Radiodiagnostik / Radioterapi,
Tes Diagnostik
Oleh
Edi Rosadi
A. RADIODIAGNOSTIK
A. Barium sulfat
Bahan kontras barium sulfat, berbentuk bubuk putih
yang tidak larut.
Bubuk ini dicampur dengan air dan beberapa komponen
tambahan lainnya untuk membuat campuran bahan
kontras.
Bahan ini umumnya hanya digunakan pada saluran
pencernaan; biasanya ditelan atau diberikan sebagai
enema.
Setelah pemeriksaan, bahan ini akan keluar dari tubuh
bersama dengan feces.
Bahan Kontras
C. Gadolinium
Gadolinium adalah unsur kimia yang dalam tabel sistem
periodik memiliki simbol (Gd) dengan nomor atom 64.
Gadolinium menjadi superconductive dibawah suatu
temperatur kritis1.083 K.
Merupakan strongly magnetic pada suhu ruang, dan
menunjukkan sifat ferromagnetic dibawah suhu ruang.
Gadolinium memperlihatkan efek magnetocaloric yaitu
peningkatan temperature ketika berada dalam medan
magnet dan menurun ketika meninggalkan medan magnet.
Dikarenakan sifat paramagnetiknya larutan organic
gadolinium kompleks dan senyawa gadolinium digunakan
secara intravenous sebagai bahan kontras untuk keperluan
pencitraan medis magnetic resonance imaging (MRI)
MACAM-MACAM PEMERIKSAAN
RADIODIAGNOSTIK
1. Rntgen Konvensional
Definisi
Radiologi konvensional merupakan suatu pemeriksaan
sederhana menggunakan sinar-x dengan berbagai posisi
pemeriksaan. Dapat dilakukan dengan menggunakan
kontras atau tanpa kontras.
Keunggulan
Mudah, cepat, dan biaya relatif lebih murah.
Kelemahan
Terkadang gambaran yang dihasilkan tidak terlalu jelas,
karena superposisi (tumpang-tindih) dengan organ lain. Untuk
beberapa jenis pemeriksaan, harus dilakukan dengan
mengubah posisi pasien, agar diperoleh gambaran yang jelas.
Pemakaian klinis
Pemeriksaan tanpa kontras, dapat dilakukan pada jantung dan
paru, serta tulang tulang pada seluruh bagian tubuh.
Pemeriksaan dengan kontras, lebih lanjut dapat digunakan
untuk memeriksa saluran cerna, saluran kemih, organ
kandungan, saluran kelenjar liur, pembuluh darah, saluran
getah bening, dan sumsum tulang belakang
Rntgen Konvensional
Wilhelm Rntgen
Foto Rontgen
2. Ultrasonografi (USG)
Definisi
Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu alat pemeriksaan
diagnostik yang menggunakan gelombang suara ultrasonik untuk
menghasilkan gambaran mengenai bentuk, gerak, ukuran suatu organ
tubuh.
Keunggulan
Tidak menggunakan radiasi sinar X, sehingga aman bagi wanita
hamil.
Mudah dan cepat, tidak ada sinar yang mengionisasi atau efek lain
yang merugikan dan biaya yang rendah dengan hasil diagnostik yang
relatif tinggi.
Anatomi dapat dicapai dalam segala arah yang diinginkan tanpa
superposisi sehingga dapat dicapai gambaran ruang yang baik
Penyulit
Tidak dapat digunakan untuk melihat bagian tubuh seperti
tulang atau ruangan berongga yang berisi gas, seperti
usus. Struktur dibelakang usus dan tulang ini tidak dapat
digambarkan. Disamping itu lemak menyebakan
penyebaran berkas suara, sehingga pada penderita yang
gemuk kualitas gambarnya jauh lebih optimal dalam hal ini
CT Scan akan lebih cocok.
Pemakaian klinis
Digunakan untuk menemukan dan menentukan letak
massa dalam rongga perut / panggul, membedakan kista
dengan massa padat, mempelajari pergerakan organ
maupun pergerakan dan pertumbuhan janin.
Ultrasonografi (USG)
Definisi
MRI (Magnetic Resonance Imaging) merupakan suatu alat
diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh
dengan menggunakan medan magnet yang besar dan
gelombang frekuensi radio, tanpa sinar X ataupun zat
radioaktif.
Keunggulan:
Memberikan gambaran yang dapat menunjukkan perbedaan
sangat jelas dan lebih sensitif untuk menilai anatomi jaringan
lunak, terutama otak, sumsum tulang belakang, dan susunan
saraf dibandingkan dengan pemeriksaan sinar X biasa.
Penyulit
Tidak dapat digunakan (kontraindikasi) pada pasien dengan
alat pacu jantung, alat dengar implan, pasien dengan penlogam, pasien fobia ruangan sempit (Klaustrofobia).
Pemakaian klinis
Digunakan untuk menilai anatomi jaringan lunak, seperti
otak, sumsum tulang belakang, susunan saraf. Selain itu,
dapat juga untuk menilai jaringan lainnya seperti otot,
ligamen, tendon, tulang rawan, ruang sendi.
Problema pemeriksaan ini sementara adalah terbatasnya alat
dan biaya yang tinggi.
Kerugian
Radiasi yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan
radiologi konvensional, biaya yang harus dikeluarkan
pun relatif lebih mahal, sulit diterapkan pada pasien yang
memiliki fobia pada tempat sempit (Klaustrofobi).
Paparan radiasi akibat sinar X yang digunakan yaitu
sekitar 4% dari radiasi sinar X saat melakukan foto
rontgen. Jadi ibu hamil wajib memberitahu kondisi
kehamilannya sebelum pemeriksaan dilakukan.
Reaksi alergi pada zat kontras yang digunakan untuk
membantu tampilan gambar.
Pemakaian klinis
Dapat digunakan untuk melihat berbagai organ tubuh
seperti tulang tulang kepala, otak, jantung dan paru,
perut, pada berbagai kasus seperti kecelakaan (trauma),
tumor, infeksi, dan lain lain
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memperjelas
adanya dugaan yang kuat antara suatu kelainan, yaitu :
Gambaran lesi dari tumor, hematoma dan abses.
Perubahan vaskuler : malformasi, naik turunnya
vaskularisasi dan infark.
Brain contusion, Brain atrofi, Hydrocephalus.
Inflamasi.
6. Skintigrafi
Pada skintigrafi suatu organ digambarkan dengan mendeteksi
penyinaran yang dihasilkan oleh suatu isotop radioaktif yang
sebelumnya dimasukan ke dalam bentuk sediaan yang sesuai dan
diaplikasikan ke dalam suatu organ.
Dengan radioisotop dapat dilakukan sidik tumor yang akan menilai
tangkapan massa tumor terhadap radioisotop.
Dahulu skintigrafi digunakan untuk diagnostik metastase hepar dan
tumor otak.
Dengan datangnya CT dan USG bentuk skintigrafi ini hampir
seluruhnya ditinggalkan dan saat ini hanya skintigrafi tulang yang
masih banyak diterapkan.
Juga dalam hal ini lebih banyak didapat informasi fungsional
(aktifitas metabolisme tulang) daripada informasi morfologik.
7. Dental X Ray
8. Fluoroscopy
Untuk mengamati citra sinar-x dari tubuh pasien melalui
monitor secara langsung dan dinamik dengan paparan
sinar-x secara kontinyu pada pasien.
Foto Fluoroscopy
9. Mammography
Mammography
B. RADIOTERAPI
TUJUAN RADIOTERAPI
1. Kuratif
Bertujuan untuk meyembuhkan kanker yang beresiko besar
dengan tindakan operatif.
Cara ini dipilih berdasarkan radiosensitifitas tumor, kemungkinan
penyebaran radiasi, dosis radiasi minimal yang dapat membunuh
tumor, margin of safety dan radio responsif yang sulit operasinya.
2. Paliatif
Bertujuan untuk mengurangi gejala-gejala seperti rasa nyeri,
perdarahan, gangguan menelan, ulkus berbau, obstruksi saluran
cerna dll.
Dilakukan pada tumor yang sudah inkurable, rekurensi atau
metasasis dari tumor.
SYARAT-SYARAT RADIOTERAPI
1. Sinar Alfa ()
Sinar Alfa adalah sinar korpuskuler atau partikel dari inti
atom.
Inti atom itu terdiri dari proton dan neutron. Sinar alfa ini
tidak menembus kulit dan tidak banyak digunakan dalam
radioterapi.
Keuntungan sinar alfa ini tidak dipengaruhi oleh
oksigenisasi dalam tumor.
2. Sinar Beta ()
Sinar Beta adalah sinar yang dipancarkan oleh zat radioaktf
yang mempunyai energi rendah.
Daya tembusnya ada kulit terbatas,3-5 mm.
Digunakan untuk terapi lesi yang superficial.
Isotop yangmemancarkan sinar beta ialah phosphor, iodium.
3. Sinar Gamma ()
Sinar Gamma adalah sinar elektromagnetik atau photon. Sinar
ini dapat menembus tubuh.
Daya tembusnya tergantung dari besarnya energi yang
menimbulkan sinar itu.
Semakin tinggi energinya semakin besar daya tembusnya dan
makin dalam letak dosis maksimalnya.
1. Sinar Rontgen
Radiasi Grenz (10-15 KV)
Radiasi Superficial (10-124 KV)
Radiasi Dalam :
Orthovoltage unit (125-600 KV)
Megavoltge (supervoltge) unit (230 MeV)
2. Radioisotop
Calcium 137 unit, sinar Gamma 0
Cobalt 60 unit, sinar Gamma 1,3 MeV
Radium 226 unit, sinar alfa, beta, gamma 1,6 MeV
PEMBERIAN RADIOTERAPI
30-40 Gy
40-50 Gy
Hodkins Diseases,
Lymphosarcoma,
Seminoma,
Histiocytic
cell
60-65 Gy
70-75 Gy
Cancers,
Target utama radiasi adalah DNA, yang dapat diperngaruhi baik langsung maupun
tak langsung.
Efek energi langsung oleh High Energy Radiation menyebabkan perusakan langsung
DNA kromosom, menjadikan tidak mampu bereplikasi. Efek energi tidak langsung
disebabkan oleh radikal bebas (ion H dan OH) yang terbentuk akibat interaksi radiasi
ionisasi dengan air.
Efek ion radio bebas :
Memecah rantai ganda DNA
Merubah cross linkage dalam rantai DNA
Merubah base yang menyebabkan degenerasi/kematian sel
Pengaruh radiasi pada sel normal berbeda daripada sel tumor, pada sel normal
kemampuan untuk memperbaiki dan meregenerasi sel-sel yang rusak lebih baik
daripada sel tumor, sehingga akan lebih banyak sel-sel kanker mati daripada sel-sel
normal. Walaupun diketahui bahwa radiasi dapat menimbulkan mutasi gen,
transformasi gen menjadi kanker tetapi dengan mengendalikan dan mengarahkan
radiasi ke sasaran yang diinginkan, pengaruh buruk dari radiasi dapat ditekan sekecil
mungkin, sehingga radiasi merupakan alat yang ampuh untuk mengobati kanker.
3. Efek genetik
Bersifat stokastik dan muncul pada keturunan orang yang
terkena irradiasi (korban radiasi). Hal ini diperkirakan
karena pada dosis atau laju dosis rendah, bagian tubuh
yang paling peka ialah DNA. Setiap perubahan yang terjadi
akibat radiasi pada DNA akan menyebabkan terjadinya
mutasi.
Efek Radiasi
Intervensi Gizi
Terapi radiasi pada daerah perut dapat menyebabkan
perut mulas, mual, maupun diare.
Untuk menghindari mual, makan dengan jarak waktu 1-2
jam sebelum atau setelah radiasi.
Tetapi bisa juga rasa mulas, mual, maupun diare itu
hanya sekedar karena tegang menghadapi terapi itu,
usahakan bersikap santai.
Pada minggu ketiga atau keempat sering muncul diare.
Mintalah obat pada dokter, juga nasihat tentang
perubahan menu makanan
Kurangi makanan berserat seperti sayur-sayuran, buahbuahan, dan biji-bijian. Lebih baik diminum sarinya saja
(dijus kemudian disaring), agar tidak kekurangan vitamin
dan mineral.
Kurangi makanan yang menimbulkan gas, berlemak, atau
terlalu berbumbu.
Makan sedikit tetapi sering.
Perbanyak mengonsumsi cairan bening (air, teh, kaldu,
kuah sup, sari buah, dsb), hindari minuman yang
mengandung caffeine.