Anda di halaman 1dari 32

Gangguan Pada Tindakan Medik Invasive

Tindakan Bedah

Oleh
EDI ROSADI

Company

LOGO

Pengertian
Bedah atau pembedahan
(Bahasa Inggris: surgery, Bahasa Yunani:
cheirourgia : "pekerjaan tangan") adalah
spesialisasi dlm kedokteran yang mengobati
penyakit atau luka dg operasi manual dan
instrumen.
Ahli bedah (surgeon) dpt merupakan dokter,
dokter gigi, atau dokter hewan yang memiliki
spesialisasi dalam bidang ilmu bedah.

COMPANY LOGO

Pembedahan/operasi adalah semua tindakan


pengobatan yang menggunakan cara invasif
dengan membuka atau menampilkan bagian
tubuh yang akan ditangani (R. Sjamsuhidajat &
Wim de Jong, 2005).
Pembukaan bagian tubuh ini umumnya
menggunakan sayatan.
Setelah bagian yang ditangani ditampilkan,
dilakukan tindakan perbaikan yang di akhiri
dengan penutupan dan penjahitan luka.

COMPANY LOGO

Penyakit Bedah
Sejumlah penyakit merupakan indikasi utk
pembedahan.
Diperlukan perencanaan oleh dokter
pembedah yg harus menyiapkan dirinya
(pengetahuan, tehnik bedah, sarana
bedah, personel bedah, dokter anestesi)

COMPANY LOGO

Pasien bedah
Penderita harus tahu bahwa dia akan dibedah
dan diobati.
Pasien berhak mendapat penerangan yg jelas
tentang jalannya pembedahan yang akan
dijalani.
Diperlukan keterbukaan ahli bedahnya.
Kepribadian dan latar belakang penderita
juga diketahui.

COMPANY LOGO

Dokter Bedah
Harus menguasai pengetahuan ttg penyakit
yg memerlukan pembedahan.
Harus mengenal penderita yang akan
dibedah.
Pengalaman ahli bedah menentukan
sikapnya terhadap pembedahan yg akan
dilakukan.
Persetujuan tindakan bedah dari pihak
penderita dan keluarganya merupakan syarat
yg harus dipenuhi sebelumnya.

COMPANY LOGO

Cabang Ilmu Bedah


1.Bedah
2.Bedah
3.Bedah
4.Bedah
5.Bedah
6.Bedah
7.Bedah
8.Bedah

umum
anak
kulit
ginekologi
jantung & peblh darah
mata
mulut & maksilofasial
ortopedi

9.Bedah plastik
10.Bedah saraf
11.Bedah trauma
12.Bedah urologi
13.Bedah pemblh darah
14.Bedah tumor
15.Otolaringologi
16.Transplantasi organ

COMPANY LOGO

Tahap-tahap Pembedahan
1) Tahap Pra bedah (pre opersi)
2) Tahap Pembedahan (intra operasi)
3) Tahap pasca bedah (post operasi)

COMPANY LOGO

Persiapan Operasi
Persiapan yang teratur memudahkan tiap
tahapan operasi sehingga akan mempercepat
dan memberikan hasil yang lebih baik.
Persiapan meliputi persiapan pelaksana,
persiapan pasien, persiapan alat dan bahan
dan persiapan tempat.

COMPANY LOGO

Persiapan pelaksana, meliputi :


Operator, asisten I dan Asisten II
Operator dan asisten I bekerja di zona steril
maka untuk persiapannya tidak jauh
berbeda, sedangkan asisten II bekerja
dalam zona non steril yang tidak
memerlukan persiapan khusus.
Persiapan operator dan asisten I meliputi
cuci tangan dan memakai sarung tangan
(bekerja di zona steril).

COMPANY LOGO

Persiapan Calon Pasien


Keadaan Umum
Keadaan umum seperti demam, adanya edema
anasarka, hipoalbuminemia, anemia, sepsis,
dan kondisi sistemik lainnya akan berpengaruh
terhadap out come yang dihasilkan. Faktor lain
yang besar pengaruhnya adalah perawatan
post operatif.

COMPANY LOGO

Hal-hal yg perlu diperhatikan :


1. Kelainan Hemostasis
2. Diabetes Mellitus
3. Riwayat Penyakit Menular
4. Riwayat Alergi Obat
5. Riwayat Penyakit Jantung dan Paru
6. Status Gizi
7. Hipertensi
8. Riwayat penyakit lain
9. Kondisi Lokal
10. Informed Consent

COMPANY LOGO

Persiapan Alat dan Bahan


Alat atau instrumen telah disterilisasi,
kemudian disusun di atas meja instrumen
yang telah dialasi linen steril.
Peralatan lain tergantung dari jenis operasi
yang akan dilakukan. Untuk penggunaan
electrocauter, pencil probe harus sudah
disterilkan.

COMPANY LOGO

Persiapan Tempat, meliputi :


Ruangan
Bed pasien
Meja instrumen
Penerangan
Sarana penunjang, seperti: wastafel untuk
mencuci tangan, tempat sampah medik dan
non medik, UPS atau generator listrik
sebagai cadangan jika listrik mati terutama
jika menggunakan electrocauter atau laser.

COMPANY LOGO

Kondisi Tubuh Pada Pembedahan


Pembedahan tubuh sengaja dibuat luka
sehingga terjadi stres yang menyebabkan
perubahan metabolik akibat reaksi endokrin
yang kompleks.
Akibat dari luka terjadi proses penyembuhan
luka yang merupakan proses kompleks dan
banyak yang terkait.
Kebutuhan kalori, protein, lemak dan
elektrolit sangat diperlukan untuk kebugaran
fisik dan penyembuhan luka pasca bedah.

COMPANY LOGO

Puasa merupakan hal yang rutin pada


pembedahan berencana.
Puasa lebih dari 24 jam akan terjadi proses
katabolik yg menghabiskan cadangan glycogen hati
dan otot.
Badan manusia tanpa asupan nutrisi
membutuhkan 25 kkal/kg/hari (kilokalori).
Cadangan kalori habis memicu terjadi
gluconeogenesis yang diambil dari proteolisis otot
juga dari protein viseral yang mengakibatkan
menurunnya integritas sel, sistem imunitas dan
enzim.
Puasa panjang dengan mengistirahatkan saluran
pencernaan diperlukan asupan nutrisi yang
memadai.

COMPANY LOGO

Teknik Minimal Invasif


Teknologi kedokteran bidang bedah kini lebih
minim risiko melalui teknik minimal invasif.
Sayatan yang dibutuhkan, hanya sekitar satu
sentimeter, meminimalisir kehilangan darah,
kemungkinan kerusakan jaringan kecil, bahkan bisa
rawat jalan atau one day care surgery.
Keuntungan pasca bedah minimal invansif
diantaranya, bekas luka dan nyeri yang minimal,
jangka waktu perawatan di rumah sakit lebih
cepat serta pemulihan lebih cepat untuk
beraktivitas kembali
Pemulihan dengan teknik ini pun lebih cepat dan
tidak terlalu merusak kosmetika dinding perut
atau bagian tubuh yang dilakukan sayatan.

COMPANY LOGO

Tindakan-tindakan pembedahan yang dulu


hanya bisa dilakukan operasi dengan sayatan
lebar, kini cukup dilakukan dengan Bedah
Invasif Minimal yang hanya memerlukan
sayanan kecil untuk mencapai organ tubuh
yang akan dioperasi.

COMPANY LOGO

Setelah Pembedahan
Setelah operasi bisa ada risiko komplikasi,
termasuk infeksi, terlalu banyak pendarahan,
reaksi terhadap anestesi, atau luka karena
kecelakaan.
Hampir selalu ada rasa sakit dengan operasi
mungkin pembengkakan dan nyeri di sekitar
daerah ahli bedah memotong. Dokter bedah
dapat memberitahu efek samping yang
diharapkan.

COMPANY LOGO

Ada juga bisa menjadi komplikasi. Ini adalah


peristiwa yang tidak direncanakan terkait
dengan operasi.
Beberapa komplikasi infeksi, terlalu banyak
pendarahan, reaksi terhadap anestesi, atau
luka karena kecelakaan.
Beberapa orang memiliki risiko lebih besar
komplikasi karena kondisi medis lainnya.

COMPANY LOGO

Intervensi Gizi
Pengaruh pembedahan terhadap metabolisme
pasca
bedah tergantung berat ringannya
pembedahan,
keadaan
gizi
pasien
prabedah
dan
pengaruh
pembedahan terhadap kemampuan
pasien untuk
mencerna dan mengabsorpsi zat - zat gizi.
Setelah pembedahan sering terjadi peningkatan eksresi
nitrogen dan natrium yg dpt berlangsung selama 5-7
hari atau lebih pasca bedah.
Peningkatan eksresi kalsium terjadi setelah operasi
besar, trauma kerangka tubuh atau setelah
lama
tidak bergerak (imobilisasi).
Demam meningkatkan kebutuhan energi sedangkan luka
dan pendarahan meningkatkan kebutuhan protein, zat
besi dan vit.C dan cairan yang
hilang perlu diganti

COMPANY LOGO

Diet Pra-Bedah
Diet prabedah adalah pengaturan makan yg
diberikan kepada pasien yg akan menjalani
pembedahan.
Pemberian diet pra bedah, tergantung :
Keadaan umum pasien (normal atau tidak dlm hal
status gizi, gula darah, tek.darah, ritme
jantung,
denyut nadi, fungsi ginjal dan suhu
tubuh)
Macam pembedahan (bedah minor/mayor)
Sifat operasi (segera dalam keadaan darurat/
cito
atau berencana/elektif)
Macam penyakit (penyakit utama spt, peny.sal.
cerna, jantung, ginjal, sal.pernapasan, tulang atau
peny.penyerta yg dialami, spt. DM, jantung dan
hipertensi)
COMPANY LOGO

Tujuan dan Syarat Diet


Tujuan diet
Untuk mengusahakan agar st.gizi pasien dlm keadaan
optimal pada saat pembedahan sehingga tersedia
cadanga utk mengatasi stress dan penyembuhan luka.
Syarat diet :
Energi: st. gizi kurang 40-45 kkal/kg BB
Protein : st. gizi kurang 1,5-2,0 g/kg BB
Lemak cukup : 15-25 % dari keb. Energi total
KH cukup
Vitamin cukup , terutama Vit.B, C dan K
Mineral cukup
Rendah sisa

COMPANY LOGO

Jenis, Indikasi dan Lama Pemberian Diet


Prabedah darurat (sbelum pembedahan tidk diberikan
diet tertentu)
Prabedah berencana atau elektif
Prabedah minor : tidak membutuhkan diet khusus
(pada tonsilektomi) sedangkan pada appendiktomi,
herniatomi,hemoroidektomi diberikan diet rendah
sisa.
Prabedah mayor :
Prabedah sal. cerna diberikan diet rendah sisa dgn
tahapan mak.lunak, saring dan formula enteral
rendah sisa.
Prabedah di luar sal. cerna diberikan formula
enteral sisa rendah selama 2-3 hari. Pemberian
makanan terakhir pada 12-18 jam sebelum
pembedahan, minum terakhir 8 jam sebelumnya.
COMPANY LOGO

Diet Pasca Bedah


Diet Pasca Bedah I (DPB I)
Diberikan pada semua pasien pasca bedah
(pasca bedah minor dan mayor)
Makanan diberikan berupa air putih, teh
manis atau cairan lain seperti pada
makanan cair jernih.
Makanan ini diberikan dlm waktu
sesingkat mungkin karena kurang dlm
semua zat gizi.
Selain itu diberikan makanan parenteral
(TPN) sesuai kebutuhan.
COMPANY LOGO

Diet Pasca Bedah II (DPB II)


Diberikan kepada pasien pasca bedah besar sal.
cerna atau sebagai perpindahan dari diet pasca
bedah I.
Makanan diberikan dlm bentuk cair kental, berupa
kaldu jernih, sirup, sari buah, sup, susu dan puding
rata-rata 8-10 kali sehari selama pasien tidak tidur.
Jumlah cairan yg diberikan tergantung keadaan dan
kondisi pasien.
Selain itu dpt diberikan makanan parenteral bila
diperlukan.
Makanan ini diberikan dlm waktu sesingkat mungkin
karena kurang dlm semua zat gizi

COMPANY LOGO

Diet Pasca Bedah III (DPB III)


Diberikan kepada pasien pasca bedah
sal.cerna atau sebagai perpindahan dari
diet pasca bedah II.
Makanan yg diberikan berupa makanan
saring ditambah susu dan biskuit.
Cairan hendaknya tidak melebihi 2000 ml
sehari. Selain itu dpt diberikan makanan
parenteral bila diperlukan.

COMPANY LOGO

Diet Pasca Bedah IV (DPB IV)


Diberikan kepada:
Pasien pasca bedah kecil, setelah diet
pasca bedah I
Pasien pasca bedah besar, setelah diet
pasca bedah III
Makanan diberikan berupa makanan lunak
yg dibagi dalam 3 kali makanan lengkap
dan 1 kali makanan selingan.

COMPANY LOGO

Diet Pasca Bedah Lewat Pipa Lambung (NGT)

Pemberian makanan bagi pasien dlm


keadaan khusus seperti koma, terbakar,
gangguan psikis dimana makanan harus
diberikan lewat pipa lambung atau enteral
atau lewat (Naso Gastric Tube) NGT
Makanan diberikan sebagai makanan cair
kental penuh (1 kkal/ml) sebanyak 250 ml
tiap 3 jam bila tidak tidur.
Makanan diharapkan dapat merangsang
peristaltik lambung.

COMPANY LOGO

Diet Pasca Bedah Lewat Pipa Jejenum/DPBPJ


Pemberian makanan bagi pasien yg tdk dpt
menerima makanan melalui oral atau pipa lambung.
Makanan diberikan langsung ke jejenum dengan
menggunakan pipa jejenum atau Jejenum Feeding Fistula
(JFF).
Makanan diberikan sebagai makanan cair yg tidak
memerlukan pencernaan lambung dan tidak
merangsang jejenum secara mekanis maupun
secara
osmotis.
Cairan diberikan tetes demi tetes secara perlahan
agar
tdk terjadi diare atau kejang. Diet ini diberikan dlm waktu
singkat karena kurang energi, protein,
vitamin dan zat
besi.

COMPANY LOGO

COMPANY LOGO

Terima Kasih

COMPANY LOGO

Anda mungkin juga menyukai