembangan meliputi:
a) Upaya Kesehatan Sekolah
b) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
c) Upaya Kesehatan Lanjut Usia
d) Kesehatan Tradisional
e) Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga
f) Kesehatan Jiwa
g) Penyakit Tidak Menular
3. Upaya Pelayanan Penunjang
a. Upaya laboratorium medis dan laboratorium kesehatan
b. Upaya pencatatan laporan
4.1.5 Struktur Organisasi dan Ketenagaan

KEPALA UPT PUSKESMAS


SELATBARU
SITI AZIZAH, AMK3

KEPALA SUBBAG TATA USAHA

SRI REZEKI, SKM


Penanggungjawab Bangunan,
Penanggungjawab UKM Penanggungjawab UKP, Kefarmasian dan Prasarana dan Peralatan
Penanggungjawab Jaringan Pelayanan
Pengembangan Laboratorium Puskesmas dan Jejaring Puskesmas
LINDA HARIYANI, SKM Dr. ASMALA SARI SRI HARTINAH, AMK
NS. SUPRAYETNO, .S. KEP

Promosi kesehatan Kes. Gigi Masyarakat


Program TB KIA
LINDA HARYANI, Drg.Azwari
SKM Ns. Veldayana lestari, FITRISHALAWATY, AMD.. KEB
S.Kep
Kesehatan Kesehatan Tradisional

Enimay, SKM
Kesehatan Lainnya Puskesmas Pembantu
Siti hartina, AMK
Afriyeni, AMK Suryadi, AMK
Kesehatan Keluarga
Kesehatan Olahraga
Mutiah, AMK Imunisasi
Rivana, AMK
Faradila, S.Kep
Gizi
Lia perdana, amg Kesehatan Kerja Program DBD

Enimay, SKM Sukmawati, AMK


P2P
Sukmawati, AMK ISPA Kesehatan Lainnya

Yesi anggreini, AMK


PERKESMAS

Ns. Suprayetno, S.Kep

Gambar 1 Struktur organisasi UPT Puskesmas Selatbaru


Tabel 1. Kualifikasi ketenagaan di UPT Puskesmas Selatbaru

No Kualifikasi Tenaga Status Jumlah


ASN Non ASN
1. Dokter Umum 5 4 9
2. Dokter Gigi 1 2 3

3. Perawat 16 7 23

4. Bidan 6 6 12

5. SKM 1 1 2
6. Gizi 1 1 2

7. Analis Kesehatan 2 1 3

8. Aka Farma 1 2 3

9. Apoteker 0 1 1
10. Farmasi 0 2 2

11. Sanitarian 3 0 3

12. Petugas perizinan 0 1 1

13. Petugas Pendaftaran 0 4 4


14. Petugas Administrasi 3 1 4

15. Petugas Keamanan 1 2 3

16. Petugas kebersihan 1 3 4

Total 40 40 80

4.1.6 Sarana dan Prasarana

Adapun sarana dan prasarana di UPT Puskesmas Selatbaru kecamatan bantan


kabupaten bengkalis terdiri dari 3 bangunan yaitu
1. Bangunan utama (digunakan untuk pelayanan rawat jalan dan
administrasi ),2.
2. Bangunan rawat inap (untuk perawatan pasien), dan PONED
( pelayanan obstetric Neonatal Dasar ). 3.
3. Bangunan rawat inap terdiri dari 3 ruangan yaitu ruang perawatan
umum laki-laki, ruang perawatan umum perempuan dan ruang
perawatan khusus ibu bersalin. 4
4. Memiliki Unit Gawat Darurat (UGD) yang standbay 24 jam setiap
harinya. Dan
5. Puskesmas selatbaru juga sudah memiliki akses listrik selama 24 jam
tetapi belum memiliki akses terhadap air bersih. Memiliki ambulans
sebanyak 2 Unit untuk transport rujukan dan gawat darurat.

UPT Puskesmas Selat baru kecamatan bantan kabupaten bengkalis juga dibantu
oleh 8 Puskesmas pembantu (Pustu) yang terdiri dari:
1. Pustu Selat baru,
2. Pustu Jangkang,
3. Pustu Bantan Tengah,
4. Pustu Bantan Air,
UPT Puskesmas Selatbaru juga sudah memiliki 4 Pos Bersalin Desa (Polindes)
yaitu:
1. Polindes jangkang, 2.
2. Polindes Deluk,
3. Polindes Pasiran, 4.
4. Polindes Teluk Papal, 5.
5. Polindes Bantan Timur,
6. Polindes Bantan Tua
Serta Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) yaitu :
1. Poskesdes Pasiran,
2. Poskesdes Bantan Tengah, 3.
3. Poskesdes Teluk Papal, 4.
4. Poskesdes Ulu Pulau dan juga dibantu oleh 9 bidan desa. Selain itu
juga dibantu 25 unit Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Balita, 17 unit
Posyandu Usila serta 11 Pos Binaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
(Posbindu PTM).
4.1.7 Sumber Pembiayaan

Adapun Sumber pembiayaan Pendanaan di UPT Puskesmas Selatbaru


Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) kabupaten/kota, Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN), dan Dana Kapitasi BPJS. Pembiayaan kesehatan mengutamakan
upaya preventif dan promotif agar terlaksananya program-program
unggulan/prioritas nasional.

Disamping itu puskesmas masih menerima dana yang berasal dari pemerintah
provinsi dan pemerintah pusat. Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan
atas dua macam yaitu:

1. Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan gedung,


pengadaan peralatan serta pengadaan obat Dana anggaran rutin yang
mencakup gaji karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan.
2. Pembelian barang habis pakai serta biaya operasional Setiap tahun kedua
anggaran tersebut disusun oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota untuk
seterusnya dibahas bersama DPRD Kab/Kota. Puskesmas diberikan
kesempatan mengajukan kebutuhan untuk kedua anggaran tersebut melalui
Dinas kesehatan Kab/Kota. Penanggungjawab penggunaan anggaran yang
diterima oleh puskesmas adalah kepala puskesmas, sedangkan administrasi
keuangan dilakukan oleh pemegang keuangan puskesmas yakni staf yang
ditetapkan oleh Dinas KesehatanKab/Kota atas usulan kepala puskesmas.
Penggunaan dana sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui
dengan memperhatikan berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
4.2 Analisis Situasi Unit Kerja
Program Promosi Kesehatan di UPT Puskesmas SelatBaru dilaksanakan
bertujuan untuk KIE kesehatan yang merupakan salah satun program pelayanan
luar balai yang beroriantasi pada kampanye anti stigma dan deskriminasi terhadap
ODH di 11 provinsi di Indonesia Timur,mulai dari sulawesi sampai ke papua.
Yang mana berdampak pada perubahan perilaku masyarakat di wilayah kerja UPT
Puskesmas SelatBaru.Program promosi kesehatan di UPT Puskesmas Selatbaru
dikelola langsung oleh promotor kesehatan, yang merupakan sarjana kesehatan
masyarakat dan berstatus ASN.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara kepada Kasubag TU dan
beberapa staf pelayanan pemegang program selama dilakukan residensi di UPT
Puskesmas Selatbaru sudah sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP)
akan tetapi pihak puskesmas tetap akan melakukan dalam Jangka waktu untuk
melaksanakan promosi kesehatan di puskesmas ini secara continue yaitu selama
satu tahun.Kegiatannya dibagi menjadi 2,yaitu diluar gedung dan didalam gedung.
Untuk diluar gedung, contohnya adalah, advokasi, kemitraan, pembinaan
posyandu, edukasi, sosialisasi, penyuluhan,famflet.sedangkan didalam
gedung.misalnya kelas ibu hamil,ketika ada acara pengajian serta kelompok-
kelompok rentan dan lain sebagainya.

4.2.1 Fungsi Manajemen

A. Fungsi Perencanaan Berdasarkan hasil wawancara dan observasi di


Bidang Pelayanan Kesehatan

Berdasarkan hasil dari wawancara kepada Kasubag TU yaitu ( Ibu Sri


Rezeki S.K.M ) di UPT Puskesmas Selatbaru Kecamatan Bantan Kabupaten
Bengkalis, dan dari hasil pengumpulan data program, wawancara yang dilakukan
dengan pemegang program promosi kesehatan di UPT Puskesmas Selatbaru, serta
observasi,serta penyuluhan kepada ibu hamil yang sedang melakukan kunjungan
Antenatal Care tentang fungsi manajemen yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian, ada pun temuan yang terkait
denganprogram kerja promosi kesehatan wajib yaitu,promkes,PL,KIA,KB,GIZI,BP
adapun perencanaan dari pada upaya kesehatan pengembangan
yakni,UKS,PKM,Lansia,dan batra.dimana dari sepuluh program Promosi kesehatan
ada beberapa yang belum tercapai sesuai target UPT Puskesmas Selatbaru untuk
program promosi kesehatan yaitu di bidang KIA khususnya di Antenatal Care
harusnya pencapaian 100% harusnya KB,dan Gizi.

4.2.2 Fungsi Perencanaan

Untuk fungsi perencanaan Program promosi kesehatan di usulkan setiap


tahun. Kegiatan menyusun rencana kegiatan rutin ini dilakukan di akhir tahun
untuk ditahun yang akan datang. Rencana usulan kegiatan dibuat berdasarkan
permasalahan terbanyak di sepanjang tahun yang akan di intervensi di tahun yang
akan datang. Pada saat pembuatan perencanaan, pemegang program promkes
secara bersama-sama dengan program lain membuatnya sehingga pemegang
program dapat saling berintegrasi.

4.2.3 Fungsi Pengorganisasian

4.2.3.1 Struktur organisasi


Struktur organisasi di unit program promosi kesehatan dipimpin oleh
penanggung jawab program dalam pelaksanaan kegiatan,lalu penanggung jawab
program dibantu oleh seluruh staff UPT Puskesmas Selatbaru
4.2.3.2 Tugas program promosi kesehatan :
1. Menyusun rencana tahunan,dan bulanan kegiatan pelayanan promosi
kesehatan berdasarkan data program puskesmas dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku sebagai pedoman kerja.
2. Melaksanakan promosi kesehatan meliputi penyuluhan kesehatan, melatih
kader Kesehatan tentang pentingnya melakukan Antenatal Care serta
program yang terkait dengan prosedur dan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
3. Advokasi serta,Monitoring dan Mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan
promosi kesehatan secara keseluruhan.
4. Membuat catatan dan laporan kegiatan dibidang tugasnya sebagai bahan
informasi dan pertanggung jawaban kepada atasan.
5. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

4.2.3.3 Fungsi Pengorganisasian di UPT Puskesmas Selatbaru Tahun 2021


4.2.3.4 Pengaturan Jadwal Kerja
Dari hasil wawancara dan observasi tentang jadwal kerja, jadwal
disusun di awal tahun, dibuat perbulan sesuai target UPT Puskesamas selatbaru.
Jika target pada bulan tertentu tidak tercapai, maka kegiatan akan dijadwalkan
kembali di bulan–bulan berikutnya,sampai pada akhir tahun. Dalam satu hari
program promkes bisa melakukan kegiatan dalam gedung dan luar gedung
dibantu staf puskesmas lain yang namanya terjadwal pada hari itu.
4.2.4 Fungsi Pengarahan

Penulis menganalisa fungsi pengarahan melalui supervise, pendelegasian dan


manajemen konflik.

4.2.4.1 Fungsi Pengarahan


4.2.4.2 Motivasi kepada staf
Dilaksanakannya pertemuan rutin setiap 12 kali sebulan sekali
untuk memberikan laporan sesuai perencanaan bersama yaitu rapat
tim mutu/RTM. Selain itu setiap apel senin pagi selalu ada arahan
dan motivasi dari kepala UPT Puskesmas selatbaru.
4.2.4.3 Pendelegasian wewenang
Kegiatan pendelegasian wewenang berhak di lakukan oleh Kepala
Seksi Kesehatan Keluarga Ibu dan Bayi yang ada di UPT
Puskesmas Selatbaru dan apabila ada pegawai yang tidak datang,
maka Kepala Seksi akan menunjuk pegawai lain untuk
menggantikan tugas yang ditinggalkan. Begitu juga jika Kepala
Seksi tersebut yang harus meninggalkan tugas, maka ia akan
menunjuk salah satu staf yang kompeten untuk menggantikan
tugasnya.
4.2.4.4 Supervisi
lebih kepada pengawasan partisipasif yaitu seluruh staf ikut serta
dalam proses pengawasan, dilaksanakan secara rutin dan dilakukan
pembahasan serta pemecahan masalah untuk dicari jalan keluarnya.
Dilaksanakan dua kali dalam satu tahun.
4.2.4.5 Manajemen konflik
Manajemen konflik di UPT Puskesmas Selatbaru yaitu dengan
melakukan rapat, diawali dengan rapat internal oleh KTU, yang
melibatkan Kepala Puskesmas dan Penanggung jawab
program.Pada rapat internal ini dibahas kendala atau masalah yang
ditemukan untuk mencari solusi dari masalah yang ditemukan. Jika
rapat internal selesai dan solusi sudah didapat maka di buat agenda
rapat eksternal yang beranggotakan kepala puskesmas, KTU,
pemegang program terkait, bila diperlukan rapat juga dapat
melibatkan kader, tokoh masyarakat serta lintas sektor yang terkait.
4.2.5 Fungsi Pengendalian

Dimana fungsi pengendalian di UPT Puskesmas Selatbaru yakni untuk


proses guna memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan
aktivitas yang direncanakan dan berfungsi untuk menjamin kualitas serta
pengevaluasian penampilan, langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
pengendalian / pengontrolan meliputi :
1. menetapkan standar dan menetapkan metode mengukur prestasi kerja,
melakukan pengukuran prestasi kerja,
2. menetapkan apakah prestasi kerja sesuai dengan standar dan mengambil
tindakan korektif.
Selain itu juga Fungsi pengendalian dari penilaian kinerja masing-masing staf
dilihat dari nilai prestasi kerja yang masing-masing ada indikatornya dimana
Indikator mutu, mengacu pada Standar Pelayanan Mutu Bidang Kesehatan yaitu:
Indikator Persyaratan Minimal,Indikator penampilan Minimal dan kinerja bidan.
4.2.5.1 Audit Dokumen
Audit dokumen oleh UPT Puskesmas Selatbaru yaitu Dilakukan oleh
Kepala Seksi pelayanan Kesehatan unit KIA dalam rangka pelaksanaan motivasi
ibu hamil untuk melakukan kunjungan ANC di UPT Puskesmas Selatbaru
Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis.Gunanya adalah verfikasi dan koreksi
internal terhadap dokumen, apakah sesuai pelaksanaan dengan standar yang
berlaku, minimal sekali dalam setahun.

4.2.5.2 Survey kepuasan


Belum ada survey penilaian pemahaman tentang promosi Kesehatan dalam
meningkatkan motivasi ibu hamil untuk melakukan Antenatal Care di UPT
Puskesmas Selatbaru Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis Tahun 2021.

4.2.5.3 Penilaian kinerja


Penilaian kinerja di UPT Puskesmas Selatbaru merupakan salah satu indikator
dalam penilaian kondisi Sumber Daya Manusia yang dilakukan satu kali dalam
satu tahun dengan melihat evaluasi kinerja bulanan yaitu,Orentasi
pelayanan,Integritas,Komitmen,Disiplin,Kerjasama dimana juga memiliki
tahapannya yaitu,
1. Identifikasi sumber data dan pengumpulan data kinerja program atau
kegiatan.
2. Pelaksanaan review kinerja tahunan dalam promosi Kesehatan dalam
meningkatkan motivasi ibu hamil untuk melakukan kunjungan
Antenatal Care di UPT Puskesmas Selatbaru Kabupaten Bengkalis
Tahun 2021
3. Menyusun dokumen hasil review kinerja tahunan.
4.2.6 Alur Proses Kegiatan di UPT Puskesmas Selatbaru Tahun 2021

Gambar 1. Alur Proses Kegiatan promosi kesehatan dalam meningkatkan


motivasi ibu hamil untuk melakukan kunjungan ANC di UPT Puskesmas
Selatbaru Kabupaten Bengkalis Tahun 2021.
4.3 Identifikasi dan Prioritas Masalah
Identifikasi masalah dari alur proses yang didapat dari observasi dan
wawancara dengan Kepala Sub Bagian Tu yaitu ibu sri rezeki S.K.M di Bidang
Kesehatan Masyarakat, dan kepada bidan coordinator bidang KIA dan telusur
dokumen data kunjungan ANC yang penulis lakukan melalui proses manajemen
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian.

Identifikasi masalah antara lain:


1. Kurangnya koordinasi antara staf pelayanan program promosi kesehatan
dengan staf program kesehatan ibu dan anak.
2. Sdm atau tenaga medis yang masih terbatas dalam melakukan motivasi ibu
hamil untuk melakukan antenatal care di UPT Pusekesmas Selatbaru

3. Tidak ada media dalam penyuluhan dari petugas petugas program promosi
kesehatan dalam meningkatkan motivasi ibu hamil untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan di UPT Puskesmas Selatbaru.

4.3.1 Prioritas Masalah

Penentuan prioritas masalah dilakukan dengan menggunakan Metode USG


yang merupakan salah satu cara dengan teknik scoring (Lihawa, Mansur, & S,
2015), dengan pembobotan dengan memperhatikan aspek sebagai berikut:
1. Urgency (U)
Kriteria dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak masalah
tersebut diselesaikan.
2. Seriousness (S) Kriteria yang menunjukkan tingkat keseriusan dari
masalah dengan melihat dampak masalah tersebut terhadap produktifitas
kerja, pengaruh terhadap keberhasilan, membahayakan sistem atau tidak.
3. Growth (G)

Kriteria yang menunjukkan tingkat perkembangan masalah dengan melihat


apakah masalah tersebut berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk
dicegah.
Setiap masalah diberikan nilai dengan rentang 1-5 dengan kriteria sebagai berikut:
1. Nilai 5 = sangat besar
2. Nilai 4 = besar
3. Nilai 3 = sedang
4. Nilai 2 = kecil
5. Nilai 1 = sangat kecil
Skor akhir dirumuskan dengan P=U+S+G, maksudnya masalah yang memiliki
skor tertinggi merupakan masalah prioritas.
Penggunaan metode USG apabila pihak perencana telah siap mengatasi masalah
yang ada, serta hal yang sangat penting adalah aspek yang ada di masyarakat dan
aspek yang ada dari masalah itu sendiri.

Tabel 3. Kriteria Matriks Masalah dengan Metode USG

No. Indikator U S G Hasil Prioritas


1. Kurangnya koordinasi
antara staf pelayanan
program promosi kesehatan
dengan staf program 4 5 5 14 I
kesehatan ibu dan anak di
UPT Puskesmas Selatbaru

2. Sumber daya manusia atau


tenaga medis yang masih
terbatas dalam melakukan
motivasi ibu hamil untuk 3 3 3 9 III
melakukan antenatal care
di UPT Pusekesmas
Selatbaru
3. Tidak ada media dalam
penyuluhan dari petugas
petugas program promosi 5 4 4 13 II
kesehatan dalam
meningkatkan motivasi ibu
hamil untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan di
UPT Puskesmas Selatbaru.
Berdasarkan hasil pembobotan table diatas yang dilakukan penulis, maka
masalah yang menjadi prioritas dan dibuat usulan pemecahan masalahnya adalah
Kurangnya koordinasi antara staf pelayanan program promosi kesehatan dengan
staf program kesehatan ibu dan anak di UPT Puskesmas Selatbaru.Dalam
menentukan prioritas masalah ini, penulis terlibat dengan pembimbing akademik,
pembimbing lapangan, dan penanggung jawab program promosi kesehatan dan
penanggung jawab program kesehatan ibu dan anak.

4.4 Alternatif Pemecahan Masalah

Sebelum penulis menentukan alternatif masalah maka terlebih dahulu yang


dilakukan adalah dengan membuat fish bone analysis (analisis tulang
ikan)dimana pada setiap tulang yang ada akan menggambarkan penyebab dari
timbulnya masalah.
Fish bone diagram atau diagram tulang ikan biasa disebut diagram cause and
effect atau diagram sebab akibat adalah alat yang membantu mengidentifikasi,
memilah, dan menampilkan berbagai penyebab yang mungkin dari suatu masalah
atau karakteristik kualitas tertentu. Diagram ini menggambarkan hubungan antara
masalah dengan semua faktor penyebab yang mempengaruhi masalah tersebut.
Fish bone analysis dari prioritas masalah yang didapat bisa dilihat pada
diagram berikut ini :
Gambar 2 Fish Bone Analysis
A. Alternatif Pemecahan Masalah
Dari gambar fishbone analysis diatas dapat dirumuskan penyebab dan alternatif
pemecahan masalah. Permasalahan yang menyangkut :

Tabel 4. Alternatif Pemecahan Masalah


Pemecahan
Prioritas Masalah Komponen Penyebab Masalah
Masalah/Solusi
Peran Promosi Method a. Penyuluhan yang tidak Mengatur jadwal serta
kesehatan dalam
meningkatkan terjadwal melakukan koordinasi
motivasi ibu hamil dengan progran
untuk melakukan
Antenatal Care di promosi kesehatan
UPT Puskesmas
Selatbaru 2021 b. Tidak dilakukannya sistem dan KIA
jemput bola Petugas promosi
kesehatan bersama
petugas KIA
melakukan koordinasi
untuk mendatangi
kerumah- rumah

Man
a. Sdm yang masih terbatas Menambah tenaga
medis bidan atau
b. Kurangnya koordinasi antara kader kesehatan
promkes dan KIA Bersama menyusun
rencana penyuluhan
Kurangnya peningkatan ANC
promkes mengikuti
pelatihan,seminar
dalam meningkatkan
program promosi
kesehatan

a. Mengajukan usulan
Money a. Keterbatasan anggaran
petugas ke lapangan penanambahan
anggaran melalui
Dana APBN

b. Mengusulkan
kepada pemerintah
daerah untuk
Environment menambah polindes
a. Jarak tempuh yang jauh

c. Mengusulkan
kepada PJ
Material program
a. Belum optimalnya reward
dan punishment. pelayanan promosi
kesehatan dan PJ
b. Kurangnya media promosi KIA untuk
memberikan
penghargaan atau
hadiah kepada ibu
hamil yang
melakukan
pemeriksaan
lengkap di UPT
Puseksmas
Selatbaru
d. Mengusulkan
kepada PJ promosi
kesehatan untuk
membuat media
promosi kesehatan
seperti leaflet atau
spanduk

Solusi atau pemecahan masalah yang dapat diberikan sesuai dengan peran
promosi kesehatan dalam meningkatkan motivasi ibu hamil untuk melakukan
pemeriksaan Antenatal Care di UPT Puskesmas Selatbaru dengan melakukan
pendekatan ABGK, yaitu

5 Advokasi : Tujuan utama advokasi adalah untuk mendorong dikeluarkannya


kebijakan-kebijakan publik oleh pejabat publik sehingga mendukung upaya
kesehatan (promotif dan preventif). Melalui pelaksanaan advokasi kesehatan,
pejabat publik menjadi paham terhadap masalah kesehatan, kemudian
tertarik, peduli, menjadikan program kesehatan menjadi agenda prioritas
serta bertindak memberikan dukungan sumber daya dalam pelaksanaan
kegiatan.
6 Bina Suasana: Tujuannya meningkatnya pemahaman masyarakat, tentang
masalah kesehatan, dan upaya yang bisa dilakukan oleh masyarakat.
Melakukan konseling kepada individu dan kelompok dengan menggunakan
media elektronik, cetak, dan sosial media.
7 Pemberdayaan / Gerakan Masyarakat : Tujuannya adalah untuk
meningkatkan peran ibu hamil atau pun masyarakat dalam upaya kesehatan
(utamanya promotif & preventif). Kegiatannya memperkuat gerakan
masyarakat, pemberdayaan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dalam upaya kesehatan.
8 Kemitraan : Tujuannya adalah untuk meningkatkan dukungan mitra dalam
upaya kesehatan, dengan sasaran dinas / instansi non kesehatan, organisasi
masyarakat, dunia usaha, institusi pendidikan, dan organisasi profesi. (Inti
2019)

BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 RENCANA INTERVENSI ( PLAN OF ACTION )

A. Plan of Action
Pelaksanaan residensi dimulai tanggal 15 November s/d 30 November
2021 yang dimulai dengan pengarahan dan perkenalan, orientasi dan observasi ke
semua atau bagian kerja, memetakan alur proses dan mendalami proses kegiatan
di unit atau bagian dipilih, setelah penulis mengetahui gambaran umum dan
kondisi tempat residensi maka langkah selanjutnya penulis mengidentifikasi dan
penentuan prioritas masalah. Penentuan prioritas masalah dengan menggunakan
metode urgency, seriouus dan growth USG guna mencari permasalahan yang
paling urgen, serius dan growth setelah penulis mendapatkan masalah prioritas
maka langkah selanjutnya adalah mencari alternative pemecahan masalah dengan
menggunakan metode fish bone . Metode fish bone dilihat dari unsur man, money,
method dan material. Masing – masing unsur 4 M akan dibuat pemecahan
masalah/ bentuk kegiatan yang tertuang dalam Plan of Action (POA). POA dalam
program/ kegiatan di UPT Puskesmas Selatbaru Kecamatan Bantan Kabupaten
Bengkalis Tahun 2021 dalam laporan residensi adalah format POA secara umum.
POA berbentuk matriks kegiatan, seperti dibawah ini :

Tabel 5.1 Matrik Rencana Intervensi (Plan Of Action)

PELA
AN
SASARA WAKT
INDIKATOR KEGIATAN TUJUAN DANA LOKASI PENA
N U
GU
JAW
1. Man Bersama Meningkatkan Staf 1 kali APBD Puskesm Kepal
menyusun kinerja sesuai Promkes setahun as Bidan
dengan tugas dan Staf Sumb
rencana
KIA Keseh
penyuluhan
ANC

Terpenuhi Puskesmas 1 kali APBD Kepal


Penambahan tenaga medis setahun Puskesma Dinas
Tenaga di wilayah s Keseh
kerja Kabup
Puskesmas Bengk

Meningkatkan Penanggun 1 kali APBD Dinas Kepal


Mengikuti pengetahuan g Jawab setahun Kesehata Seksi
pelatihan, promosi Promkes n Promk
seminar kesehatan dan Kepal
dalam Penanggun KIA
program ANC g Jawab
KIA
2. Method Mengatur Untuk Staf 1 kali APBD Puskesma Kepal
jadwal serta terwujudnya Promkes setahun s Seksi
rencana dan Staf Promk
melakukan
kegiatan rutin KIA Kepal
koordinasi dan terjadwal seksi K
dengan program untuk
promosi melakukan
promkes ke
kesehatan dan
lapangan dan
KIA berkoordinasi
dengan
penanggung
jawab progam
KIA

Staf promosi Meningkatkan Staf 1 kali APBD Rumah Kepal


kesehatan kesadaran dan Promkes setahun ibu hamil Seksi
memotivasi dan Staf Promk
bersama
ibu hamil KIA dan K
petugas KIA untuk Seksi
melakukan melakukan
koordinasi ANC

untuk
mendatangi
kerumah ibu
hamil
3. Money Usulan proposal Tersedianya Staf 1x APBD Staf Kep
danakepada anggaran Promkes Setahun petugas Pusk
pemerintahan transportasi dan Staf promkes as
petugas KIA dan
kelapangan petugas
KIA

4. Environment Membuat Advokasi ke Staf 1x APBD Puskesma Kepal


proposal kepada pemerintahan Promkes setahun s Seksi
pemerintah Desa untuk dan Staf Promk
daerah untuk membuat KIA dan K
menambah suatu Seksi
polindes kebijakan
tertulis
tentang ANC

5 Material Membuat PJ Meningkatkan Staf 1x APBD Puskesma


. program motivasi ibu Promkes setahun s Kepal
pelayanan hamil untuk dan Staf Seksi
promosi melakukan KIA Promk
kesehatan dan ANC dan K
PJ KIA untuk Seksi
penghargaan
atau hadiah

Membuat Meningkatkan Staf 1x APBD Puskesma


Kepal
media promosi Seksi
kesehatan Promkes Promk
,mempertahan
seperti leaflet kan kesehatan dan Staf s,Posyand dan K
setahun
atau spanduk KIA u Seksi
ibu dan bayi

5.2 Pembahasan Rencana Intervensi

Dalam rencana intervensi atau yang biasa disebut plan of action, rencana
kegiatan yang di lakukan harus disesuaikan dengan sumber daya, sasaran, dana,
dan target. Dari alternatif pemecahan masalah yang ada pada masalah program
Promosi kesehatan dalam meningkatkan motivasi ibu hamil untuk melakukan
Antenatal Care di UPT Puskesmas Selatbaru 2021 yang dijelaskan secara
intervensi sebagai berikut :

1. Man

Rencana intervensi dari segi Man adalah melakukan Bersama menyusun rencana
penyuluhan ANC, melakukan pelatihan untuk PJ Promkes dan PJ KIA, serta
pelatihan kader.

Dari hasil wawancara mendalam, dan observasi langsung kepada beberapa ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan di UPT Puskesmas Selatbaru Kecamatan
Bantan Kabupaten Bengkalis Tahun 2021, Tingkat pengetahuan tentang Antenata
Care sebenarnya sudah baik, namun kesadaran untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan secara lengkap yang masih sangat kurang dan juga dukungan suami
dan keluarga yang masih kurang,seperti ibu hamil Cuma melakukan pemeriksaan
kehamilan di trimester pertama,masih dibantu oleh dukun beranak,masih adanya
ibu hamil yang tidak rutin minum tablet FE,ibu hamil yang tidak menjaga
kebersihan diri,jarak kehamilan yang dekat,ibu hamil yang tidak imunisasi
Tetanus,umur ibu yang terlalu muda,umur ibu yang terlalu tua,dan ibu yang
mempunyai resiko tinggi kehamilan.Untuk itu agar program promosi kesehatan
dalam meningkatkan motivasi ibu hamil untuk melakukan Antenatal Care di UPT
Puskesmas Selatbaru 2021 yaitu melakukan Bersama Kepala Seksi Promosi
Kesehatan dan Kepala Seksi KIA untuk menyusun rencana penyuluhan Antenatal
Care, melakukan pelatihan untuk Penanggung Jawab Promkes dan Penanggung
Jawab KIA, serta pelatihan Kader Kesehatan.

Hasil wawancara observasi dan penelusuran dokumentasi, kepada penanggung


jawab program dan kader posyandu penulis.

BAB 6

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pelaksanaan residensi dengan judul ” PERAN PROMOSI


KESEHATAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI IBU HAMIL
UNTUK MELAKUKAN ANTENATAL CARE DI UPT PUSKESMAS
SELATBARU TAHUN 2021”

Metode yang digunakan adalah wawancara dan observasi serta diskusi.


Berdasarkan hasil pengkajian selama pelaksanaan residensi ini, maka dapat
penulis simpulkan ada 6 masalah pokok. Masalah pokok yang dimadsud sebagai
berikut :

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penulisan laporan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa prioritas masalah yang didapatkan dengan menggunakan metode USG
adalah Kurangnya koordinasi antara staf pelayanan program promosi kesehatan
dengan staf program kesehatan ibu dan anak di UPT Puskesmas Selatbaru,
Sosialisasi dari tenaga kesehatan dan kader yang masih rendah, kurangnya sarana
prasarana dan advokasi yang belum maksimal.

5.2. Rekomendasi

Rekomendasi yang disampaikan merupakan tujuan dari pelaksanaan Residensi


Mahasiswa Prodi S2 Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah
Pekanbaru, dimana mahasiswa harus mampu menerapkan ilmu manajerial di
Bidang Promosi Kesehatan di UPT Puskesmas Selatbaru Kecamatan bantan
Kabupaten Bengkalis Riau Tahun 2021 sebagai berikut :
1. Diharapkan kerjasama lintas program dan lintas sektoral lebih
ditingkatkan. Perlu di rancang Standar Operasional Prosedur Program
Promosi Kesehatan yang sesuai dengan tatanan baru yang sesuai dengan
Protokol kesehatan Covid 19.
2. Perlunya regulasi yang dikeluarkan oleh kepala UPT Puskesmas sehingga
nanti bisa dibuat reward dan punishment bagi ibu hamil yang melakukan
pemeriksaan lengkap di UPT Puskesmas Selatbaru.
3. Meningkatkan frekuensi promosi kesehatan yang melibatkan bidan
desa,kader Kesehatan dan tokoh masyarakat, pemerintah desa, dan lintas
sector oleh UPT Puskesmas Selatbaru Kecamatan Bantan Kabupaten
Bengkalis Riau Tahun 2021
4. Monitoring dan evaluasi kepada staf program promosi kesehatan dan staf
program KIA dalam meningkatakan motivasi ibu hamil untuk melakukan
kunjungan ANC di UPT Puskesmas Selatbaru Kecamatan Bantan
Kabupaten Bengkalis Riau Tahun 2021 secara berkala.

5.3 PANDUAN WAWANCARA DENGAN INFORMAN PERTAMA


Kasubag UPT Puskesmas Selatbaru Kabupaten Bengkalis Tentang Gambaran
Umum UPT Puskesamas Selatbaru Kabupaten Bengkalis Ibu Sri Rezeki S.K.M

Pertanyaan

1. Apa Saja Upaya kesehatan wajib Puskesmas bagi ibu?

Jawaban:

Upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional dan global


serta yang mempunyai daya ungkit tinggi untuk peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini harus diselenggarakan
oleh setiap Puskesmas yang ada di wilayah Indonesia. Upaya tersebut
adalah:

1. Upaya promosi kesehatan

2. Upaya kesehatan lingkungan

3. Upaya kesehatan ibu dan anak serta KB

4. Upaya perbaikan gizi masyarakat

5. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular

6. Upaya pengobatan

2. Berapa wilayah kerja UPT Puskesmas Selatbaru Kabupaten Bengkalis?


Jawaban :

Wilayah kerja UPT Puskesmas sendiri ada 14 yaitu :

1. Desa Jangkang
2. Desa Deluk
3. Desa Bantan Tua
4. Desa Pasiran
2. Desa Resam Lapis
3. Desa Selatbaru
4. Desa Berancah
5. Desa Bantan Tengah
6. Desa Mentayan
7. Desa Hulu Pulau
8. Desa Teluk Papal
9. Desa Bantan Sari
10. Desa Bantan Air
11. Desa Bantan Timur

3. Bagaimana Sosio, Ekonomi, Budaya yang ada UPT Puskesmas Selatbaru


Kabupaten Bengkalis?
Jawaban :
Sebagian besar penduduk Desa Kecamatan Bantan berada di dataran
rendah dan tepi pantai dengan mata pencaharian terbesar berada di sektor
pertanian, peternakan dan perikanan. Komoditi andalan masyarakat adalah
buah naga, jagung, buah durian, kelapa sawit dan kebun karet. Dan pada
sektor peternakan yaitu ikan, sapi, kambing dan ayam.
4. Apa visi dan misi UPT Puskesmas Selatbaru Kabupaten Bengkalis?
Jawaban :
“Terwujudnya UPT Puskesmas Selatbaru Kecamatan Bantan
Kabupaten Bengkalis mamelalui penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan
yang Optimal Menuju Bantan Sehat 2020”.
Untuk mencapai Visi Kecamatan Bantan sehat 2020, maka ditetapkan
4 (empat) Misi UPT Puskesmas Selatbaru Kecamatan Bantan yaitu :
5. Menggerakan pembangunan berwawasan kesehatan diwilayah Kecamatan
Bantan
6. Mendorong kemandirian individu, keluarga dan masyarakat untuk hidup sehat
7. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu merata
dan terjangkau
8. Memelihara kesehatan meningkatkan pelayanan kesehatan individu, keluarga
dan masyarakat serta lingkungannya.
9. Apa saja yang menjadi tugas UPT Puskesmas Selatbaru Kabupaten
Bengkalis?
Jawaban :
Adapun tugas dari pada puskesmas itu sendiri adalah
a. Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
b. Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan
pendekatan keluarga.
c. Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara Puskesmas
mengintegrasikan program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan
mendekatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan
mendatangi keluarga.

WAWANCARA DENGAN INFORMAN KEDUA


Pertanyaan dengan Bidan Koordinator KIA UPT Puskesmas Selatbaru
Kabupaten Bengkalis ibu Fitri Amd.Keb UPT Puskesmas Selatbaru Kabupaten
Bengkalis Tentang kunjungan ANC ibu hamil
Pertanyaan :
6. Apakah setiap pasien ibu hamil dating dilakukan anemesa?
Jawaban :
Iya ,setiap ibu hamil yang dating untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan pasti kami lakukan ANC

Pertanyaan :
7. Apakah setiap ibu hamil yang datang untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan akan di priksa sesuai standrt?
Jawaban :
Iya kami tetap melakukan pemeriksaan sesui stndrat pelayanan
yang telah ditetapkan oleh kemenkes?
Pertanyaan :
8. Apakah setiap ibu hamil yang melakukan anc ditanyaan Riwayat KB?
Jawaban :
iya kami menanyakan Riwayat kehamilan terdahulu maupun Riwayat KB
Pertanyaan :
9. Apakah ibu menanyakan kebiasaan-kebiasaan yang merugikan kesehatan
seperti merokok, minum jamu, alcohol dan obat-obatan?
Jawaban :
Kadang menanyakan terkadang tidak
Pertannyaan :
10. Apakah setiap ibu hamil yang dating dijelaskan Pendidikan Kesehatan
selama masa kehamilan sampai nifas dan masa pemulihan?
Jawaban :
Terkadang lupa kami menjelaskan penkes kepada ibu hamil yang datang
untuk pemeriksaan kehamilannya.

Anda mungkin juga menyukai