Anda di halaman 1dari 95

SKRIPSI

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA APARATUR KELURAHAN PADAN


GSAMBIAN SAAT PANDEMI COVID-19

NI PUTU AYU KRISNAYANTI

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

DENPASAR

2021

SKRIPSI

i
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA APARATUR KELURAHAN PADAN
GSAMBIAN SAAT PANDEMI COVID-19

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Pada Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali

Diajukan Oleh:

NI PUTU AYU KRISNAYANTI

NIM. 17C10157

FAKULTAS KESEHATAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

DENPASAR

2021

ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Gambaran Tingkat Kecemasan Aparatur Kelurahan Padangsambian


Saat Pandemi Covid-19” telah mendapatkan persetujuan pembimbing dan disetujui untuk
diajukan ke hadapan Tim Penguji Skripsi pada Program Studi Sarjana Keperawatan Institut
Teknologi Dan Kesehatan Bali.

Denpasar, 28 Mei 2021

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep., M Ns. Ni Wayan Kesari Dharmapatni, S.


NS Kep., MNS

NIDN. 082909790 NIR. 15118

iii
PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi ini telah Diuji dan Dinilai oleh Panitia Penguji pada Program Studi Sarjana
Keperawatan Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali
pada Tanggal.................... 2020

Panitia Penguji Skripsi Berdasarkan SK Rektor ITEKES Bali


Nomor :................................................

Ketua : ..................................................................... .........................


NIR/NIDN ..................................................

Anggota :
1. ..................................................................... .........................
NIR/NIDN ..................................................

2. ..................................................................... .........................
NIR/NIDN ..................................................

Mengetahui

Institut Teknologi dan Kesehatan Bali Program Studi Sarjana Keperawatan


Rektor Ketua

I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D A.A Ayu Yuli Darmini, S.Kep., MNS
NIDN. 0823067802 NIDN. 0821076701

iv
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Gambaran Tingkat Kecemasan Aparatur Kelurahan Padangsambian


Saat Pandemi Covid-19” telah disajikan di depan dewan penguji pada tanggal
…………………. telah diterima serta disahkan oleh Dewan Penguji Skripsi dan Rektor
Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali

Denpasar,......................2021

Disahkan oleh:
Dewan Penguji Skripsi

1. ........................................................................ ............................
NIR/NIDN .......................................

2. ........................................................................ ............................
NIR/NIDN .......................................

3. ........................................................................ ............................
NIR/NIDN .......................................

Mengetahui
Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali Program Studi Sarjana Keperawatan
Rektor, Ketua,

I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D AA. Ayu Yuliati Darmini, S.Kep.Ns., MNS
NIDN. 0823067802 NIDN. 0821076701

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya s
ehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Tingkat Kecemasan
Aparatur Kelurahan Padangsambian Saat Pandemi Covid-19”.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, pengarahan, dan
bantuan dari semua pihak sehingga skripsi ini bisa diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk it
u penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada:

1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D selaku Rektor Institut Teknologi
Dan Kesehatan Bali yang telah memberikan izin dan kesempatan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. Ibu Ns. Ni Luh Putu Dina Susanti, S.Kep., M.Kep selaku Wakil Rektor (Warek) I Institut
Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin dan kesempatan kepada
penulis menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta, S.Kep., MNS selaku Wakil Rektor (Warek) II Institut
Teknologi Dan Kesehatan Bali dan sekaligus menjadi pembimbing I yang telah memberikan
dukungan moral dan banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Ns. I Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS selaku Dekan Fakultas kesehatan yang
memberikan dukungan kepada penulis.
5. Ibu Anak Agung Ayu Yuliati Darmini, S.Kep., Ns., MNS selaku Ketua Program Studi
Sarjana Keperawatan yang telah memberikan dukungan moral kepada penulis.
6. Ibu Ns. Ni Wayan Kesari Dharmapatni, S.Kep., MNS selaku pembimbing II yang telah
banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Ns. Sarah Kartika Wulandari, S.Kep., M.Kep dan Ibu Ns. Made Dian Shanti
Kusuma, S.Kep.,MNS selaku dosen expert yang telah banyak membantu peneliti dalam
melakukan face vadility.
8. Ibu Ni Made Sri Rahyanti, Ns., Sp.Kep.An selaku dosen pengolah data yang telah banyak
membantu peneliti dalam melakukan Analisa data.
9. Ibu Ns. Ni Kadek Sutini, S.Kep., M.Kes selaku Wali Kelas C Prodi Sarjana Keperawatan
Tingkat IV yang memberikan dukungan moral dan perhatian kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.

vi
10. Ibu Luh Sri Uma Saraswati selaku Plt. Kelurahan Padangsambian, yang telah banyak
memberi dukungan dan membantu dalam proses pengumpulan data.
11. Seluruh keluarga terutama, Bapak I Made Astina dan Ibu Ni Luh Partini selaku keluarga
inti yang telah banyak memberikan dukungan serta dorongan moral, materi dan doa
hingga selesainya skripsi ini.
12. Sepupu terbaik penulis Intan Kirana, Shinta Narayani dan adik penulis Linda Marta
Dewi yang telah ikut membantu, memberikan motivasi, dan penghibur selama
penyusunan skripsi.
13. Teman – teman seperjuangan di Sarjana Keperawatan C Putri, Asvini, Sandra, Riska,
Kresniari, Piyantari, Indah, Ika dan angkatan 2017 yang tidak tersebut namun telah
memberikan bantuan, dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini
14. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih belum sempurna, untuk itu denga
n hati terbuka, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya konstruktif untuk
kesempurnaan skripsi ini.

Denpasar, 21 Mei 2021

Penulis

vii
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN APARATUR KELURAHAN
PADANGSAMBIAN SAAT PANDEMI COVID-19

Ni Putu Ayu Krisnayanti


Fakultas Kesehatan
Program Studi Sarjana Keperawatan
Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali
Email: ayukrisna081999@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang: Coronavirus adalah keluarga besar virus yang diketahui
menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Berbagai kondisi yang terjadi selama pandemi Covid-19 memberikan efek
psikologis kepada masyarakat. Aparatur kelurahan adalah bagian terdepan dalam
menggerakkan masyarakat saat pandemi covid-19 Penularan Covid-19 klaster
keluarga menyerang pejabat Pemprov Bali. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran tingkat kecemasan aparatur Kelurahan Padangsambian saat
pandemi Covid-19. Metode: Metode penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan cross sectional. Teknik sample yang digunakan Non-Probability
Sampling dengan menggunakan total sampling. Populasinya adalah seluruh Aparatur
Kelurahan Padangsambian dengan jumlah sampel 50 orang. Data dikumpulkan
menggunakan kuesioner. Hasil: Didapatkan hasil dari 50 responden aparatur
kelurahan mengalami kondisi tidak ada kecemasan yaitu sebanyak 19 orang (38%)
kecemasan rendah yaitu sebanyak 29 orang (58,0%), kecemasan sedang yaitu
sebanyak 2 orang (4%), dan tidak ditemukan aparatur kelurahan yang mengalami
kondisi kecemasan berat dan berat sekali. Kesimpulan: Tingkat kecemasan aparatur
kelurahan rendah dikarenakan hal ini dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu sudah
terlalu lama masa pandemi Covid-19 dan aparatur kelurahan sudah mendapatkan
sosialisasi mengenai Covid-19 agar nantinya aparatur kelurahan tidak memiliki
tingkat kecemasan berat saat pandemi Covid-19.

Kata kunci: Aparatur, Kecemasan, Covid-19

viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL DEPAN ........................................................................................i
HALAMAN SAMPUL DALAM .....................................................................................ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .....................................................iii
PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ...................................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN..................................................................v
KATA PENGANTAR .....................................................................................................vi
ABSTRAK.......................................................................................................................viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................xi
DAFTAR TABEL............................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................xiii
DAFTAR SINGKATAN................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................5
D. Manfaat Penelitian ..............................................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................6
A. Konsep Tingkat Kecemasan.................................................................................6
B. Konsep Aparatur Kelurahan ..............................................................................12
C. Konsep Coronavirus Disease 2019 ...................................................................16
D. Penelitian Terkait ..............................................................................................24
BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, VARIABEL DAN DEFINISI OPERASI
ONAL ...............................................................................................................................27
A. Kerangka Konsep ..............................................................................................27
B. Variabel Penelitian ............................................................................................28
C. Definisi Operasional ..........................................................................................28
BAB IV METODE PENELITIAN ................................................................................31
A. Desain Penelitian ...............................................................................................31
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ..........................................................................31
C. Populasi, Sampel, Sampling ..............................................................................31
D. Metode Pengumpulan Data ...............................................................................33

ix
E. Rencana Analisa Data ........................................................................................49
F. Etika Penelitian ..................................................................................................42
BAB V HASIL PENELITIAN .......................................................................................44
A. Gambaran Lokasi Penelitian .............................................................................44
B. Hasil Penelitian .................................................................................................44
BAB VI PEMBAHASAN ...............................................................................................47
A. Karakteristik Responden....................................................................................47
B. Tingkat Kecemasan Aparatur.............................................................................48
C. Keterbatasan Penelitian .....................................................................................49
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ............................................................................51
A. Simpulan ...........................................................................................................51
B. Saran ..................................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Kerangka Konsep...............................................................................27

xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Karakteristik Pasien Terinfeksi Covid-19.................................................. 20
Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................................. 29
Tabel 5.1 Hasil Penelitian Bersadarkan Karakteristik Responden Aparatur Kelurahan
Padangsambian Tahun 2021 ...................................................................................... 45
Tabel 5.2 Hasil Penelitian Tingkat Kecemasan Aparatur Kelurahan
Padangsambian.......................................................................................................... 46

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian


Lampiran 2. Instrument Penelitian
Lampiran 3. Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 4. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 5. Lembar Pernyataan Face Validity
Lampiran 6. Surat Rekomendasi Penelitian dari Rektor Institut Teknologi dan Kesehatan B
ali
Lampiran 7. Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Penanaman Modal dan Perizinan Pr
ovinsi Bali
Lampiran 8. Surat Izin Penelitian dari Kesbangpolinmas Kota Denpasar
Lampiran 9. Surat Izin Ethical Clearance dari komite etik Institut Teknologi dan Kesehatan
Bali
Lampiran 10. Lembar Pernyataan Analisa Data
Lampiran 11. Master table dan excel
Lampiran 12. Hasil Analisa Data

xiii
DAFTAR SINGKATAN

ACE-2 : Angiotensin Converting Enzyme-2


APA : Asosisi Psikiatri Amerika
APD : Alat Pelindung Diri
ARDS : Acute Respiratory Distress Syndrome
ASN : Aparatur Sipir Negara
BPS : Badan Pengawas Statistik
Covid-19 : Coronavirus disease 2019
CT : Computed Tomography
Dekranasda : Dewan Kerajinan Nasional Daerah
ECMO : Extracorporeal Membrane Oxygenation
Gatriwara : Gabungan Istri Anggota Wakil Rakyat
HARS : Hamilton Anxiety Rating Scale
HRS-A : Hamilton Rating Scale For Anxiety
ICTV : International Committee on Taxonomy of Viruses
ICU : Intensive Care Unit
IGD : Intalasi Gawat Darurat
ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Kadiskes : Kepala Dinas Kesehatan
Kemenkes RI : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
KEP : Komisi Etik Penelitian
KK : Kartu Keluarga
MERS : Middle East Respiratory Syndrome
NPWP : Nomor Pokok Wajib Pajak
OPD : Orang Dalam Pemantauan
OTG : Orang Tanpa Gejala
PDP : Pasien Dalam Pengawasa
PPI : Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
rRT-PCR : Real-Time Reverse-Transcriptase Polymerase Chain Reaction
SARI : Severe Acute Respiratory Infection
SARS : Severe Acute Respiratory Syndrome
SD : Sekolah Dasar
SIUP : Surat Izin Usaha Perdagangan

xiv
SMA : Sekolah Menengah Atas
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SOP : Standard Operating Procedure
SPSS : Statistical Program for Social Science
TP PKK : Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga
WHO : World Health Organization

xv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di awal tahun 2020 ini, dunia dikagetkan dengan kejadian infeksi berat
dengan penyebab yang belum diketahui. Laporan dari China kepada World Health
Organization (WHO) terdapatnya 44 pasien menderita pneumonia yang berat di suatu
wilayah yaitu Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China tepatnya di hari terakhir tahun
2019. Dugaan awal hal ini terkait dengan pasar basah yang menjual ikan, hewan laut
dan berbagai hewan lainnya. Pada 10 Januari 2020 penyebabnya mulai teridentifikasi
dan didapatkan kode genetiknya yaitu virus corona baru.
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang diketahui menyebabkan
penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East
Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Virus ini diberi nama Novel Coronavirus (SARS-CoV-2) dan penyakitnya dikenal
sebagai Coronavirus disease 2019 (Covid-19) (WHO, 2020). Covid-19 dapat
menimbulkan beragam manifestasi klinis mulai dari tanda dan gejala ringan, seperti
demam, batuk, sakit tenggorokan, mialgia, dan malaise, hingga tanda dan gejala berat,
seperti pneumonia dengan atau tanpa sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS),
gagal ginjal, dan disfungsi multiorgan yang mungkin dibutuhkannya dukungan
perawatan kritis lanjutan dengan segera (Liu, et al., 2020).
Kasus coronavirus mengalami peningkatan cukup cepat dan menyebar ke
berbagai negara dalam waktu singkat. Negara Thailand merupakan negara pertama
selain China yang melaporkan terkait adanya kasus Covid-19. Setelah Thailand,
negara berikutnya yang melaporkan Covid-19 adalah Jepang dan Korea Selatan yang
kemudian berkembang ke negara-negara lain. Negara yang paling banyak melaporkan
kasus Covid-19 adalah Amerika Serikat, Brazil, Rusia, India, dan United Kingdom.
Negara dengan angka kematian paling tinggi yaitu Amerika Serikat, United Kingdom,
Italia, Prancis, dan Spanyol (WHO, 2020).
Pada 11 Maret 2020, WHO menetapkan wabah ini menjadi wabah pandemi
karena menyebar begitu cepat ke berbagai negara. Dalam situasi global kasus yang
terkonfirmasi Covid-19 per tanggal 30 Oktober 2020 adalah 44.888.869 kasus dengan

1
2

1.178.475 kematian (CFR 2,6%) di 217 Negara Terjangkit dan 179 Negara
Transmisi lokal (WHO, 2020).
Di Indonesia melaporkan kasus pertama tepat pada tanggal 2 Maret 2020.
Hingga bulan Oktober 2020, kasus terkonfirmasi positif sebanyak 410.088 orang,
sembuh sebanyak 337.801 orang dan meninggal dunia sebanyak 13.869 orang (Gugus
Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, 2020). Kasus Covid-19 semakin
meningkat dan menyebar dengan cepat di seluruh wilayah Indonesia. Kasus Covid-19
ini terhitung dari bulan Maret hingga dengan tanggal 30 Oktober 2020 Kementerian
Kesehatan RI melaporkan 410.088 kasus terkonfirmasi Covid-19 dengan 13.869
kasus meninggal. DKI Jakarta masih menjadi provinsi yang menyumbang pasien
sembuh tertinggi harian dengan jumlah 1.077 kasus dan kumulatifnya menembus
angka 92.219 kasus (Kemenkes RI, 2020).
Provinsi Bali melaporkan kasus pertama yaitu pada bulan Maret yang diawali
dari pelaku perjalanan luar negeri atau imported case. Kasus COVID-19 yang berawal
dari imported case terjadi hingga pada bulan Juni dan melonjak 59% yang diakibatkan
dari transmisi lokal. Pada bulan Maret hingga pada tanggal 31 Oktober 2020
Pemerintah Provinsi Bali melaporkan bahwa kasus terkonfirmasi positif 11.764 orang,
perawatan 753 orang (6,4%), sembuh 10.624 orang (90,31%), dan meninggal dunia
387 orang (3,29%). Kasus COVID-19 sampai saat ini Kota Denpasar masih
menduduki kasus tertinggi yaitu mencapai 3246 terkonfirmasi dan 177 dalam
perawatan. (Pemprov Bali Update Covid-19, 2020). Menurut Denpasar Safe City
(2020), data kasus covid-19 tertinggi berdasarkan kecamatan di Kota Denpasar berada
di Kecamatan Denpasar Barat dan tepatnya di Kelurahan Padangsambian data kasus
tertinggi dengan jumlah pasien positif.
Berbagai kondisi yang terjadi selama pandemi COVID-19 memberikan efek
psikologis kepada masyarakat (WHO, 2020). Hal ini dikarenakan pandemi COVID-
19 menjadi stressor yang berat. Kecemasan merupakan respon umum yang terjadi
selama masa krisis. Kecemasan adalah kondisi umum dari ketakutan atau perasaan
tidak nyaman (Nevid, Rathus, & Greene, 2018). Kecemasan ditandai dengan berbagai
gejala, yang mencakup gejala fisik, perilaku dan kognitif. Gejala fisik meliputi
gemetar, sesak di bagian perut atau dada, berkeringat hebat, telapak tangan
berkeringat, kepala pusing atau rasa ingin pingsan, mulut atau tenggorokan terasa
kering, napas tersengal-sengal, jantung berdegup kencang, jari atau anggota tubuh
terasa dingin dan rasa mual. Gejala perilaku meliputi perilaku menghindar, perilaku
3

bergantung dan perilaku gelisah. Gejala kognitif meliputi kekhawatiran, merasa takut
atau cemas akan masa depan, terlalu memikirkan atau sangat waspada dengan sensasi
yang muncul di tubuh, takut kehilangan kendali, memikirkan pikiran yang
mengganggu secara terus menerus, dan sulit berkonsentrasi atau memfokuskan
pemikirannya.
Dalam survei yang dilakukan Asosiasi Psikiatri Amerika (APA) terhadap lebih
dari 1000 orang dewasa di Amerika Serikat ditemukan 48% responden merasa cemas
akan tertular virus corona. Sekitar 40% mengkhawatirkan mereka akan sakit berat
atau meninggal akibat Covid-19, 62% mencemaskan keluarga atau orang tercintanya
tertular, 36% mengatakan pandemic Covid-19 berdampak serius pada kesehatan
mental mereka, dan 59% masyarakat mengatakan efek Covid-19 cukup berat bagi
kehidupan sehari-hari. Presiden APA, Dr. Bruce Schwartz mengatakan “stress dan
kecemasan yang disebabkan oleh pandemic bisa berdampak pada kesehatan fisik dan
mental” (Kompas.com, 26/3/2020).
Hasil penelitian Md. S. Islam, dkk (2020) menunjukkan perkiraan panik dan
kecemasan umum adalah masing-masing 79,6% dan 37,3%. Faktor-faktor yang secara
statistik dapat memprediksikan kepanikan adalah usia lanjut (lebih dari 30 tahun),
berpendidikan tinggi (diatas sarjana), menikah, dan tinggal bersama keluarga. Faktor
yang secara statistik memprediksi kecemasan umum adalah perempuan, lebih tua
(lebih dari 30 tahun), berpendidikan lebih tinggi, menikah, menjadi pegawai non-
pemerintah.
Penelitian yang telah dilakukan melaporkan bahwa SARS-CoV-2 ini
kemungkinanan besar berasla dari hewan kelelawar karena memiliki kemiripan dalam
urutan genetiknya dengan Coronavirus lainnya. Berdasarkan analisis filogenetik,
SAR-CoV-2 ini termasuk dalam subgenus Sarbecovirus yang berasal dari genus
Baatacoronavirus dan berbeda dari SARS-CoV (SARS). Protein envelope spike
(Protein S) penting dalam mediasi ikatan dengan reseptor oleh domain S1 dan fungsi
membrane sel oleh domain S2. Seperti halnya dengan SARS-CoV dan SARS-CoV-2
juga menggunakan enzim ACE2 yang berperan sebagai reseptor untuk masuk ke
dalam sel pengekspresi ACE2 sehingga kedua virus ini dapat berbagi dalam siklus
yang sama (He, Deng & Li, 2020).
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Bali melaporkan, salah satu dari
pasien positif Covid-19 di Bali adalah Aparatur Sipil Negara (ASN). Pasien tersebut
bertugas di lingkungan Pemprov Bali. Akibat kejadian ini, Gubernur Bali
4

menginstruksikan agar pejabat, ASN, maupun petugas lain yang berdinas di


lingkungan Pemerintah Provinsi Bali agar tidak melakukan perjalanan dinas keluar
daerah sampai kondisi kembali normal. ASN juga sebagai ujung tombak dalam
penanggulangan Covid-19 dan menjadi sosok penebar energi positif. Tingkat
kecemasan yang dialami oleh ASN mengakibatkan tempat kerja khususnya
perkantoran terdapat potensi penularan Covid-19 di karenakan berkumpulnya
sejumlah orang dalam satu lokasi. Dalam hal ini peran pemerintah sangatlah penting
untuk memutus mata rantai penyebaran pandemi Covid-19 (Kompas.com, 2020)
Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Bali membenarkan banyak
pejabat di pemprov bali terpapar Covid-19 (Radar Bali, 2020). Penularan Covid-19
klaster keluarga menyerang pejabat Pemprov Bali. Tiga istri Pejabat Pemprov Bali
dinyatakan positif Covid-19. Korban pandemi Covid-19 ini menyasar istri pejabat
sebagai orang tanpa gejala (OTG). Istri Pejabat tersebut juga menjabat sebagai Ketua
Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Bali dan
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Ketua Pengurus
Gabungan Istri Anggota Wakil Rakyat (Gatriwara), dan Wakil Ketua Pengurus
Gatriwara Provinsi Bali kompak kena Covid-19 karena kegiatan aktif di masyarakat.
Dampak dari beberapa pejabat yang terpapar Covid-19 akan mengalami tingkat
kecemasan terhadap pejabat lainnya (Nusa Bali, 2020).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 4 Desember 2020
secara online melalui media Whatsapp yang menggunakan 10 responden. Responden
yang digunakan adalah Aparatur Kelurahan Benoa mengenai tentang “Tingkat
Kecemasan Aparatur Kelurahan Selama Pandemi Covid-19”. Sepuluh responden
didapatkan bahwa ada 9 orang (90%) yang memiliki tingkat kecemasan sedang yaitu
masih memiliki perasaan takut terinfeksi virus covid-19 dan merasa tidak nyaman
dengan keadaan pandemi covid-19. Sepuluh responden menganggap akibat
banyaknya masyarakat yang terkena covid-19 maka akan terjadinya peningkatan
kecemasan pada masyarakat lain akan tertularnya virus covid-19. Hanya satu
responden (10%) yang memiliki tingkat kecemasan ringan yaitu menganggap bahwa
dengan adanya protokol kesehatan yang ketat tingkat kecemasan tidak terlalu tinggi.
Dari fenomena diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa aparatur kelurahan
bagian terdepan dalam menggerakkan masyarakat saat pandemi covid-19. Sehingga
peneliti tertarik meneliti lebih dalam mengenai “Gambaran Tingkat Kecemasan
Aparatur Kelurahan Padangsambian Saat Pandemi Covid-19”.
5

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut yaitu bagaimanakah tingkat kecemasan
aparatur Kelurahan Padangsambian saat pandemi Covid-19?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan aparatur
Kelurahan Padangsambian saat pandemi Covid-19.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik responden aparatur Kelurahan Padangsambian
saat pandemi Covid-19.
b. Untuk mengetahui tingkat kecemasan aparatur Kelurahan Padangsambian saat
pandemi Covid-19.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat dijadikan sebagai suatu sumbangan informasi
dan tambahan ilmu pengetahuan tentang gambaran tingkat kecemasan aparatur
kelurahan saat pandemi Covid-19.
2. Manfaat praktis
a. Bagi institusi keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi dan menambah
pengetahuan serta wawasan tentang tingkat kecemasan pada aparatur
kelurahan saat pandemi Covid-19.
b. Bagi aparatur kelurahan
Hasil penelitian ini diharapkan mampu untuk menurunkan kecemasan aparatur
kelurahan saat pandemi Covid-19.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data awal dalam memberikan
informasi untuk aparatur kelurahan dalam melakukan penelitian selanjutnya
sehingga mampu untuk munurunkan kecemasan aparatur kelurahan saat
pandemi Covid-19.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Tingkat Kecemasan
1. Pengertian Tingkat Kecemasan
Kecemasan merupakan respon emosional dan penelitian individu yang
subjektif yang dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan belum diketahui secara
khusus faktor penyebabnya. Kecemasan merupakan pengalaman emosi dan
subjektif tanpa ada objek yang spesifik sehingga orang merasakan suatu perasaan
was-was (khawatir) seolah-olah ada sesuatu yang buruk akan terjadi. Kecemasan
merupakan perasaan afektif yang tidak menyenangkan yang disertai dengan
sensasi fisik yang memperingatkan orang terhadap bahaya yang datang
(Lestari,2015).
Menurut kamus Kedokteran Dorland (2010), kata kecemasan atau disebut
dengan anxiety adalah keadaan emosional yang tidak menyenangkan, berupa
respon-respon psikofiologis yang timbul sebagai antisipasi bahaya yang tidak
nyata atau khayalan, tampaknya disebabkan oleh konflik intrapsikis yang tidak
disadari secara langsung.
Kecemasan adalah suatu perasaan takut akan terjadinya sesuatu yang
disebabkan oleh antisipasi bahaya dan merupakan sinyal yang membantu untuk
bersiap mengambil tindakan menghadapi ancaman. Pengaruh tuntutan,
persaingan, serta bencana yang terjadi dalam kehidupan dapat membawa dampak
psikologis yaitu ansietas atau kecemasan (Sutejo, 2018).
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah
perasaan yang tidak menyenangkan dan perasaan khawatir yang disertai dengan
sensasi fisik yang memperingankan orang terhadapat bahaya yang akan datang.
2. Proses Terjadinya Kecemasan
1) Faktor predisposisi kecemasan
Penyebab kecemasan dapat dipahami melalui beberapa teori yaitu: (Lestari,
2015)
a. Teori psikoanalitis
Menurut Freud, kecemasan konflik emosional yang terjadi antara dua
elemen kepribadian id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan
impuls primitif seseorang, sedangkan superego mencerminkan hati nurani
seseorang dan dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang.

6
7

b. Teori tingkah laku (pribadi)


Teori ini berkaitan dengan pendapat bahwa kecemasan adalah hasil
frustasi, dimana segala sesuatu yang menghalangi terhadap kemampuan
seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan dapat menimbulkan
kecemasan.
c. Teori keluarga
Menunjukkan bahwa gangguan kecemasan merupakan hal yang biasa
ditemui dalam suatu keluarga dan juga terkait dengan tugas perkembangan
individu dalam keluarga.
d. Teori biologis
Menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor khusus untuk
benzodiazepine yang mungkin membantu mengatur kecemasan.
Penghambat asam aminobutirikgamma neroregulator (GABA) juga
mungkin memainkan peran utama dalam mekanisme biologis berhubungan
dengan kecemasan, sebagaimana halnya dengan endofrin.
2) Faktor Presipitasi Kecemasan (Lestari, 2015)
Ada dua katagori faktor pencetus kecemasan, yaitu:
a. Ancaman terhadap integritas kulit
Ketidakmampuan fisiologis yang akan datang atau menurunkan
kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari. Sumber internal
dapat berupa kegagalan mekanisme fisiologis seperti perubahan biologis
yang normal yaitu kehamilan dan penuaan. Sumberk eksternal dapat
berupa infeksi virus atau bakteri, luka trauma. Kecemasan dapat timbul
akibat kekhawatiran terhadap tindakan operasi yang mempengaruhi
integritas tubuh secara keseluruhan.
b. Ancaman terhadap sistem tubuh
Ancaman pada katagori ini dapat membahayakan identitas, harga diri
dan fungsi social seseorang. Sumber internal dapat berupa kesulitan
melakukan hubungan interpersonal. Sumber eksternal dapat berupa
kehilangan orang-orang yang disayangi. Ancaman terhadap sistem diri saat
tindakan operasi akan dilakukan sehingga akan menghasilkan suatu
kecemasan.
3. Macam-macam Tingkat Kecemasan
8

Macam-macam kecemasan menurut Zaviera (2016), diantaranya ada 3 macam


kecemasan:
a. Kecemasan obyektif (Realistic)
Jenis kecemasan yang berorientasi pada aspek bahaya-bahaya dari luar
seperti misalnya melihat atau mendengar sesuatu yang dapat berakibat
buruk.
b. Kecemasan neurosis
Suatu bentuk jenis kecemasan yang apabila insting pada panca indera tidak
dapat dikendalikan dan menyebabkan seseorang berbuat sesuatu yang
dapat dikenakan sanksi hokum.
c. Kecemasan moral
Jenis kecemasan yang timbul dari perasaan sanubari terhadap perasaan
berdosa apabila seseorang melakukan sesuatu yang salah.
4. Tanda dan Gejala Kecemasan
Keluhan-keluhan yang sering ditemukan oleh orang yang mengalami
kecemasan antara lain (Lestari, 2015)
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, dan mudah
tersinggung.
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, dan mudah terkejut.
c. Takut sedirian dan takut dengan keramaian.
d. Gangguan pola tidur dan mengalami mimpi yang buruk saat tidur
e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat.
f. Keluhan-keluhan somatic, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging, berdebar-debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, dan sakit kepala.
5. Respon terhadap Tingkat Kecemasan
Tingkat kecemasan dibagi menjadi 4, antara lain (Lestari, 2015):
1) Kecemasan Ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan
sehari-hari. Pada tingkat ini lahan persepsi melebar dan individu akan
berhati-hati atau waspada. Individu terdorong untuk belajar yang akan
menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
Kecemasan ringan mempunyai karakteristik:
a. Berhubungan dengan ketegangan dalam pariwisata sehari-hari.
9

b. Kewaspadaan meningkat.
c. Persepsi terhadap lingkungan meningkat.
d. Dapat menjadi motivasi positif untuk belajar dan menghasilkan
kreaktivitas.
e. Respon fisiologis: sesekali napas pendek, nadi dan tekanan darah
meningkat, gejela ringan pada lambung serta bibir bergetar.
f. Respon kognitif: mampu menerima rangsangan yang kompleks,
konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif dan
terangsang untuk melakukan tindakan.
g. Respon perilaku dan emosi: tidak dapat duduk dengan tenang, tremor
halus pada tangan, suara kadang-kadanf meninggi.
2) Kecemasan Sedang
Pada tingkat ini lahan persepsi terhadap lingkungan menurun atau
individu lebih memfokuskan pada hal penting saat itu dan
mengesampingkan hal lain. Kecemasan sedang mempunyai karakteristik:
a. Respon fisologis
Sering naps pendek, nadi ekstra systole dan tekanan darah naik, mulut
kering, anoreksia, diare/konstipasi, sakit kepala, sering berkemih dan
letih.
b. Respon kognitif
Lapang persepsi menyempit, rangsangan luar tidak mampu menerima,
berfokus pada apa yang menjadi perhatiannya.
c. Respon perilaku dan emosi
Gerekan tersentak-sentak (meremas tangan), bicara banyak dan lebih
cepat, perasaan tidak nyaman.
3) Kecemasan Berat
Pada kecemasan berat lahan persepsi menjadi sempit, individu
cenderung memikirkan hal yang sangat kecil saja dan menghasilkan hal-
hal yang lain. Kecemasan berat mempunyai karakteristik:
a. Individu cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan
hal yang lainnya.
b. Respon fisiologis
Sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik, berkeringat dan
sakit kepala, penglihatan kabur serta tampak tegang.
10

c. Respon kognitif
Tidak mampu berpikir berat lagi dan membutuhkan banyak
pengarahan/tuntunan, serta lapang persepsi menyempit.
d. Respon perilaku dan emosi
Perasaan ancaman meningkat dan komunikasi menjadi terganggu
(verbalisasi cepat).
4) Kecemasan Sangat Berat
Kecemasan sangan berat berhubungan dengan ketakutan karena
mengalami kehilangan kendali. Kecemasan sangat berat mempunyai
karakteristik:
a. Respon fiologis
Napas pendek, napas tercekik dan palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi
serta rendahnya koordinasi motoric.
b. Respon kognitif
Gangguan realitas, tidak dapat berpikir logis, persepsi terhadap
lingkungan mengalami distorsi dan ketidakmampuan memahami
situasi.
c. Respon perilaku dan emosi
Agitasi, mengamuk dan marah, ketakutan, berteriak-teriak, kehilangan
kendali.
6. Dampak dari Kecemasan
a. Fisik (fisiologis) antara lain perubahan denyut jantung, suhu tubuh,
pernapasan, mual, muntah, diare, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, berat
badan menurun ekstrim, kelelahan yang luar biasa.
b. Gejala gangguan tingkah laku, antara lain aktivitas psikomotorik bertambah
atau berkurang, sikap menolak, berbicara kasar, susah tidur, gerakan yang
aneh-aneh.
c. Gejala gangguan mental, antara lain kurang konsentrasi, pikiran meloncat-
loncat, kehilangan kemampuan persepsi, kehilangan ingatan, phobia, ilusi dan
halusinasi.
7. Cara Menilai Kecemasan
Menurut (Saputro & Fazris, 2017) “Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS),
pertama kali dikembangkan oleh Max Hamilton pada tahun 1956, untuk
mengukur semua tanda kecemasan baik psikis maupun somatic. Instrument yang
11

dinamakan HARS untuk mengukur tanda adanya kecemasan pada anak dan orang
dewasa.” Alat ukur ini sudah dianggap baku yang terdiri dari 14 item beserta
gejala dan mengukur antara kecemasan psikis (agitasi mental dan kesedihan
psikologis) dan kecemasan fisik (masalah fisik yang berhubungan dengan
kecemasan). Adapun 14 item HARS tersebut adalah (Hamilton M.The assessment
anxietystates by rating. Br. J Med Psychol.
1. Perasaan cemas meliputi firasat buruk, takut akan pikiran sendri, mudah
tersinggung dan emosi.
2. Ketegangan meliputi rasa tegang, lesu, mudah terkejut, tidak dapat istirahat
dengan nyenyak, mudah menangis, gemeter, gelisah.
3. Ketakutan meliputi pada gelap, takut pada orang asing, ditinggal sendiri, pada
binatang, pada keramaian lalu lintas, pada kerumunan orang banyak.
4. Gangguan tidur meliputi sukar memulai tidur, terbangun malam hari, tidak
pulas, bangun lesu, mimpi buruk, dan mimpi menakutkan.
5. Gangguan kecerdasan meliputi sulit dalam berkonsentrasi dan daya ingat yang
buruk.
6. Gejala depresi meliputi kehilangan minat, berkurangnya minat pada hobi,
sedih, bangun dini hari dan perasaan berubah-ubah sepanjang hari.
7. Gejala somatic meliputi nyeri dan sakit otot, kaku, kesemutan, gigi gemeretek,
dan suara tidak stabil.
8. Gejala sensorik meliputi telinga sering berdenging, pengelihatan kabur, muka
marah dan pucat, hilang sensasi rasa, merasa lemah dan perasaan ditusuk-
tusuk.
9. Gejala kardiovaskuler meliputi denyut nadi cepat, berdebar-debar nyeri dada,
denyut nadi mengeras, rasa lemah seperti mau pingsan dan detak jantung
hilang sekejap.
10. Gejala pernapasan meliputi rasa tertekan di dada, perasaan tercekik, merasa
napas pendek/sesak dan sering menarik napas pendek.
11. Gejala gastrointestinal meliputi sulit menelan, perut terasa terbakar, dan
kembung, perut terasa penuh, mual muntah, adanya suara keroncongan pada
perut, buang air besar lembek, berat badan menurun, susah buang air besar.
12. Gejala genitourinaria meliputi sering kencing, tidak dapat menahan kencing,
tidak dating bulan, nyeri haid, ereksi melemah, impontensi.
12

13. Gejala vegetatife meliputi mulut kering, mulut merah, pucat, mudah
berkeringat, pusing, sakit kepala, dan bulu roma berdiri.
14. Gejala perilaku meliputi gelisah, tidak tenang, mengerutkan dahi, muka
tegang, tonus atau kekuatan otot meningkat, napas pendek dan cepat, muka
merah.
Pada masing-masing kelompok gejala diberikan penilaian angka (score) antara
0-4 yang berarti:
Nilai 0 = tidak ada gelaja
Nilai 1 = gejala ringan
Nilai 2 = gejala sedang
Nilai 3 = gejala berat
Nilai 4 = gejala berat sekali
Penilaian atau pemakaian alat ukur ini dilakukan oleh dokter
(psikiater) atau orang yang telah dilatih untuk menggunakannya. Masing-
masing nilai angka (score) dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan
dan diberikan rentang 0-56. Kemudian hasil penilaian tingkat kecemasan dapat
di interpretasikan sebagai berikut: semakin tinggi skor maka tingkat
kecemasan semakin tinggi, sebaliknya jika semakin rendah skor maka tingkat
kecemasan semakin rendah.
B. Konsep Aparatur Kelurahan
1. Pengertian Aparatur Kelurahan
Aparatur adalah perangkat, apparat, atau alat negara dan pemerintah atau alat
kelengkapan negara terutama meliputi bidang kelembagaan, ketatalaksanaan, dan
kepegawaian yang mempunyai tanggung jawab melaksanaan roda pemerintahan
sehari-hari. Menurut pendapat Soeworno Handayaninggrat bahwa Aparatur adalah
aspek-aspek administrasi yang diperlukan dalam penyelenggaraan pemerintahan
atau negara, sebagai alat untuk mencapai tujuan nasional. Aspek organisasi itu
terutama pengorganisasian atau kepegawaian (Suwatno, 2001;154).
Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah kabupaten
atau daerah kota di bawah kecamatan (Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004),
kemudian pemerintah kelurahan tersebut terdiri dari sekretaris kelurahan dan
kepala-kepala lingkungan. Semua aparatur pemerintahan kelurahan inilah akan
melaksanakan tugas-tugas pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat.
13

Aparatur Pemerintahan Kelurahan adalah seperangkat Kelurahan terdiri dari


Kepala Kelurahan, Sekretaris Kelurahan, dan Staff Kelurahan lainnya yang
diberikan tugas dan wewenang serta tanggung jawab yang berbeda oleh
pemerintah yang telah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 untuk
melaksanakan tugasnya sebaik mungkin demi terciptanya masyarakat yang
sejahtera.
2. Peran Aparatur Kelurahan
Aparatur Kelurahan sangat dibutuhkan pemerintahan untuk menata dan
mengurus setiap hal yang berkaitan dengan Kelurahan. Struktur Kelurahan terdiri
dari beberapa tingkatan yang setiap tingkatannya memiliki porsinya sendiri.
Kelurahan ditugaskan oleh pemerintah pusat untuk mengatur masyarakat setempat
berdasarkan dengan undang-undang yang ada demi mewujudkan pembangunan
pemerintah diwilayah Kelurahan. Setiap Kelurahan dikepalai oleh seorang Kepala
Kelurahan yang dibantu oleh jajaran perangkat Kelurahan lainnya dalam
mengurus setiap keperluan Kelurahan.
Peran Aparatur Kelurahan dalam hal ini yaitu untuk menumbuhkan sikap
solidaritas sosial kepada masyarakat untuk saling peduli terhadap sesama. Teori
peran adalah sebuah teori yang digunakan dalam dunia sosiologi, psikologi dan
antropologi yang merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi maupun disiplin
ilmu. Teori peran berbicara tentang istilah peran yang digunakan dalam dunia
teater dimana seorang aktor dalam teater harus bermain sebagai tokoh tertentu dan
dalam posisinya itu sebagai tokoh yang diharapkan.
Ditengah pandemi yang melanda, Aparatur Kelurahan harus mampu berperan
menjadi pemimpin yang dapat melindungi rakyatnya dalam hal kesehatan dan
perkembangan ekonomi yang sekarang muai tidak stabil. Aparatur Kelurahan
dituntut untuk menerapkan sikap solidaritas sosial agar antar masyarakat dapat
saling memperhatikan satu sama lain dan saling menjaga untuk memutus mata
rantai penyebaran pandemi Covid-19.
3. Tugas dan Wewenang Pemerintahan Kelurahan
Setiap Lembaga memiliki tugas dan wewenang masing-masing yang harus
dilaksanakan untuk dipertanggung jawabkan. Tugas adalah suatu pekerjaan dari
seseorang yang harus dikerjakan, sedangkan definisi wewenang dalam buku
Efektivitas Penyelenggaraan Kewenangan Dalam Sistem Pemerintahan Daerah Di
Indonesia, H.D Stout (2010, hlm. 35) mengatakan bahwa “wewenang adalah
14

pengertian yang berasal dari hokum organisasi pemerintahan, yang dapat


dijelaskan sebagai seluruh aturan-aturan yang berkenan dengan perolehan dan
penggunaan wewenang-wewenang pemerintahan oleh subjek hukum publik oleh
subjek hukum publik di dalam hubungan hukum publik”.
Perangkat Kelurahan bertugas membantu Kepala Kelurahan dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya. Perangkat Kelurahan terdiri dari
Sekretaris Kelurahan dan Perangkat Kelurahan lainnya. Kepala Kelurahan
bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Kelurahan, melaksanakan
Pembangunan Kelurahan, Pembinaan kemasyarakatan Kelurahan, dan
pemberdayaan masyarakat Kelurahan. Berikut tugas dan wewenang Kepala
Kelurahan beserta Aparatur Pemerintahan Kelurahan yang lain, adalah sebagai
berikut:
1) Kepala Kelurahan
Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan
dan memelihara keutuhan NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
a) Meningkatkan Kesejahteraan masyarakat Kelurahan
b) Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat Kelurahan
c) Menaati dan menegakan peraturan perundang-undangan
d) Melaksanakan kehidupan demokrasi dan berkeadilan gender
e) Melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Kelurahan yang akuntabel,
transparan, profesional efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari
kolusi, korupsi dan nepotisme 19
f) Menjalin kerjasama dan koordinasi dengan seluruh pemangku
kepentingan Kelurahan
g) Menyelenggarakan administrasi Pemerintahan Kelurahan yang baik
h) Mengelola keuangan dan aset Kelurahan
i) Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan
Kelurahan
j) Menyelesaikan perselisihan masyarakat di Kelurahan
k) Mengembangkan perekonomian masyarakat Kelurahan
l) Membina dan melestarikan nilai sosial budaya masyarakat Kelurahan
m) Memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di
Kelurahan
15

n) Mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan


lingkungan hidup, dan
o) Memberikan informasi kepada masyarakat Kelurahan

2) Sekretaris
a) Menyelenggarakan kegiatan administrasi dan mempersiapkan bahan untuk
kelancaran tugas Kepala Kelurahan
b) Membantu dalam persiapan penyusunan Peraturan Kelurahan
c) Mempersiapkan bahan untuk Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan
Kelurahan
d) Melakukan Koordinasi untuk penyelenggaraan rapat rutin
e) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan kepada Kepala Kelurahan
3) Kepala Urusan Pemerintahan
a) Melaksanakan Administrasi kependudukan
b) Mempersiapkan bahan-bahan penyusun rancangan peraturan Kelurahan
dan keputusan Kepala Kelurahan
c) Melaksanakan kegiatan administrasi pertanahan
d) Melaksanakan kegiatan pencatatan monografi Kelurahan
e) Mempersiapkan bantuan dan melaksanakan kegiatan penataan
kelembagaan masyarakat untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan
Kelurahan
f) Mempersiapkan bantuan dan melaksanakan kegiatan kemasyarakatan yang
berhubungan dengan upaya menciptakan ketentraman dan ketertiban
masyarakat dan pertahanan sipil
g) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan kepada Kelurahan
4) Kepala Urusan Pembangunan
a) Menyiapkan bantuan-bantuan analisa dan kajian perkembangan ekonomi
masyarakat
b) Melaksanakan kegiatan administrasi pembangunan
c) Mengelola tugas pembantuan
d) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kelurahan
5) Kaur Urusan Kesejahteraan Masyarakat
a) Menyiapkan bahan dan melaksanakan program kegiatan keagamaan
16

b) Menyiapkan dan melaksanakan program perkembangan hidup beragama


c) Menyiapkan bahan dan melaksanakan program, pemberdayaan masyarakat
dan sosial kemasyarakatan
d) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Kelurahan

6) Kepala Urusan Keuangan


a) Mengelola Administrasi keuangan Kelurahan
b) Mempersiapkan bahan penyusunan APB Kelurahan
c) Membuat laporan pertanggungjawaban keuangan
d) Melaksanakan tugas lain yang diberikan sekretaris Kelurahan
7) Kepala Urusan Umum
a) Melakukan pengendalian, dan pengelolaan surat masuk dan surat keluar
serta pengendalian tata kearsipan Kelurahan
b) Melaksanakan pencatatan inventaris kekayaan Kelurahan
c) Melaksanakan pengelolaan administrasi umum
d) Sebagai penyedia, penyimpan dan pendistribusian alat tulis kantor serta
pemeliharaan dan perbaikan peralatan kantor
e) Mengelola administrasi perangkat Kelurahan
f) Mempersiapkan bahan-bahan laporan
g) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh sekretaris Kelurahan
8) Kepala Dusun
a) Membantu pelaksanaan tugas Kepala Kelurahan di wilayah kerja yang
sudah ditentukan
b) Melaksanakan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan
c) Melaksanakan keputusan dan kebijakan yang ditetapkan oleh Kepala
Kelurahan
d) Membantu Kepala Kelurahan melakukan kegiatan pembinaan dan
kerukunan warga
e) Membina swadaya dan gotong royong masyarakat
f) Melakukan penyuluhan program pemerintah Kelurahan
g) Sebagai pelaksana tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Kelurahan
C. Konsep Coronavirus
1. Pengertian Coronavirus
17

Coronavirus adalah keluarga besar virus yang diketahui menyebabkan


penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome
(SARS). Virus yang diberi nama Novel Coronavirus (SARS-CoV-2) dan
penyakitnya dikenal sebagai Coronavirus disease 2019 (Covid-19) (WHO, 2020).
Coronovirus merupakan suatu kelompok virus yang dapat menyebabkan
penyakit pada hewan atau manusia. Coronavirus jenis baru ini yang ditemukan
menyebabkan penyakit Covid-19 yang mudah menular (WHO,2020).
Kasus Covid-19 saat ini sudah sangat cepat menyebar ke seluruh dunia.
Sampai dengan tanggal 30 Oktober 2020, WHO melaporkan 44.888.869 kasus
terkonfirmasi Covid-19 dan 1.178.475 kasus kematian di seluruh dunia (WHO,
2020).
2. Etiologi Covid-19
Penyebab Covid-19 adalah virus yang tergolong dalam family coronavirus.
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Terdapat 4 struktur protein utama pada coronavirus yaitu: protein N
(Nukleokapsid), glikoprotein M (Membran), glikoprotein spike S (Spike), dan
protein E (Selubung). Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga
Coronaviridae. Coronavirus yang menjadi etiologic Covid-19 termasuk dalam
genus betacoronavirus, umumnya berbentuk bundar dengan beberapa pleomprfik,
dan berdiameter 60-140 nm. Hasil analisis filogenetik menunjukkan bahwa virus
ini masuk dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan
wabah SARS pada tahun 2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini,
International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) memberikan nama
penyebab COVID-19 sebagai SARS-CoV-2.
Virus Covid-19 belum dipastikan beberapa lama dapat bertahan di atas
permukaan, tetapi perilaku virus ini menyerupai jenis-jenis coronavirus lainnya.
Lamanya coronavirus bertahan mungkin dipengaruhi kondisi-kondisi yang
berbeda (seperti jenis permukaan, suhu atau kelembapan lingkungan). Penelitian
(Doremalen et al, 2020) menunjukkan bahwa SARS-CoV- 2 dapat bertahan
selama 72 jam pada permukaan plastic dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada
tembaga dan kurang dari 24 jam pada kardus. Seperti virus corona lain, SARS-
CoV-2 sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas. Efektif dapat dinonaktifkan
dengan pelarut lemak (lipid solvents) seperti eter, etanol 75%, ethanol, disinfektan
18

yang mengandung klorin, asam peroksiasetat, dan chloroform (kecuali


khlorheksidin) (Kemenkes, RI, 2020).
3. Penularan Covid-19
Coronavirus merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia).
Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet
cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun hewan yang menjadi
sumber penularan Covid-19 ini masih belum diketahui.
Masa inkubasi Covid-19 rata-rata 5-6 hari, dengan range antara 1 dan 14 hari
namun dapat mencapai 14 hari. Risiko penularan tertinggi diperoleh hari-hari
pertama penyakit disebabkan oleh konsentrasi virus pada secret yang tinggi.
Orang yang terinfeksi dapat langsung menularkan sampai dengan 48 jam sebelum
onset gejala (presimptomatik) dan sampai 14 hari setelah onset gejala. Sebuat
studi Du Z et. al, (2020) melaporkan bahwa 12,6% menunjukkan penularan
presimptomatik. Penting untuk mengetahui periode presimptomatik karena
memungkinkan virus menyebar melalui droplet atau kontak dengan benda yang
terkontaminasi. Sebagai tambahan, bahwa terdapat kasus terkonfirmasi yang tidak
bergejala (asimptomatik), meskipun risiko penularan sangat rendah akan tetapi
masih ada kemungkinan kecil untuk terjadi penularan.
Berdasarkan studi epidemiologi dan virologi saat ini membuktikan bahwa
Covid-19 utamnya ditularkan dari orang yang bergejala (simptomatik) ke orang
lain yang berada jarang dekat melalui droplet. Droplet merupakan partikel berisi
air dengan diameter >5-10 µm. penularan droplet terjadi ketika seseorang berada
pada jarang dekat (dalam 1 meter) dengan seseorang yang memiliki gejala
pernapasan (misalnya, batuk atau bersin) sehingga droplet berisiko mengenai
mukosa (mulut dan hidung) atau konjungtiva (mata). Penularan juga dapat terjadi
melalui benda dan permukaan yang terkontaminasi droplet di sekitar orang yang
terinfeksi. Oleh karena itu, penularan virus Covid-19 dapat terjadi melalui kontak
langsung dengan orang yang terinfeksi dan kontak tidak langsung dengan
permukaan atau benda yang digunakan pada orang yang terinfeksi (misalnya
stetoskop atau thermometer).
4. Manifestasi Klinis dan Perjalanan Virus Covid-19
Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara
bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apapun dan
tetap merasa sehat. Gejala Covid-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah,
19

dan batuk kering. Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit,
hidung tersumbat, pilek, nyeri kepala, konjungtivitas, sakit tenggorokan, diare,
hilang penciuman, dan pembauan atau ruam kulit.
Sebagian besar pasien infeksi Covid-19 datang dengan demam sebagai gejala
pertama. Gejala umum lainnya pada awal penyakit termasuk batuk atau kelelahan.
Gejala yang jarang dilaporkan termasuk palpitasi, sakit kepala, dan diare.
Sejumlah pasien mengalami dispenea pada hari ke 5 hingga 8 setelah dirawat di
rumah sakit. Kelainan laboratorium hematologic yang paling umum dilaporkan
dengan Covid-19 adalah leukopenia dan limfopenia 12-15. Penyebab leukopenia
ini tidak dipahami dengan baik tetapi bisa berhubungan dengan penekanan
sumsum tulang, sekuestrasi limfosit, atau apoptosis. Spektrum klinis Covid-19
bervariasi mulai asimptomatik hingga kritis.
Berdasarkan data epidemiologi saat ini, masa inkubasi Covid-19 berkisar
antara 1 hingga 14 hari, sebagian besar berkisar antara 3 hingga 7 hari.
Manifestasi yang paling umum pada pasien adalah demam, lemas, dan batuk
kering. Namun, sebagian kecil pasien dating dengan hidung tersumbat, pilek, sakit
tenggorokan, dan diare. Sekitar 15% pasien mengalami pneumonia, sindrom
gangguan pernapasan akut (ARDS), cedera jantung, cedera ginjal atau kegagalan
multiorgan dari 7 hingga 10 setelah dirawat di rumah sakit. Kasus yang berat
ditandai dengan dispnea atau hipoksemia seminggu setelah timbulnya gejala
pertama. Pada kasus sakit kritis, penyakit ini berkembang cepat menjadi ARDS,
syok septic, asidosis metabolik refrakter, koagulopati, dan kegagalan multiorgan.
Mayoritas pasien memiliki gejala ringan dan prognosis yang baik. Sebagian
pasien Covid-19 membutuhkan perawatan di intensive care unit (ICU), penunjang
respirasi baik invasif maupun non invasif, dan kemungkinan penggunaan
extracorporeal membrane oxygenation (EMCO).
Pada fase awal, foto rontegen atau computed tomography (CT) scan thoraks
menunjukkan beberapa bayangan pita kecil dan perubahan interstisial (tampak
jelas pada paru ekstranodal), yang kemudian berkembang menjadi multiple
ground glass shadow dan infiltrasi di kedua lapang paru. Pada kasus yang berat,
sudah ada patologi di parenkim paru, namun efusi pleura jarang terjadi.
Hal yang harus diwaspadai oleh para ahli anestesi pada periode perioperative
adalah bawha beberapa pasien dating dengan gejala pernapasan minimal. Pada
sebuah kasus, seorang pasien dengan gejala abdominal dirawat di rumah sakit
20

untuk mendapatkan pelayanan bedah, dan pada akhirnya menginfeksi setidaknya


10 petugas medis. Gejala abdominal Covid-19 dapat mencerminkan ekspresi
angiotensin-converting enzyme-2 (ACE-2) di usus halus dan biasanya diabaikan,
karena pasien dengan gejala gastrointestinal mungkin saja tidak dicurigai
terinfeksi SARS-CoV-2.
Tabel 2.1 Karakteristik Pasien Terinfeksi Covid-19

Tabel Karakteristik Pasien Terinfeksi Covid-19

Faktor Risiko:
1. Laki-laki
2. Komorbitas, contoh: hipertensi, diabetes, penyakit serebrovaskuler,
penyakit kardiovaskuler.
Tanda dan Gejala:
1. Asimptomatik
2. Demam
3. Fatigue
4. Batuk kering
5. Myalgia
6. Sesak napas
7. Lainnya: diare dan muntah
Pemeriksaan:
Tes Darah:
1. Limfopenia
2. Leukositosis
3. Neutrofilia
4. Peningkatan laktat dehydrogenase (LDH)
5. Pemanjangan International Normalised Ratio (INR)
Data Penunjang:
1. Foto thoraks: konsolidasi
2. CT scan thoraks: distribusi patchy shadow dan ground glass opacity
bilateral
Komplikasi:
1. Syok
2. Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
3. Aritmia
4. Acute Kidney Injury (AKI)

5. Cara Pencegahan Covid-19


Cara pencegahan penularan Covid-19 menurut Buku Saku Pemerintah Kota
Denpasar yaitu:
a. Tinggal di rumah (Sosial Distancing)
21

Hindari kumpul-kumpul meskipun hanya di depan rumah, anak-anak


dihimbau untuk tinggal di dalam rumah, jangan bermain di luar rumah dan
belajar, bekerja, beribadah, dan belanja dari rumah saja.
b. Jaga jarak 2 meter (Physical Distancing)
Jika terpaksa harus keluar rumah, jangan berdekatan dengan orang lain.
Hindari tempat padat seperti pasar dan acara kundangan.
c. Gunakan masker ketika bepergian
Selalu gunakan masker ketika bepergian, gunakan masker kain yang
diganti 4 jam sekali.
d. Cuci tangan selalu
Cuci tangan sesring mungkin. Virus akan mati ketika cuci tangan dengan
sabun minimal 20 detik.
e. Hindari menyentuh wajah
Hindari menyentuh area wajah (mata, hidung dan mulut) ketika belum cuci
tangan.
f. Rutin mandi terutama setelah bepergian
Mandi dapat membunuh virus corona yang ada di permukaan tubuh.
Pencegahan pada petugas kesehatan juga harus dilakukan dengan cara
memperhatikan penempatan pasien di ruang rawat atau ruang intensif isolasi.
Pengendalian infeksi di tempat layanan kesehatan pasien terduga di ruang
instalasi gawat darurat (IGD) isolasi serta mengatur alur pasien masuk dan keluar.
Pencegahan terhadap petugas kesehatan dimulai dari pintu pertama pasien
termasuk triase. Pada pasien yang mungkin mengalami infeksi Covid-19 petugas
kesehatan perlu menggunakan APD standar untuk penyakit menular.
Kewaspadaan standar dilakukan rutin, menggunakan APD termasuk masker
untuk tenagas medis (N95), proteksi mata, sarung tangan, dan gaun Panjang
(gown).
6. Diagnosis Covid-19
Diagnosis infeksi Covid-19 ditegakkan melalui dua metode. Metode yang
pertama adalah Real-Time Reverse-Transcriptase Polymerase Chain Reaction
(rRT-PCR) dari usap hidung dan dahak. Saat ini, tes rRT-PCR cepat
membutuhkan turnover 2-4 jam yang mengindentifikasikan infeksi aktif. Metode
diagnosis kedua dibuat berdasarkan riwayat kontak, gejala klinis, dan temuan CT
scan thoraks yang khas yang sangat berguna ketika rRT-PCR tidak tersedia. Tes
22

serologis bukan merupakan pilihan diagnosis awal karena respons imunologis


dapat muncul lambat. Tes serologis terutama digunakan untuk penilaian
retrospektif tingkat serangan.
7. Pelaksanaan Covid-19
Prinsip tatalaksana secara keseluruhan menurut rekomendasi WHO yaitu:
Triase: identifikasi pasien segera dan pisahkan pasien dengan severe acute
respiratory infection (SARI) dan dilakukan dengan memperhatikan prinsip
pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) yang sesuai, terapi suportif dan
monitor pasien, pengambilan contoh uji untuk diagnosis laboratorium, tata laksana
secepatnya pasien dengan hopoksemia atau gagal napas dan acute respiratory
distress syndrome (ARDS), syok sepsis dan kondisi kritis lainnya.
Hingga saat ini tidak ada terapi spesifik anti virus nCoV 2019 dan anti virus
corona lainnya. Beberapa peneliti membuat hipotesis penggunaan baricitinib,
suatu inhibitor janus kinase dan regulator endositosis sehingga masuknya virus ke
dalam sel terutama sel epitel alveolar. Pengembangan lain adalah penggunaan
rendisivir yang diketahui memiliki efek antivirus RNA dan kombinasi klorokuin,
tetapi keduanya belum mendapatkan hasil. Vaksinasi juga belum ada sehingga tata
laksana utama pada pasien adalah terapi suportif disesuaikan kondisi pasien, terapi
cairan adekuat sesuai kebutuhan, terapi oksigen yang sesuai derajat penyakit
mulai dari penggunaan kanul oksigen, masker oksigen. Bila dicurigai terjadi
infeksi ganda diberikan antibiotika spektrum luas.
Salah satu yang harus diperhatikan pada tata laksana adalah pengendalian
komorbid. Dari gambaran klinis pasien Covid-19 diketahui komorbid
berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas. Komorbid yang diketahui
berhubungan dnegan luaran pasien adalah usia lanjut, hipertensi, diabetes,
penyakit kardiovaskular, dan penyakit serebrovaskular.
8. Klasifikasi Covid-19
Berdasarkan Panduan Surveilans Global WHO untuk novel Corona-virus 2019
(Covid-19) per 20 Maret 2020, definisi infeksi Covid-19 ini diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Kasus terduga (suspect case)
a) Pasien dengan gangguan napas akut (demam dan setidaknya satu
tanda/gejala penyakit pernapasan, seperti batuk, sesak napas), dan
riwayat perjalanan atau tinggal di daerah yang melaporkan
23

penularan di komunitas dari penyakit Covid-19 selama 14 hari


sebelum onset gejala
b) Pasien dengan gangguan napas akut dan mempunyai kontak
dengan kasus terkonfirmasi atau probable Covid-19 dalam 14 hari
terakhir sebelum onset.
c) Pasien dengan gejala pernapasan berat (demam dan setidaknya satu
tanda/gejala penyakit pernapasan, seperti batuk, sesak napas dan
memerlukan rawat inap), tidak adanya alternatif diagnosis lain
yang secara lengkap dapat menjelaskan presentasi klinis tersebut.
b. Kasus probable (probable case)
a) Kasus terduga yang hasil tes dari Covid-19 inkonklusif
b) Kasus terduga yang hasil tesnya tidak dapat dikerjakan karena
alasan apapun
c. Kasus terkonfirmasi yaitu pasien dengan hasil pemeriksaan laboratorium
infeksi Covid-19 positif, terlepas dari ada atau tidaknya gejala dan tanda
klinis.

Klasifikasi infeksi Covid-19 di Indonesia saat ini didasarkan pada buku pandu
an tata laksana pneumonia Covid-19 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
(Kemenkes RI). Terdapat sedikit perbedaan dengan klasifikasi WHO, yaitu kasus s
uspek disebut dengan Pasien dalam Pengawasan (PDP) dan ada penambahan Oran
g dalam Pemantauan (ODP). Istilah kasus probable yang sebelumnya ada di pandu
an Kemenkes RI dan ada pada panduan WHO saat ini sudah tidak ada. Berikut klas
ifikasi menurut buku Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disesas
e (Covid-19) per 27 Maret 2020.

a. Pasien Dalam Pengawasan (PDP)


1) Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yaitu demam
(≥38oC) atau riwayat demam; disertai salah satu gejala/tanda penyakit
pernapasan seperti: batuk/sesak napas/sakit
tenggorokan/pilek/pneumonia ringan hingga berat dan tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan dan pada
14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan
atau tinggal di negara/wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
24

2) Orang dengan demam (≥38oC) atau riwayat demam atau ISPA dan
pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat kontak
dengan kasus konfirmasi Covid-19.
3) Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat** yang membutuhkan
perawatan di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan
gambaran klinis yang meyakinkan.
b. Orang Dalam Pemantauan (ODP)
1) Orang yang mengalami demam (≥38oC) atau riwayat demam; atau
gejala gangguan sistem pernapasan seperti pilek/sakit
tenggorokan/batuk dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran
klinis yang meyakinkan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala
memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah yang
melaporkan transmisi lokal.
2) Orang yang mengalami gejala gangguan sistem pernapasan seperti
pilek/sakit tenggorokan/batuk selama 14 hari terakhir sebelum timbul
gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi Covid-19.
c. Orang Tanpa Gejala (OTG) adalah seseorang yang tidak bergejala dan
memiliki risiko tertular dari orang konfirmasi Covid-19. Orang tanpa gejala
merupakan kontak erat dengan kasus konfirmasi Covid-19.
Kontak Erat adalah seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam
ruangan atau berkunjung (dalam radius 1meter dengan kasus pasien dalam
pengawasan atau konfirmasi) dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14
hari setelah kasus timbul gejala. Yang termasuk kontak erat adalah:
a. Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan membersihkan
ruangan di tempat perawatan kasus tanpa menggunakan APD sesuai standar.
b. Orang yang berada dalam suatu ruangan yang sama dengan kasus (termasuk
tempat kerja, kelas, rumah, acara besar) dalam 2 hari sebelum kasus timbul
gejala dan hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
c. Orang yang bepergian bersama (radius 1 meter) dengan segala jenis alat
angkut/kendaraan dalam 2 hari sebelum kasus timbul gejala dan hingga 14
hari setelah kasus timbul gejala.
D. Penelitian Terkait
1. Pada penelitian Febriyanti Erna, & Mellu Artanty (2020) yang berjudul “Tingkat
Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19 di
25

Kota Kupang”. Hasil penelitian menunjukkan 43,3% mahasiswa mengalami


kecemasan ringan, 56,7% mahasiswa mengalami kecemasan sedang. Sebagian
besar responden mengalami tingkat kecemasan sedang dan sisanya dengan tingkat
kecemasan ringan. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa responden
perempuan lebih banyak mengalami kecemasan dan mayoritas responden tinggal
di kos.
2. Pada penelitian Setiawan, Atikno Welly, & Suratno (2020) yang berjudul
“Analisis Diskriminan Faktor Kecemasan Karyawan Menghadapi Dampak
Pandemi Covid-19: Kasus Perusahaan Manufacturing dan Jasa Survey”. Hasil
penelitian menunjukkan total responden gabungan pada perusahaan manufaktur
dan jasa survey dalam penelitian ini didapat persentase dari masing-masing
kelompok adalah kelompok 1 (cemas) dengan persentase 53% dan kelompok 2
(tidak cemas) memiliki persentase 47%. Hasil persentase karyawan yang
tergolong cemas lebih tinggi dibanding dengan kelompok yang tidak cemas (biasa
saja). Pada perusahaan manufaktur, pada setiap level jabatan persentase karyawan
yang masuk kelompok Cemas lebih tinggi dibandingkan kelompok Tidak Cemas,
tingkat kecemasan tertinggi pada level Manager (60%), Supervisor (53%), dan
staf (60%). Pada industri survey, sebaran karyawan yang masuk ke dalam
kelompok Cemas dan Tidak Cemas hamper seimbang.
3. Pada penelitian Fadli, F., Safruddin S., Ahmad A.S., Sumbara S., & Baharuddin R
(2020) yang berjudul “Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Tenaga
Kesehatan Dalam Upaya Pencegahan Covid-19”. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada pengaruh usia (p=0.024), status keluarga (p=0.022), kejujuran pasien
(p=0.034), ketersedian alat pelindung diri (p=0.014), pengetahuan (p=0.030)
terhadap kecemasan petugas. Dari hasil uji regresi logistic menunjukkan variable
ketersediaan alat pelindung diri yang paling berpengaruh terhadap kecemasan
(r=0.517; CI=1.34-8.06), yang artinya ketersediaan alat pelindung diri memiliki
pengaruh 51.7% terhadap kecemasan petugas kesehatan upaya pencegahan Covid-
19. Oleh karena itu, pemerintah harus memberikan perhatian yang sangat besar
kepada petugas kesehatan yang berada di garda terdepan dalam pencegahan
Covid-19 terkait masalah kebutuhan alat pelindung diri sesuai protocol dari WHO.
4. Pada penelitian Yunus Hacimusalar, A.C. Kahve, A.B. Yasar, & M.S. Aydin
(2020) yang berjudul “A comparative study of healthcare professionals and other
community sample in Turkey”. Hasil penelitian menunjukkan tingkat
26

keputusasaan dan kecemasan petugas kesehatan tinggi dibandingkan dengan


sampel masyarakat. Proporsi dari mereka dengan perilaku mencuci tangan yang
meningkat pada peserta dengan peningkatan kecemasan (91,6%) secara signifikan
lebih tinggi daripada mereka yang melaporkan bahwa tingkat kecemasan mereka
tetap sama (67,4%). Proporsi mereka dengan perilaku mencuci tangan yang
meningkat (93,4%) dan kecemasan (93%) pada petugas layanan kesehatan secara
signifikan lebih tinggi daripada pekerja non-kesehatan (88,5%; 85,7%, masing-
masing). Proporsi perawat dengan peningkatan kecemasan (95,1%) wa ¼ s secara
signifikan lebih tinggi daripada dokter (90,9%) pada petugas kesehatan.
5. Pada penelitian Md. S. Islam, MZ Ferdous, & MN Potenza (2020) yang berjudul
“Panic and generalized anxiety during the COVID-19 pandemic among
Bangladeshi people: An online pilot survey early in the outbreak”. Hasil penelitian
menunjukkan perkiraan panik dan kecemasan umum adalah masing-masing
79,6% dan 37,3%. Faktor-faktor yang secara statistik dapat memprediksikan
kepanikan adalah usia lanjut (lebih dari 30 tahun), berpendidikan tinggi (diatas
sarjana), menikah, dan tinggal bersama keluarga. Faktor yang secara statistik
memprediksi kecemasan umum adalah perempuan, lebih tua (lebih dari 30 tahun),
berpendidikan lebih tinggi, menikah, menjadi pegawai non-pemerintah.
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, VARIABEL PENELITIAN, DAN DEFINISI OP
ERASIONAL

Pada bab ini akan dijelaskan tentang kerangka konsep penelitian, hipotesis, dan defini
si operasional dari variabel yang terdiri dari definisi konseptual dan definisi operasional.

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep (conceptual framework) adalah model pendahuluan dari
sebuah penelitian yang merupakan refleksi dari variabel-variabel yang diteliti dan
teori yang sudah ada (Shi, 2008 dalam Swarjana, 2015).

Faktor yang mempengaruhi tingkat kece


Penularan virus Covid-19 dapat te masan pada Covid-19:
rjadi melalui kontak langsung den
1. Takut akan tertularnya
gan orang yang terinfeksi dan kont
coronavirus
ak tidak langsung dengan permuk
2. Covid-19 merupakan penyakit
aan atau benda yang digunakan pa
baru dan masih banyak yang
da orang yang terinfeksi.
belum mengetahui
3. Belum sepenuhnya memahami
tentang penyakit Covid-19
Tingkat Kecemasan:
1. Tidak ada kecemasan
2. Kecemasan ringan
3. Kecemasan sedang Tingkat Kecemasan Apara
4. Kecemasan berat tur Kelurahan
5. Kecemasan berat
sekali (panik)

27
28

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Gambaran Tingkat Kecemasan


Aparatur Kelurahan Padangsambian Saat Pandemi Covid-19

Keterangan:

: Variabel yang diteliti


: Variabel yang tidak diteliti

: Alur Konsep

Penjelasan Kerangka Konsep:

Dari kerangka konsep di atas dijelaskan bahwa penularan virus Covid-19


dapat terjadi melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi dan kontak tidak
langsung dengan permukaan atau benda yang digunakan pada orang yang terinfeksi.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pada Covid-19 yaitu
takut akan tertularnya coronavirus, Covid-19 merupakan penyakit baru dan masih
banyak yang belum mengetahui, dan belum sepenuhnya memahami tentang penyakit
Covid-19.
Dengan adanya tingkat kecemasan aparatur kelurahan saat pandemic Covid-
19, sehingga respon tingkat kecemasan dibagi menjadi: a. Tidak ada kecemasan, b.
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari, c.
Kecemasan sedang ini lahan persepsi terhadap lingkungan menurun atau individu
lebih memfokuskan pada hal penting saat itu dan mengesampingkan hal lain, d.
Kecemasan berat ini lahan persepsi menjadi sempit dan individu cenderung
memikirkan hal yang sangat kecil saja, dan e. Kecemasan sangat berat berhubungan
dengan ketakutan karena mengalami kehilangan kendali.
B. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah bagian terpenting dalam penelitian (Swarjana,
2015). Menurut Nursalam (2013) mendefinisikan variabel adalah perilaku atau
karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu, misalnya pada benda,
manusia dan lain-lain. Variabel penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu tingkat
kecemasan aparatur kelurahan saat pandemi Covid-19.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi terhadap variabel penelitian secara
oerasional sehingga peneliti mampu mengumpulkan informasi yang dibutuhkan
29

terkait dengan konsep. Pada umumnya, definisi di buat secara naratif namun ada
juga dalam bentuk tabel (Swarjana, 2015).
Tabel 3.1 Definisi operasional Gambaran Tingkat Kecemasan Aparatur Kelurahan
Padangsambian Saat Pandemi Covid-19.

No Variabel Definisi Cara dan alat Hasil pengukuran Skala


Operasional pengumpulan
data

1 Tingkat Kecemasan pada Pengumpulan Rentang skor 0-56 Ordinal


kecemasan aparatur data dilakukan a. Jika skor 0,
aparatur kelurahan saat dengan cara maka hasil
kelurahan pandemi Covid- memberikan menunjukkan
19 merupakan kuesioner responden
suatu keadaan menurut tidak ada
yang tidak Hamilton kecemasan.
menyenangkan Rating Scale b. Jika skor
atau tidak sesuai For Anxiety
kurang dari
yang berupa (HRS-A), yang
gangguan terdiri atas 14 17, maka hasil
terhadap diri kelompok
menunjukkan
sendiri dalam gejala.
menghadapi responden
pandemi Covid-
dengan tingkat
19.
kecemasan
rendah.
c. Jika skor 18-
24, maka hasil
menunjukkan
responden
dengan tingkat
kecemasan
sedang.
d. Jika skor 25-
30, maka hasil
menunjukkan
responden
dengan tingkat
kecemasan
30

berat.
e. Jika skor 31-
56, maka hasil
menunjukkan
responden
dengan tingkat
kecemasan
berat sekali.
BAB IV
METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai desain penelitian, tempat dan waktu penelitian,
populasi, sampel, alat, dan teknik pengumpulan data, teknik Analisa data, serta etika dalam p
enulisan.

A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan kerangka yangmana menjawab pertanyaan
penelitian dan mengarahkan peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Penelitian ini
merupakan penenlitian deskriptif menggunakan pendekatan cross-sectional. Menurut
De Vaus (2001) dalam Swarjana (2015) menjelaskan penelitian deskriptif adalah
sebuah desain penelitian yang menggambarkan fenomena yang diteliti dan
menggambarkan besarnya masalah yang diteliti.
Menurut Polit dan Beck (2003) dalam Swarjana (2015), corss-sectional
adalah desain penenlitian yang pengumpulan datanya dilakukan pada satu titik waktu
atau (at one point in time). Jadi deskriptif cross-sectional study adalah penenlitian
yang dilakukan secara cross-sectional (satu titik waktu tertentu) pada populasi atau
penelitian pada sampel yang merupakan bagian dari populasi (Swarjana, 2015).
Penelitian ini tidak memberikan intervensi, hanya untuk mengetahui gambaran tingkat
kecemasan aparatur kelurahan saat pandemi Covid-19.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini sudah dilaksanakan di Kelurahan Padangsambian dengan
pertimbangan Kecamatan Denpasar Barat merupakan kasus Covid-19 yang paling
banyak mencapai 4.538 terkonfirmasi positif dan Kelurahan Padangsambian
merupakan wilayah yang memiliki kasus Covid-19 tertinggi mencapai 315
terkonfirmasi positif.
2. Waktu Penelitian
Pengambilan data penelitian sudah dilakukan dari bulan Februari 2021.
Keseluruhan proses penelitian akan terlampir pada POA terlampir.
C. Populasi-Sampel-Sampling
1. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari individu, objek, fenomena atau target dimana
yang akan diteliti oleh peneliti (Mazhindu and Scott, 20015 dalam Swarjana,

31
32

2015). Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
Aparatur Kelurahan Padangsambian. Total jumlah aparatur kelurahan di
Kelurahan Padangsambian yaitu 50 orang.
2. Sampel
Sampel adalah kumpulan individu-individu atau objek-objek yang dapat
diukur yang mewakili populasi. Dalam penelitian, sampel yang diambil
hendaknya sampel yang dapat mewakili populasi (Mazhindu & Scott, 2005 dalam
Swarjana, 2015).
a. Kriteria Sampel
Kriteria sampel pada penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi.
1) Kriteria inklus adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2016).
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
a) Seluruh Aparatur Kelurahan Padangsambian yang mau menjadi
responden dan mau menandatangani lembar persetujuan
menjadi responden (informed consent).
2) Kriteria eksklusi adalah menghilangkan /mengeluarkan subjek yang
tidak memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
a) Aparatur Kelurahan yang tidak hadir.
b) Aparatur Kelurahan yang terinfeksi Covid-19
c) Aparatur Kelurahan yang tidak mau dijadikan responden dan
tidak mau menandatangani lembar persetujuan menjadi
responden.
3. Sampling
Teknik sampling merupakan suatu cara yang ditempuh, untuk memperoleh
sampel yang sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2015).
Sampling adalah strategi atau proses untuk memilih elemen atau bagian dari
populasi untuk di teliti (Dattalo dalam Swarjana, 2013).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilaksanakan dengan cara
menggunakan Non-Probability Sampling yang mana teknik pengambilan sampel
mengutamakan kriteria tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan metode total
33

sampling. Total sampling adalah pengambilan sampel yang sama dengan jumlah
populasi yang ada. Total jumlah sampel yaitu 50 orang.
D. Pengumpulan Data
Data penelitian yang akurat sangat mempengaruhi hasil dalam penelitian. Pada
suatu penelitian, dalam pengumpulan data diperlukan adanya alat dan cara
pengumpulan data yang baik sehingga data yang dikumpulkan merupakan data yang
valid, andal (reliable), dan aktual (Nursalam, 2016).
1) Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian akuratnya data penelitian yang dikumpulkan sangat
mempengaruhi hasil dari penelitian. Agar data yang dikumpulkan tersebut
akurat atau tepat maka diperlukan pengumpulan data (instrumen
penelitian). Selain ketepatan instrumen penelitian, metode pengumpulan
data sebaiknya tepat atau sesuai dengan data yang dikumpulkan
(Mazhindu and Scott, 2005 dalam Swarjana, 2015). Metode pengumpulan
data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pemberian
kuesioner. Kuesioner digunakan untuk mendeskripsikan tingkat
kecemasan aparatur kelurahan. Namun sebelum diberikan kuesioner,
responden akan diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan
dilakukannya penelitian serta memberikan petunjuk tentang cara pengisian
kuesioner.
Data yang dikumpulkan yaitu data primer yang datanya didapatkan
secara langsung dari responden melalui pengisian dari kuesioner yang
diberikan. Data primer merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti
diperoleh secara langsung oleh responden. Data primer juga disebut
sebagai data asli atau data baru yang sifatnya up to date (Siyoto, 2015).
Data primer yang akan diperoleh gambaran tingkat kecemasan aparatur
kelurahan saat pandemi Covid-19. Jenis data yang digunakan pada
penelitian ini berupa kuantitatif dengan menggunakan skala interval dalam
bentuk persentase.
2) Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Kuesioner merupakan sederet pertanyaan-pertanyaan yang telah
disiapkan oleh peneliti yang akan digunakan sebagai alat untuk
mengumpulkan data penelitian (Swarjana, 2015).
34

Kuesioner dalam penelitian ini mencakup:


a. Data Demografi Responden
Kuesioner ini berisikan tentang identitas responden, yaitu meliputi
inisial nama, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan,
status pernikahan.
b. Tingkat Kecemasan Aparatur Kelurahan
Kuesioner pada penelitian ini menggunakan tipe self-
completed quistinmaire, yang mana responden mengisi sendiri
kuesioner yang diberikan oleh peneliti. Pengukuran tingkat
kecemasan menggunakan kuesioner “Hamilton Anxiety Rating
Scale (HARS)”, pertama kali dikembangkan oleh Max
Hamilton pada tahun 1956. Kuesioner berisi 14 item beserta
gejala dan mengukur antara kecemasan psikis (agitasi mental
dan kesedihan psikologis) dan kecemasan fisik (masalah fisik
yang berhubungan dengan kecemasan). Pertanyaan dengan
pilihan skor 0-4. Kuesioner tingkat kecemasan diberikan
penilaian sebagai berikut:
1) Rentang skor 0-56
2) Jika skor 0, maka hasil menunjukkan responden tidak ada
kecemasan.
3) Jika skor kurang dari 17, maka hasil menunjukkan
responden dengan tingkat kecemasan rendah.
4) Jika skor 18-24, maka hasil menunjukkan responden
dengan tingkat kecemasan sedang.
5) Jika skor 25-30, maka hasil menunjukkan responden
dengan tingkat kecemasan berat.
6) Jika skor 31-56, maka hasil menunjukkan responden
dengan tingkat kecemasan berat sekali.
c. Uji Validitas
Uji Validitas adalah derajat yangmana instrument mengukur
apa yang seharusnya diukur yang dikategorikan menjadi logical
(face validity), content validity, criteria dan construcy (Thomas et
al,2010 dalam Swarjana, 2015). Uji validitas dalam penelitian ini
menggunakan face validity, yangmana instrument yang digunakan
35

peneliti telah melalui uji validitas oleh dua orang dosen yang
expert di bidangnya. Pengujian validitas ini dilakukan dengan
membandingkan antara isi lembar kuesioner dengan isi yang
terdapat pada konsep. Setiap penilai ahli melakukan penilaian
secara terpisah dan menilai berdasarkan pendapat expert. Jika
kedua expert sudah mengatakan valid maka peneliti mengisi
formulir keterangan uji validitas dan ditanda tangani oleh
Pembimbing I. Selama proses bimbingan, peneliti memperoleh
masukan dan arahan dari expert I yaitu dosen di bidang
keperawatan manajemen dan expert II yaitu dosen di bidang
keperawatan komunitas, dilaksanakan dengan cara menentukan
karakteristik responden, merubah beberapa kuesioner yang
memiliki arti sama dan menentukan jumlah pernyataan pada setiap
kuesioner. Expert I dan Expert II menyatakan kuesioner tersebut
telah valid, maka selanjutnya peneliti dapat menggunakannya,
maka peneliti selanjutnya dapat menggunakan instrument tersebut.
d. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan kemampuan dari alat ukur untuk
menghasilkan hasil yang sama ketika dilakukan pengukuran secara
berulang (Swarjana, 2015). Dalam penelitian ini kuesioner tidak
dilakukan uji reliabilitas
3) Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang sudah dilakukan secara online
menggunakan media Google form.
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan yang perlu diperhatikan adalah hal-hal
sebagai berikut:
1) Peneliti telah melakukan revisi ujian proposal dan telah
disetujui oleh penguji serta kedua dosen pembimbing.
2) Setelah revisi ujian proposal penelitian disetujui, peneliti
menyiapkan permohonan untuk menjadi responden dan
persetujuan menjadi responden (informed consent) dalam
bentuk pernyataan yang dibuat di Google Form. Lembar
permohonan untuk menjadi responden terlampir pada lampiran
36

3 dan lembar persetujuan (imformed consent) terlampir pada


lampiran no 4.
3) Peneliti melakukan uji expert atau face validity yang telah diuji
oleh dua orang expert di bidang keperawatan manajemen dan di
bidang keperawatan komunitas sampai kuesioner yang
digunakan dinyatakan valid dan di setujui oleh kedua expert.
Lembar pernyataan face validity terlampir pada lampiran no 5.
4) Setelah melakukan uji expert, peneliti mengajukan surat izin
pelaksanaan penelitian dilaksanakan dengan cara mengirim
berkas kepada dosen penanggung jawab pada bidang izin
penelitian untuk mendapatkan tanda tangan dari Rektor Institut
Teknologi dan Kesehatan Bali yang diserahkan kepada Badan
Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali.
5) Pengajuan surat izin penelitian yang ditanda tangani oleh
Rektor Institut Teknologi dan Kesehatan Bali sudah
dilaksanakan dengan nomor DL.02.02.2376.TU.XII.2020 pada
tanggal 8 Januari 2020 untuk diserahkan kepada Badan
Penanaman Modal dan Peizinan Provinsi Bali. Surat
rekomendasi penelitian dari Rektor Institut Teknologi dan
Kesehatan Bali terlampir pada lampiran no 6.
6) Peneliti mengurus surat izin penelitian ke Badan Penanaman
Modal dan Peizinan Provinsi Bali dilaksanakan dengan cara
daftar secara online melalui website resmi Badan Penanaman
Modal dan Peizinan Provinsi Bali.
7) Peneliti telah mendapatkan surat izin dari Kepala Dinas
Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali dengan nomor
surat 070/3180/IZIN-C/DISPMPT pada tanggal 4 Januari 2021.
Surat izin penelitian dari Badan Penanaman Modal dan
Perizinan Provinsi Bali terlampir pada lampiran no 7.
8) Penyerahan surat rekomendasi dari Kepala Dinas Penanaman
Modal dan Perizinan Provinsi Bali ke Badan Kesatuan Bangsa
dan Politik Provinsi Bali dan Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Kota Denpasar sudah dilaksanakan dengan cara peneliti
37

datang ke kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota


Denpasar dan mengumpulkan berkas yang diperlukan.
9) Peneliti telah mendapatkan surat izin dan rekomendasi dari
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Bali Kota
Denpasar dengan nomor surat 070/13/BKBP pada tanggal 07
Januari 2021. Surat izin dari Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Kota Denpasar terlampir pada lampiran no 8
10) Pengurusan surat izin penelitian sudah dilaksanakan,
selanjutnya peneliti mengurus izin Ethical Clearance di Komisi
Etik Penelitian (KEP) Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
dilaksanakan dengan cara menyiapkan berkas-berkas yang
diperlukan dan mendaftar etik di Dosen yang bertanggung
jawab dalam etik penelitian.
11) Peneliti telah mendapatkan izin Ethical Clearance dengan
nomor 03.0082/KEPITEKES-BALI/II/2021 pada tanggal 22
Februari 2021. Surat izin Ethical Clearance terlampir pada
lampiran no 9.
12) Pengurusan surat izin penelitian dan kelayakan etik penelitian
sudah diselesaikan, selanjutnya peneliti menyerahkan surat
rekomendasi dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota
Denpasar dan surat izin Ethical Clearance ke Kepala
Kelurahan Padangsambian mengenai permohonan izin
melakukan penelitian di Kantor Kelurahan Padangsambian.
13) Pengajuan surat izin dari peneliti ke Kepala Kelurahan
Padangsambian sudah diselesaikan dan peneliti sudah
mendapatkan izin untuk melakukan penelitian.
14) Peneliti mempersiapkan link kuesioner dan memulai penelitian
yang dilaksanakan dengan cara menyebarkan link kepada
responden melalui online.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Peneliti sudah melaksanakan penentuan sampel penelitian
sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi di bagian
wilayah kantor kelurahan yaitu berjumlah 50 responden.
38

2) Peneliti menentukan sampel dengan menggunakan teknik non-


probability sampling dengan tipe total sampling yaitu
pengambilan sampel yang sama dengan jumlah populasi yang
ada dan seluruh aparatur kelurahan.
3) Peneliti telah bekerjasama dengan staff yang ada di Kelurahan
Padangsambian dalam penyebaran kuesioner online.
Sebelumnya peneliti telah menyamakan persepsi dengan staff
untuk menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan
dilakukan kepada calon responden.
4) Setelah staff membantu mengumpulkan responden yang
diperlukan dengan membuat Whatsapp group agar
memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.
5) Setelah semua responden terkumpul dalam satu Whatsapp
group, peneliti telah melakukan kontrak waktu dan
memberikan penjelasan kepada responden melalui Whatsapp
group mengenai maksud dan tujuan penelitian.
6) Peneliti memulai penelitian yaitu dilaksanakan dengan cara
menyebarkan link kuesioner penelitian yang berisi permohonan
peneliti secara lengkap, tujuan penelitian, persetujuan menjadi
responden dan cara pengisian kuesioner.
7) Peneliti meminta responden untuk menyetujui pernyataan
menjadi responden (inform consent) jika responden bersedia,
dengan mengisi kolom “bersedia” pada halaman pertama
Google Form sebagai pernyataan menjadi responden.
8) Peneliti meminta responden untuk ke halaman Google Form
berikutnya untuk mengisi kuesioner sesuai dengan petunjuk
pengisian.
9) Setelah responden mengisi kuesioner dan diterima secara
online oleh peneliti, kemudian peneliti memeriksa kelengkapan
data yang diperoleh pada bagian Responses Google Form.
10) Peneliti menyimpan data formulir kuesioner penelitian
responden di tempat yang aman dan hanya bisa diakses oleh
peneliti.
39

11) Peneliti mengucapkan terimakasih kepada responden atas


partisipasinya dalam penelitian tingkat kecemasan aparatur
secara online melalui Whatsapp group.
12) Peneliti menginput, mengolah, dan menganalisa data yang telah
terkumpul menggunakan SPSS. Analisa data telah dilakukan
oleh dosen yang bertanggung jawab dalam anlisa data. Lembar
pernyataan analisa data terlampir pada lampiran 10 dan hasil
analisa data terlampir pada lampiran no 11.
E. Rencana Analisa Data
1. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan salah satu tahapan penelitian yang sangat
penting yang harus dikerjakan dan dilalui seorang peneliti (Swarjana,
2015). Langkah-langkah dalam proses pengolahan data adalah sebagai
berikut:
a. Editing
Editing adalah suatu cara untuk memeriksa kembali kebenaran
data yang diperoleh atau dikumpulkan melalui instrument
penelitian. Dalam penelitian ini editing sudah dilaksanakan pada
tahap setelah data terkumpul dengan memeriksa kembali
kelengkapan kuesioner, pemeriksaan antara lain kesesuaian
jawaban dan kelengkapan pengisian lembar kuisioner ketika data
telah terkumpul. Dalam proses editing ini, tidak dilakukan
penggantian atau penafsiran jawaban.
b. Coding
Coding adalah suatu kegiatan pemberian kode numerik (angka)
terhadap data yang terdiri dari beberapa kategori. Dalam penelitian
ini, peneliti melakukan coding untuk memudahkan proses
pengolahan data. Pemberian kode yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a) Pada karakteristik responden
a) Berdasarkan jenis kelamin yaitu kode (1) untuk laki-laki
dan kode (2) perempuan.
40

b) Berdasarkan umur yaitu kode (1) untuk umur 20-30


tahun, kode (2) untuk umur 40-50 tahun, dan kode (3)
untuk umur 60-70 tahun.
c) Berdasarkan pendidikan terakhir yaitu kode (1) untuk
SD, kode (2) untuk SMP, kode (3) untuk SMA, kode (4)
untuk Perguruan Tinggi, dan kode (5) untuk Tidak
Sekolah.
d) Berdasarkan pekerjaan yaitu kode (1) untuk IRT, kode
(2) untuk ASN, kode (3) untuk Swasta, kode (4) untuk
Wiraswasta, dan kode (5) untuk Lain-lain. Dalam
pilihan pekerjaan lain-lain bisa di cantumkan pekerjaan
yang sesuai.
e) Berdasarkan status perkawinan yaitu kode (1) untuk
menikah, kode (2) untuk tidak/belum menikah, kode (3)
untuk bercerai, dan kode (4) untuk berpisah/ditinggal
meninggal oleh pasangan.
b) Pada variabel tingkat kecemasan aparatur kelurahan
a) Berdasarkan pada masing-masing pertanyaan untuk
jawaban, kode (1) untuk skor 0, kode (2) untuk skor 1,
kode (3) untuk skor 2, kode (4) untuk skor 3, dan kode
(5) untuk skor 4.
c. Entry Data
Entry data adalah suatu kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan dalam database komputer. Peneliti sudah
melaksanakan memasukkan semua data yang diperoleh dari
responden dengan menggunakan Statistical Program for Social
Science (SPSS). Dalam entry data, peneliti harus teliti dalam
memastikan agar tidak ada data yang tertinggal.
d. Cleaning
Cleaning (tabulasi) merupakan proses pengecekan data yang
telah di entry apakah terdapat kesalahan atau tidak. Dalam tahap
ini, peneliti sudah memasukan data ke dalam komputer, tahap
selanjutnya adalah melakukan pemeriksaan dan memastikan bahwa
data yang telah dimasukkan bebas dari kesalahan pada pengkodean
41

maupun pembacaan kode, sehingga diharapkan data benar-benar


siap untuk dilakukan analisa dan tidak ada missing data.
2. Teknik Analisa Data
Analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah analisa univariat
deskriptif. Data yang dianalisis pada penelitian ini hanya satu variabel saja
yaitu tingkat kecemasan aparatur kelurahan saat pandemi Covid-19.
a. Analisis Univariat
Analisa univariat adalah data yang terkait dengan pengukuran
satu variabel pada waktu tertentu (Swarjana, 2016). Pada penelitian
ini analisa univariat yang akan dilakukan pada data demografi dan
variabel tingkat kecemasan.
a) Analisa Data Demografi
Analisa data demografi berdasarkan jenis kelamin,
umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan status
pernikahan. Hasil pengolahan data akan disajikan dalam
bentuk tabel dan disajikan dalam bentuk frekuensi dan
persentase.
b) Tingkat Kecemasan Aparatur Kelurahan
Analisa data untuk sub variabel pada penelitian ini adalah
tingkat kecemasan menggunakan kuesioner “Hamilton
Anxiety Rating Scale (HARS)”, pertama kali
dikembangkan oleh Max Hamilton pada tahun 1956.
Kuesioner berisi 14 item beserta gejala dan mengukur
antara kecemasan psikis (agitasi mental dan kesedihan
psikologis) dan kecemasan fisik (masalah fisik yang
berhubungan dengan kecemasan). Pertanyaan dengan
pilihan skor 0-4. Pada penelitian ini akan menggunakan
statistik dekriptif. Statistik deskriptif adalah teknik statistik
yang digunakan untuk meringkas informasi dari data set
yang telah tersedia (Blair and Taylor, 2008 dalam Swarjana
2015). Statistik deskriptif juga diartikan sebagai semua yang
menjelaskan data pada sampel, termasuk mean, median,
standar deviasi, dan histogram. Selanjutnya data akan
42

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan


kategori.
Hasil penelitian tingkat kecemasan dikelompokan menjadi
sebagai berikut:
1) Rentang skor 0-56
2) Jika skor 0, maka hasil menunjukkan responden tidak
ada kecemasan.
3) Jika skor kurang dari 17, maka hasil menunjukkan
responden dengan tingkat kecemasan rendah.
4) Jika skor 18-24, maka hasil menunjukkan responden
dengan tingkat kecemasan sedang.
5) Jika skor 25-30, maka hasil menunjukkan responden
dengan tingkat kecemasan berat.
6) Jika skor 31-56, maka hasil menunjukkan responden
dengan tingkat kecemasan berat sekali.
F. Etika Penelitian
Dalam suatu penelitian banyak hal yang harus dipertimbangkan, tidak hanya
metode, desain, dan aspek lainnya, tetapi ada hal sangat penting dan serius yang harus
diperhatikan oleh peneliti, yaitu ethical principles atau etika penelitian
(Swarjana,2015). Adapun prinsip-prinsip etika dalam penelitian sebagai berikut:
1. Informed consent (lembar persetujuan)
Informed consent merupakan lembar yang berisikan tentang
persetujuan calon responden bahwa bersedia untuk menjadi responden pada
penelitian ini dengan menyetujui lembar Informed consent yang akan dibuat
oleh peneliti sebagai persiapan penelitian. Subjek harus mendapatkan
informasi secara lengkap tentang tujuan penelitian yang akan dilaksanakan,
mempunyai hak untuk bebas berpartisipasi atau menolak menjadi responden.
Pada informed consent juga perlu dicantumkan bahwa data yang diperoleh
hanya akan dipergunakan untuk pengembangan ilmu. (Polit and Back, 2003
dalam Swarjana, 2015).
2. Anonymity (tanpa nama)
Anonymity yaitu tidak mencantumkan nama responden pada lembar
kuesioner atau alat ukur yang digunakan, namun hanya menuliskan inisialnya
saja sehingga kerahasiaannya terjaga. Pada saat penelitian peneliti akan
43

menjelaskan kepada responden bahwa peneliti tidak mencantumkan nama


pada kuesioner. Peneliti menjelaskan pada saat pengisian kuesioner respondne
hanya mengisi nama dengan inisial saja.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan merupakan masalah etika yang memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun masalah-masalah yang
lain. Semua informasi yang akan dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
4. Protection from discomfort (perlindungan dan ketidaknyamanan)
Melindungi responden dari ketidaknyamanan, baik fisik maupun
psikologi. Peneliti dalam penelitian ini sudah mendapatkan izin untuk
melakukan penelitian seperti yang dijelaskan ditahap persiapan.
5. Beneficence
Beneficence merupakan prinsip untuk memberikan manfaat bagi orang
lain, namun tidak membahayakan orang lain. Dalam proses penelitian ini
peneliti telah memberikan penjelasan tentang manfaat penelitian.
BAB V
HASIL PENELITIAN

Pada bab ini menggambarkan hasil penelitian yang terdiri dari gambaran umum lokasi
penelitian, karakteristik responden yang meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pe
kerjaan, status perkawinan dan hasil penelitian berdasarkan variabel, yaitu tingkat kecemasan.

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Kelurahan Padangsambian merupakan salah satu kelurahan yang ada di
kecamatan Denpasar Barat, Kotamadya Denpasar, provinsi Bali, Indonesia. Kantor
kelurahan Padangsambian dengan kode kemendagri 51.71.03.1010, kode BPS
51.71.01.1010, dan kode pos 8017. Kantor Lurah Padangsambian ini terletak di Jalan
Gunung Tangkuban Perahu, Denpasar Barat. Kantor Kelurahan Padangsambian
memiliki luas 3,70 km2 dengan jumlah penduduk 31.613 jiwa, kepadatan 9.640
jiwa/km2, dan jumlah KK 1.029. Kantor Lurah Padangsambian melayani masyarakat
dalam memenuhi kebutuhan administrasi kependudukan, termasuk di antaranya
perizinan-perizinan seperti pekerjaan umum, perizinan umum kelurahan, perizinan
pendidikan, kesehatan warga kelurahan Kantor Lurah Padangsambian, perumahan,
penataan ruang, perhubungan, lingkungan hidup, pertanahan yang menjadi
kewenangan daerah, serta pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak
Secara lebih detail, kantor kelurahan atau lurah yang berada di wilayah Kota
Denpasar ini melayani izin untuk pengurusan surat keterangan domisili, pengurusan
NPWP, Surat Kelakuan Baik, Surat Pindah Keluar, Surat Keterangan Tidak Mampu
Kantor Lurah Padangsambian, Surat Keterangan Usaha, Surat Usaha Mikro, dan Surat
Pernyataan Miskin, surat domisili sementara dan lainnya. Selain itu Kantor Lurah
Padangsambian juga melayani urusan perizinan umum seperti izin toko obat, izin
praktik dokter umum, izin penebangan pohon pelindung, izin untuk membuat IMB,
izin pengukuran situasi tanah, izin tanda daftar usaha, izin peneltian, pendataan
penduduk, dan surat izin usaha perdagangan (SIUP) skala usaha mikro.
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik Responden
Karakteristik responden pada penelitian ini diuraikan berdasarkan jenis kelamin,
umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan status perkawinan. Jumlah responden
dalam penelitian ini yaitu 50 responden.

44
45

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik responden aparatur kelurahan


Padangsambian Tahun 2021 (n=50)

Karakteristik Frekuensi (f) Persen (%)

Jenis kelamin
Laki-laki 36 72.0
Perempuan 14 28.0
Total 50 100.0

Umur
20-30 th 13 26.0
40-50 th 34 68.0
60-70 th 3 6.0
Total 50 100.0

Pendidikan terakhir
SMP 2 4.0
SMA 27 54.0
Perguruan tinggi 21 42.0
Total 50 100.0

Pekerjaan
ASN 13 26.0
Swasta 21 42.0
Wiraswasta 5 10.0
Lain-lain 11 22.0
Total 50 100.0

Status pernikahan
Menikah 42 84.0
Tidak/belum menikah 7 14.0
Bercerai 1 2.0
Total 50 100.0

Berdasarkan tabel 5.3 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berj
enis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 36 orang (72,0%). Berdasarkan karakteristik
46

usia jumlah responden yang paling banyak berusia 40-50 tahun sebanyak 34 orang
(68,0%). Berdasarkan karakteristik pendidikan terakhir responden, tidak ada respo
nden yang berpendidikan SD ataupun tidak sekolah dan pendidikan responden yan
g paling banyak yaitu pendidikan SMA sebanyak 27 orang (54,0%). Berdasarkan
karakteristik pekerjaan, responden dengan pekerjaan IRT tidak ada dan sebagian b
esar pekerjaan responden yaitu swasta sebanyak 21 orang (42,0%). Berdasarkan k
arakteristik status perkawinan responden, sebagian besar status perkawinan respon
den yaitu menikah sebanyak 42 orang (84,0%) dan status perkawinan berpisah me
ninggal tidak ada.

2. Tingkat kecemasan aparatur kelurahan. Pada sub bab ini memaparkan hasil
penelitian pada masing-masing variabel yaitu variabel tingkat kecemasan aparatur
kelurahan yang disajikan dalam bentuk tabel dengan frekuensi dan presentase.
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Kategori Tingkat Kecemasan Aparatur Kelurahan
Padangsambian

Kategori Frekuensi (f) Persen (%)

Tidak Ada Kecemasan 19 38.0


Kecemasan Rendah 29 58.0
Kecemasan Sedang 2 4.0
Total 50 100.0

Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dilihat dari 50 responden yang digunakan
sebagian besar aparatur kelurahan mengalami kondisi kecemasan rendah yaitu
sebanyak 29 orang (58,0%) dan tidak ditemukan aparatur kelurahan yang
mengalami kondisi kecemasan berat dan berat sekali.
BAB VI

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas secara lengkap hasil penelitian yang telah disajikan pada bab se
belumnya, maka pada bab ini secara berturut-turut akan dibahas sesuai dengan tujuan peneliti
an yaitu untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan aparatur Kelurahan Padangsambian s
aat pandemi Covid-19, serta akan dibahas mengenai keterbatasan dalam penelitian.

A. Karakteristik Responden
Karakteristik responden adalah gambaran yang ingin diketahui mengenai
keadaan diri responden yang menjadi sampel dalam penelitian. Adapun karakteristik
responden dari penelitian ini meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir,
pekerjaan, dan status pernikahan. Hal tersebut diharapkan dapat memberikan gabaran
yang jelas mengenai kondisi diri responden dan kaitannya dengan masalah dan tujuan
penelitian.
Hasil penelitian berdasarkan karakteristik jenis kelamin menunjukkan bahwa
responden paling banyak berjenis kelamin laki-laki. Maryam dalam Vellyana (2017)
menyatakan bahwa faktor jenis kelamin secara signifikan dapat mempengaruhi
tingkat kecemasan seseorang, namun jenis kelamin perempuan lebih beresiko
mengalami kecemasan dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki dikarenakan
perbedaan otak dan hormon menjadi faktor utamanya. Proses reproduksi pada
perempuan sangat terkait dengan perubahan hormon estrogen dan progesteron. Di
samping hal biologis, perempuan dan laki-laki mengalami perbedaan dalam
menanggapi peristiwa yang terjadi dalam kehidupan mereka.
Hasil penelitian berdasarkan karakteristik usia responden paling banyak
berusia 40-50 tahun. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rakhmawati (2017),
dikatakan bahwa semakin tinggi usia seseorang, semakin menurun kecemasannya.
Hal ini disebabkan karena konflik psikososial yang penting terjadi pada usia tersebut.
Tingkat kecemasan dapat diukur dari baiknya dasar psikososial pada usia remaja
awal. Stuart dalam Vellyana (2017) menyatakan bahwa maturitas atau kematangan
individu akan mempengaruhi kemampuan koping mekanisme seseorang sehingga
individu yang lebih matur sukar mengalami kecemasan karena individu mempunyai

47
48

kemampuan adaptasi yang lebih besar terhadap kecemasan dibandingkan usia


yang belum matur.
Hasil penelitian berdasarkan karakteristik pendidikan terakhir responden
paling banyak berpendidikan SMA. Pendidikan sangat berperngaruh terhadap tingkat
kecemasan responden karena semakin tinggi pendidikan maka semakin kecil akan
terjadinya tingkat kecemasan. Hal ini juga dikarenakan informasi-informasi yang di
dapatkan akan lebih luas dan mudah dipahami jika pendidikan responden tinggi.
Hasil penelitian berdasarkan karakteristik pekerjaan responden paling banyak
yaitu swasta. Lingkungan atau sekitar tempat kerja dapat mempengaruhi cara berfikir
individu tentang diri sendiri maupun orang lain. Hal ini disebabkan karena adanya
pengalaman yang tidak menyenangkan pada individu dengan keluarga, sahabat,
ataupun dengan rekan kerja, sehingga individu tersebut merasa tidak aman terhadap
lingkungannya (Muyasaroh, 2020).
Hasil penelitian berdasarkan karakteristik status pernikahan responden paling
banyak berstatus menikah. Scott, et al., (2010) dalam penelitiannya mengatakan
bahwa perkawinan dapat mengurangi risiko terjadinya kecemasan pada seseorang.
Perkawinan menghubungkan seseorang dengan individu lainnya, lalu dengan
kelompok sosial, dan kemudian institusi sosial yang membuat individu tersebut
memiliki tambahan dukungan sosial (Stolzenberg, Loy, & Waite, 1995 dalam Wade,
Hart, Wade, Bajaj, dan Price, 2013).
B. Tingkat Kecemasan Aparatur Kelurahan
Kecemasan merupakan suatu keadaan yang membuat seseorang merasa tidak
nyaman, gelisah, takut, khawatir, dan tidak tentram diikuti berbagai gejala fisik.
American Psychological Association mengatakan gejala fisik tersebut berupa
berkeringat, gemetar, pusing, atau dekat jantung yang cepat. Menurut Lestari (2015),
kecemasan merupakan respon emosional dan penelitian individu yang subjektif yang
dipengaruhi oleh alam bawah sadar dan belum diketahui secara khusus faktor
penyebabnya. Respons kecemasan seseorang terhadap pandemi dapat bervariasi dari
satu orang ke orang lain (Ahmad, A. R., & Murad, H. R. 2020).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui media sosial WhatsApp
menggunakan kuesioner yang diisi secara online yang memuat 14 pernyataan pada
aparatur kelurahan Padangsambian tentang tingkat kecemasan aparatur kelurahan saat
pandemi Covid-19 pada bulan Maret 2021. Gambaran tingkat kecemasan aparatur
kelurahan saat pandemi Covid-19 yang tercantum dalam tabel 5.4 diperoleh hasil
49

bahwa sebagian besar responden dalam kategori kecemasan rendah yaitu 29 orang
(58,0%). Asumsi dari peneliti hal ini terjadi karena Kelurahan Padangsambian
merupakan kelurahan yang paling tinggi terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota
Denpasar, yang mana pandemi Covid-19 baru muncul pada akhir tahun 2019 dan
Covid-19 sebagi penyakit baru, aparatur biasanya dapat beraktivitas atau berinteraksi
tanpa memandang seseorang, sedangkan dengan adanya pandemi Covid-19 aparutur
lebih memiliki perasaan cemas dan takut ketika beraktivitas atau berinteraksi dengan
seseorang.
Kecemasan merupakan perasaan afektif yang tidak menyenangkan yang
disertai dengan sensasi fisik yang memperingatkan orang terhadap bahaya yang
datang. Menurut Hurclock (2010), tingkat kecemasan ringan dihubungkan dengan
ketegangan dalam kehidupan sehari-hari yang menyebabkan seseorang lebih waspada
serta meningkatkan ruang persepsi dan individu dari biasanya. Hasil penelitian ini
juga didukung oleh penelitian Clinton J. S. Walean dkk tahun 2021 yang menyatakan
sebagian besar responden yang mengalami tingkat kecemasan rendah sebanyak
28,9%. Kecemasan ringan adalah tingkat kecemasan yang paling sering dialami oleh
para mahasiswa di masa pandemi Covid-19. Kecemasan lebih sering dialami oleh
mahasiswa wanita dibandingkan mahasiswa pria. Kecemasan terkait bidang akademik
adalah faktor – faktor penyebab tersering munculnya kecemasan pada mahasiswa di
masa pandemi Covid-19. Selain itu, penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Uswatun Hasanah dkk (2020) di Jawa Tengah yang juga mendapatkan
hasil tingkat kecemasan terbanyak yaitu kecemasan ringan sebanyak 79 orang
(41.58%). Masalah psikologis yang paling banyak dialami oleh mahasisa karena
pembelajaran daring yaitu kecemasan. Penting untuk terus mengeksplorasi implikasi
pandemi pada kesehatan mental mahasiswa, sehingga dampaknya dapat dicegah, atau
setidaknya dikurangi. Tingkat kecemasan aparatur kelurahan Padangsambian
mayoritas berada pada kategori rendah dikarenakan sudah adanya prasana yang
memadai seperti adanya kegiatan sidak masker, penyemprotan disenfektan dan
mengadakan sosialisasi mengenai Covid-19 agar nantinya aparatur kelurahan tidak
memiliki tingkat kecemasan saat pandemi Covid-19.
C. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian merupakan kelemahan dan hambatan dalam penelitian
yang dihadapi oleh peneliti. Adapun keterbatasan atau kesulitan yang dialami oleh
peneliti dalam melakukan penelitian yaitu, penelitian ini dilaksanakan pada saat
50

adanya pandemi Covid-19 sehingga peneliti tidak bisa bertemu secara langsung
dengan responden dan mengharuskan peneliti melakukan penelitian secara online.
BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir ini menerangkan semua hasil penelitian dan pembahasan tentang temua
n-temuan penelitian yang telah diuraikan secara lengkap dalam bab sebelumnya. Selanjutnya
dibuat kesimpulan dan saran-saran sebagai tindak lanjut penelitian ini. Adapun tindak lanjut t
ersebut adalah sebagai berikut:

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Kelurahan Padangsambian,
Denpasar Barat Tahun 2021 tentang Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Aparatur
Kelurahan Padangsambian Saat Pandemi Covid-19 dapat disimpulkan hasil sebagai
berikut: Sebagaian besar tingkat kecemasan aparatur kelurahan saat pandemi Covid-
19 dalam kategori rendah sebanyak 29 orang (58%) sampai dengan tingkat kecemasan
aparatur kelurahan dalam kategori tidak mengalami kecemasan sebanyak 19 orang
(38%), hal ini dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu sudah terlalu lama masa
pandemi Covid-19 dan aparatur kelurahan sudah mendapatkan sosialisasi mengenai
Covid-19 agar nantinya aparatur kelurahan tidak memiliki tingkat kecemasan berat
saat pandemi Covid-19.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah didapatkan, ada beberapa saran yang ingin
penulis sampaikan diantaranya:
1. Bagi Aparatur Kelurahan
Aparatur kelurahan dapat mempertahankan kondisi seperti ini yaitu tidak
mengalami tingkat kecemasan berat saat pandemi Covid-19 dan ikut serta dalam
memberikan motivasi terhadap orang yang pernah terinfeksi Covid-19. Penelitian
ini juga dapat dijadian sebagai masukan dan acuan untuk kelurahan mengevaluasi
tingkat kecemasan pada aparatur saat masa pandemi Covid-19.
2. Bagi Instansi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan acuan untuk institusi
pendidikan dalam megevaluasi penerapan new normal, misalnya ketika institusi
pendidikan mengadakan kegiatan yang harus dilaksanakan di lingkungan institusi
sebaiknya orang yang pernah terinfeksi Covid-19 tetap bisa mengikuti kegiatan

51
52

tanpa harus menjauhi atau mengucilkan dengan pertimbangan yaitu melakukan


rapid/swab test dan menerepkan protokol keseahatan yang ketat.
3. Bagi Tempat Penelitian
Mempertahankan kegiatan pemantauan dan penyuluhan di aparatur mengenai
Covid-19, sehingga aparatur mampu memahami dan mengerti mengenai tentang
pandemi Covid-19.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil penelitian ini sebagaian besar tingkat kecemasan aparatur kelurahan dalam
kategori rendah, maka disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk melakukan
penelitian selanjutnya mengenai faktor penyebab masih adanya aparatur kelurahan
yang mengalami tingkat kecemasan di Kelurahan Padangsambian dan diharapkan
penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya sebagai bahan informasi
dan masukan untuk melakukan penelitian selanjutnya serta mengembangkan
penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Febriyanti Erna, & Mellu Artanty. (2020). Tingkat Kecemasan Mahasiswa Keperawatan Dala
m Menghadapi Pandemi Covid-19 Di Kota Kupang. Tersedia di https://stikes-n
hm.e-journal.id/NU/index. P-ISSN: 2085-5931. Diakses bulan September 2020

Fadli F., Safruddin S., Ahmad A.S., Sumbara S., & Baharuddin R. (2020). Faktor yang Mem
pengaruhi Kecemasan pada Tenaga Kesehatan Dalam Upaya Pencegahan Covi
d-19. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia 6(1), p. 57–65. DOI: 10.1750
9/jpki.v6il.24546. Diakses tanggal 20 Juni 2020.

Fehr AR, Perlman S. 2015. Coronavirus: An Overview of Their Replication and Phatogenesis.
Methods Mol Biol; 1282:1-23.

Clinton J. S. Walean, Cicilia Pali, & Jehosua S. V. Sinolungan. (2021). Gambaran Tingkat Ke
cemasan pada Mahasiswa di Masa Pandemi Covid-19. Fakultas Kedokteran Un
iversitas Sam Ratulangi Manado. DOI: https://doi.org/10.35790/jbm.13.2.2021.
31765

Dorland, W.A. (2010). Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 31. Jakarta: EGC.

Harirah, Z., & Rizaldi, A. (2020). Merespon Nalar Kebijakan Negara Dalam Menangani Pand
emi Covid-19 di Indonesia. Juranl Ekonomi dan Kebijakan Publik Indonesia, 7
(1).

Hasanah U, Ludiana, Immawati, Livana PH. Gambaran Psikologis Mahasiswa Dalam Proses
Pembelajaran Selama Pandemi Covid-19. J Keperawatan Jiwa 2020;8(3):299–3
06. Available from: https://jurnal.unimus.ac.id/ index.php/JKJ/article/view/594
1

He, F., Deng, Y., & Li, W. (2020) Coronavirus disease 2019: What we know? Jouenal of Me
dical Virology, 92(7), 719-725. https://doi.org/10.1002/jmv.25766

Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Zang Li, Fan G, etc. Clinical features of patients inf
ected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. The Lancet. 24 Januari 20
20.

Hurlock, EB. (2013). Perkembangan Anak Jilid I. Editor: Agus Dharma. Penerjemah: Tjandr
asa, M dan Zarkasih, M. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hurlock, E. B. (2010). Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang. Rentang Kehi


dupan (Alih Bahasa Istiwidayanti, dkk). Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga

Info Corona Pemerintah Bali. 2020. Info Perkembangan Kasus Virus Corona (COVID-19) di
Provinsi Bali. https://infocona.baliprov.go.id/

Kementrian Kesehatan RI. (2020). Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19. Jakarta:
Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Info Khusus COVID-19: Situasi Terkini.
Diakses pada tanggal 30 Oktober 2020 dari https://covid19.kemkes.go.id/categ
ory/situasi-infeksi-emerging/info-corona-virus

Kompas.com. 2020. Tingkat Kecemasan Akibat Wabah Virus Corona Meningkat. Diakses pa
da tanggal 26 Maret 2020

Kompas.com. 2020. ASN Bali Terjangkit Virus Corona Setelah Pulang Dinas dari Jakarta. htt
ps://regional.kompas.com/read/2020/03/24/17580211/asn-bali-terjangkit-virus-
corona-setelah-pulang-dinas-dari-jakarta

Liu, H., Liu, F., Li, J., Zhang, T., Wang, D., & Lan, w. (2020). Clinical and CT imaging featu
res of the COVID-19 pneumonia: Focus on pregnant women and children. Jour
nal of Infection, 80(5), e7-e13. https://doi.org/10.1016/j.jinf.2020.03.007

Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi3. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. (2016). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta: Selemba Medika

Nusa Bali. 2020. Istri Pejabat Teras Pemprov Terpapar Corona. Diakses pada tanggal 27 Sept
ember 2020. https://www.nusabali.com/berita/81600/istri-pejabat-teras-pempro
v-terpapar-corona

Md. S. Islam, MZ Ferdous, & MN Potenza. (2020). Panic and generalized anxiety during the
COVID-19 pandemic among Bangladeshi people: An online pilot survey early
in the outbreak. Journal of Affective Disorders 276 (2020) 30-37. Tersedia di ht
tps://doi.org/10.1016/j.jad.2020.06.049. Diakses tanggal 15 Juli 2020.

Muyasaroh. et al. (2020). Kajian Jenis Kecemasan Masyarakat Cilacap dalam Menghadapi Pa
ndemi Covid-19. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Uni
versitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali (Unugha) Cilacap

Radar Bali. 2020. Kadiskes Ungkap Banyka Pejabat di Pemprov Bali Terpapar Covid-19. Dia
kses pada tanggal 26 September 2020. https://radarbali.jawapos.com/read/2020/
09/26/216010/kadiskes-ungkap-banyak-pejabat-di-pemprov-bali-terpapar-covi
d-19

Rakhmawati. (2017). Gambaran Tingkat Kecemasan dalam Menghadapi Ujian Skripsi pada
Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura http://jurnal.untan.ac.id
/index.php/jfk/article/view/25649 diakses pada tanggal 18 Juni 2020

Satuan Tugas Penanganan COVID-19. 2020. Situasi Virus COVID-19 di Indonesia. https://w
ww.covid19.go.id

Scott, K. M., Wells, E., Angermeye, M., Brugha, T., Bromet, E., Demyttenaere, K., Girolamo,
K… Kessler, R. (2010). Gender and the relationship between marital status an
d first onset of mood, anxiety, and substance use disorders. Psychol Med, 9, 14
95–505. Doi: 10.1017/S0033291709991942
Setiawan, Atikno Welly, & Suratno. (2020). Analisis diskriminan faktor kecemasan karyawa
n menghadapi dampak Pandemi Covid-19: Kasus perusahaan manufacturing da
n jasa survey. Operations Excellence, 2020, 12(2): 198-208

Suputro, H., & Fazris, I. (2017). Anak Sakit Wajib Bermain di Rumah Sakit

Sutejo, (2018). Keperawatan Jiwa, Konsep dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiw
a: Ggangguan Jiwa dan Psikososal. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Swarjana, I.K. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi). Yogyakarta: ANDI.

Swarjana, I.K. (2016). Metodologi Penelitian Kesehatan: Tuntutan Praktis Pembuatan Propos
al Penelitian. Yogyakarta: ANDI.

Vellyana, dkk. (2017). Faktor-Faktor yang berhubungan dengan Tingkat Kecemasan pada Pa
sien Pre-Operasi di RS Husada Pringsewu

Wade, J.B., Hart, R.P., Wade, J.H., Bajaj, J.S., & Price, D.D. (2013). The relationship betwee
n marital status and psychological resilience in chronic pain. Pain Research and
Treatment, 2013, Article ID 928473. doi: http://dx. doi.org/10.1155/2013/9284
73

WHO Coronavirus Disease (Covid-19): Situation report-116.2020.

World Health Organization. 2020. Coronavirus disease (COVID-19) Weekly Epidemiologica


l Update and Weekly Operational Update. https://www.who.int/emergencies/di
seases/novel-coronavirus-2019/situation-reports

World Health Organization. Novel Coronavirus (COVID-19) Situation Report-25. [Internet].


2020 [cited 14 February 2020] Available from: https://www.who.int/docs/defau
lt-source/coronaviruse/situation-reports/20200214-sitrep-25-covid-19.pdf?sfvrs
n=61dda7d_2

Y. Hacimusalar, A.C. Kahve, A.B. Yasar, & M.S. Aydin. (2020). Anxiety and hopelessness l
evels in COVID-19 pandemic: A comparative study of healthcare professionals
and other community sample in Turkey. Journal of Psichyatric Research 129
(2020) 181-188. Tersedia di https://doi.org/10.1016/j.jpsychires.2020.07.024. D
iakses tanggal 21 Juli 2020.

Zeviera, F. (2016). Teori Kepribadian Sigmund Freud. Yogyakarta: Pismashopie.


Lampiran 1.

JADWAL PENELITIAN

BULAN
NO KEGIATAN Oktob Nopember Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
erIV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Penyusunan
2 ACC Proposal
3 Penyebaran
4 Ujian Proposal
5 Ujian Ulang
6 Pengumpulan
7 Penyusunan H
asil
8 Penyebaran
9 Ujian Skripsi
10 Ujian Ulang
11 Perbaikan dan
Pengumpulan
Lampiran 2.

KUESIONER

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN APARATUR KELURAHAN PADANGSAM


BIAN SAAT PANDEMI COVID-19

TAHUN 2021

Kode Responden (diisi oleh petugas)

Tanggal Penelitian: (diisi oleh petugas)

A. Karakteristik Responden
Petunjuk pengisian:

Jawablah pertanyaan di bawah ini dan diberikan tanda centang ( ) pada


jawaban yang menurut Anda paling sesuai
1. Nama (Initial) :
2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Umur : 20-30 th 40-50 th 60-70 th
4. Pendidikan Terakhir : SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Tidak Sekolah
5. Pekerjaan : IRT
PNS
Swasta
Wiraswasta
Lain-lain
Sebutkan…
6. Status perkawinan : Menikah
Tidak/belum menikah
Bercerai
Berpisah/ditinggal meninggal oleh pasangan
Kuesioner Tingkat Kecemasan – HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale)

1. Petunjuk pengisian:
a. Berilah tanda checklist () pada pilihan yang Anda anggap benar.
b. Setiap pertanyaan wajib diisi dengan kebenaran dan kejujuran.
c. Peneliti menjamin kerahasiaan jawaban yang diberikan responden.
2. Keterangan penilaian/skor:
Nilai 0 : Tidak Ada
Nilai 1 : Ringan
Nilai 2 : Sedang
Nilai 3 : Berat
Nilai 4 : Sangat Berat
Selama masa pandemi Covid-19 apakah Anda merasakan hal-hal dibawah ini:

No Pernyataan Kode (diisi


oleh peneliti)

0 1 2 3 4

1. Merasa cemas (firasat buruk, takut akan


pikiran sendiri, mudah tersinggung, dan
mudah emosi)

2. Merasa tegang, mudah capek dan


terkejut, tidak bisa istirahat dengan
tenang, mudah menangis dan gelisah.

3. Merasa ketakutan (gelap, ditinggal


sendiri, dan takut sama orang asing,
binatang, keramaian)

4. Mengalami gangguan tidur (sulit


tertidur, terbangun tengah malam, tidur
tidak nyenyak, bangun dengan lesu,
mimpi menakutkan, mimpi buruk)

5. Mengalami gangguan kecerdasan (daya


No Pernyataan Kode (diisi
oleh peneliti)

0 1 2 3 4

ingat buruk, sulit berkonsentrasi)

6. Merasa depresi/murung (kehilangan


minat, sedih, berkurangnya kesenangan
pada hobi, perasaan berubah-ubah
sepanjang hari, terbangun sangat
pagi/subuh/dini hari)

7. Mengalami gejala somatic/fisik/otot


seperti rasa sakit dan nyeri, semutan,
gigi gemeretek, dan suara tidak stabil)

8. Mengalami gejala sensorik (tinnitus atau


telinga berdengung, penglihatan kabur,
muka merah dan pucat, hilang sensasi
rasa, merasa lemas dan perasaan
tertusuk-tusuk)

9. Mengalami gejala kardiovaskuler atau


jantung dan pembuluh darah (takikardi
atau denyut jantung cepat, berdebar-
debar, nyeri dada, denyut nadi
mengeras, rasa lemas seperti mau
pingsan, detak jantung menghilang
(berhenti sekejap))

10. Mengalami gejala pernafasan (rasa


tertekan di dada, perasaan tercekik,
merasa nafas pendek atau sesak sering
menarik nafas panjang)

11. Mengalami gejala gastro intestinal atau


pencernaan (sulit menelan, perut melilit,
nyeri lambung sebelum makan dan
No Pernyataan Kode (diisi
oleh peneliti)

0 1 2 3 4

sesudah makan, perasaan terbakar di


perut, perut terasa penuh dan kembung,
mual, muntah, diare, buang air besar
(konstipasi), berat badan menurun)

12. Mengalami gejala urogenitalia atau


perkemihan dan kelamin (sering buang
air kecil, tidak dapat menahan air
kencing, kegagalan sexual/kehilangan
gairah, ejakulasi dini, impotensi,
kehilangan libido, haid terlambat, haid
yang berat atau berkepanjangan)

13. Mengalami gejala autonom atau respon


tubuh (mulut kering, merasakan sensasi
hangat-wajah memerah, mudah
berkeringat, kepala pusing, kepala terasa
berat, kepala terasa sakit, bulu-bulu
berdiri)

14. Mengalami perubahan tingkah laku atau


sikap (gelisah, tidak tenang, tangan
gemetar, kening mengkerut, muka
tegang, melakukan gerakan menelan,
nafas pendek dan cepat, muka merah

Lampiran 3.

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN


Kepada:
Yth……………………
di……………….

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ni Putu Ayu Krisnayanti
NIM : 17C10157
Pekerjaan : Mahasiswa semester VIII Program Studi Ilmu
Keperawatan, ITEKES Bali
Alamat : Jalan Taman Giri, Giri Asri C-20, Mumbul-Nusa Dua

Bersama ini saya mengajukan permohohan kepada Saudara untuk bersedia menjadi
responden dalam penelitian saya yang berjudul “Gambaran Tingkat Kecemasan Aparatur
Kelurahan Padangsambian Saat Pandemi Covid-19”, yang pengumpulan datanya akan
dilaksanakan pada tanggal …… s.d……... Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana gambaran tingkat kecemasan aparatur kelurahan saat pandemi Covid-
19. Saya akan tetap menjaga segala kerahasiaan data maupun informasi yang diberikan.
Demikian surat permohonan ini disampikan, atas perhatian, kerjasama dari
kesediannya saya mengucapkan terimakasih.

Denpasar,
Peneliti

Ni Putu Ayu Krisnayanti


NIM: 17C10157

Lampiran 4.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN


Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Jenis kelamin :

Umur :

Alamat :

Setelah membaca Lembar Permohonan Menjadi Responden yang diajukan oleh saudara, Ni P
utu Ayu Krisnayanti, Mahasiswa Tingkat IV/semester VIII Program Studi Sarjana Keperawat
an ITEKES Bali, yang penelitiannya berjudul “Gambaran Tingkat Kecemasan Aparatur Kelu
rahan Padangsambian Saat Pandemi Covid-19” maka dengan ini saya menyatakan bersedia m
enjadi responden dalam penelitian tersebut, secara sukarela dan tanpa ada unsur paksaan dari
siapapun.

Demikian surat persetujuan ini saya berikan agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, ………………..20…

Responden

(……………………………..)

Lampiran 5.

LEMBAR PERNYATAAN UJI VALIDITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Ns. Sarah Kartika Wulandari, S.Kep., M.Kep
NIDN : 0825068903
Menyatakan bahwa mahasiswa yang tersebut Namanya di bawah ini telah selesai melakukan
uji Face Validity. Mahasiswa tersebut adalah:
Nama : Ni Putu Ayu Krisnayanti
NIM : 17C10157
Masalah Penelitian : Gambaran Tingkat Kecemasan Aparatur Kelurahan
Padangsambian Saat Pandemi Covid-19
Sebagai expert, dengan ini menyatakan bahwa kuesioner yang bersangkutan telah me
menuhi kriteria alat pengumpulan data dalam penelitian yang akan dilakukan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestiny
a.

Denpasar, 22 Februari 2021

Expert,

(Ns. Sarah Kartika Wulandari, S.Kep., M.Kep)

NIDN. 0825068903

LEMBAR PERNYATAAN FACE VALIDITY

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Ns. Made Dian Shanti Kusuma, S.Kep.,MNS

NIR : 15119

Menyatakan bahwa mahasiswa yang disebutkan sebagai berikut:

Nama : Ni Putu Ayu Krisnayanti

Nim : 17C10157

Judul Skripsi : Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Aparatur Kelura


han Padangsambian Saat Pandemi Covid-19.

Menyatakan bahwa dengan ini telah selesai melakukan bimbingan fa


ce validity terhadap instrument penelitian yang bersangkutan.

Demikian surat ini dibuat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, 23 Februari 2021

Ns. Made Dian Shanti Kusuma, S.Kep.,MNS

NIR. 15119

Lampiran 6.

Surat Rekomendasi Penelitian dari Rektor ITEKES BALI


Lampiran 7.

Surat Izin Penelitian dari Badan Penanaman Modal dan Perizinan Provinsi Bali
Lampiran 8.

Surat Izin Penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Denpasar
Lampiran 9.
Surat Izin dari Komite Etik
Lampiran 10.
LEMBAR PERNYATAAN ANALISA DATA

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Ni Made Sri Rahyanti, Ns., Sp.Kep.An.

NIDN : 0826018401

Menyatakan bahwa mahasiswa yang tersebut Namanya di bawah ini telah selesai melakukan
uji Face Validity. Mahasiswa tersebut adalah:

Nama : Ni Putu Ayu Krisnayanti

NIM : 17C10157

Masalah Penelitian : Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Aparatur Kelurahan


Padang Sambian Saat Pandemi Covid-19.

Menyatakan bahwa dengan ini telah selesai melalukan analisa data pada data hasil
penelitian yang bersangkutan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestiny
a.

Denpasar, 10 Maret 2021


Penganalisa Data,

(Ni Made Sri Rahyanti, Ns., Sp.Kep.An)


NIDN. 0826018401
Lampiran 11.

Demografi
No Jenis Kela Pendidika Status Perk
Nama min Umur n Terakhir Pekerjaan awinan
1 EW 1 1 3 3 2
2 SUS 2 2 3 2 1
3 RA 2 1 3 3 2
4 SN 1 1 4 2 2
5 APY 2 1 4 3 2
6 KP 2 2 4 2 1
7 MCD 2 1 3 5 2
8 W 1 1 3 3 2
9 IA 2 2 4 3 1
10 MA 2 2 3 2 1
11 YW 1 1 4 3 1
12 Y 2 2 4 2 1
13 KS 2 1 4 2 1
14 LS 2 2 3 2 1
15 PD 1 2 3 2 1
16 SD 1 2 2 3 1
17 SA 1 2 3 3 3
18 NW 2 2 4 3 1
19 AAS 1 1 3 3 1
20 NW 2 2 4 2 1
21 MW 1 2 3 5 1
22 GPO 1 3 4 3 1
23 PJ 1 2 4 4 1
24 DS 1 3 4 5 1
25 G 1 3 3 3 1
26 HP 1 1 4 5 1
27 MW 1 2 3 3 1
28 A 1 2 3 5 1
29 YS 1 2 3 2 1
30 YE 1 2 3 5 1
31 A 1 1 4 2 1
32 A 1 1 4 2 1
33 PGS 1 2 4 4 1
34 NS 1 2 3 3 1
35 ND 2 2 2 5 1
36 R 1 2 4 4 1
37 WB 1 2 3 4 1
38 NS 1 2 3 3 1
39 INS 1 2 3 4 1
40 I 2 1 3 5 2
41 NW 1 2 4 5 1
42 WN 1 2 4 5 1
43 MS 1 2 3 5 1
44 EP 1 2 4 3 1
45 MS 1 2 3 3 1
46 SD 1 2 3 3 1
47 ES 1 2 3 3 1
48 DP 1 2 4 3 1
49 AS 1 2 3 3 1
50 WS 1 2 3 2 1
Skor Tingkat Kecemasan  
Koding Kec
Q1 Q2 Q3 Q4 Q5 Q6 Q7 Q8 Q9 Q10 Q11 Q12 Q13 Q14 Total emasan
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 9 2
0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 2
3 1 0 0 0 0 0 0 0 1 3 0 0 1 9 2
2 2 0 1 0 1 2 1 1 1 0 0 0 0 11 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 2 2
1 0 1 2 1 1 1 1 0 0 2 1 1 1 13 2
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 1 1 0 0 1 1 0 2 1 0 0 1 10 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2
4 3 1 1 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 13 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
3 2 1 3 2 2 2 0 0 0 0 0 0 2 17 2
1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2
1 1 0 0 1 0 2 0 0 2 2 0 2 2 13 2
1 2 1 2 3 2 3 3 0 2 0 0 1 4 24 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
3 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2 0 0 9 2
0 0 0 1 2 0 2 1 0 0 0 0 1 0 7 2
0 0 0 0 0 0 0 2 4 0 0 0 0 3 9 2
0 0 2 0 2 3 0 2 4 0 2 2 3 2 22 3
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
2 3 3 2 1 2 0 0 0 0 0 0 1 1 15 2
1 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 2
1 0 2 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 2
0 1 1 2 1 0 2 0 0 0 0 0 0 0 7 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 2
0 0 0 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4 2
0 2 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 2
2 2 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 2
1 1 1 2 1 0 2 0 1 0 0 0 0 0 9 2
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1

KETERANGAN DATA DEMOGRAFI


JENIS KELAMI PENDIDIKAN TERAKHI
N UMUR R PEKERJAAN STATUS PERKAWINAN
1. 20-
1. LAKI-LAKI 30 1. SD 1. IRT 1. MENIKAH
2. PEREMPUA 2. 40-
N 50 2. SMP 2. ASN 2. TIDAK/BELUM
3. 60-
  70 3. SMA 3. SWASTA 3. BERCERAI
4. PERGURUAN TINGG 4. WIRASWAST 4. BERPISAH/MENINGGA
    I A L
    5. TIDAK SEKOLAH 5. LAIN-LAIN  

Koding Kecemasan
1= Tidak Ada Kecemasan
2= Kecemasan Rendah
3= Kecemasan Sedang
4= Kecemasan Berat
5= Kecemasan Sangat Berat

Skor Tingkat Kecemasan (Q1-Q2)


0= Tidak Cemas
1= Kecemasan Rendah
2= Kecemasan Sedang
3= Kecemasan Berat
4= Kecemasan Sangat Berat
Lampiran 12.
Hasil Analisa Data
Analisa Karakteristik Responden

Statistics

Tingkat Kec
emasan Apa
Jenis Kelam Pendidikan Satus PErk ratur Kelura
in Umur terakhir Pekerjaan awinan han

N Valid 50 50 50 50 50 50

Missing 0 0 0 0 0 0

Jenis Kelamin

Valid Perce Cumulative


Frequency Percent nt Percent

Valid Laki-laki 36 72.0 72.0 72.0

Perempuan 14 28.0 28.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Umur

Valid Perce Cumulative


Frequency Percent nt Percent

Valid 20-30 Tahun 13 26.0 26.0 26.0

40-50 tahun 34 68.0 68.0 94.0

60-70 Tahun 3 6.0 6.0 100.0

Total 50 100.0 100.0


Pendidikan terakhir

Valid Perce Cumulative


Frequency Percent nt Percent

Valid SMP 2 4.0 4.0 4.0

SMA 27 54.0 54.0 58.0

Perguruan Tinggi 21 42.0 42.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Pekerjaan

Valid Perce Cumulative


Frequency Percent nt Percent

Valid ASN 13 26.0 26.0 26.0

SWASTA 21 42.0 42.0 68.0

WIRASWASTA 5 10.0 10.0 78.0

LAIN_LAIN 11 22.0 22.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Satus Perkawinan

Valid Perce Cumulative


Frequency Percent nt Percent

Valid MENIKAH 42 84.0 84.0 84.0

BELUM MENIKAH 7 14.0 14.0 98.0

BERCERAI 1 2.0 2.0 100.0

Total 50 100.0 100.0


Analisa Tingkat Kecemasan
Tingkat Kecemasan Aparatur Kelurahan

Valid Perce Cumulative


Frequency Percent nt Percent

Valid Tidak Ada Kecemasan 19 38.0 38.0 38.0

Kecemasan Rendah 29 58.0 58.0 96.0

Kecemasan Sedang 2 4.0 4.0 100.0

Total 50 100.0 100.0

Anda mungkin juga menyukai