Anda di halaman 1dari 5

Laporan Pratikum Kimia Pangan

“Penentuan Kadar Kalsium”

Dosen Pembimbing :
1. Heriyenni, S.Pd, MSi
2. Dr. Ir. Aisman, Msi

Nama Mahasiswa :
Morin Harmi Zuleka (202210621)
Kelas 1B

Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika


Poltekkes Kemenkes RI Padang
Tahun Ajaran 2020/2021
1. Judul Praktikum : Analisis kadar kalsium
2. Hari/Tanggal Praktikum : Selasa / 2 April 2021
3. Tujuan Praktikum : Menentukan kadar kalsium
4. Prinsip Praktikum : kalsium diendapkan sebagai Ca oksalat dengan
i. Penambahan NH4 Oxalat jenuh. Asam Oxalat
ii. akan terbentuk setelah penambahan H2SO4
pada
iii. endapan. Banyaknya Ca ditentukan dengan
iv. mentiter Asam oxalat yang tebentuk dengan
v. KMnO4.
Tinjauan Pustaka :
Kalsium merupakan mineral yang paling banyak terdapat dalam tubuh. Sekitar 99 persen
total kalsium dalam tubuh ditemukan dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi terutama
dalam bentuk hidroksiapatit, hanya sebagian kecil dalam plasma cairan ekstravaskuler
(Syafiq, 2007).
Tubuh memerlukan kalsium karena setiap hari tubuh kehilangan mineral tersebut melalui
pengelupasan kulit, kuku, rambut, dan juga melalui urine dan feses. Kehilangan kalsium
harus diganti melalui makanan yang dikonsumsi oleh tubuh. Jika jumlah kalsium yang
dibutuhkan oleh tubuh tidak sesuai maka dapat menimbulkan penyakit yang disebut dengan
osteoporesis. Osteoporosis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan tulang menjadi
keropos lalu terkelupas. Karena kekurangan kalsium, tulang menjadi rapuh (Sumarianto,
1985). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Rahmawati (2006), yang membuktikan pada
mahasiswi bahwa ada hubungan bermakna antara intake kalsium dengan status osteoporosis.
Untuk menunjang kesehatan tulang dan aktivitas tubuh yang lain setiap individu tidak
memiliki kebutuhan yang sama. Usia dan kondisi kesehatan menjadi faktor yang menentukan
(Tagliaferri, 2007). Cara yang paling efektif adalah dengan menyesuaikan kebutuhan sehari-
hari kalsium. Anjuran kalsium bervariasi tergantung pada umur dan kebutuhan khusus (Pho,
2004).
Sumber kalsium terbagi dua, yaitu hewani dan nabati. Akan tetapi, jika bahan hewani
dikonsumsi berlebihan, bisa menghambat penyerapan kalsium, karena kadar proteinnya
tinggi. Kandungan proteinnya yang tinggi akan meningkatkan keasaman (pH) darah. Guna
menjaga agar keasaman darah tetap normal, tubuh terpaksa menarik deposit kalsium (yang
bersifat basa) dari tulang, sehingga kepadatan tulang berkurang. Karena itu, sekalipun kaya
kalsium, makanan hewani harus dikonsumsi secukupnya saja. Jika berlebihan, justru dapat
menggerogoti tabungan kalsium dan mempermudah terjadinya keropos tulang (Ariesi, 2007).
Bahan dan alat :
 Reagen
- Larutan Ammonium Oxalat jenuh
- Larutan NH4OH : 1 bagian NH4OH pekat ditambah dengan 4 bagian
H2O
- Larutan H2SO4 : 1 bagian H2SO4 pekat ditambah dengan 4 bagian
H2O.
- Indikator Methylen red
- Larutan KMnO4 0,05N
- Larutan CaCl2 15%

 Tabung reaksi
 Gelas kimia
 Gelas ukur
 Pipet tetes
 Labu ukur
 Buret
 erlenmenyer
 spatula
 beacker glass
 cawan krus
 batang pengaduk
 kertas saring

Prosedur Kerja :
1. Pelarutan Bahan : Bahan terlebih dahulu diabukan, kemudian
tambahkan HCl ( 1 : 4 ) 10 ml, setelah semua abu larut kemudian
encerkan dalam labu 100 ml.
2. Pipet tepat 10 ml larutan bahan, masukkan kedalam labu erlenmeyer,
tambahkan 25 ml H2O, panaskan sampai mendidih.
3. Tambahkan 2 – 3 tetes Methylen red dan tambahkan 5 ml larutan
Ammonium Oxalat jenuh.
4. Netralkan campuran dengan larutan NH4OH sampai pH 5 ( warna
merah muda ). Jika pHnya lebih dari 5 tambahkan As.Sulfat, jika
kurang dari 5 tambahkan NH4OH.
5. Didihkan supaya endapan menggumpal, dinginkan dan biarkan sekitar
1 jam.
6. Saring dan cuci endapan dengan H2O bebas CO2 sampai bebas
oxalat. Tes filtrat dengan CaCl2 15%. ( sampai jernih ).
7. Pindahkan endapan kedalam erlenmeyer, saring dan siram dengan 50
ml H2O panas. Tambahkan H2SO4 1 : 4 panas 10 ml.
8. Panaskan sampai suhu 80 C dan titrasi dengan KMnO4 0,05 N samapi
warna merah muda.
Standarisasi KMnO4.

Perhitungan :
Diket :
ml sampel = 2,8 ml
ml blanko = 0,2 ml
N KMnO4 = 0,05 ml
BA Ca = 40,078
Vol Ca = 2
V Pengenceran = 25 ml
V Dipipet = 10 ml
B2 = 0,5989 gram
Dit : Kadar Ca (mg %) ?
Jawab :
Kadar Ca (mg %) =
= (ml sampel–ml blanko) x N KMnO4 x Ba Ca x Vpengenceran x 100 x 1
Vol Ca V pipet B2 1000
= (2,8-0,2) x 0,05 x 40,078 x 25 x 100 x 1
2 10 0,5989 1000
= 013 x 20,039 x 2,5 x 166,9729 x 10^-3
= 1,0874 mg %
Pembahasan :
Pada uji yang dilakukan terhadap teri yang sudah diabukan sebelumnya mendapatkan
kadar kalsium sebesar 1,0874 mg %. Sedangkan menurut beberapa hasil penelitia lainnya,
mereka mendapatkan kadar kalsium sebesar 10,1832 mg/100 gr, hasil yang berbeda ini
mungkin saja terjadi karena kualitas sampel yang digunakan. Dan menurut data TKPI kadar
kalsium ikan teri sebesar 972 mg dari 100 gr bahan.

Kesimpulan :
Pada peneletian kali ini membahas tentang menghitung kadar kalsium dan didapatkan
hasil 1,0874 mg %.

Daftar putaka :
Kamal.1992. Nutrisi Dasar, Yogyakara : Universitas Gajah Mada Press
Sudarmaji, S ; B. Haryono dan Suhardi (1999). Analisa Bahan Makanan dan Pertanian
Liberty. Yogyakarta.
Winarno F. G. Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama ; 2004.
Tabel Komposisi Pangan Indonesia, 2017

Anda mungkin juga menyukai