Anda di halaman 1dari 149

SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA DENGAN


PERILAKU LANSIA DALAM PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE
DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS KLUNGKUNG I

NI PUTU DENTIKA ASVINI

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2021

i
SKRIPSI
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA DENGAN
PERILAKU LANSIA DALAM PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE
DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS KLUNGKUNG I

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep.)


Pada Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali

Diajukan Oleh :

NI PUTU DENTIKA ASVINI


NIM.17C10161

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2021

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan


Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan Personal Hygiene di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Klungkung I” telah mendapatkan persetujuan pembimbing untuk
diajukan dalam siding skripsi penelitian.

Denpasar, 2 Juni 2021

Pembimbing I
Pembimbing II

AAA. Yuliati Darmini, S. Kep., Ns.,


I.B. Maha Gandamayu, MPH
MNS NIDN. 0821076701
NIDN. 0817128501

i
PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi ini telah Diuji dan Dinilai oleh Panitia Penguji pada Program Studi
Sarjana Keperawatan Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
pada tanggal 5 Juni 2021
Panitia Penguji Skripsi Berdasarkan SK Rektor ITEKES
Bali Nomor :DL.02.02.1784.TU.IX.20
Ketua :
1. Ns. Ni Luh Putu Dina Susanti,
S.Kep.,M.Kep NIR/NIDN : 0808117701
Anggota :

1. AAA. Yuliati Darmini, S. Kep., Ns., MNS


NIR/NIDN : 0821076701

2. I.B. Maha Gandamayu, MPH


NIR/NIDN : 0817128501

Mengetahui

Institut Teknologi dan Kesehatan Bali

Rektor Program Studi Sarjana Keperawatan

Ketua

AAA. Yuliati Darmini, S. Kep., Ns., MNS


NIDN. 0821076701
I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D
NIDN. 0823067802

i
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan


Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan Personal Hygiene di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Klungkung I”, telah disajikan di depan dewan penguji pada tanggal 5
Juni 2021 dan telah diterima serta disahkan oleh Dewan Penguji Skripsi dan
Rektor Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali.

Denpasar, 14 Juli 2021


Disahkan oleh :
Dewan Penguji Skripsi

Ketua :
1. Ns. Ni Luh Putu Dina Susanti,
S.Kep.,M.Kep NIR/NIDN : 0808117701
Anggota :

1. AAA. Yuliati Darmini, S. Kep., Ns., MNS


NIR/NIDN : 0821076701

2. I.B. Maha Gandamayu, MPH


NIR/NIDN : 0817128501

Mengetahui

Institut Teknologi dan Kesehatan Bali Program Studi Sarjana Keperawatan


Rektor Ketua

AAA. Yuliati Darmini, S. Kep., Ns., MNS


NIDN. 0821076701
I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D v
NIDN. 0823067802
FORMAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ni Putu Dentika Asvini


NIM : 17C10161

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul


“Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan Perilaku Lansia Dalam
Pemenuhan Personal Hygiene di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Klungkung I”,
yang saya tulis ini adalah benar-benar hasil karya saya sendiri. Semua sumber
baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya cantumkan dengan benar.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Skripsi adalah hasil jiplakan,
maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, tanpa adanya
tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi
akademik jika dikemudian hari pernyatan ini tidak benar.

Dibuat di : Semarapura
Pada tanggal : 2 Juni 2021
Yang menyatakan

(Ni Putu Dentika Asvini)

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan
Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan Perilaku
Lansia Dalam Pemenuhan Personal Hygiene di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Klungkung I”.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp.,M.Ng.,Ng.,Ph.D. selaku Rektor
Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin dan
kesempatan kepada penulis menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Ns. Ni Luh Putu Dina Susanti, S.Kep.,M.Kep selaku Wakil Rektor
(Warek) I Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali sekaligus Penguji yang telah
memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep.,MNS selaku Wakil Rektor (Warek) II
Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin dan
kesempatan kepada penulis menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Ns. I Kadek Nuryanto.,S.Kep.,Ns.,MNS selaku Dekan Fakultas
Kesehatan Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali yang memberikan
dukungan moral kepada penulis.
5. Ibu Anak Agung Ayu Yuliati Darmini, S.Kp.,Ns.,MNS selaku Ketua Program
Studi Sarjana Keperawatan Institut Teknologi dan Kesehatan Bali dan
sekaligus menjadi Pembimbing I yang telah memberikan dukungan moral dan
banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak I.B. Maha Gandamayu, MPH., selaku pembimbing II yang telah
banyak memberikan bimbingan dan masukan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
7. Ibu Ns. Yustina Ni Putu Yusniawati, S.Kep.,M.Kep., selaku dosen pengolah
data yang telah banyak membantu peneliti dalam melakukan analisa data.

vi
8. Ibu Ns. Ni Kadek Sutini, S.Kep.,M.Kes selaku Wali Kelas C Prodi Sarjana
Keperawatan Tingkat IV yang memberikan dukungan moral dan perhatian
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Ibu Desak Sayang selaku penanggungjawab lansia di Puskesmas Klungkung
I, yang telah banyak memberi dukungan dan membantu dalam proses
pengumpulan data
10. Seluruh keluarga terutama, Bapak I Wayan Suartika dan Ibu Ni Ketut Deden
selaku orang tua yang telah banyak memberikan dukungan serta dorongan
moral, materi dan doa hingga selesainya skripsi ini.
11. Teman terdekat penulis Arysandhi Yudistira dan adik penulis Tapayasa Putra
Nadi, yang telah ikut membantu, memberikan motivasi dan penghibur selama
penyusunan skripsi.
12. Sahabat penulis Ari Prawangsa & Agung Sudendra yang telah memberi
penulis semangat dan penghiburan.
13. Teman – teman seperjuangan di Sarjana Keperawatan C Ariskanitha,Sandra,
Putri, Kremi, Kresniari, Piyantari, Indah, Ika dan angkatan 2017 yang tidak
tersebut namun telah memberikan bantuan, dukungan dan semangat dalam
penyelesaian skripsi ini
14. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyusunan skripsi ini.
Peneliti menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih belum sempurna.
Maka dari itu dengan hati terbuka penulis menerima kritik dan saran yang bersifat
kontruktif untuk dapat memperbaiki serta menyempurnakan tulisan ini.

Denpasar, 2 Juni 2021

Penulis

vi
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA DENGAN
PERILAKU LANSIA DALAM PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE
DI WILAYAH UPT PUSKESMAS KLUNGKUNG I

Ni Putu Dentika Asvini


Fakultas Kesehatan
Program Studi Sarjana Keperawatan
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
Email: dentikaasvini@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Penduduk lanjut usia terus mengalami peningkatan, membuat
semakin banyak lansia mengalami penurunan kesehatan, untuk mencegah hal itu
maka dilakukan dengan menjaga kebersihan. Personal hygiene adalah cara
merawat diri untuk menjaga dan memelihara fisik dan psikis diri pada masing-
masing individu. Personal hygiene lansia senantiasa harus terpenuhi karena
merupakan tindakan pencegahan primer yang spesifik untuk mencegah penyakit.
Tujuan : Mengidentifikasi tingkat pengetahuan lansia dengan perilaku lansia
dalam pemenuhan personal hygiene di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Klungkung I
Metode : Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan
pendekatan cross-sectional menggunakan kuesioner melalui Google Form.
Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang berada di wilayah kerja UPT
Puskesmas Klungkung I dari rentang usia 60 th - >70th dengan menggunakan teknik
sampling yaitu propotionate stratified sampling dengan sampel 108 responden.
Hasil : Hasil dari penelitian ini, yaitu mayoritas pengetahuan lansia terhadap
personal hygiene mayoritas ada di kategori baik sejumlah 96 (88,9%) responden
dan perilaku lansia dalam pemenuhan personal hygiene mayoritas berada di
kategori baik yaitu sejumlah 97 (89,8%) responden. Hasil signifikasi dengan uji
statistik Spearmen’s rho, terdapat signifikasi p-value < 0,001 dengan α = 0,05,
yang mana p-value < α (0,05), menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan perilaku lansia dalam pemenuhan personal hygiene.
Kesimpulan : Lansia di wilayah kerja UPT Puskesmas Klungkung I dapat
mempertahankan dan menigkatkan personal hygiene lebih baik dan benar
dibawah pengawasan puskesmas.

Kata kunci : personal hygiene, lansia, tingkat pengetahuan, perilaku.

i
THE CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE LEVEL OF
ELDERLY AND ELDERLY BEHAVIOR ON FULFILLING PERSONAL
HYGIENE IN THE WORKING AREA OF PUBLIC HEALTH CENTER I
KLUNGKUNG

Ni Putu Dentika Asvini


Faculty of Health
Bachelor of Nursing
Institute of Technology and Health Bali
Email: dentikaasvini@gmail.com

ABSTRACT

Background: Elderly population is increasing. It makes the elderly are in healthy


declined situation. It is needed to maintain cleanliness to prevent this condition.
Personal hygiene is a way to maintain self-care physically and psychologically in
every individual. Personal hygiene of the elderly should be done because it is a
primer prevention to avoid many diseases.
Purpose: To identify knowledge level of elderly and elderly behavior on fulfilling
personal hygiene in the working area of Public Health Center I Klungkung.
Method: This study employed descriptive design with cross sectional approach.
The data collection used questionnaire through google form. The population of
this study was the elderly in the working area of Public Health Center I
Klungkung aged 60 -70 years old. There were 108 respondents recruited as the
samples which were chosen by using sampling technique such as proportionate
stratified sampling
Findings: The result of the study showed that 96 respondents (88.9%) had good
knowledge about personal hygiene and 97 respondents (89.8%) had good
behavior on fulfilling personal hygiene. The result of Spearmen’s rho test showed
that there was significant correlation between knowledge level and elderly
behavior on fulfilling personal hygiene (p-value <0,001 with α = 0.05, p-value < α
(0.05)
Conclusion: The elderly in the working area of Public Health Center I Klungkung
can maintain and improve personal hygiene better under the monitoring of Public
Health Center.

Keywords: Personal hygiene, Elderly, Knowledge level, Behavior.

x
DAFTAR ISI

Halaman
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................iii

PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI........................................................iv

LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN.......................................................v

FORMAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.........................................vi

KATA PENGANTAR..........................................................................................vii

ABSTRAK.............................................................................................................ix

DAFTAR ISI..........................................................................................................xi

DAFTAR TABEL...............................................................................................xiv

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xv

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xvi

DAFTAR SINGKATAN....................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1

A. Latar belakang............................................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................5

C. Tujuan..........................................................................................................5

D. Manfaat........................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................7

A. Lansia...........................................................................................................7

x
B. Personal Hygiene (Kebersihan Diri)..........................................................11

C. PERILAKU................................................................................................15

D. PENGETAHUAN......................................................................................20

E. PENELITIAN TERKAIT...........................................................................23

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, VARIABEL DAN DEFINISI


OPERASIONAL...................................................................................................27

A. Kerangka Konsep.......................................................................................27

B. Hipotesis.....................................................................................................28

C. Variabel dan Definisi Operasional.............................................................28

BAB IV METODE PENELITIAN......................................................................32

A. Desain Penelitian........................................................................................32

B. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................32

C. Populasi, Sampel dan Sampling.................................................................33

D. Pengumpulan Data.....................................................................................36

E. Analisa Data...............................................................................................42

F. Etika Penelitian...........................................................................................48

BAB V HASIL PENELITIAN............................................................................50

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian..........................................................50

B. Karakteristik Responden............................................................................51

C. Hasil Penelitian..........................................................................................53

BAB VI PEMBAHASAN.....................................................................................63

x
A. Tingkat Pengetahuan Personal Hygiene Lansia........................................63

B. Perilaku Pemenuhan Personal Hygiene Lansia.........................................64

C. Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan Perilaku Lansia Dalam


Pemenuhan Personal Hygiene........................................................................65

D. Keterbatasan Penelitian..............................................................................66

BAB VII PENUTUP.............................................................................................67

A. Simpulan....................................................................................................67

B. Saran...........................................................................................................67

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional..............................................................................28

Tabel 4.1 Jumlah Sampel Pada Metode Propotional Stratified Sampling............36

Tabel 4.2 Coding tingkat pengetahuan personal hygiene lansia...........................43

Tabel 4.3 Coding perilaku personal hygiene lansia...............................................44

Tabel 4.4 Kekuatan Korelasi..................................................................................47

Tabel 5.1 Karakteristik Responden........................................................................51

Tabel 5.2 Hasil Uji Normalitas.............................................................................53

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Komponen Pernyataan Tingkat Pengetahuan.....54

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Pengetahuan.............................56

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Komponen Pernyataan Perilaku...........................58

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Kategori Perilaku..................................................60

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Uji Korelasi Tingkat Pengetahuan dan Perilaku. 62

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konsep...............................................................................26
Gambar 5.1 Scatter Plot Tingkat Pengetahuan Personal Pygiene.........................57
Gambar 5.2 Scatter Plot Perilaku Personal Hygiene Lansia.................................61
Gambar 5.3 Scatter Plot Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku
Personal Hygiene Lansia......................................................................................63

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Instrument Penelitian

Lampiran 3. Lembar Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 4. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5. Lembar Pernyataan Uji Validitas

Lampran 6. Surat Rekomendasi Penelitian Rektor ITEKES Bali

Lampiran 7. Surat Izin Penelitian dari Badan Penanaman Modal dan Perizinan
Provinsi Bali

Lampiran 8. Surat Izin dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Klungkung

Lampiran 9. Surat Izin Penelitian dari Komite Etik

Lampiran 10. Lembar Pernyataan Analisa Data

Lampiran 11. Hasil Analisa Data

Lampiran 12. Lembar Abstract Translation

Lampiran 13. Lembar Absensi Bimbingan Proposal dan Skripsi

xv
DAFTAR SINGKATAN

Danramil : Komandan Rayon Militer

Kemenkes RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Kesbangpol : Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyasrakat

KEP : Komisi Etik Penelitian

SP : Semarapura

SPSS : Statistical Program for Social Science

Polsek : Kepolisian Sektor

Pusdatin : Pusat Data Dan Indormasi

Pustu : Puskesmas Pembantu

WHO : World Health Organization

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penduduk lanjut usia terus mengalami peningkatan seiring
kemajuan di bidang kesehatan yang ditandai dengan meningkatnya angka
harapan hidup dan menurunnya angka kematian. Dalam waktu hampir
lima dekade, menurut data dari Badan Statistik Indonesia persentase lansia
Indonesia meningkat sekitar dua kali lipat (1971-2019), yakni menjadi 9,6
persen (25 juta-an). Dari seluruh lansia yang ada di Indonesia, lansia muda
jauh mendominasi dengan besaran yang mencapai 63,82 persen,
selanjutnya diikuti oleh lansia madya dan lansia tua (80+ tahun) dengan
besaran masing-masing 27,68 persen dan 8,50 persen. (Kemenkes, 2019).
Pada tahun ini sudah ada lima provinsi yang memiliki struktur
penduduk tua di mana penduduk lansianya sudah mencapai 10 persen,
yaitu: DI Yogyakarta (14,50 persen), Jawa Tengah (13,36 persen), Jawa
Timur (12,96 persen), Bali (11,30 persen) dan Sulawesi Barat (11,15
persen). Populasi lansia meningkat sangat cepat. Tahun 2020, jumlah
lansia diprediksi sudah menyamai jumlah balita. Sebelas persen dari 6,9
milyar penduduk dunia adalah lansia (WHO, 2013). Di Provinsi Bali
jumlah penduduk lansia yang berumur >60 tahun pada tahun 2015
mencapai 517.500 jiwa (Rhismawati, 2015).
Dari jumlah tersebut Kabupaten Klungkung menjadi Kabupaten
dengan jumlah lansia terbanyak di tahun 2020 yaitu sebesar 16,62%, lalu
disusul Kabupaten Jembrana diurutan kedua dengan jumlah lansia 16,53%
(Badan Pusat Statistik, 2015). Kabupaten Klungkung memiliki 9
puskesmas yang tersebar di wilayah Kabupaten Klungkung. UPT


2

Puskesmas Klungkung I merupakan puskesmas dengan data


kunjungan lansia terbanyak yaitu sebesar 6.551 per tahun 2018.
Jumlah lansia yang semakin besar dan mengalami peningkatan,
kini menjadi tantangan untuk kita semua agar dapat mempersiapkan lansia
yang sehat dan mandiri. Karena seiring bertambahnya usia, maka fungsi
normal tubuh akan menurun. Fisik akan menjadi lemah akibat dampak
penurunan degenerative daripada lansia yang akan berdampak pada
aktivitas sehari-hari. Salah satu masalah yang terjadi pada lansia adalah
masalah personal hygiene. Berdasarkan data World Health Organization
pada tahun 2015, menunjukan lansia yang sudah tidak dapat melakukan
aktivitas fisik sehingga tidak menjaga kebersihan diri diperkirakan sekitar
38,2% di dunia. Dari proporsi penduduk lansia di Indonesia menunjukan
lansia yang kurang menjaga kebersihan diri diperkirakan sekitar 18,2%
dari jumlah populasi lansia, dikarenakan terbatasnya kemampuan diri
dalam melaksanakan hygiene (Iswantiah, 2012).
Personal hygiene adalah cara merawat diri untuk menjaga dan
memelihara fisik dan psikis diri pada masing-masing individu. Kebersihan
merupakan hal yang harus diperhatikan dan sangat penting, karena
kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh pola kebiasan dan individu
itu sendiri. Tujuan dilakukannya personal hygiene adalah untuk
meningkatan derajat kesehatan, memelihara kesehatan diri, memperbaiki
personal hygiene, mencegah penyakit, meningkatkan kepercayaan diri dan
menciptakan keindahan. (Ambarawati & Sunarsih, 2011). Personal
hygiene lansia senantiasa harus terpenuhi karena merupakan tindakan
pencegahan primer yang spesifik untuk meminimalkan mikroorganisme
bakteri yang pada ahirnya mencegah seseorang terkena penyakit (Kuntoro,
2015).
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi personal hygiene
menurut Yuni (2015) yaitu, citra tubuh (body image), penampilan umum,
praktik sosial, status sosial ekonomi, sumber daya ekonomi seseorang
3

mempengaruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang digunakan.


Pentingnya pengetahuan hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Pengetahuan merupakan hasil “tahu”
pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan
terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2014).
Skinner dalam Notoatmodjo (2014), merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan
dari luar). Oleh karena perilaku itu terjadi melalui proses adanya stimulus
terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka
teori ini disebut teori S-O-R atau Stimulus-Organisme-Response. Perilaku
manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons
serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. Tingkat
Pengetahuan dengan Perilaku merupakan hasil daripada segala macam
pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkunganya yang terwujud
dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku merupakan
respon/reaksi seorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar
maupun dari dalam dirinya.
Penelitian oleh Hardono, Tohiriah, Wijayanto dan Sutrisno (2019)
yang dilakuan di desa Bulokarto mengenai faktor - faktor yang
mempengaruhi personal hygiene. Didapatkan hasil bahwa ada beberapa
faktor yang mempengaruhi personal hygiene, diantaranya : faktor status
sosial ekonomi, faktor pengetahuan dan juga faktor kondisi fisik. Dari
ketiga faktor tersebut terdapat satu faktor yang berhubungan dengan
penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu hubungan antara faktor
pengetahuan dengan pemenuhan personal hygiene pada lansia. Dengan
hasil ada hubungan antara faktor pengetahuan dengan pemenuhan
personal hygiene. Responden pada penelitian ini sebagain besar
menunjukan pengetahuan rendah. Menurut asumsi peneliti responden yang
4

memiliki pengetahuan kurang baik karena mereka tidak mengerti yang


dimaksud personal hygiene secara keseluruhan. Mereka hanya melakukan
aktivitas untuk membersihkan diri seadanya yaitu mandi, mencuci tangan,
gosok gigi.
Hasil penelitian Simbolon, Pomarida, & Magda (2019) yang
dilakukan di Desa Lestari Indah Kecamatan Siantar Kabupaten
Simalungun menunjukkan bahwa hasil uji statistik didapat ada hubungan
yang signifikan (p value 0,001) antara pengetahuan dengan personal
hygiene lansia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan tentang
personal hygiene proporsi tertinggi kategori baik sebanyak 62 orang
(82,7%) dan proporsi tertinggi memiliki personal hygiene yang baik
sebanyak 59 orang (78,7%) (Simbolon dkk., 2019). Sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sudarmi & Wogono (2019) yang dilakukan
di Desa Ruko Kecamatan Tobelo Utara Kabupaten Halmahera Utara yang
menunjukan bahwa ada hubungan antara pengetahuan dengan sikap
personal hygiene pada lanjut usia di Desa Ruko Kecamatan Tobelo Utara
Kabupaten Halmahera Utara.
Namun penelitian yang dilakukan oleh Savitri & Utami (2012)
dengan judul hubungan pengetahuan lanjut usia dengan sikap memelihara
kebersihan diri pada lansia di Kelurahan Bandungharjo Kecamatan Toroh
Kabupaten Grobogan didapatkan hasil berbanding terbalik dengan
penelitian Simbolon dkk. (2019) dan Sudarmi & Wogono (2019). Hasil
penelitian ini menunjukan lebih dari 50% pengetahuan lanjut usia tentang
kebersihan diri kurang disebabkan karena tingkat pendidikan yang masih
rendah yaitu mayoritas lulus SD yaitu masih merupakan pendidikan yang
sangat rendah. Hasil tabulasi silang yang menunjukkan bahwa terdapat 22
responden dengan pengetahuan baik, namun sikapnya yang kurang. Tidak
signifikannya secara statistik disebabkan tidak ditemukannya pengetahuan
yang baik pada responden dalam memelihara kebersihan diri.
Hasil yang berbeda juga diperoleh dari penelitian yang dilakukan
oleh Yulaikhah, dkk (2017) didapatkan hasil bahwa meskipun responden
5

pada penelitian tersebut memiliki tingkat pendidikan yang rendah yaitu


tidak sekolah, SD, dan SMP sebagian besar melakukan personal hygiene
dengan baik. Peneliti menjelaskan hal tersebut dapat terjadi dikarenakan
tingkat pendidikan yang rendah bukan berarti memiliki tingkat
pengetahuan yang rendah pula. Pengetahuan dapat diperoleh melalui
informasi dari luar. Petugas panti selalu menanamkan akan kebersihan
sehingga lansia dapat menjaga kebersihan dengan baik.
Semakin bertambahnya usia maka kemampuan fisik pada lansia
juga akan menurun, dan semakin banyak pula penyakit yang timbul. Untuk
mencegah itu hal yang perlu dijaga dan dirawat salah satunya adalah
masalah personal hygiene, untuk menjaga kebersihan perorangan yang
sangat penting dan harus dipehatikan karena kebersihan akan
mempengaruhi kesehatan, kenyamanan, keamanan, dan kesejahteraan
lansia. Tingkat pengetahuan dan perilaku lansia dalam melakukan
personal hygiene memiliki keterikatan yang erat, dengan kondisi lansia
yang sudah semakin berumur. Berdasarkan data diatas maka peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian lebih dalam mengenai personal
hygiene dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan
Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan Personal Hygiene di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Klungkung I.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dapat dibuat
rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah Ada Hubungan
Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan
Personal Hygiene di UPT Puskesmas Klungkung I ?”
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan lansia dengan perilaku lansia
dalam pemenuhan personal hygiene di Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Klungkung I
6

2. Tujuan khusus
a. Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan tentang personal
hygiene lansia di di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Klungkung I
b. Untuk mengidentifikasi perilaku lansia terhadap personal hygiene
di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Klungkung I
c. Menganalisa hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku
lansia dalam pemenuhan personal hygiene di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Klungkung I.
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Hubungan yang diteliti pada tingkat pengetahuan dan perilaku
lansia dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dalam pengembangan ilmu dalam bidang keperawatan gerontik
berkaitan dengan personal hygiene pada lansia.
2. Manfaat
Praktis
a. Bagi peneliti
Peneliti dapat mengetahui tingkat pengetahuan dan perilaku
personal hygiene pada lansia. Penelitian ini juga dapat dijadikan
sebagai sarana dalam menerapkan ilmu dan teori yang didapat di
bangku kuliah.
b. Bagi Lansia
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
bagi lansia tentang pentingnya perawatan diri dan menambah
wawasan lansia terkait perawatan diri pada usia lanjut.
c. Bagi Tempat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagi informasi
dan juga acuan untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia
melalui upaya pentingnya perawatan diri lansia.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan tentang konsep teori yang mendasari penelitian yang
akan dilakukan. Konsep teori yang dimaksud adalah konsep dari semua variable
penelitian yang akan diteliti. Sumber dari variable didapatkan dari buku dan
artikel-artikel penelitian terkait

A. Lansia
1. Definisi
Lanjut usia (lansia) merupakan orang yang sudah mencapai usia
60th keatas. menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13
tahun 1998. (Pusdatin, 2014).
Sedangkan menurut World Health Organization (WHO) pada
tahun 1999 dalam Kholifah (2016). Lansia merupakan salah satu
kelompok atau populasi berisiko (population at risk) yang semakin
meningkat jumlahnya. Banyak diantara lanjut usia yang masih
produktif dan mampu berperan aktif dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial
lanjut usia pada hakikatnya merupakan pelestarian nilai-nilai
keagamaan dan budaya bangsa.
2. Batasan Lanjut Usia
Klasifiaksifkasi lansia menurut WHO (1999) dalam Kholifah
(2016), adalah sebagai berikut :
a. Usia lanjut (elderly) antara usis 60 – 74 tahun.
b. Usia tua (old) 75 – 90 tahun.
c. Usia sangat tua (very old) usia >90 tahun
3. Proses Menua
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaaan yang terjadi di
dalam kehidupan

7
8

manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak


hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupan, yaitu anak,
dewasa dan tua. (Kemenkes, 2017).
4. Ciri – Ciri Lansia
Menurut Kholifah (2016) ciri-ciri lansia dalah sebagai berikut :
a) Lansia merupakan metode kemunduran.
Kemunduran pada lansia berhubungan dengan faktor fisik dan juga
faktor psikologis, motivasi juga merupakan salah satu yang
berperan penting dalam kemunduran lansia.
b) Lansia memiliki status kelompok minoritas
Kondisi ini terjadi akibat sikap social yang tidak menyenangkan
terhadap lansia, dan juga diperkuat oleh pendapat yang kurang
baik.
c) Menua membutuhkan perubahan peran
Perubahan yang dimaksud adalah perubahan peran pada lansia
yang mengalami kemunduran dalam segala aspek.
d) Penyesuaian yang buruk pada lansia
Perilaku buruk yang dilakukan kepada lansia akan membuat lansia
mengembangkan dengan sendirinya konsep diri yang buruk, yang
tentunya memperlihatkan bentuk perilaku yang buruk.
5. Masalah – masalah pada Lanjut usia
Masalah yang sering terjadi pada Lanjut usia menurut Padila
(2013) yaitu sebagai berikut :
a. Immobility (kurang bergerak)
Kurang bergerak yaitu gangguan fisik, jiwa dan faktor
lingkungan, peyebab yang palig sering adalah ganguan tulang,
sendi, otot, gangguan saraf, penyakit jantung, dan pembuluh
darah yang meyebabkan lansia kurang bergerak.
9

b. Instability (tidak stabil/mudah jatuh)


Ketidakstabilan merupakan penyebab terjatuh pada lansia
berupa faktor intristik (hal-hal yang berkaitan dengan keadaan
tubuh penderita) dan faktor ekstrinsik (hal yang berasal dari
luar tubuh) seperti obat-obat tertentu dan lingkungan.
c. Incontinence (buang air kecil dan buang air besar)
Buang air kecil (BAK) keluarnya air seni yang tanpa
disadari merupakan salah satu masalah yang sering terjadi pada
lansia yang menjadi masalah kesehatan dan juga sosial
sehingga dapat memperburuk kulitas kesehatan lansia.
d. Intellectual impairment (gangguan intelektual/dimensia)
Gangguan intelektual merupakan kumpulan gejala klinik
yang meliputi gangguan fungsi intelektual dan ingatan yang
cukup berat yang dapat menyebabkan terganggunya aktifitas
sehari-hari.
e. Infection (infeksi)
Infeksi mrupakan salah satu masalah kesehatan yang paling
penting pada lansia, karena sering ditemukan pada lansia
karena gejala tidak khas yang dapat menyebabkan
keterlambatan diagnosis dan penanganan sehingga beresiko
fatal.
f. Impairment of vision and hearing, taste, smell, communication,
convelecense, skin intergrity (gangguan panca indra,
komunikasi, penyembuhan, dan kulit)
Gangguan panca indra, komunikasi, penyembuhan dan
kulit fungsinya akan berkurang akibat dari proses menua.
Akibat proses menua kulit juga menjadi cepat rapuh dan
kering.
g. Impaction (sulit buang air besar)
Sulit buang air besar (konstipasi) beberapa factor yang
meyebabkan konstipasi seperti kurangnya gerakan fisik, asupan
1

makanan yang kurang berserat, kurang minum, dan juga akibat


konsumsi obat - obatan tertentu.
h. Isolation (depresi)
Pertambahan usia, penyakit dan berkurangnya kemandirian
sosial akibat proses dari menua juga menjadi salah satu faktor
pemicu munculnya depresi pada lansia.
i. Inanition (kurang gizi)
Kurang gizi pada lansia disebabkan oleh perubahan
lingkungan maupun kondisi kesehatan. Faktor kondisi
kesehatan berupa penyakit fisik, mental, gangguan tidur,
alcohol, dan obat-obatan.
j. Impecunity (tidak memiliki uang)
Semakin bertambahnya usia, maka kemampuan fisik dan
juga mental akan berkurang, yang menyebabkan
ketidakmapuan tubuh untuk mengerjakan atau menyelesaikan
pekerjaan sehingga tidak mampu menghasilakn uang.
k. Iatrogenesi (menderita akibat obat-obatan)
Penyakit yang muncul karena komplikasi dari penyakit
yang sudah ada, disebabkan oleh komplikasi dan konsumsi
obat-obatan yang banyak akibat dari penyakit.
l. Insomnia (gangguan tidur)
Gangguan tidur merupakan masalah paling sering terjadi
pada lansia yang merupakan keadaan yang aman seseorang
tidak cukup tidur. Keluhan yang sering ditemukan pada lansia,
yaitu sulit masuk dalam proses tidur.
m. Impotence (impotensi)
Impotensi atau disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan
pria mencapai dan mempertahankan ereksi. Penyebab terjadi
impotensi ada 2 yaitu, faktor psikis dan fisik. Usia lansia yang
menyebabkan kemampuan fisik berkurang dan akan
mempengaruhi psikis. Faktor psikis pada lansia yang sangat
1

berpengaruh sekali pada kemampuan seksual seseorang adalah


depresi.

B. Personal Hygiene (Kebersihan Diri)


1. Definisi Personal Hygiene
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Personal hygiene suatu
bentuk tindakan dalam upaya pemeliharaan kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan dirinya mencakup kesehatan fisik
maupun psikisnya (Isro’in & Sulistio, 2012).
Kebersihan diri merupakan kondisi yang sangat penting
diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari karena mempengaruhi
kesehatan dan psikis seseorang. Kebersihan seseorang merupakan
bagian dari penampilan dan harga diri sehingga jika seseorang
mengalami keterbatasan dalam memenuhi personal hygiene bisa jadi
akan memperngaruhi kesehatan secara umum (Isro’in & Sulistio,
2012).
2. Tujuan Personal Hygiene
Menurut Isro’in & Sulistio (2012) tujuan daripada perawatan
personal hygiene adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan derajat kesehatan seseorang
b. Memelihara kebersihan diri seseorang
c. Memperbaiki personal hygiene yang kurang
d. Pencegahan penyakit
e. Meningkatkan percaya diri seseorang
f. Menciptakan keindahan
3. Macam – macam Personal Hygiene
Menurut Nugroho (2008) dikutip dari Yuni (2015) macam-macam
personal hygiene adalah sebagai berikut :
1

a. Kebersihan Mulut dan Gigi


Kebersihan mulut dan gigi pada lansia harus tetap dijaga
dengan menyikat gigi dan juga berkumur secara teratur
meskipun sudang ompong. Bagi lansia yang masih memiliki
gigi lengkap, dapat menyikat giginya 2 kali sehari ketika
bangun pagi dan malam sebelum tidur.
b. Kebersihan Kulit
Kulit sebagai organ yang memiliki peranan sentral dalam
menjaga tubuh yang fungsinya membantu dan menjalankan
sistem kerja tubuh, seperti pengaturan suhu, ekresi dan sekresi.
Usaha membersihkan kulit dan badan bisa dilakukan dengan
cara mandi seacar teratur 2 kali sehari. Tujuan daripada mandi
pada lansia adalah untuk menghilangkan bau, menghilangkan
kotoran, mempelancar peredaran darah, memberi kesegaran.
c. Kebersihan Kepala dan Rambut
Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi
sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan
status kesehatan diri dapat teridentifikasi. Tujuan
membersihkan kepada adalah meghilangkan debu dan kotoran
yang melekat di kulit kepala.
d. Kebersihan Kaki, Tangan dan Kuku
Menjaga kesehatan kaki, tangan dan kuku sangat penting
dalam mempertahankan personal hygiene, karena semuanya
rentan terhadap berbagai macam infeksi. Kuku merupakan
cermin kebersihan diri begitu juga dengan kaki dan tangan.
Kuku dan kaki yang tidak bersih akan mejadi jalan masuk bagi
kuman dan dapat menimbulkan penyakit. Oleh karena itu lansia
harus secara teratur memotong kukunya dan mencuci kaki dan
tangan secara rutin apalagi di masa pandemi seperti saat ini.
e. Kebersihan Tempat Tidur dan Posisi Tidur
1

Tempat tidur yang bersih dapat memberi perasaan nyaman


pada waktu tidur. Pada kondisi lansia yang masih aktif, mereka
cukup diberikan pengarahan cara membersihkan tempat tidur
dan menjaga agar tempat tidur tetap nyaman.
f. Genitalia
Perawatan genitalia memiliki tujuan untuk mencegah dan
mengontol infeksi, mencegah kerusakan kulit, serta
mempertahankan kebrsihan. Pada wanita, perawatan genital
dilakukan dengan membersihakn genital eksterna pada saat
mandi. Sementara pada pria, perawatan ysang sama juga
dilakukan dua kali sehari saat mandi, terutama pada saat
mereka yang belum di sirkumsisi (Isro’in & Sulistyo, 2012)
4. Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene
Sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh
sejumlah faktor, antara lain (Yuni, 2015):
a. Citra Tubuh (Body Image)
Citra tubuh mempengaruhi cara seseorang memelihara
personal hygiene. Jika seseorang terlihat bersih rapi maka
perawat mepertibangkan rician kerapian ketika merencanakan
keperawatan.
b. Praktik Sosial
Kelompok sosial mempengaruhi bagaimana lansia
melaksanakan praktik personal hygiene. Pada lansia beberapa
praktik hygiene berubah karena kondisi hidupnya dan sumber
yang tersedia.
c. Status Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi akan mempengaruhi jenis dan sejauh
mana praktik hygiene dilakukan. Pendapatan juga dapat
mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan
fasilitas dan kebutuhan untuk melakukan praktik personal
1

hygiene. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan seperti kamar


mandi, peralatan mandi, serta perlengkapan mandi.
d. Tingkat Pengetahuan dan Motivasi
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Tetapi
pengetahuan tidaklah cukup, harus ada motivasi untuk
memelihara personal hygiene itu sendiri. Kesulitan internal
yang mempengaruhi akses praktik hygiene ketiadaan motivasi
karena kurangnya pengetahuan.
e. Variabel budaya
Kebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan
perawatan personal hygiene. Seseorang dengan latar belakang
kebudayaan yang berbeda akan mengikuti praktek keperawatan
yang berbeda sesuai kepercayaan masing-masing.
f. Kebiasaan atau Pilihan Pribadi
Setiap orang memiliki keinginan individu dan pilihan
tentang kapan akan mandi, bercukur, dan melakukan perawatan
rambut.
g. Kondisi Fisik Seseorang
Orang yang memiliki keterbatasan fisik tertentu biasanya tidak
memiliki energi dan juga ketangkasan sehingga tidak mampu
melakukan proses perawatan personal hygiene.
5. Dampak Yang Timbul Pada Masalah Personal Hygiene
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene
Tarwonto & Wartonah (2004) dikutip dari Yuni (2015) meliputi :
a. Dampak Fisik
Gangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas
kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata
dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
1

b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai
dan mencintai , kebutuhan harga diri, aktualisasi dan gangguan
interaksi sosial.

C. PERILAKU
1. Definisi Perilaku
Perilaku berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia,
sedang dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang
ada dalam diri manusia. Perilaku mempunyai mempunyai arti yang
kongkrit, karena itu perilaku lebih mudah dipelajari daripada jiwa, dan
dari perilaku bisa menilai jiwa seseorang (Hartono, 2016).
Menurut Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2014)
mengungkapkan perilaku adalah respon atau reaksi seseorang terhadap
stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian perilaku manusia
terjadi melalui proses stimulus, organisme, respons. Sehingga teori
skinner disebut dengan teori “S-O-R” (stimulus-organisme-respons)
2. Faktor yang mempengaruhi perilaku
Menurut Purwanto (1998) dikutip dari Hartono (2016), ada 2 faktor
yang mendasari perilaku manusia diantaranya, adalah :
a. Keturunan
Keturunan sering pula disebut dengan pembawaan,
heredity. Sesuai dengan azas komfromitas yang meyebut setiap
individu akan menyerupai ciri- ciri yang diturunkan oleh
kelompok rasnya.
b. Lingkungan
Lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh bagi
pengembangan sifat dan perilaku individu mulai mengecap di
alam dan sekitarnya sehingga manusia tidak akan bisa
1

melepaskan diri secara mutlak dari pengaruh lingkungan


terhadap perilaku.

3. Perilaku Personal Hygiene Pada Lansia


a. Perawatan Kulit
Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi pelindung,
sekresi, ekskresi, pengaturan temperatur, dan sensasi. Kulit
memiliki tiga lapisan utama: Epidermis, dermis, dan subkutan.
Frekuensi mandi penting untuk mengurangi bau badan. (Potter &
Perry, 2012) dikutip dari Prakoso (2015). Manfaat mandi adalah
menghilangkan bau, menghilangkan kotoran, merangsang
peredaran darah, dan memberi kesegaran pada tubuh. Menurut
Nugroho (2014) pengawasan yang perlu dilakukan selama
perawatan kulit adalah :
1) Memeriksa ada / tidaknya lecet
2) Mengoleskan minyak pelembab kulit setiap selesai mandi
agar kulit tidak terlalu kering.
3) Menggunakan air hangat untuk mandi, yang berguna
merangsang peredaran darah dan mencegah kedinginan
4) Menggunkan sabun halus yang tidak berisi butiran kasar
karena hal ini dapat membuat kulit lansia rentan lecet.
b. Perawatan Mulut dan Gigi
Hygiene mulut membantu mempertahankan status
kesehatan mulut, gigi, gusi dan bibir. Menggosok membersihkan
gigi dari partikel-partikel makanan, plak, bakteri, dan mengurangi
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak
nyaman. (Potter & Perry. 2012) dikutip dari Prakoso (2015).
Bagi lansia yang Menggunakna gigi palsu, dapat dirawat
dengan cara sebagai berikut (Nugroho, 2014) :
1) Gigi palsu dilepas, dikeluarkan dari mulut dengan
menggunakan kasa atau sapu tangan yang bersih.
1

2) Kemudian gigi palsu disikat perlahan di bawah air mengalir


sampai bersih. Pasta gigi juga dapat dihunakan pabila perlu.
3) Pada waktu istirahat tidur maka gigi palsu dilepas dan
direndam di dalam air biasa, tidak boleh air hangat ataupun
dijemur.

Bagi lansia yang tidak memiliki gigi yang lengkap ataupun


tidak memakai gigi palsu, setiap kali habis makan ia harus
berkumur untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan yang melekat
diantara gigi.

c. Perawatan Rambut
Penampilan dan kesejahteraan seseorang sering kali
tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai
rambutnya. Cara untuk perawatan rambut dengan memotong
rambut, menyikat, menyisir, dan bershampo agar tidak terlihat
kusut dan tidak sehat. (Potter & Perry, 2012) dikuti dari Prakoso
(2015).
Perawatan rambut pada lansia menurut Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia (2019) adalah sebagai berikut :
1) Sisirlah rambut terlebih dahulu,
2) Keramas dengan menggunakan air hangat dan shampo bayi,
3) Pijit-pijit secara lembut kepala dengan jari- jari tangan pada
saat meratakan shampo,
4) Bilas dan keringkan rambut secepat mungkin dengan handuk
kering,
5) Sisir rambut dengan rapi,
6) Jika lansia menggunakan penutup kepala, pastikan rambut
sudah kering sebelum menggunakan penutup kepala.
d. Perawatan Kaki, Tangan dan Kuku
Kaki, Tangan dan kuku seringkali memerlukan perhatian
khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan.
1

Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang


terpisah. Perawatan yang salah atau kurang terhadap kaki, tangan
dan kuku seperti menggigit kuku atau pemotongan yang tidak
tepat, pemaparan dengan zat – zat kimia yang tajam dan pemakaian
sepatu yang tidak pas.
Perawatan kaki, tangan dan kuku pada lansia menurut
Kemenkes RI (2019) adalah sebagai berikut :
Perawatan pada kuku dan kaki :
1) Rendam kaki dan tangan dengan air hangat agar kuku lebih
lunak dan mudah dipotong,
2) Memotong kuku jangan terlalu pendek dan jangan terlalu
melengkung ke dalam terutama untuk penderita kencing manis
3) Bila kuku retak atau terkelupas oleskan krim/ losion
berpelembab.
4) Jika kaki suka berkeringat, seringlah dicuci dan keringkan,
5) Gunakan ukuran sepatu yang sesuai, sol sepatu yang lentur dan
tidak licin,
6) Gunakan kaos kaki yang terbuat dari bahan katun,
7) Selalu gunakan alas kaki yang tertutup agar terlindung dari
benda tajam, terutama untuk lansia yang menderita kencing
manis,
e. Perawatan Alat Kelamin
Pada lansia sangat rawan terjadinya infeksi pada alat
kelaminnya. Menjaga alat kelamin dapat dilakukan dengan
membersihkan alat kelamin dngan air bersih sesudah BAB/BAK.
Perawatan alat kelamin pada lansia menurut Kemenkes RI
(2019) adalah sebagai berikut :
1) Siapkan sabun berpelembab dan air hangat,
2) Pasang pispot senyaman mungkin,
3) Siram dengan air dan cuci daerah alat kelamin dan sekitarnya
dengan sabun kemudian bilas dengan air,
1

4) Arah membersihkan alat kelamin:


- Laki-laki: dari ujung kemaluan ke arah pangkal kemaluan
hingga anus,
- Wanita: dari arah atas ke bawah, meliputi bibir dalam dan
luar kemaluan hingga anus.
5) Keringkan dengan handuk bersih
Apabila lansia masih mampu dan berkeinginan untuk
membersihkan alat kelamin dan sekitarnya secara mandiri,
dapat diberikan air, sabun, dan washlap basah. Ganti celana
dalam setiap selesai mandi dan setiap kali jika terkena
kotoran/basah. Hindari penggunaan tisu basah agar tidak terjadi
iritasi.
4. Penilaian Perilaku
Menurut Notoatmodjo (2014) pengukuran perilaku manusia dapat
dibagi ke dalam tiga domain:
a. Cognitive domain, ini dapat diukur dari knowledge
(pengetahuan) seseorang.
b. Affective domain, ini dapat diukur dari attitude (sikap)
seseorang.
c. Psychomotor domain, ini dapat diukur dari psychomotor/
practice (ketrampilan) seseorang.
Terbentuknya perilaku baru, khususnya pada orang dewasa dapat
dijelaskan sebagai berikut. Diawali dengan Cognitive domain, yaitu
individu tahu terlebih dahulu terhadap stimulus berupa obyek sehingga
menimbulkan pengetahuan baru pada individu. Affective domain, yaitu
timbul respon batin dalam bentuk sikap dari individu terhadap obyek
yang diketahuinya. Berakhir pada psychomotor domain, yaitu obyek
yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya yang akhirnya
menimbulkan respon berupa tindakan
2

D. PENGETAHUAN
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia
terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam pembentukan tindakan
seseorang (ovent behaviour). Perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih bertahan lama daripada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2012).
2. Tingkat Pengetahuan
Tingkat pengetahuan tiap orang akan berbeda-beda tergantung dari
bagaimana penginderaannya masing-masing terhadap objek atau
sesuatu. Secara garis besar terdapat 6 tingkatan pengetahuan
(Notoatmodjo, 2014), yaitu:
a. Tahu (knowledge)
Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa
adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan
mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan
yang pernah berhasil dihimpun atau dikenali sebelumnya
(recall of facts).
b. Memahami (comprehension)
Pemahaman diartikan dicapainya pengertian
(understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Termasuk
dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan
menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan,
meramalkan dan mengeksplorasikan.
c. Menerapkan (application)
Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal
yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai.
2

d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi
menjadi rincian yang terdiri dari unsur-unsur atau komponen-
komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya
dalam suatu bentuk susunan berarti.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali
bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan
yang mengandung arti tertentu.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk
membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa
atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan
menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya.
3. Faktor - faktor yang mempegaruhi Pengetahuan
Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut
Notoatmodjo (2012), beberapa faktor tersebut Antara lain :
a. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya dan dapat
diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain yang
mampu memperluas pengetahuan seseorang.
b. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan dapat membawa wawasan atau
pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang
berpendidikan tinggi akan semakin mudah menerima informasi
dan semakin banyak pengetahuan yang dimiliki dibandingkan
dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
c. Pekerjaan
2

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang


memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
d. Usia
Bertambahnya umur seseorang akan menyebabkan
terjadinya perubahan pada aspek psikis dan psikologis
(mental).
e. Minat
Sebagai sesuatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu, menjadikan seseorang untuk mencoba dan
menekuni sesuatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan
yang lebih mendalam.
f. Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan
tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif
maupun negatif.
g. Fasilitas
Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang misalnya seperti radio,
televisi, majalah, koran dan buku.
h. Sosial Budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat
mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap seseorang
terhadap sesuatu.
4. Kategori Pengetahuan
Arikunto (2010) dikutip menyatakan bahwa kategori tingkat
pengetahuan dapat ditentukan dengan kriteria :
a. Pengetahuan baik bila responden dapat menjawab 76-100%
dengan benar dari total jawaban pertanyaan.
2

b. Pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab 56-75%


dengan benar dari total jawaban pertanyaan.
c. Pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab <56% dari
total jawaban pertanyaan.

5. Pengetahuan Tetang Personal Hygiene Yang Harus Dimiliki Lansia


a. Definisi Personal Hygiene
b. Tujuan Personal Hygiene
c. Macam - Macam Personal Hygiene
d. Dampak Personal Hygiene
e. Personal hygiene Pada Lansia

E. PENELITIAN TERKAIT
Berikut ini dibahas beberapa artikel penelitian yang terkait dengan
masalah penelitian yang akan diteliti oleh peneliti. Artikel penelitian
terkait sesuai dengan topic yang diambil oleh eneliti, yaitu sebagai berikut
:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Erdhayanti & Kartinah . (2012)
dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan
Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan Personal Hygiene Di Panti Wreda
Darma Bakti Pajang Surakarta”. Penelitian ini merupakan penelitian
deskriptif korelasi dengan pendekatan crossectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah lansia yang menghuni di panti Wreda Darma
Bakti Pajang Surakarta sebanyak 85 lansia. Pengambilan sampel
menggunakan teknik Probability sampling dengan menggunakan
Metode proportionate random sampling dan diperoleh 46 lansia. Hasil
dari penelitian ini ada hubungan tingkat pengetahuan lansia dengan
perilaku lansia dalam pemenuhan personal hygiene di panti Wreda
Darma Bakti Pajang Surakarta. Arah hubungan antara pengetahuan
lansia dengan perilaku lansia dalam pemenuhan personal hygiene
2

adalah positif yang bermakna bahwa semakin tinggi pengetahuan


semakin baik pemenuhan personal hygiene lansia.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Savitri & Utami (2012) dengan judul
“Hubungan Pengetahuan Lanjut Usia Dengan Sikap Memelihara
Kebersihan Diri Pada Lansia Di Kelurahan Bandungharjo Kecamatan
Toroh Kabupaten Grobogan”. Penelitian ini menggunakan metode
survei dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian
berjumlah 86 lansia dan diambil dengan teknik purposive sampling
teknik. Disimpulkan berdasarkan hasil analisa data penelitian ini
menunjukan tidak ada hubungan pengetahuan dengan sikap personal
hygiene lansia di Bandungharjo Desa Toroh Kecamatan Grobogan.
3. Penelitian yang dilakukan Shinta & Prabowo (2017) dengan judul
“Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan Perilaku Personal
Hygiene Lansia Di Dusun Krasakan Lumbungrejo Tempel Sleman
Yogyakarta”. Penelitian ini menggunakan desain asosiatif, dengan
pendekatan waktu cross sectional. Sampel pada penelitian ini
sebanyak 50 lansia dengan teknik sampling menggunakan total
sampling. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara tingkat
pengetahuan lansia dengan perilaku personal hygiene lansia di desa
krasakan lumbungrejo tempel sleman yogyakarta.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Yulaikhah, Triana & Yuni (2017)
dengan judul “Perilaku Personal Hygiene Lanjut Usia”. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian ini menggunakan deskriptif
eksploratif dengan pendekatan secara cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh lansia yang yang tinggal di Panti
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Cepiring Kendal, sejumlah 80 lansia.
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar lansia mempunyai
perilaku personal hygiene yang baik yaitu sebanyak 50 (62,5%) lansia.
Meskipun responden pada penelitian tersebut memiliki tingkat
pendidikan yang rendah yaitu tidak sekolah, SD, dan SMP.
2

5. Penelitian yang dilakukan oleh Sudarmi & Septi (2019) dengan judul
“Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Personal Hygiene Pada
Lanjut Usia Di Desa Ruko Kecamatan Tobelo Utara Kabupaten
Halmahera Utara”. Menggunakan metode penelitian deskriptif non
eksperimen dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada
penelitian ini sebanyak 62 orang pada lanjut usia di Desa Ruko.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada hubungan
pengetahuan dengan personal hygiene pada lanjut usia di Desa Ruko
Kecamatan Tobelo Utara Kabupaten Halmahera Utara.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Simbolon, Pomarida, & Magda (2019)
dengan judul “Hubungan Pengetahuan Lansia dengan Personal
Hygiene di Desa Lestari Indah Kecamatan Siantar Kabupaten
Simalungun”. Metode penelitian menggunakan cross sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang ada di Desa Lestari
Indah Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun. Besar sampel 75
orang. Dari hasil penelitian ini didapatkan, ada hubungan yang
signifikan antara pengetahuan dengan personal hygiene lansia di Desa
Lestari Indah Kecamatan Siantar Kabupaten Simalungun.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Hardono, Tohiriah, Wijayanto &
Sutrisno. (2019) dengan judul “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemenuhan Personal Hygiene pada Lansia”. Design penelitian ini
adalah kuantitatif, penelitian ini mengunakan metode analitik dengan
pendekatan cross sectional. Jumlah populasi adalah semua lansia di
desa Bulukarto sejumlah 58 digolongkan menjadi 37 lansia wanita dan
21 lansia laki-laki. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan total sampling. Hasil penelitian ini ada hubungan antara
faktor pengetahuan dengan pemenuhan personal hygiene pada lansia.
8. Penelitian yang dilakukan oleh Choudhury, Tarafdar, Miah, Shila,
Tonim & Syed (2020) dengan judul “Study on Knowledge, Attitude
and Practice of Personal Hygiene among selected rural people”. Jenis
penelitian deskriptif cross sectional, dengan sampel 308 orang.
2

Berdasarkan penelitian terkait dapat disimpulkan bahwa, sebagian


besar responden memiliki pengetahuan tentang pentingnya mencuci
tangan tetapi masih ada juga responden yang enggan mencuci tangan
walaupun sudah tau pengetahuan tentang mencuci tangan. Mengenai
faktor penyebab enggan mencuci tangan sekitar 123 (39,9%)
responden lupa mencuci, 74 (24%) merasa kekurangan waktu dan 70
(22,8%) tidak tahu.
BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, VARIABEL DAN DEFINISI


OPERASIONAL

Pada bab ini akan dijelaskan tentang kerangka konsep penelitian,


hipotesis dan definisi operasional.

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan konsep yang digunakan sebagai
landasan berpikir dari kegiatan ilmu, absrtraksi dari suatu realitas agar
dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan
keterkaitan antarvariabel. (Nursalam,2014)

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan, menurut Notoatmodjo (2012) :


Pengalaman Faktor-faktor yang mempengaruhi
Pekerjaan perilaku menurut Purwanto H
Usia Tingkat pengetahuan (1998) dikutip dari Hartono (2016)
Minat lansia tentang :
Keyakinan personal hygiene.
Fasilitas 1. Keturunan
Sosial Budaya 2. Lingkungan

Perilaku lansia tentang


personal hygiene :
1. Perawatan kulit
2. Perawatan danmulut
Gigi

3. Perawatan rambut
4. Perawatan kaki,
27 tangan dan kuku
5. Perawatan kelamin
alat
2

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia


Dengan Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan Personal Hygiene

Keterangan :

: Variabel yang diteliti

: Variable yang tidak diteliti

: Garis sebab akibat

Penjelasan :

Dari kerangka konsep pada penelitian diatas dijelaskan bahwa dalam


penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan terdiri dari
pengalaman, tingkat pendidikan, usia, minat, keyakinan, fasilitas, dan sosial
budaya. Faktor ini menentukan bagaimana tingkat pengetahuan personal hygiene
pada lansia. Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku terdiri dari 2 faktor yaitu
keturunan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut menentukan bagaimana tingkat
pengetahuan dengan perilaku personal hygiene pada lansia apakah baik, cukup,
atau kurang.

B. Hipotesis
Hipotesis adalah hasil yang diharapkan atau hasil yang diantisipasi
dari sebuah penelitian (Swarjana, 2014).
Pada penelitian ini, peneliti menyatakan hipotesis alternative yaitu
ada hubungan antara tingkat pengetahuan lansia dengan perilaku personal
hygiene di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Klungkung I.
C. Variabel dan Definisi Operasional
Menurut Swarjana (2014), variabel adalah sebuah konsep yang
dioperasionalkan yang lebih tepatnya operasional property dari sebuah
objek. Pada penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu :
2

Independent variable (variabel bebas) adalah variabel yang dapat


mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan timbulnya variabel
terikat.Variabel independent pada penelitian ini adalah tingkat
pengetahuan personal hygiene.
Dependent variabel (variabel terikat) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel
dependent pada peneltian ini adalah perilaku personal hygiene lansia.
Menurut Thomas, dkk, (2010) yang dikutip dari Swarjana (2014)
mengatakan definisi operasional penelitian merupakan fenomena
observasional yang memungkinkan peneliti untuk mengujinya secara
empiris apakah yang diprediksi tersebut benar atau salah.

Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia


Dengan Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan Personal Hygiene.

No Variabel Definisi Alat Ukur dan Hasil Ukur Skala


Operasional Cara Ukur

1 Tingkat Tingkat Alat ukur yang Pada pilihan Interval


Pengetah pengetahuan digunakan jawaban untuk
uan lansia adalah adalah kuesioner pernyataan
kemampuan menggunakan positif benar
Lansia
kognitif lansia skala guttman diberi skor 1
dalam dengan pilihan 2 dan jawaban
mengingat, jawaban. Salah
memahami, diberikan skor
mengaplikasik 0. Sedangkan
an, untuk
menganalisis, pernyataan
mengevaluasi negatif, Benar
dan berkreasi diberi skor 0,
3

mengenai Salah diberi


personal skor 1. Total
hygiene skor kuesioner
tingkat
pengetahuan
lansia adalah
18, dengan
skor tertinggi
18 dan skor
terendah
adalah 0.
Semakin tinggi
skor jawaban
responden
mengindikasik
an tingkat
pengetahuan
lansia baik dan
sebaliknya
semakin
rendah skor
maka tingkat
pengetahuan
semakin buruk.
2 Perilaku Perilaku yang Alat ukur yang Rentang Interval
Pemenuh dimiliki oleh digunakan skor Selalu,
an lansia dalam adalah kuesioner Sering,
Personal pemenuhan melalui google Kadang-
Hygiene kebersihan form Kadang, dan
lansia diri , yang menggunakan Tidak
3

meliputi skala likert Pernah.


perilaku dengan pilihan 4 Pada
pemenuhan jawaban. pernyataan
kebersihan positif
diri pada kulit, pilihan
perilaku jawaban
pemenuhan Selalu
kebersihan diberi skor
diri pada 4, Sering
mulut dan diberi skor
gigi, perilaku 3, Kadang-
pemenuhan Kadang
kebersihan diberi skor
diri pada 2, dan Tidak
rambut, Pernah
perilaku diberi skor
pemenuhan 1.
kebersihan Pada
diri pada kaki pernyataan
dan kuku, dan negatif
perilaku pilihan
pemenuhan jawaban
kebersihan Selalu
diri pada diberi skor
genetalia. 1, Sering
diberi skor
2, Kadang-
Kadang
diberi skor
3, dan Tidak
3

Pernah
diberi skor
4. Total
skor akan
diperoleh
dengan cara
mejumlahka
n skor
pertanyaan
1-16. Skor
tertinggi
adalah 64
dan skor
terendah 16.
Semakin
tinggi skor
maka
mengindika
sikan
pemenuhan
personal
hygiene
pada
perawatan
kulit, mulut
dan gigi,
rambut,
kaki, tangan
dan kuku
serta
3

kelamin
semakin
baik.
BAB IV

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai desain penelitian, tempat dan waktu
penelitian, populasi, sampel dan sampling, metode pengumpulan data, alat
pengumpulan data, tehnik pengumpulan data, analisa data dan etika penelitian.

A. Desain Penelitian
Desain penelitian atau rancangan penelitian merupakan sesuatu yang
penting dalam melaukan penelitian, yang mana akan memungkinkan
pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat mempengaruhi akurasi
suatu hasil (Nursalam, 2014). Dalam penelitian ini desain yang digunakan
adalah desain deskriptif dengan pendekatan cross-sectional, yaitu penelitian
yang desain pengumpulan datanya akan dilakukan pada satu titik tertentu (at
one point in time) atau fenomena yang diteliti ialah selama satu periode
pengumpulan data (Swarjana, 2014). Pada penelitian ini peneliti tidak
memberikan intervensi tetapi hanya melihat hubungan tingkat pengetahuan
lansia dengan perilaku personal hygiene di UPT Puskesmas Klungkung I.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah Kerja UPT Puskesmas
Klungkung I dengan pertimbangan jumlah lansia Kabupaten Klungkung
yang menjadi penyumbang lansia terbanyak di Provinsi Bali pada tahun
2020 yaitu sebesar 16,62% (Badan Pusat Statistik, 2015). Kabupaten
Klungkung memiliki 9 puskesmas yang tersebar di wilayah Kabupaten
Klungkung. UPT Puskesmas Klungkung I merupakan puskesmas dengan
data kunjungan lansia terbanyak yaitu sebesar 6.551 per tahun 2018. Maka
dari itu dipilih wilayah UPT Puskesmas Klungkung I sebagai tempat
penelitian.

32
3

2. Waktu Penelitian
Pengumpulan data penelitian dilaksanakan selama 2 bulan yang
dimulai dari 10 Februari 2021 sampai dengan 23 Maret 2021.
C. Populasi, Sampel dan Sampling
1. Populasi
Populasi dalam penelitian merupakan subjek (manusia : klien) yang
mana sudah memenuhi kriteria dan akan menjadi sasaran akhir penelitian
(Nursalam, 2014). Populasi juga dapat diartikan sebagai kumpulan dari
individu atau objek atau fenomena yang secara potensial dapat diukur
sebagai bagian dari penelitian menurut Mazhindu (2005) dalam Swarjana
(2014). Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang berada di wilayah
UPT Puskesmas Klungkung I. Total lansia yang ada di wilayah Kerja UPT
Puskesmas Klungkung I adalah 4690 pertahun 2020.
2. Sampel
a. Besar Sampel
Besar sampel menurut Nursalam (2014) merupakan bagian
populasi yang terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subjek
penelitin melalui sampling
Ukuran sampel diambil dari jumlah populasi, besar sampel dalam
penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut
(Sugiyono (2014) :

2 .N.P.Q
s
d 2 (N  1)  2 .P.Q

12.4.690.0,5.0,5
s
0,052 (4.690 1)  12..0,5.0,5

1,172
s  11,972

s  97,8
s = 98 orang
3

untuk menghindari adanya missing data pada saat pengolahan data, maka
peneliti menambahkan sampel taraf kesalahan 10% dari sample size.
Yaitu :

= 98 + 10%
= 98 + 9,8
= 107,8
= 108 orang

Maka berdasarkan perhitungan diatas jumlah sampel dalam penelitian ini


sebanyak 108 orang.

Keterangan :
= 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%
P = Q = 0,5
d = 0,05 tingkat signifikasi
s = jumlah sampel
N = populasi
b. Kriteria Sampel
Penentuan kriteria sampel sangat mempengaruhi peneliti untuk
mengurangi bias hasil penelitian. Kriteria sampel dibagi menjadi dua
bagian, yaitu : inklusi dan ekslusi. (Nursalam, 2014)
1) Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari
suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti. Saat
menentukan kriteria inklusi harus ada pertimbagan ilmiah yang
nantinya dijadikan pedoman. Adapun kriteria inklusi pada
penelitian ini, adalah:
a) Lansia yang berusia ≥ 60 tahun yang tinggal di wilayah kerja
UPT Puskesmas Klungkung I
b) Lansia yang bersedia menjadi responden dan menandatangani
informed consent.
3

2) Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab.
Adapun kriteria ekslusi pada penelitian ini, adalah lansia dalam
keadaan sakit parah atau memiliki gangguan fisik.
3. Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi (Nursalam, 2014). Sampling juga diartikan sebagai
proses menyeleksi unit yang diobservasi dari keseluruhan populasi yang
akan diteliti sehingga kelompok yang diobservasi dapat digunakan untuk
membuat kesimpulan atau membuat inferensi tentang populasi tersebut
(Swarjana, 2014).
Pada penelitian ini cara pengambilan sampling yang digunakan adalah
menggunakan probability sampling yaitu teknik sampling yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Dan tehnik yang akan digunakan dalam
pengambilan sampel adalah proportionate stratified random sampling,
yaitu teknik pengambilan sampel pada populasi yang heterogen dan
berstrata dengan mengambil sampel dari tiap-tiap sub populasi yang
jumlahnya disesuaikan dengan jumlah anggota dari masing-masing sub
populasi secara acak atau serampangan pada metode ini digunakan karena
penelitian yang dilaksanakan melibatkan kelompok/grup atau memastikan
elemen tiap grup terpilih (Swarjana, 2015).
Teknik pengambilan sampel secara proportionate stratified random
sampling digunakan dengan tujuan untuk memperoleh sampel yang
representatif dengan melihat populasi lansia yang ada di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Klungkung I yang berstrata, yakni terdiri beberapa
tingkatan usia yang heterogen (tidak sejenis). Sehingga peneliti mengambil
sampel dari umur 60-64 tahun, 65-70 tahun dan ≥70 tahun dari masing-
masing kategori diambil wakilnya sebagai sampel.
3

Table 4.1 Jumlah sampel yang diperlukan pada setiap usia dengan metode
propotionate stratified sampling.

No Usia Populasi Sampel

1 60 – 64 tahun N1=108 (1.390/4.690) 32

2 65 – 70 tahun N2=108 (1.595/4.690) 37

3 >70 tahun N3=108 (1.705/4.690) 39

Total 108

D. Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian, akuratnya data penelitian yang dikumpulkan sangat
mempengaruhi hasil penelitian. Agar data yang dikumpulkan tersebut
akurat, maka data yang dikumpulkan harus valid dan juga reliable, dengan
metode yang tepat menurut Swarjana (2014). Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan kuesioner melalui
google form dengan bantuan keluarga dan juga kader dari puskesmas.
Calon responden yang telah memenuhi kriteria inklusi diberikan penjelasan
mengenai maksud dan tujuan dari penelitian, dan diberikan lembar
persetujuan (informd consent) lalu mulai di berikan kuesioner oleh peneliti.
Kelengkapan data yang sudah terkumpul dicek kembali oleh peneliti. Lalu
peneliti melakukan olah data dengan dosen analisis data untuk segera
mengetahui hasil dari penumpulan data.
2. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
lembar kuesioner. Menurut Swarjana (2014), kuesioner berarti sebuah form
yang berisikan pertanyaan - pertanyaan yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan informasi (data) dari dan tentang orang – orang sebagai
3

bagian dari sebuah survey. Kuesioner dalam penelitian ini akan disebar
melalui google form secara online dan ada beberapa yang disebarkan secara
offline.
Untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan lansia dengan perilaku
lansia dalam pemenuhan personal hygiene di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Klungkung I, maka peneliti meggunakan kuesioner yang
dikembangkan oleh peneliti dengan melakukan uji validitas (face validity)
yang diujikan oleh expert , yang berisi beberapa pertanyaan sebagai berikut
:
a. Karakteristik Responden
Pada kuesioner ini peneliti mencantumkan beberapa pertanyaan untuk
respnden, diantaranya nama, umur, jenis kelamin, dan pendidikan
terakhir.
b. Tingkat Pengetahuan Lansia Terhadap Pesonal Hygiene
Kuesioner tingkat pengetahuan lansia terdiri dari 18 butir pertanyaan
positif dan negative dengan menggunakan skala guttman yang diadopsi
dari kuesioner Jaya (2019) dengan pilihan jawaban Benar dan Salah.
Pada pernyataan positif yang ada pada soal nomor
1,2,3,5,6,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17 pilihan jawaban Benar diberi skor
1 dan jawaban Salah diberikan skor 0. Sedangkan pada pernyataan
negatif yang ada pada soal nomor 4,7,18 Benar diberi skor 0 dan
jawaban Salah diberikan skor 1. Total skor kuesioner tingkat
pengetahuan lansia adalah 18, dengan skor tertinggi 18 dan skor
terendah adalah 0. Semakin tinggi skor jawaban responden
mengindikasikan tingkat pengetahuan lansia baik dan sebaliknya
semakin rendah skor maka tingkat pengetahuan semakin buruk.
c. Perilaku lansia dalam pemenuhan personal hygiene pada perawatan
kulit, mulut dan gigi, rambut, kaki dan kuku dan yang terakhir alat
kelamin
Kuesioner yang digunakan terdiri dari 16 butir pertanyaan positif
dengan menggunakan skala likert yang diadopsi dari kuesioner
3

Sudiastika (2016), dengan pilihan jawaban Selalu, Sering, Kadang-


Kadang, dan Tidak Pernah. Pada pernyataan positif yang ada pada soal
nomor 1,3,4,5,6,8,9,10,11,12,14,15,16 pilihan jawaban Selalu diberi
skor 4, Sering diberi skor 3, Kadang-Kadang diberi skor 2, dan Tidak
Pernah diberi skor 1. Sedangkan pada pernyataan negatif pada soal
nomor 2,7,13 pilihan jawaban Selalu diberi skor 1, Sering diberi skor 2,
Kadang-Kadang diberi skor 3, dan Tidak Pernah diberi skor 4. Total
skor akan diperoleh dengan cara mejumlahkan skor pertanyaan 1-16.
Skor tertinggi adalah 64 dan skor terendah 16. Semakin tinggi skor
maka mengindikasikan pemenuhan personal hygiene pada perawatan
kulit, mulud dan gigi, rambut, kaki dan kuku serta kelamin semakin
baik.
Untuk menilai dan mengetahui kelayakan kuesioner sebelum
digunakan dalam proses pengumpulan data, maka peneliti perlu
melakukan uji validitas
Uji Validitas adalah derajat dimana instrument mengukur apa yang
seharusnya diukur yang dikategorikan menjadi logical (face validity),
content validity, criteria dan construcy (Thomas et al,2010 dalam
Swarjana, 2014). Uji validitas dalam penelitian ini akan menggunakan
face validity. Menurut Bryman (2004) dikutip di Swarjana (2014), face
validity merupakan pertanyaan yang dianggap valid apabila pertanyaan
yang disusun kelihatan sudah valid. Dalam penelitian ini uji validitas
akan dilakukan di dua dosen expert di bidangnya yang akan
memvalidasi kuesioner. Dua orang expert, dosen expert I adalah expert
di bidang keperawatan komunitas dan dosen expert II adalah expert di
bidang keperawatan gerontik. Selama proses bimbingan, peneliti
memperoleh masukan dan arahan dari expert I yaitu dosen di bidang
keperawatan komunitas dan expert II yaitu dosen di bidang
keperawatan gerontik, dilaksanakan dengan cara menentukan
karakteristik responden, merubah beberapa kuesioner yang memiliki
arti sama dan menentukan jumlah pernyataan pada setiap kuesioner.
3

Expert I dan Expert II menyatakan kuesioner tersebut telah valid, maka


selanjutnya peneliti dapat menggunakannya, maka peneliti selanjutnya
dapat menggunakan instrument tersebut.

3. Tehnik Pengumpulan Data


a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan yang perlu diperhatikan adalah hal-hal sebagai
berikut :
1) Peneliti menyiapkan materi dan konsep yang mendukung
penelitian. Lalu telah melakukan revisi proposal dan telah disetujui
oleh kedua dosen pembimbing dan juga penguji.
2) Setelah revisi ujian proposal penelitian disetujui, peneliti
menyiapkan permohonan untuk menjadi responden dan persetujuan
menjadi responden (informed consent) dalam bentuk pernyataan
yang dibuat di Google Form.
3) Peneliti melakukan uji expert atau face validity yang telah diuji
oleh dua orang expert di bidang keperawatan jiwa dan di bidang
keperawatan komunitas sampai kuesioner yang digunakan
dinyatakan valid dan di setujui oleh kedua expert.
4) Selanjutnya peneliti mengajukan surat izin penelitian dengan cara
mengirim berkas kepada dosen penanggung jawab pada bidang izin
penelitian untuk mendapatkan tanda tangan dari Rektor Institut
Teknologi dan Kesehatan Bali yang diserahkan kepada Badan
Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali.
5) Pengajuan surat izin penelitian yang ditanda tangani oleh Rektor
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali sudah dilaksanakan dengan
nomor DL.02.02.0439.TU.I.2021 pada tanggal 2 Februari 2021
untuk diserahkan kepada Badan Penanaman Modal dan Peizinan
Provinsi Bali.
6) Setelah mendapat surat izin penelitian dari Badan Penanaman
Modal dan Perizinan Provinsi Bali dengan nomor surat
4

070/507/IZIN-C/DSPMPT pada tanggal 5 Februari 2021. Peneliti


mengajukan surat tersebut ke Dinas Penanaman Modal Kabupaten
Klungkung untuk selanjutnya mendapatkan izin penelitian di
Klungkung.
7) Peneliti telah mendapatkan izin penelitian dari Dinas Penanaman
Modal Kabupaten Klungkung dengan nomor
503/018/RP/DPMPTSP/2021 pada tanggal 8 Februari 2021.
Kemudian peneliti mebawa surat tembusan tersebut ke beberapa
instansi seperti, Dinas Kesehatan Klungkung, Kesbangpol Kab.
Klungkung, Danramil Kab. Klungkung, Polsek Klungkung, Camat
Klungkung dan UPT Puskesmas Klungkung I.
8) Pengurusan surat izin penelitian sudah dilaksanakan, selanjutnya
peneliti mengurus izin Ethical Clearance di Komisi Etik Penelitian
(KEP) Institut Teknologi dan Kesehatan Bali dilaksanakan dengan
cara menyiapkan berkas-berkas yang diperlukan dan mendaftar etik
di Dosen yang bertanggung jawab dalam etik penelitian.
9) Peneliti telah mendapatkan izin Ethical Clearance dengan nomor
03.0037/KEPITEKES-BALI/II/2021 pada tanggal 9 Februari 2021.
10) Peneliti menyiapkan instrument penelitian berupa lembar kuesioner
dan link kuesioner lalu memulai penelitian yang dilaksanakan
dengan cara menyebarkan link kepada responden melalui online
dan secara offline
b. Tahap Pelaksanaan
Setelah ijin diperoleh, di lanjutkan ke tahap pelaksanaan antara lain:
1) Peneliti mengambil sampel berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi
dengan menggunkan teknik probability sampling, dengan
proportionate random sampling.
2) Peneliti kemudian berkoordinasi dengan kader lansia di UPT
Puskesmas Klungkung I melalui WhatsApp (WA), melalu telfon
dan juga beberapa kali bertatap muka dengan tetap mematuhi
protokol kesehatan untuk melakukan penelitian online dengan
4

mengisi kuesioner melalui google form, data yang dikumpulkan


sebagian diisi langsung oleh perwakilan keluarga lansia, dan
sebagian dikumpulkan melalui kuesioner online melalui bantuan
Puskesmas Pembantu (PusTu) yang ada disetiap desa yang berada
di wilayah kerja UPT Puskesmas Klungkung I. Ada juga desa yang
langsung didatangi oleh peneliti untuk pengumpulan datanya atas
rekomendasi dari kader.
3) Peneliti melakukan kontrak waktu dan memberikan responden
penjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian, bagi responden
yang bersedia dijadikan sampel, calon responden menandatangani
informed consent sebagai bukti persetujuan menjadi responden.
4) Peneliti kemudian menjelaskan tata cara pengisian kuesioner
kepada responden.
5) Bagi responden yang tidak berkenan untuk mengisi kuesioner,
peneliti menjelaskan kembali maksud dan tujuan penelitian ini
serta memastikan kerahasiaan data yang diberikan oleh responden.
Peneliti tidak memaksa responden yang tetap tidak mau mengisi
kuesioner
6) Peneliti meminta responden untuk ke halaman Google Form
berikutnya untuk mengisi kuesioner sesuai dengan petunjuk
pengisian.
7) Peneliti memeriksa kelengkapan data yang diperoleh setelah
melakukan penelitian
8) Peneliti mengucapkan terima kasih kepada responden atas
partisipasinya dalam penelitian.
9) Setelah semua data terkumpul, kemudian peneliti melakukan
pengolahan data bersama dosen analisa data.
4

E. Analisa Data
1. Teknik Pengolahan Data
Menurut Swarjana (2015) langkah-langkah dalam proses pengolahan
data adalah sebagai berikut:
a. Editing
Editing adalah suatu cara untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan melalui instrument penelitian. Dalam
tahap ini, peneliti melakukan pemeriksaan antara lain kesesuaian
jawaban dan kelengkapan pengisian lembar kuisioner ketika data telah
terkumpul.
b. Coding
Coding adalah suatu kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori. Dalam penelitian ini,
peneliti melakukan coding untuk memudahkan proses pengolahan data.
Pemberian kode yang dilakukan pada penelitian ini, sebagai berikut:
1) Berdasarkan Alamat :
1. Kode (1) untuk wilayah Tangkas
2. Kode (2) untuk wilayah Gelgel
3. Kode (3) untuk wilayah Jumpai
4. Kode (4) untuk wilayah Kampung Gelgel
5. Kode (5) untuk wilayah Kamasan
6. Kode (6) untuk wilayah SP. Klod Kangin
7. Kode (7) untuk wilayah SP. Klod
8. Kode (8) untuk wilayah SP. Kauh
9. Kode (9) untuk wilayah Tojan
10. Kode (10) untuk wilayah Satra
2) Berdasarkan jenis kelamin
:
1. Kode (1) untuk laki-laki,
2. Kode (2) untuk perempuan.
3) Berdasarkan umur :
1. Kode (1) untuk lansia umur 60 – 64 tahun
4

2. Kode (2) untuk lansia umur 65 – 70 tahun.


3. Kode (3) untuk lansia umur >70 tahun
4) Berdasarkan pendidikan
terakhir
1. Kode (1) untuk tidak sekolah,
2. Kode (2) untuk SD,
3. Kode (3) untuk SMP
4. Kode (4) untuk SMA
5. kode (5) untuk Akademi/Perguruan Tinggi

5) Pada kuesioner tingkat pengetahuan personal hygiene lansia :


Pernyataan Positif :
Tabel 4.2 Coding tingkat pengetahuan personal hygiene lansia
Pernyataan Soal : 1. Kode (1)
positif 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, untuk Benar
15, 16, 17 2. Kode (0)
untuk Salah

Pernyataan Soal : 4, 7, 18 1. Kode (1)


Negatif untuk Salah
2. Kode (0)
untung
Benar

6) Pada kuesioner perilaku lansia dalam pemenuhan personal hygiene :


Tabel 4.3 Coding perilaku lansia dalam pemenuhan personal
hygiene
Pernyataan Soal : 1. Kode (1)
positif 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, untuk Tidak
16 Pernah
4

2. Kode (2)
untuk
Kadang -
kadang
3. Kode (3)
untuk Sering
4. Kode (4)
Selalu
Pernyataan Soal : 2,7,13 1. Kode (1)
Negatif untuk Selalu
2. Kode (2)
untuk Sering
3. Kode (3)
untuk
Kadang-
kadang
4. Kode (4)
untuk Tidak
Pernah

c. Entry Data
Entry data adalah suatu kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan dalam data base komputer. Peneliti memasukkan semua
data yang diperoleh dari responden dengan menggunakan Statistical
Program for Social Science (SPSS). Selama proses entry data, peneliti
memastikan dengan teliti data yang dimasukkan agar tidak ada data
yang tertinggal.
d. Cleaning
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali setelah semua
sumber data atau responden selesai dimasukan untuk melihat
kemungkinan - kemungkinan adanya suatu kesalahan kode,
4

ketidaklengkapan dan lain sebagainya. Pada saat peneliti melakukan


cleaning tidak ditemukan adanya missing data

2. Teknik Analisa Data


Data yang dianalisis pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan
perilaku lansia dalam pemenuhan personal hygiene. Analisa yang
digunakan pada penelitian ini adalah analisa univarat dan bivarat.
a. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah data yang terkait dengan pengukuran satu
variabel pada waktu tertentu (Swarjana, 2016).
1) Analisa tingkat pengetahuan personal hygiene lansia.
Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan
personal hygiene lansia, Untuk menunjukan hasil selanjutnya
ditafsirkan dengan mengacu pada skor tertinggi 18 dan skor
terendah adalah 0. Semakin tinggi skor jawaban responden
mengindikasikan tingkat pengetahuan lansia baik dan sebaliknya
semakin rendah skor maka tingkat pengetahuan semakin buruk.
2) Perilaku lansia dalam pemenuhan personal hygiene
Variabel dalam penelitian ini adalah perilaku lansia dalam
pemenuhan personal hygiene. Untuk menunjukan hasil selanjutnya
ditafsirkan dengan mengacu pada pilihan jawaban Selalu diberi skor
4, Sering diberi skor 3, Kadang-Kadang diberi skor 2, dan Tidak
Pernah diberi skor 1 untuk penyataan positif. Sedangkan pada
pernyataan negatif Selalu diberi skor 1, Sering diberi skor 2,
Kadang-Kadang diberi skor 3, dan Tidak Pernah diberi skor 4. Total
skor akan diperoleh dengan cara mejumlahkan skor pertanyaan 1-
16. Skor tertinggi adalah 64 dan skor terendah 16. Semakin tinggi
skor maka mengindikasikan pemenuhan personal hygiene pada
perawatan kulit, mulud dan gigi, rambut, kaki dan kuku serta
kelamin semakin baik.
4

b. Analisis Bivariat
Analisa bivarat adalah melakukan analisis terhadap dua variable
secara simultan (Swarjana, 2014). Dalam penelitian ini, data yang
dianalisa adalah hubungan tingkat pengetahuan personal hygiene
dengan perilaku lansia dalam pemenuhan personal hygiene. Uji
normalitas dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui data dengan
kolmogorove smirnove karena jumlah sampel lebih dari 50 responden,
untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian
ini, jika data berdistribusi normal maka uji statistik yang di gunakan
adalah parametrik correlation pearson product moment dan jika data
berdistribusi tidak normal, maka uji statistik yang digunakan adalah non
parametrik spearman’s rho yang merupakan uji alternatif dari pearson
product moment (Swarjana, 2014). Pengolahan data pada penelitian ini
akan menggunakan Microsoft Excel dan dianalisis dengan Program For
Social Science (SPSS For Windows versi 25). Dengan tingkat kesalahan
5%, apabila didapatkan P < 0,05 maka Ha dan Ho ditolak. Dari
koefisien korelasi yang didapatkan, dapat digunakan untuk mengukur
tingkat korelasi antara kedua variabel.
1) Nilai signifikasi hipotesis
Menurut Swarjana (2014) nilai signifikasi hipotesis, adalah sebagai
berikut :
a) Jika nilai signifikan (sig) < α (0,05), maka Ho ditolak dan
sebaliknya Ha diterima hal ini menunjukan ada hubungan yang
bermakna antara dua variabel yang diuji
b) Jika nilai signifikan (sig) > α (0,05), maka Ho diterima dan Ha
ditolak hal ini menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna
antara dua variabel yang diuji.

Pada penelitian ini nilai signifikasi yang di dapat adalah signifikasi


p-value sebesar 0,00 dengan α = 0,05, yang mana p-value < α
(0,05) maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara tingkat
4

pengetahuan dengan perilaku lansia dalam pemenuhan personal


hygiene dan menunjukan arah korelasi yang sangat kuat dan positif
(r = 0,952).

2) Arah korelasi
Menurut Sugiyono (2018) sifat korelasi dapat dibedakan menjadi
2, yaitu:

a) Arah hubungan positif (+) berarti jika variabel X mengalami


kenaikan maka variabel Y juga akan mengalami kenaikan atau
sebaliknya, jika variabel X mengalami penurunan maka
variabel Y juga akan mengalami penurunan.

b) Arah korelasi negatif (-) berarti jika variabel X mengalami


kenaikan maka variabel Y mengalami penurunan begitu pula
sebaliknya, jika variabel x mengalami penurunan maka
variabel Y mengalami kenaikan.

Pada penelitian ini arah korelasi yang didapatkan adalah korelasi


positif yang mana dilhat hasil pengetahuan lansia baik berbanding
lurus dengan perilaku lansia yang juga memperlihatkan hasil yg
baik. yang artinya baik semakin baik tingkat pengetahuan lansia
maka semakin baik perilaku lansia dalam pemenuhan personal
hygiene.

3) Kekuatan korelasi (r)


Tabel 4.4 Kekuatan korelasi untuk menentukan kuat lemahnya
hubugan kedua variabel yang peneliti gunakan sebagi berikut,
(Sugiyono, 2014) :
Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,20 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah
4

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

F. Etika Penelitian
Dalam suatu penelitian banyak hal yang harus dipertimbangkan, tidak
hanya metode, desain, dan aspek lainnya, tetapi ada hal sangat penting dan
serius yang harus diperhatikan oleh peneliti, yaitu ethical principles atau etika
penelitian (Swarjana, 2014). Adapun prinsip-prinsip etika dalam melakukan
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)
Informed consent berarti responden punya informasi yang adekuat tentang
penelitian, mampu memahami informasi, mempunyai hak untuk bebas
berpartisipasi atau menolak menjadi responden. Pada informed consent
juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan
dipergunakan untuk pengembangan ilmu.
2. Anonymity (tanpa nama)
Anonymity yaitu tidak mencantumkan nama responden pada lembar
kuesioner atau alat ukur yang digunakan, namun hanya menuliskan
inisialnya saja karena responden mempunnyai hak untuk data yang
diberikan harus dijaga kerahasiaanya.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun
masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan
dijamin kerahasiaan oleh peneliti, untuk menjaga privasi responden.
4. Protection from discomfort (perlindungan dan ketidaknyamanan)
Melindungi responden dari ketidaknyamanan, baik fisik maupun psikologi.
Peneliti dalam penelitian ini sudah mendapatkan izin untuk melakukan
penelitian seperti yang dijelaskan ditahap persiapan
4

5. Beneficence
Beneficence merupakan prinsip untuk memberikan manfaat bagi orang lain,
namun tidak membahayakan orang lain. Dalam proses penelitian ini
peneliti akan melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur dan akan
memberikan penjelasan tentang manfaat penelitian.
BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas hasil penelitian dengan lebih jelas dan lebih
rinci, yang meliputi gambaran umum lokasi penelitian, karakteristik responden,
dan data hasil penelitian mengenai “Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia
Dengan Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan Personal Hygiene di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Klungkung I”

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


UPT Puskesmas Klungkung I terletak di Desa Gelgel, Kecamatan
Klungkung, Kabupaten Klungkung yang didirikan tahun 1974 dan
beroperasi mulai bulan April 1975. Wilayah kerja UPT Puskesmas
Klungkung I meliputi 3 kelurahan yaitu kelurahan Semarapura Kauh,
kelurahan Semarapura Klod, kelurahan Semarapura Klod Kangin dan
terdiri dari 7 desa yaitu Desa Gelgel, Desa Tojan, Desa Satra, Desa
Kamasan, Desa Tangkas, Desa Jumpai, Desa Kampung Gelgel serta terdiri
dari 35 dusun/lingkungan dengan luas sekitar 15,322 km2 dengan jarak
tempuh rata-rata 5-10 menit dari desa ke puskesmas. Adapun Visi
Puskesmas Klungkung I yaitu Prima Dalam Pelayanan dan Mantap Dalam
Pemberdayaan Masyarakat Menuju Kecamatan Klungkung Yang Unggul
dan Sejahtera.
Penelitian ini dilakukan di UPT Puskesmas Klungkung I dengan
pertimbangan jumlah lansia Kabupaten Klungkung yang menjadi
penyumbang lansia terbanyak di Provinsi Bali pada tahun 2020 yaitu
sebesar 16,62% (Badan Pusat Statistik, 2015). Dan didukung juga dengan
puskesmas dengan data kunjungan lansia terbanyak yaitu sebesar 6.551
per tahun 2018. Maka dari itu dipilih wilayah UPT Puskesmas Klungkung
I sebagai tempat penelitian.

50
5

B. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di wilayah kerja
UPT Puskesmas Klungkung I dengan jumlah responden sebanyak 108
orang. Karakteristik responden dalam penelitian ini dibedakan menjadi
empat bagian yaitu alamat, jenis kelamin, rentang umur, dan pendidikan
terakhir. Karakteristik responden disajikan dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
Tabel 5.1 Frekuensi (f) dan persentase (%) Karakteristik Responden
(n=108)
Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)
Alamat
Wilayah Tangkas 11 10.2%

Wilayah Gelgel 11 10.2%


Wilayah Jumpai 10 9.3%
Wilayah Kampung 11 10.2%
Gelgel

Wilayah Kamasan 11 10.2%


Wilayah Sp. 11 10.2%
Kelod Kangin

Wilayah Sp. Kelod 11 10.2%

Wilayah Sp Kauh 11 10.2%


Wilayah Tojan 11 10.2%
Wilayah Satra 10 9.3%

Jenis Kelamin
Laki-Laki 41 38.0%
Perempuan 67 62.0%
5

Umur
Lansia 60-64 Tahun 32 29.6%
Lansia 65-70 Tahun 37 34.3%
Lansia >70 Tahun 39 36.1%

Pendidikan Terakhir
Tidak Sekolah 42 38.9%
Sd 33 30.6%
Smp 10 9.3%
Sma 18 16.7%

Akademi/PT 5 4.6%

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan karakteristik responden


berdasarkan alamat, jenis kelamin, umur dan pendidikan terakhir.
Karakteristik responden berdasarkan alamat diperoleh bahwa dari 108
responden, paling banyak ada di wilayah Tangkas, Gelgel, Kampung
Gelgel, Kamasan, SP. Kauh, SP. Klod, SP. Kangin, Tojan sebanyak 88
(81,5%) responden dan terendah wilayah Satra dan Jumpai sebanyak 20
(18,5%) responden. Berdasarkan jenis kelamin diperoleh bahwa dari 108
responden menunjukan jumlah terbanyak adalah responden perempuan
sebanyak 67 (62.0%) dan sisanya responden laki-laki 41 (38.0%).
Berdasarkan umur diperoleh bahwa dari 108 responden menunjukan
jumlah terbanyak yaitu responden dengan rentang umur >70 tahun yaitu
sebanyak 39 (36,1%) responden, disusul rentang usia 65-70 tahun
sebanyak 37 (34.3%) responden dan jumlah terendah di rentang umur 60-
64 tahun 32 (29.6%) responden. Pada karakteristik responden berdasarkan
pendidikan terakhir diperoleh bahwa dari 108 responden menunjukan
jumlah terbanyak yaitu responden yang tidak sekolah sebanyak 42
(38,.9%) responden, lalu SD 33 (30.6%) responden, SMP 10 (9.3%)
5

responden , SMA 18 (16.7%) responden, dan yang terendah yaitu


Akademi/Perguruan Tinggi 5 (4.6%) responden.

C. Hasil Penelitian
1. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah uji
Kolmogorov-Smirnov karena responden dalam penelitian ini
jumlahnya lebih dari seratus responden, yaitu berjumlah 108 (n=108)
responden. Maka dari itu uji normalitas yang digunakan adalah
Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 5.2 Hasil uji normalitas tingkat pengetahuan dan perilaku lansia
dalam pemenuhan personal hygiene di wilayah kerja UPT Puskesmas
Klungkumg I. (n=108)

Kolmogorov-Smirnov

Test of normality Statistic P-value


Tingkat Pengetahuan 0,298 0,000
Perilaku 0,209 0,000

Berdasarkan tabel 5.2 hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov


pada tingkat pengetahuan di dapat p-value 0,000 dan pada perilaku di
dapat p-value 0,000 dengan hasil data berdistribusi tidak normal
karena p-value <0,05. Maka dari itu uji non parametrik tes yang
digunakan adalah Spearmen’s rho

2. Analisa Univariat
Pada penelitian telah dilakukan analisa data dan tidak terdapat
missing data data. Hasil penelitian dari masing – masing variabel dari
tingkat pengetahuan dan perilaku, akan ditampilkan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi. Dengan jumlah 18 pernyataan, 15 pernyataan
positif dan 3 pernyataan negative pada point 4,7,dan 18.
5

a. Tingkat Pengetahuan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Komponen Pernyataan Tingkat
Pengetahuan Personal Hygiene Lansia di Wilayah UPT
Puskesmas Klungkung I (n=108).
Pernyataan Benar Salah
n(%) n(%)
1. Kebersihan diri adalah tindakan 108 0
menghilangkan kotoran diseluruh
tubuh untuk memelihara kesehatan (100.0%) (0%)
seseorang.
2. Salah satu tujuan kebersihan diri pada 107 1
masa pandemi adalah untuk
mempertahankan derajat kesehatan (99.1%) (0,9%)
individu.
3. Jenis kebersihan diri yaitu perawatan 108 0
pada kulit, rambut, gigi dan mulut,
tangan, kuku dan kaki, serta kemaluan. (100.0%) (0%)

4. Walaupun tidak melakukan kebersihan 16 92


diri setiap hari, tidak akan
menimbulkan gangguan kulit. (14.8%) (85.2%)

5. Manfaat mandi ialah menghilangkan 107 1


bau, menghilangkan kotoran,
memperlancar peredaran darah, dan (99.1%) (0,9%)
memberi kesegaran pada tubuh.
6. Perawatan kulit dilakukan dengan 106 2
mandi sebanyak dua kali sehari, serta
mandi setiap usai bepergian. (98,1%) (1,9%)

7. Perawatan kulit dilakukan dengan 18 90


mandi menggunakan air bersih saja
tanpa sabun. (16,7%) (83,35%)

8. Mengganti pakaian dilakukan sehabis 107 1


mandi, dan setiap usai bepergian.
(99.1%) (0,9%)
9. Perawatan rambut dan kepala 97 11
dilakukan dengan keramas sebanyak 1
– 2 kali seminggu. (89,85) (10,2%)

10. Perawatan rambut dan kulit kepala bisa 107 1


dilakukan dengan mencuci rambut
5

menggunakan sampo. (99.1%) (0,9%)


11. Agar tidak kering, rambut sebaiknya 105 3
diberikan minyak rambut.
(97,2%) (2,8%)
12. Perawatan gigi dan mulut bisa 106 2
dilakukan dengan menyikat gigi
menggunakan sikat gigi dan pasta gigi (98,1%) (1,9%)

13. Perawatan gigi dan mulut dilakukan 107 1


dengan menyikat gigi sebanyak 2 kali
sehari pada pagi hari saat mandi dan (99.1%) (0,9%)
malam hari sebelum tidur.
14. Perawatan tangan bisa dilakukan 105 3
dengan mencuci tangan sebelum
makan, setelah makan, setelah (97,2%) (2,8%)
menyentuh benda – benda asing, dan
setelah kontak dengan orang – orang
diluar rumah.
15. Perawatan kaki dilakukan dengan 105 3
mencuci kaki dan menggunakan alas
kaki setiap hari. (97,2%) (2,8%)

16. Perawatan kuku bisa dilakukan dengan 103 5


memotong dan membersihkan kuku
apabila sudah panjang dan kotor. (95,4%) (4,6%)

17. Perawatan kemaluan dilakukan dengan 98 10


membersihkan bagian luar kemaluan
pada saat mandi dan setelah (90,7%) (9,3%)
BAK/BAB
18. Mengganti pakaian dalam dilakukan 7 101
seminggu sekali.
(6,5%) (93,5%)

Berdasarkan Tabel 5.3 menunjukan bahwa dari 108 responden


sebagian besar menjawab benar pada pernyataan positif dilihat dari
jawaban tertinggi pada pernyataan, kebersihan diri adalah tindakan
menghilangkan kotoran diseluruh tubuh untuk memelihara kesehatan
seseorang 108 (100.0%) responden menjawab benar. Dan pada
pernyataan, jenis kebersihan diri yaitu perawatan pada kulit, rambut, gigi
5

dan mulut, tangan, kuku dan kaki, serta kemaluan sebanyak 108
(100.0%) responden menjawab benar. Lalu sisanya masih ada beberapa
responden menjawab salah pada pernyataan positif namun sebagian besar
menjawab benar. Untuk penyataan negatif jawaban tertinggi ada pada
pernyataan, mengganti pakaian dalam dilakukan seminggu sekali
sebanyak 101 (93,5%) responden menjawab salah. Disusul dengan
pernyataan, walaupun tidak melakukan kebersihan diri setiap hari, tidak
akan menimbulkan gangguan kulit sebanyak 92 (85,2%) responden
menjawab salah. Dan terakhir pernyataan negatif dengan jawaban
terendah yaitu pada pernyataan, perawatan kulit dilakukan dengan mandi
menggunakan air bersih saja tanpa sabun 90 (83,35%) responden
menjawab salah.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Pengetahuan Personal


Hygiene Lansia di Wilayah UPT Puskesmas Klungkung I.
(n=108)
Tingkat Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)
Baik 96 88,9
Cukup 12 11,1
Kurang 0 0

Total 108 100

Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukan bahwa dari total 108


responden, tingkat pengetahuan lansia terhadap personal hygiene ada
di kategori baik dengan jumlah 96 (88,9%) responden, dan kategori
cukup sebanyak 12 (11,1%) responden.
5

Gambar 5.1 Hasil Diagram Scatter Plot Tingkat Pengetahuan Personal


Hygiene Lansia di Wilayah UPT Puskesmas Klungkung I. (n=108)
terlampir

b. Perilaku
Hasil penelitian variabel dari perilaku, akan ditampilkan dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi. Dengan jumlah 16 pernyataan, 13
pernyataan positif dan 3 pernyataan negative pada point 2,7, dan
13.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Komponen Pernyataan Perilaku


Personal Hygiene Lansia di Wilayah UPT Puskesmas Klungkung I
(n=108).
Pernyataan Tidak Kadang Sering Selalu
Pernah -
kadang
1. Saya melakukan 1 2 16 89
perawatan pada kulit
dengan cara mandi (0,9%) (1,9%) (14,8%) (82,4%)
secara teratur dua kali
dalam sehari dan setiap
usai bepergian
2. Saya tidak menggunakan 89 10 3 6
sabun setiap saya mandi.
(82,4%) (9,3%) (2,8%) (5,6%)
3. Saya menggunakan 22 35 19 32
minyak pelembab jika
kulit saya kering. (20,4%) (32,4%) (17,6%) (29,6%)

4. Saya mengganti pakaian 3 9 14 82


setiap hari dan setiap kali
usai bepergian. (2,8%) (8,3%) (13,0%) (75,9%)

5. Saya mencuci rambut 5 15 24 64


dua kali dalam
seminggu. (4,6%) (13,9%) (22,2%) (59,3%)
5

6. Saya mencuci rambut 1 4 14 89


menggunakan sampo.
(0,9%) (3,7%) (13,0%) (82,4%)
7. Saya tidak memakai 14 54 19 21
minyak rambut.
(13,0%) (50,0%) (17,6%) (19,4%)

8. Saya menggosok gigi 3 11 8 86


dua kali sehari pada pagi
hari saat mandi dan (2,8%) (10,2%) (7,4%) (79,6%)
malam hari sebelum
tidur.
9. Saya menggunakan sikat 2 7 11 88
gigi dan pasta gigi setiap
menyikat gigi. (1,9%) (6,5%) (10,2%) (81,9%)

10. Setelah makan saya 3 17 34 54


berkumur menggunakan
air. (2,8%) (15,7%) (31,5%) (50,0%)

11. Saya mencuci tangan 2 6 16 84


dengan sabun sebelum
makan, sesudah makan, (1,9%) (5,6%) (14,8%) (77,8%)
setelah menyentuh benda
– benda asing, dan
setelah kontak dengan
orang – orang diluar
rumah.
12. Saya memotong dan 0 5 13 90
membersihkan kuku
apabila sudah panjang (0%) (4,6%) (12,0%) (83,3%)
dan kotor.
13. Saya tidak memakai 81 14 3 10
sandal atau sepatu saat
keluar rumah. (75,0%) (13,0%) (2,8%) (9,3%)

14. Saya mencuci dan 1 12 17 78


mengeringkan kaki
setiap hari. (0,9%) (11,1%) (15,7%) (72,2%)

15. Saya cebok dan 0 0 9 99


membersihkan daerah
kemaluan saya dengan (0%) (0%) (8,3%) (91,7%)
air bersih setelah
5

BAB/BAK.
16. Saya mengganti pakaian 7 4 5 92
dalam setiap hari.
(6,5%) (3,7%) (4,6%) (85,2%)

Berdasarkan Tabel 5.5 menunjukan bahwa dari 108 responden


sebagian besar menjawab “selalu” pada pernyataan positif dilihat dari
jawaban tertinggi pada pernyataan, saya cebok dan membersihkan
daerah kemaluan saya dengan air bersih setelah BAB/BAK sebanyak
99 (91,7%), lalu perolehan jawaban “selalu” terendah ada pada
pernyataan, saya menggunakan minyak pelembab jika kulit saya kering
sebanyak 32 (29,6%) responden dengan jawaban selalu terendah pada
pernyataan positif. Jawaban “sering” tertinggi ada pada penyataan
positif, Setelah makan saya berkumur menggunakan air, sebanyak 34
(31,5%) responden. Jawaban “kadang” tertinggi ada pada pernyataan
positif, Saya menggunakan minyak pelembab jika kulit saya kering
sebanyak 35 (32,4%) responden. Untuk pernyataan negatif sebagian
besar responden menjawab “tidak pernah” dilihat dari skor tertingi ada
pada pernyataan, saya tidak menggunakan sabun setiap saya mandi 89
(82,4%) responden menjawab tidak pernah, disusul dengan pernyataan,
saya tidak memakai sandal atau sepatu saat keluar rumah 81 (75,0%)
responden menjawab tidak pernah. Sedangkangkan pada pernyataan
negatif, saya tidak memakai minyak rambut sebanyak 54 (50,0%)
responden menjawab kadang, 21 (19,4%) menjawab selalu, 19 (17,6%)
menjawab sering dan sisanya sebanyak 14 (13,0%) responden
menjawab tidak pernah, yang artinya ini merupakan nilai terendah
“tidak pernah” pada penyataan negatif.

Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Kategori Perilaku Personal Hygiene


Lansia di Wilayah UPT Puskesmas Klungkung I. (n=108)
Perilaku Frekuensi Persentase (%)
6

Baik 97 89,8
Cukup 11 10,2

Kurang 0 0

Total 108 100

Berdasarkan Tabel 5.6 menunjukan bahwa dari total 108


responden, jumlah tertinggi perilaku lansia dalam pemenuhan
personal hygiene ada di kategori baik dengan jumlah 97 (89,8%)
responden, dan kategori cukup sebanyak 11 (10,2%) responden.

Gambar 5.2 Hasil Diagram Scatter Plot Perilaku Personal Hygiene


Lansia di Wilayah UPT Puskesmas Klungkung I (n=108) Terlampir

3. Analisa Bivariat
Pada analisis bivariat memaparkan hasil penelitian berupa
hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku lansia dalam
pemenuhan personal hygiene akan ditampilkan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi. Setelah dilakukan uji normalitas data, hasil
menunjukan bahwa data tidak berdistribusi normal. Oleh karena itu uji
korelasi yang digunakan adalah uji non parametrik yaitu uji
Spearmen’s rho dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Uji Korelasi Tingkat Pengetahuan dan


Perilaku Personal Hygiene Lansia di Wilayah UPT Puskesmas
Klungkung I. (n=108)

Spearmen’s Tingkat Perilaku


rho
Pengetahuan
Tingkat Correlation Coefficient 1.000 .952
pengetahuan
Sig. (2-tailed) . .000
6

N 108 108

Perilaku Correlation Coefficient .952 1.000


Sig. (2-tailed) .000 .
N 108 108

Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukan hasil uji statistik Spearmen’s


rho yang dilihat bahwa hasil signifikasi p-value sebesar 0,00 dengan α
= 0,05, yang mana p-value < α (0,05) maka dapat dikatakan bahwa ada
hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku lansia dalam
pemenuhan personal hygiene. Yang mana kuatnya hubungan dapat
dilihat dari Correlation Coefficient (r hitung) yaitu 0,952 yang artinya
korelasi sangat kuat antara kedua variabel. Hasil ini menunjukan arah
korelasi positif yang artinya semakin baik tingkat pengetahuan lansia
maka semakin baik perilaku lansia dalam pemenuhan personal
hygiene.

Gambar 5.3 Hasil Diagram Scatter Plot Hubungan Tingkat Pengetahuan


Dengan Perilaku Personal Hygiene Lansia di Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Klungkung I (n=108) Terlampir
BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas dengan lengkap mengenai hasil penelitian
Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan
Personal Hygiene di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Klungkung I, serta akan
membahas pula keterbatasan dalam penelitian.

A. Tingkat Pengetahuan Personal Hygiene Lansia


Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia
terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca
indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting dalam pembentukan tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2012).
Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut
Notoatmodjo yaitu pengalaman, tingkat pendidikan, pekerjaan, usia,
minat, keyakinan, fasilitas, dan social budaya. Hasil penelitian
menunjukan sebagian besar lansia tidak sekolah sebanyak 42 (38,9%)
responden, berpendidikan SD yaitu sebanyak 33 (30,6%) responden,
disusul dengan pedidikan tingkat SMA sebanyak 18 (16,7%) responden,
SMP 10 (9,3%), dan terakhir dengan pendidikan Akademi/Perguruan
Tinggi sebanyak 5 (4,6%) responden
Hasil penelitian pada tingkat pengetahuan menunjukan bahwa dari
108 responden, menyatakan cukup sebanyak 12 (11,1%) responden dan 96
(88,9%) responden menyatakan tingkat pengetahuan personal hygiene
lansia baik. Hal ini menunjukan bahwa lansia memiliki informasi yang
baik mengenai personal hygiene. Penelitian ini menunjukan bahwa
mayoritas lansia menjawab benar pada penyataan kebersihan diri adalah
tindakan menghilangkan kotoran diseluruh tubuh untuk memelihara
kesehatan seseorang dan mayoritas lansia menjawab benar jenis
kebersihan diri yaitu perawatan pada kulit, rambut, gigi dan mulut, tangan,

63
6

kuku dan kaki, serta kemaluan. Sesuai dengan teori dari Isro’in &
Sulistio (2012), tujuan perawatan personal hygiene adalah untuk
menghilangkan kotoran diseluruh tubuh untuk memelihara kesehatan
seseorang, pencegah penyakit.
Meskipun mayoritas responden menjawab benar pada pernyataan
negatif, namun pada peryataan negatif walaupun tidak melakukan
kebersihan diri setiap hari, tidak akan menimbulkan gangguan kulit
sebanyak 16 (14,8%) responden. Pada pernyataan negatif perawatan kulit
dilakukan dengan mandi menggunakan air bersih saja tanpa sabun
sebanyak 18 (16,7%) responden. Pada penelitian ini masih terdapat hasil
cukup, hal tersebut menunjukan bahwa lansia belum tahu lebih mendalam
arti dari personal hygiene. Seperti yang diungkapkan oleh Budiman &
Riyanto (2013) dalam Prakorso (2015) bahwa informasi juga
mempengaruhi pengetahuan seseorang jika sering mendapatkan informasi
tentang suatu pembelajaran maka akan menambah pengetahuan dan
wawasannya, sedangkan seseorang yang tidak sering menerima informasi
tidak akan menambah pengetahuan dan wawasannya.

B. Perilaku Pemenuhan Personal Hygiene Lansia


Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani, personal yang
artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. Personal hygiene suatu
bentuk tindakan dalam upaya pemeliharaan kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan dirinya mencakup kesehatan fisik maupun
psikisnya. Kebersihan seseorang merupakan bagian dari penampilan dan
harga diri sehingga jika seseorang mengalami keterbatasan dalam
memenuhi personal hygiene bisa jadi akan memperngaruhi kesehatan
secara umum (Isro’in & Sulistio, 2012).
Hasil penelitian dari perilaku personal hygiene lansia menunjukan
bahwa dari 108 responden, sebanyak 11 (10,2%) responden memiliki
perilaku yang cukup dan 97 (89,8%) responden memiliki perilaku personal
hygiene yang baik. Hal ini menunjukan bahwa mayoritas perilaku lansia
6

sudah baik. Namun jika ditinjau lebih teliti lagi sebanyak 21 (19,4%)
responden menjawab selalu dan sering sebanyak 19 (17,6%) responden,
pada pernyatan tidak memakai minyak rambut. Sementara itu ada juga
beberapa dari responden yang mejawab selain selalu dan sering pada
pernyataan mencuci rambut 2 kali dalam seminggu dan mencuci rambut
menggunakan shampoo. Pada penelitian ini masih tedapat hasil cukup
sebanyak 11 (10,2%) responden.
Hal ini menunjukan bahwa masih ada beberapa lansia yang masih
belum menyadari secara keseluruhan arti dari kebersihan rambut. Menurut
Potter & Perry (2012) dikuti dari Prakoso (2015) penampilan dan
kesejahteraan seseorang sering kali tergantung dari cara penampilan dan
perasaan mengenai rambutnya. Cara untuk perawatan rambut dengan
memotong rambut, menyikat, menyisir, dan bershampo agar tidak terlihat
kusut dan tidak sehat. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Erdhayanti & Kartinah (2012) dengan judul “Hubungan
Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan
Personal Hygiene Di Panti Wreda Darma Bakti Pajang Surakarta”.
Didapatkan bahwa lansia tidak rutin mencuci rambut 2 kali seminggu dan
juga jarang menggunakan minyak rambut sehingga rambut terlihat kusut.

C. Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan Perilaku Lansia


Dalam Pemenuhan Personal Hygiene
Pada hasil penelitian yang diuji dengan teknik (Spearmen Rho),
menunjukan bahwa terdapat hubungan diantara tingkat pengetahuan
dengan perilaku lansia dalam pemenuhan personal hygiene. Hal ini
ditunjukan dengan hasil nilai signifikan yaitu 0,00 (p-value <0,05) dan
nilai koefisien 0,952 yang artinya Ha diterima atau ada hubungan yang
sangat kuat antara tingkat pengetahuan lansia dengan perilaku lansia
dalam pemenuhan personal hygiene yang bersifat positif dan searah. Yang
menunjukan hal tersebut berarti semakin baik tingkat pengetahuan lansia
6

terhadap pngetahuan personal hygiene semakin baik pula perilaku lansia


dalam pemenuhan personal hygiene.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sudarmi & Wogono (2019) yang dilakukan di Desa Ruko Kecamatan
Tobelo Utara Kabupaten Halmahera Utara yang menunjukan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan dengan sikap personal hygiene pada lanjut
usia di Desa Ruko Kecamatan Tobelo Utara Kabupaten Halmahera Utara
diperoleh p-value 0,000 lebih kecil dari α = 0,05. Pada penelitian ini
didapatkan semakin tinggi pengetahuan seseorang terhadap suatu objek
maka akan semakin tinggi pula perilaku seseorang. Pengetahuan dan
perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak factor. (Purwanto,1998)
dikutip dari (Hartono, 2016).

D. Keterbatasan Penelitian
Peneliti memiliki beberapa hal yang menjadi keterbatasan yaitu :
1. Peneliti tidak dapat mengawasi responden secara langsung saat
pengisian kuesioner karena pengumpulan data menggunakan sistem
online yang disebar melalui link google form, sehingga bisa terjadi
tidak konsisten terhadap jawaban kuesioner.

2. Peneliti hanya menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data


sehingga tidak mengkaji lebih mendalam mengenai perilaku dan
pengetahuan lansia tentang personal hygiene.
BAB VII

PENUTUP

Pada bab ini menerangkan semua hasil penelitian dan pembahasan tentang
temuan-temuan penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam bab
sebelumnya. Selanjutnya dibuat kesimpulan dan saran-saran sebagai tindak lanjut
penelitian ini. Adapun tindak lanjut tersebut adalah sebagai berikut:

A. Simpulan
Hasil penelitian yang sudah diuraikan diatas memberikan simpulan
sebagai berikut :
1. Berdasarkan penelitian menunjukan bahwa dari total 108 responden,
menyatakan pengetahuan lansia terhadap personal hygiene mayoritas
ada di kategori baik sejumlah 96 (88,9%) responden.
2. Dari total 108 responden, sebagian besar lansia yang berada di wilayah
kerja UPT Puskesmas Klungkung I menunjukan, perilaku lansia dalam
pemenuhan personal hygiene mayoritas berada di kategori baik yaitu
sejumlah 97 (89,8%) responden.
3. Dilihat dari hasil signifikasi dengan uji statistik Spearmen’s rho,
terdapat signifikasi p-value sebesar 0,00 dengan α = 0,05, yang mana p-
value < α (0,05) maka dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara
tingkat pengetahuan dengan perilaku lansia dalam pemenuhan personal
hygiene dan menunjukan arah korelasi yang sangat kuat dan positif (r =
0,952).

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan, ada beberapa saran
yang ingin penulis sampaikan diantaranya:
1. Bagi Lansia

6
Diharapkan lansia mempertahankan pengetahuan yang sudah baik dan
mencari lagi informasi - informasi terkait kebersihan diri agar tetap
terjaga.
2. Bagi Tempat Penelitian
Memberikan edukasi atau penyuluhan secara berkesinambungan
terkait personal hygiene dan juga kegiatan pemantauan rutin untuk
tetap memantau personal hygiene para lansia guna mempertahankan
kebersihan yang sudah ada.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini bisa dijadikan data awal untuk melakukan
penelitian selanjutnya tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan
tingkan pengetahuan dan perilaku personal hygiene lansia,
menggunakan variabel lain dan dengan menggunakan metedologi yang
berbeda

6
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R. & Sunarsih, T. (2011). KDPK Kebidanan : Teori dan Apilkasi.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Arikunto. (2010). Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku


Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika

Aspuah, S. (2013). Kumpulan Kuesioner dan Instrumen Penelitian Kesehatan.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Badan Pusat Statistik. (2015). Proyeksi Penduduk Kabupaten/Kota Provinsi Bali


2010-2020. Jakarta : Badan Pusat Statistik.

Choudhury, M.U.A., Tarafdar, M.A., Miah, M.A.M., Shila R.D., Tonim, A. H., &
Syed, S. A. (2020). Study On Knowledge, Attitude And Practice Of
Personal Hygiene Among Selected Rural People. Journal of ZHSWMC,
2(1) 1-20.

Dinas Kesehatan Klungkung. (2018). Profil Kesehatan Kabupaten Klungkung


2018. Semarapura : Dinas Kesehatan Klungkung.

Erdhayanti, S. & Kartinah (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia


Dengan Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan Personal Hygiene Di Panti
Wreda Darma Bakti Pajang Surakarta, 5(1), 3 (12).

Hardono, Tohiriah, S., Wijayanto, W. P., & Sutrisno. (2019). Faktor- Faktor Yang
Mempengaruhi Personal Hygiene Pada Lansia. Welness And Healthy
Magazine. 2656-0062.

Hartono, D. (2016). Modul keperawatan Gerontik : Psikologi. Jakarta:


Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Isro’in. L. & Sulistyo, A. (2012). Personal Hygiene : Konsep, Proses Dan


Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Iswantiah., Sri N. N. M., & Laili N.H. (2012). Pendidikan kesehatan terhadap
perilaku kesehatan lansia tentang personal hygiene di wilayah shelter
Gedong Cangkringan Sleman Yogyakarta. Jurnal Keperawatan. Doi:
10.22219/jk.v3i2.2592.

Jaya, I. P. F. S. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan


Pemenuhan Personal Hygiene di Panti Sosial Tresna Werda Wana Seraya.
[Skripsi]. Fakultas Kesehatan Institut Teknologi dan Kesehatan Bali.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Situasi dan Analisis Lanjut


Usia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Panduan Praktis Bagi


Caregiver Untuk Perawatan Jangka Panjang Bagi Lanjut Usia. Jakarta:
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2019). Statistik Penduduk Lanjut


Usia. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia.

Kholifah, S. N. (2016). Modul Keperawatan Gerontik. Jakarta: Kementrian


Kesehatan Republik Indonesia

Kuntoro. (2015). Penyakit di Usia Tua. Jakarta:Yudistira.

Notoatdmojo, S. (2012). Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:


Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2014) Metedologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika

Prakoso, D. Y. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Personal


Hygiene Dengan Metode Ceramah Dan Media Audiovisual Terhadap
Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Dalam Mencegah Keputihan Di
Smk Bakti Purwokerto. Purwokerto: Universitas Muhammadiyah.
Diperoleh tanggal 7 September 2020, dari
http://repository.ump.ac.id/2707/.

Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia (2013).


Gambaran kesehatan lanjut usia di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan
Informasi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Pusat Data Dan Informasi. (2014). Situasi dan Analisis Lanjut Usia. Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta Selatan.

Rhismawati, N.L. (2015, 9 Juni). Pemprov Bali Serius Tangani Persoalan Lansia.
Diperoleh tanggal 28 agustus 2020 dari, http://www.antarabali.com.
Savitri, N. C., & Utami, Y. W. (2012). Hubungan Pengetahuan Lanjut Usia
Dengan Sikap Memlihara Kebersihan Diri Pada Lansia Di Kelurahan
Bandungharjo Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan. Diperoleh 3
September 2020, dari http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/14753.

Shinta, W. B. & Tri, P. (2017). Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan


Perilaku Personal Hygiene Lansia Di Desa Krasakan Lumbungrejotempel
Sleman Yogyakarta. Yogyakarta : Universias Aisyah. Diperoleh tanggal
3 September 2020, dari http://digilib2.unisayoga.ac.id/xmlui/handle/1750
Simbolon, N., Pomarida, S., & Magda S. (2019). Hubungan Pengetahuan Lansia
dengan Personal Hygiene di Desa Lestari Indah Kecamatan Siantar
Kabupaten Simalungun. Diproleh tanggal 7 September 2020, dari
http://sintaks.kitamenulis.id/index.php/Sintaks/article/view/89.

Sudarmi, N. W., Septi, L. W. (2019). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan


Personal Hygiene Pada Lanjut Usia Di Desa Ruko Kecamatan Tobelo
Utara Kabupaten Halmahera Utara. Journal Of Community and
Emergency, 7(3),19.
Sudiastika, P. Y. (2016). Perilaku Lansia Dalam Memenuhi Kebutuhan
Kebersihan Diri (Personal Hygiene) Di Panti Sosial Tresna Werda Jara
Mara Pati Singaraja. [Skripsi]. Fakultas Kesehatan Institut Teknologi dan
Kesehatan Bali.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Swarjana, I. K. (2014). Metedologi penelitian kesehatan. Yogyakarta: Andi &


ITEKES Bali

Yulaikhah, D,. Triana, A. &Yuni, P, W. (2017). Perilaku Personal Hygiene


Lansia. Jurnal Keperawatan. Doi: 10.32583/keperawatan.9.2.2017.44-51.

Yuni, N. E. (2015). Buku Saku Personal Hygiene. Yogyakarta: Nuha Medika.


Lampiran 1.

JADWAL PENELITIAN

Okto Nopember Desember Januari BULAN Mar Apr M Ju


NO KEGIATA bIer Februari
N V I I I I I I I IV I I I IV I I I I I I I I I I I IV I I I I I I I IV
V I V V V
1 Penyusunan
Proposal
2 ACC Proposal
3 Penyebaran
Proposal
4 Ujian Proposal
5 Ujian Ulang
Proposal
6 Pengumpulan
Data
7 Penyusunan
Hasil
Penelitian
8 Penyebaran
Skripsi
9 Ujian Skripsi
10 Ujian Ulang
Skripsi
11 Perbaikan dan
Pengumpulan
Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA DENGAN

PERILAKU LANSIA DALAM PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE

DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS KLUNGKUNG I

Kode Responden :

Petunjuk :

1. Bacalah seluruh pertanyaan dengan teliti.


2. Berilah tanda centang (🗸) pada kolom pilihan jawaban yang
diangggap benar
3. Peneliti menjamin kerahasiaan seluruh data dan informasi yang diberikan
responden.
4. Setiap pernyataan wajib diisi dengan kebenaran dan kejujuran.

A. Karakteristik Responden

Nama (inisial) :

Alamat : 🗌 Tangkas

🗌 Gelgel

🗌 Jumpai

🗌 Kp. Gelgel

🗌 Kamasan

🗌 Sp. Klod-Kangin

🗌 Sp. Klod
🗌 Sp. Kauh

🗌 Tojan

🗌 Satra

Jenis Kelamin : 🗌 Laki – laki 🗌 Perempuan

Umur : 🗌 60 – 64 tahun

🗌 65 – 70 tahun

🗌 > 70 tahun

Pendidikan terakhir : 🗌 Tidak Sekolah

🗌 SD

🗌 SMP

🗌 SMA

🗌 Akademi/Perguruan Tinggi
B. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Personal Hygiene Lansia

Petunjuk :

1. Bacalah seluruh pernyataan dengan teliti.


2. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda centang (🗸)
pada kolom jawaban yang telah disediakan.
3. Setiap pernyataan wajib diisi dengan penuh kejujuran dan kebenaran.
4. Keterangan
jawaban : B :
Benar
S : Salah

No Pernyataan Jawaban

Benar Salah

1 Kebersihan diri adalah tindakan menghilangkan


kotoran diseluruh tubuh untuk memelihara
kesehatan seseorang.

2 Salah satu tujuan kebersihan diri pada masa


pandemi adalah untuk mempertahankan derajat
kesehatan individu.

3 Jenis kebersihan diri yaitu perawatan pada kulit,


rambut, gigi dan mulut, tangan, kuku dan kaki,
serta alat kelamin.

4 Walaupun tidak melakukan kebersihan diri setiap


hari, tidak akan menimbulkan gangguan kulit.

5 Manfaat mandi ialah menghilangkan bau,


menghilangkan kotoran, memperlancar peredaran
darah, dan memberi kesegaran pada tubuh.

6 Perawatan kulit dilakukan dengan mandi sebanyak


dua kali sehari, serta mandi setiap usai bepergian.

7 Perawatan kulit dilakukan dengan mandi


menggunakan air bersih saja tanpa sabun.

8 Mengganti pakaian dilakukan sehabis mandi, dan


setiap usai bepergian.

9 Perawatan rambut dan kepala dilakukan dengan


keramas sebanyak 1 – 2 kali seminggu.

10 Perawatan rambut dan kulit kepala bisa dilakukan


dengan mencuci rambut menggunakan sampo.

11 Agar tidak kering, rambut sebaiknya diberikan


minyak rambut.

12 Perawatan gigi dan mulut bisa dilakukan dengan


menyikat gigi menggunakan sikat gigi dan pasta
gigi

13 Perawatan gigi dan mulut dilakukan dengan


menyikat gigi sebanyak 2 kali sehari pada pagi hari
saat mandi dan malam hari sebelum tidur.

14 Perawatan tangan bisa dilakukan dengan mencuci


tangan sebelum makan, setelah makan, setelah
menyentuh benda – benda asing, dan setelah kontak
dengan orang – orang diluar rumah.

15 Perawatan kaki dilakukan dengan mencuci kaki dan


menggunakan alas kaki setiap hari.

16 Perawatan kuku bisa dilakukan dengan memotong


dan membersihkan kuku apabila sudah panjang dan
kotor.

17 Perawatan kemaluan dilakukan dengan


membersihkan bagian luar kelamin pada saat mandi
dan setelah BAK/BAB

18 Mengganti pakaian dalam dilakukan seminggu


sekali.

C. Kuesioner Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan Personal Hygiene.

Petunjuk :

1. Bacalah seluruh pernyataan dengan teliti.


2. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda centang (🗸)
pada kolom jawaban yang telah disediakan.
3. Setiap pernyataan wajib diisi dengan penuh kejujuran dan kebenaran.
4. Keterangan jawaban
SL : Selalu (7 kali dalam seminggu)
SR : Sering (4-6 kali dalam
seminggu)
KK : Kadang-kadang (2-3 kali dalam seminggu)
TP : Tidak pernah (0 kali dalam seminggu)
No Pernyataan Selalu Sering Kadang Tidak
- Pernah
Kadang

1 Saya melakukan perawatan pada


kulit dengan cara mandi secara
teratur dua kali dalam sehari dan
setiap usai bepergian

2 Saya tidak menggunakan sabun


setiap saya mandi.

3 Saya menggunakan minyak


pelembab jika kulit saya kering.

4 Saya mengganti pakaian setiap hari


dan setiap kali usai bepergian.

5 Saya mencuci rambut dua kali dalam


seminggu.

6 Saya mencuci rambut menggunakan


sampo.

7 Saya tidak memakai minyak rambut.

8 Saya menggosok gigi dua kali sehari


pada pagi hari saat mandi dan malam
hari sebelum tidur.

9 Saya menggunakan sikat gigi dan


pasta gigi setiap menyikat gigi.

10 Setelah makan saya berkumur


menggunakan air.

11 Saya mencuci tangan dengan sabun


sebelum makan, sesudah makan,
setelah menyentuh benda – benda
asing, dan setelah kontak dengan
orang – orang diluar rumah.

12 Saya memotong dan membersihkan


kuku apabila sudah panjang dan
kotor.
13 Saya tidak memakai sandal atau
sepatu saat keluar rumah.

14 Saya mencuci dan mengeringkan


kaki setiap hari.

15 Saya cebok dan membersihkan


daerah kemaluan saya dengan
air bersih setelah Buang Air
Besar/Buang Air Kecil.

16 Saya mengganti pakaian dalam


setiap hari.
Lampiran 3

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Kepada:
Yth. Calon responden di
tempat Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ni Putu Dentika Asvini
NIM : 17C10161
Pekerjaan : Mahasiswa semester VIII Program Studi
Ilmu Keperawatan, ITEKES Bali
Alamat : Jalan Tukad Balian No. 180 Renon, Denpasar-Bali
No hp 081239775771

Bersama ini saya mengajukan permohohan kepada Saudara untuk


bersedia menjadi responden dalam penelitian saya yang berjudul “Hubungan
Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan
Personal Hygiene Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Klungkung I”. Adapun
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat
pengetahuan dengan perilaku lansia dalam pemenuhan personal hygiene. Saya
akan tetap menjaga segala kerahasiaan data maupun informasi yang diberikan.
Pengambilan data dilakukan secara online dan tetap menggunakan kaidah
etik (kerahasiaan responden, tidak merugikan, bersifat tidak mengikat).
Selanjutnya saya mohon kesediaan calon responden untuk bersedia mengisi
kuesioner berikut sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Demikian surat permohonan ini disampikan, bila terda atas perhatian,
kerjasama dari kesediannya saya mengucapkan terimakasih.

Denpasar, ……………, 20..


Peneliti
Ni Putu Dentika Asvini
NIM: 17C10161
Lampiran 4

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Jenis kelamin :

Umur :

Alamat :

Setelah membaca Lembar Permohonan Menjadi Responden yang diajukan oleh


saudara, Ni Putu Dentika Asvini, Mahasiswa Tingkat IV/semester VIII Program
Studi Sarjana Keperawatan ITEKES Bali, yang penelitiannya berjudul “Hubungan
Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan Personal
Hygiene Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Klungkung I” maka dengan ini saya
menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian tersebut, secara
sukarela dan tanpa ada unsur paksaan dari siapapun.

Demikian surat persetujuan ini saya berikan agar dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

Denpasar,...........................,20…

Responden

(……………………………..)
Lampiran 5

LEMBAR PERNYATAAN UJI VALIDITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ns. Sarah Kartika Wulandari, S.Kep., M.Kep

NIDN 0825068903

Menyatakan bahwa mahasiswa yang tersebut Namanya di bawah ini


telah selesai melakukanuji Face Validity. Mahasiswa tersebut adalah:

Nama : Ni Putu Dentika Asvini

NIM : 17C10161

Masalah Penelitian : Hubungan Tingkat Pengetahuan


Lansia Dengan PerilakuLansia Dalam Pemenuhan Personal
Hygiene di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Klungkung I

Sebagai expert, dengan ini menyatakan bahwa kuesioner


yang bersangkutan telah memenuhi kriteria alat pengumpulan data
dalam penelitian yang akan dilakukan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat


dipergunakan sebagaimanamestinya.

Denpasar, 17 Februari 2021


Expert,

(Ns. Sarah Kartika Wulandari, S.Kep., M.Kep)


LEMBAR PERNYATAAN UJI VALIDITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ns. I Gusti Agung Tresna Wicaksana,S.Kep.,

M.Kep NIDN 0819088503

Menyatakan bahwa mahasiswa yang tersebut Namanya di bawah ini telah selesai
melakukan uji Face Validity. Mahasiswa tersebut adalah:

Nama : Ni Putu Dentika Asvini

NIM : 17C10156

Masalah Penelitian : Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia Dengan


Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan Personal Hygiene di Wilayah Kerja
UPT Puskesmas Klungkung I

Sebagai expert, dengan ini menyatakan bahwa kuesioner yang


bersangkutan telah memenuhi kriteria alat pengumpulan data dalam penelitian
yang akan dilakukan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan


sebagaimana mestinya.

Denpasar, 17 Februari 2021

Expert,

(Ns. I Gusti Agung Tresna Wicaksana,S.Kep., M.Kep)


Lampiran 6

Surat Rekomendasi Penelitian dari Rektor ITEKES BALI.


Lampiran 7

Surat Izin Penelitian dari Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi
Bali
Lampiran 8

Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Klungkung
Lampiran 9

Surat Izin Penelitian dari Komite Etik


Lampiran 10

Lembar Pernyataan Analisa Data

Yang bertanda tangan di bawah in :

Nama : Ns. Yustina Ni Putu Yusniawati,

S.Kep.,M.Kep. NIDN0819049201

Menyatakan bahwa mahasiswa yang disebutkan sebagi berikut :

Nama : Ni Putu Dentika Asvini

NIM : 17C10161

Judul Proposal : Hubungan Tingkat Pengetahuan Lansia


Dengan Perilaku Lansia Dalam Pemenuhan Personal Hygiene Di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Klungkung I

Menyatakan bahwa dengan ini bahwa telah selesai melakukan analisa data pada
data hasil penelitian yang bersangkutan.

Demikian surat ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, 15 Maret 2021


Penganalisa Data

(Ns. Yustina Ni Putu Yusniawati, S.Kep.,M.Kep.)


NIDN. 0819049201
Lampiran 11

HASIL ANALISA DATA

Karakteristik Responden

Alamat Wilayah Tempat Tinggal

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid WILAYAH TANGKAS 11 10.2 10.2 10.2

WILAYAH GELGEL 11 10.2 10.2 20.4

WILAYAH JUMPAI 10 9.3 9.3 29.6

WILAYAH 11 10.2 10.2 39.8


KAMPUNG
GELGEL

WILAYAH KAMASAN 11 10.2 10.2 50.0

WILAYAH SP. KELOD 11 10.2 10.2 60.2


KANGIN

WILAYAH SP. KELOD 11 10.2 10.2 70.4

WILAYAH SP KAUH 11 10.2 10.2 80.6

WILAYAH TOJAN 11 10.2 10.2 90.7

Valid WILAYAH SATRA 10 9.3 9.3 100.0

Total 108 100.0 100.0


Umur

Frequency Percent Valid Cumulative


Percent Percent

Valid LANSIA 60-64 32 29.6 29.6 29.6


TAHUN

LANSIA 65-70 37 34.3 34.3 63.9


TAHUN

LANSIA >70 TAHUN 39 36.1 36.1 100.0

Total 108 100.0 100.0

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid TIDAK SEKOLAH 42 38.9 38.9 38.9

SD 33 30.6 30.6 69.4

SMP 10 9.3 9.3 78.7

SMA 18 16.7 16.7 95.4

AKADEMI/PT 5 4.6 4.6 100.0

Total 108 100.0 100.0

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

TOTAL NILAI .298 108 .000 .842 108 .000


PENGETAHUAN
TOTALNILA .209 108 .000 .821 108 .000
I
PERILAKU

Analisis Kuesioner Tingkat Pengetahuan

Kebersihan diri adalah tindakan menghilangkan kotoran diseluruh tubuh untuk


memelihara kesehatan seseorang.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid BENAR 108 100.0 100.0 100.0

Salah satu tujuan kebersihan diri pada masa pandemi adalah untuk
mempertahankan derajat kesehatan individu.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid SALAH 1 .9 .9 .9

BENAR 107 99.1 99.1 100.0

Total 108 100.0 100.0

Jenis kebersihan diri yaitu perawatan pada kulit, rambut, gigi dan mulut, tangan,
kuku dan kaki, serta kemaluan.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid BENAR 108 100.0 100.0 100.0

Walaupun tidak melakukan kebersihan diri setiap hari, tidak akan menimbulkan
gangguan kulit.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid SALAH 92 85.2 85.2 85.2

BENAR 16 14.8 14.8 100.0

Manfaat mandi ialah menghilangkan bau, menghilangkan kotoran, memperlancar


peredaran darah, dan memberi kesegaran pada tubuh.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid SALAH 1 .9 .9 .9

BENAR 107 99.1 99.1 100.0

Total 108 100.0 100.0

Valid Total 108 100.0 100.0

Perawatan kulit dilakukan dengan mandi sebanyak dua kali sehari, serta mandi
setiap usai bepergian.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid SALAH 2 1.9 1.9 1.9

BENAR 106 98.1 98.1 100.0

Total 108 100.0 100.0

Perawatan kulit dilakukan dengan mandi menggunakan air bersih saja tanpa
sabun.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid SALAH 90 83.3 83.3 83.3


BENAR 18 16.7 16.7 100.0

Total 108 100.0 100.0

Mengganti pakaian dilakukan sehabis mandi, dan setiap usai bepergian.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid SALAH 1 .9 .9 .9

BENAR 107 99.1 99.1 100.0

Total 108 100.0 100.0

Perawatan rambut dan kepala dilakukan dengan keramas sebanyak 1 – 2 kali


seminggu.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid SALAH 11 10.2 10.2 10.2

BENAR 97 89.8 89.8 100.0

Total 108 100.0 100.0

Perawatan rambut dan kulit kepala bisa dilakukan dengan mencuci rambut
menggunakan sampo.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid SALAH 1 .9 .9 .9
BENAR 107 99.1 99.1 100.0

Total 108 100.0 100.0

Agar tidak kering, rambut sebaiknya diberikan minyak rambut.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid SALAH 3 2.8 2.8 2.8

BENAR 105 97.2 97.2 100.0

Total 108 100.0 100.0

Perawatan gigi dan mulut bisa dilakukan dengan menyikat gigi menggunakan
sikat gigi dan pasta gigi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid SALAH 2 1.9 1.9 1.9

BENAR 106 98.1 98.1 100.0

Total 108 100.0 100.0

Perawatan gigi dan mulut dilakukan dengan menyikat gigi sebanyak 2 kali sehari
pada pagi hari saat mandi dan malam hari sebelum tidur.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid SALAH 1 .9 .9 .9

BENAR 107 99.1 99.1 100.0

Total 108 100.0 100.0


Perawatan tangan bisa dilakukan dengan mencuci tangan sebelum makan, setelah
makan, setelah menyentuh benda – benda asing, dan setelah kontak dengan orang
– orang diluar rumah.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid SALAH 3 2.8 2.8 2.8

BENAR 105 97.2 97.2 100.0

Total 108 100.0 100.0

Perawatan kaki dilakukan dengan mencuci kaki dan menggunakan alas kaki
setiap hari.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid SALAH 3 2.8 2.8 2.8

BENAR 105 97.2 97.2 100.0

Total 108 100.0 100.0

Perawatan kuku bisa dilakukan dengan memotong dan membersihkan kuku


apabila sudah panjang dan kotor.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid SALAH 5 4.6 4.6 4.6

BENAR 103 95.4 95.4 100.0

Total 108 100.0 100.0

Perawatan kemaluan dilakukan dengan membersihkan bagian luar kemaluan


pada saat mandi dan setelah BAK/BAB
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Valid SALAH 10 9.3 9.3 9.3

BENAR 98 90.7 90.7 100.0

Total 108 100.0 100.0

Mengganti pakaian dalam dilakukan seminggu sekali.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid SALAH 101 93.5 93.5 93.5

BENAR 7 6.5 6.5 100.0

Total 108 100.0 100.0

Kategori Pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BAIK 96 88.9 88.9 88.9
CUKUP 12 11.1 11.1 100.0
Total 108 100.0 100.0

Analisis Kuesioner Tingkat Pengetahuan

Saya melakukan perawatan pada kulit dengan cara mandi secara teratur dua kali
dalam sehari dan setiap usai bepergian
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TIDAK PERNAH 1 .9 .9 .9
KADANG 2 1.9 1.9 2.8
SERING 16 14.8 14.8 17.6
SELALU 89 82.4 82.4 100.0
Total 108 100.0 100.0
Saya tidak menggunakan sabun setiap saya mandi.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid SELALU 6 5.6 5.6 5.6

SERING 3 2.8 2.8 8.3

KADANG 10 9.3 9.3 17.6

TIDAK PERNAH 89 82.4 82.4 100.0

Total 108 100.0 100.0

Saya menggunakan minyak pelembab jika kulit saya kering.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK 22 20.4 20.4 20.4


PERNAH

KADANG 35 32.4 32.4 52.8

SERING 19 17.6 17.6 70.4

SELALU 32 29.6 29.6 100.0

Total 108 100.0 100.0

Saya mengganti pakaian setiap hari dan setiap kali usai bepergian.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid TIDAK PERNAH 3 2.8 2.8 2.8

KADANG 9 8.3 8.3 11.1

SERING 14 13.0 13.0 24.1

SELALU 82 75.9 75.9 100.0

Total 108 100.0 100.0

Saya mencuci rambut dua kali dalam seminggu.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid TIDAK PERNAH 5 4.6 4.6 4.6

KADANG 15 13.9 13.9 18.5

SERING 24 22.2 22.2 40.7

SELALU 64 59.3 59.3 100.0

Total 108 100.0 100.0

Saya mencuci rambut menggunakan sampo.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid TIDAK PERNAH 1 .9 .9 .9

KADANG 4 3.7 3.7 4.6

SERING 14 13.0 13.0 17.6

SELALU 89 82.4 82.4 100.0

Total 108 100.0 100.0


Saya tidak memakai minyak rambut.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid SELALU 21 19.4 19.4 19.4

SERING 19 17.6 17.6 37.0

KADANG 54 50.0 50.0 87.0

TIDAK PERNAH 14 13.0 13.0 100.0

Total 108 100.0 100.0

Saya menggosok gigi dua kali sehari pada pagi hari saat mandi dan malam hari
sebelum tidur.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid TIDAK PERNAH 3 2.8 2.8 2.8

KADANG 11 10.2 10.2 13.0

SERING 8 7.4 7.4 20.4

SELALU 86 79.6 79.6 100.0

Total 108 100.0 100.0

Saya menggunakan sikat gigi dan pasta gigi setiap menyikat gigi.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid TIDAK PERNAH 2 1.9 1.9 1.9

KADANG 7 6.5 6.5 8.3

SERING 11 10.2 10.2 18.5


SELALU 88 81.5 81.5 100.0

Total 108 100.0 100.0

Setelah makan saya berkumur menggunakan air.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid TIDAK PERNAH 3 2.8 2.8 2.8

KADANG 17 15.7 15.7 18.5

SERING 34 31.5 31.5 50.0

SELALU 54 50.0 50.0 100.0

Total 108 100.0 100.0

Saya mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, sesudah makan, setelah
menyentuh benda – benda asing, dan setelah kontak dengan orang – orang
diluar rumah.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid TIDAK PERNAH 2 1.9 1.9 1.9

KADANG 6 5.6 5.6 7.4

SERING 16 14.8 14.8 22.2

SELALU 84 77.8 77.8 100.0

Total 108 100.0 100.0

Saya memotong dan membersihkan kuku apabila sudah panjang dan kotor.
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

Valid KADANG 5 4.6 4.6 4.6

SERING 13 12.0 12.0 16.7

SELALU 90 83.3 83.3 100.0

Total 108 100.0 100.0

Saya tidak memakai sandal atau sepatu saat keluar rumah.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid SELALU 10 9.3 9.3 9.3

SERING 3 2.8 2.8 12.0

KADANG 14 13.0 13.0 25.0

TIDAK PERNAH 81 75.0 75.0 100.0

Total 108 100.0 100.0

Saya mencuci dan mengeringkan kaki setiap hari.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid TIDAK PERNAH 1 .9 .9 .9

KADANG 12 11.1 11.1 12.0

SERING 17 15.7 15.7 27.8

SELALU 78 72.2 72.2 100.0

Total 108 100.0 100.0


Saya cebok dan membersihkan daerah kemaluan saya dengan air bersih setelah
BAB/BAK.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid SERING 9 8.3 8.3 8.3

SELALU 99 91.7 91.7 100.0

Total 108 100.0 100.0

Saya mengganti pakaian dalam setiap hari.

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid TIDAK PERNAH 7 6.5 6.5 6.5

KADANG 4 3.7 3.7 10.2

SERING 5 4.6 4.6 14.8

SELALU 92 85.2 85.2 100.0

Total 108 100.0 100.0

Total Kategori Perilaku

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid BAIK 97 89.8 89.8 89.8

CUKUP 11 10.2 10.2 100.0

Total 108 100.0 100.0


Correlations

KATEGORI_PE KATEGORI_
NGETAHUAN PRILAKU

Spearman's rho KATEGORI_PENG Correlation Coefficient 1.000 .952


ETAHUAN
Sig. (2-tailed) . .000

N 108 108

KATEGORI_PRILA Correlation Coefficient .952 1.000


KU
Sig. (2-tailed) .000 .

N 108 108

Scatter Plot Nilai Pengetahuan


Scatter Plot Perilaku
Lampiran 12

LEMBAR PERNYATAAN ABSTRACT TRANSLATION

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Putu Rusanti, S.Pd., M.Pd.

NIDN 0822059001

Menyatakan bahwa mahasiswa yang disebutkan sebagi

berikut :Nama : Ni Putu

Dentika Asvini

NIM : 17C10161

Judul Skripsi : Hubungan Tingkat Pengetahuan


Lansia
Dengan Perilaku Lansia Dalam
Pemenuhan Personal Hygiene di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Klungkung I

Menyatakan bahwa dengan ini bahwa telah selesai melakukan


penerjemahan abstract dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris
terhadap skripsi yang bersangkutan.

Demikian surat ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, 2 Juli
2021Abstract
Translator

(Putu Rusanti,
S.Pd., M.Pd)NIDN
0822059001
Lampiran 13

FORMAT BUKU BIMBINGAN PROPOSAL


MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA
KEPERAWATAN
ITEKES BALI TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Nama Mahasiswa : Ni Putu Dentika Asvini


NIM : 17C10161
Pembimbing I : AAA. Yuliati Darmini,S.Kep.,Ns.,MNS
Pembimbing II : I.B. Maha Gandamayu, MPH
No Hari/Tanggal/ Kegiatan Bimbingan Komentar/ Saran Paraf
Jam Perbaikan Pembimbing
1 Selasa, 3 Diskusi interest area Tentukan topik
November yang akan diteliti
2020 mulai sekarang.
Jam 20.10
2 Rabu, 11 Diskusi topik penelitian Tambah lagi
Nopember jurnal yang
2020 berkaitan.
Jam 22.00
3 Sabtu , 20 Membuat GAP Gap harus
November dilihat dari
2020 variabel
Jam 21.15 dependent dan
gap perlu
dibuktikan
dengan evidence
based. Kalo dari
hubungan ada 1
hubungan atau
lainnya tidak
berhubungan itu
gap.
4 Minggu, 22 Membuat GAP Cari faktor-
November faktor personal
2020 hygiene lansia.
Jam 19.30 Menghubungi
pembimbing 2.
5 Minggu, 29 Diskusi topik Acc BAB I
November
2020
Jam 13.35
6 Kamis , 03 Bimbingan BAB I Tambahkan data
Desember lansia.
2020
Jam 12.33
7 Kamis, 10 Revisi BAB I Acc BAB I,
Desember lanjutkan BAB I-
2020 II.
Jam 09.30
8 Kamis, 7 Bimbingan BAB I-II Tambahkan data
Januari 2021 lanjut bab III-IV
Jam 18.25
9 Sabtu , 16 Konsul BAB III-IV Perbaiki di data
Januari 2021 operasional, dan
Jam 18.37 sampling.
10 Jumat , 22 Revisi gabung BAB I-IV Acc ujian
Januari 2021 proposal.
Jam 20.00
FORMAT BUKU BIMBINGAN PROPOSAL
MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA
KEPERAWATAN
ITEKES BALI TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Nama Mahasiswa : Ni Putu Dentika Asvini


NIM : 17C10161
Pembimbing 1 : AAA. Yuliati Darmini,S.Kep.,Ns.,MNS
Pembimbing 2 : I.B. Maha Gandamayu, MPH

No Hari/Tanggal/ Kegiatan Komentar/ Saran Perbaikan Paraf


Jam Bimbingan Pembimbing

1. Senin, 22 Menentukan Konsultasi topik dengan


November topik pembimbing 2 atas saran dari
2020 penelitian pembimbing 1
Jam 13.35
2. Senin , 4 Konsul BAB Mengirim rancangan BAB I
Januari 2021 I yang sudah dibuat untuk
Jam 14.22 diperiksa.
3. Kamis, 7 Revisi BAB I Pertemuan via zoom
Januari 2021 (1) membahasan revisi BAB I
Jam 13.45 secara garis besar.
4. Senin, 11 Revisi BAB I Revisi via whatsapp, dan
Januari 2021 – III (2) diberi masukan melalui word,
Jam 12.54 perbaikan latar belakang di
uraian terkahir, perbaikan
Daftar Pustaka.
5. Kamis, 14 Revisi BAB Revisi via whatsapp, dan
Januari 2021 I-III (3) diberi masukan melalui word
Jam 14.05 Masukan pada kerangkan
konsep, penomoran halaman,
perbaikan penulisan kutipan,
dan meringkas BAB II
6. Sabtu, 16 Revisi BAB Revisi via whatsapp, masukan
Januari 2021 I-III (4) terkait kerangka konsep dan
Jam 12.35 penambahan gambar, serta
melanjutkan BAB IV
7. Rabu, 20 Revisi BAB Kriteria inklusi dan eklusi
Januari 2021 IV perbaiki, sesuai saran saya
Jam 13.55
8. Kamis, 21 Revisi BAB Perbaiki kutipan,
Januari 2021 IV konsultasikan analisa data,
Jam 21.37 besar sampel dan skala ukur
ke pb I
9. Jumat, 22 Revisi BAB Perbaiki besar sampel konsul
Januari 2021 IV ke pb I
Jam 10.19
10 Senin, 25 Acc Ujian Lengkapi syarat ujian, dan
Januari 2021 Proposal proposal.
Jam 12.58

FORMAT BUKU BIMBINGAN SKRIPSI


MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
ITEKES BALI TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Nama Mahasiswa : Ni Putu Dentika Asvini


NIM : 17C10161
Pembimbing I : AAA. Yuliati Darmini,S.Kep.,Ns.,MNS
Pembimbing II : I.B. Maha Gandamayu, MPH

No Hari/Tanggal/ Kegiatan Komentar/ Saran Perbaikan Paraf


Jam Bimbingan Pembimbing
1 Senin, 23 Kuesioner Acc kuesioner lanjut expert.
Februari
10.35 wita
2 Selasa, 23 Acc master Acc master tabel dan lanjut olah
Maret 2021 tabel data SPSS.
10.30 WITA
3 Selasa, 27 BAB V dan Tabel salah, liat contoh kakak
April 2021 VI tingkat.
09.17 WITA
4 Senin, 03 Mei BAB V Sesuaikan dg jurnal yang sudah
2021 didapatkan agar
10.47 WITA berkesinambungan dengan hasil
dari penelitian atau apakah
hasilnya sejalan dengan
penelitian sebelumnya ataun
justru berbeda
5 Senin, 10 Mei Bab V Tambahkan Scatter Plot
2021
09.00 WITA
6 Jumat, 14 Bab V Acc bab V
Mei 2021
17.30
WITA
7 Selasa, 18 Bab VI Sesuaikan dengan jurnal
Mei 2021
16.41 WITA
8 Rabu, 19 Mei Bab VI Acc bab VI
2021
14.36 WITA
9 Sabtu, 22 Mei Bab VII Ganti saran sesuai masukan,
2021 finalisasi gabungkan semua
15.30 WITA seperti skripsi lengkap
10 Sabtu, 30 Mei Acc Ujian Siapkan berkas siding, lengkapi.
2021 14.52
WITA

FORMAT BUKU BIMBINGAN SKRIPSI


MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
ITEKES BALI TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Nama Mahasiswa : Ni Putu Dentika Asvini


NIM : 17C10161
Pembimbing I : AAA. Yuliati Darmini,S.Kep.,Ns.,MNS
Pembimbing II : I.B. Maha Gandamayu, MPH

No Hari/Tanggal/ Kegiatan Komentar/ Saran Perbaikan Paraf


Jam Bimbingan Pembimbing

1 Senin, 3 Mei Konsultasi Tambahkan alasan penelitian


2021, pukul bab V di puskesmas, dan beri
10.17 wita keterangan pada tabel.
2 Rabu, 5 Mei Konsultasi Lanjutkan sampai bab 7
2021, pukul bab V
11.20 wita
3 Selasa, 11 Koreksi bab Masih Bahasa proposal diganti
Mei 2021, V-IV dengan penelitian yang telah
pukul 11.55 dilakukan, masukan hasil
wita cleansing, hipotesisnya
sesuaikan dengan hasil
penelitian.
4 Selasa, 18 Bab IV Ganti keterbatasan penelitian,
Mei 2021, bila penelitian sudah baik
pukul 11.32 sesuikan sarannya
wita
5 Kamis, 20 Bab V-IV Tuliskan bagaimana hasil uji
Mei 2021, expertnya
15.23 wita
6 Senin, 24 Mei Bab IV Pada entry data, kata-kata
2021, 14.22 diganti sesuaikan, Apakah Ada
wita missing data ? sampaikan
Bagaimana hipotesisnya,
disampaikan.
7 Rabu, 26 Mei BAB V Ganti spasi tabel 1,0,
2021, 16.13 keterbatasan penelitian
WITA diganti, tanya teman satu
bimbingan. Buat abstrak
8 Jumat, 28 BAB VI Hanya hasil terbanyak yang
Mei 2021, disampaikan ex : mayoritas
11.34 WITA berada pada kategori baik
9 Senin, 31 Mei BAB VII Konsul dengan teman untuk
2021, 12.24 saran penelitian.
WITA
10 Rabu, 02 Juni ABSTRAK Lihat di panduan, penulisan
2021, 12.56 ACC UJIAN metode, hasil dll. Maju ujian
WITA
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA DENGAN
PERILAKU LANSIA DALAM PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE
DI WILAYAH UPT PUSKESMAS KLUNGKUNG I

Ni Putu Dentika Asvini, Yuliati Darmini, Maha


Gandamayu Fakultas Kesehatan
Program Studi Sarjana Keperawatan
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
Email: dentikaasvini@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Penduduk lanjut usia terus mengalami peningkatan, membuat
semakin banyak lansia mengalami penurunan kesehatan, untuk mencegah hal itu
maka dilakukan dengan menjaga kebersihan. Personal hygiene adalah cara
merawat diri untuk menjaga dan memelihara fisik dan psikis diri pada masing-
masing individu. Personal hygiene lansia senantiasa harus terpenuhi karena
merupakan tindakan pencegahan primer yang spesifik untuk mencegah penyakit.
Tujuan: Mengidentifikasi tingkat pengetahuan lansia dengan perilaku lansia
dalam pemenuhan personal hygiene di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Klungkung
I
Metode: Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan
cross-sectional menggunakan kuesioner melalui Google Form. Populasi dalam
penelitian ini adalah lansia yang berada di wilayah kerja UPT Puskesmas
Klungkung I dari rentang usia 60th - >70th dengan menggunakan teknik sampling
yaitu propotionate stratified sampling dengan sampel 108 responden.
Hasil: Hasil dari penelitian ini, yaitu mayoritas pengetahuan lansia terhadap
personal hygiene mayoritas ada di kategori baik sejumlah 96 (88,9%) responden
dan perilaku lansia dalam pemenuhan personal hygiene mayoritas berada di
kategori baik yaitu sejumlah 97 (89,8%) responden. Hasil signifikasi dengan uji
statistik Spearmen’s rho, terdapat signifikasi p-value sebesar 0,001 dengan α =
0,05, yang mana p-value < α (0,05), menunjukan bahwa ada hubungan antara
tingkat pengetahuan dengan perilaku lansia dalam pemenuhan personal hygiene.
Kesimpulan: Lansia di wilayah kerja UPT Puskesmas Klungkung I dapat
mempertahankan dan menigkatkan personal hygiene lebih baik dan benar dibawah
pengawasan puskesmas.
Kata kunci: personal hygiene, lansia, tingkat pengetahuan,
perilaku. ABSTRACT
Background: Elderly population is increasing. It makes the elderly are in healthy
declined situation. It is needed to maintain cleanliness to prevent this condition.
Personal hygiene is a way to maintain self-care physically and psychologically in
every individual. Personal hygiene of the elderly should be done because it is a
primer prevention to avoid many diseases.
Purpose: To identify knowledge level of elderly and elderly behavior on fulfilling
personal hygiene in the working area of Public Health Center I Klungkung.
Method: This study employed descriptive design with cross sectional approach.
The data collection used questionnaire through Google form. The population of
this study was the elderly in the working area of Public Health Center I Klungkung
aged 60 -70 years old. There were 108 respondents recruited as the samples which
were chosen by using sampling technique such as proportionate stratified sampling
Findings: The result of the study showed that 96 respondents (88.9%) had good
knowledge about personal hygiene and 97 respondents (89.8%) had good behavior
on fulfilling personal hygiene. The result of Spearmen’s rho test showed that there
was significant correlation between knowledge level and elderly behavior on
fulfilling personal hygiene (p-value=0,001 with α = 0.05, p-value < α (0.05)
Conclusion: The elderly in the working area of Public Health Center I Klungkung
can maintain and improve personal hygiene better under the monitoring of Public
Health Center.
Keywords: Personal hygiene, Elderly, Knowledge level, Behavior.

LATAR BELAKANG penduduk dunia adalah lansia


Penduduk lanjut usia terus (WHO, 2013). Di Provinsi Bali
mengalami peningkatan seiring jumlah penduduk lansia yang
kemajuan di bidang kesehatan. berumur >60 tahun pada tahun 2015
Dalam waktu hampir lima dekade, mencapai 517.500 jiwa (Rhismawati,
menurut data dari Badan Statistik 2015). Dari jumlah tersebut
Indonesia persentase lansia Indonesia Kabupaten Klungkung menjadi
meningkat sekitar dua kali lipat Kabupaten dengan jumlah lansia
(1971-2019), yakni menjadi 9,6 terbanyak di tahun 2020 yaitu
persen (25 juta-an). Pada tahun ini sebesar 16,62%, tercatat dengan
sudah ada lima provinsi yang Puskesmas Klungkung I merupakan
memiliki struktur penduduk tua di puskesmas dengan data kunjungan
mana penduduk lansianya sudah lansia terbanyak yaitu sebesar 6.551
mencapai 10 persen, yaitu: DI per tahun 2018. Lalu disusul
Yogyakarta (14,50 persen), Jawa Kabupaten Jembrana diurutan kedua
Tengah (13,36 persen), Jawa Timur dengan jumlah lansia 16,53% (Badan
(12,96 persen), Bali (11,30 persen) Pusat Statistik, 2015). Jumlah lansia
dan Sulawesi Barat (11,15 persen). yang semakin besar dan mengalami
Populasi lansia meningkat sangat peningkatan, kini menjadi tantangan
cepat. Sebelas persen dari 6,9 milyar untuk kita semua agar dapat
mempersiapkan lansia yang sehat
dan mandiri. Salah satu masalah personal hygiene. Didapatkan hasil
yang terjadi pada lansia adalah bahwa ada beberapa faktor yang
masalah personal hygiene. mempengaruhi personal hygiene,
Berdasarkan data World Health diantaranya : faktor status sosial
Organization pada tahun 2015, ekonomi, faktor pengetahuan dan
menunjukan lansia yang sudah tidak juga faktor kondisi fisik.
dapat melakukan aktivitas fisik Pengetahuan atau kognitif
sehingga tidak menjaga kebersihan merupakan domain yang sangat
diri diperkirakan sekitar 38,2% di penting untuk terbentuknya tindakan
dunia. Personal hygiene adalah cara seseorang (Notoatmodjo, 2014). Dari
merawat diri untuk menjaga dan pengetahuan juga dapat
memelihara fisik dan psikis diri pada mencerminkan perilaku seseorang.
masing-masing individu. Kebersihan Perilaku manusia adalah aktivitas
itu sendiri sangat dipengaruhi oleh yang timbul karena adanya stimulus
pola kebiasan dan individu itu dan respons serta dapat diamati
sendiri. Tujuan dilakukannya secara langsung maupun tidak
personal hygiene adalah untuk langsung. Tingkat Pengetahuan
meningkatan derajat kesehatan, dengan Perilaku merupakan hasil
memelihara kesehatan diri, daripada segala macam pengalaman
memperbaiki personal hygiene, serta interaksi manusia dengan
mencegah penyakit, meningkatkan lingkunganya yang terwujud dalam
kepercayaan diri dan menciptakan bentuk pengetahuan, sikap dan
keindahan. (Ambarawati & Sunarsih, tindakan (Notoatmodjo, 2014).
2011). Pentingnya pengetahuan Berdasarkan data diatas maka
hygiene dan implikasinya bagi peneliti tertarik untuk melakukan
kesehatan mempengaruhi praktik penelitian lebih dalam mengenai
hygiene. Menurut penelitian yang personal hygiene dengan judul
dilakukan oleh Hardono, Tohiriah, Hubungan Tingkat Pengetahuan
Wijayanto dan Sutrisno (2019) yang Lansia Dengan Perilaku Lansia
dilakuan di desa Bulokarto mengenai Dalam Pemenuhan Personal
faktor - faktor yang mempengaruhi
Hygiene di Wilayah Kerja UPT Wilayah 10 9.3%
Puskesmas Klungkung I. Jumpai
METODE Wilayah 11 10.2%
Kampung
Metode penelitian ini menggunakan
Gelgel
desain deskriptif dengan pendekatan
Wilayah 11 10.2%
cross-sectional menggunakan Kamasan
kuesioner melalui Google Form.
Wilayah 11 10.2%
Populasi dalam penelitian ini adalah Sp. Kelod
Kangin
lansia yang berada di wilayah kerja
UPT Puskesmas Klungkung I dari Wilayah 11 10.2%
Sp. Kelod
rentang usia 60th - >70th dengan
Wilayah 11 10.2%
menggunakan teknik sampling yaitu Sp Kauh
propotionate stratified sampling
Wilayah 11 10.2%
dengan sampel 108 responden. Tojan
HASIL Wilayah 10 9.3%
Karakteristik Responden Satra
Karakteristik responden dalam
penelitian ini dibedakan menjadi Jenis
empat bagian yaitu alamat, jenis Kelamin
kelamin, rentang umur, dan Laki-Laki 41 38.0%
pendidikan terakhir Perempua 67 62.0%
Tabel 5.1 Frekuensi (f) dan n

persentase (%) Karakteristik


Responden (n=108)
Umur
Karakteri Frekuensi Persenta
stik (f) se (%) Lansia 32 29.6%
Alamat 60-64
Tahun
Wilayah 11 10.2%
Tangkas Lansia 37 34.3%
65-70
Wilayah 11 10.2%
Gelgel Tahun
Lansia 39 36.1% sisanya responden laki-laki 41
>70 (38.0%). Berdasarkan umur
Tahun diperoleh bahwa dari 108 responden
menunjukan jumlah terbanyak yaitu

Pendidik responden dengan rentang umur >70


an tahun yaitu sebanyak 39 (36,1%)
Terakhir
responden, pendidikan terakhir
Tidak 42 38.9% diperoleh yang tidak sekolah
Sekolah
sebanyak 42 (38,.9%) responden,
Sd 33 30.6%
lalu SD 33 (30.6%) responden.
Smp 10 9.3%
Hasil Penelitian Tentang Tingkat
Sma 18 16.7%
Pengetahuan Personal Hygiene
Akademi/ 5 4.6%
PT Lansia di Wilayah UPT Puskesmas
Klungkung

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi


karakteristik responden berdasarkan Kategori Tingkat Pengetahuan
Personal Hygiene Lansia di Wilayah
alamat, jenis kelamin, umur dan UPT Puskesmas Klungkung I.
pendidikan terakhir. Karakteristik (n=108)
responden berdasarkan alamat
diperoleh bahwa dari 108 responden, Tingkat Frekuensi Persentase

paling banyak ada di wilayah Pengetahuan (%)

Tangkas, Gelgel, Kampung Gelgel, Baik 96 88,9


Kamasan, SP. Kauh, SP. Klod, SP.
Cukup 12 11,1
Kangin, Tojan sebanyak 88 (81,5%)
responden dan terendah wilayah Kurang 0 0
Satra dan Jumpai sebanyak 20
(18,5%) responden. Berdasarkan Total 108 100

jenis kelamin diperoleh, menunjukan Berdasarkan Tabel 5.4 menunjukan


jumlah terbanyak adalah responden bahwa dari total 108 responden,
perempuan sebanyak 67 (62.0%) dan tingkat pengetahuan lansia terhadap
personal hygiene ada di kategori baik Hasil Penelitian Tentang Uji
dengan jumlah 96 (88,9%) Korelasi Tingkat Pengetahuan dan
responden, dan kategori cukup Perilaku Personal Hygiene Lansia
sebanyak 12 (11,1%) responden. di Wilayah UPT Puskesmas
Hasil Penelitian Tentang Kategori Klungkung I.
Perilaku Personal Hygiene Lansia
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi
di Wilayah UPT Puskesmas
Uji Korelasi Tingkat Pengetahuan
Klungkung I
dan Perilaku Personal Hygiene
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi
Lansia di Wilayah UPT Puskesmas
Kategori Perilaku Personal Hygiene
Klungkung I. (n=108)
Lansia di Wilayah UPT Puskesmas
Klungkung I. (n=108)
Perilaku Frekuensi Persentase
(%)

Baik 97 89,8

Cukup 11 10,2

Kurang 0 0

Total 108 100

Berdasarkan Tabel 5.6


menunjukan bahwa dari total 108
responden, jumlah tertinggi perilaku
lansia dalam pemenuhan personal
hygiene ada di kategori baik dengan
jumlah 97 (89,8%) responden, dan
kategori cukup sebanyak 11 (10,2%)
responden.
Spearm Ting Peril
en’s kat aku
rho
Peng
etahu
an

Tingka Correlatio 1.000 .952


t n
pengeta Coefficie . .000
huan nt 108 108
Sig. (2-
tailed)
N

Perilak Correlatio .952 1.00


u n 0
Coefficie .000
nt .
108
Sig. (2- 108
tailed)
N
Berdasarkan Tabel 5.7 menunjukan 42 (38,9%) responden, dan hasil
hasil uji statistik Spearmen’s rho penelitian pada tingkat pengetahuan
yang dilihat bahwa hasil signifikasi menunjukan bahwa dari 108
p-value sebesar 0,00 dengan α = responden, menyatakan 96 (88,9%)
0,05, yang mana p-value < α (0,05) responden menyatakan tingkat
maka dapat dikatakan bahwa ada pengetahuan personal hygiene lansia
hubungan antara tingkat pengetahuan baik dan cukup sebanyak 12 (11,1%)
dengan perilaku lansia dalam responden. Hal ini menunjukan
pemenuhan personal hygiene. Yang bahwa lansia memiliki informasi
mana kuatnya hubungan dapat dilihat yang baik mengenai personal
dari Correlation Coefficient (r hygiene. Penelitian ini menunjukan
hitung) yaitu 0,952 yang artinya bahwa mayoritas lansia menjawab
korelasi sangat kuat antara kedua benar pada penyataan kebersihan diri
variabel. Hasil ini menunjukan arah adalah tindakan menghilangkan
korelasi positif yang artinya semakin kotoran diseluruh tubuh untuk
baik tingkat pengetahuan lansia memelihara kesehatan seseorang dan
maka semakin baik perilaku lansia mayoritas lansia menjawab benar
dalam pemenuhan personal hygiene. jenis kebersihan diri yaitu perawatan
pada kulit, rambut, gigi dan mulut,
PEMBAHASAN
tangan, kuku dan kaki, serta
Tingkat Pengetahuan Personal kemaluan. Sesuai dengan teori dari
Hygiene Lansia Isro’in & Sulistio (2012), tujuan

Pengetahuan dapat perawatan personal hygiene adalah

dipengaruhi oleh beberapa faktor untuk menghilangkan kotoran

menurut Notoatmodjo yaitu diseluruh tubuh untuk memelihara

pengalaman, tingkat pendidikan, kesehatan seseorang, pencegah

pekerjaan, usia, minat, keyakinan, penyakit.

fasilitas, dan social budaya. Hasil Perilaku Pemenuhan Personal


penelitian menunjukan sebagian Hygiene Lansia
besar lansia tidak sekolah sebanyak
Personal hygiene suatu bentuk Prakoso (2015) penampilan dan
tindakan dalam upaya pemeliharaan kesejahteraan seseorang sering kali
kebersihan dan kesehatan seseorang tergantung dari cara penampilan dan
untuk kesejahteraan dirinya perasaan mengenai rambutnya. Cara
mencakup kesehatan fisik maupun untuk perawatan rambut dengan
psikisnya. Kebersihan seseorang memotong rambut, menyikat,
merupakan bagian dari penampilan menyisir, dan bershampo agar tidak
dan harga diri sehingga jika terlihat kusut dan tidak sehat. Hasil
seseorang mengalami keterbatasan penelitian ini sejalan dengan
dalam memenuhi personal hygiene penelitian yang dilakukan oleh
bisa jadi akan memperngaruhi Erdhayanti & Kartinah (2012)
kesehatan secara umum (Isro’in & dengan judul “Hubungan Tingkat
Sulistio, 2012). Hasil penelitian dari Pengetahuan Lansia Dengan Perilaku
perilaku personal hygiene lansia Lansia Dalam Pemenuhan Personal
menunjukan bahwa dari 108 Hygiene Di Panti Wreda Darma
responden, sebanyak 11 (10,2%) Bakti Pajang Surakarta”. Didapatkan
responden memiliki perilaku yang bahwa lansia tidak rutin mencuci
cukup dan 97 (89,8%) responden rambut 2 kali seminggu dan juga
memiliki perilaku personal hygiene jarang menggunakan minyak rambut
yang baik. Hal ini menunjukan sehingga rambut terlihat kusut.
bahwa mayoritas perilaku lansia
sudah baik. Namun jika ditinjau Hubungan Tingkat Pengetahuan

lebih teliti lagi pada penelitian ini Lansia Dengan Perilaku Lansia

masih tedapat hasil cukup sebanyak Dalam Pemenuhan Personal

11 (10,2%) responden. Hygiene

Pada hasil penelitian yang diuji


Hal ini menunjukan bahwa masih
dengan teknik (Spearmen Rho),
ada beberapa lansia yang masih
menunjukan bahwa terdapat
belum menyadari secara keseluruhan
hubungan diantara tingkat
arti dari kebersihan rambut. Menurut
pengetahuan dengan perilaku lansia
Potter & Perry (2012) dikuti dari
dalam pemenuhan personal hygiene.
Hal ini ditunjukan dengan hasil nilai Pengetahuan dan perilaku seseorang
signifikan yaitu 0,00 (p-value <0,05) dipengaruhi oleh banyak factor.
dan nilai koefisien 0,952 yang (Purwanto,1998) dikutip dari
artinya Ha diterima atau ada (Hartono, 2016)
hubungan yang sangat kuat antara
tingkat pengetahuan lansia dengan KESIMPULAN DAN SARAN

perilaku lansia dalam pemenuhan Kesimpulan


personal hygiene yang bersifat
Hasil penelitian yang sudah
positif dan searah. Yang menunjukan
diuraikan diatas memberikan
hal tersebut berarti semakin baik
simpulan sebagai berikut:
tingkat pengetahuan lansia terhadap
1. Berdasarkan penelitian
pngetahuan personal hygiene
menunjukan bahwa dari total 108
semakin baik pula perilaku lansia
responden, menyatakan pengetahuan
dalam pemenuhan personal hygiene.
lansia terhadap personal hygiene
Penelitian ini sejalan dengan mayoritas ada di kategori baik
penelitian yang dilakukan oleh sejumlah 96 (88,9%) responden.
Sudarmi & Wogono (2019) yang 2. Dari total 108 responden, sebagian
dilakukan di Desa Ruko Kecamatan besar lansia yang berada di wilayah
Tobelo Utara Kabupaten Halmahera kerja UPT Puskesmas Klungkung I
Utara yang menunjukan bahwa ada menunjukan, perilaku lansia dalam
hubungan antara pengetahuan pemenuhan personal hygiene
dengan sikap personal hygiene pada mayoritas berada di kategori baik
lanjut usia di Desa Ruko Kecamatan yaitu sejumlah 97 (89,8%)
Tobelo Utara Kabupaten Halmahera responden.
Utara diperoleh p-value 0,000 lebih 3. Dilihat dari hasil signifikasi d
kecil dari α = 0,05. Pada penelitian engan uji statistik Spearmen’s rho,
ini didapatkan semakin tinggi terdapat signifikasi p-value sebesar
pengetahuan seseorang terhadap 0,00 dengan α = 0,05, yang mana p-
suatu objek maka akan semakin value < α (0,05) maka dapat
tinggi pula perilaku seseorang. dikatakan bahwa ada hubungan
antara tingkat pengetahuan dengan tingkan pengetahuan dan perilaku
perilaku lansia dalam pemenuhan personal hygiene lansia,
personal hygiene dan menunjukan menggunakan variabel lain dan
arah korelasi yang sangat kuat dan dengan menggunakan metedologi
positif (r = 0,952). yang berbeda.

Saran DAFTAR PUSTAKA

Berdasarkan hasil penelitian yang Ambarwati, E.R. & Sunarsih, T.


telah didapatkan, ada beberapa saran (2011). KDPK Kebidanan:
yang ingin penulis sampaikan Teori dan Apilkasi.
diantaranya: Yogyakarta: Nuha Medika.
1. Bagi Lansia
Arikunto. (2010). Teori dan
Diharapkan lansia mempertahankan
Pengukuran Pengetahuan,
pengetahuan yang sudah baik dan
Sikap, dan Perilaku Manusia.
mencari lagi informasi - informasi
Yogyakarta: Nuha Medika
terkait kebersihan diri agar tetap
terjaga. Aspuah, S. (2013). Kumpulan
2. Bagi Tempat Penelitian Kuesioner dan Instrumen
Memberikan edukasi atau Penelitian Kesehatan.
penyuluhan secara Yogyakarta: Nuha Medika.
berkesinambungan terkait personal
Badan Pusat Statistik. (2015).
hygiene dan juga kegiatan
Proyeksi Penduduk
pemantauan rutin untuk tetap
Kabupaten/Kota Provinsi
memantau personal hygiene para
Bali 2010-2020. Jakarta:
lansia guna mempertahankan
Badan Pusat Statistik.
kebersihan yang sudah ada.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya Choudhury, M.U.A., Tarafdar, M.A.,
Diharapkan penelitian ini bisa Miah, M.A.M., Shila R.D.,
dijadikan data awal untuk melakukan Tonim, A. H., & Syed, S. A.
penelitian selanjutnya tentang faktor- (2020). Study On Knowledge,
faktor yang berhubungan dengan Attitude And Practice Of
Personal Hygiene Among Isro’in. L. & Sulistyo, A. (2012).
Selected Rural People. Personal Hygiene: Konsep,
Journal of ZHSWMC, 2(1) 1- Proses Dan Aplikasi Dalam
20. Praktik Keperawatan.

Dinas Kesehatan Klungkung. (2018). Yogyakarta: Graha Ilmu.

Profil Kesehatan Kabupaten Iswantiah., Sri N. N. M., & Laili


Klungkung 2018. N.H. (2012). Pendidikan
Semarapura: Dinas kesehatan terhadap perilaku
Kesehatan Klungkung. kesehatan lansia tentang

Erdhayanti, S. & Kartinah (2012). personal hygiene di wilayah

Hubungan Tingkat shelter Gedong Cangkringan

Pengetahuan Lansia Dengan Sleman Yogyakarta. Jurnal

Perilaku Lansia Dalam Keperawatan. Doi:

Pemenuhan Personal 10.22219/jk.v3i2.2592.

Hygiene Di Panti Wreda Jaya, I. P. F. S. (2017). Hubungan


Darma Bakti Pajang Tingkat Pengetahuan Lansia
Surakarta, 5(1), 3 (12). Dengan Pemenuhan Personal

Hardono, Tohiriah, S., Wijayanto, Hygiene di Panti Sosial

W. P., & Sutrisno. (2019). Tresna Werda Wana Seraya.

Faktor- Faktor Yang [Skripsi]. Fakultas Kesehatan

Mempengaruhi Personal Institut Teknologi dan

Hygiene Pada Lansia. Kesehatan Bali.

Welness And Healthy Kementrian Kesehatan Republik


Magazine. 2656-0062. Indonesia. (2014). Situasi dan

Hartono, D. (2016). Modul Analisis Lanjut Usia. Jakarta:

keperawatan Gerontik: Pusat Data dan Informasi

Psikologi. Jakarta: Kementerian Kesehatan

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Republik Indonesia.
Kementrian Kesehatan Republik Keperawatan. Jakarta:
Indonesia. (2019). Panduan Salemba Medika.
Praktis Bagi Caregiver Untuk
Padila. (2013). Buku Ajar
Perawatan Jangka Panjang
Keperawatan Gerontik.
Bagi Lanjut Usia. Jakarta:
Yogyakarta : Nuha Medika
Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia Prakoso, D. Y. (2015). Pengaruh
Pendidikan Kesehatan
Kementrian Kesehatan Republik
Tentang Personal Hygiene
Indonesia. (2019). Statistik
Dengan Metode Ceramah
Penduduk Lanjut Usia.
Dan Media Audiovisual
Jakarta: Badan Pusat Statistik
Terhadap Pengetahuan Dan
Indonesia.
Sikap Remaja Putri Dalam
Kholifah, S. N. (2016). Modul Mencegah Keputihan Di Smk
Keperawatan Gerontik. Bakti Purwokerto.
Jakarta: Kementrian Purwokerto: Universitas
Kesehatan Republik Muhammadiyah. Diperoleh
Indonesia tanggal 7 September 2020,

Kuntoro. (2015). Penyakit di Usia dari

Tua. Jakarta:Yudistira. http://repository.ump.ac.id/27


07/.
Notoatdmojo, S. (2012). Promosi
Kesehatan Dan Perilaku Pusat Data dan Informasi

Kesehatan. Jakarta: Rineka Kementrian Kesehatan

Cipta Republik Indonesia (2013).


Gambaran kesehatan lanjut
Notoatmodjo, S. (2014). Ilmu usia di Indonesia. Jakarta:
Perilaku Kesehatan. Jakarta: Pusat Data dan Informasi
Rineka Cipta. Kementrian Kesehatan

Nursalam. (2014) Metedologi Republik Indonesia.

Penelitian Ilmu
Pusat Data Dan Informasi. (2014). September 2020, dari
Situasi dan Analisis Lanjut http://digilib2.unisayoga.ac.i
Usia. Kementrian Kesehatan d/xmlui/handle/1750
Republik Indonesia. Jakarta Simbolon, N., Pomarida, S., &
Selatan. Magda S. (2019). Hubungan

Rhismawati, N.L. (2015, 9 Juni). Pengetahuan Lansia dengan

Pemprov Bali Serius Tangani Personal Hygiene di Desa

Persoalan Lansia. Diperoleh Lestari Indah Kecamatan

tanggal 28 agustus 2020 dari, Siantar Kabupaten

http://www.antarabali.com. Simalungun. Diproleh tanggal

Savitri, N. C., & Utami, Y. W. 7 September 2020, dari

(2012). Hubungan http://sintaks.kitamenulis.id/i

Pengetahuan Lanjut Usia ndex.php/Sintaks/article/view

Dengan Sikap Memlihara /89.

Kebersihan Diri Pada Lansia Sudarmi, N. W., Septi, L. W. (2019).


Di Kelurahan Bandungharjo Hubungan Pengetahuan Dan
Kecamatan Toroh Kabupaten Sikap Dengan Personal
Grobogan. Diperoleh 3 Hygiene Pada Lanjut Usia Di
September 2020, dari Desa Ruko Kecamatan
http://eprints.ums.ac.id/id/epr Tobelo Utara Kabupaten
int/14753. Halmahera Utara. Journal Of

Shinta, W. B. & Tri, P. (2017). Community and Emergency,

Hubungan Tingkat 7(3),19.

Pengetahuan Lansia Dengan Sudiastika, P. Y. (2016). Perilaku


Perilaku Personal Hygiene Lansia Dalam Memenuhi
Lansia Di Desa Krasakan Kebutuhan Kebersihan Diri
Lumbungrejotempel Sleman (Personal Hygiene) Di Panti
Yogyakarta. Yogyakarta : Sosial Tresna Werda Jara
Universias Aisyah. Mara Pati Singaraja.
Diperoleh tanggal 3 [Skripsi]. Fakultas Kesehatan
Institut Teknologi dan
Kesehatan Bali.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian


Manajemen. Bandung:
Alfabeta.

Swarjana, I. K. (2014). Metedologi


penelitian kesehatan.
Yogyakarta: Andi & ITEKES
Bali

Yulaikhah, D,. Triana, A. &Yuni, P,


W. (2017). Perilaku Personal
Hygiene Lansia. Jurnal
Keperawatan. Doi:
10.32583/keperawatan.9.2.20
17.44-51.

Yuni, N. E. (2015). Buku


Saku Personal Hygiene.
Yogyakarta: Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai