Ketersediaan pangan yg
Gangguan kurang Gangguan pencernaan
Pemanfaatan Kemiskinan Gangguan penyerapan
gizi makanan
Gizi Kurangnya pemahaman
terhadap kelengkapan Gangguan metabolisme
gizi makanan
Kebiasaan makan yang Gangguan ekskresi
salah
Teori Unicef
Teori
Timbulnya
Masalah Gizi
Teori Segitiga
Penyebab Masalah
Kurang Lebih
Pertumbuhan abnormal
Obesitas
Penurunan produksi tenaga
Penyakit degeratif akibat
Pertahanan tubuh obesitas
Perkembangan otak
Dampak perilaku
Asupan Gizi
Metode
Penilaian
Status Gizi
Metode Antropemetri
Antropometri berasal dari kata anthropo yang berarti manusia dan metri adalah
ukuran. Metode antropometri dapat diartikan sebagai mengukur fisik dan bagian
tubuh manusia. Jadi antropometri adalah pengukuran tubuh atau bagian tubuh
manusia. Dalam menilai status gizi dengan metode antropometri adalah
menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai metode untuk menentukan status gizi.
Kelebihan Kekurangan
Lunak Indikasi pemberian makanan lunak ini diberikan kepada pasien sesudah
operasi
tertentu, pasien dengan penyakit infeksi dengan kenaikan suhu tubuh tidak
terlalu
tinggi, pasien dengan kesulitan mengunyah dan menelan, serta sebagai
perpindahan
dan makanan saring ke makanan biasa.
menu bubur ayam, telur ½ masak , jus tomat dan teh. Siang terdiri dari nasi
tim/bubur, pepes tenggiri, tumis tempe, bening bayam, pepaya iris, Malam
terdiri dari nasi tim/bubur, bistik Jerman, tahu isi kukus, sup wortel + buncis,
pisang, bubur kacang hijau dan susu.
Makanan semi padat, mempunyai tekstur lebih halus daripada makanan lunak.
Dapat diberikan langsung kepada pasien atau merupakan perpindahan dari
Makanan Cair Kental ke Makanan Lunak.
Contoh pasien dengan gangguan menelan dan pencernaan, atau post
dipuasakan (post ileus paralitik), post operasi saluran pencernaan, tifus, pasien
stroke dengan hemiparese pada syaraf fasialis.
Syarat Diet 1) hanya diberikan untuk jangka waktu singkat selama 1-3 hari,
karena kurang memenuhi kebutuhan gizi, terutama energi dan tiamin, 2)
rendah serat, diberikan dalam bentuk disaring atau diblender, 3) diberikan
dalam porsi kecil dan sering yaitu 6-8 kali sehari
Makanan Indikasi pemberian makanan saring adalah pada pasien sesudah mengalami
Saring operasi
tertentu, pada pasien infeksi akut termasuk infeksi saluran cerna, serta kepada
pasien
dengan kesulitan mengunyah dan menelan, atau sebagai perpindahan dari
Makanan
Cair Kental ke Makanan Lunak. Karena makanan ini kurang serat dan vitamin C,
maka
sebaiknya diberikan untuk jangka waktu 1 – 3 hari saja.
Contoh menu : bubur sumsum, telur ½ masak susu dan jus tomat, Siang
pasien diberikan bubur tepung beras, semur daging, tim tahu, jus pepaya,
puding
maizena. Malam bubur tepung beras, gadon daging, semur tahu halus, sari
jeruk, dan susu.
Mempunyai konsistensi cair hingga kental
Diberikan pada pasien yang mengalami gangguan
mengunyah, menelan, dan mencernakan makanan yang
disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu tinggi,
mual dan muntah, pasca perdarahan saluran cerna, serta
pra dan pasca bedah.
Diberikan secara oral atau parenteral.
Makanan Cair
Terdiri atas tiga jenis, yaitu makanan cair jernih,
makanan cair penuh, dan makanan cair kental
Pasien stroke dengan hemiparese pada syaraf fasialis,
pasien dengan
penurunan kesadaran yang menggunakan naso gastrik
tube (NGT)