Andra Vidyarini
Tim Pengakar Penilaian Status Gizi
Prodi Ilmu Gizi – FIKES
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
PENGUKURAN BIOKIMIA
• Penilaian biokimia merupakan salah satu metode dalam
penilaian status gizi yang bersifat langsung dan digunakan
menilai zat gizi mikro
• Penilaian status gizi secara biokimia disebut juga dengan metode
pemeriksaan laboratorium → mengukur kadar zat gizi di dalam
tubuh dan atau ekskresi tubuh kemudian dibandingan dengan
suatu nilai normatif yang sudah ditetapkan.
• Penilaian status gizi secara biokimia antara lain, yaitu: zat besi,
vitamin, protein, dan mineral
PENGUKURAN BIOKIMIA
• Masalah gizi di Indonesia antara lain: KEP, Anemia, KVA, dan GAKI
→ diperlukan pemeriksaan zat gizi spesifik yang bertujuan untuk
menilai status gizi.
• Masalah gizi yang akan dinilai secara laboratorium meliputi
a. Kurang Energi Protein (KEP)
b. Anemia Gizi Besi (AGB),
c. Kurang Vitamin A (KVA)
d. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI).
mendeteksi keadaan defisiensi zat gizi sub-klinikal,
artinya sudah mengalami kelainan biokimia namun tanpa
tanda-tanda atau gejala klinis → sering digunakan untuk
menggambarkan tahap awal dari suatu penyakit atau
kondisi, sebelum gejala terdeteksi oleh pemeriksaan klinis
atau pemeriksaan laboratorium
Pengukuran
Biokimia
a. untuk melengkapi metode lain dalam penilaian status
gizi, misalnya data penilaian konsumsi pangan, klinis
dan antropometri telah terkumpul
b. Mengidentifikasi masalah gizi yang spesifik
PENILAIAN STATUS GIZI
PROTEIN
Penilaian Status Protein
• Protein dalam darah memiliki beberapa peranan fisiologis :
a. Mengatur tekanan air dengan adanya tekanan osmosis dari
plasma protein
b. Sebagai cadangan tubuh
c. Mengontrol pendarahan (fibrinogen)
d. Tranport untuk zat gizi tertentu
e. Antibodi dari penyakit terutama dari gamma globulin
f. Mengatur aliran darah dalam membantu kerja jantung
Pemeriksaan status protein
• Protein merupakan komponen tubuh yang penting
• Tubuh akan kehilangan elemen struktur dan akan mempengaruhi
fungsinya
• Munculnya tanda & gejala dari defisiensi protein akan berbeda-beda
• Protein terdiri dari karbon, hydrogen dan nitrogen
• Akan dipengaruhi oleh asupan energi dan nitrogen yang tidak
adekuat
• Dasar pengukuran biokimia → perubahan total nitrogen tubuh dan
dilakukan dengan protein yang tersedia secara metabolis
• Penilaian status protein yaitu mengukur cadangan protein dalam tubuh, kadar
fibrinogen, transportasi zat gizi tertentu (ex. Fe), Albumin, aliran darah
• Albumin adalah fraksi protein yang sering dinilai. Globulin diperiksa berkaitan
dengan status imun
• Fibrinogen untuk pembekuan darah
• Penurunan serum protein bisa disebabkan sintesis protein dalam hepar yang
menurun
• Jenis protein yang menggambarkan status gizi seseorang antara lain
prealbumin, serum protein, dan serum Albumin.
• 3 fraksi protein, yaitu :
a. Albumin (kadar normal 3,5 – 5 g/100ml)
b. Globulin (kadar normal 1,5 – 3 g/100ml)
c. Fibrinogen (kadar normal 0,2 – 0,6 g/100ml)
Latar belakang
• Seorang laki-laki dewasa memiliki 10-13 kg protein, sebagian besar ada di otot (30-
50%)
• Beberapa protein tubuh berada pada jaringan otot sekitar 43% dan Sebagian kecil
berada pada jaringan viskeral.
• Tidak ada simpanan protein dalam tubuh yang tidak diperlukan
• Kekurangan asupan makanan jangka panjang atau pasien dengan penyakit kronis
dapat menyebabkan kehilangan masa otot
• Status protein
• Jangka pendek: kehilangan protein visceral
• Jangka panjang: kehilangan protein somatis
• Kadar serum protein dapat digunakan untuk mengukur status
protein.
• Penggunaan pengukuran status protein ini didasarkan pada
asumsi bahwa penurunan serum protein disebabkan oleh
penurunan produksi dalam hati.
Pemeriksaan kadar protein tubuh
• Pemeriksaan dibagi dalam 2 bagian pokok, yaitu penilaian terhadap
somatic protein dan visceral protein.
• Perbandingan somatic dan visceral di dalam tubuh antara 75% - 25%.
• Protein somatic : otot rangka
• Protein visceral : hati, ginjal, pancreas, jantung, eritrosit, granulosit dan
limfosit
Protein viskeral dibuat dari serum protein seperti eritrosit, glanulocit dan
limpocit. Glanulocit dan limfosit tersimpan pada jaringan organ misalnya
hati, ginjal, pankreas, dan jantung. Komponen lain yang besar dalam
tubuh ditemukan dalam ekstra seluler
komponen utama
protein tubuh
Protein visceral
• jaringan organ yang solid
seperti liver, ginjal,
pancreas, jantung dan
serum protein, eritrosit,
granulosit dan limfosit
• Indikator untuk defisiensi
jangka pendek
STATUS PROTEIN SOMATIK
Serum albumin
Ibu Hamil ≥ 4,0 g/dl 3,0 – 3,9 g/dl < 3,0 g/dl
Pengujian kadar serum albumin
• Cara pengujian kadar serum
1. Beri label pada tiap tabung, yaitu standar, pool, setiap subjek uji
2. Tambahkan 5,0 ml reagen biuret pada tiap tabung
3. Pada tabung kosong + 20 μl air destilasi. Pada tabung standar : + 20 μl lar
standar ; tabung referensi : + 20 μl serum referensi ; tabung pool : + 20 μl
serum pool ; pada masing2 subjek uji : + 20 μl serum uji
4. Campur tiap tabung secara merata, biarkan dalam ruang gelap posisi berdiri
± 2 menit
5. Tempatkan dalam spektrofotometer pada Panjang gelombang 600 mm dan
pindahkan masing2 isi tabung pada curvet
6. Atur titik 0 pada reagen blank
7. Baca dan catat
Serum Transferin
Serum transferin
Keseimbangan nitrogen
pemeriksaan lipid juga dapat dilakukan setelah puasa kesalahan pasca analitik 14%. Proses pra analitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
semalam dan juga 8 jam setelah minum kopi atau alkohol. pra-analitik ekstra laboratorium dan pra-analitik intra laboratorium. Proses-proses
Setelah serangan jantung, pembedahan, infeksi, cedera atau tersebut meliputi persiapan pasien, pengambilan spesimen, pengiriman spesimen ke
kecelakaan, sebaiknya menunggu sedikitnya 2 bulan agar laboratorium, penanganan spesimen, dan penyimpanan spesimen. Pada proses
hasilnya lebih akurat. Dalam melakukan pemeriksaan pemeriksaan yang melalui banyak tahapan, dapat pula memberikan kemungkinan
Kolesterol, HDL, LDL dan Trigliserida digunakan metode kesalahan yang terjadi lebih besar dibandingkan proses pemeriksaan yang lebih sedikit
enzimatik. Pada pemeriksaan HDL juga dapat menggunakan
tahapan yang dilalui (Djasang, 2017).
perhitungan friedewald.
CARA PEMERIKSAAN
Sampel pemeriksaan:
1. Tempat yang akan ditusuk dibersihkan dengan kapas alkohol 70% dan biarkan sampai kering. Jika memakai vena fossa cubiti; pasanglah
ikatan pembendung pada lengan atas dengan tujuan adanya statis vena.
2. Tegangkanlah kulit diatas vena itu dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak dapat bergerak.
3. Tusuklah vena yang terlihat dengan semprit sampai sampai ujung jarum masuk kedalam lumen vena.
4. Pembendung direnggang kan atau dilepaskan dan perlahan-lahan ditarik pengisap semprit sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat.
6. Mintalah kepada orang yang darahnya diambil supaya tempat tusukan ditekan selama beberapa menit dengan kapas tadi.
7. Darah dialirkan kedalam wadah atau tabung yang tersedia melalui dinding tabung.
Cara Kerja:
a. Pemeriksaan Kolesterol
Persiapan Sampel
Darah diambil dari vena dengan menggunakan spoit sebanyak 3 cc. Darah
dimasukkan kedalam tabung yang bersih dan kering tanpa antikoagulan. Kemudian
darah pada tabung dibiarkan membeku selama kurang lebih 15 menit kemudian
disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit untuk memperoleh serum.
Serum yang dihasilkan segera dipisahkan dari bekuannya.
Persiapan
sampel:
Darah diambil dari vena dengan menggunakan spoit sebnayak 3 cc. Darah
Nilai normal : Laki-
dimasukkan kedalam tabung yang bersih dan kering tanpa antikoagulan.
laki dan perempuan : 30 - 75
Kemudian darah pada tabung dibiarkan membeku selama kurang lebih 15 menit
mg/dl
kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit untuk
memperoleh serum. Serum yang dihasilkan segera dipisahkan dari bekuannya.
d. Pemeriksaan LDL
Kadar LDL kolesterol pada umumnya diestimasi dengan rumus yang disusun oleh Fridewald, Levy, dan Fredicson
sebagai berikut:
LDL = total kolesterol – (HDL + 1/5 trigliserida)
Jika kadar trigliserida diatas 400 mg/dl, kadar LDL tidak dapat diestimasi dengan rumus diatas, sehingga untuk
pasien dengan hipertrigliseridemia harus dilakukan pemeriksaan kolesterol yang dapat mendeteksi perubahan
kadar LDL kolesterol yang kecil. Untuk menghitung kadar LDL kolesterol terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
kadar kolesterol total, trigliserida, dan HDL kolesterol (Iman, 2001) dalam (Audina, 2016).
Darah diambil dari vena dengan menggunakan spoit sebanyak 3 cc. Darah dimasukkan
Persiapan kedalam tabung yang bersih dan kering tanpa antikoagulan. Kemudian darah pada tabung dibiarkan
Sampel membeku selama kurang lebih 15 menit kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama
15 menit untuk memperoleh serum.Serum yang dihasilkan segera dipisahkan dari bekuannya.