Anda di halaman 1dari 56

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN ISPA PADA KELUARGA


DENGAN ANAK BALITA

(Literature Review)

Usulan Penelitian Untuk Skripsi


Pendidikan Diploma IV Kesehatan Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Oleh

RICHELA B. LANGOY
NIM. 7114 3011 6057

Kepada:
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO
2020
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Richela B. Langoy

NIM : 711430116057

Jurusan : Keperawatan

ProgramStudi : Diploma IV

Menyatakan bahwa Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua

sumber baik yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan

dengan benar. Apabila dikemudian hari ternyata Skripsi ini merupakan

hasil karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan maka saya

bersedia menerima sanksi berupa pencabutan gelar akademik.

Manado, 26 Agustus 2020


Yang membuat pernyataan

Richela Brenda Langoy

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

SKRIPSI
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN ISPA PADA KELUARGA
DENGAN ANAK BALITA
LITERATUR REVIEW

Yang diajukan oleh:

Richela Brenda Langoy


711430116057

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Pertama

Yanni Karundeng, SKM, M.Kes Tanggal 25 Agustus 2020


NIP 19630530 198502 1001

Pembimbing Kedua

Lorrien G.Runtu, S.Pd, S.Si.T, MPH Tanggal 25 Agustus 2020


NIP 19680405 199803 2001

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi Ini telah diterima dan disetujui oleh Tim Penguji Ujian Akhir
Program Pendidikan Diploma IV Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado Jurusan
Keperawatan sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan pendidikan Diploma IV
pada tanggal ………………………………………………...2020
Ketua Penguji

Herlina.P Memah, SKM., M.Kes


NIP 19650818 198803 2 001

Anggota Penguji

Penguji 2 Penguji 3

Jane Anita Kolompoy, SKM, M.Kes Yanni Karundeng, SKM, MNIP


NIP 19650429 198803 2 003 NIP 19630530 198502 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Keperawatan

Jon W. Tangka, M.Kep,Ns,Sp.KMB


NIP 196403121988031002

iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat, rahmat serta tuntunannya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi ini dengan baik. Penulis menyadari tidak akan dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik tanpa bimbingan, saran, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Elisabeth N. Barung, M.Kes, Apt., selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kemenkes Manado.

2. Ns.Jon W. Tangka, M.Kep,Sp.KMB., selaku Ketua Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

3. Semuel Tambuwun, SKM, M.Kes., selaku Sekertaris Jurusan Keperawatan

Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado.

4. Ns.Sisfiani D. Sarimin, M.Kep., Sp.Kep.An., selaku Ketua Program Studi

Nurse Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado.

5. Yanni Karundeng, SKM, M.Kes., selaku Dosen Pembimbing I yang selalu

sabar serta telah banyak meluangkan waktu dan pemikirannya untuk

membimbing peniliti dari awal sampai akhir dari penulisan skripsi ini.

6. Lorien G. Runtu, S.Pd, S.Si.T, MPH selaku Dosen Pembimbing II yang telah

banyak membantu dan memberikan saran, arahan dan motivasi dalam

penyelesaian skripsi.

v
7. Herlina P. Memah, SKM, M.Kes Sebagai ketua Penguji atau Penguji 1 dan Jane

A. Kolompoy, SKM, M.Kes selaku penguji II yang telah memberikan

bimbingan, masukan dan arahan dalam perbaikan dan penyelesaian skripsi ini.

8. Seluruh staf dosen dan pegawai Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan

Kementrian Kesehatan Manado

9. Teristimewa kepada orang tua yang saya cintai yaitu Papa Risart Langoy dan

Mama Irenne Mokolinu (+), Bunda Deisy Keintjem, Kakak Rio Langoy, Adik

Willy dan velly, Oma dan Muda Riko yang telah memberikan motivasi, doa dan

dukungan dana sehingga penulisan skripsi berjalan dengan baik dan lancar.

10. Sandi, Edwella, Rilly, Velicya, Sanchia yang selalu mendukung dan

memotivasi untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Angkatan 2016 Diploma IV Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan

Kemenkes Manado yang telah bersama sama melewati masa pendidikan selama

empat tahun dalam suka dan duka.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini,

untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar skripsi ini

dapat selesai dengan maksimal. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis maupun

para pembaca.

Manado, Agustus 2020

Richela B. Langoy

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………………. i
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN…………………………………... ii
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………….. iii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………........... iv
KATA PENGANTAR………………………………………………................... v
DAFTAR ISI……………………………………………………………………. vi
DAFTAR TABEL………………………………………………………………. vii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………. vii
ABSTRAK………………………………………………………………………. ix
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang……………………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………................. 5
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………... 5
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………............................. 6
BAB II : METODE PENELITIAN
2.1 Strategi Pencarian Literatur…………………………………………... 7
2.2 kriteria Inklusi dan Ekslusi…………………………………………… 8
2.3 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas………………………………...... 10

BAB III : HASIL DAN ANALISIS........................................................................ 12


BAB IV : PEMBAHASAN… ……………………………………………............ 27
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………………… 32
5.2 Saran ………………………………………………………................. 32
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………................. 33
LAMPIRAN……………………………………………………………………… 34

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kata kunci Literature Review………………………………………….

2.2 Format PICOS dalam literature Review………………………………...

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Kesediaan Membimbing Pembimbing I


Lampiran 2. Lembar Kesediaan Membimbing Pembimbing II
Lampiran 3. Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi Pembimbing I
Lampiran 4. Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi Pembimbing II
Lampiran 5. Curiculum Vitae

ix
Richela Brenda Langoy 2020.Faktor-faktor yang menyebabkan ISPA pada
keluarga dengan anak balita. (Dibimbing oleh Yanni Karundeng, SKM, M.Kes
sebagai pembimbing 1 dan Lorrien G. Runtu, S.Pd, S.Si.T, MPH sebagai
pembimbing II)

ABSTRAK

Infeksi saluran pernafasan akut disebabkan oleh virus atau bakteri. Menurut
WHO diperkirakan insiden Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara
berkembang mencapai 15 % -20 % pertahun, dengan jumlah balita yang
meninggal mencapai ± 13 juta setiap tahun, dimana ISPA merupakan salah satu
penyebab utama kematian yang membunuh ± 4 juta balita setiap tahun
(Agustina, 2013). Infeksi saluran pernafasan akut disebabkan oleh virus atau
bakteri. Penyakit ini diawali dengan panas disertai salah satu atau lebih gejala:
tenggorokan sakit atau nyeri telan, pilek, batuk kering atau berdahak Secara
umum terdapat tiga faktor risiko terjadinya ISPA, yaitu faktor lingkungan,
faktor individu anak serta faktor perilaku (Asih, Y. 2017). Berdasarkan data
Laporan Rutin Subdit ISPA Tahun 2017, didapatkan insiden ISPA (per 1000
balita) di Indonesia sebesar 20,54%. Angka kematian akibat infeksi saluran
pernapasan akut pada balita tahun 2016 sebesar 0,22% pada tahun 2017 menjadi
0.34% (Kementerian Kesehatan RI, 2017). Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan ISPA Balita. Penelitian ini
menggunakan literature review yaitu menggunakan hasil penelitian terdahulu
maupun buku teks atau jurnal penelitian. Pencarian database yang digunakan
termasuk yaitu google schoolar,pubmed,dan directory of open access journal.
Kata kunci yang digunakan faktor risiko ispa dan ispa balita. Dengan ketentuan
jurnal yaitu sejak tahun 2011-2020 dan peneliti mendapat 8 junal yang
digunakan untuk literature review. Berdasarkan delapan literature review
dengan hasil menyatakan bahwa merokok, pencemaran udara, kepdatan hunian
dan ventilasai sangat berdampak pada kesehatan baita sehingga dapat
mengakibatkan terjadinya infeksi saluran pernapasan akut.

Kata kunci : Faktor risiko infeksi saluran pernapasan akut balita, ISPA Balita

x
Richela Brenda Langoy 2020. Factors that cause ISPA in families with
toddlers. (Guided by Yanni Karundeng, SKM, M.Kes as 1st mentor and Lorrien
G. Runtu, S.Pd, S.Si.T, MPH as guide II)

ABSTRACT
Acute respiratory infections are caused by viruses or bacteria. According to
WHO, it is estimated that the incidence of Acute Respiratory Infection (ISPA)
in developing countries reaches 15% -20% per year, with the number of
children under five who die reaching ± 13 million each year, where ARI is one
of the main causes of death that kills ± 4 million children under five every year.
(Agustina, 2013). Acute respiratory infections are caused by viruses or bacteria.
This disease begins with fever accompanied by one or more symptoms: sore
throat or swallowing pain, runny nose, dry cough or with phlegm. In general,
there are three risk factors for ARD, namely environmental factors, individual
child factors and behavioral factors (Asih, Y. 2017) . Based on the data from the
2017 ISPA Sub-Directorate Routine Report, it was found that the ARI incidence
(per 1000 children under five) in Indonesia was 20.54%. The death rate due to
acute respiratory infections in children under five in 2016 was 0.22% in 2017 to
0.34% (Indonesian Ministry of Health, 2017). This study aims to explain the
factors that cause ARI in toddlers. This study uses a literature review, namely
using the results of previous research or textbooks or research journals.
Database searches used include google schoolar, pubmed, and directory of open
access journals. Keywords: risk factors for ispa and ispa under five. With the
provisions of the journal, namely from 2011-2020 and researchers got 8 journals
used for literature review. Based on eight literature reviews, the results state that
smoking, air pollution, occupancy density and ventilation greatly affect the
health of the child so that it can lead to acute respiratory infections.

Keywords : Risk factor Acute respiratory tract infection toddler, ISPA Toddler

xi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi akut yang


menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran napas mulai hidung
sampai alveoli termasuk adneksanya (sinus, rongga telinga tengah, pleura)
(Ditjen P2PL, 2011).

Menurut WHO diperkirakan insiden Infeksi Saluran Pernapasan Akut


(ISPA) di negara berkembang mencapai 15 % -20 % pertahun, dengan jumlah
balita yang meninggal mencapai ± 13 juta setiap tahun, dimana ISPA
merupakan salah satu penyebab utama kematian yang membunuh ± 4 juta
balita setiap tahun (Agustina, 2013).

Di Indonesia kasus ISPA selalu menempati urutan pertama penyebab


kematian bayi. Sebanyak 36,4% kematian bayi pada tahun 2008 (32,1%) pada
tahun 2009 (18,2%) pada tahun 2010 dan 38,8% pada tahun 2011 disebabkan
karena ISPA. Selain itu, ISPA sering berada pada daftar sepuluh penyakit
terbanyak penderitanya di rumah sakit. Berdasarkan data dari P2 program
ISPA tahun 2009, cakupan penderita ISPA melampaui target 13,4%, hasil
yang diperoleh 18.749 penderita. Survei mortalitas yang dilakukan Subdit
ISPA tahun 2010 menempatkan ISPA sebagai penyebab terbesar kematian
bayi di Indonesia dengan persentase 22,30% dari seluruh kematian balita
(Depkes RI, 2012).

Prevalensi kejadian ISPA di Indonesia Menurut hasil Riset Kesehatan


Dasar (2018) sebesar 9,3% dan Sulut sebesar 4,8%, sedangkan pravelensi
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan (Nakes) dan gejala sebesar 2.0% dan
Sulut sebesar 1.7%, sedangkan untuk prevalensi pneumonia berdasarkan
diagnosis nakes dan gejala sebesar 4.0%.

1
Menjadi seorang perokok pasif dapat menimbulkan berbagai penyakit
karena dalam asap rokok terkandung lebih dari 4000 bahan kimia. Salah satu
penyakit yang dapat ditimbulkan yaitu ISPA yang menyerang saluran
pernafasan manusia dengan jumlah penderita infeksi kebanyakan pada anak
(Hartono & Rahmawati, 2012).

Data statistik dari World Health Organization (WHO) tahun 2012


menunjukkan prevalensi jumlah perokok yang berusia lebih dari 15 tahun di
Indonesia hampir mencapai 2x lipat ratarata perokok usia dewasa di dunia,
yaitu 61% laki-laki serta 5% perempuan. Hal ini menempatkan Indonesia
menjadi negara ke3 tertinggi dalam jumlah perokok usia dewasa (WHO,
2012). Kondisi ini diiringi dengan banyaknya jumlah perokok pasif dimana
sebanyak 78,4% atau 133,3 juta orang dewasa terpapar asap rokok didalam
rumahnya (Departemen Kesehatan RI, 2012).

Menurut data dari IDAI (2016), sebanyak 165.000 orang anak di dunia
meninggal setiap tahun karena penyakit paru terkait dengan paparan asap
rokok. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2014), presentase seorang
perokok di ASEAN tersebar di Indonesia (46,16%), Filipina (16,62%),
Vietnam (14,11%), Myanmar (8,73%), Thailand (7,74%), Malaysia (2,90%),
Kamboja (2,07%), Laos (1,23%), Singapura (0,39%) dan Brunei (0,04%).
Berdasarkan data hasil Survei Indikator Kesehatan Nasional (SIRKESNAS)
pada tahun 2016, prevalensi merokok nasional adalah 28,5%. Prevalensi
merokok berdasarkan jenis kelamin, ditemukan prevalensi pada laki-laki 59%
dan perempuan 1,6%. Menurut kelompok umur, prevalensi tertinggi pada usia
40-49 tahun sebesar 39,5% sedangkan pada usia muda atau perokok pemula
≤18 tahun sebesar 8,8% (Kementerian Kesehatan RI, 2017).

Jumlah Prevalensi merokok penduduk umur >10 tahun sebesar 28.8%,


sedang menurut Provinsi 2018 adalah konsumsi tembakau pada penduduk
usia >15 tahun dengan total 33.8% terdiri dari perempuan 4.8% dan laki-laki
62.9%, Sedangkan merokok pada populasi usia 10-18 tahun berjumlah 9,1%
(Data Riskesdas 2018).

2
Penelitian yang dilakukan oleh Lebuan & Somia (2014), asap rokok baik
dari orang tua atau penghuni rumah satu atap dapat mencemari udara, dan
apabila terhirup oleh anak dapat merusak pertahanan saluran pernapasan,
sehingga patogen penyebab ISPA mudah masuk dan menginfeksi anak yang
menimbulkan manifestasi klinis ISPA.

Keberadaan perokok didalam rumah telah terbukti memiliki pengaruh


terhadap kejadian ISPA, dimana menurut penelitian yang dilakukan oleh
Winarni, Ummah dan Salim tahun 2010 mengatakan bahwa terdapat
hubungan antara perilaku merokok orang tua dan anggota keluarga yang
tinggal di dalam satu rumah dengan kejadian ISPA pada balita.

Secara umum ada 3 (tiga) faktor risiko terjadinya ISPA yaitu faktor
lingkungan, faktor individu anak, serta faktor perilaku. Faktor lingkungan
meliputi pencemaran udara dalam rumah, kondisi fisik rumah, dan kepadatan
hunian rumah. Faktor individu anak meliputi umur anak, berat badan lahir,
status gizi, vitamin A, dan status imunisasi. Sedangkan faktor perilaku
berhubungan dengan pencegahan dan penanggulangan penyakit ISPA pada
bayi dan balita dalam hal ini adalah praktek penanganan ISPA di keluarga
baik yang dilakukan oleh ibu ataupun anggota keluarga lainnya(Christy, dkk.
2015).

Hasan (2017) menyebutkan bahwa faktor resiko pada penyakit ISPA


adalah faktor ekstrinsik dan intrinsik. Faktor ekstrinsik terdiri dari kepadatan
hunian, jenis lantai, luas jendela, letak dapur, penggunaan jenis bahan bakar,
dan kepemilikan lubang asap. Sedangkan faktor intrinsik terdiri dari umur,
jenis kelamin, status gizi, status imuniasi, pemberian vitamin A pada saat
nifas/balita dan pemberian ASI.

Kepadatan hunian rumah akan meningkatkan suhu ruangan yang


disebabkan oleh pengeluaran panas badan yang akan meningkatkan
kelembaban akibat uap air dari pernafasan tersebut. Bangunan yang sempit
dan tidak sesuai dengan jumlah penghuninya akan mempunyai dampak

3
kurangnya oksigen dalam ruangan sehingga daya tahan tubuh penghuninya
menurun, kemudian cepat timbulnya penyakit saluranpernafasan seperti ISPA
(Afandi, 2012). Dari hasil penelitian Fidiani 2011, terdapat hubungan yang
bermakna antara ventilas rumah dengan kejadian ISPA pada balita, bahwa
balita yang rumahnya mempunyai ventilasi dengan kategori tidak memenuhi
syarat berisiko 4,58 kali menderita ISPA dibandingkan dengan balita yang
rumahnya mempunyai ventilasi rumah kategori memenuhi syarat.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti “Faktor-


faktor yang menyebabkan ISPA pada keluarga dengan anak balita”.

1.2 Rumus Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merumuskan masalah “Apakah


ada faktor-faktor yang menyebabkan ISPA pada keluarga dengan anak
balita”.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan ISPA pada keluarga dengan


anak balita.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi faktor resiko kejadian ISPA balita

b. Mengidentifikasi perilaku rokok dengan kejadian ISPA balita

c. Mengidentifikasi pencemaran udara kepadatan hunian, dan ventilasi


dengan kejadian ISPA balita

1.4 Manfaat Penelitian

1. Institusi pendidikan

4
Sebagai referensi di perpustakaan untuk pengembangan dalam
bidang penelitian terkait dengan Faktor-faktor yang menyebabkan ISPA
pada keluarga dengan anak balita

2. Bagi peneliti selanjutnya


Literature review sebagai referensi atau gambaran dalam
pengembangan penelitian selanjutnya dan dapat dimanfaatkan sebagai
bahan kajian lebih lanjut di masa mendatang.

5
BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Strategi Pencarian Literatur

a. Protokol dan Registrasi

Rangkuman menyeluruh dalam bentuk literatur review mengenai Faktor-


faktor yang menyebabkan ISPA pada keluarga dengan anak balita. Studi ini
menggunakan protocol the centre for review and dissemination and the
joanna briggs institute guideline sebagai panduan dalam asesmen kualitas dari
studi yang akan dirangkum. Evaluasi dari literature review akan
menggunakan PRISMA checklist untuk menentukan penyeleksian studi yang
telah ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan dari literature review.

b. Database Pencarian

Literature review yang merupakan rangkuman menyeluruh beberapa studi


penelitian yang ditentukan berdasarkan tema tertentu. Pencarian literature
dilakukan pada bulan Maret-Juli 2020. Data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah data sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan langsung,
akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-
peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel jurnal
bereputasi baik nasional maupun internasional dengan tema yang sudah
ditentukan. Pencarian literatur dalam literature review ini menggunakan 3
database dengan kriteria kualitas tinggi dan sedang, yaitu Google Scholar,
Pubmed dan Directory of Open Access Journal. Penelitian ini juga
menggunakan 8 artikel dari 5-10 tahun terakhir (nasional dan internasional)

c. Kata Kunci

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan boolean operator


(AND, OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk memperluas atau
menspesifikkan pencarian, sehingga mempermudah dalam penentuan artikel
atau jurnal yang digunakan. Kata kunci dalam literature review ini

6
disesuaikan dengan Medical Subject Heading (MeSH) dan terdiri dari sebagai
berikut:

Tabel 2.1 Kata Kunci Literature Review

Faktor penyebab infeksi saluran


ISPA balita
pernapasan akut balita
OR OR
Faktor penyebab Infeksi saluran
ISPA
pernapasan akut balita
OR OR

Acute respiratory infections in toddlers

2.2 Keriteria Inklusi dan Ekslusi

Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOS framework,


yang terdiri dari:

a. Population/problem yaitu populasi atau masalah yang akan di analisis sesuai


dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.

b. Intervention yaitu suatu tindakan penatalaksanan terhadap kasus perorangan


atau masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan studi sesuai dengan
tema yang sudah ditentukan dalam literature review.

c. Comparation yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang digunakan sebagai


pembanding, jika tidak ada bisa menggunakan kelompok control dalam studi
yang terpilih.

d. Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperoleh pada studi terdahulu yang
sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.

e. Study design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel yang akan di
review.

7
2.2 Tabel kriteria inklusi dan ekslusi
KRITERIA INKLUSI EKSLUSI
Populasi Populasi yang digunakan Yang tidak termasuk
adalah balita yang menderita balita
ISPA
Perencanaan Intervensi ada faktor-faktor Bukan Faktor-faktor
yang menyebabkan ISPA yang menyebabkan
pada keluarga dengan anak ISPA pada keluarga
balita dengan anak balia
Pembanding Tidak ada -
Hasil Terdapat faktor-faktor yang Yang tidak termasuk
menyebabkan ISPA pada faktor-faktor yang
kelurga dengan anak balita menyebabkan ISPA
pada keluarga dengan
anak balita
Desain, studi dan Desain penelitian yang Tanpa pengecualian
jenis publikasi digunakan adalah analitik
korelasi, observasional
analitik, desain studi
perbandingan, survei analitik
dengan pendekatan studi
case-control dan cross-
sectional
Tahun publikasi Sesudah 2015 Sebelum 2015
Bahasa Indonesia dan inggris Yang tidak termasuk
bahasa Indonesia dan
inggris

2.3 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas

1. Hasil pencarian dan seleksi studi

8
Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi di tiga database dan
menggunakan kata kunci yang sudah disesuaikan, peneliti menemukan 520
jurnal yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Assessment yang dilakukan
berdasarkan kelayakan terhadap kriteria inklusi dan ekslusi didapatkan
sebanyak 8 jurnal yang bisa dipergunakan dalam literature review.

Research identified through


database Science direct,
Directory of Open Access
Journal, google scholar
(n=520)


Abstract screened for
eligibility (n=102)


Papers that satisfied inclusion Records excluded (n=80)
criteria (n=22)


Full text articles assessed for
eligibility (n=7)


Studies included in synthesis
(n=8)
Gambar 1. Diagram Flow literature review berdasarkan PRISMA 2009

2. Penilaian Kualitas

9
Artikel yang digunakan dalam literature review terdapat 8 buah. Risiko bias
dalam literature review ini menggunakan asesmen pada metode penelitian
masing-masing studi, yang terdiri dari:

1) Teori: Teori yang tidak sesuai, sudah kadaluwarsa, dan kredibilitas yang
kurang

2) Desain: Desain kurang sesuai dengan tujuan penelitian

3) Sample: Ada 4 hal yang harus diperhatikan yaitu Populasi, sampel,


sampling, dan besar sampel yang tidak sesuai dengan kaidah pengambilan
sampel

4) Variabel: Variabel yang ditetapkan kurang sesuai dari segi jumlah,


pengontrolan variabel perancu, dan variabel lainya

5) Instrumen: Instrumen yang digunakan tidak memeliki sesitivitas,


spesivikasi dan dan validatas-reliablitas

6) Analisis Data: Analisis data tidak sesuai dengan kaidah analisis yang
sesuai dengan satandar.

10
BAB III

HASIL DAN ANALISIS

1. Karakteristik Studi

Penelitian literature review diseleksi dari beberapa jumlah artikel dan yang
memenuhi syarat kriteria ada 8 artikel memenuhi kriteria inklusi terbagi
menjadi dua tema besar yaitu berkaitan dengan Faktor-faktor yang
menyebabkan ISPA pada keluarga dengan anak balita. Metode yang
berkontribusi dalam studi faktor-faktor yang menyebabkan ISPA pada
keluarga dengan anak balita sebagian besar Case-control dan cross-sectional.
Jumlah rata-rata peserta lebih lima ratus; Secara keseluruhan, setiap
penelitian membahas tentang Faktor-faktor ISPA balita.

3.1 Tabel Hasil Pencarian


Jurnal 1
Tahun : 2019 Metode Hasil Penelitian
Author : Design : penelitian Hasil penelitian
Maria Martha Manese, survey analitik dengan total sampel
Budi T. Ratag, A. J. M. dengan desain case 150 responden yang
Rattu control study memenuhi kriteria
Volume Dan Nomor : Sample : inklusi terdiri dari 75
150 responden responden kelompok
Data Base : Variable : kasus dan 75
Google Scholar Faktor risiko responden kelompok
Judul : kejadian ISPA pada control dengan
Faktor risiko kejadian balita matching sampel
ISPA pada balita Di Instrumen : yaitu umur, jenis
Wilayah Kerja Observasi dan kelamin, dan tempat
Puskesmas Amurang Kuesioner tinggal.
Timur Kabupaten Analisis : Hasil penelitian
Minahasa Selatan Chi-square menunjukkan bahwa
responden umur
paling banyak berada
pada kelompok umur
3 tahun (32.0%) dan
yang lebih sedikit
responden pada
kelompok umur 1

11
tahun (20.0%).
Karakteristik jenis
kelamin responden
dapat dilihat bahwa
responden
perempuan lebih
banyak (54%) dari
pada responden laki-
laki (45.3%).
Karakteristik tempat
tinggal balita dilihat
bahwa responden
desa Ritei lebih
banyak (25.3%), dan
paling sedikit
responden (5.3%)
bertempat di desa
Lopana dan Lopana
1.
Hasil penelitian
menggunakan uji
statistic chi square
menghasilkan nilai
probabilitas (pvalue)
sebesar 0.006 dengan
α = 0,05 (p < α) dan
diperoleh nilai OR>1
yaitu 2,26 (CI 95% =
1.306-5.27). Hasil
analisis tersebut
menunjukan bahwa
terdapat hubungan
yang bermakna
antara merokok
dengan kejadian
ISPA pada responden
di wilayah kerja
Puskesmas Amurang
Timur dan responden
yang tindakan
pencegahannya tidak
baik berpeluang 2.26
kali lebih besar
menderita ISPA
dibandingkan
responden yang

12
tindakan
pencegahannya baik.
Hasil penelitian yang
diperoleh yaitu (p-
value) sebesar 0.021
dengan α = 0,05 (p <
α) dan diperoleh nilai
OR>1 yaitu 0.32 (CI
95% = 0.11-0.87).
dengan demikian
terdapat hubungan
antara kepadatan
hunian dengan
kejadian infeksi
saluran pernapasan
akut pada balita di
wilayah kerja
Puskesmas Amurang
Timur, dengan kata
lain kepadatan
hunian terbukti
merupakan faktor
risiko terjadi
penyakit ISPA pada
anak balita.
Hasil penelitian
Perhitungan dengan
menggunakan uji
statistic chi square
menghasilkan nilai
probabilitas (pvalue)
sebesar 0.04 dengan
α = 0,05 (p < α) dan
diperoleh nilai OR>1
yaitu 0.38 (CI 95% =
0.14-0.98). Hasil
analisis tersebut
menunjukan bahwa
terdapat hubungan
yang bermakna
antara ventilasi
dengan kejadian
ISPA pada responden
di wilayah kerja
Puskesmas Amurang
Timur dan responden

13
yang tindakan
pencegahannya tidak
baik berpeluang 0.38
kali lebih besar
menderita ISPA
dibandingkan
responden yang
tindakan
pencegahannya baik.
Jurnal 2
Tahun : 2019 Metode Hasil Penelitian
Author : Design : Pada penelitian ini
Wildani Dwi Diniyah, Observasional sampel dibagi
Firdaus J Kunoli, Finta analitik dengan menjadi 2 kelompok
Amalinda pendekatan case yaitu kasus sebanyak
Volume Dan Nomor : control 56 responden dan
Sample : kontrol sebanyak 56
Data Base : 112 responden responden, dimana
Google Scholar Variable : perbandingan jumlah
Judul : Faktor risiko kasus dan kontrol
Faktor risiko kejadian kejadian pada anak adalah 1 : 1, jadi
ISPA pada anak balita balita jumlah seluruh
Di Wilayah Kerja Instrumen : responden adalah
Puskesmas Sangurara Kuesioner 112 responden.
Kelurahan Duyu Kota Analisis : Hasil penelitian
Palu software Statical menunjukkan bahwa
Program For Social ada hubungan antara
(SPSS) paparan asap rokok
dan kejadian
penyakit ISPA pada
anak balita
dibuktikan dengan
uji statistik dengan
nilai nilai P = 0,018
P < 0,05, dan
paparan asap rokok
merupakan faktor
risiko terhadap
kejadian ISPA Odds
Ratio (OR=3,133).
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
ada hubungan antara
ASI Eksklusif
dengan kejadian
ISPA pada anak

14
balita dengan nilai
P= 0,000 < P 0,05
dan bukan faktor
risiko tetapi sebagai
faktor protektif
terjadinya penyakit
ISPA (OR= 0,124;
95% CI= 0,048-
0,32).
Sedangkan Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan
bermakna antara
riwayat BBLR
dengan kejadian
ISPA pada anak
balita dengan uji
statistik dengan nilai
nilai P= 0,742 0.05
˃ 0.05 , dilihat dari
nilai Odds Ratio
(OR = 0,641) berarti
BBLR bukan
merupakan faktor
risiko terjadinya
penyakit ISPA pada
anak balita.

Jurnal 3
Tahun : 2016 Metode Hasil Penelitian
Author : Design : Hasil penelitian in
Patmawati Dongky, dan penelitian analitik jumlah responden
Kadrianti dengan desain studi sebesar 60 orang
Volume Dan Nomor : cross sectional dengan jumlah
Sample : persentase balita
Data Base : 60 responden yang mengalami
Google Scholar Variable : ISPA sebesar 38
Judul : Faktor risiko balita (63,3%) dan
Faktor risiko lingkungan lingkungan fisik sebanyak 22 balita
fisik rumah dengan rumah (36,7%) yang tidak
kejadian ISPA balita Di Instrumen : mengalami ISPA.
Keluraha Takatidung Berdasarkan hasil
Polewali Mandar Analisis : penelitian didapatkan
Univariat dan bahwa responden
bivariat memiliki rumah

15
dengan kepadatan
hunian yang tidak
memenuhi syarat
yaitu 44 (73,3%).
Kondisi kepadatan
hunian rumah
penduduk di lokasi
peneltiian sebagian
besar masih dihuni 3-
5 kepala keluarga
yang masing-masing
terdiri dari 4-5 orang
anggota keluarga,
menempati ruang
tidur yang sama
kurang dari 9 m2.
Kepadatan penghuni
dalam satu rumah
tinggal akan
menyebabkan
kurangnya konsumsi
oksigen.
Hasil setelah
dilakukan uji statistik
diperoleh nilai
p=0,017 (p>0,05)
sehingga dapat
disimpulkan bahwa
ada hubungan
bermakna antara
kepadatan hunian
dengan kejadian
ISPA pada balita
Jurnal 4
Tahun : 2020 Metode Hasil Penelitian
Author : Design : Hais penelitian ini
T. Alamsyah penelitian yang berjumlah 63 orang.
Volume Dan Nomor : bersifat deskriptif Hasil penelian Ada
Volume 3, Nomor 1 Analitik dengan hubungan antara
Data Base : pendekatan pencemara nudara,
Google Scholar crossectional study dengan hasil uji
Infeksi saluran Sample : statistik P Value =
pernapasan akut pada 63 reponden 0,000, ventilasi
balita Di Rural area Variable : dengan hasil uji
Kecamatan Darul Infeksi saluran statistik P Value =

16
Imarah Aceh Besar pernapasan akut 0,002, kebiasaan
balita merokok dengan hasi
Instrumen : luji statistik P Value
Kuesioner = 0,003,6 sanitasi
Analisis : lingkungan dengan
chi-square hasil uji statistik P
Value = 0,001
dengan kejadian
penyakit ispa pada
balita di Kecamatan
Darul Imarah Aceh
Besar
Jurnal 5
Tahun : 2020 Metode Hasil Penelitan
Author : Design : Hasil penelitian
Ni Made Heni Wahyuni, Analitik korelasi didapatkan dari 68
Ni Ketut Ayu dengan pendekatan responden, sebesar
Mirayanti , Niken Ayu cross sectional 75% orang tua
Merna Eka Sari Sample : merokok dan
Volume Dan Nomo : 68 responden kejadian ISPA pada
Vol. 7 No. 1 Variable : balita sebesar 63,2%.
Data Base : Peilaku merokok , Berdasarkan hasil
Google Scholar Infeksi saluran penelitian ini dari
Judul : pernapasan balita hasil uji Chi Square
Hubungan perilaku Instrumen : diperoleh nilai
merokok orang tua Kuesioner Asymp. Sig (2-sided)
dengan kejadian infeksi Analisis : adalah 0,029 <a
saluran pernapasan akut Chi Square (0,05) yang berarti
pada balita di UPTD Ho ditolak dan Ha
Puskesmas Tabanan III diterima sehingga
terdapat hubungan
antara perilaku
merokok orang tua
dengan kejadian
infeksi saluran
pernapasan akut pada
balita di UPTD
Puskesmas Tabanan
III.
Jurnal 6
Tahun : 2018 Metode Hasil Penelitian
Author : Design : Hasil dari penelitian
Hadi Syahputra, Ns. Studi perbandingan ini, Dari 68 keluarga
Febriana Sabrian, dengan pendekatan responden yang
Wasisto Utomo case-control terdiri dari 34

17
Volume Dan Nomor : Sample : keluarga responden
68 responden perokok di dalam
Data Base : Variable : rumah dan 34
Google Scholar ISPA balita, keluarga responden
Judul : merokok yang tidak terdapat
Perbandingan kejadian Instrumen : perokok sama sekali,
ISPA balita pada Kuesioner didapatkan hasil
keluarga yang merokok Analisis : bahwa dari 34
didalam rumah dan Analisa data secara keluarga yang
keluarga yang tidak univariat dan merokok didalam
merokok Di Pekan Baru bivariat. rumah terdapat 20
Wilayah Kerja Rejosari keluarga (58,8%)
yang balita nya
sering terserang
ISPA dan 14
keluarga (41,2%)
balita mereka tidak
sering terserang
ISPA. Sedangkan
dari 34 keluarga
yang tidak memiliki
perokok sama sekali,
24 diantaranya
(70,6%) memiliki
balita yang tidak
sering menderita
ISPA dan hanya 10
keluarga (29,4%)
yang memiliki balita
yang sering
menderita ISPA.
Berdasarkan hasil
analisa dengan
menggunakan uji
Chi-Square
menunjukkan p
value sebesar 0,028
dimana p value <
0,05. Hal ini berarti
Ho ditolak dan dapat
disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan
kejadian ISPA balita
antara keluarga yang
merokok didalam
rumah dengan yang

18
tidak merokok. Dari
hasil analisis
diperoleh pula nilai
OR=3,429, artinya
keluarga yang
memiliki anggota
keluarga yang
merokok didalam
rumah, balita mereka
beresiko 3,4 kali
terserang ISPA
dibandingkan
keluarga yang tidak
merokok sama
sekali.
Jurnal 7
Tahun : 2019 Metode Hasil Penelitian
Author : Design : Berdasarkan hasil
Rahman Sabri1, Ismail Survei analitik analisis univariat
Effendi, Nur Aini dengan pendekatan menunjukkan bahwa
Volume Dan Nomor : Cross sectional dari 69 responden,
Sample : sebanyak 33
Data Base : 69 responden responden (47,8%)
Jurnal DOAJ ( Directory Variable : memiliki
of Open Access Faktor yang pengetahuan yang
Journal ) mempengaruhi baik dan 36
Judul : tingginya ISPA responden (52,2%)
Faktor yang Instrumen : memiliki
mempengaruhi tingginya Kuesioner pengetahuan yang
penyakit ISPA pada Analisis : kurang baik.
balita Di Puskesmas Chi-squere Sebanyak 34
Deleng Pokhikisen responden (49,3%)
Kabupaten Aceh memiliki sikap yang
Tenggara positif dan 35
responden (50,7%)
memiliki sikap yang
negatif. Sebanyak 28
responden (40,6%)
memberikan ASI
eksklusif dan 41
responden (59,4%)
tidak memberikan
ASI eksklusif.
Sebanyak 31
responden (44,9%)
memiliki ventilasi

19
yang memenuhi
syarat dan 38
responden (55,1%)
memiliki ventilasi
yang tidak memenuhi
syarat. Sebanyak 34
responden (49,3%)
memiliki kepadatan
hunian yang
memenuhi syarat dan
35 responden
(50,7%) memiliki
kepadatan hunian
yang tidak memenuhi
syarat. Selanjutnya
sebanyak 32
responden (46,4%)
mengalami
pneumonia dan 37
responden (53,6%)
mengalami
pneumonia berat
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
variabel pengetahuan
memiliki nilai sig-p
0,016 < 0,05 artinya
pengetahuan
memiliki pengaruh
secara signifikan
terhadap tingginya
penyakit ISPA pada
balita di Puskesmas
Deleng Pokhkisen
Kabupaten Aceh
Tenggara. Hasil OR
pada variabel
pengetahuan
menunjukkan bahwa
pengetahuan yang
kurang baik
cenderung 6 kali
lipat memiliki
pengaruh terhadap
tingginya penyakit
ISPA pada balita.

20
Nilai B = Logaritma
Natural dari 6,434 =
1,862. Oleh karena
nilai B bernilai
positif, maka
pengetahuan
mempunyai
pengaruh positif
terhadap tingginya
penyakit ISPA pada
balita.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
variabel sikap
memiliki nilai sig-p
0,610 > 0,05 artinya
sikap tidak memiliki
pengaruh secara
signifikan terhadap
tingginya penyakit
ISPA pada balita di
Puskesmas Deleng
Pokhkisen
Kabupaten Aceh
Tenggara. Hasil OR
pada variabel sikap
menunjukkan bahwa
sikap yang negatif
cenderung 1 kali
lipat memiliki
pengaruh terhadap
tingginya penyakit
ISPA pada balita.
Nilai B = Logaritma
Natural dari 0,673 =
-0,396. Oleh karena
nilai B bernilai
positif, maka sikap
mempunyai
pengaruh positif
terhadap tingginya
penyakit ISPA pada
balita.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
variabel pemberian

21
ASI eksklusif
memiliki nilai sig-p
0,004 < 0,05 artinya
pemberian ASI
eksklusif memiliki
pengaruh secara
signifikan terhadap
tingginya penyakit
ISPA pada balita di
Puskesmas Deleng
Pokhkisen
Kabupaten Aceh
Tenggara. Hasil OR
pada variabel
pemberian ASI
eksklusif
menunjukkan bahwa
ibu yang tidak
memberikan ASI
eksklusif cenderung
10 kali lipat memiliki
pengaruh terhadap
tingginya penyakit
ISPA pada balita.
Nilai B = Logaritma
Natural dari 9,833 =
2,286. Oleh karena
nilai B bernilai
positif, maka
pemberian ASI
eksklusif mempunyai
pengaruh positif
terhadap tingginya
penyakit ISPA pada
balita.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
variabel ventilasi
memiliki nilai sig-p
0,040 < 0,05 artinya
ventilasi memiliki
pengaruh secara
signifikan terhadap
tingginya penyakit
ISPA pada balita di
Puskesmas Deleng

22
Pokhkisen
Kabupaten Aceh
Tenggara. Hasil OR
pada variabel
ventilasi
menunjukkan bahwa
ventilasi yang tidak
memenuhi syarat
cenderung 6 kali
lipat memiliki
pengaruh terhadap
tingginya penyakit
ISPA pada balita.
Nilai B = Logaritma
Natural dari 5,706 =
1,742. Oleh karena
nilai B bernilai
positif, maka
ventilasi mempunyai
pengaruh positif
terhadap tingginya
penyakit ISPA pada
balita.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
variabel kepadatan
hunian memiliki nilai
sig-p 0,014 < 0,05
artinya kepadatan
hunian memiliki
pengaruh secara
signifikan terhadap
tingginya penyakit
ISPA pada balita di
Puskesmas Deleng
Pokhkisen
Kabupaten Aceh
Tenggara. Hasil OR
pada variabel
kepadatan hunian
menunjukkan bahwa
kepadatan hunian
yang tidak memenuhi
syarat cenderung 6
kali lipat memiliki
pengaruh terhadap

23
tingginya penyakit
ISPA pada balita.
Nilai B = Logaritma
Natural dari 6,587 =
1,885. Oleh karena
nilai B bernilai
positif, maka
kepadatan hunian
mempunyai
pengaruh positif
terhadap tingginya
penyakit ISPA pada
balita.
Jurnal 8
Tahun : 2015 Metode Hasil Penelitian
Habtamu Sanbata, Araya Design : Hampir 253 (60%)
Asfaw dan Abera Kumie Study Cross- anak-anak tinggal di
Volume Dan Nomor : sectional rumah tangga yang
Vol 1, No. 1 Sample : didominasi
Data Base : sampel pada menggunakan bahan
Google Scholar penelitian ini bakar biomassa.
Judul : berjumlah 422 Prevalensi dua
Association of biomass rumah tangga dan minggu infeksi
fuel use with acute anak-anak dibawah pernapasan akut
respiratory infections lima tahun adalah 23,9%. Rasio
among under-five Variable : odds infeksi
children in a slum urban Instrumen : pernapasan akut
of Addis Ababa, kuesioner dan adalah 2,97 (95% CI:
Ethiopia pretest 1,38-3,87) dan 1,96
Analisis : (95% CI: 0,78-4,89)
Analisis data pada di rumah tangga
penelitian ini masing-masing
menggunakan Crude menggunakan bahan
Odds Ratio (OR) bakar biomassa dan
dengan 95% minyak tanah, relatif
Confidence Intervals terhadap bahan bakar
(CI) yang lebih bersih.
Kesimpulan: Ada
hubungan antara
penggunaan bahan
bakar biomassa dan
infeksi pernapasan
akut pada anak-anak.
Hubungan tersebut
membutuhkan
penyelidikan yang

24
mengukur polusi
udara dalam ruangan
dan ukuran klinis
infeksi pernapasan
akut

Dari artikel diatas BBLR, Pengetahuan, Sikap dan Asi tidak dibahas
karena masalah waktu yang tidak memungkingkan sehingga penulis tidak dapat
membahasnya.

25
BAB IV

PEMBAHASAN

1. Merokok dengan kejadian ISPA balita

Merokok sudah menjadi kebiasaan orang tanpa memikir dampak dari

merokok tidak hanya bagi perokok sendiri tetapi bagi orang yang ada disekitarnya

termasuk balita. Menurut Milo et al., 2015 mengatakan semakin banyak rokok

yang dihisap oleh keluarga semakin besar memberikan risiko terhadap kejadian

ISPA. Adapun menurut (Pangaribuan S. 2017) walaupun asap sampingan

dikeluarkan dahulu keudara bebas sebelum dihisap perokok pasif, tetapi karena

kadar bahan berbahayanya lebih tinggi daripada asap utamanya, maka perokok

pasif tetap menerima akibat buruk dari kebiasaan merokok orang sekitarnya.

Menurut peneliti Kandungan zat berbahaya dalam asap rokok seperti nikotin,

karbon monoksida dan karsinogen berat. Kandungan yang terdapat dalam asap

rokok dapat memicu kerusakan organ system pernapasan sehingga sangat

berampak terhadap kesehatan yang dapat mengakibatkan timbulnya berbagai

penyakit disaluran pernapasan seperti bronchitis, pneumonia, asma dan berbagai

penyakit lainnya.

2. Pencemaran udara dengan kejadian ISPA balita

Pencemaran udara terjadi karena penggunaan bahan bakar biomassa untuk

memasak, asap dari penerangan yang menggunakan minyak tanah sebagai bahan

bakarnya, asap rokok, penggunaan semprot maupun bakar. Menurut Wisnu

(2016) mengatakan bahwa pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-

26
bahan atau zat-zat asing didalam udara yang menyebabkan perubahan komposisi

udara dari keadaan normalnya. Menurut peneliti Udara merupakan campuran

beberapa gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu

udara dan lingkungan sekitarnya. Udara yang dihirup balita setiap hari di dalam

rumah maupun luar rumah belum tentu bersih. Paparan didalam rumah lebih

berbahaya dari polusi diluar rumah, dan balita lebih banyak berada didalam rumah

sehingga mudah terkena infeksi saluran pernapasan akut dengan gejala seperti

demam, batuk, sesak, flu akibat dari udara yang sudah tercemar dan dihirup sangat

berpengaruh pada kesehatan sehingga dapat terjadi berbagai penyakit diantaranya

penyakit paru-paru.

3. Kepadatan hunian dengan kejadian ISPA balita

Kepadatan hunian yang tinggi akan memperburuk sirkulasi udara.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim (2018) bahwa banyaknya orang

yang tinggal di dalam rumah dapat meningkatkan suhu ruangan namun jika

sebagian besar masyarakat Kelurahan Sindulang 1 berprofesi sebagai pedagang

dan sering menghabiskan waktu lebih lama ditempat jualan dibandingkan dirumah

maka akan berdampak terhadap penularan ISPA pada balita. Menurut peneliti

rumah yang terdapat banyak penghuni menyebabkan ruangan menjadi panas maka

semakin cepat udara tercemar yang dapat mengganggu kesehatan balita. Padatnya

sebuah rumah dapat juga mempercepat proses penularan penyakit ISPA antara

penghuni satu dengan penghuni lainya.

27
4. Ventilasi dengan kejadian ISPA balita

Ventilasi rumah merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah rumah.

Menurut Suryani et al (2015) menyebutkan bahwa faktor kepadatan penghuni,

ventilasi, suhu dan pencahayaan ikut berpengaruh pada kejadian penyakit ISPA

dalam suatu keluarga. Penelitian yang dilakukan menurut Triandriani (2019)

menunjukkan bahwa ventilasi kamar balita yang baik akan dapat mencegah ISPA

4 kali dibandingkan kamar balita dengan ventilasi kurang baik. Menurut peneliti

ventilasi rumah memiliki peranan penting dalam pertukaran udara dari luar

kedalam. Tersedianya udara segar dalam rumah atau ruangan amat dibutuhkan

manusia, sehingga apabila suatu ruangan tidak mempunyai system ventilasi yang

baik maka akan menimbulkan keadaan yang dapat merugikan kesehatan. Dampak

dari ventilasi yang tidak memenuhi syarat menyebabkan suburnya pertumbuhan

mikroorganisme, yang mengakibatkan gangguan kesehatan terhadap balita seperti

bronkopneumoni dan penyakit lainnya.

Sehingga ada berbagai penelitian yang dilakukan terkait dengan faktor-

faktor yang menyebabkan ISPA pada keluarga dengan anak balita, seperti yang

dilakukan oleh:

1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Maria Martha Manese, Budi T.

Ratag, A. J. M. Rattu (2019) dengan judul “Faktor risiko kejadian ISPA pada

balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Amurang Timur Kabupaten Minahasa

Selatan”. Desain penelitian yang digunakan adalah Analitik.Pendekaatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Case control. Pengumpulan data

28
menggunakann teknik Total sampling. Dari hasil penelitian ini menggunakan uji

statistic chi square menghasilkan nilai probabilitas (pvalue) sebesar 0.006 dengan

α = 0,05 (p < α) dan diperoleh nilai OR>1 yaitu 2,26 (CI 95% = 1.306-5.27).

Hasil analisis tersebut menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara merokok dengan kejadian ISPA. Menurut penelitian yang dilakukan oleh,

Ni Made Heni Wahyuni, Ni Ketut Ayu Mirayanti, Niken Ayu Merna Eka Sari,

2020 dengan Hasil penelitian didapatkan dari 68 responden, sebesar 75% orang

tua merokok dan kejadian ISPA pada balita sebesar 63,2%. Berdasarkan hasil

penelitian ini dari hasil uji Chi Square diperoleh nilai Asymp. Sig (2-sided)

adalah 0,029 <a (0,05) yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima sehingga terdapat

hubungan antara perilaku merokok orang tua dengan kejadian infeksi saluran

pernapasan akut pada balita.

2. Wildani Dwi Diniyah, Firdaus J Kunoli, Finta Amalinda, 2019 dengan judul

“Faktor risiko kejadian ISPA pada anak balita Di Wilayah Kerja Puskesmas

Sangurara Kelurahan Duyu Kota Palu” dengan desain penelitian yang digunakan

Observasional analitik dengan pendekatan case control, Teknik pengambilan

sampel dengan simple random sampel dengan jumlah 112 responden. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara paparan asap rokok dan

kejadian penyakit ISPA pada anak balita dibuktikan dengan uji statistik dengan

nilai nilai P = 0,018 P < 0,05, dan paparan asap rokok merupakan faktor risiko

terhadap kejadian ISPA Odds Ratio (OR=3,133). Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ada hubungan antara ASI Eksklusif dengan kejadian ISPA pada anak

balita dengan nilai P= 0,000 < P 0,05 dan bukan faktor risiko tetapi sebagai

29
faktor protektif terjadinya penyakit ISPA (OR= 0,124; 95% CI= 0,048-0,32).

Sedangkan Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan bermakna

antara riwayat BBLR dengan kejadian ISPA pada anak balita dengan uji statistik

dengan nilai nilai P= 0,742 0.05 ˃ 0.05 , dilihat dari nilai Odds Ratio (OR =

0,641) berarti BBLR bukan merupakan faktor risiko terjadinya penyakit ISPA

pada anak balita.

3. Menurut Patmawati Dongky, dan Kadrianti, 2016 dengan judul Faktor risiko

lingkungan fisik rumah dengan kejadian ISPA balita Di Keluraha Takatidung

Polewali Mandar. Penelitian yang dilakukan yaitu penelitian analitik dengan

desain studi cross sectional, Teknik pengambilan sampel menggunakan

Purposive sampling dengan jumlah sampel 60. Berdasarkan hasil penelitian

didapatkan bahwa responden memiliki rumah dengan kepadatan hunian yang

tidak memenuhi syarat yaitu 44 (73,3%). Kondisi kepadatan hunian rumah

penduduk di lokasi peneltiian sebagian besar masih dihuni 3-5 kepala keluarga

yang masing-masing terdiri dari 4-5 orang anggota keluarga, menempati ruang

tidur yang sama kurang dari 9 m2. Kepadatan penghuni dalam satu rumah

tinggal akan menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen. Hasil setelah dilakukan

uji statistik diperoleh nilai p=0,017 (p>0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa

ada hubungan bermakna antara kepadatan hunian dengan kejadian ISPA pada

balita.

4. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh T.Alamsyah, 2020 dengan judul

Infeksi saluran pernapasan akut pada balita Di Rural area Kecamatan Darul

Imarah Aceh Besar. Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif Analitik

30
dengan pendekatan crossectional study. Total sampel 63. Hasil penelitan Ada

hubungan antara pencemara nudara, dengan hasil uji statistik P Value = 0,000,

ventilasi dengan hasil uji statistik P Value = 0,002, kebiasaan merokok dengan

hasi luji statistik P Value = 0,003,6 sanitasi lingkungan dengan hasil uji statistik

P Value = 0,001 dengan kejadian penyakit ispa pada balita di Kecamatan Darul

Imarah Aceh Besar.

5. Menurut Ni Made Heni Wahyuni, Ni Ketut Ayu Mirayanti , Niken Ayu Merna

Eka Sari, 2020 dengan judul “Hubungan perilaku merokok orang tua dengan

kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di UPTD Puskesmas

Tabanan III”. Desain penelitian yang digunakan adalah Analitik korelasi dengan

pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel purposive

sampling Berdasarkan hasil penelitian ini dari hasil uji Chi Square diperoleh nilai

Asymp. Sig (2-sided) adalah 0,029 <a (0,05) yang berarti Ho ditolak dan Ha

diterima sehingga terdapat hubungan antara perilaku merokok orang tua dengan

kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di UPTD Puskesmas

Tabanan III.

6. Menurut Hadi Syahputra, Ns. Febriana Sabrian, Wasisto Utomo, 2018 dengan

judul ”Perbandingan kejadian ISPA balita pada keluarga yang merokok didalam

rumah dan keluarga yang tidak merokok Di Pekan Baru Wilayah Kerja Rejosari”.

Desain penelitian yang digunakan adalah Studi perbandingan dengan pendekatan

case-control dengan teknik pengambilan sampel simple random dengan total

saampel 68. Berdasarkan hasil analisa dengan menggunakan uji Chi-Square

menunjukkan p value sebesar 0,028 dimana p value < 0,05. Hal ini berarti Ho

31
ditolak dan dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kejadian ISPA balita

antara keluarga yang merokok didalam rumah dengan yang tidak merokok. Dari

hasil analisis diperoleh pula nilai OR=3,429, artinya keluarga yang memiliki

anggota keluarga yang merokok didalam rumah, balita mereka beresiko 3,4 kali

terserang ISPA dibandingkan keluarga yang tidak merokok sama sekali.

7. Menurut Rahman Sabri1, Ismail Effendi, Nur Aini, 2019 dengan judul “Faktor

yang mempengaruhi tingginya penyakit ISPA pada balita Di Puskesmas Deleng

Pokhikisen Kabupaten Aceh Tenggara”. Desain penelitian yang digunakan

adalah Survei analitik dengan pendekatan Cross sectional. Teknik sampel yang

digunakan Random sampling dengan jumlah sampel 69. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel pengetahuan memiliki nilai sig-p 0,016 < 0,05

artinya pengetahuan memiliki pengaruh secara signifikan terhadap tingginya

penyakit ISPA pada balita di Puskesmas Deleng Pokhkisen Kabupaten Aceh

Tenggara. Hasil OR pada variabel pengetahuan menunjukkan bahwa

pengetahuan yang kurang baik cenderung 6 kali lipat memiliki pengaruh terhadap

tingginya penyakit ISPA pada balita. Nilai B = Logaritma Natural dari 6,434 =

1,862. Oleh karena nilai B bernilai positif, maka pengetahuan mempunyai

pengaruh positif terhadap tingginya penyakit ISPA pada balita. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel sikap memiliki nilai sig-p 0,610 > 0,05 artinya

sikap tidak memiliki pengaruh secara signifikan terhadap tingginya penyakit

ISPA pada balita di Puskesmas Deleng Pokhkisen Kabupaten Aceh Tenggara.

Hasil OR pada variabel sikap menunjukkan bahwa sikap yang negatif cenderung

1 kali lipat memiliki pengaruh terhadap tingginya penyakit ISPA pada balita

32
Nilai B = Logaritma Natural dari 0,673 = -0,396. Oleh karena nilai B bernilai

positif, maka sikap mempunyai pengaruh positif terhadap tingginya penyakit

ISPA pada balita. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pemberian ASI

eksklusif memiliki nilai sig-p 0,004 < 0,05 artinya pemberian ASI eksklusif

memiliki pengaruh secara signifikan terhadap tingginya penyakit ISPA pada

balita di Puskesmas Deleng Pokhkisen Kabupaten Aceh Tenggara. Hasil OR

pada variabel pemberian ASI eksklusif menunjukkan bahwa ibu yang tidak

memberikan ASI eksklusif cenderung 10 kali lipat memiliki pengaruh terhadap

tingginya penyakit ISPA pada balita. Nilai B = Logaritma Natural dari 9,833 =

2,286. Oleh karena nilai B bernilai positif, maka pemberian ASI eksklusif

mempunyai pengaruh positif terhadap tingginya penyakit ISPA pada balita. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa variabel ventilasi memiliki nilai sig-p 0,040 <

0,05 artinya ventilasi memiliki pengaruh secara signifikan terhadap tingginya

penyakit ISPA pada balita di Puskesmas Deleng Pokhkisen Kabupaten Aceh

Tenggara. Hasil OR pada variabel ventilasi menunjukkan bahwa ventilasi yang

tidak memenuhi syarat cenderung 6 kali lipat memiliki pengaruh terhadap

tingginya penyakit ISPA pada balita. Nilai B = Logaritma Natural dari 5,706 =

1,742. Oleh karena nilai B bernilai positif, maka ventilasi mempunyai pengaruh

positif terhadap tingginya penyakit ISPA pada balita. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa variabel kepadatan hunian memiliki nilai sig-p 0,014 < 0,05

artinya kepadatan hunian memiliki pengaruh secara signifikan terhadap tingginya

penyakit ISPA pada balita di Puskesmas Deleng Pokhkisen Kabupaten Aceh

Tenggara. Hasil OR pada variabel kepadatan hunian menunjukkan bahwa

33
kepadatan hunian yang tidak memenuhi syarat cenderung 6 kali lipat memiliki

pengaruh terhadap tingginya penyakit ISPA pada balita. Nilai B = Logaritma

Natural dari 6,587 = 1,885. Oleh karena nilai B bernilai positif, maka kepadatan

hunian mempunyai pengaruh positif terhadap tingginya penyakit ISPA pada

balita.

8. Menurut Habtamu Sanbata, Araya Asfaw dan Abera Kumie, 2015 dengan judul

“Association of biomass fuel use with acute respiratory infections among under-

five children in a slum urban of Addis Ababa, Ethiopia” Desain yang digunakan

adalah Study Cross-sectional dengan jumlah sampel 422 rumah. Hasil penelitian

Hampir 253 (60%) anak-anak tinggal di rumah tangga yang didominasi

menggunakan bahan bakar biomassa. Prevalensi dua minggu infeksi pernapasan

akut adalah 23,9%. Rasio odds infeksi pernapasan akut adalah 2,97 (95% CI:

1,38-3,87) dan 1,96 (95% CI: 0,78-4,89) di rumah tangga masing-masing

menggunakan bahan bakar biomassa dan minyak tanah, relatif terhadap bahan

bakar yang lebih bersih. Kesimpulan: Ada hubungan antara penggunaan bahan

bakar biomassa dan infeksi pernapasan akut pada anak-anak. Hubungan tersebut

membutuhkan penyelidikan yang mengukur polusi udara dalam ruangan dan

ukuran klinis infeksi pernapasan akut.

34
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan dengan cara mencari
literature jurnal di ambil kesimpulan.

Merokok adalah suatu kebiasaan yang masih dilakukan banyak orang tanpa
terpikir hal-hal yang akan mengakibatkan dampat terhapap kesehatan orang
sekitar termasuk balita.

Pencemaran udara, kepadatan hunian, dan ventilasi adalah suatu kondisi


keadaan rumah yang tidak memenuhi syarat rumah sehat dengan lingkungan
yang membuat ketidaknyamanan, ventilasi yang kurang baik padatnya
penghuni dalam satu rumah yang berakibat udara tercemar sehingga beresiko
besar mengakibatkan berbagai penyakit termasuk ISPA terhadap balita.

Merokok, Pencemaran udara, kepadatan hunian dan ventilasi adalah faktor


yang menyebabkan kejadian ISPA blita

5.2 Saran

Untuk studi kepustakaan literature review selanjutnya lebih dipersiapkan


mengenai ketersediaan literature seperti buku, jurnal dan literature lainnya
sehingga dalam proses pengerjaan studi kepustakaan dapat membahas secara

35
mendalam dan untuk institusi pendidikan dapat dijadikan sebagai referensi di
perpustakaan untuk pengembangan bidang penelitian terkait mata kuliah
komunitas.

Daftar Pustaka

Agustina, 2013. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ISPA Dengan Kejadian


ISPA Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bergas. Skripsi Universitas
Udayana.

Asih, Y. (2017). Hubungan Status Gizi dan Paparan Rokok dengan Kejadian
ISPA pada Balita di Sukaraja Bandar Lampung. Jurnal Kesehatan Metro Sai
Wawai. Volume.7 No.1, 41-47.

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


(P2PL).2011.Pedoman Pengendalian Infeksi Saluran pernapasan Akut.
Jakarta:Kementerian Kesehatan RI.

Ditjen P2M-PLP. 2016. Laporan Subdit ISPA Direktorat Jenderal Pencegahan


Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukim

Hadi syaputra, Ns. Febriana Sabrina wasito utomo 2018. Perbandingannya


kejadian ISPA balita pada keluarga yg merokok di dalam dan warga yang
tidak merokok. Jurrnal keperawatan komunitas. Vol.2

Habtamu sanbata, araya Asfaw dan abera kumie 2015. Association of biomass
fuel use with acute respiratory infections mong under. Fire children. Vol.1

Hasan, K. (2017). Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Balita, Paritas dan Status
Ekonomi Keluarga dengan Kejadian Penyakit ISPA Pada Balita di

36
Puskesmas Kalumata Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Serambi Sehat, 10(3), 1–
10.

Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan Republik Indonesia. Kementerian


Kesehatan Republik Indonesia.

Maria Martha manese, budi T ratag, A. j. M rattu. 2017. Faktor risiko kejadian
ISPA balita. Vol.5

Ni Made Heni wahyuni, Ni ketuk ayu mirayati, Niken ayu, Merna eka sari 2020.
Hubungan perilaku merokok orang tua dengan kejadian infeksi saluran
pernafasan akut pada balita. Jurnal Keperawatan. Vol.7

Patmawati dongky, dan kadrianti. 2016. Faktor risiko lingkungan fisik rumahnya
dengan kejadian ISPA balita di kelurahan takahdung polewali mandar.
Unnes journal of public health.

Rahman Sabril, ismail effendi, nur aini 2019 Volume 1. No.2 Faktor yang
mempengaruhi tingginya penyakit ISPA Pada balita. Journal Of public
health and Coastal Health, 69-82

Riskesdas (2018). https://www.kesmas.kemkes.go.id. Hasil Riskesdas. Diakses 12


Februari 2019

Susanto, A. E. (2017). Asuhan Keperawatan Kelurga yang Mengalami Infeksi


Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dengan Defisiensi Pengetahuan Merawat
Balita dengan ISPA di Desa Badang Ngoro Jombang. Nursing Journal of
STIKES Insan Cendekia Medika Jombang, 14(1), 41–49.

T. Almansyah 2020. Infeksi saluran pernapasan akut pada balita. Jurnal


Kesehatan, Vol.3

Wildani Dwi Diniyah , Firdaus J, Kunoli, Finta Amalinda (2019). Faktor risiko
kejadian ISPA Pada anak balita. Jurnal Kolaboratif Sains, Vol.1

37
WHO. (2016). Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA) yang Cenderung Menjadi Epidemi dan Pandemi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan. Journal of Mo2lecular Structure, 97(C), 285–288.
https://doi.org/10.1016/0022-2860(83)90204-1

FM – SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MEMBIMBING

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Yanni Karundeng, SKM, M.Kes
NIP : 19630530 198502 1001
Jabatan akademik :

Dengan ini menyatakan bersedia menjadi pembimbing I / Pembimbing II *)


Penelitian Mahasiswa :
Nama : Richela Brenda Langoy
NIM : 7114 3011 6057
Jurusan : Keperawatan Poltekkes Kemenkes Manado
Program Studi : D-IV Keperawatan

Dengan judul Karya Tulis Ilmiah:


Faktor-faktor yang menyebabkan ISPA pada keluarga dengan anak balita
( Literature Review)
Demikian surat kesediaan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.

38
Pembimbing I

Yanni Kaundeng, SKM, M.Kes


NIP. 19630530 198502 1001

*)coret yang tidak perlu

FM – SURAT PERNYATAAN KESEDIAAN MEMBIMBING

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Lorrien G. Runtu, S.Pd, S.SiT, MPH
NIP : 19680405 198803 2 001
Jabatan akademik :

Dengan ini menyatakan bersedia menjadi pembimbing I / Pembimbing II *)


Penelitian Mahasiswa :
Nama : Richela Brenda Langoy
NIM : 7114 3011 6057
Jurusan : Keperawatan Poltekkes Kemenkes Manado
Program Studi : D-IV Keperawatan

Dengan judul Karya Tulis Ilmiah:


Faktor-faktor yang menyebabkan ISPA pada keluarga dengan anak balita
( Literature Review)
Demikian surat kesediaan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
\
Pembimbing II

39
Lorrien G. Runtu, S.Pd, S.SiT, MPH
NIP. 19680405 198803 2 001

*)coret yang tidak perlu

LEMBAR KONSUL SKRIPSI


Nama : Richela Brenda Langoy
NIM : 711430116057
Pembimbing II : Yanni Karundeng, SKM, M.Kes

NO Hari/ Materi Hasil Konsul Paraf


Tanggal Konsul
1. Kamis, Konsul bab Pelajari skripsi dan
25 Juni 1 panduan terbaru
2020

2. Senin, Konsul Koreksi Bab 1-5


13 Juli skripsi harus
2020 Literature berkesinambungan
review bab dengan judul yang
1-5 diangkat
3. Jumat, Konsu Koreksi Tujuan ,
28 Juli skripsi rumusan masalah
2020 dan pembahasan di
perjelas dan
gunakan literature 5
tahun terakhir
4. Selasa, 9 Konsul Judul skripsi faktor-
Agustus skripsi faktor yang
2020 menyebabkan ISPA

40
pada keluarga
dengan anak balita
dan dilanjutkan
dengan pembahasan
5. Selasa, Konsul Perbaiki dan
24 skripsi lanjutkan
Agustus
2020

6. Selasa, Perbaikan Acc untuk ujian


25 dan
Agustus persetujuan
2020 skripsi

41
LEMBAR KONSUL SKRIPSI
Nama : Richela Brenda Langoy
NIM : 711430116057
Pembimbing II : Lorrien G. Runtu, S.Pd, S.SiT, MPH
NO Hari/ Materi Hasil Konsul Paraf
Tanggal Konsul
1. Kamis, Penulisan Mencantumkan
04 Juni Judul penulisan judul
2020 sesuai dengan
panduan

2. Senin, 08 Konsul Jurnal Cari Jurnal di 3


Juni database sesuai
2020 panduan

3. Kamis, Penulisan Bab Latar belakang


25 Juni 1 munculkan
2020 permasalahan yang
terbesar sampai
terkecil serta
dampak diperkuat
hasil literature

42
4. Senin, 13 Penulisan Bab Spasi yang
Juli 2020 III digunakan dalam
tabel 1

5. Jumat, Penulisan Bab Membahasa sesuai


24 Juli IV tujuan
2020

6. Jumat, Penulisan Maksimal abstrak


14 Abstrak dan 250 kata dan
Agustus Daftar Pustaka Daftar pustaka
2020 sesuai urutan abjat

7. Senin, 24 Keseluruhan Acc penulisan dan


Agustus penulisan siap ujian
2020

43
CURRICULUM VITAE

IDENTITAS
Nama : Richela Brenda Langoy
NIM : 7114 3011 6057
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 21 Tahun
Tempat/Tanggal lahir : Amurang, 09 September 1998
Alamat : Uwuran Dua, Kec.Amurang, Kabupaten Minahasa
Selatan
Agama : Kristen Protestan
Status Perkawinan : Belum Menikah
Warga Negara : Indonesia
Nomor handphone : 0896 8159 3414
Email : richelabrenda@gmail.com

44
RIWAYAT PENDIDIKAN
2005-2010 : SD Inpres Amurang
2010-2013 : SMP Negeri 1 Amurang
2013-2016 : SMK 1 Amurang
2016-2020 : Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado Jurusan Keperawatan

45

Anda mungkin juga menyukai