Dosen Pembimbing :
Instruktur :
Nama :
202210621
T.A 2021/2022
Laporan Pratikum Biokimia Gizi
5) Tinjauan Pustaka :
Alat :
Pipet volumetrik 0,05 ml
Pipet volumetrik 1 ml
Spektrofotometer
Kufet
Balon pengisap
7) Prosedur Kerja :
Prosedur dengan menggunakan reagen 1 dan 2
Bahan Blanko Sampel/standar
Sampel/standar - 50 ul = 0,05 ml
Aquades 0,05 ml -
Mix, diamkan selama 5 menit, pada suhu 20-25 °C/37° C dan tambahkan:
Sampel/standar - 0,04 ml
Aquades 0,04 ml -
Mono reagen 2 ml 2 ml
0
Kocok, lalu diamkan selama 30 menit pada suhu 20-25 C atau 20 menit pada
suhu 37 0C. segera baca absorban
Perhitungan:
Rumus:
Untuk kreatinin urine:
Δ Asampel
Creatinin (mg/dl) = x Kosentrasi standar(mg/dl) x 50
A Astandar
Faktor Konversi:
Creatinin (mg/dl) x 88,4 = Creatinin(μmol/L)
Nilai normal:
Urine
Perempuan : 11 - 20 mg/kg/24 jam ( 97 -177 μmol/kg/24 jam)
Laki-laki : 14 - 26 mg/kg/24 jam (124 -230 μmol/kg/24 jam)
8) Hasil dan Pembahasan :
Pemeriksaan jumlah kreatinin urin lebih tepat dari fungsi ginjal dapat diestimasi
dengan menghitung berapa banyak kreatinin dibersihkan dari tubuh oleh ginjal, dan ini
disebut kreatinin clearance. (Siamak, 2009)
Pemeriksaan kadar kreatinin yang dilakukan dengan urine mungkin akan membutuhkan
waktu yang lebih lama dibandingkan tes darah, yaitu 24 jam. Berikut beberapa langkah-
langkahnya :
1. Langsung buang air kecil pada pagi hari setelah bangun tidur dan catat waktunya.
2. Selama 24 jam ke depan, simpan semua urine yang dikeluarkan di wadah.
3. Simpan wadah urine di lemari es atau pendingin dengan es.
4. Berikan wadah berisi sampel urine ke laboratorium seperti yang diinstruksikan.
Pemeriksaan kreatinin urin biasanya digunakan untuk menilai kemampuan laju filtrasi
glomerolus, yaitu dengan melakukan tes kreatinin kliens. Tinggi rendahnya kadar kreatinin darah
juga memberi gambaran tentang berat ringannya gangguan fungsi ginjal.
Proporsi protein yang tidak adekuat (lebih banyak mengkonsumsi protein nabati) sebagian
besar (95,5%) memiliki kreatinin yang tinggi (>1,5 mg/dl). Hal ini dapat menunjukkan bahwa
dengan proporsi protein yang tidak adekuat, terjadi pemecahan protein otot sehingga
meningkatkan kadar kreatinin.
Untuk lebih mengetahui dan memahami pratikum ini perlu dilakukan pratikum secara
langsung dengan alat dan bahan yang lengkap di laboratorium. Dengan melakukan semua
langkah-langkah maka hasil yang didapatkan juga lebih pasti dan akurat.
file:///C:/Users/user/Downloads/1019-1990-1-SM.pdf