TERINTEGRASI
ii
Dengan mengacu pada Pedoman Pelayanan ini ,para teman sejawat dan
para medis dapat memahami tugas serta tata laksana di bagian masing-masing di
lingkungan UnitGizi.
Dengan ini saya juga menyampaikan terima kasih atas bantuan pihak-pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan Panduan Assesmen gizi pasien
terintegrasi.
TIM Penyusun
DAFTAR ISI
A. DEFINISI ………………………………………………………………………………………….1
B. TUJUAN ……………………………………………………………………………………………1
iii
BAB III TATA LAKSANA …………………………………………………………………………………3
BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
1. Asesmen pasien adalah tahapan dari proses dimana dokter, perawat,
dietesien mengevaluasi data pasien baik subyektif maupun obyektif untuk
membuat keputusan terkait :
a. Status kesehatan pasien.
b. Kebutuhan perawatan.
c. Intervensi.
d. Evaluasi.
2. Asesmen awal (skrining gizi) adalah suatu sistem dari nutritional
assessment untuk mendeteksi dini pada perseorang atau sekelompok
orang yang memiliki resiko terkena malnutrisi, beresiko malnutrisi atau
tidak terkena malnutrisi sehingga dapat diberikan intervensi dengan cepat
iv
dan dalam skala yg banyak. (Principle of Nutrition
Assessment,Gibson.2005)
3. Asesmen gizi adalah kegiatan untuk menentukan status gizi pasien,
meliputi : anamnesis gizi, pemeriksaan antropometri, pemeriksaan
laboratorium yang berhubungan dengan gizi, pemeriksaan fisik dan klinik
yang berhubungan dengan gizi, riwayat personal pasien.
4. Asesmen ulang adalah bagian dari monitoring. Asesmen ulang dilakukan
untuk mengetahui respon intervensi diet.
B. TUJUAN.
1. Mengidentifikasi secara cepat individu yang beresiko dan tidak beresiko
malnutrisi.
2. Memprediksi kemungkinan membaik atau memburuknya keadaan pasien
untuk intervensi lebih lanjut.
3. Menentukan siapa yang membutuhkan dukungan nutrisi dan dukungan
nutrisi apa yang sesuai
BAB II
RUANG LINGKUP
Kegiatan pelayanan gizi Rumah Sakit meliputi pelayanan rawat inap maupun rawat
jalan. Komponen utama dari proses pelayanan rawat inap dan rawat jalan adalah
asesmen pasien untuk memperoleh informasi terkait stasus medis pasien. Kegiatan
pelayanan gizi diawali dengan asesmen awal gizi yaitu :
Asesmen Awal Gizi Rawat Inap
1. Identitas Pasien
Meliputi nama pasien, tanggal lahir, kamar perawatan, no rekam medis.
2. Skrining Gizi
3. Antropometri
4. Biokimia
5. Fisik/klinis
6. Riwayat Gizi : Pola Makan, Alergi, Total Asupan
7. Riwayat Personal
8. Diagnosis
9. Intervensi
10. Monitoring evaluasi
v
BAB III
TATA LAKSANA
Tahapan pelayanan asuhan gizi ruang rawat inap diawali dengan melakukan
skrining gizi atau penapisan oleh ahli gizi/Dietisien dan penetapan order diet awal
(preskripsi diet awal) oleh Dokter. Skrining gizi bertujuan untuk mengidentifikasi
pasien/klien yang beresiko, tidak beresiko malnutrisi atau dalam kondisi khusus.
Kondisi khusus yang dimaksud adalah kondisi dimana pasien mengalami kelainan
metabolik, hemodialisis, bayi, anak, geriatrik, kanker dengan kemoterapi, luka
bakar, pasien dengan imunitas menurun, infeksi, sakit kritis, dan lain sebagainya.
Skrining gizi dilakukan pada pasien baru 1 x 24 jam setelah pasien masuk rumah
sakit. Metode skrining gizi yang digunakan sebaiknya dilakukan dengan waktu
yang singkat, cepat, dan disesuaikan dengan kondisi pasien. Metode skrining gizi
yang digunakan adalah modifikasi dari Malnutrition Skrining Tools untuk dewasa
dan skrining STRONG-kids untuk anak.
Bila dari hasil skrining gizi menunjukkan pasien beresiko malnutrisi, maka
dilakukan pengkajian/ assessment gizi dan dilanjutkan dengan langkah – langkah
proses asuhan gizi terstandar oleh Dietisien. Pasien dengan status gizi baik atau
tidak beresiko malnutrisi dianjurkan dilakukan skrining ulang setelah dirawat 1
vi
minggu. Jika hasil skrining ulang pasien beresiko malnutrisi maka dilakukan
asuhan gizi terstandar. Pasien yang mengalami sakit kritis atau kasus sulit yang
beresiko mengalami gangguan gizi tingkat berat, akan lebih baik bila ditangani oleh
Tim kesehatan.
a. Antropometri
Antropometri merupakan pengukuran fisik pada individu.
Antropometri dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
(1) Pengukuran tinggi badan (TB)
(2) Berat badan (BB)
(3) Panjang badan (PB)
(4) Tinggi lutut (TL) apabila dalam kondisi tinggi badan tidak dapat
diukur
(5) Lingkar lengan atas (LILA)
(6) Lingkar kepala
(7) Lingkar dada
(8) Lingkar pinggang
(9) Lingkar pinggul
Penilaian status gizi dilakukan dengan membandingkan beberapa
ukuran tersebut diatas, misalnya Indeks Massa Tubuh (IMT) yaitu
rasio BB menurut TB.
vii
Parameter antropometri yang penting untuk melakukan evaluasi
status gizi pada bayi, anak, dan remaja adalah pertumbuhan.
Pertumbuhan ini dapat diukur melalui pengukuran antropometri yaitu
berat badan, panjang badan, lingkar kepala, dan lainnya yang
kemudian dibandingkan dengan standar.
b. Biokimia
Data biokimia merupakan hasil pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan yang berkaitan dengan status gizi, status metabolik dan
gambaran fungsi organ yang berpengaruh terhadap timbulnya
masalah gizi. Pengambilan kesimpulan dari data laboratorium yang
terkait dengan masalah gizi harus selaras dengan data assessment gizi
lainnya, seperti riwayat gizi yang lengkap, termasuk penggunaan
suplemen, pemeriksaan fisik dan sebagainya. Disamping itu proses
penyakit, tindakan pengobatan, prosedur dan status hidrasi (cairan)
dapat mempengaruhi perubahan kimiawi, sehingga hal tersebut perlu
dipertimbangkan.
c. Pemeriksaan Fisik/Klinis
Pemeriksaan fisik klinis dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan
klinis yang berkaitan dengan gangguan gizi. Pemeriksaan fisik terkait
dengan masalah gizi merupakan kombinasi dari tanda – tanda vital
dan antropometri yang dikumpulkan dari catatan medik pasien.
d. Anamnesis Riwayat Gizi
Anamnesis riwayat gizi merupakan data meliputi asupan makanan
termasuk komposisi, pola makan, diet, dan data lain yang terkait.
Anamnesis riwayat gizi dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif.
Kualitatif digunakan untuk memperoleh gambaran kebiasaan makan
pasien. Sedangkan cara kuantitatif digunakan untuk mendapatkan
gambaran asupan zat gizi melalui food recall selama 24 jam. Kemudian
dilakukan analisis zat gizi yang merujuk pada DKBM/DBMP.
e. Riwayat Personal
Data riwayat personal meliputi 4 area yaitu riwayat obat – obatan atau
suplemen yang dikonsumsi; sosial budaya; riwayat penyakit pasien
dan data umum pasien.
b. Diagnosis Gizi/ Nutrition Diagnosis
viii
Diagnosis gizi merupakan langkah mencari pola dan hubungan antara data
yang terkumpul dan kemungkinan penyebabnya. Kemudian memilih
masalah gizi yang spesifik dan menentukan masalah gizi secara singkat
dan jelas menggunakan terminologi sesuai dengan standart rumah sakit.
Pernyataan diagnosis gizi menggunakan PES (Problem Etiologi Sign
Symptom). Diagnosis gizi dikelompokkan menjadi tiga domain yaitu NI
(Domain Intake), NC (Domain Klinis), dan NB (Domain
Prilaku/lingkungan).
ix
b. Mengukur hasil kegiatan, yaitu mengukur perkembangan atau
pertumbuhan yang terjadi sebagai respon terhadap intervensi gizi.
Parameter yang harus diukur adalah berdasarkan tanda dan gejala
dari diagnosisis gizi.
c. Evaluasi hasil
Berdasarkan tahapan diatas, didapatkan 4 jenis hasil :
1) Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi yaitu tingkat
pemahaman, perilaku, akses, dan kemampuan yang mungkin
mempunyai pengaruh pada asupan makan dan zat gizi.
2) Dampak asupan makanan dan zat gizi dari berbagai sumber
3) Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang terkait dengan gizi
yaitu, pengukuran yang terkait dengan antropometri, biokimia,
dan parameter pemeriksaan fisik/klinis.
4) Dampak pada pasien/klien terhadap intervensi gizi yang
diberikan pada kualitas hidupnya.
x
a. Merujuk pasien yang beresiko maupun sudah terjadi malnutrisi
maupun kondisi khusus ke dietisien.
b. Melakukan pemantauan, mencatat asupan makanan dan respon klinis
klien/pasien terhadap diet yang diberikan dan menyampaikan kepada
dietisien bila terjadi perubahan pada kondisi pasien.
3. Dietisien
a. Melaksanakan skrining gizi
b. Melakukan assessment/pengkajian gizi pada pasien yang beresiko
malnutrisi atau kondisi khusus meliputi pengukuran antropometri,
pencatatan hasil laboratorium, fisik klinik, interpretasi data riwayat
gizi dan riwayat personal.
c. Mengidentifikasi masalah/ diagnosa gizi berdasarkan hasil
assessment dan menetapkan prioritas diagnosa gizi.
d. Merancang intervensi gizi dengan menetapkan tujuan dan preskripsi
diet yang lebih terperinci untuk penetapan diet definitive serta
merencanakan edukasi/ konseling.
e. Melakukan koordinasi dengan dokter terkait dengan kondisi pasien
dan diet definitive.
f. Koordinasi dengan dokter, perawat, farmasi, dan tenaga lain dalam
pelaksanaan intervensi gizi.
g. Melakukan monitoring respon pasien terhadap intervensi gizi.
h. Melakukan evaluasi proses maupun dampak asuhan gizi.
i. Memberikan penyuluhan, motivasi, dan konseling gizi pada pasien dan
keluarganya.
j. Mencatat dan melaporkan hasil asuhan gizi pada rekam medik pasien.
k. Melakukan assessment gizi ulang (reassessment) apabila tujuan
belum tercapai.
l. Melaksanakan visite dengan atau tanpa dokter.
m. Berpartisipasi aktif dalam pertemuan atau diskusi dengan dokter,
perawat, farmasi, anggota tim asuhan gizi lain, pasien/ klien dan
keluarganya, dalam rangka evaluasi keberhasilan pelayanan asuhan
gizi.
4. Farmasi
a. Mempersiapkan obat dan zat gizi yang terkait dengan, misalnya
vitamin, mineral, elektrolit, nutrisi parenteral, dan lain sebagainya.
b. Melakukan kompabilitas zat gizi yang diberikan kepada pasien.
c. Membantu mengawasi dan mengevaluasi penggunaan obat dan cairan
parenteral pada pasien oleh perawat.
xi
d. Berkolaborasi dengan dietisien dalam pemantauan interaksi obat dan
makanan.
e. Memberikan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai interaksi
obat dan makanan.
5. Tenaga kesehatan lainnya
Tenaga kesehatan lainnya adalah tenaga terapi okupasi, tenaga wicara
yang berkaitan dalam perencanaan dan pelaksanaan intervensi pada
pasien dengan gangguan menelan yang berat dan lain sebagainya.
BAB IV
DOKUMENTASI
xii
Pendokumentasian dari kegiatan pelayan asuhan gizi ruang rawat inap adalah :
1. Form Rekam Medik meliputi :
a. Folder Pengkajian Gizi (Skrining Gizi dan Pengkajian Gizi)
b. Folder Daftar Masalah Gizi
c. Folder Rencana Awal Gizi
d. Folder Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
e. Folder Resume Pasien
f. Folder Formulir Khusus /Edukasi Terintegrasi
2. Pencatatan Harian dalam form kegiatan gizi ruang rawat inap yang meliputi
nama, umur, jenis kelamin, register dan nomor rekam medik, antropometri
(BB, TB, LLA dan status gizi), pengkajian gizi (< 24 jam atau lebih), diagnosa
medis, diet yang diberikan, leaflet yang diberikan dan jasa asuhan gizi.
BAB V
PENUTUP
xiii
Direktur RSIA Buah Hati Pamulang
xiv