Anda di halaman 1dari 36

PSG BIOKIMIA ( ANEMIA & OBESITAS)

KELOMPOK 4

Shofi kurniatus zuhro 152110101011 Siti Qodriyatul Mardiyah 162110101051


Violita Pita N 152110101026 Ayudha Nabila D. 162110101122
Zafira Aprilia 152110101099 Firda safira Indriyani 162110101153
Irmanda Irhasatin A 152110101106 Ilham Fauzul Fahmi 162110101183
Vivi Nur Fadilah 162110101043 Yolanda Putri Nirmala 162110101196
Afrizal Eka Satria 162110101047 Miftahiyyatul Firdausiyah162110101214
APA ITU PSG BIOKIMIA?

salah satu metode penentuan status


gizi bersifat langsung dengan
pemeriksaan spesimen laboratoris
pada jaringan pada tubuh atau
pemeriksaan laboratorium.
TUJUAN PSG BIOKIMIA

?
Untuk mendeteksi terjadinya kelainan biokimia
seseorang sehingga dapat digunakan untuk
menggambarkan tahap awal dari suatu penyakit
atau kondisi sebelum gejala klinis penyakit terjadi.

?
Memberikan gambaran yang lebih tepat,
objektif, dalam penilaian status gizi.
Selanjunya hasil pemeriksaan biokimia
tersebut dibandingkan dengan standar
normal yang telah ditetapkan.

?
Untuk melengkapi metode lain dalam
menilai status gizi, misalnya data konsumsi
pangan, pemeriksan kinis, dan antropometri.
Sehingga dapat lebih mudah diidentifikasi.
MACAM SPESIMEN
Pemeriksaan darah merupakan pemeriksaan dengan bahan atau
1. Spesimen Darah spesimen darah. Beberapa pemeriksaan berikut ini menggunakan
spesimen darah, antara lain:

•Serum glutamik piruvik transaminase (SGPT) atau alanin•Hematokrit.


amoniotransferase. • Hemoglobin
•Gonadotropin korionik manusia (Human Chorionic
•Albumin.
Gonadotropin-HCG)
•Asam Urat.
•Trombosit.
•Bilirubin (total, direct, dan indirect)
•Masa Tromboplastin parsial (Partial Tromboplastin Time-
•Estrogen. PPT), masa tromboplastin parsial teraktivasi (Activation
Partial Tromboplastin Time-APTT).
•Gas Darah arteri.
•Pemeriksaan lain yang menggunakan spesimen darah
•Gula Darah Puasa. antara lain pemeriksaan kadar elektrolit dalam darah,
masa protombin, progesteron, prolaktin, serum keratinin,
•Gula Darah Postprandial. kortisol, kolesterol, T3, T4, dan lain-lain. (Musrifatul Uliyah,
A.Aziz Alimul Hidayat,2008:194).
MACAM SPESIMEN
Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang menggunakan bahan
2. Spesimen Urine atau spesimen urine. Adapun pemeriksaannya dapat dilakukan antara
lain:

1. Asam Urat.
2. Bilirubin.
3. Human Chorionic Gonadotropin (HCG).
4. Pemeriksaan lain yang menggunakan spesimen urine antara lain pemeriksaan urobilinogen untuk menentukan
kadar kerusakan hepar, penyakit hemolisis, dan infeksi berat, pemeriksaan urinealisis digunakan untuk
menentukan adanya berat jenis, kadar glukosa, keton, dan lain-lain. Pemeriksaan kadar protein dalam urine
untuk menentukan kadar kerusakan glomerulus. Pemeriksaan pregnadion dalam urine untuk menentukan
adanya gangguan dalam menstruasi dan menilai adanya ovulasi, serta pemeriksaan lainnya. (Musrifatul Uliyah,
A.Aziz Alimul Hidayat,2008:195)
MACAM SPESIMEN

3. Pengambilan Pemeriksaan dengan bahan feses dilakukan untuk mendeteksi


Spesimen Feses adanya kuman seperti salmonella, Shigella, Escherichia coli,
Staphylococcus, dan lain-lain.

4. Pengambilan Pemeriksaan dengan bahan sekret atau sputum dilakukan


Spesimen Sputum untuk mendeteksi adanya kuman seperti tuberkulosis
pulmonal, pneumonia bakteri, bronkhitis kronis,
bronkhietaksis.
KELEBIHAN PSG BIOKIMIA

01 Dapat mendeteksi defisiensi


zat gizi lebih dini.
Hasil pemeriksaan biokimia
lebih objektif karena

02
menggunakan penilaian
yang selalu ditera dan
pelaksanaannya dilakuakan

03
Dapat menunjang hasil oleh tenaga ahli.
pemeriksaan metode lain
dalam penilaian status gizi.
KEKURANGAN PSG BIO KIMIA

Pemeriksaan biokimia hanya dapat


dilakukan setelah gangguan
metabolism terjadi
1 5 Pada pemeriksaan tertentu, specimen sulit
diperoleh.

Membutuhkan biaya yang


cukup mahal. 2 6 Membutuhkan peralatan dan bahan
yang lebih banyak.

Dalam melakukan pemeriksaan


diperlukan tenaga yang ahli. 3 7 Belum ada keseragaman dalam
memilih nilai rujukan (nilai normal).

4
Beberapa penentuan pemeriksaan

8
Kurang praktis dilakukan di lapangan laboratorium memerlukan peralatan
karena memerlukan peralatan yang laboratorium yang hanya terdapat di
tidak mudah dibawa kemana-mana. laboratorium pusat sehingga pemeriksaan
di daerah tidak dapat dilakukan.
PENILAIAN ZAT BESI
 Zat besi merupakan mikroelemen yang esensial bagi tubuh
 Diperlukan dalam hemopoboesis (pembentukan darah)
yaitu sintesis hemoglobin (Hb).

 Indikator laboratorium menentukan status besi yaitu,


1. hemoglobin (Hb)
2. Hematokrit
3. besi serum
4. ferritin serum (SF)
5. transferrin saturation (TS)
6. free erythrocytes protophyrin (FEP)
7. unsaturated iron-binding capacity serum (UIBC).
Hemoglobin (Hb)
Senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah.
Batas normal nilai hemoglobin untuk seseorang sukar ditentukan karena kadar
hemoglobin bervariasi diantara setiap suku bangsa.
Batas kadar hemoglobin normal berdasarkan umur dan jenis kelamin (WHO dalam
Arisman, 2002).
Metode Penilaian
1. Metode Sahli
hemoglobin dihidrolisis dengan HCl
2. Metode cyanmethemoglobin
menjadi globin ferroheme. Ferroheme
Hemoglobin dioksida oleh kalium
dioksidasi menjadi ferriheme oleh
ferrosianida menjadi methemoglobin
oksigen yang ada di udara, yang segera
yang kemudian bereaksi dengan ion
bereaksi dengan ion Cl membentuk
sianida (CN2-) membentuk sian-
ferriheme-chlorid yang juga disebut
methemoglobin yang berwarna merah.
hematin atau hemin yang berwarna
cokelat.
Intensitas warna dibaca dengan
fotometer dan dibandingkan dengan
Faktor yang mempengaruhi penilaian
standar.
faktor mata: ketajaman penglihatan,
penyinaran dan sebagainya.
Hematokrit (Ht)
Hematokrit adalah volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan cara
memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen (%).
Prosedur penentuan:
dilakukan secara duplikat menggunakan darah kapiler atau darah vena yang
diantikoagulasikan dengan EDTA
Interpretasi nilai normal hematokrit menurut Wells dan Helper :

Menurut Kelompok Batasan nilai


Wells Laki-laki 42 – 50 %
Perempuan 40 – 48 %
Helper Laki-laki 40 – 54 %
Perempuan 37 – 47 %
Hamil tua 23 – 34 %
Serum Besi
Darah harus dikumpulkan menggunakan tabung terevakuasi bebas elemen
tembusan.
Hanya air terdeionisasi terdistilasi yang harus digunakan.

Nilai normal serum besi adalah sebagai berikut : (Erhabor & Adias, 2013)

Kelompok Batasan nilai (µg/dL)


Laki-laki 65-176
Perempuan 50-170
Bayi 100-250
Anak-anak 50-120
Serum Ferritin

• Tahap pertama kekurangan zat besi


• Kadar serum feritin memberikan perkiraan cadangan besi, karena konsentrasi
serum ferritin pararel total cadangan besi tubuh
• Menilai status besi di hepar
• SF<12 µg/L (Defisiensi Fe)
• Metode :IRMA,RIA,ELLISA
Transferin Saturation (TS)
• Merupakan hasil perhitungan kadar serum iron (SI) dibagi Total Iron
Binding Capacity (TIBC) dikalikan 100%.
• Dalam keadaan normal saturasi transferin 20- 45%.
• Pada anemia defisiensi besi didapatkan kadar SI menurun dan TIBC
meningkat, sehingga saturasi transferin meningkat.
• Penurunan saturasi transferin sampai di bawah 5% memastikan diagnosis
anemia defisiensi besi.
• Menilai kadar Fe dlm serum
1. TS < 16 % (Defisiensi Fe)
2. TIBC tinggi (Anemia Gizi Besi)
Free Erythrocytes Protophyrin (FEP)

Dalam keadaan normal kadar FEP


Sirkulasi FEP di darah meningkat berkisar 35 ± 50 µg/dl sel darah
apabila penyediaan zat besi tidak merah (SDM), tetapi apabila kadar
cukup banyak untuk pembentukan FEP dalam darah lebih besar dari
sel-sel darah merah di sumsum 100 µg/dl SDM menunjukkan
tulang. individu ini
menderita kekurangan besi.
Prosedur Pemeriksaan
Tekan tombol “ON” pada hematofluorometer dan sisipkan blank glass cover slip ke dalam
pemegang sampel
 Tekan tombol “MEASURE” dan catat pembacaan pada blank glass cover slip. Gunakan hanya
blank cover slip dengan pembacaan dari 000-0006
 Gunakan pipet Pasteur plastik untuk menempatkan setetes darah penuh (kira-kira 20 µL) diatas
blank cover slip dengan cara menyebarkannya sehingga berhubungan pada posisi lubang.
 Tekan tombol “MEASURE” dan catat pembacaan. Jangan substraksikan pembacaan pada
blank cover slip.
 Ulangi langkah (4) setelah 10-15 detik lewat, kemudian kesampingkan glass cover slip.
 Untuk kontrol darah, ambil setetes darah (sekitar 35 µL) diatas glass cover slip yang bersih
dengan menekan botol. Campurkan tetesan darah dengan ujung botol. Pindahkan tutup botol.
 Tekan tombol “MEASURE” dan catat pembacaan. Kesampingkan glass cover slip.
 Periksa kontrol-kontrol darah pada permulaan dan akhir setiap hari, atau setelah 50 pengujian
yang bisa diterapkan. Nilai kontol rendah, medium, dan tinggi harus ada dalam harga yang
dinyatakan.
Perhitungan Hasil
Konsentrasi zink protoporfyrin dinyatakan dengan µmol/L RBC’d
Dihitung menggunakan rumus berikut
Hematokrit dinyatakan sebagai fraksi volume dari paket sel darah
merah
Konsentrasi zink protoporfyrin juga dapat dinyatakan dalam µg/dl
darah penuh : faktor konversi pada satuan SI, (mmol/L) x 0,0177.
Batasan :
1. Apabila penyediaan zat besi tidak cukup banyak untuk membentukan
sel-sel darah merah di sumsum tulang maka sirkulasi FEP di darah
meningkat walau belum tampak anemia.
2. Dalam keadaan normal FEP berkisar 35±50μ/dl RBC tetapi apabila kadar
FEP dalam darah lebih besar dari 100 μg/dl RBC menunjukkan individu
ini menderita kekurangan besi
PENILAIAN OBESITAS SECARA BIOKIMIA
Diagnosis didasarkan atas gejala klinis dan hasil pemeriksaan antropometri, yang mencakup
pengukuran BB, TB, lingkaran lengan atas, serta tebal lipatan kulit dan sub kutan lengan atas kanan
bagian belakang tengah, sebelah atas otot triseps. Diagnosis ditegakkan bila ditemukan gejala klinis
obesitas, disertai dengan adanya data antropometrik untuk perbandingan BB dan TB, lingkaran
lengan atas, dan tebalnya lapisan kulit, paling sedikit 10 % diatas nilai normal. Cara sederhana untuk
menentukan terjadinya obesitas sentral adalah dengan mengukur lingkar perut. Pengukuran
dilakukan pada bagian pinggang, di antara tulang panggul bagian atas dan tulang rusuk bagian
bawah. Seseorang dikatakan obesitas sentral bila lingkar perutnya >90 cm (untuk pria) atau >80 cm
(untuk perempuan)
PROSEDUR PENILAIAN ZAT BESI SECARA BIOKIMIA
Kelompok Batas nilai Hb Kelompok Batas nilai Hb
Bayi / balita 11 g/dl Anak balita 11 gram %
Usia sekolah 12 g/dl Anak Usia sekolah 12 gram %
Ibu hamil 11 g/dl Wanita dewasa 12 gram %
Pria dewasa 13 g/dl Laki-laki dewasa 13 gram %
Wanita dewasa 12 g/dl Ibu hamil 11 gram %
Ibu menyusui > 3 bulan 12 gram %
Batasan Hemoglobin Darah (Sumber: Batasan Anemia Menurut
WHO, 1975) Kementerian Kesehatan
Pengukuran Hemoglobin adalah cara paling umum digunakan untuk melihat anemia karena kekurangan besi. Analisa
Hemoglobin untuk mengetahui konsentrasi Hb adalah dengan cara cyanmethemoglobin adalah paling reliable, dengan
jumlah darah yang diambil hanya 0,02 ml dari jari manis tangan kiri (pembuluh darah Kapiler) yang tidak banyak dipakai
untuk kegiatan sehari hari.
Konsentrasi darah kemudian dicampur dengan Kalium ferri cyanida dibaca konsentrasinya dengan spektrofotometer. Di
lapangan, pemeriksaan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang mudah dibawa yaitu “Hemo Cue”
menggunakan batere dan dan reagent
PROSEDUR PENILAIAN OBESITAS SECARA BIOKIMIA

Pemeriksaan biokimia pada obesitas dapat dilakukan dengan pemeriksaan profil lipid.
Penetapan lipid biasanya dilakukan dengan serum, tetapi dapat juga menggunakan plasma
EDTA atau plasma heparin. Baik serum maupun plasma harus segera dipisahkan dari sel-sel
darah dan jika tidak segera diperiksa, harus disimpan dalam lemari es supaya distribusi
kolesterol tidak berubah dan enzim-enzim tidak sempat mengubah proporsi lipoprotein. Sampel
darah harus diperoleh setelah klien berpuasa 10 – 12 jam sebelum pengambilan. Pengukuran
lipid serum yang paling relevan adalah kolesterol total, trigliserida, kolesterol HDL, dan
kolesterol LDL.
Batasan Penentuan Status Gizi Besi dan Obesitas
Secara Biokimia
Anemia Gizi Besi Nilai Ambang Batas Hemoglobin
untuk Anemia (Kemenkes EI, 2004
Nilai Ambang Batas Hemoglobin untuk Barometer Gizi Indonesia)
Anemia (menurut Departemen Kesehatan
1995) Kelompok Umur Hemoglobin Ambang Batas
(g/L) Masalah
Kesehatan
Kelompok Batas Normal Masyarakat
Balita 6-59 11,0 >20 %
Anak balita 11 gram %
bulan
Anak Usia 12 gram % Anak 5-11 12,0 >20 %
sekolah tahun
Wanita dewasa Anak 12-14 12,0 >20 %
12 gram % tahun
Laki-laki dewasa WUS tidak 12,0 >20 %
13 gram %
hami; 15-49
Ibu hamil 11 gram % tahun
Ibu hamil 11,0 >20 %
Ibu menyusui > 3 12 gram %
Laki-laki>15 13,0 >20 %
bulan tahun
Batasan Penentuan Status Gizi Besi dan Obesitas
Secara Biokimia
Obesitas
Nilai Rujukan Profil Lipid

PARAMETER NILAI (mg/dl)


Kolesterol Total Desirable : 140 - 199
Borderline High : 200 – 239
High : >240
Kolesterol LDL Desirable : <130
Borderline High : 140 – 159
High : 160
Kolesterol HDL Laki – laki : 35 – 65
Perempuan : 35-80

Trigliserida Desirable : <150


Borderline High : 150 – 199
High : 200 – 499
Very High : ≥ 500
AKIBAT KEKURANGAN ZAT BESI
Anemia
Anemia menunjukkan rendahnya kadar hemoglobin dalam darah. Gejala yang
dirasakan penderita antara lain : kulit pucat, detak jantung meningkat, sulit
bernafas, cepat lelah, pusing terutama saat berdiri dll

Menurunkan sistem imun


Zat besi sangat berperan dalam Aktifitas SOD (superoksida dismutase) dan
katalase Antioksidan enzimatis dalam mencegah terbentuknya senyawa radikal
bebas baru.
Menurunkan sistem intelektual
Kekurangan asupan zat besi dapat mengakibatkan rendahnya kadar
hemoglobin dalam darah, sehingga oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh dan
otak menjadi berkurang yang akan berakibat timbulnya perubahan
metabolisme di dalam otak. Berubahnya fungsi normal otak akan berpengaruh
terhadap perkembangan kecerdasan anak dan pencapaian prestasi belajar
anak di sekolah

Resiko Kehamilan
Kekurangan zat besi pada ibu hamil menyebabkan kadar hemoglobin rendah. Sehingga tidak
dapat mencukupi kebutuhan oksigen janin dan dapat menyebabkan gagal jantung
AKIBAT OBESITAS

1. Diabetes Mellitus

2. Hipertensi

3. Stroke

4. Gagal Nafas

5. Nyeri Sendi

6. Batu Empedu

7. Psikososial

8. Kanker

9. Angka Kematian Meningkat


PENGOBATAN AKIBAT KEKURANG ZAT BESI & OBESITAS

KEKURANGAN ZAT BESI


1. Suplemen vitamin dan mineral OBESITAS
2. Perubahan pola makan 1. Melakukan evaluasi terhadap
3. Obat dampaknya penyakit pada seseorang
4. Transfusi darah yang menderita obesitas
5. Pencangkokan sumsum tulang 2. Gunakan pendekatan dengan tim
kesehatan
6. Operasi (pengangkatan limpa jika
3. Kurangi asupan lemak
disebabkan oleh anemia 4. Tingkatkan asupan serat
hemolitik) 5. Lakukan aktifitas fisik
7. Antibiotik (jika disebkan oleh 6. Perubahn perilaku (therapeutic
infeksi) lifestyle changes)
8. Makanan yang kaya akan zat besi 7. Mengguanakan obat-obatan
9. Suplemen zat besi (Fe)
PENCEGAHAN KEKURANG ZAT BESI & OBESITAS

OBESITAS
KEKURANGAN ZAT BESI a. Perbanyak makan buah segar
b. Hindari makan sayur dengan bumbu kacang
a. Mengkonsumsi suplemen Fe (zat yang digoreng, bumbu santan, maupun
besi) sayuran yang digoreng
b. Fortifikasi makanan yang c. Hindari makan sereal dan creacker yang
menggunakan susu full cream
mengandung zat besi
d. Gunakan susu yang rendah lemak (susu
c. Mengubah kebiasaan pola kedelai atau yogurt)
makanan dengan menambahkan e. Pilihlah daging yang tidak berlemak dan
konsumsi pangan yang memudahkan memiliki warna cerah
f. Hindari jeroan, daging berlemak, otak
absorbsi besi seperti menambahkan g. Tingkatkan konsumsi protein nabati (tempe,
vitamin C. tahu)
d. Penurunan kehilangan besi dengan h. Hindari makanan/ lauk yang digoreng
i. Kurangi konsumsi minyak goreng sampai 1
pemberantasan cacing.
sendok makan (10gr) perhari
j. Perbanyak aktifitas fisik
STUDI KASUS ANEMIA

Judul Jurnal : Pola Konsumsi (Faktor Inhibitor Dan


Enhancer Fe) Terhadap Status Anemia
Remaja Putri
Penulis : Herta Masthalina, Yuli Laraeni, Yuliana
Putri Dahlia
Jurnal : Jurnal kesehatan Masyarakat
voulme : vol 11 no 01
Terbit : 2015
Halaman : 80-86
5w + 1H
Apa yang akan diteliti dalam jurnal ?
Pola Konsumsi (Faktor Inhibitor Dan Enhancer Fe) Terhadap Status Anemia Remaja Putri

Siapa yang dijadikan populasi dalam penelitian ?


Siswi kelas X dan XI di Madrasah Aliyah Al-Aziziyah Kapek, Gunungsari.

Kapan penelitian tersebut dilakukan ?


Dilakukan pada tahun 2014

Dimana dilakukan penelitian dilakukan ?


Di berbagai daerah kecematan di lombok barat terutama kecamatan Gunung sari
Kenapa peneliti melakukan penelitian ?
Karena Data Puskesmas Gunungsari tahun 2012 terhadap pemeriksaan kadar Hb murid Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah
bahwa diperoleh Madrasah Aliyah AlAziziyah Gunungsari berada pada peringkat pertama yang memiliki jumlah siswi puteri terbanyak
menderita anemia yaitu sebesar 81,13%. Sehingga peneliti ingin mengetahui hubungan Pola Konsumsi (Faktor Inhibitor Dan Enhancer Fe)
Terhadap Status Anemia Remaja Putri
Bagaimana penelitian tersebut dilakukan ?
Pengambilan sampel dengan cara acak (systemic random sampling). Siswiyang diambil beradasarkan kriteria inklusi. Data karakteristik sampel
(nama, umur, kelas) dengan wawancara dengan bantuan form identitas. Data tentang pola konsumsi faktor inhibitor dan enhancer Fediperoleh
dengan cara mewawancara dengan alat bantu form FFQ semi kuantitatif 1 bulan terakhir, serta data tentang status anemia siswi dikumpulkan
dengan cara pemeriksaanHemoglobin dengan menggunakan metode alat portable digital analyzerdengan kategori :
anemia = Hb <12 g/dl, dan tidak anemia = Hb ≥ 12 g/dl.
Analasis keterkaitan berdasarkan materi
Penelaian status gizi biokimia merupakan metode penilaian secara langsung, pada
umumnya penilaian melihat berdasarkan sampel berupa sampel serum darah, urine, rambut
dan feses dimana penilaian status gizi secara biokimia adalah memerlukan alat yang khusus
atau alat labolatorium. Berdsarkan jurnal tersebut peneliti untuk menilai status gizi seara
biokimia menggunakan alat portable digital analyzer dimana peneliti ingin melihat kadar
Hb pada sampel yang di teliti, sehingga di peroleh dari 67 sampel 21 orang dengan kadar
Hb < 12 g/dl (anemia) dan 46 orang dengan kadar Hb ≥ 12 g/dl.
STUDI KASUS OBESITAS

Judul Jurnal : Gambaran profil lipid pada remaja


obesitas di Kota Bitung
Penulis : Billy Senduk ,Widdhi Bodhi, Billy J.
Kepe
Jurnal : Jurnal e-Biomedik (eBm)
voulme : vol 4 no 1
Terbit : januari- juni 2016
Halaman : 112- 127
5w + 1H
Apa yang akan diteliti dalam jurnal ?
Gambaran profil lipid pada remaja obes di Kota Bitung

Siapa yang dijadikan populasi dalam penelitian ?


siswa SMA di kota Bitung.

Kapan penelitian tersebut dilakukan ?


Oktober 2015 – juni 2016

Dimana dilakukan penelitian dilakukan ?


SMA Kota belitung
Kenapa peneliti melakukan penelitian ?
Ingin melihat gambaran profil lipid pada remaja obesitas di kota belitung. Karena Obesitas pada remaja saat ini merupakan masalah
kompleks yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti gaya hidup dan pola makan yang tidak sehat serta aktivitas fisik yang kurang.
Penelitian sebelumnya menunjukkan prevalensi obesitas di salah satu SMA di kota Bitung tahun 2014 sebesar 12,40% yang terdiri dari
2,91% remaja laki-laki dan 9,5% remaja perempuan

Bagaimana penelitian tersebut dilakukan ?


sampel penelitian adalah siswa SMA di kota Bitung yang mengalami obesitas berdasarkan pengukuran lingkar pinggang serta bersdia
menandatangani inform consent . kemudian dilakukan dengan mengambil serum darah pada remaja obesitas di kota Bitung.
Pemeriksaan sampel darah dilakukan di laboratorium klinik RSUD Ratumbuysang Manado untuk dilihat kadar profil lipid dari sampel
penelitian.
Analasis keterkaitan berdasarkan materi
Menurut Harjatmo, et al ( 2017 ) pmeriksaan biokimia pada obesitas dapat dilakukan dengan
pemeriksaan profil lipid yang meliputi kolesterol total, kolesterol low density lipoprotein (LDL),
kolesterol high denisty lipoprotein (HDL) dan tigliserida. Jadi berdasarkan uraian tersebut ada
keterkaitan materi dengan jurnal. penilaian status gizi pada remaja obesitas teresbut peneliti
menggunakan pemerikasaan biokimia dimana peneliti melihat gambaran profil lipid pada remaja
obesitas berdasrakan liangkar pingang, dengam pengambilan serum darah kemudian sampel
darah tersebut di uji labolatorium sehinga di peloreh bahwa . Dari hasil penelitian ini didapatkan
13 siswa (26%) memiliki kadar kolesterol diatas nilai normal, 31 siswa (62%) memiliki kadar HDL di
bawah nilai normal, 41 siswa (82%) memiliki kadar LDL di atas nilai normal, dan 6 siswa (12%)
memiliki kadar trigliserida di atas nilai normal.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai