Anda di halaman 1dari 75

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN


IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PAKUE KECAMATAN PAKUE
KABUPATEN KOLAKA UTARA

OLEH :
SITTI ASNIAR
BK. 2010248

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN GRAHA


EDUKASI PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN
MAKASSAR
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini diajukan oleh

Nama : Sitti Asniar

NIM : BK. 2010248

Program Studi : Diploma IV Kebidanan

Judul : Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi di Wilayah
Kerja Puskesmas Pakue Kecamatan Pakue
Kabupaten Kolaka Utara

Telah Disetujui Oleh Pembimbing Untuk Dipertahankan Pada

Sidang Skripsi Di Hadapan Dewan Penguji.

Ditetapkan di : Makassar

Tanggal : November

2021

Pembimbing :

Dwi Ghita, S.ST., M.Keb

1
2

HALAMAN PENGESAHAN

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN


IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PAKUE KECAMATAN PAKUE
KABUPATEN KOLAKA UTARA

Dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk


memperoleh gelar Sarjana Terapan Kebidanan pada Program
Studi Diploma IV Kebidanan Klinik

Hari :

Tanggal :

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Dilaksanakan Penelitian

Dewan Penguji :

Dwi Ghita, S.ST., M.Keb (….........................)


(Pembimbing)

............................................. ( …..……………….)
(Penguji I)

............................................. (……….…………...)
(Penguji II)

Wakil Ketua Bidang Akademik Ketua Program Studi


STIKes Graha Edukasi Makassar STIKes Graha Edukasi
Makassar

Ns. Rusli Taher, S.Kep., M.Kes Sukmawati, S.ST.,


M.Keb NIDN : 0920089002 NIDN : 0923119101
3

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sitti Asniar

NIM : BK. 2010248

Program Studi : Diploma IV Kebidanan

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi


dengan judul “Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue
Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara”.

Adalah benar hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik
yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Apabila ditemukan bukti bahwa pernyataan saya tidak benar, maka


saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di
STIKES Graha Edukasi Makassar.

Makassar, November 2021

Sitti Asniar
2

BIODATA PENULIS

A. Identitas

1. Nama :

2. NIM :

3. Tempat /Tanggal Lahir :

4. Suku :

5. Agama : Islam

6. Alamat :

B. Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri

2. SMP Negeri

3. SMK Negeri

4. D3 Kebidanan

5. Stikes Graha Edukasi Makassar tahun 2021


3

ABSTRAK

Program Studi Diploma IV


Kebidanan STIKES Graha
Edukasi Makassar Skripsi,
November 2021

Sitti Asniar : BK. 2010248


“Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi
Dasar Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue Kecamatan
Pakue Kabupaten Kolaka Utara”.
Dibimbing Oleh Dwi Ghita
(xi + 49 halaman + 9 tabel + 5 Lampiran).

Pengetahuan, sikap, motivasi dan dukungan keluarga ibu sangat


berhubungan terhadap keberhasilan pemberian imunisasi pada bayinya.
Jika informasi yang diperoleh ibu tentang imunisasi sangat terbatas, maka
ibu menganggap bahwa pemberian imunisasi tidak penting. Tetapi
sebaliknya jika informasi yang diperoleh ibu tentang imunisasi cukup
banyak
Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2021 di Wilayah Kerja
Puskesmas Pakue Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara. Jenis
penelitian ini adalah metode observasional dengan pendekatan Cross
Sectional Study Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang
memiliki bayi dengan teknik pengambilan sampel secara Purposive
Sampling diperoleh sampel sebanyak 32 orang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada hubungan antara motivasi dengan kelengkapan imunisasi
dasar pada bayi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan
antara dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi
Diharapkan kepada pihak tenaga kesehatan utamanya bidan agar dapat
memberikan penyuluhan pada ibu tentang kelengkapan imunisasi
pada bayi

Daftar Pustaka : 20 Literatur (2016-2018).


Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Motivasi, Dukungan Keluarga,
Kelengkapan Imunisasi Dasar Bayi.
2

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penyusunan dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Faktor - Faktor Yang

Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi di

Wilayah Kerja Puskesmas Pakue Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka

Utara” tepat pada waktunya. Penyusunan skripsi ini disusun dalam rangka

memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Terapan (S.Tr

Keb) program studi D-IV Bidan Klinik di STIKES Graha Edukasi Makassar.

Penyusunan skripsi ini terselesaikan atas bantuan banyak pihak.

Penyusun sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu proses pengerjaan skripsi ini dari masa perkuliahan sampai

pada penyusunan skripsi ini, adapun pihak-pihak tersebut antara lain :

1. Ibu Juliani Sirajuddin, M.Kes selaku Ketua Yayasan STIKes Graha

Edukasi Makassar.

2. Ibu Dr. Nurhikmah, SKM., S.ST., M.Kes selaku Ketua STIKes Graha

Edukasi Makassar

3. Ibu Sukmawati, S.ST., M.Keb selaku Ketua Prodi D-IV Bidan klinik

STIKes Graha Edukasi Makassar

4. Ibu Dwi Ghita, S.ST., M.Keb selaku pembimbing yang begitu

memberikan masukan meluangkan waktunya menyelesaikan skripsi ini


7

5. Ibu ................................ selaku penguji I dan.............................selaku

penguji II yang begitu banyak memberikan masukan dan meluangkan

waktunya menyelesaikan skripsi ini

6. Seluruh dosen dan staf STIKES Graha Edukasi Makassar yang telah

memberikan bimbingan kepada peneliti selama menjadi mahasiswi.

7. Ucapan terimah kasih kepada orang tua peneliti dengan segala jerih

payah, ketulusan dan ketabahan dukungan dan doa sehingga peneliti

dapat menyelesaikan pendidikan ini.

8. Kepada semua rekan-rekan yang tidak dapat saya sebutkan satu

persatu, yang telah memberikan bantuan.

Semoga segala bantuan, bimbingan dan saran yang diberikan

kepada peneliti, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, November 2021


Penulis,

Sitti Asniar
8

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................ii

HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................iii

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS...................................................iv

DATA PENULIS..............................................................................................v

ABSTRAK......................................................................................................vi

KATA PENGANTAR....................................................................................viii

DAFTAR ISI....................................................................................................x

DAFTAR TABEL............................................................................................xi

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ........................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ............................................................ 5

D. Manfaat Penelitian .......................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Imunisasi ................................. 7

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan ........................... 13

C. Tinjauan Umum Tentang Sikap ....................................... 17

D. Tinjauan Umum Tentang Motivasi ................................... 19

E. Tinjauan Umum Tentang Dukungan Keluarga ................ 21

F. Penelitian Terdahulu ....................................................... 21


9

BAB III KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep ........................................................... 23

B. Hipotesis ......................................................................... 24

C. Definisi Operasional ......................................................... 25

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................... 27

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................... 27

C. Populasi .......................................................................... 27

D. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ....................... 28

E. Instrumen Peneltiian ....................................................... 29

F. Analisa Data ................................................................... 29

G. Etika Penelitian ............................................................... 30

H. Alur Penelitian ................................................................. 32

BAB V HASIL PENELITIAN .............................................................. 33

BAB VI PEMBAHASAN .................................................................... 40

BAB VII PENUTUP ........................................................................... 48

A. Kesimpulan ..................................................................... 48

B. Saran .............................................................................. 48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
1
0

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Lembar Persetujuan

Responden Lampiran II : Kuesioner Penelitian

Lampiran III : Surat Rekomendasi Pengambilan Data Awal


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di beberapa negara berkembang, imunisasi rutin saja tidak cukup

untuk menghentikan penyebaran virus polio karena rendahnya angka

konversi sehingga dianjurkan pemberian imunisasi tambahan. Ikatan

dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan pemberian satu dosis

imunisasi polio pada saat bayi lahir, disamping pemberian imunisasi

dasar tiga dosis (Kemenkes, 2020).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2018 jumlah

bayi yang diberi imunisasi dasar sekitar 16,2 juta jiwa. Sedangkan

tahun 2019 jumlah bayi yang diberi imunisasi dasar sekitar 16,8 juta

jiwa dan pada tahun 2020 jumlah bayi yang diberi imunisasi dasar

sekitar 17,3 juta jiwa. Untuk Negara ASEAN seperti Singapura sekitar

45 ribu jiwa dan Malaysia sekitar 31,6 ribu jiwa (Kemenkes, 2020).

Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2018 jumlah

bayi yang diberi imunisasi dasar sekitar 572.892 ribu. Sedangkan pada

tahun 2019 jumlah bayi yang diberi imunisasi dasar sekitar 573.882 ribu

dan tahun 2020 jumlah bayi yang diberi imunisasi dasar sekitar 575.881

ribu bayi yang diberi imunisasi dasar (Kemenkes, 2020).

Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi

Tenggara tahun 2018 jumlah bayi yang diberi vaksin imunisasi dasar

1
2

sebanyak 31.782 orang. Sedangkan tahun 2019 jumlah bayi yang diberi

vaksin imunisasi dasar sebanyak 32.662 orang dan pada tahun 2020

jumlah bayi yang diberi vaksin imunisasi dasar sebanyak 31.782 orang

(Kemenkes, 2020).

Agar imunisasi dapat menjangkau semua lapisan masyarakat

maka sasaran yang ditujukan ialah orang tua. Khususnya pada ibu atau

calon ibu untuk diberikan penyuluhan tentang pentingnya imunisasi

bagi anak, menganjurkan agar ibu membawa anaknya ke Posyandu.

Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi yaitu faktor pengetahuan,

sikap ibu dan dukungan keluarga. Semua orang tua, tentu berkeinginan

supaya anak-anaknya tetap sehat. Jangankan sakit berat, sakit

ringanpun kalau mungkin jangan sampai diderita anaknya (Ngastiyah,

2018).

Keberhasilan imunisasi dikarenakan sudah tersebarnya posyandu

dan tenaga kesehatan. Selain itu peran dari orang tua khususnya ibu-

ibu sangat mendukung pelaksanaan imunisasi. Pada hakekatnya

masalah imunisasi tidak luput dari perhitungan untung rugi. Dengan

imunisasi anak pasti dapat mencapai keuntungan bukan kerugian.

Keuntungan pada imunisasi tidak terlihat dalam bentuk materi (Hidayat,

2016).

Pengetahuan, sikap dan motivasi ibu sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan pemberian imunisasi pada bayinya. Jika

informasi yang diperoleh ibu tentang imunisasi sangat terbatas, maka


3

ibu menganggap bahwa pemberian imunisasi tidak penting. Tetapi

sebaliknya jika informasi yang diperoleh ibu tentang imunisasi cukup

banyak (Lisnawati, 2017).

Pada masa pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini, hendaknya

pelayanan imunisasi sebagai salah satu pelayanan pelayanan

kesehatan esensial tetap menjadi prioritas untuk dilaksanakan. Perlu

dilakukan langkah-langkah penting untuk memastikan setiap sasaran

imunisasi, yaitu anak yang merupakan kelompok rentan menderita

penyakit infeksi, terlindungi dari penyakit-penyakit berbahaya dengan

imunisasi. Adapun prinsip yang menjadi acuan dalam melaksanakan

program imunisasi pada masa pandemi COVID-19 yaitu imunisasi

dasar dan lanjutan tetap diupayakan lengkap dan dilaksanakan sesuai

jadwal untuk melindungi anak dari penyakit, secara operasional,

pelayanan imunisasi baik di posyandu, puskesmas, puskesmas keliling

maupun fasilitas kesehatan lainnya yang memberikan layanan

imunisasi mengikuti kebijakan pemerintah daerah setempat, kegiatan

surveilans harus dioptimalkan termasuk pelaporannya dan menjaga

jarak aman 1-2 meter (Kemenkes, 2020).

Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya yang biasanya

memberikan layanan imunisasi, pelayanan imunisasi dapat tetap

dilaksanakan sesuai jadwal serta menjaga jarak aman 1-2 meter. Untuk

meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan bagi masyarakat di

wilayah kerja puskesmas yang belum terjangkau oleh pelayanan dalam


4

gedung puskesmas karena berbagai alasan, seperti kesulitan

menjalankan pelayanan imunisasi di puskesmas atau posyandu atau

keraguan masyarakat membawa ke puskesmas karena khawatir akan

penularan COVID-19, maka dapat dilakukan pelayanan kesehatan yang

sifatnya bergerak (mobile) berupa kegiatan puskesmas keliling. Acuan

untuk melakukan pelayanan imunisasi di posyandu, puskesmas dan

fasilitas kesehatan lainnya yang memberikan layanan imunisasi serta

puskesmas keliling (Kemenkes, 2020).

Data yang diperoleh dari Wilayah Kerja Puskesmas Pakue

Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara tahun 2019 bayi yang

diberikan imunisasi sebanyak 36 orang. Sedangkan pada tahun 2020

bayi yang diberikan imunisasi sebanyak 39 orang dan bulan Januari s.d

September 2021 bayi yang diberikan imunisasi sebanyak 17 orang

(Rekam Medik, 2021).

Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan

Imunisasi Dasar Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue

Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di rumuskan

masalah sebagai berikut “Faktor-faktor apa saja yang berhubungan

dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja

Puskesmas Pakue Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara”?


5

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui factor-faktor yang berhubungan dengan

kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja

Puskesmas Pakue Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu dengan

kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja

Puskesmas Pakue Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara.

b. Untuk mengetahui hubungan sikap ibu dengan kelengkapan

imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue

Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara.

c. Untuk mengetahui hubungan motivasi ibu dengan kelengkapan

imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue

Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara.

d. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja

Puskesmas Pakue Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Aplikatif

a. Menerapkan teori dan ilmu kebidanan yang berkaitan dengan

kelengkapan imunisasi pada bayi. Menambah wawasan baru

mengenai perilaku tenaga kesehatan dalam membantu


6

keberhasilan KIE tentang kelengkapan imunisasi pada bayi.

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan harapan

hidup bayi melalui pemberian makanan pendamping air susu ibu

dan menambah pengetahuan bagi masyarakat.

2. Manfaat Pengembangan Ilmu Pengetahuan

a. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber

informasi atau bahan masukan bagi petugas kesehatan untuk

menyelenggarakan peningkatan pelayanan kesehatan.

b. Menambah pengetahuan ilmiah yang berharga dan dapat

menambah wawasan dalam membantu keberhasilan KIE

terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada bayi dan sebagai

bahan pertimbangan dalam meningkatkan harapan bayi melalui

kelengkapan imunisasi pada bayi


7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Imunisasi

1. Pengertian Imunisasi

a. Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang

secara aktif terhadap suatu Aglutinin (Ag), sehingga bila ia

terpapar pada Aglutinin (Ag) yang serupa, tidak terjadi penyakit

(Mulyani, 2018).

b. Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja dengan

memberikan kekebalan tubuh (imunitas) pada bayi atau anak

sehingga terhindar dari penyakit (Hidayat, A. 2016).

c. Imunisasi merupakan suatu sistem kekebalan yang diberikan

pada manusia dengan bertujuan melindungi individu tersebut dari

penyakit yang dapat membahayakan jiwa. Yang harus diketahui

dari imunisasi adalah Imunisasi melindungi anak terhadap

beberapa penyakit berbahaya (Lisnawati, 2017).

Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa imunisasi adalah merupakan bagian dari

pemberian vaksin (virus yang dilemahkan) kedalam tubuh seseorang

untuk memberikan kekebalan terhadap jenis penyakit tertentu.

Imunisasi merupakan suatu sistem kekebalan yang diberikan pada

manusia dengan tujuan melindungi individu tersebut dari penyakit

7
8

yang dapat membahayakan jiwa anak-naka kita. Itulah yang

dimaksud dengan definisi serta juga pengertian imunisasi yang kita

berikan kepada anak-anak kita.

2. Tujuan Imunisasi

a. Untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat mencegah

penyakit dan kematian anak, yang disebabkan oleh penyakit

yang sering terjangkit.

b. Tinjauan Umum TentangMenghilangkan penyakit tertentu pada

seseorang dan populasi (Nelson, 2016).

3. Jenis-Jenis Imunisasi

a. Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerrin)

Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus Calmette Guerrin

hidup yang dilemahkan, diberikan secara intra cutan dengan

dosis 0,05 ml pada insertio muskulus deltoideus. Kontraindikasi

untuk vaksin BCG adalah penderita gangguan sistem kekebalan

(misalnya penderita leukemia, penderita yang menjalani

pengobatan steroid jangka panjang, penderita infeksi HIV).

c. Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi HB memberikan kekebalan terhadap penyakit

hepatitis. Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa

menyebabkan kanker hati dan kematian. Dosis pertama (HB 0)

diberikan segera setelah bayi lahir atau kurang dari 7 hari

setelah kelahiran. Pada umur 2 bulan, bayi mendapat imunisasi


9

HB II. Imunisasi dasar diberikan sebanyak 3 kali dengan selang

waktu 1 bulan. Vaksin disuntikkan pada otot paha secara

subcutan dalam dengan dosis 0,5 ml

c. Imunisasi Polio

Imunisasi polio memberikan kekebalan aktif terhadap

penyakit poliomyelitis. Polio bisa menyebabkan nyeri otot dan

kelumpuhan pada salah satu maupun kedua lengan atau

tungkai. Polio juga bisa menyebabkan kelumpuhan pada otot-

otot pernafasan dan otot menelan. Polio bisa menyebabkan

kematian. Imunisasi dasar polio diberikan 4 kali (polio I, II, III,

dan IV) dengan interval tidak kurang dari 4 minggu. Vaksin polio

diberikan sebanyak 2 tetes (0,2 ml) langsung ke mulut anak atau

dengan menggunakan sendok yang berisi air gula (Pudiastuti,

2017).

Berbagai jenis vaksin yang dikemukakan di atas bila

diberikan pada anak anda merupakan contoh pemberian

imunisasi aktif misalnya rangsangan virus yang telah dilemahkan

pada imunisasi polio atau imunisasi campak. Setelah

rangsangan ini kadar zat anti dalam tubuh anak akan meningkat,

sehingga anak menjadi imun atau kebal. Setelah adanya

rangsangan vaksin dari luar tubuh sehingga kecil kemungkinan

akan mengalami bronkopneumonia (Maryunani, 2018).


1
0

Berlainan halnya dengan imunisasi pasif. Dalam hal ini

imunisasi dilakukan dengan penyuntikan sejumlah zat anti,

sehingga kadarnya dalam darah tubuh akan meningkat. Zat anti

yang disuntikkan tadi biasanya telah dipersiapkan pembuatannya

diluar tubuh anak, misalnya zat anti yang terdapat dalam serum

kuda yang telah dimurnikan. Jadi pada imunisasi pasif, kadar zat

anti yang meningkat dalam tubuh anak itu bukan sebagai hasil

produksi tubuh anak sendiri, tetapi secara pasif diperoleh karena

suntikkan atau pemberian dari luar tubuh. Contoh imunisasi pasif

ialah pemberian ATS (Anti tetanus serum) pada anak yang

mendapat luka kecelakaan. Serum anti tetanus ini diperoleh dari

darah kuda yang telah divaksinasi dengan toksoid tetanus

sehingga mengandung banyak zat anti tetanus (Hidayat, 2016).

d. Imunisasi DPT

Imunisasi DPT adalah suatu vaksin 3 in 1 yang melindungi

terhadap difteri, pertusis, dan tetanus. Difteri adalah suatu infeksi

bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan

komplikasi yang serius atau fatal. Pertusis (batuk rejan) adalah

infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk

hebat yang menetap serta bunyi pernafasan yang melengking.

Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat

menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat

bernafas,makan atau minum.Pertusis juga dapat menimbulkan


11

komplikasi yang serius seperti pneumonia, kejang dan kerusakan

otak.Tetanus adalah infeksi yang bisa menyebabkan kekakuan

pada rahang serta kejang (Nelson, 2016).

e. Imunisasi Campak

Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap

penyakit campak. Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis

pada saat anak berumur 9 bulan. Vaksin disuntikkan secara

subcutan sebanyak 0,5 ml.Jika terjadi wabah campak, dan ada

bayi yang belum berusia 9 bulan, maka imunisasi campak boleh

diberikan (Hidayat, 2016).

Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan

seseorang secara aktif terhadap suatu Aglutinin (Ag), sehingga

bila ia terpapar pada Aglutinin (Ag) yang serupa, tidak terjadi

penyakit. Untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat

mencegah penyakit dan kematian anak, Berbagai jenis vaksin

yang dikemukakan di atas bila diberikan pada anak anda

merupakan pemberian imunisasi aktif misalnya rangsangan virus

yang telah dilemahkan pada imunisasi polio atau imunisasi

campak. Setelah rangsangan ini kadar zat anti dalam tubuh anak

akan meningkat, sehingga anak menjadi imun atau kebal.

Jelaslah bahwa pada imunisasi aktif, tubuh anak sendiri secara

aktif akan menghasilkan zat anti setelah adanya rangsangan

vaksin dari luar tubuh (Nelson, 2016).


1
2

4. Manfaat

Manfaat imunisasi adalah begitu banyak bagi kesehatan

serta pertumbuhan perkemabangan anak-anak kita kelak di

kemudian hari. Karena memang ketika bayi baru lahir saja sudah

harus mendapatkan vaksinasi imunisasi bagi bayi baru lahir ini.

Untuk itulah pentingnya kita mengenal akan berbagai jenis

vaksinasi dan juga manfaat vaksinasi imunisasi bagi bayi balita

buah hati kita masing-masing. Tujuan pemberian imunisasi dasar

lengkap pada saat bayi diharapkan akan memberikan fungsi serta

manfaatnya dalam hal untuk melindungi bayi yang kadar imunitas

tubuhnya masih sangat rentan dari penyakit yang bisa dan dapat

untuk menyebabkan kesakitan, kecacatan, ataupun bahkan

kematian bayi (Muslihatun, 2017).

Imunisasi adalah merupakan bagian dari pemberian vaksin

(virus yang dilemahkan) kedalam tubuh seseorang untuk

memberikan kekebalan terhadap jenis penyakit tertentu. Imunisasi

merupakan suatu sistem kekebalan yang diberikan pada manusia

dengan tujuan melindungi individu tersebut dari penyakit yang

dapat membahayakan jiwa anak-naka kita. Itulah yang dimaksud

dengan definisi serta juga pengertian imunisasi yang kita berikan

kepada anak-anak kita (Pudiastuti, 2017).

Imunisasi bisa meningkatkan imunitas tubuh dan

menciptakan kekebalan terhadap penyakit tertentu dengan


13

menggunakan sejumlah kecil mikroorganisme yang dimatikan atau

dilemahkan. Tujuan imunisasi merupakan upaya yang dilakukan

untuk memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan

memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti

untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Inilah yang dimaksud

dengan pentingnya imunisasi (Nelson, 2016)

5. Efek Samping Dari Imunisasi

a. DPT

Demam ringan, nyeri dan kadang bengkak pada daerah

penyuntikan

b. Campak

1) Demam selama 1-2 hari pada hari ke 5-6

2) Kadang timbul bercak pada kulit sekitar tempat penyuntikan

Beri bayi banyak minum air putih, oralit, kuah sayur, sari

buah, atau ASI Jangan berikan obat anti diare. Hal yang perlu

mendapat perhatian setelah imunisasi :

1) Reaksi yang timbul pada imunisasi BCG dapat berupa koreng

pada area penyuntikan. Walau demikian tidak boleh dilakukan

pengobatan terhadap luka, seperti memberinya obat oles,

salep, bethadin, obat merah, dll. Karena hal tersebut dapat

mempengaruhi keberhasilan imunisasi.

2) Reaksi diare setelah imunisasi setelah imunisasi POLIO boleh

diberikan ASI jika lama imunisasi sudah diberikan lebih dari 6


1
4

jam (tidak boleh mewmberikan ASI setelah imunisasi POLIO

sebelum 6 jam berlalu)

3) Daerah yang disuntik tidak boleh dipijat, diberikan obat oles

ataupun talk dan yang lainnya (Maryunani, 2018).

B. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang meiakukan

penginderaan terhadap suatu obyek tertentu melalui panca indera

manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba dimana sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2016).

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif menurut

Notoatmodjo (2016) mempunyai enam tingkatan, sebagai berikut :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) suatu yang spesifik dari seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.Oleh

sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa

dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefiniskan dan

menyatakan
15

2. Memahami (Comprehensif)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar, (orang yang telah

paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan terhadap obyek

yang dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya).Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan prinsip.

4. Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek. Ke

dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti

menggambarkan (membuat bagan), memisahkan, mengelompokkan

dan sebagainya.

5. Sintesis (Syntetis)

Sintetis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintetis adaiah


1
6

suatu kemampuan untuk menyusun tormulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyelesaikan dan

sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah

ada.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi penilaian terhadap suatu materi atauobyek.Penilaian-

penilaian itu berdasarkan suatu criteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang telah ada. (Notoatmodjo, 2016).

Penelitian oleh Notoatmodjo (2016) mengungkapkan bahwa

sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) di dalam

diri seseorang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

a. Kesadaran (Awareness)

Dimana seseorang tersebut menyadari dalam arti merigetahui

terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

b. Merasa teftarik (Interest)

Subyek merasa tertarik terhadap stimulus / obyek tersebut, di sini

sikap subyek mulai timbul.

c. Menimbang nimbang (Evaluation)

Subyek mulai menimbang - nimbang terhadap baik dan tidaknya

stimulus tersebut bagi dirinya, hal ini berarti sikap individu tersebut

sudah lebih balk.


17

d. Mencoba (Trial)

Di mana subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai

dengan apa yang di khendaki oleh stimulus.

e. Adaptasi (Adoption)

Di mana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Perubahan perilaku tidak selalu me!ewati tahap tahap tersebut di

etas. Apabila penerimaan perilaku balk atau adopsi perilaku

melalui proses seperti ini, di mana didasari oleh pengetahuan,

kesadaran dan sikap positif maka perilaku tersebut akan bersifat

langgeno sebaliknya apabila perilaku itu tidak di sadari (Nursalam,

2017).

C. Tinjauan Umum Tentang Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek.Sikap secara nyata menunjukkan

konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang

dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional

terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis

sosial menyatakanbahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan

untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih

merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka.Sikap


1
8

merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkunaan

tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Nursalam, 2017)

Dalam bagian lain menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3

komponen pokok, yaitu:

1. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

4. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan (objek).Misalnya sikap orang terhadap gizi

dapat diiihat dari kesediaan dan perhatian orang itu terhadap

pemberian imunisasi

5. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabiia ditanya, mengerjakan dan

menyelesailkan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar

atau salah, dapat diartikan orang tersebut menerima ide.

6. Menghargai (valving)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

7. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu telah dipilihnya dengan


19

segala risiko merupakan sikap paling tinggi. Pengukuran sikap dapat

dilakukan secara langsung dan tidak iangsung (Notoatmodjo, 2016).

8. Pengalaman Pribadi

Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan

mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.

Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap.

9. Pengaruh-Orang Lain yang Dianggap Penting

Orang lain disekitar kite merupakan salah satu diantara

komponensosial yang ikut mempengaruhi sikap kita. Seseorang

yang kita anggap penting, akan banyak mempengaruhi pembentukan

sikap kita terhadap sesuatu.

10. Pengaruh Kebudayaan

Kita memiliki pola sikap dan perilaku tertentu dikarenakan kita

mendapat reinforcement (penguatan, ganjaran) dari masyarakat

untuk sikap dan perilaku tersebut, bukan untuk sikap dan perilaku

yang lain.

11. Media Massa

Media massa sebagai sarana komunikasi mempunyai pengaruh

besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang.

12. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai suatu sistem

mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan

keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral daiam diri


2
0

individu (Notoatmodjo, 2016).

D. Tinjauan Umum Tentang Motivasi Ibu

Motivasi atau dukungan kepada ibu menjadi satu faktor penting

yang mempengaruhi ibu memberikan imunisasi. Seorang ibu yang

punya pikiran positif tentu saja akan senang melihatnya bayinya,

kemudian memikirkannya dengan penuh kasih sayang, terlebih bila

sudah mencium dan menimang si buah hati. Semua itu terjadi bila ibu

dalam keadaan tenang (Notoatmodjo, S. 2016).

Keadaan tenang ini didapat ibu jika adanya motifasi dari

lingkungan sekitar ibu untuk memberikan imunisasi kepada bayinya.

Karena itu, ibu memerlukan motivasi yang kuat agar dapat memberikan

imunisasi. Motivasi ini didapat oleh ibu dari 3 pihak yaitu, suami,

keluarga, dan tenaga kesehatan. Tetapi pengaruh motivasi yang paling

besar adalah dukungan dari suami. Hal ini dikarenakan suami

merupakan keluarga inti dari dan orang yang paling dekat dengan ibu

(Nursalam, 2017).

Kurangnya motivasi ibu untuk memberikan imunisasi pada

bayinya sering kali membuat ibu-ibu mengalah. Alasan ibu untuk tidak

memberikan imunisasi terutama sangat bervariasi. Namun salah satu

faktor yang menyebabkan ibu memberikan imunisasi tidak cukup yang

menyebabkan ibu tersebut tidak memberikan imunisasi. Keberhasilan

memberikan imunisasi dapat diwujudkan dengan motivasi yang kuat,

pengetahuan dasar tentang menyusui, usaha yang terus menerus dan


21

Akibat tidak memberikan imunisasi, bayi tidak mendapat makanan yang

bergizi dan berkualitas sehingga akan menghambat pertumbuhan dan

perkembangan bayi, bayi tidak memperoleh zat kekebalan tubuh

sehingga mudah sakit, hubungan kasih sayang ibu dan bayi tidak

terjalin secara dini. (Nursalam, 2017).

Salah Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

motivasi ibu tentang pemberian imunisasi pada bayi yang benar adalah

peran tenaga kesehatan sebagai educator diharapkan dapat membantu

memberikan informasi tentang hal tersebut tidak hanya dengan

penyuluhan tetapi petugas kesehatan harus memberikan petunjuk serta

dorongan bagaimana ibu seharusnya pemberian imunisasi pada bayi,

karena pemberian imunisasi pada bayi merupakan hal yang sangat baik

dan tidak ada bandingannya (Maryunani, 2018).

E. Tinjauan Umum Tentang Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah suatu bentuk perilaku melayani yang

dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan emosi, penilaian,,

informasi, dan instrumental. Dukungan keluarga diartikan sebagai

bantuan yang diberikan oleh anggota keluaraga yang lain sehingga

akan memberikan kenyamanan fisik dan psikologis pada situasi sulit

Dalam pergaulan masyarakat, seseorang menjadi anggota

berbagai kelompok. Setiap kelompok mempunyai norma-norma

tertentu. Ada kelompok yang secara emosional mengikat seseorang,

dan berpengaruh pada konsep diri. Dengan melihat kelompok ini, orang
2
2

mengarahkan perilakunya dan menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri

kelompoknya (Manuaba, 2016).

E. Penelitian Terkait

Nama Peneliti dan


No Hasil Perbedaan
Judul
1 Wahidah (2018) Hasil penelitian Perbedaan dalam
Faktor yang menunjukkan bahwa penelitian ini adalah
berhubungan dari 102 orang yang teknik pengambilan
dengan dijadikan sebagai sampel yang
kelengkapan sampel, terdapat 67 digunakan adalah
imunisasi pada bayi bayi yang memiliki acchidental sampling
di Puskesmas kelengkapan imunisasi sedangkan peneliti
Sidomulyo dasar pada bayi menggunakan
purposive sampling
2 Amirah, A (2017) Hasil penelitian Perbedaan dalam
Faktor yang menunjukkan bahwa penelitian ini adalah
berhubungan dari 45 orang yang teknik pengambilan
dengan dijadikan sampel, sampel digunakan
kelengkapan terdapat 32 orang adalah kuota
imunisasi pada bayi yang berpengetahuan sampling sedangkan
di Puskesmas Kota baik tentang imunisasi peneliti gunakan
Batu malang dasar bayi purposive sampling
3 Intan. S. (2018) Hasil penelitian Perbedaan dalam
Faktor yang menunjukkan dari 113 penelitian ini adalah
berhubungan responden dengan variabel yang
dengan media informasi digunakan berbeda
kelengkapan tentang kelengkapan dengan penelitian
imunisasi pada bayi imunisasi pada bayi yang kami lakukan
di Puskesmas sebanyak 90 orang dimana peneliti
Cempaka Putih (79,7%) dan yang tidak menggunakan
lengkap dalam variabel media
kelengkapan imunisasi informasi sedangkan
sebanyak 23 orang peneliti
(20,3%) nilai p = 0,021 menggunakan
pengeahuan, sikap
dan motivasi dalam
kelengkapan
imunisasi bayi
23
2
3

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

1. Dasar Pemikiran Variabel Penelitian

Salah Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan

motivasi ibu tentang pemberian imunisasi adalah peran tenaga

kesehatan sebagai edukator diharapkan dapat membantu dengan

penyuluhan tetapi petugas kesehatan harus memberikan petunjuk

serta dorongan bagaimana ibu seharusnya pemberian imunisasi bayi

2. Bagan Kerangka Konsep

Berdasarkan dasar pemikiran variabel maka skema

kerangka konsep penelitian ini adalah :

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan

Sikap Kelengkapan Imunisasi Pada Bayi

Motivasi

Dukungan Keluarga

Keterangan :

: Variabel Independen

: Variabel Dependen

: Variabel Yang Diteliti

23
24

B. Hipotesis

Berdasarkan pada masalah, tujuan, tinjauan pustaka dan

kerangka konsep maka hipotesis yang diajukan yakni :

1. Hipotesis Nol (Ho)

a. Tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan kelengkapan

imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue

Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara.

b. Tidak ada hubungan sikap ibu dengan kelengkapan imunisasi

dasar pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue Kecamatan

Pakue Kabupaten Kolaka Utara.

c. Tidak ada hubungan motivasi ibu dengan kelengkapan imunisasi

dasar pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue Kecamatan

Pakue Kabupaten Kolaka Utara.

d. Tidak ada hubungan dukungan keluarga dengan kelengkapan

imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue

Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara.

2. Hipotesis Alternatif (Ha)

a. Ada hubungan pengetahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi

dasar pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue Kecamatan

Pakue Kabupaten Kolaka Utara.

b. Ada hubungan sikap ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar

pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue Kecamatan Pakue

Kabupaten Kolaka Utara.


25

c. Ada hubungan motivasi ibu dengan kelengkapan imunisasi dasar

pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue Kecamatan Pakue

Kabupaten Kolaka Utara.

d. Ada hubungan dukungan keluarga dengan kelengkapan

imunisasi dasar pada bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue

Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara.

C. Defenisi Operasional

Definisi Skala
Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Kelengkapan Lengkap : Jika ibu
imunisasi adalah melakukan
suatu metode yang imunisasi dasar
dilakukan oleh seperti HB0, BCG,
peneliti dengan DPT, polio dan
Kelengkapan memvaksin campak.
Imunisasi pelaksanaan
KMS Nominal
Dasar pada imunisasi dasar Tidak lengkap :
Bayi yang diberikan ke Jika ibu tidak
bayi dengan melakukan salah
melihat KMS bayi satu imunisasi
saat berkunjung di dasar seperti HB0,
puskesmas BCG, DPT, polio
dan campak
Yang dimaksud Baik : Jika
dengan responden
pengetahuan mendapatkan skor
adalah sesuatu ≥15 dari seluruh
yang diketahui pertanyaan.
oleh responden
tentang Kurang Baik : Jika
Pengetahuan kelengkapan Kuesioner Nominal responden
imunisasi pada mendapatkan skor
bayi yang dapat <15 dari seluruh
diukur dari pertanyaan
pertanyaan-
pertanyaan pada
kuesioner
26

Yang dimaksud Baik : Jika


dengan sikap responden
adalah bagaimana mendapatkan skor
respon atau ≥15 dari seluruh
tanggapan pertanyaan.
responden tentang
Sikap kelengkapan Kuesioner Nominal Kurang Baik: Jika
imunisasi pada responden
bayi yang dapat mendapatkan skor
diukur dari <15 dari seluruh
pertanyaan- pertanyaan
pertanyaan pada
kuesioner
Adalah suatu Baik : Jika
pernyataan yang responden
kompleks yang mendapatkan skor
mengarahkan ≥15 dari seluruh
tingkah laku atau pertanyaan.
perbuatan ke
suatu tujuan yang Kurang Baik: Jika
Motivasi diinginkan tentang Kuesioner Nominal responden
kelengkapan mendapatkan skor
imunisasi pada <15 dari seluruh
bayi yang dapat pertanyaan
diukur dari
pertanyaan-
pertanyaan pada
kuesioner
Dukungan Baik : Jika
keluarga adalah responden
suatu bentuk mendapatkan skor
perilaku melayani ≥15 dari seluruh
yang dilakukan pertanyaan.
Dukungan
oleh keluarga baik Kuesioner Nominal
Keluarga
dalam bentuk Kurang Baik: Jika
dukungan emosi, responden
penilaian,, mendapatkan skor
informasi, dan <15 dari seluruh
instrumental pertanyaan
2
27
7

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Metode Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah metode Cross-Sectional.

Penelitian Cross Sectional Study adalah jenis penelitian yang

menekankan pada waktu pengukuran/ observasi data variabel

independen dan dependen, pada satu saat, Pengukuran variabel tidak

terbatas harus tepat pada satu waktu bersamaan namun mempunyai

makna bahwa setiap subjek hanya dikenai satu kali pengukuran tanpa

dilakukan pengulangan pengukuran (Notoatmodjo, 2016).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Waktu penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan bulan November 2021.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue

Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara.

C. Populasi

Populasi adalah keseluruh objek yang akan diteliti. Populasi

dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi yang berada

di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue Kecamatan Pakue Kabupaten

Kolaka Utara sebanyak 32 orang.

27
28

D. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah populasi. Sampel dalam

penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi dengan memberikan

imunisasi secara lengkap di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue

Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara sebanyak 32 orang.

Penetapan jumlah sampel ini berdasarkan asumsi dari Arikunto

(2016) yang menyatakan bahwa dalam penentuan jumlah sampel

harus berdasarkan berapa banyak jumlah populasi yang ditetapkan.

Jika populasi dibawah 100, maka sebaiknya semua jumlah populasi

dijadikan sebagai sampel.

2. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian diambil secara

Total Sampling yang dilakukan dengan mengambil seluruh jumlah

populasi untuk dijadikan sebagai sampel.

3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Untuk mendapatkan sampel penelitian yang dapat

menggambarkan dan mewakili populasi, maka dilakukan kriteria

inklusi dan eksklusi.

a. Kriteria inklusi

1) Ibu yang membawa bayi melakukan kunjungan di Wilayah

Kerja Puskesmas Pakue Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka

Utara

2) Ibu yang membawa bayi berada di tempat penelitian pada saat

penelitian berlangsung
29

3) Ibu yang mempunyai bayi usia 9-12 bulan

b. Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah

1) Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi dasar

2) Ibu yang memiliki bayi dan tidak memiliki kemampuan baca

tulis.

E. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan kuesioner dimana pada variabel pengetahuan,

sikap, motivasi dan dukungan keluarga masing-masing memiliki 10 item

pertanyaan menggunakan skala gutman dimana untuk jawaban benar

mendapatkan nilai 2 dan jawaban salah mendapatkan nilai 1.

F. Analisis Data

Setelah seluruh data yang diperoleh telah akurat, maka diadakan

proses analisa dengan dua cara yaitu :

1. Analisis univariat

Analisis Univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran

umum dengan cara mendeskripsikan tiap-tiap variabel dalam

penelitian yaitu dengan membuat tabel distribusi frekuensi dan

narasi.

2. Analisis bivariat

Data yang dikumpulkan dalam penelitian diproses secara

analitik dengan uji Chi Square dan hasil tersebut akan diolah untuk

menentukan adanya hubungan antara variabel independen dan


30

variabel dependen (Arikunto, 2016).

G. Etika Penelitian

Etika penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

menurut (Notoatmodjo, S. 2016).

1. Informed consent

Peneliti perlu mempertimbangkan hak subjek penelitian untuk

mendapatka ninformasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian

tersebut. Disamping itu, peneliti juga memberikan kebebasan

kepada subjek untuk memberikan informasi atau tidak memberikan

informasi (Berpartisipasi), sebagai ungkapan, peneliti menghormati

harkat dan martabat subjek penelitian.

2. Anonymity

Merupakan masalah yang memberikan jaminan dalam

penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau

mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya

menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

3. Confidentiality

Setiap orang mempunyai hak dasar individu termasuk privasi

dan kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang

berhak untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada

orang lain. Oleh sebab itu, peneliti tidak boleh menampilkan

informasi mengenai identitas dan kerahasiaan identitas subjek.

Peneliti sebagianya cukup menggunakan coding sebagai pengganti


31

identitas responden.

4. Justice (Keadilan)

Merupakan konotasi keterbukaan dengan menjelaskan

prosedur penelitian dan memperhatikan kejujuran.

5. Maleficence (Merugikan)

Penelitian ini tidak merugikan responden dan tidak ada

paksaan didalamnya, hanya kemajuan responden


32

H. Alur Penelitian

Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan


Imunisasi Dasar Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue
Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara

Variabel Penelitian
Pengetahuan
Sikap
Motivasi
Dukungan Keluarga

Penentuan Responden

Semua ibu yang memiliki bayi


Instrumen Penelitian Kuesioner Penelitian
Responden dengan metode
Accidental Sampling

Pengumpulan Data Kuesioner

Analisa Data
Uji Chi Square

Penyajian
Hasil
3
33
3

BAB V

HASIL

PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2021 di Wilayah

Kerja Puskesmas Pakue Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara.

Jenis penelitian ini adalah metode observasional dengan pendekatan

Cross Sectional Study Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu

yang memiliki bayi dengan teknik pengambilan sampel secara

Purposive Sampling diperoleh sampel sebanyak 32 orang.

1. Analisis Univariat

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Kelengkapan Imunisasi Dasar
Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue
Kecamatan Pakue Kabupaten
Kolaka Utara
Kelengkapan Imunisasi
Frekuensi Persentase
Pada Bayi
Lengkap 21 65,6
Tidak Lengkap 11 34,4
Jumlah 32 100,0
Sumber : Data primer 2021

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa, yang

mendapatkan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi sebanyak 21

orang (65,6%) dan yang tidak lengkap sebanyak 11 orang (34,4%).

33
34

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Kelengkapan Imunisasi Pada Bayi
Berdasarkan Pengetahuan di Wilayah Kerja
Puskesmas Pakue Kecamatan Pakue
Kabupaten Kolaka Utara
Pengetahuan Frekuensi Persentase
Baik 22 68,8
Kurang 10 31,2
Jumlah 32 100,0
Sumber : Data primer 2021

Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa jumlah

responden dengan pengetahuan baik sebanyak 22 orang (68,8%)

dan responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 10 orang

(31,2%).

Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Kelengkapan Imunisasi Dasar
Pada Bayi Berdasarkan Sikap di Wilayah Kerja
Puskesmas Pakue Kecamatan Pakue
Kabupaten Kolaka Utara
Sikap Frekuensi Persentase
Baik 20 62,5
Kurang 12 37,5
Jumlah 32 100,0
Sumber : Data primer 2021

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa jumlah

responden dengan sikap baik sebanyak 20 orang (62,5%) dan

responden dengan sikap kurang sebanyak 12 orang (37,5%).


35
36

2. Analisis Bivariat

Tabel 5.6
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Kelengkapan
Imunisasi Dasar Pada Bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Pakue Kecamatan Pakue
Kabupaten Kolaka Utara
Kelengkapan Imunisasi
Tidak Jumlah Nilai p
Pengetahuan Lengkap
Lengkap
n % n % N %
Baik 19 86,4 3 13,6 22 100
0.001
Kurang 2 20,0 8 80,0 10 100
Jumlah 21 65,6 11 34,4 32 100
Sumber : Data primer 2021

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 32 ibu yang memiliki

pengetahuan baik, sebanyak 19 orang (86,4%) yang mendapatkan

imunisasi lengkap dan 3 orang (13,6%) yang tidak mendapatkan

imunisasi lengkap. Sedangkan yang memiliki tingkat pengetahuan

kurang sebanyak 10 orang, yang terdiri dari 2 orang (20,0%) yang

mendapatkan imunisasi lengkap dan 8 orang (80,0%) yang tidak

mendapatkan imunisasi lengkap.

Dengan uji Chi-Square didapatkan p=0,001<dari α = 0,05, ini

berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada hubungan

antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.


37

Tabel 5.7
Hubungan Sikap Ibu Tentang Kelengkapan Imunisasi Dasar
Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue
Kecamatan Pakue
Kabupaten Kolaka Utara
Kelengkapan Imunisasi
Tidak Jumlah Nilai p
Sikap Lengkap
Lengkap
n % n % N %
Baik 17 85,0 3 15,0 20 100
0.005
Kurang 4 33,3 8 66,7 12 100
Jumlah 21 65,6 11 34,4 32 100
Sumber : Data primer 2021

Tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 32 ibu yang memiliki sikap

baik, sebanyak 17 orang (85,0%) yang mendapatkan imunisasi

lengkap dan 3 orang (15,0%) yang tidak mendapatkan imunisasi

lengkap. Sedangkan yang memiliki sikap kurang sebanyak 12 orang,

yang terdiri dari 4 orang (33,3%) yang mendapatkan imunisasi

lengkap dan 8 orang (66,7%) yang tidak mendapatkan imunisasi

lengkap.

Dengan uji Chi-Square didapatkan p=0,005<dari α = 0,05, ini

berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada hubungan

antara sikap dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.


38

Tabel 5.8
Hubungan Motivasi Tentang Kelengkapan Imunisasi Dasar
Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue
Kecamatan Pakue Kabupaten
Kolaka Utara
Kelengkapan Imunisasi
Tidak Jumlah Nilai p
Motivasi Lengkap
Lengkap
n % n % N %
Baik 16 88,9 2 11,1 18 100
0.000
Kurang 5 35,7 9 64,3 14 100
Jumlah 21 65,6 11 34,4 32 100
Sumber : Data primer 2021

Tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 32 ibu yang memiliki

motivasi baik, sebanyak 16 orang (88,9%) yang mendapatkan

imunisasi lengkap dan 2 orang (11,1%) yang tidak mendapatkan

imunisasi lengkap. Sedangkan yang memiliki motivasi kurang

sebanyak 14 orang, yang terdiri dari 5 orang (35,7%) yang

mendapatkan imunisasi lengkap dan 9 orang (64,3%) yang tidak

mendapatkan imunisasi lengkap.

Dengan uji Chi-Square didapatkan p=0,000<dari α = 0,05, ini

berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada hubungan

antara motivasi dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.


39

Tabel 5.9
Hubungan Dukungan Keluarga Tentang Kelengkapan
Imunisasi Dasar Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue
Kecamatan Pakue Kabupaten
Kolaka Utara
Kelengkapan Imunisasi
Dukungan Tidak Jumlah Nilai p
Lengkap
Keluarga Lengkap
n % n % N %
Baik 15 88,2 2 11,8 17 100
0.004
Kurang 6 40,0 9 60,0 15 100
Jumlah 21 65,6 11 34,4 32 100
Sumber : Data primer 2021

Tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 32 ibu memiliki dukungan

keluarga baik, sebanyak 15 orang (88,2%) yang mendapatkan

imunisasi lengkap dan 2 orang (11,8%) yang tidak mendapatkan

imunisasi lengkap. Sedangkan yang memiliki dukungan keluarga

kurang sebanyak 15 orang, yang terdiri dari 6 orang (40,0%) yang

mendapatkan imunisasi lengkap dan 9 orang (60,0%) yang tidak

mendapatkan imunisasi lengkap.

Dengan uji Chi-Square didapatkan p=0,004<dari α = 0,05, ini

berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada hubungan

antara dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar

pada bayi.
40
4
0

BAB VI

PEMBAHASAN

A. Hubungan Pengetahuan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 ibu yang memiliki

pengetahuan baik, sebanyak 19 orang (86,4%) yang mendapatkan

imunisasi lengkap dan 3 orang (13,6%) yang tidak mendapatkan

imunisasi lengkap. Sedangkan yang memiliki tingkat pengetahuan

kurang sebanyak 10 orang, yang terdiri dari 2 orang (20,0%) yang

mendapatkan imunisasi lengkap dan 8 orang (80,0%) yang tidak

mendapatkan imunisasi lengkap.

Dengan uji Chi-Square didapatkan p=0,001<dari α = 0,05, ini

berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada hubungan

antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Chyntia

(2018) di Puskesmas Ujung Kota Sidomulyo Jati menunjukkan dari 102

responden dengan yang memiliki tingkat pengetahuan dengan

kelengkapan imunisasi diperoleh nilai p=0,012 yang berarti ada

pengaruh antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Fardina

(2020) di Puskesmas Abepura menunjukkan dari 69 responden dengan

yang memiliki tingkat pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi

40
41

diperoleh nilai p = 0,008 yang berarti tidak ada hubungan antara

pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan ini tejadi melalui panca indera manusia, yaitu indera

penglihatan, indera pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga, mulut dan kulit) dengan sendirinya, pada waktu

penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek.

Imunisasi merupakan suatu sistem kekebalan yang diberikan pada

manusia dengan bertujuan melindungi individu tersebut dari penyakit

yang dapat membahayakan jiwa. Yang harus diketahui dari imunisasi

adalah Imunisasi melindungi anak terhadap beberapa penyakit

berbahaya (Notoatmoodjo, S. 2016).

Peneliti berasumsi bahwa berbagai jenis vaksin yang

dikemukakan di atas bila diberikan pada anak anda merupakan contoh

pemberian imunisasi aktif misalnya rangsangan virus yang telah

dilemahkan pada imunisasi polio atau imunisasi campak. Setelah

rangsangan ini kadar zat anti dalam tubuh anak akan meningkat,

sehingga anak menjadi imun atau kebal. Berlainan halnya dengan


42

imunisasi pasif. Dalam hal ini imunisasi dilakukan dengan penyuntikan

sejumlah zat anti, sehingga kadarnya dalam darah tubuh akan

meningkat. Zat anti yang disuntikkan tadi biasanya telah dipersiapkan

pembuatannya diluar tubuh anak, misalnya zat anti yang terdapat

dalam serum kuda yang telah dimurnikan. Jadi pada imunisasi pasif,

kadar zat anti yang meningkat dalam tubuh anak itu bukan sebagai

hasil produksi tubuh anak sendiri, tetapi secara pasif diperoleh karena

suntikkan atau pemberian dari luar tubuh.

B. Hubungan Sikap Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 ibu yang memiliki

sikap baik, sebanyak 17 orang (85,0%) yang mendapatkan imunisasi

lengkap dan 3 orang (15,0%) yang tidak mendapatkan imunisasi

lengkap. Sedangkan yang memiliki sikap kurang sebanyak 12 orang,

yang terdiri dari 4 orang (33,3%) yang mendapatkan imunisasi lengkap

dan 8 orang (66,7%) yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap.

Dengan uji Chi-Square didapatkan p=0,005<dari α = 0,05, ini

berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada hubungan

antara sikap dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kusumawati

(2019) di Puskesmas Kota Waringin Jati menunjukkan bahwa dari 40

orang yang dijadikan sebagai sampel, terdapat 27 orang yang memiliki

sikap baik dengan kelengkapan imunisasi pada bayi dengan nilai

p=0,029. Hal sama juga diutarakan oleh Berliana (2016) di Puskesmas


43

Kota Wonosobo menunjukkan bahwa dari 82 orang yang dijadikan

sebagai sampel, terdapat 57 orang yang memiliki sikap baik dalam

kelengkapan imunisasi pada bayi dengan nilai p=0,021.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Harwina (2017) di Puskesmas

Girianyar menunjukkan bahwa dari 64 orang yang dijadikan sebagai

sampel, dominan memiliki sikap kurang baik dengan kelengkapan

imunisasi dengan nilai p=0,022.

Sikap atau (attitude) suatu cara bereaksi terhadap suatu

rangsangan yang timbul dari seseorang atau dari situasi. Dalam

kehidupan sehari-hari, sikap ini sering dinyatakan atau diikuti oleh

pendapat (opini). Tetapi sesungguhnya terdapat perbedaan antara

sikap dan pendapat. Pendapat dapat dirumuskan sebagai suatu

pernyataan setelah kita melakukan suatu penilaian atau pertimbangan.

Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang

terhadap suatu stimulus atau objek.Sikap secara nyata menunjukkan

konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang

dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional

terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis

sosial menyatakanbahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan

untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu.

Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku (Nursalam, 2017).


44

Peneliti berasumsi bahwa sikap merupakan kesiapan atau

kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif

tertentu, fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau

aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku (tindakan), reaksi

tertutup. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang

terhadap objek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau

dari orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati

atau menjauhi orang lain atau objek lain. Sikap positif terhadap nilai-

nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan nyata.

C. Hubungan Motivasi Dengan Kelengkapan Imunisasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 ibu yang memiliki

motivasi baik, sebanyak 16 orang (88,9%) yang mendapatkan imunisasi

lengkap dan 2 orang (11,1%) yang tidak mendapatkan imunisasi

lengkap. Sedangkan yang memiliki motivasi kurang sebanyak 14 orang,

yang terdiri dari 5 orang (35,7%) yang mendapatkan imunisasi lengkap

dan 9 orang (64,3%) yang tidak mendapatkan imunisasi lengkap.

Dengan uji Chi-Square didapatkan p=0,000<dari α = 0,05, ini

berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada hubungan

antara motivasi dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Widiana

(2018) di Puskesmas Bantaran menunjukkan bahwa dari 39 orang yang

dijadikan sampel, dominan memiliki motivasi dalam kelengkapan

imunisasi pada bayi dengan nilai p=0,005.


45

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Gurnadi

(2019) di Puskesmas Wonogiri menunjukkan bahwa dari 38 orang yang

dijadikan sampel, dominan memiliki motivasi kurang dalam

kelengkapan imunisasi pada bayi dengan nilai p=0,016.

Motivasi atau dukungan kepada ibu menjadi satu faktor penting

yang mempengaruhi ibu memberikan imunisasi. Seorang ibu yang

punya pikiran positif tentu saja akan senang melihatnya bayinya,

kemudian memikirkannya dengan penuh kasih sayang, terlebih bila

sudah mencium dan menimang si buah hati. Semua itu terjadi bila ibu

dalam keadaan tenang. Keadaan tenang ini didapat ibu jika adanya

motifasi dari lingkungan sekitar ibu untuk memberikan imunisasi kepada

bayinya. Karena itu, ibu memerlukan motivasi yang kuat agar dapat

memberikan imunisasi (Nursalam, 2017).

Peneliti berasumsi bahwa kurangnya motivasi ibu untuk

memberikan imunisasi pada bayinya sering kali membuat ibu-ibu

mengalah. Alasan ibu untuk tidak memberikan imunisasi terutama

sangat bervariasi. Namun salah satu faktor yang menyebabkan ibu

memberikan imunisasi tidak cukup yang menyebabkan ibu tersebut

tidak memberikan imunisasi. Keberhasilan memberikan imunisasi dapat

diwujudkan dengan motivasi yang kuat, pengetahuan dasar tentang

menyusui, usaha yang terus menerus dan Akibat tidak memberikan

imunisasi, bayi tidak mendapat makanan yang bergizi dan berkualitas

sehingga akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi,


46

bayi tidak memperoleh zat kekebalan tubuh sehingga mudah sakit,

hubungan kasih sayang ibu dan bayi tidak terjalin secara dini. Salah

Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi ibu

tentang pemberian imunisasi pada bayi yang benar adalah peran

tenaga kesehatan sebagai educator diharapkan dapat membantu

memberikan informasi tentang hal tersebut tidak hanya dengan

penyuluhan tetapi petugas kesehatan harus memberikan petunjuk serta

dorongan bagaimana ibu seharusnya pemberian imunisasi pada bayi.

D. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kelengkapan Imunisasi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 32 ibu memiliki

dukungan keluarga baik, sebanyak 15 orang (88,2%) yang

mendapatkan imunisasi lengkap dan 2 orang (11,8%) yang tidak

mendapatkan imunisasi lengkap. Sedangkan yang memiliki dukungan

keluarga kurang sebanyak 15 orang, yang terdiri dari 6 orang (40,0%)

yang mendapatkan imunisasi lengkap dan 9 orang (60,0%) yang tidak

mendapatkan imunisasi lengkap.

Dengan uji Chi-Square didapatkan p=0,004<dari α = 0,05, ini

berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian ada hubungan

antara dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar pada

bayi.

Dukungan keluarga adalah suatu bentuk perilaku melayani yang

dilakukan oleh keluarga baik dalam bentuk dukungan emosi, penilaian,,

informasi, dan instrumental. Dukungan keluarga diartikan sebagai


47

bantuan yang diberikan oleh anggota keluaraga yang lain sehingga

akan memberikan kenyamanan fisik dan psikologis pada situasi sulit

(Nursalam, 2017).

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Jurnadi

(2018) di Puskesmas Wonosobo menunjukkan bahwa dari 39 orang

yang mendapatkan dukungan dengan kelengkapan imunisasi dengan

nilai p=0,026.

Hasil penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Jurnadi

(2017) di Puskesmas Butuan menunjukkan bahwa dari 41 orang yang

mendapatkan dukungan baik dengan kelengkapan imunisasi dengan

nilai p=0,017.

Peneliti berasumsi bahwa dalam pergaulan masyarakat,

seseorang menjadi anggota berbagai kelompok. Setiap kelompok

mempunyai norma-norma tertentu. Ada kelompok yang secara

emosional mengikat seseorang, dan berpengaruh pada konsep diri.

Dengan melihat kelompok ini, orang mengarahkan perilakunya dan

menyesuaikan dirinya dengan ciri-ciri kelompoknya. Dukungan tersebut

berupa dorongan, motivasi, empati, ataupun bantuan yang dapat

membuat individu yang lainnya merasa lebih tenang dan aman

sehingga dapat menjalankan kehidupannya sehari – hari tanpa rasa

takut dan cemas


48
4
8

BAB VII

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil penelitian dilaksanakan pada bulan November 2021,

maka setelah dilakukan penelitian diperoleh sebagai berikut :

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara

pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara sikap

dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara motivasi

dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.

4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara

dukungan keluarga dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi

B. Saran

Setelah dilakukan penelitian dan didapatkan kesimpulan maka

penulis memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada pihak tenaga kesehatan utamanya bidan agar

dapat memberikan penyuluhan pada ibu tentang kelengkapan

imunisasi pada bayi.

2. Perlunya bagi pihak Kelurahan setempat untuk membuat

perencanaan dan pengembangan informasi lewat media serta

48
49

melakukan secara langsung mengenai kelengkapan imunisasi pada

bayi.

3. Diharapkan kepada ibu agar senantiasa dapat memahami kondisi

anak, agar semua ibu tahu dan paham khususnya yang terkait

dengan dampak dan cara memberikan imunisasi pada bayi.

4. Diharapkan pada peneliti berikutnya untuk dapat meneliti variabel-

variabel yang lain dengan menggunakan metode penelitian lain.


5
50
0

DAFTAR PUSTAKA

Amirah, A. 2017. Faktor yang berhubungan dengan kelengkapan


imunisasi pada bayi di Puskesmas Kota Batu malang (Jurnal pdf).

Atikah, Dkk. 2017. Imunisasi dan Vaksinasi. Yokyakarta : Nuha Medika.

Arikunto. 2016. Manajemen Penelitian. Yogyakarta : Fitramaya.

Hidayat, 2016. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC.

Hidayat A, Alimul. 2016. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis


Data. Jakarta Salemba Medika.

Hendrawan. 2018. Imunisasi Dasar. Jakarta : Puspa Swara.

Intan. S. 2018. Faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi


pada bayi di Puskesmas Cempaka Putih (Jurnal pdf).

Kemenkes, 2020. Profil Kesehatan Kementrian Kesehatan Tahun 2020

Lisnawati, 2017. Generasi Sehat Melalui Imunisasi. Jakarta: Trans Info


Media.

Mulyani, Dkk. 2018. Imunisai Untuk Anak. Yogyakarta : Nuha Medika

Muslihatun. 20157. Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Yogyakarta:


Fitramaya.

Notoatmodjo. 2016. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : EGC.

Notoatmodjo. 2016. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Nursalam. 2017. Pendekatan Praktis Riset Keperawatan. Jakarta : CV.


Sagung Seto.

Ngastiyah, 2016. Perawatan Anak Sakit. Jakarta : EGC

Pudiastuti. 2017. Asuhan kebidanan bayi baru lahir. Jakarta : EGC.

Pudjiadi., S. 2017. Llmu Gizi Klinis Pada Anak : Jakarta : UI Jakarta.

Maryunani. A.2018. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:


CV.Trans Info Medika.
5
1

Nelson. 2016. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : EGC.

Soetjiningsih. 2016. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC

Wahidah, 2018. Faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi


pada bayi di Puskesmas Sidumulyo (Jurnal pdf).
5
2

LAMPIRAN I

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia menjadi

responden dalam penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa Program DIV

Kebidanan STIKES Graha Edukasi Makassar yang bernama Sitti Asniar

dengan judul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan

Imunisasi Dasar Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Pakue

Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara“

Saya memahami penelitian ini dimaksudkan dalam rangka

penyusunan skripsi yang dilakukan oleh peneliti demi kepentingan ilmiah

dan penelitian tidak merugikan bagi saya serta identitas dan jawaban yang

saya berikan akan dijaga kerahasiaanya. Dengan demikian secara

sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari siapapun saya siap

berpartisipasi dalam penelitian ini.

Kolaka Utara, November

2021 Pengisi Kuesioner

(Ibu)

( )
5
3

Kode :

LAMPIRAN II

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN


IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PAKUE KECAMATAN PAKUE
KABUPATEN KOLAKA UTARA

A. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur : Tahun

3. Pendidikan terakhir :

4. Pekerjaan :

5. Agama :

6. Jumlah anak :

7. Umur bayi : Bulan

8. Status Imunisasi :

a. BCG ……. Kali

b. Pentabio ……. Kali

c. Polio ……. Kali

d. Hepatitis ……. Kali

e. Campak ……. Kali


B. Kuesioner Tentang Pengetahuan

1. Imunisasi adalah …

a. Memberikan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit

b. Mencegah terjadinya kelumpuhan pada anak

c. Memberikan kekebalan terhadap penyakit kelumpuhan pada anak

2. Imunisasi yang dapat memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit

lumpuh layuh adalah …

a. Imunisasi polio

b. Imunisasi BCG

c. Imunisasi TT

3. Cara untuk mendapatkan kekebalan aktif terhadap penyakit lumpuh

layuh adalah ..

a. Imunisasi polio

b. Imuniisasi Campak

c. Imunisasi DPT

4. Penyakit polio masuk kedalam tubuh melalui …

a. Udara

b. Suntkan imunisasi

c. Air atau makanan yangtercemar kotoran penderita polio

5. Penyakit polio menyerang sebagian besar anak usia …

a. 5 tahun

b. 7 tahun

c. 9 tahun
5
5
4

6. Mencegah anak dari penyakit, merupakan …

a. Pengertian imunisasi

b. Tujuan imunisasi

c. Manfaat imunisasi

7. Manfaat imunisasi adalah…

a. Mencegah penyakit, kecacatan dan kematian

b. Mencegah

c. Meningkatkan kecerdasan

8. Manfaat imunisasi bagi keluarga, kecuali …

a. Menghilangkan kecemasan

b. Bebas kemana-mana

c. Mencegah biaya pengobatan yang tinggi bila anak sakit

9. Anak yang sudah mendapat imunisasi akan …

a. Tidak mudah sakit

b. Mudah terkena penyakit

c. Panas

10. Pemberian imunisasi diberikan dengan selang waktu beberapa

minggu …

a. 5 minggu

b. 3 minggu

c. 4 minggu

Sumber : Mitayani, K (2018).


C. Pertanyaan Tentang Sikap

Berilah tanda chek list (√) pada kolom jawaban yang anda pilih.

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Kelengkapan imunisasi sangat penting untuk bayi


2 Kelengkapan imunisasi yang ada sekarang sudah
cukup baik untuk kekebalan tubuh
3 Apakah ibu setuju bahwa Kelengkapan imunisasi
diperlukan keahlian atau perlakuan khusus dan
benar dalam pertumbuhan bayi
4 Pemerintah menganjurkan untuk melakukan
kelengkapan imunisasi khususnya pada bayi
5 Kelengkapan imunisasi diperlukan keahlian atau
perlakuan khusus kepada bayi
6 Semua anak ibu harus memiliki kelengkapan
imunisasi
7 Kelengkapan imunisasi sangat bermanfaat pada
bayi karena meningkatkan kecerdasan anak
dan tumbuh kembang bayi
8 Kelengkapan imunisasi berguna untuk
meningkatkan kekebalan tubuh bayi
9 Kelengkapan imunisasi bagi negara adalah
Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
10 Kelengkapan imunisasi kepada bayi adalah
meningkatkan kualitas generasi penerus
Sumber : Kusnawati (2017).

D. Motivasi Ibu

Berilah tanda chek list (√) pada kolom jawaban yang anda pilih.

No Pernyataan Ya Tidak
1 Ibu sangat antusias memberikan imunisasi
kepada bayinya
2 Dalam memberikan imunisasi, ibu selalu mengerti
dan memahami apa yang diinginkan oleh bayinya
3 Dalam imunisasi kepad bayi, ibu selalu
memberikannya setiap saat secara on demand
4 Setiap ibu memberikan imunisasi kepada
bayinya, ibu selalu memperhatikan tujuan dan
manfaat
5 Kelengkapan imunisasi kepada kepada bayi
5
57
6

sebaiknya diberikan setiap hari


6 Dalam memberikan imunisasi kepada bayi ibu
harus senantiasa memperhatikan ketika
melakukan imunisasi kepada bayinya
7 Dalam memberikan imunisasi kepada bayi juga
sangat didukung oleh keluarga
8 Dalam memberikan imunisasi kepada bayi yang
diberikan oleh ibu kepada bayinya mendapatkan
dukungan penuh dari sang ayah
9 Dalam memberikan imunisasi kepada bayi sang
ayah senantiasa memberikan semangat
kepada ibu untuk membawa anaknya ke
pelayanan
kesehatan untuk di imunisasi
10 Dalam memberikan imunisasi kepada bayi
mempererat ikatan antara ibu, bayi dan keluarga
Sumber : Erika, YR (2019).

E. Dukungan Keluarga

Berilah tanda chek list (√) pada kolom jawaban yang anda pilih.

No Pernyataan Ya Tidak
1 Apakah anggota keluarga menemani ibu saat ibu
membutuhkan teman untuk membawa bayi dalam
pemberian imunisasi dasar lengkap?
2 Apakah anggota keluarga selalu mengingatkan
jadwal pemberian imunisasi dasar lengkap pada
bayi ibu?
3 Apakah anggota keluarga menyetujui ibu untuk
mengimunisasikan bayi secara lengkap dan
teratur?
4 Apakah angggota keluarga selalu memotivasi ibu
dalam mengimunisasikan bayi secara lengkap?
5 Apakah anggota keluarga memperhatikan
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi sebelum
berusia 1 tahun?
6 Apakah anggota keluarga memberitahukan
bahwa imunisasi dasar lengkap sangat penting
diberikan sebelum bayi berusia 1 tahun?
7 Apakah ibu pernah mendapat penyuluhan
tentang imunisasi dasar lengkap dari petugas
kesehatan?
8 Apakah petugas kesehatan mengingatkan jadwal
pemberian imunisasi dasar lengkap?
9 Apakah ketika ibu memeriksakan kehamilan
5
8

petugas kesehatan/bidan menganjurkan atau


mengingatkan ibu untuk mengimunisasikan bayi
ibu secara lengkap setelah melahirkan?
10 Apakah petugas kesehatan selalu memastikan
bahwa bayi ibu mendapatkan imunisasi dasar
lengkap sebelum berusia 1 tahun?
Sumber : Mitayani, K (2018).
5
9

Frequency Table

Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Lengkap 21 65.6 65.6 65.6
Tidak Lengkap 11 34.4 34.4 100.0
Total 32 100.0 100.0

Pengetahuan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 22 68.8 68.8 68.8
Kurang Baik 10 31.2 31.2 100.0
Total 32 100.0 100.0

Sikap
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 20 62.5 62.5 62.5
Kurang Baik 12 37.5 37.5 100.0
Total 32 100.0 100.0

Motivasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 18 56.2 56.2 56.2
Kurang Baik 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0

Dukungan Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 17 53.1 53.1 53.1
Kurang Baik 15 46.9 46.9 100.0
Total 32 100.0 100.0
6
1
0

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan * Kelengkapan
32 100.0 0 .0% 32 100.0
Imunisasi Dasar Pada Bayi
% %

Pengetahuan * Kelengkapan Imunisasi r Pada Bayi Crosstabulation


Dasa
Kelengkapan Imunisasi Dasar
Pada Bayi
Lengkap Tidak Lengkap Total
Pengetahuan Baik Count 19 3 22
Expected Count 14.4 7.6 22.0
% within Pengetahuan 86.4% 13.6% 100.0%
% within Kelengkapan
90.5% 27.3% 68.8%
Imunisasi Dasar Pada Bayi
% of Total 59.4% 9.4% 68.8%
Kurang Baik Count 2 8 10
Expected Count 6.6 3.4 10.0
% within Pengetahuan 20.0% 80.0% 100.0%
% within Kelengkapan
9.5% 72.7% 31.2%
Imunisasi Dasar Pada Bayi
% of Total 6.2% 25.0% 31.2%
Total Count 21 11 32
Expected Count 21.0 11.0 32.0
% within Pengetahuan 65.6% 34.4% 100.0%
% within Kelengkapan
100.0% 100.0% 100.0%
Imunisasi Dasar Pada Bayi
% of Total 65.6% 34.4% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 13.422a 1 .000
Continuity Correctionb 10.641 1 .001
Likelihood Ratio 13.650 1 .000
Fisher's Exact Test .001
.001
Linear-by-Linear Association 13.003 1 .000
N of Valid Casesb 32
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,44.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sikap * Kelengkapan
32 100.0 0 .0% 32 100.0
Imunisasi Dasar Pada Bayi
% %

Sikap * Kelengkapan Imunisasi r Pada Bayi Crosstabulation


Dasa
Kelengkapan Imunisasi Dasar
Pada Bayi
Lengkap Tidak Lengkap Total
Sikap Baik Count 17 3 20
Expected Count 13.1 6.9 20.0
% within Sikap 85.0% 15.0% 100.0%
% within Kelengkapan
81.0% 27.3% 62.5%
Imunisasi Dasar Pada Bayi
% of Total 53.1% 9.4% 62.5%
Kurang Baik Count 4 8 12
Expected Count 7.9 4.1 12.0
% within Sikap 33.3% 66.7% 100.0%
% within Kelengkapan
19.0% 72.7% 37.5%
Imunisasi Dasar Pada Bayi
% of Total 12.5% 25.0% 37.5%
Total Count 21 11 32
Expected Count 21.0 11.0 32.0
% within Sikap 65.6% 34.4% 100.0%
% within Kelengkapan
100.0% 100.0% 100.0%
Imunisasi Dasar Pada Bayi
% of Total 65.6% 34.4% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 8.875a 1 .003
Continuity Correctionb 6.732 1 .009
Likelihood Ratio 8.999 1 .003
Fisher's Exact Test .005
.006
Linear-by-Linear Association 8.598 1 .003
N of Valid Casesb 32
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,13.
b. Computed only for a 2x2 table
6
2
1

Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Motivasi * Kelengkapan
32 100.0 0 .0% 32 100.0
Imunisasi Dasar Pada Bayi
% %

Motivasi * Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Crosstabulation


Kelengkapan Imunisasi Dasar
Pada Bayi
Lengkap Tidak Lengkap Total
Motivasi Baik Count 16 2 18
Expected Count 11.8 6.2 18.0
% within Motivasi 88.9% 11.1% 100.0%
% within Kelengkapan
76.2% 18.2% 56.2%
Imunisasi Dasar Pada Bayi
% of Total 50.0% 6.2% 56.2%
Kurang Baik Count 5 9 14
Expected Count 9.2 4.8 14.0
% within Motivasi 35.7% 64.3% 100.0%
% within Kelengkapan
23.8% 81.8% 43.8%
Imunisasi Dasar Pada Bayi
% of Total 15.6% 28.1% 43.8%
Total Count 21 11 32
Expected Count 21.0 11.0 32.0
% within Motivasi 65.6% 34.4% 100.0%
% within Kelengkapan
100.0% 100.0% 100.0%
Imunisasi Dasar Pada Bayi
% of Total 65.6% 34.4% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 9.871a 1 .002
Continuity Correctionb 7.654 1 .006
Likelihood Ratio 10.376 1 .001
Fisher's Exact Test .003
.003
Linear-by-Linear Association 9.562 1 .002
N of Valid Casesb 32
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,81.
b. Computed only for a 2x2 table
Crosstabs
Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Dukungan Keluarga *
Kelengkapan Imunisasi 32 100.0 0 .0% 32 100.0
Dasar Pada Bayi % %

Dukungan Keluarga * Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Bayi Crosstabulation


Kelengkapan Imunisasi Dasar
Pada Bayi Total

Lengkap Tidak Lengkap


Dukungan Baik Count 15 2 17
Keluarga Expected Count 11.2 5.8 17.0
% within Dukungan Keluarga 88.2% 11.8% 100.0%
% within Kelengkapan
71.4% 18.2% 53.1%
Imunisasi Dasar Pada Bayi
% of Total 46.9% 6.2% 53.1%
Kurang Baik Count 6 9 15
Expected Count 9.8 5.2 15.0
% within Dukungan Keluarga 40.0% 60.0% 100.0%
% within Kelengkapan
28.6% 81.8% 46.9%
Imunisasi Dasar Pada Bayi
% of Total 18.8% 28.1% 46.9%
Total Count 21 11 32
Expected Count 21.0 11.0 32.0
% within Dukungan Keluarga 65.6% 34.4% 100.0%
% within Kelengkapan
100.0% 100.0% 100.0%
Imunisasi Dasar Pada Bayi
% of Total 65.6% 34.4% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-
Value df (2- sided) (2- sided) sided)
Pearson Chi-Square 8.219a 1 .004
Continuity Correctionb 6.220 1 .013
Likelihood Ratio 8.678 1 .003
Fisher's Exact Test
.008 .006
Linear-by-Linear Association 7.962 1 .005
N of Valid Casesb 32
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,16.
b. Computed only for a 2x2 table
6
4
3

STIKES GRAHA EDUKASI MAKASSAR


Crosstabs
Jl. Perintis Kemerdekaan Makassar 90142, (0411) 878936
Case Processing Summary
Fax. (0411) 878936

LEMBAR KONSUL
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN
STIKES GRAHA EDUKASI MAKASSAR

Nama : Sitti Asniar


Nim : BK. 2010248
Pembimbing : Dwi Ghita, S.ST., M.Keb
Judul : Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas
Pakue Kecamatan Pakue Kabupaten Kolaka Utara

NO Hari/Tanggal Materi Saran Tanda Tangan

Pembimbing

Dwi Ghita, S.ST., M.Keb

Anda mungkin juga menyukai