HIKMAH PUJIARTI
NIM. 212.20.022
HIKMAH PUJIARTI
NIM. 212.20.022
Telah diperiksa dan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
disetujui untuk dilakukan proses Ujian Seminar Proposal Studi Kasus.
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Palembang
Tanggal :………........
Ketua STIKes MP
iii
HALAMAN ORISINILITAS
Studi Kasus ini adalah hasil karya saya sendiri dan semua sumber yang dikutip maupun
dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
NIM : 21220022
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Dibuat di : Palembang
Pada Tanggal : Februari 2021
Yang menyatakan
Hikmah Pujiarti
NIM. 21220015
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PENULIS
Nama : Hikmah Pujiarti S.Kep
NIM : 21220022
Tempat/Tanggal lahir : Tanjung Lalang / 07 November 1998
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Nama Ayah : Sudarman
Nama Ibu : Rusnawati
Alamat : Dusun II RT 003 Desa Tanjung Lalang
Kecamatan Payaraman Kabupaten Ogan Ilir
Email : pujiartisr@gmail.com
II. Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri 04 Payaraman (2004-2010)
2. SMP Negeri 02 Payaraman (2010-2013).
3. SMA Negeri 1 Tanjung Batu 2013-2016)
4. Program SI Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang (2016-2020).
5. Program Pendidikan Ners Institut Ilmu Kesehatan Dan Teknologi
Muhammadiyah Palembang (2020-2021)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya mampu menyelesaikan penyusunan study kasus dengan
judul “Penerapan Keselamatan Pasien Dalam Pemberian Obat Oleh Perawat”
Penyususnan studi kasus adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan
pada Institut Ilmu Kesehatan Dan Teknologi Muhammadiyah Palembang. P
enyusunan studi kasus ini dapat terlaksana dengan baik berkat dukungan dari berbagai
pihak. Untuk itu, pada kesempatan ini peneliti mengcapakan banyak terima kasih
kepada :
7. Orang tua saya tercinta, Bapak Sudarman dan Ibu Rusnawati, terima kasih
telah membesarkan dan mendidik saya serta selalu mendoakan dan
mendukung untuk terus maju menjadi orang yang sukses. Terimakasih kalian
telah mengantarkan saya ke gerbang keberhasilan, ini adalah jawaban dari
doa-doa kalian yang selalu kalian panjatkan untuk saya
vii
8. Saudara-saudara saya, nok green, sumenyuu, dan human ila, terima kasih telah
mensupport saya selama menjalani kuliah ini sampai saya menyelesaikan
kuliah ini
9. Teman- teman seperjuangan yang telah berjuang bersama-sama, terima kasih
telah mensupport atas kelancaran dalam penyusunan studi kasus ini.
Walaupun demikian, dalam pembuatan ini belum sempurna. Oleh karena itu,
saya mengaharapkan saran kritik demi kesempuranaan penelitian ini. Namun
demikian adanya, semoga Studi Kasus ini dapat dijadikan acuan tindak lanjut penelitian
selanjutnya dan bermanfaat bagi kita semua, khususnya bidang ilmu keperawatan.
Akhir kata, s aya berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu. Semoga literature review ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu. Aamiin. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
HALAMAN ORISINILITAS.................................................................................iv
HALAMAN PUBLIKASI.......................................................................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP................................................................................vi
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................4
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................4
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................6
Konsep Teori...........................................................................................................6
A. MANAJEMEN KEPERAWATAN...........................................................6
1. Definisi.................................................................................................6
2. Fungsi Manajemen...............................................................................6
3. Prinsip-prinsip Manajemen ...............................................................10
4. Proses manejemen keperawatan.........................................................11
B. KESELAMATAN PASIEN (patient safety)............................................13
1. Definisi...............................................................................................13
2. Standar Keselamatan Pasien .............................................................13
3. Sasaran keselamatan pasien .............................................................14
4. Langkah-langkah keselamatan pasien ..............................................18
ix
5. Tujuan keselamatan pasien.............................................................19
6. Insiden keselamatan pasien ...........................................................19
C. MEDICATION ERROR...........................................................................20
1. Definisi .............................................................................................20
2. Prinsip pemberian obat.....................................................................23
3. Faktor –faktor yang mempengaruhi pemberian obat....................24
4. Akibat kesalahan pemberian obat..................................................26
5. Peran perawat dalam pemberian obat...............................................27
D. Telaah Jurnal............................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................46
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Daftar Referensi Artikel.........................................................................33
Tabel 2.2 Daftar Telaah Jurnal Metode VIA........................................................36
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan pasien (patient safety) menurut World Health
Organization (WHO) adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman, mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh
kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil. Penelitian oleh Harrison menunjukkan
tingkat keselamatan pasien di negara-negara dengan penghasilan rendah
seperti India dan Indonesia lebih rendah dibanding negara-negara dengan
penghasilan tinggi seperti Inggris dan Amerika Serikat. (KKPRS) Dalam
Solagracia.AG, 2017 )
Keselamatan pasien sangat penting diterapkan dirumah sakit, karena
kalau tidak diterapkan akan berdampak pada penurunan kepercayaan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Upaya peningkatan keselamatan
pasien telah diatur di dalam Peraturan Menteri Kesehatan nomor
308/Menkes/Per/VIII/2017 yang menjelaskan bahwa rumah sakit yang ada di
Indonesia wajib untuk menerapkan keselamatan pasien (Kemenkes, 2017).
Penerapan keselamatan pasien di rumah sakit ada 6 sasaran yaitu,
mengidentifikasi pasien dengan benar, meningkatkan komunikasi yang efektif,
meningkatkan keamanan obat – obat yang harus diwaspadai (High Alert
Medications), memastikan lokasi pembedahan yang benar proseduer, benar
pembedahan pada pasien yang benar, mengurangi risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan, dan mengurangi risiko cedera pasien akibat jatuh (SNARS,
2018).
Obat obatan menjadi bagian dari rencana pengobatan pasien,
manajemen RS harus berperan secara kritis untuk memastikan keselamatan
pasien. Nama Obat, rupa dan ucapan mirip (NORUM), yang membingungkan
staf pelaksana merupakan salah satu penyebab yang paling sering dalam
1
kesalahan obat (medication error). Oleh karena itu, kewaspadaan terhadap
obat-obat yang tingkat bahayanya tinggi harus ditunjukkan dengan
2
2
menyimpannya di tempat khusus dan tidak di setiap ruangan. Obat obatan lain
harus dibawah pengawasan apoteker, sehingga kalau ada dosis yang berlebihan
dapat disarankan ke dokternya untuk meninjau kembali terapinya (Kemenkes,
2011).
Medical error merupakan kejadian yang menyebabkan atau
berakibat pada pelayanan kesehatan yang tidak tepat atau membahayakan
pasien yang sebenarnya dapat dihindari. Konsep medication safety mulai
menjadi perhatian dunia setelah Institute of Medication (IOM) melaporkan
adanya kejadian yang tidak diharapkan (KTD) pada pasien rawat inap di
Amerika sebanyak 44.000 bahkan 98.000 orang meninggal karena medical
error (kesalahan dalam pelayanan medis) dan 7.000 kasus karena medication
error (ME). Terjadi atau tidaknya suatu kesalahan dalam pelayanan
pengobatan terhadap pasien telah menjadi indikator penting dalam
keselamatan pasien. Medication error merupakan jenis medical error yang
paling sering dan banyak terjadi. Kesalahan pengobatan (medication error)
dapat terjadi pada 4 fase, yaitu kesalahan peresepan (prescribing error),
kesalahan penerjemahan resep (transcribing erorr), kesalahan menyiapkan
dan meracik obat (dispensing erorr), dan kesalahan penyerahan obat kepada
pasien (administration error) (Adrini TM, 2015).
Di Indonesia, prevalensi medication error berdasarkan data nasional
kesalahan pemberian obat menduduki peringkat pertama sebesar 24,8% dari
10 besar insiden di rumah sakit yang pernah dilaporkan. Tahap dispensing
menempati urutan pertama pada kesalahan dalam proses penggunaan obat.
Pada penelitian di ruang perawatan pasien di RS Charitas Palembang
(Simamora, 2011). Kejadian Tidak Diinginkan yang berhubungan dengan
penggunaan obat (medication error) sebanyak 76 kasus (26%) dan dari seluruh
kejadian ini medication error yang paling sering terjadi adalah pada fase
administration 81,32%, fase prescribing 15,88 % dan fase transcribing 2,8%.
(Dalam Riski RY, 2019).
Berdasarkan penelitian kualitatif Rahmawati dan Oetari penyebab
kesalahan pemberian obat antara lain : Kurangnya pengetahuan, terutama para
3
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas maka rumusan masalah
dalam studi kasus ini adalah “Bagaimana Penerapan Keselamatan Pemberian
Obat Oleh Perawat”
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan
bagaimana penerapan keselamatan pasien dalam pemberian obat oleh
perawat di rumah sakit X.
2. Tujuan Khusus
a. untuk mengetahui apakah perawat melakukan tindakan sesuai standar
operasional prosedur (SOP)
b. untuk mengetahui apakah perawat mengikuti pelatihan pelatihan
tentang keselamatan pasien
5
b. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan
Penerapan Keselamatan Pemberian Obat Oleh Perawat di rumah
sakit X. Serta sebagai informasi dan masukan dalam melaksanakan
Penerapan Keselamatan Pemberian Obat Oleh Perawat di rumah
sakit X.
2. Manfaat praktis
a. Bagi rumah sakit
Menjadi masukan dan referensi dalam mempersiapkan kajian lebih
mendalam terhadap Penerapan Keselamatan Pemberian Obat Oleh
Perawat di rumah sakit X.
b. Bagi perawat
Menambah pengetahuan dan wawasan perawat dalam melakukan
praktik keperawatan yang efektif dalam Penerapan Keselamatan
Pemberian Obat Oleh Perawat di rumah sakit X..
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. MANAJEMEN KEPERAWATAN
1. DEFINISI
Manajemen adalah suatu proses melakukan kegiatan atau usaha
untuk mencapai tujuan organisasi melalui kerjasama dengan orang lain
(Raymon, 2012). Manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja,
melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok kearah tujuan
yang baik (Terry, 2006). Manajemen keperawatan menurut Nursalam
(2002) dalam Bakri (2017) Merupakan suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara
professional.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan, pengobatan dan
bantuan terhadap pasien (Gilles dalam Mugiarti, 2016). Menurut (Asmuji,
2014) manajemen keperawatan merupakan suatu proses menyelesaikan
suatu pekerjaan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan dengan menggunakan sumber daya yang efektif.
Menurut Mugianti (2016) manajemen keperawatan merupakan suatu
proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan,
pengobatan, dan bantuan terhadap para pasien. Manajemen keperawatan
merupakan suatu proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara professional (Bakri, 2017).
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, Manajemen merupakan suatu
pengelolan yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
7
2. FUNGSI MANAJEMEN
Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang
industrialis Perancis bernama Henry Fayol yang menyebutkan, bahwa ada
lima fungsi manajemen yaitu, merancang, mengorganisir, memerintah,
mengordinasi, dan mengendalikan (Setiadi, 2016). Kelima fungsi tersebut
Menurut Sitorus dan Panjaitan (2011) secara ringkas menjadi empat fungsi
manajemen yaitu sebagai berikut :
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen.
Perencanaan adalah koordinasi dan integrasi sumber daya
keperawatan dengan menerapkan proses manajemen untuk mencapai
asuhan keperawatan dan tujuan layanan keperawatan (Huber, 2000).
Fungsi perencanaan pelayanan dan asuhan keperawatan dilaksanakan
oleh kepala ruang.
Menurut Nursalam (2013) tugas kepala ruangan dalam hal
perencanaan :
1. Menunjuk ketua tim yang akan bertugas diruangan masing
masing
2. Mengikuti serah terima pasien pada shif sebelumnya
3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien: gawat, transisi,
dan persiapan pulan, bersama ketua tim
4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan kebutuhan pasien bersama katim, mengatur
penugasan serta penjadwalan
5. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan
6. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi patofisiologi,
tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan kepada pasien
7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk
kegiatan membimbing pelasakanaan askep, membimbing
8
d. Pengendalian (Controling)
Pengendalian merupakan fungsi pengawasan agar tujuan dapat
tercapai sesuai dengan rencana, apakah orang – orangnya, cara dan
waktunya tepat. Pengendalian juga berfungsi agar kesalahan dapat
segera diperbaiki (Sitorus dan Pajaitan, 2011).
1. Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang
telah ditentukan
2. Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan
dan keterampilan dibidang keperawatan
3. Melaksanakan penilaian dan mencantumkan kedalam Daftar
Penilaian Pelasakaan Pekerjaan Pegawai (DP3) bagi pelaksana
keperawatan dan tenaga lain diruang yang berada dibawah
tanggung jawabnya untuk berbagai kepentiangan (naik
pangkat/golongan, dan melanjutkan sekolah)
4. Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan
perawatan serta obat – obatan secara efektif dan efisien,
mengawani pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan
kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain diruang
rawat.
C. Medication Error
1. DEFINISI
Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi
yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau
keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan , dan peningkatan kesehatan ( PMK RI No.73,
2016).
Obat yaitu zat kimia yang dapat mempengaruhi jaringan biologi
pada organ tubuh manusia (Batubara, 2011). Definisi lain menjelaskan
obat merupakan sejenis subtansi yang digunakan dalam proses diagnosis,
pengobatan, penyembuhan dan perbaikan maupun pencegahan terhadap
gangguan kesehatan tubuh. Obat adalah sejenis terapi primer yang
memiliki hubungan erat dengan proses penyembuhan sebuah penyakit
(Potter & Perry, 2012). Obat adalah suatu bahan yang dimaksudkan
untuk digunakan dalam menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan,
menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejalah penyakit,luka atau
kelainan badania dan rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok
badan atau bagian badan manusia (Anief, 2006). Besarnya efektifitas obat
tergantung pada biosis dan kepekaan organ tubuh. Setiap orang berbeda
kepekaan dan kebutuhan biosis obatnnya.Tetapi secara umum dapat
dikelompokan, yaitu dosis bayi, anak-anak, dewasa dan orang tua (Djas,
dalam kasibu, 2017).
Medication error (ME) atau kesalahan pemberian obat menurut
National Coordinating Council (NCC) yaitu setiap kejadian yang dapat
dihindari yang menyebabkan atau berakibat pada pelayanan obat yang
tidak tepat atau membahayakan pasien sementara obat berada dalam
pengawasan tenaga kesehatan atau pasien. Medication error dapat
terjadi dimana saja dalam rantai pelayanan obat kepada pasien mulai dari
22
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan
nama dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus
diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk
menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum
memberi obat kepada pasien, label pada botol atau kemasannya
harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan obat
dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan
dengan obat yang diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat.
Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus
dikembalikan ke bagian farmasi. Jika pasien meragukan obatnya,
perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus
ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama
obat dan kerjanya (PMK RI No.72, 2016).
c. Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika
ragu, perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep
atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien. Jika pasien
meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada
beberapa obat baik ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda
tiap ampul atau tabletnya. Misalnya ondansentron 1 amp, dosisnya
berapa ? Ini penting !! karena 1 amp ondansentron dosisnya ada 4 mg,
ada juga 8 mg. ada antibiotik 1 vial dosisnya 1 gr, ada juga 1 vial 500
mg. jadi Anda harus tetap hati-hati dan teliti (PMK RI No.72, 2016).
d. Benar Cara/Rute Pemberian
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor
yang menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan
umum pasien, kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan
fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan
peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi(PMK RI
No.72, 2016).
1) Oral
24
e. Kolaborator
Perawat berkolaborasi dengan tim kesehatan lain, seperti dokter dan
farmasi yang bekerja di rumah sakit untuk menentukan pemberian
obat yang tepat untuk klien.
f. Konsultan
Perawat berkonsultasi dengan tim kesehatan dalam pemberian obat
terkait tindakan keperawatan yang akan diberikan sudah tepat.
g. Pembaharu
Peran ini perawat sebagai pembaharu dengan membuat
perencanaan pemberian obat dengan metode pelayanan keperawatan
yang sudah dikonsultasikan dengan tim kesehatan lain. Dalam hal ini
Perawat juga sangat berperan penting dalam proses pelaksanaan
pemberian obat. Perawat juga perlu pengetahuan dan keterampilan
serta pengetahuan yang sangat baik agar perawat mengerti mengapa
obat itu diberikan dan bagaimana kerja obat di dalam tubuh serta
tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat. (Potter & Perry, 2011).
D. TELAAH JURNAL
Pencarian artikel dilakukan dengan metode PICO dan dianalisis dengan
metode VIA. Berikut ini merupakan beberapa tahapan yang menjelaskan tentang
pencarian artikel.
1. Pertanyaan klinis
Bagaimana Penerapan Pemberian Obat Yang Dilakukan Oleh Perawat?
2. Kata kunci (Keyword)
P (Problem/Population) : Pemberian Obat
I (Intervention) : Penerapan Pemberian Obat
C (Comparison) :-
O (Outcome) : Keselamatan Pasien
3. Kriteria Artikel
Terdapat beberapa kriteria artikel dalam pemilihan referensi studi kasus
ini, yaitu:
30
a. Artikel yang memiliki judul dan isi yang relevan dengan tujuan
b. Artikel yang berbahasa Indonesia atau bahasa Inggris serta dalam
bentuk fulltext
c. Artikel terakit Penerapan Pemberian Obat
d. Artikel penelitian yang dipublikasikan sekitar tahun 2015 sampai
dengan 2021
Adapun beberapa kriteria ekslusi dalam pemilihan referensi studi
kasus ini, yakni artikel yang tidak memiliki struktur lengkap, review artikel,
dan artikel yang tidak membahas mengenai Penerapan Pemberian Obat.
4. Searching Literature (Journal)
Setelah dilakukan pencarian artikel melalui database elektronik yaitu
Google Scholar dan Pubmed didapatkan artikel penelitian yang sesuai
dengan kata kunci (keyword) sekitar 1.060 di Google Scholar dan 539 di
Pubmed artikel yang ditemukan. Kemudian penulis memilih sendiri artikel
yang sesuai dengan judul, abstrak, isi, dan tujuan dari penulisan studi kasus
ini.
Artikel yang terpilih harus sesuai dengan kriteria inklusi. Artikel yang
tidak terkait mengenai penerapan pemberian obat dikeluarkan sehingga
didapatkan artikel yang dipilih sebanyak 4 artikel di Google Scholar
dan 1 artikel di Pubmed yang telah dibaca dengan cermat melalui
abstrak, tujuan, dan data analisis dari pertanyaan awal penulis dalam
mengumpulkan informasi mengenai penerapan pemberian obat pada
keselamatan pasien.
Tabel 2.1 Daftar Referensi Artikel
1. Sampel dalam Penelitian ini - Hasil penelitian menunjukan bahwa Penelitian ini Lediana
penelitian ini adalah menganalisa faktor faktor yang mempengaruhi dilaksanakan 1 Tampubolon1,
10 orang yang faktor apakah yang penerapan prinsip keselamatan bulan dari bulan Pujiyanto. 2018
terdiri dari Dokter mempengaruhi pasien dalam pemberian obat antara April–Mei 2018
DPJP, perawat penerapan prinsip lain kurangnya supervisi dari
penanggung jawab keselamatan pasien pimpinan, kurangnya jumlah SDM
shift, petugas farmasi dalam proses perawat, tingginya turnover
meliputi apoteker pemberian obat perawat, tidak tersedianya SPO
dan apoteker oleh perawat di pemberian obat dengan prinsip 7
pendamping, serta 2 rawat inap rumah benar, sosialisasi yang tidak
orang dari level sakit X. dilakukan secara kontinyu dan tidak
manajemen yaitu adanya program diklat atau
Kepala bidang pelatihan di rumah sakit X.
keperawatan dan
Direktur rumah sakit
31
2. Sampel penelitian ini Penelitian ini - Hasil menunjukka bahwa Penelitian ini Fatma Siti
adalah perawat menganalisis persentase perawat dalam dilakukan pada Fatimah, 2016.
pelaksana di ruang Bagaimana penerapan prinsip benar dalam tanggal 23 Juni
rawat inap bangsal gambaran kategori baik yaitu sebanyak 13 2016
Zaitun dan Wardah karakteristik perawat (40,6%) dan paling banyak
Rumah Sakit PKU responden dalam dalam kategori cukup yaitu
Muhammadiyah penerapan prinsip sebanyak 19 perawat (59,4%).
Yogyakarta Unit II benar pemberian kategori kurang.
serta memenuhi obat di Rumah
kriteria inklusi dan Sakit PKU
ekslusi yang Muhammadiyah
berjumlah 32 Yogyakarta Unit
perawat. II..
3. Sampel yang Penelitian ini - Hasil penelitian ini menunjukkan Penelitian Ariputra
digunakan dalam menganalisis bahwa tidak terdapat hubungan dilakukan pada Patintingan, dkk.
penelitian ini adalah hubungan antara antara tingkat pengetahuan perawat bulan Juli 2018 – 2016
seluruh populasi Hubungan tingkat dan penerapan enam benar Desember 2018
yaitu perawat pengetahuan pemberian obat di Satu Rumah
pelaksana di ruang perawat mengenai Sakit Swasta Indonesia Bagian
rawat inap di Rumah enam benar Barat.
32
Sakit Swasta di pemberian obat
Bagian Barat yang dengan
berjumlah 41 orang. penerapannya di
Rumah Sakit
Swasta Indonesia
Bagian Barat
4. Pengambilan sampel Penelitian ini - Hasil menunjukkan bahwa tidak Penelitian Sri Haryani,
pada penelitian ini meganalisa Faktor ada hubungan antara umur, dilakukan pada Farida Esmianti.
dengan – Faktor Yang pendidikan dan pengetahuan bulan April 2015, 2015
menggunakan teknik Berhubungan dengan penerapan prinsip “Enam
Total Sampling yaitu Dengan Penerapan Tepat” pemberian obat di RSUD
35 orang Prinsip Enam Tepat Curup, tetapi ada hubungan antara
Pemberian Obat lama kerja dengan penerapan
prinsip “En- am Tepat” pemberian
obat di RSUD Curup.
5. Sampel sebanyak 17 Penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan 12 Penelitian Kevin Imanuel
orang dipilih meganalisa perawat tidak patuh (70,59%) dilakukan pada Cessar Diongano,
menggunakan teknik bagaimana dalam penerapan prinsip lima benar bulan Juni 2019. dkk. 2020
total sampling. Kepatuhan Perawat pemberian obat. Benar pasien
Dalam Penerapan terdapat 12 perawat tidak patuh
33
Lima Benar (70,59%). Benar obat terdapat 17
Pemberian Obat perawat patuh (100%). Benar dosis
terdapat sembilan perawat
(52,95%) tidak patuh. Benar waktu
terdapat 10 perawat patuh
(58,82%). Benar cara pemberian
terdapat 16 perawat patuh
(94,11%).
34
35
Applicability
Mengidentifikasi dari penelitian tersebut yang dilakukan
yaitu observasional (non-eksperimental) yang hanya
bersifat deskriptif dan juga merupakan studi analitik.
Penelitian ini dipilih dengan dasar pertimbangan bahwa
penelitian ini memerlukan data dan informasi lengkap,
lebih mendalam dan bermakna serta dapat
mendeskripsikan secara komprehensif dengan konteks
yang sebenarnya dan dapat menerangkan fenomena secara
keseluruhan.
Hubungan Tingkat Validity
Pengetahuan Perawat a. Desain: Penelitian yang dilakukan merupakan jenis
Mengenai Enam penelitian deskriptif kuantitatif.
Benar Pemberian b. Sampel: yang digunakan adalah seluruh perawat
Obat Dengan pelaksana di ruang rawat inap sebanyak 41 orang.
Penerapannya Di Sampel tersebut diambil menggunakan teknik sampel
Rumah Sakit Swasta jenuh.
Indonesia Bagian c. Kriteria Inklusi dan Ekslusi: Kriteria inklusi pada
Barat penelitian tersebut adalah perawat pelaksana dan
kepala ruang Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian
Barat. Adapun kriteria ekslusi pada penelitian tersebut
adalah selain adalah perawat pelaksana dan kepala
ruang di Rumah Sakit Swasta Indonesia Bagian
Barat
d. Randomisasi: Pada artikel tersebut tidak dilakukan
randomisasi dalam pengambilan sampel
Important dalam Hasil
e. Karakteristik subjek: Tingkat Pengetahuan Enam
Benar Pemberian Obat, Hubungan Tingkat
Pengetahuan Enam Benar dan Penerapan Pemberian
Obat
38
46
Hutagalung R, 2020. Kepatuhan Perawat Dalam Penerapan Lima Benar Pemberian
Obat. Volume 16 Nomor 1.
Istiningtyas, Anita. 2016. Hubungan Sumber Daya Dengan Pelaksanaan Handover
Sebagai Sasaran Keselamatan Pasien. Jurnal KesMaDasKa
Kassean, H. K., & Jagoo, Z. 2015. Managing change in the nursing handover from
traditional to bedside handover–a case study from Mauritius. Mauritius: BMC
Nurcing
Kementerian Kesehatan RI. 2015. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2015 Tentang
Pedoman Organisasi Rumah Sakit. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI
Khodir Abdul Jaelani, Findy Hindratni. 2017. Gambaran Skrining Resep Pasien Rawat
Jalan Di Puskesmas Kota Yogyakarta Tahun 2015. Journal Endurance 2 (1): 1-6.
Listianawati, R (2018). Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Keselamatan Pasien
(Patient Safety) Dengan Sikap Perawat Terhadap Pemberian Obat di Ruang
Rawat Inap Kelas III RSUD dr. Lokmono Hadi Kudus . Diakses pada tanggal 02
Agustus2019fromhttps://prosiding.stikescendekiautamakudus.ac.id/index.php/pro
s/article/view/303/83
Marianna S, Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Terhadap Manajemen
Keselamatan Pasien Dalam Pemberian Obat Kewaspadaan Tinggi Di Rumah
Sakit Menteng Mitra Afia, Jakarta. Jurnal Online Keperawatan Indonesia Vol. 2
No. 1
Nilasari Putu, Delina Hasan, Wahyudi Uun H. 2017. Faktor-Faktor yang Berkaitan/
Berhubungan dengan Medication Error dan Pengaruhnya Terhadap Patient
Safety yang Rawat Inap di RS. Pondok Indah Jakarta Tahun 2012 – 2015. Social
Clinical Pharmacy Indonesia Journal 2 (1):1-9 ISSN 2502-8413.
Norisca Aliza Putriana dkk, 2017. Review : Medication Erorr Pada Tahap Prescribing,
Transcribing, Dispensing, dan Administration. Majalah Farmasetika, Vol.2 No.4
Nurdiana dan Sulistyani, D. Ed. (2016). Buku saku keperawatan. Jakarta: Bidang
Keperawatan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
47
Patintingan A, dkk, 2018. Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Mengenai Enam
Benar Pemberian Obat Dengan Penerapannya Di Rumah Sakit Swasta Indonesia
Bagian Barat. Nursing Current Vol. 6 No. 2, Juli 2018 – Desember 2018
Supriyadi, dkk, Penerapan Keselamatan Pasien Dalam Pemberian Obat Oleh Perawat
Di Rsjd Propinsi Jawa Tengah. Jurnal Ilmu Keperawatan Dan Kebidanan (JIKK)
Vol…No…
Persatuan Rumah Sakit Indonesia. 2007. Laporan Peta Nasional Keselamatan Pasien-
KonggresPERSI. Jakarta.
Rahmawati, F., dan Oetari, R.A, 2002. Kajian penulisan resep: “Tinjauan
AspekLegalitas dan Kelengkapan Resep di Apotek-apotek Kotamadya
Yogyakarta”. Majalah Farmasi Indonesia. 13:86-94. Yogyakarta.
Setiawan, A. dan saryono. (2011). Metodologi Penelitian kebidanan. Nuha Medika.
Jakarta
Simamora, R. H. (2019). Documentation of patient identification into the electronic
system to improve the quality of nursing services. International Journal Of
Scientific & Technology Research. 8(9) : 1884-1886.
Sugiyono. (2011). Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tampubolon L,dkk, 2018. Analisis Penerapan Prinsip Keselamatan Pasien Dalam
Pemberian Obat Terhadap Terjadinya Medication Error di Rawat Inap Rumah
Sakit X. Jurnal ARSI/Juni 2018Volume 4 Nomor 3
Triwibowo. 2013. Manajemen pelayanan keperawatan di rumah sakit. Jakarta: TIM.
Wardhani, Viera. 2017. Buku Ajar Manajemen Keselamatan Pasien. Malang: UB Press.
World Health Organization. Medication Errors: Technical Series on Safer Primary
Care. 2016. ISBN 978-92-4-151164-3
WHO, (2011). WHO Patient safety curricullum guide:multi professional edition
Yuwono dkk, 2017. Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Medication Error Pada
Pasien Kemoterapi Di RSUP DR.Mohammad Hoesin Palembang. Majalah
Kedokteran Sriwijaya, Th. 49 Nomor 4,
Zakiah Rasmi O, Zahra Wafiyatunisa. 2017. Kejadian Medication Error Pada Fase
Prescribing Di Poliklinik Pasien Rawat Jalan RSD Mayjend HM Ryacudu
Kotabumi. JK Unila 1 (3):540-545.
48