PETUNJUK PRAKTIKUM
Homeostasis
Praktikum Homeostasis
KATA PENGANTAR
Panduan Praktikum homeostasis adalah petunjuk tata laksana praktikum yang harus dilaksanakan
oleh mahasiswa D-IV Teknologi Laboratorium Medis. Diktat ini bukan merupakan referensi yang dapat
dijadikan salah satu daftar pustaka untuk sebuah makalah ataupun laporan, dengan demikian
mahasiswa diharapkan tetap untuk mempelajari buku-buku terkait gangguan metabolisme (kimia klinik)
lain guna menambah pengetahuan dan memperkuat pemahaman atas modul-modul yang dikerjakan.
Panduan praktikum homeostasis ini merupakan pengembangan dari petunjuk praktikum kimia
darah (kimia klinik). Praktikum homeostasis diberikan dengan harapan setelah menyelesaikan mata
kuliah ini mahasiswa memiliki kemampuan dalam melaksanakan analisis berbagai bahan darah dalam
menunjang diagnosis penyakit berdasarkan reaksi-reaksi kimia dan mampu menerapkan konsep K3 dan
good laboratory practices dalam melaksanakan praktik di laboratorium.
Meskipun begitu masih banyak kekurangan dan tentu saja masih perlu banyak penyempurnaan
lebih lanjut. Untuk itu kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun, sebagai
bahan perbaikan dimasa mendatang. Mudah-mudahan penuntun homeostasis ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa dan bagi siapa saja yang memerlukannya.
Sebagai penutup, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut
membantu dalam mewujudkan diktat penuntun praktikum ini.
Tim penyusun
Praktikum Homeostasis
KALSIUM
Kalsium merupakan mineral yang jumlahnya paling besar di dalam tubuh. Dalam tubuh
manusia terdapat kurang lebih 1 kg kalsium. Sembilan puluh sembilan persen dari jumlah ini berada
di dalam tulang dimana kalsium bersama dengan fosfat membentuk kristal hidroksiapatit
{(3Ca3(PO4)2.Ca(OH)2} yang merupakan komponen anorganik dan struktural skeleton. Tulang
merupakan jaringan yang dinamis dan terus mengalami proses remodeling. Dalam kondisi normal
terdapat keseimbangan antara pembentukan tulang baru dan resorpsi tulang. Sebagian besar kalsium
dalam tulang tidak bisa ditukarkan secara bebas dengan kalsium dalam cairan ekstrasel. Cadangan
kalsium yang besar disimpan dalam tulang. Sekitar 1% kalsium dalam tubuh terdapat pada cairan
ekstraseluler, struktur instraseluler dan membrane sel.
Kalsium dapat membentuk tulang dengan bekerja sama dengan fosfor, magnesium, tembaga,
mangan, seng, fluoride, vitamin A, C, D. Kalsium berperan dalam mengisi kepadatan (densitas)
tulang dan pembentukan gigi.
Kadar kalsium yang rendah disebut hipokalsemia. Hal ini terjadi pada kasus diare,
malabsorbsi kalsium dari saluran gastrointestinal, infeksi yang meluas, luka bakar. Sedangkan kadar
kalsium yang tinggi disebut hiperkalsemia, terjadi pada kasus hipervitaminosis D,
hiperparatoidisme,neoplasma ganas pada tulang, paru-paru, kandung kemih, atau ginjal.
Praktikum Homeostasis
PEMERIKSAAN Kalsium
Korektor 1 Korektor 2
Metode : TPTZ
Sampel : …..
2. Prinsip : Kalsium dengan arsenazo III pada PH netral akan membentuk warna biru
Kompleks , warna yang terbentuk proporsional dengan kadar kalsium
dalam sampel. Gangguan dari magnesium akan dihilangkan dengan
penambahan 8- hydroxyqinoline- 5 sulfonic acid.
BL STD SPL
Aquabidest 10 ul - -
Sampel (l ) - - 10 ul
Standart (l ) - 10 ul -
Reagen(l ) 1000 ul 1000 ul 1000 ul
Campur, inkubasi selama 5 menit, baca absorbance dari sampel terhadap blanko
Praktikum Homeostasis
KLORIDA
Klorida merupakan anion yang paling banyak ditemukan di cairan ekstra sellular. Klorida
berperan pentimh dalam mempertahankan keseimbangan cairan tubuh, osmolalitas cairan
tubuh (dengan natrium) serta keseimbangan asam-basa. Ion ini bergabung dengan ion
hydrogen untuk meghasilkan kadar keasaman (asam hidroklorida, HCL) di lambung.
Untuk mempertahankan keseimbangan asam- basa, klorida bersaing dengan bikarbonat
untuk mendapatkan natrium.
Apabila cairan tubuh menjadi lebih asam, ginjal mengompensasinya dengan
mengekskresikan klorida dan natrium, dan bikarbonat direabsorbsi. Sebagai tambahan,
klorida saling masuk dan keluar dari sel darah merah untuk bertukar dengan bikarbonat.
Asupan klorida sehari- hari yang diperlukan kurang lebih 2 gram (Joyce LeFever, 2014).
Penurunan kadar : muntah, diare, hypokalemia, hyponatremia, diet rendah garam dalam
jangka waktu yang panjang.
Praktikum Homeostasis
PEMERIKSAAN Klorida
Metode : Ferric (III) perchlorate Korektor 1 Korektor 2
Sampel : …..
6. Hasil :
Praktikum Homeostasis
SGPT
Kadar SGPT lebih tinggi dari kadar SGOT dalam kasus hepatitis akut dan kerusakan hati akibat
penggunaan obat dan zat kimia. Sehingga SGPT digunakan untuk membedakan antara penyebab
penyakit hati dan ikterik hemolitik.
Penurunan kadar : muntah, diare, hypokalemia, hyponatremia, diet rendah garam dalam jangka
waktu yang panjang.
Praktikum Homeostasis
PEMERIKSAAN SGPT
Metode : Enzimatik Korektor 1 Korektor 2
Sampel : …..
37 oC 25 oC
Sampel 100 ul 200 ul
Working Reagent 1000 ul 1000 ul
Campur, baca absorbance setelah 1 menit dan baca absorbance lagi setelah
1,2, 3 menit
Praktikum Homeostasis
SGOT
A. Pengertian
Aminotranferase aspartat/transminase oksaloasetat glutamat serum (AST/ SGOT)
merupakan enzim yang sebagian besar ditemukan otot jantung dan hati, sementara dalam
konsentrasi sedang dapat ditemukan pada otot rangka, ginjal, dan pankreas. Kadar SGOT serum
tinggi ditemukan setelah terjadi infark miokardium (MI) akut dan kerusakan hati.
B. Masalah Klinis
a. Penurunan Kadar SGOT
1. Kehamilan
2. Ketoasidosis diabetik (kurangnya kadar insulin dalam tubuh seseorang)
b. Peningkatan Kadar SGOT
1. MI (Miokard Infark) akut
2. Hepatitis
3. Nekrosis hati
4. Penyakit dan Trauma Muskuloskeletal
5. Pankreatitis akut
6. Kanker hati
7. Angina pektoris yang serius
8. Olahraga berat
Praktikum Homeostasis
PEMERIKSAAN SGOT
Metode : Enzimatik Korektor 1 Korektor 2
Sampel : …..
37 oC 25 oC
Sampel 100 ul 200 ul
Working Reagent 1000 ul 1000 ul
Campur, baca absorbance setelah 1 menit dan baca absorbance lagi setelah
1,2, 3 menit
Praktikum Homeostasis
Alkaline Phosphatase (ALP)
A. Pengertian
Alkaline Phosphatase (ALP) merupakan enzim yang diproduksi terutama oleh hati dan
tulang; enzim ini juga dapat berasal dari usus, ginjal, dan plasenta. Pengujian ALP bertujuan
untuk menentukan apakah terdapat penyakit hati dan tulang.
Peningkatan ALP yang jelas terlihat pada penyakit hati akut. Pada kasus kelainan
tulang, ALP meningkat karena osteoblastik (pembentukan sel tulang) yang abnormal. Tetapi
jika ditemukan kadar ALP tinggi pada anak, baik sebelum atau sesudah pubertas maka hal itu
normal akibat pertumbuhan tulang.
B. Masalah Klinis
1. Peningkatan ALP
a. Osteobalstik (pertumbuhan tulang) yang abnormal
b. Ikterik
c. Kanker hati
d. Serosis
2. Penurunan ALP
a. Hipotiroid
b. Malnutrisi
c. Sariawan/skorbut (kekurangan vit C)
Praktikum Homeostasis
PEMERIKSAAN ALP
Metode : Enzimatik Korektor 1 Korektor 2
Sampel : …..
37 oC
Sampel 20 ul
Working Reagent 1000 ul
Campur, baca absorbance setelah 1 menit dan baca absorbance lagi setelah
1,2, 3 menit
5. Harga Normal : Suhu 37 oC : Dewasa : < 258 U/l
6. Hasil : U/l
Praktikum Homeostasis
GGT (gamma-glutamyl tranferase)
Enzim GGT ditemukan terutama dalam hati dan ginjal, sementara kuantitas yang lebih rendah dalam
limpa, kelenjar prostat, dan otot jantung. Kadar tinggi Gamma-GT ditemukan pada orang yang
mengkonsumsi alkohol setelah 12 sampai 24 jam. Uji Gamma-GT merupakan uji yang sensitif untuk
menentukan disfungsi hati dibandingkan uji ALP.
Peningkatan Kadar :
Sirosis hati, nekrosis hati, akut dan sub akut, alkoholisme, hepatitis akut dan kronis,
Pengaruh obat : Fenitoin (dilantin), fenobarbital, aminoglikosida.
Praktikum Homeostasis
Korektor 1 Korektor 2
PEMERIKSAAN Gamma GT
Metode : Kinetik Kolorimetri
Sampel : …..
Sampel 100 ul
Working Reagent 1000ul
Campur, baca absorbance0000000
setelah 1 menit dan nyalakan stopwatch.
ul 1, 2, 3 menit
Baca absorbance lagi setelah
5. 25OC 30 OC 37 OC
Harga Normal
: Pria 6 – 28 U/L 8 – 46 U/L 11 – 61 U/L
6. Hasil Wanita 4 – 18 U/L 7 – 29 U/L 9 – 39 U/L
:
Enzim amilase adalah enzim yang sangat penting saat proses pencernaan
makanan , dimana fungsinya adalah memecah pati menjadi maltose Enzim α-Amilase
menghidrolisis ikatan α-1,4 glukossidik amilosa, amilopektin dan glikogen. Enzim ini
bersifat sebagai endoamilase, yaitu enzim yang memecah pati secara acak dari tengah
atau bagian dalam molekul. Berat molekul α-amilase rata-rata ± 50 kd. Enzim ini
mempunyai rantai peptida tunggal pada gugusan proteinnya dan setiap molekul
mengandung satu gram atom Ca. Adanya kalsium yang berikatan dengan molekul
protein enzim, membuat enzim α-amilase bersifat relatif tahan terhadap suhu, pH, dan
senyawa seperti urea.
Secara umum α-amilase stabil pada pH 5,5 – 8,0 dan aktivitas optimum
secara normal berada pada pH 4,8 – 6,5. Amilase dari Bacillus subtilis mempunyai
pH optimum 6,0 dan suhu optimum 60oC . Hidrolisis amilosa oleh α-amilase terjadi
melalui dua tahap, pertama adalah degradasi menjadi dekstrin yang terjadi secara
acak. Degradasi ini terjadi sangat cepat diikuti dengan menurunnya viskositas
dengan cepat. Tahap kedua relatif sangat lambat dengan pembentukan glukosa dan
maltosa sebagai hasil akhir.
d) Konsentrasi substrat
Pada konsentrasi enzim tetap dan konsentrasi substrat rendah, kompleks enzim-
substrat yang terbentuk sedikit (masih banyak enzim bebas/tidak berikatan dengan
substrat). Bila konsentrasi substrat diperbesar, maka makin banyak substrat yang
bereaksi dengan sisi aktif enzim, sehingga konsentrasi enzim-substrat makin besar
dan menyebabkan meningkatnya laju reaksi. Namun pada batas konsentrasi substrat
tertentu, semua enzim telah bereaksi dengan substrat (tidak terdapat enzim bebas).
Dalam kondisi ini, bertambahnya konsentrasi substrat tidak menyebabkan
bertambahnya konsentrasi enzim-substrat, sehingga laju reaksinya pun tidak
meningkat.
e) Inhibitor
Inhibitor merupakan suatu zat yang dapat menghambat reaksi enzimatis. Ikatan
inhibitor dengan enzim dapat mengubah kemampuan enzim dalam mengikat substrat
dan mengubah kemampuan daya katalisator enzim. umumnya inhibitor akan
menyerang sisi aktif enzim sehingga enzim tidak lagi berikatan dengan substrat dan
tidak memiliki fungsi katalitik.
f) Waktu inkubasi
Waktu inkubasi yang dibutuhkan enzim untuk bereaksi dengan substrat secara
optimum adalah berbeda-beda. Ada beberapa enzim membutuhkan waktu inkubasi
yang lama untuk bereaksi dengan substrat.
Korektor 1 Korektor 2
PEMERIKSAAN α- Amylase
Metode : Kinetik
Sampel : …..
Blanko Sampel
Sampel / calibrator - 20 ul
Dist. water 20 ul -
Monoreagent 1000 ul 1000 ul
Campur, baca absorben (A1) setelah 2 menit, dan nyalakan
stopwatch. baca absorbance (A2) setelah 1, 2 , 3 menit.
Fajar Bakti Kurniawan. 2014. Kimia Klinik Praktikum Analis Kesehatan, Jakarta:Buku
KedokteranEGC