Anda di halaman 1dari 4

Nama : Dinda Chantiqa Aulia Putri

Nim 2011311012

Prodi : Ilmu Gizi

Matkul : Penilaian Status Gizi

PENILAIAN STATUS GIZI SECARA BIOKIMIA

Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan WHO, status gizi adalah
keadaan yang disebabkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan dan
kebutuhan zat gizi tubuh untuk metabolisme. Status gizi merupakan ukuran keberhasilan
dalam memuaskan anak yang ditunjukkan dengan berat badan dan tinggi badan anak. Status
gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan , yang dihasilkan dari keseimbangan antara
kebutuhan gizi dan masukan. Studi status gizi adalah pengukuran berdasarkan data
antropometri dan riwayat biokimia dan gizi (Beck, 2000). Ada masalah gizi di Indonesia
yaitu masalah Kekurangan Energi Protein (KEP), masalah Anemia Gizi, Masalah Kurang
Vitamin A (KVA), Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI), dan Masalah Kelebihan
Gizi.

Pemeriksaan biokimia dalam penilaian status gizi memberikan hasil yang lebih
tepat dan objektif daripada menilai konsumsi pangan dan pemeriksaan lain. Pemeriksaan
yang sering digunakan adalah teknik pengukuran kandungan berbagai gizi dan substansi
kimia lain dalam darah dan urine. Adanya parasit dapat diketahui melalui pemeriksaan feses,
urine, dan darah. Penilaian biokimia adalah pemeriksaan yang sifatnya langsung untuk
menentukan status gizi seseorang. Dibandingkan dengan penilaian status gizi lain , penilaian
biokimia merupakan cara yang paling obyektif dan bersifat kuantitatif. Selain itu penilaian
secara biokima dapat mendeteksi kelainan status gizi jauh sebelum terjadi perubahan dalam
nilai antropometri serta gejala dan tanda-tanda kelainan klinik. Beberapa tes pada penilaian
biokimia berguna untuk melihat asupan gizi saat ini, yang dapat dilakukan secara bersama
dengan penilaian konsumsi makanan untuk menilai adekuasi konsumsi makanannya.

Evaluasi biokimia dibagi menjadi dua kategori, yaitu uji statik dan uji fungsional;
Ada juga yang menggunakan istilah pembuktian langsung dan yang menggunakan istilah
tidak langsung.
 Tes statis didasarkan pada penentuan nutrisi atau metabolismenya dalam darah,
urin atau jaringan tubuh, misalnya, pengukuran serum vitamin A, albumin atau
kalsium. Walaupun hasil yang diperoleh langsung tetapi kelemahannya adalah uji
menunjukkan nilai nutrisi dalam jaringan atau sampel cairan, namun tidak selalu
mencerminkan status gizi seseorang secara keseluruhan jika tubuh secara
keseluruhan. keseluruhan kurang gizi, normal atau lebih. Misalnya, status seng
darah
/ serum, dapat dengan mudah ditentukan, tetapi pengukuran statis bukanlah
indikator khusus untuk menentukan status total seng tubuh.
 Tes fungsional dilakukan untuk menentukan status gizi berdasarkan alasan bahwa
hasil akhir dari kekurangan gizi dan kepentingan biologisnya ditentukan tidak
hanya oleh kadarnya dalam darah dan jaringan, tetapi juga kegagalan satu atau
lebih dari fisiologis. Proses yang bergantung pada nutrisi untuk kinerja yang
optimal. Beberapa contoh uji fungsional adalah uji adaptasi gelap untuk menilai
status vitamin A dan gangguan status imun/kekebalan tubuh akibat kekurangan
energi protein dan defisiensi nutrisi lainnya.

Keunggulan dan kelemahan Penilaian secara Biokimia

1) Keunggulan.
Pemeriksaan biokimia bila dibandingkan dengan pemeriksaan lain dalam penentuan
status gizi memiliki keunggulankeunggulan antara lain:
1. Dapat mendeteksi defisiensi zat gizi lebih dini.
2. Hasil dari pemeriksaan biokimia lebih obyektif, hal ini karena menggunakan
peralatan yang selalu ditera dan pada pelaksanaannya dilakukan oleh tenaga ahli.
3. Dapat menunjang hasil pemeriksaan metode lain dalam penilaian status gizi.
2) Kelemahan
Selain memiliki keunggulan, pemeriksaan biokimia juga memiliki kelemahan,
diantaranya:
1. Pemeriksaan biokimia hanya bisa dilakukan setelah timbulnya
gangguan metabolisme.
2. Membutuhkan biaya yang cukup mahal
3. Dalam melakukan pemeriksaan diperlukan tenaga ahli. Kurang praktis dilakukan
dilapangan, hal ini karena pada umumnya pemeriksaan laboratorium memerlukan
peralatan yang tidak mudah dibawa kemana-mana.
5. Pada pemeriksaan tertentu spesimen sulit untuk diperoleh, misalnya penderita tidak
bersedia diambil darahnya.
6. Membutuhkan peralatan dan bahan yang lebih banyak dibandingkan dengan
pemeriksaan lain.
7. Belum ada keseragaman dalam memilih reference (nilai normal). Pada
beberapa reference nilai normal tidak selalu dikelompokkan menurut nkelompok
umur yang lebih rinci.
8. Dalam beberapa penentuan pemeriksaan laboratorium memerlukan peralatan
laboratorium yang hanya terdapat dilaboratorium pusat, sehingga didaerah tidak
dapat dilakukan.

Menurut pendapat saya tentang Penilaian status gizi secara biokimia sangat penting
karena hasil pemeriksaannya bersifat objektif menggunakan peralatan yang selalu ditera dan
tenaga ahli. Selain itu, penilaian biokimia status gizi sangat penting untuk mengukur nilai
gizi secara akurat. Bahkan hal-hal kecil dapat dideteksi, seperti kekurangan status zat besi,
yang ditunjukkan oleh hemoglobin. Dengan begitu kita dapat memprediksi kejadian di masa
depan dan melakukan upaya untuk mencegah hal-hal ini menjadi lebih buruk. Data yang
diperoleh dari studi biokimia cukup akurat. Namun ada beberapa kekurangan dalam studi
biokimia yaitu, studi membutuhkan alat yang canggih, batas kecukupan nutrisi untuk setiap
individu tidak mutlak, Beberapa indikator nutrisi membutuhkan waktu lebih lama untuk
menyelesaikan hasil.
SUMBER REFERENSI

Dr. Aryu Candra MKes 2020. Pemeriksaan Status Gizi Semarang Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro ISBN: 978-623-7222-64-4
http://eprints.undip.ac.id/80671/1/BUKU_PEMERIKSAAN_STATUS_GIZI_KOMPLIT.pdf

DEPT.GIZI KESMAS 2020. PENILAIAN STATUS GIZI FKM-UI


https://osf.io/tem7f/download/?format=pdf

Syarfaini,SKM., M.Kes BERBAGAI CARA MENILAI STATUS GIZI MASYARAKAT


http://ebooks.uin-alauddin.ac.id/repository/0d8428e311f6905a261901a252d8bf09.pdf

https://ocw.ui.ac.id/mod/resource/view.php?id=10213

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/PENILAIAN-
STATUS-GIZI-FINAL-SC.pdf

Anda mungkin juga menyukai