J
DENGAN HIPERTENSI GRADE II
DI RUANG MEDIKAL BEDAH
RS ADVENT MEDAN
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ners
Dari Universitas Advent Indonesia
Disusun Oleh:
DESY HARIANJA
NIM: 2253033
i
HALAMAN PENGESAHAN JUDUL
Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ners
Dari Universitas Advent Indonesia
Disusun Oleh:
DESY HARIANJA
NIM: 2253033
Menyetujui
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Diterima dan disetujui oleh panitia ujian Karya Ilmiah Akhir di Program Studi
Profesi Ners Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia
sebagai persyaratan akhir untuk memperoleh gelar Ners
Penguji:
1. Palupi Triwahyuni S.Kep., M.Kes.,Ners
2. Sapti Heru Widiarti S.Kep., Ners.,MPH
iii
HALAMAN PERNYATAAN NON-PLAGIASI
Desy Harianja
2253033
iv
ABSTRAK
Disusun Oleh:
DESY HARIANJA
NIM: 2253033
v
ABSTRACT
Compiled By:
DESY HARIANJA
NIM: 2253033
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
ADVENT MEDAN.”
arahan dan motivasi dari berbagai pihak sehingga karya ilmiah akhir ini dapat
penulis selesaikan, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
3. Sapti Heru Widiyarti S.Kep., Ners.,MPH; selaku anggota penguji yang telah
vi
vii
5. Denny Paul Ricky, M.Kep. Ns. Sp.Kep.J.,; Selaku Ketua Jurusan Program
6. Kepada Tn. J yang telah bersedia menjadi bagian dalam melakukan asuhan
7. Kedua orang tuaku yang selalu mendukung dan mendoakan penulis dalam me
8. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah berper
dukungan, doa dan kerja samanya. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
melindungi dan membalas kebaikan semua. Semoga karya ilmiah akhir ini memb
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Tujuan Penulisan............................................................................4
1.2.1 Tujuan Umum ......................................................................4
1.2.2 Tujuan Khusus......................................................................4
1.3 Metode Penulisan...........................................................................5
1.4 Sistematika Penulisan......................................................................6
vii
BAB 3 LAPORAN KASUS.............................................................................28
3.1 Pengkajian.......................................................................................28
3.1.1 Identitas Klien.......................................................................28
3.1.2 Identitas Penanggungjawab..................................................28
3.1.3 Riwayat Kesehatan...............................................................30
3.1.4 Genogram..............................................................................31
3.1.5 Pola Aktifitas Sehari-hari......................................................32
3.1.6 Status Fisiologis....................................................................33
3.1.7 Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)..........................................33
3.1.8 Pemeriksaan Penunjangan....................................................39
3.1.9 Therapy.................................................................................40
3.2 Analisa Data....................................................................................40
3.3 Diagnosa Keperawatan...................................................................42
3.4 Intervensi.........................................................................................43
3.5 Implemantasi dan Evaluasi..............................................................45
3.6 Pendidikan Kesehatan......................................................................56
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................64
LAMPIRAN.......................................................................................................65
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (BIODATA)....................................................66
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
ix
BAB 1
PENDAHULUAN
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan kronis
2022)
dikehidupannya yaitu anak, dewasa dan tua. tiga tahap ini berbeda secara
yang ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong,
organ, serta penyakit yang sering dialami lansia adalah hipertensi (Kholifah,
2016).
hasil diatas 140/90 mmHg atau lebih dalam keadaan istirahat, dengan dua kali
1
2
tahun meningkat dari 650 juta menjadi 1,28 miliar dalam tiga puluh tahun
meningkatkan risiko penyakit jantung, otak dan ginjal, dan merupakan salah
satu penyebab utama kematian dan penyakit diseluruh dunia (WHO, 2021)
sekitar 629.153 dari 1.069.53 kasus penyakit tidak menular (PTM) sedangkan
di kota Medan pada tahun 2019 Dinas Kesehatan Kota Medan melalui Badan
dari tahun 2021 sebanyak 543 orang, tahun 2022 sebanyak 750 dan data dari
tiga bulan terakhir Januari-Juli 2023 mencapai 196 baik dan 105 orang
merupakan lansia.
3
merokok, gaya hidup yang tidak sehat, alkohol, kurangnya aktivitas fisik,
Lansia yang memiliki riwayat hipertensi namun tidak rutin kontrol tekanan
darahnya sehingga dampak komplikasi yang terajdi pada lansia lebih beresiko
alkohol yang berbahaya. Pengurangan asupan garam juga bisa membantu dan
api non farmakologis berupa mengikuti pola hidup sehat, mengurangi berat
maka penulis tertarik untuk menuliskan karya ilmiah akhir (KIA) dengan
Advent Medan
Medan
5
4. BAB 4: Pembahasan kasus yang ditemukan yang berisi data, teori dan
TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab ini dibahas tentang konsep lansia, konsep hipertensi dan konsep
2.1.1 Pengertian
Lansia adalah bagian dari anggota keluarga dan anggota masyarakat yang
tahun keatas. Lansia juga diartikan sebagai kelompok umur pada manusia
yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya (Tarigan, 2019).
7
8
lansia yang paling sering ditemukan dan menjadi faktor utama stroke dan
sampai akhir kemudian tubuh juga akan mulai berkurang atau menyusut
Masalah yang sering terjadi pada lansia menurut Lilik (2015) yaitu:
1. Masalah Gizi
Jika terjadi cidera jatuh akan menyebabkan cidera jaringan lunak bahkan
fraktur pada pangkal paha atau pergelangan tangan. Banyak faktor resiko
terjadi/tak terulang.
hipoglikemi).
dilangkahi, lantai licin, kain atau celana yang terlalu panjang, tali
3. Delirium
Salah satu karakteristik pasien geriatrik yaitu gejala dan tanda penyakit
tidak khas sesuai dengan oragan/sistem organ yang sakit. sering terjadi
10
4. Immobilisasi
5. Hipertensi
1) Hipertensi pada tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmhg dan atau tekanan diastolik sama atau lebih dari 90 mmHg.
darahnya melebihi batas normal, yaitu lebih dari 140/90 mmHg. Tekanan
dalam batas-batas tertentu, umur, dan tingkat stress yang dialami (Fitri
2.2.2 Etiologi
Hipertensi terjadi akibat adanya respon curah jantung yang meningkat atau
12
alkohol, stress dan pola makan yang salah. Sedangkan factor resiko yang
tidak dapat dikendalikan yakni keturunan, jenis kelamin, etnis (suku) dan
Seseorang terkena hipertensi oleh karena individu itu sendiri dan bisa
juga karena factor genetik. Pada kasus ini didapatkan 70-80% dengan
2. Usia
rata penderita hipertensi lanjut usia berusia 50- 60 tahun. Pada usia 60
3. Jenis Kelamin
Hipertensi sering terjadi pada pria maupun wanita. Tetapi pada pria
4. Etnis (suku)
5. Merokok
Perokok berat dapat digolongkan dari jenis hipertensi maligna. Hal ini
terjadi karena penyempitan salah satu atau lebih dari satu arteri yang
2010).
14
6. Aktivitas Fisik
maka keraja otot akan mengeluarkan energi pada tubuh manusia. oleh
7. Kognitif
suka bersaing, bekerja tidak kenal lelah, selalu dikejar waktu dan
Menurut (Fitri Tambunan et al., 2021) tanda dan gejala hipertensi adalah :
dan ginjal
tidak memiliki keluhan. Adapun keluhan yang biasa muncul antara lain:
nyeri kepala, gelisah, pusing, leher kaku, penglihatan kabur, nyeri dada,
2.2.5 Patofisiologi
terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan
tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat terjadi. Pada saat
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
1) Laboratorium
2) EKG
c. Peninggian gelombang P
d. Gangguan konduksi
3) Foto Rontgen
a. Bentuk dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta.
2.2.7 Penatalaksanaan
dan tekanan distolik dibawah 90 mmHg dan mengontrol factor risiko. Hal
19
ini dapat dicapai melalui modifikasi gaya hidup saja, atau dengan obat anti
farmakologis, yaitu :
1. Pengaturan diet
Beberapa ilmuan mengatakan bahwa diet dan pola hidup sehat dapat
3. Olahraga
jantung.
1) Farmakologi
2) Non-Farmakologi
a. Senam Lansia
2021). Latihan satu atau dua kali seminggu lebih baik dari pada
2.3.1 Pengkajian
a. Identitas
c. Pemeriksaan Fisik
22
Menurut (N. Safitri, 2018) pada pasien-pasien hipertensi yang perlu dikaji
adalah:
irama jantung.
stress, tanda yang perlu dilihat letupan suasana hati, gelisah, otot
mulai tegang
genggaman tangan
23
D.0077)
(SDKI D.0008)
D.0022)
(SDKI D.0111)
24
intensitas nyeri
jantung
berikut:
berikut:
aktivitas
meningkat.
teratur
Pada tahap ini penulis akan membahas implementasi dari perencanaan yang
implemantasi keperawatan.
2.3.5 Evaluasi
ditentukan.
BAB 3
LAPORAN KASUS
dokumentasi keperawatan.
3.1 Pengkajian
Nama : Tn. J
Usia : 69 Tahun
Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Kamar : Anggrek 7
29
30
1. Keluhan Utama
tanggal 05-08-2023 Tn. J mengeluh sering merasa pusing dan nyeri pada
leher seperti tertusuk dan dipukuli, nyeri yang dirasakan Tn. J hilang
3.1.4 Genogram
Keluarga inti
Ny.P
Keterangan :
: Tinggal Serumah
: Pasien
32
Feses :
Frekuensi 1x per 1-2 hari Selama dirawat di RSA
Konsistensi Keras masih 1 x BAB
Warna kehitaman Coklat
Tidur :
a. Suhu : 36,3°C
c. Nadi : 99 x/menit
d. Respirasi : 23 x/menit
e. Berat Badan : 76 kg
1) Kepala
Kepala Tn. J berbentuk simetris, bersih dan tidak ada benjolan, tidak ada
2) Mata
3) Hidung
Hidung Tn.J berbentuk simetris, tidak ada polip, tidak ada gangguan
penciuman.
Kebersihan mulut Tn.J baik, mukosa bibir kering dan pecah-pecah, tidak
5) Telinga
6) Leher
vena jugularis
7) Dada
Bentuk dada simetris, tidak tampak retraksi dada, tidak terdapat ronchi dan
wheezing.
8) Abdomen
Abdomen Tn.J normal, tidak terdapat nyeri tekan, bising usus 12x/menit,
9) Genetalia
Area Genetalia Tn.J terjaga bersih, ada rambut pubis, tidak ada hemoroid.
10) Ekstremitas
Tn. J tidak ditemukan fraktur. Tn.J memakai alat bantu untuk berjalan,
11) Integumen
pasien dapat merasakan sensasi dari sentuhan yang perawat berikan dan
akral hangat.
Pengkajian nervous:
pandang luas
kedua telinga.
13) Psikososial
Klien tidak merasa cemas, tidak depresi, tidak ketakutan, tidak insomnia,
14) Spiritual
Aktivitas ibadah klien beragama islam klien berdoa dan tidak bisa
kesulitan berdiri dan harus pelan pelan saat berdiri maupun duduk.
tempat tidur atau sebaliknya mandiri dengan skor 10, personal toilet
meliputi cuci muka, menysir rambut, gosok gigi mandiri dengan skor 0,
BAB mandiri dengan skor 10, control BAK mandiri dengan skor 10. Skor
bulan serta tanggal klien mendapat skor 5. aspek kognitif orientasi tempat
kertas) dengan skor 3. aspek kognitif perhatian dan kalkulasi klien dapat
37
berhitung mulai dari 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5 tingkat (93, 86,
79, 72, 65) dengan skor 5. aspek kognitif mengingat klien dapat
Scale. Klien puas dengan kehidupannya dengan skor 0, klien tidak merasa
bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan dengan skor 0, klien tidak
merasa bahwa hidup hampa atau kosong dengan skor 0, klien sering
merasa bosan degan skor 1, klien memiliki motivasi yang baik sepanjang
waktu dengan skor 0, klien tidak takut ada sesuatu yang buruk terjadi
dengan skor 0, klien lebih merasa bahagia di sepanjang waktu dengan skor
0, klien tidak merasakan butuh bantuan dengan skor 0, klien lebih senang
klien tidak merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan dengan skor
0, klien menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa dengan skor 0,
klien merasa tidak berpikiran bahwa klien tidak tertarik dengan jalan
dengan skor 1, klien berfikir bahwa orang lain lebih baik dari dirinya
dengan skor 1. Total skor yaitu 4 dengan interpretasi hasil klien tidak
depresi.
38
No Fungsi TP KK S
1 Adaptasi Saya puas bahwa saya dapat kembali √
bersama teman
teman/ keluarga saya untuk membantu pada
waktu sesuatu menyusahkan saya
2 Paetherenship Saya puas dengan cara teman teman/ kelu- √
arga saya membicarakan dan mendukung
keinginanan saya
untuk melakukan aktivitas
3 Growth Saya puas bahwa teman teman/ keluarga √
saya menerima dan mendukung keinginan
saya melakukan
aktivitas
4 Affection Saya puas bahwa teman teman/ keluarga √
saya
mengekspresikan efek dan meresepon ter-
hadap emosi emosi saya seperti marah,
sedih atau mencintai
5 Resolve Saya puas dengan cara teman teman/ √
keluarga saya dan saya menyediakan
waktu bersama sama
Total 9
Kesimpulan: 9 yang berarti fungsi social baik
39
Imunoglobulin
Rapid Tes Negatif Negatif Normal
Antigen SARS-
CoV-2
Darah Lengkap
Hemoglobin 7,0 P: 13-18 W:12-16 Menurun
Lekosit 10.620 5.000-10.000 Meningkat
Laju Endap Darah 49 P<15 W<20 Normal
Jumlah Trobosit 314.000 150.000-450.000 Normal
Hematokrit 19,2 P: 39-54 W: 36-47 Normal
Eritrosit 2,23 P: 4,50-6,50 W: 3,80- Normal
5,80
MCV 85,8 76-96 Normal
MCH 31,4 27-32 Normal
MCHC 36,6 30-35 Normal
RDW 12,6 11.50-14.50 Normal
PDW 15,6 10-18 Normal
MPV 7,4 6.50-9.50 Normal
PCT 0,233 0.100-0.500 Normal
Eosinofil 15 1-3 Normal
Basofil 0 0-1 Normal
Neutrofil Batang 1 2-6 Normal
Neutrofil Segmen 71 50-70 Normal
Limfosit 10 20-40 Normal
Monosit 3 2-8 Normal
Hasil Fall Ginjal
Ureum 202 15-43 Meningkat
Creatinin 12,0 L : 0,9 W :0,6-1,1 Meningkat
Gula Darah
KGD Random 111 50-150 Normal
Elektrolit
Natrium 137 136-145 Normal
Kalium 4,9 3,5-5,1 Normal
Clorida 97 97-111 Normal
40
2. Pemeriksaan Radiologi
3.1.9 Medikasi
Medikasi atau terapi yang yang diberikan oleh dokter selama perawatan di
ditemukan baik subjektif dan objektif yang dapat dilihat dalam tabel 3.4 dibawah
ini.
41
Berdasarkan analisa data pada tabel 3.4, maka dapat diangkat diagnosa
keperawatan:
D.0009)
3.4 Intervensi
Rencana atau intervensi keperawatan merupakan segala cara yang dilakukan oleh seorang perawat yang didasarkan oleh ilmu
pengetahuan serta penilaian klinis untuk mencapai tujuan yang diharapkan (PPNI, 2019). Intervensi keperawatan yang diberikan
2 Perfusi perifer tidak Setelah dilakukan tindakan 2x24 jam 1. Periksa sirkulasi perifer
efektif b/d penurunan diharapkan perfusi perifer meningkat 2. Indikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
konsentrasi hemoglobin dengan kriteria hasil : 3. Lakukan hidrasi
(SDKI, D.0009) (SLKI, Hal. 37) 4. Pantau suhu badan, dan ekstremitas bawah
1. Tidak pucat 5. Kolaborasi pemeriksaan laboratorium yang
2. Pengisian kapiler membaik diperlukan
3. Akral hangat
4. Turgor kulit membaik
3 Intoleransi aktivitas b.d Tujuan: Setelah dilakukan intervensi Manajemen energi (SIKI 1.05178 hal 176) :
kelemahan (SDKI selama 3 x 24 jam, maka toleransi aktivitas Observasi
D.0056, hal 128) meningkat dengan kriteria hasil (SLKI, 1. kaji gangguan fungsi tubuh yang mengaki-
L.05047 hal 149): batkan kelelahan
1. Frekuensi nadi meningkat 2. Pantau kelelahan fisik dan emosional
2. Tidak mudah lelah 3. Monitor jam tidur
3. Dispneu saat/setelah aktivitas menu- 4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
run melakukan aktivitas
4. Saturasi oksigen meningkat Terapeutik
5. Dapat melakukan aktivitas sehari-hari 1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stim-
6. Tekanan darah membaik ulus
2. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
3. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur jika tidak
dapat berpindah/berjalan
Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas bertahap
3. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
45
nakan skala nyeri Visual Analog Scale / Klien mengatakan nyeri seperti
VAS dengan skor nyeri skala 6 nyeri ditusuk-tusuk.
sedang). O:
Mengidentifikasi respon nyeri non verbal. Klien tampak meringis kesaki-
(terlihat meringis kesakitan dan gelisah). tan.
Mengidentifikasi pengetahuan dan keyak- Klien tampak gelisah dan tidak
inan tentang nyeri. (Klien tidak tahu cara tenang.
mengatasi masalah nyeri yang dialami). Skala nyeri 6 (nyeri sedang).
Mengidentifikasi pengaruh nyeri pada Keadaan umum: lemah, ke-
kualitas hidup. (klien mengatakan men- sadaran composmenti
galami kesulitan akibat nyeri yang di- dengan GCS E4 V5 M6; obser-
alami mengakibatkan ketidaknyamanan vasi TTV TD 150/90 mmHg, N :
pada saat beraktifitas). 85 x/i, RR: 22x/i, SPO2 : 97%,
Memberikan teknik nonfarmakologis un- Suhu : 360C; terpasang infus di-
tuk mengurangi rasa nyeri. (Mengajarkan tangan sebelah kiri dan
teknik relaksasi dan distraksi yaitu men- Terapi: Inj. Ketorolac 1 amp/
gajak berbicara, menonton TV, membaca 12 jam.
buku/majalah. A: Nyeri akut
Mengontrol lingkungan yang memper- P: Intervensi dilanjutkan dengan
berat rasa nyeri (misalnya suhu ruangan, diharapkan 3x24 jam, klien dapat
pencahayaan, dan kebisingan) (mengatur mencapai:
suhu ruangan, pencahayaan dan memini- Memonitor nyeri (lokasi, karakter-
malkan keributan dengan mengurangi istik, durasi, frekuensi, kualitas,
keluarga yang menjeguk). intensitas nyeri, skala nyeri).
Memonitor respon non verbal.
Memonitor TTV.
Memberikan terapi farmakologis
49
dan nonfarmakologis.
Perfusi perifer tidak Pukul 13.00 Pukul 13.00
efektif b/d penurunan Memeriksa Sirkulasi Perifer Hasil : S:
konsentrasi hemoglobin CRT >2 detik 1. Pasien mengatakan pusing
(SDKI, D.0009) Menganjurkan pasien minum 8 gelas berkurang
perhari 2. Pasien mengatakan badan mu-
Memonitor panas, kemerahan, nyeri lai memiliki tenaga
atau bengkak pada eksremitas O:
1. CRT <2 detik
2. Akral hangat
3. Turgor kulit membaik
4. Pasien minum 6 gelas /
hari
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi 1,2,3
Intoleransi aktivitas b.d Pukul 13.30 Pukul 13.30
kelemahan (SDKI Mengidentifikasi gangguan fungsi S:
D.0056, hal 128) tubuh yang mengakibatkan kelela- 1. Pasien mengatakan kesehatan-
han nya sudah lebih baik
Monitor pola dan jam tidur 2. Pasien mengatakan tidak
Menyediakan lingkungan nyaman merasa sesak setelah beraktifi-
Periksa ketegangan otot, frekuensi tas
nadi, tekanan darah, dan suhu se- O:
belum dan sesudah latihan 1. TTV :
Mendemonstrasikan dan latih TD: 120/80 mmHg
teknik relaksasi Nafas dalam N:86 x/mnt
S:36,5oC
RR: 20x/mnt
50
Spo2 : 98 %
2. Pasien tampak lebih rileks
3. Pasien rutin melakukan latihan
ROM dengan semangat
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
dengan edukasi tehnik
relaksasi
Hari ke 3 Nyeri akut b.d agen Pukul 11.30 Wib Pukul 11.30 Wib
Selasa/08-08- pencedera fisiologis Melanjutkan kembali identifikasi S:
2023 yang telah dilakukan hari sebelum- Pasien mengatakan nyeri pada
nya tengkuk dank kepala msih
Mengidentifikasi kembali lokasi, terasa
frekuensi, kualitas nyeri Nyeri yang dirasa seperti
Mengidentifikasi kembali respon ny- tertimpa beban berat dan terasa
eri non verbal panas
Mengidentifikasi kembali skala nyeri O:
Menjelaskan kembali teknik non far- Pasien tampak meringis
makologis relaksasi nafas dalam Skala nyeri 3 (0-10)
kepada pasien Pasien tampak melakukan tarik
Menyarankan kembali untuk nafas dalam
melanjutkan terapi analgesik yang Pasien mengatakan akan terus
sudah pernah di lakukan sebelum- minum obat sesuai anjuran
nya dokter.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
Perfusi perifer tidak Pukul 13.00 Pukul 13.00
efektif b/d penurunan Memeriksa Sirkulasi Perifer Hasil : S:
51
keyakinan individu tentang suatu hal atau merubah perilaku (Gross, 2012).
Johnston, 2018).
saat mungkin merasa lebih baik dan tidak lagi menganggap penting
mereda, pengetahuan umum bahwa mereka harus terus minum obat sesuai
pribadi penting bagi individu itu untuk melanjutkan. Mereka yang berulang
kali lupa minum obat mungkin perlu dilatih tentang cara mengembangkan
memberikan edukasi secara verbal kepada klien dan keluarga cara mencegah
kualitas kesehatannya.
55
BAB 4
PEMBAHASAN
diagnose medis hipertensi diruang Anggrek Rumah Sakit Advent Medan. Adapun
masalah tersebut berupa kesenjangan antara teori dan pelaksanaan praktik secara
4.1 Pengkajian
gambaran klinis yang ada pada tinjauan Pustaka tidak semua dialami oleh
pasien.
Data yang didapatkan pada klien berinisial Tn. J, berusia 69 tahun. Klien
Keluhan utama yang dikatakan pasien saat dilakukan pengkajian pada tanggal
05-08-2023 Tn.J mengatakan sering pusing dan nyeri pada leher dengan skala
nyeri 8 dari skala (1-10). Nyeri yang dirasakan seperti tertusuk dan dipukuli
dengan nyeri yang hilang timbul, BAB kehitaman, mual muntah. Tn. J
55
56
memiliki Riwayat hipertensi sejak 15 tahun yang lalu, klien rutin meminum
obat yaitu Amlodipine 5mg (1x1) dan asam mefenamat 500mg (1x1).
dalam batas-batas tertentu, umur, dan tingkat stress yang dialami (Fitri
Penulis berasumsi bahwa pada Tn. J pusing dan nyeri kepala sangat umum
senam hipertensi pada lansia hal ini sejalan dengan tinjauan pustaka.
4. 2 Diagnosa Keperawatan
menetapkan tiga masalah keperawatan yaitu Nyeri akut b/d agen pencedera
dengan tinjauan pustaka oleh karena keluhan dan hasil laboratorium yang
57
kesehatan klien.
diharapkan dari klien atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.
Intervensi yang dilakukan pada Tn. J dengan diagnosa Nyeri akut b/d agen
analgetik secara tepat. Menurut Tomy (2017) bahwa teknik relaksasi napas
lansia.
secara mandiri, melakuakan teknik relaksasi napas dalam saat nyeri muncul,
monitor kelelahan fisik dan emosional, monitor pola dan jam tidur, monitor
lakukan rentang gerak fasif dan atau aktif, berikan aktivitas distraksi yang
menenangkan, fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah
4.4 Implementasi
melakukan intervensi didapatkan hasil nyeri teratasi pada hari ke empat. Pada
Pada implementasi ini penulis lebih fokus pada edukasi karena nyeri yang
dirasakan oleh Tn. J timbul terutama pada saat tekanan darahnya tinggi.
perifer dengan menekan ujung kuku, indikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
seperti kram otot kaki, telapang tangan dingi, melakukan hidrasi dengan
memonitor kelelahan fisik dan emosional, memonitor pola dan jam tidur
4.5 Evaluasi
Pada tahap evaluasi penulis menemukan hasil yang dapat dilihat dan diukur.
dihari kedua skala nyeri hilang timbul, nyeri muncul pada saat
dengan semangat.
BAB 5
KESIMPULAN
secara langsung pada pasien dengan kasus Hipertensi di ruang Anggrek rumah
Sakit advent Medan, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan dan saran
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan pada Tn. J selama empat
mengatakan sering pusing dan nyeri pada leher dengan skala nyeri 8 dari
skala (1-10). Nyeri yang dirasakan seperti tertusuk dan dipukuli dengan
nyeri yang hilang timbul, BAB kehitaman, mual muntah. Tn. J memiliki
Riwayat hipertensi sejak 15 tahun yang lalu, klien rutin meminum obat
keperawatan yang utama pada Tn. J yaitu: Nyeri akut b/d agen pencedera
fisiologis, perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan konsentrasi Hb, dan
62
63
nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam dengan hasil skala nyeri 1 (1-
10), mengatakan sudah tidak pusing, Pasien mengatakan badan lebih fit,
CRT <2 detik, Akral hangat, Warna kulit kemerahan, dan toleransi
5.2 Saran
Berdasarkan hasil karya ilmiah akhir serta kesimpulan yang diambil penulis,
agar klien dan keluarga dapat terbuka akan penyakit yang dialami.
oleh karena itu penulis menyarankan agar lebih optimal lagi dalam
Ainurrafiq, A., Risnah, R., & Ulfa Azhar, M. (2019). Terapi Non Farmakologi
Farmakologi. 2(1).
https://doi.org/10.35473/jhhs.v4i1.108
65
66
Jaringan Cerebral pada Pasien Hipertensi Emergency. Ners Muda, 1(1), 34.
https://doi.org/10.26714/nm.v1i1.5484