Anda di halaman 1dari 88

SKRIPSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN


KELENGKAPAN PEMBERIAN IMUNISASI DIPTERI,
PERTUSIS, TETANUS, HEPATITIS B, HEMOPHILUS
TYPE B (DPT-HB-HIB) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LESUNG BATU

DISUSUN OLEH :

NOZA PALINA
NPM: 2026040048.P

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


TERAPAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan tim penguji


Skripsi Program Studi Kebidanan Program Studi Sarjana Terapan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Tri Mandiri Sakti
Bengkulu

Oleh :

Noza Palina
NPM: 2026040049.P

Bengkulu, 2021
Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Tria Nopi Herdiani, SST, M.Kes Metha Fahriani, SST, M.Kes

Mengetahui
Ketua Prodi Program Sarjana Terapan Kebidanan
STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Mika Oktarina, SST, M.Kes

SURAT PERNYATAAN

ii
Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Noza Palina

Nomor Mahasiswa : 2026040049.P

Program Studi : Sarjana Terapan Kebidanan

Lembaga : STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Dengan ini saya menyatakan skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri

menggunakan data sesuai keadaan dilapangan, dan sepanjang pengetahuan saya

dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis dalam naskah ini dan dan

terdapat dalam daftar pustaka

Bengkulu, Agustus 2021


Yang membuat pernyataan

Noza Palina

ABSTRAK

iii
Noza Palina, 2021. Hubungan pengetahuan dan sikap dengan kelengkapan
pemberian imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus
Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu.
Pembimbing I Tria Nopi Herdiani, SST, M.Kes dan Pembimbing II Metha
Fahriani, SST, M.Kes

Imunisasi sangat penting untuk tubuh seseorang agar kebal dari penyakit.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap
dengan kelengkapan pemberian imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B,
Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu.
Jenis penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode survey
analitik dengan menggunakan rancangan Cross Sectional yaitu penlitian. Populasi
penelitian ibu yang mempunyai anak umur 7-12 bulan yang berada di Wilayah
Kerja Puskesmas periode Juni tahun 2021 yang berjumlah 61 orang. Sampel
pada penelitian ini adalah anak umur 7-12 diambil dengan tekhnik accidental
sampling didapatkan sebanyak 36 orang. data primer diambil menggunakan
kuesioner yang berisi mengenai identitas responden, pengetahuan dan sikap.
Penelitian akan dilakukan di Posyandu dan Puskesmas dengan memperhatikan
protokol Covid-19 yaitu dengan cara memakai masker, mencuci tangan dan
menjaga jarak. Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari register Puskesmas
Lesung Batu dan Profil Dinas Kesehatan Sumatera Selatan
Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan pengetahuan dan sikap
dengan kelengkapan pemberian imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B,
Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu
dengan kekuatan hubungan sedang.

Kata Kunci : Imunisasi, Pengetahuan, Sikap

ABSTRACT

iv
Noza Palina, 2021. The relationship of knowledge and attitudes with the
completeness of immunization for Diphtheria, Pertussis, Tetanus, Hepatitis
B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) in the Lesung Batu Health Center
Work Area. Supervisor I Tria Nopi Herdiani, SST, M.Kes and Supervisor II
Metha Fahriani, SST, M.Kes

Immunization is very important for a person's body to be immune from


disease. The purpose of this study was to determine the relationship between
knowledge and attitudes with the completeness of immunization for Diphtheria,
Pertussis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) in the Work
Area of the Lesung Batu Health Center.
The type of research used is an analytical survey method using a cross
sectional design, namely research. The research population of mothers who have
children aged 7-12 months who are in the Puskesmas Working Area for the period
of June 2021, totaling 61 people. The sample in this study were children aged 7-
12 taken by accidental sampling technique obtained as many as 36 people.
Primary data was taken using a questionnaire containing the respondent's identity,
knowledge and attitude. The research will be carried out at Posyandu and
Puskesmas by observing the Covid-19 protocol, namely by wearing masks,
washing hands and maintaining distance. Secondary data in this study were taken
from the register of the Lesung Batu Health Center and the Profile of the South
Sumatra Health Service
The results showed that there was a relationship between knowledge and
attitude with the completeness of immunization for Diphtheria, Pertussis, Tetanus,
Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) in the Lesung Batu Community
Health Center with a moderate relationship strength.

Keywords: Immunization, Knowledge, Attitude

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat,

karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “ Hubungan pengetahuan dan sikap dengan kelengkapan pemberian

imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-

HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu”. Penulis menyadari

dalam penulisan skirpsi ini banyak bantuan yang telah diberikan kepada penulis,

untuk itu dengan rasa tulus dan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan

rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. H. S. Effendi, MS selaku Ketua STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

sekaligus

2. Mika Oktarina, SST, M.Kes selaku Ketua Program Studi Sarjana Terapan

Kebidanan STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

3. Tria Nopi Herdiani, SST, M.kes selaku pembimbing I yang telah penuh

dengan keikhlasan dan kesabaran di sela-sela kesibukan beliau yang padat

telah memberikan bimbingan, bantuan dan petunjuk sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Metha Fahriani, SST, M.kes selaku pembimbing II yang telah penuh dengan

keikhlasan dan kesabaran di sela-sela kesibukan beliau yang padat telah

memberikan bimbingan, bantuan dan petunjuk sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Sanisahhuri, SE, M.Kes sebagai penguji yang telah memberikan masukan dan

saran dalam ini.

vi
6. Suhita Tri Oklaini, SST, M.Tr.Keb sebagai penguji yang telah memberikan

masukan dan saran dalam ini.

7. Kepala Puskesmas Lesung Batu yang telah memberikan izin penelitian di

Puskesmas Lesung Batu

8. Seluruh staf pengajar dan staf tata usaha STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

yang telah memberikan dorongan semangat sehingga terselesainya skripsi

ini.

9. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa STIKES TMS Bengkulu Jurusan

Sarjana Terapan Kebidanan yang telah saling memberikan motivasi serta

dorongan untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri dengan segala kerendahan hati

terhadap semua kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

penulisan skripsi ini. Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi kita semua

Bengkulu, Agustus 2021

Penulis

vii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN......................................................................................... iii
ABSTRAK................................................................................................................ iv
ABSTRACT.............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR.............................................................................................. vi
DAFTAR ISI............................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL..................................................................................................... x
DAFTAR BAGAN.................................................................................................... xi
LAMPIRAN.............................................................................................................. xiii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian........................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian......................................................................................... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Teori................................................................................................ 6
B. Kerangka Konsep........................................................................................... 23
C. Definisi Operasional....................................................................................... 24
D. Hipotesis......................................................................................................... 25

BAB III. METODE PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................................ 25
B. Desain Penelitian ........................................................................................... 25
C. Populasi dan Sampel...................................................................................... 26
D. Tekhnik Pengumpulan Data........................................................................... 27
E. Tekhnik Analisis Data.................................................................................... 28

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 19
B. Pembahasan .................................................................................................. 26

viii
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 33
B. Saran............................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ix
DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 1 Kerangka Konsep Penelitian......................................... 23

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Definisi Operasional.................................................... 24


Tabel 2 distribusi frekuensi kelengkapan imunisasi Dipteri,
Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B
(DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung
Batu Kabupaten Empat Lawang
Tabel 3 distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang imunisasi
Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus
Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas
Lesung Batu
Tabel 4 distribusi frekuensi sikap ibu tarhadap imunisasi
Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus
Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas
Lesung Batu
Tabel 5 hubungan pengetahuan dengan kelengkapan
pemberian imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus,
Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) di
Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu
Tabel 6 hubungan sikap dengan kelengkapan pemberian
imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B,
Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja
Puskesmas Lesung Batu

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Pengantar Responden

Lampiran 2 Surat Persetujuan Responden

Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Format Pengumpulan Data

Lampiran 5 Hasil Pengolahan Data

Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian

Lampiran 7 Surat Penelitian

Lampiran 8 Lembar Bimbingan Skripsi

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Imunisasi sangat penting untuk tubuh seseorang agar kebal dari

penyakit. Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan

seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Apabila kelak terpapar dengan

penyakit tersebut tidak akan menderita penyakit tersebut karena system imun

tubuh mempunyai sistem memori daya ingat, ketika vaksin masuk ke dalam

tubuh maka dibentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan sistem

memori akan menyimpan sebagai pengalaman. Penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi (PD3I) yaitu tuberculosis, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis

B, pneumonia, meningitis, polio dan campak (Butarbutar, 2018).

World Health Organization (WHO) tahun 2019 menyebutkan bahwa

2-3 juta kematian pada anak bisa dicegah dengan imunisasi. Sebanyak 20 juta

anak tidak mendapatkan vaksin campak, difteri, dan tetanus. Hanya 86% bayi

di seluruh dunia Mendapat 3 dosis vaksin DTP3 (World Health Organization,

2020). Data Profil Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2019

didapatkan bahwa dari 4.675.206 jumlah bayi yang mendapatkan imunisasi

DPT-HB-HiB (3) sebanyak 4.510.097 (96,5%) (Kemenkes RI, 2020).

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi adalah

usia ibu, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, tingkat pengetahuan

ibu, sikap ibu, kepercayaan ibu dan dukungan keluarga (Muklati &

Rokhaidah, 2020). Pengetahuan orang tua akan memengaruhi kelengkapan

1
2

status imunisasi anak. Semakin baik pengetahuan orang tua maka status

imunisasi anak baik atau lengkap begitu pula sebaliknya. Apabila semakin

rendah pengetahuan ibu tentang imunisasi lanjutan pada balita, maka hal ini

akan menjadi faktor pendorong untuk ibu tidak membawa balitanya untuk

diberikan imunisasi lanjutan, begitu pula sebaliknya semakin tinggi

pengetahuan ibu tentang imunisasi lanjutan, maka ibu akan membawa

anaknya untuk mendapatkan imunisasi lanjutan secara lengkap (Safitri &

Andika, 2020)

Penelitian Mukti (2019) penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu

tentang imunisasi hepatitis B berhubungan dengan sikap mengimunisasikan

bayinya di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Panumbangan. Penelitian

Chairani et al (2020) menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan

ibu mengenai pentingnya imunisasi bagi anak dengan kelengkapan imunisasi

dasar dan lanjutan anak di Puskesmas Plaju Palembang.

Sikap orang tua memiliki hubungan dengan kelengkapan imunisasi

dasar. Perbedaan sikap yang dimiliki ibu mempunyai hubungan signifikan

dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada balita. Ibu dengan

sikap negatif mempunyai peluang lebih besar untuk memiliki perilaku negatif

dalam pemberian imunisasi dasar pada balita dan sikap positif mempunyai

peluang lebih besar untuk memiliki perilaku positif dalam pemberian

imunisasi dasar pada balita (Worang et al., 2019).

Penelitian yang dilakukan Safitri & Andika (2020) menujukkan ada

hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan kelengkapan imunisasi


3

lanjutan pada balita di wilayah kerja Puskesmas Leupung Kabupaten Aceh

Besar dan ibu yang memiliki sikap negative terhadap imunisasi lanjutan

memiliki peluang 40 kali lebih besar untuk tidak memberikan imunisasi

lanjutan secara lengkap pada balitanya dibandingkan dengan ibu yang

memiliki sikap positif terhadap pemberian imunisasi lanjutan

Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2019

didapatkan Kabupaten/Kota tertinggi bayi yang mendapatkan imunisasi DPT-

HB-HiB(3) yaitu Kota Prabumulih (107,6%), Kabupaten OKU Selatan

(106%) dan Kabupaten OKU Timur (105,1%). Kabupaten/Kota dengan

persentase terendah bayi yang mendapatkan imunisasi DPT-HB-HiB(3) yaitu

Kabupaten Empat Lawang (86,7%), Kabupaten Muara Enim (94,6%) dan

Kabupaten Lahat serta Kota Pagar Alam (95,9%).

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Empat Lawang tahun 2020 dari 10

Puskesmas didapatkan 3 Puskesmas dengan cakupan terendah imunisasi

DPT-HB-HiB yaitu Puskesmas Sikap Dalam, Puskesmas Lesung Batu dan

Puskesmas Talang Padang. DPT-HB-HiB(1) Puskesmas Sikap Dalam

(93,1%), Puskesmas Lesung Batu (94,4%) dan Puskesmas Talang Padang

(95%). Kemudian, DPT-HB-HiB(2) Puskesmas Sikap Dalam (96,3%),

Puskesmas Lesung Batu (94,4%) dan Puskesmas Talang Padang (94,4%).

Kemudian, DPT-HB-HiB(3) Puskesmas Sikap Dalam (94,3%), Puskesmas

Lesung Batu (96,7%) dan Puskesmas Talang Padang (95,7%) (Dinas

Kesehatan Kabupaten Empat Lawang, 2020).


4

Studi pendahuluan yang dilakukan di Wilayah Puskesmas Lesung Batu

pada 5 orang ibu didapatkan hasil bahwa 3 orang ibu mengimunisasikan

anaknya dengan lengkap dan memiliki pengetahuan yang baik tentang

imunisasi. Selanjutnya, 2 orang ibu tidak memberikan imunisasi secara

lengkap pada anaknya.

A. Rumusan Masalah

Dari uraian dalam latar belakang masalah diatas maka masalah yang

akan diteliti apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan

kelengkapan pemberian imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B,

Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung

Batu?

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian adalah untuk mempelajari hubungan

pengetahuan dan sikap dengan kelengkapan pemberian imunisasi Dipteri,

Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) di

Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu


5

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi kelengkapan imunisasi Dipteri,

Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB)

di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu Kabupaten Empat

Lawang

b. Diketahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang imunisasi

Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-

HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu

c. Diketahui distribusi frekuensi sikap ibu tarhadap imunisasi Dipteri,

Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB)

di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu

d. Diketahui hubungan pengetahuan dengan kelengkapan pemberian

imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type

B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu

e. Diketahui hubungan sikap dengan kelengkapan pemberian imunisasi

Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-

HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Dapat dijadikan acuan dalam pemberian imunisasi Dipteri,

Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) pada

bayi sesuai dengan standar dan juga dapat digunakan sebagai bahan

pustaka di STIKES Tri Mandiri Sakti Bengkulu.


6

2. Bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas Lesung Batu

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dan sebagai masukan

bagi petugas kesehatan serta untuk meningkatkan kualitas pelayanan

kesehatan pada masyarakat dalam rangka turut berperan serta dalam

meningkatkan pemberian imunisasi lengkap khususnya imunisasi Dipteri,

Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB).

3. Bagi Peneliti Lain

Dapat melakukan penelitian dengan desain yang berbeda terkait

dengan Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B

(DPT-HB-HIB)
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Konsep Imunisasi

a. Pengertian Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata “imun” yang berarti kebal atau

resisten. Anak diimunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap

suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu

penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang

lain.imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan

kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga

apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit

atau hanya mengalami sakit ringan (Barlianto, 2019).

Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kekebalan.

Kemudian berkembang sehingga pengertiannya berubah menjadi

perlindungan terhadap penyakit dan lebih spesifik lagi terhadap

penyakit menular. System imun adalah suatu system dalam tubuh

yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-zat yang dihasilkannya,yang

bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda

asing seperti kuman-kuman penyakit atau racunnya yang masuk

kedalam tubuh (Yusna, 2020).

Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan

seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak

7
8

terpapar dengan penyakit tidakakan menderita penyakit tersebut

karena system memori (daya ingat), ketika vaksin masuk kedalam

tubuh maka akan dibentuk antibody untuk melawan vaksin tersebut

dan system memori akan menyimpan sebagai suatu pengalaman

(Mastiningsih, 2018).

b. Prinsip Dasar Imunisasi

Imunitas secara pasif dapat diperoleh dari pemberian dua

macam imunoglobulin, yaitu immunoglobulin nonspesifik atau

gammaglobulin dan immunoglobulin spesifik yang berasal dari

plasma donor yang pernah sakit atau baru saja mendapatkan vaksinasi

penyakit tertentu. Immunoglobulin yang nonspesifik digunakan pada

anak dengan defisiensi immunoglobulin sehingga memberikan

perlindungan dengan segera dan cepat. Namun, perlindungan tersebut

tidak berlangsung permanen melainkan hanya untuk beberapa

minggu saja. Sedangkan immunoglobulin yang spesifik diberikan

kepada anak yang belum terlindung karena belum pernah

mendapatkan vaksinasi, kemudian terserang penyakit misalnya

difteri, tetanus, hepatitis A dan B (Mastiningsih, 2018).

Vaksin yang tersedia saat ini hanya ditujukan untuk sebagian

kecil mikroorganisme, terutama mikroorganisme berukuran kecil,.

Kita kenal beberapa produk vaksin yang sangat sukses terhadap virus

dan bakteri, walaupun beberapa vaksin tersebut tidak mencegah

infeksi karena pengaruhnya lebih terhadap efek toksik infeksi.


9

Sampai saat ini belum ada vaksin yang memuaskan untuk infeksi

parasite.

Semua mikroorganisme patogen membentuk mekanisme

pertahanan kompleks yang akan berinterferensi dengan semua tingkat

respons imun untuk menghindarkan sergapan sistem imun penjamu.

Organisme dengan kelengkapan genom lebih besar mempunyai

kapasitas genetik lebih mampu memhadapi respons imun tubuh.

Paling sedikit 10% dari genom virus ditujukan untuk menghindar

dari respons imun tubuh, jadi dapat dibayangkan betapa sulitnya

mengeliminasi infeksi bakteri yang mempunyai kapasitas sampai

200-400 gen.

Organisme yang lebih kecil ukurannya tidak memiliki

kelengkapan sekian ratus gen seperti itu untuk menghadapi system

imun tubuh sehingga mereka harus membuat strategi lain, misalnya

dengan mengubah pola antigenic dengan cepat (rapid change).

Banyak mikroorganisme memakai mekanisme seperti itu seperti

misalnya virus influenza, HIV, dan hepatitis C. Organisme lebih

besar seperti Plasmodium juga dapat menggunakan strategi

pertahanan yang sama. Jadi imunisasi terhadap epidemic influenza

menghasilkan imunitas protektif yang efektif terhadap galur (strain)

saat itu, tapi tidak terhadap varian rapit change berikutnya.

Pada dasarnya, semakin mirip sifat antigen vaksin dengan

struktur antigenik mikroba penyebab penyakit maka sifat imunogenik


10

dan efektivitas perlindungan vaksin akan makin baik. tetapi semakin

tinggi tingkat kemiripan tersebut akan semakin kuat pula reaksi

sistem imun tubuh terhadap vaksin. Reaksi terhadap vaksin, yang kita

sebut reaktogenik vaksin, dapat timbul sedemikian kuatnya sehingga

menyamai respons imun yang terjadi pada infeksi alamiah. Akan

terjadi aktivasi berbagai mediator, sitokin, radikal bebas, protein fase

akut, enzim dan hormon yang menimbulkan inflamasi sistemik serta

gangguan fisiologis dan perubahan anatomis jaringan tubuh.

Untuk mengurangi sifat reaktogenik vaksin maka struktur

antigenik mikroba harus dikurangi. Tetapi mengurangi reaktogenik

vaksin dengan mengurangi struktur antigen akan menurunkan

imunogenisitasnya, demikian seterusnya. Berbagai usuha telah

dilakukan secara tambal sulam untuk menghasilkan vaksin yang

seimbang, cukup imunogen tetapi tidak terlampau reaktogen. Strategi

pembuat vaksin harus mempertimbangkan karakteristik

mikoorganisme untuk menentukan respon imun seperti apa yang kita

harapkan (Yusna, 2020).

c. Tujuan Imunisasi

Imunisasi bertujuan mencegah penyakit infeksi yang

berbahaya sebelum penyakit tersebut menular di masyarkat.

Imunisais mempergunakan mekanisme pertahanan tubuh yaitu

system imun yang akan membentuk kekebalan spesifik terhadap

penyakit tertentu. Seseorang akan tetap sehat dengan imunisasi


11

karena telah dapat mencegah penularan penyakit berbahaya yang

dapat menyebabkan kematian dan kecacatan menetap di kemudian

hari. Beberapa infeksi dapat dicegah dengan memberikan imunisasi

pada masa anak-anak, baik yang diberikan oleh pemerintah maupun

swasta (Yusna, 2020).

Tujuan imunisasi adalah untuk menjegah terjadinya penyakit

tertentu pada seseorang. Dan menghilangkan penyakit tertentu pada

sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan

penyakit tertentu dari dunia seperti imunisasi cacar. Keadaan yang

terakhir ini lebih mungkin terjadi pada jenis penyakit yanghanya

dapat di tularkan melalui manusia, seperti misalnya penyakit difteria

(Barlianto, 2019).

d. Manfaat Imunisasi

Menurut (Mastiningsih, 2018) manfaat imunisasi adalah :

a) Bagi Anak

Dapat mencegah penderitaan atau kesakitan yang ditimbulkan

oleh penyakit yang kemungkinan akan menyebabkan kecacatan

atau kematian.

b) Bagi Keluarga

Dapat menghilangkan kecemasan dan memperkuat psikologi

pengobatan bila anak jatuh sakit, mendukung pembentukan

keluarga bila orangtua yakin bahwa anaknya akan menghadapi dan

menjalani masa kanak-kanak dengan tenang.


12

c) Bagi Negara

Memperbaiki tingkat kesehatan dan mampu menciptakan

bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan

nasional.

e. Dampak Imunisasi

Nilai vaksin dibagi dalam tiga kategori yaitu secara individual,

social dan keuntungan dalam menunjang system kesehatan nasional.

Secara individu, apabila anak telah mendapat vaksinasi maka 80%-

95% akan terhindar dari penyakit infeksi yang ganas. Semakin banyak

bayi/anak yang mendapat vaksinasi (dinilai dari cakupan imunisasi),

semakin terlihat penurunan angka kesakitan (morbiditas) dan kematian

(mortalitas) (Yusna, 2020).

Kekebalan individu ini akan mengakibatkan pemutusan rantai

penularan penyakit dari anak ke anak lain atau kepada orang dewasa

yang hidup bersamanya, inilah yang disebut keuntungan social, karena

dalam hal ini 5%-20% anak yang tidak diimunisasi akan juga

terlindung, disebut Herd Immunit. Menurunnya angka morbiditas akan

menurunkan biaya pengobatan dan perawatan di rumah sakit,

mencegah kematian dan kecacatan yang akan menjadi beban

masyarakat seumur hidupnya. Upaya pencegahan penyakit infeksi

pada anak, berarti akan meningkatkan kualitas hidup anak dan

meningkatkan kualitas hidup anak dan meningkatkan daya

produktivitas karena 30% dari anak-anak masa kini adalah generasi


13

yang lain memegang kendali pemerintahan dimana yang akan datang

(Yusna, 2020)

Dalam hal menunjang system kesehatan nasional, program

imunisasi sangat efektif dan efisien apabila diberikan dalam cakupan

yang luas secara nasional. Peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu

negara tentunya akan lebih baik bila masyarakatnya lebih sehat

sehingga anggaran untuk kuratif/pengobatan dapat dialihkan pada

program lain yang membutuhkan. Investasi dalam kesehatan untuk

kesejahteraan dan peningkatan kualitas anak di masa depan

(Mastiningsih, 2018)

f. Jenis-Jenis Imunisasi

Imunisasi dapat terjadi secara alamiah dan buatan dimana masing-

masing tubuh (acquired immunity) dapat diperoleh secara aktif

maupun secara pasif.

a) Imunisasi Aktif

Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman

yang sudah dilemahkan atau dimatiakan dengan tujuan untuk

merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Imunisasi aktif

merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan akan

terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami

reaksi imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon seluler

dan humoral serta dihasilkannya sel memori, sehingga apabila


14

benar-benar terjadi infeksi maka tubuh secara cepat dapat

merespon (Barlianto, 2019).

Vaksin diberikan dengan cara disuntikkan atau per oral atau

melalui mulut. Terhadap pemberian vaksin tersebut, maka tubuh

membuat zat-zat anti terhadap penyakit bersangkutan dan oleh

sebab itu menjadi imun terhadap penyakit tersebut. Jenis imunisasi

aktif anatar lain vaksin BCG, vaksin DPT (difteri-pertusis-

tetanus), vaksin poliomyelitis, vaksin campak, vaksin typs (typus

abdominalis), toxoid tetanus dan lain-lain (Arifianto, 2019)

Namun hanya imunisasi (BCG, DPT, Polio, Hepatitis B,

Campak) yang menjadi Program Imunisasi Nasional yang dikenal

sebagai program Pengembang Imunisasi (PPI) atau extended

program on immunization (EPI) yang dilaksanakan sejak tahun

1977. PPI merupakan program pemerintahan dalam bidang

imunisasi untuk mencapai komitmen internasional yaitu Universal

Child Immunization (Barlianto, 2019)

b) Imunisasi Pasif

Imunisasi pasif adalah pemberian antibody kepada resipien,

dimaksudkan untuk memberikan imunisasi secara langsung tanpa

harus memproduksi sendiri zat aktif tersebut untuk kekebalan

tubuhnya. Antibody yang ditujukan untuk upaya pencegahan atau

pengebotan terhadap infeksi, baik untuk infeksi bakteri mampu

virus. Mekanisme kerja antibody terhadap infeksi bakteri melalui


15

netralisasi toksin, opsonisasi, atau bakteriolisis. Kerja antibody

terhadap infeksi virus melalui netralisasi virus, pencegahan

masuknya virus ke dalam sel dan promosi sel natural-killer untuk

melawan virus. Dengan demikian pemberian antibody akan

menimbulkan efek proteksi segera. Tetapi karena tidak melibatkan

sel memori dalam system imunitas tubuh, proteksinya bersifat

sementara selama antibody masih aktif di dalam tubuh resipien,

dan perlindungannya singkat karena tubuh tidak membentuk

memori terhadap pathogen/antigen spesifiknya (Barlianto, 2019).

Transfer imunitas pasif didapat saat seseorang menerima

plasma atau serum yang mengandung antibody tertentu untuk

menunjang kekebalan tubuhnya. Imunisasi pasif dimana didapat

dari luar tubuh, misalnya dengan suntik bahan atau serum yang

mengandung zat anti. Zat anti ini didapat oleh anak dari luar dan

hanya berlangsung pendek, yaitu 2-3 minggu karena zat anti seperti

ini akan dikeluarkan kembali dari tubuh anak (Barlianto, 2019).


16

2. Imunisasi Diphteri Pertusis Tetanus-Hepatitis B (DPT-HB) atau

Diphteri Pertusis Tetanus-Hepatitis B-Hemophilus type B (DPT-HB-

Hib)

a. Pengertian

Vaksin DPT-HB-Hib berupa suspense homogeny yang

berisikan difteri murni, toxoid tetanus, bakteri pertussis inaktif,

antigen permukaan hepatitis B (HBsAg) murni yang tidak infeksius

dan komponen Hib sebagai vaksin bakteri sub unit berupa kapsul

polisakarida Haemophillus influenza tipe b secara simultan. Strategic

Advisory Group of Expert on Immunization (SAGE)

merekomendasikan vaksin Hib dikombinasikan dengan DPT-HB

menjadi vaksin pentavalent (DPT-HB-Hib) untuk mengurangi

suntikan pada bayi. Penggabungan berbagai antigen menjadi satu

suntikan telah dibuktikan melalui uji klinik, bahwa kombinasi

tersebut secara materi tidak akan mengurangi keamanan dan tingkat

perlindungan

b. Manfaat Imunisasi

Manfaat pemberian imunisasi ini ialah untuk menimbulkan

kekebalan aktif dalam waktu yang bersamaan terhadap penyakit

difteria, pertussis (batuk rejan) dan tetanus (Barlianto, 2019).

c. Waktu Pemberian

Pemberian imunisasi DPT-HB-Hib diberikan sebanyak 3 kali

di usia bayi (2, 4, 6 bulan). Diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan (DTP
17

tidak boleh diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan interval 4-8

minggu. Interval terbaik diberikan 8 minggu, jadi DTP-1 diberikan

pada umur 2 bulan, DTP-2 pada umur 4 bulan dan DTP-3 pada umur

6 bulan. Ulangan booster DTP-3 yaitu pada umur 18-24 bulan dan

DTP-5 pada saat masuk sekolah umur 5 tahun (Barlianto, 2019).

d. Kontraindikasi

Imunisasi DPT tidak dapat diberikan kepada mereka yang

kejangnya di sebabkan suatu penyakit seperti epilepsy, menderita

kelainan saraf yang betul-betul berat atau habis di rawat karena

infeksi otak, dan yang alergi terhadap DPT. Mereka hanya boleh

menerima vaksin DT tanpa P karena antigen P inilah yang

menyebabkan panas.

e. Efek Samping

Efek samping dari imunisasi ini bersifat sementara seperti

lemas, demam, pembengkakan, dan atau kemerahan pada bekas

penyuntikan. Kadang-kadang terjadi gejala berat seperti demam

tinggi, iritabilitas, dan meracau yang biasanya terjadi 24 jam setelah

imunisasi. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang

setelah 2 hari (Barlianto, 2019).


18

3. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu

pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indra

pendengaran yaitu telinga dan indra penglihatan yaitu mata

(Notoadmodjo, 2018).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut (Notoadmodjo, 2018)pengetahuan yang dicakup

dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya, pada tingkatan ini reccal (mengingat

kembali) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsang yang diterima. Oleh sebab itu tingkatan

ini adalah yang paling rendah.

2) Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemapuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui. Dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar tentang objek


19

yang dilakukan dengan menjelaskan, menyebutkan contoh dan

lain-lain.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi

sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam kontak atau situasi yang lain.

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu

materi atau objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih

didalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitan

satu sama lain, kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan,

memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

melakukan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis ini suatu

kemapuan untuk menyusun, dapat merencanakan, meringkas,

menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.


20

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penelitian terhadap suatu materi atau objek penilaian-penilaian itu

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang ada.

c. Jenis Pengetahuan

Pemahaman masyarakat mengenai pengetahuan dalam konteks

kesehatan sangat beraneka ragam. Pengetahuan merupakan bagian

perilaku kesehatan. Jenis pengetahuan diantaranya sebagai berikut:

1) Pengetahuan Implisit

Pengetahuan implisit adalah pengetahuan yang masih

tertanam dalam bentuk pengalaman seseorang dan berisi faktor-

faktor yang tidak bersifat nyata, seperti keyakinan pribadi,

persfektif, dan prinsif. Biasanya pengalaman seseorang sulit untuk

ditransfer ke orang lain baik secara tertulis ataupun lisan.

Pengetahuan implisit sering kali berisi kebiasaan dan budaya

bahkan bias tidak disadari. Contohnya, seseorang mengetahui

tentang bahaya merokok bagi kesehtan, namun ternyata ia merokok

(Notoadmodjo, 2018).

2) Pengetahuan Eksplisit

Pengetahun eksplisit adalah pengetahuan yang telah

didokumentasikan atau tersimpan dalam wujud nyata, bias dalam

wujud perilaku kesehatan. Pengetahuan nyata dideskripsikan dalam


21

tindakan-tindakan yang berhubungan dengan kesehatan. Contohnya,

seseorang yang telah mengetahui bahaya merokok bagi kesehatan

dan ia tidak merokok (Notoadmodjo, 2018).

d. Pengukuran Pengetahuan

Pengetahuan dapat diukur melalui wawancara atau angket yang

menyatakan tentang isi materi suatu objek yang ingin diukur dari suatu

objek penelitian atau responden.

a) Pengetahuan baik, bila responden menjawab pertanyaan dengan

benar 76-100% dari pertanyaan yang diajukan.

b) Pengetahuan cukup, bila responden dapat menjawab pertanyaan

dengan benar 56-75% dari pertanyaan yang diajukan.

c) Pengetahuan kurang, bila menjawab <56% dari pertanyaan yang

diajukan.

4. Sikap

a. Pengertian Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih

tertutup terhadap stimulus atau objek (Azwar, 2016).

b. Tingkatan Sikap

Sikap menurut Azwar (2016) terdiri dari berbagai tingkatan

yakni :

1) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan

memperhatikan stimulus yang akan diberikan (obyek).


22

2) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya serta, mengerjakan

dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi

sikap karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan. Lepas pekerjaan itu benar atau

salah adalah berarti orang itu menerima ide tersebut.

3) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah

suatu indikasi sikap tingkat tiga, misalnya seseorang mengajak ibu

yang lain (tetangga, saudaranya, dsb) untuk menimbang anaknya

ke posyandu atau mendiskusikan tentang gizi adalah suatu bukti

bahwa si ibu telah mempunyai sikap positif terhadap gizi anak.

4) Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala risiko adalah mempunyai sikap yang paling tinggi.

c. Pengukuran Sikap

Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri atas

pernyataan favorable dan tidak favorable dalam jumlah yang

seimbang. Dengan demikian pernyataan yang disajikan tidak semua

positif dan tidak semua negatif yang seolah-olah isi skala memihak

atau tidak mendukung sama sekali objek sikap.


23

Pengukuran sikap menggunakan skala likert menurut Azwar

(2016) dengan pertanyaan positif diberikan nilai sebagai berikut:

Sangat setuju (SS) : 4

Setuju (S) : 3

Tidak Setuju (TS) : 2

Sangat Tidak Setuju (STS) : 1

Selanjutnya, Pertanyaan negatif diberikan nilai sebagai

berikut:

Sangat setuju (SS) : 1

Setuju (S) : 2

Tidak Setuju (TS) : 3

Sangat Tidak Setuju (STS) : 4

Setelah semua data terkumpul dari hasil kuesioner responden

dikelompokkan sesuai dengan sub variabel yang diteliti. Jumlah

jawaban responden dari masing-masing pernyataan dijumlahkan dan

di hitung menggunakan skala likert.

Kategori sikap dibagi berdasarkan penelitian (Rahmawati &

Ningsih, 2020) dengan judul hubungan tingkat pengetahuan dan sikap

tentang kejadian ikutan pasca imunisasi dengan kepatuhan ibu dalam

memberikan imunisasi DPT-HB-HIB di Wilayah Kerja Puskesmas

Lubuk Buaya Kota Padang yang membagi sikap menjadi dua yaitu

sikap positif dan negatif.


24

5. Hubungan pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi Dipteri,

Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) di

Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu

Pengetahuan orang tua akan memengaruhi kelengkapan status

imunisasi anak. Semakin baik pengetahuan orang tua maka status

imunisasi anak baik atau lengkap begitu pula sebaliknya. Apabila semakin

rendah pengetahuan ibu tentang imunisasi lanjutan pada balita, maka hal

ini akan menjadi faktor pendorong untuk ibu tidak membawa balitanya

untuk diberikan imunisasi lanjutan, begitu pula sebaliknya semakin tinggi

pengetahuan ibu tentang imunisasi lanjutan, maka ibu akan membawa

anaknya untuk mendapatkan imunisasi lanjutan secara lengkap (Safitri &

Andika, 2020)

Penelitian Mukti (2019) penelitian ini adalah tingkat pengetahuan

ibu tentang imunisasi hepatitis B berhubungan dengan sikap

mengimunisasikan bayinya di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Panumbangan. Penelitian Rahmawati & Ningsih (2020) menyebutkan

bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan tentang KIPI imunisasi

dengan kepatuhan ibu dalam memberikan imunisasi DPT-HB Hib di

Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang


25

6. Hubungan sikap dengan kelengkapan imunisasi Dipteri, Pertusis,

Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah

Kerja Puskesmas Lesung Batu

Sikap orang tua memiliki hubungan dengan kelengkapan imunisasi

dasar. Perbedaan sikap yang dimiliki ibu mempunyai hubungan signifikan

dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada balita. Ibu

dengan sikap negatif mempunyai peluang lebih besar untuk memiliki

perilaku negatif dalam pemberian imunisasi dasar pada balita dan sikap

positif mempunyai peluang lebih besar untuk memiliki perilaku positif

dalam pemberian imunisasi dasar pada balita (Worang, 2014).

Penelitian Dillyana (2019) menunjukkan bahwa sikap ibu

berhubungan dengan kelengkapan status imunisasi dasar di RW 8

Kelurahan Wonokusumo. Penelitian Nugrawati et al (2019) menunjukkan

terdapat hubungan antara variabel sikap dengan imunisasi lengkap pada

balita di Puskesmas Jongaya. Penelitian Rahmawati & Ningsih (2020)

menyebutkan bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan tentang KIPI

imunisasi dengan kepatuhan ibu dalam memberikan imunisasi DPT-HB

Hib di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang.

Penelitian yang dilakukan Safitri & Andika (2020) menujukkan

ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan kelengkapan

imunisasi lanjutan pada balita di wilayah kerja Puskesmas Leupung

Kabupaten Aceh Besar dan ibu yang memiliki sikap negative terhadap

imunisasi lanjutan memiliki peluang 40 kali lebih besar untuk tidak


26

memberikan imunisasi lanjutan secara lengkap pada balitanya

dibandingkan dengan ibu yang memiliki sikap positif terhadap pemberian

imunisasi lanjutan

B. Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan Kelengkapan Pemberian


Imunisasi Dipteri, Pertusis,
Tetanus, Hepatitis B,
Sikap Hemophilus Type B (DPT-HB-
HIB)

Bagan 1 Kerangka Konsep


27

C. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala


operasional Ukur
Variabel Dependen
1. Kelengkapa pemberian Buku Melihat 0 : tidak
n pemberian imunisasi KMS Buku lengkap
Imunisasi secara KMS 1: lengkap Nomin
Dipteri, lengkap al
Pertusis, meliputi
Tetanus, Dipteri,
Hepatitis B, Pertusis,
Hemophilus Tetanus,
Type B Hepatitis B,
(DPT-HB- Hemophilus
HIB) Type B
(DPT-HB-
HIB) yang
tercatat pada
Kartu Menuju
Sehat (KMS).
Variabel Independen
2. Pengetahua Segala Kuesioner Mengisi 0: Kurang, bila Ordina
n sesuatu yang Kuesioner skor ≤55% l
diketahui 1: Cukup, bila
responden skor 56-75%
terkait dengan 2: Baik, bila
manfaat, Skor 76-100%
tujuan, waktu
pemberian,
tempat
pemberian
imunisasi
Dipteri,
Pertusis,
Tetanus,
Hepatitis B,
Hemophilus
Type B
(DPT-HB-
HIB)
3. Sikap penilaian, Kuesioner Mengisi 0: negatif jika Nomin
anggapan, Kuesioner <mean al
atau 1: positif jika
pandangan ≥mean
ibu dalam
memberikan
imunisasi
Dipteri,
Pertusis,
Tetanus,
Hepatitis B,
Hemophilus
28

Type B
(DPT-HB-
HIB) secara
lengkap pada
anaknya

D. Hipotesis

1. Ha1 : Ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan

kelengkapan pemberian imunisasi Dipteri, Pertusis,

Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB)

di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu

2. Ha2 : Ada ada hubungan pengetahuan dan sikap dengan

kelengkapan pemberian imunisasi Dipteri, Pertusis,

Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB)

di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu penelitian

Tempat penelitian telah dilakukan di Puskesmas Lesung Batu dibulan

11 Juni-28 Juli 2021.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah menggunakan metode survey

analitik dengan menggunakan rancangan Cross Sectional yaitu penlitian

dengan observasi dan pengukuran variabel independent dengan variabel

dependent secara bersamaan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti (Sugiyono, 2015).

Populasi penelitian ibu yang mempunyai anak umur 7-12 bulan yang

berada di Wilayah Kerja Puskesmas periode Juni tahun 2021 yang

berjumlah 61 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dapat dipilih dengan

cara tertentu hingga dianggap bisa mewakili populasinya (Sugiyono,

2015). Sampel pada penelitian ini adalah anak umur 7-12 diambil dengan

tekhnik accidental sampling. dengan jumlah sampel sebanyak 36 orang.

30
31

D. Tekhnik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan menggunakan data primer dan

sekunder.

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang langsung diambil dengan

berhadapan bersama responden. Pada penelitian ini data primer diambil

menggunakan kuesioner yang berisi mengenai identitas responden,

pengetahuan dan sikap. Penelitian akan dilakukan di Posyandu dan

Puskesmas dengan memperhatikan protokol Covid-19 yaitu dengan cara

memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak.

2. Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini diambil dari register Puskesmas

Lesung Batu dan Profil Dinas Kesehatan Sumatera Selatan

E. Tekhnik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan komputerisasi dan secara bertahap.

Langkah-langkah pengolahan data dimulai dari:

a. Pemeriksaan Data (Editing)

Memeriksa data atau proses editing adalah memeriksa data hasil

pengumpulan data, yang berupa daftar pertanyaan. Dalam melakukan

kegiatan memeriksa data ini meliputi perhitungan dan perjumlahan dan

koreksi (memeriksa kelengkapan data, kesinambungan data dan

keseragaman data) (Sugiyono, 2015)


32

b. Pengkodean (Coding)

Pengkodean merupakan dilakukan dengan memberikan simbol-

simbol tertentu untuk masing-masing data yang sudah diklasifikasikan

(Sugiyono, 2015)

c. Memasukkan Data (Data Entry)

Data yang sudah diberi kode dimasukkan ke dalam program

komputer (Sugiyono, 2015).

d. Pembersihan Data (Cleaning)

Melakukan pengecekan ulang kembali untuk melihat kemungkinan-

kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan dan

sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi (Sugiyono,

2015).

e. Tabulasi Data (Tabulating)

Tabulasi data merupakan kegiatan menyusun dan mengorganisir data

sedemikian rupa sehingga akan dapat dengan mudah untuk dilakukan

penjumlahan, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik

(Sugiyono, 2015).

F. Tekhnik Analisis Data

a. Analisis Univariat

Analisa univariat merupakanan analisis data yang bertujuan untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karateristik setiap variabel penelitian

(Notoadmodjo, 2012). Penelitian ini dianalisa secara deskriptif dengan

menggunakan rumus persentase (%)


33

b. Analisis Bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Sugiyono, 2015).

Analisa bivariat data diolah untuk mengetahui apakah ada dengan uji

statistic chi-square. Tingkat kepercayaan yang digunakan 95% (p=0,05).

Untuk menghitung hubungan antar variabel bebas dan terikat dilakukan

dengan menguji hipotesis asosiatif, uji statistik yang digunakan

Coefficient Contingensi. Besarnya Coefficient Contingensi (C)

digunakan untuk memberikan penilaian tingkat kekuatan hubungan

variabel. Dalam tabel output program komputer nilai koefisien

kontingensi dapat dilihat pada kolom value. Jika koefisien semakin

mendekati 1 maka hubungan erat atau kuat, sedangkan koefisien semakin

mendekati 0 maka hubungan lemah.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

a. Demografis

Puskesmas Lesung Batu merupakan salah satu Puskesmas

yang terdapat di Kabupaten Empat Lawang yang terletak di Desa

Lesung Batu Kab Empat Lawang Provinsi Sumatera Selatan.

Puskesmas mempunyai beberapa ruangan dalam menunjang

pelayanan yaitu Ruang Poli Umum, Ruang Poli Balita, Ruang Poli

Gigi, Ruang Poli KIA/KB, Ruang Poli P2M, Ruang Poli Imunisasi,

Ruang Klinik Gizi dan Laktasi, Ruang Klinik Sanitasi, Ruang Klinik

PKPR/PKRE, Ruang Laboratorium, Ruang Apotek dan Gudang Obat,

Ruang Pendaftaran, Ruang Tunggu di tiap lantai, Ruang Aula, Ruang

Kepala UPTD, Ruang Tata usaha, Gudang, WC, halaman parkir,

Sarana Audio Visual, Satu Unit Ambulan dan empat kendaraan roda

dua (motor). Sumber daya yang tersedia di Wilayah Kerja Puskesmas

Lesung Batu Kabupaten Empat Lawang terdiri dari Dokter umum,

Dokter Gigi, Sarjana Kesehatan Masyarakat, Sarjana Keperawatan,

Bidan, Perawat, Apoteker.

30
31

b. Geografis

Secara geografis, Kecamatan Lintang Kanan berbatasan

dengan Pendopo di sebelah Utara, Tanjung Saktidi sebelah selatan,

Muara Pinang di sebelah timur, dan Pendopo Baratdi sebelah barat.

Dilihat dari topografi wilayahnya, seluruh desa di Kecamatan Lintang

Kanan merupakan daerah dataran. Sementara ketinggian wilayah

Kecamatan Lintang Kanan berkisar 450 meter di atas permukaanlaut

(dpl). Desa/Kelurahan Umo Jati merupakan desa dengan jarak terjauh

dari Desa babatan yang merupakan ibukota kecamatan, yaitu

mencapai sekitar Delapan kilometer melalui darat.Sedangkan desa

terdekat dengan ibukota kecamatan adalah Desa Lesung batu yaitu

hanya berjarak sekitar O,5 kilometer.

2. Jalannya Penelitian

Penelitian mulai dilakukan sejak tanggal 11 Juni-28 Juli 2021.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti memperoleh izin penelitian dari

kampus, ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Kabupaten Empat Lawang dan Dinas Kesehatan Kabupaten Empat

Lawang untuk mendapatkan surat penelitian serta Puskesmas.

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan mematuhi protokol

kesehatan dengan cara memakai masker, mencuci tangan dan menjaga

jarak penelitian. Pengumpulan data dilakukan menggunakan data primer

menggunakan kuesioner.
32

Pengumpulan data dilakukan dengan mematuhi protokol Covid-19.

Penelitian dilakukan di 3 Posyandu yang disesuaikan dengan jadwal

peneliti. Penelitian pertama dilakukan di Posyandu Umo Jati pada tanggal

17 Juni 2021 dengan jumlah responden sebanyak 12 orang, Posyandu

Sukarami tanggal 06 Juli 2021 dengan 14 responden dan Posyandu Batu

Ampar 12 Juli 2021 sebanyak 10 responden.

Langkah selanjutnya peneliti melakukan pengecekan ulang

terhadap kelengkapan semua data yang dibutuhkan. Setelah dipastikan

lengkap baru peneliti melakukan pengkodean, tabulasi dan pengolahan

data. Pengolahan data yang pertama dilakukan analisa univariat untuk

mengetahui distribusi frekuensi masing-masing variabel. Kemudian,

melakukan analisa bivariat untuk mengetahui hubungan antara variabel

independen dan variabel dependen.

3. Hasil Penelitian

Hasil penelitian terdiri dari hasil univariat dan hasil bivariat yang

dijelaskan dibawah ini:

a. Analisa Univariat

Analisis ini dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi

kelengkapan imunisasi, pengetahuan dan sikap terhadap imunisasi

Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-

HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu Kabupaten

Empat Lawang yang dapat dilihat pada tabel berikut :


33

Tabel 2 Distribusi frekuensi kelengkapan imunisasi Dipteri,


Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-
HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu
Kabupaten Empat Lawang

Kelengkapan Imunisasi Jumlah %


Tidak lengkap 15 41,7
Lengkap 21 58, 3
Total 36 100

Dari tabel 2 didapatkan bahwa sebanyak 15 responden

imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B

(DPT-HB-HIB) tidak lengkap dan 21 responden imunisasi Dipteri,

Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB)

lengkap.

Tabel 3 Distribusi frekuensi pengetahuan ibu tentang imunisasi


Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type
B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung
Batu Kabupaten Empat Lawang

Pengetahuan Jumlah %
Kurang 15 41,7
Cukup 12 33,3
Baik 9 25
Total 36 100

Dari tabel 3 didapatkan bahwa responden dengan pengetahuan

kurang sebanyak 15 responden, pengetahuan cukup sebanyak 12

responden dan pengetahuan baik sebanyak 9 responden.


34

Tabel 4 Distribusi frekuensi sikap terhadap imunisasi Dipteri,


Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-
HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu
Kabupaten Empat Lawang

Sikap Jumlah %
Negatif 22 61,1
Positif 14 38,9
Total 36 100

Dari tabel 4 responden dengan sikap negatif terhadap imunisasi

Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-

HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu Kabupaten Empat

Lawang sebanyak 22 responden dan sikap positif sebanyak 14

responden.

b. Analisa Bivariat

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan dan

sikap dengan kelengkapan pemberian imunisasi Dipteri, Pertusis,

Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah

Kerja Puskesmas Lesung Batu dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5 Hubungan pengetahuan dengan kelengkapan pemberian


imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B,
Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja
Puskesmas Lesung Batu Kabupaten Empat Lawang

Kelengkapan imunisasi
Tidak Total
Pengetahuan Lengkap
lengkap χ2 p C
F % F % F %
Kurang 10 66,7 5 33,3 15 100
Cukup 3 25 9 75 12 100 6,6 0,036 0,394
Baik 2 22,2 7 77,8 9 100
35

Dari tabel 5 tabulasi silang antara pengetahuan dengan

kelengkapan pemberian imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis

B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas

Lesung Batu Kabupaten Empat Lawang dari 15 responden dengan

pengetahuan kurang sebanyak 10 responden imunisasi tidak lengkap

dan 5 responden imunisasi lengkap. Kemudian, dari 12 responden

dengan pengetahuan cukup sebanyak 3 responden imunisasi tidak

lengkap dan 9 responden imunisasi lengkap. Selanjutnya, dari 9

responden dengan pengetahuan baik sebanyak 2 responden imunisasi

tidak lengkap dan 7 responden imunisasi lengkap.

Hasil uji Chi-square (pearson chi-square) didapat nilai χ2 =6,6

dengan asymp.sig(p)= 0,036<0,05 berarti signifikan maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Jadi ada hubungan pengetahuan dengan kelengkapan

pemberian imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B,

Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas

Lesung Batu Kabupaten Empat Lawang

Hasil uji Contingency Coefficient didapat nilai C=0,469 dengan

approx.sig(p)=0,036<0,05 berarti signifikan, nilai C tersebut

dibandingkan dengan nilai Cmax=


√ m−1
m
dimana m adalah nilai terkecil

dari baris atau kolom. Dalam hal ini nilai m=3 maka nilai Cmax=
√ m−1
m
36

√ 3−1 C 0,394
= =0,818. Jadi nilai = = 0,48, karena nilai ini
3 Cmax 0,818

terletak dalam interval 0,40-0,60 maka kategori hubungan sedang

Tabel 6 Hubungan sikap dengan kelengkapan pemberian imunisasi


Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B
(DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu
Kabupaten Empat Lawang

Kelengkapan imunisasi
Tidak Total
Sikap Lengkap
lengkap χ2 p C
F % F % F %
Negatif 13 59,1 9 40,9 22 100
5,3 0,021 0,405
Positif 2 14,3 12 85,7 14 100

Dari tabel 6 tabulasi silang antara sikap dengan kelengkapan

pemberian imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus

Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu

Kabupaten Empat Lawang diperoleh dari 22 reponden dengan sikap

negatif sebanyak 13 responden imunisasi tidak lengkap dan 9 responden

imunisasi lengkap. Kemudian, dari 14 responden dengan sikap positif

sebanyak 2 responden imunisasi tidak lengkap dan 12 responden

imunisasi lengkap.

Hasil uji Chi-square (Continuity Correction) didapat nilai χ2

=7,04 dengan asymp.sig(p)= 0,008<0,05 berarti signifikan maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Jadi ada hubungan sikap dengan kelengkapan

pemberian imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus

Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu

Kabupaten Empat Lawang


37

Hasil uji Contingency Coefficient didapat nilai C=0,405dengan

approx.sig(p)=0,008<0,05 berarti signifikan, nilai C tersebut

dibandingkan dengan nilai Cmax=


√ m−1
m
dimana m adalah nilai terkecil

dari baris atau kolom. Dalam hal ini nilai m=2 maka nilai Cmax=
√ m−1
m
=

√ 2−1 =0,707. Jadi nilai C = 0,405 = 0,57, karena nilai ini terletak
2 Cmax 0,707

dalam interval 0,40-0,60 maka kategori hubungan sedang.

B. Pembahasan

1. Gambaran kelengkapan imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus,

Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja

Puskesmas Lesung Batu Kabupaten Empat Lawang

Hasil penelitian didapatkan bahwa sebanyak 15 responden

imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B

(DPT-HB-HIB) tidak lengkap. Imunisasi responden tidak lengkap

berdasarkan hasil penelitian yaitu DPT-HB-HIB 2 dan 3. . 9 ibu tidak

melakukan imunisasi karena pasca imunisasi anak mereka demam

sehingga mereka takut untuk melakukan imunisasi selanjutnya. 2 ibu

berasalan karena anaknya cukup dengan imunisasi dasar saja. 4 orang

Hasil penelitian didapatkan bahwa sebanyak 21 responden

imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B

(DPT-HB-HIB) lengkap. 18 responden yang mengimunisasikan anaknya

dengan lengkap dipengaruhi oleh tingkat paritas mereka yang mana


38

mereka sudah mempunyai pengalaman pada kehamilan sebelumnya. 2

orang ibu diingatkan oleh Bidan karena termasuk kehamilan remaja dan 1

orang ibu diingatkan keluarga.

2. Gambaran pengetahuan ibu tentang imunisasi Dipteri, Pertusis,

Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah

Kerja Puskesmas Lesung Batu Kabupaten Empat Lawang

Hasil penelitian didapatkan bahwa responden dengan pengetahuan

kurang sebanyak 15 responden, pengetahuan cukup sebanyak 12

responden dan pengetahuan baik sebanyak 9 responden. Pengetahuan

responden yang kurang berdasarkan hasil keusioner terkait dengan

frekuensi pemberian imunisasi DPT-HB-HiB dan waktu pemberiannya.

Responden banyak yang tidak mengetahui frekuensi pemberian dan waktu

pemberian imunisasi karena ibu jarang untuk mengecek KMS anaknya

apabila sudah di rumah. Kemudian, belum adanya program dari

Puskesmas untuk melakukan follow up atau mengingatkan ibu untuk

jadwal imunisasi anaknya.

Hasil penelitian didapatkan bahwa responden dengan pengetahuan

cukup sebanyak 12 responden. Pengetahuan responden cukup yaitu

mengenai manfaat dari memberikan imunisasi DPT-HB-HiB kepada

anaknya karena seringkali ibu mengimunisasikan anaknya tanpa

menanyakan manfaat ke Bidan atau petugas imunisasi.

Hasil penelitian didapatkan bahwa responden dengan pengetahuan

baik sebanyak 9 responden. Pengetahuan responden yang baik yaitu


39

berkaitan dengan apa saja bentuk imunisasi lanjutan. Ibu paham mengenai

hal ini karena jenis-jenis imunisasi sudah diberikan informasinya sejak

bayi lahir dan saat Posyandu.

3. Gambaran sikap ibu terhadap imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus,

Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja

Puskesmas Lesung Batu Kabupaten Empat Lawang

Hasil penelitian didapatkan bahwa responden dengan sikap negatif

terhadap imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus

Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu

Kabupaten Empat Lawang sebanyak 22 responden. 4 responden

mempunyai sikap negative terhadap sumber informasi DPT-HB-HIB

tidak begitu penting bagi ibu. 1 responden mempunyai sikap negatif

dimana ibu tidak memperhatikan bahaya apabila tidak diberikan imunisasi

Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-

HIB), 17 responden beranggapan bahwa efek samping imunisasi Dipteri,

Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB)

sangat membahayakan bayi saya.

Hasil penelitian didapatkan bahwa responden dengan sikap sikap

positif sebanyak 14 responden. Sikap responden yang positif sesuai

dengan hasil kuesioner mengenai Imunisasi dasar yang diwajibkan

pemerintah adalah Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus

Type B (DPT-HB-HIB). Responden mempunyai sikap positif terhadap


40

program imunisasi karena program imunisasi sudah ada sejak lama dan

pada saat Posyandu ibu juga diberitahukan mengenai imunisasi.

4. Hubungan pengetahuan dengan kelengkapan pemberian imunisasi

Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-

HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu Kabupaten

Empat Lawang

Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 15 responden dengan

pengetahuan kurang sebanyak 10 responden imunisasi tidak lengkap.

Responden yang mempunyai pengetahuan kurang mengenai dampak

imunisasi cenderung tidak memberikan imunisasi kepada anaknya karena

takut anaknya sakit.

Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 15 responden dengan

pengetahuan kurang sebanyak 5 responden imunisasi lengkap. 1

responden karena anak diimunisasikan oleh neneknya sehingga anak

tetap diimunisasi. 2 responden dikarenakan sikap mereka yang positif

terhadap imunisasi walaupun secara pengetahuan mereka kurang. 2

responden suami mengantar ke Posyandu.

Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 9 responden dengan

pengetahuan baik sebanyak 2 responden imunisasi tidak lengkap. 1

responden dan 1 responden tidak melakukan imunisasi karena tidak

berani membawa anak ke petugas kesehatan dikarenakan sedang pandemi


41

covid-19, sehingga terlewatlah jadwal pemberian imunisasi lanjutan pada

balitanya

Hasil penelitian didapatkan bahwa dari 9 responden dengan

pengetahuan baik sebanyak 7 responden imunisasi lengkap. Responden

dengan pengetahuan baik akan memahami pentingnya imunisasi bagi

kesehatan anaknya sehingga ibu akan memberikan imunisasi anaknya

secara lengkap.

Hasil uji Chi-square (pearson chi-square) didapat nilai χ2 =6,6

dengan asymp.sig(p)= 0,036<0,05 berarti signifikan maka Ho ditolak

dan Ha diterima. Jadi ada hubungan pengetahuan dengan kelengkapan

pemberian imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus

Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu

Kabupaten Empat Lawang dengan kekuatan sedang artinya karena

terdapat faktor lain selain pengetahuan yang mempengaruhi pemberian

imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B

(DPT-HB-HIB).

Penelitian Mukti (2019) penelitian ini adalah tingkat pengetahuan

ibu tentang imunisasi hepatitis B berhubungan dengan sikap

mengimunisasikan bayinya di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan

Panumbangan. Penelitian Rahmawati & Ningsih (2020) menyebutkan

bahwa terdapat hubungan tingkat pengetahuan tentang KIPI imunisasi

dengan kepatuhan ibu dalam memberikan imunisasi DPT-HB Hib di

Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota Padang.


42

5. Hubungan sikap dengan kelengkapan pemberian imunisasi Dipteri,

Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) di

Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu Kabupaten Empat Lawang

Hasil penelitian diperoleh dari 22 reponden dengan sikap negatif

sebanyak 13 responden imunisasi tidak lengkap. Ibu yang memiliki sikap

negatif karena tidak menerima dampak dari imunisasi yang menyebabkan

anaknya demam sehingga ibu berfikir dengan imunisasi anaknya menjadi

sakit sehingga ibu tidak mengimunisasikan anaknya.

Hasil penelitian diperoleh dari 22 reponden dengan sikap negatif

sebanyak 9 responden imunisasi lengkap. 3 responden tetap

mengimunisasikan anak karena diantar oleh neneknya ke Posyandu

karena ibu bekerja. 1 responden diimunisaikan oleh mertuanya karena

belum mempunyai pengalaman dan umur Ny D <20 tahun. 5 responden

mendapatkan dukungan dari suami dengan cara diantar ke Posyandu

karena ibu yang sebelumnya tinggal di Kebun jarak kebun ke Posyandu

cukup jauh.

Hasil penelitian diperoleh dari 14 responden dengan sikap positif

sebanyak 2 responden imunisasi tidak lengkap. 1 responden tidak

memberikan anaknya imunisasi karena bekerja sebagai petani di Kebun,

sehingga pada saat jadwal imunisasi tidak bisa mengimunisasikan


43

anaknya karena jaraknya jauh. 1 responden tidak memberikan anaknya

imunisasi karena ibu bekerja sebagai pedagang, pada saat jadwal

imunisasi tidak ada yang mengantar dan menjaga tokonya.

Hasil penelitian diperoleh dari 14 responden dengan sikap positif

sebanyak 12 responden imunisasi lengkap. Ibu dengan sikap positif

mengetahui dampak imunisasi yang baik bagi kesehatan anaknya

sehingga ibu tetap melakukan imunisasi karena sikap positif mempunyai

peluang lebih besar untuk memiliki perilaku positif dalam pemberian

imunisasi dasar pada balita.

Hasil uji Chi-square (Continuity Correction) didapat nilai χ2

=7,04 dengan asymp.sig(p)= 0,008<0,05 berarti signifikan maka Ho

ditolak dan Ha diterima. Jadi ada hubungan sikap dengan kelengkapan

pemberian imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus

Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu

Kabupaten Empat Lawang dengan kekuatan sedang artinya terdapat

faktor lain selain sikap ibu terkait dengan pemberian imunisasi Dipteri,

Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B

Penelitian Dillyana (2019) menunjukkan bahwa sikap ibu

berhubungan dengan kelengkapan status imunisasi dasar di RW 8

Kelurahan Wonokusumo. Penelitian Nugrawati et al (2019)

menunjukkan terdapat hubungan antara variabel sikap dengan imunisasi

lengkap pada balita di Puskesmas Jongaya. Penelitian Rahmawati &

Ningsih (2020) menyebutkan bahwa terdapat hubungan tingkat


44

pengetahuan tentang KIPI imunisasi dengan kepatuhan ibu dalam

memberikan imunisasi DPT-HB Hib di Wilayah Kerja Puskesmas Lubuk

Buaya Kota Padang.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan pengetahuan dan

sikap dengan kelengkapan pemberian imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus,

Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas

Lesung Batu didapatkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari 36 responden didapatkan sebanyak 15 responden imunisasi tidak

lengkap dan 21 responden imunisasi lengkap.

2. Dari 36 responden pengetahuan kurang sebanyak 15 responden,

pengetahuan cukup sebanyak 12 responden dan pengetahuan baik sebanyak

9 responden.

3. Dari 36 responden didapatkan sebanyak 22 responden dan sikap positif

sebanyak 14 responden.

4. Ada hubungan pengetahuan dengan kelengkapan pemberian imunisasi

Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB)

di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu dengan kekuatan hubungan

sedang

5. Ada hubungan sikap dengan kelengkapan pemberian imunisasi Dipteri,

Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) di

Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu dengan kekuatan hubungan sedang

43
44

B. Saran

1. Bagi Puskesmas

Diharapkan Puskesmas dapat bekerja sama dalam meningkatkan

cakupan imunisasi DPT-HB-HIB dengan cara melakukan penyuluhan

ulang kembali tentang imunisasi tersebut sehingga ibu paham mengenai

efek samping maupun dampak imunisasi.

2. Bagi Stikes Tri Mandiri Sakti Bengkulu

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan

masukan yang bermanfaat bagi mahasiswa sarjana terapan kebidanan

mengenai imunisasi lanjutan.

3. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan peneliti selanjutnya bisa melakukan penelitian dengan

desain kulaitatif dan variabel yang berbeda seperti dukungan keluarga,

dukungan tenaga kesehatan.


DAFTAR PUSTAKA

Arifianto. (2019). Yakin dengan Vaksin dan Imunisasi. Huta Media.


Barlianto. (2019). Pedoman Praktis Imunisasi pada Anak. Universitas Brawijaya
Press.
Butarbutar, M. H. (2018). Hubungan kecemasan ibu tentang efek samping
imunisasi DPT dengan pemberian imunisasi DPT. Jurnal Akrab Juara, 3(1),
122–129.
http://www.akrabjuara.com/index.php/akrabjuara/article/view/158/107
Chairani, L., Govind, R. Z., & Badri, P. R. A. (2020). Pengetahuan Dan Sikap Ibu
Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi Dasar Dan Lanjutan Anak Di
Puskesmas Plaju Palembang. Syifa’ MEDIKA: Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan, 10(2), 79–86. https://doi.org/10.32502/sm.v10i2.1709
Dillyana, T. A. (2019). Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Persepsi Ibu Dengan
Status Imunisasi Dasar Di Wonokusumo. Jurnal PROMKES, 7(1), 67.
https://doi.org/10.20473/jpk.v7.i1.2019.67-77
Dinkes. (2019). Profil Kesehatan DINKES Provinsi SUMSEL. Dinkes Sumatera
Selatan, 100.
Imron. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan. Sagung Seto.
Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. In Kementrian
Kesehatan Repoblik Indonesia (Vol. 42, Issue 4).
Mastiningsih. (2018). Buku Ajar Imunisasi. In Media.
Muklati, A. H., & Rokhaidah, R. (2020). Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Ibu dalam Pemberian Imunisasi Difteri pada Balita. Jurnal
Kesehatan Holistic, 4(2), 1–20. https://doi.org/10.33377/jkh.v4i2.76
Mukti, A. S. (2019). Hubungan Pengetahuan Dengan Sikap Ibu Tentang Imunisasi
Hepatitis B Pada Bayi (0-11 Bulan). Journal of Midwifery and Public
Health, 1(1), 16. https://doi.org/10.25157/jmph.v1i1.1999
Notoadmodjo, S. (2018). Metode Promosi Kesehatan. Rineka Cipta.
Nugrawati, N., Diii, P., Stikes, K., & Makassar, A. (2019). Hubungan
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Terhadap Imunisasi Lengkap Pada Balita. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Pencerah, 8(1), 2656–8004. https://stikesmu-sidrap.e-
journal.id/JIKP/article/view/104/95
Pangaribuan, S. (2018). Determinan Kelengkapan Imunisasi Lanjutan pada Batita
di Wilayah Kerja Puskesmas Sentosa Baru Kota Medan Tahun 2018.
http://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/11443/141000195.pdf
?sequence=1&isAllowed=y
Rahmawati, L., & Ningsih, M. P. (2020). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan
Sikap tentang Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi dengan Kepatuhan Ibu
dalam Memberikan Imunisasi DPT-HB-Hib di Wilayah Kerja Puskesmas
Lubuk Buaya Kota Padang. Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan),
7(1), 209–220. https://doi.org/10.36743/medikes.v7i1.223
Rofiasari, L., Yunita, S., Universitas, P., & Kencana, B. (2020). Pengetahuan Ibu
Tentang Imunisasi Booster DPT Dan Campak Mother’s Knowledge About
DPT Booster And Campak Immunization. Jurnal Ilmiah Kebidanan, 7(1),
31–41.
Safitri, F., & Andika, F. (2020). Determinan Kelengkapan Imunisasi Lanjutan
pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Leupung Kabupaten Aceh Besar.
Journal of Healthcare Technology and Medicine, 6(2), 967.
https://doi.org/10.33143/jhtm.v6i2.1083
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Alfabeta.
Wibowo, C. A., Ashila, U. S., Aditya, I. G. Y., Probo, A., Karima, S. W., Rino, S.
A., Rosaningrum, J., Krisnayanti, N. W., Tanjung, N., Hutasuhut, M., &
Sulistyarini, A. (2020). Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dasar
Pada Balita. Jurnal Farmasi Komunitas, 7(1), 17.
https://doi.org/10.20473/jfk.v7i1.21659
Worang, R., Sarimin, S., & Ismanto, A. (2014). Analisis Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Dalam Pemberian Imunisasi Dasar Pada
Balita Di Desa Taraitak Satu Kecamatan Langowan Utara Wilayah Kerja
Puskesmas Walantakan. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 2(2), 110217.
World Health Organization. (2020). Vaccines and immunization.
https://www.who.int/health-topics/vaccines-and-immunization#tab=tab_1
Yuda, A. D., & Nurmala, I. (2018). The Relationship of Characteristics,
Knowledge, Attitudes, and Mother’s Action on Immunization Compliance.
Jurnal Berkala Epidemiologi, 6(1), 86.
https://doi.org/10.20473/jbe.v6i12018.86-94
Yusna. (2020). ARTI HADIRMU, NAK - Jelajah Hidup Bersama Bayi Prematur.
Stiletto Book.
LAMPIRAN
Lampiran 1

SURAT PENGANTAR SEBAGAI RESPONDEN


Kepada Yth,
Sdr. Responden
Di
Tempat
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini Mahasiswa Stikes Tri Mandiri
Sakti Jurusan Kebidanan Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan akan
melakukan penelitian mengenai “ Hubungan pengetahuan dan sikap dengan
kelengkapan pemberian imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B,
Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu
Kabupaten Empat Lawang”.
Nama : Noza Palina
NPM : 2026040048.P
Tujuan penelitian ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan di Stikes Tri Mandiri Sakti
dan untuk mengetahui ” Hubungan pengetahuan dan sikap dengan kelengkapan
pemberian imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B
(DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu Kabupaten Empat
Lawang” . Kepada saudara saya mohon dapat menjawab pertanyaan dalam
wawancara ini dengan sebenar-benarnya. Jawaban yang diberikan tidak akan
disebarluaskan dan akan dijaga kerahasiannya. Atas kesediannya saya ucapkan
terima kasih.

Hormat Saya,
Peneliti

Noza Palina
Lampiran 2

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Setelah mendapatkan penjelasan, saya menyetujui dengan sukarela sebagai


subjek penelitian ” Hubungan pengetahuan dan sikap dengan kelengkapan
pemberian imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B
(DPT-HB-HIB) di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu Kabupaten Empat
Lawang”.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam kondisi sehat jasmani dan
rohani, serta tanpa paksaan dari pihak manapun.

Bengkulu, 2021

................................................
Lampiran 3

KUESIONER
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KELENGKAPAN
PEMBERIAN IMUNISASI DIPTERI, PERTUSIS, TETANUS, HEPATITIS
B, HEMOPHILUS TYPE B (DPT-HB-HIB) DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS LESUNG BATU KABUPATEN EMPAT LAWANG

A. Identitas
1. Nama ibu : .....................................................................
2. Usia ibu : .................tahun
3. Pendidikan
a. Tidak Sekolah
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. Diploma
f. Sarjanan
4. Jumlah Anak
a. 1 orang
b. 2 orang
c. 3 orang
d. >4 orang
5. Pekerjaan
a. IRT
b. Buruh
c. Petani
d. PNS
e. Pedagang
f. Karyawan
g. Wiraswasta

B. Pengetahuan
1. Apa saja macam macam imunisasi lanjutan ?
a. Imunisasi Polio dan imunisasi campak
b. Imunisasi Polio dan imunisasi hepatitis
c. Imunisasi campak dan imunisasi DPT-HB- Hib
2. Menurut ibu, imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib (pentavalen) sebenarnya
diberikan pada saat anak berusia?
a. 12 bulan
b. 18 bulan
c. 24 bulan
3. Penyakit apa yang dapat dicegah dengan imunisasi DPT?
a. Difteri, Batuk 100 hari (Batuk rejan), Tetanus
b. Hepatitis B
c. Campak
4. Berapa kali imunisasi Combo DPT-HB diberikan?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. 4 kali
5. Penyakit Pertusis disebut juga penyakit?
a. Batuk rejan ( batuk seratus hari )
b. Demam berdarah ( DHF )
c. Tuber kulosis ( TBC )
6. Penyakit Difteri, Pertusis dan Tetanus dapat dicegah dengan imunisasi?
a. DPT-HB-HiB
b. BCG
c. Campak
7. Imunisasi DPT-HB-HiB diberikan sebanyak?
a. a. 1 kali
b. 2 kali
c. 3 kali
8. Imunisasi DPT-HB-HiB diberikan pada bayi usia?
a. 2 – 6 bulan
b. 6 – 12 bulan
c. 1 – 2 tahun
9. Salah satu jenis imunisasi lanjutan adalah Imunisasi Hib yang diberikan
pada anak usia 18 bulan untuk mencegah penyakit apa ?
a. Campak
b. Polio
c. Radang otak
10. Imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib (pentavalen) yang diberikan pada anak
untuk mencegah penyakit apa?
a. TBC
b. Difteri, pertusis/batuk rejan, dan tetanus
c. Campak
Modifikasi: Pangaribuan (2018)
C. Sikap

Berikan lah tanda checklist (√ ¿pada jawaban berikut ini:

Sangat setuju : (SS)


Setuju : (S)
Tidak Setuju : (TS)
Sangat Tidak Setuju : (STS)

No Pertanyaan SS S TS STS
1. * Informasi tentang imunisasi Dipteri, Pertusis,
Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B
(DPT-HB-HIB) tidak begitu penting bagi ibu
2. Pendidikan kesehatan tentang imunisasi
Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B,
Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB)jika
diberikan oleh petugas kesehatan menambah
ilmu pengetahuan bagi ibu
3. * Efek samping imunisasi Dipteri, Pertusis,
Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B
(DPT-HB-HIB)sangat membahayakan bayi
saya
4. Imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis
B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB)
penting bagi bayi dan perlu melengkapinya
sesuai waktu yang ditentukan
5. * Menurut saya bayi tidak perlu diberikan
imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis
B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB)
setelah lahir
6. Dengan memberikan imunisasi Dipteri,
Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus
Type B (DPT-HB-HIB) pada bayi, selain
untuk ia sendiri terlindung dari penyakit juga
melindungi kekebalan tubuh bayi
7. * Penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis
B, Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB)
adalah penyakit dipteri, batuk rejan dan
hepatitis

8. Mengingat bahaya penyakit yang


ditimbulkan, maka melakukan imunisasi
Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B,
Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB) bayi
merupakan langkah yang tepat
9. * Menurut saya efek samping yang ditimbulkan
setelah pemberian imunisasi Dipteri, Pertusis,
Tetanus, Hepatitis B, Hemophilus Type B
(DPT-HB-HIB)lebih berbahaya dibanding
dengan penyakit yang ditimbulkan
10. Imunisasi dasar yang diwajibkan pemerintah
adalah Dipteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B,
Hemophilus Type B (DPT-HB-HIB)
Modifikasi : Veren (2018)
FORMAT PENGUMPULAN DATA

PENDI IMUNISASI PENGETAHU SIKAP FAKTO


N USI JUMLA PEKERJ
INISIAL DIKA DPT-HB- DPT-HB-HiB DPT-HB- KETERANGAN AN R LAIN
O A H ANAK AAN
N HiB (1) (2) HiB (3)
lengkap baik positif
1 DENI 25 SMA 2 IRT 08/02/2021 08/03/2021 07/07/2021
Anak
diimunis
asikan
oleh
cukup negatif
nenekny
a karena
ibu
lengkap sibuk
2 LIS 20 SMP 2 TANI 10/03/2021 10/05/2021 09/06/2021 bekerja
lengkap cukup positif
3 LAITA 39 SMP 3 TANI 10/08/2020 09/09/2020 09/10/2020
tidak lengkap kurang negatif
4 MONA 34 SD 2 IRT 07/11/2020
lengkap baik positif
5 SINDI 26 SMA 2 IRT 09/01/2021 09/02/2021 09/06/2021
lengkap baik positif
6 EWIN 26 SMA 2 IRT 10/03/2021 10/05/2021 09/06/2021
MARLIN tidak lengkap kurang negatif
7 A 21 SMP 1 IRT 10/08/2020 09/09/2020
lengkap cukup positif
8 RESMITA 20 SMA 2 TANI 07/02/2020 06/11/2020 05/12/2020
tidak lengkap cukup negatif
9 PARIANI 33 SMA 3 TANI 07/12/2020 07/01/2021
FITRIANT tidak lengkap kurang negatif
10 I 30 SMA 3 TANI 06/11/2020 05/01/2021
11 DINA 24 SMA 2 IRT 09/03/2021 13/04/2021 09/05/2021 lengkap cukup positif
tidak lengkap baik negatif Takut
12 SARI 20 SD 1 IRT 14/03/2021 10/05/2021 covid
tidak lengkap kurang negatif
13 SANTI 36 SMA 3 PETANI 07/01/2021
Anak
diimunis
asikan
oleh
kurang negatif
nenekny
a karena
ibu
lengkap sibuk
14 PIT 21 SMP 2 PETANI 10/03/2021 10/05/2021 09/06/2021 bekerja
lengkap cukup positif
15 TINIT 40 SD 4 PETANI 10/03/2021 10/04/2021 09/06/2021
Tidak
ada
yang
mengant
ar ke
Posyand
kurang positif
u karena
tidak
ada
yang
menjaga
PEDAG tidak lengkap usahany
16 LORA 27 SMA 2 ANG 07/01/2021 a
17 RIKA 31 SMA 3 PETANI 07/01/2021 08/02/2021 08/03/2021 lengkap cukup negatif Ibu
diantar
suami
imunisas
i
anaknya
Jarak
kebun
ke
Posyand
u jauh
kurang positif
sehingga
ibu tidak
mengim
unisasik
tidak lengkap an
18 LIKA 34 SD 3 TANI 07/10/2020 anaknya
PEDAG lengkap cukup negatif
19 DEPLIS 34 SMA 3 ANG 07/05/2021 07/06/2021 07/07/2021
Suami
menduk
ung
dengan
kurang negatif
cara
mengant
arkan ke
lengkap Posyand
20 ENITA 24 SMA 2 PETANI 07/12/2020 07/01/2021 07/02/2021 u
21 ENI 26 SMA 1 PETANI 07/01/2021 08/02/2021 08/03/2021 lengkap kurang negatif Suami
menduk
ung
dengan
cara
mengant
arkan ke
Posyand
u
lengkap cukup positif
22 SINTA 19 SMP 1 PETANI 05/12/2020 06/01/2021 06/02/2021
Anak
diimunis
asikan
oleh
nenekny
a karena
baik negatif ibu
belum
punya
pengala
man dan
umur
lengkap ibu <20
23 DESTARI 18 SMP 1 IRT 07/12/2020 07/01/2021 07/02/2021 tahun
Ibu
diantar
suami
ke
baik negatif Posyand
u karena
bisa
turun ke
lengkap Posyand
24 LINSA 24 SMP 2 PETANI 06/03/2021 06/05/2021 07/06/2021 u
tidak lengkap kurang negatif
25 SERLI 28 SMP 2 PETANI 07/12/2020
tidak lengkap cukup negatif
26 FITRI 21 SMA 3 PETANI 07/12/2020
27 PIPIN 20 SMA 1 PETANI 05/12/2020 06/01/2021 06/02/2021 lengkap kurang positif
tidak lengkap kurang negatif
28 RIKA 28 SMP 4 PETANI 07/11/2020
tidak lengkap kurang negatif
29 LINA 40 SMP 2 PETANI 07/02/2021
SARJA KARYA lengkap baik positif
30 LIA 27 NA 2 WAN 08/02/2021 08/03/2021 07/04/2021
tidak lengkap kurang negatif
31 DWI 24 SMP 3 PETANI 06/01/2021
lengkap baik positif
32 JIMI 28 SMP 3 PETANI 10/02/2021 10/05/2021 10/06/2021
SARJA tidak lengkap cukup negatif
33 NOZA 21 NA 1 PNS 07/09/2020 07/12/2021
tidak lengkap baik negatif Takut
34 MISNA 41 SD 5 PETANI 06/01/2021 covid
lengkap kurang positif
35 SEPTI 29 SMA 3 IRT 09/09/2020 10/10/2020 10/11/2020
Ibu
diantar
suami
ke
cukup negatif Posyand
u karena
bisa
turun ke
lengkap Posyand
36 HENI 35 SMA 3 TANI 09/12/2020 09/01/2021 09/03/2021 u
HASIL PENGOLAHAN DATA

Frequencies

Statistics
kelengkapan pengetahuan sikap ibu
N Valid 36 36 36
Missing 0 0 0

Frequency Table

kelengkapan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid tidak lengkap 15 41.7 41.7 41.7
lengkap 21 58.3 58.3 100.0
Total 36 100.0 100.0

pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid kurang 15 41.7 41.7 41.7
cukup 12 33.3 33.3 75.0
baik 9 25.0 25.0 100.0
Total 36 100.0 100.0

sikap ibu
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid negatif 22 61.1 61.1 61.1
positif 14 38.9 38.9 100.0
Total 36 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
pengetahuan * kelengkapan 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%
sikap ibu * kelengkapan 36 100.0% 0 0.0% 36 100.0%

pengetahuan * kelengkapan

Crosstab
kelengkapan
tidak lengkap lengkap Total
pengetahuan kurang Count 10 5 15
% within pengetahuan 66.7% 33.3% 100.0%
% of Total 27.8% 13.9% 41.7%
cukup Count 3 9 12
% within pengetahuan 25.0% 75.0% 100.0%
% of Total 8.3% 25.0% 33.3%
baik Count 2 7 9
% within pengetahuan 22.2% 77.8% 100.0%
% of Total 5.6% 19.4% 25.0%
Total Count 15 21 36
% within pengetahuan 41.7% 58.3% 100.0%
% of Total 41.7% 58.3% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 6.629a 2 .036
Likelihood Ratio 6.776 2 .034
Linear-by-Linear Association 5.261 1 .022
N of Valid Cases 36
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.75.

Symmetric Measures
Approximate
Value Significance
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .394 .036
N of Valid Cases 36

sikap ibu * kelengkapan

Crosstab
kelengkapan
tidak lengkap lengkap Total
sikap ibu negatif Count 13 9 22
% within sikap ibu 59.1% 40.9% 100.0%
% of Total 36.1% 25.0% 61.1%
positif Count 2 12 14
% within sikap ibu 14.3% 85.7% 100.0%
% of Total 5.6% 33.3% 38.9%
Total Count 15 21 36
% within sikap ibu 41.7% 58.3% 100.0%
% of Total 41.7% 58.3% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 7.066 a
1 .008
Continuity Correctionb 5.343 1 .021
Likelihood Ratio 7.652 1 .006
Fisher's Exact Test .014 .009
Linear-by-Linear 6.870 1 .009
Association
N of Valid Cases 36
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.83.
b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures
Approximate
Value Significance
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .405 .008
N of Valid Cases 36
DOKUMENTASI PENELITIAN

Penelitian pertama dilakukan di Posyandu Umo Jati pada tanggal 17 Juni 2021
dengan jumlah responden sebanyak 12 orang

Posyandu Sukarami tanggal 06 Juli 2021 dengan 14 responden


Posyandu Batu Ampar 12 Juli 2021 sebanyak 10 responden.
SURAT PENELITIAN
LEMBAR BIMBINGAN KONSUL SKRIPSI
STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
2020/2021
Nama : Noza Palina
NPM : 2026040048.P
Jurusan : Sarjana Terapan Kebidanan
Judul : Hubungan pengetahuan dan sikap dengan
kelengkapan pemberian imunisasi
dipteri,pertusis,tetanus,hepatitis B,hemophilus
type B (DPT-HB-Hib) diwilayah kerja
puskesmas lesung batu.
Pembimbing II : Metha Fahriani, SST, M.Kes

Keterangan Paraf
No. Hari/Tanggal Materi (BAB) Pembimbing
II

Pembimbing II

Metha Fahriani, SST, M.Kes

LEMBAR BIMBINGAN KONSUL SKRIPSI


STIKES TRI MANDIRI SAKTI BENGKULU
2020/2021

Nama : Noza Palina


NPM : 2026040048.P
Jurusan : Sarjana Terapan Kebidanan
Judul : Hubungan pengetahuan dan sikap dengan
kelengkapan pemberian imunisasi
dipteri,pertusis,tetanus,hepatitis B,hemophilus
type B (DPT-HB-Hib) diwilayah kerja
puskesmas lesung batu.
Pembimbing I : Tria Nopi Herdiani, SST, M.Kes

Keterangan Paraf
No. Hari/Tanggal Materi (BAB) Pembimbing
I

Pembimbing I

Tria Nopi Herdiani, SST, M.Kes

Anda mungkin juga menyukai