Anda di halaman 1dari 9

A.

Pemeriksaan Kadar Kreatinin

1. Faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin


Ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi kadar kratinin dalam darah diantaranya

adalah:

a. Perubahan masa otot.

b. Diet kaya daging atau suplemen kaya kreatinin akan meningkatkan kadar kreatinin

sampai beberapa jam setelah makan.

c. Aktivitas fisik yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kreatinin darah.

d. Obat-obatan seperti Sefalosporin, Aldacton, Aspirindan Co-trimexazole dapat

mengganggu sekresi kretinin sehingga meninggikan kadar kreatinin.


e. Kenaikan sekresi tubulus dan destruksi kreatinin internal

f. Usia dan jenis kelamin pada orang tua kadar kreatinin lebih tinggi daripada orang

muda, serta pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi dari pada wanita (Sukandar,

2006)

2. Metode pemeriksaan kreatinin

Metode Pemeriksaan yang sering di pakai di laboratorium adalah metode

JaffeReaction, dengan prinsip reaksi:

Kreatinin + Asam pikrat → Kompleks kreatinin pikrat

Kreatinin dalam suasana alkalis dengan asam pikrat membentuk senyawa kuning

jingga.Absorbance ini proposional dengan konsentrasi kreatinin dalam sampel.Alat yang

digunakan photometer.

Pemeriksaan Metode Jaffe ini terbagi dalam 2 cara yaitu cara deproteinasi dan tanpa

deproteinasi. Cara deproteinasi adalah dengan penambahan TCA(Tri Chlor Acetic Acid)

1,2 N pada sampel sebelum dilakukan pengukuran, diputar dengan kecepatan tinggi

selama 5-10 menit maka protein dan senyawa lain akan mengendap dan filtrat digunakan

untuk pengukuran kreatinin dalam suasana alkalis dan konsentrasi ditentukan dengan

ketepatan waktu pembacaan.

3. Faktor yang mempengaruhi pemeriksaan kadar kreatinin


a. Tahap pra analitik

1) Identitas pasien harus lengkap

2) Posisi pengambilan
3) Waktu pembendungan

4) Pengambilan sampel

5) Penanganan sampel

b. Tahap analitik
1) Reagen

Perlu diperhatikan pada penggunaan reagen adalah:

a) Fisik, kemasan dan tanggal kadaluarsa

b) Suhu penyimpanan

c) Penyimpanan reagen sebelum pemeriksaan

2) Alat / instrument

Perlu diperhatikan pada penggunaan peralatan:

a) Bagian-bagian fotometer dan alat ukur otomatis lainnya harus berfungsi

dengan baik ( kaibrasi alat ).

b) Pipet harus dilihat secara teratur ketepatannya.

c) Kebersihan, keutuhan dan ketepatan merupakan persyaratan yang harus

dipenuhi agar alat dapat dipakai.

3) Metode Pemeriksaan

c. Tahap pasca analitik

Pencatatan hasil dan pelaporan hasil dilakukan secara teliti dan benar.
1. Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Kreatinin
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah,

diantaranya adalah :

a) Perubahan massa otot.

b) Diet kaya daging meningkatkan kadar kreatinin sampai beberapa jam

setelah makan.

c) Aktifitas fisik yang berkebihan dapat meningkatkan kadar kreatinin darah.

d) Obat obatan seperti sefalosporin, aldacton, aspirin dan co-trimexazole

dapat mengganggu sekresi kreatinin sehingga meninggikan kadar kreatinin

darah.

e) Kenaikan sekresi tubulus dan destruksi kreatinin internal.

f) Usia dan jenis kelamin pada orang tua kadar kreatinin lebih tinggi daripada

orang muda, serta pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi daripada

wanita.( Sukandar E, 1997 ).

2. Fisiologi Kreatinin Cara Deproteinasi


Cara ini adalah dengan penambahan TCA 1,2 N pada serum sebelum

dilakukan pengukuran, setelah diputar dengan kecepatan tinggi antara 5-10 menit

maka protein dan senyawa-senyawa lain akan mengendap dan filtratnya

digunakan untuk pemeriksaan. Tes linier sampai dengan konsentrasinya 10 mg /

dl serum dan 300 mg / dl urin.

Cara deproteinasi ini banyak memerlukan sampel dan waktu yang di

perlukan lama sekitar 30 menit.( pedoman kerja reagen diagnostik ST. Reagen dan

Rajawali diagnostik kreatinin ).


a. Faktor Kelemahan Kreatinin Cara Deproteinasi

Ada beberapa faktor kelemahan kreatinin cara deproteinasi :

a) Trichlor acetic acid ( TCA ) terlalu pekat.

b) Konsentrasi TCA salah ( apabila menggunakan TCA 3 N, tidak terdapat

perubahan warna ).

c) Waktu inkubasi tidak diperhatikan ( 20 menit ).

d) Kekeruhan dalam supernatan setelah deproteinasi ( waktu deproteinasi

endapan diaduk beberapa kali / sebelum centrifuge didiamkan untuk

beberapa menit ).

e) Sampel yang diperlukan telalu banyak dan waktu terlalu lama.

f) TCA pada suhu kamar mudah terurai maka penyimpanannya di almari es

(  2 - 8 C ). ( AAK Nusa Putra Semarang, 1996 ).

b. Faktor Keuntungan Kreatinin Cara Deproteinasi

Ada beberapa faktor keuntungan kreatinin cara deproteinasi :

Kandungan nitrogen dalam sampel seperti protein, ureum, dll sudah terikat

dengan TCA sehingga supernatan terbebas dari bahan-bahan nitogen. ( AAK Nusa

Putra Semarang, 1996 ).


3. Fisiologi Kreatinin Cara Tanpa Deproteinasi

Cara ini adalah fixed time kinetik, yaitu pengukuran kreatinin dalam

suasana alkalis dan konsentrasi ditentukan dengan ketepatan waktu pembacaan.

Tes linier sampai dengan konsentrasi 13 mg / dl serum dan 500 mg per / dl urin.

Cara tanpa deproteinasi ini hanya memerlukan sedikit sampel dan waktu yang

diperlukan cukup singkat sekitar 2 menit. .( pedoman kerja reagen diagnostik ST.

Reagen dan Rajawali diagnostik kreatinin ).

a. Faktor Kelemahan Kreatinin Cara Tanpa Deproteinasi

Ada beberapa faktor kelemahan kreatinin cara tanpa deproteinasi :

a) Pencampuran reagen kerja tidak dengan perbandingan 1 : 1 yang

mengakibatkan hasil tinggi palsu.

b) Adanya gangguan terhadap bilirubin, ureum, protein yang mengakibatkan

hasil tinggi palsu. ( AAK Nusa Putra Semarang, 1996 ).

b. Faktor Keuntungan Kreatinin Cara Tanpa Deproteinasi

Ada beberapa faktor keuntungan kreatinin cara tanpa deproteinasi :

a) Waktu yang diperlukan cukup singkat ( 2 menit ).

b) Sampel yang diperlukan hanya sedikit ( 100 ul ). ( pedoman kerja reagen

diagnostik ST. Reagen dan Rajawali diagnostik kreatinin ).

B. Manfaat Pemeriksaan Kreatinin

Pemeriksaan kadar kreatinin dalam darah merupakan salah satu parameter

yang digunakan untuk menilai fungsi ginjal, karena konsentrasi dalam plasma dan

ekskresinya di urin dalam 24 jam relatif konstan. Kadar kreatinin darah yang lebih

besar dari normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal. Nilai kreatinin
normal pada metode jaffe reaction adalah laki-laki 0,8 sampai 1,2 mg / dl; wanita

0,6 sampai 1,1 mg / dl. ( Sodeman, 1995 )


Pemeriksaan kreatinin darah dengan kreatinin urin bisa digunakan untuk

menilai kemampuan laju filtrasi glomerolus, yaitu dengan melakukan tes kreatinin

klirens. Selain itu tinggi rendahnya kadar kreatinin darah juga memberi gambaran

tentang berat ringannya gangguan fungsi ginjal. Hemodialisis dilakukan pada

gangguan fungsi ginjal yang berat yaitu jika kadar kreatinin lebih dari 7 mg / dl

serum. Namun dianjurkan bahwa sebaiknya hemodialisis dilakukan sedini

mungkin untuk memghambat progresifitas penyakit.

(http://id.wikipedia.org/wiki/kreatinin )

C. Metode Pemeriksaan

Beberapa metode yang sering dipakai untuk pemeriksaan kreatinin darah

adalah :

1. Jaffe reaction

Dasar dari metode ini adalah kreatinin dalam suasana alkalis dengan asam pikrat

membentuk senyawa kuning jingga. Menggunakan alat photometer.

2. Kinetik

Dasar metode ini relatif sama hanya dalam pengukuran dibutuhkan sekali

pembacaan. Alat yang digunakan autoanalyzer.

3. Enzimatik Darah

Dasar metode ini adalah adanya substrat dalam sampel bereaksi dengan enzim

membentuk senyawa substrat menggunakan alat photometer.


Dari ketiga metode di atas, yang banyak dipakai adalah “ Jaffe Reaction ”,

dimana metode ini bisa menggunakan serum atau plasma yang telah dideproteinasi

dan tanpa deproteinasi. Kedua cara tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan,

salah satunya adalah untuk deproteinasi cukup banyak memakan waktu yaitu sekitar

30 menit, sedangkan tanpa deproteinasi hanya memerlukan waktu yang relatif singkat

yaitu antara 2-3 menit.( pedoman kerja reagen diagnostik ST. Reagen / Rajawali

Nusindo diagnostik ).

D. Faktor Yang Mempengaruhi Pemeriksaan Kreatinin

Senyawa-senyawa yang dapat mengganggu pemeriksaan kadar kreatinin darah

hingga menyebabkan overestimasi nilai kreatinin sampai 20 persen adalah : Aseton,

Asam askorbat, Bilirubin, Asam urat, Asam aceto acetat, Piruvat, Barbiturat,

sefalosporin, metildopa. Senyawa-senyawa tersebut dapat memberi reaksi terhadap

reagen kreatinin dengan membentuk warna yang serupa kreatinin sehingga dapat

menyebabkan kadar kreatinin tinggi palsu.

Akurasi atau tidaknya hasil pemeriksaan kadar kreatinin darah juga sangat

tergantung dari ketepatan perlakuan pada pengambilan sampel, ketepatan reagen,

ketepatan waktu dan suhu inkubasi, pencatatan hasil pemeriksaan dan pelaporan hasil.

( http://www.prodia.co.id/info_terkini/isi_cystain.html ).

Anda mungkin juga menyukai