Anda di halaman 1dari 4

I.

Judul : Pemeriksaan Kadar Klorida (Cl-)


II. Hari, tanggal : Jum’at, 16 Desember 2022
III. Praktikum ke : 11
IV. Metode : Kolometri
V. Prinsip
Cl + TPT + MgCl2
TPTZ + Fe+2 Biru
VI. Dasar Teori
Elektrolit merupakan senyawa didalam larutan yang menghasilkan partikel yang
bermuatan (ion) positif atau (ion) negatif. Ion bermutan positif disebut kation dan ion
bermuatan negatif disebut anion. Keseimbangan keduanya disebut sebagai
elektronetralitas. Sebagian besar proses metabolisme memerlukan dan dipengaruhi oleh
elektrolit. Pemeliharaan tekanan osmotik pada cairan tubuh manusia terdapat 4 (empat)
fungsi utama elektrolit mayor, yaitu natrium (Na+ ), kalium (K+ ), klorida (Cl¯ ), dan
bikarbonat (HCO3 ¯ ). Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2015) menjelaskan bahwa
dalam tubuh manusia, kation yang sangat penting adalah natrium (Na+ ), potasium
(K+ ), kalsium (Ca++) dan magnesium (Mg++) sedangkan pada anion yang penting
adalah klorida (Cl- ), fosfat (HPO4 2¯, H2PO4), sulfat (SO4 -2 ), dan bikabonat (HCO3
¯ ). Bila kadar kalium kurang dari 3,5 mEq/L disebut hipoklemia dan kadar kalium
lebih dari 5,3 mEq/L disebut hiperkalemia dapat menyebabkan frekuensi denyut
jantung melambat. Peningkatan kalium serum 3 – 4 mEq/L dapat menyebabkan aritmia
jantung, konsentrasi yang lebih tinggi dapat menimbulkan henti jantung atau fibrilasi
jantung. Natrium adalah kation terbanyak dalam cairan ekstrasel, kalium adalah kation
terbanyak dalam cairan intrasel dan klorida merupakan anion terbanyak dalam cairan
ekstrasel. Jumlah natrium, kalium dan klorida dalam tubuh merupakan keseimbangan
antara yang masuk terutama dari saluran cerna dan yang keluar terutama melalui ginjal
saluran cerna dan yang keluar terutama melalui ginjal (Yaswir R dan Ferawati I, 2012).
Cairan tubuh merupakan larutan yang terdiri dari air dan zat terlalut. Elektrolit
adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-pertikel bermuatan listrik yang disebut
(ion) jika berada dalam larutan. Air membentuk sekitar 60% berat badan seorang pria
dan sekitar 50% berat badan wanita (Price SA dan Wilson LM, 2006).
Ketidakseimbangan elektrolit dapat mempengaruhi semua sistem tubuh. Kalium yang
terlalu banyak atau sedikit, ataupun kalsium atau magnesium yang terlalu sedikit, dapat
meningkatkan eksitabilitas otot jantung sehingga terjadi aritmia. Tidak semua senyawa
kimia dari makanan akan terpecah menjadi elektrolit (Kowalak et al., 2017)
VII. Alat dan Bahan
- Alat :
1. Kuvet
2. Spektrofotometer
3. Tissue

- Bahan :
1. Serum pasien
2. Reagen klorida kit

VIII. Prosedur Pemeriksaan


1. Alat dan bahan disiapkan
2. sampel serum
a. sampel darah pada tabung tanpa antikoagulan
b. sampel didiamkan 15 menit
c. kemudian sampel darah di sentrifuse dengan kecepatan 3500 rpm selama 15
menit (harus seimbang)
d. dipisahkan serum dari bekuan dan serum di masukan di cup serum
3. persiapan standar dan sampel (dicampur 1 bagian standar/serum ditambahkan 40
bagian aquades) misalnya 50 ul standar : 2000 ul aquades
4. Dipipet larutan kedalam kuvet
Kuvet Blanko Standard Sampel
Sampel - - 20 ul
Standar - 20 ul -
RGT 1000 ul 1000 ul 1000 ul
5. Kuvet diinkubasikan selama 5-60 menit
6. Kemudian absorbasi dibaca dengan panjang gelombang 590 nm
IX. Hasil dan Perhitungan
- Data Pasien:
Nama : Doni
Usia : 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
- Diketahui Faktor :
Panjang gelombang : 590 nm
- Diketahui :
a. ABS Standar = 0,430 A
b. ABS Sampel = 0,420 A
 Perhitungan Pemeriksaan
( Absorbansi sampel )
Klorida = × konsentrasi standar
( Absorbansi standar)
0,420
= ×100
0,430
= 97,6 mmol/L
- Interpretasi Hasil
Nilai normal : 95-108 mmol/L

X. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan dalam serum bertujuan untuk
pemeriksaan kadar klorida dalam serum darah dengan metode spektrofotometer. Untuk
pemeriksaan ini, pertama-tama dilakukan penyiapan serum/plasma dengan cara
disiapkan alat dan bahan terlebih dahulu. Kemudian darah dimasukkan ke dalam tabung
sentrifuge dan disentrifuge selama ± 15 menit dengan kecepatan 4000 rpm. Diambil
serum darah, dan dimasukkan kedalam cup serum. Yang kedua di lakukan pengukuran
absorban blanko dengan cara membuat monoreagen. Lalu diukur absorbannya pada
panjang gelombang 340 nm dengan menggunakan spektrofotometer. Kemudian diukur
lagi absorbansi standar dan sampel setelah diinkubasi selama 5 menit, dan absorbansi
dibaca dalam 60 menit.
Adapun alasan darah disentrifuge adalah untuk memisahkanantara serum (lapisan
atas) dan plasma (lapisan bawah). Alasan digunakannya serum yaitu karena serum tidak
lagi mengandung fibrinogen, dimana fibrinogen ini terdapat pada plasma dan dapat
mengakibatkan pengukuran absorban meningkat 3-5 %. Dan alasan diinkubasi yaitu
agar seluruh reagen dapat bereaksi sempurna dengan sampel.
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil pada pemeriksaan
phosphate pasien atas nama Doni yaitu 97,6 mmol/L, dimana hasilnya normal karena
nilai normal 95-108 mmol/L.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil dan harus diperhatikan adalah
pengambilan darah pada area yang terpasang jalur intra-vena dapat menurunkan kadar,
trauma pada proses pengambilan sampel akibat tidak sekali tusuk kena dapat
meningkatkan kadar, hemolisis sampel, selain itu serum yang digunakan jika disimpan
terlalu lama akan mempengaruhi hasil.
XI. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, pemeriksaan kadar klorida pada
sampel serum pasien Doni didapatkan hasil 97,6 mmol/L (normal) dengan nilai rujukan
95-108 mmol/L.

XII. Daftar Pustaka


Anwari, I.M. 2007. Cairan Tubuh Elektrolit dan Mineral. http://www.pssplab.com.
Hartanto. W, 2007. Terapi Cairan dan Elektrolit. Bagian Farmakologi Klinik FK
Universitas Pajajaran.
Kee J.L., 2003. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik. Edisi ke-6,
Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta
Kurtanti. 2005. Keseimbangan Cairan, Elektrolit, Asam Bassa.
http://perawatonline.com/

Yogyakarta, 16 Desember 2022


Koordinator praktikum Praktikan

(Subrata Tri Widada, SKM,. M.Sc) Fitri Martinalova


NIM. 20300014

Anda mungkin juga menyukai