Anda di halaman 1dari 110

HUBUNGAN PENGETAHUAN DASAR TENTANG

HIPERTENSI DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT

PENDERITA HIPERTENSI DI DESA TAMANSARI

SKRIPSI

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan


Memperoleh gelar Sarjana Keperawatan

DESY SARI DEWI

NPM : 16.156.01.11.088

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN (S1)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA


INDONESIA

BEKASI

2020

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “HUBUNGAN PENGETAHUAN DASAR

TENTANG HIPERTENSI DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT

PENDERITA HIPERTENSI DI DESA TAMANSARI” telah disetujui sebagai

Skripsi dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diseminarkan.

Bekasi, September 2020

Penguji I Penguji II

Kiki Deniati, S.Kep, Ns., M.Kep Lina Indrawati, S.Kep, Ns., M.Kep

NIK/NIDN. 0316028302 NIK/NIDN. 0321108001

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul “HUBUNGAN PENGETAHUAN DASAR

TENTANG HIPERTENSI DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT

PENDERITA HIPERTENSI DI DESA TAMANSARI” telah diuji pada

tanggal September 2020 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima.

Penguji I : Kiki Deniati, S.Kep, Ns., M.Kep

NIK/NIDN. 0316028302

Penguji II : Lina Indrawati, S.Kep, Ns., M.Kep

NIK/NIDN. 0321108001

Mengetahui :
Ketua Program Studi Keperawatan (S1)
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia

Lisna Agustina, S.Kep, Ns., M.Kep


NIK/NIDN. 0404088405

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dasar

Tentang Hipertensi Dengan Kepatuhan Minum Obat Penderita Hipertensi Di Desa

Tamansari “ yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar

sarjana pada program Studi S1 Ilmu Keperwatan STIKes Medistra Indonesia.

Penyusunan proposal penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan

dan arahan yang sangat bermakna dari berbagai pihak, untuk itu dengan hormat

dan kerendahan hati penulis menyampaikan penghargaan terimakassih kepada:

1. Safer Usman Ompusunggu, SE selaku Ketua Yayasan Medistra Indonesia

2. Vermona Marbun, MKM selaku BPH STIKes Medistra Indonesia

3. Linda K. Telaumbanua, SST.,M.Keb selaku Ketua STIKes Medistra

Indonesia

4. Nurmah, SST.,M.Kes selaku Wakil Ketua I Bidang Akademik STIKes

Medistra Indonesia

5. Farida Banjarnahor, SH selaku Wakil Ketua II Bidang Administrasi dan

Kepegawaian STIKes Medistra Indonesia

6. Hainun Nisa, SST.,M.Kes selaku Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan

STIKes Medistra Indonesia

7. Lisna Agustina, S.Kep, Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi

Keperawatan (S1) dan Profesi Ners STIKes Medistra Indonesia dan dosen

pembimbing akademik

iv
8. Rotua Suriany, M.Kes selaku Koordinator Skripsi

9. Lina Indrawati, S.Kep, Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing skripsi

10. Dosen dan Staff STIKes Medistra Indonesia

11. Teruntuk kedua orangtua, dan adik-adik saya yang selalu memberikan

do’anya yang tulus dan selalu memberikan semangat yang tak henti-

hentinya untuk penulis

12. Teman-teman seperjuangan SI Keperawatan Angkatan XII terutama

“Onece’es” yang telah banyak memberikan kenangan dan pengalaman

yang luar biasa serta motivasi untuk menyelesaikan studi hingga tugas

akhir

13. Sahabat-sahabat ku tercinta yang selalu memberikan motivasi agar terus

semangat dan pantang menyerah

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Bekasi, 14 Juni 2020

Desy Sari Dewi

v
ABSTRAK

HUBUNGAN PENGETAHUAN DASAR TENTANG HIPERTENSI DENGAN


KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI DI DESA
TAMANSARI

Lina Indrawati1, Desy Sari Dewi2


1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia
2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia
aisyah150416@gmai.com. dewisaridesy@gmail.com

Latar Belakang : Hipertensi merupakan penyakit tekanan darah tinggi dan terjadi
tanpa adanya keluhan. Biasanya penderita tidak tahu kalau dirinya itu terkena
hipertensi dan baru mengetahui ketika dirinya sudah terjadi komplikasi. Penderita
hipertensi harus patuh terhadap minum obat , sebab kepatuhan minum obat
penderita hipertensi merupakan hal yang penting karena hipertensi merupakan
penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi harus selalu dikontrol atau
dikendalikan supaya tidak terjadi komplikasi yang dapat berujung pada kematian.
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
hubungan pengetahuan dasar tentang hipertensi dengan kepatuhan minum obat
penderita hipertensi di Desa Tamansari.
Metode Penelitian : Metode penelitian yang digunakan adalah analitik dengan
pendekatan cross sectional pengambilan sampel menggunakan probability
sampling dengan jenis Simple Random Sampling. Populasi dalam penelitian ini
adalah penderita hipertensi di Desa Tamansari yang berjumlah sebanyak 40
responden, setelah dimasukan kedalam rumus slovin jumlah sampelnya sebanyak
36 responden. Pengambilan data menggunakan kuesioner. Analisis secara
bivariate dengan menggunakan uji chi square.
Hasil Penelitian : Dari hasil uji statistik Chi Square diperoleh p value sebesar
0,003 dapat disimpulkan p value (0,003) < nilai a (0,05), hal ini menunjukan
bahwa ada hubungan Pengetahuan Dasar Tentang Hipertensi Dengan Kepatuhan
Minum Obat Penderita Hipertensi di Desa Tamansari.
Kesimpulan : Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dasar tentang
hiperetnsi dengan kepatuhan minum obat penderita hipertensi.

Kata Kunci ; Hipertensi, Pengetahuan, Kepatuhan Minum Obat


Kepustakaan : 2013-1019
Jumlah Hal : xiv + 77

vi
ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN BASIC KNOWLEDGE ABOUT


HYPERTENSION WITH MEDICATION ADHERENCE HYPERTENSIVE
SUFFERERS IN DESA TAMANSARI

Lina Indrawati1, Desy Sari Dewi2


1
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia
2
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia
aisyah150416@gmail.com. dewisaridesy@gmail.com

Baground : Hypertension is a disease of high blood pressure and happened


without any complaints. Usually the sufferer doesn’t know if he has hypertension
and just know that he had complications. Hypertension sufferers must comply
with taking medication. People with hypertension must obey taking medication ,
because obedience taking a medication hypertensive sufferers is the important
thing because hypertension is a disease can’t be heal but must always controlled
so that there were no complications which can lead to death.
Research Purpose : This study aims to determine whether the relationship basic
knowledge about hypertension with medication adherence hypertensive sufferers
in desa tamansari
Methods : This research method using analytic design with cross sectional
approach. Take a sample using probability sampling with a type of simple
random sampling. The population in this study were all hypertensive sufferers in
Desa Tamansari totalling 40 respondent, once incorporated into the formula
slovin number of samples as many 36 respondent. Take a data collection using a
questionnaire. Bivariate analysis using test chi square.
Research result : From the statistical test Chi Square was obtained p value of
0,003 can be inferred p value (0,003) < value a (0,05), it indicates that there is a
relationship basic knowledge about hypertension with medication adherence
hypertensive sufferers in Desa Tamansari.
Conclusion : There is a relationship basic knowledge about hypertension with
medication adherence hypertensive sufferers

Keywords : hypertension, knowledge, medication adherence


Literature : 2013-2019
Number of Page : xiv + 77

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN..............................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iv
ABSTRAK………………………………………………………………….……vi
ABSTRACT……………………………………………………………………..vii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………...viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................x
DAFTAR SKEMA................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian..........................................................................................5
D. Manfaat Penelitian........................................................................................5
E. Keaslian Penelitian........................................................................................6
BAB III TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................8
A. Tinjauan Teori...............................................................................................8
1. Hipertensi.....................................................................................................8
a. Definisi....................................................................................................8
b. Klasifikasi..............................................................................................10
c. Etiologi dan Faktor Risiko.....................................................................10
d. Patofisiologi Hipertensi.........................................................................13
e. Manifestasi Klinis..................................................................................14
f. Komplikasi............................................................................................14
g. Penatalaksanaan Hipertensi...................................................................16
h. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi.......................................................20
2. Pengetahuan...............................................................................................21
a. Definisi..................................................................................................21
b. Tahapan pengetahuan............................................................................22
c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan .............................................23

viii
d. Cara memperoleh pengetahuan..............................................................25
e. Kriteria Tingkat Pengetahuan.................................................................26
3. Kepatuhan Minum Obat.............................................................................27
a. Definisi..................................................................................................27
b. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan.................................................27
c. Faktor-faktor ketidakpatuhan..................................................................28
d. Perilaku patuh........................................................................................28
e. Faktor-faktor yang mendukung kepatuhan............................................29
f. Kepatuhan minum obat..........................................................................30
B. Kerangka Teori...........................................................................................32
C. Kerangka Konsep........................................................................................33
D. Hipotesis......................................................................................................33
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................34
A. Desain atau Rancangan Penelitian..............................................................34
B. Populasi, Sampel dan Sampling..................................................................35
C. Ruang lingkup penelitian............................................................................37
D. Variabel penelitian......................................................................................38
E. Definisi Operasional...................................................................................39
F. Jenis Data....................................................................................................40
G. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................40
H. Instrumen Penelitian...................................................................................41
I. Pengolahan Data.........................................................................................44
J. Analisis Data...............................................................................................47
K. Etika Penelitian...........................................................................................48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………..........………………51
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian………………………………………52
B. Hasil dan pembahasan Penelitian…………………………………………53
BAB V SIMPULAN & SARAN…………………………………..……………66
A. Kesimpulan……………………………………………………………….66
B. Saran………………………………………………………………………67
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...68
LAMPIRAN…….………………………………………………………………………………………………………

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Keaslian Penelitian 6


Tabel 2.1 : Klasifikasi Hipertensi 10
Tabel 3.1 : Jadwal Kegiatan Penelitian 37
Tabel 3.2 : Definisi Operasional 39
Tabel 4.1 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Umur di Desa Tamansari 53
Tabel 4.2 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin di Desa Tamansari 53
Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pekerjaan di Desa Tamansari 54
Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan di Desa Tamansari 54
Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Lama Menderita Hipertensi di Desa Tmanansari 54
Tabel 4.6 : Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dasar Tentang Hipertensi
Di Desa Tamansari 56
Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi Kepatuhan Minum Obat Penderita
Hiperetensi Di Desa Tamansari 59
Tabel 4.8 : Hubungan Pengetahuan Dasar Tentang Hipertensi Dengan
Kepatuhan Minum Obat Penderita Hipertensi
Di Desa Tamansari 61

x
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 : Kerangka Teori 32


Skema 2.2 : Kerangka Konsep 33

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Formulir Pengajuan Judul Skripsi


Lampiran 2 : Formulir Permohonan Ujian Proposal
Lampiran 3 : Lembar Kegiatan BimbinganSkripsi
Lampiran 4 : Surat Permohonan Studi Pendahuluan
Lampiran 5 : Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 6 : Lembar Kuesioner Penelitian
Lampiran 7 : Tabel Uji Validitas dan Reabilitas

Lampiran 8 : Lembar Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 9 : Lembar Surat Balasan Penelitian

Lampiran 10 : Tabel Hasil Uji Univariat Dan Bivariat

Lampiran 11 : Dokumentasi

Lampiran 12 : Lembar Permohonan Sidang Hasil Skripsi

Lampiran 13 : Lembar Persembahan

Lampiran 14 : Riwayat Hidup

xii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi adalah penyakit tekanan darah tinggi dan terjadi tanpa

adanya keluhan. Biasanya penderita tidak tahu kalau dirinya itu terkena

hipertensi dan baru mengetahui ketika dirinya sudah terjadi komplikasi.

Banyak orang yang merasa dirinya sehat jasmani tetapi dalam

kenyataannya menderita hipertensi , keadaan ini tentu sangat berbahaya

dan dapat menyebabkan kematian mendadak pada masyarakat. Setelah

stroke dan tuberculosis hipertensi merupakan penyebab kematian nomor

3 , yaitu mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di

Indonesia. (Depkes, 2018 dikutip dalam penelitian Harahap et al , 2019).

Penyakit hipertensi adalah salah satu Penyakit Tidak Menular (PTM)

dan merupakan penyakit yang sangat yang sangat serius. Penyakit ini

dikategorikan sebagai the silent disease karena sebelum memeriksakan

tekanan darahnya penderita tidak akan mengetahui kalau dirinya terkena

hipertensi (Rusida et al, 2017). Penderita hipertensi biasanya ditandai

dengan merasakan sakit kepala, pegal-pegal, perasaan tidak nyaman di

tengkuk, perasaan berputar atau ingin jatuh, jantung berdebar-debar,

telinga berdering, stroke dan pecahnya pembuluh darah kapiler di otak

(Sari, et al 2018).

1
2

Menurut WHO (2002) hipertensi dinegara-negara maju ataupun

Negara berkembang merupakan salah satu masalah kesehatan yang

membutuhkan perhatian karena hipertensi dapat menyebabkan kematian.

Hipertensi sudah memberikan kontribusi hampir 9,4 juta penderita

mengalami kematian akibat penyakit hipertensi setiap tahunnya.

Hipertensi juga dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung dan

dapat meningkatkan resiko stroke (Rusida et al, 2017). Pada umumnya,

kejadian hipertensi banyak terjadi pada orang berusia lanjut, tetapi tidak

menutup kemungkinan pada usia remaja hingga dewasa juga dapat

mengalami penyakit hipertensi tersebut. Hipertensi kini telah menjadi

penyakit degeneratif atau penyakit yang dapat diturunkan kepada anggota

keluarga yang sudah memiliki riwayat hipertensi (Kemenkes RI, 2016

dalam Arum, 2019).

Menurut Kementerian Kesehatan (2013), Di Indonesia penyakit

hipertensi merupakan peringkat kelima dari sepuluh besar penyebab

kematian tertinggi terhitung dari 41.590 kematian dari Januari sampai

Desember 2014 (Balitbangkes, 2014). Berdasarkan Riskesdas (2013),

bahwa Jawa Barat merupakan provinsi dengan prevalensi hipertensi paling

tinggi di Pulau Jawa (29,4%) dengan proporsi faktor risiko hipertensi pada

masyarakat Jawa Barat yang menduduki peringkat atas dalam beberapa

kategori. Peluang masyarakat di Jawa Barat cukup besar untuk terkena

hipertensi bila tidak dilakukan pencegahan sejak dini (Firmansyah, et al

1970)
3

Data World Health Organization (WHO) menyebutkan ada 50%-70%

penderita tidak patuh terhadap obat antihipertensi yang diresepkan. Karena

mereka enggan untuk minum obat tersebut dengan berbagai macam fakor

penyebabnya. Salah satunya adalah pengetahuan yang merupakan tingkat

perilaku penderita dalam melaksanakan pengobatan. Pengetahuan yang

harus dimiliki oleh penderita hipertensi adalah penderita harus tahu apa itu

penyakit hipertensi, penyebab hipertensi, gejala yang sering muncul dan

pentingnya melakukan pengobatan yang teratur dan terus- menerus dalam

jangka panjang serta mengetahui bahaya yang ditimbulkan jika tidak

minum obat (Pramestutie, 2016 dalam Harahap, et al 2019).

Rendahnya kepatuhan penderita terhadap minum obat hipertensi akan

berpotensi menjadi penghalang tercapainya tekanan darah yang terkontrol

serta dapat menimbulkan komplikasi penyakit jantung. (WHO, 2002

dikutip dalam penelitian Rusida et al, 2017). Kepatuhan minum obat

penderita hipertensi merupakan hal penting karena hipertensi merupakan

penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi harus selalu dikontrol atau

dikendalikan agar tidak terjadi komplikasi yang dapat berujung pada

kematian (Palmer dan William, 2007 dalam penelitian Rusida et al, 2017).

Obat antihipertensi yang tersedia saat ini terbukti dapat mengontrol

tekanan darah pada pasien hipertensi, serta sangat berperan dalam

menurunkan risiko berkembangnya komplikasi kardiovaskuler. Namun

dalam penggunaan antihipertensi saja terbukti tidak cukup untuk

menghasilkan tekanan darah kembali normal dalam jangka panjang


4

apabila tidak didukung dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi obat

antihipertensi tersebut (Saepuddin dkk,2011 dalam Sari, et al 2018).

Berdasarkan pada latar belakang di atas maka peneliti mengambil judul

Hubungan Pengetahuan Dasar Tentang Hipertensi Dengan Kepatuhan

Minum Obat Penderita Hipertensi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, Kepatuhan minum obat penderita

hipertensi merupakan hal penting karena hipertensi merupakan penyakit

yang tidak dapat disembuhkan tetapi harus selalu dikontrol atau

dikendalikan agar tidak terjadi komplikasi yang dapat berujung pada

kematian. Berdasarkan data diatas masih banyak penderita hipertensi yang

masih tidak patuh terhadap minum obat, dikarenakan faktor minimnya

pengetahuan tentang pengendalian hipertensi dan kurang terkontrolnya

tekanan darah dengan baik. Maka dapat dirumuskan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah Ada Hubungan antara Pengetahuan Dasar

Tentang Hipertensi dengan Kepatuhan Minum Obat Penderita Hipertensi?


5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Dasar Tentang Hipertensi

Dengan Kepatuhan Minum Obat Penderita Hipertensi.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik responden

penderita hipertensi ( umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan,

dan lama menderita )

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan dasar

mengenai hipertensi pada penderita hipertensi

c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kepatuhan minum obat pada

penderita hipertensi

d. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dasar tentang

hipertensi dengan kepatuhan minum obat penderita hipertensi

D. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Hasil penelitian ini dapat menambah referensi atau bahan kajian

dalam bidang keperawatan dan sebagai evidence based penderita

hipertensi.

2. Praktis

a. Bagi Peneliti
6

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengalaman peneliti dalam mengaplikasikan pengetahuan yang

diperoleh di bangku kuliah dan hasil penelitian ini dapat menjadi

acuan untuk penelitian selanjutnya.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bacaan dan

perbandingan, dapat digunakan dimasa yang akan datang.

c. Bagi Instansi Desa

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk bahan evaluasi bagi

pihak Desa Tamansari dalam menangani penatalaksanaan penyakit

hipertensi.

d. Bagi Masyarakat

Sebagai bahan informasi tentang hipertensi dengan kepatuhan

minum obat pada penderita hipertensi

E. Keaslian Penelitian

Table 1.1
Keaslian Penelitian

Pengarang Judul Tahun Hasil Penelitian


Sari Hanum, Hubungan 2019 Analisis data desain deskriptif
Nona Rahmaida antara analitik melalui pendekatan cross
Puetri, pengetahuan, sectional. Pengumpulan data
Marlinda, motivasi, dan dilakukan dengan wawancara
Yasir dukungan menggunakan kuesioner.
keluarga dengan Ada hubungan antara
kepatuhan pengetahuan (p value=0,001),
minum obat motivasi (p value= 0,002)
pada penderita dengan kepatuhan minum obat
hipertensi di anti hipertensi. Tidak ada
7

Puskesmas hubungan dengan dukungan


Peukan Bada keluarga (p value=0,728)
Kabupaten terhadap kepatuhan minum obat
Aceh Besar anti hipertensi.
Dewi Anggriani Hubungan 2019 Jenis penelitian ini adalah
Harahap, Pengetahuan penelitian analitik dengan
Nia Aprilla, Penderita rancangan crosssectional.
Oktari Muliati Hipertensi Dengan teknik pengambilan
Tentang sampel accidental sampling.
Hipertensi Pengolahan data menggunakan
Denagn ujichi-square. Analisa data yang
Kepatuhan digunakan adalah analisa
Minum Obat univariat dan bivariat dengan uji
Antihipertensi Chi Square.
di Wilayah Ada hubungan pengetahuan
Kerja penderita hipertensi tentang
Puskesmas hipertensi dengan kepatuhan
Kampa minum obat antihipertensi
dengan nilai p = (0,014) ≤ (0,05).
Rahayu Hubungan 2016 Hasil Penelitian: Dari hasil uji
Khairiah, Pengetahuan Chi Square yang telah dilakukan
Tiarma Uli Dan Sikap oleh peneliti diperoleh p-value
Sipayung Terhadap <0,05 berarti ada hubungan
Kepatuhan pengetahuan dan sikap terhadap
Minum Obat kepatuhan minum obat.
Pasien Metode pengambilan sampel
Hipertensi dalam penelitian ini adalah
random sampling, Pengolahan
Data Dilakukan dengan cara
program bantuan komputer SPSS
versi 24 yang disajikan dalam
bentuk distribusi frekuensi.
8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Hipertensi

a. Definisi

1) Menurut The Joint National Committee on Prevention,

Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure

(JNC) hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala

kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain

yang kompleks dan saling berhubungan (Sylvestris, 2017).

2) Menurut WHO (2018) Hipertensi merupakan salah satu

masalah kesehatan yang cukup berbahaya di seluruh dunia

karena hipertensi merupakan faktor risiko utama yang

mengarah kepada penyakit kardiovaskuler seperti serangan

jantung, gagal jantung, stroke dan penyakit ginjal yang mana

pada tahun 2016 penyakit jantung iskemik dan stroke menjadi

dua penyebab kematian utama di dunia (Arum, 2019).

3) Menurut Depkes (2018) Hipertensi merupakan gangguan

sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan

darah di atas normal (Harahap, et al, 2019).

4) Menurut WHO (2005) Hipertensi adalah suatu keadaan dimana

tekanan darah diatas 140/90 mmHg atau lebih untuk usia 13 –


9

50 tahun dan tekanan darah mencapai 160/95 mmHg untuk usia

di atas 50 tahun. Pengukuran tekanan darah minimal sebanyak

dua kali untuk lebih memastikan keadaan tersebut (Saputra, et

al , 2017).

5) Hipertensi merupakan penyakit yang bisa menyerang siapa

saja. Hipertensi kini menjadi masalah global karena prevalensi

yang terus meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup

(Wijoyo,2011 ; Mbakurawang and Agustine, 2014).

6) Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan

tekanan pada sistol diatas 139 mmHg atau tekanan diastole

diatas 90 mmHg (Bachrudin and Najib, 2016).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolik

dengan tekanan darah diatas 140/90 mmHg. Dan dapat

menyebabkan penyakit lain seperti stroke,penyakit jantung

koroner, dan gagal jantung.


10

b. Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa

Tabel 2.1
Klasifikasi Hipertensi menurut JNC VII (2003)

Kategori Tekanan darah Tekanan darah


sistolik diastolik
Normal <120 <80
Pra hipertensi 120-139 80-89
Hipertensi Stadium 1 140-159 90-99
Hopertensi Stadium 2 =160 =100
Sumber : (Sumber: The Seventh Report of The Joint National
Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of
High Blood Pressure, 2003 ; Sylvestris, 2017).

c. Etiologi dan Faktor Risiko

Risiko relatif hipertensi tergantung pada jumlah dan keparahan dari

faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan yang tidak dapat

dimodifikasi. Faktor-faktor yang tidak dapat dimodifikasi antara

lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan

faktor yang dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas dan nutrisi

(Anggraini,2009 ; Sylvestris, 2017).

Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua :

(Anggraini,2009 ; Saputra, et al, 2017).

1) Hipertensi primer atau essensial

Hipertensi primer adalah hipertensi yang tidak atau belum

diketahui penyebabnya. Hipertensi primer menyebabkan

perubahan pada jantung dan pembuluh darah.


11

2) Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan atau

sebagai akibat dari adanya penyakit lain dan biasanya

penyebabnya sudah diketahui, seperti penyakit ginjal dan

kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hipertensi yaitu:

1) Faktor Genetik

Menurut Soesanto (2001), Adanya faktor genetik pada keluarga

tertentu akan menyebabkan keluarga itu mempunyai resiko

menderita hipertensi. Orang yang memiliki orang tua dengan

riwayat hipertensi akan mempunyai resiko dua kali lebih besar

untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak

mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi (Sylvestris,

2017).

2) Umur

Umur mempengaruhi terjadinya hipertensi. Dengan

bertambahnya umur resiko terkena hipertensi menjadi lebih

besar. Dimana usia 45 tahun hingga 59 tahun dianggap

mengalami kecenderungan hipertensi karena pada usia middle

age merupakan usia dimana kondisi tubuh mulai menurun dan

rentang mengalami penyakit kronis (Santrock, 2002 ; Evadewi

and et al, 2013).


12

3) Jenis Kelamin

Laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita

hipertensi pada usia muda. Laki-laki juga mempunyai resiko

lebih besar terhadap angka kesakitan dan jumlah kematian.

Sedangkan di atas umur 50 tahun hipertensi lebih banyak

terjadi pada wanita. (Wade, 2002 ; Sylvestris, 2017).

4) Ras

Menurut Anggraini, 2009, Hipertensi lebih banyak terjadi pada

orang berkulit hitam dari pada yang berkulit putih. Sampai saat

ini, belum diketahui secara pasti penyebabnya. (Sylvestris,

2017).

5) Obesitas

Menurut Hall (1994) Peningkatan konsumsi energi

meningkatkan insulin plasma, dimana natriuretik potensial

menyebabkan terjadinya reabsorpsi natrium dan peningkatan

tekanan darah secara terus menerus. (Anggraini, 2009 ;

Sylvestris, 2017).

6) Nutrisi

Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam

patogenesis hipertensi. Hipertensi hampir tidak pernah

ditemukan pada suku bangsa dengan asupan garam yang

minimal. (Susalit, 2001 ; Sylvestris, 2017).


13

7) Kebiasaan Merokok

Zat-zat kimia beracun seperti nikotin dan karbon monoksida

yang dihisap melalui rokok akan masuk melalui aliran darah

dan dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi. Merokok akan

meningkatkan denyut jantung, sehingga kebutuhan oksigen

otot-otot jantung bertambah (Depkes RI 2013:9 ; Puspita,

2016).

d. Patofisiologi Hipertensi

Menurut (Bachrudin and Najib, 2016) Proses atau patofisiologi

terjadinya hipertensi diawali dari meningkatnya tekanan darah atau

hipertensi bisa terjadi melalui beberapa cara, yaitu :

1) Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih

banyak darah pada setiap detiknya atau stroke volume.

2) Arteri besar kehilangan kelenturannya maka menjadi kaku,

sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung

memompa darah melalui arteri tersebut, karenanya darah pada

setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh darah

yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan naiknya

tekanan darah. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, di mana

dinding arterinya telah menebal dan kaku karena

arteriosklerosis.
14

3) Tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokonstriksi,

yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu

mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam

darah.

e. Manifestasi Klinis menurut (Bachrudin and Najib, 2016) :

1) Meningkatnya tekanan sistole di atas 140 mmHg dan tekanan

diastole di atas 90 mmHg

2) Sakit kepala bagian belakang

3) Epistaksis/mimisan

4) Rasa berat ditengkuk

5) Sukar tidur

6) Mata berkunang-kunang

7) Lemah dan lelah

8) Komplikasi Hipertensi

f. Komplikasi

Menurut Gumanti, 1999 dalam Sylvestris, 2017) Komplikasi

karena hipertensi dapat mengenai berbagai organ vital tubuh,

seperti : penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit hipertensi

serebrovaskular, hipertensi ensefalopati dan hipertensi retinopati.

1) Penyakit jantung dan pembuluh darah


15

Hipertensi merupakan penyebab paling umum dari hipertrofi

ventrikel kiri. Penyakit jantung yang sering timbul pada

penderita hipertensi yaitu penyakit jantung koroner

2) Penyakit hipertensi serebrovaskular

Hipertensi adalah faktor resiko paling penting untuk timbulnya

stroke pendarahan atau ateroemboli. Pendarahan kecil atau

penyumbatan dari pembuluh-pembuluh kecil dapat

menyebabkan infark pada daerah-daerah kecil.

3) Ensefalopati hipertensi

Yaitu sindroma yang ditandai dengan perubahan-perubahan

neurologis mendadak atau sub akut yang timbul akibat tekanan

arteri yang meningkat, dan kembali normal apabila tekanan

darah diturunkan. Sindroma ini dapat timbul pada setiap

macam hipertensi, tapi jarang pada aldosteronisme primer dan

koarktasio aorta. Ensefalopati hipertensi biasanya ditandai oleh

sakit kepala hebat, bingung, sering muntah-muntah, mual dan

gangguan penglihatan.

4) Kelainan pada mata

Hipertensi juga memiliki komplikasi pada mata yaitu :

a) Oklusi vena retina

Penyumbatan suplai darah dalam vena ke retina yang dapat

terjadi karena pengerasan pembuluh darah dalam mata.


16

b) Oklusi arteri retina

Penyumbatan suplai darah dalam arteri ke retina. Arteri

retina dapat tersumbat oleh gumpalan darah atau zat-zat

(seperti lemak) yang terjebak dalam arteri. Sumbatan ini

dapat terjadi karena pengerasan pembuluh darah di mata.

c) Makroaneurisma arteri retina

Makroaneurisma pada arteri retina yang merupakan gejala

akibat tekanan daerah di sekitarnya.

d) Iskemik neuropati optik anterior

Defisiensi aliran darah pada bagian saraf optik anterior

sehingga terjadi neuropati pada saraf tersebut.

e) Ocular motor nerve palsy

Kelumpuhan nervus okulomotor yang mengakibatkan

gerakan bola mata terganggu.

f) Retinopati hipertensi. (Kanski, 2003).

g. Penatalaksanaan Hipertensi

1) Penatalaksanaan farmakologis

Penatalaksanaan farmakologis adalah penatalaksanaan dengan

menggunakan obat-obatan, beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti

hipertensi yaitu : mempunyai efektivitas yang tinggi,

mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau


17

minimal, memungkinkan penggunaan obat secara oral, tidak

menimbulkan intoleransi, harga obat relative murah sehingga

terjangkau oleh pasien dan memungkinkan penggunaan dalam

jangka panjang. Golongan obat-obatan yang diberikan pada

pasien dengan hipertensi antara lain golongan diuretic,

golongan beta bloker, golongan antagonis kalsium, golongan

penghambat konversi rennin angitensin (Bachrudin and Najib,

2016).

Jenis obat Antihipertensi yang sering digunakan adalah sebagai

berikut: (Puspita, 2016).

a) Diuretik

Pada awalnya obat jenis diuretik ini bekerja dengan

menimbulkan pengurangan cairan tubuh secara keseluruhan

(karena itu urin akan meningkat pada saat diuretik mulai

digunakan). Selanjutnya diikuti dengan penurunan

resistansi pembuluh darah diseluruh tubuh sehingga

pembuluh-pembuluh darah tersebut menjadi lebih rileks

(Mary P. McGowan, 2001: 209). Diuretik terdiri dari 4

subkelas yang digunakan sebagai terapi hipertensi yaitu

tiazid, loop, penahan kalium dan antagonis aldosteron.

Diuretik terutama golongan tiazid merupakan lini pertama

terapi hipertensi. Bila dilakukan terapi kombinasi, diuretik

menjadi salah satu terapi yang direkomendasikan.


18

b) Penghambat beta (Beta Blocker)

Mekanisme kerja obat antihipertensi ini adalah melalui

penurunan laju nadi dan daya pompa jantung. Obat

golongan beta blocker dapat menurunkan risiko penyakit

jantung koroner. Jenis obat ini tidak dianjurkan pada

penderita asma bronkial. Pemakaian pada penderita

diabetes harus hari-hari, karena dapat menutupi gejala

hipoglikemia (dimana kadar gula darah turun menjadi

sangat rendah sehingga dapat membahayakan penderitanya)

(Depkes RI, 2013:33).

c) Golongan penghambat Angiotensin Converting Enzyme

(ACE) dan Angiotensin Receptor Blocker (ARB)

Penghambat angiotensin converting enzyme (ACE

inhibitor/ACEI) menghambat kerja ACE sehingga

perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II

(vasokontriktor) terganggu. Sedangkan angiotensin

receptor blocker (ARB) menghalangi ikatan zat angiotensin

II pada reseptornya. Baik ACE I maupun ARB mempunyai

efek vasodilatasi, sehingga meringankan beban jantung.

ACE I dan ARB diindikasikan terutama pada pasien

hipertensi dengan gagal jantung, diabetes melitus, dan


19

penyakit ginjal kronik. Obat-obatan yang termasuk

golongan ACE I adalah valsartan, lisinopril, dan ramipril

(Depkes RI, 2013:34).

d) Golongan Calcium Channel Blockers (CCB)

Golongan Calcium Channel Blockers (CCB) menghambat

masuknya kalsium kedalam sel pembuluh darah arteri,

sehingga menyebabkan dilatasi arteri koroner dan juga

arteri perifer. Ada dua kelompok obat CCB, yaitu

dihidropyridin dan nondihidropyridin, keduanya efektif

untuk pengobatan hipertensi pada usia lanjut. Secara

keseluruhan, CCB diindikasikan untuk pasien yang

memiliki faktor risiko tinggi penyakit koroner dan untuk

pasien-pasien diabetes. Calcium Channel Blockers dengan

durasi kerja pendek tidak direkomendasikan pada praktek

klinis. Tinjauan sistematik menyatakan bahwa CCB

ekuivalen atau lebih inferior dibandingkan dengan obat

antihipertensi lain (Depkes RI, 2013:34-35).

e) Golongan antihipertensi lain

Penggunaan penyekat reseptor alfa perifer, obat-obatan

yang bekerja sentral, dan obat golongan vasodilator pada

populasi lanjut usia sangat terbatas, karena efek samping

yang signifikan.Walaupun obat-obatan ini mempunyai


20

efektifitas yang cukup tinggi dalam menurunkan tekanan

darah, tidak ditemukan asosiasi antara obat-obatan tersebut

dengan reduksi angka mortalitas maupun morbiditas

pasien-pasien hipertensi (Depkes RI, 2013:35).

2) Penatalaksanaan hipertensi golongan non farmakologis antara

lain : Diet dengan pembatasan atau pengurangan konsumsi

garam, penurunan berat badan akan dapat menurunkan tekanan

darah dibarengi dengan penurunan aktivitas renin dalam

plasma dan kadar aldosteron dalam plasma. Aktivitas, pasien

disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan

dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti

berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.

h. Pemeriksaan Penunjang Hipertensi (Bachrudin and Najib, 2016).

1) Blood Urea Nitrogen (BUN)/kreatinin : memberikan informasi

tentang perfusi/fungsi ginjal.

2) Glukosa : Hiperglikemi (Diabetus Millitus adalah pencetus

hipertensi) dapat diakibatkan oleh pengeluaran kadar

ketokolamin.

3) Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi

ginjal dan ada diabetus millitus.


21

4) EKG : Dapat menunjukan pola regangan, dimana luas,

peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit

jantung hipertensi.

5) Foto thorak : pembesaran jantung.

2. Pengetahuan

a. Definisi

Menurut Notoadmojo (2016) Pengetahuan merupakan hasil “tahu”

penginderaan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses

penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan melalui kulit.

(Khairiah and Sipayung, 2018).

Menurut Notoadmojo (2003) Pengetahuan merupakan domain

yang paling penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, maka

dari itu perilaku yang didasari dengan pengetahuan dan kesadaran

akan bertahan lama dibandingkan perilaku yang tidak didasari ilmu

pengetahuan dan kesadaran (Retnaningsih, 2016).

Pengetahuan merupakan tingkat perilaku penderita dalam

melaksanakan pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh

dokter atau orang lain. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh

pasien hipertensi meliputi arti penyakit hipertensi, penyebab

hipertensi, gejala yang sering menyertai dan pentingnya melakukan


22

pengobatan yang teratur dan terus- menerus dalam jangka panjang

serta mengetahui bahaya yang ditimbulkan jika tidak minum obat

(Pramestutie, 2016 ; Harahap, et al, 2019).

b. Tahapan pengetahuan

Menurut ( Benjamin S. Bloom, 1956 dalam penelitian Harahap, et

al, 2019) ada enam tahapan, yaitu sebagai berikut :

1) Tahu (know) Berisikan kemampuan untuk mengenali dan

mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola,

urutan, metodelogi, prinsip dasar dan sebagainya.

2) Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai

suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang

objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi

tersebut secara benar.

3) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan

untuk menggunakan materi tersebut secara benar.

4) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen-

komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan

masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis) Sintesis merujuk pada suatu kemampuan

untuk meletakkan atau menghubungkan bagian- bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.


23

6) Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan

kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penelitian

terhadap suatu materi atau objek (Budiman & Riyanto, 2010).

c. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah : (Azwar, 2003 ;

Retnaningsih, 2016)

1) Umur

2) Jenis kelamin

3) Pendidikan

4) Lama kerja.

Menurut (Budiman dan Riyanto, 2013 dalam penelitian

Retnaningsih, 2016) faktor-faktor yang mempengaruhi

pengetahuan adalah sebagai berikut :

1) Pendidikan

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan di mana

diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, orang tersebut

akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun, perlu

ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak

berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan

tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan nonformal.

2) Informasi/media massa
24

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun

nonformal dapat memberikan pengaruh jangka pendek

(immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan.

3) Sosial, budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

Dengan demikian, seseorang akan bertambah pengetahuannya

walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga

akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan

untuk kegiatan tertentu sehingga status sosial ekonomi ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu,

baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan

berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam

individu yang berada dalam lingkungan tersebut.

5) Pengalaman

Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan profesional, serta

pengalaman belajar selama bekerja akan dapat

mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah


25

dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang

kerjanya.

6) Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya

tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik.

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari Notoadmojo,

2003:11 ; Wawan and M, 2018) adalah sebagai berikut :

1) Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

a) Cara Coba Salah (Trial and Error)

Cara ini telah dipakai oleh orang sebelum adanya

kebudayaan, atau mungkin sebelum adanya peradaban. Cara

coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan

dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu

tidak dapat berhasil makan akan dicoba.

b) Cara Kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan dengan cara ini dapat berupa pimpinan-

pimpinan masyarakat baik yang formal ataupun informal, ahli

agama, pemegang pemerintah, dan dari berbagai prinsip

orang lain yang mempunyai otoritas, tanpa harus menguji


26

terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik

berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi pun dapat digunakan untuk upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah diperoleh atau didapatkan untuk

memecahkan permasalahan yang dihadapi dimasa lalu.

2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini biasa disebut juga dengan metode penelitian ilmiah atau

biasa yang lebih sering disebut metodologi penelitian. Cara ini

mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-1662),

kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya

lahir suatu cara untuk melakukan penelitian yang biasa kita

kenal ini dengan penelitian ilmiah.

e. Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto, 2006 ; Wawan and M, 2018) pengetahuann

seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan dengan skala yang

bersifat kualitatif, yaitu :

1) Baik : hasil persentase 76%-100%

2) Cukup : hasil persenatse 56%-75%

3) Kurang : hasil persentase <55%


27

3. Kepatuhan Minum Obat

a. Definisi

Menurut WHO (2003) Kepatuhan minum obat adalah faktor

terbesar yang mempengaruhi kontrol tekanan darah. Diperkirakan

rata- rata rentang kepatuhan minum obat antihipertensi yaitu 50-

70% (Mbakurawang and Agustine, 2014).

Kepatuhan adalah suatu bentuk perilaku yang timbul akibat adanya

interaksi antara petugas kesehatan dan pasien sehingga pasien

mengerti rencana dengan segala konsekuensinya dan menyetujui

rencana tersebut serta melaksannnya (Kemenkes RI,2011 ;

Maryanti, 2017).

b. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan (Niven, 2002; Jaya, 2009;

Feuer Stein, dkk. dalam Anggina dkk., 2010).

1) Faktor eksternal meliputi dampak pendidikan dan kesehatan,

hubungan antara pasien dengan petugas kesehatan serta

dukungan dari lingkungan sosial dan keluarga.

2) Faktor internal meliputi usia, latar belakang, sikap dan emosi

yang disebabkan oleh penyakit yang diderita, dan kepribadian

pasien (Evadewi and et al, 2013).


28

c. Faktor-faktor ketidakpatuhan terhadap pengobatan menurut

(Padila,2012 ; Maryanti, 2017).

1) Kurang pahamnya penderita tentang tujuan pengobatan. Alasan

utama untuk tidak patuh adalah kurang mengerti tentang

pentingnya manfaat terapi obat dan akibat yang mungkin jika

obat tidak digunakan sesuai dengan intruksi.

2) Tidak mengertinya penderita tentang pentingnya mengikuti

aturan pengobatan yang ditetapkan.

3) Sukanya memperoleh obat diluar rumah sakit

4) Mahalnya harga obat

Penderita akan lebih enggan untuk mematuhi instruksi

penggunaan obat yang mahal, penderita akan melakukan

penghentian penggunaan sebelum waktunya sebagai alasan

untuk tidak menebus resep.

d. Perilaku patuh dipengaruhi oleh tiga faktor utama, meliputi

(Lurence Green,1980 dalam Notoadmojo, 2003) :

1) Faktor predisposisi

Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat

terhadap kesehatan, kepercayaan, nilai keyakinan dan

sebagainya. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi perilaku

seseorang termasuk dalam perilaku kesehatan (Maryanti,

2017).
29

2) Faktor pendukung

Faktor yang memungkinkan terjadinya perilaku. Faktor ini

meliputi lingkungan fisik yang tersedianya fasilitas-fasilitas

atau sarana kesehatan (Maryanti, 2017).

3) Faktor pendorong

Faktor yang memperkuat terjadiya perubahan perilaku. Faktor

ini meliputi sikap dan praktik petugas kesehatan maupun tokoh

masyarakat (Notoadmojo,2003 ; Maryanti, 2017).

e. Faktor-faktor yang mendukung kepatuhan

Menurut Feuer Stein, ada beberapa faktor yang mendukung sikap

patuh (Faktual,2009 ; Maryanti, 2017) :

1) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan usaha manusia meningkatkan

kepribadian atau proses perubahan perilaku menuju

kedewasaan dan penyempurnaan kehidupan manusia dengan

jalan membina dan mengembangkan potensi kepribadiannya

yang berupa rohani dan jasmani.

2) Akomodasi

Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian

klien yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Klien yang mandiri

harus dilibatkan secara aktif dalam program pengobatan.


30

3) Modifikasi faktor lingkungan dan sosial

Membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman

sangat penting, kelompok pendukung dapat dibentuk untuk

membantu memahami kepatuhan terhadap program pengobatan.

4) Perubahan model terapi

Program pengobatan dapat dibuat sederhana mungkin dan

penderita terlibat aktif dalam pembuatan program tersebut.

5) Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan penderita

f. Kepatuhan minum obat

1) Tepat dosis

Pemberian dosis yang berlebihan, untuk obat dengan rentang

terapi yang sempit akan sangat beresiko timbulnya efek

samping. Dan sebaliknya jika obat dengan dosis yang terlalu

kecil tidak akan menjamin tercapainya kadar terapi yang

diharapkan (Anonima,2006 ; Maryanti, 2017).

2) Cara pemberian obat

Cara pemberian obat memerlukan pertimbangan

farmakokinetik, yaitu cara atau rute pemberian besar dosis,

frekuensi pemberian, sampai dengan ke pemilihan cara

pemakaian yang paling mudah diikuti penderita, aman dan

efektif untuk penderita (Munaf,2004 ; Maryanti, 2017).


31

3) Waktu pemberian obat

Cara pemberian obat hendaknya dibuat sesederhana mungkin,

dan praktis agar mudah ditaati oleh penderita. Maka semakin

sering frekuensi pemberian obat perhari semakin rendah

tingkat ketaatan minum obat (Anonima, 2006 ; Maryanti, 2017).

4) Periode minum obat

Lama pemberian obat harus tepat sesuai penyakit masing-

masing (Anonima,2006 ; Maryanti, 2017).


32

B. Kerangka Teori

Skema 2.1
Kerangka Teori

Faktor-faktor yang
mempengaruhi hipertensi Hipertensi Pengetahuan
:
Faktor genetik
Umur
Jenis kelamin
Ras
Obesitas Kepatuhan minum
Nutrisi obat
Kebiaaan merokok

faktor terbesar yang


mempengaruhi kontrol
tekanan darah

Komplikasi hipertensi :
Penyakit jantung Faktor-faktor yang
Penyakit hipertensi mempengaruhi :
serebrovaskular Faktor internal (pendidikan,
Ensefalopati hipertensi kesehatan)
Kelainan pada mata Faktor eksternal (usia, latar
belakang, sikap dan emosi

Kematian

Sumber :
1. (Anggraini, 2009 dalam Sylvestris, 2017)
2. (Gumanti, 1999 dalam Sylvestris, 2017)
3. (Niven, 2002; Jaya, 2009; Feuer Stein, dkk. dalam
Anggina dkk., 2010 dalam penelitian Evadewi and et
al, 2013)
4. (WHO,2003
33

C. Kerangka Konsep

Kerangka konsep merupakan suatu hubungan atau kaitan antara konsep

satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti.

(Setiadi,2013).

Skema 2.2
Kerangka konsep

Variabel independen Variabel dependen

Pengetahuan Dasar Kepatuhan Minum


Tentang Hipertensi Obat

D. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan teoritis yang harus dibuktikan kebenarannya

melalui analisis terhadap bukti – bukti empiris (Setiadi, 2013).

Pada hipotesis dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan

Pengetahuan Dasar Tentang Hipertensi Dengan Kepatuhan Minum Obat

Penderita Hipertensi Di Desa Tamansari.

1. Ha : Adanya Hubungan Antara Pengetahuan Dasar Tentang Hipertensi

Dengan Kepatuhan Minum Obat Penderita Hipertensi.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain atau Rancangan Penelitian

Desain penelitian merupakan rencana penelitian yang disusun

sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban terhadap

pertanyaan penelitian. Desain penelitian mengacu pada jenis atau macam

penelitian yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian, serta berperan

sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut. (Setiadi, 2013).

Desain penelitian dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik

dengan rancangan cross sectional. Desain deskriptif merupakan penelitian

untuk melihat gambaran fenomena yang terjadi di dalam suatu populasi

tertentu. Penelitian deskriptif ini digunakan untuk menggambarkan atau

mendeskripsikan masalah-masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat

atau di dalam komunitas tertentu. Rancangan cross sectional adalah suatu

penelitian yang mempelajari korelasi antara paparan atau faktor risiko

(independen) dengan akibat atau efek (dependen), dengan pengumpulan

data dilakukan bersamaan secara serentak dalam satu waktu yang sama

antara variable independen dan variable dependen (Masturoh and T, 2018).


35

B. Populasi, Sampel dan Sampling

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakterisistik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek

dan benda-benda alam yang lain.populasi juga bukan sekedar jumlah

yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, akan tetapi meliputi

seluruh karakterisitik/sifat yang dimiliki oleh objek/subjek itu (Setiadi,

2013).

Menurut Arikunto (2002) populasi adalah suatu keseluruhan

subyek penelitian (Masturoh and T, 2018). Populasi dalam penelitian

ini adalah penderita hipertensi di Desa Tamansari Kecamatan Setu

Kabupaten Bekasi sebanyak 40 orang penderita.

2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan subyek yang akan diteliti

dan mewakili seluruh populasi. Sampel bisa dikatakan juga dengan

elemen-elemen populai yang dipilih berdasarkan kemampuan

mewakilinya. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang


36

dipelajari dari sampel itu. Kesimpulannya akan dapat diberlakukan

populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-

betul refresentatif (Setiadi, 2013). Sampel yang dijadikan responden

dalam penelitian ini adalah sebanyak 36 responden penderita

hipertensi di Desa Tamansari, dengan menggunakan rumus slovin :

N
n=
1 + N (d)2

Keterangan:

n = Perkiraan jumlah sampel

N = Perkiraan jumlah populasi

d = Tingkat kesalahan, yang dipilih 5% (d= 0,05)

N
n=
1 + N (d)2

40
n=
1 + 40 (0,05)2

40
n=
1 + 40 (0,0025)
40
n=
1 + 0,1

40
n=
1,1

n= 36,3

n= 36
37

3. Sampling

Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi untuk

menjadi sampel dari populasi untuk dapat mewakili populasi (Setiadi,

2013). Pengambilan sampling dalam penelitian ini adalah

Probability sampling dengan jenis Simple Random Sampling yaitu

teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak. Cara ini dipakai

jika anggota populasi dianggap homogen. (Setiadi, 2013).

C. Ruang lingkup penelitian

1. Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan dari tanggal 16-23 Juli 2020.

Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian

N Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustu


o s
1. Persiapan
Penelitian
2. Pengajuan
Judul
3. Bimbinga
n Proposal
4. Sidang
Proposal
5. Perbaikan
Proposal
6. Penelitian
7. Konsul
Hasil
8. Sidang
Hasil
9. Perbaikan
& Hard
38

Cover

2. Tempat penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini akan dilakukan di Desa Tamansari

Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi.

D. Variabel penelitian

Variabel adalah karakterisitik yang diamati yang mempunyai variasi nilai

dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti secara

empiris atau ditentukan tingkatannya (Setiadi, 2013).

1. Variabel Independent (Variabel Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi

variabel lain, apabila variabel independen berubah maka dapat

menyebabkan variabel lain berubah (Masturoh and T, 2018). Pada

penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah pengetahuan

dasar tentang hipertensi.

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat )

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen, artinya variabel dependen berubah karena disebabkan

oleh perubahan pada variabel independen (Masturoh and T, 2018).

Pada penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kepatuhan

minum obat.
39

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah

yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga

akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian

(Setiadi, 2013).

Tabel 3.2
Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala


Operasional ukur
1 Pengetahu Kemampuan Kuisioner 1. Baik = jika Ordinal
an dasar untuk nilai 75-100
hipertensi mengerti dan dengan skor
mengetahui benar 9-12
suatu hal atau 2. Cukup = jika
keadaan nilai 42-67
tentang dengan skor
hipertensi benar 5-8
3. Kurang = jika
nilai <33
dengan skor
benar <5 soal
2 Kepatuhan Reaksi atau Kuisioner 1. Patuh : jika Ordinal
Minum perubahan MMAS-8 nilai 6-8
Obat yang terdiri dari 2. Kurang patuh
ditunjukan 8 : jika nilai 3-
responden pertanyaan 5
terhadap 3. Tidak patuh :
kepatuhan jika nilai <3
minum obat
40

F. Jenis Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti dari hasil

pengukuran, pengamatan, survey dan lain-lain (Setiadi, 2013). Data

primer dari penelitian ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner

yang sudah diberikan pada penderita hipertensi di Desa Tamansari.

2. Data sekunder

Data yang diperoleh dari pihak lain, badan/instansi yang secara rutin

mengumpulkan data (Setiadi, 2013). Data sekunder dari penelitian ini

diperoleh dari data di Desa Tamansari.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah

sebagai berikut :

1. Tahap pertama, peneliti mempersiapkan materi dan konsep yang

mendukung penelitian ini dengan membaca berbagai referensi dan

jurnal.

2. Tahap kedua, peneliti sudah melakukan studi pendahuluan untuk

mengetahui penderita hipertensi di Desa Tamansari.

3. Tahap ketiga, peneliti sudah menyusun proposal penelitian. Setelah

menyusun proposal penelitian lalu diujikan dan sudah dinyatakan

layak untuk dilanjutkan ke tahap penelitian.


41

4. Tahap keempat, peneliti sudah melakukan revisi proposal

penelitian sebelum melaksanakan penelitian.

5. Tahap kelima, peneliti sudah mengajukan permohonan izin

penelitian dan diijinkan untuk melakukan penelitian di Desa

Tamansari.

6. Tahap keenam, peneliti sudah memberikan lembar persetujuan

kepada responden dan semua responden bersedia untuk menjadi

responden dan terlibat dalam penelitian ini.

7. Tahap ketujuh, semua responden sudah bersedia maka peneliti

telah menyebarkan kuesioner yang telah disiapkan kepada

responden yang telah dimintai persetujuan, responden diberi

penjelasan mengenai cara pengisian keusioner dan memberi

kesempatan kepada responden untuk bertanya apabila ada yang

kurang dipahami.

8. Tahap kedelapan, setelah kuesioner dan hasil terkumpul peneliti

sudah melakukan pemeriksaan kelengkapan jawaban ditempat.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam suatu penelitian yang berasal dari tahapan bentuk konsep, konstruk,

dan variabel sesuai dengan kajian teori yang mendalam. Untuk

mengumpulkan data dalam suatu penelitian, kita dapat menggunakan

instrumen yang telah digunakan pada penelitian terdahulu atau dapat pula
42

menggunakan instrumen yang dibuat sendiri. Instrumen yang telah

tersedia pada umumnya adalah instrumen yang sudah dianggap teruji

untuk mengumpulkan data variabel-variabel tertentu (Masturoh and T,

2018).

Instrument atau alat penelitian yang digunakan adalah kuesioner.

Menurut Iskandar (2008) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti memahami

variabel yang akan diukur dan jawaban apa yang diharapkan dari

responden (Masturoh and T, 2018).

Kuesioner yang disusun terdiri dari 3 bagian, yaitu :

1. Data demografi

Kuesioner ini terkait dengan identitas responden meliputi : umur,

jenis kelamin, pendidikan, dan pekerjaan dan lama menderita.

2. Kuesioner Pengetahuan Hipertensi

Kuesioner ini digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan tentang

hipertensi, terdiri dari 12 pertanyaan yang telah disediakan pilihan

jawabannya. Kategori respon terdiri dari “ya” dan “tidak”. Kategori

pengetahuan terdiri dari 3 yaitu :

1) Baik : Persentase 76%-100%

2) Cukup : Persentase 56%-75%


43

3) Kurang : Persentase <55%

3. Kuesioner Kepatuhan minum obat

Kuesioner MMAS-8 adalah nilai kepatuhan mengkonsumsi obat

dengan 8 skala untuk mengukur kepatuhan penggunaan obat dengan

rentang nilai 0 sampai 8. Kategori respon terdiri dari “ya” dan “tidak”.

MMAS-8 dikategorikan menjadi 3 tingkat kepatuhan obat antara lain :

a. Patuh apabila nilai 6-8

b. Kurang patuh apabila nilai 3-5

c. Tidak patuh apabila nilai <3

4. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji validitas adalah uji statistik yang digunakan untuk

menentukan seberapa valid suatu item pertanyaan untuk

mengukur variabel yang diteliti. Uji validitas untuk kuesioner

Pengetahuan tentang Hipertensi ini adalah modifikasi dari

penelitian yang sudah dilakukan oleh Dea (2018) dengan 36

responden dengan nilai r table untuk kuesioner ini adalah 0,329.

Item pertanyaan untuk kuesioner ini sebanyak 15 item dan

didapatkan yang valid sebanyak 12 pertanyaan dan yang tidak

valid sebanyak 3 pertanyaan.

Sedangkan untuk kuesioner Kepatuhan Minum Obat telah

dilakukan uji valid oleh Ardanti (2016) dalam penelitian Putri


44

(2017) dengan responden sebanyak 23 orang dalam Pearson

Product Moment Corelation. Hasil uji validitas tersebut

mendapatkan nilai r table 0,413. Item pertanyaan untuk kuesioner

ini adalah sebanyak 8 item dan semuanya dinyatakan valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah uji statistik yang digunakan untuk

menentukan tingkat konsistensi dari item pertanyaan. Reliabilitas

item diuji dengan melihat Koefisien Alpha dengan melakukan

Reliability Analysis dengan SPSS. Hasil uji reliabilitas pada

kuesioner Pengetahuan Hipertensi menunjukan nilai Cronbach’s

Alpha sebesar 0,839. Dari 12 item yang valid semuanya reliabel.

Maka dapat disimpulkan terdapat 12 item reliabel dengan jumlah

responden 36 orang.

Hasil uji reliabilitas pada kuesioner Kepatuhan Minum Obat

telah dilakukan uji reliabel oleh Ardanti (2016) dalam penelitian

Putri (2017) menunjukan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,76

dan kuesioner tersebut dinyatakan reliabel.

I. Pengolahan Data

Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk

memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data

mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan


45

informasi yang diperlukan. Ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh

peneliti dalam pengolahan data sebagai berikut : (Setiadi, 2013).

1. Melakukan edit (Editting)

Editting adalah proses memeriksa data yang dikumpulkan melalui

alat pengumpul data (instrumen penelitian ). Setelah data

terkumpul peneliti melakukan pemeriksaan data dengan cara

menjumlah dan melakukan koreksi yang menandakan bahwa data

siap untuk diolah.

2. Pemberian kode (Coding)

Coding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para

responden ke dalam bentuk angka/bilangan. Setiap data diberikan

kode-kode tertentu agar memudahkan kegiatan pengelolaan data.

Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan data analisis

data menggunakan komputer.

a. Coding untuk data demografi

Umur responden

1 = 40-50

2 = 51-60

3 = 61-70

Jenis kelamin
46

1 = Laki-laki

2 = Perempuan

Pekerjaan

1 = Pegawai swasta

2 = PNS

3 = Pedagang

4 = Petani/Buruh

5 = Tidak bekerja

6 = Lain-lain

Pendidikan Terakhir

1 = Tidak sekolah

2 = Tidak tamat SD

3 = Tamat SD

4 = Tamat SMP/MTS

5 = Tamat SMA/SMK

6 = Tamat Perguruan Tinggi

Lama menderita

1 = <5 tahun

2 = > 5 tahun

b. Coding untuk kriteria data khusus


47

Coding pada variable pengetahuan hipertensi

1 = Baik

2 = Cukup

3 = Kurang

Coding pada variable kepatuhan minum obat

1 = Patuh

2 = Cukup patuh

3 = Tidak patuh

3. Pemberian Nilai (Scoring)

Memberi skor pada setiap responden dengan melakukan pemberian

nilai terhadap jawaban kuesioner.

a. Penilaian untuk pengetahuan

Hasil skor dihitung dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

f
P= x 100
n

Keterangan

P: Persentase

F : Jumlah jawaban benar

n : jumlah skor maksimal

Kemudian dikriteriakan pengukuran pengetahuan menjadi :


48

1) Pengetahuan Baik : 1 dengan kriteria 76%-100% atau dengan

jumlah soal benar 9-12

2) Pengetahuan Cukup : 2 dengan kriteria 56%-75% atau dengan

jumlah soal benar 5-8

3) Pengetahuan Kurang : 3 dengan kriteria <56% atau dengan

jumlah soal benar <5

b. Penilaian untuk kepatuhan

1) Patuh : 1 dengan jumlah nilai 6-8

2) Kurang Patuh : 2 dengan jumlah nilai 3-5

3) Tidak Patuh : 3 dengan jumlah nilai <3

4. Melakukan tabulasi (Tabulating)

Tahap berikutnya dalam pengolahan data penelitian adalah

tabulating atau penyusunan data. Penyusunan data ini menajdi

sangat penting karena akan mempermudah dalam analisis data

secara statistik, baik menggunakan statistik deskriftif maupun

analisis inferensial (Swarjana, 2016).

J. Analisis Data

1. Analisa Univariat

Menurut Notoadmojo (2005) Analisa univariat adalah analisa yang

dilakukan untuk menganalisis tiap variabel dari hasil penelitian.

Analisa univariat berfungi untuk meringkas kumpulan data hasil


49

pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan data tersebut

berubah menjadi informasi yang berguna, dan pengolahan datanya

hanya satu variabel saja, sehingga dinamakan univariat (Sujarweni,

2014). Analisa univariat dalam penelitian ini adalah semua

karakteristik responden seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, dan

pekerjaan. Variabel independen dalam penelitian ini adalah

pengetahuan dasar hipertensi dan variabel dependen dalam penelitian

ini adalah kepatuhan minum obat. Analisa statistika ini dilakukan

dengan menggunakan program komputer spss.

2. Analisa Bivariat

Menurut Notoadmojo (2005) Analisa bivariat adalah analisa yang

dilakukan lebih dari dua variabel. Analisa bivariat berfungsi untuk

mengetahui hubungan antar variabel. Didalam penelitian ini analisis

bivariat dilakukan untuk mengetahui dengan mencari hubungan antar

variabel independen dengan variabel dependen. Pada penelitian ini

menggunakan uji statistik Chi Square, yang menyatakan nilai p value

≤ 0,05 maka Ho ditolak, berarti ada hubungan pengetahuan dasar

tentang hipertensi dengan kepatuhan minum obat penderita hipertensi

di desa tamansari. Data yang telah didapatkan akan dianalisa dengan

uji statistic. Uji statistic yang digunakan adalah Chisquare.

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan

komputer SPSS (Sujarweni, 2014).


50

K. Etika Penelitian

Etika penelitian adalah suatu pedoman etika yang berlaku untuk

setiap kegiatan penelitan yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak

yang diteliti dan masyarakat yang akan memperoleh dampak hasil

penelitian tersebut. Etika penelitian ini mencakup juga perilaku peneliti

atau perlakuan peneliti terhadap subjek penelitian serta sesuatu yang

dihasilkan oleh peneliti bagi masyarakat. Pengertian peneliti disini adalah

seseorang yang karena pendidikan dan kewenangannya memiliki

kemampuan untuk melakukan investigasi ilmiah dalam suatu bidang

keilmuan tertentu. Sedangkan subjek yang diteliti adalah orang yang

menjadi sumber informasi, baik masyarakat awam, professional berbagai

bidang, utamanya professional bidang kesehatan (Notoatmodjo 2010).

Peneliti dalam melakukan penelitian hendaknya memegang teguh

sikap ilmiah serta berpegang teguh pada etika penelitian, meskipun

mungkin penelitian yang dilakukan tidak akan merugikan atau

membahayakan bagi subjek penelitian. Secara garis besar, dalam

menjalankan sebuah penelitian, ada empat prinsip yang harus dipegang

teguh (Dharma, 2015), yaitu :

1. Informed consent

Peneliti sudah memberikan lembar persetujuan kepada setiap

responden, dan ketersediaan responden bisa terlihat dari lembar

persetujuan tersebut, serta menjelaskan tujuan dari penelitian ini.

2. Confidentiality (kerahasiaan)
51

Peneliti tidak menyebarluaskan atau mempublikasikan yang

berlebihan tentang jawaban kuesioner responden. Sehingga

kerahasiaan ini wajib dilakukan untuk tidak mengganggu rasa nyaman

responden karena tidak semua responden mau berbagi informasi yang

bersifat sangat rahasia ini.

3. Justice (Keadilan)

Penelitian ini dilakukan secara jujur, adil dan professional. Pada

penelitian ini keadilan yang dilakukan yaitu dengan memberikan

lembar kuesioner, bersikap baik kepada semua responden, dan tidak

membeda-bedakan responden satu dengan yang lainnya.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraiakan hasil penelitian dan pembahasan tentang

Hubungan Pengetahuan Dasar Tentang Hipertensi Dengan Kepatuhan Minum

Obat Penderita Hipertensi Di Desa Tamansari. Data yang akan disajikan dalam

bentuk tabel dan narasi.

Proses pengumpulan data dilakukan secara langsung kepada penderita

hipertensi sebanyak 36 responden yang dilaksanakan pada tanggal 16-23 Juli

2020. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

memberikan kuesioner pengetahuan tentang hipertensi dan kepatuhan minum obat

pada penderita hipertensi, dan sebelumnya menjelaskan terlebih dahulu tujuan dan

manfaat penelitian serta penjelasan informasi dengan menandatangani lembar

persetujuan sebagai bentuk persetujuan menjadi responden penelitian.

Data umum yang berisi karakteristik responden menurut umur, jenis kelamin,

pekerjaan, pendidikan terakhir, dan lama menderita. Data khusus yang berisi

tentang pengetahuan dasar tentang hipertensi dengan kepatuhan minum obat

penderita hipertensi di Desa Tamansari.

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


52

1. Letak Geografis

Desa Tamansari berada diwilayah dekat dengan ibukota kabupaten Bekasi

yang terletak pada 11’ LU dan 141’ LS, 95’ BT, dan 66’ BB dengan luas

592,3 Ha yang terdiri dari sawah 25 Ha dan tanah darat 338 Ha 3 Dusun

dengan 9 Rukun Warga (RW) dan 29 Rukun Tetangga (RT) dengan

memiliki batas wilayah administrative sebagai berikut :

 Sebalah utara Desa Burangkeng

 Sebelah selatan Desa Cikarageman

 Sebelah timur Desa Taman Rahyu

 Sebelah barat Desa Ciledug

Desa Tamansari berada di wilayah Kecamatan Setu Kabupaten Bekasi.

Terpatnya di Jl. MT Haryono Kp. Awirarangan Rt.001/001 – kode pos

17325.

2. Topografi

Secara umum keadaan topografi Desa Tamanssari adalah daerah dataran

dengan ketinggian tanah dari permukaan laut antara 500-600 dpl dengan

suhu udara rata-rata 22-350C. Iklim di Desa Tamansari sebagaimana desa-

desa lainnya diwilayah Indonesia yang mempunyai iklim kemarau dan

penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh terhadap pola tanam yang

ada di Desa Tamansari ini.

3. Visi dan Misi Desa Tamansari


53

a. Visi

Terwujudnya kehidupan masyarakat desa tamansari yang agamis, sehat,

aman, mandiri, dan sejahtera.

b. Misi

1) Mewujudkan pemerintahan desa yang tertib dan berwibawa

2) Mewujudkan sarana dan prasarana desa yang memadai

3) Menciptakan rasa aman, tentram, dalam suasana kehidupan desa

yang demokratis dan agamis.

4) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat menuju tertibnya

partisipasi dan peran serta masyarakat dalam seluruh aspek

pembangunan di desa tamansari

B. Hasil Dan Pembahasan Analisis Univariat

1. Data Umum

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Table 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Di

Desa Tamansari

Umur Jumlah Persentase (%)


40-50 21 58,3
51-60 10 27,8
61-70 5 13,9
Jumlah 36 100,0
Sumber Data : Lembar Kuesioner Responden di Desa
Tamansari,2020
54

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden yang menderita hipertensi berumur 40-50 tahun

sebanyak 21 responden (58,3%).

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis

Kelamin di Desa Tamansari

Jenis kelamin Jumlah Persentase (%)


Laki-Laki 4 11,1
Perempuan 32 88,9
Jumlah 36 100,0 %
Sumber Data : Lembar Kuesioner Responden di Desa
Tamansari,2020

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden yang menderita hipertensi dengan jenis kelamin

perempuan sebanyak 32 responden (88,9%). Dan responden yang

menderita hipertensi dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 4

responden (11,1%).

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Di Desa Tamansari

Pekerjaan Jumlah Persentase (%)


Pedagang 3 8,3
Lain-lain 33 91,7
Jumlah 36 100.0 %
55

Sumber Data : Lembar Kuesioner Responden di Desa


Tamansari,2020

Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa sebagian

besar pekerjaan responden adalah lain-lain yaitu wiraswasta dan

ibu rumah tangga sebanyak 33 responden (91,7%). Dan responden

dengan pekerjaan sebagai pedagang sebanyak 3 responden (8,3%).

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan

Di Desa Tamansari

Pendidikan Jumlah Persentase (%)


Tidak Sekolah 9 25,0
Tidak Tamat 4 11,1
SD
Tamat SD 15 41,7
Tamat 5 13,9
SMP/MTS
Tamat 3 8,3
SMA/SMK
Total 36 100,0 %
Sumber Data : Lembar Kuesioner Responden di Desa
Tamansari,2020

Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa dari 36

responden (100%), menunjukan bahwa sebagian besar responden

yang menderia hipertensi dengan pendidikan tamat SD sebanyak 15

responden (41,7%), yang tidak sekolah sebanyak 9 responden

(25,0%), yang berpendidikan tamat SMP/MTs sebanyak 5

responden (13,9%), yang tidak tamat SD sebanyak 4 responden


56

(11,1%), dan yang berpendidikan tamat SMA/SMK sebanyak 3

responden (8,3%).

e. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menderita

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menderita

Di Desa Tamansari

Lama Jumlah Persentase (%)


menderita
<5 tahun 23 63,9
>5 tahun 13 36,1
Total 36 100,0%
Sumber Data : Lembar Kuesioner Responden di Desa
Tamansari,2020

Berdasarkan tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa responden

yang menderita hipertensi terbanyak yaitu sejak <5 tahun sebanyak

23 responden (63,9%). Dan responden yang menderita hipertensi

sejak >5 tahun sebanyak 13 responden (36,1%).

2. Data Khusus

a. Pengetahuan Dasar Tentang Hipertensi

Table 4.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Dasar Tentang

Hipertensi Di Desa Tamansari

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)


Dasar Tentang
Hipertensi
Baik 13 36,1
Cukup 21 58,3
Kurang 2 5,6
57

Jumlah 36 100,0
Sumber Data : Lembar Kuesioner Responden di Desa
Tamansari,2020

Berdasarkan tabel 4.6 tentang distribusi frekuensi

pengetahuan dasar tentang hipertensi menunjukan bahwa sebagian

besar responden memiliki pengetahuan cukup tentang hipertensi

sebanyak 21 responden (58,3%).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi melalui

panca indera seseorang (penginderaan) terhadap suatu objek

tertentu, yaitu melalui indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga. Oleh karena itu pengetahuan

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

perilaku seseorang (Notoatmodjo 2016 dalam Kusuma dkk, 2019).

Semakin meningkatnya pengetahuan tentang hipertensi

maka akan mendorong seseorang untuk berperilaku yang lebih baik

dalam mengontrol hipertensi sehingga tekanan darah dapat

terkendalikan atau terkontrol.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat yang

dikemukakan oleh (A.Wawan dkk, 2018) bahwa pengetahuan

seseorang bisa dipengaruhi oleh faktor usia. Dalam penelitian ini

menunjukan usia responden sesuai dengan tabel 4.1 yang dapat

dilihat bahwa sebagian besar usia responden yaitu 40-50 tahun.

Dengan usia tersebut diharapkan responden mempunyai


58

pengetahuan yang baik dan cukup. Dengan semakin bertambahnya

usia maka pengetahuan seseorang akan semakin baik.

Selain itu faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah

pendidikan karena pendidikan sangat berpengaruh terhadap

pengetahuan responden. Responden yang memiliki pengetahuan

baik tentu mempunyai pengetahuan yang luas dalam hal ini tentang

hipertensi. Menurut (Hernawan dan Arifah, 2012) dalam (Harahap

dkk, 2019) pendidikan adalah salah satu faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang, semakin tinggi tingkat

pendidikan seseorang maka pengetahuannya akan semakin baik,

sehingga hal tersebut berakibat pada peningkatan potensi diri untuk

menjaga, mempertahankan dan meningkatkan kesehatanya. Namun

tingkat pendidikan rendah tidak menutup kemungkinan untuk

orang tersebut mengakses berbagai informasi dari media umum

yang tersedia (Hernawan dan Arifah, 2012 dalam Harahap,2019).

Responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah tamatan SD

karena mereka tinggal di pedesaan. Tidak menutup kemungkinan

untuk mereka memiliki pengetahuan yang baik karena pengetahuan

tidak hanya didapat dari sekolah tetapi juga bisa didapat dari mana

saja. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula

pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Berdasarkan hasil

penelitian ini menunjukan bahwa pendidikan responden sesuai


59

tabel 4.4 sebagian besar responden yaitu dengan pendidikan tamat

SD sebanyak 15 responden (58,3%).

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka responden

memiliki pengetahuan yang cukup tentang hipertensi yaitu

responden yang cukup mengerti tentang hipertensi dan memahami

bagaimana cara mengontrol hipertensi. Hal ini terkait dengan

penelitian (Kusuma dkk, 2019) tentang Hubungan Tingkat

Pengetahuan Tentang Hipertensi Terhadap Kepatuhan Pasien

Untuk Kontrol Tekanan Darah, dimana sebagian besar responden

memiliki pengetahuan yang cukup tentang hipertensi.

b. Kepatuhan Minum Obat

Table 4.7 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Minum Obat Penderita

Hipertensi Di Desa Tamansari

Kepatuhan Jumlah Persentase (%)


minum obat
Patuh 7 19,4
Cukup Patuh 23 63,9
Tidak Patuh 6 16,7
Jumlah 36 100,0
Sumber Data : Lembar Kuesioner Responden di Desa
Tamansari,2020

Berdasarkan tabel 4.7 tentang kepatuhan minum obat

menunjukan bahwa sebagian besar responden cukup patuh

terhadap minum obat sebanyak 23 responden (63,9%). Dan yang

patuh terhadap minum obat sebanyak 7 responden (19,4%).


60

Kemudian yang tidak patuh terhadap minum obat sebanyak 6

responden (16,7%).

Kepatuhan adalah suatu perubahan perilaku dari perilaku

tidak mentaati peraturan ke perilaku yang mentaati peraturan

(Notoatmodjo, 2003 dalam Kusuma dkk, 2019). Kepatuhan minum

obat artinya responden yang menderita hipertensi ini rutin atau

teratur dalam minum obat yang sudah diberikan pada saat berobat.

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa sebagian besar

responden yang cukup patuh sebanyak 23 responden (63,9%).

Hasil tersebut memberikan gambaran bahwa kepatuhan minum

obat penderita hipertensi di desa tamansari sebagian besar adalah

cukup patuh.

Kepatuhan minum obat merupakan faktor terbesar yang

mempengaruhi kontrol tekanan darah (Mbakurawang and

Agustine, 2014). Kepatuhan juga dipengaruhi oleh pendidikan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ekarini (2011)

mengatakan belum tentu responden dengan pendidikan tinggi

mempunyai kepatuhan tinggi dalam menjalani pengobatan, akan

tetapi responden dengan pendidikan rendah mempunyai kepatuhan

yang tinggi dalam menjalani pengobatan. Karena mereka punya

niat yang besar dan punya harapan untuk bisa sembuh sehingga

mereka patuh terhadap minum obat tersebut. Jika seseorang yang

mempunyai pengetahuan cukup baik tentang penyakit hipertensi


61

seperti mengetahui dampak dari jika mereka tidak mengkonsumsi

obat hipertensi maka penderita hipertensi akan berusaha sebisa

mungkin menghindari komplikasi dari hipertensi dengan

meluangkan sedikit waktu untuk rutin pergi ke puskesmas dan

mengkonsumsi obat secara teratur. Dari penelitian ini menunjukan

bahwa sebagian besar responden yang cukup patuh terhadap

minum obat yaitu dengan pendidikan rendah sebanyak 15

responden (41,7%).

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka responden memiliki

kepatuhan minum obat yang cukup yaitu responden yang cukup

mengerti tentang dampak jika tidak minum obat dan memahami

bagaimana cara mengontrol hipertensi.

C. Hasil Dan Pembahasan Analisis Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan Dasar Tentang Hipertensi Dengan Kepatuhan


Minum Obat Penderita Hipertensi Di Desa Tamansari.
Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan Dasar Tentang Hipertensi
Dengan Kepatuhan Minum Obat Penderita Hipertensi Di Desa Tamansar

Pengetahuan Kepatuhan Minum Obat


Dasar Tentang
Hipertensi Total P Value
Patuh Cukup Tidak
Patuh Patuh

N % N % N % N %

Baik 5 2,5 8 8,3 0 2,2 13 13,0

Cukup 2 4,1 15 13,4 4 3,5 21 21,0 0,003

Kurang 0 4 0 1,3 2 3 2 2,0

Total 7 7,0 23 23,0 6 6,0 36 36,0


62

Sumber Data : Lembar Kuesioner Responden di Desa


Tamansari,2020

Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat dari 21 responden yang

memiliki pengetahuan cukup dan patuh terhadap minum obat

sebanyak 2 responden (4,1%), yang memiliki pengetahuan cukup

dan cukup patuh minum obat sebanyak 15 responden (13,4%), dan

yang memiliki pengetahuan cukup dan tidak patuh minum obat

sebanyak 4 responden (3,5%).

Sedangkan dari 13 responden yang memiliki pengetahuan baik

dan patuh minum obat sebanyak 5 responden (2,5%). Yang

memiliki pengetahuan baik dan cukup patuh sebanyak 8 responden

(8,3%). Sedangkan yang memiliki pengetahuan baik dan tidak

patuh minum obat sebanyak 0 responden (2,2%).

Kemudian dari 2 responden yang memiliki pengetahuan

kurang dan patuh minum obat sebanyak 0 responden (4%). Yang

memiliki pengetahuan kurang dan cukup patuh minum obat

sebanyak 0 responden (1,3%). Dan yang memiliki pengetahuan

kurang dan tidak patuh minum obat sebanyak 2 responden (3%).

Hasil perhitungan statistik tersebut dianalisis menggunakan

Uji Chi Square yang didapat dari 36 responden pada penelitian ini

adalah didapatkan nilai p value yaitu 0,003 dengan nilai α (alpha)

= 0,05 dimana nilai p lebih kecil dari pada nilai α (alpha) yaitu
63

0,003 ≤ 0,05. Kesimpulannya Ho ditolak dan Ha di terima, yang

artinya Ada Hubungan Pengetahuan Dasar Tentang Hipertensi

Dengan Kepatuhan Minum Obat Penderita Hipertensi Di Desa

Tamansari. Berdasarkan nilai X2 hitung (15,917) > X2 tabel (9,488),

maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak, sehingga Ada

Hubungan Pengetahuan Dasar Tentang Hipertensi Dengan

Kepatuhan Minum Obat Penderita Hipertensi Di Desa Tamansari.

Berdasarkan data diatas menunjukan bahwa responden dengan

pengetahuan cukup baik akan cukup patuh terhadap minum obat.

Sehingga jika semakin baik pengetahuan seseorang tentang

masalah kesehatan maka akan sangat membantu dalam pencegahan

terjadinya masalah komplikasi hipertensi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh (Rahayu dkk, 2018) dengan judul Hubungan Pengetahuan Dan

Sikap Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Hipertensi

menunjukan bahwa adanya hubungan yang bermakna (signifikan)

antara pengetahuan responden dengan kepatuhan minum obat pada

pasien hipertensi di Poli Klinik Rumah Sakit Umum UKI Jakarta

Timur yang ditunjukkan dengan nilai probabilitas (p-value) 0,001

lebih kecil dari 0,05.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Rusida dkk(2017) dengan judul Pengaruh Tingkat


64

Pengetahuan, Motivasi dan Faktor Obat Terhadap Kepatuhan

Minum Obat Pasien Hipertensi di Puskesmas Kota Banjarbaru

Tahun 2017 menunjukan bahwa ada hubungan antara tingkat

pengetahuan dengan kepatuhan minum obat bahwa nilai p-

value=0,000. Dari nilai p dalam hasil uji statistik didapatkan

keputusan Ho ditolak (p<0,05) yang artinya ada hubungan yang

signifikan antara tingkat pengetahuan dengan kepatuhan minum

obat.

D. Keterbatassan penelitian

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mengakui adanya banyak

kelemahan dan kekurangan sehingga memungkinkan hasil yang ada belum

optimal atau bisa dikatakan belum sempurna. Setiap penelitian pasti

memiliki hambatan dalam proses pelaksanaannya dalam penelitian ini

peneliti memiliki beberapa keterbatasan yaitu :

1. Proses penelitian ini dilakukan dengan mendatangi rumah responden

satu per satu (door to door ) untuk menghindari adanya kerumunan

sehingga memerlukan waktu dan untuk tetap menjaga jarak. Untuk

menghindari hal tersebut maka hanya responden dan peneliti saja yang

ada di tempat penelitian tersebut.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di Desa Tamansari

dengan judul Hubungan Pengetahuan Dasar Tentang Hipertensi Dengan

Kepatuhan Minum Obat Penderita Hipertensi Di Desa Tamansari, maka

peneliti dapat menyimpulkan bahwa :

1. Sebagian besar responden penderita hipertensi di Desa Tamansari

berumur 40-50 tahun. Dengan jenis kelamin rata-rata adalah

perempuan. Dan mayoritas pekerjaan responden adalah wiraswasta

dan ibu rumah tangga. Tingkat pendidikan responden paling banyak

adalah tamatan SD. Sedangkan yang menderita hipertensi atau

memiliki riwayat hipertensi terbanyak < 5 tahun.

2. Sebagian besar responden penderita hipertensi di Desa Tamansari

memiliki pengetahuan yang cukup tentang hipertensi.

3. Sebagian besar responden penderita hipertensi di Desa Tamansari

cukup patuh terhadap minum obat hipertensi

4. Terdapat hubungan pengetahuan dasar tentang hipertensi dengan

kepatuhan minum obat penderita hipertensi di Desa Tamansari.


67

B. Saran

Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis ingin

menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Bagi STIKes Medistra Indonesia

Diharapkan dapat menjadi motivasi untuk menyelenggarakan kegiatan

penyuluhan ataupun promosi kesehatan sebagai upaya untuk

pengendalian hipertensi serta edukasi dalam proses kuratif

meningkatkan kepatuhan dalam menjalani pengobatan hipertensi. Dan

dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk memperkarya

pengetahuan dan keperluan referensi ilmu keperawatan khususnya

perawatan penderita hipertensi.

2. Bagi Masyarakat Di Desa Tamansari

Dapat dijadikan sebagai penambahan informasi baik untuk penderita

hipertensi maupun sebagai upaya untuk pencegahan sehingga tidak

mengalami hipertensi. Peneliti menyarankan bagi masyarakat yang

menderita hipertensi untuk patuh terhadap minum obat antihipertensi

agar tekanan darah dapat terkontrol dengan baik. Dan untuk

masyarakat yang tidak menderita hipertensi untuk tetap menjaga

kesehatannya agar tidak terkena hipertensi dengan cara menjaga pola

makan, melakukan olahraga,dan tidak merokok.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini belum sempurna karena keterbatasan peneliti,

diharapkan peneliti selanjutnya dapat melanjutkan penelitian ini


68

mengenai hubungan pengetahuan dasar tentang hipertensi dengan

kepatuhan minum obat penderita hipertensi dengan metode dan jenis

penelitian yang berbeda.


DAFTAR PUSTAKA
Arum, Y. T. G. (2019) ‘Hipertensi pada Penduduk Usia Produktif (15-64 Tahun)’,
HIGEIA (Journal of Public Health Research and Development)ch and
Development), 3(3), pp. 345–356. doi:
https://doi.org/10.15294/higeia/v3i3/30235.
Bachrudin, M. and Najib, M. (2016) Keperawatan Medikal Bedah 1. Jakarta
Selatan.
Dharma, K. K. (2015) Metodologi Penelitian keperawatan. Jakarta.
Evadewi, P. K. R. and et al (2013) ‘Kepatuhan Mengonsumsi Obat Pasien
Hipertensi Di Denpasar Ditinjau Dari Kepribadian Tipe A Dan Tipe B Putu
Kenny Rani Evadewi & Luh Made Karisma Sukmayanti S .’, 1(1), pp. 32–
42.
Firmansyah, R. S., Lukman, M. and Mambangsari, C. W. (1970) ‘Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan Dukungan Keluarga dalam Pencegahan Primer
Hipertensi’, Jurnal Keperawatan Padjadjaran, 5(2), pp. 197–213. doi:
10.24198/jkp.v5i2.476.
Harahap, D. A., Aprilla, N. and Muliati, O. (2019) ‘Hubungan Pengetahuan
Penderita Hipertensi Tentang Hipertensi Dengan Kepatuhan Minum Obat
Antihipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kampa Tahun 2019’, Jurnal
Ners, 3, pp. 97–102.
Khairiah, R. and Sipayung, tiarma uli (2018) ‘Hubungan Pengetahuan Dan Sikap
Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Hipertensi’, Jurnal Antara
Kebidanan, 1(4).
Maryanti, R. (2017) ‘Hubungan Kepatuhan Minum Obat Terhadap Peningkatan
tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi’.
Masturoh, I. and T, N. A. (2018) Metodologi Penlitian Kesehatan. Jakarta
Selatan.
Mbakurawang, I. N. and Agustine, U. (2014) ‘Kepatuhan Minum Obat Pada
Penderita Hipertensi Yang Berobat Ke Balai Pengobatan Yayasan
Pelayanan Kasih A dan A Rahmat Waingapu’, pp. 114–122.
Puspita, E. (2016) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan
Penderita Hipertensi Dalam Menjalani Pengobatan’, Universitas Negeri
Semarang.
Retnaningsih, R. (2016) ‘Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Tentang Alat
Pelindung Telinga Dengan Penggunaannya Pada Pekerja Di Pt. X’, Journal
of Industrial Hygiene and Occupational Health, 1(1), p. 67. doi:
10.21111/jihoh.v1i1.607.
Rusida, E. R., Adhani, R. and Panghiyangani, R. (2017) ‘Pengaruh Tingkat
Pengetahuan, Motivasi dan Faktor Obat Terhadap Kepatuhan Minum Obat
Pasien Hipertensi di Puskesmas Kota Banjarbaru Tahun 2017’, Jurnal
Pharmascience, 4(2), pp. 130–141. doi: 10.20527/jps.v4i2.5766.
Saputra, B. R., Rahayu and Indrawanto, I. S. (2017) ‘Profil Penderita Hipertensi
Di Rsud Jombang Periode Januari-Desember 2011’, Saintika Medika, 9(2),
p. 116. doi: 10.22219/sm.v9i2.4140.
Sari, H. S. P., Wiyono, J. and W, R. C. A. (2018) ‘Hubungan Tingkat
Pengetahuan Lansia Tentang Hipertensi Dengan Kepatuhan Dalam

68
Meminum Obat Di Posyandu Lansia Drupadi’, 3, pp. 785–790.
Setiadi (2013) Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta.
Sujarweni, V. W. (2014) Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta.
Swarjana, I. K. (2016) Statistik Kesehatan. 1st edn. Edited by A. A. C.
Yogyakarta: CV.Andi Offset.
Sylvestris, A. (2017) ‘Hipertensi Dan Retinopati Hipertensi’, Saintika Medika,
10(1), p. 1. doi: 10.22219/sm.v10i1.4142.
Wawan, A. and M, D. (2018) Teori dan Pengukuran pengetahuan, Sikap, Dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta.

69
Lampiran 1

FORMULIR PENGAJUAN JUDUL SKRIPSI

Nama Mahasiswa : Desy Sari Dewi


NPM : 16.156.01.11.088
Judul yang Diusulkan :
1. Hubungan Pengetahuan Dasar Tentang Hipertensi Dengan
Kepatuhan Minum Obat Penderita Hipertensi Di Desa Tamansari
====== Acc judul no 1
2. Hubungan Tingkat Pengetahuan Personal Hygiene Terhadap Terjadinya
Keputihan Pada Remaja Di SMPN 1 Setu
3. Hubungan Antara Pola Makan Dan Kebiasaan Olahraga Terhadap
Kejadian DM Di Wilayah Kecamatan Setu

Lampirkan latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian untuk
judul prioritas utama.

Bekasi, 5 April 2020


Mahasiswa yang Mengajukan

Desy Sari Dewi


NPM.
16.156.01.11.088

Mengetahui, Mengetahui,
Kordinator Skripsi Pembimbing Skripsi

Rotua Suriany S, M.Kes Lina Indrawati, S.Kep, Ns., M.Kep


NIDN. 0315018401 NIDN.0321108001

70
Ketua Program Studi Keperawatan (S1)
STIKes Medistra Indonesia

Lisna Agustina, S.Kep,Ns.,M.Kep


NIDN. 0404088405

Tembusan :
1. Ketua Program Studi Keperawatan (S1)
2. Kordinator Skripsi
3. Dosen Pembimbing
4. Mahasiswa

71
Lampiran 2

FORMULIR PERMOHONAN SIDANG PROPOSAL SKRIPSI

MAHASISWA KEPERAWATAN (S1) STIKes MEDISTRA INDONESIA

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Desy Sari Dewi

NPM : 16.156.01.11.088

Judul : Hubungan Pengetahuan Dasar Tentang Hipertensi Dengan

Kepatuhan Minum Obat Penderita Hipertensi Di Desa

Tamansari

Dengan ini mengajukan permohonan sidang proposal Skripsi kepada

koordinator Skripsi.

Atas perhatian ibu saya ucapkan terima kasih.

Pemohon,

(Desy Sari Dewi)

NPM:16.156.01.11.088

Dengan ini menyatakan bahwa nama mahasiswa tersebut layak untuk


melaksanakan sidang yang akan dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Senin,22 Juni 2020

Penguji I : Kiki Deniati, S.Kep, Ns., M.Kep ( )

Penguji II : Lina Indrawati, S.Kep, Ns., M.Kep ( )

72
Bekasi, 19 Juni 2020

Mengetahui,

Koordinator Skripsi Ketua Program Studi Keperawatan (S1)

(Rotua Suriany S, M.Kes) (Lisna Agustina, S.Kep,Ns.,M.Kep)


NIDN. 0315018401 NIDN. 0404 088405

73
Lampiran 3

LEMBAR KEGIATAN BIMBINGAN SKRIPSI

Tanggal Kegiatan Paraf Pembimbing Catatan


Bimbingan Pembimbing
02 APRIL 2020 Mekanisme Lanjutkan ke
pengajuan judul penyusunan bab
dan konsultasi 1
judul
menggunakan
zoom cloud.
08 APRIL Pengajuan judul Revisi sesuai
beserta lampiran arahan
latar belakang,
rumusan masalah,
dan tujuan
penelitian.
19 APRIL 2020 Konsultasi BAB I Revisi sesuai
dan II melalui arahan
email

03 MEI 2020 Mekanisme Revisi sesuai


penulisan latar arahan
belakang yang
mempunyai
benang merah
antar alinea.
12 MEI 2020 Konsultasi BAB Revisi sesuai
I,II, dan III arahan
melalui email

18 MEI 2020 Mekanisme Revisi sesuai


penulisan arahan
Proposal Skripsi
melalui Cisco
Webex
3 JUNI 2020 BAB I,II dan III Revisi sesuai
melalui email arahan

74
08 JUNI 2020 Konsultasi online Revisi sesuai
melalui video arahan
conference :
google meet
12 JUNI 2020 Konsultasi BAB Revisi sesuai
I,II,III dan arahan
kuesioner melalui
email
14 JUNI 2020 Makalah Acc sidang
proposal, lembar proposal,
bimbingan dan silahkan buat
lembar pengajuan pengajuan
siding sidang, lengkapi
lampiran
19 JUNI 2020 Acc sidang
proposal

25 JUNI 2020 Konsultasi revisi Acc proposal,


proposal setelah silahkan lanjut
sidang proposal penelitian

11 AGUSTUS Konsultasi bab Revisi sesuai


2020 I,II,III,IV dan V arahan
melalui email

20 AGUSTUS Konsultasi bab Revisi sesuai


2020 I,II,III,IV dan V arahan
melalui email
27 AGUSTUS Konsultasi bab Revisi sesuai
2020 I,II,III,IV dan V arahan
melalui email

3 SEPTEMBER Konsultasi bab Revisi sesuai


2020 I,II,III,IV dan V arahan
melalui email

9 SEPTEMBER Konsultasi bab Lengkapi tanggal


2020 I,II,III,IV dan V bimbingan dan
melalui email konsul ppt

10 Konsultasi ppt
SEPTEMBER
2020

75
Mengetahui,
Ketua Program Studi Keperawatan (S1)

Lisna Agustina,S.Kep,Ns.,M.Kep
NIDN.0404088405

76
Lampiran 4

Surat Permohonan Studi Pendahuluan

77
Lampiran 5

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :


Nama :
Usia :
Dengan ini saya bersedia menjadi responden penelitian mahasiswa STIKes
Medistra Indonesia Program Studi Keperawatan (S1) atas nama Desy Sari Dewi
dengan judul :

“HUBUNGAN PENGETAHUAN DASAR TENTANG HIPERTENSI


DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PENDERITA HIPERTENSI DI
DESA TAMANSARI”

Saya sudah diberi informasi dan memutuskan untuk berpartisipasi sebagai


responden pada penelitian ini secara sukarela dan tidak ada paksaan dari pihak
manapun.

Bekasi,……………2020

Responden

(………………………)

78
Lampiran 6

LEMBAR KUESIONER

A. Identitas
Petunjuk pengisian
Isilah data berikut dengan benar
1. Nomor responden :
2. Nama :
3. Umur :
4. Jenis kelamin : Laki-laki
Perempuan

3. Pekerjaan : Peg.Swasta Petani/Buruh


PNS Tidak bekerja
Pedagang Lain-lain, sebutkan

4. Pendidikan terakhir : Tidak Sekolah Tamat SMP/MTs


Tidak Tamat SD Tamat SMA/SMK
Tamat SD
Tamat Perguruan Tinggi

5. Lama menderita : <5 tahun


>5 tahun

79
KUESIONER 1

B. Tingkat pengetahuan tentang hipertensi


Petunjuk pengisian :
Petunjuk : jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda (√) untuk
pilihan ya atau tidak.

No Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah hipertensi di sebut juga sebagai
penyakit tekanan darah tinggi ?
2. Apakah tekanan darah >140/90 mmHg atau
lebih merupakan tekanan darah normal?
3. Apakah penyakit darah tinggi merupakan
penyakit keturunan ?
4. Apakah semakin bertambah umur, tekanan
darah akan semakin meningkat?
5. Apakah faktor umur, jenis kelamin dan
genetik merupakan faktor risiko yang tidak
dapat diubah ?
6. Apakah stroke, sakit jantung dan gagal ginjal
merupakan komplikasi penyakit hipertensi ?
7. Apakah minum obat merupakan
penanggulangan penyakit hipertensi?
8. Apakah merokok merupakan salah satu
factor yang dapat menyebabkan hipertensi?
9. Apakah obat hipertensi hanya di minum pada
saat dirasakan ada keluhan?
10. Apakah buah-buahan dan sayur-sayuran
merupakan makanan yang dapat
menyebabkan darah tinggi?
11. Apakah olahraga secara teratur, mengurangi
makanan asin/garam dapat mengurangi
risiko darah tinggi ?
12. Apakah benar orang yang menderita
hipertensi ditandai dengan pusing, mimisan
dan pandangan berkunang-kunang?

80
LEMBAR KUESIONER 2

C. KUESIONER MMAS-8
Tingkat kepatuhan minum obat penderita hipertensi
Petunjuk pengisian :
Petunjuk : jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda (√) untuk
pilihan ya atau tidak.

No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda kadang-kadang lupa minum
obat ?
2. Orang kadang-kadang tidak sempat minum
obat bukan karena lupa. Selama 2 pekan
terakhir ini, pernakah anda dengan sengaja
tidak meminum obat ?
3. Pernakah anda mengurangi atau berhenti
minum obat tanpa memberitahu dokter anda
karena anda merasa kondisi anda bertambah
parah ketika meminum obat tersebut ?
4. Ketika anda pergi bepergian atau meningglkan
rumah, apakah kadang-kadang anda lupa
membawa obat anda?
5. Apakah kemarin anda minum obat ?
6. Ketika anda merasa sehat, apakah anda juga
kadang berhenti meminum obat ?
7. Minum obat setiap hari merupakan hal yang
tidak menyenangkan bagi sebagian orang.
Apakah anda pernah merasa terganggu dengan
kewajiban anda terhadap pengobatan yang
harus anda jalani?
8. Seberapa sering anda mengalami kesulitan
minum semua obat anda?
a. Tidak pernah/jarang
b. Beberapa kali
c. Kadang kala
d. Sering
e. Selalu
Tulis : Ya (bila memilih :b/c/d/e ; Tidak (bila
memilih a)

81
Lampiran 7

Tabel Uji Validitas dan Reabilitas

82
83
Lampiran 9
Lembar Surat Balasan Penelitian

85
Lampiran 10
Tabel Hasil Uji Univariat Dan Bivariat

umur

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 40-50 21 58.3 58.3 58.3

51-60 10 27.8 27.8 86.1

61-70 5 13.9 13.9 100.0

Total 36 100.0 100.0

jenis kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-Laki 4 11.1 11.1 11.1

Perempuan 32 88.9 88.9 100.0

Total 36 100.0 100.0

pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Petani/Buruh 3 8.3 8.3 8.3


Lain-lain 33 91.7 91.7 100.0

Total 36 100.0 100.0

pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Tidak Sekolah 9 25.0 25.0 25.0

Tidak Tamat SD 4 11.1 11.1 36.1

Tamat SD 15 41.7 41.7 77.8

Tamat SMP/MTs 5 13.9 13.9 91.7

Tamat SMA/SMK 3 8.3 8.3 100.0

Total 36 100.0 100.0

86
lama menderita

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <5 tahum 23 63.9 63.9 63.9

>5 tahun 13 36.1 36.1 100.0

Total 36 100.0 100.0

pengetahuan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 13 36.1 36.1 36.1

Cukup 21 58.3 58.3 94.4

Kurang 2 5.6 5.6 100.0

Total 36 100.0 100.0

kepatuhan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Patuh 7 19.4 19.4 19.4

Cukup Patuh 23 63.9 63.9 83.3

Tidak Patuh 6 16.7 16.7 100.0

Total 36 100.0 100.0

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

pengetahuan * kepatuhan 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%

pengetahuan * kepatuhan Crosstabulation

kepatuhan

Patuh Cukup Patuh Tidak Patuh Total

pengetahuan Baik Count 5 8 0 13

Expected Count 2.5 8.3 2.2 13.0

% within pengetahuan 38.5% 61.5% 0.0% 100.0%

87
% within kepatuhan 71.4% 34.8% 0.0% 36.1%

Cukup Count 2 15 4 21

Expected Count 4.1 13.4 3.5 21.0

% within pengetahuan 9.5% 71.4% 19.0% 100.0%

% within kepatuhan 28.6% 65.2% 66.7% 58.3%

Kurang Count 0 0 2 2

Expected Count .4 1.3 .3 2.0

% within pengetahuan 0.0% 0.0% 100.0% 100.0%

% within kepatuhan 0.0% 0.0% 33.3% 5.6%


Total Count 7 23 6 36

Expected Count 7.0 23.0 6.0 36.0

% within pengetahuan 19.4% 63.9% 16.7% 100.0%

% within kepatuhan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)

Pearson Chi-Square 15.917a 4 .003


Likelihood Ratio 14.948 4 .005
Linear-by-Linear Association 10.389 1 .001
N of Valid Cases 36

Lampiran 11

88
Dokumentasi

Lampiran 12

89
FORMULIR PERMOHONAN SIDANG HASIL SKRIPSI
MAHASISWA KEPERAWATAN (S1) STIKes MEDISTRA INDONESIA

Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Desy Sari Dewi
NPM : 16.156.01.11.088
Judul : Hubungan Pengetahuan Dasar Tentang Hipertensi Dengan Kepatuhan
Minum Obat Penderita Hipertensi Di Desa Tamansari
Dengan ini mengajukan permohonan sidang hasil Skripsi kepada koordinator Skripsi.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Pemohon,

(Desy Sari Dewi)


NPM:16.156.01.11.088

Dengan ini menyatakan bahwa nama mahasiswa tersebut layak untuk melaksanakan sidang
yang akan dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : …………………………………………………………………

Penguji I : Kiki Deniati, S.Kep, Ns., M.Kep (……………………………..)


Penguji II : Lina Indrawati, S.Kep, Ns., M.Kep (……………………………..)

Bekasi, ……………………………..2020

Mengetahui,

Koordinator Skripsi Ketua Program Studi Keperawatan (S1)

90
(Rotua Suriany S, M.Kes) (Lisna Agustina, S.Kep,Ns.,M.Kep)
NIDN. 0315018401 NIDN. 0404 088405

91
Lampiran 13

LEMBAR PERSEMBAHAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat yang telah

memberikan kesehatan, kekuatan, kesabaran dalam mengerjakan skripsi ini.

Terimakasih kepada kedua orang tua, dimana kata terimakasih dan perjuangan ini

tidak cukup untuk menggantikan pengorbanan, kerja keras dan do’a dari kedua

orang tua, terimakasih telah memberikan kepercayaan dan memberikan semangat

sehingga saya dapat menyelesaiakan skripsi ini untuk mendapatkan gelar Sarjana

Keperawatan (S.Kep), tak lupa juga kepada adik dan saudara lainnya yang selalu

memberikan saya motivasi untuk menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu. Maaf

jika selama ini sering membuat khawatir dan membuat susah.

Terimakasih kepada seluruh dosen-dosen saya yang selama ini telah

membimbing dan mengajarkan semua ilmu keperawatan. Terimakasih kepada ibu

Roulita, S.Kep yang selama ini selalu meberikan semangat dan dukungan yang

tiada hentinya. Terimakasih kepada Ibu Rotua Suriany, M.Kes selaku wali kelas

4C Keperawatan yang selama ini selalu memberikan semangat dan dukungan.

Terimakasih kepada Ibu Lina Indrawati, S.Kep, Ns., M.Kep selaku dosen

pembimbing skripsi yang selama ini memberikan semangat, dukungan, masukan

dan selalu meluangkan waktu untuk kami anak bimbingan skripsi ibu.

92
Terimakasih kepada kedua orang tua dan

kedua adik saya yang selalu memberikan semangat

tiada henti sehingga saya bisa sampai tahap ini.

Mereka lah yang selalu memotivasi saya. Dan

membuat saya semaki semangat dalam menjalani semua ini.

Terimakasih kepada saudara dan

teman-teman seperjuangan “Onecees” yang

selama ini menjadi teman seperjuangan untuk

mendapatkan gelar sarjana keperawatan

(S.Kep) yang telah memberikan banyak

kenangan dan pengalaman yang luar biasa

serta motivasi untuk menyelesaiakan studi

hingga tugas akhir ini.

Terimakasih kepada sahabat seperjuangan

Gabut Squad yang selalu menemani dalam suka

maupun duka, selalu memberikan semangat

selama proses pendidikan ini. Terimakasih

kepada kalian yang bukan hanya sekedar teman

dekat ataupun sahabat tapi kami ini adalah

keluarga, kami pernah melangkah ke tempat

yang sama, belajar, makan dimeja yang sama,

93
tidur bersama dan kini kebersamaan itu mengikat kami dalam senyuman yang

paling indah.

Tak lupa ucapan terimakasih kepada Tiara Maha

Elita sahabat yang sudah seperti saudara sendiri buat

penulis, sahabat yang selalu ada, yang selalu

memberikan semangat dari awal menginjak dunia

pendidikan hingga saat ini.

94
Lampiran 14

BIODATA

1. Data pribadi

Nama Lengkap

: Desy Sari

Dewi

Nama Panggilan : Desy

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat,Tanggal Lahir: Bekasi, 05

Maret 1998

Alamat : Kp. Awirarangan

Rt.003 Rw.003 Desa Tamansari Kecamatan Setu,

Kabupaten Bekasi

Agama : Islam

Kebangsaan : Indonesia

Email : dewisaridesy@gmail.com

2. Pendidikan Formal

2004-2010 : SD Negeri Tamansari 01

2010-2013 : SMP Negeri 1 Setu

2013-2016 : SMA Negeri 1 Setu

2016-2020 : STIKes Medistra Indonesia (S1 Ilm Keperawatan)

95

Anda mungkin juga menyukai