VITAMIN
Oleh
EDI ROSADI
(ASAM ASKORBAT)
Vitamin B Kompleks
Vitamin B 1 (Thiamine)
Fisiologi
Dibutuhkan untuk metabolisme karbohidrat normal
Penting dalam mtabolisme asam-asam keton alfa (piruvat
dan
2-ketoglutarat),
merupakan
koenzim
piruvat
dehidrogenase dan alfa-ketoglutarat dehidrogenase.
Penting dalam produksi asetilkolin
Penting dalam metabolisme energi untuk neuron dan otot
jantung.
FUNGSI
Melepaskan energi dari karbohidrat dan lemak
Membantu transmit impuls syaraf
Memecah alkohol
Menjadikan selera makan lebih baik
PENYEBAB
Penggilingan padi untuk membuang sekam,
pada dasarnya akan membuang vitaminvitamin, termasuk vitamin B1.
Kekurangan vitamin B1 juga bisa diakibatkan
oleh berkurangnya penyerapan karena diare
menahun atau bertambahnya kebutuhan
vitamin karena hipertiroidisme, kehamilan atau
demam.
Peminum alkohol berat menggunakan alkohol
sebagai
pengganti
makanan,
sehingga
mengurangi asupan vitamn-vitamin, termasuk
vitamin B1.
Defisiensi
1. Beri-beri
Penyakit beri-beri ini ada 3 jenis, yaitu beri-beri kering,
2. Beri-beri Infantil
Dengan ditandai oleh gagal jantung, afonia
dan hilangnya refleks tendon dalam, timbul
pada bayi yang disusui oleh ibu yang
menderita defisiensi thiamine.
(WKS) adalah
gangguan yang biasanya berhubungan dengan
konsumsi alkohol yang berlebihan tetapi
penyebab utama WKS adalah kekurangan
vitamin B1 (thiamin).
Sindrom ini terdiri dari kebingungan akut dan
amnesia.
Mengonsumsi
alkohol
dapat
menyebabkan berkurangnya pasokan thiamin
ke dalam otak.
Sering terjadi pada orang berusia 30-70 tahun.
Sindrom ini mempengaruhi lebih banyak lakilaki dari pada perempuan.
1. Nystagmus: berasal
dari bahasa
Yunani,nmstagmos
untuk
Gejala-gejala
Wernicke
Korsakoff
Syndrome
menggambarkan kepala goyah sepeti mengantuk atau mabuk.
terjadi gerakan involunter ritmik pada satu atau kedua mata.
Gerakan mungkin menyentak, berputar (rotasi) atau berayun
(pendular). Penyebab nystagmus adalah kerusakan sistem
vestibular (nystagmus perifer); cedera saraf kranial III, IV, atau
VI; gangguan serebelum; dan intoksikasi obat. Nistagmus rotasi
sering berkaitan dengan rasa pusing dan mual.
2.Ataksia: Terjadi kegagalan kontrol otot pada tangan dan kaki
sehingga
menghasilkan
kurangnya
keseimbangan
dan
koordinasi. Ataksia disebabkan karena serebelum memburuk
atau atrofi, terkadang urat saraf tulang belakang (spinal cord)
terpengaruh sehingga terjadi kemunduran jaringan saraf pada
spinal cord.
3. Opthalmoplegia: Opthalmoplegia terjadi karena otak salah
mengirim dan menerima informasi melalui saraf yang
mengendalikan gerakan mata.
Patofisiologi WKS
Tiamin diserap di duodenum dan akan disimpan di
dalam tubuh sekitar 18 hari. Tiamin dikonversi ke
dalam bentuk aktif yaitu tiamin pirofosfat di saraf
dan sel glia. Penurunan fungsi enzim ini
menyebabkan
kerusakan
dalam
metabolisme
glukosa di otak yang mengakibatkan gangguan
metabolisme energi sel.
Bila dalam 2-3 minggu asupan tiamin kurang maka
otak merupakan tempat yang akan menunjukan
kerusakan sel paling tinggi. Konsekuensinya adalah
hilangnya gradien osmotik sel yang melintasi
membran. Perubahan biokimia yang paling awal
adalah penurunan -ketoglutarat dehidrogenase di
astrocytes. Astrocytes laktat meningkat dan terjadi
edema,
peningkatan
konsentrasi
glutamat
ekstraselular,
peningkatan
nitrat
oksida,
Hipervitaminosis B1
Kelebihan vitamin B1 akan diekskresi.
Tidak ada bukti keracunan, dosis tinggi yang
diberikan lewat intravenus dapat
menghasilkan gejala shock
Pengobatan
Pengobatannya berupa pemberian vitamin
B1 secara intravena (melalui pembuluh
darah) sebanyak 20 kali dosis harian yang
dianjurkan selama 2-3 hari, diikuti dengan
pemberian vitamin per-oral (ditelan).
Diet
dengan
mengkonsumsi
sumber
vitamin B1, seperti
ragi, ikan, daging,
susu, tanaman polong dan gandum.
Vitamin B2 (Riboflavin)
Fisiologi
Penting untuk beberapa enzim yang berkaitan
PENYEBAB
Kekurangan vitamin B2 jarang terjadi, kecuali
di daerah-daerah dimana makanan terutama
berupa padi giling.
Kekurangan vitamin ini juga bisa terjadi pada:
- peminum alkohol
- penderita penyakit hati
- penderita diare menahun.
angularis,
glositis,
keilosis,
dermatitis seboreik dan lesi pada kornea.
Selama kehamilan, defisiensi menyebabkan
kelainan tulang belulang fetus seperti tulang
memendek dan tumbuh dengan deformitas.
PENGOBATAN
Gejalanya akan mereda bila diberikan vitamin
B2 tambahan sebanyak 10 kali dosis harian
yang dianjurkan.
Diet dengan mengkonsumsi sumber
makanan yang banyak mengandung vitamin
B2 , yaitu produk-produk olahan susu,daging,
ikan dan unggas.
VITAMIN B3 (NIASIN)
FUNGSI
Dua koenzim yang dibentuk oleh niacin, NAD
dan NADP dibutuhkan untuk beberapa aktivitas
metabolis, terutama metabolisme glukosa,
lemak dan alkohol. Niasin memiliki keunikan
diantara vitamin B karena tubuh dapat
membentuknya dari asam amino triptophan.
Niasin membantu kesehatan kulit, sistem syaraf
dan sistem pencernaan.
DEFISIENSI
Pellagra
(penyakit
kekurangan
niacin),
menunjukkan gejala seperti dermatitis, diare
dan dementia.
Gejala kekurangan niacin lainnya adalah
kehilangan nafsu makan, lemah, pusing dan
kebingungan mental. Kulit dapat menunjukkan
gejala dermatitis simetrik bilateral, khususnya
pada daerah yang terkena sinar matahari
langsung.
HIPERVITAMINOSIS
Akibat dari kelebihan mengkonsumsi vitamin
B3 yaitu Niasin dalam jumlah yang besar
dapat menjadi racun pada sistem syaraf,
lemak darah dan gula darah. Gejala gejala
seperti muntah, lidah membengkak dan
pingsan dapat terjadi. Lebih lanjut, hal ini
dapat berpengaruh pada fungsi hati dan
dapat mengakibatkan tekanan darah rendah,
Pusing, mual, ataksia,neuropati perifer.
DIET :
Sumber utama Daging, unggas (ayam, itik dll)
dan ikan merupakan sumber utama niasin,
sama halnya roti dan sereal (biji-bijian) yang
telah diperkaya. Jamur, asparagus dan
sayuran hijau merupakan sumber yang paling
baik.
Vitamin B6 (pyridoxine)
FISIOLOGI
Diubah menjadi Piridoksal fosfat, suatu
koenzim dari beberapa enzim yang
mengkatalisa transaminasi, dekarboksilasi
dan deaminasi asam amino.
DEFISIENSI
Biasanya terjadi dalam kombinasi dengan
defisiensi vitamin B Kompleks yg lain pada
alkoholisme atau sindrom malabsorpsi atau
penderita dgn diet buruk.
Perubahan kulit, dermatitis seboreik pada
hidung, mulut dan mukosa pipi (terlihat erosi).
Neuropati perifer
INDIKASI TERAPI
Defisiensi
Bila kebutuhan meningkat
Keadaan tergantung (kejang pada bayi, anemia)
Penderita
yang
mendapatkan
isoniazid,
hydralazine,cycloserine dan penicillamine
Beberapa kasus homosistinuria
EFEK SAMPING
Hampir tidak ada pada dosis biasa.
Tidak boleh diberikan pada penderita yang
mendapat levodopa karena mempunyai efek
antagonis.
Vitamin B12
(Sianokobalamin)
FISIOLOGI
Berperan dalam metabolisme gugus metil
labil, misalnya biosintesis kolin da metionin
Mempertahankan glutathione dalam bentuk
tereduksi
Penting untuk maturasi eritrosit, fungsi
neurologik dan pertumbuhan.
DEFISIENSI
Insufisiensi dalam diet atau adanya parasit intestinal
(Diphyllobothrium latum)
Anemia pernisiosa atau bila mukosa lambung tidak
dapat memproduksi faktor intrinsik, yang penting
untuk absorpsi vitamin B12.
Malabsorpsi seperti terdapat pada penyakit seliak dan
penyakit Crohn.
Anemia megaloblastik
Subacute Combined Degeneration yang menyerang
medula spinalis dan otak.
Indikasi terapi
Anemia pernisiosa akibat defisiensi faktor
intrinsik, 100 ug intramuskuler tiap 2 hari
selama dua minggu dilanjutkan dengan
penyuntikan tiap bulan seumur hidup.
Pada defisiensi
diet, mula-mula 100 ug,
dilanjutkan
dengan
kebutuhan
adekuat
sebayak 1 4 mg/hari per oral.
Vitamin C
FISIOLOGI
Penting untuk pembentukan dan mempertahankan
substansi sel seperti jaringan ikat, tulang dan tulang
rawan.
Berperan
dalam
hidroksilasi
prolin
menjadi
hidroksiprolin.
Merangsang pertahanan tubuh dengan membentuk
antibodi dan mengaktifkan sistem retikuloendotelial.
Pengangkutan besi dengan mengubahnya menjadi
feritin.
Berinteraksi dengan asam folat.
METABOLISME
Vitamin C mudah diserap secara aktif atau mungkin secara nonaktif
DEFISIENSI
Kekurangan vitamin C akan menyebabkan penyakit sariawan atau
skorbut. Penyakit skorbut biasanya jarang terjadi pada bayi; bila terjadi
pada anak-anak, biasanya pada usia setelah 6 bulan dan dibawah 12
bulan.
Gejala-gejala penyakit skorbut ialah terjadinya pelembekan tenunan
dengan pemberian 100 sampai 200 mg vitamin C per hari. Bila penyakit
sudah kronik perlu diperlukan waktu lebih lama untuk penyembuhannya
dan suplai vitamin C yang lebih ditingkatkan.
HIPERVITAMINOSIS
Kelebihan
Indikasi terapi
Pencegahan skorbut, 25-200 mg, empat kali
sehari.
Metemoglobinemia
Efek samping
Dosis yang sangat tinggi menyebabkan urin
asam dan presipitasi urat dan sistein dalam
saluran
kemih,
dapat
menyebabkan
pembentukan batu ginjal.
DIET
Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayuran dan buah-