• Pharmakokinetics vs Pharmacodynamics
• Pharmacokinetis Pharmacodynamics
• Action of the body Action of the chemicals
on the chemicals on the body
• System : Absorption, System : Biological ligans
Distribution, metabolism or other targets or opther
and elimination(ADME) targets in the
biophase
• Output : concentration Output: Biological response
time relationship
Farmakokinetika didasari 3 fase :
• Fase Farmaseutik
• Fase Farmakokinetika
• Fase Farmakodinamika
Gambar 1. Proses yang terjadi dalam organisme setelah pemberian oral
Absorbsi
Ekskresi Biotransformasi
1. ABSORPSI
disentegration deaggregation
Granulates
Tablet or capsule Fine particles
or
Aggregates
Drug in solution
(in vitro or in vivo)
Absorption
Bentuk terikat
terikat
Molekul obat dalam darah Protein darah/albumin
Bentuk bebas
• Ruang plasma
• Ruang plasma dan ekstrasel sisa
• Ruang ekstrasel dan intra sel
BIOEKUIVALENSI
Metabolisme :
proses perombakan molekul obat oleh
organ-organ tubuh terutama hati
menjadi bentuk yang mudah
dikeluarkan /diekresikan dari tubuh
yang hasilnya disebut metabolit
METABOLISME Lanjutan
1. Filtrasi glomerulus
tara dengan 20% dari aliran plasma renal ( RPF=renal plasma flow) yang besar-nya
sekitar 600 ml/menit. Kelarutan lemak dan pH tidak mempengaruhi perjalanan obat ke
dalam filtrat glomerulus.
2. Sekresi tubulus proximalis
Molekul obat yang tidak masuk ke dalam filtrat
glomerulus akan meninggalkan glomerulus melalui
arteriole efferent yang cabang-cabangnya membentuk
plexus kapiler di sekitar lumen nephricus di dalam
tubulus proximalis.
Sekresi sebagian besar berlangsung dalam tubulus
proximalis. Sekresi ini berupa sistem transport aktif
karena membutuhkan energi. Pertama ditujukan untuk
anion-anion, seperti bentuk-bentuk deprotonasi asam
lemah dan kedua ditujukan untuk kation-kation seperti
bentuk-bentuk protonasi basa lemah.
0.5 Vd
t½ = ln = 0,693
TOTAL Clearance
Total body (sistemik) clearance (CLtotal) merupakan penjumlahan clearance dari berbagai
organ yang melakukan metabolisme dan eliminasi obat.
Ginjal merukan organ exresi utama, namun hati juga berkontribusi mengeliminasi obat
melalui metabolisme, atau melakukan exresi melalui empedu. Eliminasi melalui hati,
empedu, usus dan feses juga dapat membantu pasien yang mengalami gangguan fungsi
ginjal.
Sebagian obat juga diresorbsi melalui sirkulasi enterohepaticum sehingga memper-
panjang half lifenya.
Total clearance dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
CLtotal = CLhepatik + CLrenal + CLpulmonum + CLlain
Rumus di ataas kelihatan sederhana, namum kecil sekali kemungkinannya untuk dapat
menghitung seluruh clearance dari organ-organ lainnya.
Clearance total dapat dihitung dengan menggunakan rumus steady-state:
CLtotal = ke Vd
Vd dan half life
Paruh umur (hal life) obat berbanding terbalik dengan clearancenya dan secara
proporsional berhubungan langsung dengan volume distribusinya.
Vd
t½ = 0.693
CLtotal
Jika volume distribusi meningkat, maka half life obat bertambah panjang. Semakin be-
sar volume distribusi, maka semakin banyak obat berada di luar kompartemen plasma
sehingga tidak tersedia untuk exresi melalui ginjal atau untuk imetabolisme di hati.
1. Aliran plasma ginjal menurun, misalnya terdapat pada shock cardiogenik, gangguan
fungsi jantung atau hemorrhage.
2. Pemberian obat kedua yang dapat menggantikan ikatan obat pertama terhadap
albumin plasma yang mengakibatkan kenaikan volume distribusi obat.
3. Menurunnya rasio extraksi yang sering terjadi pada penderita sakit ginjal.
4. Menurunnya metabolisme, misalnya pada pemberian obat yang dapat menghambat
proses biotransformasi di hati, gangguan faal hati atau cirrhosis hati.