Anda di halaman 1dari 9

RESUME KIMIA DARAH ENZIMATIK

HALAMAN JUDUL
PEMERIKSAAN FOSFATASE ASAM (ACID PHOSPHATASE)

Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Darah
Enzimatik (Kimdar)

Oleh :
SEKAR AULIA
NIM. P1337434118023

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

PRODI DIII ANALIS KESEHATAN

2020
RESUME KIMIA DARAH ENZIMATIK

PEMERIKSAAN FOSFATASE ASAM (ACID PHOSPHATASE)

PERTEMUAN KE-5

A. Hari, tanggal : Rabu, 26 Agustus 2020


B. Tujuan :

Mengetahui adanya gangguan faal hati (diagnosis kolestasis, infiltrasi hepatic dan
kelainan metabolisme)

C. Metode :

Uji fotometri kinetik, metode standar yang dioptimalkan menurut DGKC (german
society of clinical chemistry)

D. Prinsip :

Alkali phosphatase mengkatalisa dalam media alkadi yang mentransfer 4-


nitrophenilphosphat dan 2-amino-2-metil-1-propanol (AMP) menjadi 4-nitrophenol.
Kenaikan 4-nitrofenol diukur secara fotometri pada panjang gelombang 405 nm yang
sebanding dengan aktivitas alkali phosphatase dalam sampel.

ALP
p-nitrophenyl phosphate +H2O Phosphate + p-Nitrophenol

E. Dasar Teori :

Hati merupakan organ intestinal terbesar sebagai pusat metabolisme tubuh dengan
fungsi yang sangat kompleks (Corwin, 2000). Pemeriksaan uji fungsi hati sering diminta
klinisi untuk penapisan dan deteksi adanya kelainan atau penyakit hati, menegakkan
diagnosis, menilai hasil pengobatan, serta menilai prognosis penyakit hati (Rosida, 2016).
Salah satu pemeriksaan uji fungsi hati yaitu alkali fosfatase (Sakinah, 2013). Alkali
fosfatase merupakan metaloenzim yang mengandung Zn sebagai bagian integral molekul,
serta memerlukan Co2+, Mg2+, atau Mn2+ sebagai aktivatornya (Sadikin, 2002). Alkali
fosfatase ditemukan sebagian besar di hati, tepatnya di dalam mikrovili dari kanalikuli
empedu dan pada permukaan sinusoidal dari hepatosit (Thapa, 2007).

Alkali fosfatase disekresi melalui saluran empedu serta kadarnya meningkat dalam
darah, apabila terjadi sumbatan saluran empedu, penyakit tulang dan hati (Kosasih, 2008 ;
Price, 2005). Pemeriksaan alkali fosfatase merupakan pemeriksaan aktivitas enzim yang
harus dilakukan dengan teliti, sehingga aktivitas yang terukur berbanding lurus dengan
jumlah enzim yang ada di dalam sampel (Gaw, 2011).

Alkaline phosphatase (ALP), suatu enzim hidrolitik yang bekerja secara optimal pH
basa, ada dalam darah dalam berbagai bentuk yang berbeda berasal terutama dari tulang dan
hati, tetapi juga dari jaringan lain sebagai ginjal, plasenta, testis, timus, paru-paru dan
tumor. Fisiologis peningkatan ditemukan selama pertumbuhan tulang di masa kanak-kanak
dan di kehamilan, sementara peningkatan patologis sebagian besar terkait dengan penyakit
hepatobilier dan tulang. Pada penyakit hepatobilier mereka menunjukkan obstruksi saluran
empedu seperti pada kolestasis yang disebabkan oleh batu empedu, tumor atau peradangan.
Kegiatan yang ditingkatkan juga diamati pada hepatitis menular. Pada penyakit tulang
meningkat ALP aktivitas berasal dari aktivitas osteoblas yang meningkat seperti di Paget
penyakit, osteomalasia (rakhitis), metastasis tulang dan hiperparatiroidisme.

F. Alat dan Bahan :


1. Alat

Misalnya, spuit, torniquet, bantalan, tempat limbah (tajam, infeksius, rumah


tangga), tabung reaksi, rak tabung reaksi, centrifuge, tip kuning, tip biru, mikropipet
1000µl atau mikropipet 100µl, tempat limbah tip, waterbath, stopwatch,
spektroforometer, alat tulis.
2. Bahan

Misalnya, serum, reagen kit Alkaline fosfat, aquadest (blanko), kapas alcohol
swab 70%, kapas kering, plester, tissue.

G. Prosedur Kerja :
1. Pra Analitik
a. Mengunakan APD sesuai dengan SOP

b. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan


c. Mengambil sampel dengan teknik flebotomi sebanyak 3 cc
d. Setelah sampel didapat biarkan sampai darah membentuk jendalan lalu centrifuge
selama 15 menit dengan kecepatan 3000 rpm.
e. Pisahkan serum dengan sel darah merah menggunakan mikropipet.
f. Preparasi sampel, sampel yang di gunakan tidak boleh lisis, ikterik, dan lipemik
g. Preparasi reagen yang digunakan adalah dengan perbandingan 4 (R1) dengan 1
(R2)
2. Analitik
a. Manual Kit Rajawali → yang teman-teman praktikkan di laboratorium
1) Pipet reagan 1 sebanyak 800 uL dengan mikropipet
2) Masukan dalam tabung reaksi bersih dan kering
3) Tambahkan 200 uL reagen 2 ke dalam tabung reaksi berisi reagen 1 tadi.
4) Homogenkan kedua campuran reagen tersebut.
5) Tambahkan 20 uL serum ke dalam tabung reaksi berisi campuran reagen
6) Homogenkan dan inkubasi selama 1 menit.
7) Masukan blanko (aquadest) sesuai permintaan dari alat
8) Setelah 1 menit, periksa sampel dengan spektrofotometer dan baca
absorbansinya
9) Catat hasil absorbansi dan lakukan perhitungan
b. Manual Kit Diasys
Substrate Start

Sampel 20 µl
Reagen 1 1000 µl
Campur, inkubasi selama 1 menit. Kemudian,
tambahkan:
Reagen 2 250 µl
Campur, basa absorbansi setelah 1 menit dan nyalakan
stopwatch. Baca absorbansi lagi setelah 1,2, dan 3 menit

Sample Start

Sampel 20 µl
Mono reagen 1000 µl
Campur, basa absorbansi setelah 1 menit dan nyalakan
stopwatch. Baca absorbansi lagi setelah 1,2, dan 3 menit

3. Pasca Analitik
a. Melakukan pencatatan dalam hasil pemeriksaan fosfatase asam yang telah
dilakukan.
b. Membersihkan alat dan bahan serta meja kerja.
c. Melepas APD sesuai SOP
d. Mencuci tangan dengan sabun
H. Hasil dan Perhitungan :

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil:

Percobaan Hasil pemeriksaan fosfatase Jenis Kelamin Hasil


asam yang didapat
1 74,21 U/L Perempuan Normal
2 8,58 U/l Perempuan Abnormal

Nilai normal Fosfatase Alkali :

MANUAL KIT RAJAWALI MANUAL KIT DIASYS


Suhu Jenis kelamin Usia Suhu
25°C 30°C 37°C
Wanita Laki-laki 1-12 tahun < 480 U/L < 596 U/L <727 U/L
25°C 40 – 190 U/L 50 – 190 U/L 13-17 Wanita < 296 U/L < 367 U/L < 448 U/L
tahun Laki-laki < 617 U/L < 767 U/L < 935 U/L
30°C 49 – 232 U/L 61 – 232 U/L Dewasa < 170 U/L < 211 U/L < 258 U/L
37°C 64 – 306 U/L 80 – 306 U/L

I. Kesalahan dalam Video :


1. Pra Analitik

a. Dari video Poltekesmar


1) Saat melakukan desinfeksi area yang akan diambil darahnya tidak
dilakukan dengan gerakan sekali putar
2) Plebotomis berdiri di sebelah kiri alat dan bahan penusukan sehingga susah
untuk menjangkau alat dan bahan tersebut
3) Pasien tidak di plester
b. Berdasarkan praktikum teman-teman
1) Tidak menggunakan APD lengkap ( handscoon)
2) Sampel dibiarkan di tempat terbuka
2. Analitik
a. Dari video Poltekesmar
1) Tissu yang digunakan dalam pengelapan tip terlalu besar dan lebar
2) Saat working reagen tip yang digunakan tidak di lap terlebih dahulu
sebelum memindahkan reagen ke tabung reaksi
3) Terdapat buih pada sampel ditabung reaksi
4) Rasio volume meragukan karena tidak ada pembilasan.
5) Volume reagen kurang, tidak memenuhi syarat di pengaturan alat dan tidak
memenuhi syarat minimal injeksi dari alat tersebut, sehingga aliran dalam
selang tersendat
6) Waktu inkubasi blanko, standart dan serum yang tidak tepat (terlalu lama)
dikarenakan harus mensetting alat fotometernya terlebih dahulu.
7) Rasio volume yang tidak tepat saat pemipetan.
b. Berdasarkan praktikum teman-teman
1) Mikropipet bocor
2) Inkubasi lebih dr 1 menit
3) Kesalahan input nilai normal pada spektro
4) Terdapat gelembung pada selang
J. Pembahasan :

Hasil dari praktikum Alkali fosfatase yang telah dilakukan oleh perwakilan dari
teman-teman didapatkan hasil pemeriksaan yaitu 8,58 U/L (Abnormal) dan 74,21 U/L
(Normal). Perbedaan hasil pemeriksaan tersebut dikarenakan dibedakan perlakuan terhadap
sampel. Sampel dengan hasil pemeriksaan 8,58 U/L (Abnormal) dibiarkan diterkena cahaya
matahari ini dapat menyebabkan kandungan bilirubin dan ALT pada sampel serum dapat
teroksidasi sehingga hasil pemeriksaan Alkali fosfatase menjadi rendah.

Makna klinis pada pemeriksaan Alkaline fosfatase adalah jika kadar fosfat alkali
tinggi terdapat beberapa indikasi yang paling utama biasanya mengenai obstruksi empedu
(ikterik), kanker hati, sirosis sel hati, hepatitis, hiperparatiroidisme, kanker (tulang,
payudara, prostat).

Perbedaan penggunaan merk rajawali dan disys yaitu pada komposis reagen, factor
pengkali, nilai normal, lalu pada perhitungannya jika perhitungan diasys yaitu abs. sampel
dibagi abs. kalibrator dikali konsentrasi kaibrator. Lalu jika perhitungan menggunakan merk
rajawali yaitu hasil sampel dikali factor.
Pembahasan mengenai kesalahan-kesalahan yang terdapat dari video polkesmar dan
praktikum dari teman-teman, yaitu:

1. Pra Analitik
a. Dari video Poltekesmar
1) Saat melakukan desinfeksi pada area penusukan menggunakan kapas
alkohol tidak dilakukan dalam gerakan sekali putar, hal ini dapat
menyebabkan kotoran pada area tersebut tidak terbuang keluar
2) Plebotomis berdiri di sebelah kiri alat dan bahan penusukan sehingga susah
untuk menjangkau alat dan bahan tersebut
3) Tidak mempersiapkan kapas kering untuk memplester area penusukan,
menyebabkan terhambatnya waktu penanganan pasien
4) Pasien tidak di plester
b. Berdasarkan praktikum teman-teman
1) Tidak menggunakan APD lengkap ( handscoon)
2) Sampel dibiarkan di tempat terbuka
2. Analitik
a. Dari video Poltekesmar
1) Tissu yang digunakan dalam pengelapan tip terlalu besar dan lebar yang
dapat menyebabkan cairan yang terlap terlalu banyak.
2) Saat working reagen tip yang digunakan tidak di lap terlebih dahulu
sebelum memindahkan reagen ke tabung reaksi, dapat menyebabkan hasil
yang terkontaminasi atau menyebabkan volumenya berbeda.
3) Terdapat buih pada sampel ditabung reaksi daklat, dapat menyebabkan hasil
pemeriksaan invalid dikarenakan buih dalam sampel tersebut tersedot
sehingga ketika dilakukan pembacaan selang injeksi diletakkan di dinding
tabung rekasi.

b. Berdasarkan praktikum teman-teman


1) Mikropipet bocor
Solusi: sebelum dilakukan pemeriksaan, semua alat harus dilakuakn QC agar
dapat meminimalisir terjadinya suatu kesalahan.
2) Inkubasi lebih dr 1 menit
Solusi: Menginput data pemeriksaan sembari menunggu sampe diinkubasi
pada spektrofotor
3) Kesalahan input nilai normal pada spektro
Solusi: pelajari dulu pemeeriksaan yang akan dilakukan, menyiapkan manual
kit di sekitar alat spektro supaya dapat memudahkan dalam penginputan
data
4) Terdapat gelembung pada selang
Solusi: Pada saat menginjeksi, alat harus melalui dinding tabung reaksi dan
supaya gelembung pada selang tidak terbawa dan tidak terbaca.
K. Simpulan :

Berdasarkan hasil dari praktikum Alkali fosfatase yang telah dilakukan oleh
perwakilan dari teman-teman didapatkan hasil pemeriksaan yaitu 8,58 U/L (Abnormal) dan
74,21 U/L (Normal). Perbedaan hasil pemeriksaan tersebut dikarenakan dibedakan
perlakuan sampel terhadap hasil pemeriksaan 8,58 U/L (Abnormal) yaitu dengan cara
sampel tersebut dibiarkan terkena oeh sinar matahari.

L. Daftar Pustaka :
1. Prabaningtyas, Dhita Ariefta,. Herlisa Anggraini,. and Zulfikar Husni Faruq.
(2018). Perbedaan Alkali Fosafatase Serum dan Plasma Heparin. Prosiding
Seminar Nasional Mahasiswa Unimus. Vol 1 , Hal 163 – 165. Retrieved Agustus
27, 2020 from http://prosiding.unimus.ac.id/
2. Ariefta Prabaningtyas, Dhita,. dkk. (2018). Perbedaan Alkali Fosafatase Serum
dan Plasma Heparin. Vol 1. Retrieved Agustus 27, 2020 from
http://prosiding.unimus.ac.id/
3. Setya, Wati. 2019. TUGAS KIMIA KLINIK ALKALINE PHOSPHATASE.
Surabaya:Universitas Airlangga
4. https://youtu.be/h8W3p3A4mX4, link video kelompok 7
5. https://youtu.be/D_NCevZ76UI, link video kelompok 8
6. https://www.youtube.com/watch?v=2AE26Wf6qL4, link video Polkesmar

M. Lampiran :
Batam, 27 Agustus 2020

Praktikan
Dosen Pengampu

Winda Ayu Novitasari., Amd. AK Sekar Aulia

(NIM. P1337434118023)

Anda mungkin juga menyukai