Anda di halaman 1dari 19

Untuk Kalangan Sendiri

PETUNJUK PRAKTIKUM
Homeostasis

Prodi D-IV Teknologi Laboratorium Medis


STIKES Nasional

Praktikum Homeostasis
KATA PENGANTAR

Panduan Praktikum homeostasis adalah petunjuk tata laksana praktikum yang harus dilaksanakan
oleh mahasiswa D-IV Teknologi Laboratorium Medis. Diktat ini bukan merupakan referensi yang dapat
dijadikan salah satu daftar pustaka untuk sebuah makalah ataupun laporan, dengan demikian
mahasiswa diharapkan tetap untuk mempelajari buku-buku terkait gangguan metabolisme (kimia klinik)
lain guna menambah pengetahuan dan memperkuat pemahaman atas modul-modul yang dikerjakan.
Panduan praktikum homeostasis ini merupakan pengembangan dari petunjuk praktikum kimia
darah (kimia klinik). Praktikum homeostasis diberikan dengan harapan setelah menyelesaikan mata
kuliah ini mahasiswa memiliki kemampuan dalam melaksanakan analisis berbagai bahan darah dalam
menunjang diagnosis penyakit berdasarkan reaksi-reaksi kimia dan mampu menerapkan konsep K3 dan
good laboratory practices dalam melaksanakan praktik di laboratorium.
Meskipun begitu masih banyak kekurangan dan tentu saja masih perlu banyak penyempurnaan
lebih lanjut. Untuk itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun, sebagai
bahan perbaikan dimasa mendatang. Mudah-mudahan penuntun homeostasis ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa dan bagi siapa saja yang memerlukannya.
Sebagai penutup, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
membantu dalam mewujudkan diktat penuntun praktikum ini.

Tim penyusun

Praktikum Homeostasis
KALSIUM
Kalsium merupakan mineral yang jumlahnya paling besar di dalam tubuh. Dalam tubuh
manusia terdapat kurang lebih 1 kg kalsium. Sembilan puluh sembilan persen dari jumlah ini berada
di dalam tulang dimana kalsium bersama dengan fosfat membentuk kristal hidroksiapatit
{(3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2} yang merupakan komponen anorganik dan struktural skeleton. Tulang
merupakan jaringan yang dinamis dan terus mengalami proses remodeling. Dalam kondisi normal
terdapat keseimbangan antara pembentukan tulang baru dan resorpsi tulang. Sebagian besar kalsium
dalam tulang tidak bisa ditukarkan secara bebas dengan kalsium dalam cairan ekstrasel. Cadangan
kalsium yang besar disimpan dalam tulang. Sekitar 1% kalsium dalam tubuh terdapat pada cairan
ekstraseluler, struktur instraseluler dan membrane sel.
Kalsium dapat membentuk tulang dengan bekerja sama dengan fosfor, magnesium, tembaga,
mangan, seng, fluoride, vitamin A, C, D. Kalsium berperan dalam mengisi kepadatan (densitas)
tulang dan pembentukan gigi.

Kadar kalsium yang rendah disebut hipokalsemia. Hal ini terjadi pada kasus diare,
malabsorbsi kalsium dari saluran gastrointestinal, infeksi yang meluas, luka bakar. Sedangkan kadar
kalsium yang tinggi disebut hiperkalsemia, terjadi pada kasus hipervitaminosis D,
hiperparatoidisme,neoplasma ganas pada tulang, paru-paru, kandung kemih, atau ginjal.

Tujuan pemeriksaan kalsium


1. Untuk memantau kadar kalsium serum berlebih atau berkurang.
2. Untuk memantau kadar kalsium.
3. Untuk mendeteksi ketidakseimbangan kalsium.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kalsium


Kadar kalsium dalam tubuh dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni :
1. Konsumsi makanan dan minuman berkalsium tinggi
Mengkonsumsi makanan dan minuman berkalsium tinggi seperti susu, yoghurt, keju, dll cukup
mampu mempertahankan dan meningkatkan kepadatan massa tulang, karena tulang akan
memiliki simpanan kalsium yang tinggi.
2. Aktivitas
Individu yang memilik aktivitas fisik yang baik seperti senam rutin dan olah raga akan memiliki
kepadatan tulang yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang hanya melakukan
aktivitas fisik ringan.
3. Obat-obatan
Golongan obat-obatan seperti kortikosteroid, glukokortikoid, heparin, mampu mempengaruhi
kepadatan mineral tulang.

Praktikum Homeostasis
PEMERIKSAAN Kalsium
Korektor 1 Korektor 2

Metode : TPTZ

Sampel : …..

1. Tujuan : Untuk mengetahui kadar kalsium dalam sampel dalam mg/ dl

2. Prinsip : Kalsium dengan arsenazo III pada PH netral akan membentuk warna biru
Kompleks , warna yang terbentuk proporsional dengan kadar kalsium
dalam sampel. Gangguan dari magnesium akan dihilangkan dengan
penambahan 8- hydroxyqinoline- 5 sulfonic acid.

3. Alatdan bahan : 1. Tabung reaksi 6. Stopwatch


2. Mikropipet 1000 ul ; 10 ul 7. Reagen Kalsium
3. Blue tip dan yellow tip
4. Tissuedan parafilm
5. Fotometer 5010/ 4010

4. Cara kerja : Panjanggelombang : 578 Nm


Program : C/ St
Faktor : 10
Pengukuran : End point

BL STD SPL
Aquabidest 10 ul - -
Sampel (l ) - - 10 ul
Standart (l ) - 10 ul -
Reagen(l ) 1000 ul 1000 ul 1000 ul
Campur, inkubasi selama 5 menit, baca absorbance dari sampel terhadap blanko

5. Harga Normal : Serum/ plasma : 8,6 – 10,3 mg/ dl ;


Urin : wanita : < 250 mg/ dl
laki-laki : < 300 mg/ dl
6. Hasil :

7. Kesimpulan : Kadar Kalsium dalam sampel … (probandus) dalam batas normal.

Praktikum Homeostasis
KLORIDA
Klorida merupakan anion yang paling banyak ditemukan di cairan ekstra sellular. Klorida
berperan pentimh dalam mempertahankan keseimbangan cairan tubuh, osmolalitas cairan
tubuh (dengan natrium) serta keseimbangan asam-basa. Ion ini bergabung dengan ion
hydrogen untuk meghasilkan kadar keasaman (asam hidroklorida, HCL) di lambung.
Untuk mempertahankan keseimbangan asam- basa, klorida bersaing dengan bikarbonat
untuk mendapatkan natrium.
Apabila cairan tubuh menjadi lebih asam, ginjal mengompensasinya dengan
mengekskresikan klorida dan natrium, dan bikarbonat direabsorbsi. Sebagai tambahan,
klorida saling masuk dan keluar dari sel darah merah untuk bertukar dengan bikarbonat.
Asupan klorida sehari- hari yang diperlukan kurang lebih 2 gram (Joyce LeFever, 2014).

Penurunan kadar : muntah, diare, hypokalemia, hyponatremia, diet rendah garam dalam
jangka waktu yang panjang.

Praktikum Homeostasis
PEMERIKSAAN Klorida
Metode : Ferric (III) perchlorate Korektor 1 Korektor 2
Sampel : …..

1. Tujuan : Untuk mengetahui kadar klorida dalam sampel dalam mmol/ l

2. Prinsip : klorida bereaksi dengan io feriric membentuk kompleks berwarna kuning,


Dmana absorsi diukur pada panjang gelombang 340 nm. Agen discoloring
di reagen 2 menggantikan chloride dalam kompleks, sehingga terdapat
larutan yang tidak terwarnai , perbedaan absorbsi antara warna dan
perubahan warna sebanding dengan konsentrasi klorida dalam sampel.

3. Alatdan bahan : 1. Tabung reaksi 6. Stopwatch


2. Mikropipet 1000 ul ; 40 ul 7. Reagen Kalsium
3. Blue tip dan yellow tip
4. Tissuedan parafilm
5. Fotometer 5010 / 4010

4. Cara kerja : Panjanggelombang : 340 Nm


Program : C/ F
Faktor : 102
Pengukuran : End point

Sampel I Blanko Sampel II


Sampel I 40 ul - -
Sampel II - - 40 ul
Aquabidest - 40 ul -
Reagen(l ) 900 ul 900 ul 900 ul
o
Campur, inkubasi selama 5 menit, pada suhu 37 C baca absorbance dari sampel
A1 serta blanko A1
Reagen II 225 ul
o
Campur , inkubasi 1 menit pada suhu 37 C baca absorbance sampel II(A2);
Hasil : A2- A1

5. Harga Normal : Dewasa : 95 – 105 mmol/l


Anak- anak : ….. mmo;/ L

6. Hasil :

7. Kesimpulan : Kadar Klorida dalam sampel … (probandus) dalam batas normal.

Praktikum Homeostasis
SGPT

ALT (Aminotranferase alanin)/SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transminase) merupakan enzim


yang utama banyak ditemukan pada sel hati serta efektif dalam mendiagnosis destruksi
hepatoseluler. Enzim ini ditemukan dalam jumlah sedikit pada otot jantung, ginjal, serta otot
rangka.

Kadar SGPT lebih tinggi dari kadar SGOT dalam kasus hepatitis akut dan kerusakan hati akibat
penggunaan obat dan zat kimia. Sehingga SGPT digunakan untuk membedakan antara penyebab
penyakit hati dan ikterik hemolitik.

A. Peningkatan Kadar SGPT


1. Hepatitis (virus) akut
2. Nekrosis hati
3. Sirosis hati
4. Kanker hati
5. Kegagalan jantung kongestif
6. Intoksikasi akut alkohol

B. Faktor yang Mempengaruhi Temuan Laboratorium


a. Hemolisis spesimen darah mungkin menyebabkan hasil uji palsu.
b. Aspirin dapat menyebabkan penurunan atau peningkatan SGPT.
c. Pemakaian obat-obat tertentu dapat menyebabkan peningkatan SGPT.
(Joyce LeFever, 2014).

Penurunan kadar : muntah, diare, hypokalemia, hyponatremia, diet rendah garam dalam jangka
waktu yang panjang.

Praktikum Homeostasis
PEMERIKSAAN SGPT
Metode : Enzimatik Korektor 1 Korektor 2

Sampel : …..

1. Tujuan : Untuk mengetahui kadar SGPT seseorang dalam U/L.

2. : 2-Oxoglutarate + L-Alanine GPT


Prinsip L-Glutamate + Pyruvate.
Pyruvate + NADH + H LDH L-lactate+ NAD +

3. Alatdan bahan : 1. Tabung reaksi 6. Stopwatch


2. Mikropipet 1000 ul ; 100 ul 7. Reagen
3. Blue tip dan yellow tip Kalsium
4. Tissuedan parafilm
5. Fotometer 5010 / 4010

4. Cara kerja : Pembuatan Reagen : Campur 1 bagian R2 + 4 bagian R1


Panjang gelombang : 340 Nm
Program : Kinetik / K20
Faktor : 1745
Pengukuran : kinetik

37 oC 25 oC
Sampel 100 ul 200 ul
Working Reagent 1000 ul 1000 ul

Campur, baca absorbance setelah 1 menit dan baca absorbance lagi setelah
1,2, 3 menit

5. Harga Normal : Suhu 37 oC : Laki- laki : up to 42 U/l


Wanita : up to 32 U/l
6. Hasil : U/l

7. Kesimpulan : Kadar SGPT dalam sampel … (probandus) dalam batas normal.

Praktikum Homeostasis
SGOT

A. Pengertian
Aminotranferase aspartat/transminase oksaloasetat glutamat serum (AST/ SGOT)
merupakan enzim yang sebagian besar ditemukan otot jantung dan hati, sementara dalam
konsentrasi sedang dapat ditemukan pada otot rangka, ginjal, dan pankreas. Kadar SGOT serum
tinggi ditemukan setelah terjadi infark miokardium (MI) akut dan kerusakan hati.

B. Masalah Klinis
a. Penurunan Kadar SGOT
1. Kehamilan
2. Ketoasidosis diabetik (kurangnya kadar insulin dalam tubuh seseorang)
b. Peningkatan Kadar SGOT
1. MI (Miokard Infark) akut
2. Hepatitis
3. Nekrosis hati
4. Penyakit dan Trauma Muskuloskeletal
5. Pankreatitis akut
6. Kanker hati
7. Angina pektoris yang serius
8. Olahraga berat

C. Faktor yang mempengaruhi temuan laboratorium


1. Injeksi per IM dapat meningkatkan kadar AST serum.
2. Hemolisis spesimen darah.
3. Konsumsi obat-obatan yang dapat meningkatkan kadar AST serum.
4. Salisilat dapat menyebabkan kadar serum positif atau negatif palsu.

Praktikum Homeostasis
PEMERIKSAAN SGOT
Metode : Enzimatik Korektor 1 Korektor 2

Sampel : …..

1. Tujuan : Untuk mengetahui kadar SGOT seseorang dalam U/L.

2. Prinsip : 2-Oxoglutarate + L-Asparate GOT L-Glutamate + Oxaloaretate.


Oxaloacetate + NADH + H+ MDH L-Malate + NAD +

3. Alatdan bahan : 1. Tabung reaksi 6. Stopwatch


2. Mikropipet 1000 ul ; 100 ul 7. Reagen
3. Blue tip dan yellow tip Kalsium
4. Tissuedan parafilm
5. Fotometer 5010 / 4010

4. Cara kerja : Pembuatan Reagen : Campur 1 bagian R2 + 4 bagian R1


Panjang gelombang : 340 Nm
Program : Kinetik / K20
Faktor : 1745
Pengukuran : kinetik

37 oC 25 oC
Sampel 100 ul 200 ul
Working Reagent 1000 ul 1000 ul

Campur, baca absorbance setelah 1 menit dan baca absorbance lagi setelah
1,2, 3 menit

5. Harga Normal : Suhu 37 oC : Laki- laki : up to 37 U/l


Wanita : up to 31 U/l
6. Hasil : U/l

7. Kesimpulan : Kadar SGOT dalam sampel … (probandus) dalam batas normal.

Praktikum Homeostasis
Alkaline Phosphatase (ALP)

A. Pengertian
Alkaline Phosphatase (ALP) merupakan enzim yang diproduksi terutama oleh hati dan
tulang; enzim ini juga dapat berasal dari usus, ginjal, dan plasenta. Pengujian ALP bertujuan
untuk menentukan apakah terdapat penyakit hati dan tulang.
Peningkatan ALP yang jelas terlihat pada penyakit hati akut. Pada kasus kelainan
tulang, ALP meningkat karena osteoblastik (pembentukan sel tulang) yang abnormal. Tetapi
jika ditemukan kadar ALP tinggi pada anak, baik sebelum atau sesudah pubertas maka hal itu
normal akibat pertumbuhan tulang.

B. Masalah Klinis
1. Peningkatan ALP
a. Osteobalstik (pertumbuhan tulang) yang abnormal
b. Ikterik
c. Kanker hati
d. Serosis
2. Penurunan ALP
a. Hipotiroid
b. Malnutrisi
c. Sariawan/skorbut (kekurangan vit C)

C. Faktor yang Mempengaruhi Temuan Laboratorium


1. Obat tertentu dapat meningkatkan dan menurunkan kadar ALP sehingga dapat
menyebabkan hasil palsu yang keliru.
2. Usia pasien
3. Kehamilan trisemester terakhir sampai 3 minggu pascapartum, dapat meningkatkan kadar ALP.

Praktikum Homeostasis
PEMERIKSAAN ALP
Metode : Enzimatik Korektor 1 Korektor 2

Sampel : …..

1. Tujuan : Untuk mengetahui kadar Alkaline Phosphatase seseorang dalam U/L.

2. Prinsip : p-Nitrophenylphosphatase + H2O ALP phosphatase + p- Nitrophenol

3. Alatdan bahan : 1. Tabung reaksi 6. Stopwatch


2. Mikropipet 1000 ul ; 20 ul 7. Reagen
3. Blue tip dan yellow tip Kalsium
4. Tissuedan parafilm
5. Fotometer 5010 / 4010

4. Cara kerja : Pembuatan Working Reagen: Campur 4 bag R1 + 1 bag R2


Panjang gelombang : 340 Nm
Program : Kinetik / K20
Faktor : 2757
Pengukuran : kinetik

37 oC
Sampel 20 ul
Working Reagent 1000 ul

Campur, baca absorbance setelah 1 menit dan baca absorbance lagi setelah
1,2, 3 menit
5. Harga Normal : Suhu 37 oC : Dewasa : < 258 U/l

6. Hasil : U/l

7. Kesimpulan : Kadar ALP dalam sampel … (probandus) dalam batas normal.

Praktikum Homeostasis
GGT (gamma-glutamyl tranferase)
Enzim GGT ditemukan terutama dalam hati dan ginjal, sementara kuantitas yang lebih rendah dalam
limpa, kelenjar prostat, dan otot jantung. Kadar tinggi Gamma-GT ditemukan pada orang yang
mengkonsumsi alkohol setelah 12 sampai 24 jam. Uji Gamma-GT merupakan uji yang sensitif untuk
menentukan disfungsi hati dibandingkan uji ALP.

Tujuan pemeriksaan Gamma-GT


1. Untuk mendeteksi keberadaan gangguan hepar.
2. Untuk memantau kadar enzim Gamma-GT selama terjadi gangguan hati dan selama pengobatan
yang diberikan.
3. Untuk membandingkan kadar enzim ini dengan kadar enzim hati yang lain guna mengidentifikasi
disfungsi hati.

Peningkatan Kadar :
Sirosis hati, nekrosis hati, akut dan sub akut, alkoholisme, hepatitis akut dan kronis,
Pengaruh obat : Fenitoin (dilantin), fenobarbital, aminoglikosida.

Faktor yang mempengaruhi temuan laboratorium


1. Obat fenitoin dan barbiturate dapat menyebabkan uji Gamma GT positif palsu
2. Asupan alcohol yang berlebih dalam waktu lama dapat meningkatkan kadar GGT

Praktikum Homeostasis
Korektor 1 Korektor 2
PEMERIKSAAN Gamma GT
Metode : Kinetik Kolorimetri

Sampel : …..

1. Tujuan : Untuk mengetahui kadar Gamma GT seseorang dalam U/l.

2. Prinsip : L- Y- glutamyl- 3 – carboxy L-Y-glutamtyl- glycylglycine +


4- nitroanilide + glycylgycine 5-amino-2-nitro-benzoate

3. Alatdan bahan : 1. Tabung reaksi 6. Stopwatch


2. Mikropipet 1000 ul ; 10 ul 7. Reagen Gamma GT
3. Blue tip dan yellow tip
4. Tissuedan parafilm
5. Fotometer 5010/ 4010

4. Cara kerja : Panjanggelombang : 405 Nm


Program : Kinetik
Faktor :1158
Pengukuran : Kinetik

Sampel 100 ul
Working Reagent 1000ul
Campur, baca absorbance0000000
setelah 1 menit dan nyalakan stopwatch.
ul 1, 2, 3 menit
Baca absorbance lagi setelah

5. 25OC 30 OC 37 OC
Harga Normal
: Pria 6 – 28 U/L 8 – 46 U/L 11 – 61 U/L
6. Hasil Wanita 4 – 18 U/L 7 – 29 U/L 9 – 39 U/L
:

7. Kesimpulan : Kadar Gamma GT dalam sampel … (probandus) dalam batas


normal.
Λ Amilase

Enzim amilase adalah enzim yang sangat penting saat proses pencernaan
makanan , dimana fungsinya adalah memecah pati menjadi maltose Enzim α-Amilase
menghidrolisis ikatan α-1,4 glukossidik amilosa, amilopektin dan glikogen. Enzim ini
bersifat sebagai endoamilase, yaitu enzim yang memecah pati secara acak dari tengah
atau bagian dalam molekul. Berat molekul α-amilase rata-rata ± 50 kd. Enzim ini
mempunyai rantai peptida tunggal pada gugusan proteinnya dan setiap molekul
mengandung satu gram atom Ca. Adanya kalsium yang berikatan dengan molekul
protein enzim, membuat enzim α-amilase bersifat relatif tahan terhadap suhu, pH, dan
senyawa seperti urea.
Secara umum α-amilase stabil pada pH 5,5 – 8,0 dan aktivitas optimum
secara normal berada pada pH 4,8 – 6,5. Amilase dari Bacillus subtilis mempunyai
pH optimum 6,0 dan suhu optimum 60oC . Hidrolisis amilosa oleh α-amilase terjadi
melalui dua tahap, pertama adalah degradasi menjadi dekstrin yang terjadi secara
acak. Degradasi ini terjadi sangat cepat diikuti dengan menurunnya viskositas
dengan cepat. Tahap kedua relatif sangat lambat dengan pembentukan glukosa dan
maltosa sebagai hasil akhir.

 Faktor yang mempengaruhi kerja enzim


Kerja enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
a) pH
Struktur ion enzim bergantung pada pH lingkungan. Enzim dapat berbentuk ion
positif dan ion negative (Zwitter ion). Dengan demikian perubahan pH akan
mempengaruhi efektivitas bagian aktif enzim dalam membentuk kompleks enzim-
substrat. pH yang rendah atau pH yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya proses
denaturasi dan ini akan mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim
b) Suhu
Suhu yang rendah menyebabkan reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan pada
suhu tinggi, reaksi kimia akan berlangsung cepat. Pada enzim, suhu yang tinggi
menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Hal ini menyebabkan bagian aktif enzim
terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan
kecepatan reaksinya pun akan menurun
c) Konsentrasi enzim
Pada suatu konsentrasi substrat tertentu, laju reaksi meningkat secara linier dengan
bertambahnya konsentrasi enzim

d) Konsentrasi substrat
Pada konsentrasi enzim tetap dan konsentrasi substrat rendah, kompleks enzim-
substrat yang terbentuk sedikit (masih banyak enzim bebas/tidak berikatan dengan
substrat). Bila konsentrasi substrat diperbesar, maka makin banyak substrat yang
bereaksi dengan sisi aktif enzim, sehingga konsentrasi enzim-substrat makin besar
dan menyebabkan meningkatnya laju reaksi. Namun pada batas konsentrasi substrat
tertentu, semua enzim telah bereaksi dengan substrat (tidak terdapat enzim bebas).
Dalam kondisi ini, bertambahnya konsentrasi substrat tidak menyebabkan
bertambahnya konsentrasi enzim-substrat, sehingga laju reaksinya pun tidak
meningkat.

e) Inhibitor
Inhibitor merupakan suatu zat yang dapat menghambat reaksi enzimatis. Ikatan
inhibitor dengan enzim dapat mengubah kemampuan enzim dalam mengikat substrat
dan mengubah kemampuan daya katalisator enzim. umumnya inhibitor akan
menyerang sisi aktif enzim sehingga enzim tidak lagi berikatan dengan substrat dan
tidak memiliki fungsi katalitik.

f) Waktu inkubasi
Waktu inkubasi yang dibutuhkan enzim untuk bereaksi dengan substrat secara
optimum adalah berbeda-beda. Ada beberapa enzim membutuhkan waktu inkubasi
yang lama untuk bereaksi dengan substrat.
Korektor 1 Korektor 2
PEMERIKSAAN α- Amylase
Metode : Kinetik

Sampel : …..

1. Tujuan : Untuk mengetahui kadar α- amylase seseorang dalam U/l.


α- amylase
2. Prinsip : 5 EPS + 5 H2 O 2 Ethyline –G5 + 2 G2PNP
2 Ethylidene –G4 + 2 G3PNP
+ Ethylidine – G3 + G4PNP
α- Glucosidase
2-G2NP + 2 G3PNP + G4PNP + 14 H20 5 PNP + 14G
(PNP : P- Nitrophenol, G : Glucose)

3. Alatdan bahan : 1. Tabung reaksi 6. Stopwatch


2. Mikropipet 1000 ul ; 10 ul 7. Reagen alfa amylase
3. Blue tip dan yellow tip
4. Tissuedan parafilm
5. Fotometer 5010/ 4010

4. Cara kerja : Panjang gelombang : 405 Nm


Program : Kinetik /K20
Faktor : 4554
Pengukuran : Kinetik
Pemipetan secara Sample start

Blanko Sampel
Sampel / calibrator - 20 ul
Dist. water 20 ul -
Monoreagent 1000 ul 1000 ul
Campur, baca absorben (A1) setelah 2 menit, dan nyalakan
stopwatch. baca absorbance (A2) setelah 1, 2 , 3 menit.

5. Harga Normal : Serum/ plasma : Perempuan : <100 U/L


Laki- laki : < 100 U/L
6. Hasil :

7. Kesimpulan : Kadar α- amylase dalam sampel … (probandus) dalam batas normal


DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI.2008.Pedoman Praktek Laboratorium Yang Benar(Good Laboratory Practice).


Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI

Fajar Bakti Kurniawan. 2014. Kimia Klinik Praktikum Analis Kesehatan, Jakarta:Buku
KedokteranEGC

Ganong,WilliamF.2008.Buku Ajar FisiologiKedokteran.Edisi22.Jakarta:BukuKedokteran


ECG

Kee, JoyceLeFever. 2008.Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. Jakarta: EGC.


PETUNJUK PRAKTIKUM HOMEOSTASIS
PRODI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL
Kampus 1
Jl. Yos Sudarso 338 Dawung Serengan Surakarta
Kampus 2
40
Jl. Raya Solo-Baki Kwarasan Grogol Sukoharjo
Praktikum Ganggu

Anda mungkin juga menyukai