Anda di halaman 1dari 74

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN


MINUM ANTIRETROVIRAL PADA ODHA (ORANG DENGAN
HIV/AIDS) BERDASARKAN LITERATURE REVIEW

OLEH :
ANANDA AYU MUTOHAROH
NIM. 171040500030

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
JURUSAN S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2021
\

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN


MINUM ANTIRETROVIRAL PADA ODHA (ORANG DENGAN
HIV/AIDS) BERDASARKAN LITERATURE REVIEW

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna


Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

OLEH :
ANANDA AYU MUTOHAROH
NIM. 171040500030

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG
JURUSAN S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
TAHUN 2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN


MINUM ANTIRETROVIRAL PADA ODHA (ORANG DENGAN
HIV/AIDS) BERDASARKAN LITERATURE REVIEW

Telah disetujui untuk diujikan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

Jurusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat

STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

Pamulang, 14 April 2021

Pembimbing 1, Pembimbing II,

Fenita Purnama Sari Indah, S.KM, M.Kes Beny Maulana Satria, M.Si

NIDN. 0312069101 NIDN. 0311128802

Mengetahui

Ketua Jurusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Frida Kasumawati, S.KM., M.Kes

NIDN. 0413068007

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Yang Berjudul :

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN


MINUM ANTIRETROVIRAL PADA ODHA (ORANG DENGAN
HIV/AIDS) BERDASARKAN LITERATURE REVIEW

Telah dilakukan Ujian Sidang Skripsi dan Perbaikan sesuai dengan


Saran Dewan Penguji serta diperiksa oleh Tim Pembimbing Skripsi
STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

Pamulang, tanggal, bulan, tahun


Penguji I, Penguji II,

Nama lengkap dan gelar Nama lengkap dan gelar


NIDN/NIDK NIDN/NIDK

Mengetahui
Ketua STIKes Widya Dharma Husada Tangerang,

Ns. Riris Andriati, S.Kep., M.Kep


NIDN. 0417108201

iii
iiii
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Ananda Ayu Mutoharoh
NIM : 171040500030
Tempat dan tanggal lahir : Bekasi, 02 Juli 1998

Menyatakan bahwa Karya Ilmiah (Skripsi) yang berjudul “Faktor-Faktor Yang


Berhubungan Dengan Kepatuhan Minum Antiretroviral Pada ODHA (Orang
dengan HIV/AIDS) Berdasarkan Literature Review” adalah bukan karya tulis
ilmiah orang lain baik sebagian maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk
kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Demikianlah pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila pernyataan
ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.

Pamulang, tanggal, bulan, tahun


Yang membuat pernyataan,

(Ananda Ayu Mutoharoh)


NIM. 171040500030

Mengetahui :
Pembimbing I, Pembimbing II,

Fenita Purnama Sari Indah, S.KM, M.Kes Beny Maulana Satria, M.Si
NIDN. 0312069101 NIDN. 0311128802

iv
iv
JURUSAN S1 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

SKRIPSI, TAHUN 2021

ANANDA AYU MUTOHAROH 171040500030

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN


MINUM ANTIRETROVIRAL PADA ODHA (ORANG DENGAN
HIV/AIDS) BERDASARKAN LITERATURE REVIEW

ABSTRAK

Total kasus HIV/AIDS secara global hingga akhir tahun 2018 adalah 37.9 juta
(WHO, 2018). Kasus kematian turun sebesar 45% dan penggunaan terapi ARV
meningkat sebesar 62%. Terdapat banyak faktor yang berhubungan dengan
kepatuhan minum ARV seperti pengetahuan dan dukungan sosial. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan
dengan kepatuhan minum antiretroviral pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS)
berdasarkan literature review. Peneliti mengumpulkan sejumlah data pustaka
terkait dengan masalah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan
pengetahuan dengan kepatuhan minum antiretroviral pada ODHA (Orang dengan
HIV/AIDS) sebanyak (50%), sedangkan huhungan dukungan sosial dengan
kepatuhan minum antiretroviral pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS)
sebanyak (90%).

Kata kunci : faktor-faktor kepatuhan, antiretroviral

Kepustakaan : 10 artikel

Tahun Referensi : (2012-2020)

v
v
MAJORING IN PUBLIC HEALTH SCIENCE

STIKES WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

THESIS, YEAR 2021

ANANDA AYU MUTOHAROH 171040500030

FACTORS ASSOCIATED WITH ADHERENCE TO ANTIRETROVIRAL


THERAPY IN PEOPLE LIVING WITH HIV (PEOPLE WITH HIV/AIDS)
BASED ON A LITERATURE REVIEW

ABSTRACT

The total number of HIV/AIDS cases globally until the end of 2018 was 37.9

million (WHO, 2018). Case fatality decreasedby 45% and use of ARV therapy

increased by 62%. There are many factors related to adherence to ARV, such as

knowledge and social support. The aim of this study was to identify factors

associated with adherence to antiretroviral therapy in people living with HIV

(People with HIV/AIDS) based on a literature review. The researcher collected a

number of literature data related to the problem. The result of this study indicate

that the relationship between knowledge and adherence to antiretroviral intake in

ODHA (People with HIV/AIDS) is as much as (50%), while the relationship

between social support and adherence to antiretroviral intake in ODHA (People

with HIV/AIDS) is as much as (90%).

Keyword : adherence factors, antiretroviral

Literature : 10 article

Reference year : (2012-2020)

vi
vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. atas segala kuasa dan

karunia yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang

berjudul “FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

KEPATUHAN MINUM ANTIRETROVIRAL PADA ODHA (ORANG

DENGAN HIV/AIDS) BERDASARKAN LITERATURE REVIEW”. Skripsi ini

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Kesehatan

Masyarakat pada Jurusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Widya Dharma

Husada Tangerang.

Dalam menyelesaikan Skripsi ini penulis menyadari bahwa banyak mendapat

bantuan berupa bimbingan, arahan dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Drs. H. Darsono selaku Ketua Yayasan Widya Dharma Husada.

2. Ns. Riris Andriati, S.Kep., M.Kep, selaku Ketua STIKes Widya Dharma

Husada Tangerang.

3. Muhammad Zulfikar Adha, SKM., M.HL, selaku Wakil Ketua I Bidang

Akademik.

4. Siti Novy Romlah, S.Keb., M.Epid, selaku Wakil Ketua II Bidang SDM.

5. Ida Listiana, S.ST., M.Kes, selaku Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan.

6. Frida Kasumawati, S.KM., M.Kes, selaku Ketua Jurusan S1 Kesehatan

Masyarakat.

vii
7. Tri Okta Ratnaningtyas, SKM., M.Kes, selaku Sek. Jurusan S1 Kesehatan

Masyarakat dan selaku Koordinator Skripsi.

8. Fenita Purnama Sari Indah, S.KM, M.Kes, selaku Pembimbing I.

9. Beny Maulana Satria, M.Si, selaku Pembimbing II.

10. ................, selaku Penguji I.

11. ................, selaku Penguji II.

12. Seluruh dosen dan staff tata usaha STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

yang telah memberikan bimbingan dan pengetahuan serta fasilitas dalam

mengikuti pendidikan hingga penyelesaian Skripsi ini.

13. Orang tua tercinta, serta saudara tersayang yang selalu memberikan doa,

semangat, dan dukungan kepada peneliti.

14. Sahabat seperjuangan RANN yang selalu memberikan semangat dan saling

menguatkan satu sama lain dalam menyusun skripsi.

15. Seluruh teman-teman seperbimbingan dan seperjuangan S1 Kesehatan

Masyarakat yang saling mendukung dan membantu dalam penyusunan skripsi

ini.

16. Semua pihak yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu yang telah

membantu peneliti baik itu secara langsung maupun tidak langsung dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Dengan berbagai keterbatasan dalam pembuatan Skripsi ini, penulis menerima

kritik dan saran yang bersifat membangun guna perbaikan laporan penelitian ini.

viii
viiiv
Akhir kata semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan profesi Ahli Kesehatan

Masyarakat.

Pamulang, tanggal, bulan, tahun

Ananda Ayu Mutoharoh

ix
ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................ ii

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN............................................................................. iv

ABSTRAK......................................................................................................... v

ABSTRACT...................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR...................................................................................... vii

DAFTAR ISI..................................................................................................... x

DAFTAR TABEL............................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................

A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian............................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian........................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................

A. Konsep Teori..................................................................................... 7
1. HIV/AIDS..................................................................................... 7
2. Terapi ARV (Antiretroviral)...................................................... 13
3. Kepatuhan Minum ARV............................................................ 15

x
x
B. Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Terapi ARV................ 18
C. Penelitian Terkait............................................................................ 21

BAB III METODE...........................................................................................

A. Jenis Penelitian................................................................................ 26
B. Tahapan Literature Review............................................................. 26
C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling....................................... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.........................................................

A. Karakteristik Studi.......................................................................... 34
B. Karakteristik Responden Studi...................................................... 34
C. Karakteristik Hasil Pencarian Literature..................................... 34

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................

A. Kesimpulan...................................................................................... 53
B. Saran................................................................................................. 54

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 55

LAMPIRAN

xi
xi
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Review Jurnal

Tabel 3.1 Kata Kunci Literature Review

Tabel 3.2 Format PICOS dalam Literature Review

Tabel 4.1 Hasil Pencarian Literatur Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan

Tabel 4.2 Hasil Pencarian Literatur Hubungan Dukungan Sosial dengan


Kepatuhan

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Bagan alur pemilihan jurnal

xiii
xiiix
xiv
xivx
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 : Format Penilaian Ujian Proposal
Lampiran 2 :Formulir Pendaftaran Ujian Hasil Skripsi

xv
xvx
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan yang mengancam

Indonesia dan banyak negara di seluruh dunia. Human Immunodeficiency Virus

(HIV) adalah virus yang dapat menyerang dan menurunkan sistem kekebalan

tubuh manusia sehingga menyebabkan munculnya kumpulan berbagai gejala

penyakit yang disebut AIDS. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)

adalah suatu penyakit retrovirus yang disebabkan oleh HIV dan ditandai

dengan imunosupresi berat yang menimbulkan infeksi oportunistik, neoplasma

sekunder dan manifestasi neurologis.

Kematian terkait AIDS telah menurun secara global sejalan dengan

penggunaan terapi ARV pada ODHA. Kasus kematian turun sebesar 45% dan

penggunaan terapi ARV meningkat sebesar 62%. Angka kasus baru dari tahun

2010 hingga 2018 turun sebesar 37%. Total kasus HIV/AIDS secara global

hingga akhir tahun 2018 adalah 37,9 juta (WHO, 2018). Pada laporan Ditjen

P2P, Kemenkes RI, 29 Mei 2020, tentang perkembangan HIV/AIDS dan

Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) Triwulan 1 Tahun 2020 jumlah HIV

secara nasional sebanyak 388.724.

Penggunaan terapi ARV oleh ODHA di Indonesia pada tahun 2011

sebanyak 39 ribu kasus dan pada tahun 2016 meningkat sebanyak 141.596 ribu

kasus atau tiga kali lipat dibandingkan tahun 2011, sedangkan kasus kematian

akibat AIDS menurun 15,5% pada tahun 2016 (Dirjen P2PL Kemenkes RI,

1
2017). Sejak pertama kali ditemukan di Indonesia pada tahun 1987 sampai

dengan Juni 2018, tercatat sebanyak 301.959 jiwa positif terinfeksi HIV dan

108.829 kasus AIDS (Kementerian kesehatan Republik Indonesia, 2018).

HIV/AIDS menduduki peringkat pertama jumlah penyakit menular di

Provinsi Banten pada tahun 2016 dengan jumlah kasus baru HIV dari 8

Kabupaten/Kota sebanyak 336 orang dan AIDS 212 orang. Kabupaten

Tangerang merupakan kabupaten dengan jumlah HIV/AIDS tertinggi di

Provinsi Banten pada tahun 2016 dengan jumlah kasus HIV sebanyak 138

orang dan AIDS sebanyak 43 orang (Badan Pusat Statistik, 2016). Berdasarkan

proporsi pernah mendengar HIV/AIDS pada penduduk umur lebih dari 15

tahun menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Banten paling banyak di dominasi

oleh Kota Tangerang Selatan. Berdasarkan Provinsi Banten HIV paling banyak

di dominasi kelompok usia 25-34 (Riskesdas, 2018).

Prevalensi HIV cukup tinggi pada kelompok umur produktif, yaitu di

rentang usia 20-29 tahun. Prevalensi HIV yang dilaporkan cukup tinggi di

kelompok usia 20-24 tahun dan 25-29 tahun. Kasus HIV usia 20-24 tahun

sebanyak 7.068 dan umur 25-49 tahun sebanyak 32.487 (Kementerian

Kesehatan RI, 2018).

Kepatuhan pasien HIV/AIDS dalam terapi ARV merupakan salah satu

faktor yang penting dalam keberhasilan pengobatan HIV/AIDS, karena ARV

yang berkelanjutan tanpa terputus akan mampu menekan perkembangan virus,

mengurangi resistensi virus, memperbaiki kualitas hidup pasien dan

memperbaiki kesehatannya secara umum. Sebaliknya ketidakpatuhan pasien

2
dapat menjadi penyebab gagalnya terapi ARV. Disamping dapat

mengakibatkan resistensi obat pasien akan membutuhkan ARV lini kedua atau

tiga dengan biaya yang besar karena keterbatasannya (Pudjiati, 2016).

Ketidakpatuhan pasien pada terapi ARV dapat memberikan efek negatif yang

sangat besar karena persentase penyakit HIV/AIDS mencapai 54% dari seluruh

penyakit di tahun 2001. Angka ini bahkan diperkirakan akan meningkat

menjadi lebih dari 65% pada tahun 2020. Banyak penelitian menunjukkan

bahwa hanya dengan kelupaan satu atau dua dosis obat ARV dalam satu

minggu dapat memberikan dampak besar terhadap pengobatan HIV/AIDS.

Faktor yang penting dalam keberhasilan terapi ARV adalah kepatuhan

penderita HIV untuk meminum obat (Shintawati & Widayanti, 2014). Banyak

faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan minum obat pasien

HIV/AIDS misalnya kesulitan dalam mendapatkan obat, mahalnya harga obat,

lupa memakai obat atau terlalu sibuk, takut statusnya terungkap, tidak

memahami pengobatan, dan tidak percaya dengan obat-obatan (Galistiani &

Mulyaningsih, 2013). Penyebab dari ketidakpatuhan pasien meliputi usia,

pendidikan, masalah ekonomi, takut akan efek samping, depresi dan gangguan

mental, kurangnya pengetahuan tentang penyakit, kemudahan akses pelayanan,

dukungan keluarga dan dukungan tenaga medis. Faktor tersebut akibat dari

kurangnya informasi dan komunikasi mengenai pengobatan ARV.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Martoni dkk (2013), menyatakan

faktor yang paling berperan terhadap kepatuhan pasien HIV/AIDS adalah

pengetahuan. Persepsi merupakan tindakan lanjutan dari pengetahuan yang

3
dimiliki responden yang juga sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi

patuh atau tidaknya ODHA dalam menjalani terapi. Penelitian yang dilakukan

oleh Saputro dkk (2017) menunjukkan hasil dimana pengetahuan dan persepsi

memiliki hubungan dengan kepatuhan ODHA dalam menjalani terapi ARV.

Penelitian yang dilakukan oleh Sugiharti dkk (2014) tentang faktor-faktor yang

mendukung kepatuhan ODHA dalam minum obat ARV di Kota Bandung tahun

2011-2012 menyatakan bahwa untuk mencapai tingkat kepatuhan minum obat

ARV >95%, diperlukan dukungan sosial baik dari keluarga maupun teman.

Hasil penelitian Handayani dan Dewi, 2017 yang mengatakan bahwa lama

terapi ARV berhubungan dengan kualitas hidup pasien HIV AIDS. Peneliti

berpendapat dengan kepatuhan dalam terapi ARV dapat memperpanjang umur

harapan hidup, membuat pasien lebih sehat dan produktif dengan mengurangi

viremia dan meningkatkan sel CD4. Penelitian oleh Lubis (2011) bahwa ketika

pasien mampu menerima keadaan dirinya, baru ia akan mempunyai harga diri

yang tinggi. Pasien yang memiliki harga diri yang tinggi dapat melawan

pengaruh negatif dari penyakitnya.

Hasil penelitian ini didukung oleh Suparyanto (2012) menyatakan bahwa

dukungan keluarga yang tinggi dapat memiliki harga diri yang lebih tinggi

dimana peran keluarga mempunyai pengaruh yang sangat tinggi dalam harga

diri seseorang. Hasil penelitian oleh Pariaribo (2017) menyatakan bahwa faktor

dukungan keluarga mempunyai hubungan dengan kepatuhan pengobatan

minum ARV. Namun hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan penelitian

yang dilakukan oleh Nurihwani (2017) menyatakan bahwa tidak ada hubungan

4
antara dukungan keluarga terhadap kepatuhan pengobatan ARV pada ODHA

(Orang dengan HIV/AIDS).

B. Rumusan Masalah

Apa saja faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum

antiretroviral pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) berdasarkan literature

review?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-

faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum antiretroviral pada

ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) berdasarkan literature review.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi hubungan pengetahuan dengan kepatuhan minum

antiretroviral pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) berdasarkan

literature review.

b. Mengidentifikasi hubungan dukungan sosial dengan kepatuhan minum

antiretroviral pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) berdasarkan

literature review.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi STIKes Widya Dharma Husada Tangerang

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi dan referensi bagi

peneliti-peneliti selanjutnya atau sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut

5
serta menambah kepustakaan dan literatur STIKes Widya Dharma Husada

Tangerang.

2. Bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS)

Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber pengetahuan bagi ODHA

(Orang dengan HIV/AIDS) terkait dengan faktor yang berhubungan dengan

kepatuhan minum antiretroviral, agar orang yang terinfeksi dapat menjalani

hidup lebih lama, bahkan tetap dapat beraktivitas normal layaknya orang

sehat dengan mematuhi penggunaan antiretroviral.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat menambah wawasan mengenai faktor-faktor yang berhubungan

dengan kepatuhan minum antiretroviral pada ODHA (Orang dengan

HIV/AIDS) berdasarkan literatur review. Dapat menambah pengetahuan

bagi peneliti selanjutnya mengenai literature review.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Teori

1. HIV/AIDS

a. Definisi HIV/AIDS

HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan virus yang dapat

menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang

bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh

manusia. AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome) atau

kumpulan berbagai gejala penyakit akibat turunnya kekebalan tubuh

individu akibat HIV. Ketika individu sudah tidak lagi memiliki sistem

kekebalan tubuh maka semua penyakit dapat dengan mudah masuk ke

dalam tubuh. Karena sistem kekebalan tubuhnya menjadi sangat lemah,

penyakit yang tadinya tidak berbahaya akan menjadi sangat berbahaya.

b. Gejala dan Tanda HIV

Perjalanan Virus ini memang membutuhkan waktu yang cukup lama

sebelum HIV benar-benar menginfeksi tubuh penderita. Gejala awal

infeksi HIV yang umum dirasakan oleh seseorang yang terinfeksi yaitu

flu, batuk, demam, dan sakit kepala. Tetapi setelah dua minggu atau lebih

dan tubuh memberikan reaksi yang besar terhadap infeksi virus tersebut,

maka berbagai gejala akan lebih sering muncul sesuai dengan tahapan

infeksi virus HIV hingga menjadi AIDS. Sebagian besar orang yang

7
terinfeksi HIV tidak menyadarinya karena tidak ada gejala yang tampak

setelah terjadi infeksi.

Beberapa orang mengalami gangguan kelenjar dengan efek seperti

demam (disertai panas tinggi, gatal-gatal, nyeri sendi, dan pembengkakan

pada limpa), yang dapat terjadi antara enam minggu dan tiga bulan

setelah terjadinya infeksi. Kendati infeksi HIV tidak disertai gejala awal,

seseorang yang terinfeksi HIV sangat mudah menularkan virus tersebut

kepada orang lain. Satu-satunya cara untuk menentukan apakah HIV ada

di dalam tubuh seseorang adalah melalui tes HIV.

c. Tahapan perubahan HIV/AIDS

1) Fase 1

Umur infeksi 1-6 bulan (sejak terinfeksi HIV) individu sudah terpapar

dan terinfeksi. Tetapi ciri-ciri terinfeksi belum terlihat meskipun ia

melakukan tes darah. Pada fase ini antibiotik terhadap HIV belum

terbentuk. Bisa saja terlihat/mengalami gejala-gejala ringan, seperti

flu (biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri).

2) Fase 2

Umur infeksi : 2-10 tahun setelah terinfeksi HIV. Pada fase kedua ini

individu sudah positif HIV dan belum menampakkan gejala sakit.

Sudah dapat menularkan pada orang lain. Bisa saja terlihat/mengalami

gejala-gejala, seperti flu (biasanya 2-3 hari dan sembuh sendiri).

8
3) Fase 3

Mulai muncul gejala-gejala awal penyakit. Belum disebut sebagai

gejala AIDS. Gejala-gejala yang berkaitan antara lain keringat yang

berlebihan pada waktu malam, diare terus menerus, pembengkakan

kelenjar getah bening, flu yang tidak sembuh-sembuh, nafsu makan

berkurang. Pada fase ketiga ini sistem kekebalan tubuh mulai

berkurang.

4) Fase 4

Sudah masuk fase AIDS. AIDS baru dapat terdiagnosa setelah

kekebalan tubuh sangat berkurang dilihat dari jumlah sel-T nya.

Timbul penyakit tertentu yang disebut dengan infeksi oportunistik

yaitu TBC, infeksi paru-paru yang menyebabkan radang paru-paru

dan kesulitan bernafas, kanker, khususnya sariawan, kanker kulit atau

sarcoma kaposi, infeksi usus yang menyebabkan diare parah

berminggu-minggu, dan infeksi otak yang menyebabkan kekacauan

mental dan sakit kepala.

WHO menetapkan empat stadium klinis HIV, sebagaimana berikut :

1) Stadium 1 : tanpa gejala

2) Stadium 2 : penyakit ringan

3) Stadium 3 : penyakit lanjut

4) Stadium 4 : penyakit berat

9
d. Penularan HIV/AIDS

Cara penularan HIV sampai saat ini diketahui melalui hubungan

seksual (homoseksual maupun heteroseksual) serta secara non seksual

seperti melalui kontak dengan darah/produk darah, parenteral dan

transplasenta. Virus HIV sampai saat ini terbukti hanya menyerang sel

limposit T sebagai sasarannya. Vehikulum yang dapat membawa virus

HIV keluar tubuh dan menularkan kepada orang lain melalui berbagai

cairan tubuh. Cairan tubuh yang terbukti menularkan diantaranya semen,

cairan vagina atau servik dan darah penderita. Cara penularan yang

diketahui melalui :

1) Transmisi seksual

Penularan HIV melalui hubungan seksual baik heteroseksual maupun

homoseksual merupakan penularan yang sering terjadi.

2) Transmisi virus HIV pada homoseksual

cara hubungan seksual anogenital merupakan perilaku seksual

dengan risiko tinggi bagi penularan HIV. Khususnya bagi mitra seks

yang pasif menerima ejakulasi semen dari seseorang pengidap HIV.

Hal ini disebabkan mukosa rektum yang sangat tipis dan mudah

mengalami perlukaan pada saat berhubungan seksual secara

anogenital. Di Amerika Serikat lebih dari 50% pria homoseksual di

daerah urban tertular HIV melalui hubungan seks anogenital tanpa

pelindung.

10
10
3) Transmisi virus HIV pada heteroseksual

Penularan heteroseksual dapat terjadi dari laki-laki ke perempuan

atau sebaliknya. Di negara Afrika penderita HIV/AIDS mendapat

infeksi melalui hubungan heteroseksual tanpa kondom. Transmisi dari

laki-laki pengidap HIV/AIDS ke perempuan pasangannya lebih sering

terjadi dibandingkan dengan perempuan pengidap HIV ke pria

pasangannya.

4) Transmisi non seksual

a) Transmisi parentral

Transmisi ini terjadi akibat penggunaan jarum suntik dan alat

tusuk lainnya (alat tindik) yang tidak steril atau telah

terkontaminasi seperti pada penyalahgunaan narkotika suntik yang

menggunakan jarum suntik secara bersama-sama. Risiko tertular

transmisi secara parenteral kurang dari 1% dapat terjadi pada

penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi kontak dengan kulit

yang lecet, sekret, atau bahan yang terinfeksi.

b) Transmisi transplasenta

Penularan dari ibu yang mengidap HIV positif kepada janin

yang dikandungnya. Penularan dapat terjadi sewaktu hamil.

Melahirkan dan waktu menyusui.

5) Transmisi melalui darah atau produk darah.

6) Transplantasi organ dan jaringan tubuh yang terinfeksi HIV.

11
11
Transplantasi organ potensial meningkatkan HIV/AIDS yang

telah dicangkokan pada orang yang sehat, maka virus HIV akan

menyebar keseluruh tubuh.

e. Pencegahan HIV/AIDS

Cara utama mencegah penularan HIV adalah menghindari segala hal

yang terkait dengan perilaku berisiko, misalnya penggunaan peralatan

suntik bergantian maupun bersenggama tanpa kondom. Dirangkum dari

laman Kementerian Kesehatan, pencegahan HIV/AIDS dapat dilakukan

dengan berbagai cara, yaitu :

1) Pencegahan penularan melalui hubungan seksual

a) Abstinensia (tidak melakukan hubungan seksual).

b) Setia kepada pasangan.

c) Menggunakan kondom saat melakukan hubungan seks dengan

ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).

d) Mengobati pasangan seksual.

e) Menemukan dan mengobati secara cepat kasus IMS (Infeksi

Menular Seksual).

2) Pencegahan penularan melalui darah dan cairan tubuh

a) Menggunakan jarum suntik yang steril.

b) Petugas kesehatan menerapkan kewaspadaan standar untuk

menghindari kontak dengan darah dan cairan tubuh pasien HIV

pada bagian tubuh yang ada luka.

12
12
3) Pencegahan penularan dari ibu kepada janin

Pencegahan penularan dari ibu ke janin dapat dilakukan dengan

menawarkan tes IMS dan HIV kepada ibu hamil yang memeriksakan

kehamilannya serta pemberian obat ARV kepada ibu hamil dengan

HIV.

2. Terapi ARV (Antiretroviral)

a. Definisi ARV (Antiretroviral)

Antiretroviral adalah obat yang dirancang untuk menghambat

replikasi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan menekan

perkembangan penyakit HIV/AIDS di dalam tubuh si penderita HIV.

Antiretroviral sudah digunakan pada 46% pasien HIV di berbagai negara.

Penggunaan ARV tersebut telah berhasil menurunkan angka kematian

terkait HIV/AIDS dari 1,5 juta pada tahun 2010 menjadi 1,1 juta pada

tahun 2015 (World Health Organization, 2015). Antiretroviral selain

sebagai antivirus juga berguna untuk mencegah penularan HIV kepada

pasangan seksual, maupun penularan HIV dari ibu ke anaknya. Hingga

pada akhirnya diharapkan mengurangi jumlah kasus orang terinfeksi HIV

baru di berbagai negara.

b. Definisi terapi ARV (Antiretroviral)

Terapi antiretroviral merupakan terapi yang dijalankan pasien

dengan mengkonsumsi obat seumur hidup mereka. Untuk menekan

penggandaan (replikasi) virus di dalam darah, tingkat obat antiretroviral

(ARV) harus selalu di atas tingkat tertentu. Penelitian menunjukkan

13
13
bahwa untuk mencapai tingkat supresi virus yang optimal setidaknya 90-

95% dari semua dosis tidak boleh terlupakan (Pedoman Nasional Terapi

ARV, 2007). Terapi dengan ARV merupakan strategi yang secara klinis

paling berhasil hingga saat ini. Sebelum mendapat ARV, ODHA harus

dipersiapkan secara matang dengan konseling kepatuhan, sehingga

pasien paham benar akan manfaat, cara penggunaan, efek samping obat,

tanda bahaya lain dan sebagainya yang terkait dengan ARV, ODHA yang

mendapat ARV harus menjalani pemeriksaan untuk pemantauan secara

klinis dengan teratur.

c. Tujuan pengobatan ARV

Tujuan pengobatan antiretroviral atau antiretroviral therapy secara

umum disingkat sebagai ART, adalah sebagai berikut :

1) Mengurangi laju penularan HIV di masyarakat.

2) Memulihkan atau memelihara fungsi imunologis (peningkatan sel

CD4).

3) Menurunkan komplikasi akibat HIV.

4) Memperbaiki kualitas hidup ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).

5) Menekan replikasi virus secara maksimal dan secara terus menerus.

6) Menurunkan angka kesakitan dan kematian yang berhubungan dengan

HIV.

d) Manfaat pengobatan ARV atau Antiretroviral Therapy (ART)

Antiretroviral merupakan suatu revolusi dalam perawatan ODHA

(Orang dengan HIV/AIDS). Terapi dengan obat antiretroviral (ARV)

14
14
atau Anti Retroviral Teraphy (ART) telah menyebabkan penurunan

angka kematian dan kesakitan bagi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).

Manfaat terapi antiretroviral adalah sebagai berikut :

1) Menurunkan morbiditas dan mortalitas.

2) Pasien dengan ARV tetap produktif.

3) Memulihkan sistem kekebalan tubuh sehingga kebutuhan profilaksis

infeksi oportunistik berkurang atau tidak perlu lagi.

4) Mengurangi penularan karena viral load menjadi rendah atau tidak

terdeteksi, namun ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) dengan viral

load tidak terdeteksi harus dipandang tetap menular.

5) Mengurangi biaya rawat inap dan terjadinya yatim piatu.

6) Mendorong ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) untuk meminta tes

HIV atau mengungkapkan status HIV-nya secara sukarela.

3. Kepatuhan Minum ARV

a. Definisi kepatuhan

Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien dalam mengikuti instruksi

atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk suatu terapi baik diet,

pengobatan, latihan yang telah ditentukan dan disepakati oleh kedua

pihak. Proses seseorang untuk patuh dalam pengobatan pasti mempunyai

beberapa hambatan. Hambatan yang dialami satu orang dengan orang

yang lain pasti berbeda-beda misalnya dari segi sarana prasarana yang

kurang memadahi contohnya jarak pelayanan kesehatan yang sangat

jauh, transportasi dan biaya yang tidak memadahi, sedangkan dari segi

15
15
fisik contohnya keluhan efek samping yang diakibatkan dari suatu

pengobatan membuat badan lemas, pusing, mual, dan muntah. Kepatuhan

berasal dari kata dasar patuh, yang berarti disiplin dan taat. Kepatuhan

pasien didefinisikan sebagai sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan

ketentuan yang diberikan oleh tenaga kesehatan.

Kepatuhan atau adherence pada terapi adalah sesuatu keadaan di

mana pasien mematuhi pengobatannya atas dasar kesadaran sendiri,

bukan hanya karena mematuhi perintah dokter. Alasan utama terjadinya

kegagalan terapi ARV adalah kepatuhan atau adherence yang buruk.

Untuk itu, kepatuhan harus selalu dipantau dan dievaluasi secara teratur

pada setiap kunjungan dalam mencapai supresi virologis yang baik

diperlukan tingkat kepatuhan terapi ARV yang sangat tinggi.

b. Definisi kepatuhan dalam minum obat

Kepatuhan minum obat adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan perilaku pasien dalam meminum obat secara benar

tentang dosis, frekuensi, dan waktunya. Supaya patuh pasien dilibatkan

dalam memutuskan apakah minum atau tidak. Kepatuhan dalam

pengobatan menjadi masalah dalam pengobatan ARV. Hal ini disebabkan

oleh beberapa faktor yaitu hubungan yang kurang serasi antar pasien HIV

dan petugas kesehatan, jumlah pil yang harus diminum, depresi, tingkat

pendidikan, kurangnya pemahaman pasien tentang obat-obat yang akan

ditelan dan toksisitas obat, serta pasien terlalu sakit untuk menelan obat.

16
16
Kepatuhan pada terapi adalah suatu keadaan dimana pasien bukan

hanya karena mematuhi perintah dokter, namun juga mematuhi

pengobatannya atas kesadaran sendiri. Dengan adanya kesadaran diri,

diharapkan akan lebih meningkatkan tingkat kepatuhan minum obat

(Kementerian Kesehatan RI, 2011). Studi menunjukkan bahwa untuk

mencapai tingkat supresi virus yang optimal, setidaknya 95% dari semua

dosis tidak boleh terlupakan.

Penelitian yang dilakukan oleh Saputro dkk (2017) menunjukkan

hasil dimana pengetahuan dan persepsi memiliki hubungan dengan

kepatuhan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) dalam menjalani terapi

ARV. ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) memerlukan tingkat kepatuhan

tinggi untuk mendapatkan keberhasilan terapi dan mencegah resistensi.

Kepatuhan penggunaan obat ARV 90-95% dapat menekan jumlah virus

HIV dalam darah sebesar 85%. Penggunaan obat ARV harus diminum 60

kali dalam sebulan sehingga diharapkan pasien HIV/AIDS tidak lupa

minum obat lebih dari 3 kali.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan

Perilaku minum ARV dipengaruhi oleh sejumlah faktor yaitu :

1) Predisposing factors adalah faktor-faktor yang mempermudah atau

mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara lain

pengetahuan, sikap, keyakinan, persepsi, tradisi dan sebagainya.

Perilaku patuh minum ARV pada ODHA (orang dengan HIV/AIDS)

dipengaruhi oleh pengetahuan tentang resistensi obat dan akibat jika

17
17
tidak meminum obat ARV secara teratur, kemudian memunculkan

sikap atau tanggapan bahwa pengobatan ARV dapat meningkatkan

kualitas hidupnya dengan sedikit memperlambat perjalanan virus yang

ada dalam tubuh mereka.

2) Reinforcing factors (penguat) adalah faktor-faktor yang menjadi

penguat dan motivasi dari orang-orang terdekat. Misalnya motivasi

dari keluarga ataupun teman-teman pada penderita ODHA (Orang

dengan HIV/AIDS) untuk patuh dalam meminum ARV dengan

harapan agar dapat hidup lebih panjang lagi.

3) Enabling factors (pemungkin/pendorong) adalah faktor-faktor yang

memungkinkan atau memfasilitasi seseorang dalam melakukan

perilaku yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak

tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan. Misalnya

pengobatan ARV yang disediakan pihak Yankes secara gratis untuk

penderita HIV positif, serta adanya kumpulan dukungan sebaya

(KDS) yang aktif memantau pengobatan pasien dan selalu menjadi

sahabat pasien dikala pasien menceritakan keluhan-keluhan yang

dirasakan.

B. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan terapi antiretroviral (ARV)

Menurut pedoman nasional pengobatan Antiretroviral (ARV) terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi pasien HIV/AIDS dalam menjalani terapi

ARV, yaitu :

1. Perilaku ODHA (Orang dengan HIV/AIDS)

18
18
Perilaku ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) merupakan tanggapan atau

respon ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) terhadap terapi ARV, perilaku

ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) sendiri dibagi menjadi tiga komponen,

yaitu :

a. Pengetahuan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) tentang ARV

merupakan ukuran pengetahuan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS)

tentang HIV/AIDS, baik penularan maupun terapinya.

b. Sikap ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) terhadap pengobatan ARV

merupakan reaksi ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) mengenai

pengobatan ARV yang sifatnya masih tertutup atau belum dilakukan.

c. Tindakan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) terhadap pengobatan ARV

merupakan aksi nyata atau sebuah praktik yang sifatnya sudah dilakukan.

2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Sistem pembiayaan kesehatan mahal serta sistem pelayanan yang

berbelit dan tidak jelas merupakan salah satu penghambat yang sangat

berpengaruh terhadap kepatuhan, karena hal tersebut menyebabkan pasien

tidak dapat mengakses layanan kesehatan dengan mudah. Termasuk

diantaranya fasilitas dan ruangan yang nyaman, jaminan kesehatan, dan

penjadwalan yang baik, petugas yang ramah dan membantu pasien.

3. Karakteristik pasien

Adapun karakteristik pasien yang mempengaruhi kepatuhan terapi ARV

antara lain :

19
19
a. Faktor sosio-demografi (umur, jenis kelamin, suku budaya, pekerjaan,

pendidikan, dan penghasilan).

b. Faktor psikososial (kesehatan jiwa, penggunaan NAPZA, lingkungan dan

dukungan sosial, pengetahuan dan perilaku terhadap HIV serta

terapinya).

4. Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan minum antiretroviral pada

ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) yaitu pengetahuan ODHA (Orang

dengan HIV/AIDS) tentang ARV secara tidak langsung dapat

mempengaruhi kepatuhan untuk mengkonsumsi obat ARV karena perilaku

pengetahuan akan lebih permanen dibandingkan dengan perilaku yang tidak

didasari pengetahuan. Sehingga terdapat penelitian yang berasumsi bahwa

pengetahuan yang baik memiliki tingkat kepatuhan yang baik terhadap

pengobatan ARV diperkuat dengan penelitian Syaiful (2011) di RSUD Tele

yang menyatakan bahwa peningkatan pemahaman seseorang akan

berpengaruh terhadap sikap, selanjutnya akan mempengaruhi tindakan.

5. Hubungan dukungan sosial dengan kepatuhan minum antiretroviral pada

ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) bahwa dukungan sosial yang berasal

dari keluarga maupun teman-teman sekitarnya berupa dukungan kasih

sayang, informasi, motivasi, dan rasa nyaman dan keluarga selalu

mengingatkan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) mengenai jadwal minum

obat sehingga dukungan keluarga memiliki peranan penting bagi

pengobatan ARV pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS), dimana dengan

20
20
adanya dukungan sosial dapat mempengaruhi kepatuhan penderita dalam

menjalani pengobatannya.

Sumber-sumber dukungan sosial menurut Kahn & Antonoucci dalam

Oxford dikutip oleh Siregar (2010) terbagi menjadi 3 kategori, yaitu :

a. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu yang selalu ada

sepanjang hidupnya yang selalu bersama dan mendukungnya. Misalnya

keluarga dekat, pasangan (suami/istri) atau teman-teman dekat.

b. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sedikit

berperan dalam hidupnya dan cenderung berubah sesuai dengan waktu.

Sumber ini meliputi teman kerja, tetangga, sanak keluarga dan

sepergaulan.

c. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sangat

jarang memberi dukungan sosial dan memiliki peran yang sangat cepat

berubah. Sumber dukungan yang dimaksud meliputi supervisor, tenaga

ahli/profesional dan keluarga jauh.

C. Penelitian Terkait

Tabel 2.1 Review Jurnal

No. Nama Judul Metode Subjek Hasil


1. Jusriana, Faktor yang Cross Semua A. Ada hubungan
Fatmah berhubungan Sectional pasangan antara
Afrianty dengan yang sama- pengetahuan
Gobel, kepatuhan sama dengan
Arman terapi mengidap kepatuhan.
(2020) antiretroviral HIV dan 1. Responden
pada orang mengkonsum yang
dengan HIV di si ARV memiliki
Yayasan pengetahuan
Peduli kurang
Kelompok sebanyak 14
Dukungan responden

21
21
No. Nama Judul Metode Subjek Hasil
Sebaya Kota (32,6%).
Makassar. 2. Responden
yang
memiliki
pengetahuan
cukup
sebanyak 29
responden
(67,4%).
B. Ada hubungan
antara
dukungan
keluarga
dengan
kepatuhan.
1. Responden
yang tidak
mendapatk
an
dukungan
keluarga
sebanyak
15
responden
(34,9%).
2. Responden
yang
mendapatk
an
dukungan
keluarga
sebanyak
28
responden
(65,1%).
2. Muktar Kepatuhan Cross Pasien Ada hubungan
Abadiga, terhadap Sectional HIV/AIDS antara pengetahuan
Tahir terapi dengan kepatuhan.
Hasen, antiretroviral Responden yang
Getu dan faktor memiliki
Mosisa, terkait di pengetahuan yang
Eba antara pasien baik sebanyak
Abdisa positif virus 65,9%, sedangkan
(2020) imunodefisien responden yang
si manusia memiliki
yang pengetahuan yang
mengakses kurang sebanyak
perawatan di 34,1%.
rumah sakit Ada hubungan

22
No. Nama Judul Metode Subjek Hasil
rujukan antara dukungan
Nekemte, sosial dengan
Ethiopia Barat kepatuhan.
Responden yang
memiliki dukungan
sosial yang kuat
sebanyak 45,2%,
dukungan sosial
yang cukup
sebanyak 39,3%,
dan dukungan
sosial yang kurang
sebanyak 15,4%.
3. Mulu Kepatuhan Cross Pasien Ada hubungan
Ejigu, terhadap Sectional HIV/AIDS antara pengetahuan
Zelalem terapi dengan kepatuhan.
Desalegn, antiretroviral Responden yang
Befirdu gabungan dan memiliki
Mulatu, faktor terkait pengetahuan baik
Getu di antara sebanyak 191
Mosisa orang yang responden (67.3%),
(2020) hidup dengan sedangkan yang
HIV memiliki
menghadiri pengetahuan
rumah sakit kurang baik
khusus sebanyak 63
Nekemte, responden (32.7%).
Oromia,
Ethiopia :
Studi Lintas
Bagian
4. Olrike C. Faktor-faktor Cross Pasien Ada hubungan
Talumew yang Sectional ODHA antara pengetahuan
o, Eva M. berhubungan (Orang dengan kepatuhan.
Mantjoro, dengan dengan Responden yang
Angelo kepatuhan HIV/AIDS) memiliki
F.C ODHA dalam pengetahuan
Kalesaran menjalani kurang sebanyak
(2019) terapi 49,5%, sedangkan
antiretroviral yang memiliki
di Puskesmas pengetahuan baik
Tikala Baru sebanyak 51,5%
Kota Manado
Tahun 2019
5. Chryest Faktor-faktor Cross Pasien Ada hubungan
Debby, yang Sectional HIV/AIDS antara pengetahuan
Sondang berhubungan dan dukungan
R. dengan keluarga dengan
Sianturi, kepatuhan kepatuhan.

23
No. Nama Judul Metode Subjek Hasil
Wilhelmu minum obat Responden yang
s Hary ARV pada memiliki
Susilo pasien HIV di pengetahuan baik
(2019) RSCM Jakarta sebanyak 70.2%,
responden yang
memiliki
pengetahuan cukup
15.7% dan
pengetahuan
kurang sebanyak
14.1%.
Responden yang
memiliki dukungan
keluarga yang baik
sebanyak 67.7%,
sedangkan yang
memiliki dukungan
keluarga yang
kurang baik 32.3%.
6. Yeni Analisis faktor Cross Pasien Ada hubungan
Kartika yang Sectional HIV/AIDS antara dukungan
Sari, mempengaruh keluarga dengan
Thatit i kepatuhan kepatuhan.
Nurmawa pasien Responden yang
n, Aprilia HIV/AIDS memiliki dukungan
Putri dalam terapi keluarga yang
Hidayat antiretroviral buruk sebanyak
(2019) (ARV). 3.3%, kurang
sebanyak 3,3%,
cukup sebanyak
13.3%, sedangkan
yang memiliki
dukungan keluarga
yang baik
sebanyak 23,3%.
7. Riska Faktor-faktor Cross ODHA Ada hubungan
Ratnawati yang Sectional (Orang antara dukungan
(2017) mempengaruh dengan keluarga dengan
i kepatuhan HIV/AIDS) kepatuhan.
minum obat Responden yang
antiretroviral mendapatkan
di kelompok dukungan keluarga
dukungan sebanyak 56,5%
sebaya sehati sedangkan yang
Madiun tidak mendapatkan
dukungan keluarga
sebanyak 43,5%.
8. Edy Hubungan Cross ODHA Ada hubungan
Bachrun dukungan Sectional (Orang antara dukungan

24
No. Nama Judul Metode Subjek Hasil
(2017) keluarga dengan keluarga dengan
dengan HIV/AIDS kepatuhan.
kepatuhan Responden yang
minum obat mendapatkan
antiretroviral dukungan keluarga
pada ODHA sebanyak 54%,
(Orang sedangkan
dengan responden yang
HIV/AIDS) tidak memiliki
dukungan keluarga
sebanyak 46%.
9. Shiferaw faktor-faktor Cross Pasien Ada hubungan
Letta, yang terkait Sectional HIV/AIDS antara dukungan
Asrat dengan keluarga dengan
Demissie, kepatuhan kepatuhan.
Lemessa terhadap Responden yang
Oljira, terapi memiliki dukungan
Yadeta antiretroviral keluarga yang baik
Dessie (ART) di sebanyak (89,2%),
(2015) antara orang sedangkan yang
dewasa yang memiliki dukungan
hidup dengan keluarga yang
HIV dan kurang baik
menghadiri sebanyak (10.8%).
perawatan
klinis mereka,
Ethiopia
Timur
10. Veronica faktor-faktor Cross Pasien Ada hubungan
Velisitas yang Sectional HIV/AIDS antara dukungan
Lumbanb berhubungan sosial dengan
atu, Linda dengan kepatuhan.
T. Maas, kepatuhan Responden yang
Andi ODHA memiliki dukungan
Ilham (Orang sosial yang baik
Lubis dengan sebanyak 22
(2012) HIV/AIDS) responden (37,3%),
dalam kategori sedang
menjalani sebanyak 34
terapi responden (57,6%),
antiretroviral dan kategori
di RSU kurang sebanyak 3
Dr.Pirngadi responden (5,1%).
Medan

25
BAB III

METODE

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan

menggunakan metode literature review merupakan salah satu metode yang

menggunakan review, telaah, evaluasi terstruktur, pengklasifikasian, dan

pengkategorian dari evidence based yang telah dihasilkan sebelumnya.

Tujuan dari metode ini adalah untuk membantu peneliti lebih memahami

latar belakang dari penelitian yang menjadi subyek topik yang dicari serta

memahami bagaimana hasil dari penelitian tersebut sehingga dapat

menjadi acuan bagi penelitian baru.

B. Tahapan Literature Review

1. Protokol dan Registrasi

Rangkuman menyeluruh dalam bentuk literature review mengenai

faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum antiretroviral

pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) berdasarkan literature review.

Protokol dan evaluasi dari literatur review akan menggunakan

PRISMA checlist untuk menentukan penyeleksian studi yang telah

ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan dari literature review.

2. Database pencarian

Literature review yang merupakan rangkuman menyeluruh

beberapa studi penelitian yang ditentukan berdasarkan tema tertentu.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

26
26
diperoleh bukan dari pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari

hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu.

Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel jurnal bereputasi

baik nasional maupun internasional dengan tema yang sudah

ditentukan. Pencarian literatur dalam literatur review ini menggunakan

Google Scholar.

a. Kata kunci

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan boolean

operator (AND, OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk

memperluas atau menspesifikkan pencarian, sehingga

mempermudah dalam penentuan artikel atau jurnal yang digunakan.

Kata kunci dalam literature review ini disesuaikan dengan Medical

Subject Heading (MeSH) dan terdiri dari sebagai berikut :

Tabel 3.1 Kata Kunci Literature Review

Factors Obedience Antiretroviral ODHA


Risk Factors Obedient Antiretroviral HIV
OR OR OR OR
Factors Conformity Take Antiretroviral AIDS
OR
Causa*

a. Hubungan pengetahuan dengan kepatuhan minum antiretroviral

pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) berdasarkan literature

review.

27
27
b. Hubungan dukungan sosial dengan kepatuhan minum antiretroviral

pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) berdasarkan literature

review.

3. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas

a. Hasil pencarian dan seleksi studi

Peneliti melakukan penelusuran di Google Schoolar dengan

kata kunci faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum

antiretroviral pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS). Peneliti

mendapatkan 1.367 artikel yang sesuai dengan kata kunci tersebut.

Dari 1.367 artikel, ekslusi dilihat dari lebih dari 9 tahun terakhir n =

131 artikel, eksklusi dilihat dari jduul dan abstrak n = 203 artikel,

eksklusi dilihat dari tidak relevan/tidak sesuai dengan variabel n =

591 artikel. 442 artikel dilakukan skrinning. Dari 442 artikel yang

dilakukan skrinning, eksklusi dilihat dari tidak open access n = 331

artikel. 111 artikel dilakukan asessment kelayakan. Dari 111 artikel

yang dilakukan asessment kelayakan, eksklusi dilihat dari diluar

cross sectional n = 101 artikel. 10 artikel full text yang dilakukan

review .

28
28
1.367 jurnal ditemukan
melalui penelusuran di
(google scholar, BMC,
PubMed)
(Google Scholar n = 503)
(BioMed Central n = 838)

(PubMed n = 26)

 Eksklusi dilihat dari


lebih dari 9 tahun
terakhir (n = 131
artikel).
 Eksklusi dilihat dari
judul dan abstrak (n =
203 artikel).
 Eksklusi dilihat dari
tidak relevan / tidak
sesuai dengan variabel
(n = 591 artikel)

442 artikel dilakukan


skrinning

Eksklusi dilihat dari


tidak open access (n
= 331 artikel)

111 artikel dilakukan


assessment kelayakan

29
29
Eksklusi dilihat dari
diluar cross sectional
(n = 101 artikel)
10 artikel full text di
review
Gambar 3.1 Bagan Alur Pemilihan Jurnal

30
30
b. Penilaian Kualitas

Analisis kualitas metodologi dalam setiap studi (n = 10)

dengan checklist daftar penilaian dengan beberapa pertanyaan untuk

menilai kualitas dari studi. Penilaian kriteria diberi nilai ‘ya’, ‘tidak’,

‘tidak jelas’, atau ‘tidak berlaku’, dan setiap kriteria dengan skor ‘ya’

diberi satu poin dan nilai lainnya adalah nol, setiap skor studi

kemudian dihitung dan dijumlahkan.

Critical appraisal untuk menilai studi yang memenuhi syarat

dilakukan oleh para peneliti. Jika skor penelitian setidaknya 90%

memenuhi kriteria critical appraisal dengan nilai titik cut-off yang

telah ditentukan oleh peneliti, studi dimasukkan ke dalam kriteria

inklusi. Dalam skrining terakhir, delapan belas studi mencapai skor

lebih tinggi 95% dan siap untuk melakukan sintesis data, akan tetapi

karena penilaian terhadap risiko bias, dua studi dikeluarkan dan

artikel yang digunakan dalam literature review terdapat 10 buah.

Risiko bias dalam literature review ini menggunakan

assesment pada metode penelitian masing-masing studi, yang terdiri

dari (Nursalam, 2020) :

1) Teori : Teori yang tidak sesuai, sudah kadaluarsa, dan kredibilitas

yang kurang.

2) Desain : Desain kurang sesuai dengan tujuan penelitian.

30
30
3) Sample : Ada 4 hal yang harus diperhatikan yaitu populasi,

sampel, sampling, dan besar sampel yang tidak sesuai dengan

kaidah pengambilan sampel.

4) Variabel : Variabel yang ditetapkan kurang sesuai dari segi

jumlah, pengontrolan variabel perancu, dan variabel lainnya.

5) Instrumen : Instrumen yang digunakan tidak memiliki sensitivitas,

spesifikasi, dan validitas-reliabilitas

6) Analisis data : Analisis data tidak sesuai dengan kaidah analisis

yang sesuai dengan standar.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh subjek yang

memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh peneliti. Adapun yang menjadi

populasi dalam penelitian ini adalah jurnal nasional dan jurnal

internasional yang berkaitan dengan judul penelitian yaitu faktor-faktor

yang berhubungan dengan kepatuhan minum antiretroviral pada ODHA

(Orang dengan HIV/AIDS) berdasarkan literature review.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang dapat dipergunakan

sebagai subjek penelitian. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 10

jurnal penelitian nasional dan internasional yang berkaitan dengan judul

penelitian yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan kepatuhan

31
31
minum antiretroviral pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS)

berdasarkan literature review.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling merupakan cara ataupun metode yang digunakan

oleh peneliti dalam melakukan pengambilan sampel. Teknik sampel

pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling, yaitu

teknik pengambilan sampel dengan menetapkan pertimbangan-

pertimbangan sesuai dengan yang dikehendaki peneliti, yaitu

berdasarkan tujuan dan permasalahan penelitian. Berdasarkan

karakteristik populasi yang telah diketahui, maka dibuat kriteria inklusi

dan eksklusi.

a. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan

PICOS framework, yang terdiri dari :

1) Population/problem yaitu populasi atau masalah yang akan di

analisis sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam

literature review.

2) Intervention yaitu suatu tindakan penatalaksanaan terhadap kasus

perorangan atau masyarakat serta pemaparan tentang

penatalaksanaan studi sesuai dengan tema yang sudah ditentukan

dalam literature review.

32
32
3) Comparation yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang

digunakan sebagai pembanding, jika tidak ada bisa menggunakan

kelompok kontrol dalam studi yang dipilih.

4) Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperoleh pada studi

terdahulu yang sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam

literature review.

5) Study design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel

yang akan di review.

Tabel 3.2 Format PICOS dalam Literature Review

Kriteria Inklusi Eksklusi


Population Jurnal yang meneliti Jurnal yang tidak
tentang ARV meneliti tentang
ARV
Intervention No Intervention
Comparators No comparator
Outcomes 10 jurnal full text di Lebih dari 10 jurnal
review dieksklusi
Study Design and Cross sectional Non cross sectional
publication type
Publication years 2012-2020 Sebelum 2012
Language Indonesia and Selain Indonesia and
English English

33
33
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik studi

10 jurnal memenuhi kriteria inklusi (Gambar 3.1). pembahasan

berdasarkan topik literature review yaitu faktor-faktor yang berhubungan

dengan kepatuhan minum antiretroviral pada ODHA (Orang dengan

HIV//AIDS). Secara keseluruhan, setiap penelitian membahas tentang faktor-

faktor yang berhubungan dengan kepatuhan minum antiretroviral pada ODHA

(Orang dengan HIV//AIDS).

B. Karakteristik Responden Studi

Responden dalam penelitian adalah seluruh pasien HIV/AIDS yang

mengkonsumsi antiretroviral. Dalam studi telah disebutkan faktor-faktor yang

berhubungan dengan kepatuhan minum antiretroviral pada ODHA (Orang

dengan HIV/AIDS), dengan mayoritas responden berjumlah lebih dari 1000

individu. Karakteristik gender pada responden hampir sama antara laki-laki

dan perempuan karena studi bersifat menyeluruh.

C. Pembahasan Hasil Pencarian Literatur

1. Hasil Pencarian Literatur Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan

Tabel 4.1. Hasil Pencarian Literatur Hubungan Pengetahuan dengan

Kepatuhan

No. Peneliti dan Metode, Pengetahuan Kepatuhan Hasil analisis


tahun populasi dan
sampel
1. Jusriana, Cross Pengetahuan 1. Pengetahu Hasil analisis

34
34
No. Peneliti dan Metode, Pengetahuan Kepatuhan Hasil analisis
tahun populasi dan
sampel
Fatmah sectional, baik (67.4%) an rendah yaitu ada
Afrianty populasi dan tidak hubungan
dan
Gobel, dan dalam patuh antara
Arman, penelitian ini pengetahuan (14.3%), pengetahuan
2020. adalah semua sedangkan dengan
kurang baik
pasangan pengetahu kepatuhan
yang (32.6%). an rendah minum
mengidap dan patuh antiretroviral
HIV yang (85.7%). dengan hasil
mengkonsums 2. Pengetahu uji statistic
i ARV dan an tinggi menggunaka
sampel dan tidak n uji chi-
sebanyak 43 patuh square
responden. (48.3%), diperoleh
sedangkan nilai p-value
Pengetahu = 0.031
an tinggi (<0.05)
dan patuh
(51.7%)
2. Muktar Cross Pengetahuan 1. Pengetahua Hasil analisis
Abadiga, sectional, baik (65.9%) n baik dan yaitu ada
Tahir Hasen, populasi dan patuh hubungan
Getu dalam pengetahuan (90.0%), antara
Mosisa, Eba penelitian ini kurang baik sedangkan pengetahuan
Abdisa, adalah ODHA (34.1%). pengetahua dengan
2020. yang n baik dan kepatuhan
mengkonsums tidak patuh ODHA
i ARV, dan (10.0%). dalam
sampel 2. Pengetahua menjalani
sebanyak 311 n kurang terapi
responden. baik dan antiretroviral
patuh ( dengan p-
40.4%), value =
sedangkan 0.000
pengetahua (<0.05).
n kurang
baik dan
tidak patuh
(59.6%).
3. Mulu Ejigu, Cross Pengetahuan 1. Pengetahua Hasil analisis
Zelalem sectional, baik (67.3%) n baik dan yaitu ada
Desalegn, populasi dan kurang patuh hubungan
Befirdu dalam baik (86.4%), antara
Mulatu, dan penelitian ini (32.7%). sedangkan pengetahuan
Getu adalah ODHA pengetahua dengan
Mosisa, yang n baik dan kepatuhan
2020. mengkonsums tidak patuh ODHA

35
No. Peneliti dan Metode, Pengetahuan Kepatuhan Hasil analisis
tahun populasi dan
sampel
i ARV dan (13.6%). dalam
sampel 2. Pengetahua menjalani
sebanyak 284 n kurang terapi
responden. baik dan antiretroviral
patuh dengan p-
(69.9%), value =
sedangkan 0.001
pengetahua (<0.05).
n kurang
baik dan
tidak patuh
(30.1%).
4. Olrike C. Cross Pengetahuan 1. Pengetahua Hasil analisis
Talumewo, sectional, baik (51.5%) n baik dan yaitu ada
dkk, 2019. populasi dan kurang tidak patuh hubungan
dalam baik (49.5%) (24.2%), antara
penelitian ini sedangkan pengetahuan
adalah ODHA pengetahua dengan
yang n baik an kepatuhan
mengkonsums patuh ODHA
i ARV dan (75.8%). dalam
sampel 2. Pengetahua menjalani
sebanyak 64 n kurang terapi
responden. baik dan antiretroviral,
tidak patuh dengan
(0%) dan menggunaka
pengetahua n uji chi-
n kurang square =
baik dan 0.005
patuh (<0.05).
(100%).
5. Chryest Cross Pengetahuan 1. Pengetahua Hasil analisis
Debby, dkk, sectional, baik n kurang faktor yaitu
2019. populasi (70.2%), dan kurang ada
dalam pengetahuan patuh hubungan
penelitian ini cukup (25.9%), antara
adalah ODHA (15.7%), dan pengetahua pengetahuan
yang yang pengetahuan n kurang dengan
mengkonsums kurang dan cukup kepatuhan
i ARV dan (14.1%). patuh ODHA
sampel (48.1%), dalam
sebanyak 198 sedangkan menjalani
responden. pengetahua terapi
n kurang antiretroviral,
dan patuh didapatkan p-
(25.9%). value =
2. Pengetahua 0.010

36
No. Peneliti dan Metode, Pengetahuan Kepatuhan Hasil analisis
tahun populasi dan
sampel
n cukup (<0.05).
dan kurang
patuh
(25.8%),
pengetahua
n cukup
dan cukup
patuh
(32.3%),
sedangkan
pengetahua
n cukup
dan patuh
(41.9%).
3. Pengetahua
n baik dan
kurang
patuh
(20%),
pengetahua
n baik dan
cukup
patuh
(24.3%),
sedangkan
pengetahua
n baik dan
patuh
(55.7%).
6. Yeni Cross Hasil analisis
Kartika Sari, sectional, yaitu tidak
dkk, 2019. populasi ada
pasien ODHA hubungan
yang antara
mengkonsums pengetahuan
i ARV dan dengan
sampel kepatuhan
sebanyak 30 ODHA
responden. dalam
menjalani
terapi
antiretroviral
karena tidak
terdapat
variabel
terkait
dengan

37
No. Peneliti dan Metode, Pengetahuan Kepatuhan Hasil analisis
tahun populasi dan
sampel
pengetahuan
dengan
kepatuhan.
7. Riska Cross Hasil analisis
Ratnawati, sectional, faktor yaitu
2017. populasi tidak ada
dalam hubungan
penelitian ini antara
adalah ODHA pengetahuan
yang dengan
mengkonsums kepatuhan
i ARV, dan ODHA
sampel dalam
sebanyak 46 menjalani
responden. terapi
antiretroviral
karena tidak
ada variabel
tentang
pengetahuan.
8. Edy Cross Hasil analisis
Bachrun, sectional, faktor yaitu
2017. populasi tidak ada
dalam hubungan
penelitian ini antara
adalah ODHA pengetahuan
yang dengan
mengkonsums kepatuhan
i ARV dan ODHA
sampel dalam
sebanyak 50 menjalani
responden. terapi
antiretroviral
karena tidak
ada variabel
tentang
pengetahuan.
9. Shiferaw Cross Hasil analisis
Letta, dkk, sectional, faktor yaitu
2015. populasi tidak ada
dalam hubungan
penelitian ini antara
adalah ODHA pengetahuan
yang dengan
mengkonsums kepatuhan
i ARV dan ODHA
sampel dalam

38
No. Peneliti dan Metode, Pengetahuan Kepatuhan Hasil analisis
tahun populasi dan
sampel
sebanyak 626 menjalani
responden. terapi
antiretroviral
karena tidak
ada variabel
tentang
pengetahuan.
10 Veronica Cross Pengetahuan Pengetahuan Hasil analisis
Velisitas sectional, baik baik (52.5%), faktor yaitu
Lumbanbatu populasi (52.5%), sedangkan tidak ada
, dkk, 2012. dalam sedangkan pengetahuan hubungan
penelitian ini pengetahuan kurang baik antara
adalah ODHA kurang baik (47.5%). pengetahuan
yang (47.5%). Dengan dengan
mengkonsums tingkat kepatuhan
i ARV dan kepatuhan ODHA
sampel yang tinggi dalam
sebanyak 59 (57.6%) dan menjalani
responden. tingkat terapi
kepatuhan antiretroviral
rendah karena
(42.4%). berdasarkan
hasil analisis
uji statistik
dengan chi-
square
diperoleh
nilai p-value
= 0.648 (>
0.05).

Penelitian yang dilakukan Jusriana, dkk (2020) diketahui bahwa tingkat

pengetahuan ODHA mengenai ARV, responden yang memiliki pengetahuan

rendah dan tidak patuh (14.3%) sedangkan pengetahuan rendah dan patuh

(85.7%). Pengetahuan yang tinggi tetapi tidak patuh (48.3%) sedangkan

pengetahuan tinggi dan patuh (51.7%). Berdasarkan hasil uji statistik

menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p-value = 0.031 (<0.05), hal ini

39
39
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tingkat

kepatuhan terapi ARV.

Penelitian yang dilakukan oleh Muktar Abadiga, dkk (2020) diketahui bahwa

tingkat pengetahuan baik dan patuh (90.0%) sedangkan pengetahuan baik tetapi

tidak patuh (10.0%). Pengetahuan kurang baik tetapi patuh (40.4%) sedangkan

pengetahuan kurang baik dan tidak patuh (59.6%). Berdasarkan nilai p-value =

0.000 (<0.05), hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan

dengan tingkat kepatuhan terapi ARV. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa

pengetahuan tentang HIV dan pengobatannya dapat meningkatkan kesadaran dan

akses kepada responden terhadap terapi ARV.

Penelitian yang dilakukan oleh Mulu Ejigu, dkk (2020) diketahui bahwa

pengetahuan yang baik dan patuh (86.4%) sedangkan pengetahuan baik tetapi

tidak patuh (13.6%). Pengetahuan yang kurang baik tetapi patuh (69.9%)

sedangkan pengetahuan kurang baik dan tidak patuh (30.1%). Berdasarkan nilai p-

value = 0.001 (<0.05), hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

pengetahuan dengan tingkat kepatuhan terapi ARV. Dengan adanya pengetahuan

tentang terapi ARV, maka responden akan lebih meningkatkan pengobatannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Olrike C. Talumewo, dkk (2019) diketahui

bahwa pengetahuan yang baik tetapi tidak patuh (24.2%) sedangkan pengetahuan

baik dan patuh (75.8%). Pengetahuan yang kurang baik dan tidak patuh (0%)

sedangkan pengetahuan yang kurang baik tetapi patuh (100%). Berdasarkan hasil

40
40
uji chi-square diketahui nilai p-value = 0.005 (<0.05), hal ini menunjukkan bahwa

ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan minum ARV.

Lestari (2015) menjelaskan bahwa pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting untuk membentuk tindakan seseorang. Perilaku yang didasari oleh

pengetahuan dapat menciptakan perilaku patuh yang bertahan lama dibandingkan

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Martoni, dkk (2013), pengetahuan merupakan

faktor yang paling kuat dan memiliki kecenderungan 9 kali lebih besar dalam

mempengaruhi kepatuhan minum ARV.

Penelitian yang dilakukan oleh Chryest Debby, dkk (2019) diketahui bahwa

pengetahuan yang kurang baik dan kurang patuh (25.9%), pengetahuan yang

kurang dan cukup patuh (48.1%), dan pengetahuan yang kurang tetapi patuh

(25.9%). Pengetahuan yang cukup dan kurang patuh (25.8%), pengetahuan cukup

dan cukup patuh (32.3%), dan pengetahuan cukup tetapi patuh (41.9%).

Pengetahuan baik tetapi kurang patuh (20%), pengetahuan baik dan cukup patuh

(24.3%), pengetahuan baik dan patuh (55.7%). Berdasarkan hasil nilai p-value =

0.010 (<0.05), hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

dengan kepatuhan terapi ARV.

Peneliti berasumsi bahwa pengetahuan yang baik memiliki tingkat kepatuhan

yang baik terhadap pengobatan ARV, diperkuat dengan penelitian Syaiful (2011)

di RSUD Tele yang menyatakan bahwa peningkatan pemahaman seseorang akan

berpengaruh terhadap sikap, selanjutnya akan mempengaruhi tindakan.

41
41
Pengetahuan penderita AIDS tentang ARV mampu melahirkan sikap positif yang

terwujud dalam bentuk perilaku yang berdampak positif pada status kesehatannya.

Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Kartika Sari, dkk (2019), Riska

Ratnawati, dkk (2017), Edy Bachrun (2017), dan Shiferaw Letta, dkk (2015)

diketahui bahwa tidak ada hasil yang menyatakan bahwa adanya hubungan antara

pengetahuan dengan kepatuhan, karena pada penelitian tersebut tidak menjelaskan

terkait variabel pengetahuan dengan kepatuhan minum ARV pada ODHA (Orang

dengan HIV/AIDS).

Penelitian yang dilakukan oleh Veronica Velisitas Lumbanbatu, dkk (2012),

diketahui bahwa pengetahuan yang baik (52.5%) sedangkan pengetahuan kurang

baik (47.5%). Dengan tingkat kepatuhan yang tinggi (57.6%) dan tingkat

kepatuhan rendah (42.4%). Dari hasil analisis uji statistik dengan menggunakan

uji chi-square diperoleh nilai p-value = 0.648 (<0.05), hal ini menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan terapi ARV pada

pasien ODHA (Orang dengan HIV/AIDS).

2. Hasil Pencarian Literatur Hubungan Dukungan Sosial dengan

Kepatuhan

Tabel 4.2 Hasil Pencarian Literatur Hubungan Dukungan Sosial dengan

Kepatuhan

No. Peneliti dan Metode, Dukungan Kepatuhan Hasil Analisis


Tahun Populasi dan Sosial
Sampel
1. Jusriana, Cross Tidak 1. Tidak Hasil analisis
Fatmah sectional, mendukung yaitu ada
mendukung
Afrianty populasi dan tidak hubungan

42
42
No. Peneliti dan Metode, Dukungan Kepatuhan Hasil Analisis
Tahun Populasi dan Sosial
Sampel
Gobel, dan dalam (34.9%) patuh antara
Arman, penelitian ini (60%). dukungan
dan
2020. adalah semua Sedangkan sosial dengan
pasangan yang mendukung tidak kepatuhan.
mengidap HIV mendukung Berdasarkan
(65.1%).
yang dan patuh hasil uji
mengkonsumsi (40%). statistic
ARV dan 2. Mendukung dengan uji
sampel dan tidak chi-square
sebanyak 43 patuh diperoleh
responden. (25%), nilai p-value
sedangkan = 0.024
Mendukung (<0.05).
dan patuh
(75%)
2. Muktar Cross Dukungan 1. Dukungan Hasil analisis
Abadiga, sectional sosial yang sosial tinggi faktor yaitu
dkk, 2020. populasi tinggi dan patuh ada hubungan
dalam (45.2%), (97.1%), antara
penelitian ini sedang sedangkan dukungan
adalah ODHA (39.3%), dukungan keluarga
yang dan rendah sosial tinggi dengan
mengkonsumsi (15.4%). tetapi tidak kepatuhan
ARV dan patuh ODHA dalam
sampel (2.9%). menjalani
sebanyak 311 2. Dukungan terapi
responden. sosial antiretroviral
sedang dan dengan p-
patuh value
(50.0%), <0.05%.
sedangkan
dukungan
sosial
sedang dan
tidak patuh
(50.0%).
3. Dukungan
sosial
rendah dan
patuh
(61.7%),
sedangkan
dukungan
sosial
rendah dan
tidak patuh
(38.3%).

43
No. Peneliti dan Metode, Dukungan Kepatuhan Hasil Analisis
Tahun Populasi dan Sosial
Sampel
3. Mulu Ejigu, Cross Hasil analisis
dkk, 2020. sectional, yaitu tidak
populasi ada hubungan
dalam antara
penelitian ini dukungan
adalah ODHA sosial dengan
yang kepatuhan
mengkonsumsi karena
ARV dan (96.8%)
sampel pasien
sebanyak 284 menutupi
responden. status
kesehatannya
kepada sosial
ataupun
keluarganya.
4. Olrike C. Cross Dukungan 1. Dukungan Hasil analisis
Talumewo, sectional, sosial yang sosial yang yaitu tidak
dkk, 2019. populasi baik (50%) kurang baik ada hubungan
dalam dan kurang dan tidak antara
baik (50%).
penelitian ini patuh dukungan
adalah ODHA (9.4%), sosial dengan
yang sedangkan kepatuhan
mengkonsumsi dukungan ODHA dalam
ARV dan sosial yang menjalani
sampel kurang baik terapi
sebanyak 64 tetapi patuh antiretroviral,
responden. ( 90.6%). dengan hasil
2. Dukungan analisis uji
sosial yang chi square
baik tetapi diperoleh
tidak patuh hasil p-value
(15.6%), = 0.708
sedangkan
dukungan
sosial yang
baik dan
patuh
(84.4%).
5. Chryest Cross Dukungan 1. Dukungan Hasil analisis
Debby, dkk, sectional dan sosial yang sosial yaitu ada
2019. sampel baik yang hubungan
sebanyak 198 (67.7%), kurang antara
responden. dan baik dan dukungan
dukungan kurang sosial dengan
keluarga patuh kepatuhan
yang (31.3%), ODHA dalam

44
No. Peneliti dan Metode, Dukungan Kepatuhan Hasil Analisis
Tahun Populasi dan Sosial
Sampel
kurang baik dukungan menjalani
(32.3%). sosial terapi
yang antiretroviral
kurang dengan hasil
baik dan p-value 0.034
cukup (<0.05).
patuh
(28.1%),
sedangkan
dukungan
sosial
yang
kurang
baik dan
patuh (
40.6%).
2. Dukungan
sosial
yang baik
dan
kurang
patuh
(12.9%),
dukungan
sosial
yang baik
dan cukup
patuh
(29.1%),
sedangkan
dukungan
sosial
yang baik
dan patuh
(53.7%).
6. Yeni Kartika Cross Dukungan 1. Dukungan Hasil analisis
Sari, dkk, sectional, keluarga keluarga faktor yaitu
2019. populasi yang buruk yang ada hubungan
dalam (3.3%), buruk dan antara
penelitian ini kurang tingkat dukungan
adalah pasien (3.3%), kepatuhan keluarga
ODHA yang cukup rendah dan dengan
megkonsumsi (13.3%), sedang kepatuhan
ARV dan dan baik (0%), dan ODHA dalam
sampel (23.3%). tingkat menjalani
sebanyak 30 kepatuhan terapi
responden. yang antiretroviral,

45
No. Peneliti dan Metode, Dukungan Kepatuhan Hasil Analisis
Tahun Populasi dan Sosial
Sampel
tinggi dengan nilai
(3.3%). p-value =
2. Dukungan 0.004
keluarga (<0.05).
yang
kurang
dan rendah
(23.3%),
sedangkan
dukungan
keluarga
yang
kurang
dengan
tingkat
kepatuhan
sedang
dan tinggi
(3.3%).
3. Dukungan
keluarga
yang
cukup dan
tingkat
kepatuhan
rendah
(3.3%),
sedangkan
tingkat
kepatuhan
sedang
dan tinggi
(13.3%).
4. Dukungan
keluarga
yang baik
dan
tingkat
kepatuhan
rendah
(0%),
tingkat
kepatuhan
sedang
(13.3%),
sedangkan
tingkat

46
No. Peneliti dan Metode, Dukungan Kepatuhan Hasil Analisis
Tahun Populasi dan Sosial
Sampel
kepatuhan
tinggi
(23.3%).
7. Riska Cross Dukungan Hasil analisis
Ratnawati, sectional, keluarga faktor yaitu
2017. populasi yang baik ada hubungan
dalam (56.5%) antara
penelitian ini dan dukungan
adalah ODHA dukungan keluarga
yang keluarga dengan
mengkonsumsi yang kepatuhan
ARV dan kurang baik ODHA dalam
sampel (43.5%). menjalani
sebanyak 46 terapi
responden. antiretroviral
dengan nilai
p-value =
0.001
(<0.05).
8. Edy Cross Dukungan 1. Dukungan Hasil analisis
Bachrun, sectional, keluarga keluarga faktor yaitu
2017. populasi yang baik yang tidak ada hubungan
dalam (54%) dan baik dan antara
penelitian ini dukungan tidak dukungan
adalah ODHA keluarga patuh keluarga
yang yang (73.9%), dengan
mengkonsumsi kurang baik sedangkan kepatuhan
ARV dan (46%). dukungan ODHA dalam
sampel keluarga menjalani
sebanyak 50 yang tidak terapi
responden. baik dan antiretroviral
patuh dengan
(26.1%). menggunakan
2. Dukungan uji chi-square
keluarga diperoleh
yang baik nilai p-value
dan tidak = 0.004
patuh (<0.05).
(33.3%),
sedangkan
dukungan
keluarga
yang baik
dan patuh
(66.7%).
9. Shiferaw Cross Dukungan 1. Dukungan Hasil analisis
Letta, dkk, sectional, keluarga keluarga faktor yaitu

47
No. Peneliti dan Metode, Dukungan Kepatuhan Hasil Analisis
Tahun Populasi dan Sosial
Sampel
2015. populasi dalam yang baik yang baik ada hubungan
penelitian ini (89.2%) dan patuh antara
adalah ODHA dan (89.2%) dukungan
yang dukungan sedangkan keluarga
mengkonsumsi keluarga dukungan dengan
ARV dan yang keluarga kepatuhan
sampel kurang baik yang baik ODHA dalam
sebanyak 626 (10.8%). dan tidak menjalani
responden. patuh terapi
(10.8%). antiretroviral
2. Dukungan dengan nilai
keluarga p-value
yang kurang (<0.05).
baik dan
patuh
(89.1%)
sedangkan
dukungan
keluarga
yang kurang
baik dan
tidak patuh
(11.9%).
10 Veronica Cross Dukungan Dukungan Hasil analisis
Velisitas sectional, sosial yang sosial yang faktor yaitu
Lumbanbatu, populasi baik baik (37.3%), ada hubungan
dkk, 2012. dalam (37.3%), dukungan antara
penelitian ini dukungan sosial sedang dukungan
adalah ODHA sosial (57.6%), dan keluarga
yang sedang dukungan dengan
mengkonsumsi (57.6%), sosial yang kepatuhan
ARV dan dan kurang (5.1%). ODHA dalam
sampel dukungan Dengan menjalani
sebanyak 59 sosial yang tingkat terapi
responden. kurang kepatuhan antiretroviral.
(5.1%). yang tinggi Berdasarkan
(57.6%) dan hasil analisis
tingkat statistik
kepatuhan dengan uji
sedang chi-square
(42.4%). diperoleh
nilai p-value
= 0.047
(<0.05).

48
Penelitian yang dilakukan oleh Jusriana, dkk (2020), diketahui bahwa pasien

yang tidak mendapatkan dukungan dan tidak patuh (60%), sedangkan yang tidak

mendukung dan patuh (40%). Pasien yang mendapat dukungan keluarga tetapi

tidak patuh (25%), sedangkan yang mendukung dan patuh (75%). Berdasarkan

hasil uji statistik dengan uji chi-square diperoleh nilai p-value = 0.024 (<0.05),

hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan

tingkat kepatuhan terapi ARV.

Penelitian yang dilakukan oleh Muktar Abadiga, dkk (2020), diketahui bahwa

dukungan sosial yang tinggi dan patuh (97.1%), sedangkan dukungan sosial yang

tinggi tetapi tidak patuh (2.9%). Dukungan sosial yang sedang dengan tingkat

kepatuhan patuh dan tidak patuh (50.0%). Dukungan sosial yang rendah tetapi

patuh (61.7%), sedangkan dukungan sosial yang rendah dan tidak patuh (38.3%).

Berdasarkan hasil nilai p-value (<0.05), hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan

antara dukungan sosial dengan kepatuhan minum ARV pada ODHA (Orang

dengan HIV/AIDS). Responden yang memiliki dukungan sosial/keluarga yang

tinggi lebih cenderung mematuhi pengobatannya, dibandingkan responden yang

memilik dukungan sosial/keluarga yang rendah.

Penelitian yang dilakukan oleh Mulu Ejigu, dkk (2020), hasil analisis yaitu

tidak ada hubungan antara dukungan sosial dengan kepatuhan karena (96.8%)

pasien menutupi status kesehatannya kepada sosial ataupun keluarganya.

Penelitian yang dilakukan oleh Olrike C.Talumewo (2019), diketahui bahwa

pasien yang mendapatkan dukungan sosial yang kurang baik dan tidak patuh

(9.4%), sedangkan dukungan sosial yang kurang baik tetapi patuh (90.6%).

49
49
Dukungan sosial yang baik tetapi tidak patuh (15.6%), sedangkan dukungan sosial

yang baik dan patuh (84.4%). Berdasarkan hasil analisis uji chi-square diperoleh

hasil nilai p-value = 0.708 (>0.05), hal ini menunjukkan bahwa tidak ada

hubungan antara dukungan sosial dengan kepatuhan ODHA (Orang dengan

HIV/AIDS) dalam minum ARV.

Penelitian yang dilakukan oleh Chryest Debby, dkk (2019), diketahui bahwa

dukungan sosial yang kurang baik dan kurang patuh (31.3%), dukungan sosial

yang kurang baik dan cukup patuh (28.1%), sedangkan dukungan sosial yang

kurang baik tetapi patuh (40.6%). Dukungan sosial yang baik tetapi kurang patuh

(12.9%), dukungan sosial yang baik dan cukup patuh (29.1%), sedangkan

dukungan sosial yang baik dan patuh (53.7%). Berdasarkan hasil nilai p-value =

0.034 (<0.05), hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial

dengan kepatuhan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) dalam mengkonsumsi

ARV.

Penelitian yang dilakukan oleh Yeni Kartika Sari, dkk (2019), diketahui

bahwa dukungan keluarga yang buruk dan tingkat kepatuhan rendah dan sedang

(0%) dan tingkat kepatuhan yang tinggi (3.3%). Dukungan keluarga yang kurang

dan rendah (23.3%), sedangkan dukungan keluarga yang kurang dengan tingkat

kepatuhan sedang dan tinggi (3.3%). Dukungan keluarga yang cukup dan tingkat

kepatuhan rendah (3.3%) sedangkan tingkat kepatuhan sedang dan tinggi (13.3%).

Dukungan keluarga yang baik dan tingkat kepatuhan rendah (0%), tingkat

kepatuhan sedang (13.3%), sedangkan tingkat kepatuhan tinggi (23.3%).

Berdasarkan hasil nilai p-value = 0.004 (<0.05), hal ini menunjukkan bahwa ada

50
50
hubungan dukungan keluarga dengan kepatuhan ODHA (Orang dengan

HIV/AIDS) dalam mengkonsumsi ARV.

Penelitian yang dilakukan oleh Riska Ratnawati (2017), diketahui bahwa

dukungan keluarga yang baik (56.5%) dan dukngan keluarga yang kurang baik

(43.5%). Berdasarkan hasil nilai p-value = 0.001 (<0.05), hal ini menunjukkan

bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan ODHA (Orang

dengan HI/AIDS) dalam mengkonsumsi ARV.

Penelitian yang dilakukan oleh Edy Bachrun (2017), dukungan keluarga yang

kurang baik dan tidak patuh (73.9%) sedangkan dukungan keluarga yang kurang

baik dan patuh (26.1%). Dukungan keluarga yang baik tetapi tidak patuh (33.3%)

sedangkan dukungan keluarga yang baik dan patuh (66.7%). Berdasarkan hasil

analisis uji chi-square diperoleh nilai p-value = 0.004 (<0.05), hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan

ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) dalam mengkonsumsi ARV.

Penelitian yang dilakukan oleh Shiferaw Letta, dkk (2015), diketahui bahwa

dukungan keluarga yang baik dan patuh (89.2%) sedangkan dukungan keluarga

yang baik tetapi tidak patuh (10.8%). Dukungan keluarga yang kurang baik tetapi

patuh (89.1%) sedangkan dukungan keluarga yang kurang baik dan tidak patuh

(11.9%). Berdasarkan hasil nilai p-value (<0.05), hal ini menunjukkan bahwa ada

hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan ODHA (Orang dengan

HIV/AIDS) dalam mengkonsumsi ARV.

51
51
Penelitian yang dilakukan oleh Veronica Velisitas Lumbanbatu (2012),

diketahui bahwa dukungan sosial yang baik (37.3%), dukungan sosial yang

sedang (57.6%), dan dukungan sosial yang kurang (5.1%). Dengan tingkat

kepatuhan yang tinggi (57.6%) dan tingkat kepatuhan sedang (42.4%).

Berdasarkan hasil analisis statistik dengan uji chi-square diperoleh nilai p-value =

0.047 (<0.05), hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan dukungan sosial dengan

kepatuhan ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) dalam mengkonsumsi ARV.

52
52
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil literature review telah didapatkan 10 jurnal yang

memenuhi kriteria inklusi. Dengan variabel pengetahuan didapatkan bahwa

terdapat 5 artikel yang mempunyai hubungan antara pengetahuan dengan

kepatuhan minum antiretroviral pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS)

dengan presentase 50%. Terdapat 4 artikel yang tidak membahas tentang

variabel pengetahuan. 1 artikel didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara

pengetahuan dengan kepatuhan minum antiretroviral pada ODHA (Orang

dengan HIV/AIDS) karena berdasarkan hasil analisis uji statistik dengan uji

chi-square diperoleh nilai p-value (>0.05).

2. Berdasarkan hasil lietrature review telah didapatkan 10 artikel yang sama

yang memenuhi kriteria inklusi, dengan variabel dukungan sosial. Pada

variabel dukungan sosial didapatkan bahwa terdapat 8 artikel yang

mempunyai hubungan antara dukungan sosial dengan kepatuhan minum

antiretroviral pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) dengan presentase

90%. Dari 2 artikel yang tersisa tidak ada hubungan antara dukungan sosial

dengan kepatuhan minum antiretroviral pada ODHA (Orang dengan

HIV/AIDS), 1 artikel tidak ada hubungan karena dari 96.8% pasien

menutupi status kesehatannya kepada dukungan sosial/keluarganya,

sedangkan 1 artikel tidak ada hubungan karena hasil analisis uji chi-square

diperoleh hasil p-value (>0.05).

53
53
B. Saran

Saran yang dapat penulis berikan yaitu perlu adanya penelitian lebih lanjut

mengenai literature review mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan

kepatuhan minum antiretroviral pada ODHA (Orang dengan HIV/AIDS),

dengan variabel pengetahuan dan dukungan sosial, mengingat bahwa hasil

penelitian ini masih belum optimal.

54
54
DAFTAR PUSTAKA

BPS. (2016). Banten dalam Angka. Banten : Badan Pusat Statistik. Diakses pada
tanggal 08 Februari 2021
Belum ada vaksinnya, berikut cara pencegahan penularan HIV/AIDS. SEHAT
Kontari.co.id. Selasa, 01 Desember 2020. Diakses pada tanggal 28 Maret
2021.
https://kesehatan.kontan.co.id/news/belum-ada-vaksinnya-berikut-cara-
pencegahan-penularan-hivaids?page=all
Dirjen P2P Kemenkes RI, 2017. Kajian Epidemiologi HIV Indonesia 2016.
Jakarta. Kemenkes RI. Diakses pada tanggal 05 Februari 2021
Galistiani, G. F., & Mulyaningsih, L., (2013). Kepatuhan pengobatan
antiretroviral pada purwokerto antiretroviral therapy of hiv/aids people in
prof. Dr. Margono soekarjo purwokerto public hospital. Media Farmasi,
10(2), 94-103. Diakses pada tanggal 05 Februari 2021
Handayani, F., & Dewi, F.S. (2017). Faktor yang mempengaruhi kualitas hidup
orang dengan HIV/AIDS di Kota Kupang. Berita Kedokteran Masyarakat,
33(11), 715-720. Diakses pada tanggal 11 Februari 2021
HIV/AIDS paling banyak dialami usia produktif. M.republika.co.id. Kamis, 18
Juli 2019. Diakses pada tanggal 30 Maret 2021.
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/puu25w328

Jusriana, Gobel, Fatmah Afrianty, Arman. 2020. Faktor yang Berhubungan


dengan Kepatuhan Terapi Antiretroviral pada Orang Dengan HIV di
Yayasan Peduli Kelompok Dukungan Sebaya Kota Makassar. Window of
Public Health Journal, Vol. 1, No. 3, Hal. 1-9. Diakses Tanggal 04
Februari 2021.
Kahn & Antonoucci dalam Oxford (Siregar, 2010). Sumber-Sumber Dukungan
Sosial. Diakses Tanggal 22 Juni 2021.
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http:// etheses.ui
n-malang.ac.id/
Kemenkes RI. 2018. Infodation; Situasi Umum HIV/AIDS dan Tes HIV. Menteri
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. Diakses pada tanggal 05 Februari
2021
Martoni, W., Arifin, H., Raveinal. 2013. Faktor-Faktor yang Berhubungan
Dengan Kepatuhan Pasien HIV/AIDS di Poliklinik Khusus Rawat Jalan
Bagian Penyakit Dalam RSUP dr. M. Djamil Padang Periode Desember

55
55
2011-Maret 2012. Jurnal Farmasi Andalas Vol.1 No.1. Diakses pada tanggal
05 Februari 2021
Muktar Abadiga, Tahir Hasem, Getu Mosisa, Eba Abdisa. 2020. Adherence to
antiretroviral therapy and associated factors among human
immunodeficiency virus positive patients accessing treatment at Nekemte
referral hospital, West Ethiopia. Plos One. Diakses tanggal 27 Maret 2021.
Mulu Ejigu, Zelalem Desalegn, Befirdu Mulatu, Getu Mosisa. 2020. Adherence
to combined antiretroviral therapy and associated factors among
people living with HIV attending Nekemte Specialized Hospital,
Oromia, Ethiopia: A Cross-Sectional Study. Hal 97-106. Diakses pada
tanggal 6 Maret 2021
O’Connor JL., Gardner EM, Mannheimer SB, Lifson AR, Esser S, Telzak EE, et
al. Factors associated with adherence amongst 5295 people receiving
antiretroviral therapy as part of an international trial. Journal of Infectious
Diseases. 2013; 208 (1): 40-9. Diakses pada tanggal 11 April 2021
Pudjiati, Retno Satiti (2016). Kepatuhan (Adherence) terhadap terapi
antiretroviral: kebijakan AIDS Indonesia. Diakses pada tanggal 08 Februari
2021
Saputro, A. I., Kaunang, W. P., dan Joseph, W. B. 2016. Faktor-faktor Yang
Berhubungan Dengan Kepatuhan ODHA Dalam Menjalankan Terapi ARV
di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta Pusat. (Online). Jurnal IKMAS. Vol 1.
No.3. diakses pada tanggal 05 Februari 2021
https://ejournalhealth.com/index.php/ikmas/article/view/52
Sari, Yeni Kartika, Nurmawati, Thatit, Hidayat, Aprilia Putri. 2019. Analisis
Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien HIV-AIDS dalam terapi
Antiretroviral (ARV). Jurnal Citra Keperawatan, Vol. 7, No. 2, Hal. 1-8.
Diakses Tanggal 04 Februari 2021.
Shiferaw Letta, Asrat Demissie, Lemessa Oljira, dan Yadeta Dessie. 2015.
Factors associated with adherence to antiretroviral therapy (ART) among
adult people living with HIV and attending their clinical care, Eastern
Ethiopia. BMC Internasional Health and Human Rights. Diakses tanggal
27 Maret 2021.
Shintawati, I., & Widayanti, A. W. (2014). Faktor Pendukung dan Penghambat
Kepatuhan Penggunaan Obat: Studi Kualitatif Pada Pasien HIV/AIDS
dengan Terapi Antiretroviral Lini Kedua di Provinsi D.I Yogyakarta.
Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada. Diakses pada tanggal 05
Februari 2021
Sugiharti, S., Yuniar, Y., dan Lestary, H. 2014. Gambaran Kepatuhan Orang
Dengan HIV-AIDS (ODHA) dalam Minum Obat ARV di Kota Bandung

56
56
Provinsi Jawa Barat tahun 2011-2012. Jurnal kesehatan Reproduksi, 5(2),
113-123. Diakses pada tanggal 05 Februari 2021
https://media.neliti.com/media/publications/106124-ID-gambaran-
kepatuhan-orang-dengan-hiv-aids.pdf
Suparyanto. (2012). Konsep Dukungan Keluarga. Diakses pada tanggal 09
Februari 2021
http://konsep-dukungan-keluarga.blogspot.com
Syaiful. (2011). Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Minum Obat Pada
Penderita AIDS Di RSUD SELE Kota Sorang. Diakses pada tanggal 11
April 2021
Talumewo, Olrike C, Mantjoro, Eva M, Kalesaran, Angela F. C. 2019. Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan ODHA dalam Menjalani
Terapi Antiretroviral di Puskesmas Tikala Baru Kota Manado. Jurnal
KESMAS, Vol. 8, No. 7, Halaman 1-8. Diakses Tanggal 04 Februari 2021.
WHO. 2018. HIV AIDS. World Health Organisatio (WHO). Diakses pada tanggal
25 Februari 2021
https://www.who.int/en/news-room/fact-sheets/detail/hiv-aids
Yuni, Hamidatul, Rasyid, Rosfita, Nursal, Dien Gusta Anggraini. 2020. Analisis
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan ODHA dalam
Mengkonsumsi Antiretroviral di Poliklinik VCT RSUP Dr M Djamil
Padang Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Andalas. Vol.9 (3). Diakses
tanggal 23 April 2021.

57
57

Anda mungkin juga menyukai