Anda di halaman 1dari 5

Penilaian Status Gizi Secara Biokimia

Pemeriksaan biokimia merupakan penilaian status gizi secara langsung.Hasil


pemeriksaan biokimia dapat memberikan indikasi perubahan status gizi seorang pada tahap awal
atau dini. Pemeriksaan biokimia dapat memberikan gambaran tentang kadar zat gizi dalam
darah,urine, dan organ lain,perubahan metabolic tubuh akibat kurangnya konsumsi zat gizi
tertentu dalam waktu lama, serta cadangan zat gizi dalam tubuh.

1. Pemeriksaan Biokimia Zat Gizi


Ada beberapa indikator laboratorium untuk menentukan status besi yaitu:
a. Hemoglobin (Hb)
Adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan prevelensi
anemia.Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat
digunakan sebagai indeks kapasistas pembawa oksigen pada darah.
Metode yang digunakan untuk menentukan zat besi, metode sahli, dan yang lebih
canggih adalah metode cyanmethemoglobin.
b. Hematokrit (Ht)
Adalah volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma dengan cara memutarnya di
dalam tabung khusus yang nilainya dinyatakan dalam persen(%). Penentuan
hematocrit harus dilakukan secara duplikat dengan menggunakan darah kapiler
atau darah vena yang diantikoagulasikan dengan EDTA.
c. Serum Besi
d. Transferin saturation(TS)
Penentuan kadar zat besi dalam serum merupakan satu cara menentukan status
besi.salah satu indikator lainnya adalah Total Iron Binding Capacity (TIBC)
dalam serum.
e. Free erythrocyte protophorphyrin (FEP)
f. Serum ferritin(SF)
Untuk menilai status besi dalam hati perlu mengukur kadar ferritin.untuk
menentukan kadar ferritin dalam darah dapat dilakukan metode,yaitu dengan cara
immunoradiometric assay (IRMA), RIA dan Elisa.
2. Penilaian Status Protein
Di dalam darah terdapat 3 fraksi protein ,yaitu:
a. Albumin, kadar normalnya : 3,5 -5 g/100 ml
b. Globulin, kadar normalnya :1,5-3 g/100 ml
c. Fibrinogen, kadar normalnya : o,2-0,6 g/ 100 ml
Pemeriksaan biokimia terhadap status protein dibagi dalam 2 bagian pokok,yaitu
penilaian terhadap protein somatic dan viseral. Perbandingan protein somatic dan viseral
dalam tubuh antara 75% dan 25%.

3. Penilaian Status Vitamin


Penilaian status vitamin yang terkait dengan penentuan status gizi meliputi penentuan
kadar vitamin A, Vitamin D, Vitamin E, Vitamin C, Tiamin,Riboflavin,Niasin,Vitamin
B6 dan Vitamin B12.
a. Vitamin A
Deplesi vitamin A dalam tubuh merupakan proses yang berlansung lama,dimulai
dengan habisnya persediaan vitamin A dalam hati, kemudian menurunnya kadar
vitamin A plasma, dan barulah timbul disfungsi retina, diikuti dengan perubahan
jaringan epitel.Untuk memnentukan status vitamin A digunakan serum retinol
dengan cara HPLC,cara kolometri dengan pereaksi trifluo-roasetat (TFA) .
b. Vitamin D
Kekurangan vitamin ini dapat mengakibatkan penyakit rakitis dan kadang –
kadang tetanus. Kekurangan ini juga menimbulkan kalsifikasi tulang yang tidak
normal akibat rendahnya saturasi kalsium dan fosfor dalam cairan tubuh. Pada
pemekriksaan biokimia penderita rakhitis ditemukan hasil:
 Kadar Kalsium serum normal atau lebih
 Kadar fosfor rendah
 Kadar fosfatase meninggi
 Kadar 25 (OH) vitamin D dibawah 4 mg/ml
c. Vitamin E
Gangguan yang dapat dilihat karena kekurangan vitamin E adalah hemolysis dan
berkurangnya umur hidup eritrosit, distrofi otot dan kelainan saraf pusat. Pada
pemeriksaan biokimia ,seorang anak dikatakan memiliki nilai normal vitamin E
jika didalam serum > 0,7 mg.
d. Vitamin C
Vitamin c diperlukan pada pembentukan zat kolagen oleh fibroblast dan
merupakan bagian dalam pembentukan zat intersel, Keadaan kekurangan vitamin
c akan menggangu integrasi dinding kapiler. Vitamin c diperlukan juga pada
proses pematangan eritrosit dan pada pembentukan tulang dan detin.
e. Tiamin (B1)
Kekurangan tiamin merupakan penyebab penyakit beri-beri. Gejala beri-beri pada
bayi,anak dan orang dewasa pada umumnya sama. Manisfestasi penting berupa
kelainan saraf,mental dan jantung.
f. Riboflavin(B2)
Umumnya kekurangan vitamin B2 atau ariboflavinosis merupakan penyakit
penyerta pada penyakit kekurangan lain. Gejala yang terjadi akibat kekurangan
vitamin B2 akan timbul karena:
 Makanan sehari-sehari tidak cukup mengandung vitamin B2.
 Penyerapan dan pengolahan makanan tidak normal, misalnya pada
gastroentasis, dekompensasi jantung ,sirosis hati dll.
 Keperluan vitamin B2 meningkat, misalnya pada pertumbuhan yang cepat
,ibu hamil atau ibu yang sedang menyusui, penderita hipertiroidisme, suhu
tubuh yang tinggi.
Urine 24 jam yang mengandung riboflavin kurang dari 50 mg merupakan
indikasi adanya kekurangan vitamin B2 dan biasanya sudah disertai gejala
klinisnya.
g. Niasin
Kekurangan niasin dalam makanan menyebabkan suatu penyakit pellagra (kulit
kasar). Gejala-gejala pellagra dikenal sebagai 3D yaitu dermatitis,diare dan
Dimensia.
h. Vitamin B6
Gejala kekurangan vitamin B6 berupa Dermatitis dan Akrodinia.
i. Vitamin B12
Vitamin B12 merupakan vitamin anti-anemia dalam factor ektrinsik.kadar vitamin
B12 dikatakan rendah jika kurang dari 150 pg/ml.

4. Penilaian Status Mineral


a) Iodium
Iodium adalah salah satu mineral penting bagi kehidupan manusia karena iodium
sangat diperlukan untuk pertumbuhan,perkembangan dan fungsi otak.kebutuhan
rata-rata orang dewasa per hari sangat sedikit ,yaitu 0,15 mg atau 150 µg.
Adapun metode penentuan kadar iodium dalam urine adalah metode Cerium.
b) Zink
Adalah metaloenzim dan bekerja sebagai koenzim pada berbagai system enzim.
Lebih dari 80 enzim dan protein yang mengandung zink telah ditemukan. Tubuh
mengandung 1-2 g zink. Didalam darah zink terdapat di plasma terikat pada
albumin dan globulin. Sumber utama zink adalah makanan hewani.kebutuhan
zink yang dianjurkan adalah 3-5 mg bagi bayi 10 mg bagi anak 1-10 tahun.
c) Kalsium
Kadar kalsium darah dipertahankan agak konstan antara 10-15 mg/100 ml oleh
berbagai factor.penurunan kadar kalsium akan menyebabkan hormone paratiroid
bereaksi pada tulang sehingga tulang melepaskan sebagian kalsium agar kadar
kalsium darah dipertahankan. Untuk menentukan status kasium ditentukan dengan
kalsium serum.
d) Fosfor
Adalah salah satu unsur yang penting bagi seluruh sel hidup, sayur-sayuran dan
hewan.kebutuhan normal dalam darah adalah 2,5- 4,5 µg/100 µl.
e) Magnesium
f) Krom
g) Tembaga
h) Selenium
5. Pemekriksaan Zat Gizi Spesifik
Pemeriksaan laboratorium pada zat gizi spesifik bertujuan untuk menilai status gizi pada
keempat masalah gizi di Indonesia,yaitu kurang energy protein (KEP), anemia gizi besi
(AGB), kurang vitamin A (KVA) ,dan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI).
a) Kurang Energi Protein
Analisis biokimia yang dilakukan adalah analisis terkait nilai protein tertentu
dalam darah atau hasil metabolit protein dalam darah dan protein yang
dikeluarkan bersama –sama urine.
b) Anemia Gizi Besi (AGB)
Adalah suatu keadaan ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal, yang berbeda untuk setiap kelompok umur dan jenis kelamin.
c) Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
Adalah rangkaian kondisi kekurangan iodium pada tumbuh kembang
manusia.rangkaian tersebut seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai
stadium,kretin endemic yang ditandai terutama oleh gangguan mental,gangguan
pendengaran,gangguan pertumbuhan pada anak dan orang dewasa.

DAFTAR PUSTAKA:
Supariasa, Nyoman dewa.2016.Penilaian Status Gizi Edisi 2.Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai