KELOMPOK 4
?
Untuk mendeteksi terjadinya kelainan biokimia
seseorang sehingga dapat digunakan untuk
menggambarkan tahap awal dari suatu penyakit
atau kondisi sebelum gejala klinis penyakit terjadi.
?
Memberikan gambaran yang lebih tepat,
objektif, dalam penilaian status gizi.
Selanjunya hasil pemeriksaan biokimia
tersebut dibandingkan dengan standar
normal yang telah ditetapkan.
?
Untuk melengkapi metode lain dalam
menilai status gizi, misalnya data konsumsi
pangan, pemeriksan kinis, dan antropometri.
Sehingga dapat lebih mudah diidentifikasi.
MACAM SPESIMEN
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan dengan bahan atau
1. Spesimen Darah spesimen darah. Beberapa pemeriksaan berikut ini menggunakan
spesimen darah, antara lain:
1. Asam Urat.
2. Bilirubin.
3. Human Chorionic Gonadotropin (HCG).
4. Pemeriksaan lain yang menggunakan spesimen urine antara lain pemeriksaan urobilinogen untuk menentukan
kadar kerusakan hepar, penyakit hemolisis, dan infeksi berat, pemeriksaan urinealisis digunakan untuk
menentukan adanya berat jenis, kadar glukosa, keton, dan lain-lain. Pemeriksaan kadar protein dalam urine
untuk menentukan kadar kerusakan glomerulus. Pemeriksaan pregnadion dalam urine untuk menentukan
adanya gangguan dalam menstruasi dan menilai adanya ovulasi, serta pemeriksaan lainnya. (Musrifatul Uliyah,
A.Aziz Alimul Hidayat,2008:195)
MACAM SPESIMEN
02
menggunakan penilaian
yang selalu ditera dan
pelaksanaannya dilakuakan
03
Dapat menunjang hasil oleh tenaga ahli.
pemeriksaan metode lain
dalam penilaian status gizi.
KEKURANGAN PSG BIO KIMIA
4
Beberapa penentuan pemeriksaan
8
Kurang praktis dilakukan di lapangan laboratorium memerlukan peralatan
karena memerlukan peralatan yang laboratorium yang hanya terdapat di
tidak mudah dibawa kemana-mana. laboratorium pusat sehingga pemeriksaan
di daerah tidak dapat dilakukan.
PENILAIAN ZAT BESI
Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh
Diperlukan dalam hemopoboesis (pembentukan darah)
yaitu sintesis hemoglobin (Hb).
Nilai normal serum besi adalah sebagai berikut : (Erhabor & Adias, 2013)
Pemeriksaan biokimia pada obesitas dapat dilakukan dengan pemeriksaan profil lipid.
Penetapan lipid biasanya dilakukan dengan serum, tetapi dapat juga menggunakan plasma
EDTA atau plasma heparin. Baik serum maupun plasma harus segera dipisahkan dari sel-sel
darah dan jika tidak segera diperiksa, harus disimpan dalam lemari es supaya distribusi
kolesterol tidak berubah dan enzim-enzim tidak sempat mengubah proporsi lipoprotein. Sampel
darah harus diperoleh setelah klien berpuasa 10 – 12 jam sebelum pengambilan. Pengukuran
lipid serum yang paling relevan adalah kolesterol total, trigliserida, kolesterol HDL, dan
kolesterol LDL.
Batasan Penentuan Status Gizi Besi dan Obesitas
Secara Biokimia
Anemia Gizi Besi Nilai Ambang Batas Hemoglobin
untuk Anemia (Kemenkes EI, 2004
Nilai Ambang Batas Hemoglobin untuk Barometer Gizi Indonesia)
Anemia (menurut Departemen Kesehatan
1995) Kelompok Umur Hemoglobin Ambang Batas
(g/L) Masalah
Kesehatan
Kelompok Batas Normal Masyarakat
Balita 6-59 11,0 >20 %
Anak balita 11 gram %
bulan
Anak Usia 12 gram % Anak 5-11 12,0 >20 %
sekolah tahun
Wanita dewasa Anak 12-14 12,0 >20 %
12 gram % tahun
Laki-laki dewasa WUS tidak 12,0 >20 %
13 gram %
hami; 15-49
Ibu hamil 11 gram % tahun
Ibu hamil 11,0 >20 %
Ibu menyusui > 3 12 gram %
Laki-laki>15 13,0 >20 %
bulan tahun
Batasan Penentuan Status Gizi Besi dan Obesitas
Secara Biokimia
Obesitas
Nilai Rujukan Profil Lipid
Resiko Kehamilan
Kekurangan zat besi pada ibu hamil menyebabkan kadar hemoglobin rendah. Sehingga tidak
dapat mencukupi kebutuhan oksigen janin dan dapat menyebabkan gagal jantung
AKIBAT OBESITAS
1. Diabetes Mellitus
2. Hipertensi
3. Stroke
4. Gagal Nafas
5. Nyeri Sendi
6. Batu Empedu
7. Psikososial
8. Kanker
OBESITAS
KEKURANGAN ZAT BESI a. Perbanyak makan buah segar
b. Hindari makan sayur dengan bumbu kacang
a. Mengkonsumsi suplemen Fe (zat yang digoreng, bumbu santan, maupun
besi) sayuran yang digoreng
b. Fortifikasi makanan yang c. Hindari makan sereal dan creacker yang
menggunakan susu full cream
mengandung zat besi
d. Gunakan susu yang rendah lemak (susu
c. Mengubah kebiasaan pola kedelai atau yogurt)
makanan dengan menambahkan e. Pilihlah daging yang tidak berlemak dan
konsumsi pangan yang memudahkan memiliki warna cerah
f. Hindari jeroan, daging berlemak, otak
absorbsi besi seperti menambahkan g. Tingkatkan konsumsi protein nabati (tempe,
vitamin C. tahu)
d. Penurunan kehilangan besi dengan h. Hindari makanan/ lauk yang digoreng
i. Kurangi konsumsi minyak goreng sampai 1
pemberantasan cacing.
sendok makan (10gr) perhari
j. Perbanyak aktifitas fisik
STUDI KASUS ANEMIA