Anda di halaman 1dari 13

BUKU SAKU

Kenali dan Cegah Dislipidemia

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA


Tahun 2022
DAFTAR ISI

01 Pendahuluan

02 Apa yang dimaksud dengan Dislipidemia?

03 Apa saja penyebab Dislipidemia?

05 Bagaimana keluhan dan gejala Dislipidemia?

05 Apa yang dilakukan untuk mencegah

Dislipidemia?

07 Bagaimana pengelolaan Dislipidemia?

08 Apa saja makanan yang dianjurkan dan tidak

dianjurkan?

09 Cara mengatur pola makan untuk

menurunkan kolesterol.

10 Syarat dan tujuan diet.


Pendahuluan

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Nasional tahun 2018 menunjukan


populasi yang berusia ≥15 tahun 15,3% mempunyai proporsi kolesterol
tinggi (≥ 200 mg/dl), 48,7% proporsi kadar HDL kurang dari 35-55 mg/dl,
17,9% proporsi kadar LDL tinggi dan 6,3% proporsi kadar LDL sangat tinggi
(≥130 mg/dl) dan 27,7% proporsi ladar trigliserida tinggi (≥155 mg/dl).

Dislipidemia merupakan suatu kelainan yang terjadi akibat gangguan


metabolisme lipid dan dikenal sebagai salah satu faktor resiko penting untuk
terjadinya penyakit kadriovaskular, disamping faktor resiko lain seperti
diabetes melitus, obesitas dan hipertensi.

Dislipidemia pada umumnya tidak bergejala sehingga sering diabaikan dan


tidak membawa pasiennya untuk mengunjungi dokter, oleh karena itu
deteksi dislipidemia secara dini sangat diperlukan khususnya pada
kelompok populasi yang beresiko tinggi.

1.
Apa yang dimaksud dengan

Dislipidemia?

Dislipidemia adalah kelaianan metabolisme lipid yang ditandai dengan


peningkatan atau penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan fraksi lipid
yang utama adalah kenaikan kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida
serta penurunan kadar HDL.

Jika terjadi peningkatan kadar kolesterol (Hiperkolesteroleia), trigliserida


(Hipertrigliserida) dan LDL serta penurunan HDL maka perlu mendapatkan
perhatian karena dislipidemia menjadi salah satu faktor resiko utama
terjadinya aterosklerosis atau penyakit jantung kororner dan stroke.

Dislipidemia umumnya ditemukan secara tidak sengaja ketika Anda


menjalani tes darah tertentu, atau sedang menjalani pemeriksaan kesehatan
rutin.

Sumber : Perkeni, 2019

Dislipidemia ditandai dengan kadar kolesterol total ≥240 mg/dl, kolesterol


LDL ≥160 mg/dl, kolesterol HDL <40 mg/dl, dan trigliserida ≥200 mg/dl.

2.
Apa saja penyebab Dislipidemia?

Faktor keturunan, dislipidemia dapat disebabkan oleh


faktor kerutunan. Salah satu kelainan genetik yang
menyebabkan kondisi ini adalah dislipidemia
familial.Dislipidemia familial disebabkan oleh adanya
kerusakan pada kromosom 19. Kondisi ini
menyebabkan tubuh tidak mampu membuang LDL dari
darah, sehingga kadarnya semakin tinggi.

Fakotr usia, bertambahnya usia manusia akan


mengakibatkan penurunan fungsi organ tubuh pada
manusia. Begitu juga dengan aktivitas reseptor LDL
yang akan mengalami penurunan akibat bertambahnya
usia manusia, sehingga kadar lemak dalam tubuh akan
semakin meningkat dan menyebabkan tingginya kadar
kolesterol, dan kadar HDL akan relatif tetap tidak
berubah)

Gaya hidup yang kurang baik :


merokok, dapat meningkatkan kadar kolesterol total, LDL, trigliserida
dan menekan kadar kolesterol HDL t terjadi karena rokok akan merusak
dinding pembuluh darah, dimana nikotin yang terkandung di dalam asap
rokok akan merangsang hormone adrenalin sehingga akan
mengakibatkan perubahan metabolism lemak yang akan menurunkan
kadar kolesterol HDL dalam darah dan tingginya kadar kolesterol total,
LDL dan trigliserida

3.
Sering mengonsumsi makanan tinggi lemak, terutama
jenis lemak jenuh dan lemak trans yang dpat
meningkatkan kadar LDL dan menurunkan HDL dalam
Darah.

Contoh lemak jenuh seperti keju, es krim, mentega,


minyak goreng, susu, santan, kulit ayam, daging sapi,
daging olahan (seperti sosis dan nugget), dll. Sedangkan
lemak trans umumnya terdapat dalam makanan yang
digoreng, pizza, keripik, kue kering, dan lain-lain).

Tidak rutin berolahraga, jarang bergerak (duduk lama,


hanya berjalan dari ruang ke ruang). Olahraga teratur
dapat memberikan kestabilan pada kadar kolesterol total,
LDL dan Trigliserida. Olahraga akan memecahkan
timbunan Trigliserida dan melepaskan asam lemak dan
gliserol ke dalam aliran darah.

Efek samping dari suatu kondisi atau penyakit lain


yang diderita, antara lain diabetes melitus, sindrom
metabolik, ataupun obesitas (terutama obesitas sentral).
Obesitas sentral merupakan kondisi dimana terdapat

tumpukan lemak berlebih pada bagian perut. Seseorang


yang mengalami obesitas sentral, berisiko memiliki kadar
lemak dalam darah yang tinggi sehingga meningkatkan
kadar kolesterol, trigliserida, dan LDL. Hal tersebut
merupakan salah satu penanda kondisi dislipidemia.

Dikatakan mengalami obesitas sentral jika lingkar perut Anda >90 cm untuk
pria dan >80 cm untuk wanita. Selain itu, obesitas juga dapat ditentukan dari
Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP) >0,9 cm untuk pria dan >0,85 cm
untuk wanita. HDL rendah juga menunjukan kondisi malnutrisi/obesitas.

Obat-obatan tertentu, ada pula beberapa jenis obat yang bisa memicu
kondisi dislipidemia. Contohnya, thiazide, beta blocker, estrogen,
progestin, retinoid, cylosporine, dan glukokortikoid.

4.
Bagaimana keluhan dan gejala

Dislipidemia?

Gejala klinik dan keluhan dislipidemia pada umumnya tidak ada. Wujud klinis
yang timbul biasanya komplikasi dari dislipidemia itu sendiri seperti PJK dan
stroke.

Karena itu, penderita sering tidak menyadarinya. Namun sebagian kecil


penderita juga bisa mengeluhkan rasa nyeri di leher dan bercak kekuningan
di sekitar mata (xanthelasma). Gejala tertentu umumnya baru terasa ketika
dislipidemia telah memicu komplikasi tertentu. Misalnya, stroke atau
serangan jantung.

Apa yang dilakukan untuk mencegah

Dislipidemia?
Dislipidemia dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor pemicunya,
misalnya:
Hindari konsumsi makanan berlemak yang tidak sehat.
Rutin berolahraga.
Hindari mengonsumsi alkohol.
Hindari merokok.
Mengonsumsi makanan yang mengandung lemak tak jenuh, seperti
kacang-kacangan, biji-bijian, minyak zaitun, serta omega-3.
Mempertahankan berat badan.

5.
Indeks Masa Tubuh (IMT)
Mempertahankan berat badan dalam batas normal dengan indeks masa

tubuh (IMT) antara 18,5-22,9 kg/m.

Nilai IMT dihitung menurut rumus :

Klasifikasi Indeks Masa Tubuh (IMT)

sumber : WHO, 2000

6.
Bagaimana pengelolaan Dislipidemia?

Mengubah gaya hidup


Menerapkan gaya hidup yang sehat dan seimbang dapat berperan dalam
memperbaiki kadar kolesterol dalam darah Anda. Sederet cara yang bisa
Anda terapkan meliputi:
Menghindari makanan yang tinggi lemak trans dan lemak jenuh.
Mengonsumsi makanan kaya serat seperti oatmeal, buah, sayur, dan
kacang-kacangan.
Mengonsumsi ikan setidaknya dua kali dalam seminggu.
Berhenti merokok.
Tidak mengonsumsi minuman beralkohol.
Berolahraga secara rutin, minimal 30 menit per hari.

Konsumsi obat2an
Pada beberapa orang, perubahan gaya hidup saja mungkin tidak cukup.
Untuk membantu Anda, dokter akan meresepkan obat-obatan tertentu di
bawah ini:
Statin. Obat ini paling umum diberikan. Statin bekerja dengan
menghambat produksi lemak di hati.
Nicotinic acid yang juga memiliki fungsi yang sama seperti statin.
Fibrate yang berfungsi menurunkan trigliserida dan meningkatkan
HDL.
Selective absorption inhibitor yang bekerja di usus dengan mencegah
penyerapan lemak dari makanan.

7.
Apa saja makanan yang dianjurkan dan

tidak dianjurkan?
Bahan makanan yang dianjurkan antara lain :
Ikan salmon : salmon merupakan sumber asam lemak omega 3
yang baik untuk mengurangirisiko peradangan dan menekan
pembekuan darah. Biasakan untuk makan ikan salmon, tuna,atau
sarden minimal 2x/minggu
Minyak zaitun : membantu mengurangi risiko penyakit jantung
dengan menurunkan kadar kolesterol LDL
Oats : tinggi asam lemak omega 3, folate, kalium. Oats mengandung
serat larut yang disebut dengan beta glukan sehingga dapat
membantu menurunkan kadar lemak darah dan membantu
membersihkan pembuluh darah jantung
Kacang – kacangan : almond, mengandung protein tinggi, serat
tinggi, dan antioksidan tinggi
Tomat : mengandung likopen yang berperan dalam kesehatan
jantung
Alpukat : kandungan betakaroten dan likopen dapat memperlambat
penyerapan karetenoid sehingga dapat lebih lama untuk menjadi
antiosidan didalamtubuh
Yoghurt : vitamin D, protein, dan kalsiumuntuk kesehatan jantung
Berries : berperan sebagai anti peradangan
Bayam : lutein, kalium, serat, dan folat
Kedelai : tinggi protein pengganti daging untuk kesehatan jantung

Bahan makanan lainnya seperti sayuran, buah-buahan, biji-bijian, minyak


ikan, , ikan, daging ayam tanpa kulit, susu rendah lemak, roti gandum utuh,
teh hijau, dan bumbu masak alami terutama bawang putih, bawang merah,
daun bawang.

Bahan makanan yang tidak dianjurkan antara lain :


makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans, (keju, es krim, mentega,
minyak goreng, susu, santan, kulit ayam, daging sapi, daging olahan (seperti
sosis dan nugget), dan banyak lagi. Sedangkan lemak trans umumnya
terdapat dalam makanan yang digoreng,bakery, pizza, keripik, kue kering,
dan lain-lain)

8.
Cara mengatur pola makan untuk

menurunkan kolesterol

Pola makan sehat yang sudah banyak diteliti dan dianjurkan oleh American
College of Cardiology (ACC)/AHA untuk menurunkan kadar kolesterol darah
dikenal dengan istilah Diet Mediterania.
Prinsip diet ini adalah rendah lemak jenuh (9 – 10 % dari kebutuhan energy
harian) dan tinggi lemak tidak jenuh, terutama asam lemak omega 3, dan
tinggi serat yaitu sebanyak 27 – 37 gram per hari.

Cara diet Mediteranian adalah :


Menggunakan lemak sehat atau lemak tidak jenuh untuk
mengolah/menyiapkan makanan. Mengganti mentega, margarine, krim,
minyak goreng (minyak kelapa/minyak kelapa sawit) dengan minyak
zaitun, atau minyak kacang kedelai.
Mengkonsumsi sayuran dan buah – buahan dengan porsi yang lebih
banyak setiap kali makan.
Mengganti tehnik memasak yang menggunakan banyak lemak seperti
menggoreng atau kuah santan dengan memanggang, mengukus, atau
menumis dengan sedikit minyak.
Mengurangi konsumsi makanan dan minuman yang mengandung
banyak gula dan garam, mengganti snack manis dengan buah –
buahan.
Mengurangi konsumsi daging merah, diganti dengan ikan, daging ayam
tanpa kulit, kacang – kacangan.
Memperbanyak penggunaan bawang putih, bawang merah, daun
bawang sebagai bumbu masak

9.
Syarat dan Tujuan Diet

Tujuan :
1. menurunkan berat badan bila kegemukan.
2. Mengubah jenis dan asupan lemak makanan.
3. Menurunkan asupan kolesterol makanan
4. Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks dan menurunkan asupan
kaorbohidrat sederhana.

Syarat :
Energi sesuai dengan kebutuhan
Protein 10-20% dari total energy
Lemak 25-35% dari total energi dengan rincian :
- Lemak jenuh dan trans (<7%) dari total energi
- Lemak tak jenuh ganda maksimal 10% dan
- Lemak tak jenuh tunggal maksimal 20% dari total energi
Karbohidrat, 50-60% dari total energi
Kolesterol < 200 mg
Serat tinggi, 25-30 gram/hari
Sumber antioksidan stanol tumbuhan/sterol 2 gram/hari contoh?
Vitamin dan mineral cukup khususnya asam folat, vitamin B6, dan
Vitamin B12
Rekomendasi Bahan Makananya yang baik.

10.
LOGO

Anda mungkin juga menyukai