secara BIOKIMIA
Dhuha Itsnanisa Adi
GENAP
2021/2022 BAHAN AJAR MATA KULIAH PENENTUAN STATUS GIZI
TUJUAN PEMBELAJARAN
02 Uji Fungsional
Mengukur kadar atau level substansi kimia
yang merupakan hasil atau dampak yang
ditimbulkan dari defisiensi zat gizi spesifik
Uji Biokimia Statis
Dapat dilakukan dengan melakukan pengukuran secara
keseluruhan dari zat gizi dalam tubuh atau mengukur jaringan
tempat penyimpanan zat gizi yang sensitif terhadap deplesi zat
gizi tersebut
.
Sampel/spesimen yang digunakan dalam metode ini adalah
darah. Spesimen lain yang dapat digunakan: Urine, Saliva, Air
Susu Ibu (ASI), Semen, Cairan amniotic, Rambut, Kuku, Kulit
Uji Biokimia Statis
Zat gizi yang dapat diukur dalam cairan jaringan:
• Selenium (dalam darah lengkap)
•Zink, cuprum, vitamin D 25-OHD (dalam plasma darah)
•Folat (dalam eritrosit)
•Vitamin C dan magnesium ( dalam leukosit)
•Vitamin A dan yodium (dalam ASI)
•Imunoglobulin A dan G (dalam saliva)
Darah Vena
✓pada vena cubiti (lengan)
✓plasma (+ antikoagulan)
✓serum (tanpa antikoagulan)
Pemeriksaan Urine
o Langsung atau dengan kateter
o Pada penyimpanan dapat ditambah pengawet (toluol,
timol)
o Dapat midstream/tidak
o Media yang baik utk tumbuh kuman
Pemeriksaan Feses
o Dapat mengetahui gangguan metabolisme zat gizi
(karbohidrat, lemak)
o Dapat mengetahui adanya infeksi
Rekomendasi Uji Biokimia Statis
untuk Mineral dan Trace Element
Rekomendasi Uji Biokimia
Statis untuk vItamin Larut Air,
Vitamin Larut lemak dan
Protein
Pemeriksaan laboratorium (PSG secara biokimia) pada zat
gizi spesifik dilakukan untuk menilai status gizi pada
masalah gizi di Indonesia yaitu Anemia Gizi Besi (AGB),
Kekurangan Energi Protein (KEP), Kurang Vitamin A
(KVA) dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY)
TAHAPAN ANEMIA GIZI BESI (AGB)
•Deplesi Besi
•Penurunan cadangan besi di hati, ditandai dengan rendahnya
Stage 1 serum feritin
1. HEMOGLOBIN
Senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Kandungan Hb yang
rendah mengindikasikan anemia.
Nilai Normal Hb
Nilai normal:
•Laki-laki : 14 – 18 g%
• Wanita : 12 – 16 g%
• Wanita hamil : 11 g%
PENILAIAN STATUS ZAT BESI PADA ANEMIA GIZI
2. HEMATOKRIT (Ht)
✓ Hematokrit adalah volume fraksi sel darah merah. (Packed cell
volume/PCV ).
✓ Pada defisiensi besi, hematokrit turun setelah pembentukan Hb
terganggu.
✓ Jadi pada kasus anemia sedang rendahnya HB berkorelasi
dengan hematokrit yang mendekati dibawah normal.
✓ Sensitivitasnya rendah karena baru terindentifkasi turun saat
third stage
✓ Spesifisitasnya rendah karena pengaruh beberapa faktor bias
selain karena rendahnya asupan besi
✓ Nilainya dipengaruhi usia dan jenis kelamin (sama dengan Hb)
✓ Metode pemeriksaan: EDTA anticoagulated blood
PENILAIAN STATUS ZAT BESI PADA ANEMIA GIZI
Menurut Wells
Laki-laki : 42-50%
Wanita : 40-48%
Menurut Hepler
Laki-laki : 40-54%
Wanita : 27-47%
PENILAIAN STATUS ZAT BESI PADA ANEMIA GIZI
5. Free Erytrocyte
3. Serum Feritin (SF) 4. Transferin Saturation (TS)
Protophorphyrin (FEP)
• Menilai status besi di hati • Menilai kadar Fe dalam • Menilai kecukupan Fe
• Normal: serum untuk pembentukan sel
• 90 µg/l (laki-laki • TS < 16%, pembentukan darah merah di sumsum
dewasa) sel-sel darah merah dalam tulang
• 30 µg/l (perempuan sumsum tulang berkurang • Normal : 35 -50 µg/dl RBC
dewasa) (defisiensi Fe) • FEP > 100 µg/dl
• SF < 12 µg/l (defisiensi Fe) (defisiensi Fe)
Kriteria Hb dan Feritin Plasma untuk Diagnosis Anemia
dan Defisiensi Zat Besi
Kriteria Hb dan Ht untuk Diagnosis Anemia
Pemeriksaan Ht
https://youtu.be/HGAVhN8U_OI
Penilaian Status Protein
➢ Protein tubuh tersimpan di beberapa bagian, diantara:
Bagian Tubuh g/Kg
Muscle 22
Skeleton 20
Viscera and skin 18
Ekstraseluler 17
Fat 6
➢ Protein dikonsumsi tubuh dalam bentuk asam amino dan digunakan untuk sintesis
protein tubuh dan komponen nitrogen (kreatinin, nukleotida, hormone polipeptida spt
insulin, Growth Hormon (GH), glukagon, dll
➢ Kelebihan asam amino sebagai komponen nitrogen diekskresikan melalui urin dalam
bentuk urea dan keto acid.
➢ Nitrogen juga diekskresikan melalui feses, keringat, kulit, rambut dan kuku
Penilaian Status Protein pada KEP
o Pada masalah KEP, analisis biokimia yang dilakukan adalah
analisis terkait nilai protein tertentu dalam darah atau hasil
metabolit protein yang dikeluarkan bersama urine, yaitu:
o Kreatinin urine
o 3-methyl histidine
o Serum albumin, transferrin, transthyretin utk menilai
protein viseral
Creatinine Urine
oPengukuran menggunakan urin 24 jam
oPenilaian melalui pengukuran CHI (Creatinine Height Index)
o CHI = (kreatinin 24 jam/Kreatinin ideal bdskan TB) x 100%
o Klasifikasi:
o 5-15 % defisit ringan
o12-30% defisit sedang
o> 30% defisit berat
Ekskresi 3-Methylhistidine
oUntuk mengestimasi size dan turnover of skeletal muscle
protein mass
oPengukuran pada urin 24 jam
oMetode yang digunakan: ion exchange chromatography, High
Performance liquid chromatography (HPLC)
Serum Albumin
Baik* 23,8±0,9
Gizi sedang* 16,5±0,8
Gizi Kurang* Marasmus** 12,4±1,0
Gizi Buruk* Marasmus-Kwashiorkor* 7,6±0,6
** 3,4±0,2
Kwashiorkor** 3,2±0,4
1. Serum retinol
2. Serum retinol-binding protein
3. Serum retinyl ester
4. Serum carotenoids
5. Retinol pada ASI
Serum Retinol
✓ Faktor yang mempengaruhi serum retinol adalah: umur,
jenis kelamin, ras, rendahnya konsumsi lemak, KEP,
penyakit kronis (diare, campak, gagal ginjal kronis, HIV)
✓ Metode pengukuran: HPLC (High Performance Liqid
Chromatography), Fluorometric, Dried Blood Spot (DBS)
✓ Serum retinol merefleksikan cadangan vitamin di hati :
✓ Severely depleted ( < 0,07 µmol/g liver)
✓ Excessively high ( > 1,05 µmol/g liver
Serum Retinol Binding Protein (RBP)
1. Iodium urine
2. Serum TSH hormone
3. Serum thyroglobulin
4. Serum T3 dan T4
Kadar Yodium dalam Urin
✓ Pengukuran kadar yodium dalam urin merupakan indikator yang
sering digunakan, karena:
✓ Lebih dari 90% yodium dalam tubuh akan diekskresikan lewat
urin.
✓ Urin lebih mudah diperoleh dilapangan daripada serum.
✓ Yodium dalam urin cenderung stabil.
✓ Lebih murah & mudah
Kadar Yodium dalam Urin
Indikator kecukupan yodium, jika yodium urine 100-199 µg/L
❑Metode Radioimmunoassay
❑Spesimen: serum
❑Kriteria normal:
❑T4 : 58 -154 mmol/L
❑T3 : 1,0 – 3,4 mmol/L
Kelebihan PSG secara Biokimia