BAB I
PENDAHULUAN
Urin atau air seni adalah cairan sisa yang di ekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang
molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjag a
homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung
Proses pembentukan urine beberapa tahapan, yaitu filtrasi glomeruler, reabsorspsi tubuler
dan sekresi tubuler. Filtrasi merupakan perpindahan cairan dari glomerulus ke tubulus melewati
membran filtrasi yang terdiri dari tiga lapisan yaitu sel endhotel glomerulus, membran basalis dan
epitel kapsula bowman. Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara kapiler glomerulus
dengan tubulus. Filtrasi menghasilkan ultrafiltrat yang mengandung air, garam anorganik,glukosa,
asam amino, urea, asam urat, kreatinin dan tidak mengandung sel darah merah. Reabsorpsi tubuler
adalah prpindahan cairan dari tubulus renalis ke kapiler peritubuler. Proses reabsorpsi bersifat
selektif tergantung kebutuhan tubuh pada senyawa yang terdapat pada ultrafiltrat. Glukosa
4. Zat-zat yang berlebihan dalam darah, seperti vitamin B, vitamin C dan obat-
obatan.(1)
Kreatinin merupakan produk penguraian keratin. Keratin disintesis di hati dan terdapat
dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat
(creatin phosphate, CP) suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP (adenosine
triphosphate) dari ADP kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi en zim
kreatin kinasec(reatin kinase, CK). Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah ke cil
diubah secara ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan di
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. 1. KREATININ
II. 1. 1. Definisi
Kreatinin adalah produk protein otot yang merupakan hasil akhir metabolisme otot yang
dilepaskan dari otot dengan kecepatan hampir konstan dan diekskresi dalam urin dengan kecepatan
yang sama. Kreatinin di ekskresikan oleh ginjal melalui kombinasi filtrasi dan sekresi,
konsentrasinya relative sama dalam plasma hari ke hari, kadar yang lebih besar dari nilai normal
mengisyaratkan adanya gangguan fungsi ginjal. Kreatinin adalah produk limbah kimia yang
berada dalam darah, limbah ini kemudian disaring oleh ginjal dan dibuang ke dalam urin. Kreatinin
merupakan produk sampingan dari kontraksi otot normal, dimana kreatinin terbuat dari creatine
yang merupakan pemasok energy untuk otot. Creatine adalah asam amino yang diproduksi oleh
hati, pankreas danginjal. Creatine juga bisa diperoleh dari luar tubuh yaitu dari sumber makanan
seperti ikan dan daging, otot-otot kita menyimpan creatine sebagai creatine phosphate, yang
merupakan sumber ATP, yang menyediakan energi. Ketika otot beristirahat, respirasi aerobic biasa
akan menyediakan energi yang cukup sehingga tidak memerlukan kreatin-phospat. Namun, ketika
otot-otot bekerja secara aktif, maka akan membutuhkan banyak &TP untuk energy dan
Kreatinin dalam darah berfungsi untuk memonitor fungsi ginjal. Selain itu,kreatinin juga
sering digunakan sebagai monitor pasien dengan konsumsi obat-obatan yang bersifat racun
based).(3)
4
Kreatinin dalam urin berasal dari filtrasi glomerulus dan sekresi oleh tubulus proksimal ginjal.
Berat molekulnya kecil sehingga dapat secara bebas masuk dalam filtrat glomerulus. Kreatinin yang
diekskresi dalam urin terutama berasal dari metabolisme kreatinin dalam otot sehingga jumlah kreatinin
dalam urin mencerminkan massa otot tubuh dan relatif stabil pada individu sehat. Kreatin terutama
ditemukan di jaringan otot (sampai dengan 94%). Kreatin dari otot diambil dari darah karena otot sendiri
tidak mampu mensintesis kreatin. Kreatin darah berasal dari makanan dan biosintesis yang melibatkan
berbagai organ terutama hati. Proses awal biosintesis kreatin berlangsung di ginjal yang melibatkan asam
amino arginin dan glisin. Menurut salah satu penelitian in vitro, kreatin secara hampir konstan akan
diubah menjadi kreatinin dalam jumlah 1,1% per hari. Kreatinin yang terbentuk ini kemudian akan
berdifusi keluar sel otot untuk kemudian diekskresi dalam urin. Pembentukan kreatinin dari kreatin
berlangsung secara konstan dan tidak ada mekanisme reuptake oleh tubuh, sehingga sebagian besar
kreatinin yang terbentuk dari otot diekskresi lewat ginjal sehingga ekskresi kreatinin dapat digunakan
untuk menggambarkan filtrasi glomerulus walaupun tidak 100% sama dengan ekskresi insulin yang
merupakan baku emas pemeriksaan laju filtrasi glomerulus. Meskipun demikian, sebagian 16% dari
5
kreatinin yang terbentuk dalam otot akan mengalami degradasi dan diubah kembali menjadi kreatin.
Sebagian kreatinin juga dibuanglewat jalur intestinal dan mengalami degradasi lebih lanjut oleh
kreatininase bakteri usus.Kreatininase bakteri akan mengubah kreatinin menjadi kreatin yang kemudian
akan masuk kembali ke darah (enteric cycling). Produk degradasi kreatinin lainnya ialah 1-metilhidantoin,
Metabolisme kreatinin dalam tubuh ini menyebabkan ekskresi kreatinin tidak benar-
benar konstan dan mencerminkan filtrasi glomerulus, walaupun pada orang sehat tanpa gangguan fungsi
ginjal, besarnya degradasi dan ekskresi ekstrarenal kreatinin ini minimal dan dapat diabaikan.(4)
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah,diantaranya adalah
2. Diet kaya daging meningkatkan kadar kreatinin sampai beberapa jam setelah makan.
6. Usia dan jenis kelamin pada orang tua kadar kreatinin lebih tinggi dari pada anak muda,
serta pada laki-laki kadar kreatinin lebih tinggi dari pada wanita.(4)
6
Wanita biasanya memiliki kadar kreatinin lebih rendah di bandingkan laki-laki karena
perempuan memiliki jaringan otot yang lebih sedikit. Perlu diketahui bahwa umumnya,
kadar kreatinin dalam darah tetap tidak berubah dari hari ke hari karena massa otot biasanya
tetap sama. Penggunaan obat-obatan tertentu, makan banyak daging atau latihan otot atau
olahraga lainnya dapat menyebabkan kadar kreatinin tinggi, bahkan pada mereka yang
tidak memiliki penyakit ginjal k ronis. Sedangkan sebaliknya, kadar kreatinin bisa
lebih rendah dari normal pada orang yang sudah lanjut usia, orang yang kekurangan gizi
atau vegetarian.(5)
Urine : 1 - 1,5mg/dL
Ada beberapa tes yang dapat mengukur kreatinin untuk membantu menentukan fungsi
ginjal.
Kreatinin adalah produk limbah dalam darah yang berasal dari aktifitas otot. Produk limbah
ini biasanya dibuang dari darah melalui ginjal, tapi ketika fungsi ginjal melambat, tingkat kreatinin
GFR. Jumlah kreatinin yang dikeluarkan seseorang setiap hari lebih bergantung pada massa otot
7
total daripada aktifitas otot atau tingkat metabolisme protein, walaupun keduanya juga
menimbulkan efek. Pembentukan kreatinin harian umumnya tetap, kecuali jika terjadi cedera fisik
yang berat atau penyakit degeneratif yang menyebabkan kerusakan masif pada otot.(5)
Prosedur ;
Jenis sampel untuk uji kreatinin darah adalah serum atau plasma heparin.
Kumpulkan 3 - 5ml sampel darah vena dalam tabung bertutup merah (plain tube) atau
Catat jenis obat yang dikonsumsi oleh penderita yang dapat meningkatkan kadar kreatinin
serum. Tidak ada pembatasan asupan makanan atau minuman, namun sebaiknya pada
Klirens suatu zat adalah volume plasma yang dibersihkan dari zat tersebut dalam waktu
tertentu. Klirens kreatinin dilaporkan dalam mL/menit dan dapat dikoreksi dengan luas permukaan
tubuh. Klirens kreatinin merupakan pengukuran GFR yang tidak absolut karena sebagian kecil
kreatinin direabsorpsi oleh tubulus ginjal dan sekitar 10% kreatinin urin disekresikan oleh tubulus.
Namun, pengukuran klirens kreatinin memberikan informasi mengenai perkiraan nilai GFR.(5)(6)(7)
8
Keterangan:
A adalah luas permukaan tubuh yang diukur dengan menggunakan tinggi dan berat tubuh. Luas
permukaan tubuh pasien bervariasi berdasarkan keadaan tertentu seperti obesitas ataupun anak-
anak.
Nilai rujukan:
untuk menentukan GFR. Perhitungannya tergantung pada kadar kreatinin serum dibandingkan
dengan kadar kreatinin urin yang diekskresikan dalam 24 jam. Pengumpulan bahan urin untuk
pemeriksaan GFR dilakukan dalam 24 jam. Wadah yang digunakan untuk pengumpulan urin
sebaiknya bersih, kering, dan bebas dari zat pengawet. Bahan urin yang dikumpulkan disimpan
dalam refrigerator selama pe-ngumpulan sebelum diperiksakan. Volume urin yang dikumpulkan
The National Kidney Foundation me-rekomendasi bahwa estimated GFR (eGFR) dapat
diperhitungkan sesuai dengan kreatinin serum. Perhitungan GFR berdasarkan kreatinin serum,
usia, ukuran tubuh, jenis kelamin, dan ras tanpa membutuhkan kadar kreatinin urin menggunakan
Klirens kreatinin merupakan pemeriksaan yang mengukur kadar kreatinin yang di-filtrasi
untuk mengukur GFR dengan meliputi empat variabel, yaitu kreatinin plasma, usia, jenis kelamin,
dan ras. Persamaan MDRD digunakan untuk mengukur estimated glomerular filtration rate
(eGFR), yaitu:(8)
Hasil dari persamaan ini diperhitungkan dengan permukaan tubuh (1,73 m2). Persamaan MDRD
cocok untuk pasien dewasa usia 18 tahun sampai dengan 70 tahun.(8)
10
NO
Stadium Penyakit Ginjal Kronik (PGK) GFR (mL/menit per luas permukaan tubuh 1,73 m2)
1.
Kerusakan ginjal (albuminuria, hematuria, atau ≥90
gambaran ginjal abnormal) dengan eGFR normal
2.
Kerusakan ginjal dengan disfungsi ginjal ringan 60-89
3.
PGK stadium menengah 30-59
4.
PGK stadium berat 15-29
5.
PGK stadium terminal (ESKD) <15
Kreatinin dapat diukur dari plasma, serum, atau urin. Bahan pemeriksaan yang hemolisis
dan ikterik harus dihindari jika menggunakan metode Jaffe. Bahan pemeriksaan yang lipemik
dapat mengganggu perubahan warna yang terjadi saat reaksi berlangsung. Tidak diperlukan puasa
Asam askorbat, glukosa, α-ketoacid, dan asam urat meningkatkan kadar kreatinin jika
menggunakan metode Jaffe karena perubahan warna yang dihasilkan semakin tua. Bilirubin
menurunkan kadar kreatinin pada pemeriksaan metode jaffe ataupun enzimatik. Asam askorbat
juga dapat mengganggu metode enzimatik yang menggunakan enzim peroksidase. Pada pasien
yang meminum antibiotik sefalosporin dapat menyebabkan pe-ningkatan kadar kreatinin palsu
pada metode Jaffe. Dopamine juga memberikan peningkatan palsu kadar kreatinin baik pada
BAB III
KESIMPULAN
Ginjal merupakan organ vital yang berfungsi untuk melakukan beberapa fungsi penting
dan mengevaluasi fungsi ginjal. Kreatinin klirens adalah salah satu penunjang untuk menegakkan
berlangsung secara konstan dan tidak ada mekanisme reuptake oleh tubuh, sehingga sebagian besar
kreatinin yang terbentuk dari otot diekskresi lewat ginjal. Ekskresi kreatinin dapat digunakan
untuk menggambarkan filtrasi glomerulus walaupun tidak 100% . Pemeriksaan kadar kreatinin
dalam darah merupakan salah satuparameter yang digunakan untuk menilai fungsi ginjal, karena
konsentrasi dalam plasma dan ekskresinya di urin dalam 24 jam relatif konstan. (8)(9)(11)
12
DAFTAR PUSTAKA
1. Henry, J.B. 2001. Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods. 20th
review.
4. Edmund L. Kidney function tests. Clinical chemistry and molecular diagnosis. 4 th ed.
5. Kara A. Renal function. Clinical chemistry. 6th ed. Philadephia: Wolters Kluwer; 2012.
6. Toussaint N. Screening for early chronic kidney disease. The CARI guidelines. Australia:
8. Weanen. New marker for kidney disease. Clinical Chemistry. 3rd ed. USA: Elsevier; 2002.
p.1375-89.
9. Myers G. Markers of renal function and cardiovascular disease risk. Cardiovascular. 2012:
43-50
10. Rosner M. Renal function testing. Am J Kidney Dis. 2006; 47: 174-83
LAPORAN KASUS
• Nama : Tn. B
• Umur : 64 tahun
• Pekerjaan : Pensiunan
• Agama : Islam
• Alamat : Medan
• Telaah : Hal ini dialami os sejak 2 bulan ini dan memberat dalam 3 hari ini. Batuk tidak
dipengaruhi dengan aktifitas dan cuaca. os juga mengeluh sakit dibagian dada kanan yang
dirasakan sejak 1 bulan ini. Nyeri dada seperti ditimpa (-), nyeri menjalar ke lengan (-).
• Riwayat Batuk (+) dialami os sejak 6 bulan, dahak (-), darah (-), Demam (-) keringat malam
(+), BB turun 15kg dalam waktu 2 bulan, nafsu makan menurun (+).
• Riwayat merokok (+) selama 20 thn (1bgks/hari). Beberapa hari yang lalu os di rawat di
RS dengan diagnose adenokarsinoma paru kanan
Vital sign
TD : 130/70 mmHg
Pols : 98 x/i
RR : 24x / i
Temp : 36,5º C
14
PEMERIKSAAN FISIK
Status Lokalisata :
Kepala
Mata : Konjunktiva palpebra inferior anemis (-), pupil isokor ki = ka, refleks
Thorak
Inspeksi : simetris
KIMIA KLINIK
GINJAL
Ureum mg/dL 17 18 - 55
KLIRENS KREATININ
Pengobatan :
HEMATOLOGI
DARAH LENGKAP
Hematokrit % 37 39 – 54
MCV fl 71 81 – 99
Hitung Jenis
• NRBC % 0.0
KIMIA KLINIK
HATI
AST/SGOT U/L 17 5 – 34
ALT/SGPT U/L 18 0 – 55
METABOLISME
KARBOHIDRAT
GINJAL
Ureum mg/dL 28 18 – 55
KLIRENS KREATININ
ELEKTROLIT
Pengobatan :
Kesimpulan
Malignant smear
Condong Adenocarsinoma
KESIMPULAN :
Dari laporan kasus diatas dapat kita lihat bahwa terjadinya penundaan kemo terapi di karenakan
Kreatinin klirens yang menurun.