Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
DAFTAR TABEL......................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan Penelitian......................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI........................................................................3
A. Pengertian Hipertermia............................................................................3
B. Fisiologi Hipertermia...............................................................................3
C. Etiologi Hipertermia.................................................................................4
D. Faktor yang mempengaruhi.....................................................................4
E. Tanda Dan Gejala.....................................................................................6
F. Pathway.....................................................................................................7
G. Pemeriksaan Diagnostik...........................................................................8
H. Penatalaksanaan Medis............................................................................8
I. Pengkajian Keperawatan.........................................................................9
J. Diagnosa Keperawatan..........................................................................10
K. Intervensi.................................................................................................10
BAB III TINJAUAN KASUS....................................................................14
A. PENGKAJIAN........................................................................................14
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN..........................................................23
C. Rencana Asuhan Keperawatan..............................................................25
D. Implementasi dan Evaluasi....................................................................27
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................33
A. Pengkajian...............................................................................................33
B. Diagnosa..................................................................................................33
C. Perencanaan.............................................................................................33
D. Pelaksanaan.............................................................................................34
E. Evaluasi....................................................................................................34
BAB V PENUTUP.....................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA................................................................................36
2
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 intervensi keperawatan…………………………………………………..10
3.1 Jenis Imunisasi……………………………………………………………12
3.2 Analisa data………………………………………………………………16
3.3 Intervensi Keperawatan…………………………………………………..18
3.4 Implementasi dan Evaluasi……………………………………………….20
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertermi merupakan peningkatan suhu inti tubuh manusia yang
biasanya terjadi karena infeksi, kondisi dimana otak mematok suhu tubuh
diatas normal yaitu diatas 380c ( Anisa, 2019).
Hipertermi merupakan peningkatan suhu tubuh yang berhubungan
dengan ketidakmampuan tubuh untuk menghilangkan panas ataupun
mengurangi produksi panas. Hipertermi terjadi karena adanya
ketidakmampuan mekanisme kehilangan panas untuk mengimbangi
produksi panas yang berlebihan sehingga terjadi peningkatan suhu tubuh.
Hipertermi tidak berbahaya jika dibawah 390c. Selain adanya tanda – tanda
klinis, penentuan hipertemi juga didasarkan pada pembacaan suhu pada
waktu yang berbeda dalam satu hari dan dibandingkan dalam satu hari dan
dibandingkan dengan nilai normal individu tersebut ( potter & perry, 2010).
Penanganan hipertermi dilakukan dengan 2 tindakan yaitu tindakan
farmakologi, tindakan non farmakologi, maupun kombinasi dari keduanya.
Tindakan farmakologi yaitu memberikan obat antipiretik sedangkan
tindakan non farmakologi yaitu tindakan tambahan dalam menurunkan suhu
tubuh setelah diberikan obat antipiretik. Tindakan non farmakologi terhadap
penurunan panas seperti memberikan minum yang banyak, ditempatkan
dalam ruangan suhu normal, menggunakan pakaian yang tidak tebal, dan
memberikan water tepid sponge ( Wardiyah, setiawati, & setiawan, 2016).
Angka kejadian hipertermi ( kejang demam) di asia dilaporkan lebih
tinggi dan sekitar 80 – 90% dari seluruh kejang demam sederhana
(Arifuddin, 2016).
4
5
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan pada An. L Dengan diagnosa
keperawatan hipertermi pada anak di puskemas mamboro ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan laporan kasus ini adalah mengetahui
penerapan asuhan keperawatan.pada An. L Dengan diagnosa
keperawatan hipertermi pada anak puskesmas mamboro
2. Tujuan Khusus
Tujuan umum penulisan laporan kasus ini adalah agar dapat
mengetahui tentang :
a. Pengkajian pada pasien asuhan keperawatan.pada An. L Dengan
diagnosa keperawatan hipertermi pada anak puskesmas mamboro.
b. Perumusan diagnosa keperawatan pada pasien asuhan
keperawatan.pada An. L Dengan diagnosa keperawatan hipertermi
pada anak puskesmas mamboro
c. Rencana asuhan keperawatan pada pasien asuhan
keperawatan.pada An. L Dengan diagnosa keperawatan hipertermi
pada anak puskesmas mamboro.
d. Implementasi keperawatan pada pasien asuhan keperawatan.pada
An. L Dengan diagnosa keperawatan hipertermi pada anak
puskesmas mamboro.
e. Evaluasi keperawatan pada pasien asuhan keperawatan.pada An. L
Dengan diagnosa keperawatan hipertermi pada anak puskesmas
mamboro
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Hipertermia
Hipertermia merupakan keadaan ketika individu mengalami atau
berisiko mengalami kenaikan suhu tubuh <37,8oC per oral atau 38,8oC per
rektal yang sifatnya menetap karena faktor eksternal. Hipertermia adalah
peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal. Hipertermia adalah keadaan
suhu tubuh seseorang yang meningkat diatas rentang normalnya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hipertermia
adalah keadaan dimana suhu inti tubuh diatas batas normal fisiologis
sehingga menyebabkan peningkatan suhu tubuh dari individu. Suhu normal
tubuh berkisar antara 36,50C – 37,50C, hipertermia jika suhu tubuh > 37,5 0C
dan hipotermi jika suhu tubuh <36,50C (Nurarif, Amin H dan Hardhi
Kusuma, 2015).
B. Fisiologi Hipertermia
Substansi yang menyebabkan demam disebut pirogen dan berasal baik
dari oksigen maupun endogen. Mayoritas pirogen endogen adalah
mikroorganisme atau toksik, pirogen endogen adalah polipeptida yang
dihasilkan oleh jenis sel penjamu terutama monosit, makrofag, pirogen
memasuki sirkulasi dan menyebabkan demam pada tingkat termoregulasi di
hipotalamus. Peningkatan kecepatan dan pireksi atau demam akan engarah
pada meningkatnya kehilangan cairan dan elektrolit, padahal cairan dan
elektrolit dibutuhkan dalam metabolism di otak untuk menjaga
keseimbangan termoregulasi di hipotalamus anterior. Apabila seseorang
kehilangan cairan dan elektrolit (dehidrasi), maka elektrolit-elektrolit yang
ada pada pembuluh darah berkurang padahal dalam proses metabolisme di
hipotalamus anterior membutuhkan elektrolit tersebut, sehingga kekurangan
cairan dan elektrolit mempengaruhi fungsi hipotalamus anterior dalam
6
7
C. Etiologi Hipertermia
Menurut Lynda Juall (2012) etiologi hipertermia yaitu :
1. Dehidrasi
2. Penyakit
3. Trauma
4. Ketidakmampuan atau menurunnya kemampuan untuk berkeringat
5. Pemakaian pakaian yang tidak sesuai
6. Peningkatan laju metabolism
7. Pengobatan/anesthesia
8. Terpajan pada lingkungan yang panas
9. Aktivitas yang berlebihan
F. Pathway
Sirkulasi darah
Hipotalamus
(sel point)
Produksi panas dan
Ketidakefektifan
elektrolit pada pembuluh elektrolit pada pembuluh
termoregulasi
darah (dehidrasi) darah
Hipertermia Hipotermia
11
G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic menurut Lynda Juall (2012) yaitu :
1. Riwayat penyakit dan keluhan
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan darah lengkap : mengindetifikasi kemungkinan
terjadinya resiko infeksi
b. Pemeriksaan urine
c. Uji widal : suatu reaksi oglufinasi antara antigen dan antibodi untuk
pasien typoid
d. Pemeriksaan elektrolit : Na, K, Cl
4. Uji tourniquet
H. Penatalaksanaan Medis
Menurut Lynda Juall (2012) yaitu :
1. Non Farmakologi
a. Observasi keadaan umum pasien
b. Observasi tanda-tanda vital pasien
c. Observasi perubahan warna kulit pasien
d. Anjurkan pasien memakai pakaian yang tipis
e. Anjurkan pasien banyak minum
f. Anjurkan pasien banyak istirahat
g. Beri kompres hangat di beberapa bagian tubuh, seperti ketiak, lipatan
paha, leher bagian belakang
h. Beri Health Education ke pasien dan keluarganya mengenai
pengertian, penanganan, dan terapi yang diberikan tentang
penyakitnya
2. Farmakologi
Beri obat penurun panas seperti paracetamol, asetaminofen
12
I. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian menurut Lynda Juall (2012) merupakan tahap awal dan
dasar utama dari proses keperawatan yang bertujuan untuk mengumpulkan
data-data yaitu :
1. Identitas diri : umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat
2. Status Kesehatan :
3. Keluhan utama : panas
4. Riwayat penyakit sekarang :
a. Hipertermi :
1) Data Subjektif
a) Pasien mengeluh panas
b) Pasien mengatakan badannya terasa lemas/ lemah
2) Data Objektif
a) Suhu tubuh >37oC
b) Mukosa bibir kering
c) Warna kulit kemerahan
b. Hipotermi : ketika suhu tubuh turun menjadi 35 0C, klien mengalami
gemetar yang tidak terkontrol, hilang ingatan, depresi, dan tidak
mampu menelan. Jika suhu tubuh turun di bawah 34,4 0C frekuensi
jantung, pernafasan, dan tekanan darah turun.
5. Riwayat kesehatan lalu
a. Hipertermi : sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang
menyertai demam (misalnya mual, muntah, nafsu makan turun,
eliminasi, nyeri otot, dan sendi dll).
b. Hipotermi : tanyakan suhu pasien sebelumnya, sejak kapan timbul
gejala gemetar, hilang ingatan, depresi dan gangguan menelan.
6. Pemeriksaan fisik
a. Hitung TTV ketika panas terus menerus
b. Inspeksi dan palpasi kulit, cek turgor kulit (dingin,
kering,kemerahan,hangat dan turgor kulit menurun)
c. Tanda – tanda dehidrasi
13
J. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut Lynda Juall (2012) yaitu :
1. Hipertermiaa berhubungan dengan penyakit
2. Hipotermia berhubungan dengan penuaan
3. Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan penyakit
14
K. Intervensi
D.0149 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam diharapkan Monitor suhu tubuh dalam rentang normal
pengaturan suhu tubuh membaik Monitor suhu tubuh anak tiap dua jam, jika perlu
Pengertian : Kriteria Hasil: Monitor warna dan suhu kulit
kegagalan Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun Monitor dan catat tanda dan gejala hipotermia atau
mempertahankan suhu Meningkat Menurun hipertermia
tubuh dalam rentang 1 Menggigil Terapeutik:
normal 1 2 3 4 5 Pasang pemantau alat pengukur suhu, jika perlu
2 Kejang Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat
1 2 3 4 5 Gunakan topi bayi untuk mencegah kehilangan panas pada
3 Hipoksia bayi baru lahir
1 2 3 4 5 Atur suhu inkubator sesuai kebutuhan
4 Pucat Sesuaikan suhu ligkungan dengan kebutuhan pasien
1 2 3 4 5 Pertahankan kelembaban inkubator 50% atau lebih untuk
mengurangi kehilangan panas karena proses evaporasi
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik Gunakan matras hangat, selimut hangat, jika perlu
Memburuk Membaik Edukasi
1 Suhu Tubuh Jelaskan cara pencegahan hipotermi karena terpapar udara
1 2 3 4 5 dingin
2 Suhu Kulit
1 2 3 4 5
3 Pengisian Kapiler
1 2 3 4 5
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
I. Identitas klien
Nama : An. L
Umur : 8 bulan
Agama : Islam
Suku : Kaili
Diagnosa Medis :
No. RM :
17
18
C D
Keterangan :
6) Riwayat Sosial
a. Yang mengasuh
Ibu klien mengatakan, anaknya diasuh oleh neneknya jika pergi
berkerja
b. Hubungan dengan anggota keluarga
Hubungan dengan anggota keluarga baik, terbukti saat berobat ke
PKM klien diasuh oleh orang tua.
c. Hubungan dengan teman sebaya
Ibu klien mengatakan, anaknya selalu bermain dengan teman
seumurannya saat dibawa ke posyandu saat ibunya berkerja
d. Pembawaan secara umum
Anak tampah pendiam, lemas, walaupun didekati oleh petugas
kesehatan untuk diperiksa
e. Lingkungan rumah
Ibu klien mengatakan, lingkungan rumah bersih, kamar sedikit
lembab, dan tidak ada anggota keluarga yang merokok di dalam
rumah.
2) Mata
Inspeksi : Mata simetris kanan dan kiri, penyebaran bulu
mata merata, penyebaran alis merata, konjungtiva tidak anemis,
pupil isokor, sclera putih susu.
Palpasi : Tidak terapa benjolan dan nyeri tekan
3) Telinga
Inspeksi : Telinga simetris kanan dan kiri, tidak ada massa,
tidak ada serumen, tidak ada pendarahan, telinga Nampak bersih.
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada telinga
4) Hidung
Inspeksi : tidak Nampak pendarahan pada hidung, tidak ada
luka atau lessi, tidak Nampak pernafasan cupping hidung, tidak
terdapat secret, tidak ada polip
5) Mulut
Inspeksi : tidak ada peradangan pada gusi, mukosa bibir
kering, dan pucat, tidak ada nyeri telan anak tidak berbicara.
6) Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran tongsil.
Palpasi : tidak teraba pembesaran pada kelenjar thyroid,
tidak teraba pembesaran pada kelenjar limfe
7) Dada
a. Jantung
Inspeksi : tidak Nampak ictus cordis pada ICS V mid
klavikula sinistra.
Palpasi : teraba ictus cordis pada ICS V mid klavikula
sinistra sebesar 2 cm. tidak teraba nyeri tekan, irama teratur.
Perkusi : terdengar suara pekak
Auskultasi : terdengar suara khas jantung lub-dub.
b. Paru-paru
23
N: 124x/menit
R: 26x/menit
18. akral teraba hangat
26
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
I. Analisa Data
Tabel 3.2 Analisa data
Masalah
NO Data Etiologi
keperawatan
1. DS : Bakteri/virus Hipertermi
1) Ibu klien mengatakan anaknya
demam sudah 2 hari Masuk kedalam
2) Ibu klien sudah mengompres
anaknya tetapi demam tidak tubuh
kunjung turun
3) ibu klien mengatakan klien Peningkatan suhu
semakin lemas
4) klien sering terbangun karena tubuh
batuk dan demamnya.
DO : Hipertermi
1) Keadaan umum Lemah : Lemah
2) Tanda vital
S : 39°C
N : 124x/menit
R : 26x/menit
3) akral teraba hangat
2. DS : Pola BAB tidak Konstipasi
teratur
1) ibu klien juga mengatakan
anaknya susah BAB sejak 4 hari Penurunan respon
yang lalu terhadap dorongan
defekasi
2) Klien meminum susu 5x/hari,
semenjak sakit klien jarang Gangguan
menghabiskan susunya koordinasi reflex
defekasi
3) ibu mengatakan klien belum
BAB semenjak sakit, BAB klien
Penumpukan feses
keras dan susah keluar
Konstipasi
27
DO :
1) Keadaan umum Lemah
2) mukosa bibir kering : Lemah
3) distensi pada abdomen
4) bising usus 6x/menit
5) teraba nyeri tekan pada abdomen
penurunan suhu
2. Setelah di lakukan 1) Anjurkan peningkatan 1) Membantu konsistensi
Konstipasi b.d ketidakcukupan
kunjungan selama 2 hari, asupan cairan feses membaik
asupan nutrisi
diharapkan masalah 2) Anjurkan pemberian 2) Serat yang cukup dapat
DS :
Konstipasi teratasi MPASI tinggi serat membantu pengeluaran
1) ibu klien juga mengatakan
anaknya susah BAB sejak 4 dengan kriteria hasil : fese
hari yang lalu Keluhan defekasi 3) Lakukan evakuasi 3) Membantu
2) Klien meminum susu 5x/hari,
semenjak sakit klien jarang lama dan sulit feses secara manual, pengeluaran feses
menghabiskan susunya menurun jika perlu secara manual
3) ibu mengatakan klien belum
BAB semenjak sakit, BAB Distensi abdomen
klien keras dan susah keluar menurun
DO : Konsistensi feses
P :
Lanjutkan intervensi
1) Anjurkan peningkatan asupan
cairan
2) Anjurkan pemberian MPASI
tinggi serat
3) Lakukan evakuasi feses
secara manual, jika perlu
34
PEMBAHASAN
Dalam bab ini dibahas tentang kesenjangan antara konsep teori yang
ada dengan pernyataan yang terjadi dalam kasus, argumentasi atas
kesenjangan yang terjadi dan solusi pemecahan masalah yang diambil untuk
mengatasi masalah yang terjadi saat memberikan asuhan keperawatan pada
An. Dengan Hipertermi di Wilayah Kerja Puskesmas Mamboro.
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan
dilaksanakan pada An.n melalui beberapa tehnik yaitu observasi, wawancara,
pemeriksaan fisik dan dokumentasi. Hipertermi merupakan peningkatan suhu
tubuh diatas rentang normal dimana didapatkan data dari hasil pengkajian Ibu
klien mengatakan anaknya demam sudah 2 hari, Ibu klien sudah mengompres
anaknya tetapi demam tidak kunjung turun.
B. Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah sebuah acuan keperawatan untuk
membuat rencana keperawatan yang tepat. Dari hasil pengkajian didapatkan
diagnosa prioritas yaitu Hipertermi b.d Proses penyakit ditandai dengan suhu
tubuh diatas rentang normal S : 39°C.
C. Perencanaan
Untuk prioritas diagnosa keperawatan yang ditulis berdasarkan
masalah utama pada asuhan keperawatan An.n yang menjadi prioritas utama
adalah hipertermi. Penyusunan rencana keperawatan meliputi langkah-langah
menentukan tujuan yang mengacu pada masalah dan tujuan khusus yang
mengacu pada penyebab, menentukan kriteria evaluasi, menentukan
intervensi serta membuat rasional atas intervensi yang dilakukan. Adapun
intervensi yang dilakukan pada An.n dengan diagnoasa hipertermi b.d Proses
penyakit 1)Monitor suhu tubuh 2)Longgarkan atau gunakan pakaian yang
35
tipis 3)Kompres tubuh anak 4)Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang
adekuat 5)Kolaborasi pemberian antipiretik.
36
36
D. Pelaksanaan
Pelaksanaa merupakan tindakan keperawatan sebagai sosialisasi dari
perencanaan dimana telah disesuaikan dengan kondisi pasien dan kebutuhan
pasien akan pelayanan keperawatan.
E. Evaluasi
Evaluasi yang dilakukan merupakan langkah akhir dari proses
keperawatan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien. Adapun evaluasi pada hari
Jumat, 11 Maret 2022 Ibu klien mengatakan, demam anaknya mulai turun,
dan hamper tidak teraba demam. TTV : N : 124x/menit S : 36,8°c R :
24x/menit, Akral mulai teraba normal, Klien Nampak mulai aktif dalam
beraktifitas. Masalah Hipertermi teratasi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien
hipertensi dengan kehamilan trimester II di wilayah kerja puskesmas
mamboro maka dapt diambil kesimpulan :
1. Pengkajian pada An. L dengan kehamilan trimester II dilakukan secara
komprehensif dengan cara wawancara ( interview), pengamatan
(observasi), pemeriksaan fisik dan study dokumentasi dengan
mempelajari status – status pasien dan data lain seperti rekam medic
2. Dari hasil pengkajian pada An. L didapatkan data pada pengkajian
klien Ibu klien mengatakan sejak 2 hari yang lalu klien batuk kering
disertai demam dengan suhu 38,5°c, ibu klien juga mengatakan
anaknya susah BAB sejak 4 hari yang lalu. Ibu klien sudah
mengompres anaknya tetapi demam tidak kunjung turun, ibu klien
mengatakan klien semakin lemas, dan memutuskan untuk dibawa ke
puskesmas.
3. Diagnosa yang didapatkan pada An. L adalah Hipertermi b.d proses
penyakit, dan konstipasi b.d ketidakcukupan asupan cairan pada tubuh.
4. Tujuan intervensi hipertensi dan konstipasi pada An. L teratasi.
5. Pelaksanaan yang telah diberikan pada An. L dilakukan secara
dependen, independen, dan kolaboratif untuk mencapai hasil yang
optimal
6. Berdasarkan hasil evaluasi adalah tanda – tanda vital dalam batas
normal, demam menurun, dan anak mulai BAB.
7. Semua tindakan keperawatan yang dilakukan di dokumentasikan pada
status pasien.
37
B. Saran
38
DAFTAR PUSTAKA
39