Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemeriksaan biokimia disebut juga cara laboratorium. Pemeriksaan
biokimia pemeriksaan yang digunakan untuk mendeteksi adanya
defisiensi zat gizi pada kasus yang lebih parah lagi, dimana dilakukan
pemeriksaan dalam suatu bahan biopsi sehingga dapat diketahui kadar
zat gizi atau adanya simpanan di jaringan yang paling sensitif terhadap
deplesi, uji ini disebut uji biokimia statis. Cara lain adalah dengan
menggunakan uji gangguan fungsional yang berfungsi untuk mengukur
besarnya konsekuensi fungsional dari suatu zat gizi yang spesifik Untuk
pemeriksaan biokimia sebaiknya digunakan perpaduan antara uji
biokimia statis dan uji gangguan fungsional (Baliwati, 2004).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pemeriksaan biokimia ?
2. Pengertian Hb, Kolestrol, Gula darah, Asam urat ?

1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pemeriksaan biokimia
Pemeriksaan biokimia disebut juga cara laboratorium.
Pemeriksaan biokimia pemeriksaan yang digunakan untuk
mendeteksi adanya defisiensi zat gizi pada kasus yang lebih parah
lagi, dimana dilakukan pemeriksaan dalam suatu bahan biopsi
sehingga dapat diketahui kadar zat gizi atau adanya simpanan di
jaringan yang paling sensitif terhadap deplesi, uji ini disebut uji
biokimia statis. Cara lain adalah dengan menggunakan uji gangguan
fungsional yang berfungsi untuk mengukur besarnya konsekuensi
fungsional dari suatu zat gizi yang spesifik Untuk pemeriksaan
biokimia sebaiknya digunakan perpaduan antara uji biokimia statis
dan uji gangguan fungsional (Baliwati, 2004).
2. Hb (Anemia)
A. Pengertian
anemia adalah berkurangnya satu atau lebih parameter sel
darah merah: konsentrasi hemoglobin, hematokrit atau jumlah sel
darah merah. Aneia adlah kadar hemoglobin di bawah 13 g%
pada pria dan dibawah 12 g% pada wanita (WHO). Anemia
merupakan gejala dan tanda penyakit tertentu yang harus dicari
penyebabnya agar dapat diterapi dengan tepat. Anemia dapat
disebabkan oleh satu atau lebih dari tiga mekanisme independent
yaitu berkurangnya fungsi sel, darah merah, meningkatkan
destruksi sel darah merah dan kehilangan darah.
B. Pemeriksaan Zat Gizi Spesifik
1. Complete blood count (CBC)
CBC terdiri dari pemeriksaan hemoglobin, hematokrit, jumlah
eritrosit, ukuran eritrosit, dan hitung jumlah leukosit. Pada
beberapa laboratorium, pemeriksaan trombosit, hitung jenis,
dan retikulosit harus ditambahkan dalam permintaan
pemeriksaan (tidak rutin diperiksa). Pada banyak automated

2
blood counter, didapatkan parameter RDW yang
menggambarkan variasi ukuran sel.
2. Pemeriksaan morfologi apusan darah tepi
Asupan darah tepi harus dievaluasi dengan baik. Beberapa
kelainan darah tidak dapat dideteksi dengan automated blood
counter.
3. Sel darah berinti (normoblast)
Pada keadaan normal, normoblast tidak ditemukan dalam
sirkulasi. Normoblast dapat ditemukan pada penderita dengan
kelainan hematologist (penyakit sickle cell, thalasemia, anemia
hemolitik lain) atau merupakan bagian dari gambaran
lekoeritroblastik pada penderita dengan bone marrow
replacement. Pada penderita tanpa kelainan hematologist
sebelumnya, adanya normoblast dapat menunjukkan adanya
penyakit yang mengancam jiwa, seperti sepsis atau gagal
jantung berat.
4. Hipersegmentasi neutrofil
Merupakan abnormalitas yang ditandai dengan >5% neutrofil
berlobus 5 dan atau satu atau lebih neutrofil berlobus 6.
Adanya hipersegmentasi neutrofil dengan gambaran makrositik
berhubungan dengan gangguan sintesis DNA (defisiensi Vit. B
dan asam folat)
5. Hitung retikulosit
Retikulosit adalah sel darah merah imatur. Hitung retikulosit
dapat berupa persentasi dari sel darah merah, hitung retikulosit
absolute, hitung retikulosit absolute terkoreksi, atau retikulosit
production index. Produksi sel darah merah efektif merupakan
proses dinamik. Hitung retikulosit harus dibandingkan dengan
jumlah yang diproduksi pada penderita anemia.
6. Jumlah leukosit dan hitung jenis
Adanya leucopenia pada penderita anemia dapat disebabkan
supresi atau infiltrasi sumsum tulang, hiperplenisme atau
defisiensi B12 dan asam folat.

3. Kolestrol
A. Pengertian

3
Kolesterol adalah sterol terbanyak di dalam tubuh, bentuknya
dapat sebagai kolesterol bebas ataupun terikat pada asam lemak
sebagai kolesterilester. Umumnya kolesterol dalam darah dan
limfe terlihat sebagai kolesterilester sedangkan yang dalam sel-
sel darah otot, hepar, dan jaringan lain dalam bentuk bebas
(Irawan dan Poestika, 1997 dalam Yudhasari, 2008).
Struktur kimia dasar kolesterol berupa steroid. Terdapat dalam
jaringan dan lipoprotein plasma dalam bentuk kolesterol bebas
atau gabungan dari asam lemak rantai panjang sebagai ester
kolesteril. Senyawa kolesterol ini disintesis dalam banyak jaringan
dari asetil-Ko A dan akhirnya dikeluarkan dari tubuh melalui
empedu sebagai garam kolesterol atau empedu. Kolesterol adalah
produk khas hasil metabolisme hewan sehingga terdapat dalam
semua bahan makanan yang berasal dari hewan, misalnya kuning
telur, otak, daging dan hati (Sulistyowati, 2006).
Menurut Rahayu (2005), kolesterol merupakan unsur penting
dalam tubuh yang diperlukan untuk mengatur proses kimiawi di
dalam tubuh, tetapi kolesterol dalam jumlah tinggi bisa
menyebabkan terjadinya aterosklerosis (penyempitan dan
pengerasan pembuluh darah). Jika aterosklerosis ini terjadi di
pembuluh darah jantung, maka akan menyebabkan penyakit
jantung koroner. Penggumpalan darah yang bercampur dengan
lemak yang menempel di pembuluh darah akan menyebabkan
serangan jantung.
B. Pemeriksaan Zat Gizi Spesifik
1. Metode Lieberman-Burchad
Kolestrol dengan asam asetat anhidrida dan asam sulfat pekat membentuk
warna hijau kecoklatan. Absorben warna ini sebanding dengan kolestrol dalam
sampel.
Metode kolorimetri langsung dengan reagen Lieberman Burchad penyerapan
chromaphores yang dihasilkan dari kolesterol dan ester kolestrol berbeda. Ester
kolesterol menghasilkan warna yang lebih benyak dibandingkan dengan kolesterol

4
non ester dan mempunyai bias 10 15 % ketika analisa dilakukan berdasarkan
standart kolesterol non ester. Metode ini memerlukan kerja keras disebabkan
karena ester kolesterol harus dihidrolisa dan kolestrol diekstraksi. Tujuan ekstrsksi
ini mencegah adanya zat-zat pengganggu yang akan mempengaruhi hasil,
contohnya hemoglobin dan billirubin.
2. Metode Modifikasi Dari Reaksi Zank dan Modifikasi Dari Klungsoyr
Alkohol yang digunakan untuk mengendapkan protein dan membebaskan
alkohol dari esternya. Reaksi warna timbul dengan mereaksikan kolesterol dengan
ferichoride, warna yang timbul ditentukan secara fotometri / kalorimetri.
3. Metode CHOD-PAP
Kolesterol ditemukan setelah hidrolisa enzimatik dan oksidasi. Indikator
quinoneimine terbentuk dari hydrogen peroksida dan 4 aminianypyrine dengan
adanya phenol peroksidase.

4. Gula Darah
A. Pengertian
glukosa darah adalah gula yang terdapat dalam darah yang
terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan sebagai
glikogen di hati dan otot rangka. Glukosa darah normal yakni
>200gr/dl (joyce LeeFever, 2007)
B. Pemeriksaan Zat Gizi Spesifik
1. Glukosa darah sewaktu
Pemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu
sepanjang hari tanpa memperhatikan makanan terakhir yang
dimakan dan kondisi tubuh orang tersebut. (Depkes RI, 1999)
2. Glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan
Pemeriksaan glukosa darah puasa adalah pemeriksaan glukosa
yang dilakukan setelah pasien berpuasa selama 8-10 jam
normalnya >125gr/dl, sedangkan pemeriksaan glukosa 2 jam
setelah makan adalah pemeriksaan yang dilakukan 2 jam
dihitung setelah pasien menyelesaikan makan, kadar normalnya
145gr/dl (Depkes RI, 1999)
5. Asam Urat
A. Pengertian
Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai
(gout artritis). Selain osteoartritis, asam urat merupakan jenis

5
rematik artikuler terbanyak yang menyerang penduduk indonesia.
Penyakit ini merupakan gangguan metabolik karena asam urat
(uric acid) menumpuk dalam jaringan tubuh, yang kemudian
dibuang melalui urin. Pada kondisi gout,terdapat timbunan atau
defosit kristal asam urat didalam persendian (Wijayakusuma,
2006).
Kadar asam urat normal menurut tes enzimatik maksimum 7 mg/dl. Sedangkan
pada teknik biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila hasil pemeriksaan
menunjukkan kadar asam urat melampaui standar normal itu, penderita
dimungkinkan mengalami hiperurisemia. Kadar asam urat normal pada pria dan
perempuan berbeda. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3 7 mg/dl dan
pada perempuan 2,56 mg/dl. Kadar asam urat diatas normal disebut hiperurisemia
( Suherman, 2010).
B. Pemeriksaan Zat Gizi Spesifik
Pemeriksaan melalui laboratorium biokimia gizi dari sampel darah. Tetapi secara
umum pemerksaan asam urat dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1. Pemeriksaan holistik
Adalah pemeriksaan yang menyeluruh dimana pemeriksaan dilakukan dari kapan
mulai nyeri bagaimana bisa mucul nyeri di jalan atau di tempat selain itu dari
factor keturunan baru setelah itu diteggakan diagnose.
2. Pemeriksaan enzimatis
Adalah pemeriksaan asam urat dengan metode enzimatis dimana nilai normalnya
menurut nilai enzimatis maksimal 7mg%
3. Pemeriksaan dengan teknik biasa
Adalah kadar asam urat dimana menurut tes dengan teknik biasa maksimal 8mg
%.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan biokimia disebut juga cara laboratorium. Digunakan
untuk mendeteksi adanya defisiensi zat gizi pada kasus yang lebih
parah lagi, dimana dilakukan pemeriksaan dalam suatu bahan biopsi
sehingga dapat diketahui kadar zat gizi atau adanya simpanan di
jaringan yang paling sensitif terhadap deplesi, uji ini disebut uji biokimia
statis. Pemeriksaan biokiia termasuk pemeriksaan secara langsung.

6
DAFTAR PUSTAKA

http://e-journal.uajy.ac.id/5384/3/2BL01091.pdf
https://pemeriksaan+biokimia+adalah.pdf
http://asam urat.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=7973

Anda mungkin juga menyukai