Anda di halaman 1dari 20

PEMAKANAN HEWAN DALAM

MASA PERAWATAN
• Malnutrisi adalah suatu penyakit akibat kurangnya
atau tidak seimbangnya nutrisi yang berhubungan
dengan berkurang atau berlebihan nutrisi yang
masuk ke dalam tubuh os.
• Hewan dalam masa perawatan sering mengalami
malnutrisi sebagai akibat kurangnya pemasukan
makanan ke dalam tubuhnya.
• Akibatnya:
1. Penurunan kompetensi imun
2. Penurunan kemampuan mensintesa dan proses
perbaikan jaringan
3. Terjadi perubahan metabolisme (obat)
1. Menurunnya immunologi.
Ketidak seimbangan nutrisi menekan fungsi immune, akibatnya
terjadi peningkatan resiko penyakit, sebaliknya penyakit2 tertentu
mengubah beberapa kebutuhan nutrisi tubuh.
contoh: - immunodefisiensi sekunder akibat kurangnya asupan
protein.
- kurangnya respon immune system di berbagai aspek seperti:
sekresi produksi IgA, fagositosis, produksi cytokine dan antibody.
Selain itu defisiensi protein juga mengakibatkan terbatasnya
jumlah subtrat amino asid dan nukleotida yang dibutuhkan pada
proses proliferasi sel, akibatnya jumlah T lymphocytes dan sel
supresor menurun.

Malnutrisi juga menyebabkan penurunan fungsi immunologi sel2


lain, seperti penurunan fungsi sel makrofag dan penurunan
aktifitas ‘killer sel’.
2. Sintesa dan Proses Perbaikan Jaringan
Sintesa dan proses penyembuhan luka pada jaringan adalah
merupakan fungsi lokal dan keseluruhan status nutrisi tubuh.
Lokal: amino asid dan karbohidrat diperlukan untuk pembentukan
jaringan kolagen, fibroblas mensuplai energi untuk mensintesis
RNA dan DNA, ATP penting untuk anabolisme protein.
Migrasi dari fibroblas, epitel dan sel endotelial memerlukan energi
(dari nutrisi)

Hati memerlukan energi dan protein untuk mensintesa fibronectin


dan glukosa. Sumsum tulang juga membutuhkan nutrisi untuk
memproduksi platelet, leukosit dan monosit.
Transport komponen2 penting tsb dan juga oksigen ke daerah
luka memerlukan aktifitas otot organ respirasi dan jantung.

Oleh sebab itu, nutrisi yang tepat untuk sintesa jaringan lokal dan
penyembuhan luka sangat tergantung pada kecukupan nutrisi
tubuh secara keseluruhan.
3. Perubahan metabolisme obat
Suport nutrisi secara enteral dan parenteral oleh suatu produk
yang mengandung sedikit atau tidak ada sama sekali lipid dapat
meningkatkan konsentrasi dan aktifitas enzim hepatik CYP450
yang secara signifikan akan meningkatkan
pembersihan/pembuangan obat2an secara spesifik.

Defisiensi kalori protein akan menyebabkan menurunnya:


1. Biotransformasi hati terhadap antibiotik tertentu
2. Konsentrasi protein serum yang mengikat dan membawa obat ke
seluruh tubuh
3. Aliran darah ginjal, dimana terjadi penurunan daya eliminasi obat
dan meningkatkan kemungkinan over dosis obat.

Malnutrisi kalori protein akan merubah metabolisme normal dari


obat2 tertentu, akibatnya meningkat atau menurun efek
therapeutic walaupun diberikan pada dosis yang
direkomendasikan.
Factor Associated conditions Enteral recommendation Parenteral
recommendation
water Dehydration Correct dehydration with Recalculate or increase
parenteral fluid therapy I.V fluid rate if
before starting assisted dehydration occur
feeding
Edema
electrolytes Cardiac dysrhytmias Correct electrolyte Correct electrolyte
Muscle weakness obnormalities with fluid abnormalities with fluid
Hypo- or hyperkalemia therapy befor starting enteral therapy before starting
feeding parenteral feeding
Hypo- or hyperphosphatemia
Use food that contains
macrominerals
energy Weight loss If os not eating at least Provide at least RER
Depressed attitude resting energy requirement each day with parenteral
(RER) per os. feeding
By the 5th day >, os should
received 60-90% lipid
Protein Weight loss Provide essential and
Muscle wasting conditionally amino acid
dec,. Serum protein level
Depressed immune response
Poor wound healing
B comp Poor energy metabolism Use a food that is fortified Add B-comp vitamins to
vitamins Anorexia with B-comp vitamins parenteral feeding
solution
• PEMERIKSAAN HEWAN
Malnutrisi dapat dikenali pada pasien melalui
penggunaan protokol pemeriksaan nutrisi. Pemeriksaan
nutrisi membantu mengidentifikasi pasien2 yang
memerlukan makanan tambahan untuk menghindari
atau mengurangi defisiensi nutrisi dan komplikasi lain
yang berhubungan.

Protokol pemeriksaan nutrisi veteriner harus mencakup:


sejarah, pemeriksaan fisikal, pemeriksaan kondisi
tubuh dan tes laboratorium
Berat badan dan sejarah pemakanan, pemeriksaan
fisikal dan kondisi tubuh merupakan parameter yang
mudah untuk didapat. Sedangkan tes lab dan
immunologi yang berhubungan dengan status nutrisi
agak sulit dilakukan.
• Sejarah dan Pemeriksaan Fisikal
Semua pasien harus melalui pemeriksaan fisikal termasuk
penentuan berat badan yang akurat serta perkiraan kondisi
tubuhnya.

Perubahan berat badan harus ditampilkan: normal, biasa atau


optimal dengan menggunakan ukuran gram atau kilogram yang
hilang.

Kehilangan BB lebih dari 10% dalam seminggu memerlukan


pemeriksaan lanjutan. Sebagai referensi, BB yang berkurang
sebanyak 10-15% dalam bbrp hari diduga Os mengalami
masalah hydrasi dan harus dikoreksi baik dengan menggunakan
obat maupun fluid management (infus).

BB adalah suatu pengukuran yang objektif sedangkan kondisi


tubuh merupakan evaluasi yang lebih subjektif, sebab
berhubungan dengan lemak, otot dan tulang.
Penumpukan lemak mengindikasikan pengambilan energi
sebelum hewan sakit. Sedangkan penurunan/pengecilan otot
berhubungan dengan pengambilan protein yang tidak mencukupi
disebabkan massa otot skeletal mensuport sintesa protein saat
asupan nutrisi tidak mencukupi.

• Data Laboratorium dan Informasi Klinikal lainnya.


Data yang diperiksa: jumlah sel darah merah, Hb, urea nitrogen,
potassium, albumin dan konsentrasi total protein, penghitungan
jumlah sel darah putih dan limposit (penting untuk pasien
hydrasi).
Data lab seekor anjing yang mengalami kelaparan
selama 5 bulan
Test Hasil Angka Normal
Pemeriksaan
Complete blood cell count:
RBC (x 106/mm3) 2.73 4.62-8.3
HGB (g/dl) 6.5 11.6-20.6
HCT (%) 18.2 33.1-66.4
WBC (x 103/mm3) 3.4 4.8-16.2
Serum biochemistry profile:
Glucose (mg/dl) 172 65-110
Total protein (g/dl) 4.0 4.6-7.0
Albumin (g/dl) 2.1 2.6-4.2
Creatinin (mg/dl) 0.2 0.6-1.6

Urinalysis
pH 7.0 6.0-7.5
Ketones trace -
• Faktor-faktor Resiko
1. Status fisiologis
Jenis kelamin, status reproduksi, umur dan tingkat aktifitas
pasien sangat membantu evaluasi nutrisinya.

2. Sejarah malnutrisi
Hewan yg diberi makanan rumahan, vegetarian atau sejenis
makanan saja berada pada resiko terbesar mengalami ketidak
seimbangan nutrisi. Os tidak hanya mengalami malnutrisi
kalori protein tetapi juga beberapa vitamin dan mineral yang
tidak seimbang.
Pasien dengan sejarah mual, muntah dan diare juga beresiko
tinggi mengalami malnutrisi sebab pengambilan nutrisi
kemungkinan kurang dari kebutuhan optimal.
• Anorexia
yaitu hilangnya nafsu terhadap makanan sebelum kebutuhan
kalori terpenuhi. Anorexia terbagi 2, yaitu:
1. Parsial: bila hewan mengkonsumsi makanan tetapi kurang dari
jumlah normal pengambilan makanan hariannya.
2. Komplit/sempurna: bila hewan tidak mengkonsumsi makanan
selama masa yang tidak normal.

Rasa makanan merupakan hasil stimulasi kimia dari indera


perasa dan ujung saraf pada hidung, mulut dan tenggorokan.
Gangguan rasa biasanya terjadi sebab:
- Umur tua
- Kerusakan koneksi saraf sebab operasi atau kelukaan kepala
- Terhambatnya regenerasi sel2 epitelium indera perasa
- Modifikasi sel2 reseptor sbg hasil dari perubahan kronis
persekitaran lokal (misal: perubahan pada saliva) akibat obat2an
atau agen metabolik.
• Cachexia:
suatu status dari penyakit secara umum, malnutrisi dan disabiliti.
contoh: hilangnya protein perifer dan sentral dapat menyebabkan
gangguan anatomik dan fungsional pada seekor hewan. Efek2
tsb termasuk anemia, pengecilan otot dan penurunan fungsinya,
penurunan fungsi mekanik pulmo dan perubahan morfologi
intestin serta penghambatan kemampuan absorbsinya
Ada 2 cara/metode pemberian nutrien ke dalam tubuh yaitu:
1. Enteral
2. Parenteral

1. Enteral
Penyampaian makanan kepada pasien dengan menggunakan
beberapa bagian dari gastrointestinal tract. Pasien tidak dapat atau
tidak makan tapi dapat mencerna dan mengabsorbsi nutrisi dengan
usus kecil.
Kelebihan cara ini: simple, cepat, mudah, aman, lebih murah dan
merupakan metode yang bersifat fisiologis.

Metode enteral:
• Oral: blended pet food
• Nasophageal tube: liquid food
• Pharyngostomy/esophagostomy/gastrotomy tubes: blended pet food
• Jejunostomy tube: liquid food
• Pemilihan jenis makanan enteral: tube size, location with in the GI
tract, the availability n cost of products and clinician experience.
1. Makanan cair dan modul: monomeric n polymeric
2. Makanan hewan yang dihaluskan
3. Makanan bayi (manusia)

Skedul pemberian makanan scr enteral:


Biasanya disesuaikan dengan kemampuan os dalam
mentoleransi makanan tsb.
Makanan harus hangat (suhu ruang), tidak boleh lebih tinggi dari
suhu tubuh sebelum makan.
Harus diakhiri dengan pemberian air untuk membersihkan
saluran makanan dari residu yang tertinggal.
2. Parenteral
Pemberian makanan selain dari melalui GI tract.
Contoh: intra vena, intra muskular, sub kutan, intra osseous/intra
peritoneal.

TNA (total nutrient admixture): 1 fluid bag containing dextrose-lipid-


amino acids

Parenteral produk:
- Energi solution
- Protein solution
- Electrolit solution
- Vitamin solution
- Trace elemen solution
• Parenteral nutrisi dalam bentuk solution dengan osmolariti yang >
600 mOsm/L harus diberikan melalui vena sentral untuk
menghindari terjadinya thrombophlebitis.

• KOMBINASI ENTERAL DAN PARENTERAL


sumber infeksi yang mungkin terjadi dengan penggunaan cara
parenteral adalah berpindahnya bacteria usus disebabkan
perlukaan mucosa usus.
Kombinasi enteral dan parenteral sangat disarankan karena infus
enteral makanan cair dalam jumlah minimal sangat membantu
menjaga terjadinya kelukaan mucosa usus selama masa pemberian
nutrisi melalui cara parenteral.
• PENGULANGAN PEMERIKSAAN
Pengulangan pemeriksaan secara reguler merupakan langkah
penting dalam keberhasilan manajemen nutrisi pada hewan dalam
masa rawatan.

1. Monitoring Parameter
Pengambilan makanan atau pemberian makanan tambahan untuk
os dalam masa perawatan harus dipantau sekurang2nya setiap
hari.
BB dan kondisi tubuh os juga harus direcord setiap hari.
Pemeriksaan lab khususnya untuk os yang mengambil makanan
tambahan dilakukan secara rutin. Yang paling sering terjadi
perubahan pada tes lab sehubungan dengan pemberian nutrisi
adalah penurunan potasium serum dan level fosfat, peningkatan
glukosa serum dan trigliseridemia.
2 Perubahan Makanan
Os yang diberi makanan secara parenteral harus diubah secara
enteral sesegera mungkin berdasarkan kondisi pasien.

Anda mungkin juga menyukai