Anda di halaman 1dari 53

Oleh

EDI ROSADI

DEFINISI
Dislipidemia didefinisikan sebagai keadaan dimana
terjadi kenaikan trigliserida dan kolesterol LDL/lowdensity
lipoprotein
(hiperlipidemia)
serta
penurunan kolesterol HDL (high-density lipoprotein)
(Mahley, 2006)
Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid
yang
ditandai
dengan peningkatan
atau
penurunan fraksi lipid dalam plasma. Kelainan
fraksi lipid yang utama adalah kenaikan kadar
kolesterol total, Low Density Lipoprotein (LDL),
dan trigliserida serta penurunan kadar High
Density Lipoprotein (HDL) (Price, 2012).

Dislipidemia
adalah
keadaan
terjadinya peningkatan kadar Low
Density
Lipoprotein
(LDL),
kolesterol
dalam darah, atau
trigliserida dalam darah yang dapat
disertai dengan penurunan kadar
High Density Lipoprotein (HDL)
(Kumar, 2007).

ETIOLOGI
Etiologi dari dislipidemia dipengaruhi
oleh beberapa faktor diantaranya :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Jenis kelamin
Faktor Usia
Genetik
Kegemukan
Faktor olah raga
Merokok
Makanan

a. Jenis kelamin
Risiko terjadinya dislipidemia pada pria lebih besar
daripada wanita. Hal tersebut disebabkan karena
pada wanita produktif terdapat efek perlindungan
dari hormon reproduksi.
Pria lebih banyak menderita aterosklerosis,
dikarenakan hormon seks pria (testosteron)
mempercepat timbulnya aterosklerosis sedangkan
hormon seks wanita (estrogen) mempunyai efek
perlindungan terhadap aterosklerosis. Akan tetapi
pada wanita menopause mempunyai risiko lebih
besar
terhadap
terjadinya
aterosklerosis
dibandingkan wanita premenopouse.

b. Faktor usia
Semakin tua usia seseorang maka fungsi organ
tubuhnya semakin menurun, begitu juga
dengan penurunan aktivitas reseptor LDL,
sehingga bercak perlemakan dalam tubuh
semakin meningkat dan menyebabkan kadar
kolesterol
total
lebih
tinggi,
sedangkan
kolesterol HDL relatif tidak berubah.
Pada usia 10 tahun bercak perlemakan sudah
dapat ditemukan di lumen pembuluh darah dan
meningkat kekerapannya pada usia 30 tahun.

c. Faktor genetik
Faktor genetik merupakan salah satu
faktor pencetus terjadinya dislipidemia.

d. Faktor kegemukan
Pada orang yang kegemukan
menunjukkan output VLDL trigliserida
yang tinggi dan kadar trigliserida plasma
yang lebih tinggi.

e. Faktor olah raga


Pada orang yang kegemukan
menunjukkan output VLDL trigliserida
yang tinggi dan kadar trigliserida
plasma yang lebih tinggi.

f. Merokok
Merokok dapat meningkatkan kadar
kolesterol total, kolesterol LDL,
trigliserida, dan menekan kolesterol
HDL. Pada seseorang yang merokok,
rokok akan merusak dinding pembuluh
darah. Nikotin yang terkandung dalam
asap rokok akan merangsang hormon
adrenalin, sehingga akan mengubah
metabolisme lemak yang dapat
menurunkan kadar kolesterol HDL
dalam darah.

g. faktor makanan
Konsumsi tinggi kolesterol menyebabkan
hiperkolesterolemia dan aterosklerosis.
Asupan tinggi kolesterol dapat
menyebabkan peningkatan kadar
kolesterol total dan LDL sehingga
mempunyai risiko terjadinya dislipidemia.

Faktor resiko dislipidemia

Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia


Obesitas
Diet kaya lemak
Kurang melakukan olah raga
Penggunaan alkohol
Merokok
Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
Kelenjar tiroid yang kurang aktif.

KLASIFIKASI
1. Klasifikasi Fenotip
a. Klasifikasi Europian
Atherosclerosis Societ (EAS)

b. Klasifikasi WHO
Klasifikasi WHO merupakan modifikasi klasifikasi
Fredrickson yang didasarkan pada pengukuran koltotal dan TG, serta penilaian secara elektroforesis
subkelas lipoprotein.

2. Klasfikasi Patogenik
a. Dislipidemia primer
Dislipidemia ini dapat disebabkan oleh banyak
kelainan genetik, dislipidemia ini menjadi
beberapa keadaan, yakni :
Hiperkolesterolemia Poligenik
Hiperkolesterolemia Familial
Dislipidemia Remnan
Hiperlipidemia Kombinasi Familial
Sindrom Kilomikron
Hipertrigliseridemia Familial
Peningkatan kolesterol HDL
Peningkatan Apolipoprotein B

b. Dislipidemia sekunder
Dislipidemia
sekunder
adalah
dislipidemia
yang
terjadi akibat
suatu
penyakit
lain,
misalnya
hipotiroidisme, sindroma nefrotik,
diabetes melitus dan lain-lain.

DIAGNOSIS
Diagnosis dislipidemia didapatkan dengan
pemeriksaan
laboraturium
profil lipid
plasma. Pemeriksaan ini dianjurkan pada
setiap orang dewasa berusia lebih dari 20
tahun. Kadar lipid plasma yang diperiksa
meliputi kolesterol total, kolesterol
LDL, kolesterol HDL, dan trigliserida.
Apabila ditemukan hasil yang normal, maka
dianjurkan pemeriksaan ulangan setiap lima
tahun.

Lipoprotein
Lipoprotein merupakan partikelpartikel kompleks yang dibentuk
dari ratusan molekul-molekul lipid
dan protein.
Protein yang dikandungnya disebut
apolipoprotein
yang
mengisi
permukaan dari molekul lipoprotein.
Apolipoprotein memungkinkan lipid
dapat larut dalam lingkungan air
dan memainkan peran penting
dalam regulasi transpor lipid dan
metabolisme lipoprotein.

Klasifikasi Lipoprotein
1. Kilomikron :
lipoprotein yang mengangkut trigliserida yang berasal
dari makanan dari usus kecil ke dalam plasma melalui
pembuluh limfe.
2. VLDL (Very Low Density Lipoprotein) :
lipoprotein yang mengangkut sintesis kolesterol dan
trigliserida endogen.
3. LDL (Low Density Lipoprotein):
lipoprotein yang mengangkut kolesterol ke reseptor
LDL pada sel hepar dan sel jaringan perifer, sehingga
kolesterol dapat digunakan untuk kepentingan sel-sel
tersebut.
4. HDL (High Density Lipoprotein) :
lipoprotein yang mengangkut kolesterol dari jaringan
perifer kembali ke hepar.

Tabel Klasifikasi Lipoprotein

Metabolisme lipoprotein
1. Jalur Eksogen
Setelah lemak dalam makanan mengalami
pencernaan dan absorpsi, TG dan kolesterol akan
dipaket dalam bentuk kilomikron didalam sel-sel
epitel usus halus.
Kilomikron selanjutnya akan dialirkan melalui
sistem limfe usus halus. Di dalam darah, kilomikron
yang beredar akan masuk ke dalam kapiler-kapiler
dari jaringan adiposa dan sel-sel otot, melepaskan
TG ke dalam jaringan adiposa untuk disimpan
sebagai cadangan bagi kebutuhan energi tubuh.
Enzim lipoprotein lipase (LPL) menghidrolisis TG
dan melepaskan asam lemak bebas. Beberapa
komponen
kilomikron
akan
mengalami
repackaged ke dalam lipoprotein lain.

2. Jalur endogen
Jalur endogen melibatkan sintesis lipoprotein di
dalam hati.
TG dan kolesterol ester dihasilkan oleh hati dan
dipaket kedalam partikel-partikel VLDL untuk
kemudian dilepaskan kedalam sirkulasi.
VLDL kemudian diproses oleh Lipoprotein Lipase
(LPL) didalam jaringan untuk melepaskan asam
lemak dan gliserol.
Setelah diproses oleh LPL, VLDL kemudian
menjadi VLDL remnant.
Kebanyakan dari VLDL remnant diambil oleh hati
via reseptor LDL, dan partikel-partikel remnant
yang tersisa akan menjadi Intermediate Density
Lipoprotein (IDL), lipoprotein yang lebih kecil dan
lebih padat daripada VLDL. Beberapa partikel

3. Reverse Cholesterol Transport


Reverse cholesterol transport adalah
proses dimana kolesterol dipindahkan
dari jaringan dan kembali ke hati.
High Density Lipoprotein (HDL) adalah
lipoprotein kunci yang terlibat dalam
transpor balik kolesterol dan transfer
ester kolesterol diantara lipoprotein.

PATOFISIOLOGI
Abnormalitas
lipoprotein
dapat
ditemukan pada individu dengan
obesitas sentral sebagai akibat dari
resistensi insulin yang menyebabkan
terjadinya
perubahan
perubahan
lipoprotein seiring dengan terjadinya
peningkatan kandungan lemak tubuh.

1. Peningkatan kadar trigliserida


Overproduksi VLDL didalam hati merupakan kelainan primer
yang ditemukan pada obesitas dan keadaan resistensi insulin.

2. Peningkatan partikel-partikel small dense LDL


Konsentrasi small dense LDL dan trigliserida puasa
berkorelasi secara positif, sebab pembentukan small dense
LDL sangat tergantung dengan metabolisme partikel-partikel
VLDL.
Pada individu yang gemuk dan mengalami resistensi insulin,
peningkatan kadar VLDL menyebabkan peningkatan
pertukaran antara kolesterol ester didalam LDL dan
trigliserida didalam VLDL yang dimediasi oleh cholesterol
ester transfer protein (CETP).

3. Penurunan kadar HDL cholesterol

PATOGENESIS
Low Density Lipoprotein (LDL) disebut juga lipoprotein yang mengandung 21% protein dan 78%
lemak. LDL dikatakan kolesterol jahat karena LDL
berperan membawa kolesterol ke sel dan jaringan
tubuh, sehingga bila jumlahnya berlebihan, kolesterol
dapat menumpuk dan mengendap pada dinding
pembuluh darah dan mengeras menjadi plak.
Plak dibentuk dari unsur lemak, kolesterol, kalsium,
produk sisa sel dan materi-materi yang berperan
dalam proses pembekuan darah. Hal inilah yang
kemudian dapat berkembang menjadi menebal dan
mengerasnya pembuluh darah yang dikenal dengan
nama aterosklerosis.

MANIFESTASI KLINIS
1. Hiperkolesterolemia
Keadaan ini merupakan hiperkolesterolemia yang
paling sering ditemukan (lebih dari 90%) yang
merupakan interaksi antara kelainan gen yang
multipel nutrisi, faktor-faktor lingkungan lainnya
serta mempunyai lebih dari satu dasar metabolik.
Hiperkolesterolemia biasanya ringan atau sedang
dan tidak ada xantoma.

2.Hipertrigliseridemia
Pada keadaan ini terdapat
hipertrigliseridemia berat maupun ringan.
Peningkatan trigliseridemia yang ringan
menunjukkan kenaikan kadar very low
density lipoprotein (VLDL), sedangkan
dalam bentuk yang lebih berat biasanya
disertai dengan kilomikronemia.

3.Campuran
hiperkolesterolemia
dan
hipertrigliseridemia
(dislipidemia campuran)
Kelainan ini ditandai dengan peningkatan kolesterol
dan trigliserida (dislipidemia kombinasi) dan beratnya
bervariasi.
Spektrum manifestasi klinis bervariasi luas dari
asimptomatik hingga ke manifestasi klinis yang jelas.
Penderita dapat muncul dengan manifestasi klinis
nyeri abdomen, xanthoma pada telapak tangan dan
kelopak mata, tendinitis, arcus cornea, xanthoma
tuberosum, obesity dan bahkan dengan manifestasi
coronary heart diseases.
Manifestasi klinis yang tampak dapat membantu
membedakan type kelainan ini dengan menggunakan
klassifikasi Fredrickson dan Lees.

KOMPLIKASI
Aterosklerosis
Penyakit jantung
koroner/penyakit arteri koroner
Stroke
Pankreatitis akut

PEMERIKSAAN
LABORATORIUM
pemeriksaan laboratorium memegang

Pada
peranan
penting dalam menegakkan diagnosa.
Parameter yang diperiksa yaitu kadar kolesterol total,
kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserid.

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Skirining dianjurkan pada semua pasien berusia 20 tahun
(setiap 5 tahun sekali),berupa pemeriksaan :
kadar kolesterol total,
LDL,
HDL,
Trigliserida ,
Glukosa darah ,
Tes fungsi hati ,
Urin lengkap,
Tes fungsi ginjal ,
TSH
EKG

PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
a. Statin (inhibitor HMG-CoA reduktase)
Statin adalah obat penurun lipid paling
efektif untuk menurunkan kolesterol LDL
dan terbukti aman tanpa efek samping yang
berarti.
Selain
berfungsi
untuk
menurunkan
kolesterol LDL, statin juga mempunyai efek
meningkatkan
kolesterol
HDL
dan
menurunkan TG.

b. Inhibitor absorpsi kolesterol


Ezetimibe merupakan obat penurun lipid
pertama yang menghambat ambilan kolesterol
dari diet dan kolesterol empedu tanpa
mempengaruhi absorpsi nutrisi yang larut
dalam lemak.
Dosis ezetimibe
yang
direkomendasikan
adalah 10 mg/hari dan harus digunakan
bersama statin, kecuali pada keadaan tidak
toleran terhadap statin, di mana dapat
dipergunakan secara tunggal.

c. Bile acid sequestrant


Terdapat 3 jenis bile acid sequestrant yaitu
kolestiramin, kolesevelam, dan kolestipol.
Bile acid sequestrant mengikat asam empedu
(bukan kolesterol) di usus sehingga menghambat
sirkulasi
entero-hepatik dari asam empedu dan
meningkatkan perubahan kolesterol menjadi asam
empedu di hati.
Dosis harian kolestiramin, kolestipol, dan kolesevelam
berturutan adalah 4-24 gram, 5-30 gram, dan 3,84,5 gram. Penggunaan dosis tinggi (24 g
kolestiramin atau 20 g of kolestipol) menurunkan
konsentrasi kolesterol LDL sebesar 18-25%.

d. Fibrat (fenofibrat, bezafibrat, dan cipofibrat)


Fibrat adalah agonis dari PPAR-. Melalui reseptor
ini, fibrat menurunkan regulasi gen apoC-III serta
meningkatkan regulasi gen apoA-I dan A-II.
Berkurangnya sintesis apoC-III menyebabkan
peningkatan katabolisme TG oleh lipoprotein lipase,
berkurangnya pembentukan kolesterol VLDL, dan
meningkatnya pembersihan kilomikron.
Peningkatan regulasi apoA-I dan apoA-II menyebabkan
meningkatnya konsentrasi kolesterol HDL.

e. Asam nikotinat (niasin)


Asam nikotinat menghambat mobilisasi asam
lemak bebas dari jaringan lemak perifer ke
hepar sehingga sintesis TG dan sekresi
kolesterol VLDL di hepar berkurang.
Asam nikotinat juga mencegah konversi
kolesterol
VLDL
menjadi
kolesterol
LDL,
mengubah kolesterol LDL dari partikel kecil
(small, dense) menjadi partikel besar, dan
menurunkan konsentrasi Lp(a).
Asam nikotinat meningkatkan kolesterol HDL
melalui stimulasi produksi apoA-I di hepar. Niasin
yang digunakan saat ini terutama yang berbentuk
extended release yang dianjurkan diminum
sebelum tidur malam.

g. Inhibitor CETP
Cholesteryl ester transfer protein (CETP)
berfungsi membantu transfer cholesteryl
ester dari kolesterol HDL kepada VLDL dan
LDL yang selanjutnya akan dibersihkan dari
sirkulasi melalui reseptor LDL di hepar.
Terapi dengan inhibitor CETP mempunyai
efek ganda yaitu meningkatkan konsentrasi
kolesterol HDL dan menurunkan konsentrasi
kolesterol LDL melalui reversed cholesterol
transport.

h. Aferesis kolesterol LDL


Tindakan aferesis ditujukan bagi pasien dengan
HoFH atau HeFH berat. Dengan teknik yang mahal
tetapi efektif ini, kolesterol LDL dan Lp(a) dibuang
dari plasma selama dilakukan sirkulasi
ekstrakorporeal setiap 1 atau 2 minggu sekali.
i. Terapi kombinasi
Terapi kombinasi dapat dipertimbangkan bagi
pasien yang target kolesterol LDL-nya tidak
tercapai dengan terapi statin dosis tinggi atau
bagi pasien yang tidak toleran terhadap statin.
Kombinasi statin dan bile acid sequestrant dapat
memperkuat penurunan kolesterol LDL sebesar 1020% dibandingkan dengan terapi statin
tunggalinasi

2. Non farmakologi
a. Diet
Diet yang dapat dipakai untuk menurunkan kolesterol
LDL adalah diet asam lemak tidak jenuh seperti MUFA dan
PUFA karena faktor diet yang paling berpengaruh terhadap
peningkatan konsentrasi kolesterol LDL adalah asam lemak
jenuh. Penurunan kolesterol LDL yang diakibatkan oleh diet
PUFA lebih besar dibandingkan dengan diet MUFA atau diet
rendah karbohidrat. PUFA omega-3 tidak mempunyai
efek hipokolesterolemik langsung, tetapi kebiasaan
mengonsumsi ikan (mengandung banyak PUFA omega-3)
berhubungan dengan reduksi risiko kardiovaskular
independen terhadap efek pada lipid plasma.

Asupan karbohidrat dianjurkan kurang dari 60% kalori


total. Asupan lebih rendah dianjurkan bagi pasien
dengan peningkatan konsentrasi TG dan konsentrasi
kolesterol HDL rendah seperti yang ditemukan pada
pasien sindrom metabolik.
Diet karbohidrat yang kaya serat dianggap diet
optimal pengganti lemak jenuh yang tujuannya
meningkatkan efek diet pada konsentrasi kolesterol
LDL dan mengurangi efek yang tidak dikehendaki dari
diet kaya karbohidrat pada lipoprotein lain.
Diet makanan tinggi serat seperti kacang-kacangan,
buah, sayur dan sereal memiliki efek hipokolesterolemik
langsung.

b. Aktivitas fisik

Tujuan melakukan aktivitas fisik secara teratur adalah


mencapai berat badan ideal, mengurangi risiko terjadinya
sindrom metabolik, dan mengontrol faktor risiko PJK.
Pengaruh aktivitas fisik terhadap parameter
lipid
terutama
berupa
penurunan
TG
dan peningkatan
kolesterol HDL.
Olahraga aerobik dapat menurunkan konsentrasi TG
sampai 20% dan meningkatkan konsentrasi kolesterol HDL
sampai 10%.
Aktivitas fisik yang dianjurkan adalah aktivitas yang terukur
seperti jalan cepat 30 menit per hari selama 5 hari per
minggu atau aktivitas lain setara dengan 4-7 kkal/menit
atau 3-6 METs

c. Penurunan berat badan


Indeks Masa Tubuh dan lingkar pinggang
dipakai
sebagai
ukuran untuk menilai
obesitas umum dan obesitas abdominal. Baik
obesitas umum maupun obesitas abdominal
berhubungan dengan risiko kematian.
Konsep obesitas terutama dihubungkan
dengan konsep sindrom metabolik. Untuk
semua pasien dengan kelebihan berat
badan
hendaknya
diusahakan
untuk
mengurangi 10% berat badan

d. Menghentikan kebiasaan
merokok
Menghentikan merokok dapat
meningkatkan konsentrasi kolesterol HDL
sebesar 5-10%. 70 Merokok berhubungan
dengan peningkatan konsentrasi TG,
tetapi menghentikan merokok
diragukan menyebabkan penurunan
konsentrasi TG

e. Diet suplemen
Fitosterol
Konsumsi fitosterol sebagai diet suplemen
menurunkan kolesterol LDL sampai 15%. Asupan
sebesar 2 gram/hari dianggap sebagai pilihan
terapi untuk menurunkan kolesterol LDL.
Fitosterol tidak atau sedikit berpengaruh
terhadap kolesterol HDL dan TG

Protein kedelai
Protein kedelai berhubungan dengan penurunan
3-5% kolesterol LDL. Sebagian besar studi
menggunakan asupan protein kedelai lebih dari 40
mg/hari. Sebuah studi menunjukkan asupan 25
mg/hari berhubungan dengan penurunan
kolesterol LDL sebesar 5 mg/dL

- Makanan kaya serat


Diet serat yang larut
dalam air seperti kacang
polong,
sayuran, buah,
dan sereal mempunyai
efek hipokolesterolemik.
Diet serat yang
larut
dalam air sebanyak 5-10
gram/hari
dapat
menurunkan kolesterol LDL
sebesar 5%.
Anjuran diet serat yang
larut dalam air untuk
menurunkan kolesterol LDL
adalah 5-15 gram/hari

- PUFA Omega 3
Asupan PUFA omega-3 yang berasal dari
produk laut (seperti minyak ikan) sebesar 4
gram sehari dilaporkan menurunkan
konsentrasi TG 25-30%, menurunkan
konsentrasi kolesterol LDL 5-10%, dan
menaikkan konsentrasi kolesterol HDL
sebesar 1-3%.
Produk laut mengandung banyak PUFA
omega-3 rantai panjang seperti EPA dan DHA

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai