Anda di halaman 1dari 6

Laporan Pratikum Biokimia Gizi

Creatinin Urine Dengan KIT Diagnostic System

Dosen Pembimbing :

Dr. Eva Yuniritha, S.ST, M.Biomed

Wiwi Sartika, DCN, M.Biomed

Siti Sarah Yusdi, M.Si

Zurni Nurman, S.ST, M.Biomed

Instruktur :

Sri Nofrianti, S.Si

Renita Afriza, SKM, M.Kes

Nama :

Morin Harmi Zuleka

202210621

Sarjana Terapan Gizi dan Dietetika 2B

Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang

T.A 2021/2022
Laporan Pratikum Biokimia Gizi

1) Hari / Tanggal : Senin / 11 Oktober 2021


2) Judul Pratikum : Creatinin Urine Dengan KIT Diagnostic System
3) Tujuan Pratikum :
1. Mahasiswa dapat mengukur kadar kreatinin dalam urine
2. Mahasiswa dapat membandingkan kadar kreatinin urine dengan nilai standar
3. Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil ukur dalam konteks status gizi
4) Prinsip Kerja : Creatinin akan bereaksi dengan asam pikrat dalam suasana basa.
Reaksi ini membentuk kratinin pikrat yang berwarna jingga. Intensitas warna yang
terbentuk diukur pada spektrofotometer dengan panjang gelobang 492 nm (490-510).

Reaksi : Creatinin + Asam pikrat  Creatinin Pikrat Kompleks

5) Tinjauan Pustaka :

Kreatinin dalam urin terbentuk dan fosfokreatinin. Kecepatan ekskresi kreatinin


relative konstan dari hari ke hari. Oleh karena itu, ekskresi kreatinin dari setiap individumanusia
hampir selalu konstan seperti halnya kadar kalium di dalam tubuh manusia.Dengan
demikian cara terbaik untuk mengetahui volume urin yang diekskresikan selama24 jam adalah
melalui penetapan kadar kreatinin dengan berdasarkan fraksinya yangrelatif konstan
terhadap laju kreatinin setiap hari. Laju ekskresi urin kreatinin dalam urinberbeda pada setiap
individu. Kreatinin lebih banyak diekskresikan oleh laki-laki dari pada wanita. Dasar
perbedaan ini dapat dilihat pada pertumbuhan otot antara laki-lakidan wanita. Bayi mempunyai
laju ekskresi urin rendah dan akan terus bertambah padamasa kanak-kanak dan remaja.
(Murpratama, 2009)
Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang
dilepaskan dari otot dengan kecepatan yang hampir konstan dan diekskresi dalam urin dengan
kecepatan yang sama. Kreatinin diekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi,
konsentrasinya relatif konstan dalam plasma dari hari ke hari, kadar yang lebih besar dari nilai
normal mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal. (Corwin J.E, 2001).
Definisi kreatinin yang lain, adalah produk akhir metabolisme kreatin. Kreatin sebagian besar
dijumpai di otot rangka, tempat zat ini terlihat dalam penyimpanan energi sebagai kreatin fosfat (
cp ), dalam sintesis ATP dari ADP, kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim
kreatin. (Murray, 2009 )
Reaksi ini berlanjut seiring dengan pemakaian energi sehingga dihasilkan cp. Dalam proses
kecil kreatin diubah secara ireversibel menjadi kreatinin, yang dikeluarkan dari sirkulasi oleh
ginjal. Jumlah kreatinin oleh seseorang setara dengan otot rangka yang dimilikinya. ( Murray,
2009 )
6) Reagen dan Alat :
 Bahan / Reagen :
 Urine ( untuk urine diencerkan 1:49)
 Rl : Sodium Hidroxida (NaOH) o,}6 mol/L = bahaya untuk mata dan kulit
 R2 : Picric Acid (asam pikrat) 4,0 mol/L. = Toxic untuk pernafasan, dan kulit
 Standart : 2 mg/dl (177mmol/L)

 Alat :
 Pipet volumetrik 0,05 ml
 Pipet volumetrik 1 ml
 Spektrofotometer
 Kufet
 Balon pengisap
7) Prosedur Kerja :
Prosedur dengan menggunakan reagen 1 dan 2
Bahan Blanko Sampel/standar

Sampel/standar - 50 ul = 0,05 ml

Aquades 0,05 ml -

Reagen 1 1ml 1ml

Mix, diamkan selama 5 menit, pada suhu 20-25 °C/37° C dan tambahkan:

Reagen 2 0,25 ml 0,25 ml


Campurkan/ kocok dan baca absorban A1 setelah 60 detik, dan baca absorban A2
setelah 120 detik.

Prosedur dengan menggunakan Monoreagen


Bahan Blanko Sampel/standar

Sampel/standar - 0,04 ml

Aquades 0,04 ml -

Mono reagen 2 ml 2 ml

0
Kocok, lalu diamkan selama 30 menit pada suhu 20-25 C atau 20 menit pada
suhu 37 0C. segera baca absorban

 Perhitungan:

Δ A Standart : {(A2-Al)Standart - {(A2-A1) Blanko}

Δ A Sample : {(A2-Al)Sample - {(A2-A1) Blanko}

Konsentrasi Standart : 2 mg/ dl

 Rumus:
Untuk kreatinin urine:
Δ Asampel
Creatinin (mg/dl) = x Kosentrasi standar(mg/dl) x 50
A Astandar

 Faktor Konversi:
Creatinin (mg/dl) x 88,4 = Creatinin(μmol/L)
 Nilai normal:
Urine
 Perempuan : 11 - 20 mg/kg/24 jam ( 97 -177 μmol/kg/24 jam)
 Laki-laki : 14 - 26 mg/kg/24 jam (124 -230 μmol/kg/24 jam)
8) Hasil dan Pembahasan :
Pemeriksaan jumlah kreatinin urin lebih tepat dari fungsi ginjal dapat diestimasi
dengan menghitung berapa banyak kreatinin dibersihkan dari tubuh oleh ginjal, dan ini
disebut kreatinin clearance. (Siamak, 2009)

Pemeriksaan kadar kreatinin yang dilakukan dengan urine mungkin akan membutuhkan
waktu yang lebih lama dibandingkan tes darah, yaitu 24 jam. Berikut beberapa langkah-
langkahnya :

1. Langsung buang air kecil pada pagi hari setelah bangun tidur dan catat waktunya.
2. Selama 24 jam ke depan, simpan semua urine yang dikeluarkan di wadah.
3. Simpan wadah urine di lemari es atau pendingin dengan es.
4. Berikan wadah berisi sampel urine ke laboratorium seperti yang diinstruksikan.

Nilai normal kreatinin urine :


 Bayi : 8-20 mg/dL atau 71-177 mikro mol/kg/day
 Anak-anak : 8-22 mg/dL atau 71-194 mikro mol/kg/day
 Remaja : 8-30 mg/dL atau 71-265 mikro mol/kg/day
 Wanita dewasa : 11-20 mg/dL atau 97-177 mikro mol/kg/day
 Pria dewasa : 14-26 mg/dL atau 124-230 mikro mol/kg/day
Kadar kreatinin memiliki batas normal, yaitu antara 0,5 -1,5 mg/dl. Namun nilai
rujukan dalam menentukan kadar kreatinin urin, yaitu 0,6 – 1,2 mg% untuk urin
sewaktu dan 1 – 1,5 mg % untuk urin 24 jam. Apabila hasil kadar kreatinin lebih tinggi dari
normal dapat menunjukkan bahwa terkena akut tubular nekrosis, dehidrasi, diabetesnefropati,
eklamsia (suatu kondisi kehamilan yang meliputi kejang), glomerulonefritis,gagal ginjal,
penyakit otot menyusun, preeklampsia (kehamilan – induced hipertensi), pielonefritis, ginjal
berkurangnya aliran darah (syok, gagal ginjal, jantung kongestif), rhabdomyolysis, obstruksi
saluran kemih. Sedangkan hasil kadar kreatinin lebih rendah dari normal dapat menunjukkan
: muscular clystrophy (tahap akhir) dan myastheniagravis. (National Institutes of Health,
2007)

Pemeriksaan kreatinin urin biasanya digunakan untuk menilai kemampuan laju filtrasi
glomerolus, yaitu dengan melakukan tes kreatinin kliens. Tinggi rendahnya kadar kreatinin darah
juga memberi gambaran tentang berat ringannya gangguan fungsi ginjal.
Proporsi protein yang tidak adekuat (lebih banyak mengkonsumsi protein nabati) sebagian
besar (95,5%) memiliki kreatinin yang tinggi (>1,5 mg/dl). Hal ini dapat menunjukkan bahwa
dengan proporsi protein yang tidak adekuat, terjadi pemecahan protein otot sehingga
meningkatkan kadar kreatinin.

9) Kesimpulan dan Saran :


 Kesimpulan :
1. Pemeriksaan kreatinin urin biasanya digunakan untuk menilai kemampuan laju filtrasi
glomerolus, yaitu dengan melakukan tes kreatinin kliens. Tinggi rendahnya kadar
kreatinin darah juga memberi gambaran tentang berat ringannya gangguan fungsi ginjal.
2. Pemeriksaan kadar kreatinin yang dilakukan dengan urine mungkin akan membutuhkan
waktu yang lebih lama dibandingkan tes darah, yaitu 24 jam.
3. Proporsi protein yang tidak adekuat (lebih banyak mengkonsumsi protein nabati)
sebagian besar (95,5%) memiliki kreatinin yang tinggi (>1,5 mg/dl). Hal ini dapat
menunjukkan bahwa dengan proporsi protein yang tidak adekuat, terjadi pemecahan
protein otot sehingga meningkatkan kadar kreatinin.
 Saran :

Untuk lebih mengetahui dan memahami pratikum ini perlu dilakukan pratikum secara
langsung dengan alat dan bahan yang lengkap di laboratorium. Dengan melakukan semua
langkah-langkah maka hasil yang didapatkan juga lebih pasti dan akurat.

10) Daftar Pustaka :

Penuntun Pratikum Biokimia Gizi 2021


https://docplayer.info/73042944-Penentuan-kadar-kreatinin-urin-penanggung-jawab-ina-
sholihah-j.html
https://hellosehat.com/urologi/pemeriksaan-kreatinin/

file:///C:/Users/user/Downloads/1019-1990-1-SM.pdf

Anda mungkin juga menyukai