Anda di halaman 1dari 47

Penentuan Satus Gizi (PSG)

secara BIOKIMIA
Dhuha Itsnanisa Adi

GENAP
2021/2022 BAHAN AJAR MATA KULIAH PENENTUAN STATUS GIZI
TUJUAN PEMBELAJARAN

Pengertian PSG Manfaat PSG Jenis, Prosedur dan


secara Biokimia secara Biokimia Parameter PSG secara
Biokimia

Keunggulan dan Praktik PSG sederhana


Kelemahan PSG secara (Pemeriksaan Hb)
Biokimia
PENGERTIAN
✓ PSG secara biokimia yaitu mengukur suatu zat gizi atau
metabolitnya dalam darah, feses, atau urin atau mengukur
berbagai komponen lain dalam darah dan jaringan lain yang
memiliki hubungan dengan status gizi.
✓ PSG secara biokimia merupakan suatu cara untuk
mendeteksi adanya defisiensi gizi subklinis dan untuk
mengkonfirmasi diagnosis klinis (PSG secara klinis) untuk
menentukan intervensi atau penaganan yang tepat (validasi
PSG secara klinis)
✓ Merupakan metode PSG secara langsung yang paling
objektif dalam penilaian status gizi/kesehatan
MANFAAT PSG secara BIOKIMIA
Mendeteksi adanya:
Penurunan cadangan zat gizi tubuh
Penurunan level zat gizi dalam cairan tubuh
Penurunan level fungsional jaringan
Penurunan aktivitas enzim atau mRNA beberapa
protein
JENIS PSG BIOKIMIA

01 Uji Biokimia Statis


Untuk mengukur zat gizi dalam cairan atau jaringan biologis
dan mengukur hasil metabolit zat gizi dalam urine

02 Uji Fungsional
Mengukur kadar atau level substansi kimia
yang merupakan hasil atau dampak yang
ditimbulkan dari defisiensi zat gizi spesifik
Uji Biokimia Statis
Dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran secara
keseluruhan dari zat gizi dalam tubuh atau mengukur jaringan
tempat penyimpanan zat gizi yang sensitif terhadap deplesi zat
gizi tersebut
.
Sampel/spesimen yang digunakan dalam metode ini adalah
darah. Spesimen lain yang dapat digunakan: Urine, Saliva, Air
Susu Ibu (ASI), Semen, Cairan amniotic, Rambut, Kuku, Kulit
Uji Biokimia Statis
Zat gizi yang dapat diukur dalam cairan jaringan:
• Selenium (dalam darah lengkap)
•Zink, cuprum, vitamin D 25-OHD (dalam plasma darah)
•Folat (dalam eritrosit)
•Vitamin C dan magnesium ( dalam leukosit)
•Vitamin A dan yodium (dalam ASI)
•Imunoglobulin A dan G (dalam saliva)

Zat gizi yang dapat diukur dalam jaringan


•Asam lemak dan Vitamin E (pada jaringan lemak), Vitamin A, zat
besi, vitamin E (pada hati), Kalsium dan zink (pada tulang), Zaink
dan selenium (pada rambut), Selenium (pada kuku)

Zat gizi yang dapat diukur dalam urine


•Vitamin B1, Vitamin B2, Vitamin C, Selenium, yodium
Pemeriksaan Darah
Darah Kapiler
✓Pada ujung jari, daun telinga,
tumit (bayi)
✓Jumlah: ± 0,2 – 1 ml
✓Dapat langsung dipipet

Darah Vena
✓pada vena cubiti (lengan)
✓plasma (+ antikoagulan)
✓serum (tanpa antikoagulan)
Pemeriksaan Urine
o Langsung atau dengan kateter
o Pada penyimpanan dapat ditambah pengawet (toluol,
timol)
o Dapat midstream/tidak
o Media yang baik utk tumbuh kuman

Pemeriksaan Feses
o Dapat mengetahui gangguan metabolisme zat gizi
(karbohidrat, lemak)
o Dapat mengetahui adanya infeksi
Rekomendasi Uji Biokimia Statis
untuk Mineral dan Trace Element
Rekomendasi Uji Biokimia
Statis untuk vItamin Larut Air,
Vitamin Larut lemak dan
Protein
Pemeriksaan laboratorium (PSG secara biokimia) pada zat
gizi spesifik dilakukan untuk menilai status gizi pada
masalah gizi di Indonesia yaitu Anemia Gizi Besi (AGB),
Kekurangan Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A
(KVA) dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY)
TAHAPAN ANEMIA GIZI BESI (AGB)
•Deplesi Besi
•Penurunan cadangan besi di hati, ditandai dengan rendahnya
Stage 1 serum feritin

•Iron Deficient erythropoiesis


•Ditandai dengan penurunan trasnferin dan sedikit Hb meski masih
Stage 2 dalam range normal

•Anemia Defisiensi Besi


Stage 3 •Penurunan hematokrit dan hemoglobin
PENILAIAN STATUS ZAT BESI PADA ANEMIA GIZI

1. HEMOGLOBIN
Senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Kandungan Hb yang
rendah mengindikasikan anemia.

Nilai Normal Hb
Nilai normal:
•Laki-laki : 14 – 18 g%
• Wanita : 12 – 16 g%
• Wanita hamil : 11 g%
PENILAIAN STATUS ZAT BESI PADA ANEMIA GIZI

2. HEMATOKRIT (Ht)
✓ Hematokrit adalah volume fraksi sel darah merah. (Packed cell
volume/PCV ).
✓ Pada defisiensi besi, hematokrit turun setelah pembentukan Hb
terganggu.
✓ Jadi pada kasus anemia sedang rendahnya HB berkorelasi
dengan hematokrit yang mendekati dibawah normal.
✓ Sensitivitasnya rendah karena baru terindentifkasi turun saat
third stage
✓ Spesifisitasnya rendah karena pengaruh beberapa faktor bias
selain karena rendahnya asupan besi
✓ Nilainya dipengaruhi usia dan jenis kelamin (sama dengan Hb)
✓ Metode pemeriksaan: EDTA anticoagulated blood
PENILAIAN STATUS ZAT BESI PADA ANEMIA GIZI

Nilai Normal Hematokrit

Menurut Wells
Laki-laki : 42-50%
Wanita : 40-48%
Menurut Hepler
Laki-laki : 40-54%
Wanita : 27-47%
PENILAIAN STATUS ZAT BESI PADA ANEMIA GIZI

5. Free Erytrocyte
3. Serum Feritin (SF) 4. Transferin Saturation (TS)
Protophorphyrin (FEP)
• Menilai status besi di hati • Menilai kadar Fe dalam • Menilai kecukupan Fe
• Normal: serum untuk pembentukan sel
• 90 µg/l (laki-laki • TS < 16%, pembentukan darah merah di sumsum
dewasa) sel-sel darah merah dalam tulang
• 30 µg/l (perempuan sumsum tulang berkurang • Normal : 35 -50 µg/dl RBC
dewasa) (defisiensi Fe) • FEP > 100 µg/dl
• SF < 12 µg/l (defisiensi Fe) (defisiensi Fe)
Kriteria Hb dan Feritin Plasma untuk Diagnosis Anemia
dan Defisiensi Zat Besi
Kriteria Hb dan Ht untuk Diagnosis Anemia

Source: WHO/UNICEF/UNU (2001); values used in Demographic and Health Surveys.


Metode Pemeriksaan Hemoglobin

❑Metode: sahli, cyanmethemogloblin, EDTA anticoagulated


blood, portable hemoglobin photometer, hemoCue,
❑HemoCue adalah salah satu metode yang sering digunakan
yang sistem kerjanya menggunakan baterai dan menggunakan
dry reagent (sodium azide) pada microcuvvette untuk
pemeriksaan arah langsung. Akurasi dan presisi hampir sama
dengan cyanmethemogloblin
Video Tutorial Pemeriksaan Hb dan Ht
Pemeriksaan Hb Metode Sahli
https://youtu.be/K64GRozYT4g

Pemeriksaan Hb Metode hemoCue


https://youtu.be/nQqEX-YGXcg

Pemeriksaan Hb Metode Cyanmethemoglobin


https://youtu.be/ERwEyMzifvg

Pemeriksaan Ht
https://youtu.be/HGAVhN8U_OI
Penilaian Status Protein
➢ Protein tubuh tersimpan di beberapa bagian, diantara:
Bagian Tubuh g/Kg

Muscle 22
Skeleton 20
Viscera and skin 18
Ekstraseluler 17
Fat 6
➢ Protein dikonsumsi tubuh dalam bentuk asam amino dan digunakan untuk sintesis
protein tubuh dan komponen nitrogen (kreatinin, nukleotida, hormone polipeptida spt
insulin, Growth Hormon (GH), glukagon, dll
➢ Kelebihan asam amino sebagai komponen nitrogen diekskresikan melalui urin dalam
bentuk urea dan keto acid.
➢ Nitrogen juga diekskresikan melalui feses, keringat, kulit, rambut dan kuku
Penilaian Status Protein pada KEP
o Pada masalah KEP, analisis biokimia yang dilakukan adalah
analisis terkait nilai protein tertentu dalam darah atau hasil
metabolit protein yang dikeluarkan bersama urine, yaitu:
o Kreatinin urine
o 3-methyl histidine
o Serum albumin, transferrin, transthyretin utk menilai
protein viseral
Creatinine Urine
oPengukuran menggunakan urin 24 jam
oPenilaian melalui pengukuran CHI (Creatinine Height Index)
o CHI = (kreatinin 24 jam/Kreatinin ideal bdskan TB) x 100%
o Klasifikasi:
o 5-15 % defisit ringan
o12-30% defisit sedang
o> 30% defisit berat
Ekskresi 3-Methylhistidine
oUntuk mengestimasi size dan turnover of skeletal muscle
protein mass
oPengukuran pada urin 24 jam
oMetode yang digunakan: ion exchange chromatography, High
Performance liquid chromatography (HPLC)
Serum Albumin

oKurang sensitif untuk mendiagnosis KEP. Karena jumlahnya yang


cukup besar ditubuh (cadangan di jaringan)
oSumber bias: gastrointestinal disease, renal disease, liver disease,
infeksi dan zinc depletion, traumatic injury, umur.
oMetode; dye-binding method with bromocresol green,
electrophoesis, immunonephelometry.
Status Gizi berdasarkan Nilai Prealbumin
Status Gizi Nilai Prealbumin µg/dl

Baik* 23,8±0,9
Gizi sedang* 16,5±0,8
Gizi Kurang* Marasmus** 12,4±1,0
Gizi Buruk* Marasmus-Kwashiorkor* 7,6±0,6

** 3,4±0,2
Kwashiorkor** 3,2±0,4

*Menurut Klasifikasi Waterlow


** Menurut klasifikasi Welcome
Klasifikasi Kadar Serum Protein dan Serum Albumin
Senyawa dan Satuan Umur Kriteria
(Tahun) Kurang Margin Cukup
Serum Albumin (g/100 ml) <1 - < 2,5 2,5+
1-5 - < 3,0 3,0+
6-16 - <3,5 3,5+
!6+ < 2,8 2,8-3,4 3,5+
Wanita hamil < 3,0 3,0-3,4 3,5+
Serum Protein <1 - < 5,0 5,0+
1-5 - < 5,5 5,5+
6-16 - < 6,0 6,0+
!6+ 6,0 6,0-6,4 6,5+
Wanita hamil 5,5 5,5-5,9 6,0+
Indikator Biokimia Status Vitamin A

1. Serum retinol
2. Serum retinol-binding protein
3. Serum retinyl ester
4. Serum carotenoids
5. Retinol pada ASI
Serum Retinol
✓ Faktor yang mempengaruhi serum retinol adalah: umur,
jenis kelamin, ras, rendahnya konsumsi lemak, KEP,
penyakit kronis (diare, campak, gagal ginjal kronis, HIV)
✓ Metode pengukuran: HPLC (High Performance Liqid
Chromatography), Fluorometric, Dried Blood Spot (DBS)
✓ Serum retinol merefleksikan cadangan vitamin di hati :
✓ Severely depleted ( < 0,07 µmol/g liver)
✓ Excessively high ( > 1,05 µmol/g liver
Serum Retinol Binding Protein (RBP)

✓ RBP adalah protein spesifik untuk mengangkut vitamin A


✓ Jenis RBP adalah 2: holo-RBP (jika berikatan dengan protein), Apo-RBP
(jika belum berikatan dengan protein)
✓ Pada kondisi defisiensi vitamin A di hati, RBP banyak ditemukan dalam
bentuk Apo-RBP
✓ Metode pemeriksaan: radioimmunoassay, rapid quantitative enzyme
immunoassay (EIA), HPLC, Nephelometry, Dried Blood Spot (DBS)
Indikator Pemeriksaan RBP
Serum RBP menurun seiring dengan menurunnya serum retinol
Kategori RBP Serum Retinol
Defisiensi vitamin A ≤ 0,48 µmol/L < 0,35 µmol/L
tingkat berat
Defisiensi vitaminA < 0,70 µmol/L . < 0,70 µmol/L
tingkat sedang
Serum Carotenoid

✓Komponen utama serum karotenoid adalah β carotene,


lycopene, dan beberapa hidroxilated carotenoids.
✓Serum karotenoid dipengaruhi oleh: umur, jenis
kelamin, konsumsi alkohol, kondisi fisiologis, BMI,
musim dan merokok.
✓Metode: HPLC combined with UV detection
Kadar Retinol dalam ASI
✓ Untuk mengukur status vitamin A ibu, terutama ibu menyusui.
✓ Retinol ASI dapat menggambarkan asupan dan cadangan vitamin
A yang tidak adekuat
✓ Selain itu juga sebagai indikator status vitamin A bayi yang disusui.
✓ Bentuk utama vitamin A di ASI adalah retinil palmitat (milk fat).
Konsentrasinya cukup tinggi pada kolostrum dan Asi peralihan (7-
21 hari). Setelah itu jumlahnya relatif stabil. Oleh karena itu,
pengukuran retinol ASI dilakukan pada bulan pertama post partum
Nilai Batasan Kadar Retinol pada ASI

✓ Nilai normal serum retinol 1,7 – 2,5 µmol/L


✓ Ibu mengalami defisiensi vitamin jika < 1,4 µmol/L
✓ WHO menetapkan ibu atau bayi yang disusui berisiko defisiensi
vitamin A jika serum retinol < 1,5 µmol/L
INDIKATOR BIOKIMIA GAKY

1. Iodium urine
2. Serum TSH hormone
3. Serum thyroglobulin
4. Serum T3 dan T4
Kadar Yodium dalam Urin
✓ Pengukuran kadar yodium dalam urin merupakan indikator yang
sering digunakan, karena:
✓ Lebih dari 90% yodium dalam tubuh akan diekskresikan lewat
urin.
✓ Urin lebih mudah diperoleh dilapangan daripada serum.
✓ Yodium dalam urin cenderung stabil.
✓ Lebih murah & mudah
Kadar Yodium dalam Urin
Indikator kecukupan yodium, jika yodium urine 100-199 µg/L

Median Value Severity


(µ/L)
< 20 Severe Iodine Deficiency Disoders (IDD)

20-49 Moderate IDD


50-99 Mild IDD
100-199 Optimal
200-299 Risk hipertiroidism
> 300 Risk of adverse health consequences
Thyroid Stimulating Hormone (TSH)
❑ Pada kondisi defisiensi yodium tingkat berat, kadar TSH naik
tajam. Namun pada orang dewasa, defisiensi yodium sedang
(berdasarkan yodium urine ) kadar TSH cenderung normal.
❑ Oleh karena itu, indikator TSH tidak cukup senstitif untuk
mengidentifikasi defisiensi yodium pada orang dewasa dan anak-
anak.
❑ TSH ini digunakan untuk mengidentifikasi defisiensi yodium pada
tingkat berat
❑ Metode pemeriksaan:
❑ Spesimen bisa berupa whole blood atau serum
❑ Metode : ELISA (enzyme-linked immunosorbent assay)
Serum Thyroglobulin
❑ Thyrogloblin adalah salah satu protein yang terkait langsung
dengan fungsi kelenjar tiroid
❑ Thyroglobulin sebagai indikator defisiensi yodium kronis (bulan )
berbeda dengan yodium urine yang sangat dipengaruhi konsumsi
sesaat.
❑ Thyroglobulin diproduksi saat intake yodium menurun. Jadi
korelasi antara serum thyroglobulin dengan yodium intake bersifat
berbanding terbalik
Serum Thyroglobulin
❑ Serum thyroglobulin dapat dijadikan indikator efek intervensi
(garam beryodium, suplementasi yodium, iodisasi air minum)
terhadap fungsi tiroid (indikator perubahan jangka pendek)
❑ Thyroglobulin menjadi indikator yang cukup sensitif untuk
mengindentifikasi defisiensi yodium pada daerah endemik berat.
Serum thyroglobulin meningkat terlebih dahulu sebelum TSH naik.
❑ Metode Pemeriksaan:
❑ Sandwich fluoroimmunometric
❑ Dried Blood Spot (DBS)
Kriteria Interpretasi

Kadar Serum Thyroglobulin Kriteria


< 10 µg/L Normal
10,0 – 19,9 µg/L Defisiensi ringan
20,0 – 39,9 µg/L Defisiensi sedang
≥ 40 µg/L Defisiensi berat
Serum Tiroksin dan Triiodotironin
❑ Tiroksin (T4) dan Triiodotironin (T3) adalah bentuk aktif dari
yodium dalam tubuh. Keberadaan T4 dan T3 ini dikontrol oleh
TSH.
❑ Ketika asupan yodium berkurang TSH menstimulasi produksi T4
dan T3 agar konsentrasinya tetap normal.
❑ Pada kondisi defisiensi, kadar T4 dan T3 cenderung rendah. Jadi
hubungan antara T3 dan T4 dengan yodium urine bersifat searah.
Namun berbanding terbalik dengan kadar TSH.
Serum Tiroksin dan Triiodotironin

❑Metode Radioimmunoassay
❑Spesimen: serum
❑Kriteria normal:
❑T4 : 58 -154 mmol/L
❑T3 : 1,0 – 3,4 mmol/L
Kelebihan PSG secara Biokimia

✓ Dapat mendeteksi defisiensi zat gizi lebih dini


✓ Lebih objektif karena menggunakan peralatan yang
sudah ditera dan dilakukan oleh tenaga ahli
✓ Dapat menunjang hasil pemeriksaan metode PSG yg lain
Kelemahan PSG secara Biokimia

✓ Hanya dilakukan setelah timbulnya gangguan metabolisme


✓ Membutuhkan biaya yang mahal
✓ Hanya dilakukan oleh tenaga ahli
✓ Kurang praktis di lapangan, krn pemeriksaan biasanya
dilakukan di lab
✓ Spesimen sulit didapatkan.
✓ Membutuhkan peralatan dan bahan lbh banyak
✓ Belum ada keseragaman nilai normal (cut-off point)
THANKS
Dhuha Itsnanisa Adi
Peminatan Gizi Kesehatan Masyarakat
Email Address : dhuha.Itsnanisa@unej.ac.id

Anda mungkin juga menyukai