Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

PEMERIKSAAN KADAR KREATININ URINE

Dosen Pengampu : Setyo Priatin, DCN, MSc.

Pengampu : Yuniarti, S.Gz, MPH

Oleh :

Kelompok 6 :

1. Fitri Afrianti P1337431217010

2. Erris Setiyo Kurniasari P1337431217015

3. Yanuar Wildan M P1337431217025

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG

2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

             Ginjal merupakan organ berbentuk kacang, dengan ukuran kepalan


tangan. Ginjal berada di dekat bagian tengah punggung, tepat di bawah tulang
rusuk, satu di setiap sisi tulang belakang. Setiap hari, proses ginjal seseorang
sekitar 200 liter darah untuk menyaring sekitar 2 liter produk limbah dan air
ekstra. Limbah dan air ekstra menjadi urin, yang mengalir ke kandung kemih
melalui tabung yang disebut ureter. Kandung kemih menyimpan urin sampai
melepaskannya melalui air seni (NIDDK, 2009).
Adanya kerusakan dapat memengaruhi kemampuan ginjal kita dalam
melakukan tugasnya. Beberapa dapat mengakibatkan penurunan fungsi ginjal
secara cepat (akut); yang lain dapat menyebabkan penurunan yang lebih lamban
(kronis). Keduanya menghasilkan penumpukan bahan ampas yang toksik (racun)
dalam darah. National Kidney Foundation merekomendasikan tiga tes sederhana
untuk skrining penyakit ginjal: tekanan darah pengukuran, cek spot untuk protein
atau albumin dalam urin, dan perhitungan laju filtrasi glomerulus (GFR)
berdasarkan pengukuran kreatinin serum. Mengukur urea nitrogen dalam darah
memberikan informasi tambahan (NIDDK, 2009).
         Kreatinin  merupakan produk penguraian keratin. Kreatin disintesis di hati
dan terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam
bentuk kreatin fosfat (creatin phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi.
Dalam sintesis ATP (adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate),
kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase
(creatin kinase, CK). Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah
secara ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus
dan diekskresikan dalam urin (Riswanto, 2010).
      Banyaknya kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung
pada massa otot total daripada aktivitas otot atau tingkat metabolisme protein,
walaupun keduanya juga menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian
umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera fisik yang berat atau penyakit
degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif pada otot (Riswanto, 2010).
Ginjal mempertahankan kreatinin darah dalam kisaran normal. Kreatinin telah
ditemukan untuk menjadi indikator yang baik untuk menguji fungsi ginjal
(Siamak, 2009).
           Pada orang yang mengalami kerusakan ginjal, tingkat kreatinin dalam
darah akan naik karena clearance/ pembersihan kratinin oleh ginjal
rendah. Tingginya kreatinin memperingatkan kemungkinan malfungsi atau
kegagalan ginjal. Ini adalah alasan memeriksa standar tes darah secara rutin untuk
melihat jumlah kreatinin dalam darah. Hal ini penting untuk mengenali apakah
proses menuju ke disfungsi ginjal (gagal ginjal) akut atau kronik. Sebuah ukuran
yang lebih tepat dari fungsi ginjal dapat diestimasi dengan menghitung berapa
banyak kreatinin dibersihkan dari tubuh oleh ginjal, dan ini disebut kreatinin
clearance (Siamak, 2009).
B. Tujuan
Mahasiswa dapat mengetahui dan melakukan pemeriksaan kadar kreatinin
urine.
C. Prinsip
Kreatinin dalam suasana alkali kuat dengan asam pikrat akan membentuk
warna kompleks. Warna yang terbentuk dapat dibaca pada spektrofotometer.
Absorbansi maksimal terjadi pada λ = 540 nm.
BAB II

METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat
1. Tabung reaksi
2. Spektrofotometer
3. Buret
B. Bahan
1. Asam pikrat 1,2 %
2. NaOH 10%
3. Standar kreatinin 1 gr%
C. Cara Kerja
1. Siapkan tiga tabung reaksi, isi setiap tabung sesuai komposisi berikut :
No. Tabung Urine Standar Aquadest Asam NaOH
pikrat
1. Sample 1 ml - 3 ml 1 ml 1 ml
2. Standar - 1 ml 3 ml 1 ml 1 ml
3. Blanko - - 4 ml 1 ml 1 ml

2. Homogenkan larutan, tepat 20 menit setela didiamkan baca pada λ=540 nm.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Sampel = 0,1064
Standar = 0,0237
kadar standar = 1 mg/ml
Rumus perhitugan =
|sampel| 100
= × kadar standar ×
|standar| 1
0,1064 100
= × 1×
0,0237 1
= 448,95
B. Pembahasan
Pada praktikum ini terdapat tiga tabung yang diberi nama sampel, blanko,
standar diisi sesuai tabel diatas, kemudian diamkan masing masing tabung pada suhu
ruang selama 20 menit. Lalu dibaca dengan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 540 nm. Kemudian didapatkan hasil absorbansi Sample = 0,1064 , Standar
= 0,0237 dan hasil perhitungan kadar kreatinin urine 448,95 mg/dl. Berdasarkan
kadar kreatinin urin menunjukkan angka yang tidak normal. Yang berarti terdapat
gangguan pada fungsi ginjal.
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan hasil praktikum, didapatkan hasil perhitungan kadar kreatinin
urine 448,95 mg/dl. Hal ini termasuk dalam kategori tidak normal,maka terdapat
gangguan pada fungsi ginjal.

Anda mungkin juga menyukai