Dosen Pengampu :
Yessi Alza, SST, M. Biomed
JURUSAN GIZI
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN RIAU
T.A 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun makalah yang berjudul
“Kewaspadaan Isolasi” dengan lancar.
Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal itu, penulis sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan, kalimat, ataupun tatanan bahasa dalam
makalah ini. Oleh karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini juga dapat dipahami dan mampu
memberikan manfaat serta pengetahuan bagi siapapun yang membacanya.
Tim Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................i
DAFTAR ISI .....................................................................................................ii
BAB I .................................................................................................................1
PENDAHULUAN .............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................1
1.3 Tujuan ...........................................................................................................2
BAB II ................................................................................................................3
PEMBAHASAN ................................................................................................3
2.1 Kebersihan Tangan .......................................................................................3
2.1.1 Teknik Mencuci Tangan yang Benar ....................................................3
2.1.2 Manfaat Mencuci Tangan .....................................................................3
2.2 Alat Pelindung Diri .......................................................................................4
2.2.1 Pengertian Alat Pelindung Diri ............................................................4
2.2.2 Macam-Macam Alat Pelindung Diri ...................................................4
2.2.3 Syarat Alat Pelindung Diri ..................................................................5
2.3 Peralatan Perawatan Pasien ..........................................................................6
2.3.1 Tensimeter ...........................................................................................6
2.3.2 Termometer .........................................................................................6
2.3.3 Stetoskop .............................................................................................7
2.3.4 Alat Suntik ...........................................................................................7
2.3.5 Alat Infus (Infus Set) ...........................................................................7
2.3.6 Kapas dan Kasa Pembalut ...................................................................8
2.3.7 Bed Pasien (Ranjang Pasien) ...............................................................8
2.3.8 Sunction Pump .....................................................................................8
2.3.9 Nebulizer .............................................................................................9
2.3.10 Ambubag ...........................................................................................9
2.3.11 Ventilator ...........................................................................................9
ii
2.3.12 Pasien Monitor ...................................................................................10
2.3.13 Defibrilator ........................................................................................10
2.3.14 Tabung Oksigen .................................................................................10
2.3.15 Regulator Oksigen .............................................................................11
2.4 Pengendalian Lingkungan ............................................................................11
2.5 Pemprosesan Peralatan Pasien dan Penatalaksanaan Linen .........................11
2.5.1 Pemprosesan Peralatan Pasien .............................................................11
2.5.2 Pengelolaan Linen ...............................................................................12
2.6 Kesehatan Karyawan / Perlindungan Petugas ..............................................13
2.7 Penempatan Pasien .......................................................................................13
2.8 Etika Batuk ...................................................................................................14
2.9 Menyuntik yang Aman .................................................................................14
2.10 Lumbal Punksi ............................................................................................15
2.10.1 Alat yang Digunakan pada Lumbal Punksi .....................................15
2.10.2 Prosedur Pelaksanaan Lumbal Punksi .............................................16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
6. Bagaimanakah etika batuk?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui teknik mencuci tangan yang benar.
2. Mengetahui macam-macam alat pelindung diri dalam kewaspadaan isolasi.
3. Mengetahui cara penempatan pasien infeksius.
4. Mengetahui etika batuk.
2
BAB II
PEMBAHASAN
For Desease Control(CDC) dan harus diterapkan di rumah sakit dan pelayanan
Kewaspadaan isolasi adalah tindakan pencegahan atau pengendalian infeksi yang
disusun olehCenter kesehatan lainnya. Kewaspadaan isolasi diterapkan untuk
menurunkan resiko trasmisi penyakit dari pasien ke pasien lain atau ke pekerja
medis.Kewaspadaan isolasi memiliki 2 pilar atau tingkatan, yaitu Kewaspadaan
Standar (Standard/Universal Precautions) dan Kewaspadaan berdasarkan cara
penularan (Transmission based Precautions). (Muchtar, 2014; Akib, dkk, 2008;
Rosa, 2015).
2.2 JENIS JENIS DARI KEWASPADAAN ISOLASI
2.2.1. Kewaspadaan Standar (Standard/Universal Precautions)
Kewaspadaan standar adalah kewaspadaan dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi rutin dan harus diterapkan terhadap semua pasien di semua
fasilitas kesehatan.Kewaspadaan Universal yaitu tindakan pengendalian infeksi
yang dilakukan oleh seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko
penyebaran infeksi dan didasarkan pada prinsip bahwa darah dan cairan tubuh
dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasal dari pasien maupun petugas
kesehatan (Nursalam, 2007). Ada 10 Jenis Kewaspadaan Standar,yaitu :
3
A. KEBERSIHAN TANGAN
4
B. Pengertian Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan
tenaga kerja untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari
adanya potensi bahaya atau kecelakaan kerja. APD tidak secara
sempurna dapat melindungi tubuhnya, tetapi dapat mengurangi tingkat
keparahan yang mungkin terjadi. Pengendalian ini sebaiknya tetap
dipadukan dan sebagai pelengkap pengendalian teknis atau
pengendalian administratif.
3) Penutup Kepala
Penutup kepala sebagai bagian dari standard precaution
memiliki fungsi dua arah. Fungsi pertama, penutup kepala
membantu mencegah terjadinya percikan darah maupun cairan
pasien pada rambut petugas. Selain itu, penutup kepala dapat
mencegah jatuhnya mikroorganisme yang ada di rambut maupun
kulit kepala kearah steril (Depkes RI, 2003).
5
4) Gaun Pelindung (Cover Gown)
Gaun pelindung digunakan untuk melindungi kulit dan
pakaian dari kontaminasi cairan tubuh pasien. Gaun pelindung
wajib digunakan ketika melakukan tindakan irigasi, menangani
pasien dengan perdarahan massif, melakukan pembersihan luka,
maupun tindakan lainnya yang terpapar dengan cairan tubuh
pasien (Depkes RI, 2003).
6
6) Tidak mengganggu penglihatan, pendengaran dan pernapasan
serta gangguan kesehatan lainnya pada waktu dipakai dalam
waktu yang cukup lama.
7) Tidak mengurangi persepsi sensori dalam menerima tanda-tanda
peringatan.
8) Suku cadang alat pelindung diri yang bersangkutan cukup
tersedia di pasaran.
9) Mudah disimpan dan dipelihara pada saat tidak digunakan.
10) Alat pelindung diri yang dipilih harus sesuai standar yang
ditetapkan.
ii. Termometer
7
Stetoskop berfungsi untuk melakukan pemeriksaan akustik (suara)
yang ada di dalam tubuh manusia seperti tarikan napas, detak jantung,
pergerakan usus dan lambung dan pemeriksaan lainnya.
Dalam dunia medis alat ini sering disebut dengan syringe, Fungsi
alat ini adalah untuk memasukkan cairan obat ke dalam tubuh
manusia langsung ke pembuluh darahnya.
Hampir sama seperti alat suntik, infus set atau alat infus juga
berfungsi untuk memasukkan cairan obat atau fitamin dan juga
elektrolit ke dalam tubuh pasien melalui pembuluh vena. Infus set
merupakan alat habis pakai
vi. Kapas dan Kasa Pembalut
8
vii. Bed Pasien (Ranjang Pasien)
ix. Nebulizer
9
Nebulizer berfungsi untuk mengubah obat cair menjadi uap yang
langsung dihirup oleh penderita gangguan pernapasan sehingga obat
langsung masuk ke paru-paru.
x. Ambubag
xi. Ventilator
Merupakan salah satu alat yang ada di ruang ICU. Alat ini
berfungsi untuk memantau kondisi kesehatan pasien secara realtime
10
yang bisa diamati dari layar monitor. Parameter yang dapat diamati
adalah irama jantung, tekanan darah, suhu tubuh dan kadar oksigen
dalam darah.
xiii. Defibrilator
11
D. PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Adapun tata cara pengendalian lingkungan untuk pasien infeksi adalah:
1. Mencuci tangan.
2. Membersihkan dan menata ruangan sebelum melaksanakan pelayanan.
3. Menyiapkan dan membersihkan tempat tidur pasien bagi petugas rawat
inap.
4. Mendekontaminasi tempat tidur.
5. Setelah selesai melakukan tugas, bersihkan dan rapikan alat-alat yang
telah digunakan.
6. Membersihkan ruangan setelah pelayanan
12
Disinfeksi Tingkat Tinggi (DTT): Mematikan kuman
dalam waktu 20 menit-12 jam akan mematikan semua
mikroba kecuali spora bakteri.
Disinfeksi Tingkat Sedang (DTS): Dapat mematikan mikro
bakteria vegetative hampir semua virus, hampir semua
jamur, tetapi tidak bisa mematikan spora bakteria.
Disinfeksi Tinkat Rendah ( DTR): Dapat mematikan
hampir semua bakteria vegetative, beberapa jamur,
beberapa virus dalam waktu <10 menit.
13
Linen yang sudah digunakan harus dibawa dengan hati-hati
untuk mencegah kontaminasi permukaan lingkungan atau orang-
orang disekitarnya.
F. KESEHATAN KARYAWAN/PERLINDUNGAN PETUGAS
Peraturan, prosedur dan instruksi yang up to date dirancang untuk
menegaskan potensi bahaya dan cara kerja aman yang relevan, pentingny
amengikuti kewaspadaan rutin dan menggunakan peralatan secara benar, harus
tersedia bagi pekerja sektor kesehatan dan menjadi objek dari informasi dan
pelatihan berkala yang tepat (ILO,2003).
Sesuai dengan peraturan nasional dan protokol imunisasi yang relevan,
pengusaha harus menyediakan satu serivaksinasi hepatitis B bagi semua
pekerja sekto kesehatan yang mungkin terpajan terhadap darah dan cairan
tubuh. Pengusaha harus menjaga agar mereka secara teratur mendapat
informasi dari kemajuan dalam pengembangan dan ketersediaan vaksin baru
(WHO,2004).
Karyawan harus mengikuti prosedur yang ada dan harus menggunakan
alat pelindung diri agar keselamatannya terjaga.
G. PENEMPATAN PASIEN
Pasien infeksius ditempatkan di ruangan terpisah (isolasi dengan
kohorting) yang memiliki syarat-syarat sebagi berikut:
Ruangan bertekanan udara negatif dibandingkan dengan ruangan
sekitarnya.
Memiliki saluran pengeluaran udara ke lingkungan yang memadai atau
memiliki sistem penyaringan udara yang efisien sebelum udara
disirkulasikan ke ruang lain. Pintu harus selalu tertutup dan pasien
tersebut ada didalamnya. Bila tidak tersedia kamar tersendiri, tempatkan
pasien bersama dengan pasien lain yang terinfeksi aktif dengan
mikroorganisme yang sama. Dilarang menempatkan pasien dengan pasien
jenis infeksi lain. Bila tidak tersedia kamar tersendiri dan perawatan
gabung tidak diinginkan, konsultasikan dengan petugas Pencegahan dan
14
Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS) sebelum menempatkan
pasien.
H. ETIKA BATUK
Adapun etika batuk yang benar yaitu :
1. Tutup hidung dan mulut dengan menggunakan tisu atau sapu tangan
saat bersin atau batuk.
2. Tutup hidung dan mulut anda dengan menggunakan lengan dalam baju
bukan dengan telapak tangan saat batuk atau bersin.
3. Segera buang tisu yang sudah di pakai ke dalam tempat sampah.
4. Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci
tangan berbasis alkohol.
5. Gunakan masker.
15
J. LUMBAL PUNKSI
xviii. PENGERTIAN LUMBAL PUNKSI
Lumbal punksi adalah upaya pengeluaran cairan
serebrospinal dengan memasukkan jarum ke dalam ruang
subarakhnoid (Kozhier et al., 1995). Lumbal punksi dilakukan untuk
pasien yang mengalami meningitis, ensefalitis, abses otak, leukimia
yang melibatkan susunan saraf pusat, sklerosis multiple dan lain lain.
16
ditarik ke arah lutut), lutut ditarik ke arah dahi dan sumbu
kraniospinal (kolumna vertebratalis) sejajar dengan tempat
tidur.
5) Tentukan daerah pungsi lumbal diantara vertebrata L4 dan L5
yaitu dengan menemukan garis potong sumbu kraniospinal dan
garis antara kedua spina iskhiadika anterior superior (SIAS) kiri
dan kanan.
6) Lakukan tindakan antiseptis pada kulit di sekitar daerah pungsi
radius 10 cm dengan larutan providon iodine diikutidengan
larutan alkohol 70% dan tutup dengan duk steril di mana daerah
pungsi lumbal dibiarkan terbuka. Tentukan kembali daerah
lumbal pungsi dengan menekan ibu jari tangan yang telah
memakai sarung tangan steril selama 15-30 detik yang akan
menandai titik pungsi tersebut selama 1 menit.
7) Anastesi lokal disuntikkan ke tempat-tempat penusukan dan
tusukkan jarum spinal pada tempat yang telah ditentukan.
Masukkan jarum perlahan-lahan menyusuri tulang vertebrata
sebelah proksimal dengan mulut jarum terbuka ke atas sampai
menembus duramater.
8) Lepaskan stylet perlahan-lahan dan cairan keluar. Ambil cairan
untuk pemeriksaan.
9) Cabut jarum dan tutup lubang tusukan dengan plester.
10) Rapihkan alat-alat dan cuci tangan.
17
1) Kewaspadaan transmisi kontak
Transmisi kontak merupakan cara transmisi yang terpenting dan tersering
menimbulkanHealthcare Associated Infections(HAIs).Kewaspadaan transmisi
kontak ini ditujukan untuk menurunkan resiko transmisi mikroba yang secara
epidemiologi ditransmisikan melalui kontak langsung atau tidak langsung.
a) Kontak langsung
Meliputi kontak permukaan kulit terluka/abrasi orang yang rentan/petugas dengan
kulit pasien terinfeksi atau kolonisasi.Misal perawat membalikkan tubuh pasien,
memandikan, membantu pasien bergerak, dokter bedah dengan luka basah saat
mengganti verband, petugas tanpa sarung tangan merawat oral pasien dengan
Virus Herpes Simplex (HSV) atau scabies.
18
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 KESIMPULAN
Teknik mencuci tangan yang benar yaitu dengan menuangkan sabun ke
tangan, meratakannya, menggosok punggung dan sela-sela jari,
menggosok telapak tangan dan sela-sela jari, mengunci jari-jari tangan,
menggosok ibu jari dan mencucinya dengan air mengalir serta
mengeringkannya menggunakan tisu.
Alat pelindung diri dalam kewaspadaan isolasi terdiri dari sarung tangan,
alat pelindung wajah, penutup kepala, gaun pelindung serta sepatu
pelindung.
Pasien infeksius ditempatkan di ruangan terpisah dari pasien lainnya atau
ditempatkan bersamaan dengan pasien penderita infeksi dengan
mikroorganisme penyebab yang sama.
Ketika batuk kita harus menutup mulut dengan menggunakan punggung
tangan dalam.
3.2 Saran
Agar petugas kesehatan dan pengunjung memahami dan menerapkan
kewaspadaan isolasi untuk mengurangi rantai penyebaran infeksi.
Agar pembaca dapat menerapkan etika batuk dan cara mencuci tangan
yang benar.
19
DAFTAR PUSTAKA
20