Anda di halaman 1dari 56

Pengukuran Biokimia –

Kadar Protein dan Lemak

Andra Vidyarini
Tim Pengakar Penilaian Status Gizi
Prodi Ilmu Gizi – FIKES
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka
PENGUKURAN BIOKIMIA
• Penilaian biokimia merupakan salah satu metode dalam
penilaian status gizi yang bersifat langsung dan digunakan
menilai zat gizi mikro
• Penilaian status gizi secara biokimia disebut juga dengan metode
pemeriksaan laboratorium → mengukur kadar zat gizi di dalam
tubuh dan atau ekskresi tubuh kemudian dibandingan dengan
suatu nilai normatif yang sudah ditetapkan.
• Penilaian status gizi secara biokimia antara lain, yaitu: zat besi,
vitamin, protein, dan mineral
PENGUKURAN BIOKIMIA

• Masalah gizi di Indonesia antara lain: KEP, Anemia, KVA, dan GAKI
→ diperlukan pemeriksaan zat gizi spesifik yang bertujuan untuk
menilai status gizi.
• Masalah gizi yang akan dinilai secara laboratorium meliputi
a. Kurang Energi Protein (KEP)
b. Anemia Gizi Besi (AGB),
c. Kurang Vitamin A (KVA)
d. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI).
mendeteksi keadaan defisiensi zat gizi sub-klinikal,
artinya sudah mengalami kelainan biokimia namun tanpa
tanda-tanda atau gejala klinis → sering digunakan untuk
menggambarkan tahap awal dari suatu penyakit atau
kondisi, sebelum gejala terdeteksi oleh pemeriksaan klinis
atau pemeriksaan laboratorium
Pengukuran
Biokimia
a. untuk melengkapi metode lain dalam penilaian status
gizi, misalnya data penilaian konsumsi pangan, klinis
dan antropometri telah terkumpul
b. Mengidentifikasi masalah gizi yang spesifik
PENILAIAN STATUS GIZI
PROTEIN
Penilaian Status Protein
• Protein dalam darah memiliki beberapa peranan fisiologis :
a. Mengatur tekanan air dengan adanya tekanan osmosis dari
plasma protein
b. Sebagai cadangan tubuh
c. Mengontrol pendarahan (fibrinogen)
d. Tranport untuk zat gizi tertentu
e. Antibodi dari penyakit terutama dari gamma globulin
f. Mengatur aliran darah dalam membantu kerja jantung
Pemeriksaan status protein
• Protein merupakan komponen tubuh yang penting
• Tubuh akan kehilangan elemen struktur dan akan mempengaruhi
fungsinya
• Munculnya tanda & gejala dari defisiensi protein akan berbeda-beda
• Protein terdiri dari karbon, hydrogen dan nitrogen
• Akan dipengaruhi oleh asupan energi dan nitrogen yang tidak
adekuat
• Dasar pengukuran biokimia → perubahan total nitrogen tubuh dan
dilakukan dengan protein yang tersedia secara metabolis
• Penilaian status protein yaitu mengukur cadangan protein dalam tubuh, kadar
fibrinogen, transportasi zat gizi tertentu (ex. Fe), Albumin, aliran darah
• Albumin adalah fraksi protein yang sering dinilai. Globulin diperiksa berkaitan
dengan status imun
• Fibrinogen untuk pembekuan darah
• Penurunan serum protein bisa disebabkan sintesis protein dalam hepar yang
menurun
• Jenis protein yang menggambarkan status gizi seseorang antara lain
prealbumin, serum protein, dan serum Albumin.
• 3 fraksi protein, yaitu :
a. Albumin (kadar normal 3,5 – 5 g/100ml)
b. Globulin (kadar normal 1,5 – 3 g/100ml)
c. Fibrinogen (kadar normal 0,2 – 0,6 g/100ml)
Latar belakang
• Seorang laki-laki dewasa memiliki 10-13 kg protein, sebagian besar ada di otot (30-
50%)
• Beberapa protein tubuh berada pada jaringan otot sekitar 43% dan Sebagian kecil
berada pada jaringan viskeral.
• Tidak ada simpanan protein dalam tubuh yang tidak diperlukan
• Kekurangan asupan makanan jangka panjang atau pasien dengan penyakit kronis
dapat menyebabkan kehilangan masa otot
• Status protein
• Jangka pendek: kehilangan protein visceral
• Jangka panjang: kehilangan protein somatis
• Kadar serum protein dapat digunakan untuk mengukur status
protein.
• Penggunaan pengukuran status protein ini didasarkan pada
asumsi bahwa penurunan serum protein disebabkan oleh
penurunan produksi dalam hati.
Pemeriksaan kadar protein tubuh
• Pemeriksaan dibagi dalam 2 bagian pokok, yaitu penilaian terhadap
somatic protein dan visceral protein.
• Perbandingan somatic dan visceral di dalam tubuh antara 75% - 25%.
• Protein somatic : otot rangka
• Protein visceral : hati, ginjal, pancreas, jantung, eritrosit, granulosit dan
limfosit
Protein viskeral dibuat dari serum protein seperti eritrosit, glanulocit dan
limpocit. Glanulocit dan limfosit tersimpan pada jaringan organ misalnya
hati, ginjal, pankreas, dan jantung. Komponen lain yang besar dalam
tubuh ditemukan dalam ekstra seluler
komponen utama
protein tubuh

protein somatic = Jaringan ikat


otot skeletal ekstrasel
•30-50% dari total •Terdiri dari struktur
protein tubuh protein non-selular
dari tulang rawan,
•Indikator untuk
fibrosa, jaringan
defisiensi jangka
rangka
panjang

Protein visceral
• jaringan organ yang solid
seperti liver, ginjal,
pancreas, jantung dan
serum protein, eritrosit,
granulosit dan limfosit
• Indikator untuk defisiensi
jangka pendek
STATUS PROTEIN SOMATIK

• Protein somatic → protein yang terdapat pada jaringan tubuh,


yaitu berupa otot atau jaringan lain
• Berguna untuk kekuatan dan daya tahan tubuh
• Cara mengukur kecukupan protein somatik:
a. Mengukur ekskresi urine kreatinin
b. Ekskresi 3 metil histidin
Ekskresi Urine Kreatinin

Ekskresi kreatinin pada urin

• Sampel: urin 24 jam


• Indeks dari masa otot
• 1 gr kreatinin → 18-20 gr FFM
• Asumsi : 98% kreatinin ada di otot rangka dengan diet
bebas kreatinin
Ekskresi Urine Kreatinin

• Kreatinin → pemecahan/katabolisme protein otot/jaringan


tubuh lalu dibuang melalui urine
• Katabolisme → asupan protein kurang
• Semakin tinggi kadar kreatinin dalam urine → tingkat
defisiensi protein parah
• Konsentrasi ekskresi urine kreatinin (mg) → diukur 24 jam →
diukur per cm luas tubuh dan Creatinin Height Index (CHI)
Ekskresi Urine Kreatinin

• CHI → membandingkan jumlah ekskresi kreatinin selama 24 jam dengan


ekskresi kreatinin normal 24 jam

𝐸𝑘𝑠𝑘𝑟𝑒𝑠𝑖 24 𝑗𝑎𝑚 𝑢𝑟𝑖𝑛𝑒 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑛𝑖𝑛 − 𝑒𝑘𝑠𝑘𝑟𝑒𝑠𝑖 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙


CHI % = X 100%
𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 24 𝑗𝑎𝑚 𝑒𝑘𝑠𝑘𝑟𝑒𝑠𝑖 𝑢𝑟𝑖𝑛𝑒 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑛𝑖𝑛

Defisiensi protein ringan : CHI antara 5 – 15%


Defisiensi protein sedang : CHI antara 15 – 30%
Defisiensi protein berat : CHI > 30%
Ekskresi 3 Metil Histidin (3MH)

Ekskresi 3-methyl histidine

• Untuk menilai ukuran masa protein otot rangka


• Ada di actin pada serat otot rangka dan myosin pada serat
putih
• Adanya ekskresi → pemecahan protein otot
Ekskresi 3 Metil Histidin (3MH)
• Hasil katabolisme protein aktin (jaringan tubuh) dan myosin (otot)
• 3MH tidak bisa dibentuk Kembali menjadi protein lain (jaringan tubuh) →
dibuang (urine)
• Batas ekskresi 3MH normal → dibawah 4,5% (> 4,5% → defisiensi protein)
• Kelemahan → 3MH dapat dipengaruhi konsumsi daging
→ Seseorang yang baru mengkonsumsi daging → 3MH meningkat
STATUS PROTEIN VISERAL
• Jenis protein yang terdapat dalam serum
• Protein serum yang dapat menggambarkan kecukupan protein tubuh :
a. Serum albumin (normal 3 – 5 g/kg BB)
b. Serum transferrin (normal < 0,1 g/kg BB)
c. Serum thyroxin binding prealbumin (TBPA) (normal 0,01 g/kg BB)
d. Serum Retinol binding protein (RBP) (nilai normal 0,002 g/kg BB)
Total Serum Protein

Serum protein total

• Indeks status protein yang tidak sensitif → tetap di batas


normal meski adanya pembatasan asupan protein
• Perubahan terlihat bila albumin (50-60%) juga berkurang
• Konsentrasi sangat rendah pada marasmus
Total Serum Protein

• Digunakan sebagai indeks protein visceral


• Batasan nilai total serum protein per desiliter darah
Umur Defisiensi Defisiensi Defisiensi Berat
Ringan Sedang
0 – 11 bulan ≥ 5,0 g/dl < 5,0 g/dl -
1 – 5 tahun ≥ 5,5 g/dl < 5,5 g/dl -
6 – 17 tahun ≥ 6,0 g/dl < 6,0 g/dl -
Dewasa ≥ 6,5 g/dl 6,0 – 6,4 g/dl < 6,0 g/dl
Ibu Hamil ≥ 6,0 g/dl 5,5 – 5,9 g/dl < 5,5 g/dl
Pengujian kadar serum protein
• Protein bereaksi dengan biuret → violet
• Cara pengujian kadar serum
1. Beri label pada tiap tabung, yaitu standar, pool, setiap subjek uji
2. Tambahkan 3,0 ml reagen biuret pada tiap tabung
3. Pada tabung standar : + 50 μl lar standar ; tabung referensi : + 50 μl serum referensi ;
tabung pool : + 50 μl serum pool ; pada masing2 subjek uji : + 50 μl serum uji
4. Campur tiap tabung secara merata, biarkan dalam ruang gelap posisi berdiri ± 10
menit
5. Tempatkan dalam spektrofotometer pada Panjang gelombang 555 mm. atur titik 0
dengan curvet reagen biuret sbg referensi kosong
6. Pindahkan masing-masing isi tabung pada cuvet
7. Baca dan catat
Serum Albumin

Serum albumin

• Merefleksikan perubahan yang terjadi pada ruang


intravaskuler
• Bukan indeks spesifik untuk perubahan jangka pendek →
simpanan yang luas dan waktu paruh yang panjang (17-21
hari)
• Nilai normal 3.5 sampai 5 g/dL, sangat rendah pada
kwashiorkor
Serum Albumin

• 50% total serum protein → albumin ( 3 – 5 g/kg BB)


• Konsentrasi albumin rendah → menggambarkan asupan protein makanan yang
baru dikonsumsi → masa hidup albumin 18 – 20 hari
• Penurunan konsentrasi albumin disebabkan :
a. Status hidrasi h. Kehamilan
b. Gangguan ginjal i. Diet rendah protein
c. Gangguan/penyakit hati j. Penyakit infeksi
d. Trauma k. Status zink rendah
e. Pascaoperasi l. Hipotiroid
f. Sepsis m. Penyakit saluran pencernaan
g. Edema
• Konsentrasi serum albumin rendah → anak menderita kurang gizi
• Penderita kwashiorkor → konsentrasi serum albumin rendah
• Penderita marasmus → konsentrasi serum albumin tidak mengalami perubahan
• Kadar serum albumin dalam darah
Umur Defisiensi Ringan Defisiensi Sedang Defisiensi Berat

0 – 11 bulan ≥ 2,5 g/dl < 2,5 g/dl -

1 – 5 tahun ≥ 3,0 g/dl < 3,0 g/dl < 2,8 g/dl

6 – 17 tahun ≥ 3,5 g/dl < 3,5 g/dl < 2,8 g/dl

Dewasa ≥ 3,5 g/dl 2,8 – 3,4 g/dl < 2,8 g/dl

Ibu Hamil ≥ 4,0 g/dl 3,0 – 3,9 g/dl < 3,0 g/dl
Pengujian kadar serum albumin
• Cara pengujian kadar serum
1. Beri label pada tiap tabung, yaitu standar, pool, setiap subjek uji
2. Tambahkan 5,0 ml reagen biuret pada tiap tabung
3. Pada tabung kosong + 20 μl air destilasi. Pada tabung standar : + 20 μl lar
standar ; tabung referensi : + 20 μl serum referensi ; tabung pool : + 20 μl
serum pool ; pada masing2 subjek uji : + 20 μl serum uji
4. Campur tiap tabung secara merata, biarkan dalam ruang gelap posisi berdiri
± 2 menit
5. Tempatkan dalam spektrofotometer pada Panjang gelombang 600 mm dan
pindahkan masing2 isi tabung pada curvet
6. Atur titik 0 pada reagen blank
7. Baca dan catat
Serum Transferin

Serum transferin

• protein untuk transpor besi → nilai normal 2-4 g/L


• Waktu paruh: 8 - 19 hari
• Bukan indikator yang baik bila ada defisiensi besi saat
kekurangan energi protein
Serum Transferin

• Merupakan serum protein beta globulin yang disintesis didalam


hati → untuk mengangkut zat besi (30 -40% transferin) → defisiensi
serum transferrin berarti kurang protein
• Setiap 1 mol trasnferin → 2 molekul zat besi
• Batasan serum transferrin normal → 200mg/dl
• Dikatakan defisiensi jika
a. Defisiensi Ringan : 150 – 200 mg/dl
b. Defisiensi Sedang : 100 – 150 mg/dl
c. Defisiensi Berat : < 100 mg
Serum RBP (Retinol Binding Protein)

Serum RBP (Retinol Binding Protein)

• Protein untuk transpor retinol → nilai normal 30-70


mg/L
• Sirkulasi protein yang paling kecil dan simpanan yang
sedikit
• Waktu paruh 12 jam
• Respon sangat cepat pada kekuranga energi dan
protein meski spesivitas sebagai indikator protein
rendah
Serum RBP

• Jenis protein yang bertugas membawa retinol (Vitamin A)


• Masa hidup (half life time) RBP cukup pendek → 12 jam
• Faktor penyebab rendahnya konsentrasi RBP : gagal ginjal
kronik, pasca operasi, penyakit hati, hipertiroid, asupan vitamin
A rendah, asupan zin rendah, asupan protein rendah
• Konsentrasi RBP → ukuran kecukupan retinol dan protein tubuh
• Penderita Marasmus → Konsentrasi RBP rendah
• Tingkat konsentrasi normal RBP : 2,6 – 2,7 mg/dl
Serum Thyroxine Binding Prealbumin
(Transthyretin)

Serum Thyroxine Binding Prealbumin


(Transthyretin)

• Menyimpan AA esensial dan merefleksikan asupan


protein akut
• Waktu paruh 2 hari, nilai normal 230-430 mg/dl
• Indikator yang sangat sensitif untuk kekurangan energi
protein
• Respon sangat cepat pada treatment gizi
Serum somatomedin-C (insulin like
growth factor-1)

Serum somatomedin-C (insulin like growth


factor-1)

• Sensitif pada perubahan protein akut


• Waktu paruh 12-15 jam
• Tidak dipengaruhi oleh variasi harian, stress dan aktifitas
fisik
• Sensitifitas dan spesivisitas sebagai biomarker masih
dalam konfirmasi
PERUBAHAN METABOLIK

• Perubahan metabolik yang terjadi pada jaringan tubuh →


indicator status protein
• Perubahan metabolic mencerminkan protein → nilai rasio
serum asam amino, serum insulin dan eksresi 3 hidroksi prolin
Rasio Serum Asam Amino

Rasio serum asam amino

• Pada anak normal NEAA:EAA=<2


• Pada anak dengan kwashiorkor NEAA:EAA = > 3
• Bukan indeks yang spesifik
Serum Asam Amino

• Rasio asam amino non essensial (NEAA) dibandingkan asam


amino essensial (EAA) → indicator kurang protein
• Rasio asam amino normal : dibawah 2
• Penderita kwashiorkor rasio NEAA : EAA → tinggi (diatas 3)
• Penderita Marasmus rasio NEAA : EAA → dibawah 2
Penilaian pada perubahan metabolik

Ekskresi 3-hydroxyproline pada urin


• Ekskresi dari produk kolagen
• Kadar rendah pada marasmus dan kwashiorkor
Ekskresi 3-hydroxyproline

• Ekskresi dari pemecahan jaringan ikat yang larut maupun tidak


larut dari jaringan lunak dan keras
• Lebih banyak terjadi pada penderita marasmus, kwashiorkor
dan marasmik – kwashiorkor
• Ekskresi 3-hydroxyproline diperoleh dari perbandingan
pengeluaran 3 hidroksiprolin 24 jam (mg) dibandingkan
pengeluaran kreatinin 24 jam (mg) →
a. Nilai normal : > 2,0
b. Defisiensi protein sedang : 1 – 2
c. Defisiensi berat :<1
Penilaian pada perubahan metabolic (2)

Keseimbangan nitrogen

• Mengukur batas status metabolisme protein, bukan status gizi


atau simpanan protein
• Asumsi dasarnya → asupan nitrogen yang adekuat mampu
untuk mengganti nitrogen yang dikeluarkan
• Defiensi energi → nitrogen banyak diekskresikan sebagai
protein karena protein dipecah untuk mengkompensasi
defisiensi energi
PENILAIAN STATUS GIZI
LEMAK
Profil Lipid Darah
• Profil lipida darah merupakan hasil tes darah yang dipunyai seseorang meliputi trigliserida,
kolesterol total dan berbagai macam lipoprotein
a. Trigliserida
• Trigliserida merupakan bentuk esterifikasi dari gliserol dengan asam lemak yang disimpan dalam
tubuh dengan konsentrasi energi yang tinggi
• Trigliserida mencapai hampir 95% dalam diet lemak
• Strukturnya terdiri dari trihidroksi alkohol yang diketahui sebagai gliserol yang terikat dengan 3
asam lemak
• Trigliserida dalam tubuh mempunyai: 1) cadangan energi, 2) mengisolasi suhu yang ekstrem, 3)
melindungi organ tubuh dari benturan, 4) membantu tubuh menggunakan karbohidrat dan
protein secara efisien.
Pemeriksaan Trigliserida
Penetapan trigliserida dilakukan dengan serum atau plasma.Baik serum maupun plasma harus
segera dipisahkan dari sel-sel darah dan disimpan dilemari es agar enzim-enzim tidak sempat
mengubah proporsi lipoprotein. Spesimen darah harus diperoleh setelah pasien berpuasa 8 jam-12 jam,
karena santapan baru akan menyebabkan peningkatan trigliserida sehingga akan di dapat kadar yang
tinggi (Audina, 2016).
Jika trigliserida meningkat maka risko terjadinya aterosklerosis juga tinggi. Selain itu,
peningkatan TG juga bisa karena keturuan DM, nefrosis, obstruk bilier dan penyakit metabolic
(Wirawati, 2018).

Nilai normal : Laki- laki dan perempuan : 36 – 165 mg/dl


b. Kolesterol total
• Bentuk kombinasi kolesterol dengan asam lemak adalah ester kolesteroid dan terdapat dalam lemak hewani
• Kolesterol merupakan komponen penting dalam membran sel dan merupakan prekurson hormone steroid dalam
kelenjar adrenal dan precursor asam-asam empedu dalam hati
• Kolesterol juga membantu tubuh dalam mengabsorbsi vitamin D dengan bantuan sinar ultraviolet
• Kolesterol selalu terikat dengan lemak
• Lemak jenuh meningkatkan sirkulasi jumlah kolesterol dalam darah sedangkan lemak tak jenuh ganda akan
menurunkan kolesterol
• Sebagian kolesterol tubuh berasal dari sintesis (kira-kira 1 gr/hr) sedang sekitar 0,3 gr/hr berasal dari makanan
• Kolesterol dibuang melalui 2 jalan utama: konversi menjadi asam empedu dan ekskresi sterol netral dalam feses.
• Kolesterol dalam makanan diserap dari usus dan bersama dengan lipid lain termasuk kolesterol yang disintesis
dalam usus, diinkorporasikan ke dalam chyclomicron dan VLDL
• Dari kolesterol yang diserap 80-90% di dalam getah bening diesterifikasi dengan asam lemak berantai panjang.
• Pada manusia kolesterol plasma adalah sekitar 200 mg/dl meningkat dengan bertambahnya umur walaupun
terdapat variasi besar di antara individu satu dengan lainnya
Cara Pemeriksaan LIPID

Pengukuran Profil Lipid


Pada perhitungan Friedewald dibutuhkan hasil pemeriksaan kolesterol,
Uji kolesterol atau disebut juga panel lipid / profil
trigliserida dan HDL-Chol untuk mendapatkan hasil LDL-Chol. Pada perhitungan
lipid, mengukur kadar lipid dalam darah. Pemeriksaan ini
friedewald melalui 3 tahapan pemeriksaan yaitu tahap pra analitik, analitik dan
memerlukan persiapan puasa mulai 12 jam sebelumnya
pasca analitik. Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan konstribusi
(tidak makan atau minum, kecuali air putih) (Djasang, 2017).
Menurut Selamet Suyono tahun 1993 dalam (Audina, 2016), sekitar 61% dari total kesalahan laboratorium,sementara kesalahan analitik 25%, dan

pemeriksaan lipid juga dapat dilakukan setelah puasa kesalahan pasca analitik 14%. Proses pra analitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
semalam dan juga 8 jam setelah minum kopi atau alkohol. pra-analitik ekstra laboratorium dan pra-analitik intra laboratorium. Proses-proses
Setelah serangan jantung, pembedahan, infeksi, cedera atau tersebut meliputi persiapan pasien, pengambilan spesimen, pengiriman spesimen ke
kecelakaan, sebaiknya menunggu sedikitnya 2 bulan agar laboratorium, penanganan spesimen, dan penyimpanan spesimen. Pada proses
hasilnya lebih akurat. Dalam melakukan pemeriksaan pemeriksaan yang melalui banyak tahapan, dapat pula memberikan kemungkinan
Kolesterol, HDL, LDL dan Trigliserida digunakan metode kesalahan yang terjadi lebih besar dibandingkan proses pemeriksaan yang lebih sedikit
enzimatik. Pada pemeriksaan HDL juga dapat menggunakan
tahapan yang dilalui (Djasang, 2017).
perhitungan friedewald.
CARA PEMERIKSAAN

Sampel pemeriksaan:

1. Tempat yang akan ditusuk dibersihkan dengan kapas alkohol 70% dan biarkan sampai kering. Jika memakai vena fossa cubiti; pasanglah
ikatan pembendung pada lengan atas dengan tujuan adanya statis vena.

2. Tegangkanlah kulit diatas vena itu dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak dapat bergerak.

3. Tusuklah vena yang terlihat dengan semprit sampai sampai ujung jarum masuk kedalam lumen vena.

4. Pembendung direnggang kan atau dilepaskan dan perlahan-lahan ditarik pengisap semprit sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat.

5. Taruhlah kapas kering diatas jarum dan tariklah semprit tersebut.

6. Mintalah kepada orang yang darahnya diambil supaya tempat tusukan ditekan selama beberapa menit dengan kapas tadi.

7. Darah dialirkan kedalam wadah atau tabung yang tersedia melalui dinding tabung.
Cara Kerja:
a. Pemeriksaan Kolesterol

Persiapan Sampel

Darah diambil dari vena dengan menggunakan spoit sebanyak 3 cc. Darah
dimasukkan kedalam tabung yang bersih dan kering tanpa antikoagulan. Kemudian
darah pada tabung dibiarkan membeku selama kurang lebih 15 menit kemudian
disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit untuk memperoleh serum.
Serum yang dihasilkan segera dipisahkan dari bekuannya.

Nilai normal Laki- laki dan perempuan : 140-200 mg/dl.


Prosedur kerja:
1. Dipipet sampel 100 µl ke dalam kuvet kemudian baca pada alat.
Keadaan Klinis
2. Dari menu utama ditekan Worklist. Ditekan Patient pada menu Worklist kemudian • Kolesterol meningkat akan
ditekan Add New untuk menambahkan jenis pemeriksaan.
terjadi berbagai penyakit
3. Mengisi data pasien pada bagian pada bagian patient demographic kemudian diisi pula
seperti hipotiroidisme,
sampel characteristic dan tentukan jenis parameter yang akan diperiksa.
4. Tekan tanda OK untuk validasi pemeriksaan yang diminta. Diletakkan sampel pada sindrom nefrotik, diabetes,
sampel rak sesuai dengan nomor pada sampel characteristic. alkoholisme, dan penyakit
5. Untuk meletakkan sampel pada saat alat sedang bekerja dapat dilakukan pada saat hati serta berhubungan
lampu sampel tray sudah berwarna hijau. dengan penyakit jantung
6. Jika ingin meletakkan sampel pada saat lampu masih berwarna merah, dapat dilakukan
koroner
dengan menekan tombol pause.
• Kolesterol menurun akan
7. Kemudian ditekan tombol Run untuk memulai pemeriksaan.
terjadi berbagai penyakit
seperti hipertiroidisme,
malnutrisi, luka bakar yang
berat (Wirawati, 2018).
Pemeriksaan HDL kolesterol dilakukan dengan serum atau plasma.Terlebih dahulu
c. Pemeriksaan HDL
serum ditambahkan suatu pereaksi untuk mengendapkan partikel-partikel
lipoprotein selain HDL. Selanjutnya supernatant yang diperoleh digunakan untuk
pemeriksaan kadar HDL. Kadar HDL kolesterol tidak sebanding dengan naik-
turunnya kadar kolesterol

Persiapan
sampel:
Darah diambil dari vena dengan menggunakan spoit sebnayak 3 cc. Darah
Nilai normal : Laki-
dimasukkan kedalam tabung yang bersih dan kering tanpa antikoagulan.
laki dan perempuan : 30 - 75
Kemudian darah pada tabung dibiarkan membeku selama kurang lebih 15 menit
mg/dl
kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit untuk
memperoleh serum. Serum yang dihasilkan segera dipisahkan dari bekuannya.
d. Pemeriksaan LDL
Kadar LDL kolesterol pada umumnya diestimasi dengan rumus yang disusun oleh Fridewald, Levy, dan Fredicson
sebagai berikut:
LDL = total kolesterol – (HDL + 1/5 trigliserida)
Jika kadar trigliserida diatas 400 mg/dl, kadar LDL tidak dapat diestimasi dengan rumus diatas, sehingga untuk
pasien dengan hipertrigliseridemia harus dilakukan pemeriksaan kolesterol yang dapat mendeteksi perubahan
kadar LDL kolesterol yang kecil. Untuk menghitung kadar LDL kolesterol terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan
kadar kolesterol total, trigliserida, dan HDL kolesterol (Iman, 2001) dalam (Audina, 2016).

Darah diambil dari vena dengan menggunakan spoit sebanyak 3 cc. Darah dimasukkan
Persiapan kedalam tabung yang bersih dan kering tanpa antikoagulan. Kemudian darah pada tabung dibiarkan
Sampel membeku selama kurang lebih 15 menit kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama
15 menit untuk memperoleh serum.Serum yang dihasilkan segera dipisahkan dari bekuannya.

Nilai normal : Laki- laki dan perempuan :


66- 178 mg/dl.
Lipoprotein
• Karena sifatnya yang tidak larut dalam air, agar lemak dapat diangkut dalam plasma
maka diikat oleh protein khususnya lipoprotein
• Lima golongan lipoprotein yang mempunyai peranan utama dalam transport dan
metabolisme lipid terdapat dalam plasma
1. chylomicron yang berasal dari penyerapan triasilgliserol di usus
2. VLDL (pre-β lipoprotein) yang berasal dari hati untuk ekspor triasilgliserol
3. LDL (β- lipoprotein) yang menunjukkan stadium akhir pada katabolisme VLDL dan
chylomicron
4. HDL (α- lipoprotein) yang terlibat dalam metabolisme VLDL dan chylomicron dan
juga metabolism kolesterol
5. asam lemak bebas (Free Fatty Acid) yang umumnya tidak diklasifikasikan dengan
lipoprotein plasma lain karena strukturnya berbeda, terdiri atas asam-asam lemak
rantai panjang yang berkaitan dengan albumin serum.
CholesterolLow Density Lipoprotein (LDC-C)

• Low density lipoprotein berfungsi untuk mengangkut sebagian besar


kolesterol dalam sirkulasi darah
• Tingginya LDL kolesterol sangat kuat dan positif berkaitan dengan
peningkatan risiko atherosclerosis
• LDL merupakan hasil pemecahan lipoprotein kepadatan sedang yang
kehilangan sebagian besar kandungan trigliserida dan Apo E-nya
• Kolesterol di dalam tubuh berasal dari makanan (kolestrol eksogen) dan
dibuat oleh hati (kolesterol endogen) berikatan dengan apoprotein B-
100 dalam remnant VLDL membentuk LDL
• LDL merupakan pengangkut kolesterol utama dari hati ke seluruh
jaringan ekstra-hepatik sebagai bahan baku pembentukan dinding sel
dan sumber biosintesis hormone steroid melalui mekanisme afinitas
spesifik tinggi reseptor apo –B-100/E.
High Density Lipoprotein Cholesterol (HDL-C)
• HDL-C merupakan jenis lipoprotein yang mengangkut kolesterol kembali ke dalam liver dari sel peripheral;
komposisinya yang terbanyak berupa protein
• Konsentrasi HDL-C mempunyai korelasi negatif dengan perkembangan risiko penyakit jantung
• Densitas HDL berkisar 1063-1210 g/l mempunyai mobilitas alpha, dan 50% terdiri dari protein.
• HDL dibentuk dalam liver dan usus halus dan bertanggung jawab untuk membawa 20-30% dari kolesterol total
• HDL-C kaya akan partikel protein sebagai media mengembalikan kolesterol dari jaringan ke liver.
• HDL dibentuk di hati dari trigliserida dan kolesterol dengan apoprotein A, B, C dan E sebagai bahan utama
• HDL membawa sedikit lemak dan protein sebagai wahana pengangkutan kolesterol dari sel-sel jaringan ke dalam
sel hepar untuk dikatabolisme dan dibuang sebagai asam empedu
• HDL sangat penting di dalam tubuh karena berfungsi : 1) mengangkut kelebihan kolesterol dari jaringan ekstra-
hepatik ke hati untuk dikatabolisme, 2) merupakan sumber apoprotein untuk metabolisme remnant VLDL dan
chylomicron, 3) dapat meningkatkan sintesa reseptor LDL, sehingga proses aterogenik terhambat, 4) merupakan
bahan baku sintesa prostasiklin yang penting sebagai antitrombosis.
Klasifikasi Lipida darah berdasarkan National Cholesterol Education Program
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai