Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

MODUL HICR

Oleh:
Kelompok









Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2018
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa (YME) yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kelompok kami dapat melaksanakan sebuah
praktikum dan menyelesaikannya dengan baik.

Disusunlah sebuah laporan resmi praktikum biokimia untuk memenuhi tugas laporan
Praktikum Biokimia modul HICR dengan isinya membahas mengenai
……………………………………………. Laporan ini telah kami susun dengan sistematis
dan sebaik mungkin.

Dengan selesainya laporan praktikum ini, maka kami tidak lupa mengucapkan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan laporan praktikum
biokimia ini terutama dosen pembimbing praktikum kami.

Demikian laporan Praktikum Biokimia modul HICR ini kami buat. Kami sadar akan
kekurangan laporan kami yang masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu kritik dan saran
akan sangat dinantikan oleh kami. Semoga laporan Praktikum Biokimia modul HICR ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak juga bermanfaat bagi kami selaku penulis.

Tangerang Selatan, 27 Maret 2018

Kelompok 1

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul............................................................................................................................1

Kata
Pengantar............................................................................................................................2

Daftar Isi…….…………………………………………………………………………….…...3

Praktikum 1 : Kreatin Fosfat………………..……………………………..……………..


…….4

Praktikum 2 : Uji Kalsium……………………………………………………………….


…….7

Praktikum 3 : Uji Protein pada Urine (Uji Biuret)………………….………………………....9

Praktikum 4 : Uji
Molisch………………………………………………………………….....11

Daftar Pustaka…….…………………………..……………………………………..……….13

3
KREATIN FOSFAT

A. TOPIK PRAKTIKUM
Kreatin Fosfat

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui kadar kreatinin urin.

C. DASAR
Kreatinin adalah produk pemecahan keratin fosfat dalam otot. Dalam kondisi normal,
kreatinin diekskresikan ke dalam urin sebanyak 1-1,8 gram. Dalam waktu 24 jam.
Kreatinin beraksi dengan asam pikrat dalam larutan Alkalis membentuk tautomer
kreatinin pikrat yang berwarna merah

D. ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN


 Alat :
- Labu takar
- Pipet volumetric
- Spektrofotometer + kuvet
 Sampel :
- Urin 24 jam
- Standar kreatinin
- Akuades
- Naoh 10%
- Asam pikrat jenuh
- Standar kreatinin (1 mg/ml)

4
E. TATA KERJA
1. Siapkan 1 ml sampel urin masukan ke dalam labu takar
2. Tambahkan 20 Ml asam pikrat dan 1,5 ml Naoh 10%
3. Tambahkan akuades hingga batas Garis labu takar
4. Dibaca menngunakan spektrofotometri pada λ = 540 nm
Perhitungan :
Kadar kreatinin = (au-ab/as- ab) x 1 x ( ml urin 24 jam/100) (g/24 jam)
Keterangan : as = absorban standar
Au = absorban uji/sampel
Ab = absorban blanko
Diketahui : volume urin 24 jam = 1,2 l

F. HASIL PRAKTIKUM
Uji kreatin fosfat setelah diukur pada spektrofotometer
Urine = 0,963
Blanko = 0,016
Standar = 0,273

Kemudian, angka-angka tersebut dimasukkan ke dalam rumus berikut:


Absorban uji – absorban blanko
6 -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- - x 1 x -- -- -- - = kadar kreatinin
Absorban standar – absorban blanko 1000
Sehingga, didapat hasilnya adalah 3,6838249027 merupakan kadar kreatinin yang
terkandung di dalam urin.

5
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan, terdapatkreatinin di dalam urin karena ditandai dengan
berubahnya warna urine menjadi merah/orange keruh yang menandakan adanya
tautomer kreatinin pikrat setelah ditambahkan asam pikrat, dan kadar kreatinin di
dalam urin tersebut kategorinya tinggi, sedangkan angka normalnyaadalah 0,6-0,9
mg/dl, hal ini bisa dipengaruhi beberapa faktor seperti perubahan massa otot, aktifitas
fisik, dll.

6
UJI KALSIUM

A. TOPIK PRAKTIKUM
Uji Kalsium

B. TUJUAN PRAKKTIKUM

Untuk mengetahui adanya kalsium dalam tulang

C. DASAR
Kalsium akan mengendap dengan pemberian amonium oksalat

D. ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN

 Alat
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
 Bahan
- Serbuk tulang dan kalsium
- Amonium oksalat 5%

E. TATA KERJA
1. 2 tabung reaksi disiapkan dan akuades sebanyak 1 mL dimasukan pada masing-
masing tabung reaksi.
2. Serbuk tulang dimasukkan sedikit pada salah satu tabung reaksi.
3. Amonium oksalat 5% sebanyak 1-5 tetes dimasukan pada kedua tabung reaksi.
Hasil positif terdapat kalsium bila menunjuk endapan putih.

F. HASIL PRAKTIKUM

7
Ekstrak Serbuk Tulang
Sampel Akuades

Hasil (+) (-)


Positif Negatif

Ekstrak Serbuk Tulang

Akuades

G. KESIMPULAN
Pada akuades yang diteteskan amonium oksalat 5% tidak muncul endapan, sementara
pada serbuk tulang yang dicampur dengan akuades dan diteteskan ammonium oksalat
5% muncul endapan putih. Sesuai dengan dasar teori bahwa kalsium akan mengendap
dengan pemberian amonium oksalat. Sehingga dapat disimpulkan dalam tulang
terdapat kalsium.

8
UJI PROTEIN PADA URINE (UJI BIURET)

A. TOPIK PRAKTIKUM
Uji Protein pada Urine (Uji Biuret)

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui adanya ikatan peptida (protein) pada kulit dan zat tanduk/kuku

C. DASAR
Reaksi biuret positif terhadap adanya minimal 2 ikatan peptida. Pereaksi
biuret(larutan CuSO4 alkalis) terdiri atas larutan NaOH dan larutan CuSO 4. Cu pada
larutan alkalis bereaksi dengan protein membentuk suatu senyawa antara Cu 2+ dengan
gugus CO dan NH pada ikatan peptida. Senyawa inilah yang memberi warna
lembayung.

D. ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN


 Alat
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
 Sampel
- Kulit sapi (kikil)
- Bubuk tanduk
- Akuades
NaOH 10%
CuSO4 1%

E. TATA KERJA
1. Sampel : Membuat ekstrak kulit: kulit dipanaskan kemudian diambil cairannya
2. Membuat ekstrak bubuk tanduk: diambil bubuk tanduk sedikit diberi akuades 2
mL Ambil sampel 2mL Sampel lalu tambahkan 2mL NaOH 10% dan 1-10 tetes
CuSO4 1% akan positif jika adanya ikatan peptida menunjukkan berwarna
lembayung.

9
3. Membuat ekstrak kulit sapi (kikil): diambil sampel secukupnya. Lalu ditambahkan
2mL NaOH 10% dan 1-10 tetes CuSO4 1% akan positif jika adanya ikatan
peptida menunjukkan warna lembayung.
4. Membuat ekstrak H2O: diambil H2O secukupnya. Lalu ditambahkan 2mL NaOH
10% dan 1-10 tetes CuSO4 1% akan positif jika adanya ikatan peptida
menunjukkan warna lembayung.

F. HASIL PRAKTIKUM

Sampel Cairan Kulit Ekstrak Bubuk Blanko (Akuades)


Tanduk

Hasil Biru Tua Ungu Biru muda


(Warna) Keunguan

G. KESIMPULAN

Dari sampel cairan kulit, ekstrak tanduk, dan akuades yang telah diuji biuret
menunjukkan bahwa cairan kulit dan ekstrak tanduk mengandung ikatan peptida

10
sehingga warna yang dihasilkan lembayung. Warna ungu muncul karena terbentuknya
ikatan koordinasi kompleks antara atom Cu dengan 4 atom nitrogen yang berasal dari
ikatan peptida (Clark, 1964).

UJI MOLISCH

A. TOPIK PRAKTIKUM
Uji Molisch

B. TUJUAN PRAKKTIKUM
Untuk mengetahui apakah di dalam urin terdapat karbohidrat, tes ini umum untuk
karbohidrat (baik dalam bentuk bebas atau terikat akan memberikan hasil positif )
pada kulit dan zat tanduk/kuku.

C. DASAR
Pembentukan furfural atau turunannya. Hal ini disebebakan akibat dehidrasi dengan
asam pekat. Furfural ini kemudian dengan alfa naftol membentuk seyawa berwarna
ungu.

D. ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN

 Alat
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
 Bahan
- Serbuk tulang
- Glukosa
- Akuades

E. TATA KERJA
1. Membuat ekstrak kulit: kulit dipanaskan kemudian diambil cairannya.
2. Membuat ekstrak tanduk : diambil bubuk tanduk sedikit diberi akuades 2 mL.

11
3. Siapkan 2 mL sampel tambahkan 2 tetes pereaksi molisch dan 2 mL H2SO4
melalui dinding tabung (tidak boleh dikocok)
4. Tegakkan tabung
Hasil positif karbohidrat bila terdapat cincin ungu.
F. HASIL PRAKTIKUM

Ekstrak bubuk
G. Sampel Cairan kulit
tanduk

Cincin Ungu lembayung


Hasil

H. KESIMPULAN
Dari hasil uji diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam cairan zat tanduk dan kulit
terkandung karbohidrat. Ini ditunjukan oleh hasil larutan yang membentuk cincin
ungu dan berwarna lembayung.

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Lucky Brilliantina, dkk. Penuntun Praktikum Muskulo, Sensory, and Integument


System (MSI). Tangerang Selatan: PSKPD UIN Syarif Hidayatullah
2. A. Ismawati, B. Rusli, Hardjoeno. Kadar Kreatinin dan Bersihan Kreatinin Penderita
Leptopspirosis. Diakses dari https://Journal.unair.ac.id
3. Digilib.unila.ac.id

13

Anda mungkin juga menyukai