Anda di halaman 1dari 10

PENILAIAN STATUS GIZI

PENILAIAN STATUS GIZI SECARA KLINIS

PENDAHULUAN
Penilaian klinis adalah evaluasi fisik dan prognosis kondisi pasien Berdasarkan informasi
yang dikumpulkan dari riwayat medis pasien sebelumnya, hasil pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang. Penilaian klinis merupakan metode penilaian status gizi secara
langsung yang penting untuk menilai status gizi masyarakat maupun pasien yang dirawat.
Beberapa tanda-tanda klinis melalui nutrisi tidak spesifik karena ada beberapa penyakit
yang mempunyai gejala yang sama tetapi mempunyai dasar penyebab yang berbeda titik
Oleh sebab itu sebaiknya pemeriksaan klinis dipadukan dengan pemeriksaan lain seperti
pemeriksaan antropometri biokimia dan survei konsumsi sehingga diperoleh kesimpulan
yang lebih luas dan tempat.
Penilaian klinis yang dimaksud di sini adalah penilaian fisik berfokus gizi ( nutrition focused
physical findings) yang biasanya dilakukan oleh tenaga medis Tetapi menurut jenjang
kompetensinya sebagian dapat dilakukan oleh tenaga gizi terlatih atau berpengalaman
untuk menjadi bahan komunikasi dengan tim medis paramedis dan non medis. Penilaian
klinis mempunyai dua komponen utama, yaitu riwayat medis berupa catatan perkembangan
penyakit sebelumnya dan pemeriksaan fisik untuk mengetahui tanda sign serta gejala
(symptom)

Penilaian klinis berfokus gizi


Penilaian klinis terhadap pasien dimulai dari menggali riwayat medis diikuti dengan
pemeriksaan fisik untuk mendeteksi dan mencatat gejala atau keluhan pasien dan tanda
fisik dari hasil pengamatan terkait dengan masalah gizi.

Riwayat medis terkait gizi


Data riwayat medis yang terkait dengan gizi perlu dikumpulkan titik di bawah ini akan
diuraikan data riwayat medis coba cara memperoleh dan manfaatnya.

Data riwayat medis


Riwayat medis merupakan catatan mengenai sejarah dan perkembangan penyakit, untuk
mengetahui apakah masalah gigi disebabkan karena sumber makanan yang kurang tepat
atau bukan. Riwayat medis mencakup catatan semua kejadian yang berhubungan dengan
gejala yang timbul pada penderita beserta faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya
penyakit.

Cara pengumpulan data


Dalam bidang klinis ,riwayat medis dapat diperoleh melalui wawancara dengan pasien atau
dari catatan medis, ataupun keduanya. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan
wawancara dengan pasien dan keluarga, observasi langsung pasien, dan lingkungan rumah
pasien. Sesuai keperluan, tenaga gizi di rumah sakit dapat mencari informasi lebih lengkap
dan melakukan penilaian status gizi untuk menegakkan diagnosis gizi menggunakan
prognostic nutritional index ( PNI), nutrition risk index (NRI), mininutritional assesment
(MNA), subjective Global assessment (SGA) , Del dan malnutrition universal skrining tool
(MUST).

Manfaat informasi
Data riwayat medis bermanfaat untuk mengetahui lebih lanjut Apakah pengaruh nutrisi
disebabkan oleh penyebab primer seperti asupan makanan, penyebab sekunder, atau ada
sebab lain seperti penyakit menahun, obat-obatan yang lama, dan penyakit keturunan
seperti tidak terbentuknya enzim sehingga menyebabkan tergantungnya proses
pencernaan.

Pemeriksaan fisik berfokus gizi


Umumnya pemeriksaan fisik yang dilakukan tenaga gizi hanyalah pemeriksaan tubuh pasien
secara parsial atau regional tertentu yang dianggap perlu, untuk memastikan dan
membuktikan hasil animesis, Menentukan masalah, dan merencanakan tindakan yang tepat
bagi klien. Pemeriksaan fisik menguatkan dan menambah informasi yang diperoleh dari
riwayat medis. Pemeriksaan fisik dapat mengungkapkan adanya masalah/defisiensi gizi
yang tidak dapat dideteksi dengan survei konsumsi atau cara laboratorium. Serangkaian
pengamatan sign dan symptom sangat berguna untuk menilai tingkat penurunan status gizi
atau perbaikan yang terjadi setelah diberikan intervensi. Juga mengungkapkan informasi
yang berperan sebagai penyebab masalah gizi.

Manfaat dan indikasi pemeriksaan fisik


Pemeriksaan fisik memiliki beberapa manfaat, yaitu mengetahui masalah kesehatan yang
dialami klien, sebagai data untuk membantu dalam menegakkan diagnosi gigi, sebagai
dasar untuk memilih intervensi yang tepat, serta sebagai dasar untuk mempunyai evaluasi
hasil terpencil gizi.
Adapun indikasi dilakukannya pemeriksaan fisik adalah mutlak bagi semua pasien atau klien
baru, rutin dilakukan bagi pasien yang dirawat di rumah sakit, serta sewaktu-waktu sesuai
kebutuhan klien.

PENILAIAN STATUS GIZI SECARA BIOKIMIA

Penilaian gizi metode biokimia ialah pemeriksaan spesimen seperti darah, urine rambut dan
lain-lain yang diuji menggunakan alat khusus, yang umum dilakukan di laboratorium. Metode
ini biasanya digunakan sebagai peringatan dini terhadap kemungkinan munculnya keadaan
kekurangan atau kelebihan gizi yang lebih parah titik tujuan penilaian biokimia ialah untuk
mengetahui status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan status biokimia pada
jaringan dan/atau cairan tubuh serta tes fungsional.
Beberapa jenis pengukuran yang dapat dilakukan ialah pengukuran cairan tubuh yang
terdiri atas sampel darah, ludah, keringat, dan air susu ibu (ASI). Adapun pemeriksaan
jaringan tubuh terdiri atas rambut, kuku, jaringan adiposa, hati, dan tulang. Tes fungsional
yaitu mengukur konsekuensi fungsional pada organ atau jaringan tubuh karena kekurangan
zat gizi di dalam tubuh.
Penilaian biokimia memiliki beberapa kelebihan antara lain dapat mendeteksi kekurangan
atau kelebihan zat gizi secara lebih dini dan hasil pemeriksaan lebih objektif karena
menggunakan peralatan serta prosedur standar yang dilakukan oleh tenaga terlatih. Hasil
penilaian biokimia dapat dijadikan sebagai bahan pendukung pada hasil pemeriksaan satu
gizi lain seperti survei konsumsi, klinis dan lain-lain.

Kelemahan pengukuran ini ialah:


1. Penilaian biokimia tidak dapat dilakukan sebelum terjadinya gangguan metabolisme
zat gizi
2. Penggunaan alat khusus serta bahan-bahan pelarut yang masih harus didatangkan
dari luar negeri sehingga membutuhkan biaya yang cukup mahal.
3. Membutuhkan tenaga terlatih sehingga tidak semua orang dapat melakukan
penilaian tersebut
4. Pada kondisi tertentu penilaian biokimia sulit dilakukan di lapangan mengingat alat
ukur yang dapat dibawa ke mana-mana masih sangat terbatas.
5. Membebani subjek sehingga pada kondisi tertentu subjek terkadang menolak untuk
berpartisipasi
6. Penentuan ambang batas sangat tergantung dari alat yang digunakan sehingga
pengkategorian hasil pemeriksaan mungkin saja bervariasi dan terkadang nilai
ambang batas belum dikelompokkan secara terperinci berdasarkan kelompok umur.
PENILAIAN BIOKIMIA ZAT GIZI MAKRO
Protein
Protein merupakan salah satu zat gizi yang penting bagi tubuh manusia. Hal tersebut
disebabkan karena protein bukan saja berfungsi sebagai sumber energi, tetapi juga sebagai
pembangun jaringan dan sel. Selain air, protein adalah zat gizi yang paling berlimpah di
dalam tubuh titik Selain otot, bagian-bagian penting lain dalam tubuh juga terbuat dari
protein, antara lain rambut, kulit, mata, dan organ tubuh lainnya.
Secara umum, ter dapat dua komponen protein utama di dalam tubuh yaitu protein somatik
atau protein otot rangka dan protein viseral. Sekitar 30 sampai 50% total protein tubuh terdiri
atas protein somatik.
Sitta status protein tubuh dinilai dengan mengevaluasi kedua status protein somatik dan
viseral. Status protein somatik dapat diketahui dengan cara pengukuran pengeluaran
Kreatinin urine dan pengeluaran 3- metilhistidin. Sedangkan protein viseral diketahui dengan
cara menghitung total Protein serum, albumin serum, transferin serum protein pengikat
retinol ( retinol binding protein, RBP) serum, serta free albumin pengikat troksin( throxine
binding prealbumin) atau transiretin serum.

Kreatinin urine
Gratinin merupakan produk limbah kimia yang diproduksi dari kontraksi otot dalam
kondisi normal. Kreatinin terbuat dari kreatin yang merupakan sumber energi dari
otot. Kreatin merupakan salah satu jenis asam amino yang diproduksi oleh pankreas,
ginjal, dan hati titik ketika ginjal seseorang berfungsi normal ia akan menyaring
Kreatinin dan produk-produk limbah lainnya dari darah. Produk-produk limbah
dikeluarkan dari tubuh melalui urine.
Laki-laki memiliki kadar kreatini lebih tinggi daripada perempuan hal tersebut
disebabkan laki-laki memiliki jaringan otot lebih banyak. Kadar Kreatinin normal pada
laki-laki dewasa sehat sekitar 0,6 -1,2 mg/dl sedangkan pada wanita sekitar 0,5 - 1,1
MG/ dl.
Pada umumnya kadar Kreatinin dalam darah bersifat konstan. Hal tersebut
disebabkan karena massa otot biasanya tidak berubah titik akan tetapi, penggunaan
obat-obat tertentu, olahraga, serta latihan yang berat dapat meningkatkan kreativitas
Total serum protein
Total serum protein atau dikenal pula sebagai total protein merupakan tes biokimia untuk
mengukur jumlah total protein dalam serum. Protein dalam plasma terdiri dari albumin dan
globulin.
Metode yang biasa digunakan untuk mengukur total serum protein ialah menggunakan
reagen biuret akan tetapi, metode kimia lain seperti metode kjeldahl,, dyebinding, dan
refraktometer juga dapat digunakan titik pengukuran ini biasanya dilakukan pada analisis
otomatis bersama dengan tes laboratorium lainnya. Batas normal total protein sangat
bervariasi tergantung pada metode analisis.

Serum albumin
Albumin merupakan protein yang dibuat oleh hati dan berkontribusi sekitar 60% dari
total protein tubuh titik Oleh sebab itu, albumin memainkan banyak peran di dalam
tubuh, seperti memelihara jaringan tubuh dan mengangkut hormon vitamin, serta zat
seperti kalsium ke seluruh tubuh.
Terdapat dua kondisi ketika kadar albumin darah rendah. Pertama, ketika terjadi
penyakit hati yang berat, hal tersebut disebabkan oleh albumin diproduksi oleh hati,
dan pada saat fungsi hati berkurang produksi alumni juga ikut berkurang. Kedua,
karena karena penyakit ginjal. Meskipun albumin terdapat di dalam darah dalam
jumlah yang besar, ketika ginjal berfungsi dengan baik, hampir tidak ada albumin
yang hilang dalam urine.
Kategori normal pengujian serum albumin ialah 3,5 - 5,5 G/dl atau 35 - 55 g/L. Batasan
ini sangat bervariasi tergantung metode dan alat yang digunakan.

Serum transferin
Transferin adalah serum B- globulin protein yang disintesis khusus di hati titik
namun, lokasinya berbeda dengan albumin karena transferin berada sepenuhnya di
intravaskuler. Transparan juga merupakan transpor utama zat besi yang ditemukan
dalam darah dan berperan dalam mempertahankan homeostasis besi di dalam tubuh
melalui pengaturan asupan zat besi titik setiap molekul transfer yang memiliki
kemampuan untuk membawa satu atau ion besi sebelum mengikat reseptor transferin
pada membran sel.
Kadar normal transferin tubuh ialah 2 - 4 g/l dengan waktu paruh sekitar 8- 19 hari .
Konsentrasi transferin dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain penurunan fungsi
hati dan gagal ginjal, peradangan, anemia karena penyakit kronis dan defisiensi
vitamin B12 dan folat, kortikosteroid, defisiensi Zinc, sindrom nefrotik, dan enteropati.

Serum retinol binding protein (RBP)


Retinol binding protein ( RBP ) adalah protein yang memiliki fungsi beragam. Salah satu
fungsi utamanya Iya sebagai pengikat retinol dan membawanya dari hati ke jaringan perifer.
Pengukuran RPB digunakan untuk menentukan massa protein viseral di dalam tubuh.
RPB paling sering ditemukan terikat pada transtiretin. Ukurannya sangat kecil dan lewat
dengan bebas melalui membran glomerulus dan diserap kembali oleh ginjal. Oleh sebab itu,
peningkatan ekskresi rbp menunjukkan adanya cedera tubulus proksimal dan garing atau
gangguan fungsi tubular proksimal. Konsentrasi serum normal RBP adalah 2,5- 7,5 mg/dL.

Lemak
Lemak seperti kolesterol dan trigliserida, merupakan salah satu zat gizi yang tidak
larut di dalam plasma mereka larut dengan cara menempel pada sirkulasi lipoprotein
yang mengangkut lemak ke berbagai macam jaringan untuk kepentingan energi
tubuh, produksi hormon steroid, dan pembentukan asam empedu. Lipoprotein terdiri
dari kolesterol, trigliserida, fosfolipid, dan protein.
Terdapat 5 lipoprotein utama dalam darah, yaitu kilomikron, very low density
lipoprotein ( VLDL), intermediate density Lippo protein, law density Lippo protein
(LDL), dan high density Lippo protein (HDL). Masing-masing kelas lipoprotein
membawa kolesterol dan trigliserida sampai tingkat tertentu. Sebagian besar LDL
membawa kolesterol, dan VLDL mebawa trigliserida.

Kolesterol total
Kolesterol merupakan salah satu jenis lemak di dalam darah yang diproduksi oleh
tubuh atau berasal dari makanan. Kolesterol dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga
kesehatan sel. Jumlah kolesterol di dalam darah berhubungan dengan makanan yang
dikonsumsi atau kondisi genetik. Jumlah kolesterol di dalam darah yang tergolong
tinggi akan menyebabkan penyakit jantung koroner. Tes kolesterol total dapat diukur
setiap saat sepanjang hari tanpa puasa. Akan tetapi, jika tes ini dilakukan sebagai
bagian dari tes profil lemak, dibutuhkan puasa paling tidak 9 -12 jam ( tidak makan
atau minum, kecuali air putih) .
Batas normal kadar kolesterol ialah 75 -169 mg/dl untuk yang berusia < 20 tahun dan
100 -199 mg/dl untuk yang berusia >21 tahun. National Cholesterol education
program (NCEP) Adul treatment panel III memberi batas normal kolesterol sebanyak:
Normal : <200 mg/dl
Tinggi:200-238 mg/dl
Sangat tinggi:>240 mg/dl.

High density Lipprotein (HDL) "kolesterol baik"


HDL merupakan lipoprotein atau kombinasi lemak dan protein. HDL biasa juga disebut
dengan istilah kolesterol baik karena kemampuannya menghilangkan kelebihan kolesterol
dari darah dan membawanya ke hati titik konsentrasi HDL di dalam darah yang tinggi
berhubungan dengan rendahnya risiko penyakit jantung dan pembuluh darah.

Low Density Lippo protein LDL "kolesterol jahat"


LDL adalah lipoprotein yang merupakan kombinasi antara lemak dan protein. LDL juga
sering disebut dengan istilah kolesterol jahat karena LDL mengambil kolesterol dari darah
membawanya ke sel. Kadar LDL yang tinggi di dalam darah berhubungan dengan
peningkatan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit arteri koroner
serangan jantung, dan kematian. Sebelum melakukan pengujian, darah harus dikumpulkan
Setelah puasa selama 12 jam (tidak makan atau minum kecuali air putih).

Trigliserida (TG)
Trigliserida merupakan salah satu jenis lemak yang sangat berkaitan dengan makanan yang
dikonsumsi seperti gula, lemak, dan alkohol. Kadar trigliserida dapat meningkat karena
kelebihan berat badan pada mereka yang memiliki penyakit tiroid atau penyakit hati, dan
kondisi genetik. Kadar trigliserida yang tinggi juga berhubungan dengan risiko lebih tinggi
penyakit jantung dan pembuluh darah.
PENILAIAN BIOKIMIA ZAT GIZI MIKRO
Vitamin A
Vitamin A adalah zat gizi yang penting yang dibutuhkan oleh tubuh untuk penglihatan,
pembentukan tulang, fungsi kekebalan tubuh, dan perkembangan embrio. Tes status
vitamin A dalam darah merupakan tes yang bertujuan untuk mengukur tingkat retinol
dalam darah titik retinal merupakan bentuk utama vitamin A. Kekurangan vitamin A
dapat mengganggu penglihatan pada malam hari, menyebabkan kerusakan mata dan
pada kasus yang berat dapat menyebabkan kebutaan. Kelebihan asupan vitamin A
dapat menyebabkan keracunan dan kadang-kadang menyebabkan cacat lahir. Tubuh
tidak dapat memproduksi vitamin A dan harus bergantung pada sumber makanan,
seperti daging ( retinol ) serta sayur dan buah (karoten) .
Penurunan vitamin A plasma dipengaruhi oleh beberapa hal. Antara lain stres,
penyakit hati, infeksi, parasit, dan defisiensi Zinc. Selain itu, asupan makanan yang
rendah lemak dapat mengganggu penyerapan vitamin A karena lemak dibutuhkan
untuk penyerapan vitamin A.

VITAMIN C
Aktivitas biologis asam askorbat diwujudkan dalam bentuk vitamin C. Kadar asam
askorbat plasma sangat dipengaruhi oleh asupan makanan yang kaya akan vitamin C
pada saat tes. Kadar asam askorbat plasma meningkat dengan meningkatnya asupan
makanan sampai asupan di atas 200 mg/hari, dengan kadar normal 0,4- 1,5 mg/dl
kadar rendah 0,2- 0,4 mg/dl (11, 4-23 mcmol/L) , dan defisiensi di bawah 0,2 mg/dl.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penurunan kadar asam askorbat antara lain
stress akut pembedahan, trauma infeksi, penyakit inflamasi (peradangan),
penggunaan fill kontrasepsi oral, dan merokok.

VITAMIN D
Vitamin D merupakan salah satu zat gizi yang larut lemak dan diproduksi di kulit saat
terkena radiasi dari matahari. Vitamin D juga bertanggung jawab meningkatkan
penyerapan kalsium di usus zat besi, magnesium, fosfat dan zinc. Pada manusia,
senyawa yang paling penting adalah vitamin D3 ( juga dikenal sebagai kolekalsiferol)
dan vitamin D2 (ergokalsiferol).

VITAMIN E
Vitamin E merupakan nama kolektif untuk sekelompok senyawa atau Vitamin yang
larut dalam lemak dengan aktivitas antioksidan yang khas. Vitamin E memiliki 8
bentuk, yaitu alfa, beta, gamma dan Delta tokoferol, serta alfa, beta komagama dan
Delta tocotrienol, yang memiliki berbagai tingkat aktivitas biologis.

ZAT BESI
Zat besi merupakan salah satu mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh titik
kekurangan zat besi akan mengakibatkan penyakit yang umum dikenal dengan
sebutan anemia. Identifikasi kekurangan zat besi di dalam darah tidak dapat
ditentukan hanya melalui satu indikator biokimia. Oleh sebab itu dibutuhkan lebih dari
satu indikator untuk mengurangi kesalahan klasifikasi.
Terdapat 4 model analisis yang dapat dijadikan alternatif untuk mengetahui defisiensi
zat besi di dalam tubuh yaitu:
1. Model feritin. Menganalisis serum feritine, kejenuhan transferin, dan eritrosit protophirin.
2. Model MCV (mean Cell volume) menganalisis mcv, kejenuhan transferin, dan
eritrosit protoporfirin.
Tabel 10.1
Tabel 10.2

3. Model 4 variabel. Menganalisis mcv atau serum fairytin, serum reseptor transferin, dan
hemoglobin.
4. Model persentil HB. Menganalisis hemoglobin, kejenuhan transferin, dan eritrosit
protoporfirin.
Tabel 10. 3

Zink
Indikator biokimia merupakan salah satu cara pengukuran kuantitatif yang objektif untuk
menilai status zinc sebuah populasi. Indikator tersebut bermanfaat untuk mengidentifikasi
populasi dan kelompok tertentu yang beresiko tinggi kekurangan zinc dan dapat digunakan
untuk menargetkan intervensi pada kelompok beresiko tinggi.
WHO,UNICEF, IAEA , dan IZiNCG bersama-sama merekomendasikan penggunaan
konsentrasi serum Zink untuk penilaian status zinc populasi titik dalam menggunakan serum
Jing sebagai indikator status di, terdapat beberapa masalah teknis yang harus diperhatikan,
antara lain pengumpulan sampel, analisis laboratorium, dan interprestasi data.

PENIALAIAN STATUS GIZI SECARA ANTROPOMETRI


Antropometri berasal dari kata anthropos (tubuh) dan metros (ukuran) . Secara umum
antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh manusia titik dalam bidang gizi, antropometri
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Menurut SandJaja, dkk (2009) dalam kamus gizi menyatakan bahwa antropometri adalah
ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh manusia . dalam bidang ilmu gizi,
antropometri digunakan untuk menilai status gizi . ukuran yang sering digunakan adalah
berat badan tinggi badan, lingkar lengan atas, tinggi duduk, lingkar perut lingkar pinggul, dan
lapisan lemak bawah kulit.

Keunggulan dan kelemahan antropometri

Keunggulan
1. Sederhana, aman dan dapat dilakukan pada jumlah sampel yang besar
2. Tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang
sudah dilatih dalam waktu singkat agar dapat melakukan pengukuran
antropometri titik kader gizi (Posyandu) tidak perlu seorang ahli tetapi dengan
pelatihan singkat ia dapat melaksanakan pengukuran antropometri secara
rutin.
3. Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah
setempat titik memang ada antropometri yang mahal dan harus diimpor dari
luar negeri, tetapi penggunaan alat itu hanya untuk pengukuran tertentu saja,
seperti skinfold caliper untuk mengukur ketebalan lemak di bawah kulit
4. Metode ini Tepat dan akurat karena dapat dibakukan
5. Mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau
6. Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi kurang dan gizi buruk karena
sudah terdapat ambang batas yang jelas
7. Di antropometri dapat mengevaluasi Perubahan status gizi pada periode
tertentu atau dari satu generasi ke generasi berikutnya
8. Antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap
Gizi
Kelemahan
1. Tidak sensitif, yang mengandung arti metode ini tidak dapat mendeteksi status
gizi dalam waktu singkat titik Selain itu, metode ini juga tidak dapat
membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zinc dan zat besi
2. Di luar gizi penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi )dapat
menurunkan spesifitas dan sensitif pengukuran antropometri
3. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi
akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi
4. Kesalahan ini karena
a. Pengukuran
b. Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan
c. Dan asumsi yang keliru
5. Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan:
a. Latihan petugas yang tidak cukup
b. Kesalahan alat atau alat tidak di tera
c. Pengukuran

Parameter
Parameter adalah ukuran tunggal dari antropometri. Ada beberapa parameter yang
umum digunakan untuk menilai status gizi anak balita. Parameter tersebut yaitu:
1. umur (U)
2. Berat badan (BB)
3. Badan (TB) atau panjang badan (PB)
4. Lingkar lengan atas (Lila)
5. Lingkar kepala (LK)
6. Lingkar dada (LD)

Indeks
Indeks adalah kombinasi parameter. Ada beberapa jenis indeks antropometri yang
dapat digunakan sesuai dengan tujuan penelitian atau tujuan penilaian status gizi,
antara lain berat badan menurut umur (bb/u, ) berat badan menurut tinggi badan
(bb/tb) dan tinggi badan menurut umur (tb/u.) Masing-masing indeks mempunyai
kelebihan dan kelemahan Adapun jenis keunggulan dan kelemahan.

Klasifikasi
Banyak macam klasifikasi penentuan status gizi yang dibuat oleh beberapa lembaga
penelitian pendidikan dan Kementerian Kesehatan RI titik dalam kurun waktu 2
dasawarsa ini Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan 2 keputusan yang
berhubungan dengan antropometri maksudnya klasifikasi status gizi titik pada tahun
2002 dikeluarkan klasifikasi status gizi oleh Menteri Kesehatan melalui keputusan
menteri nomor 9 20/menkes/sk/ nomor: VIII/2002 tentang klasifikasi status gizi anak
bawah 5 tahun balita dan sekarang sudah Nyatakan tidak berlaku titik pada tahun
2010 telah dikeluarkan standar antropometri melalui keputusan Menteri Kesehatan RI
nomor 1995/menkes/sk/ XII/2010 tentang standar antropometri penilaian satu gizi anak
titik dengan dikeluarkannya keputusan ini, diharapkan para peneliti, pengelola
program, dan stakeholder lainnya mempunyai acuan yang sama tentang klasifikasi
atas gigi sehingga datanya dapat dibandingkan.

Menggunakan parameter Lila


Klasifikasi status gizi anak balita dapat menggunakan parameter Lila. Kementerian RI
tahun 2014 membuat klasifikasi dengan ambang batas menggunakan Lila
Lila digunakan jika:
1. Tidak tersedia data berat badan dan tinggi badan
2. Badan dan tinggi badan tidak dapat diukur secara tepat, seperti pada pasien
organomegali, edema dan hidrosefalus.

Menggunakan kombinasi tanda klinis dan indeks bb/tb -PB


Penentuan klasifikasi status gizi dapat dilakukan dengan memperhatikan tanah klinis
anak balita dan indeks bb/tb- PB dengan menggunakan standar deviasi SD Kemenkes
RI tahun 2013 telah menentukan klasifikasi dengan mempertimbangkan tanda klinis
dan antropometri.

Menggunakan SK Menkes nomor: 1995/menkes/sk/ xii/2010 tentang standar


antropometri penilaian status gizi anak
Klasifikasi status gizi Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
1995/menkes/sk/xii/2010 tentang standar antropometri penilaian status gizi anak dengan
memperhatikan berbagai macam indeks, berbagai kategori status gizi, dan menggunakan
ambang batas di z.score.

Bagus dan standar antropometri


Penggunaan baku rujukan dan standar antropometri di Indonesia mengalami
beberapa perubahan. Hal ini terjadi akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi ( iptek di bidang gizi) menurut direktur Bina gizi masyarakat 2012 dalam
perkembangan penggunaan buku antropometri di Indonesia telah tiga kali mengalami
perubahan pada tahun 1974, ketika pertama kali kartu menuju sehat (KMS)
diperkenalkan, baku antropometri yang digunakan adalah baku Harvard. Kemudian
pada tahun 1990 digunakan batu World health organization National Center for health
statistic (WHO- NCHS) . Pada tahun 2008 digunakan baku World health organization -
multicenter growth reference study (WHO-MGRS) 2005 yang yang ditetapkan dengan
keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 1995/menkes/sk/xii/2010 tanggal 30 Desember
2010. Baku Who 25 tersebut telah disebarluaskan oleh Kementerian Kesehatan
sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dan pihak lain yang terkait dalam dalam menilai
status gizi anak.
Masalah kesehatan masyarakat dan kriteria epidemiologi
Ada berbagai macam indikator untuk menentukan permasalahan kesehatan masyarakat
tinjau dari status gizi balita. Indikator tersebut antara lain dengan melihat prevalensi balita
gigi kurang, privasi balita pendek dan prevalensi balita kurus. Permasalahan kurang energi
dan protein (KEP)
Dalam perencanaan gizi sangat diperlukan data tentang tingkat keparahan pemasaran gizi
yang ada titik Apabila tingkat keparahan sangat siriskoma akan jadi salah satu pertimbangan
dalam menentukan prioritas masalah yang harus ditanggulangi titik ada kriteria biologi untuk
menentukan tingkat keparahan kurang gizi anak balita dalam suatu populasi.

Anda mungkin juga menyukai