Anda di halaman 1dari 33

Pengkajian status gizi

perorangan dan masyarakat


Dr. Mitra, SKM, MKM

S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat


Universitas Hang Tuah Pekanbaru
Target Pembelajaran
Mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan penilaian status gizi secara langsung dan tidak langsung
2. Menganalisis penilaian status gizi menurut antropometri dan biokimia
3. Melakukan pengkajian status gizi secara antropometri dan biokimia
berdasarkan hasil penelitian pada jurnal ilmiah.
Pengkajian Status Gizi

Apa itu ?
Pengkajian Status Gizi

Mengapa
perlu menilai
status gizi,
apa
tujuannya?
PENILAIAN STATUS GIZI
0

Pengukuran Langsung Pengukuran Tidak Langsung

1. Antropometri 1. Survei Konsumsi Makanan


2. Biokimia 2. Statistik Vital
3. Klinis 3. Faktor Ekologi
4. Biofisik
01
Antropometri
“Anthropus” (tubuh) dan “metros” (ukuran)
Ukuran tubuh yg sering digunakan

● berat badan
● tinggi badan
● lingkar lengan atas (Lila)
● tinggi duduk
● lingkar perut
● lingkar pinggul
● lapisan lemak bawah kulit
Penelitian tentang tinggi duduk
Gizi Indon 2011, 34(1):74-81, Bayu Wijanarko dkk
PERBEDAAN POLA PERTUMBUHAN TINGGI BADAN, TINGGI DUDUK, INDEKS
SKELIK ANTARA ANAK-ANAK DAERAH RURAL DAN URBAN USIA 7-15 TAHUN
DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

https://persagi.org/ejournal/index.php/Gizi_Indon/article/view/103
Penelitian terkait tinggi lutut lansia
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) Volume 6, Nomor 5, Oktober 2018 (ISSN:
2356-3346) http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm PENGGUNAAN TINGGI LUTUT DAN
PANJANG DEPA SEBAGAI PREDIKTOR TINGGI BADAN DAN INDEKS MASSA TUBUH
PADA LANSIA DI KELURAHAN SAMBIROTO KOTA SEMARANG, Finia Riski dkk

Indonesian Journal of Human Nutrition, Desember2016, Vol. 3 No. 2: 93–104, Validitas Estimasi
Tinggi Badan berdasarkan Tinggi Lutut pada Lansia di Kota Malang, Wulan Sari Nur Azkiyah
dkk
https://ijhn.ub.ac.id/index.php/ijhn/article/view/159/165
Indeks
● BB/U
● BB/TB
● TB/U
● IMT/U
● IMT
Peraturan Menteri Kesehatan (PMK) Republik
Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Standar
Antropometri Anak.
Klasifikasi status gizi berdasarkan ketetapan Menteri
Kesehatan RI tentang standar antropometri penilaian status
gizi anak dengan memperhatikan berbagai macam indeks,
berbagai kategori status gizi dan penggunaan ambang batas z
score.
Permasalahan KEP (Kurang Energi Protein), indicator
dan ambang batas masalah kesehatan masyarakat

Masalah Indikator Ambang Batas


KEP Prevalensi Balita Gizi >10%
Kurang
Prevalensi Balita >20%
Pendek
Prevalensi Balita Kurus >5%
Kriteria Epidemiologi untuk menentukan tingkat
keparahan dari kekurangan gizi anak balita dalam suatu
populasi
Indikator Prevalensi (%)
Rendah Medium Tinggi Sangat
Tinggi
Gizi Kurang (BB/U) < 10 10-19,9 20-29,9 >30
Stunting (TB/U) < 20 20-29,9 30-39,9 >40
Wasting (BB/TB) <5 5-9,9 10-14,9 >15
Buku Saku SSGI 2022
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/attachments/09fb5b8ccfdf088080f252
1ff0b4374f.pdf
Aplikasi Penilaian Status Gizi
Berdasarkan Antropometri
Anthro WHO 2005 Anthro Plus
untuk usia 0-59 bulan untuk usia 5-19 tahun
Terlebih dahulu download master program https://www.who.int/tools/growth-reference
di -data-for-5to19-years/application-tools
http://www.who.int/childgrowth/software/e
n/
Keunggulan antropometri
● Prosedur yang sederhana, aman dan dapat digunakan pada jumlah sampel yang besar.
● Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih
dalam waktu singkat agar dapat melakukan pengukuran antropometri. Kader gizi di Posyandu tidak
perlu seorang ahli tetapi dengan pelatihan singkat ia dapat melaksanakan pengukuran antropometri
secara rutin.
● Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat.
● Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan
● Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau.
● Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi kurang dan gizi buruk karena sudah terdapat ambang
batas yang jelas
● Metode antropometri dapat mengevaluasi Perubahan status gizi pada periode tertentu atau dari satu
generasi ke generasi berikutnya.
● Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.
Kelemahan antropometri
1. Tidak sensitif, yang mengandung arti metode ini tidak dapat mendeteksi status
gizi dalam waktu singkat. Selain itu, metode ini juga tidak dapat membedakan
kekurangan zat gizi tertentu seperti zinc dan zat besi.
2. Faktor di luar gizi (penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi) dapat
menurunkan spesifisitas dan sensitivitas pengukuran antropometri.
3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi,
akurasi dan validitas pengukuran antropometri gizi.
4. Kesalahan ini terjadi karena :
- Pengukuran
- Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan
- Analisis dan asumsi yang keliru
5. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan :
- latihan petugas yang tidak cukup
- Kesalahan alat atau alat tidak di tera
- Kesulitan pengukuran
02
PSG Biokimia
Pemeriksaan melalui spesimen seperti darah, urine, tinja,
jaringan tubuh (hati, otot, tulang, rambut, kuku, lemak bawah
kulit) menggunakan alat khusus, yg dilakukan di laboratorium.

Merupakan peringatan dini terhadap kemungkinan munculnya


kekurangan atau kelebihan gizi yang lebih parah

Tujuan :
• mengetahui status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan
status biokimia pada jaringan dan/atau cairan tubuh .
• Menentukan status gizi secara spesifik
PSG
BIOKIMIA
Protein Lemak Vitamin Mineral
Protein somatik
Vit A  serum Fe  Hb,
 Kreatinin Kolesterol
retinol Serum Feritin
Urine

Vit D  Serum
Protein Viseral Zink  serum
Trigliserida Alkaline
 Serum zinc
Phosphatase
Albumin,
serum
transferin Iodium 
Vit C  Kadar
penentuan
asam askorbat
kadar iodium
plasma
dalam urine
Penelitian menggunakan pemeriksaan biokimia
Nutri-Sains: Jurnal Gizi, Pangan dan Aplikasinya, Vol 4, No 1(2020): 25-38,
Rasio Lingkar Pinggang-Pinggul dan Kaitannya dengan Kadar
Kolesterol Total pada Wanita Dewasa, Susi Nurohmi dkk
https://journal.walisongo.ac.id/index.php/Nutri-Sains/article/view/4706

Jurnal Gizi Pangan, Juli 2016, 11(2):153-158, STATUS GIZI KAITANNYA


DENGAN DISLIPIDEMIA PADA PRALANSIA DAN LANSIA, Nunung Cipta
Dainy dkk
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/14695
Keunggulan PSG Biokimia
● Dapat mendeteksi defisiensi dan kelebihan zat gizi lebih
dini.
● Hasil dari pemeriksaan biokimia lebih objektif, hal ini
karena menggunakan peralatan yang selalu ditera dan
pada pelaksanaannya dilakukan oleh tenaga ahli.
● Dapat menunjang hasil pemeriksaan metode lain dalam
penilaian status gizi.
Kekurangan PSG Biokimia
● Pemeriksaan biokimia hanya bisa dilakukan setelah timbulnya gangguan metabolism.
● Membutuhkan biaya yang cukup mahal
● Dalam melakukan pemeriksaan diperlukan tenaga yang ahli.
● Kurang praktis dilakukan di lapangan, hal ini karena pada umumnya pemeriksaan laboratorium
memerlukan peralatan yang tidak mudah dibawa kemana-mana.
● Pada pemeriksaan tertentu spesimen sulit untuk diperoleh misalnya penderita tidak bersedia diambil
darahnya.
● Membutuhkan peralatan dan bahan yang lebih banyak dibandingkan dengan pemeriksaan lain.
● Belum ada keseragaman dalam memilih referensi nilai normal. Pada beberapa referensi nilai normal
tidak selalu dikelompokkan menurut kelompok umur yang lebih rinci.
● Dalam beberapa penentuan pemeriksaan laboratorium memerlukan peralatan laboratorium yang hanya
terdapat di laboratorium pusat sehingga di daerah tidak dapat dilakukan.
“Marilah mulai hidup
sehat dengan konsumsi
makanan sehat, karena
tubuh sehat adalah aset
paling berharga untuk
hidup”.
Buatlah kerajaan
sehat yang terdiri
dari olahraga sebagai
Raja dan gizi
sebagai Ratunya.
Tugas Individu
1. Download dan instal aplikasi WHO antro dan Antro Plus
2. Baca dan telaah jurnal berikut ini :

a. PREDIKSI TINGGI BADAN BERDASARKAN TINGGI LUTUT PADA


PASIEN DEWASA PENYAKIT DALAM DI RUMAH SAKIT
https://www.persagi.org/ejournal/index.php/Gizi_Indon/article/view/7
62/312

b. CONICITY INDEX, LINGKAR PINGGANG, DAN RASIO LINGKAR


PINGGANG-TINGGI BADAN DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH
PUASA PADA DEWASA
https://www.persagi.org/ejournal/index.php/Gizi_Indon/article/view/737/3
09
Jawablah pertanyaan berikut ini :

1. Bagaimana peneliti melakukan pengukuran status gizi (baik secara antropometri dan atau
biokimia) pada kedua artikel tersebut? Jelaskan setiap pengukuran yang dilakukan!
2. Bagaimana peneliti memprediksi tinggi badan berdasarkan tinggi lutut pada penelitian
tersebut? Apa temuan yang didapatkan?
3. Bagaimana peneliti memprediksi Gula Darah puasa (GDP) pada penelitian tersebut?
Variabel apa yang paling berpengaruh terhadap GDP?
Terima kasih
Happy weekend

Anda mungkin juga menyukai