T DENGAN GANGGUAN
MOBILITAS FISIK DALAM TINJAUAN TEORI PEMENUHAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA VIRGINIA HENDERSON
DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA
TENTENA
(Studi kasus)
HALAMAN SAMPUL
NINING
PO7120421080
i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Karya Ilmiah Akhir ini telah diperiksa dan disetujui untuk di uji oleh tim
Penguji Poltekkes Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan Program Studi Profesi
Ners.
Nama : Nining
NIM : PO7120421080
Iwan, S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIP. 197703262003121004
Amyadin.,SKM.,M.Si
NIP. 196710021987031002
Mengetahui
Ketua Program Studi Profesi Ners
Dr. Jurana,S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIP. 197112151991012001
ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI
Nama : Nining
NIM : PO7120421080
Tim Penguji
Palu, September 2022
Dr. Jurana.S.Kep.,Ns.,M.Kes
Nip :197112151991012001
Penguji 1
Lindanur Sipatu,S.Kep.,Ns.,MM
Nip :19720520199603200 Penguji 2
Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Ners
Dr.Jurana,S.Kep.,Ns.,M.Kes
NIP .197112151991012001
iii
CURRICULUM VITAE
1. Data Umum
a. Nama Lengkap : Nining
b. Tempat/Tanggal Lahir : Paisulamo, 12 Januari 1999
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Status Perkawinan : Belum Kawin
f. Alamat Lengkap : Desa Paisulamo, Kecamatan Labobo,
Kabupaten Banggai Laut, Provinsi Sulawesi Tengah
g. Nomor Telepon Rumah/HP : 0821-8717-0305
h. Alamat e-mail : niningpamuna11@gmail.com
2. Riwayat Pendidikan
a. Sekolah Dasar : SDN Paisulamo 2007-2012
b. Sekolah Menengah Pertama : MTSN Mansalean, 2012-2014
c. Sekolah Menengah Atas : MAN Mansalean, 2014-2017
d. Diploma IV : Poltekkes Kemenkes Palu 2017-2021
a. Profesi Ners : Poltekkes Kemenkes Palu 2021 - 2022
Nining,S.Tr.Kep
iv
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI PENDIDIKAN PROFESI NERS
Nining, 2022. Asuhan Keperawatan Pada Ny.T Dengan Gangguan Mobilitas Fisik
Dalam Tinjauan Teori Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia
Virginia Henderson di Panti Sosial Tresna Werdah Tentena. Karya
Ilmiah Akhir Prodi Pendidikan Profesi Ners Palu Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palu. Pembimbing (1) Iwan
(2) Amyadin.
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir ini dengan
baik. Ucapan terima kasih yang tak terhingga saya sampaikan kepada orang tua
saya, ibunda Zuhuria, kakak dan adik tercinta yang tidak pantang menyerah dalam
memberikan doa, bantuan dukungan material, kasih sayang, pengorbanan, dan
semangat disetiap langkah perjalanan saya dalam menuntut ilmu. Penulisan Karya
Ilmiah Akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mencapai gelar Profesi Ners Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palu.
Karya Ilmiah Akhir ini terwujud atas bimbingan, pengarahan, dan bantuan dari
berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Nasrul,SKM.,M.Kes selaku Direktur Politeknik Kementrian Kesehatan Palu.
vi
9. Bapak dan ibu pengelola Prodi Profesi Ners Politeknik Kementrian
Kesehatan Palu yang banyak membantu dari awal perkuliahan hingga
penyelesaian karya ilmiah akhir ini.
10. Seluruh pihak yang ikut membantu, baik secara langsung maupun tidak
langusng. Peneliti hanya bisa berdoa, semoga Allah karuniakan kebaikan-
kebaikan kepada mereka. Aamiin.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas akhir ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
Nining,S.Tr.Kep
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING..........................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI..........................................................iii
ABSTRAK...............................................................................................................v
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................5
C. Tujuan Penelitian............................................................................................5
D. Manfaat Penelitian..........................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................8
A. Konsep Teori Keperawatan............................................................................8
B. Konsep Stroke Non Hemoragic....................................................................11
C. Konsep Asuhan Keperawatan Terkait..........................................................18
BAB III LAPORAN KASUS KELOLAAN UTAMA.........................................34
A. Identitas Pasien.............................................................................................34
B. Rencana Asuhan Keperawatan.....................................................................50
C. Implementasi Keperawatan..........................................................................52
D. Catatan Perkembangan.................................................................................57
BAB IV ANALISIS...............................................................................................60
A. Analisis Masalah Keperawatan Utama Dengan Konsep Kasus Terkait.......60
B. Analisis Intervensi Utama dihubungkan Dengan Konsep Teori dan
Penelitian/ Jurnal Terkait..............................................................................63
C. Alternatif Pemecahan Masalah Yang Dapat Dilakukan...............................66
BAB V PENUTUP.................................................................................................70
A. Kesimpulan...................................................................................................70
B. Saran.............................................................................................................71
viii
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................72
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Pathway.............................................................................................15
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Festi W, 2018)
menjaga tubuh tetap bersih dan rapi, menghindari bahaya dari lingkungan,
1
2
teratur, dan mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehat (Asri &
Rahmawati, 2021).
mobilitas dan aktivitas adalah penyakit multiple aklerosis, fraktur, atau cidera
terjadi apabila pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau pecah yang
berdasarkan total jumlah nyawa yang hilang terkait dengan kasus stroke. Sejak
tahun 2000, peningkatan kematian terbesar dengan kasus stroke meningkat lebih
dari 2 juta menjadi 8,9 juta kematian pada tahun 2019 dengan kasus penyebab
penting dan mendesak baik stroke hemoragic maupun stroke non hemoragic. Di
disebabkan oleh penyakit stroke di Indonesia pada tahun 2018 adalah sebanyak
19,3% dan diperkirakan 550.000 kasus baru setiap tahunya. Berdasarkan Data
Berdasarkan kategori usia, penderita stroke dengan rentang usia 65-74 tahun dan
75+ tahun. Populasi penderita stroke di Indonesia lebih banyak berjenis kelamin
Hal ini menunjukkan bahwa faktor resiko yang dapat memicu terjadinya
stroke adalah kurang aktivitas fisik, hipertensi , diabetes mellitus, pola makan
yang buruk serta stress mental dan fisik (P2PTM Kemenkes RI, 2018). Dan di
penderita stroke atau diperkirakan sebanyak 7.847 ribu orang (Dinkes Sulawesi
Tengah, 2020).
stroke terdiri dari stroke non hemoragic dan stroke hemoragic. Stroke non
hemoragic adalah tipe stroke yang paling sering terjadi, hampir 80% dari semua
stroke yang disebabkan oleh gumpalan atau sumbatan lain pada arteri yang
4
klinis terkait kelemahan anggota gerak salah satunya adalah gangguan mobilitas
fisik, dimana pengertian mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerakan fisik
dari satu atau lebih ektremitas secara mandiri. Dari pengertian tersebut gangguan
merupakan salah satu dampak yang paling sering terjadi pada penderita stroke
komplikasi lebih lanjut (Sara, 2020) . Solusi yang dilakukan yaitu dengan adanya
latihan Range of Motion (ROM) aktif dan pasif pada penderita stroke. Hasil dari
ekstremitas yaitu kekuatan otot pada tangan dan kaki (Yudha et al., 2017).
model teori penting yang mampu mewakili respon kebutuhan pasien terhadap
suatu penyakit. Ditinjau dari teori Henderson kasus gangguan mobilitas fisik
pada pasien stroke non hemoragic yang berkaitan dengan kebutuhan dasar
teori ini berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan dasar klien sebagai respons
antara perawat dan klien, mengembangkan konsep pertolongan pada diri sendiri,
pelayanan kesehatan kepada pasien dan keluarga. Oleh karena itu, perawat dalam
(Nusatirin, 2018).
keperawatan pada Ny.T dengan gangguan mobilitas fisik dalam teori Virginia
B. Rumusan Masalah
yang perlu dibahas dalam Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah “Bagaimana
Tentena?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tentena.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Hasil laporan ini dapat digunakan sebagai bahan dokumentasi dan bahan
c. Bagi Peneliti
dapat membantu individu yang sakit dan yang sehat dalam melaksanakan
meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan secara mandiri oleh individu
8
9
(Zamrodah, 2021).
Dari penjelasan diatas ada beberapa poin penting yang dapat diambil
yaitu :
c. Eliminasi
10
pada poin 1-9 termasuk komponen kebutuhan biologis. Pada poin 10 dan 14
Berdasarkan teori diatas serta judul dari karya ilmiah ini, penulis hanya
gangguan mobilitas fisik pada pasien stroke non hemoragic. Ditinjau dari
teori Virginia Henderson kasus gangguan mobilitas fisik pada pasien stroke
asuhan keperawatan ini terlihat dari kemajuan kondisi pasien, yang semula
1. Pengertian
Menurut World Health Organization (WHO) stroke merupakan
gejala yang dapat diartikan suatu gangguan fungsional otak yang terjadi
12
secara mendadak dengan tanda dan gejala klinik baik fokal maupun global
akibat gangguan suplay darah kebagian otak (Brunner & Suddarth, 2014).
Stroke non hemoragic biasa disebut dengan stroke iskemik yang muncul
atau lebih yang pada umumnya terjadi akibat berkurangnya aliran darah ke
otak dimana sekitar 85% yang terjadi akibat obstruksi atau bekuan di satu
2. Etiologi
Stroke biasanya terjadi disebabkan oleh satu dari kejadian dibawah ini :
a. Thrombolisis
b. Emboli Cerebral
aliran darah ke otak yang disuplay oleh pembuluh darah yang menyempit
3. Manifestasi Klinik
lain :
4. Patofisiologi
Stroke non hemoragic yang paling sering disebabkan oleh oklusi
pembuluh darah otak besar akibat emboli maupun thrombosis yang dapat
bersumber dari jantung arkus aorta, atau lesi arteri lainnya, seperti arteri
bergantung pada lokasi dan ukuran arteri yang tersumbat (Black & Hawks,
2014).
14
pada daerah ekstremitas, perubahan yang terjadi ini sesuai dengan arteri
sebagai hasil dari infark pada lobus temporal otak. Afasia Broca
mempengaruhi produksi bicara sebagai akibat dari infark lobus frontal otak
dan Afasia global mempengaruhi komprehensi dan produksi bicara (Black &
Hawks, 2014).
6. Penatalaksanaan
a. Fase akut
Fase akut stroke berakhir 48 jam. Pasien yang koma pada saat masuk
fase akut ini adalah mempertahankan jalan nafas dan ventilasi yang baik.
b. Fase rehabilitasi
Fase rehabilitasi stroke adalah fase pemulihan pada kondisi sebelum
salah satunya adalah Range of Motion (ROM) yang merupakan salah satu
keluarga.
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang stroke menurut (Brunner & Suddarth, 2014)
sebagai berikut:
hemoragik secara tepat dan cepat karena pasien stroke non hemoragik
neoplasma, abses).
awal pada stroke akut. Sayangnya, pemeriksaan ini dan pemeriksaan MRI
c. Angiografi Serebral
Angiografi serebral dapat membantu untuk menentukan penyebab stroke
e. Elektrokardiografi
Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk melihat ada atau tidaknya
miokard infark, aritmia, atrial fibrilasi yang dapat menjadi faktor resiko
pada stroke.
f. Echokardiografi
Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk melihat ada atau tidaknya
18
g. USG
USG dapat digunakan untuk mendeteksi adanya stenosis atau oklusi
h. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah yang dapat dilakukan mencakup pemeriksaan darah
1. Pengkajian Fokus
Menurut (Debora, 2013) anamnesa pada stroke meliputi identitas
a. Identitas Klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
b. Keluhan utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
adalah kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak dapat
nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang sampai tidak sadar, selain
gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak yang lain.
dan merupakan data dasar untuk mengkaji lebih jauh dan untuk
f. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
Pengkajian psikologis klien stroke meliputi beberapa dimensi yang
20
1) Pola nutrisi
Adanya kesulitan pada saat pasien menelan, nafsu makan menurun,
2) Pola eliminasi
Biasanya terjadi inkontinensia urine dan pada pola defekatif
usus.
3) Pola aktivitas
Adanya kesusahan dalam melakukan aktivitas karena pasien
4) Pola istirahat
Biasanya pasien cenderung mengalami kesusahan untuk tidur
bagian tubuhnya.
h. Pemeriksaan fisik
ini dapat dilakukan secara head to toe (kepala sampai dengan kaki).
22
kanan maupun kiri tergantung lokasi yang lemah dan dimana letak
2) Mata
3) Hidung
bauan dari perawat namun ada juga yang tidak diberikan, dalam
maupun kekiri
5) Telinga
6) Leher
normal.
7) Dada
retraksi, suara jantung, suara tambahan, ictus cordis, dan apa saja
8) Pemeriksaan abdomen
9) Pemeriksaan genetalia
10) Ekstermitas
Meliputi pemeriksaan rentan gerak dalam batas normal ataupun
tidak, edema, tremor, terdapat nyeri tekan atau tidak, alat bantu
Kekuatan otot :
11) Integument
Warna kulit biasanya sawo matang/putih/pucat, kulitg kering
ataupun lembab, terdapat lesi atau pun tidak, kulit bersih atau kotor,
CRT ≥2 detik.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut (PPNI, 2017) diagnosa yang dapat muncul pada kasus stroke
antara lain :
neuromuscular (D.0054)
(D.0143)
neuromuscular (D.0109)
neuromuscular (D.0119)
26
27
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan menurut Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) dan Standar Luaran Keperawatan
Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Dukungan Mobilisasi
berhubungan dengan gangguan 3x24 jam, diharapkan mobilitas meningkat (I.05173) Observasi :
neuromuscular (D.0054) (L.05042) dengan kriteria hasil : - Identifikasi adanya nyeri atau
Pergerakan ekstremitas meningkat (5) keluhan fisik lainnya
Kekuatan otot meningkat (5) - Identifikasi toleransi fisik melakukan
Rentang gerak (ROM) meningkat (5) pergerakan
Kaku sendi menurun (5) - Monitor frekuensi jantung dan
Gerakan terbatas menurun (5) tekanan darah sebelum memulai
Kelemahan fisik menurun (5) mobilisasi
- Monitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
Terapeutik :
- Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan
alat bantu (mis. pagar tempat tidur)
- Fasilitasi melakukan pergerakan
- Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan
pergerakan
Edukasi :
- Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
28
-
Kolaborasi pemberian pelunak tinja,
jika perlu
3. Resiko jatuh dibuktikan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Pencegahan Jatuh (I. 14540)
kekuatan otot menurun 3x24 jam, diharapkan tingkat jatuh menurun Observasi :
(D.0143) (L.14138) dengan kriteria hasil : - Identifikasi faktor risiko jatuh
Jatuh dari tempat tidur menurun - Identifikasi risiko jatuh
(5) Jatuh saat berdiri menurun (5) setidaknya sekali setiap shift
Jatuh saat duduk menurun (5) - Identifikasi faktor lingkungan
Jatuh saat berjalan menurun (5) yang meningkatkan risiko jatuh
Jatuh saat dipindahkan menurun (5) - Hitung risiko jatuh dengan
Jatuh saat naik tangga menurun (5) menggunakan skala skala
Jatuh saat di kamar mandi menurun (mis.Fall Morse Scale Humpty
(5) Jatuh saat membungkuk menurun Dumpty Scale) jika perlu.
(5) - Monitor kemampuan berpindah
dari tempat tidur ke kursi roda
dan sebaliknya
Terapeutik :
- Orientasikan ruangan pada
pasien dan keluarga
- Pastikan roda tempat tidur dan
kursi roda selalu dalam kondisi
terkunci
- Pasang handrall tempat tidur
- Atur tempat
Edukasi :
- Anjurkan memanggil perawat
jika membutuhkan bantuan untuk
berpindah
- Anjurkan menggunakan alas kaki
yang tidak licin
- Anjurkan berkonsentrasi untuk
30
Kemampuan
5. Gangguan komunikasi verbal Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Promosi Komunikasi: Devisit Bicara
berhubungan dengan gangguan 3x24 jam, diharapkan komunikasi verbal (I.13492)
neuromuscular (D.0119) (L.13118) dengan kriteria hasil: Observasi :
Kemampuan berbicara meningkat (5) - Monitor kecepatan, tekanan,
Kemampuan mendengar meningkat (5) kuantitas, volume dasn diksi bicara
Kesesuaian ekspresi wajah/tubuh meningkat (5) - Monitor proses kognitif, anatomis,
Kontak mata meningkat (5) dan fisiologis yang berkaitan dengan
Respon perilaku membaik (5) bicara
Pemahaman komunikasi membaik (5) - Monitor frustrasi, marah, depresi
atau hal lain yang menganggu bicara
- Identifikasi prilaku emosional dan
fisik sebagai bentuk komunikasi
Terapeutik :
- Gunakan metode komunikasi
alternative (mis: menulis, berkedip,
papan Komunikasi dengan gambar
dan huruf, isyarat tangan, dan
computer)
- Sesuaikan gaya Komunikasi dengan
kebutuhan (mis: berdiri di depan
pasien, dengarkan dengan seksama,
tunjukkan satu gagasan atau
pemikiran sekaligus, bicaralah
dengan perlahan sambil menghindari
teriakan, gunakan Komunikasi
tertulis, atau meminta bantuan
keluarga untuk memahami ucapan
pasien.
- Modifikasi lingkungan untuk
32
meminimalkan bantuan
- Ulangi apa yang disampaikan pasien
- Berikan dukungan psikologis
- Gunakan juru bicara, jika perlu
Edukasi :
- Anjurkan berbicara perlahan
- Ajarkan pasien dan keluarga proses
kognitif, anatomis dan fisiologis
yang berhubungan dengan
kemampuan berbicara
Kolaborasi :
- Rujuk ke ahli patologi bicara atau
terapis
4. Implementasi
5. Evaluasi
A. Identitas Pasien
Nama : Ny.T
Umur : 75 tahun
Pendidikan : SD
Alamat : Klaten
Suku : Jawa
Agama : Kristen
Status : Single
2. Keluhan Utama
dengan skala kekuatan otot kaki kanan dan kaki kiri 2/2. Klien
34
dengan hasil 170/90 mmhg.
35
36
hipertensi
A. Pengkajian Dasar
Compos Mentis
2. pulse : 84 x/menit
3. respirasi : 24 x/menit
4. Temperature : 36,5oC
Wita dan tidur malam pukul 18.00 Wita. klien tidak memiliki
kesulitan tidur
B. sistem persyarafan
tekan
37
2. mata
2/6
d. pupil : Isokor
C. Sistem Kardiovaskuler
D. Oedema
E. Sistem Gastriontestinal
dan klien tidak alergi obat-obatan, Klien makan nasi, lauk dan
sayur
makan
mengunyah makanan
F. Sistem Genitouronaria
G. Sistem Kulit
1. Kulit
a. Temperatur 36,5 ºc
H. Sistem Muskuloskeletal
1. Konraktur
sendi tripes
2. Tingkat mobilitas
c. Keuatan otot : 4 4
2 2
Petunjuk Pengisian
Keterangan : 100
a 130 : MANDIRI
b 65 – 125 : KETERGANTUNGAN
c 60 : KETERGANTUNGAN TOTAL
b. Pengkajian status mental :untuk penilaian deficit otak pada pasien
usila
Petunjuk / instruksi :
Bahasa
Total Nilai
Interpretasi Nilai : 23
24 – 30 : Tidak Ada Gangguan Kognitif
18 – 23 : Gangguan Kognitif Ringan
0 – 17 : Gangguan Kognitif Berat
Catatan :bahwa setiap jawaban yang sesuai mempunyai skor nilai 1 (satu)
Penilaian :
Nilai 0 – 3 : Disfungsi keluarga sangat tinggi
Nilai 4 – 6 : Disfungsi keluarga sedang
Nilai 7 – 8 : Disfungsi keluarga ringan
Nilai 9 – 10 : Utuh
2. Klasifikasi Data
48
3. Analisa Data
DS : Edukasi
- Pasien mengatakan sulit a. Jelaskan tujuan dan prosedur
menggerakkan kedua kaki mobilisasi
- Pasien mengatakan lumpuh b. Anjurkan melakukan mobilisasi
sejak tahun 2017 dini
- Pasien mengatakan cepat lelah c. Ajarkan mobilisasi sederhana
ketika melakukan aktivitas yang harus dilakukan (duduk
meskipun hanya duduk disisi tempat tidur)
ditempat tidur
- Pasien mengatakan aktivitas
dibantu oleh pegawai yang
bertugas di wisma cempaka
52
C. Implementasi Keperawatan
D. Catatan Perkembangan
kanan dan kaki kiri pasien 2/2, ekstremitas bawah kanan dan kiri ROM
pasif 25 (buruk), serta aktivitas pasien tampak dibantu oleh pegawai yang
60
61
juga dalam teori kebutuhan dasar manusia Virginia Henderson pada tahap
diagnosa keperawatan yang utama pada kasus ini adalah gangguan mobilitas
gangguan mobilitas fisik adalah keterbatasan dalam gerak fisik dari satu
disebut dengan emboli akan lepas dan berjalan mengikuti aliran darah. Jika
aliran ke setiap bagian otak tersumbat karena thrombus atau emboli maka
neuron. Area yang mengalami nekrosis yaitu area brodman 4 dan 6 dimana
Apabila tidak dilakukan pengobatan yang tepat hal ini bisa menyebabkan
mobilitas fisik yang terjadi pada akibat proses metabolisme dalam otak
ada kesenjangan antara teori dan fakta dari kasus pasien Ny.T dengan
Virginia Henderson yang muncul pada pasien yaitu kesulitan untuk bergerak
(SIKI) dengan merujuk pada tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan
2019) mengatakan bahwa latihan yang efektif untuk dilakukan pada pasien
stroke selain fisioterapi adalah latihan ROM yang dapat diterapkan dengan
aman sebagai salah satu terapi pada berbagai kondisi pasien dan
ringan seperti ROM memiliki beberapa keuntungan antara lain lebih mudah
65
dipelajari dan diingat oleh pasien dan keluarga mudah diterapkan dan
dan relaksasi selama gerakan ROM pasif yang dilakukan pada pasien stroke
terjadi penguluran serabut otot dan peningkatan aliran darah pada daerah
ROM menjadi salah satu bentuk latihan yang berfungsi dalam pemeliharaan
fleksibilitas sendi dan kekuatan otot pada pasien stroke. (Hidayah et al.,
2022).
penderita stroke tidak mampu melakukan aktivitas secara mandiri dan hanya
lama maka perlu dilakukan latihan range of motion (ROM) agar dapat
Range of Motion (ROM). Pada hari pertama dan hari kedua pasien dilatih
menggerakkan kaki kanan dan kaki serta tangan kanan pasien, kekuatan otot
kaki kanan dan kaki kiri pasien masih menurun yaitu 2/2. Pada hari kedua
kanan dan kaki kiri masih dirasakan sulit bagi pasien yang sudah lanjut usia,
kekuatan otot tangan kanan dan kiri pasien masih meningkat yaitu 4.
67
yang tepat terhadap gangguan mobilitas fisik pada pasien Stroke Non
dengan frekuensi dua kali sehari pagi dan sore dalam 5 hari dengan
waktu 10-15 menit dalam sekali latihan dengan kriteria hasil kekuatan otot
pada ekstremitas meningkat yaitu pada ekstremitas bawah kanan dan kiri
2019) pada pasien stroke non hemoragik di Ruang ICU RSUD Curup,
bahwa latihan ROM pasif mempengaruhi rentang sendi pada ektremitas atas
68
pada pasien stroke. Latihan ROM pasif dapat menjadi alternatif untuk
meningkatkan rentang sendi pada ektremitas atas dan bawah pada pasien
ruang neuro stroke center RSUD Poso pada kasus non hemoragik stroke
kriteria hasil kekuatan otot pada kedua ekstremitas meningkat yaitu pada
ekstremitas bawah dari skala 2 menjadi 3 dan ekstremitas kiri atas dan
panti sosial tresna werdha tentena dengan masalah gangguan mobilitas fisik
usia dengan melakukan mobilisasi miring kiri dan miring kanan tiap 2 jam
ditempat tidur, latihan untuk duduk dipinggir tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi dan latihan berjalan kekamar mandi dengan tujuan
untuk meningkatkan kekuatan otot pasien usia lanjut pada kasus stroke non
69
hemoragic dengan masalah gangguan mobilitas fisik. Pada tahap ini peneliti
A. Kesimpulan
tentena
70
71
71
B. Saran
3. Bagi Penulis
komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar. Salemba Medika.
72
73